Anda di halaman 1dari 64

UNTAD

PERBANDINGAN LAMA PERAWATAN PASIEN COVID-19


YANG TELAH DIVAKSIN DAN BELUM DIVAKSIN DI RSUD
UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Kedokteran
Universitas Tadulako

CANDRA FABIANO
N 101 19 137

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perbandingan Lama Perawatan Pasien COVID-19


Yang
Telah Divaksin dan Belum Divaksin Di RSUD
UNDATA
Provinsi Sulawesi Tengah
Nama : Candra Fabiano
Stambuk : N 101 19 137
Disetujui Tanggal :

DEWAN PENGUJI
Ketua : dr. Muh. Nur Ikhsan
Liwang.Sp.PD ........................
Penguji 1 : Dr. dr. Ketut
Suarayasa,M.Kes ........................
Penguji 2 : dr. Muhammad Zainul
Ramadhan ........................

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako

Dr. dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes., Sp.OT., FISC., FAACT., M.H
NIP. 197803102010121001
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Palu, November 2022


Penulis,

Candra Fabiano
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini dengan judul “Perbandingan Lama Perawatan Pasien
COVID-19 Yang Telah Divaksin dan Belum Divaksin Di RSUD UNDATA
Provinsi Sulawesi Tengah”. Penyusunan dan penulisan skripsi ini merupakan
salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan penelitian maupun
penyusunan materi skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi berkat
dorongan semangat, dan bimbingan dari dosen pembimbing serta dukungan dari
berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz MP sebagai Rektor Universitas Tadulako.
2. Bapak Dr. dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes., Sp.OT., FISC.,FAACT., M.H
selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
3. Ibu Dr. dr Sumarni, M.Kes., Sp.GK selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
4. Ibu Dr. drg. Tri Setyawati, M.Sc. sebagai Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
5. Ibu Dr. drg. Elly Yane Bangkele, M.Kes sebagai Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
6. Ibu dr. Vera Diana Towidjojo, M.Sc. selaku Koordinator Program Studi
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.
7. Ibu dr. Yuli Fitriana, M. K. M sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang
telah setia membimbing dan memberikan nasehat-nasehat kepada Penulis
selama menempuh pendidikan.
8. Bapak dr. Muh. Nur Ikhsan Liwang.Sp.PD Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam proses membimbing serta memberi arahan dan
motivasi yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
9. Bapak Dr. dr Ketut Suarayasa,M.Kes Dosen Penguji I yang telah
membantu dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.
10. Bapak dr. Muhammad Zainul Ramadhan Dosen Penguji II yang telah
membantu dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.
11. Bapak/Ibu Dosen FK Universitas Tadulako yang telah banyak memberikan
Ilmu dan motivasi kepada penulis selama menjalani pendidikan.
12. Bapak/Ibu staf bagian akademik, tata usaha, skills lab dan tutorial FK
Universitas Tadulako.
13. Kedua orang tua yang sangat kusayangi dan kucintai Papa Ketut Mardana
dan Mama Made Wiastini, serta Nenek Tercinta Wayan Campling yang
selalu menjadi penyemangat bagi penulis. Segala Kasih sayang, Doa yang tak
henti-hentinya bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. Terimakasih
untuk semuanya itu. Semoga penulis dapat membalas semuanya itu dengan
selalu menjadi kebanggan untuk keluarga.
14. Kakak saya terkasih Luh Dita Yuliandina dan kakak tersayang Ade Vira
Ananda yang selalu memberi dukungan dan hiburan bagi penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Kepada saudara Muh. Alif Firdaus terimakasih banyak selalu membantu,
meberi saran, ide, dukungan dan semangat selama proses penelitian.
16. Saudara-saudariku tersayang “L19AMEN” yang sangat penulis sayangi.
Terima kasih banyak telah menjadi keluarga besar yang begitu hangat dan
penuh kasih sayang. Terima kasih telah berjuang sejak awal masuk hingga
saat ini. Semoga kita selalu kompak dan kesuksesan selalu menyertai kita
semua.
17. Saudara-saudariku tersayang “MEDU11A” yang sangat penulis sayangi.
Terima kasih banyak telah menjadi keluarga besar yang begitu hangat dan
penuh kasih sayang. Terima kasih sudah menemani suka dan duka sejak awal
masuk hingga saat ini. Semoga kita selalu kompak dan kesuksesan selalu
menyertai kita semua.
18. Kepada Teman-teman seperjuangan seperbimbingan skripsi (Annisa Nurul
Fadilla, Annisa Mangata, Fery Anugrah dan Alexander Sammuel) yang
telah bersama-sama melewati suka dan duka serta memberi semangat satu
sama lain selama penulisan skripsi.
19. Teman-teman “Sumur Bor” Vika Talita Purnayati Rampeau, Oxy
Zefania Doane Kristoper, Estefany Claudia Rantelangi, Gilbert Akbar
Tanriono, Bonaventura Frengky Fernando Salama, dan Philip Yoram
Rapar. Terimakasih atas persahabatannya yang luar biasa dan yang selalu
tidak pernah absen memberikan dukungan, motivasi dan doa dalam menjalani
masa-masa perkuliahan.
20. Sahabat-sahabat “FYTONI” Ince Gunawan Rahman, Michael Epafras
Hutasoit dan Monsal Pasapan terimakasih banyak atas dukungannya
selama ini yang sudah banyak membantu penulis.
21. Kepada Teman-teman “Radikal Bebas” Fadel Muhammad Kurniawan,
Agus Adi Gunawan, Tri Bagas Bimantara, Arif Fajar Rahmanda, Kemal
Abdullah dan Albertus Banda terimakasih karena selalu menghibur dan
membuat penulis merasa bahagia
22. Serta semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan
tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih
yang setinggi-tingginya.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan ini masih
jauh dari kesempurnaan sehingga masukkan berupa kritikan dan saran yang
bersifat membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palu, November 2022


Candra Fabiano
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................i

DAFTAR TABEL............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................2

A. Latar Belakang........................................................................................2

B. Rumusan Masalah...................................................................................4

C. Tujuan Penelitian.....................................................................................4

D. Manfaat Penelitian...................................................................................4

E. Keaslian Penelitian..................................................................................1

BAB II..............................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................6

A. Telaah Pustaka.........................................................................................6

B. Kerangka Teori........................................................................................19

C. Kerangka Konsep....................................................................................20

D. Hipotesis..................................................................................................20

E. Landasan Teori........................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................22

A. Desain Penelitian.....................................................................................22

B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................22

C. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................22

D. Variabel Penelitian..................................................................................24

E. Definisi Operasional................................................................................24

F. Instrumen Penelitian................................................................................24

i
G. Alur Penelitian.........................................................................................25

H. Pengolahan dan Analisis Data.................................................................25

I. Etika Penelitian.......................................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................28

A. Hasil Penelitian.......................................................................................28

1. Gambaran Lokasi Tempat Penelitian........................................................28

B. Pembahasan.............................................................................................32

BAB V..............................................................................................................39

PENUTUP........................................................................................................39

A. Kesimpulan..............................................................................................39

B. Saran 39

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................40

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...................................................................................4


Tabel 3.2 Definisi
Operasional...............................................................................23
Tabel 4.1 ................................................................................................................28
Tabel 4.2 ................................................................................................................30
Tabel 4.3 ................................................................................................................30
Tabel 4.4 ................................................................................................................31
Tabel 4.5 ................................................................................................................32

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Penelitian...................................................................19
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Penelitian...............................................................19
Gambar 3.1 Alur Penelitian....................................................................................24

iv
DAFTAR SINGKATAN

COVID-19 : Corona Virus Desease 2019


SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
CFR : Case Fatality Rate
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
WHO : World Health Organization
COVID-NET : COVID-19–Associated Hospitalization Surveillance Network
2019-nCoV : 2019 novel coronavirus
CSG : Coronaviridae Study Group
RNA : Ribonucleic Acid
Nm : nanometer
ICTV : International Committee on Taxonomy of Viruses
CVD : Penyakit Kardiovaskular
PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronis
HIV : human immunodeficiency virus
ACE2 : Angiotensin Converting Enzyme 2
ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome
ICU : Intensive Care Unit
TB : Tuberculosis
RNL : Rasio Neutrofil Limfosit
mRNA : messenger RNA
DNA : Deoxyribonucleic Acid
Ad5-nCoV : Adenovirus Type-5 SARS-CoV-2
KIPI : Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
SPSS : Statistical Product Service Solution

v
Perbandingan Lama Perawatan Pasien COVID-19 Yang Telah Divaksin dan
Belum Divaksin Di RSUD UNDATA Provinsi Sulawesi Tengah

Candra Fabiano*, Muh. Nur Ikhsan Liwang**, Ketut Suarayasa**, Muhammad


Zainul Ramadhan***
*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
** Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
ABSTRAK

Latar Belakang : Coronavirus Disease 19 (COVID-19) merupakan jenis virus


yang baru sehingga banyak orang yang tidak tahu dan tidak mengerti cara
penanggulangan virus tersebut. Saat ini, penyebaran Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dari manusia ke manusia adalah sumber
transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Vaksinisasi dapat
melindungi diri dari penyakit infeksi yang berbahaya hingga penyakit mematikan.
Berdasarkan World Health Organization (WHO), di tahun 2010-2015 setidaknya
hampir 10 juta angka kematian di dunia berhasil dicegah oleh vaksinisasi. Tingkat
rawat inap diantara pasien yang diidentifikasi melalui COVID-19–Associated
Hospitalization Surveillance Network (COVID-NET) selama periode 4 minggu
adalah 4,6 per 100.000 populasi. Angka tertinggi (13,8) di antara orang dewasa
berusia ≥ 65 tahun.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan


lama perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum vaksin di
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.

Metode : Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain


cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian menggunakan
rekam medis pasien. Analisis data dilakukan dengan uji statistik non parametrik,
yaitu uji Mann Whitney.

Hasil : Pada penelitian ini lama Perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin
memiliki lama perawatan tidak lama (98,04%). Lama Perawatan pasien COVID-
19 yang belum divaksin memiliki lama perawatan tidak lama juga (68,89%). Hasil
analisis didata terdapat perbedaan lama perawatan pasien COVID-19 yang telah
divaksin dan belum divaksin (p=0,000).

Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan antara status vaksin terhadap


lama perawatan pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah.

