TESIS
OLEH:
ANASTASIA VENNY FRANSISCA SIPAYUNG
NIM: 147106004
TESIS
OLEH:
ANASTASIA VENNY FRANSISCA SIPAYUNG
NIM:
147106004
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
ii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis mengikuti serta menyelesaikan Program
Pendidikan Dokter Spesialis-I Psikiatri di Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara pada umumnya dan dalam penyelesaian tesis ini pada khususnya.
Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, Ketua TKP PPDS-I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah
memberikan kepada saya kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis-I di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. dr. Elmeida Effendy, M. Ked., Sp. K. J. (K), selaku Ketua Departemen / Plt. Program
Studi Psikiatri FK USU, guru dan selaku pembimbing yang telah dengan penuh
kesabaran membimbing penulis, memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
penulis serta memberikan dorongan agar penulis boleh tetap semangat untuk
menyelesaikan tesis serta pendidikan ini.
3. Dr. dr. Mustafa Mahmud Amin, M. Ked., M. Sc., Sp. K. J. (K), selaku guru dan
pembimbing, yang juga telah dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam
menyelesaikan tesis ini serta membagikan pengetahuan kepada penulis selama
menempuh pendidikan spesialisasi.
4. dr. Vita Camellia, M. Ked., Sp. K. J., selaku guru penulis, yang telah memberikan
kesempatan yang luas, serta dorongan dan pengetahuan kepada penulis selama
pendidikan spesialisasi.
iii
iv
Semoga Tuhan membalas semua jasa dan budi baik mereka yang telah membantu penulis
tanpa pamrih dalam mewujudkan cita-cita penulis. Akhirnya penulis mengharapkan semoga
penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
vi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan wabah virus yang sedang melanda
hampir di seluruh negara-negara di dunia, tidak ketinggalan juga di Indonesia. Hingga 21
Agustus 2020 sudah menderita lebih dari 149.000 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Dampak
dari pandemi ini juga terjadi kepada tenaga medis yang bertugas merawat pasien COVID-19.
Mereka berisiko tinggi terinfeksi virus. Hal ini menyebabkan timbulnya gangguan psikologis
salah satunya kecemasan. Dari studi ini dengan menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and
Depression Scale subskala ansietas, disebar melalui media online, dari bulan Mei-Juli 2020,
dengan jumlah sampel 129 subjek, dilakukan untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan skor ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Dari sini
didapati ada 4 faktor yang memiliki hubungan untuk terjadinya ansietas yaitu faktor jenis
kelamin, status pernikahan, adanya riwayat gangguan organik dan waktu lamanya merawat
pasien.
vii
viii
ix
4 Coefficients.. ......................................................................... 46
5 Model Summary. ................................................................... 47
6 Coefficients ........................................................................... 48
xi
1 Struktur Coronavirus............................................................. 10
3 Histogram .............................................................................. 51
xii
xiii
PENDAHULUAN
wabah terbesar yang berupa pneumonia atipikal, sesudah tahun 2003 wabah
berasal dari kota Wuhan provinsi Hubei yang disebabkan oleh severe acute
kehidupan manusia dan sejak tanggal 30 Januari 2020 oleh World Health
pandemi ini mulai merebak hingga per tanggal 29 Mei 2020 lalu, di seluruh dunia
telah dilaporkan terdapat kasus COVID-19 sebesar 5.701.337 kasus dan kematian
data yang didapat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per tanggal 29
Mei 2020 telah mencapai sebanyak 25.216 kasus positif terinfeksi, 6.492 kasus
yang mendalam dan luas akibat wabah virus ini, pada orang-orang di tingkat
cenderung mengalami rasa takut terhadap jatuh sakit, perasaan tidak berdaya, dan
stigma tentang orang yang terinfeksi. Ketika terdapat gejala flu, sekitar 10%
hingga 30% dari masyarakat umum sangat atau cukup khawatir tentang
sekolah dan tempat-tempat bisnis, emosi negatif yang dialami oleh individu
semakin parah. Begitu juga selama wabah SARS pada tahun 2003, banyak
ditemukan terkait dengan usia yang lebih muda dan peningkatan rasa
menyalahkan diri sendiri. Sedangkan mereka yang lebih tua, perempuan, lebih
berpendidikan tinggi, dengan persepsi risiko yang lebih tinggi tentang SARS,
dengan tingkat kecemasan yang moderat, riwayat positif kontak, dan mengalami
infeksi.1
Hal ini juga berdampak pada para staf medis yang bekerja di garis depan.
