Anda di halaman 1dari 87

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKOR ANSIETAS PADA

TENAGA MEDIS YANG MERAWAT PASIEN CORONAVIRUS DISEASE 2019


(COVID-19)

TESIS

OLEH:
ANASTASIA VENNY FRANSISCA SIPAYUNG
NIM: 147106004

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKOR ANSIETAS
PADA TENAGA MEDIS YANG MERAWAT PASIEN CORONAVIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19)

TESIS

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Keahlian dalam Bidang


Psikiatri pada Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

OLEH:
ANASTASIA VENNY FRANSISCA SIPAYUNG
NIM:
147106004

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


SKOR ANSIETAS PADA TENAGA MEDIS YANG MERAWAT PASIEN
CORONAVIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2020

ANASTASIA VENNY FRANSISCA SIPAYUNG

ii

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis mengikuti serta menyelesaikan Program
Pendidikan Dokter Spesialis-I Psikiatri di Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara pada umumnya dan dalam penyelesaian tesis ini pada khususnya.
Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, Ketua TKP PPDS-I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah
memberikan kepada saya kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis-I di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. dr. Elmeida Effendy, M. Ked., Sp. K. J. (K), selaku Ketua Departemen / Plt. Program
Studi Psikiatri FK USU, guru dan selaku pembimbing yang telah dengan penuh
kesabaran membimbing penulis, memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
penulis serta memberikan dorongan agar penulis boleh tetap semangat untuk
menyelesaikan tesis serta pendidikan ini.
3. Dr. dr. Mustafa Mahmud Amin, M. Ked., M. Sc., Sp. K. J. (K), selaku guru dan
pembimbing, yang juga telah dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam
menyelesaikan tesis ini serta membagikan pengetahuan kepada penulis selama
menempuh pendidikan spesialisasi.

4. dr. Vita Camellia, M. Ked., Sp. K. J., selaku guru penulis, yang telah memberikan
kesempatan yang luas, serta dorongan dan pengetahuan kepada penulis selama
pendidikan spesialisasi.

iii

Universitas Sumatera Utara


5. dr. Muhammad Surya Husada, M. Ked., Sp. K. J., selaku guru penulis yang telah banyak
membimbing, memberikan dorongan serta pengetahuan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan spesialisasi.
6. Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp. K. J. (K), selaku guru besar sekaligus penguji penulis, guru
yang telah banyak membimbing, memberikan pengetahuan bahkan perhatian dan
semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan spesialisasi.
7. dr. H. Harun Taher Parinduri, Sp. K. J. (K), selaku guru penulis, yang telah banyak
memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama pendidikan spesialisasi.
8. Prof. dr. H. M. Joesoef Simbolon, Sp. K. J. (K), selaku guru besar, yang telah
memberikan bimbingan, pengetahuan dan dorongan kepada penulis selama pendidikan
spesialisasi.
9. dr. Dapot Parulian Gultom, Sp. K. J., M. Kes., selaku Wakil Direktur Badan Layanan
Umum Daerah RSJ Propinsi Sumatera Utara dan guru penulis, yang telah banyak
memberikan kesempatan serta bimbingan kepada penulis selama pendidikan spesialisasi.
10. dr. Mawar Gloria Tarigan, Sp. K. J., selaku guru yang telah banyak memberikan
bimbingan dan pengetahuan serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan
pendidikan spesialisasi.
11. dr. Freddy S. Nainggolan, Sp. K. J., selaku guru yang telah banyak memberikan
bimbingan dan pengetahuan kepada penulis.
12. dr. Vera R. B. Marpaung, Sp.K.J, M.Kes, sebagai guru yang telah banyak memberikan
bimbingan dan pengetahuan kepada penulis
13. dr. Nazli Mahdinasari Nasution, M. Ked., Sp. K.J. selaku guru penulis, yang telah banyak
memberikan dorongan, bimbingan, dan pengetahuan kepada penulis selama
menyelesaikan pendidikan.
14. dr. Dessy Mawar Zalia, M. Ked., Sp.K.J., selaku guru penulis, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan perhatian kepada penulis.
15. dr. Cindy Chias Arthy, M. Ked., Sp.K,J., selaku guru penulis, yang telah banyak
memberikan dukungan dan perhatian serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan spesialisasi.

iv

Universitas Sumatera Utara


16. Seluruh dokter dan perawat di RSUP. Haji Adam Malik dan satelitnya yang bertugas
menangani dan merawat pasien COVID-19 dimana telah bersedia memberi waktu dan
kerjasamanya untuk terlibat dalam penelitian ini.
17. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Psikiatri FK USU, yang meskipun adalah junior
penulis, tetapi yang telah banyak memberikan dukungan, perhatian, semangat bahkan
masukan-masukan yang berharga kepada penulis serta memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga penulis dapat mengejar ketertinggalan dan dapat menyelesaikan
pendidikan ini.
18. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas selama
menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis-I Psikiatri, serta berbagai pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam
menjalani dan menyelesaikan pendidikan spesialisasi ini.
19. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai, Ir. Washington Sipayung, MM dan Ev. DR
(HC) Iriani S.A. Girsang, M.Th, yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang
mendukung penulis dalam menjalani masa pendidikan dan penyelesaian tesis ini, terlebih
telah berjerih lelah terlibat dalam merawat dan membesarkan anak-anak penulis.
Keberhasilan dalam hidup penulis tidak lepas merupakan berkat doa dan dukungan orang
tua terkasih.
20. Mertua terkasih, (Alm) C. Sirait dan S. Napitupulu, yang telah banyak memberikan
dukungan dan doa kepada penulis serta perhatian kepada anak-anak penulis selama
menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis-I.
21. Suami terkasih, dr. Endy Amos Todo Hasudungan Sirait, yang telah memberikan
dukungan penuh, doa dan semangat kepada penulis, baik selama menjalani masa
pendidikan maupun masa penyelesaian tugas-tugas akhir begitu juga tesis penulis. Tanpa
dukungan yang besar, lebih sukar bagi penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan ini
dengan baik.
22. Anak-anak terkasih penulis, Dysia Kerenhapukh Sirait, untuk dapat merawatmu,
merupakan salah satu alasan penulis untuk dengan semangat melanjutkan pendidikan
spesialisasi, meskipun beberapa minggu sebelum ujian seleksi kala itu, engkau harus
pergi. Ethan Yido Sirait, pejuang tangguhku, yang telah menjadi penyemangat penulis
menjalani hari-hari selama masa pendidikan, meskipun menjelang masa-masa akhir

Universitas Sumatera Utara


pendidikan penulis, engkau pun pergi. Edgar Jedediah Sirait, meskipun engkau belum
mengerti, tetapi bagi penulis, kehadiranmu dimasa tak terduga, dimasa-masa perjuangan
yang luar biasa ini, telah membuat penulis boleh bangkit dan tidak memandang sebesar
apapun rintangan yang penulis hadapi. Kalian buah hatiku, perjuangan ini penulis
persembahkan untuk kalian.
23. Saudara kandung penulis, Andrew Vidy Dolmars Sipayung, Astrid Vonda Sari Sipayung,
Andriana Vinky Nancy Sipayung, beserta semua kakak dan abang ipar terkasih, yang
telah banyak memberikan doa, semangat dan dukungan kepada penulis selama menjalani
pendidikan ini.

Semoga Tuhan membalas semua jasa dan budi baik mereka yang telah membantu penulis
tanpa pamrih dalam mewujudkan cita-cita penulis. Akhirnya penulis mengharapkan semoga
penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2020

Anastasia Venny Fransisca Sipayung

vi

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


SKOR ANSIETAS PADA TENAGA MEDIS YANG MERAWAT PASIEN
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan wabah virus yang sedang melanda
hampir di seluruh negara-negara di dunia, tidak ketinggalan juga di Indonesia. Hingga 21
Agustus 2020 sudah menderita lebih dari 149.000 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Dampak
dari pandemi ini juga terjadi kepada tenaga medis yang bertugas merawat pasien COVID-19.
Mereka berisiko tinggi terinfeksi virus. Hal ini menyebabkan timbulnya gangguan psikologis
salah satunya kecemasan. Dari studi ini dengan menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and
Depression Scale subskala ansietas, disebar melalui media online, dari bulan Mei-Juli 2020,
dengan jumlah sampel 129 subjek, dilakukan untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan skor ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Dari sini
didapati ada 4 faktor yang memiliki hubungan untuk terjadinya ansietas yaitu faktor jenis
kelamin, status pernikahan, adanya riwayat gangguan organik dan waktu lamanya merawat
pasien.

Kata kunci: ansietas, COVID-19, tenaga medis

vii

Universitas Sumatera Utara


FACTORS RELATED TO ANXIETY ON MEDICAL HEALTH WORKERS DURING
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a virus outbreak that is currently hitting


almost all countries in the world and also in Indonesia. Until August 21, 2020, Indonesia has
suffered more than 149,000 positive cases of COVID-19. The impact of this pandemic also
affects medical personnel who are in charge of caring for COVID-19 patients. They are at high
risk of being infected with the virus. This causes psychological problems, one of which is anxiety.
From this study using the Hospital Anxiety and Depression Scale questionnaire, the anxiety
subscale, distributed via online media, from May-July 2020, with a sample size of 129 subjects,
was carried out to examine what factors were associated with anxiety scores in medical health
workers who were treating patients of COVID-19. From this study, we found that there are 4
factors that have a relationship to the occurrence of anxiety, there was gender, marital status, a
history of organic disorders and the length of time caring for the patient.

Keywords : anxiety, COVID-19, health worker

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i


PERNYATAAN .............................................................................................. ii
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................ iii
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. ........ 1


I.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
I.2. Perumusan Masalah ............................................................... 6
I.3. Pertanyaan Penelitian ............................................................. 7
I.4. Hipotesis ................................................................................ 7
I.5. TujuanPenelitian .................................................................... 8
I.5.1. Tujuan Umum ............................................................ 8
I.5.2. Tujuan Khusus ........................................................... 8
I.6. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... ........ 9


II.1. Coronavirus Disease 2019 ..................................................... 9
II.1.1. Definisi ....................................................................... 9
II.1.2. Karakteristik ............................................................... 9
II.1.3. Patogenesis dan Patofisiologi ..................................... 10
II.1.4. Gejala Klinis............................................................... 11
II.1.5. Klasifikasi Klinis........................................................ 11
II.1.6. Diagnosis .................................................................... 12
II.1.7. Tata laksana pencegahan penyebaran COVID-19 ..... 14
II.2. Ansietas .................................................................................. 14
II.2.1. Definisi ....................................................................... 14
II.2.2. Epidemiologi .............................................................. 15
II.2.3. Etiologi ....................................................................... 15
II.3. Kesehatan Mental yang Berdampak pada Tenaga Kesehatan 15
II.4. Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) .................. 16
II.5. Google Forms ....................................................................... 17
II.6. Kerangka Teori ...................................................................... 19
II.7. Kerangka Konseptual ............................................................. 20
II.8. Defenisi Operasional .............................................................. 21

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 23


III.1. Desain Penelitian ................................................................... 23
III.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 23
III.3. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 23

ix

Universitas Sumatera Utara


III.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................. 23
III.5. Besar Sampel ......................................................................... 24
III.6. Persetujuan setelah Penjelasan / Informed Consent ............... 33
III.7. Etika Penelitian....................................................................... 34
III.8. Cara Kerja Penelitian ............................................................. 34
III.9. Kerangka Kerja....................................................................... 35
III.10. Identifikasi Variabel ............................................................. 36
III.11. Rencana Manajemen Analisis Data ...................................... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 39


IV.1. Karakteristik Demografik ...................................................... 39
IV.2. Analisis Bivariat..................................................................... 42
IV.3. Analisis Multivariat ............................................................... 44
IV.3.1. Analisis Multivariat Pertama ..................................... 44
IV.3.2. Analisis Multivariat Kedua ........................................ 47
IV.4. Resume Analisis Multivariat Regresi Linier.......................... 53
IV.5. Laporan Hasil Analisis Regresi Linier ................................... 54

BAB V. PEMBAHASAN ............................................................................. 56


V.1. Prosedur Penelitian ................................................................ 56
V.2. Hipotesis Penelitian ............................................................... 57
V.3. Persamaan dn Perbedaan Hasil Studi ..................................... 58
V.4. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian ................................. 60