Kata Kunci : COVID-19, Sudah Vaksin, Belum Vaksin, Lama Perawatan

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona Virus Desease 2019 yang sering disingkat COVID-19 merupakan


jenis virus yang baru sehingga banyak orang yang tidak tahu dan tidak mengerti
cara penanggulangan virus tersebut. Gejala yang ditimbulkan COVID-19 hampir
menyerupai flu pada umumnya. Saat ini, penyebaran Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dari manusia ke manusia adalah sumber
transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. COVID-19 sekarang
menjadi permasalahan dunia yang serius dengan jumlah kasusnya yang selalu
mengalami peningkatan setiap harinya, menyerang semua orang tanpa
memandang usia maupun jenis kelamin dan sudah dikategorikan sebagai pandemi
global (Sari, 2020).
Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret
2020 dengan jumlah yang terus bertambah hingga sekarang. Sampai tanggal 10
Maret 2022, Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan 5.847.900 orang
telah terkonfirmasi COVID-19. Terdapat 151.414 kematian terkait COVID-19
yang dilaporkan dan 5.296.634 pasien telah pulih dari penyakit tersebut, dan
angka tersebut selalu mengalami peningkatan setiap harinya yang tersebar di 34
provinsi. Angka kematian tertinggi ditemukan pada pasien yang berusia 55-64
tahun. Pasien dengan usia lanjut atau memiliki penyakit bawaan diketahui lebih
berisiko untuk mengalami penyakit yang lebih parah. Usia lanjut pasien juga
diduga berhubungan dengan tingkat kematian (Hasibuan, 2022).
Laporan harian pada tanggal 17 Juli 2021 COVID-19 perkabupaten dan
Kota Provinsi Sulawesi Tengah yaitu jumlah komulatif kasus terkonfirmasi
positif sebanyak 16.541 dengan kasus tertinggi adalah kota Palu sebanyak
4.066. Kasus sembuh sebanyak 13.505 kasus dan meninggal sebanyak 466
kasus dengan Case Fatality Rate (CFR) 2,82%. Kasus COVID-19 di RSUD

2
Undata Provinsi Sulawesi Tengah baik yang suspek dan juga terkonfirmasi
positif periode April 2020 sampai dengan Maret 2021 sebanyak 561 kasus
(Saleh, 2021). Jumlah kasus yang terkonfirmasi di Sulawesi Tengah pada 3 Juli
2021 yaitu sebanyak 13.921 jiwa dan terdapat 5 wilayah yang menjadi zona
merah, yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo
Una-Una serta Kabupaten Morowali (Dinkes Palu, 2021).
Vaksinisasi dapat melindungi diri dari penyakit infeksi yang berbahaya
hingga penyakit mematikan. Berdasarkan World Health Organization (WHO), di
tahun 2010-2015 setidaknya hampir 10 juta angka kematian di dunia berhasil
dicegah oleh vaksinisasi. Adapun cara kerjanya dengan memberikan antigen
bakteri atau virus tertentu yang telah dilemahkan atau dimatikan yang kemudian
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk dapat mengetahui, menghancurkan,
dan mengingat benda asing. Sehingga tubuh dapat dengan mudah mengenali dan
mencegah benda asing yang akan masuk dan menyerang tubuh (Andriadi, 2021).
Data tingkat rawat inap pasien COVID-19 yang dirawat tanggal 1-28
Maret 2020 di Amerika Serikat yaitu dari 1.482 pasien yang dirawat di rumah
sakit dengan COVID-19, 74,5% berusia ≥ 50 tahun. Tingkat rawat inap diantara
pasien yang diidentifikasi melalui COVID-19–Associated Hospitalization
Surveillance Network (COVID-NET) selama periode 4 minggu adalah 4,6 per
100.000 populasi. Angka tertinggi (13,8) di antara orang dewasa berusia ≥ 65
tahun (Permatasari, 2021). Menurut penelitian (Karya, 2021) Lama rawat inap
berdasarkan derajat COVID-19 dimana pasien dengan derajat kritis memiliki
waktu rawat inap yang lebih singkat (nilai median 3,7 hari), hal ini dikarenakan
pasien pada derajat ini segera dirujuk ataupun meninggal saat perawatan di rumah
sakit. Pada pasien derajat sedang dan berat waktu rawat inap tidak jauh berbeda
dengan nilai median berkisar antara 11 hingga 12 hari (Karya, 2021).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbandingan lama perawatan pasien COVID-19 yang telah
divaksin dan belum vaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam


penelitian ini adalah “Bagaimana perbandingan lama perawatan pasien COVID-
19 yang telah divaksin dan belum vaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana perbandingan lama perawatan pasien
COVID-19 yang telah divaksin dan belum vaksin di RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah.
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui lama perawatan pasien COVID-19 yang telah


diberikan vaksin
b. Untuk mengetahui lama perawatan pasien COVID-19 yang belum
diberikan vaksin
c. Untuk membandingkan lama perawatan pada pasien COVID-19 yang
telah divaksin dan belum divaksin

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan mengenai lama perawatan pasien COVID-19
yang telah divaksin dan belum vaksin.
2. Bagi Akademik dan Klinisi
Sebagai sumber informasi bagi para praktisi kesehatan mengenai lama
perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum vaksin.
3. Bagi Masyarakat
Peneliti berharap dapat membantu Masyarakat untuk mengetahui lama
perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum vaksin.

4
E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang hampir mirip dengan penelitian ini adalah penelitian Gambaran Lama Hari Rawat Inap Pasien COVID-19
Berdasarkan Karakteristik Demografi, Klinis dan Hasil Laboratorium Pasien di Ruang Perawatan COVID-19 RSUDH. Boejasin
Pelaihari Tahun 2021. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu
pada penelitian ini peneliti ingin membandingkan Lama Perawatan pada pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum vaksin
yang dimana pada penelitian-penelitian sebelumnya belum pernah diteliti.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Tahun Peneliti Metode Hasil Perbedaan

1. Gambaran Lama Hari 2021 Theresia Penelitian Sebagian besar responden yang Penelitian ini memiliki
Rawat Inap Pasien Jamini observasional dirawat di ruang perawatan covid- perbedaan pada metode
Covid-19 Berdasarkan dengan 19 dalam penelitian ini lama penelitian dimana pada
Karakteristik rancangan rawat kurang dari 14 hari dengan penelitian ini menggunakan
Demografi, Klinis dan deskriptif jumlah 158 responden (76 %). metode penelitian deskriptif
Hasil Laboratorium retrospektif retrospektif
Pasien di Ruang
Perawatan Covid-19

4
RSUDH. Boejasin
Pelaihari Tahun 2021

2 Analisis perbandingan 2021 Lina Penelitian Pasien yang mendapatkan terapi Penelitian ini memiliki
lama rawat inap pasien Marliana, kuantitatif favipiravir memiliki rerata lama perbedaan karena pada
terdiagnosis covid-19 Leni perawatan lebih cepat yaitu 5 – penelitian ini menggunakan
antara pemberian Marliani 7 hari tergantung dari kategori terapi yang diberikan kepada
terapi usia. Pasien yang mendapatkan pasien
oseltamivirdengan terapi osetamivir memiliki rerata
favipiravir di rsud lama perawatan yaitu 8 –12 hari
r.syamsudin s.h tergantung dari kategori usia.
sukabumi periode mei
s.d juli 2021

3 Tingkat Kecemasan 2021 Retno Penelitian Ada Hubungan tingkat kecemasan Penelitian ini memiliki
dengan Lama Rawat Wulandari, kuantitatif pasien Covid 19 dengan lama perbedaan pada teknik
Inap Covid 19 Aisyah teknik rawat pasien di ruang rawat pengambilan sampel yang
Safitri, Sri penelitian inap covid 19 RSUD Kalideres dilakukan yaitu metode
Mintasih cross sectional Jakarta. accidental sampling

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. COVID-19
a. Definisi
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-
2. Wabah pneumonia virus yang belum diketahui dengan etiologinya
pertama kali diperkenalkan di Wuhan, Cina pada 12 Desember 2019.
Penelitian lebih lanjut mengindikasikan adanya coronavirus baru yang
cepat terisolasi, dan genomenya sudah berlanjut. World Health
Organization (WHO) menamai virus ini sebagai 2019 novel coronavirus
(2019-nCoV) dan namanya berganti Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) oleh Coronaviridae Study Group (CSG)
dari International Committee on Taxonomy of Viruses. Secara resmi,
COVID-19 menjadi nama dari penyakit yang diakibatkan virus tersebut
(Satria, 2020).
Coronavirus adalah virus Ribonucleic Acid (RNA) strain tunggal
positif, berkapsul, dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong dalam
ordo Nidovirates, keluarga Coronaviridae. Struktur coronavirus
membentuk struktur mirip kubus dengan protein S berlokasi di permukaan
virus. Protein S atau spike protein adalah salah satu protein antigen utama
virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini
berfungsi dalam penempelan dan masuknya virus ke dalam sel host
(interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang). Coronavirus sensitif
terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan
mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56° C selama 30 menit, eter,
alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing
agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan
virus (Ariza, 2021).

6
b. Epidemiologi
Pada tahun 2019 diakhir bulan Desember dilaporkan bahwa virus
jenis baru ditemukan di kota Wuhan, China. Dimana wabah dari virus
tersebut sangat cepat tersebar di seluruh dunia. Berdasarkan World Health
Organization (WHO) virus tersebut bernama SARS-CoV-2 atau Severe
Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2 dan penyakit dari virus ini
dikenal dengan nama Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 (Vani,
2022).
Di Indonesia dilaporkan oleh kementerian kesehatan republik
Indonesia, pada tanggal 17 September 2022 kasus yang terkonfirmasi
6.407.123 dan kasus yang sembuh 6.221.389, dengan kasus meninggal
157.884, kejadian untuk kasus aktif terbanyak pada provinsi Jabar
(Kemenkes, 2022).
c. Etiologi
Penyebab COVID-19 merupakan virus yang tergolong dalam family
coronavirus. Coronavirus adalah virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong dalam ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini bisa menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Coronavirus yang menjadi etiologi
COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, umumnya berbentuk
bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil
analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus
yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada
2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International
Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab
COVID-19 sebagai SARS-CoV-2 (Hasibuan, 2022).
d. Faktor Risiko

Faktor risiko adalah kondisi yang berhubungan dengan


kemungkinan suatu penyakit. Beberapa pasien memiliki kemungkinan
lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang sangat parah saat terinfeksi
COVID-19. Tingkat keparahan yang tinggi memungkinkan seseorang

7
memerlukan rawat inap, perawatan intensif, ventilator untuk membantu
pernapasan, bahkan lebih fatal menyebabkan kematian. Oleh karena itu,
bagi orang-orang yang berisiko tinggi, hal ini perlu menjadi perhatian dan
diharapkan dapat mengambil tindakan pencegahan diri dari tertularnya
penyakit COVID-19 ini (Permatasari, 2021).

i. Usia

Faktor usia erat kaitannya dengan COVID-19 karena orang yang


lanjut usia adanya proses degeneratif anatomi dan fisiologi tubuh
sehingga rentan terhadap penyakit, imunitas yang menurun, ditambah
seseorang yang mengidap penyakit penyerta akan menyebabkan kondisi
tubuhnya lemah sehingga mudah terinfeksi COVID-19. Selain itu faktor
usia yang lanjut menyebabkan kelalaian dalam menjaga protokol
COVID-19 sehingga meningkatkan risiko COVID-19 (Hidayani, 2020).