Seperti yang terjadi di Cina, mereka telah mengalami peningkatan dalam beban
kerja, jam kerja, dan tekanan psikologis. Menurut penelitian terdahulu juga,
selama wabah SARS dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome), staf medis
yang bekerja di garis depan telah melaporkan terjadinya tingkat stres yang tinggi
yang mengakibatkan gangguan stres pasca trauma atau post traumatic stress
mengidentifikasi empat faktor risiko utama untuk terjadinya stres pada staf medis
selama wabah SARS, di antaranya yaitu persepsi medis mereka tentang risiko
infeksi, dampak SARS pada pekerjaan mereka, perasaan depresi, dan bekerja di
unit medis yang berisiko tinggi. Faktor-faktor lain, termasuk stigmatisasi sosial
dan kontak dengan pasien yang terinfeksi, sebelumnya telah terbukti dikaitkan
Menurut studi yang dilakukan oleh Cai dan kawan-kawan, pada bulan
Januari hingga Maret 2020, di Hubei Cina, yang melibatkan 534 staf medis di
antaranya dokter, perawat, teknisi medis, staf rumah sakit, dengan menggunakan
kuesioner yang didesain khusus oleh Lee dan kawan-kawan, untuk mengevaluasi
staf medis selama wabah SARS pada tahun 2003. Kuesioner ini terdiri atas 5
pengisian kuesioner ini didapati bahwa adanya tanggung jawab sosial dan moral,
yang mendorong mereka untuk terus bekerja selama wabah (p = 0,03), dan dokter
memiliki skor rata-rata tertinggi (2,47 ± 0,66). Staf medis juga diharapkan
menerima penghargaan dari pimpinan rumah sakit (p<0,001), dan perawat lebih
juga merasa lebih gugup dan lebih cemas ketika berada di bangsal dibandingkan
dengan kelompok lain (p=0,02). Sedangkan dokter lebih tidak senang jika bekerja
0,02). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara para profesional medis untuk
berhenti bekerja, dan kelebihan kerja. Faktor utama lainnya yang berhubungan
kematian pasien (p=0,001). Staf medis dalam kelompok umur 31 - 40 tahun lebih
lain (2,46 ± 0,72). Khawatir tentang keselamatan mereka sendiri juga merupakan
faktor penting dalam kecemasan pada staf medis, terutama pada kelompok yang
karena peningkatan durasi kerja (p = 0,03) juga meningkat secara signifikan pada
Menurut studi yang dilakukan oleh Tan dan kawan-kawan, pada bulan
kesehatan, yang terdiri atas 2 bagian yaitu anggota medis (dokter dan perawat)
and Stress Scales (DASS-21) dan the Impact of Events Scale-Revised (IES-R),
prevalensi kecemasan lebih tinggi pada tenaga kesehatan non-medis. Begitu juga
skor DASS-21 dan total skor IES-R lebih tinggi pada tenaga kesehatan non-medis
dibandingkan medis.6
Menurut studi yang dilakukan oleh Lai dan kawan-kawan, pada akhir
Januari hingga awal Februari 2020, di Cina, yang melibatkan 1257 tenaga
Disorder Scale (GAD-7) untuk ansietas, the 7-item Insomnia Severity Index (ISI)
untuk insomnia, dan the 22-item Impact of Event Scale-Revised (IES-R) untuk
stres versi Bahasa Cina, didapati bahwa perawat, perempuan, tenaga kesehatan di
garis depan, dan bekerja di Wuhan memiliki skor lebih tinggi terhadap 4 skala
kedua, dan bekerja di provinsi Hubei. Perbandingan lainnya adalah antara tenaga
kesehatan yang bekerja di rumah sakit tersier, mereka yang bekerja di rumah sakit
sekunder dilaporkan mengalami skor depresi, ansietas dan insomnia yang lebih
tinggi. Tetapi tidak dijumpai perbedaan bermakna pada status rumah sakit
Menurut studi yang dilakukan oleh Zhang dan kawan-kawan, pada bulan
Februari hingga Maret 2020, di Cina, yang melibatkan 2.182 subyek dengan
medis sebanyak 927 subyek, berumur 16 tahun ke atas, cross-sectional study via
survey online, didapati bahwa tenaga kesehatan medis memiliki prevalensi yang
lebih tinggi untuk terjadi insomnia (38.4 vs. 30.5%, p<0.01), ansietas (13.0 vs
8.5%, p< 0.01), depresi (12.2 vs. 9.5%, p<0.04), somatisasi (1.6 vs. 0.4%,
p<0.01), dan gejala obsesif kompulsif (5.3 vs. 2.2%, p<0.01). Tenaga medis juga
memiliki skor yang lebih tinggi pada pengisian kuesioner Insomnia Severity Index
somatisasi, dan gejala obsesif kompulsif (p<0.05 atau 0.01). Bertempat tinggal di
faktor risiko yang umum untuk terjadi insomnia, ansietas, gejala obsesif
Wabah virus COVID-19 yang kini sedang melanda di banyak negara telah
kesehatan medis di rumah sakit, di antaranya dokter dan perawat yang bertugas
berdampak pada tenaga medis yang banyak dijumpai yaitu ansietas. Faktor-faktor
medis yang merawat pasien COVID-19 dan kondisi medis umum yang mungkin
diderita tenaga medis sendiri. Beberapa dari hasil studi yang dilakukan
juga hasil yang tidak konsisten dengan hal tersebut. Dari peninjauan pustaka yang
ditelusuri oleh peneliti, untuk di Pulau Sumatera atau bahkan di Indonesia, belum
tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Sedangkan alat ukur yang
digunakan peneliti untuk mengukur skor ansietas adalah Hospital Anxiety and
pustaka juga belum dijumpai studi-studi terdahulu yang menggunakan alat ukur
tersebut untuk mengukur skor ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien
online yaitu aplikasi WhatsApp dengan sheet Google Forms. Beranjak dari latar
belakang dan perumusan masalah di atas, maka peneliti ingin mengetahui faktor-
faktor apa saja yang berhubungan dengan skor ansietas pada tenaga medis yang
riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada tenaga medis yang merawat
pasien COVID-19?