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 61


V.1. Kesimpulan ............................................................................ 61
V.2. Saran .................................................................................... 61

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 62


LAMPIRAN 1 .................................................................................................. 65
LAMPIRAN 2 .................................................................................................. 66
LAMPIRAN 3 .................................................................................................. 67
LAMPIRAN 4 .................................................................................................. 68
LAMPIRAN 5 .................................................................................................. 69
LAMPIRAN 6 ................................................................................................. 70

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1 Karakteristik demografik subjek ........................................... 41
2 Analisis bivariat..................................................................... 43
3 Model Summary Multivariat Regresi Linier ......................... 45

4 Coefficients.. ......................................................................... 46
5 Model Summary. ................................................................... 47
6 Coefficients ........................................................................... 48

7 Residuals Statistics ................................................................ 49


8 Resume analasis regresi linier.. ............................................. 53
9 Analisis multivariat untuk skor ansietas (HADS-A). ............ 55

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1 Struktur Coronavirus............................................................. 10

2 Scatter Plot ............................................................................ 50

3 Histogram .............................................................................. 51

4 Normla P-P Plot .................................................................... 51

5 Scatter plot regression standardized residual ........................ 52

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome


CoV : Coronavirus
COVID-19 : Coronavirus Disease 2019
DASS-21 : Depression, Anxiety, and Stress Scales
DW : Durbin Watson
GAD-7 : The 7-item Generalized Anxiety Disorder Scale
HADS : Hospital Anxiety and Depression Scale
HADS-A : Hospital Anxiety and Depression Scale Anxiety
HADS-D : Hospital Anxiety and Depression Scale Depression
ICU : Intensive Care Unit
IES-R : The Impact of Events Scale-Revised
ISI : Insomnia Severity Index
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
MERS : Middle East Respiratory Syndrome
PHQ-2 : Patient Health Questionnaire 2-item
PHQ-9 : The 9-item Patient Health Questionnaire
PTSD : Post Traumatic Stress Disorder
RNA : Ribonucleic acid
RSUP HAM : Rumah Sakit Umum Pendidikan Haji Adam Malik
S : Spike protein
SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome
SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
SCL-90-R : The Symptom Check List-90-revised
WHO : World Health Organization

xiii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sejak Desember 2019, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) menjadi

wabah terbesar yang berupa pneumonia atipikal, sesudah tahun 2003 wabah

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) terjadi.1 Wabah COVID-19 yang

berasal dari kota Wuhan provinsi Hubei yang disebabkan oleh severe acute

respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) ini telah mengancam

kehidupan manusia dan sejak tanggal 30 Januari 2020 oleh World Health

Organization (WHO) ditetapkan bahwa wabah COVID-19 ini menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia1,2.

Menurut data dari WHO, perkembangan COVID-19 terhitung sejak

pandemi ini mulai merebak hingga per tanggal 29 Mei 2020 lalu, di seluruh dunia

telah dilaporkan terdapat kasus COVID-19 sebesar 5.701.337 kasus dan kematian

sebesar 357.688, yang melibatkan sebanyak 216 negara.3 Sedangkan di Indonesia,

data yang didapat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per tanggal 29

Mei 2020 telah mencapai sebanyak 25.216 kasus positif terinfeksi, 6.492 kasus

sembuh, serta 1.520 kasus meninggal dunia.4

Berdasarkan penelitian terdahulu, dijumpai berbagai dampak psikososial

yang mendalam dan luas akibat wabah virus ini, pada orang-orang di tingkat

individu, komunitas, bahkan internasional. Pada tingkat individu, seseorang

cenderung mengalami rasa takut terhadap jatuh sakit, perasaan tidak berdaya, dan

stigma tentang orang yang terinfeksi. Ketika terdapat gejala flu, sekitar 10%

Universitas Sumatera Utara


2

hingga 30% dari masyarakat umum sangat atau cukup khawatir tentang

kemungkinan tertular virus. Ditambah lagi dengan adanya penutupan sekolah-

sekolah dan tempat-tempat bisnis, emosi negatif yang dialami oleh individu

semakin parah. Begitu juga selama wabah SARS pada tahun 2003, banyak

penelitian menyelidiki dampak psikologis pada komunitas yang tidak terinfeksi,

mengungkapkan bahwa morbiditas masalah kejiwaan yang signifikan yang

ditemukan terkait dengan usia yang lebih muda dan peningkatan rasa

menyalahkan diri sendiri. Sedangkan mereka yang lebih tua, perempuan, lebih

berpendidikan tinggi, dengan persepsi risiko yang lebih tinggi tentang SARS,

dengan tingkat kecemasan yang moderat, riwayat positif kontak, dan mengalami

gejala seperti SARS, lebih cenderung mengambil tindakan pencegahan terhadap

infeksi.1

Hal ini juga berdampak pada para staf medis yang bekerja di garis depan.

Seperti yang terjadi di Cina, mereka telah mengalami peningkatan dalam beban

kerja, jam kerja, dan tekanan psikologis. Menurut penelitian terdahulu juga,

selama wabah SARS dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome), staf medis

yang bekerja di garis depan telah melaporkan terjadinya tingkat stres yang tinggi

yang mengakibatkan gangguan stres pasca trauma atau post traumatic stress

disorder (PTSD). Pada tahun 2008, Styra dan kawan-kawan, di Toronto,

mengidentifikasi empat faktor risiko utama untuk terjadinya stres pada staf medis

selama wabah SARS, di antaranya yaitu persepsi medis mereka tentang risiko

infeksi, dampak SARS pada pekerjaan mereka, perasaan depresi, dan bekerja di

unit medis yang berisiko tinggi. Faktor-faktor lain, termasuk stigmatisasi sosial

Universitas Sumatera Utara


3

dan kontak dengan pasien yang terinfeksi, sebelumnya telah terbukti dikaitkan

dengan peningkatan tingkat stres dan kecemasan pada staf medis.5

Menurut studi yang dilakukan oleh Cai dan kawan-kawan, pada bulan

Januari hingga Maret 2020, di Hubei Cina, yang melibatkan 534 staf medis di

antaranya dokter, perawat, teknisi medis, staf rumah sakit, dengan menggunakan

kuesioner yang didesain khusus oleh Lee dan kawan-kawan, untuk mengevaluasi

staf medis selama wabah SARS pada tahun 2003. Kuesioner ini terdiri atas 5

bagian dengan jumlah keseluruhan pertanyaan sebanyak 67 pertanyaan. Dari hasil

pengisian kuesioner ini didapati bahwa adanya tanggung jawab sosial dan moral,

yang mendorong mereka untuk terus bekerja selama wabah (p = 0,03), dan dokter

memiliki skor rata-rata tertinggi (2,47 ± 0,66). Staf medis juga diharapkan

menerima penghargaan dari pimpinan rumah sakit (p<0,001), dan perawat lebih

khawatir tentang kompensasi finansial tambahan selama atau setelah wabah

dibandingkan dengan petugas kesehatan lainnya (p=0,002). Selain itu, perawat

juga merasa lebih gugup dan lebih cemas ketika berada di bangsal dibandingkan

dengan kelompok lain (p=0,02). Sedangkan dokter lebih tidak senang jika bekerja

lembur selama wabah COVID-19 dibandingkan petugas kesehatan lainnya (p =

0,02). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara para profesional medis untuk

berhenti bekerja, dan kelebihan kerja. Faktor utama lainnya yang berhubungan

dengan stres yaitu kekhawatiran untuk keselamatan pribadi (p<0,001),

kekhawatiran tentang keluarga mereka (p<0,001), dan kekhawatiran tentang

kematian pasien (p=0,001). Staf medis dalam kelompok umur 31 - 40 tahun lebih

khawatir tentang menginfeksi keluarga mereka dibandingkan dengan kelompok

lain (2,46 ± 0,72). Khawatir tentang keselamatan mereka sendiri juga merupakan

Universitas Sumatera Utara


4

faktor penting dalam kecemasan pada staf medis, terutama pada kelompok yang

berumur 41 - 50 tahun. Kurangnya pakaian pelindung (p = 0,0195) dan kelelahan

karena peningkatan durasi kerja (p = 0,03) juga meningkat secara signifikan pada

staf yang lebih tua.5

Menurut studi yang dilakukan oleh Tan dan kawan-kawan, pada bulan

Februari hingga Maret 2020, di Singapura, yang melibatkan 470 pekerja

kesehatan, yang terdiri atas 2 bagian yaitu anggota medis (dokter dan perawat)

sebanyak 296 partisipan dan non-medis (profesional perawatan kesehatan terkait,

farmasi, teknisi, staf administrasi, administrator, pekerja bagian pemeliharaan)

sebanyak 174 partisipan, dengan menggunakan kuesioner Depression, Anxiety,

and Stress Scales (DASS-21) dan the Impact of Events Scale-Revised (IES-R),

didapati hasil bahwa terdapat partisipan mengalami kecemasan 68 subyek, depresi

42 subyek, stres 31 subyek, dan gejala klinis PTSD 36 subyek. Sedangkan

prevalensi kecemasan lebih tinggi pada tenaga kesehatan non-medis. Begitu juga

skor DASS-21 dan total skor IES-R lebih tinggi pada tenaga kesehatan non-medis

dibandingkan medis.6

Menurut studi yang dilakukan oleh Lai dan kawan-kawan, pada akhir

Januari hingga awal Februari 2020, di Cina, yang melibatkan 1257 tenaga

kesehatan di 34 rumah sakit, dengan menggunakan kuesioner the 9-item Patient

Health Questionnaire (PHQ-9) untuk depresi, the 7-item Generalized Anxiety

Disorder Scale (GAD-7) untuk ansietas, the 7-item Insomnia Severity Index (ISI)

untuk insomnia, dan the 22-item Impact of Event Scale-Revised (IES-R) untuk

stres versi Bahasa Cina, didapati bahwa perawat, perempuan, tenaga kesehatan di

garis depan, dan bekerja di Wuhan memiliki skor lebih tinggi terhadap 4 skala

Universitas Sumatera Utara


5

pengukuran dibandingkan dengan dokter, laki-laki, tenaga kesehatan di garis

kedua, dan bekerja di provinsi Hubei. Perbandingan lainnya adalah antara tenaga

kesehatan yang bekerja di rumah sakit tersier, mereka yang bekerja di rumah sakit

sekunder dilaporkan mengalami skor depresi, ansietas dan insomnia yang lebih

tinggi. Tetapi tidak dijumpai perbedaan bermakna pada status rumah sakit

terhadap skor stres.7

Menurut studi yang dilakukan oleh Zhang dan kawan-kawan, pada bulan

Februari hingga Maret 2020, di Cina, yang melibatkan 2.182 subyek dengan

membandingkan antara tenaga kesehatan non-medis sebanyak 1.255 subyek dan

medis sebanyak 927 subyek, berumur 16 tahun ke atas, cross-sectional study via

survey online, didapati bahwa tenaga kesehatan medis memiliki prevalensi yang

lebih tinggi untuk terjadi insomnia (38.4 vs. 30.5%, p<0.01), ansietas (13.0 vs

8.5%, p< 0.01), depresi (12.2 vs. 9.5%, p<0.04), somatisasi (1.6 vs. 0.4%,

p<0.01), dan gejala obsesif kompulsif (5.3 vs. 2.2%, p<0.01). Tenaga medis juga

memiliki skor yang lebih tinggi pada pengisian kuesioner Insomnia Severity Index

(ISI), Generalized Anxiety Disorder 2-item (GAD-2), Patient Health

Questionnaire 2-item (PHQ-2), dan the Symptom Check List-90-revised (SCL-90-

R) (p≤0.01). Di antara tenaga medis, memiliki riwayat gangguan organik

merupakan faktor independen untuk terjadinya insomnia, ansietas, depresi,

somatisasi, dan gejala obsesif kompulsif (p<0.05 atau 0.01). Bertempat tinggal di

pedesaan, perempuan, berisiko kontak dengan pasien COVID-19 merupakan

faktor risiko yang umum untuk terjadi insomnia, ansietas, gejala obsesif

kompulsif dan depresi (p<0.01).8

Universitas Sumatera Utara


6

I.2. Perumusan Masalah

Wabah virus COVID-19 yang kini sedang melanda di banyak negara telah

menimbulkan banyak masalah psikologis pada manusia, termasuk pada tenaga

kesehatan medis di rumah sakit, di antaranya dokter dan perawat yang bertugas

untuk melayani dan merawat pasien COVID-19. Masalah psikologis yang

berdampak pada tenaga medis yang banyak dijumpai yaitu ansietas. Faktor-faktor

yang memengaruhi timbulnya gangguan psikologis, seperti faktor

sosiodemografik, sistem dan peraturan kerja yang diterapkan terhadap tenaga

medis yang merawat pasien COVID-19 dan kondisi medis umum yang mungkin

diderita tenaga medis sendiri. Beberapa dari hasil studi yang dilakukan

menunjukkan ada hubungan faktor-faktor di atas menyebabkan ansietas tetapi ada

juga hasil yang tidak konsisten dengan hal tersebut. Dari peninjauan pustaka yang

ditelusuri oleh peneliti, untuk di Pulau Sumatera atau bahkan di Indonesia, belum

dijumpai penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi skor ansietas pada

tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Sedangkan alat ukur yang

digunakan peneliti untuk mengukur skor ansietas adalah Hospital Anxiety and

Depression Scale (HADS) subscale ansietas dimana dari penelusuran tinjauan

pustaka juga belum dijumpai studi-studi terdahulu yang menggunakan alat ukur

tersebut untuk mengukur skor ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien

COVID-19. Kuesioner HADS sendiri akan didistribusikan menggunakan media

online yaitu aplikasi WhatsApp dengan sheet Google Forms. Beranjak dari latar

belakang dan perumusan masalah di atas, maka peneliti ingin mengetahui faktor-

faktor apa saja yang berhubungan dengan skor ansietas pada tenaga medis yang

merawat pasien COVID-19.

Universitas Sumatera Utara


7

I.3. Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin, pekerjaan, status

pendidikan, status pernikahan, waktu untuk bekerja melayani pasien COVID-19,

riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada tenaga medis yang merawat

pasien COVID-19?

I.4. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan skor ansietas pada tenaga medis

yang merawat pasien COVID-19.

2. Terdapat hubungan antara pekerjaan dan skor ansietas pada tenaga medis yang

merawat pasien COVID-19.

3. Terdapat hubungan antara status pendidikan dan skor ansietas pada tenaga

medis yang merawat pasien COVID-19.

4. Terdapat hubungan antara status pernikahan dan skor ansietas pada tenaga

medis yang merawat pasien COVID-19.

5. Terdapat hubungan antara waktu untuk bekerja melayani pasien dan skor

ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.

6. Terdapat hubungan antara riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada

tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.

Universitas Sumatera Utara


8

I.5. Tujuan Penelitian

I.5.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, pekerjaan, status

pendidikan, status pernikahan, waktu untuk bekerja melayani pasien COVID-19,

riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada tenaga medis yang merawat

pasien COVID-19.

I.5.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik demografik tenaga medis yang

merawat pasien COVID-19.

2. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, pekerjaan, status

pendidikan, status pernikahan, waktu untuk bekerja melayani pasien

COVID-19, riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada tenaga medis

yang merawat pasien COVID-19.

I.6. Manfaat penelitian

1. Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan

tenaga kesehatan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan skor ansietas

pada tenaga medis yang merawat pasien COVID-19 sehingga dapat melakukan

usaha pencegahan atau mengatasi risiko mengalami ansietas.

2. Hasil peneltitian ini kiranya dapat menjadi masukan dan tambahan informasi

untuk pengembangan penelitian sejenis lainnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Coronavirus Disease 2019

II.1.1. Definisi

Coronavirus (CoV) merupakan virus Ribonucleic acid (RNA) strain

tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo

Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga

dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus

yaitu alpha coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma

coronavirus.9

II.1.2. Karakteristik

Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, sering

pleimorfik dengan diameter sekitar 50-200m. Semua virus ordo Nidovirales

memiliki kapsul, tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom

RNA sangat panjang. Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus

dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein

merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama

untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya

virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang).9,10

Universitas Sumatera Utara


10

Gambar 1. Struktur Coronavirus

Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat

diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃

selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin,

oxidizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan

virus.9

II.1.3. Patogenesis dan Patofisiologi

Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang

ditransmisikan dari hewan ke manusia. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang

merupakan host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada

kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian SARS dan MERS. Secara

umum, alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia

melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute feses dan oral.9,10

Universitas Sumatera Utara


11

II.1.4. Gejala Klinis

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.

Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38ºC), batuk dan kesulitan

bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala

gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain.9 Manifestasi klinis

biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala

umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti

demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan

pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.11

Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat

perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis

metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi

dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan

tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,

dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom

klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.9

II.1.5. Klasifikasi Klinis

Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi:9

a. Tidak berkomplikasi

b. Pneumonia ringan

c. Pneumonia berat

d. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

e. Sepsis

Universitas Sumatera Utara


12

f. Syok septik

II.1.6. Diagnosis

Diagnosis kasus:9,11

a. Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek / possible

1) Seseorang yang mengalami:

a. Demam (≥38ºC) atau riwayat demam

b. Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan

c. Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinis dan/atau

gambaran radiologis. (pada pasien immunocompromised presentasi

kemungkinan atipikal).

DAN disertai minimal satu kondisi sebagai berikut:

● Memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/negara yang

terjangkit dalam 14 hari sebelum timbul gejala.

● Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat

pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat yang tidak diketahui

penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan riwayat bepergian

atau tempat tinggal.

ATAU

2) Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan

sampai berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:

a. Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable COVID-

19, ATAU

b. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah

teridentifikasi), ATAU

Universitas Sumatera Utara


13

c. Bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus

terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di Tiongkok atau

wilayah/negara yang terjangkit.

d. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam (suhu

≥38ºC) atau riwayat demam.9

b. Orang dalam Pemantauan

Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa

pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/negara

yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat paparan diantaranya:

● Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19

● Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan

pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara yang

terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit),

● Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular

sudah teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit

(sesuai dengan perkembangan penyakit.

c. Kasus Probable

Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi inkonklusif

atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-

coronavirus atau beta coronavirus.9,11

d. Kasus terkonfirmasi

Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19.9,11

Universitas Sumatera Utara


14

II.1.7. Tata laksana pencegahan penyebaran COVID-19

Untuk mencegah penyebaran COVID-19, hal-hal yang perlu dilakukan

oleh individu yaitu12:

 Bersihkan tangan Anda sesering mungkin. Gunakan sabun dan air, atau

antiseptik berbasis alkohol.

 Jaga jarak aman dari siapa pun yang batuk atau bersin.

 Kenakan masker jika jarak fisik tidak memungkinkan.

 Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda.

 Tutupi hidung dan mulut Anda dengan siku yang tertekuk atau tisu saat

Anda batuk atau bersin.

 Tetap di rumah jika Anda merasa tidak enak badan.

 Jika Anda mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, dapatkan

bantuan medis.

II.2. Ansietas

II.2.1. Definisi

Ansietas adalah emosi normal yang dalam keadaan terancam dan dianggap

sebagai bagian dari reaksi “fight or flight” untuk bertahan hidup. Gagasan

ansietas sebagai gangguan kejiwaan berkembang pesat, dan dicirikan dengan

konsep gejala inti berupa rasa takut dan khawatir yang berlebihan, dibandingkan

dengan depresi berat, yang ditandai dengan gejala inti dari suasana hati tertekan

atau kehilangan minat.13

Universitas Sumatera Utara


15

II.2.2. Epidemiologi

The National Comorbidity Study melaporkan bahwa sekitar 1 sampai 4

orang memenuhi kriteria diagnostic untuk gangguan ansietas. Prevalensi 12 bulan

untuk gangguan ansietas untuk gangguan ansietas adalah 17.7%. Prevalensi

seumur hidup untuk perempuan adalah 30.5% dan pada laki-laki adalah 19.2%.14

II.2.3. Etiologi

Neurotransmiter yang berperan dalam gangguan ansietas adalah

norepinefrin, serotonin, dan gamma amino butiric acid. Karena benzodiazepin

efektif untuk mengurangi simtom ansietas, para peneliti berspekulasi bahwa

individu dengan gangguan ansietas menyeluruh memiliki abnormalitas di

benzodiazepine receptor binding and distribution.

Terdapat juga bukti yang konsisten tentang pengaruh distres psikologis

terhadap pelepasan kortisol. Produksi kortisol yang berlebih pada akhirnya dapat

mencetuskan perubahan psikologis, dimana salah satunya adalah ansietas.14

II.3. Kesehatan Mental yang Berdampak pada Tenaga Kesehatan

Studi sebelumnya tentang SARS mengungkapkan adanya keparahan

dalam tekanan emosional selama wabah epidemi berlangsung. Diungkapkan

bahwa banyak tenaga medis menghadapi PTSD, depresi, kecemasan, dan

kelelahan. Dibandingkan dengan profesional kesehatan lainnya, dokter

menunjukkan sub-skor yang lebih tinggi dalam masalah kesehatan mental. Hasil

studi tentang wabah SARS ditunjukkan bahwa 18%-57% dari tenaga medis

mengalami tekanan emosional pada permulaan, selama, dan setelah wabah

Universitas Sumatera Utara


16

infeksi. Pada masa COVID-19 situasi ini tidak berbeda dan lebih signifikan efek

kesehatan mental pada tenaga medis.15

Tenaga medis yang bekerja terutama di ruang isolasi, klinik demam,

Intensive Care Unit (ICU) dan departemen yang terkait lainnya, beberapa dari

tenaga medis terinfeksi COVID-19 ketika mereka merawat pasien yang terinfeksi

virus tersebut. Para tenaga medis telah menunjukkan profesionalitas dan

kepeduliannya, tetapi kesehatan fisik dan mental mereka terancam ketika harus

bekerja dibawah situasi yang berbahaya itu.16

II.4. Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS)

Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) merupakan alat penapis

yang pertama kali dikembangkan oleh Zigmond dan Snaith pada tahun 1983.

Studi ini dilakukan di rumah sakit umum poli rawat jalan. Hasil dari studi tersebut

dipublikasikan dengan judul The Hospital Anxiety and Depression Scale. Jawaban

dari kuesioner tersebut dianalisis sebagai hasil perkiraan tingkat keparahan

ansietas dan depresi.17 HADS mengandung 14 butir pertanyaan yang terdiri atas

dua sub-skala yaitu ansietas (7 pertanyaan) dan depresi (7 pertanyaan). Setiap

butir pertanyaan diukur dengan 4 skala nilai, dari nilai 0 (tidak sama sekali)

sampai nilai 3 (sangat sering). Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan adanya

permasalahan. Jawaban penderita dijumlahkan secara terpisah, yaitu penilaian

untuk kecemasan dan penilaian untuk depresi, dengan jumlah minimum dan

maksimum adalah 0 dan 21 untuk masing-masing skala ansietas dan depresi. Titik

potong yang direkomendasikan adalah : lebih dari 16 merupakan kasus berat, titik

potong 11-15 merupakan kasus sedang, titik potong 8-10 merupakan kasus ringan,

Universitas Sumatera Utara


17

dan kurang dari 7 bukan merupakan kasus ansietas atau depresi. HADS memiliki

skala yang pendek, mudah digunakan, mudah dinilai, serta banyak digunakan

pada orang dewasa. Dan pada pengerjaan lebih lanjut menunjukkan bahwa dua

subskala tersebut, ansietas dan depresi, merupakan pengukuran yang

independen.18 Di Indonesia, telah dilakukan uji reliabilitas oleh Widyadharma

dkk pada tahun 2015. Hasil interrater agreement untuk HADS-A adalah 0,706.

Hasil interrater agreement untuk HADS-D adalah 0,681. Dimana nilai 0,61-0,80

berarti kesepakatan Kappa Cohen adalah baik.19

II.5. Google Forms

Google Forms adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi

dari pengguna melalui survei atau kuisioner yang berbasis online. Informasi

tersebut kemudian dikumpulkan dan secara otomatis terhubung ke spreadsheet.