ii. Jenis Kelamin

Laki-laki lebih berisiko COVID-19 disebabkan oleh faktor


kromosom dan faktor hormon. Pada perempuan lebih terproteksi dari
COVID-19 dibandingkan laki-laki sebab memiliki kromosom x dan
hormon seks seperti progesteron yang memainkan peranan penting
dalam imunitas bawaan dan adaptif. Laki-laki kadang karena tuntutan
pekerjaan lebih sering keluar rumah dibandingkan perempuan sehingga
rentan penyakit ini. Selain itu perempuan biasanya lebih memiliki
tingkat pengetahuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki terutama
epidemiologi dan faktor risiko COVID-19 (Hidayani, 2020).
iii. Penyakit Komorbid
Penyakit penyerta atau penyakit bawaan yang sudah ada
sebelumnya, beberapa faktor komorbid yang paling sering ditemukan
pada pasien COVID-19, yakni:

a) Diabetes Mellitus
b) Hipertensi

8
c) Penyakit Kardiovaskular (CVD)
d) Kanker
e) Obesitas
f) Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
g) Asma
h) HIV
i) Penyakit ginjal
j) Penyakit Hati (Liberty, 2021).
iv. Riwayat Vaksin
Dalam pemberian vaksin perlu diperhatikan beberapa hal yakni
riwayat kesehatan sebelumnya, dan saat sekarang. Sangat penting
dilakukan sebelum pemberian vaksin kenapa dilakukan agar tidak
terjadi kecemasan yang berlebihan kepada seseorang yang menerima
vaksin. Dari beberapa artikel dijelaskan tentang survei vaksin ini
diberikan bertahap sesuai aturan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Bapak Presiden dimana telah membentuk tim nasional
percepatan pengembangan vaksin COVID- 19 (Fitriani, 2020).
v. Faktor lainnya
Lama perawatan kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor seperti usia, penyakit penyerta, kecepatan dalam melapor tanda
gejala dan lainnya. Hal ini berdampak pada berbagai aspek baik
terhadap pasien, perawat, dan fasilitas yang terdapat dirumah sakit itu
sendiri. Pasien yang terlalu lama dirawat berdampak pada kesulitan
dalam penempatan dan pemilahan karena ketersediaan alat dan
ruangan yang terbatas. Dampak lebih lanjut yang timbul akibat
keterbatasan ruangan adalah meningkatnya resiko infeksi
nosokomial. Peningkatan jumlah kasus ini dapat berdampak pada
meningkatnya kebutuhan untuk tempat perawatan serta alat-alat yang
mendukung penanganan kondisi pasien COVID-19 pada kondisi
perburukan (Jamini, 2021).

9
e. Manifestasi Klinis

Gejala klinis umum yang dialami pasien COVID-19, diantaranya


yaitu demam, batuk kering, dispnea, fatigue, nyeri otot, dan sakit kepala.
Gejala klinis yang paling sering terjadi pada pasien COVID-19 yaitu
demam (98%), batuk (76%), dan myalgia atau kelemahan (44%). Gejala
lain yang terdapat pada pasien, tapi tidak begitu sering ditemukan yaitu
produksi sputum (28%), sakit kepala 8%, batuk darah 5%, dan diare 3%.
Gejala klinis yang melibatkan saluran pencernaan juga dilaporkan.
Sebanyak 2,7% pasien mengalami sakit abdominal, 7,8% pasien
mengalami diare, 5,6% pasien mengalami mual dan/atau muntah (Fitriani,
2020).
f. Patogenesis
Virus dapat melewati membran mukosa, terutama mukosa nasal dan
laring, lalu memasuki paru-paru melalui traktus respiratorius. Selanjutnya,
virus akan menyerang organ target yang mengekspresikan Angiotensin
Converting Enzyme 2 (ACE2), seperti paru-paru, jantung, sistem renal dan
traktus gastrointestinal (Fitriani, 2020).
Periode inkubasi untuk COVID-19 antara 3-14 hari. Ditandai
dengan kadar leukosit dan limfosit yang masih normal atau sedikit
menurun, hingga pasien yang belum merasakan gejala. Selanjutnya, virus
mulai menyebar melewati aliran darah, terutama menuju ke organ yang
mengekspresikan ACE2 dan pasien mulai merasakan gejala ringan. Empat
sampai tujuh hari dari gejala awal, kondisi pasien mulai memburuk
ditandai dengan timbulnya sesak, menurunnya limfosit, dan perburukan
lesi di paru. Jika fase ini tidak teratasi, dapat terjadi Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS), sepsis, dan komplikasi lain. Tingkat
keparahan klinis berhubungan dengan usia (di atas 70 tahun), komorbiditas
seperti diabetes, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hipertensi, dan
obesitas (Fitriani, 2020).

10
2. Lama Perawatan Pasien COVID-19
Lama rawat pasien COVID-19 dengan atau tanpa gejala sekitar
<14 hari, dan pasien gejala sedang memiliki rata-rata lama perawatan sama
atau melebihi 14 hari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin berat gejala
maka semakin lama rata-rata perawatan pasien. Khusus pada gejala
berat dan kritis yang berbeda hasil sebab sudah masuk dalam perawatan
intensif, perawatan pada ruangan Intensive Care Unit (ICU) yang
memerlukan obat-obatan efek segera berupa sediaan injeksi, anestesi,
bantuan ventilator atau inhalasi, hingga penanganan dari dokter spesialis
anestesi, spesialis bedah, spesialis penyakit dalam dan spesialis lainnya yang
diperlukan berkontribusi pada perbedaan lama rawat pasien COVID-19
(Arief, 2021).
Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat memengaruhi lama rawat inap pasien COVID-19.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa usia, jenis kelamin, komorbiditas,
gejala klinis, dan parameter laboratorium merupakan faktor yang
berhubungan dengan lama rawat inap pasien COVID-19. Namun demikian,
penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap pasien
COVID-19 di Indonesia masih terbatas (Baihaqi, 2022).
Berdasarkan hasil penelitian ini (Baihaqi, 2022) menunjukkan bahwa
jenis kelamin yang dominan adalah laki-laki. Hasil ini sesuai dengan
penelitian lain di Indonesia dan beberapa negara lain yang menunjukkan
bahwa mayoritas pasien COVID-19 berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan,
hasil yang berbeda didapatkan pada studi Wu yang menunjukkan mayoritas
pasien berjenis kelamin perempuan. Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena
faktor kromosom X dan hormon seks yang ada pada wanita yang memainkan
peran protektif (melalui kekebalan bawaan dan adaptif) dalam kerentanan
terhadap infeksi virus. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap lama rawat inap
(Baihaqi, 2022).

11
Pada penelitian ini (Baihaqi, 2022) menunjukkan bahwa median usia
subjek adalah 48 tahun. Sedangkan beberapa penelitian lain memiliki median
usia yang beragam antara 36 tahun hingga 69 tahun. Keadaan ini dapat terjadi
karena kelompok usia yang lebih muda cenderung memiliki mobilitas yang
lebih tinggi dan lebih aktif dalam beraktivitas dibandingkan kelompok usia
yang lebih tua. Akibatnya, usia muda lebih mudah dan lebih banyak tertular
terutama jika tidak mematuhi protokol pengendalian COVID-19. Walaupun
demikian, hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia dengan lama rawat inap (Baihaqi, 2022).
Hasil penelitian ini (Baihaqi, 2022) menunjukkan bahwa manifestasi
klinis terbanyak pada pasien COVID-19 adalah batuk, demam, nyeri kepala,
dan malaise. Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian lainnya yang
menunjukkan bahwa batuk dan demam merupakan keluhan yang paling
sering. Menunjukkan bahwa kejadian demam berhubungan dengan lama
rawat inap yang memanjang. Hal ini bisa terjadi karena kejadian demam
berkaitan dengan terjadinya ARDS pada pasien COVID-19 dan demam
berkaitan dengan peningkatan derajat keparahan penyakit. Berdasarkan hasil
analisis bivariat penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan
antara batuk, nyeri kepala, malaise, sesak, anosmia, muntah, dan diare dengan
lama rawat inap (Baihaqi, 2022).
Berdasarkan hasil penelitian ini (Baihaqi, 2022) malaria sebagai
komorbiditas yang paling sering, diikuti asma, diabetes, hipertensi dan TB
paru. Hasil penelitian ini berbeda dengan berbagai penelitan lain yang
menunjukkan mayoritas komorbiditas utama pada pasien COVID-19 adalah
hipertensi, diabetes, atau penyakit kardiovaskular. Pasien COVID-19 dengan
komorbiditas tersebut memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan
dengan pasien yang tidak memiliki komorbiditas. Hasil pada penelitian ini
berbeda karena provinsi Papua masih merupakan daerah endemis malaria
(Baihaqi, 2022).
Berdasarkan hasil analisis bivariat, tidak ditemukan hubungan yang
signifikan antara hemoglobin dan leukosit dengan lama rawat inap. Hasil ini

12
berbeda dengan penelitian oleh Cetin, dkk. yang menunjukkan bahwa
penurunan hemoglobin berhubungan signifikan dengan peningkatan lama
rawat inap. Sedangkan penelitian oleh Chen, dkk. menyatakan bahwa ada
hubungan signifikan antara peningkatan leukosit dengan lama rawat inap
memanjang. Hasil yang berbeda ini mungkin bisa terjadi karena mayoritas
subjek pada penelitian ini memiliki hemoglobin dan leukosit yang normal,
yang mana peningkatan leukosit dan penurunan hemoglobin tidak terjadi pada
mayoritas subjek. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara trombosit dengan lama rawat inap, namun ketika dilanjutkan
dengan analisis multivariat, kadar trombosit menjadi tidak lagi signifikan.
Mekanisme trombositopenia ini mungkin terkait dengan penurunan produksi,
peningkatan konsumsi, dan penghancuran trombosit akibat infeksi SARS-
CoV-2 (Baihaqi, 2022).
Hasil analisis bivariat dan multivariat pada penelitian ini (Baihaqi,
2022) menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara RNL dengan
lama rawat inap. Hasil ini didukung dengan teori bahwa infeksi SARSCoV-2
dapat menyebabkan kerusakan limfosit sehingga terjadi penurunan jumlah
limfosit dan menyebabkan gangguan sistem imun. Peningkatan RNL terjadi
karena adanya peningkatan neutrofil disertai penurunan limfosit. Oleh karena
itu, RNL yang tinggi menunjukkan ketidakseimbangan respon inflamasi dan
dikaitkan dengan derajat inflamasi yang berat (Baihaqi, 2022).
3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi
kebal atau terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat
terpajang dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan, biasanya dengan pemberian vaksin. Vaksinasi
bertujuan untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit
tertentu sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Pandemi COVID-19
sejak tahun 2 Maret 2020 diumumkan kasus pertama di Indonesia telah
menyebar dengan cepat. Salah satu strategi penanggulangan bertujuan untuk

13
memperlambat dan menghentikan laju transmisi/penularan, dan menunda
penyebaran penularan. Vaksinasi COVID-19 merupakan bagian dari strategi
penanggulangan COVID-19. Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bertujuan
untuk melindungi masyarakat dari infeksi SARS-CoV-2 yang dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19 (Ritunga, 2021).
Indonesia melaksanakan vaksinasi COVID-19 sebagai bagian dari
strategi penanggulangan pandemi COVID-19. Upaya vaksinasi COVID-19
secara massal yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia
merupakan sebuah langkah positif dalam menekan angka pertumbuhan
pandemik. Vaksinasi dilaksanakan oleh pemerintah dalam empat tahapan
dengan mempertimbangkan ketersediaan dan waktu kedatangan (Ritunga,
2021).
Tahap pertama dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021.
Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap satu adalah tenaga kesehatan, asisten
tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani
pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada fasilitas pelayanan
kesehatan. Tahap kedua dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021.
Sasaran tahap dua adalah petugas pelayanan publik (tentara/kepolisian/aparat
hukum/petugas pelayanan publik) dan kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun).
Tahap ketiga dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022. Sasaran
tahap tiga adalah masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan
ekonomi. Tahap keempat dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022.
Sasaran tahap empat adalah masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya
dengan pendekatan kluster sesuai dengan ketersediaan vaksin (Ritunga,
2021).
Macam-macam Vaksin Pada COVID-19
a) Vaksin mati dan Vaksin yang dilemahkan
Vaksin mati dapat digunakan sebagai perlindungan dari virus dan
bakteri. Vaksin ini dibuat dengan melumpuhkan atau mematikan kuman
dalam proses pembuatannya. Vaksin hidup yang dilemahkan mengandung
virus atau bakteri yang hidup namun dilemahkan, sehingga tidak