I.4. Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan skor ansietas pada tenaga medis
2. Terdapat hubungan antara pekerjaan dan skor ansietas pada tenaga medis yang
3. Terdapat hubungan antara status pendidikan dan skor ansietas pada tenaga
4. Terdapat hubungan antara status pernikahan dan skor ansietas pada tenaga
5. Terdapat hubungan antara waktu untuk bekerja melayani pasien dan skor
6. Terdapat hubungan antara riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada
riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada tenaga medis yang merawat
pasien COVID-19.
COVID-19, riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada tenaga medis
1. Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
pada tenaga medis yang merawat pasien COVID-19 sehingga dapat melakukan
2. Hasil peneltitian ini kiranya dapat menjadi masukan dan tambahan informasi
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1. Definisi
coronavirus.9
II.1.2. Karakteristik
memiliki kapsul, tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom
merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama
untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya
virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang).9,10
diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃
virus.9
ditransmisikan dari hewan ke manusia. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang
kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian SARS dan MERS. Secara
umum, alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38ºC), batuk dan kesulitan
bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain.9 Manifestasi klinis
biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala
umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan
Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat
perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis
metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi
dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan
dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom
a. Tidak berkomplikasi
b. Pneumonia ringan
c. Pneumonia berat
e. Sepsis
f. Syok septik
II.1.6. Diagnosis
Diagnosis kasus:9,11
kemungkinan atipikal).
pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat yang tidak diketahui
ATAU
sampai berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:
19, ATAU
teridentifikasi), ATAU
yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat paparan diantaranya:
c. Kasus Probable
atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-
d. Kasus terkonfirmasi
Bersihkan tangan Anda sesering mungkin. Gunakan sabun dan air, atau
Jaga jarak aman dari siapa pun yang batuk atau bersin.
Tutupi hidung dan mulut Anda dengan siku yang tertekuk atau tisu saat
bantuan medis.
II.2. Ansietas
II.2.1. Definisi
Ansietas adalah emosi normal yang dalam keadaan terancam dan dianggap
sebagai bagian dari reaksi “fight or flight” untuk bertahan hidup. Gagasan
konsep gejala inti berupa rasa takut dan khawatir yang berlebihan, dibandingkan
dengan depresi berat, yang ditandai dengan gejala inti dari suasana hati tertekan
II.2.2. Epidemiologi
seumur hidup untuk perempuan adalah 30.5% dan pada laki-laki adalah 19.2%.14
II.2.3. Etiologi
terhadap pelepasan kortisol. Produksi kortisol yang berlebih pada akhirnya dapat
menunjukkan sub-skor yang lebih tinggi dalam masalah kesehatan mental. Hasil
studi tentang wabah SARS ditunjukkan bahwa 18%-57% dari tenaga medis
infeksi. Pada masa COVID-19 situasi ini tidak berbeda dan lebih signifikan efek
Intensive Care Unit (ICU) dan departemen yang terkait lainnya, beberapa dari
tenaga medis terinfeksi COVID-19 ketika mereka merawat pasien yang terinfeksi
kepeduliannya, tetapi kesehatan fisik dan mental mereka terancam ketika harus
yang pertama kali dikembangkan oleh Zigmond dan Snaith pada tahun 1983.
Studi ini dilakukan di rumah sakit umum poli rawat jalan. Hasil dari studi tersebut
dipublikasikan dengan judul The Hospital Anxiety and Depression Scale. Jawaban
ansietas dan depresi.17 HADS mengandung 14 butir pertanyaan yang terdiri atas
butir pertanyaan diukur dengan 4 skala nilai, dari nilai 0 (tidak sama sekali)
sampai nilai 3 (sangat sering). Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan adanya
untuk kecemasan dan penilaian untuk depresi, dengan jumlah minimum dan
maksimum adalah 0 dan 21 untuk masing-masing skala ansietas dan depresi. Titik
potong yang direkomendasikan adalah : lebih dari 16 merupakan kasus berat, titik
potong 11-15 merupakan kasus sedang, titik potong 8-10 merupakan kasus ringan,
dan kurang dari 7 bukan merupakan kasus ansietas atau depresi. HADS memiliki
skala yang pendek, mudah digunakan, mudah dinilai, serta banyak digunakan
pada orang dewasa. Dan pada pengerjaan lebih lanjut menunjukkan bahwa dua
dkk pada tahun 2015. Hasil interrater agreement untuk HADS-A adalah 0,706.
Hasil interrater agreement untuk HADS-D adalah 0,681. Dimana nilai 0,61-0,80
dari pengguna melalui survei atau kuisioner yang berbasis online. Informasi
Spreadsheet diisi dengan survei dan jawaban kuisioner. Google Forms ini
merupakan aplikasi administrasi survei yang termasuk dalam Google Drive office
suite bersama dengan Google Documents, Google Sheets, dan Google Slides.
berupa kuisioner atau formulir pendaftaran sebuah acara secara online, mengelola
pendaftaran acara, membuat polling quick count pendapat dengan cepat melalui
Google, dan sebagainya.21 Untuk kegiatan penelitian, Google Forms juga telah
saat memegang kertas. Penelitian tanpa kertas telah digunakan selama masa
Penggunaan platform Google doc ini juga tidak dipungut biaya sama sekali.21
dengan benar di web pribadi. Pengguna mendapatkan hasil instan saat mereka
masuk dan dapat meringkas hasil survei dengan diagram dan grafik.21
memiliki akun Google. Anda bisa membuat email di Gmail.com. Ketika Anda
sudah memiliki akun google, secara otomatis Anda akan terkoneksi dengan yang
namanya Google Drive. Google Drive inilah sebagai wadah untuk membuat
Setelah masuk ke Gmail, silakan fokus pada pojok kanan berupa titik-titik lalu
Setelah masuk ke menu Drive, lalu klik Drive => My Drive => More =>
Google Forms.