Spreadsheet diisi dengan survei dan jawaban kuisioner. Google Forms ini

merupakan aplikasi administrasi survei yang termasuk dalam Google Drive office

suite bersama dengan Google Documents, Google Sheets, dan Google Slides.

Formulir ini menampilkan semua fitur kolaborasi yang ditemukan di Documents,

Spreadsheet, dan Slide.20

Manfaat Google Forms di antaranya adalah untuk membuat pertanyaan

berupa kuisioner atau formulir pendaftaran sebuah acara secara online, mengelola

pendaftaran acara, membuat polling quick count pendapat dengan cepat melalui

Google, dan sebagainya.21 Untuk kegiatan penelitian, Google Forms juga telah

banyak digunakan karena ada kemungkinan penularan patogen berbasis fomite

saat memegang kertas. Penelitian tanpa kertas telah digunakan selama masa

Universitas Sumatera Utara


18

pandemi COVID-19, begitu juga dalam penelitian epidemiologi sebelumnya.20

Penggunaan platform Google doc ini juga tidak dipungut biaya sama sekali.21

Melalui Google Forms, pengguna dapat membuat dan menganalisis survei

dengan benar di web pribadi. Pengguna mendapatkan hasil instan saat mereka

masuk dan dapat meringkas hasil survei dengan diagram dan grafik.21

Sebelum membuat Google Forms, pastikan terlebih dahulu Anda sudah

memiliki akun Google. Anda bisa membuat email di Gmail.com. Ketika Anda

sudah memiliki akun google, secara otomatis Anda akan terkoneksi dengan yang

namanya Google Drive. Google Drive inilah sebagai wadah untuk membuat

Google Forms. Tahapan pembuatan Google Forms adalah sebagai berikut:21

 Login dahulu ke Google drive menggunakan akun Google Anda.

 Setelah masuk ke Gmail, silakan fokus pada pojok kanan berupa titik-titik lalu

klik pada Drive.

 Setelah masuk ke menu Drive, lalu klik Drive => My Drive => More =>

Google Forms.

 Anda akan sampai pada tampilan default Google Forms yang form dan

judulnya tertulis untitled.

 Anda dapat mengganti judul form yang masih Untitled form menggunakan

judul sesuai kebutuhan Anda.

 Apabila sudah selesai menambah daftar pertanyaan, seperti Nama

Lengkap, Alamat Lengkap, Pekerjaan, jangan lupa Anda

klik Required jika wajib diisi dan akan terdapat tanda bintang *. Untuk

menambahkan daftar pertanyaan, Anda cukup klik tanda plus di dalam

lingkaran (+) di baris menu sebelah kanan.

Universitas Sumatera Utara


19

 Apabila ada pilihan seperti jenis kelamin, maka Anda perlu klik Multiple

Choice lalu isi perempuan dan laki-laki.

 Apabila Anda merasa sudah cukup terkait pertanyaan yang ingin diajukan,

Anda dapat melihat terlebih dahulu sebelum send di menu Preview. Anda

pun dapat melakukan setting di menu Settings.

 Halaman baru yang berisi URL form Anda akan muncul. Anda dapat

langsung menyalin dan menyebarkannya atau memperpendek URL-nya

terlebih dahulu dengan cara memberikan centang pada bagian Short URL.

 Silahkan buka form Anda menggunakan URL yang sudah Anda dapatkan

dari proses sebelumnya.

 Anda sudah selesai membuat Google Forms dan Anda pun dapat

membagikan link ke orang-orang yang Anda tuju.

II.6. Kerangka Teori

SOSIODEMOGRAFIK SISTEM DAN PERATURAN KERJA

SKOR ANSIETAS DAN SKOR DEPRESI PADA ORANG YANG


MERAWAT PASIEN COVID-19

KONDISI MEDIS UMUM

Universitas Sumatera Utara


20

II.7. Kerangka Konseptual

Jenis kelamin

Pekerjaan
Skor ansietas pada
Status pendidikan
tenaga medis yang
Status pernikahan merawat pasien
COVID-19
Waktu untuk bekerja melayani
pasien COVID-19

Riwayat gangguan organik

Universitas Sumatera Utara


21

II.8. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


dan Cara
Ukur

1. Jenis kelamin Identitas Wawancara 1. Laki-laki Nominal


dan 2. Perempuan
observasi

2. Pekerjaan Suatu kegiatan yang Wawancara Tenaga Nominal


dilakukan untuk medis :
mendapatkan upah
1. Dokter
2. Perawat

3. Status Jenjang pendidikan formal Wawancara 1. Diploma Ordinal


pendidikan terdiri dari pendidikan 2. Strata
dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi

4. Status Dibedakan dalam ikatan Wawancara 1. Menikah Nominal


pernikahan perkawinan (menikah) dan 2. Tidak
tidak dalam ikatan menikah
perkawinan (janda / duda /
cerai / tidak menikah)

5. Waktu untuk Lamanya bekerja fokus Wawancara Dalam jam Numerik


bekerja untuk pasien COVID-19
melayani pasien
COVID-19

Universitas Sumatera Utara


22

6. Riwayat Adanya gangguan fisik Wawancara 1. Ya Nominal


gangguan seperti hipertensi, diabetes 2. Tidak
organik mellitus, asma, dll

7. HADS-A HADS-A merupakan alat Kuesioner 0-21 Numerik


penapis yang dikembangkan
untuk dipergunakan dalam
kepentingan medis. HADS-
A terdiri dari 7 pertanyaan
ansietas yang mana
penderita menggolongkan
masing-masing pernyataan
dalam 4 skala nilai, dari
nilai 0 sampai nilai 3

8. HADS-D HADS-D merupakan alat Kuesioner 0-21 Numerik


penapis yang dikembangkan
untuk dipergunakan dalam
kepentingan medis. HADS-
D terdiri dari 7 pertanyaan
depresi yang mana penderita
menggolongkan masing-
masing pernyataan dalam 4
skala nilai, dari nilai 0
sampai nilai 3

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian multivariat tipe prediktif dengan

pendekatan potong lintang yaitu menganalisis hubungan antara beberapa variabel

bebas dengan variabel tergantung dengan menggunakan instrumen HADS.22

Distribusi dilakukan via online dengan Google Forms.

III.2. Tempat dan Waktu

Tempat Penelitian : RSUP. H. Adam Malik Medan dan satelitnya

Waktu Penelitian : Mei 2020 – Juli 2020

III.3. Populasi dan Sampel

Populasi Target : Tenaga medis yang merawat pasien COVID-19

Populasi Terjangkau : Tenaga medis yang merawat pasien COVID-19 di RSUP.

H. Adam Malik dan satelitnya di bulan Mei–Juli 2020.

Cara Pengambilan Sampel : Non probability sampling tipe purposive

sampling.23

III.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi :

1. Usia 25-35 tahun

2. Kooperatif

23

Universitas Sumatera Utara


24

3. Mengerti bahasa Indonesia

4. Menggunakan aplikasi Whatsapp

Kriteria eksklusi :

1. Gangguan psikiatri (psikotik)

III.5. Besar Sampel

Pada studi ini terdapat 6 variabel bebas, dan dalam menentukan rumus

besar sampel ini akan dicari hubungan bivariat untuk setiap variabel bebas,

kemudian besar sampel yang paling banyak yang akan menjadi besar sampel pada

studi ini. Untuk variabel bebas berskala kategorik akan digunakan diagnosis

penelitian analitik komparatif numerik tidak berpasangan dua kelompok satu kali

pengukuran untuk melihat hubungan bivariatnya. Untuk variabel bebas berskala

numerik akan digunakan diagnosis penelitian analitik korelatif numerik tidak

berpasangan satu kali pengukuran untuk melihat hubungan bivariatnya.24

Terdapat dua langkah sebelum menentukan besar sampel untuk penelitian

multivariat prediktif numerik satu kali pengukuran. Cara yang pertama adalah

dengan menggunakan Tabel Besar Sampel untuk diagnosis penelitian multivariat

prediktif numerik satu kali pengukuran. Setelah itu, kita tetap harus menghitung

seluruh hubungan bivariat antara setiap variabel bebas terhadap variabel

tergantung. Kemudian penentuan besar sampel akan dilihat jumlah besar sampel

yang paling banyak.24

Universitas Sumatera Utara


25

Langkah pertama

Menurut Tabel Besar Sampel untuk multivariat prediktif numerik satu kali

pengukuran, maka: peneliti menetapkan jumlah variabel bebas yang diteliti

sebanyak 6 variabel, dengan kesalahan tipe satu 5% dan kesalahan tipe dua 20%

untuk hipotesis dua arah serta koefisien determinasi 0.25, maka dengan demikian

jumlah subyek yang diperlukan adalah 44 subjek.24

Langkah kedua

Penentuan besar sampel juga harus dipertimbangkan berdasarkan rumus

besar sampel untuk hubungan bivariatnya untuk setiap variabel bebas, seperti

diketahui bahwa variabel bebas pada penelitian terdiri dari variabel kategorik dan

variabel numerik.

Untuk mencari besar sampel dengan variabel bebas adalah kategorik dan

variabel tergantung adalah numerik, diagnosis penelitian analitik komparatif

numerik tidak berpasangan dua kelompok satu kali pengukuran, maka terlebih

dahulu kita mencari rumus untuk simpang baku gabungan yaitu:24

(Sg)2 = [S12(n1 - 1) + S22(n2 - 1)]


n1 + n2 - 2

Universitas Sumatera Utara


26

Keterangan :

Sg = simpang baku gabungan

Sg2 = varian gabungan

S1 = simpang baku kelompok 1 pada penelitian sebelumnya

n1 = besar sampel kelompok 1 pada penelitian sebelumnya

S2 = simpang baku kelompok 2 pada penelitian sebelumnya

n2 = besar sampel kelompok 2 pada penelitian sebelumnya

Setelah didapatkan simpang baku gabungan, maka langkah selanjutnya

adalah menghitung menggunakan rumus besar sampel untuk penelitian analitik

komparatif numerik dua kelompok tidak berpasangan satu kali pengukuran:24

n1 = n2 = 2 (zα+zβ) Sg 2

x1-x2

Keterangan :

n1 = besar sampel kelompok 1

n2 = besar sampel kelompok 2

Zα = kesalahan tipe I (α) ditetapkan sebesar 5%, sehingga Zα = 1,96

(hipotesis dua arah)23

Zβ = kesalahan tipe II (β) ditetapkan sebesar 20%,sehingga Zβ = 0,8423

S = simpang baku gabungan

X1-X2 = selisih rerata diantara dua kelompok yang dianggap bermakna = 2.

Universitas Sumatera Utara


27

Penetapan selisih rerata minimal yang dianggap bermakna ditentukan

melalui judgement peneliti yaitu nilai skala likert HADS dari 0 hingga 3, dimana

nilai 0 dianggap “tidak sama sekali” atau normal sedangkan nilai 1 hingga yang

tertinggi 3, bermakna. Berdasarkan hal tersebut, maka dipertimbangkan selisih

minimal rerata yang dianggap bermakna secara logis dan etis adalah 2.

Untuk mencari besar sampel dengan variabel bebas adalah numerik dan

variabel tergantung adalah numerik, digunakan diagnosis penelitian analitik

korelatif numerik tidak berpasangan satu kali pengukuran, dengan rumus:24

( )
[ ]
( )

Keterangan:

n = jumlah subyek

Alpha (α) = kesalahan tipe satu ditetapkan 5%

Zα = nilai standar alpha = 1.96

Beta (β) = kesalahan tipe dua ditetapkan 20%

Zβ = nilai standar beta = 0.84

r = koefisien korelasi minimal yang dianggap bermakna

Universitas Sumatera Utara


28

1. Variabel jenis kelamin

1.a. Skor ansietas

Kelompok 1 = laki-laki ( n = 4, s = 2.58 )

Kelompok 2 = perempuan (n = 11, s = 2.26)

(Sg)2 = (S12 x (n1-1) + S22 x (n2-1))

n1 + n2 - 2

(Sg)2 = (2.582 x (4-1) + 2.262 x (11-1))

4 + 11 - 2

(Sg)2= 19.98 + 51.2

13

(Sg)2= 5.48

Sg = √ 5.89

Sg = 2.34

Setelah didapatkan nilai Sg, maka :

n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2

x1-x2

n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.34)2

n1 = n2 = 2 x 10.76

n1 = n2 = 21.52  22

Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variabel jenis kelamin

adalah 22 untuk setiap kelompok.