14
menyebabkan penyakit serius pada orang yang sehat. Vaksin sel utuh yang
dimatikan atau vaksin hidup yang dilemahkan menghadirkan beberapa
komponen antigenik ke inang dan dengan demikian dapat berpotensi
menyebabkan beragam efek imunologis terhadap patogen (Dafiyanti,
2021).
Vaksin live attenuated vaccine, yaitu vaksin yang dibuat dari virus
yang masih hidup namun telah dilemahkan kapasitasnya. Vaksin dari
bahan ini memerlukan safety test yang ketat karena masih berpotensi
menimbulkan reaksi serius pada orang dengan kondisi tertentu. Sedangkan
vaksin inactivated vaccine, yaitu berasal dari virus yang telah dimatikan.
Vaksin jenis ini umumnya tidak sekuat live attenuated vaccine dan
karenanya harus diberikan lebih sering (Dafiyanti, 2021).
Vaksin sel mati atau imunisasi hidup terbatas merupakan
peningkatan vaksin tradisional dan telah diamati untuk dilindungi dan
layak dalam mencegah penyakit yang menyebabkan spesialis seperti flu
dan polio. Siklus imunisasi dimulai dengan keseimbangan in-vitro dan
pelepasan rantai infeksi SARS-COV2. Pemberian vaksin SARS-CoV2
yang diberikan oleh Sinovac dua kali secara intramuskular dengan standar
penolakan yang telah ditegaskan dan dipastikan mengidap COVID-19,
menghadapi penyakit ringan, sedang atau berat, terutama infeksi yang
tidak tertahankan atau berpotensi demam (suhu > 37,5 C menggunakan
senjata hangat), wanita yang sedang hamil, menyusui atau ingin hamil
selama jangka waktu inokulasi, memiliki latar belakang yang ditandai
dengan hipersensitivitas terhadap imunisasi atau salah satu zat dalam
antibodi dan respons yang sangat rentan terhadap imunisasi seperti
kemerahan, pembengkakan dan pembesaran dan darah masalah yang
kontraindikasi infus intramuskular (Dafiyanti, 2021).
b) Vaksin mRNA
Vaksin ini menunjukkan sel-sel kita bagaimana membuat protein
yang memicu reaksi aman dalam tubuh kita. Antibodi semacam ini
memiliki struktur genom yang dapat meningkatkan diri, menyebabkan

15
replikasi RNA yang luar biasa di sitosol. Meskipun demikian, keamanan
dan produktivitas imunisasi mRNA manusia masih belum jelas. Imunisasi
bet-basis mRNA secara efektif memicu inisiasi reaksi sel B dan
sitotoksisitas sel T. Sisi positif dari imunisasi mRNA ini digambarkan oleh
kurangnya koordinasi genom, reaksi yang meluas, pergantian peristiwa
yang cepat, dan pembentukan antigen multimerik (Dafiyanti, 2021).
c) Vaksin Subunit
Vaksin Subunit mencakup satu atau lebih antigen dengan
imunogenisitas kuat yang mampu menstimulasi sistem imun inang secara
efisien. Secara umum, jenis vaksin ini lebih aman dan lebih mudah untuk
diproduksi, tetapi seringkali penambahan bahan pembantu untuk
memperoleh respon imun protektif yang kuat. Sejauh ini, beberapa
lembaga telah memprakarsai program vaksin Subunit SARS-COV-2 dan
hampir semuanya menggunakan protein S sebagai antigen (Dafiyanti,
2021).
d) Vaksin DNA
Vaksin DNA adalah vaksin yang terdiri dari partikel DNA plasmid
yang mengkode setidaknya satu antigen. Imunisasi ini lebih baik daripada
vaksin mRNA dalam kekuatan komposisi dan penyampaian, namun
mereka harus mengkonsolidasikan inti yang dapat menyampaikan bahaya
koordinasi vektor dan perubahan genom inang. Jenis imunisasi DNA yang
sedang dibuat adalah Vaksin DNA Plasmid Protein CORVax — Spike (S)
yang telah memasuki tahap primer dan antibodi nCov yang telah
memasuki tahap ketiga dengan pemberian beberapa kali secara intraderma
(Dafiyanti, 2021).
e) Vaksin Berbasis Vektor Adenovirus Type-5 SARS-CoV-2 (Ad5-nCoV)
Imunisasi ini menggunakan vektor rekombinan adenovirus tipe 5
(Ad5) melalui spike glikoprotein dari rantai COVID-19. Imunisasi ini
terdiri dari tiga porsi dan memiliki beberapa efek samping seperti demam,
kelelahan, migrain, dan Otot berdenyut namun tidak mempengaruhi
penenma antibodi secara umum. Imunisasi ini memberikan protein

16
lonjakan dan difokuskan pada pusat getah bening untuk membuat antibodi
yang dapat melawan infeksi SARS-CoV-2 (Dafiyanti, 2021).
f) Vaksin Peptida Sintetis atau Epitop
Vaksin ini hanya mengandung fragmen antigen utuh tertentu dan
biasanya dibuat dengan teknis sintetis kimia. Mereka lebih mudah dalam
persiapan dan kontrol kualitas. Namun, berat molekul rendah dan
kompleksitas struktural dari vaksin ini biasanya menghasilkan
imunogenisitas yang rendah, sehingga modifikasi struktural, sistem
pengiriman, dan bahan pembantu juga diperlukan dalam formulasi
(Dafiyanti, 2021).
4. Pasien Yang Telah Divaksin
Vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) sistem imun di dalam tubuh. Vaksinasi
sebagai upaya pencegahan primer yang sangat handal mencegah penyakit
yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Dengan prosedur vaksinasi yang benar
diharapkan akan diperoleh kekebalan yang optimal, penyuntikan yang aman
dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang minimal (Rifaldi, 2021).
Sebenarnya, sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit bisa
terbentuk secara alami Saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri
penyebabnya. Namun, infeksi virus Corona memiliki risiko kematian dan
daya tular yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan cara lain untuk
membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu vaksinasi (Rifaldi, 2021).
Adapun manfaat vaksinasi COVID-19 adalah sebagai berikut:

a. Vaksin ini dapat mencegah pasien untuk mengalami gejala yang parah
bila terkena COVID-19
b. Bila pasien divaksin, maka pasien melindungi orang-orang di
sekelilingnya, terutama orang-orang yang memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk menderita penyakit parah akibat COVID-19.
c. Vaksinasi COVID-19 merupakan cara yang lebih aman untuk membantu
membangun daya tahan tubuh.

17
d. Vaksinasi COVID-19 merupakan satu alat penting untuk membantu
menghentikan pandemi
e. Vaksin COVID-19 aman dan efektif
f. Tidak ada satupun vaksin COVID-19 yang dapat menyebabkan pasien
menjadi menderita COVID-19 (Fajar, 2022).

5. Pasien Yang Belum Divaksin


Keberhasilan vaksin COVID-19 yang aman dan mujarab akan
bergantung pada penyerapan, jika ada individu yang enggan atau tidak mau
diimunisasi, penyerapannya akan dibatasi. Rendahnya niat di vaksinasi dapat
dipahami dalam konsep keraguan, perilaku, penundaan dalam penerima atau
penolakan vaksin meskipun tersedia layanan vaksin, ada kontinum dari
penerimaan hingga penolakan semua vaksin, dengan keraguan vaksin yang
dianggap berada di antara dua kutub, dan potensi pariasi dalam individu dan
sikap vaksinasi untuk penyakit yang berbeda (Bratha, 2022).
Masyarakat menyelidiki permintaan dan keraguan vaksin dengan
menilai niat untuk memvaksinasi COVID-19 dan kesediaan untuk membayar.
Kami menemukan bahwa sebagian besar masyarakat di Cina memiliki mat
pasti untuk menerima vaksin COVID-19; proposi yang lebih tinggi
menunjukkan kemungkinan niat. Manfaat dan hambatan yang dirasakan
untuk vaksinasi (yaitu kemanjuran vaksin dan masalah efek samping) dari
konstruksi modal keyakinan kesehatan adalah predictor signifikan dari niat
vaksinasi dan penolakan masyarakat (Bratha, 2022).
Sekelompok masyarakat menolak akan adanya program vaksinasi
memilih berbagai latar belakang alasan kekawatiran kesehatan, yang mana
sekelompok masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda. dikarenakan
adanya kekhawatiran akan meningkatnya jumlah kematian atau kematian
korban dari vaksin. Penolakan tersebut muncul dikarenakan adanya keraguan
sifat kehalalan vaksin tersebut. Beberapa vaksin tersebut mengandung unsur
babi yang secara otomatis membuatnya jadi haram (Bratha, 2022).
Masyarakat umumnya juga mengalami masalah psikologis dengan
menghadapi COVID-19, yang mana masalah kecemasan yang dialami

18
masyarakat dengan semakin menyebar informasi-informasi tidak sehat,
simpang siur, membocorkan identitas pasien dan lainnya maka tidak menutup
kemungkinan masyarakat akan semakin mengalami kecemasan, distres, gejala
obsesif kompulsif atau permasalahan psikologis lainnya (Bratha, 2022).
Kecemasan lain yang dirasakan masyarakat juga dapat berupa
cenderung salah menafsirkan sensasi tubuh yang tidak berbahaya dan berubah
sebagai bukti bahwa mereka merasa terinfeksi, respon perilaku terhadap
keyakinan terinfeksi dari rumah sakit yang menduga sebagai sumber
penularan dan karena itu menghindari mencari pengobatan. Orang-orang yang
memilih kecemasan tinggi juga cenderung dalam berbagai hal seperti
mencuci tangan secara berlebihan dan mengucilkan diri dari pergaulan
(Bratha, 2022).

B. Kerangka Teori

COVID-19

Usia Jenis Penyakit Faktor Etiolog Patologis Fasilitas


Kelamin Komorbi Risiko Rumah
Sakit

Lama Perawatan Vaksinasi

Durasi
Durasi Lama
Tidak Lama

Mortalitas Kesembuhan Morbiditas

19
= Diteliti
= Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Status vaksin Lama Perawatan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

D. Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan lama perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin
dan belum divaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
H1 : Ada perbedaan lama perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin dan
belum divaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah

E. Landasan Teori

COVID-19 merupakan penyakit yang diakibatkan virus SARS-CoV-2.