Anda akan sampai pada tampilan default Google Forms yang form dan
Anda dapat mengganti judul form yang masih Untitled form menggunakan
klik Required jika wajib diisi dan akan terdapat tanda bintang *. Untuk
Apabila ada pilihan seperti jenis kelamin, maka Anda perlu klik Multiple
Apabila Anda merasa sudah cukup terkait pertanyaan yang ingin diajukan,
Anda dapat melihat terlebih dahulu sebelum send di menu Preview. Anda
Halaman baru yang berisi URL form Anda akan muncul. Anda dapat
terlebih dahulu dengan cara memberikan centang pada bagian Short URL.
Silahkan buka form Anda menggunakan URL yang sudah Anda dapatkan
Anda sudah selesai membuat Google Forms dan Anda pun dapat
Jenis kelamin
Pekerjaan
Skor ansietas pada
Status pendidikan
tenaga medis yang
Status pernikahan merawat pasien
COVID-19
Waktu untuk bekerja melayani
pasien COVID-19
METODE PENELITIAN
sampling.23
Kriteria inklusi :
2. Kooperatif
23
Kriteria eksklusi :
Pada studi ini terdapat 6 variabel bebas, dan dalam menentukan rumus
besar sampel ini akan dicari hubungan bivariat untuk setiap variabel bebas,
kemudian besar sampel yang paling banyak yang akan menjadi besar sampel pada
studi ini. Untuk variabel bebas berskala kategorik akan digunakan diagnosis
penelitian analitik komparatif numerik tidak berpasangan dua kelompok satu kali
multivariat prediktif numerik satu kali pengukuran. Cara yang pertama adalah
prediktif numerik satu kali pengukuran. Setelah itu, kita tetap harus menghitung
tergantung. Kemudian penentuan besar sampel akan dilihat jumlah besar sampel
Langkah pertama
Menurut Tabel Besar Sampel untuk multivariat prediktif numerik satu kali
sebanyak 6 variabel, dengan kesalahan tipe satu 5% dan kesalahan tipe dua 20%
untuk hipotesis dua arah serta koefisien determinasi 0.25, maka dengan demikian
Langkah kedua
besar sampel untuk hubungan bivariatnya untuk setiap variabel bebas, seperti
diketahui bahwa variabel bebas pada penelitian terdiri dari variabel kategorik dan
variabel numerik.
Untuk mencari besar sampel dengan variabel bebas adalah kategorik dan
numerik tidak berpasangan dua kelompok satu kali pengukuran, maka terlebih
Keterangan :
n1 = n2 = 2 (zα+zβ) Sg 2
x1-x2
Keterangan :
melalui judgement peneliti yaitu nilai skala likert HADS dari 0 hingga 3, dimana
nilai 0 dianggap “tidak sama sekali” atau normal sedangkan nilai 1 hingga yang
minimal rerata yang dianggap bermakna secara logis dan etis adalah 2.
Untuk mencari besar sampel dengan variabel bebas adalah numerik dan
( )
[ ]
( )
Keterangan:
n = jumlah subyek
n1 + n2 - 2
4 + 11 - 2
13
(Sg)2= 5.48
Sg = √ 5.89
Sg = 2.34
n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2
x1-x2
n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.34)2
n1 = n2 = 2 x 10.76
n1 = n2 = 21.52 22
Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variabel jenis kelamin
2. Variabel Pekerjaan
n1 + n2 - 2
12 + 3 - 2
13
(Sg)2= 8.95
Sg = √ 8.95
Sg = 2.99
n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2
x1-x2
n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.99)2
n1 = n2 = 2 x 17.56
n1 = n2 = 35.12 36
Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variabel pekerjaan
3. Variabel Pendidikan
n1 + n2 - 2
2 + 13 - 2
13
(Sg)2= 8.13
Sg = √ 8.13
Sg = 2.85
n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2
x1-x2
n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.85)2
n1 = n2 = 2 x 15.92
n1 = n2 = 31.84 32
Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variabel pendidikan
n1 + n2 - 2
10 + 5 - 2
13
(Sg)2= 8.85
Sg = √ 8.85
Sg = 2.98
n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2
x1-x2
n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.98)2
n1 = n2 = 2 x 17.39
n1 = n2 = 34.78 35
Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variabel status
n1 + n2 - 2
4 + 11 - 2
13
(Sg)2= 7.95
Sg = √ 7.95
Sg = 2.82
n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2
x1-x2
n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.82)2
n1 = n2 = 2 x 15.60
n1 = n2 = 31.2 32
Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variable riwayat
Skor Ansietas
( )
[ ]
( )
( )
[ ]
( )
( )
[ ]
bagian awal kuesioner, begitu juga tujuan penelitian, agar subyek dapat
online.
pelaksanaan penelitian ilmiah yang standar. Segala data dan bentuk hasil jawaban
via online kepada subyek penelitian yang bertugas di RSUP. H. Adam Malik
Medan dan rumah sakit satelitnya. Cara peneliti mendapatkan nomor kontak
data dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dimana yang akan
dijadikan subyek penelitian adalah para dokter yang sedang mengambil program
umum dan dokter spesialis jika ada yang terlibat, yang bertugas merawat pasien
selanjutnya peneliti akan melakukan pengolahan dan analisis data. Jika dari hasil
pengisian kuesioner dijumpai angka di atas nilai normal yang sangat bermakna,
maka melalui nomor kontak subyek yang telah tersedia, peneliti akan
(HADS-A)
langkah-langkah :
1. Pemeriksaan data
jawaban cukup jelas, semua pertanyaan sudah dijawab sesuai petunjuk pengisian.
2. Pemberian kode
Kelengkapan data diperiksa dan diberi kode dengan cara merubah data dari bentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka. Pemberian kode ini berguna untuk proses
entry data.
3. Pemasukan data
Data yang telah diberi kode berguna mempermudah analisa data dan mempercepat
4. Tabulasi data
5. Analisis data
Analisis regresi linier hanya dapat digunakan apabila syarat-syarat uji regresi
linier terpenuhi.
setidaknya salah satu dari variabel bebas atau variabel numerik berdistribusi
normal, akan dilakukan uji Pearson, dan apabila kedua variabel tidak berdistribusi
normal maka akan dilakukan uji Spearman. Apabila korelasi variabel bebas
mempunyai nilai p<0.25 maka, variabel bebas tersebut memenuhi syarat untuk
dimasukkan dalam analisis multivariat regresi linier, dan sebaliknya maka tidak
ada korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat. Setelah itu, untuk variabel
regresi linier terpenuhi, adapun syarat regresi linier diantaranya adalah sebaran
(pembuktian secara deskriptif), tidak ada outlier (pembuktian dengan Case Wise
Watson), tidak ada multikolinearity (pembuktian dengan uji korelasi Pearson dan
Uji toleransi) pada variabel bebas, serta hubungan variabel bebas dan terikat
adalah linier (pembuktian dengan grafik scatter antara variabel bebas dengan
variabel tergantung).25
3. Analisis multivariat
4. Resume analisis
5. Melaporkan analisis
3. Analisis multivariat
4. Resume analisis
5. Melaporkan analisis
HASIL PENELITIAN
sebanyak 129 subyek penelitian tenaga medis dimana kuesioner dibagikan secara
online menggunakan Google Forms yang dapat dibuka pada aplikasi WhatsApp.
Penelitian ini melibatkan tenaga medis yang bekerja di RSUP. Haji Adam Malik
Variabel kategorik pada studi ini adalah jenis kelamin, status pekerjaan, status
disajikan dalam jumlah (n) dan persentase (%). Variabel numerik pada studi ini
adalah umur dan waktu atau lamanya waktu melayani pasien. Variabel numerik
disajikan dalam rerata (simpang baku) bila data berdistribusi normal dan disajikan
Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji Kolmogorov-
Smirnov (n = 129).22
39
Untuk variabel status pekerjaan yang terbanyak adalah dokter yaitu 95 subjek
pendidikan yang terbanyak adalah strata yaitu 113 subjek (87.6%) sedangkan
terbanyak adalah menikah yaitu 76 subjek (58.9%) sedangkan yang tidak menikah
termasuk bercerai dan berpisah adalah 53 subjek (41.1%). Untuk variabel riwayat
gangguan organik yang terbanyak adalah tidak ada riwayat gangguan organik
yaitu 104 subjek (80.6%) sedangkan yang ada riwayat gangguan organik sebesar
25 subjek (19.4%). Untuk variabel waktu melayani pasien yaitu 8 jam (1-12).
Jenis kelamin
- Laki-laki 45 (34.9%) -
- Perempuan 84 (65.1%) -
Pekerjaan
- Dokter 95 (73.6%) -
- Perawat 34 (26.4%) -
Pendidikan
- Diploma 16 (12.4%) -
Status Pernikahan
- Menikah 76 (58.9%) -
Riwayat gangguan
organik
-Ya 25 (19.4%) -
Pada studi ini akan dilakukan analisis bivariat sebagai salah satu syarat
Syarat untuk suatu variabel bebas diikutsertakan dalam analisis regresi multivariat
adalah untuk analisis bivariatnya, nilai p harus <0.25. Adapun pada studi ini
terdapat variabel tergantung yaitu skor HADS-A dan variabel bebas ada 6,
berskala numerik.
normalitas, yang digunakan adalah uji t test independent jika data berdistribusi
normal. Tetapi jika data tidak berdistribusi normal, maka terlebih dahulu lakukan
transformasi data. Namun jika data masih belum terdistribusi normal maka
dilakukan uji alternatif yaitu uji Mann Whitney U. Sedangkan untuk variabel
berskala numerik, analisis bivariat setelah uji normalitas, yang dilakukan adalah
uji Pearson jika data berdistribusi normal. Tetapi jika data tidak berdistribusi
normal, maka terlebih dahulu lakukan transformasi data. Namun jika data masih
belum terdistribusi normal maka dilakukan uji alternatif yaitu uji Spearman.22
Dari tabel 2. hasil uji bivariat didapati skor HADS-A pada variabel jenis
kelamin yaitu laki-laki dengan nilai 5 (1-9) dan perempuan 7 (1-13) dengan nilai
p = 0.001. Pada variabel pekerjaan didapati skor HADS-A yaitu dokter 6 (1-13)
dan perawat 7 (2-13) dengan nilai p = 0.011. Pada variabel pendidikan diploma
6 (2-12) dan strata 6 (1-13) dengan nilai p = 0.658. Pada variabel pernikahan
untuk subyek yang menikah adalah 7 (1-13) dan tidak menikah 5 (1-13) dengan
Jenis kelamin
-Perempuan 7 (1-13) -
Pekerjaan
-Perawat 7 (2-13) -
Pendidikan
-Strata 6 (1-13) -
Status pernikahan
Riwayat ggn
7,20 (3,14)
Organik 0.165b
-Tidak
Waktu melayani
a
uji Mann Whitney U
b
uji t test independent
c
uji Spearman
riwayat gangguan organik yaitu 7.20 (3.14) dan tidak memiliki riwayat gangguan
organik 6.16 (2.67) dengan nilai p = 0.165. Pada variabel waktu skor HADS-A
adalah 8 (1-12) dengan nilai p = 0.001. Maka dari nilai itu, variabel yang memiliki
nilai p < 0.25 adalah pada variabel jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan,
riwayat gangguan organik dan waktu melayani pasien, dapat dilakukan analisis
multivariat.