Universitas Sumatera Utara


29

2. Variabel Pekerjaan

2.a. Skor ansietas

Kelompok 1 = dokter ( n = 12, s = 3.05 )

Kelompok 2 = perawat (n = 3, s = 2.65)

(Sg)2 = (S12 x (n1-1) + S22 x (n2-1))

n1 + n2 - 2

(Sg)2 = (3.052 x (12-1) + 2.652 x (3-1))

12 + 3 - 2

(Sg)2= 102.3 + 14.04

13

(Sg)2= 8.95

Sg = √ 8.95

Sg = 2.99

Setelah didapatkan nilai Sg, maka :

n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2

x1-x2

n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.99)2

n1 = n2 = 2 x 17.56

n1 = n2 = 35.12  36

Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variabel pekerjaan

adalah 36 untuk setiap kelompok.

Universitas Sumatera Utara


30

3. Variabel Pendidikan

3.a. Skor ansietas

Kelompok 1 = Diploma ( n = 2, s = 0.71 )

Kelompok 2 = Strata (n = 13, s = 2.96)

(Sg)2 = (S12 x (n1-1) + S22 x (n2-1))

n1 + n2 - 2

(Sg)2 = (0.712 x (2-1) + 2.962 x (13-1))

2 + 13 - 2

(Sg)2= 0.50 + 105.12

13

(Sg)2= 8.13

Sg = √ 8.13

Sg = 2.85

Setelah didapatkan nilai Sg, maka :

n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2

x1-x2

n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.85)2

n1 = n2 = 2 x 15.92

n1 = n2 = 31.84  32

Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variabel pendidikan

adalah 32 untuk setiap kelompok.

Universitas Sumatera Utara


31

4. Variabel Status Pernikahan

4.a. Skor ansietas

Kelompok 1 = Menikah ( n = 10, s = 3.27 )

Kelompok 2 = Tidak menikah (n = 5, s = 2.17)

(Sg)2 = (S12 x (n1-1) + S22 x (n2-1))

n1 + n2 - 2

(Sg)2 = (3.272 x (10-1) + 2.172 x (5-1))

10 + 5 - 2

(Sg)2= 96.21 + 18.84

13

(Sg)2= 8.85

Sg = √ 8.85

Sg = 2.98

Setelah didapatkan nilai Sg, maka :

n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2

x1-x2

n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.98)2

n1 = n2 = 2 x 17.39

n1 = n2 = 34.78  35

Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variabel status

pernikahan adalah 35 untuk setiap kelompok.

Universitas Sumatera Utara


32

5. Variabel Riwayat Gangguan Organik

5.a. Skor ansietas

Kelompok 1 = Ada ( n = 4, s = 4.19 )

Kelompok 2 = Tidak ada (n = 11, s = 2.25)

(Sg)2 = (S12 x (n1-1) + S22 x (n2-1))

n1 + n2 - 2

(Sg)2 = (4.192 x (4-1) + 2.252 x (11-1))

4 + 11 - 2

(Sg)2= 52.68 + 50.6

13

(Sg)2= 7.95

Sg = √ 7.95

Sg = 2.82

Setelah didapatkan nilai Sg, maka :

n1 = n2 = 2 x (zα+zβ) x S)2

x1-x2

n1 = n2 = 2 x (1.96+0.84) x 2.82)2

n1 = n2 = 2 x 15.60

n1 = n2 = 31.2  32

Jadi jumlah besar sampel minimal yang digunakan untuk variable riwayat

gangguan organik adalah 32 untuk setiap kelompok.

Universitas Sumatera Utara


33

6. Variabel Waktu Melayani

Skor Ansietas

Diketahui r = 0,24 (korelasi positif)

( )
[ ]
( )

( )
[ ]
( )

( )
[ ]

Berdasarkan kedua langkah perhitungan besar sampel diatas disimpulkan bahwa

jumlah besar sampel yang terbanyak adalah 129.

III.6. Persetujuan setelah penjelasan / Informed Consent

Informed consent penelitian telah dicantumkan dalam kuesioner online di

bagian awal kuesioner, begitu juga tujuan penelitian, agar subyek dapat

membacanya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan di dalam kuesioner

online.

Universitas Sumatera Utara


34

III.7. Etika Penelitian

Pelaksanaan penelitian diupayakan mengikuti pola dan norma-norma

pelaksanaan penelitian ilmiah yang standar. Segala data dan bentuk hasil jawaban

yang diberikan oleh responden, akan dijaga kerahasiaannya dan dipergunakan

sebagaimana mestinya. Untuk ethical clearance, peneliti telah mendapatkan

persetujuan dari komite etik penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara dengan nomor 257/KEP/USU/2020.

III.8. Cara Kerja Penelitian

Terlebih dahulu peneliti membuat kuesioner online menggunakan aplikasi

Google Forms. Setelah kuesioner terbentuk, peneliti akan menyebarkan kuesioner

via online kepada subyek penelitian yang bertugas di RSUP. H. Adam Malik

Medan dan rumah sakit satelitnya. Cara peneliti mendapatkan nomor kontak

subyek penelitian atau memilih subyek penelitian adalah dengan mendapatkan

data dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dimana yang akan

dijadikan subyek penelitian adalah para dokter yang sedang mengambil program

spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, begitu juga dokter

umum dan dokter spesialis jika ada yang terlibat, yang bertugas merawat pasien

COVID-19. Sedangkan untuk memilih atau mendapatkan subyek penelitian

tenaga medis perawat, peneliti akan menghubungi perawat yang bertugas di

bagian COVID-19 atau yang berada di bangsal-bangsal departemen tertentu dan

mengirimkan link website kuesioner online. Setelah seluruh data terkumpul,

selanjutnya peneliti akan melakukan pengolahan dan analisis data. Jika dari hasil

pengisian kuesioner dijumpai angka di atas nilai normal yang sangat bermakna,

Universitas Sumatera Utara


35

maka melalui nomor kontak subyek yang telah tersedia, peneliti akan

menganjurkan agar berkonsultasi lebih lanjut terkait dengan didapatinya skor

ansietas yang berada di atas nilai normal.

III.9. Kerangka Kerja

Peneliti membuat kuesioner online menggunakan aplikasi


Google Forms

Peneliti menyebarkan kuesioner online kepada subyek penelitian yaitu


tenaga medis yang merawat pasien COVID-19 (medis) di RSUP. H.
Adam Malik Medan dan satelitnya

Informed consent dan tujuan penelitian dicantumkan di awal


kuesioner

Kriteria inklusi dan eksklusi telah disesuaikan pada


pengisian data subyek penelitian

Pengumpulan data dan analisis data

Universitas Sumatera Utara


36

III.10. Identifikasi Variabel

Variabel tergantung : Skor Hospital Anxiety and Depression Scale–Anxiety

(HADS-A)

Variabel bebas :jenis kelamin, pekerjaan, status pendidikan, status

pernikahan, waktu untuk bekerja melayani pasien

COVID-19, dan riwayat gangguan organik.

III.11. Rencana Manajemen Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dan dengan komputer, dengan

langkah-langkah :

1. Pemeriksaan data

Data yang terkumpul dalam bentuk wawancara diperiksa untuk memastikan

jawaban cukup jelas, semua pertanyaan sudah dijawab sesuai petunjuk pengisian.

2. Pemberian kode

Kelengkapan data diperiksa dan diberi kode dengan cara merubah data dari bentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka. Pemberian kode ini berguna untuk proses

entry data.

3. Pemasukan data

Data yang telah diberi kode berguna mempermudah analisa data dan mempercepat

proses pemasukan data.

4. Tabulasi data

Data dimasukkan ke program komputer, kemudian data diklarifikasi ke dalam

tabel yang telah dipersiapkan.

Universitas Sumatera Utara


37

5. Analisis data

Analisis regresi linier hanya dapat digunakan apabila syarat-syarat uji regresi

linier terpenuhi.

Langkah-langkah uji regresi linier untuk variabel bebas numerik adalah

lakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov apabila

setidaknya salah satu dari variabel bebas atau variabel numerik berdistribusi

normal, akan dilakukan uji Pearson, dan apabila kedua variabel tidak berdistribusi

normal maka akan dilakukan uji Spearman. Apabila korelasi variabel bebas

mempunyai nilai p<0.25 maka, variabel bebas tersebut memenuhi syarat untuk

dimasukkan dalam analisis multivariat regresi linier, dan sebaliknya maka tidak

ada korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat. Setelah itu, untuk variabel

bebas yang memenuhi kriteria p<0.25 akan dimasukkan kedalam anaisis

multivariat regresi linier untuk dianalisis.24

Analisis regresi linier hanya dapat digunakan apabila syarat-syarat uji

regresi linier terpenuhi, adapun syarat regresi linier diantaranya adalah sebaran

residu normal (pembuktian dengan grafik histogram), rerata residu = 0

(pembuktian secara deskriptif), tidak ada outlier (pembuktian dengan Case Wise

Diagnostic), konstan (homoskedastisitas) dibuktikan dengan grafik scatter antara

residu dengan variabel bebas, independen (pembuktian dengan uji Durbin-

Watson), tidak ada multikolinearity (pembuktian dengan uji korelasi Pearson dan

Uji toleransi) pada variabel bebas, serta hubungan variabel bebas dan terikat

adalah linier (pembuktian dengan grafik scatter antara variabel bebas dengan

variabel tergantung).25

Universitas Sumatera Utara


38

Untuk analisis yang variabel bebas kategorik rencana analisisnya adalah:

1. Analisis deskriptif dan uji normalitas

2. Analisis bivariat dengan t test independent atau Mann Whitney U

3. Analisis multivariat

4. Resume analisis

5. Melaporkan analisis

Untuk analisis yang variabel bebas numerik rencana analisisnya adalah:

1. Analisis deskriptif dan uji normalitas

2. Analisis bivariat dengan uji Pearson atau Spearman

3. Analisis multivariat

4. Resume analisis

5. Melaporkan analisis

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian multivariat tipe prediktif dengan

pendekatan potong lintang menggunakan instrumen HADS yang melibatkan

sebanyak 129 subyek penelitian tenaga medis dimana kuesioner dibagikan secara

online menggunakan Google Forms yang dapat dibuka pada aplikasi WhatsApp.

Penelitian ini melibatkan tenaga medis yang bekerja di RSUP. Haji Adam Malik

Medan dan satelitnya, yang bertugas merawat pasien COVID-19 dengan

pemilihan subyek penelitian dilakukan dengan cara non-probability sampling, tipe

purposive sampling. Sedangkan untuk pengolahan data, peneliti menggunakan

program SPSS Statistics 22.

IV.1. Karakteristik Demografik

Karakteristik demografik pada penelitian ini disajikan pada tabel 1.

Variabel kategorik pada studi ini adalah jenis kelamin, status pekerjaan, status

pendidikan, status pernikahan dan riwayat gangguan organik. Data kategorik

disajikan dalam jumlah (n) dan persentase (%). Variabel numerik pada studi ini

adalah umur dan waktu atau lamanya waktu melayani pasien. Variabel numerik

disajikan dalam rerata (simpang baku) bila data berdistribusi normal dan disajikan

dalam median dan minimum-maksimum bila data tidak berdistribusi normal.

Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji Kolmogorov-

Smirnov (n = 129).22

39

Universitas Sumatera Utara


40

Karakteristik demografik variabel jenis kelamin, yang terbanyak adalah

perempuan yaitu 84 subjek (65.1%) sedangkan laki-laki yaitu 45 subjek (34.9%).

Untuk variabel status pekerjaan yang terbanyak adalah dokter yaitu 95 subjek

(73.6%) sedangkan perawat sebanyak 34 subjek (26.4%). Untuk variabel status

pendidikan yang terbanyak adalah strata yaitu 113 subjek (87.6%) sedangkan

diploma sebesar 16 subjek (12.4%). Untuk variabel status pernikahan yang

terbanyak adalah menikah yaitu 76 subjek (58.9%) sedangkan yang tidak menikah

termasuk bercerai dan berpisah adalah 53 subjek (41.1%). Untuk variabel riwayat

gangguan organik yang terbanyak adalah tidak ada riwayat gangguan organik

yaitu 104 subjek (80.6%) sedangkan yang ada riwayat gangguan organik sebesar

25 subjek (19.4%). Untuk variabel waktu melayani pasien yaitu 8 jam (1-12).