Wabah pneumonia virus yang tidak diketahui dengan etiologinya pertama kali
diperkenalkan di Wuhan, Cina pada 12 Desember 2019. Penelitian lebih lanjut
mengindikasikan adanya coronavirus baru yang cepat terisolasi, dan genomenya
telah berlanjut. Secara resmi, COVID-19 menjadi nama dari penyakit yang
diakibatkan virus tersebut .
Khusus pada gejala berat dan kritis yang memiliki lama rawat 6-18 hari
berbeda hasil karena sudah masuk dalam perawatan intensif, perawatan pada
ruangan Intensive Care Unit yang memerlukan obat-obatan efek segera berupa
sediaan injeksi, anestesi, bantuan ventilator atau inhalasi, serta penanganan dari
dokter spesialis anestesi, spesialis bedah, spesialis penyakit dalam dan spesialis
lainnya yang diperlukan berkontribusi pada perbedaan lama rawat pasien COVID-

20
19 . Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi kebal atau
terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajang dengan
penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan,
biasanya dengan pemberian vaksin. Pandemi COVID-19 sejak tahun 2 Maret
2020 diumumkan kasus pertama di Indonesia telah menyebar dengan cepat.
Vaksinasi COVID-19 merupakan bagian dari strategi penanggulangan COVID-
19.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan


design penelitian analitik observasional. Menggunakan metode pendekatan cross-
sectional yaitu rancangan penelitian dengan pengukuran atau pengamatannya
dilakukan sekali waktu. Data variabel dependen dan independen diambil dalam
waktu bersamaan untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan lama perawatan
pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum divaksin.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-agustus 2022

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi target adalah populasi yang diinginkan oleh peneliti yang
berkaitan dengan penelitian. Pada penelitian ini, populasi target peneliti
adalah pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum vaksin pada bulan
Maret 2021- Maret 2022 di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, Dengan
jumlah pasien 649 pasien
2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik


relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi. Sampel yang digunakan
adalah pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum vaksin di RSUD
Undata Provinsi dengan jumlah sampel 87 pasien dari perhitungan
menggunakan rumus slovin. Sampel penelitian harus memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

22
a. Kriteria Inklusi

i. Pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum divaksin di


RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
ii. Data yang lengkap
iii. Pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit hingga dinyatakan
sembuh

b. Kriteria Ekslusi

i. Pasien COVID-19 yang dirawat kemudian melakukan isolasi


mandiri
ii. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain
iii. Pasien yang meninggal selama perawatan

3. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik proportional random sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel dimana semua anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk
dijadikan sampel sesuai dengan proporsinya, banyak atau sedikit populasi.
Agar sampel yang diambil dapat dikatakan representatif maka dalam
peneltian ini di tentukan dengan menggunakan rumus Slovin
N
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

649
n=
1+649 × 0 , 01
649
n=
7 , 49
n=86 , 64
n=87
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
E : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang digunakan 10%

23
Berdasarkan penjabaran rumus slovin di dapatkan jumlah sampel adalah 87

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas
Pasien COVID-19 yang telah divaksin dan belum divaksin
2. Variabel Terikat
Lama perawatan

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Hasil Skala


Ukur Ukur Pengukuruan

1. Pasien Covid- Pasien Data - Belum Nominal


19 Yang Covid-19 sekunde vaksin (1)
Telah yang r - Sudah
Divaksin Dan terkonfirmasi vaksin (2)
Belum positif telah
Vaksin divaksin dan
belum vaksin

2. Lama Lama Rekam - Tidak Nominal


Perawatan perawatan Medis lama: <14
pasien hari (poin
Covid-19 1)
dirumah - Lama:
sakit hingga ≥14 hari
dinyatakan (poin 2)
negatif (Arief,
2021).

24
F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu hasil rekam medis pasien


COVID-19 yang telah divaksin dan belum divaksin di RSUD Undata untuk
menilai lama perawatan pasien COVID-19 Yang Telah Divaksin Dan Belum
Divaksin

G. Alur Penelitian

Izin penelitian Pengumpulan rekam medik


pasien COVID-19

Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Analisis Data

Hasil

Gambar 3.1 Alur Penelitian

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut:

a. Editing
Proses ini dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap
data sekunder yang diperoleh.
b. Coding

25
Seluruh data yang terkumpul akan diberikan kode sesuai dengan
skala variable yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk
menyederhanakan data sehingga lebih mudah dalam pengolahan data.
c. Entry
Data yang telah diberi kode tertentu dimasukkan ke dalam program
analisis data di komputer.
d. Tabulating
Data yang diperoleh selanjutnya dikelompokkan dan dimasukkan
ke dalam bentuk tabel sehingga lebih mudah dalam pengolahan data.
2. Teknik Analisis Data
Setelah proses pengumpulan dan pengolahan data, dilakukan analisis
data menggunakan program komputer Statistical Product Service Solutions
(SPSS). Uji hipotesis yang digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya
perbandingan lama perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin dan
belum divaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Data yang
diperoleh dari penelitian selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik.
a. Analisis Univariat
Setelah proses pengumpulan dan pengolahan data, dilakukan
analisis data menggunakan program komputer Statistical Product Service
Solutions (SPSS). Uji hipotesis yang digunakan untuk menentukan ada
atau tidaknya perbandingan lama perawatan pasien COVID-19 yang
telah divaksin dan belum divaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah. Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya akan disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
skala ukur penelitian non-parametrik berupa numerik. Oleh karenanya
peneliti akan melakukan uji distribusi frekuensi yang mana merupakan
syarat menggunakan uji statistic parametric.
b. Analisis Bivariat

Pada penelitian ini, jenis Hipotesis yang digunakan untuk


penelitian ini adalah komparatif, jenis data yang tidak berpasangan, skala

26
ukuran penelitian kategorik berupa nominal untuk variabel bebas dan
skala ukuran kategotik berupa nominal lebih dari 2 kelompok untuk
variabel terikatnya. Menggunakan perangkat Statistical Package for
Sciences (SPSS) dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov (untuk sampel >50). Jika terdistribusi normal (P ≥ 0,05) maka
dilanjutkan dengan dengan Uji T-Independen untuk menguji perbedaan
lama perawatan pasien COVID-19 yang sudah divaksin dan belum
vaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Jika terdistribusi
tidak normal (P < 0,05) maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.

I. Etika Penelitian

1. Ethical Clearance (Kelayanan Etik)


Penelitian ini menyertakan keterangan tertulis dari komisi etik penelitian
bahwa layak untuk dilakukan karena telah memenuhi persyaratan tertentu.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Peneliti disini akan menjaga keterlibatan responden dalam penelitian
yang akan dilakukan. Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden dari
data yang diperoleh dan hanya akan diberikan kode atau penomoran.
3. Confidential (Kerahasiaan)

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas sampel penelitian sehingga


diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang
dilakukan.

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Tempat Penelitian

Sulawesi Tengah menyiapkan kurang lebih 39 rumah sakit di 13


Kabupaten/Kota di Provinsi sebagai rumah sakit rujukan untuk perawatan
pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Rumah Sakit rujukan COVID-19
yang terdapat di Palu antara lain, RSUD Undata, RSUD Anutapura, dan RS
Madani.
RSUD Undata merupakan rumah sakit umum daerah milik Pemerintah dan
merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang terletak di wilayah Kota Palu,
Sulawesi Tengah yang terletak di Jl. Trans Sulawesi, Talise, Mantikulore Kota
Palu. Rumah sakit ini memberikan pelayanan di bidang kesehatan yang
didukung oleh layanan dokter spesialis dan sub spesialis, serta ditunjang
dengan fasilitas medis yang memadai. Selain itu RSUD Undata juga sebagai
rumah sakit rujukan untuk wilayah Palu dan sekitarnya.
Pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Undata terdata dari bulan Juni
2021-April 2022 berjumlah 660 Pasien, dimana pasien meninggal 132 pasien.

2. Gambaran Karakteristik Sampel


Pada penelitian ini, sampel terdiri dari data pasien COVID-19 di
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah dari bulan Maret 2021 hingga bulan
Maret 2022. Sampel yang berhasil dikumpulkan pada penelitian ini berjumlah
87 data yang memenuhi kriteria inklusi.
1) Analisis Univariat
Sampel yang didapatkan pada penelitian ini sebanyak 87 sampel
dengan 51 sampel yang sudah vaksin dan 36 yang belum vaksin yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data distribusi frekuensi
dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin dan riwayat vaksinnya.

28
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Pasien COVID-19 di RSUD
UNDATA dari Maret 2021 sampai Maret 2022

Variabel Kategori Frekuensi Presentase

Laki-laki 30 34,48%
Jenis
Perempuan 57 65,52%
Kelamin
Total 87 100%

Remaja 5 5,75%

Dewasa 63 72,42%
Usia
Lansia 19 21,83%

Total 87 100%

Lama 14 16,1%
Lama
Tidak Lama 73 83,9%
Perawatan
Total 87 100%

Astra Zeneca 3 5,89%

MODERNA 2 3,92%

Vaksin I SINOVAC 39 76,47%

PFIZER 7 13,72%

Total 51 100%

Sudah Vaksin 51 58,63%


Status Vaksin
Belum Vaksin 36 41,37%
I
Total 87 100%

Astra Zeneca 2 5%

SINOVAC 35 87,5%
Vaksin II
PFIZER 3 7,5%

Total 40 100%

Status Vaksin Sudah Vaksin 40 45,98%

29
Belum Vaksin 47 54,02%
II
Total 87 100%

MODERNA 2 66,67%

Vaksin III PFIZER 1 33,33%

Total 3 100%

Sudah Vaksin 3 3,45%


Status Vaksin
Belum Vaksin 84 96,55%
III
Total 87 100%

Sumber: Data Sekunder, 2022

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, distribusi sampel terbanyak pada


penelitian ini adalah perempuan sebanyak 57 data (65,52%), sedangkan
untuk laki-laki hanya berjumlah 30 data (34,48%). Berdasarkan kelompok
usia didapatkan kelompok dewasa dengan data terbanyak, yakni 63 data
(72,42%), setelah itu diikuti oleh lansia sebanyak 19 data (21,83%), dan
remaja dengan data sebanyak 5 (5,75%).
Adapun kategori lama perawatan didapatkan data terbanyak pada
perawatan yang tidak lama sebanyak 73 data (83,9%), dan data perawatan
yang lama sebanyak 14 data (16,1%). Kemudian untuk data status vaksin I,
didapatkan data terbanyak pada yang sudah vaksin sebanyak 51 data
(58,63%), dan yang belum vaksin sebanyak 36 data (41,37%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lama Perawatan terhadap Pasien COVID-19


yang Telah Divaksin dan Belum Divaksin
Riwayat Vaksin Lama Perawatan Frekuensi (n) Persentase (%)
Lama 1 1,96%
Sudah Vaksin
Tidak Lama 50 98,04%
Total 51 100%
Lama 13 36,11%
Belum Vaksin
Tidak Lama 23 68,89%
Total 36 100%

30
Sumber: Data Sekunder, 2022

LAMA PERAWATAN
60

50

40

30

20

10

0
Lama Tidak Lama

Sudah vaksin Belum Vaksin

Sumber: Data Sekunder, 2022

Gambar 4.1 Grafik Frekuensi Lama Perawatan terhadap Pasien


COVID-19 yang Telah Divaksin dan Belum Divaksin
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui distribusi lama perawatan
dengan status vaksin, sampel yang memiliki durasi perawatan yang lama
pada pasien sudah vaksin sebanyak 1 (1,96%) dan yang belum vaksin
sebanyak 13 (36,11%). Sampel yang memiliki durasi perawatan yang tidak
lama pada pasien sudah vaksin sebanyak 50 (98,04%) dan yang belum
vaksin sebanyak 23 (68,89%) dengan total 87 sampel.

2) Analisis Bivariat

Data-data yang telah didapatkan akan dimasukkan ke dalam SPSS


untuk dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Di

31
dapatkan hasil 0,00 yang berarti >0,05 (tidak normal) sehingga selanjutnya
akan di lakukan uji perbandingan dengan menggunakan uji Mann Whitney.

Tabel 4.2 Perbandingan Lama Perawatan Pasien COVID-19


Yang Telah Divaksin dan Belum Divaksin
Media
Lama P
Riwayat Frekue Persentas n
Perawat Mean (valu
Vaksin nsi (n) e (%) (Min-
an e)*
Max
1.00
Lama 1 1,96% 1,36
Sudah (1-2)
Vaksin Tidak 1.00
50 98,04% 1.00
Lama (1-1)
0.000
1.00
Lama 13 36,11% 1,02
Belum (1-2)
Vaksin Tidak 1.00
23 68,89% 1.00
Lama (1-1)

Sumber: Data Sekunder, 2022


*uji Mann Whitney

Berdasarkan tabel 4.4 di dapatkan bahwa p=0.00 (>0,05) dimana H1 diterima


yang artinya terdapat perbadingan yang bermakna pada lama perawatan pasien
COVID-19 yang divaksin dan belum vaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah.

B. Pembahasan

Penelitian ini diselenggarakan pada bulan Juli – Agustus 2022 di RSUD


Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan lama perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin dengan
belum vaksin di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah sampel
sebanyak 87 orang yang terdiri dari 30 responden laki-laki dan 57 responden

32
perempuan. Data penelitian yang didapatkan bersumber dari data sekunder yang
diambil di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
Penelitian ini diawali dengan permintaan surat perizinan penelitian di
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako, selanjutnya surat penelitian diantarkan
ke lokasi penelitian yang akan dilakukan yakni di RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah, setelah surat perizinan disetujui oleh pihak rumah sakit, saat
itulah peneliti kemudian dapat memulai melakukan penelitian yang akan
dilakukan yaitu memperoleh dan mengumpulkan data rekam medik pasien
COVID-19 yang terjadi pada bulan Maret 2021 hingga bulan Maret 2022. Peneliti
mengumpulkan data yang akan digunakan seperti jenis kelamin pasien, usia
pasien, lama perawatan pasien, dan status vaksin dari vaksin I, vaksin II dan
vaksin III. Data tersebut kemudian diolah secara statistik dengan program SPSS
dengan menggunakan uji distribusi data. Namun, memberikan hasil yang tidak
normal maka dilakukan uji Mann Whitney untuk melihat apakah ada perbedaan
signifikansi pada setiap variabel yang diuji.
Hasil uji analisis data dengan menggunakan uji Mann Whitney ditemukan
bahwa nilai p-value sebesar 0,000 pada status vaksin. Hal ini mengindikasikan
bahwa ada perbedaan yang signifikan (bermakna) antara pasien COVID-19 yang
divaksin dan belum vaksin terhadap lama perawatan di rumah sakit. Riwayat
vaksinasi juga sangan mempengaruhi tingkat keparahan pasien COVID-19.
Vaksinasi bertujuan agar sistem kekebalan tubuh seseorang mampu dengan cepat
mengenali dan melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Tujuan yang ingin
dicapai saat pemberian vaksin COVID-19 adalah untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat virus ini. Meski tidak 100% mampu melindungi
seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin juga bisa mengurangi kemungkinan
gejala parah dan komplikasi akibat COVID-19 (Zulaikha, 2021).
Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk melawan COVID-19 adalah
dengan mengadakan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Vaksin sinovac
bekerja dengan menggunakan virus yang sudah dimatikan guna merangsang
sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa risiko memberikan respon terhadap
penyakit yang serius. Disebutkan salah satu keunggulan utama dari vaksin

33
Sinovac adalah dapat disimpan di lemari es standar dengan suhu 2-8 derajat
Celsius. Hal ini tentu lebih menguntungkan bagi negara –negara berkembang
karena dapat menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar pada suhu tersebut.
Bagi Indonesia hal ini juga memudahkan mengingat kondisi infrastruktur tiap-tiap
provinsi tidak sama (Rahayu, 2021).
Berdasarkan bukti uji klinis vaksin yang telah beredar dan digunakan oleh
sebagian besar penduduk di Indonesia, terdapat juga vaksin Moderna 94,10%
dinyatakan efektif mencegah penyakit COVID-19 yang dikonfirmasi di
laboratorium pada orang yang menerima dua dosis yang tidak memiliki bukti
terinfeksi sebelumnya. Vaksin menunjukkan efektivitas tinggi dalam uji klinis
(kemanjuran) di antara orang-orang dari berbagai kategori usia, jenis kelamin, ras,
serta etnis dan diantara orang-orang dengan kondisi medis yang mendasarinya.
Adapun efek samping dari vaksin COVID-19 Moderna meliputi reaksi di tempat
suntikan yaitu berupa perasaan nyeri, nyeri tekan, dan pembengkakan getah
bening di lengan yang sama dari suntikan, bengkak (keras), dan kemerahan.
Secara umum ada perasaan kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, mual
dan menggigil, mual dan muntah (Rahayu, 2021).
Uji klinis yang dilakukan saat ini terkait dengan penggunaan vaksin sudah
berkembang pesat. Vaksin Pzifer-BioNTech COVID-19 telah terbukti mampu
mencegah COVID-19 setelah diberikan dua dosis dengan jarak pemberian antara
dosis pertama dan ke dua adalah tiga minggu, namun durasi waktu pelindungan
setelah diberikan vaksin kepada seseorang belum diketahui jangka waktu
perlindungannya. Efek samping yang dilaporkan akibat pemakaian vaksin Pzifer-
BioNTech adalah; nyeri di tempat bekas suntikan, merasa kelelahan, sakit kepala,
nyei otot, menggigil, demam, nyeri sendi, pembengkakan di tempat suntikan,
kemerahan di tempat suntikan, mual, kurang enak badan, pembengkakan kelenjar
getah bening (limfadenopati). Terdapat beberapa efek samping pemakaian vaksin
termasuk apabila jika Vaksin Pzifer-BioNTech dapat menyebabkan alergi berat
tetapi kasus demikian jarang terjadi (Rahayu, 2021).
Vaksin AstraZeneca dibuat dari versi lemah virus flu biasa yang berasal dari
simpanse yang telah dimodifikasi supaya tidak tumbuh pada manusia dan hingga

34
saat ini uji coba masih terus berlangsung dengan melibatkan sebanyak sekitar
20.000 sukarelawan. Vaksin AstraZeneca memiliki keefektifan secara rata-rata
adalah 70%. Keunggulan lain dari vaksin tersebut adalah mudah untuk
didistribusikan dikarenakan tidak memerlukan penyimpanan pada temperature
ruang yang sangat dingin (Rahayu, 2021).
Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa vaksinasi Sinovac
dosis lengkap bisa menurunkan risiko penularan COVID-19 sebanyak 94 persen.
Tak hanya itu, vaksinasi Sinovac pemberian dosis kedua juga bisa mencegah
hingga 96 persen perawatan karena COVID-19, serta mencegah 98 persen
kematian karena COVID-19. Seperti yang disebutkan sebelumnya, vaksin
COVID-19 dapat memicu sistem imunitas tubuh untuk melawan virus Corona.
Dengan begitu, risiko Anda untuk terinfeksi virus ini akan jauh lebih kecil.
Kalaupun seseorang yang sudah divaksin tertular COVID-19, vaksin bisa
mencegah terjadinya gejala yang berat dan komplikasi. Dengan begitu, jumlah
orang yang sakit atau meninggal karena COVID-19 akan menurun (Marliana,
2021).
Berdasarkan hasil frekuensi pada penelitian ini, didapatkan bahwa usia
dewasa yang paling mendominasi, data menunjukkan prevalensi usia dewasa 63
(72,42%), kelompok usia lansia 19 (21,83%), serta pada remaja dan anak-anak
yang berkisar 5 (5,75%). Hal ini juga didukung penelitian yang telah dilakukan
oleh Marliana dan Marliani pada tahun 2021 terkait dengan komparasi antara lama
rawat inap pasien terdiagnosis COVID yang diberikan terapi oseltamivir dengan
favipiravir menyebutkan bahwa prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompok
usia dewasa sebesar 67% kemudian kelompok usia lansia sebanyak 22% serta
kelompok usia remaja dan anak-anak 11% (Marliana, 2021). Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa lama perawatan yang singkat berpengaruh pada
faktor cadangan fisiologis yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang
berusia remaja dan anak-anak, dengan turunnya cadangan fisiologis ini akan
menyebabkan pasien dengan kategori dewasa tidak mampu mempertahankan
keadaan homeostatis tubuh yang berujung pada kematian. Pada perawatan yang
lama menunjukkan penyakit sudah terdapat komplikasi atau memiliki penyakit

35
komorbid sehingga mempengaruhi lama perawatan yang dihasilkan (Wanadiatri,
2022).
Berdasarkan analisis data bivariat tabel 4.4 didapatkan nilai p-value = 0,000
yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan lama perawatan
pasien COVID-19 yang sudah divaksin dan belum vaksin di RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil ini dapat terjadi karena vaksin memiliki manfaat
untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita
penyakit tersebut karena sistem imun tubuh mempunyai sistem memori (daya
ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh maka akan dibentuk antibodi untuk
melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai suatu
pengalaman. Hal ini dapat menurunkan risiko lamanya perawatan yang akan
dialami oleh seseorang saat terkena penyakit tersebut (Djajanti, 2022).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Djajanti, 2022) vaksin COVID-19
merupakan produk biologi berisi antigen SARS-COV-2 yang sudah dimatikan
(inactivated virus) yang ditambahkan dengan zat lainnya berupa aluminium
hidroksida yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan vaksin, larutan fosfat
sebagai penstabil (stabilizer) dan larutan garam natrium klorida untuk
memberikan kenyamanan dalam penyuntikan. Pemberian vaksin COVID-19
ditujukan untuk mencapai kekebalan (antibody/imunitas) kelompok di masyarakat
(herd imunity), mengurangi transmisi penularan COVID-19, menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian akibat COVID-19, melindungi masyarakat dari
COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.
Riwayat vaksin juga sangat mempengaruhi tingkat keparahan pasien COVID-
19. Vaksinasi bertujuan agar sistem kekebalan tubuh seseorang mampu dengan
cepat mengenali dan melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Tujuan yang
ingin dicapai saat pemberian vaksin COVID-19 adalah untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat virus ini. Meski tidak 100% mampu melindungi
seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin juga bisa mengurangi kemungkinan
gejala yang dialami akan parah dan komplikasi akibat COVID-19 (Zulaikha,
2021).

36
Menurut penelitian yang dilakukan (Agus, 2022) terdapat beberapa hal yang
sangat menunjang pentingnya vaksin corona yaitu merangsang kekebalan tubuh,
vaksin yang terdiri dari berbagai produk biologi dan bagian dari virus yang sudah
dilemahkan yang disuntikkan ke dalam manusia, akan merangsang timbulnya
imun atau daya tahan tubuh seseorang; Mengurangi risiko penularan, tubuh
seseorang yang telah disuntikan vaksin, akan merangsang antibodi untuk belajar
dan mengenali virus yang telah dilemahkan tersebut. Dengan demikian tubuh akan
mengenai virus dan mengurangi risiko terpapar; Mengurangi dampak berat dari
virus, dengan kondisi kekebalan tubuh yang telah mengenali virus, maka jika
sistem imun seseorang kalah dan kemudian terpapar, maka dampak atau gejala
dari virus tersebut akan mengalami pelemahan; Mencapai herd immunity, semakin
banyak individu yang melakukan vaksin disebuah daerah atau negara maka herd
immunity akan tercapai, sehingga meminimalisir risiko paparan dan mutasi dari
virus COVID-19.
Beranjak dari paragraf sebelumnya, apabila mengacu pada tabel 4.4 terkait
dengan hasil uji hipotesis dengan uji Mann Whitney dikarenakan uji distribusi data
memberikan hasil yang tidak normal. Data lama perawatan pada perbandingan
pasien COVID-19 yang telah divaksin maupun yang belum divaksin memberikan
hasil yang signifikan dibuktikan dengan nilai p-value=0,000 (>0,05). Hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pasien yang
telah divaksin dan pasien yang belum divaksin terhadap masa perawatan di
Rumah Sakit. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Junaedi dan
kawan-kawan terkait uji efektivitas vaksinasi COVID-19 di Indonesia bahwa
terdapat hubungan yang sangat bermakna terhadap tingkat kesembuhan. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,989183 yang
menyatakan bahwa seluruh variabel bebas yang ada termasuk vaksinasi dapat
menjadi faktor kesembuhan pasien dengan tingkat kesembuhan sebesar 98,92%.
Selain itu, dalam penelitian ini menyebutkan bahwa hal ini bersifat relatif apabila
dihubungkan dengan kasus kematian akibat COVID-19 terhadap seseorang yang
belum divaksin (Junaedi, 2022). Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa, vaksin dapat meningkatkan imunitas pada seseorang yang telah

37
mendapatkan vaksin. Pemberian vaksin dapat menimbulkan dan meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga pada saat
risiko penularan terjadi vaksin akan memperkecil efek patologik yang diberikan
oleh COVID-19 dan mengurangi dampak yang dapat ditimbulkan dari risiko
penularan COVID-19. Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan tubuh
terhadap penyakit tertentu pada tubuh seseorang. Selanjutnya tubuh akan
mengingat virus atau bakteri yang membawa penyakit, mengenali dan tahu cara
melawannya (Oktianti, 2022).
Perkembangan virus COVID-19 dapat memberikan efek yang berbeda-beda
pada tingkat keparahannya. Virus seperti varian Alpha, varian Beta, varian
Gamma, dan varian Delta memberikan manifestasi yang berbeda-beda pada
pasien COVID-19. Hal ini tentunya yang dapat dijadikan parameter dalam
mengatasi efek kerusakan yang ditimbulkan oleh COVID-19 dengan
ditemukannya vaksin. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Gerizha, 2022)
menyatakan bahwa efikasi dan efektivitas vaksin dapat memberikan hasil yang
cenderung baik, hal ini dibuktikan dengan efektivitas dari vaksin sinovac yang
cenderung banyak dipilih pada vaksinasi pertama sekitar 65,9% dalam mencegah
COVID-19, 87,5% dalam mencegah rawat inap, 90,3% dalam mencegah
penerimaan ICU, dan 86,3% untuk mencegah kematian yang diakibatkan COVID-
19.

38
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Lama Perawatan pasien COVID-19 yang telah divaksin di RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki lama perawatan tidak lama
2. Lama Perawatan pasien COVID-19 yang belum divaksin di RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki lama perawatan tidak lama
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara status vaksin terhadap lama
perawatan pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah.

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian-penelitian


yang lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak, metode-metode penelitian
yang berbeda serta dengan variabel yang lebih bervariasi.
2. Bagi masyarakat berusia dewasa yang belum menerima vaksin disarankan
agar segera melakukan vaksinasi untuk dapat melindungi diri dari serangan
virus corona dan dapat melindungi orang sekitar.

39
DAFTAR PUSTAKA

Afro, R. C., Isfiya, A., & Rochmah, T. N. (2020). Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Terhadap Protokol Kesehatan Saat Pandemi
Covid-19 Pada Masyarakat Jawa Timur: Pendekatan Health Belief
Model. Journal of Community Mental Health and Public Policy, 3(1), 1-10.
/http://cmhp.lenterakaji.org
Agus, A., Marpaung, N. N., Aviantono, B., Kusuma, A. P., Widyastuti, D. E.,
Ardista, R., & Hamid, E. (2022). Penerapan Manajemen Logistik Dan
Penggunaan Istilah Bahasa Inggris Pada Pelaksanaan Pengabdian
Masyarakat Melalui Vaksinasi Booster Kerjasama STIE Tribuana Dan
Polres Metro Kota Bekasi. Jurnal Pengabdian Dharma Laksana, 5(1), 133-
144. http://openjournal.unpam.ac.id
Andriadi., Agustiarasari, B. P., Monica, D., Jordan, M., Risky, M., Arsika, P.,
Syari, R., & Nursapitri, R. (2021). Pentingnya Pengenalan Vaksin Di Masa
Pandemi Covid-19 Desa Ibul Kecamatan Simpang Teritip. Jurnal Abdimas
Bina Bangsa, 2(1), 100-104. https://jabb.lppmbinabangsa.id
Arief, I., Sumarny, R., Sumiyati, Y., & Kusuma, I. (2021). Hubungan
Karakteristik Klinik dan Profil Pengobatan dengan Parameter Hematologi
dan Lama Rawat Pasien Covid-19 Di Rumah Sakit Yarsi Jakarta. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(11), 5693-5706.
https://www.jurnal.syntaxliterate.co.id
Ariza, D. 2021. Gambaran Hematologi Rutin pada Pasien Terinfeksi COVID-19
Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi Plasma Konvalesen. Jakarta: NEM
Baihaqi, F. A., & Rumaropen, H. (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Lama Rawat Inap Pasien COVID-19 di RSUD Serui Provinsi
Papua: Studi Potong Lintang. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 8(4), 187-
194.
Bratha, S. D. K., Sukmawati. 2022. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat tentang
Vaksinasi Covid. Pekanbaru: NEM
Dafiyanti, M., Fikri, M., Shodiq, M, J., Et all. 2021. Vaksinasi dan Stigma
Masyarakat di Masa Pandemi. Sukabumi: Farha Pustaka
Djajanti, A. D. (2022). EFEKTIFITAS VAKSINASI COVID-19 TERHADAP
ANGKA KESAKITAN COVID-19 MAHASISWA DI AKFAR YAMASI
ANGKATAN 2019 BULAN JULI TAHUN 2022. Jurnal Kesehatan Yamasi
Makassar, 6(2), 1-7. http://jurnal.yamasi.ac.id
Fajar, J. 2022. Informasi Kapuas 2021. Kapuas: Jum’atil Fajar
Fitriani, N. I. (2020). Tinjauan pustaka Covid-19: virologi, patogenesis, dan
manifestasi klinis. Jurnal Medika Malahayati, 4(3), 194-201.
http://www.ejurnalmalahayati.ac.id
Gerizha, M. R., Yonata, A., & Mustofa, S. (2022). KARAKTERISTIK,
MEKANISME AKSI, DAN EFIKASI VAKSIN DALAM VAKSINASI
GLOBAL PANDEMI COVID-19. Jurnal Ilmu Kedokteran dan
Kesehatan, 9(2). http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/
Hasibuan, M. T. D., & Silaen, H. (2022). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Covid-19 dalam Mempertahankan Status Kesehatan pada Tenaga
Kesehatan Dirumah Sakit. Sukabumi: CV. Jejak
Hidayani, W. R. (2020). Faktor Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan
COVID 19: Literature Review. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat
(JUKMAS), 4(2), 120-134. http://ejournal.urindo.ac.id
Jamini, T. (2021). Gambaran Lama Hari Rawat Inap Pasien Covid-19
Berdasarkan Karakteristik Demografi, Klinis dan Hasil Laboratorium
Pasien di Ruang Perawatan Covid-19 RSUD H. Boejasin Pelaihari Tahun
2021. Jurnal Penelitian UPR, 1(2), 1-9. https://e-journal.upr.ac.id

Junaedi, D., Arsyad, M. R., Salistia, F., & Romli, M. (2022). Menguji Efektivitas
Vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Reslaj: Religion Education Social Laa
Roiba Journal, 4(1), 120-143. https://journal.laaroiba.ac.id

41
Karya, K. W. S., Suwidnya, I. M., & Wijaya, B. S. (2021). Hubungan penyakit
komorbiditas terhadap derajat klinis COVID-19. Intisari Sains Medis 2021,
Volume 12, Number 2: 708-717
https://isainsmedis.id
Liberty, I. A., Tjekyan, S., Rachmat, H. F. 2021. PRINSIP SURVEILANS DALAM
KONTEKS PENGENDALIAN PANDEMI COVID-19. Pekalongan: NEM
Marliana, L., & Marliani, L. (2021). Analisis Perbandingan Lama Rawat Inap
Pasien Terdiagnosis Covid-19 Antara Pemberian Terapi Oseltamivir
Dengan Favipiravir di RSUD R. Syamsudin SH Sukabumi Periode Mei sd
Juli 2021. Jurnal Sosial Sains, 1(11), 1-413. https://sosains.greenvest.co.id
Octafia, L. A. (2021). Vaksin Covid-19: Perdebatan, Persepsi dan
Pilihan. Emik, 4(2), 160-174. http://ejournals.umma.ac.id
Oktianti, D., Angelica, D., Elvansi, M., & Abririn, M. L. (2022). Penyuluhan
Vaksin Covid-19 untuk Meningkatkan Kesadaran Mengikuti Program
Vaksinasi Covid-19. INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY
EMPOWERMENT (IJCE), 4(1), 75-80. http://jurnal.unw.ac.id
Permatasari, N. N. P., Mawaddah, M., & Amani, Z. A. (2021). FAKTOR RISIKO
PASIEN TERINFEKSI COVID-19 DAN METODE PENCEGAHANNYA.
Farmaka, 19(1), 15-25. http://journal.unpad.ac.id
Rahayu, R. N. (2021). Vaksin covid 19 di Indonesia: analisis berita hoax. Jurnal
Ekonomi, Sosial & Humaniora, 2(07), 39-49.
https://www.jurnalintelektiva.com

Sari, A. R., Rahman, F., Wulandari, A., Pujianti, N., Laily, N., Anhar, V. Y., &
Muddin, F. I. (2020). Perilaku Pencegahan Covid-19 Ditinjau dari
Karakteristik Individu dan Sikap Masyarakat. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1). Hal: 32-37.
https://journal.unnes.ac.id
Rifaldi, M. 2021. Pandemi Virus Corona. Bengkulu: Yayasan Sahabat Alam
Rafflesia

42
Ritunga, I., Lestari, S. H., Santoso, J. L., Effendy, L. V., Siahaan, S. C. P. T.,
Lindarto, W. W., ... & Monica, T. (2021). Penguatan Program Vaksinasi
Covid-19 Di Wilayah Puskesmas Made Surabaya Barat. Jurnal ABDINUS:
Jurnal Pengabdian Nusantara, 5(1), 45-52. https://ojs.unpkediri.ac.id
Saleh, A., Kunoli, F. J., & Condeng, B. (2021). Faktor Risiko Kejadian Covid-19
di RSUD Undata Palu. Jurnal Kolaboratif Sains, 4(12), 648-657.
https://www.jurnal.unismuhpalu.ac.id
Satria, R. M. A., Tutupoho, R. V., & Chalidyanto, D. (2020). Analisis Faktor
Risiko Kematian dengan Penyakit Komorbid Covid-19. Jurnal Keperawatan
Silampari, 4(1), 48-55. https://journal.ipm2kpe.or.id
Tanjung, M. S., & Sitepu, R. (2021). EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI INDONESIA PADA
TAHUN 2020. Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, 20(2), 179-191.
https://www.jurnal.fk.uisu.ac.id
Vani, A. T., Rustam, R., Amran, R., Dewi, N., & Ulfa, F. (2022). PREVALENSI
PASIEN COVID-19 DENGAN PENYAKIT KOMORBID DI SEMEN
PADANG HOSPITAL TAHUN 2020. Nusantara Hasana Journal, 1(11), 47-
58. http://nusantarahasanajournal.com
Wanadiatri, H., Airlangga, L. A., Irawan, R., & Pramana, K. D. (2022). Hubungan
Usia Lanjut dengan Lama Rawat Inap dan Mortalitas Pasien Covid-19
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal
Ilmiah STIKES Kendal, 12(3), 423-430. http://journal2.stikeskendal.ac.id
Wijayanti, W., Setyowati, D. N., Rindawati, S., Et all. 2021. Kilas Balik 1 Tahun
Bersama Pandemi Covid 19. Bandung: Media Sains Indonesia
Wulandari, R., Safitri, A., & Mintasih, S. (2021). Tingkat Kecemasan dengan
Lama Rawat Inap Covid 19. Journal of Nursing Education and
Practice, 1(2), 22-31. https://journals.prosciences.net
Zulaikha, L. I. (2021). Pemberian Vaksin Sinovac Kepada Masyarakat Untuk
Mencegah Penyebaran Covid 19. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
xiii 2(2), 34-37. http://www.jurnal.umitra.ac.id

43
LAMPIRAN
surat izin penelitian

44
Surat komite etik

45
Lampiran master data
INISIAL No. REKAM MEDIK LAMA PERAWATAN KET. JK USIA VAKSIN 1 VAKSIN 2 VAKSIN 3
NLL 1038082 28 SEMBUH P 53
1/6/2021 - 24-12-2021 - 28-03-2022 -
PKR 1038501 8 SEMBUH L 56
Astra Zeneca Astra Zeneca MODERNA
SMS 1039060 15 SEMBUH L 62
SAB 1041526 15 SEMBUH P 49
MTM 1042095 15 SEMBUH L 26
13-09-2021 -
SSH 1027843 14 SEMBUH P 48
MODERNA
6/4/2021 - 4/5/2021 -
LJM 817898 12 SEMBUH P 60
SINOVAC SINOVAC
13-09-2021 - 16-11-2021 -
NPE 1045331 12 SEMBUH P 33
SINOVAC SINOVAC
10/3/2021 - 24-03-2021 -
RAT 1020220 13 SEMBUH P 57
SINOVAC SINOVAC
9/4/2021 - 7/5/2021 -
RAN 1045559 9 SEMBUH P 26
SINOVAC SINOVAC
26-06-2021 - 24-07-2021 -
ENM 1045615 9 SEMBUH P 21
SINOVAC SINOVAC
EVA 1039912 16 SEMBUH p 19
5/10/2021 - 2/11/2021 -
RDI 1045616 10 SEMBUH P 20
SINOVAC SINOVAC
12/6/2021 - 12/7/2021 -
DEA 1017890 10 SEMBUH P 35
SINOVAC SINOVAC
6/4/2021 - 4/5/2021 - 10/3/2022 -
KAS 1045678 11 SEMBUH P 32
SINOVAC SINOVAC PFIZER
SID 487905 12 SEMBUH P 73
2/7/2021 - 7/9/2021 -
NUH 1045608 9 SEMBUH P 37
SINOVAC SINOVAC
2/7/2021 - 7/9/2021 -
HMK 1045607 9 SEMBUH L 34
SINOVAC SINOVAC
31-01-2022 -
YDA 1040396 9 SEMBUH P 18
PFIZER
1/2/2021 - 10/3/2021 -
NWL 1045634 10 SEMBUH P 31
SINOVAC SINOVAC
ASL 390256 15 SEMBUH L 70
SJN 810467 11 SEMBUH L 62
26-06-2021 - 24-07-2021 -
FTM 1045576 11 SEMBUH P 49
SINOVAC SINOVAC
SLM 262116 16 SEMBUH L 60
SIA 1018828 17 SEMBUH P 51
8/12/2021 - 11/1/2022 -
FDB 1045808 10 SEMBUH P 38
SINOVAC SINOVAC
16-12-2021 - 3/2/2022 -
MUF 1045817 9 SEMBUH L 45
PFIZER PFIZER
7/4/2021 - 7/5/2021 -
AMS 1045833 9 SEMBUH P 34
SINOVAC SINOVAC
14-10-2021 - 11/11/2021 -
NDS 1045219 9 SEMBUH P 18
SINOVAC SINOVAC
26-06-2021 - 7/9/2021 -
CNP 487873 9 SEMBUH L 22
SINOVAC SINOVAC
IMS 1029001 11 SEMBUH L 59
RAM 1041654 11 SEMBUH P 38
HOJ 823627 19 SEMBUH
46
L 69
DMP 1045894 7 SEMBUH P 76
20-06-2021 - 23-07-2021 -
MMD 391696 7 SEMBUH P 62
SINOVAC SINOVAC
28-12-2021 -
RAN 462291 8 SEMBUH P 41
Astra Zeneca
ABT 1045871 7 SEMBUH P 34
NOS 1010412 12 SEMBUH P 76
DAM 551061 15 SEMBUH L 67
KRM 1045970 9 SEMBUH P 23
NSB 1045998 11 SEMBUH P 33
LAW 1045966 11 SEMBUH P 45
PBL 1045984 9 SEMBUH P 82
MGD 1045997 14 SEMBUH P 40

BBM 1038166 9 SEMBUH L 64 22-10-2021 - 19-11-2021 -


GAK 1046000 7 SEMBUH P 23
SINOVAC SINOVAC
NAS 1043839 7 SEMBUH P 26
MAW 1046050 9 SEMBUH P 27
26-01-2022 - 14-04-2022 -
FSA 1046011 9 SEMBUH P 19
SINOVAC SINOVAC
JEP 1037629 11 SEMBUH L 55
DNT 1046072 10 SEMBUH L 83
28-12-2021 - 31-01-2022 -
FJT 1046067 8 SEMBUH P 24
PFIZER PFIZER
13-08-2021 -
JRS 179271 10 SEMBUH L 58
SINOVAC
IKS 319646 9 SEMBUH L 54
4/9/2021 - 2/10/2021 -
RAG 1046158 11 SEMBUH L 20
SINOVAC SINOVAC
MSD 1046157 5 SEMBUH L 49
6/11/2021 - 24-12-2021 -
RHN 1046166 7 SEMBUH P 22
SINOVAC SINOVAC
11/11/2021 - 6/12/2021 -
MRA 1046188 10 SEMBUH L 34
PFIZER PFIZER
11/12/2021 -
AHT 1044263 6 SEMBUH L 48
SINOVAC
27-10-2021 - 26-11-2021 -
FET 1046190 7 SEMBUH P 23
SINOVAC SINOVAC
1/11/2021 - 15-01-2022 -
SMT 1046231 7 SEMBUH P 23
SINOVAC SINOVAC
MFA 1046233 8 SEMBUH L 22
DJM 1046241 8 SEMBUH L 52
7/3/2022 -
RDN 1046236 8 SEMBUH L 62
PFIZER
25-01-2021 - 10/2/2021 -
MAB 1046270 9 SEMBUH P 33
SINOVAC SINOVAC
NSL 1046250 6 SEMBUH P 38
13-09-2021 - 22-10-2021 -
SAH 1046321 7 SEMBUH p 26
SINOVAC SINOVAC
SDR 1046278 12 SEMBUH P 43
27-08-2021 - 24-09-2021 -
DRN 1046343 7 SEMBUH p 73
SINOVAC SINOVAC
RTP 1046348 8 SEMBUH P 33
ASA 487487 8 SEMBUH P 59
13-10-2021 - 15-11-2021 -
ELL 800658 10 SEMBUH L 63
SINOVAC SINOVAC
25-12-2021 -
LAN 1046389 7 SEMBUH P 34
PFIZER
6/12/2021 -
JKO 1046517 7 SEMBUH L 44
PFIZER
12/4/2021 - 10/5/2021 -
AFI 1046406 7 SEMBUH L 47
SINOVAC SINOVAC
9/3/2021 - 23-03-2021 -
ADS 1039511 11 SEMBUH L 53
SINOVAC SINOVAC
2/2/2022 - 31-03-2022 -
DRM 1042033 6 SEMBUH P 61
Astra Zeneca Astra Zeneca
RTH 1046597 26 SEMBUH P 61
NSR 377367 20 SEMBUH L 70
21-12-2021 - 22-01-2022 -
MOR 1024771 11 SEMBUH L 44
SINOVAC SINOVAC
10/8/2021 - 7/9/2021 -
MPS 1046737 6 SEMBUH P 19
SINOVAC SINOVAC
27-02-2021 - 13-03-2021 - 13-08-2021 -
NED 511498 5 SEMBUH P 36
SINOVAC SINOVAC MODERNA
25-09-2021 - 23-10-2021 -
NWB 1046789 5 SEMBUH P 73
SINOVAC SINOVAC
8/1/2022 -
YDS 1046917 9 SEMBUH P 24
SINOVAC
30-09-2021 - 11/11/2021 -
AFR 1047065 8 SEMBUH P 28
SINOVAC SINOVAC
18-12-2021 -
HRL 1047078 8 SEMBUH P 31
SINOVAC

47
Lampiran spss

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
lama perawatan ,507 87 ,000 ,442 87 ,000
status vaksin ,384 87 ,000 ,626 87 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Test Statisticsa
Lama
Perawatan
Mann-Whitney U 604,500
Wilcoxon W 1930,500
Z -4,245
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Riwayat Vaksinasi

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lama Perawatan 87 1 2 1,16 ,370
Riwayat Vaksinasi 87 1 2 1,59 ,495
Valid N (listwise) 87

48
Lampiran foto

49
Lampiran Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS
Nama : Candra Fabiano
Nama Panggilan : Can/ Fabiano
Stambuk : N 101 19 137
Tempat tanggal lahir : Kotaraya, 6 September 2001
Alamat : Jl. Tombolotutu, lorong Pakora I
No.Hp : 085144382978
Email : candra.fabiano9@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
Sekolah Dasar : SD INPRES 2 KOTARAYA (2007-2013)
SMP : SMP Negeri 1 Mepanga (2013-2016)
SMA : SMA Negeri 1 Mepanga (2016-2019)
Universitas : Universitas Tadulako (2019-2022)

50

Anda mungkin juga menyukai