menghasilkan nilai p<0.25. Terdapat 5 variabel bebas yaitu variabel jenis kelamin,
pekerjaan, status pernikahan, riwayat gangguan organik dan waktu lama melayani
pasien. Sebelum dilakukan analisis regresi linier, maka untuk variabel bebas
berskala kategorik, terlebih dahulu dibuat variabel dummy-nya. Setelah itu, maka
variabel dummy dan variabel bebas berskala numerik dapat dianalisis. Metode
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, dijumpai adanya tabel 3
kualitas regresi dan pengujian asumsi independen. Pada tabel tersebut, terdapat 2
model dimana terlihat nilai adjusted R square yang tertinggi yaitu di model 1
sebesar 0.371 atau sebesar 37.1%. Pada tabel untuk Durbin-Watson (DW) tertulis
1 .629
a
.395 .371 2.210
b
2 .619 .383 .363 2.223 1.392
a. Predictors: (Constant), Waktu, tidak dibanding ya, tidak menikah dibanding menikah,
b. Predictors: (Constant), Waktu, tidak dibanding ya, tidak menikah dibanding menikah,
dihasilkan model 1 dan model 2. Dari kemaknaan (Sig.) dapat dilihat bahwa masih
terdapat nilai p dari variabel bebas yang lebih besar dari 0.05. yang artinya
Tabel 4. Coefficients
a
Coefficients
perempuan
2.065 .436 .355 4.741 .000 .879 1.138
dibanding laki-laki
perawat di
.827 .527 .131 1.568 .119 .702 1.424
banding dokter
tidak menikah -
-2.308 .407 -.409 .000 .945 1.058
dibanding menikah 5.672
tidak dibanding ya -
-1.320 .497 -.188 .009 .983 1.017
2.658
perempuan
2.098 .438 .360 4.794 .000 .881 1.135
dibanding laki-laki
tidak menikah -
-2.233 .406 -.396 .000 .958 1.043
dibanding menikah 5.493
tidak dibanding ya -
-1.352 .499 -.193 .008 .985 1.016
2.709
Oleh karena itu, 1 variabel bebas yang tidak bermakna yaitu variabel
analisis regresi linier dengan 4 variabel yaitu jenis kelamin, status pernikahan,
bebas yang tersisa. Dimana sebelumnya untuk variabel bebas berskala kategorik,
Dari hasil analisis pada tabel 5 model summary, dijumpai 1 model saja
dengan nilai adjusted R square sebesar 0.363 (36.3%) dan nilai Durbin-Watson
sebesar 1.392.
b
Model Summary
a
1 .619 .383 .363 2.223 1.392
a. Predictors: (Constant), Waktu, tidak dibanding ya, tidak menikah dibanding menikah,
nilai kemaknaan dari 4 variabel bebas adalah p<0.05 yang berarti bahwa variabel
Tabel 6. Coefficients
a
Coefficients
perempuan
2.098 .438 .360 4.794 .000 .881 1.135
dibanding laki-laki
tidak menikah -
-2.233 .406 -.396 .000 .958 1.043
dibanding menikah 5.493
tidak dibanding ya -
-1.352 .499 -.193 .008 .985 1.016
2.709
statistics, dijumpai nilai toleransi lebih dari 0.4 yang berarti asumsi tidak ada
ansietas) dapat dilihat dari kolom koefisien tidak standar (nilai intersep/constant)
yaitu 5.399 dan nilai slope yaitu 2.098 pada variabel jenis kelamin, -2.233 pada
variabel status pernikahan, -1.352 pada variabel riwayat gangguan organik dan
0.242 pada variabel waktu. Jadi, dapat disimpulkan persamaan regresi HADS-A
standar (Beta), dimana koefisien korelasi variabel jenis kelamin yaitu 0.360
variabel riwayat gangguan organik yaitu -0.193 (korelasi negatif), variabel waktu
nilai residu dan nilai standar dari residu. Kedua informasi ini berguna untuk
melihat asumsi residu nol dan tidak ada outlier. Syarat dari residu sendiri adalah
sebaran residu harus normal, rerata residu nol, tidak ada outlier, konstan
residu sebesar 0.000. Dengan demikian asumsi rerata residu nol terpenuhi. Untuk
standar dari residu masing-masing nilai minimum adalah -2.772 dan nilai
maksimum adalah 3.045. Oleh karena itu, syarat tidak ada outlier juga terpenuhi
yaitu rentang nilai minimum maksimum berada pada -3 sampai 3 simpang baku.
Dari gambar 2 scatter plot, antara HADS-A (skor ansietas) dan Regression
standardized predictive value (variabel bebas) adalah cara untuk menguji asumsi
linearitas. Dari gambar tampak adanya kesan linearitas yang positif antara variabel
Gambar 3. Histogram
normal P-P plot menunjukkan sebaran data yang normal. Dengan demikian,
berdasarkan nilai predicted value. Sebaran residu tidak membentuk pola tertentu.
Model 1 Didapatkan model yang terdiri Model ini diperoleh setelah semua
melayani pasien.
tertentu.
terpenuhi.
lemah.
0.242 * waktu -2.233 * status pernikahan -1.352 * riw ggn organik. Semua asumsi
regresi linier seperti linearitas, normalitas, residu nol, residu tidak ada outlier,
Coefficients Multivariat β
Konstan 5.399
Adjusted R2 = 36.3%
Tabel 9 disajikan untuk menjawab hipotesis tentang skor HADS-A. Oleh karena
itu, dari hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel jenis kelamin,
status pernikahan, riwayat gangguan organik, dan waktu lama melayani pasien,
berhubungan dengan skor HADS-A pada tenaga medis yang merawat pasien
COVID-19 (p<0.05).25
DISKUSI
konsep prediktif dimana studi ini berusaha untuk mencari hubungan dari beberapa
memiliki skala numerik yaitu skor ansietas pada subscale Hospital Anxiety and
Depression Scale (HADS). Studi ini melibatkan 129 subjek yaitu tenaga medis
(dokter dan perawat) yang bekerja di RSUP. Haji Adam Malik Medan beserta
pelaksanaan selama bulan Mei hingga Juli 2020 melalui media elektronik aplikasi
untuk mencegah atau mengurangi penularan virus COVID-19 baik selama proses
penelitian yang dilibatkan adalah tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.
Selama proses penelitian jika peneliti berjumpa langsung dengan subjek, maka hal
tersebut berisiko untuk terjadinya penularan. Selain itu, pada saat penelitian ini
protokol kesehatan tentang #dirumahaja, social distancing (jaga jarak), dan masa
mana hal ini menyebabkan aktifitas masyarakat di luar rumah menjadi sangat
56
berkurang dan sangat dibatasi, termasuk ruang gerak peneliti juga menjadi
terbatas. Oleh sebab itu, maka peneliti melakukan studi ini dengan bantuan media
online aplikasi WhatsApp dan kuesioner yang dibuat dengan Google Forms.
sampel maka didapatkan jumlah sampel penelitian yaitu 129 subjek. Metode
sampling yaitu jenis purposive sampling oleh karena peneliti telah memilih
Uji statistik pada studi ini dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS
versi 22. Uji statistik sendiri diawali dengan melakukan perhitungan frekuensi
pada tiap variabel untuk mencari karakteristik demografik subjek. Setelah itu,
analisis bivariat, dilihat apakah terdapat nilai p <0.25 pada tiap variabel bebas
dimana jika memenuhi syarat tersebut, maka variabel bebas dengan p<0.25, dapat
Pada studi ini, terdapat 6 hipotesis penelitian yang perlu dijawab. Adapun
organik dan skor ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.
Dari hasil analisis multivariat regresi linier yang dilakukan, maka didapati
terhadap skor HADS-A yaitu jenis kelamin dengan kekuatan korelasi positif
gangguan organik dengan kekuatan korelasi negatif sangat lemah, dan waktu lama
1. Variabel jenis kelamin dalam studi ini terdapat hubungan dengan skor ansietas.
Hal ini juga didapati pada studi yang dilakukan oleh Lai dan kawan-kawan, pada
akhir Januari hingga awal Februari 2020, di Cina, yang melibatkan 1257 tenaga
Disorder Scale (GAD-7) untuk ansietas, the 7-item Insomnia Severity Index (ISI)
untuk insomnia, dan the 22-item Impact of Event Scale-Revised (IES-R) untuk
stres versi Bahasa Cina, didapati bahwa perawat, perempuan, tenaga kesehatan di
garis depan, dan bekerja di Wuhan memiliki skor lebih tinggi terhadap 4 skala
2. Variabel status pernikahan dalam studi ini berhubungan dengan skor ansietas.
Hal ini juga didapati pada studi yang dilakukan oleh Lee dan kawan-kawan, untuk
mengevaluasi staf medis selama wabah SARS pada tahun 2003. Kuesioner ini
pertanyaan. Dari hasil pengisian kuesioner ini didapati bahwa adanya tanggung
jawab sosial dan moral, yang mendorong mereka untuk terus bekerja selama
wabah (P = 0,03), dan dokter memiliki skor rata-rata tertinggi (2,47 ± 0,66). Staf
dalam kecemasan pada staf medis, terutama pada kelompok yang berumur 41 - 50
tahun.