Universitas Sumatera Utara


41

Tabel 1. Karakteristik demografik subjek

Variabel n (%) Median(min-max)

Jenis kelamin

- Laki-laki 45 (34.9%) -

- Perempuan 84 (65.1%) -

Pekerjaan

- Dokter 95 (73.6%) -

- Perawat 34 (26.4%) -

Pendidikan

- Diploma 16 (12.4%) -

- Strata 113 (87.6%) -

Status Pernikahan

- Menikah 76 (58.9%) -

- Tidak Menikah 53 (41.1%) -

Riwayat gangguan

organik

-Ya 25 (19.4%) -

-Tidak 104 (80.6%) -

Waktu Melayani - 8 (1 – 12)

Setelah karakteristik demografik didapat, maka analisis dilanjutkan ke

analisis bivariat dengan membandingkan skor HADS-A sebagai variabel

tergantung dengan 6 variabel bebas di atas.

Universitas Sumatera Utara


42

IV.2. Analisis Bivariat

Pada studi ini akan dilakukan analisis bivariat sebagai salah satu syarat

sebelum dilakukannya analisis regresi linear dengan kerangka konsep prediktif.

Syarat untuk suatu variabel bebas diikutsertakan dalam analisis regresi multivariat

adalah untuk analisis bivariatnya, nilai p harus <0.25. Adapun pada studi ini

terdapat variabel tergantung yaitu skor HADS-A dan variabel bebas ada 6,

diantaranya adalah 5 variabel bebas berskala kategorik dan 1 variabel bebas

berskala numerik.

Untuk variabel bebas berskala kategorik, analisis bivariat setelah uji

normalitas, yang digunakan adalah uji t test independent jika data berdistribusi

normal. Tetapi jika data tidak berdistribusi normal, maka terlebih dahulu lakukan

transformasi data. Namun jika data masih belum terdistribusi normal maka

dilakukan uji alternatif yaitu uji Mann Whitney U. Sedangkan untuk variabel

berskala numerik, analisis bivariat setelah uji normalitas, yang dilakukan adalah

uji Pearson jika data berdistribusi normal. Tetapi jika data tidak berdistribusi

normal, maka terlebih dahulu lakukan transformasi data. Namun jika data masih

belum terdistribusi normal maka dilakukan uji alternatif yaitu uji Spearman.22

Dari tabel 2. hasil uji bivariat didapati skor HADS-A pada variabel jenis

kelamin yaitu laki-laki dengan nilai 5 (1-9) dan perempuan 7 (1-13) dengan nilai

p = 0.001. Pada variabel pekerjaan didapati skor HADS-A yaitu dokter 6 (1-13)

dan perawat 7 (2-13) dengan nilai p = 0.011. Pada variabel pendidikan diploma

6 (2-12) dan strata 6 (1-13) dengan nilai p = 0.658. Pada variabel pernikahan

untuk subyek yang menikah adalah 7 (1-13) dan tidak menikah 5 (1-13) dengan

nilai p = 0.001. Pada variabel riwayat gangguan organik adalah ya memiliki

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 2. Analisis bivariat

Skor HADS-A Median (Min-Max) Rerata (s.b.) p

Jenis kelamin

-Laki-laki 5 (1-9) - 0.001a

-Perempuan 7 (1-13) -

Pekerjaan

-Dokter 6 (1-13) - 0.011a

-Perawat 7 (2-13) -

Pendidikan

-Diploma 6 (2-12) - 0.658a

-Strata 6 (1-13) -

Status pernikahan

-Menikah 7 (1-13) - 0.001a

-Tidak menikah 5 (1-13) -

Riwayat ggn
7,20 (3,14)
Organik 0.165b

-Ya 6.16 (2.67)

-Tidak

Waktu melayani

pasien 8 (1-12) - 0.001c

a
uji Mann Whitney U
b
uji t test independent
c
uji Spearman

Universitas Sumatera Utara


44

riwayat gangguan organik yaitu 7.20 (3.14) dan tidak memiliki riwayat gangguan

organik 6.16 (2.67) dengan nilai p = 0.165. Pada variabel waktu skor HADS-A

adalah 8 (1-12) dengan nilai p = 0.001. Maka dari nilai itu, variabel yang memiliki

nilai p < 0.25 adalah pada variabel jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan,

riwayat gangguan organik dan waktu melayani pasien, dapat dilakukan analisis

multivariat.

IV.3. Analisis Multivariat

IV.3.1. Analisis Multivariat Pertama

Pada analisis multivariat regresi linier, variabel-variabel bebas yang boleh

dilakukan analisis adalah variabel-variabel bebas yang setelah dianalisis bivariat

menghasilkan nilai p<0.25. Terdapat 5 variabel bebas yaitu variabel jenis kelamin,

pekerjaan, status pernikahan, riwayat gangguan organik dan waktu lama melayani

pasien. Sebelum dilakukan analisis regresi linier, maka untuk variabel bebas

berskala kategorik, terlebih dahulu dibuat variabel dummy-nya. Setelah itu, maka

variabel dummy dan variabel bebas berskala numerik dapat dianalisis. Metode

yang digunakan adalah metode backward.

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, dijumpai adanya tabel 3

model summary, dimana merupakan tabel yang memberikan informasi tentang

kualitas regresi dan pengujian asumsi independen. Pada tabel tersebut, terdapat 2

model dimana terlihat nilai adjusted R square yang tertinggi yaitu di model 1

sebesar 0.371 atau sebesar 37.1%. Pada tabel untuk Durbin-Watson (DW) tertulis

1.392. Karena nilai DW berada di sekitar angka 2, asumsi independen terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


45

Tabel 3. Model Summary Multivariat Regresi Linier


c
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .629
a
.395 .371 2.210

b
2 .619 .383 .363 2.223 1.392

a. Predictors: (Constant), Waktu, tidak dibanding ya, tidak menikah dibanding menikah,

perempuan dibanding laki-laki, perawat di banding dokter

b. Predictors: (Constant), Waktu, tidak dibanding ya, tidak menikah dibanding menikah,

perempuan dibanding laki-laki

c. Dependent Variable: Skor ansietas

Pada tabel 4 coefficients, dijumpai koefisien tidak standar, koefisien

standar, kemaknaan dan pengujian asumsi kolineariti. Sedangkan model,

dihasilkan model 1 dan model 2. Dari kemaknaan (Sig.) dapat dilihat bahwa masih

terdapat nilai p dari variabel bebas yang lebih besar dari 0.05. yang artinya

variabel bebas tersebut tidak bermakna.

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 4. Coefficients
a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 5.557 .582 9.554 .000

perempuan
2.065 .436 .355 4.741 .000 .879 1.138
dibanding laki-laki

perawat di
.827 .527 .131 1.568 .119 .702 1.424
banding dokter

tidak menikah -
-2.308 .407 -.409 .000 .945 1.058
dibanding menikah 5.672

tidak dibanding ya -
-1.320 .497 -.188 .009 .983 1.017
2.658

Waktu .189 .067 .240 2.810 .006 .671 1.490

2 (Constant) 5.399 .576 9.370 .000

perempuan
2.098 .438 .360 4.794 .000 .881 1.135
dibanding laki-laki

tidak menikah -
-2.233 .406 -.396 .000 .958 1.043
dibanding menikah 5.493

tidak dibanding ya -
-1.352 .499 -.193 .008 .985 1.016
2.709

Waktu .242 .059 .307 4.112 .000 .892 1.122

a. Dependent Variable: Skor ansietas

Oleh karena itu, 1 variabel bebas yang tidak bermakna yaitu variabel

pekerjaan (p=0.119), dikeluarkan. Selanjutnya, peneliti kembali melakukan

analisis regresi linier dengan 4 variabel yaitu jenis kelamin, status pernikahan,

riwayat gangguan organik dan waktu lama melayani pasien.

Universitas Sumatera Utara


47

IV.3.2. Analisis Multivariat Kedua

Analisis regresi linier kedua dilanjutkan dengan menganalisis 4 variabel

bebas yang tersisa. Dimana sebelumnya untuk variabel bebas berskala kategorik,

sudah dibuat dummy yang akan dipakai dalam analisis.

Dari hasil analisis pada tabel 5 model summary, dijumpai 1 model saja

dengan nilai adjusted R square sebesar 0.363 (36.3%) dan nilai Durbin-Watson

sebesar 1.392.

Tabel 5. Model Summary

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

a
1 .619 .383 .363 2.223 1.392

a. Predictors: (Constant), Waktu, tidak dibanding ya, tidak menikah dibanding menikah,

perempuan dibanding laki-laki

b. Dependent Variable: Skor ansietas

Kemudian kembali kita melihat tabel 6 coefficients, pada model 1, dimana

nilai kemaknaan dari 4 variabel bebas adalah p<0.05 yang berarti bahwa variabel

bebas adalah bermakna.

Universitas Sumatera Utara


48

Tabel 6. Coefficients
a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 5.399 .576 9.370 .000

perempuan
2.098 .438 .360 4.794 .000 .881 1.135
dibanding laki-laki

tidak menikah -
-2.233 .406 -.396 .000 .958 1.043
dibanding menikah 5.493

tidak dibanding ya -
-1.352 .499 -.193 .008 .985 1.016
2.709

Waktu .242 .059 .307 4.112 .000 .892 1.122

a. Dependent Variable: Skor ansietas

Selanjutnya, untuk melihat kolineariti, pada tabel 6 kolom collinearity

statistics, dijumpai nilai toleransi lebih dari 0.4 yang berarti asumsi tidak ada

kolineariti terpenuhi. Sedangkan untuk persamaan regresi HADS-A (skor

ansietas) dapat dilihat dari kolom koefisien tidak standar (nilai intersep/constant)

yaitu 5.399 dan nilai slope yaitu 2.098 pada variabel jenis kelamin, -2.233 pada

variabel status pernikahan, -1.352 pada variabel riwayat gangguan organik dan

0.242 pada variabel waktu. Jadi, dapat disimpulkan persamaan regresi HADS-A

adalah 5.399+2.098 * jnskelamin +0.242 * waktu -2.233 * pernikahan -1.352 *

riwggnorganik. Untuk koefisien korelasi, dapat dilihat pada kolom koefisien

standar (Beta), dimana koefisien korelasi variabel jenis kelamin yaitu 0.360

(korelasi positif), variabel status pernikahan yaitu -0.396 (korelasi negatif),

Universitas Sumatera Utara


49

variabel riwayat gangguan organik yaitu -0.193 (korelasi negatif), variabel waktu

yaitu 0.307 (korelasi positif).

Untuk melihat residu, pada tabel 7 residuals statistics, diperoleh informasi

nilai residu dan nilai standar dari residu. Kedua informasi ini berguna untuk

melihat asumsi residu nol dan tidak ada outlier. Syarat dari residu sendiri adalah

sebaran residu harus normal, rerata residu nol, tidak ada outlier, konstan

(homoskedastisitas), dan independen. Dari tabel 7 diperoleh nilai mean pada

residu sebesar 0.000. Dengan demikian asumsi rerata residu nol terpenuhi. Untuk

standar dari residu masing-masing nilai minimum adalah -2.772 dan nilai

maksimum adalah 3.045. Oleh karena itu, syarat tidak ada outlier juga terpenuhi

yaitu rentang nilai minimum maksimum berada pada -3 sampai 3 simpang baku.

Tabel 7. Residuals statistics


a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 2.78 10.40 6.36 1.725 129

Residual -6.163 6.769 .000 2.188 129

Std. Predicted Value -2.078 2.337 .000 1.000 129

Std. Residual -2.772 3.045 .000 .984 129

a. Dependent Variable: Skor ansietas

Dari gambar 2 scatter plot, antara HADS-A (skor ansietas) dan Regression

standardized predictive value (variabel bebas) adalah cara untuk menguji asumsi

linearitas. Dari gambar tampak adanya kesan linearitas yang positif antara variabel

bebas dan tergantung. Dengan demikian, syarat linearitas terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


50

Gambar 2. Scatter Plot

Gambar 3 grafik histogram dan gambar 4 normal P-P plot disajikan

untuk menilai asumsi normalitas dari residu. Penilaian normalitas dengan

menggunakan grafik adalah penilaian yang subjektif. Sedangkan penilaian

normalitas yang objektif adalah dengan menggunakan uji normalitas (p = 0.062).