Dimana juga terdapat pada studi yang dilakukan oleh Zhang dan kawan-kawan,
pada bulan Februari hingga Maret 2020, di Cina, yang melibatkan 2.182 subyek
subyek dan medis sebanyak 927 subyek, berumur 16 tahun ke atas, cross-
sectional study via survey online, didapati bahwa tenaga kesehatan medis
memiliki prevalensi yang lebih tinggi untuk terjadi insomnia (38.4 vs. 30.5%,
p<0.01), ansietas (13.0 vs 8.5%, p< 0.01), depresi (12.2 vs. 9.5%, p<0.04),
somatisasi (1.6 vs. 0.4%, p<0.01), dan gejala obsesif kompulsif (5.3 vs. 2.2%,
Kelebihan dari studi ini adalah pertama, dimana studi ini merupakan studi
yang pertama kali di lakukan di Sumatera Utara dan di pulau Sumatera, yang
meneliti tentang skor ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien
yang menggunakan kuesioner HADS pada tenaga medis yang merawat pasien
beberapa rumah sakit untuk menjaring subjek penelitian. Keempat, adapun media
yang digunakan adalah menggunakan kuesioner online, dimana hal ini bertujuan
kesehatan yang mengajurkan agar masyarakat tetap menjaga jarak dan bila perlu
dirumah aja.
subjek tentang butir pertanyaan kuesioner jika terdapat kesulitan pada subjek
VI.1. Kesimpulan
1. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan skor ansietas pada tenaga medis
2. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dan skor ansietas pada tenaga
3. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dan skor ansietas pada tenaga
4. Terdapat hubungan antara status pernikahan dan skor ansietas pada tenaga
5. Terdapat hubungan antara waktu melayani pasien dan skor ansietas pada
6. Terdapat hubungan antara riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada
VI.2. Saran
61
DAFTAR RUJUKAN
Psychological Responses and Associated Factors during the Initial Stage of the
- 130. 2020.
Indonesia. 2020.
6. Tan BYQ, Chew NWS, Lee GKH. Psychological Impact of the COVID-19
2020:1-3.
8. Zhang W, Wang K, Yin L, Zhao W, Xue Q, Peng M, et al. Mental Health and
11. Isbaniah F, Saputro DD, Sitompul PA, Manalu R, Setyawaty V, Subangkit dkk.
14. Sadock BJ, Sadock VA Ruiz P. Anxiety Disorders. In : Sadock BJ, Sadock
15. Shah K, Kamrai D, Mekala H, Mann B, Desai K, Patel RS. Focus on Mental
Monitor. 2020;26:1-8.
17. Stern AF. The Hospital Anxiety and Depression Scale. Occupational Medicine.
18. Snaith RP. The Hospital Anxiety And Depression Scale. Health and Quality of
https://www.jetorbit.com/blog/mengenal-lebih-dekat-dengan-google-form/
22. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: deskriptif, bivariat,
24. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba
Medika. 2011.
25. Dahlan MS. Regresi Linier. Seri 10 Edisi 2. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.
2018.
Lampiran 1
Bapak/Ibu/Sdr./i Yth.
Saya, dr. Anastasia Venny Fransisca Sipayung peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Psikiatri FK USU sedang melakukan suatu
penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Skor Ansietas
pada Tenaga Medis yang Merawat Pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan skor ansietas pada tenaga kerja yang merawat pasien Coronavirus Disease
2019 (Covid-19) di RSUP. H. Adam Malik Medan dan satelitnya.
Partisipasi Bapak/Ibu/Sdr./i dalam penelitian ini bersifat sukarela, tanpa
paksaan dan tekanan dari pihak manapun serta tidak dipungut biaya apapun
selama dalam penelitian dan setiap partisipan akan diberikan imbalan dalam
bentuk voucher atau pulsa telepon. Seandainya Bapak/Ibu/Sdr./i menolak untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan dikenakan sanksi apapun. Jika
selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas, maka
Bapak/Ibu/Sdr./i dapat menghubungi saya : dr. Anastasia Venny Fransisca
Sipayung (081263750692) di Program Studi Psikiatri FK USU Medan.
Medan, 2020
Hormat saya,
Lampiran 2
Medan, 2020
Yang memberi penjelasan Yang memberi persetujuan
Lampiran 3
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan terakhir :
6. Status pernikahan :
7. Waktu yang diluangkan untuk
merawat pasien per hari atau per minggu :
8. Riwayat gangguan organik : Ya, punya : sebutkan ……………
Cth: Hipertensi, DM, asma, dll Tidak
Lampiran 4
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Data Pribadi
Nama : dr. Anastasia Venny Fransisca Sipayung
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Gunung Meliau / 23 Juli 1985
Status : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Nuri no. 11 Komp. Polri Medan
Telepon : 081263750692
Riwayat Pendidikan
1991 - 1997 : SD Suster Pontianak
1997 - 2000 : SMP Suster Pontianak
2000 - 2003 : SMU Santo Paulus Pontianak
2003 - 2007 : Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2007 - 2009 : Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2015 - Sekarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu
Kedokteran Psikiatri di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Pekerjaan
2010 - 2011 : RSU. Sari Mutiara Medan
2011 - Sekarang : PNS Bengkulu Selatan, Prov. Bengkulu
2015 - Sekarang : Peserta Tugas Belajar di Ilmu Kedokteran
Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara
Lampiran 5
Nama Responden :
Jenis Kelamin / Umur :
Tanggal Pemeriksaan :
Beri tanda rumput atau lingkari jawaban yang paling benar. Jangan berpikir terlalu
lama untuk masing-masing jawaban. Jawablah seperti yang anda rasakan
sekarang.
1. Saya merasa tegang atau Hampir selalu 3
4. Saya bisa tertawa dan Sebanyak yang saya selalu bisa lakukan 0
melihat sisi lucu dari
sesuatu hal :
Hanya sekali-sekali 0
Tidak sering 2 D
Kadang-kadang 1
Hampir selalu 0
Tidak sering 2
Kadang-kadang 1
Agak sering 2
Sering sekali 3