Universitas Sumatera Utara


51

Gambar 3. Histogram

Gambar 4. normal P-P plot

Universitas Sumatera Utara


52

Dari gambar dapat disimpulkan bahwa gambar histogram maupun gambar

normal P-P plot menunjukkan sebaran data yang normal. Dengan demikian,

syarat normalitas terpenuhi.

Untuk gambar 5, diagram tebar antara regression standardized residual

(ZRESID) dan regression standardized predicted value (ZPRED) adalah metode

untuk menguji asumsi konstan atau homoskedastisitas.

Gambar 5. Scatter plot Regression standardized residual

Berdasarkan gambar, tampak bahwa residu menyebar secara konstan

berdasarkan nilai predicted value. Sebaran residu tidak membentuk pola tertentu.

Dengan demikian, syarat homoskedastisitas terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


53

IV.4. Resume Analisis Multivariat Regresi Linier

Tabel 8. Resume analisis regresi linier

Parameter Hasil Keterangan

Model 1 Didapatkan model yang terdiri Model ini diperoleh setelah semua

dari jenis kelamin, status variabel bebas yang tidak bermakna

pernikahan, riwayat gangguan dikeluarkan secara bertahap dengan

organik dan waktu lamanya metode backward.

melayani pasien.

Pengujian asumsi -Linearitas: terpenuhi. -Scatter memberikan kesan linier.

-Normalitas: terpenuhi. -Grafik histogram dan plot

memberikan kesan normal.

-Rerata residu nol: terpenuhi. -Rerata = 0.

-Residu tidak ada outlier: -Rentang nilai residu -3 s.d. 3

terpenuhi. simpang baku.

-Residu konstan: terpenuhi. -Grafik tidak membentuk pola

tertentu.

-Independen: terpenuhi. -Nilai Durbin-Watson mendekati 2.

-Tidak ada multikolineariti: -Toleransi > 0.4.

terpenuhi.

Persamaan regresi Skor HADS-A = 5.399+2.098

* jenis kelamin + 0.242 * waktu

-2.233 * status pernikahan -

1.352 * riw ggn organik.

Adjusted R2 36.3% Peranan variabel jenis kelamin,

status pernikahan, riwayat

gangguan organik dan waktu lama

melayani pasien untuk menjelaskan

skor HADS-A sebesar 36.3%.

Universitas Sumatera Utara


54

Koefisien korelasi Jenis kelamin = 0.360 Kekuatan korelasi positif lemah.

Status pernikahan = -0.396 Kekuatan korelasi negatif lemah.

Riwayat ggn organik = -0.193 Kekuatan korelasi negatif sangat

lemah.

Waktu = 0.307 Kekuatan korelasi positif lemah.

IV.5. Laporan hasil analisis regresi linier

Setelah dilakukan analisis regresi linier dengan metode backward,

diperoleh persamaan regresi yaitu skor HADS-A = 5.399+2.098 * jenis kelamin +

0.242 * waktu -2.233 * status pernikahan -1.352 * riw ggn organik. Semua asumsi

regresi linier seperti linearitas, normalitas, residu nol, residu tidak ada outlier,

independen, konstan (homoskedastisitas), dan tidak ada multikolineariti terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


55

Tabel 9. Analisis multivariat untuk skor ansietas (HADS-A)

Skor HADS-A Correlation Regresi p

Coefficients Multivariat β

Konstan 5.399

Jenis kelamin 0.360 0.001

Status pernikahan -0.396 0.001

Riwayat ggn organik -0.193 0.008

Waktu 0.307 0.001

Adjusted R2 = 36.3%

Tabel 9 disajikan untuk menjawab hipotesis tentang skor HADS-A. Oleh karena

itu, dari hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel jenis kelamin,

status pernikahan, riwayat gangguan organik, dan waktu lama melayani pasien,

berhubungan dengan skor HADS-A pada tenaga medis yang merawat pasien

COVID-19 (p<0.05).25

Universitas Sumatera Utara


BAB V

DISKUSI

V.1. Prosedur Penelitian

Studi ini merupakan studi multivariat regresi linier dengan kerangka

konsep prediktif dimana studi ini berusaha untuk mencari hubungan dari beberapa

faktor variabel bebas terhadap variabel tergantung, dengan variabel tergantung

memiliki skala numerik yaitu skor ansietas pada subscale Hospital Anxiety and

Depression Scale (HADS). Studi ini melibatkan 129 subjek yaitu tenaga medis

(dokter dan perawat) yang bekerja di RSUP. Haji Adam Malik Medan beserta

satelitnya, yang menangani atau merawat pasien COVID-19. Dengan masa

pelaksanaan selama bulan Mei hingga Juli 2020 melalui media elektronik aplikasi

WhatsApp dan kuesioner online melalui Google Forms.

Adapun alasan mengapa studi ini menggunakan kuesioner online adalah

untuk mencegah atau mengurangi penularan virus COVID-19 baik selama proses

penelitian, maupun antara peneliti dan subjek penelitian. Dimana subjek

penelitian yang dilibatkan adalah tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.

Selama proses penelitian jika peneliti berjumpa langsung dengan subjek, maka hal

tersebut berisiko untuk terjadinya penularan. Selain itu, pada saat penelitian ini

mulai dijalankan, situasi pandemi virus COVID-19 sudah mulai masuk ke

Indonesia. Sehingga pemerintah sudah mulai memberlakukan peraturan atau

protokol kesehatan tentang #dirumahaja, social distancing (jaga jarak), dan masa

karantina 14 hari bagi warganya untuk tinggal di rumah masing-masing. Yang

mana hal ini menyebabkan aktifitas masyarakat di luar rumah menjadi sangat

56

Universitas Sumatera Utara


57

berkurang dan sangat dibatasi, termasuk ruang gerak peneliti juga menjadi

terbatas. Oleh sebab itu, maka peneliti melakukan studi ini dengan bantuan media

online aplikasi WhatsApp dan kuesioner yang dibuat dengan Google Forms.

Untuk menentukan besar sampel penelitian, maka peneliti terlebih dahulu

melakukan studi pendahuluan yang melibatkan 15 subjek. Dari perhitungan besar

sampel maka didapatkan jumlah sampel penelitian yaitu 129 subjek. Metode

pengumpulan sampel yang digunakan adalah dengan cara non-probability

sampling yaitu jenis purposive sampling oleh karena peneliti telah memilih

sebelumnya kriteria subjek yang akan diteliti.

Uji statistik pada studi ini dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS

versi 22. Uji statistik sendiri diawali dengan melakukan perhitungan frekuensi

pada tiap variabel untuk mencari karakteristik demografik subjek. Setelah itu,

langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis bivariat. Dari hasil perhitungan

analisis bivariat, dilihat apakah terdapat nilai p <0.25 pada tiap variabel bebas

dimana jika memenuhi syarat tersebut, maka variabel bebas dengan p<0.25, dapat

dilanjutkan ke analisis multivariat. Untuk variabel tergantung yaitu skor HADS-A

nilai p juga harus berdistribusi normal.

V.2. Hipotesis Penelitian

Pada studi ini, terdapat 6 hipotesis penelitian yang perlu dijawab. Adapun

hipotesis tersebut adalah terdapatnya hubungan antara jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan, status pernikahan, waktu lamanya melayani pasien, riwayat gangguan

organik dan skor ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.

Universitas Sumatera Utara


58

Dari hasil analisis multivariat regresi linier yang dilakukan, maka didapati

bahwasanya ada 4 variabel bebas yang bermakna dan memiliki hubungan

terhadap skor HADS-A yaitu jenis kelamin dengan kekuatan korelasi positif

lemah, status pernikahan dengan kekuatan korelasi negatif lemah, riwayat

gangguan organik dengan kekuatan korelasi negatif sangat lemah, dan waktu lama

melayani pasien dengan kekuatan korelasi positif lemah.

V.3. Persamaan dan perbedaan hasil studi

1. Variabel jenis kelamin dalam studi ini terdapat hubungan dengan skor ansietas.

Hal ini juga didapati pada studi yang dilakukan oleh Lai dan kawan-kawan, pada

akhir Januari hingga awal Februari 2020, di Cina, yang melibatkan 1257 tenaga

kesehatan di 34 rumah sakit, dengan menggunakan kuesioner the 9-item Patient

Health Questionnaire (PHQ-9) untuk depresi, the 7-item Generalized Anxiety

Disorder Scale (GAD-7) untuk ansietas, the 7-item Insomnia Severity Index (ISI)

untuk insomnia, dan the 22-item Impact of Event Scale-Revised (IES-R) untuk

stres versi Bahasa Cina, didapati bahwa perawat, perempuan, tenaga kesehatan di

garis depan, dan bekerja di Wuhan memiliki skor lebih tinggi terhadap 4 skala

pengukuran dibandingkan dengan dokter, laki-laki, tenaga kesehatan di garis

kedua, dan bekerja di provinsi Hubei.

2. Variabel status pernikahan dalam studi ini berhubungan dengan skor ansietas.

Hal ini juga didapati pada studi yang dilakukan oleh Lee dan kawan-kawan, untuk

mengevaluasi staf medis selama wabah SARS pada tahun 2003. Kuesioner ini

terdiri atas 5 bagian dengan jumlah keseluruhan pertanyaan sebanyak 67

pertanyaan. Dari hasil pengisian kuesioner ini didapati bahwa adanya tanggung

Universitas Sumatera Utara


59

jawab sosial dan moral, yang mendorong mereka untuk terus bekerja selama

wabah (P = 0,03), dan dokter memiliki skor rata-rata tertinggi (2,47 ± 0,66). Staf

medis juga diharapkan menerima penghargaan dari pimpinan rumah sakit

(P<0,001), dan perawat lebih khawatir tentang kompensasi finansial tambahan

selama atau setelah wabah dibandingkan dengan petugas kesehatan lainnya

(P=0,002). Faktor utama lainnya yang berhubungan dengan stres yaitu

kekhawatiran untuk keselamatan pribadi (P<0,001), kekhawatiran tentang

keluarga mereka (P<0,001), dan kekhawatiran tentang kematian pasien (P=0,001).

Staf medis dalam kelompok umur 31 - 40 tahun lebih khawatir tentang

menginfeksi keluarga mereka dibandingkan dengan kelompok lain (2,46 ± 0,72).

Khawatir tentang keselamatan mereka sendiri juga merupakan faktor penting

dalam kecemasan pada staf medis, terutama pada kelompok yang berumur 41 - 50

tahun.

3. Variabel riwayat gangguan organik memiliki hubungan dengan skor ansietas.

Dimana juga terdapat pada studi yang dilakukan oleh Zhang dan kawan-kawan,

pada bulan Februari hingga Maret 2020, di Cina, yang melibatkan 2.182 subyek

dengan membandingkan antara tenaga kesehatan non-medis sebanyak 1.255

subyek dan medis sebanyak 927 subyek, berumur 16 tahun ke atas, cross-

sectional study via survey online, didapati bahwa tenaga kesehatan medis

memiliki prevalensi yang lebih tinggi untuk terjadi insomnia (38.4 vs. 30.5%,

p<0.01), ansietas (13.0 vs 8.5%, p< 0.01), depresi (12.2 vs. 9.5%, p<0.04),

somatisasi (1.6 vs. 0.4%, p<0.01), dan gejala obsesif kompulsif (5.3 vs. 2.2%,

p<0.01). Di antara tenaga medis, memiliki riwayat gangguan organik merupakan

Universitas Sumatera Utara


60

faktor independen untuk terjadinya insomnia, ansietas, depresi, somatisasi, dan

gejala obsesif kompulsif (p<0.05 atau 0.01).

V.4. Kelebihan dan keterbatasan penelitian

Kelebihan dari studi ini adalah pertama, dimana studi ini merupakan studi

yang pertama kali di lakukan di Sumatera Utara dan di pulau Sumatera, yang

meneliti tentang skor ansietas pada tenaga medis yang merawat pasien

COVID-19. Kedua, studi ini merupakan studi yang menggunakan kuesioner

HADS, dimana, sejauh penelusuran peneliti, belum dijumpai penelitian sejenis

yang menggunakan kuesioner HADS pada tenaga medis yang merawat pasien

COVID-19. Ketiga, studi ini merupakan studi multicenter dimana melibatkan

beberapa rumah sakit untuk menjaring subjek penelitian. Keempat, adapun media

yang digunakan adalah menggunakan kuesioner online, dimana hal ini bertujuan

untuk mencegah penularan COVID-19 dan mendukung dari pada protokol

kesehatan yang mengajurkan agar masyarakat tetap menjaga jarak dan bila perlu

dirumah aja.

Keterbatasan studi ini adalah peneliti tidak dapat menjelaskan kepada

subjek tentang butir pertanyaan kuesioner jika terdapat kesulitan pada subjek

untuk memahami maksud pertanyaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan skor ansietas pada tenaga medis

yang merawat pasien COVID-19.

2. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dan skor ansietas pada tenaga

medis yang merawat pasien COVID-19.

3. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dan skor ansietas pada tenaga

medis yang merawat pasien COVID-19.

4. Terdapat hubungan antara status pernikahan dan skor ansietas pada tenaga

medis yang merawat pasien COVID-19.

5. Terdapat hubungan antara waktu melayani pasien dan skor ansietas pada

tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.

6. Terdapat hubungan antara riwayat gangguan organik dan skor ansietas pada

tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.

VI.2. Saran

1. Dapat dikembangkan lebih lanjut penelitian mengenai skala depresinya.

2. Dapat dilakukan penelitian dengan uji regresi logistik.

61

Universitas Sumatera Utara


62

DAFTAR RUJUKAN

1. Wang C, Pan R, Wan X, Tan Y, Xu L, Ho CS, Ho RC. Immediate

Psychological Responses and Associated Factors during the Initial Stage of the

2019 Coronavirus Disease (COVID-19) Epidemic among the General

Population in China. International Journal of Environmental Research and

Public Health. 2020:1-25.

2. Kong X, Zheng K, Tang M, Kong F, Zhou J, Diao L, et al. Prevalence and

Factors Associated with Depression and Anxiety of Hospitalized Patients with

COVID-19. MedRxiv preprint. 2020:1-12.

3. World Health Organization. Coronavirus disease (COVID-19) Situation Report

- 130. 2020.

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi virus COVID-19 di

Indonesia. 2020.

5. Cai H, Tu B, Ma J, Chen L, Fu L, Jiang Y. Psychological Impact and Coping

Strategies of Frontline Medical Staff in Hunan Between January and March

2020 During the Outbreak of Coronavirus Disease 2019 (COVID‑ 19)

in Hubei, China. Medical Science Monitor. 2020:1-16.

6. Tan BYQ, Chew NWS, Lee GKH. Psychological Impact of the COVID-19

Pandemic on Health Care Workers in Singapore. Annals of Internal Medicine.

2020:1-3.

7. Lai J, Ma S, Wang Y, Cai Z, Hu J, Wei N, et al. Factors Associated With

Mental Health Outcomes Among Health Care Workers Exposed to

Coronavirus Disease 2019. JAMA Network Open. 2020;3(3):1-12.

Universitas Sumatera Utara


63

8. Zhang W, Wang K, Yin L, Zhao W, Xue Q, Peng M, et al. Mental Health and

Psychosocial Problems of Medical Health Workers during the COVID-19

Epidemic in China. Psychotherapy Psychosomatics. Karger. 2020:1-9.

9. Burhan E, Isbaniah F, Susanto AD, Aditama TY, Soedarsono, Sartono TR,

dkk. Pneumonia Covid-19 Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. 2020.

10. Wang Z, Qiang W, Ke H. A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and

Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China; 2020:1-21.

11. Isbaniah F, Saputro DD, Sitompul PA, Manalu R, Setyawaty V, Subangkit dkk.

Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020:1-15.

12. Sugihantono A, Burhan E, Samuedro E, Rinawati W, Sitompul PA, Susilo A,

dkk. Pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus disesase

(COVID-19). Kementerian Kesehatan RI. Juli 2020.

13. Stahl SM. Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical

Application. Fourth Ed. New York. 2013:678-683.

14. Sadock BJ, Sadock VA Ruiz P. Anxiety Disorders. In : Sadock BJ, Sadock

VA, editor Kaplan & Sadock’s Synopsis Of Psychiatry, 11th edition.

Philadelphia : Wolters Kluwer; 2015:832-842.

15. Shah K, Kamrai D, Mekala H, Mann B, Desai K, Patel RS. Focus on Mental

Health During the Coronavirus (COVID-19) Pandemic: Applying Learnings

from the Past Outbreaks. Cureus 12(3):1-8.

16. Xiao H, Zhang Y, Kong D, Li S, Yang N. The Effects of Social Support on

Sleep Quality of Medical Staff Treating Patients with Coronavirus Disease

Universitas Sumatera Utara


64

2019 (COVID-19) in January and February 2020 in China. Medical Science

Monitor. 2020;26:1-8.

17. Stern AF. The Hospital Anxiety and Depression Scale. Occupational Medicine.

Oxford University Press. 2014; 64:393–94.

18. Snaith RP. The Hospital Anxiety And Depression Scale. Health and Quality of

Life Outcomes. 2003; 1: 1-4.

19. Rudy M, Widyadharma PE, Adnyana IM. Reliability Indonesian Version of

The Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) of Stroke Patients In

Sanglah General Hospital Denpasar. 2015.

20. Google Forms. https://en.wikipedia.org/wiki/Google_Forms#cite_note-3

21. Mengenal Lebih Dekat Dengan Google Form.

https://www.jetorbit.com/blog/mengenal-lebih-dekat-dengan-google-form/

22. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: deskriptif, bivariat,

dan multivariat, dilengkapi aplikasi menggunakan SPSS. Edisi keenam.

Jakarta: Epidemiologi Indonesia. 2014.

23. Sastroasmoro S, Ismail S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi

kelima. Jakarta. Sagung Seto. 2014.

24. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba

Medika. 2011.

25. Dahlan MS. Regresi Linier. Seri 10 Edisi 2. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

2018.

Universitas Sumatera Utara


65

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN

Bapak/Ibu/Sdr./i Yth.
Saya, dr. Anastasia Venny Fransisca Sipayung peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Psikiatri FK USU sedang melakukan suatu
penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Skor Ansietas
pada Tenaga Medis yang Merawat Pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan skor ansietas pada tenaga kerja yang merawat pasien Coronavirus Disease
2019 (Covid-19) di RSUP. H. Adam Malik Medan dan satelitnya.
Partisipasi Bapak/Ibu/Sdr./i dalam penelitian ini bersifat sukarela, tanpa
paksaan dan tekanan dari pihak manapun serta tidak dipungut biaya apapun
selama dalam penelitian dan setiap partisipan akan diberikan imbalan dalam
bentuk voucher atau pulsa telepon. Seandainya Bapak/Ibu/Sdr./i menolak untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan dikenakan sanksi apapun. Jika
selama menjalani penelitian ini terdapat hal-hal yang kurang jelas, maka
Bapak/Ibu/Sdr./i dapat menghubungi saya : dr. Anastasia Venny Fransisca
Sipayung (081263750692) di Program Studi Psikiatri FK USU Medan.

Medan, 2020
Hormat saya,

dr. Anastasia Venny Fransisca Sipayung

Universitas Sumatera Utara


66

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Telp :

Setelah mendapatkan keterangan secara terperinci dan jelas mengenai


penelitian “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Skor Ansietas pada Tenaga
Medis yang Merawat Pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)” dan setelah
mendapatkan kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan penelitian tersebut, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa
paksaan menyatakan bersedia diikutsertakan dalam penelitian tersebut.

Medan, 2020
Yang memberi penjelasan Yang memberi persetujuan

dr. Anastasia V. F. Sipayung (.................................................)

Universitas Sumatera Utara


67

Lampiran 3

DATA SAMPEL PENELITIAN

Nomor responden : Tanggal :

Data demografik responden :

1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan terakhir :
6. Status pernikahan :
7. Waktu yang diluangkan untuk
merawat pasien per hari atau per minggu :
8. Riwayat gangguan organik : Ya, punya : sebutkan ……………
Cth: Hipertensi, DM, asma, dll Tidak

Universitas Sumatera Utara


68

Lampiran 4
RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi
Nama : dr. Anastasia Venny Fransisca Sipayung
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Gunung Meliau / 23 Juli 1985
Status : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Nuri no. 11 Komp. Polri Medan
Telepon : 081263750692

Riwayat Pendidikan
1991 - 1997 : SD Suster Pontianak
1997 - 2000 : SMP Suster Pontianak
2000 - 2003 : SMU Santo Paulus Pontianak
2003 - 2007 : Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2007 - 2009 : Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2015 - Sekarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu
Kedokteran Psikiatri di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

Riwayat Pekerjaan
2010 - 2011 : RSU. Sari Mutiara Medan
2011 - Sekarang : PNS Bengkulu Selatan, Prov. Bengkulu
2015 - Sekarang : Peserta Tugas Belajar di Ilmu Kedokteran
Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


69

Lampiran 5

“Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS)”

Nama Responden :
Jenis Kelamin / Umur :
Tanggal Pemeriksaan :
Beri tanda rumput atau lingkari jawaban yang paling benar. Jangan berpikir terlalu
lama untuk masing-masing jawaban. Jawablah seperti yang anda rasakan
sekarang.
1. Saya merasa tegang atau Hampir selalu 3

“sakit hati” : Sering sekali 2 A

Dari waktu ke waktu, sekali-sekali 1

Tidak sama sekali 0

2. Saya masih senang Tentu saja sangat suka 0


dengan

hal-hal yang dulu saya Tidak begitu suka 1 D


sukai :

Hanya sedikit suka 2

Hampir tidak suka sama sekali 3

3. Saya mendapat semacam Tentu saja dan sungguh tidak 3


mengenakkan
perasaan takut seolah-
olah

ada sesuatu yang Ya, tetapi tidak begitu buruk 2 A


mengerikan

yang akan terjadi : Sedikit, tetapi tidak membuat saya 1


khawatir

Tidak sama sekali 0

Universitas Sumatera Utara


70

4. Saya bisa tertawa dan Sebanyak yang saya selalu bisa lakukan 0
melihat sisi lucu dari
sesuatu hal :

Tidak terlalu bisa sekarang 1 D

Tentu saja tidak begitu banyak sekarang 2

Tidak sama sekali 3

5. Ada pikiran takut Terlalu sering 3


melintas

di pikiran saya : Sering 2 A

Dari waktu ke waktu, tetapi tidak terlalu 1


sering

Hanya sekali-sekali 0

6. Saya merasa ceria : Tidak sama sekali 3

Tidak sering 2 D

Kadang-kadang 1

Hampir selalu 0

7. Saya bisa duduk nyaman Tentu saja 0

dan merasa santai : Biasanya 1 A

Tidak sering 2

Tidak sama sekali 3

8. Saya merasa seperti saya Hampir selalu 3

dibuat lambat : Sering kali 2 D

Kadang-kadang 1

Tidak sama sekali 0

Universitas Sumatera Utara


71

9. Saya ada semacam Tidak sama sekali 0


perasaan

takut seperti rasa muak Sekali-sekali 1 A


dalam perut :

Agak sering 2

Sering sekali 3

10. Saya tidak tertarik lagi Tentu saja 3


dengan

penampilan saya : Saya tidak sepeduli seperti yang 2 D


semestinya

Saya mungkin tidak begitu peduli 1

Saya hanya peduli seperti yang sudah- 0


sudah

11. Saya merasa gelisah Gelisah luar biasa 3


karena

saya harus sibuk : Agak gelisah 2 A

Tidak terlalu gelisah 1

Tidak sama sekali 0

12. Saya ingin senang Sebanyak yang saya bisa lakukan 0


dengan sesuatu :

Agak kurang dari pada yang pernah 1 D


saya lakukan

Tentu saja kurang daripada yang pernah 2


saya lakukan

Hampir tidak sama sekali 3

Universitas Sumatera Utara


“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Skor Ansietas Pada Tenaga
Medis Yang Merawat Pasien Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)”

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai