Anda di halaman 1dari 90

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

PENYAKIT HIPERTENSI PADA MAHASISWA STAMBUK


2019 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh :

ANDREY PARHUSIP
170100185

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG
PENYAKIT HIPERTENSI PADA MAHASISWA STAMBUK
2019 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Kedokteran

Oleh :

ANDREY PARHUSIP
170100185

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


i

HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang
Penyakit Hipertensi Pada Mahasiswa
Stambuk 2019 Di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Nama mahasiswa : Andrey Parhusip
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 170100185
Program Studi : Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatera Utara.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Komisi Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dosen Pembimbing

dr. Cut Aryfa Andra, M.Ked(Cardio), Sp.JP(K), FIHA.


NIP. 198111172006042002

Ketua Penguji Anggota Penguji

dr. Teuku Bob Haykal, M.Ked(Cardio), Sp.JP(K), FIHA. dr. Fathia Meirina, M.Ked(Ped), Sp.A.
NIP. 198507202012121001 NIP. 198405282014042001

Medan, Januari 2021


Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K).


NIP. 196605241992031002

Universitas Sumatera Utara


ii

PERNYATAAN

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Hipertensi Pada


Mahasiswa Stambuk 2019 Di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarajana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil
karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya
orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan
sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, Januari 2021


Penulis,

Andrey Parhusip
NIM. 170100185

Universitas Sumatera Utara


iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik. Karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Tentang Penyakit Hipertensi Pada Mahasiswa Stambuk 2019 Di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara” merupakan salah satu syarat
penulis agar mendapatkan gelar sarjana kedokteran pada program studi Pendidikan
Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara beserta jajaran.
3. dr. Cut Aryfa Andra, M.Ked(Cardio), Sp.JP(K), FIHA, FAsCC selaku
dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak memberikan bantuan,
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis mulai
dari awal penentuan judul hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
4. dr. Teuku Bob Haykal, M.Ked(Cardio), Sp.JP(K), FIHA selaku ketua
penguji dan dr. Fathia Meirina, M.Ked(Ped), Sp.A selaku anggota penguji
yang telah memberikan saran dan masukan yang berarti agar penelitian ini
mendapatkan hasil yang terbaik.
5. Guru terbaik penulis, Prof. dr. H. T. Bahri Anwar Djohan, Sp.JP(K), FIHA,
FAsCC yang selalu memberikan dukungan, nasehat dan motivasi yang
sangat berarti bagi penulis.
6. Dr. dr. Imelda Rey, M.Ked(PD), Sp.PD, KGEH, FINASIM selaku dosen
penasehat akademik penulis yang telah memberikan nasehat dan motivasi
dalam menjalani perkuliahan.
7. Staf Medical Education Unit (MEU) dan Subbagian Pendidikan FK USU
yang telah membantu dalam proses perizinan dan pengumpulan data.

Universitas Sumatera Utara


iv

8. Kedua orang tua penulis, ayahanda Reynold Parhusip dan ibunda


Bernadette Simbolon, S.Kep, Ns yang telah banyak mendukung baik dalam
moril, materil, dan doa sehingga dapat mengantarkan penulis sampai saat
ini.
9. Keluarga besar Op. Samuel Parhusip dan Op. Roys Simbolon yang sudah
memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
10. Teman baik penulis (Indah Khairunnisyah, Olivia Haque, Timothy Hartarto,
Raphaella, Wilson, Marlina, Rama, dan yang lainnya) yang telah
memberikan dukungan dalam perkuliahan dan penyusunan karya tulis ini.
11. Senior-senior penulis (Sugiono Namli, Lintong Siregar, M. Farid Zulkhair
Damanik, Veronica, Novita Zulkarnain) yang telah memberikan saran dan
masukan selama proses penelitian dan pembuatan karya tulis ini.
12. Keluarga besar SCORA PEMA FK USU 2020 yang selalu penulis
banggakan dan menjadi semangat dalam berorganisasi.
13. Adik-adik angkatan 2019 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
14. Sejawat angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
yang menjadi teman penulis dalam menjalani perkuliahan.
Demikianlah karya tulis ilmiah ini penulis selesaikan. Penulis menyadari bahwa
penulisan karya tulis ilmiah ini belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat melakukan yang lebih
baik kedepannya. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Medan, Januari 2021
Hormat saya,

Andrey Parhusip

Universitas Sumatera Utara


v

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan................................................................................................ i
Pernyataan. .............................................................................................................. ii
Kata Pengantar. ...................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................. v
Daftar Gambar ...................................................................................................... viii
Daftar Tabel............................................................................................................ ix
Daftar Singkatan...................................................................................................... x
Abstrak. ................................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian.................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Tekanan Darah ......................................................................................... 5
2.1.1 Definisi Tekanan Darah.................................................................... 5
2.1.2 Pengukuran Tekanan Darah.............................................................. 6
2.1.3 Fisiologi Tekanan Darah................................................................... 7
2.2 Hipertensi ............................................................................................... 13
2.2.1 Definisi Hipertensi ......................................................................... 13
2.2.2 Klasifikasi hipertensi...................................................................... 14
2.2.3 Patofisiologi Hipertensi.................................................................. 17
2.2.4 Faktor Risiko Hipertensi ................................................................ 23
2.2.5 Diagnosis Hipertensi ...................................................................... 24
2.2.6 Komplikasi Hipertensi.................................................................... 26
2.2.7 Tatalaksana Hipetensi..................................................................... 26
2.3 Pengetahuan ........................................................................................... 31
2.3.1 Definisi Pengetahuan...................................................................... 31

Universitas Sumatera Utara


vi

2.3.2 Tingkat Pengetahuan ...................................................................... 31


2.3.3 Cara Memperoleh Pengetahuan...................................................... 32
2.3.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan ............................ 34
2.3.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan......................................................... 35
2.4 Kerangka Teori....................................................................................... 36
2.5 Kerangka Konsep ................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 39
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................................. 38
3.1.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 38
3.1.2 Rancangan Penelitian ..................................................................... 38
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 38
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 38
3.2.2 Waktu Penelitian............................................................................. 39
3.3 Populasi dan sampel............................................................................... 39
3.3.1 Populasi Penelitian ......................................................................... 39
3.3.2 Sampel Penelitian ........................................................................... 39
3.4 Metode Pengumpulan Data.................................................................... 40
3.5 Metode Analisis data.............................................................................. 41
3.6 Definisi Operasional............................................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 43
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian .................................................................. 43
4.2 Deskripsi Sampel Penelitian................................................................... 43
4.3 Data Karakteristik Responden................................................................ 43
4.4 Data Tingkat Pengetahuan ..................................................................... 45
4.5 Pembahasan ........................................................................................... 47
4.5.1 Interpretasi dan Hasil Penelitian Berdasarkan Usia......................... 48
4.5.2 Interpretasi dan Hasil Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin......... 48
4.5.3 Interpretasi dan Hasil Penelitian Berdasarkan Sumber Informasi... 49
4.5.4 Interpretasi dan Hasil Penelitian Berdasarkan Jalur Masuk............ 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 51
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 51

Universitas Sumatera Utara


vii

5.2 Saran ...................................................................................................... 51


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 57
LAMPIRAN A. Surat Izin Penelitian ................................................................ 60
LAMPIRAN B. Ethical Clearance..................................................................... 61
LAMPIRAN C. Lembar Persetujuan Responden ............................................ 62
LAMPIRAN D. Kuesioner Penelitian................................................................ 63
LAMPIRAN E. Data Induk................................................................................ 66
LAMPIRAN F. Tabel Pengolahan Data Aplikasi Statistik............................... 73

Universitas Sumatera Utara


viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Tekanan darah arteri .................................................................................... 5


2.2 Aliran darah melalui arteri brakialis dalam hubungannya dengan
tekanan manset dan bunyi ........................................................................... 6
2.3 Penentu tekanan darah arteri rerata ............................................................. 8
2.4 Sistem saraf otonom persarafan jantung dan refleks baroreseptor
yang membantu mengatur tekanan darah .................................................. 11
2.5 Sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) ............................................. 12
2.6 Potensi kelainan primer pada hipertensi esensial....................................... 15
2.7 Patogenesis hipertensi................................................................................ 18
2.8 Faktor-faktor penyebab aktivasi sistem saraf simpatis............................... 20
2.9 Patofisiologi NE memicu progresivitas hipertensi aterosklerosis...............20
2.10 Autoregulasi tekanan darah terkait dengan sistem RAA............................ 21
2.11 Patofisiologi kerusakan organ akibat hipertensi ......................................... 26
2.12 Alur panduan inisiasi terapi obat sesuai dengan klasifikasi hipertensi ....... 28
2.13 Panduan dosis obat-obatan antihipertensi.................................................. 30
2.14 Strategi penatalaksanaan hipertensi tanpa komlikasi................................. 30
2.15 Kerangka teori penelitian........................................................................... 36
2.16 Kerangka konsep penelitian....................................................................... 37

Universitas Sumatera Utara


ix

DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Definisi dan klasifikasi tingkat tekanan darah kantor. ................................ 13
2.2 Definisi hipertensi berdasarkan tingkat tekanan darah
dikantor, rawat jalan, dan rumah. .............................................................. 14
2.3 Penilaian HMOD ....................................................................................... 25
3.1 Definisi operasional................................................................................... 42
4.1 Distribusi fekuensi responden berdasarkan usia ........................................ 43
4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin........................ 44
4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi.................. 44
4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jalur masuk
perguruan tinggi......................................................................................... 44
4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan. ............ 44
4.6 Tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi berdasarkan
usia pada mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara ....................................................................... 45
4.7 Tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi berdasarkan
jenis kelamin pada mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara ....................................................................... 45
4.8 Tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi berdasarkan
sumber informasi pada mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.................................................... 46
4.9 Tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi berdasarkan jalur
masuk perguruan tinggi pada mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.................................................... 47

Universitas Sumatera Utara


x

DAFTAR SINGKATAN

ABI : Ankle-brachial index


ACE : Angiotensin Converting Enzym
ACEi : Angiotensin Converting Enzym Inhibitor
ADH : Antidiuretic hormone
AHA : American Heart Association
AI/AII : Angiotensin I/ Angiotensin II
ARB : Angiotensim II Receptor Blockers
AT1/AT2/AT3/AT4 : Angiotensin II receptor type 1/type 2/type 3/type 4
ANP : Atrial Natriuretic Peptide
Anti-VEGF : Anti-vaskular Endothelial Growth Factor
CCB : Calcium Channel Blocker
CNS : Central Nervous System
CJ : Curah Jantung
CO : Cardiac Output
COX-2 : Cyclooxygenase-2
CT : Computed Tomography
EKG : Elektrokardiogram
ESC : European Society of Cardiology
FK USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
HMOD : Hypertension-Mediated Organ Damage
HR : Heart Rate
IMA : Infark Miokard Akut
IMT : Indeks Massa Tubuh
LFG : Laju Filtrasi Glomerulus
LVH : Left Ventricular Hypertrophy
MRI : Magnetic Resonance Imaging
NE : Norepinephrine
NO : Nitric Oxide
OAINS : Obat Anti Inflamasi Non-Steroid
PERHI : Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia

Universitas Sumatera Utara


xi

PERKI : Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia


PWV : Pulse Wave Velocity
RAAS : Renin-Angiotensin-Aldosteron System
SBMPTN : Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
SKDI : Standar Kompetensi Dokter Indonsia
SNMPTN : Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
SPC : Single Pill Combination
SSP : Sistem Saraf Pusat
TD : Tekanan Darah
TDD : Tekanan Darah Sistolik
TDS : Tekanan Darah Diastolik
TOD : Target Organ Damage
TPR : Total peripheral Resisten
WHO : World Heath Organization

Universitas Sumatera Utara


xii

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat.
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah mengalami kenaikan baik sistolik maupun
diastolik Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2018 sebesar 34,1%, tetapi yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 8,4% dan riwayat minum obat hanya sebesar 8,8%.
Selain kesadaran masyarakat, kurangnya pengetahuan mahasiswa kedokteran mengenai penyakit
hipertensi dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya pencegahan primer
terhadap penyakit hipertensi. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang penyakit
hipertensi pada mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana.
Desain penelitian ini tidak melakukan intervensi dari peneliti. Hasil: Dari hasil penelitian, dari 245
orang, didapatkan 69 (28,2%) orang memiliki pengetahuan baik, 126 (51,4%) orang memiliki
pengetahuan cukup, dan 50 (20,4%) orang memiliki pengetahuan kurang. Kesimpulan: Secara
keseluruhan, tingkat pengetahuan responden tentang penyakit hipertensi dikategorikan
pengetahuan cukup.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Penyakit hipertensi

Universitas Sumatera Utara


xiii

ABSTRACT

Background: Hypertension is one of the non-communicable diseases which is an important health


problem around the world because of its high prevalence and continues to increase. Hypertension
is a condition in which blood pressure has increased both systolic and diastolic. In Indonesia, the
prevalence of hypertension in 2018 was 34.1%, but those diagnosed by health workers were 8.4%
and a history of taking medication was only 8.8%. In addition to public awareness, the lack of
knowledge of medical students regarding hypertension can be one of the factors that causes primary
prevention of hypertension to be not achieved. Objective: To find an overview of knowledge about
hypertension in class 2019 students at the Faculty of Medicine, University of North Sumatra.
Methods: The research design used was a simple descriptive design. The design of this study did
not involve intervention from researchers. Results: From the results of the study, from 245 people,
it was found that 69 (28.2%) people had good knowledge, 126 (51.4%) people had sufficient
knowledge, and 50 (20.4%) people had poor knowledge. Conclusion: Overall, the level of
knowledge of respondents about hypertension was categorized as sufficient knowledge.

Keywords: Knowledge Level, Hypertension

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat.
Hipertensi berhubungan dengan beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskular,
stroke, retinopati, penyakit ginjal dan penyakit lainnya. Hipertensi menjadi faktor
risiko ketiga terbesar penyebab kematian dini. (Fitri, 2015)
Data WHO 2015 menunjukkan bahwa sekitar 1,13 miliar individu di dunia
menderita hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.
Prevalensi hipertensi diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 1,5
miliar individu pada tahun 2025, dengan angka kematian mencapai 9,4 juta
individu. (Adrian & Tommy, 2019)
WHO menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring
dengan jumlah penduduk yang bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan
sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi
berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju
hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu
sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%. Kawasan
Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini
menandakan satu dari tiga orang menderita hipertensi. (Praeni, 2019)
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 34,1%, yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 8,4% dan riwayat minum obat hanya
sebesar 8,8%. Angka prevalensi tertinggi di Indonesia ditemukan di Kalimantan
Selatan (44,13%), diikuti Jawa Barat (39,60%), Kalimantan Timur (39,30%) dan
Jawa Tengah (37,57%). (Riskesdas, 2018; Praeni, 2019)
Prevalensi penderita hipertensi di provinsi Sumatera Utara tahun 2018 sebesar
29,19% dan angka tersebut meningkat dari tahun 2007 dan 2013. Angka prevalensi

1
Universitas Sumatera Utara
2

hipertensi yang didiagnosis dokter sebesar 5,52% dan yang minum obat anti
hipertensi sebesar 6,07%. Berdasarkan angka tersebut, masih banyak masyarakat
yang belum terdiagnosis oleh dokter dan yang minum obat anti hipertensi.
(Riskesdas Provinsi Sumatera Utara, 2018)
Berdasarkan kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara angka tertinggi
hipertensi berada di Kabupaten Karo yaitu sebesar 45,49% dan diikuti oleh
Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 41,02%, diikuti oleh Kabupaten Samosir
38,99%, Kabupaten Humbang Hasundutan 37,69% dan Kabupaten Dairi sebesar
37,30%. Sedangkan, prevalesi hipertensi di Kota Medan sebesar 25,21%.
(Riskesdas Provinsi Sumatera Utara, 2018)
Kriteria klinis untuk mendefinisikan hipertensi umumnya didasarkan pada rata-
rata minimal dua pengukuran tekanan darah selama kunjungan rawat jalan.
Tekanan darah dibedakan menjadi tekanan darah normal, prehipertensi, hipertensi
(derajat I, II, dan III), dan hipertensi sistolik terisolasi yang sering terjadi pada usia
tua. (Jameson et al., 2018)
Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi
dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi termasuk
diet yang tidak sehat (konsumsi garam berlebihan, diet tinggi lemak jenuh dan
lemak trans, asupan buah dan sayuran yang rendah), aktivitas fisik yang kurang,
konsumsi tembakau dan alkohol, dan kelebihan berat badan atau obesitas. Faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi termasuk riwayat keluarga dengan hipertensi,
usia di atas 65 tahun dan penyakit yang ada bersama seperti diabetes atau penyakit
ginjal. (WHO, 2019)
Sebanyak 80-95% dari pasien hipertensi didiagnosis memiliki hipertensi
primer, atau esensial. Pada 5-20% pasien hipertensi, gangguan mendasar yang
menyebabkan peningkatan tekanan darah dapat diidentifikasi. Pada individu
dengan hipertensi sekunder, mekanisme spesifik untuk peningkatan tekanan darah
sering lebih jelas. (Jameson et al., 2018)
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tidak menunjukkan
tanda dan gejala. Gejala biasanya timbul setelah 20 tahun terdiagnosis hipertensi
dan baru diketahui apabila sudah terjadi komplikasi pada organ tubuh seperti

Universitas Sumatera Utara


3

jantung, ginjal, otak dan mata. Hal tersebut menyebabkan pengobatan hipertensi
terlambat dan dapat mengurangi angka harapan hidup karena kelemahan fungsi
organ-organ tersebut dapat mengakibatkan kecacatan bahkan kematian. Hipertensi
juga dapat menambah beban ekonomi dan mengurangi kesejahteraan baik di tingkat
rumah tangga hingga nasional. (Oktaviarini et al., 2019)
Berdasarkan uraian di atas, dalam mengatasi permasalah hipertensi diperlukan
kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit hipertensi. Sebagai calon tenaga
medis, mahasiswa kedokteran harus memiliki pengetahuan tentang penyakit
hipertensi, sehingga mampu dalam melakukan edukasi, penegakan diagnosis, dan
penatalaksanaan yang tepat pada penyakit hipertensi. Jika pencegahan yang
dilakukan belum maksimal, seorang dokter harus bisa mendiagnosis penyakit
hipertensi dan memberikan tatalaksana yang tepat.
Berdasarkan SKDI, hipertensi esensial merupakan kompetensi 4A yang artinya
lulusan dokter umum harus mampu mendiagnosis secara klinis dan memberikan
tatalaksana sampai tuntas. Sedangkan hipertensi sekunder merupakan kompetensi
3A yang artinya lulusan dokter umum harus mampu mendiagnosis secara klinis dan
memberikan tatalaksana awal untuk kasus yang bukan gawat darurat dan mampu
menentukan rujukan yang tepat untuk kasus tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
dilaksanakan untuk mendapatkan hasil berupa gambaran pengetahuan tentang
penyakit hipertensi pada mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan


peneliti sebagai berikut :
“Bagaimana gambaran pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada
mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara?”

Universitas Sumatera Utara


4

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada


mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

Yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah :


1. Mengetahui distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan usia.
2. Mengetahui distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan jenis
kelamin.
3. Mengetahui distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan sumber
informasi mengenai hipertensi.
4. Mengetahui distribusi frekuensi subjek penelitian berdasarkan tingkat
pengetahuan tentang hipertensi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi mahasiswa dan pembaca untuk menambah wawasan tentang


hipertensi, dapat melakukan penanganan dan pencegahan terkait dengan
kasus hipertensi.
2. Bagi tenaga kesehatan agar lebih memerhatikan pasien hipertensi yang
datang ke Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.
3. Bagi peneliti untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang penelitian serta menambah wawasan tentang
penyakit hipertensi.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEKANAN DARAH

2.1.1 DEFINISI TEKANAN DARAH

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung dalam pembuluh dan
daya regang, atau distensibilitas, dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh
tersebut diregangkan). Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu
darah disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut selama sistol, tekanan sistol, rerata
adalah 120 mmHg. Tekanan minimal di dalam arteri ketika darah mengalir keluar
menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir sewaktu diastol, tekanan diastol, rerata
adalah 80 mmHg. (Sherwood, 2016)

Gambar 2.1 Tekanan darah arteri


(Sherwood, 2016)

Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang ditimbulkan pada arteri ketika
darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut sewaktu sistolik ventrikel. Tekanan
diastolik adalah tekanan terendah yang ditimbulkan pada arteri ketika darah
mengalir keluar darinya ke pembuluh di hilir sewaktu diastolik ventrikel. Tekanan
nadi adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan rerata adalah
tekanan rata-rata di sepanjang siklus jantung. (Sherwood, 2016)

Universitas Sumatera Utara


6

2.1.2 PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Perubahan tekanan arteri sepanjang siklus jantung dapat diukur secara langsung
dengan menghubungkan sesuatu alat pengukur tekanan ke jarum yang dimasukkan
ke sebuah arteri. Namun, tekanan dapat diukur secara tidak langsung dengan lebih
mudah dan cukup akurat dengan sfigmomanometer, suatu manset yang dapat
kembungkan dan dipasang secara eksternal ke pengukur tekanan. Ketika maset
dilingkarkan dengan udara, tekanan manset disalurkan melalui jaringan ke arteri
brakialis di bawahnya, pembuluh utama yang membawa darah ke lengan bawah.
(Sherwood, 2016)

Gambar 2.2 Aliran darah melalui arteri brakialis dalam hubungannya dengan tekanan maset dan
bunyi.
(Sherwood, 2011)
Metode auskultasi untuk menentukan tekanan arteri sistolik dan diastolik.
Stetoskop ditempatkan di atas arteri antekubital dan manset tekanan darah
meningkat di sekitar lengan atas. Selama manset terus menekan lengan dengan
tekanan yang terlalu sedikit untuk menutup arteri brakialis, tidak ada suara yang
terdengar dari arteri antekubital dengan stetoskop. Namun, ketika tekanan manset
cukup besar untuk menutup arteri selama bagian dari siklus tekanan arteri, suara
kemudian terdengar dengan setiap denyut nadi. Suara-suara ini disebut suara
Korotkoff, dinamai Nikolai Korotkoff, seorang dokter Rusia yang menemukannya
pada tahun 1905. (Guyton & Hall, 2011)
Suara Korotkoff disebabkan oleh pengaliran darah melalui pembuluh yang
tersumbat sebagian dan oleh getaran dinding pembuluh. Dalam menentukan
tekanan darah dengan metode auskultasi, tekanan pada manset pertama kali
dinaikkan jauh di atas tekanan sistolik arteri. Selama tekanan manset ini lebih tinggi
dari tekanan sistolik, arteri brakialis tetap kolaps sehingga tidak ada darah yang

Universitas Sumatera Utara


7

mengalir ke dalam arteri yang lebih rendah. Oleh sebab itu, tidak ada suara
Korotkoff yang terdengar di arteri bagian bawah. (Guyton & Hall, 2011)
Kemudian tekanan manset secara bertahap berkurang. Segera setelah tekanan
dalam manset turun di bawah tekanan sistolik, darah mulai menyelinap melalui
arteri di bawah manset selama puncak tekanan sistolik, dan seseorang mulai
mendengar suara ketukan dari antecubital. Segera setelah bunyi-bunyi ini mulai
terdengar, tingkat tekanan yang ditunjukkan oleh manometer yang terhubung ke
manset hampir sama dengan tekanan sistolik. Ketika tekanan pada manset lebih
rendah lagi, suara Korotkoff berubah dalam kualitas, memiliki kualitas penyadapan
yang lebih sedikit dan kualitas ritmis dan lebih kasar. Kemudian, akhirnya, ketika
tekanan pada manset jatuh di dekat tekanan diastolik, bunyi tiba-tiba berubah
menjadi kualitas yang teredam. (Guyton & Hall, 2011)
Ketika bunyi Korotkoff berubah menjadi kualitas teredam dan tekanan ini
hampir sama dengan tekanan diastolik, meskipun sedikit melebihi tekanan diastolik
yang diukur dengan kateter intraarteri langsung. Ketika tekanan manset turun
beberapa mmHg lebih jauh, arteri tidak lagi menutup selama diastole, yang berarti
bahwa faktor dasar yang menyebabkan bunyi (pengaliran darah melalui arteri yang
diperas) tidak lagi ada. Oleh sebab itu, suaranya hilang sepenuhnya. (Guyton &
Hall, 2011)

2.1.3 FISIOLOGI TEKANAN DARAH

Mekanisme terperinci yang melibatkan kerja terpadu berbagai komponen


sistem sirkulasi dan sistem tubuh lain sangat penting untuk mengatur tekanan arteri
rerata. Bahwa ada dua penentu tekanan arteri rerata yaitu curah jantung dan
resistensi perifer total:
Tekanan arteri rerata = curah jantung x resistensi perifer total

Universitas Sumatera Utara


8

Gambar 2.3 Penentu tekanan darah arteri rerata.


(Sherwood, 2011)

Tekanan arteri rerata bergantung pada curah jantung dan resistensi perifer total.
Curah jantung bergantung pada kecepatan jantung dan isi sekuncup. Kecepatan
denyut jantung bergantung pada keseimbangan relatif aktivitas parasimpatis yang
menurunkan kecepatan jantung, dan aktivitas simpatis (termasuk epinefrin dalam
seluruh pembahasan ini) yang meningkatkan kecepatan jantung. Isi sekuncup
meningkat sebagai respon terhadap aktivitas saraf simpatis (kontrol ekstrinsik isi
sekuncup). Isi sekuncup juga meningkat jika aliran darah balik vena meningkat
(kontrol intrinsik isi sekuncup sesuai hukum Frank-Starling jantung). Aliran balik
vena ditingkatkan oleh vasokonstriksi vena yang diinduksi oleh saraf simpatis,
pompa otot rangka, pompa pernafasan, dan pengisapan jantung. (Sherwood, 2016)
Volume darah sirkulasi efektif juga mempengaruhi seberapa banyak darah
dikembalikan ke jantung. Volume darah bergantung dalam jangka-pendek pada
ukuran perpindahan cairan bulk-flow pasif antara plasma dan cairan interstisium
menembus dinding kapiler. Dalam jangka-panjang, volume darah bergantung pada

Universitas Sumatera Utara


9

keseimbangan garam dan air yang secara hormonal dikontrol masing-masing oleh
sistem renin-angiotensin-aldosteron dan vasopresin.
Penentu utama lain tekanan darah arteri rerata, resistensi perifer total,
bergantung pada jari-jari semua arteriol serta kekentalan darah. Faktor utama yang
menentukan kekentalan darah adalah jumlah sel darah merah. Namun, jari-jari
arteriol adalah faktor yang lebih penting dalam menentukan resistensi perifer total.
Jari-jari arteriol dipengaruhi oleh kontrol metabolik lokal (intrinsik) yang
menyamakan aliran darah dengan kebutuhan metabolik. Sebagai contoh, perubahan
lokal yang terjadi di otot-otot rangka yang aktif menyebabkan vasodilatasi arteriol
lokal dan peningkatan aliran darah ke otot-otot tersebut. Jari-jari arteriol juga
dipengaruhi oleh aktivitas simpatis, suatu mekanisme kontrol ekstrinsik yang
menyebabkan vasokontriksi arteriol untuk meningkatkan resistensi perifer total dan
tekanan arteri rerata. Jari-jari arteriol juga dipengaruhi secara ekstrinsik oleh
hormon vasopresin dan angiotensin II, yaitu vasokonstriktor poten serta penting
dalam keseimbangan garam dan air. (Sherwood, 2016)
Regulasi saraf terhadap tekanan darah terdiri dari:
Sistem saraf mengatur tekanan darah melalui loop umpan balik negatif yang
terjadi sebagai dua jenis refleks: refleks baroreseptor dan refleks kemoreseptor.
baroreseptor, reseptor sensorik tekanan sensitif, terletak di aorta, arteri karotis
internal (arteri di leher yang memasok darah ke otak), dan arteri besar lainnya di
leher dan dada. Mereka mengirim impuls ke pusat kardiovaskular untuk membantu
mengatur tekanan darah. Dua refleks baroreseptor yang paling penting adalah
refleks sinus karotis dan refleks aorta. (Tortora & Derrickson, 2009)
 Refleks baroreseptor.
Baroreseptor di dinding sinus karotid memulai refleks sinus karotis, yang
membantu mengatur tekanan darah di otak. Sinus karotis adalah pelebaran kecil
arteri karotis internal kanan dan kiri tepat di atas titik di mana mereka bercabang
dari arteri karotis umum (Gambar 2.4). Tekanan darah meregangkan dinding sinus
karotis, yang menstimulasi baroreseptor. Impuls saraf merambat dari baroreseptor
sinus karotis ke akson sensorik di saraf glossopharyngeal (N. IX) ke pusat
kardiovaskular di medula oblongata. Baroreseptor di dinding aorta ascenden dan

Universitas Sumatera Utara


10

lengkung aorta memulai refleks aorta, yang mengatur tekanan darah sistemik.
Impuls saraf dari baroreseptor aorta mencapai pusat kardiovaskular melalui akson
sensoris dari saraf vagus (N. X). (Tortora & Derrickson, 2009)
Ketika tekanan darah turun, baroreseptor berkurang sedikit, dan mereka
mengirim impuls saraf dengan kecepatan lebih lambat ke pusat kardiovaskular.
Sebagai tanggapan, pusat CV mengurangi stimulasi parasimpatis jantung dengan
cara akson motorik saraf vagus dan meningkatkan stimulasi simpatis jantung
melalui saraf akselerator jantung. Konsekuensi lain dari peningkatan stimulasi
simpatis adalah peningkatan sekresi epinefrin dan norepinefrin oleh medula
adrenal. Ketika jantung berdetak lebih cepat dan lebih kuat, dan ketika resistensi
vaskular sistemik meningkat, output jantung dan resistensi vaskular sistemik
meningkat, dan tekanan darah meningkat ke tingkat normal. (Tortora & Derrickson,
2009)
Sebaliknya, ketika peningkatan tekanan terdeteksi, baroreseptor mengirim
impuls dengan kecepatan lebih cepat. Pusat CV merespons dengan meningkatkan
stimulasi parasimpatis dan mengurangi stimulasi simpatis. Penurunan denyut
jantung dan kekuatan kontraksi yang terjadi menurunkan curah jantung. Pusat
kardiovaskular juga memperlambat laju pengiriman impuls simpatis di sepanjang
neuron vasomotor yang biasanya menyebabkan vasokonstriksi. Vasodilatasi yang
dihasilkan menurunkan resistensi vaskular sistemik. Penurunan curah jantung dan
penurunan resistensi pembuluh darah sistemik menurunkan tekanan darah arteri
sistemik ketingkat normal. (Tortora & Derrickson, 2009)

Universitas Sumatera Utara


11

Gambar 2.4 Sistem saraf otonom persarafan jantung dan refleks baroreseptor yang membantu
mengatur tekanan darah.
(Tortora & Derrickson, 2009)

 Refleks kemoreseptor.
Kemoreseptor, reseptor sensorik yang memantau bahan kimia komposisi darah,
terletak dekat dengan baroreseptor sinus karotid dan lengkung aorta dalam struktur
kecil yang disebut badan karotis dan badan aorta. Kemoreseptor ini mendeteksi
perubahan kadar O2, CO2, dan H dalam darah. Hipoksia (menurunkan ketersediaan
O2), asidosis (peningkatan konsentrasi H), atau hiperkapnia (kelebihan CO2)
merangsang kemoreseptor untuk mengirim impuls ke pusat kardiovaskular.
Sebagai tanggapan, pusat CV meningkatkan stimulasi simpatis pada arteriol dan
vena, menghasilkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah. Kemoreseptor
ini juga memberikan input ke pusat pernapasan di batang otak untuk menyesuaikan
laju pernapasan. (Tortora & Derrickson, 2009)
Regulasi hormonal terhadap tekanan darah terdiri dari:
Beberapa hormon membantu mengatur tekanan darah dan aliran darah dengan
mengubah curah jantung, mengubah resistensi vaskular sistemik, atau
menyesuaikan volume darah total:
 Sistem Renin-Angiotensin-Aldosterone (RAA).
Ketika volume darah turun atau aliran darah ke ginjal berkurang, sel-sel juxta-
glomerular di ginjal mengeluarkan renin ke dalam aliran darah. Secara berurutan,

Universitas Sumatera Utara


12

Renin Angiotensin Converting Enzyme (ACE) bekerja pada substratnya untuk


menghasilkan hormon aktif angiotensin II, yang meningkatkan tekanan darah
dengan dua cara. Pertama, angiotensin II adalah vasokonstriktor yang kuat; itu
meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan resistensi vaskular sistemik.
Kedua, ini merangsang sekresi aldosteron, yang meningkatkan reabsorpsi ion
natrium (Na) dan air oleh ginjal. Penyerapan air meningkatkan volume darah total,
yang meningkatkan tekanan darah. (Tortora & Derrickson, 2009)

Gambar 2.5 Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA).


(Almeida & Coimbra, 2019)

 Epinefrin dan Norepinefrin.


Menanggapi stimulasi simpatis, medula adrenal melepaskan epinefrin dan
norepinefrin. Hormon-hormon ini meningkatkan curah jantung dengan
meningkatkan laju dan kekuatan kontraksi jantung. Mereka juga menyebabkan
vasokonstriksi arteriol dan vena di kulit dan organ perut dan vasodilatasi arteriol
pada otot jantung dan tulang, yang membantu meningkatkan aliran darah ke otot
selama latihan. (Tortora & Derrickson, 2009)
 Hormon Antidiuretik (ADH).
ADH diproduksi oleh hipotalamus dan dilepaskan dari hipofisis posterior
sebagai respons terhadap dehidrasi atau penurunan volume darah. Di antara
tindakan lain, ADH menyebabkan vasokonstriksi, yang meningkatkan tekanan

Universitas Sumatera Utara


13

darah. Karena alasan ini ADH juga disebut vasopresin. (Tortora & Derrickson,
2009)
 Atrial Natriuretic Peptide (ANP).
Disekresi oleh sel-sel di atrium jantung, ANP menurunkan tekanan darah
dengan menyebabkan vasodilasi dan dengan menyebabkan hilangnya garam dan
air dalam urin, yang mengurangi volume darah. (Tortora & Derrickson, 2009)

2.2 HIPERTENSI

2.2.1 DEFINISI HIPERTENSI

Seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang
berulang. Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar
penentuan diagnosis hipertensi. Adapun pembagian derajat keparahan hipertensi
pada seseorang merupakan salah satu dasar penentuan tatalaksana hipertensi.
(PERKI, 2015)
Tabel 2.1 Definisi dan klasifikasi tingkat tekanan darah kantor (mmHg).
(ESC, 2013; PERHI, 2019)
Kategori TDS TDD
Optimal <120 mmHg Dan/atau < 80 mmHg
Normal 120-129 mmHg Dan/atau 80-84 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg Dan/atau 85-89 mmHg
Hipertensi Derajat 1 140-159 mmHg Dan/atau 90-99 mmHg
Hipertensi derajat 2 160-179 mmHg Dan/atau 100-109 mmHg
Hipertensi derajat 3 ≥ 180 mmHg Dan/atau ≥ 110 mmHg
Hipertensi sistolik ≥ 140 mmHg Dan/atau < 90 mmHg
terisolasi

Universitas Sumatera Utara


14

Tabel 2.2 Definisi hipertensi berdasarkan tingkat tekanan darah di kantor, rawat jalan, dan rumah.
(ESC, 2018)
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
(mmHg) (mmHg)
Tekanan darah kantor ≥ 140 Dan/atau ≥ 90
Tekanan darah rawat jalan
Rata-rata siang hari ≥ 135 Dan/atau ≥ 85
(terjaga)
Rata -rata waktu Malam ≥ 120 Dan/atau ≥ 70
(tidur)
Rata-rata 24 jam ≥ 130 Dan/atau ≥ 80
Rata-rata tekanan darah di ≥ 135 Dan/atau ≥ 85
rumah

2.2.2 KLASIFIKASI HIPERTENSI

Terdapat dua golongan besar hipertensi, hipertensi primer (esensial) dan


hipertensi sekunder (non esensial), bergantung penyebabnya. (Sherwood, 2016)
 Hipertensi primer (esensial)
Sekitar 90% dari pasien hipertensi memiliki tekanan darah yang meningkat atau
tidak ada alasan yang jelas, dan dianggap memiliki hipertensi esensial. Hipertensi
esensial lebih merupakan deskripsi daripada diagnosis, hanya menunjukkan bahwa
pasien memanifestasikan temuan fisik tertentu (tekanan darah tinggi) atau yang
tidak ditemukan penyebabnya. (Lilly, 2016)
Hipertensi primer adalah suatu kategori umum untuk peningkatan tekanan
darah yang disebabkan oleh beragam kausa tak diketahui dan bukan suatu entitas
tunggal. Orang memperlihatkan kecenderungan genetik yang kuat untuk mengidap
hipertensi primer, yang dapat dipercepat atau diperburuk oleh faktor kontribusi
misalnya obesitas, stres, merokok, atau kebiasaan makan. (Sherwood, 2016)
Berbagai penyebab potensial bagi hipertensi primer yang saat ini sedang diteliti,
yaitu:
o Gangguan penanganan garam oleh ginjal
o Asupan garam berlebihan

Universitas Sumatera Utara


15

o Diet yang kurang mengandung buah, sayuran, dan produk susu (yaitu,
rendah K+ dan Ca2+)
o Kelainan membran plasma misalnya gangguan Na+-K+
o Kelainan pada NO, endotelin, dan bahan kimia vasoaktif yang bekerja lokal
lainnya
o Kelebihan vasopresin

Gambar 2.6 Potensi kelainan primer pada hipertensi esensial


(Lilly, 2016)

 Hipertensi sekunder (non esensial)


Sebanyak 5-10% dari penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi
sekunder. Meskipun hipertensi esensial mendominasi gambaran klinis, penyebab
struktural atau hormonal yang pasti untuk hipertensi dapat ditemukan pada sebagian
kecil pasien. Identifikasi kasus hipertensi sekunder semacam itu penting karena
kondisi yang mendasari mungkin memerlukan terapi berbeda dari yang diberikan
untuk hipertensi esensial, dan mereka sering dapat disembuhkan. Selain itu, jika
hipertensi sekunder dibiarkan tidak terkendali, perubahan kardiovaskular adaptif
dapat berkembang analog dengan orang-orang dari hipertensi esensial lama yang
dapat menyebabkan tekanan tinggi untuk bertahan bahkan setelah penyebab yang
mendasarinya diperbaiki. (Lilly, 2016)

Universitas Sumatera Utara


16

Pasien yang didiagnosis dengan hipertensi harus memiliki evaluasi untuk


penyebab sekunder, keterlibatan organ target, dan penilaian risiko kardiovaskular.
Penyebab sekunder hipertensi harus dipertimbangkan pada semua individu dengan
tanda dan gejala yang menunjukkan penyebab sekunder seperti hipokalemia serta
hipertensi resisten. Evaluasi keterlibatan organ target dapat dilakukan secara
individual tergantung pada usia dan pemeriksaan fisik pasien. Evaluasi
laboratorium skrining harus mencakup elektrolit dan fungsi ginjal. Evaluasi
mikroalbuminuria dapat dipertimbangkan pada pasien di mana ada kekhawatiran
tentang keterlibatan ginjal dini atau pada individu dengan komorbiditas lain yang
dapat mempengaruhi ginjal seperti resistensi insulin. Evaluasi jantung dapat
dipertimbangkan jika ada tanda dan gejala yang menunjukkan penyakit jantung.
Ekokardiogram dapat mengidentifikasi hipertrofi ventrikel kiri dan dapat
menunjukkan tanda-tanda yang menunjukkan penyakit iskemik. Suatu
ekokardiogram dapat mengukur massa ventrikel kiri dan mengevaluasi disfungsi
sistolik dan diastolik. (Bakris & Sorrentino, 2017)
Berdasarkan Setiati et al. (2014), untuk hipertensi sekunder sendiri ditemukan
penyebab seperti, antara lain :
a. Akibat penyakit lainnya : penyakit ginjal kronik, cushing syndrome,
obstructive sleep apnea, penyakit paratiroid, primary aldosteronism,
penyakit renovaskular, penyakit tiroid.
b. Obat-obatan :
1. Prednison, fludrokortison, triamsolon.
2. Amfetamin / anorektik : phendimetrazine, phentermine, sibutramine.
3. Anti-vaskular endothelial growth factor (Anti-VEGF) agents.
4. Kontrasepsi oral combinasi.
5. Calcineurine inhibitors : siklosporin, tacrolimus.
6. Dekongestan : phenylpropanolamine, dan analog.
7. Erythropoiesis stimulating agents : erypthopoetin, darbepoetin.
8. NSAIDs, COX-2 inhibitors, venlafaxine, bupropion, bromokriptin,
buspirone, carbamazepine, clozapine, ketamine, metoklopramid.
c. Makanan : sodium, etanol, licorice.

Universitas Sumatera Utara


17

d. Obat jalan yang mengandung bahan-bahan sebagai berikut : cocaine,


ephedra alkaloids, herbal ecstasy.

Berdasarkan bentuknya, hipertensi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu


hipertensi diastolik, hipertensi sistolik dan hipertensi campuran. Hipertensi
diastolik yaitu peningkatan tekanan darah diastolik tanpa diikuti peningkatan
tekanan darah sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
Hipertensi sitolik adalah peningkatan tekanan darah sitolik tanpa diikuti
peningkatan tekanan darah diastolik. Biasanya ditemukan pada usia lanjut.
Hipertensi campuran adalah peningkatan tekanan darah pada sistolik dan diastolik.
(Rachman, 2016)

2.2.3 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI

Menurut Yogiantoro (2014) penyebab terjadinya hipertensi disebabkan oleh


berbagai faktor dan tidak bisa diterangkan hanya dengan satu faktor penyebab. Pada
akhirnya kesemuaanya itu akan menyangkut kendali natrium (Na) di ginjal
sehingga tekanan darah meningkat. Ada empat faktor yang mendominasi terjadinya
hipertensi:
1. Peran volume intravaskular
2. Peran kendali saraf otonom
3. Peran Renin Angiotensin Aldosteron (RAA)
4. Peran dinding vaskular pembuluh darah
Peran Volume Intravaskular
Menurut Kaplan tekanan darah tinggi adalah hasil interaksi antara cardiac
output (CO) atau curah jantung (CJ) dan total perifer resisten (TPR) yang masing-
masing dipengaruhi oleh beberapa faktor. Volume intravaskular merupakan
determinan utama untuk kestabilan tekanan darah dari waktu ke waktu. Tergantung
keadaan TPR apakah dalam posisi vasodilatasi atau vasokonstriksi. Bila asupan
NaCl meningkat, maka ginjal akan merespons agar ekskresi garam keluar bersama
urine ini juga akan meningkat. Tetapi bila upaya mengekskresi NaCl ini melebihi
ambang kemampuan ginjal, maka ginjal akan meretensi H2O sehingga volume

Universitas Sumatera Utara


18

intravaskular meningkat. Pada gilirannya CO dan CJ akan meningkat. Akibatnya


terjadi ekspansi volume intravaskular, sehingga tekanan darah akan meningkat.
Seiring dengan perjalanan waktu TPR juga akan meningkat, lalu secara berangsur
CO dan CJ akan turun menjadi normal lagi akibat autoregulasi. Bila TPR
vasodilatasi tekanan darah akan menurun, sebaliknya bila TPR vasokonstriksi
tekanan darah akan meningkat. (Yogiantoro, 2014)

Gambar 2.7 Patogenesis hipertensi


(Racman, 2016; Kaplan, 2010)

Peran Kendali Saraf Autonom


Persarafan autonom ada dua macam, yang pertama ialah saraf sistem saraf
simpatis, yang mana saraf ini yang akan menstimulasi saraf viseral (termasuk
ginjal) melalui neurotransmiter : katekolamin, epinefrin, maupun dopamin.
(Yogiantoro, 2014)
Sedang saraf parasimpatis adalah yang menghambat stimulasi saraf simpatis.
Regulasi simpatis dan parasimpatis berlangsung independen tidak dipengaruhi oleh

Universitas Sumatera Utara


19

kesadaran otak, akan tetapi terjadi secara otomatis sesuai siklus sikardian.
(Yogiantoro, 2014)
Ada beberapa reseptor adrenergik yang berada di jantung, ginjal, otak serta
dinding vaskular pembuluh darah ialah reseptor α1, α2, β1 dan β2. Belakangan
ditemukan reseptor β3 di aorta yang ternyata kalau dihambat dengan beta bloker β1
selektif yang baru (nebivolol) maka akan memicu terjadinya vasodilatasi melalui
peningkatan nitrit oksida. (Yogiantoro, 2014)
Neurotransmiter ini akan meningkatkan denyut jantung atau Heart Rate (HR)
lalu di ikuti kenaikan CO atau CJ, sehingga tekanan darah akan meningkat dan
akhirnya akan mengalami agregrasi platelet. Peningkatan neurotransmiter NE ini
mempunyai efek negatif terhadap jantung, sebab di jantung ada reseptor α1, β1, β2
yang akan memicu terjadinya kerusakan miokard, hipertrofi, dan aritmia dengan
akibat progresivitas dari hipertensi aterosklerosis. (Yogiantoro, 2014)
Karena pada dinding pembuluh darah juga ada reseptor α1, maka bila NE
meningkat hal tersebut akan memicu vasokonstriksi (melalui reseptor α1) sehingga
hipertensi aterosklerosis juga semakin progresif. Pada ginjal NE juga berefek
negatif, sebab di ginjal ada reseptor β1 dan α1 yang akan memicu terjadinya retensi
natrium, mengaktifasi sistem RAA, memicu vasokonstriksi pembuluh darah
dengan akibat hipertensi aterosklerosis juga makin progresif. Bila kadar NE tidak
pernah normal maka sindroma hipertensi aterosklerosis juga akan berlanjut makin
progresif menuju kerusakan organ target/ Target Organ Damage (TOD).
(Yogiantoro, 2014)

Universitas Sumatera Utara


20

Gambar 2.8 Faktor-faktor penyebab aktivasi sistem saraf simpatis


(Racman, 2016; Kaplan, 2010)

Gambar 2.9 Patofisiologi NE memicu progresivitas hipertensi aterosklerosis.


(Racman, 2016; Kaplan, 2010)

Universitas Sumatera Utara


21

Peran Renin Angiotensin Aldosteron (RAA)


Tekanan darah yang menurun akan memicu refleks baroreseptor. Renin akan
disekresi, lalu angiotensin I (AI), angiotensin II (AII), dan seterusnya sampai
tekanan darah meningkat kembali. Begitulah secara fisiologis autoregulasi tekanan
darah terjadi melalui aktifasi dari sistem RAA. Secara fisiologis sistem RAA akan
mengikuti kaskade seperti tampak pada gambar 2.11 dibawah ini. (Yogiantoro,
2014)

Gambar 2.10 Autoregulasi tekanan darah terkait dengan sistem RAA


(Racman, 2016; Kaplan, 2010)

Proses pembentukan renin dimulai dari pembentukan angiotensinogen yang di


buat di hati. Selanjutnya angiotensinogen akan di rubah menjadi angiotensin I oleh
renin yang dihasilkan oleh makula densa appartatus juxtaglomerulus ginjal. Lalu
angiotensin I akan dirubah menjadi angiotensin II oleh enzim (angiotensin

Universitas Sumatera Utara


22

converting enzime) ACE. Akhirnya angiotensin II ini akan bekerja pada reseptor-
reseptor yang terkait AT1, AT2, AT3, AT4. (Yogiantoro, 2014)
Faktor risiko yang tidak dikelola akan memicu sistem RAA. Tekanan darah
akan semakin meningkat dan hipertensi aterosklerosis akan semakin progresif.
Ternyata yang berperan utama untuk memicu progresifitas ialah angiotensin II, hal
ini terbukti dengan uji klinis yang sangat kuat. Setiap intervensi klinik pada tahap-
tahap aterosklerosis kardiovaskular kontinum ini terbukti selalu bisa menghambat
progresifitas dan menurunkan risiko kejadian kardiovaskular. (Yogiantoro, 2014)
Peran dinding vaskular pembuluh darah
Hipertensi adalah the disease cardiovascular continuum, penyakit yang
berlanjut terus menerus sepanjang usia. Paradigma yang baru tentang hipertensi
dimulai dengan disfungsi endotel, lalu berlanjut menjadi disfungsi vaskular,
vaskular biologis berubah, lalu berakhir dengan TOD. (Yogiantoro, 2014)
Hipertensi ini lebih cocok menjadi bagian dari salah satu gejala sebuah
sindroma penyakit yang akan kita sebut sebagai “The artherosclerosis syndrome”
atau “the hypertension syndrome”, sebab pada hipertensi sering disertai gejala-
gejala lain berupa resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, kerusakan
membran transport, disfungsi endotel, dislipidemia, pembesaran ventrikel kiri,
gangguan simpatis parasimpatis. Aterosklerosis ini akan akan berjalan progresif
dan berakhir dengan kejadian kardiovaskular. (Yogiantoro, 2014)
Faktor risiko yang paling dominan memegang peranan untuk progresivitas
ternyata tetap dipegang oleh angiotensin II. Bukti klinis sudah mencapai tingkat
evidence A, bahwa bila peran angiotensin II dihambat oleh ACE-inhibitor (ACE-I)
atau angiotensin receptor bloker (ARB), risiko kejadian hipertensi dapat dicegah
secara meyakinkan. WHO menetapkan bahwa faktor risiko paling banyak
menyebabkan premature death ialah hipertensi. (Yogiantoro, 2014)

Universitas Sumatera Utara


23

2.2.4. FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

Faktor risiko terjadinya hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko
yang dapat dikontrol dan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol. (Booth et al.
2017; AHA, 2014)
a. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol
1. Usia
Usia dikategorikan sebagai <40 tahun, 40 hingga 59 tahun, dan ≥ 60
tahun.
2. Ras/etnis
Ras/etnis didefinisikan sebagai kulit putih non-hispanik, hitam non
hispanik, dan hispanik.
3. Keturunan
Kecenderungan menderita hipertensi dalam keluarga. Jika orang tua
memiliki riwayat hipertensi, kemungkinan akan diturunkan kepada
keturunannya.
b. Faktor risiko yang dapat dikontrol
1. Indeks massa tubuh (IMT)
Orang dengan indeks massa tubuh (IMT) 25 atau lebih tinggi cenderung
mengembangkan hipertensi.
2. Merokok dan asap rokok
Merokok dapat meningkatkan risiko arteri rusak dan meningkatkan
tekanan darah sementara. Dan paparan asap orang lain meningkatkan
risiko penyakit jantung bagi bukan perokok.
3. Aktivitas fisik
Gaya hidup yang tidak aktif membuatnya lebih mudah menjadi
kelebihan berat badan dan meningkatkan kemungkinan hipertensi.
4. Konsumsi alkohol
Penggunaan alkohol yang berat dan teratur dapat sangat meningkatkan
tekanan darah.
5. Stres

Universitas Sumatera Utara


24

6. Pola makan yang buruk, terutama yang mengandung terlalu banyak


garam.

2.2.5 DIAGNOSIS HIPERTENSI

Berikut adalah beberapa kriteria pendiagnosaan hipertensi, yaitu:


1. Anamnesis
Kebanyakan pasien hipertensi bersifat asimtomatik. Beberapa pasien
mengalami sakit kepala, rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur. Hal
yang dapat menunjang kecurigaan ke hipertensi sekunder, antara lain
penggunaan obat-obatan (kontrasepsi hormonal, kortikosteroid,
dekongestan, OAINS), sakit kepala paroksismal, berkeringat, atau takikardi
(feokromositoma), riwayat penyakit ginjal sebelumnya. (Tanto & Hustrini,
2014)
Mencari faktor risiko kardiovaskular lainnya: merokok, obesitas,
inaktivitas fisik, dislipidemia, diabetes melitus, mikroalbuminuria, atau laju
filtrasi glomerulus (LFG) <60 mL/mnt, usia (laki-laki >55 tahun,
perempuan >65 tahun), riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular
dini (laki-laki <55 tahun atau perempuan <65 tahun). (Tanto & Hustrini,
2014)
2. Pemeriksaan fisik
Nilai tekanan darah diambil dari rerata dua kali pengukuran pada setiap
kali kunjungan ke dokter. Apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg pada dua
kali kunjungan, hipertensi dapat ditegakkan. Pemeriksaan tekanan darah
harus dilakukan dengan alat yang baik, ukuran dan posisi manset yang tepat
(setingkat dengan jantung), serta teknik yang benar. (Tanto & Hustrini,
2014)
3. Pemeriksaan penunjang
Memeriksa komplikasi yang telah atau sedang terjadi:

Universitas Sumatera Utara


25

Tabel 2.3 Penilaian HMOD


(PERHI, 2019)
Penapisan dasar Indikasi dan interpretasi
EKG 12 sadapan Penapisan LVH dan gangguan kardiak lain,
serta aritmia fibrilasi atrial.
Albuminuria Protein urin kualitatif untuk deteksi kerusakan
ginjal
Funduskopi Deteksi retinopati hipertensi, terutama pada
hipertensi derajat 2-3
Ekokardiografi Deteksi kelainan struktur dan fungsi kardiak,
bila berdampak pada tatalaksana
Ultrasonografi karotis Mengukur intima media thickness dan plak
karotis
Ultrasonografi- Doppler abdomen Evaluasi ukuran dan struktur ginjal, evaluasi
aneurisma atau dilatasi aorta abdominal,
evaluasi kelenjar adrenal (CT/MRI jika
fasilitas tersedia)
PWV Sebagai indeks kekakuan arteri dan
arteriosklerosis: Tekanan denyut (pada usia
tua) ≥60 mmHg; PWV karotis-femoral >10
m/detik
ABI Penapisan terdapatnya penyakit pembuluh
darah tungkai (ABI<0,9)
Uji fungsi kognitif Evaluasi fungsi kognitif pada pasien dengan
gejala gangguan kognitif
Pencitraan otak Evaluasi terdapatnya iskemik atau perdarahan
otak, terutama pada pasien dengan riwayat
stroke atau penurunan fungsi kognitif

Pemeriksaan penunjang untuk kecurigaan klinis hipertensi sekunder:


 Hipertiroidisme/hipotiroidisme: fungsi tiroid (TSH, FT4, FT3).
 Hiperparatiroidisme: kadar PTH, Ca2+.
 Hiperaldosteronisme primer: kadar aldosteron plasma, renin plasma, CT-
scan abdomen, kadar serum Na+ 𝗍, K+ ↓, peningkatan ekskresi K+ dalam
urin, ditemukan alkalosis metabolik.
 Feokromositoma: kadar metanefrin, CT-scan/MRI abdomen.
 Sindrom Cushing: kadar kortisol urin 24 jam.
 Hipertensi renovaskular: CT-angiografi arteri renalis, USG ginjal, Doppler
sonografi.

Universitas Sumatera Utara


26

2.2.6 KOMPLIKASI HIPERTENSI

Menurut Tanto dan Hustrini (2014), Komplikasi hipertensi berdasarkan target


organ, antara lain:
 Serebrovaskular : stroke, transient ischemic attacks, demensia vaskular
 Mata: retinopati hipertensif
 Kardiovaskular: penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau hipertrofi
ventrikel kiri, penyakit jantung koroner
 Ginjal: nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis
 Arteri perifer: klaudikasio intermitten

Gambar 2.11 Patofisiologi kerusakan organ akibat hipertensi


(Liwang & Wijaya, 2014; Lily, 2016)

2.2.7 TATALAKSANA HIPERTENSI

1. INTERVENSI POLA HIDUP


Pola hidup sehat dapat mencegah ataupun memperlambat kejadian hipertensi
dan dapat mengurangi risiko kardiovaskular. Pola hidup sehat juga dapat
memperlambat ataupun mencegah kebutuhan terapi obat pada hipertensi derajat 1,

Universitas Sumatera Utara


27

namun sebaiknya tidak menunda inisiasi terapi obat pada pasien dengan HMOD
atau risiko tinggi kardiovaskular. Pola hidup sehat telah terbukti menurunkan
tekanan darah yaitu pembatasan konsumsi garam dan alkohol, peningkatan
konsumsi sayuran dan buah, penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal,
aktivitas fisik teratur, serta menghindari rokok. (PERHI, 2019)
Perubahan pola makan
Pasien hipertensi disarankan untuk konsumsi makanan seimbang yang
mengandung sayuran, kacang- kacangan, buah-buahan segar, produk susu rendah
lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama minyak zaitun), serta
membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh. (PERHI, 2019)
Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal

Tujuan pengendalian berat badan adalah mencegah obesitas (IMT >25 kg/m 2),

dan menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar
pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan. (PERHI, 2019)
Olahraga teratur
Olahraga aerobik teratur bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan
hipertensi, sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas kardiovaskular. Olahraga
yang dianjurkan adalah olahraga dengan intensitas dan durasi yang ringan. Pasien
hipertensi disarankan untuk berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobik
dinamik berintensitas sedang (seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau berenang)
5-7 hari per minggu. (PERHI, 2019)
Berhenti merokok
Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga status
merokok harus ditanyakan pada setiap kunjungan pasien dan penderita hipertensi
yang merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok. (PERHI, 2019)

2. PENENTUAN BATAS TEKANAN DARAH UNTUK INISIASI OBAT


Penatalaksanaan medikamentosa pada penderita hipertensi merupakan upaya
untuk menurunkan tekanan darah secara efektif dan efisien. Meskipun demikian
pemberian obat antihipertensi bukan selalu merupakan langkah pertama dalam
penatalaksanaan hipertensi. (PERHI, 2019)

Universitas Sumatera Utara


28

Gambar 2.12 Alur panduan Inisiasi terapi obat sesuai dengan klasifikasi hipertensi.
(PERHI, 2019)

4. PENGOBATAN HIPERTENSI (TERAPI OBAT)


Golongan obat beta bloker bekerja dengan mengurangi isi sekuncup jantung,
selain itu juga menurunkan aliran simpatik dari SSP dan menghambat pelepasan
rennin dari ginjal sehingga mengurangi sekresi aldosteron. Efek samping meliputi
kelelahan, insomnia, halusinasi, menurunkan libido dan menyebabkan impotensi.
Contoh golongan beta bloker adalah atenolol dan metoprolol. (Yulanda &
Lisiswanti, 2017)
Golongan obat calcium canal bloker (CCB) memiliki efek vasodilatasi,
memperlambat laju jantung dan menurunkan kontaktilitas miokard sehingga
menurunkan tekanan darah. Efek samping yang mungkin timbul adalah pusing,
bradikardi, flushing, sakit kepala, peningkatan SGOP dan SGPT, dan gatal-gatal
juga pernah dilaporkan. Contoh golongan CCB adalah nifedipine, amlodiphine dan
diltiazem. (Yulanda & Lisiswanti, 2017)
Golongan obat thiazid diuretic bekerja dengan meningkatkan ekskresi air dan
Na+ melalui ginjal yang menyebabkan berkurangnya preload dan menurunkan
cardiac output. Selain itu, berkurangnya konsentrasi Na+ dalam darah

Universitas Sumatera Utara


29

menyebabkan sensitivitas adenoreseptor alfa terhadap katekolamin menurun,


sehingga terjadi vasodilatasi atau resistensi perifer menurun. Efek samping yang
mungkin timbul meliputi peningkatan asam urat, gula darah, gangguan profil lipid
dan hiponatremia. Contoh golongan thiazid diuretic adalah hidroclorotiazid dan
indapamide. (Yulanda & Lisiswanti, 2017)
ACE-inhibitor menghambat perubahan AI menjadi AII sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degredasi bradikin dalam
darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACE-inhibitor. Vasodilatasi
secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya
aldosteron dapat menyebabkan ekskresi air dan natrium serta retensi kalium. Efek
samping penggunaan ACE-inhibitor antara lain hipotensi, batuk kering,
hiperkalemia, gangguan pengecapan, edema angioneurotik, dan gagal ginjal akut.
(Nafrialdi, 2016)
Losartan merupakan prototipe obat golongan ARB yang bekerja selektif pada
reseptor AT1. Pemberian obat ini akan menghambat semua efek AII, seperti:
vasokonstriksi, sekresi aldosteron, rangsangan simpatis, efek sentral AII, stimulasi
jantung, efek renal serta efek jangka panjang berupa hipertrofi otot polos pembuluh
darah dan miokard. Dengan kata lain, ARB menimbulkan efek yang mirip dengan
pemberian ACE-inhibitor. Tapi karena tidak mempengaruh metabolisme bradikin,
maka obat ini tidak memiliki efek batuk kering dan angioedema seperti pada ACE-
inhibitor. ARB sangat efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
dengan kadar renin yang tinggi seperti hipertensi renovaskular dan hipertensi
genetik, tetapi kurang efektif pada hipertensi dengan aktivitas renin yang rendah.
(Nafrialdi, 2016)

Universitas Sumatera Utara


30

Gambar 2.13 Panduan Dosis obat-obatan antihipertensi


(JNC 8, 2014)

5. ALGORITMA TERAPI OBAT UNTUK HIPERTENSI

Gambar 2.14 Strategi penatalaksanaan hipertensi tanpa komplikasi


(PERHI, 2019)

Universitas Sumatera Utara


31

2.3 PENGETAHUAN

2.3.1 DEFINISI PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan
domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior.
(Donsu, 2017)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya sehingga menghasilkan
pengetahuan. (Notoatmodjo, 2014)

2.3.2 TINGKAT PENGETAHUAN

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang


berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam enam tingkatan
pengetahuan.(Notoatmodjo, 2012)
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja yang
digunakan untuk mengukur orang yang tahu tentang apa yang dipelajari
yaitu dapat menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan
sebagainya.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek
tersebut, dan juga tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya. Orang
yang telah memahami objek dan materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menarik kesimpulan, meramalkan terhadap suatu
objek yang dipelajari.

Universitas Sumatera Utara


32

3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan ataupun mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, rencana
program dalam situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menjabarkan atau
memisahkan, lalu kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen dalam suatu objek atau masalah yang diketahui. Indikasi
pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkatan ini adalah jika orang
tersebut dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat
bagan (diagram) terhadap pengetahuan objek tersebut.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan
yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada sebelumnya.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2.3.3 CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN

Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012) adalah sebagai


berikut:
a. Cara non ilmiah
1. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan

Universitas Sumatera Utara


33

tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila


kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kemungkinan ketiga,
sampai masalah tersebut dapat di pecahkan.
2. Cara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja
oleh orang yang bersangkutan.
3. Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin – pemimpin
masyarakat baik formal atau informal, para pemuka agama, pemegang
pemerintah dan sebagiannya. Prinsip inilah, orang lain menerima pendapat
yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa terlebih
dahulu menguji atau membuktikan kebenaranya, baik berdasarkan fakta
empiris ataupun berdasarkan pandapat sendiri.
4. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa lalu.
5. Cara akal sehat (Common sense)
Akal sehat kadang–kadang dapat menemukan teori kebenaran. Sebelum
ilmu pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya
mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan
cara hukuman fisik bila anaknya tersebut salah. Ternyata cara menghukum
anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa
hukuman merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi
pendidikan anak–anak.
6. Kebenaran melalui wahyu
Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan
melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-
pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah

Universitas Sumatera Utara


34

sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan
manusia.
7. Secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat melalui di luar
kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran
yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.
8. Melalui jalan pikiran
Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan dalam pikirannya, baik melalui
induksi maupun deduksi.
9. Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum.
10. Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyatan-pernyataan
umum ke khusus.
b. Cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah
(research methodology).

2.3.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dibagi menjadi


faktor internal berupa usia, pendidikan, pekerjaan, dan faktor eksternal yaitu
lingkungan, sosial budaya (Budiman & Riyanto, 2014).
Usia akan mempengaruhi daya pikir seseorang karena semakin usia bertambah
maka semakin matang juga kemampuan untuk memahami apa yang ditangkap oleh
pacaindra dan daya pikir seseorang, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan

Universitas Sumatera Utara


35

semakin membaik. Pendidikan dapat menambah wawasan karena seseorang dengan


berpendidikan tinggi, pengetahuan seseorang akan lebih luas daripada tingkatan
pendidikan yang rendah. (Wawan & Dewi, 2010)
Pekerjaan merupakan kegiatan yang menyita waktu. Seseorang yang sibuk
mencari nafkah untuk kehidupan keluarganya, mempunyai waktu yang kurang
untuk mendapatkan suatu informasi, akibatnya tingkat pengetahuan yang dimiliki
juga sangat berkurang. Lingkungan adalah segala kondisi disekeliling manusia
yang akan berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku manusia. Sistem
sosial budaya di masyarakat akan berpengaruh terhadap perilaku atau sikap
menerima informasi (Wawan & Dewi, 2010)

2.3.5 KRITERIA TINGKAT PENGETAHUAN

Menurut Arikunto (2014), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan


diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1. Pengetahuan baik : hasil presentase 76% - 100%
2. Pengetahuan cukup : hasil presentase 56% - 75%
3. Pengetahuan kurang : hasil presentase <56%
Pengukuran tingkat pengetahuan dapat diketahui dan dinilai dengan
menggunakan angket atau wawancara mengenai isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012).

Universitas Sumatera Utara


36

2.4 KERANGKA TEORI

HIPERTENSI Penyakit hipertensi:


1. Definisi
2. Klasifikasi tekanan darah
3. Klasifikasi hipertensi
4. Patofisiologi
5. Faktor risiko
6. Penegakan diagnosis
7. Komplikasi
8. Tatalaksana

PENGETAHUAN TENTANG Faktor yang mempengaruhi


PENYAKIT HIPERTENSI pengetahuan :
 Faktor internal berupa usia,
jenis kelamin, pendidikan
(sumber informasi),
Tingkat pengetahuan :
pekerjaan
 Baik
 Faktor eksternal yaitu
 Cukup
lingkungan, sosial budaya
 Kurang

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.15 Kerangka teori penelitian.

Universitas Sumatera Utara


37

2.5 KERANGKA KONSEP

Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan:


mahasiswa tentang penyakit - Baik
hipertensi - Cukup
- Kurang

Gambar 2.16 Kerangka konsep penelitian.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

3.1.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan metode


survei. Survei digunakan untuk mengetahui gambaran umum dari karakteristik
populasi.

3.1.2 RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana.


Desain penelitian ini tidak melakukan intervensi dari peneliti. Penelitian ini untuk
melihat, mendeskripsikan dan menggambarkan suatu fenomena kesehatan yang
terjadi dikalangan masyarakat (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada
mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

3.2.1 LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(FK USU) yang berlokasi di Jl. Dr. Mansyur No. 5, Kampus USU, Kec. Medan
Baru, Kota Medan. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian oleh karena
merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di provinsi Sumatera Utara.

38
Universitas Sumatera Utara
39

3.2.2 WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 10 bulan dari sejak peneliti
menentukan judul penelitian, menyusun proposal penelitian, mengumpulkan data
dan membuat hasil penelitian hingga seminar hasil penelitian, yang berlangsung
sejak Maret 2020 sampai dengan Desember 2020.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.3.1 POPULASI PENELITIAN

Populasi target dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang kuliah di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Subbagian Pendidikan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, jumlah mahasiswa yang ada di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun 2020 berjumlah sekitar 754
orang.

3.3.2 SAMPEL PENELITIAN

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas


Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 245 orang.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode total sampling, yang berarti seluruh mahasiswa stambuk 2019 yang
berjumlah 245 orang yang memenuhi kriteria inklusi serta tidak terdapat kriteria
eksklusi akan diikutsertakan dalam penelitian ini.
a. Kriteria inklusi
 Mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara
 Bersedia mengikuti penelitian

Universitas Sumatera Utara


40

b. Kriteria eksklusi
 Tidak mengisi seluruh data pada kuesioner dengan lengkap
 Tidak menjawab pertanyaan secara keseluruhan

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner online yang bersifat tertutup. Alat pengumpul data dirancang oleh
peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep yang sudah dibuat dan teori dalam
studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini menggunakan
skala tingkat pengetahuan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan
kuesioner.
Kuesioner online yang disusun terdiri dari dua bagian, yaitu data karakteristik
resoponden dan tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi.
a. Bagian pertama untuk data umum yang merupakan data karakteristik
responden. Data tentang karakteristik responden meliputi data tentang
Nama, Nomor Induk Mahasiswa (NIM), jenis kelamin, usia, sumber
informasi mengenai penyakit hipertensi.
b. Bagian kedua dipergunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang
penyakit hipertensi, terdiri dari 30 pertanyaan yang telah disediakan pilihan
jawabannya. Jawaban yang benar diberi nilai 1 sedangkan yang salah dan
tidak tahu mendapat nilai 0.
Pertanyaan dibuat dalam bentuk skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas
dan konsisten dengan memberikan, jawaban tegas pada pertanyaan. Responden
harus memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan yaitu benar (B), salah
(S) atau tidak tahu.
Sebelum peneliti mengumpulkan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen terhadap 20 orang responden, dimana responden tersebut tidak
diikutsertakan dalam penelitian. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah
pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden, serta menghindari

Universitas Sumatera Utara


41

kesalahan interpretasi. Setelah instrumen diuji coba pada 20 orang responden,


kemudian dilakukan uji instrumen dengan menggunakan uji validitas dan
reliabilitas.

3.5 METODE ANALISIS DATA

Setelah pengambilan data dengan kuesioner, tahap selanjutnya adalah


pengolahan data. Tahap-tahap pengolahan data yang dilakukan adalah: (1) Editing,
untuk memeriksa kembali ketepatan dan kelengkapan data; (2) Coding, merupakan
pemberian kode berupa angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori; (3)
Entry data dilakukan untuk memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi atau bisa juga dengan
membuat tabel kontingensi; (4) Cleaning, merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah dimasukkan; (5) Melakukan analisis, khususnya terhadap data
penelitian menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis. (Sinaga, 2012)
Tahap selanjutnya peneliti melakukan analisa data. Dalam penelitian ini analisis
data yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis univariat. Data yang diperoleh
ditampilkan menggunakan teknik komputerisasi dan didistribusikan secara
deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dilakukan pembahasan
menggunakan pustaka yang ada.

Universitas Sumatera Utara


42

3.6 DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1 Definisi operasional.


No. Variabel Definisi Alat ukur Cara Kategori (hasil ukur) Skala
ukur ukur
1. Usia Lama waktu Menuliskan Kuesioner 1. Remaja awal Ordinal
hidup usia saat ini (12-15 tahun)
seseorang di 2. Remaja
sejak kuesioner. pertengahan
dilahirkan. (15-18 tahun)
3. Remaja akhir
(18-21 tahun)

2. Jenis Identitas Memilih Kuesioner 1. Laki-laki Nominal


kelamin sebagai laki- pada kolom 2. Perempuan
laki atau jenis
perempuan kelamin di
kuesioner.

3. Sumber Sumber Memilih Kuesioner 1. Keluarga Nominal


informasi informasi pada kolom 2. Pemberi
tempat sumber Pelayanan
responden informasi kesehatan
mendapatkan di 3. Media
informasi kuesioner. massa/TV
mengenai 4. Media cetak
hipertensi 5. Lain-lain
6. Tidak pernah

4. Tingkat Kemampuan Memilih Kuesioner 1. Pengetahuan Ordinal


Pengetahuan untuk pada kolom baik: 76%-
mengetahui jawaban 100%
tentang benar (B) 2. Pengetahuan
hipertensi atau salah cukup: 56%-
(defenisi, (S) atau 75%
klasifikasi, tidak tahu. 3. Pengetahuan
patofisiologi, kurang : <56%
faktor risiko,
penegakan
diagnosis,
komplikasi,
tatalaksana)

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


yang terletak di Jl. Dr. Mansyur No. 5, Kampus USU, Kec. Medan Baru, Kota
Medan, Prov. Sumatera Utara. Fakultas ini didirikan pada tahun 1952.

4.2 DESKRIPSI SAMPEL PENELITIAN

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i stambuk 2019 di Fakultas


Kedokteran Universitas Sumatera utara. Jumlah responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini sebanyak 245 responden. Pengumpulan data dilakukan secara
online dengan sebuah layanan formulir online. Data yang terkumpul adalah data
karakteristik sampel (usia, jenis kelamin, sumber informasi tentang penyakit
hipertensi dan jalur masuk perguruan tinggi) dan data tingkat pengetahuan tentang
penyakit hipertensi.

4.3 DATA KARAKTERISTIK SAMPEL

Bagian ini menjelaskan karakteristik berupa distribusi frekuensi dari responden


penelitian.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia.
Usia Jumlah Persentase (%)
Remaja pertengahan (15-18 tahun) 32 13,1
Remaja akhir (18-21 tahun) 213 86,9
Jumlah 245 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 245 responden terdapat 32 (13,1%)


responden merupakan remaja pertengahan dan 213 (68,9%) responden merupakan
remaja akhir.

43
Universitas Sumatera Utara
44

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin.


Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 96 39,2
Perempuan 149 60,8
Jumlah 245 100,0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 245 responden terdapat 96 (39,2%)


responden merupakan laki-laki dan 149 (60,8%) responden merupakan perempuan.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi.
Sumber informasi Jumlah Persentase (%)
Keluarga 65 26,5
Pemberi Pelayanan kesehatan 32 13,1
Media massa/TV 29 11,8
Media cetak 28 11,4
Lain-lain 86 35,1
Tidak pernah 5 2,0
Jumlah 245 100,0

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 245 responden sebagian besar memperoleh
informasi tentang penyakit hipertensi dari lain-lain yaitu sebanyak 86 (35,1%)
responden. Sedangkan yang paling kecil responden tidak pernah memperoleh
informasi tentang penyakit hipertensi yaitu sebanyak 5 (2%) responden.
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jalur masuk perguruan tinggi.
Jalur masuk Jumlah Persentase(%)
perguruan tinggi
SNMPTN 66 26,9
SBMPTN 82 33,5
Mandiri 69 28,2
Kelas Internasional 28 11,4
Jumlah 245 100,0

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 245 responden sebagian besar responden
masuk perguruan tinggi melalui jalur SBMPTN yaitu sebanyak 82 (33,5%)
responden. Sedangkan yang paling kecil responden masuk perguruan tinggi melalui
jalur kelas internasional yaitu sebanyak 28 (11,4%) responden.

Universitas Sumatera Utara


45

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan.


Tingkat pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 69 28,2
Cukup 126 51,4
Kurang 50 20,4
Jumlah 245 100,0

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 245 responden sebagian besar memiliki
pengetahuan yang cukup tentang penyakit hipertensi yaitu sebesar 126 (51,4%)
responden. Sedangkan yang paling kecil responden memiliki pengetahuan yang
kurang tentang penyakit hipertensi yaitu sebanyak 50 (20,4%) responden.

4.4 DATA TINGKAT PENGETAHUAN

Bagian ini menjelaskan tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik


responden.
Tabel 4.6 Tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi berdasarkan usia pada mahasiswa
stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Usia Tingkat Pengetahuan Total
Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
15-18 5 15,6 20 62,5 7 21,9 32 13,1
18-21 64 30,0 106 49,8 43 20,2 213 86,9
Total 69 28,2 126 51,4 50 20,4 245 100,0

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 32 responden yang berusia 15-18 tahun,
didapati 5 (15,6%) responden yang memiliki tingkat kemampuan baik dan dari 213
responden yang berusia 18-21 tahun, didapatkan 64 (30%) responden yang
memiliki tingkat kemampuan yang baik.
Tabel 4.7 Tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada
mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Jenis Tingkat pengetahuan Total
kelamin Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
Laki-laki 24 25,0 52 54,2 20 20,8 96 39,2
Perempuan 45 30,2 74 49,7 30 12,2 149 60,8
Total 69 28,2 126 51,4 50 20,4 245 100,0

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 96 responden yang berjenis kelamin laki-
laki didapati 24 (25%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan dari
149 responden yang berjenis kelamin perempuan didapati 45 (30,2%) responden
yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik.
Tabel 4.8 Tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi berdasarkan sumber informasi
pada mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Sumber Tingkat pengetahuan Total
informasi Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
Keluarga 15 23,1 41 63,1 9 13,8 65 26,5
Pemberi 7 21,9 18 56,3 7 21,9 32 13,1
pelayanan
kesehatan
Media 9 31,0 13 44,8 7 24,1 29 11,8
massa/TV
Media 10 35,7 12 42,9 6 21,4 28 11,4
cetak
Lain-lain 27 31,4 40 46,5 19 22,1 86 35,1
Tidak 1 20,0 2 40,0 2 40,0 5 2,0
pernah
Total 69 28,2 126 51,4 50 20,4 245 100,0

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 65 responden yang sumber informasi


tentang hipertensi didapatkan dari keluarga, didapati 15 (23,1%) responden yang
memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari 32 responden yang sumber informasi
tentang hipertensi didapatkan dari pemberi pelayanan kesehatan, didapati 7 (21,9%)
responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari 29 responden yang
sumber informasi tentang hipertensi didapatkan dari media massa/TV, didapati 9
(31,0%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari 28 responden
yang sumber informasi tentang hipertensi didapatkan dari media cetak, didapati 10
(35,7%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari 86 responden
yang sumber informasi tentang hipertensi didapatkan dari lain-lain, didapati 27
(31,4%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari 5 responden yang
tidak pernah mendapatkan informasi tentang hipertensi, didapati 1 (20%) responden
yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

Universitas Sumatera Utara


47

Tabel 4.9 Tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi berdasarkan jalur masuk perguruan
tinggi pada mahasiswa stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Jalur Tingkat pengetahuan Total
masuk Baik Cukup Kurang
perguruan N % N % N % N %
tinggi
SNMPTN 19 28,8 34 51,5 13 19,7 66 26,9
SBMPTN 30 36,6 42 51,2 10 12,2 82 33,5
Mandiri 18 26,1 34 49,3 17 24,6 69 28,2
Kelas 2 7,1 16 57,1 10 35,7 28 11,4
internasional
Total 69 28,2 126 51,4 50 20,4 245 100,0

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 66 responden yang masuk perguruan tinggi
dari jalur SNMPTN, didapati 19 (28,8%) responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik. Dari 82 responden yang masuk perguruan tinggi dari jalur
SBMPTN, didapati 30 (36,6%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik.
Dari 69 responden yang masuk perguruan tinggi dari jalur mandiri, didapati 18
(26,1%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari 28 responden
yang masuk perguruan tinggi dari jalur kelas internasional, didapati 2 (7,1%)
responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

4.5 PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, tingkat pengetahuan responden dibagi atas 3 kategori


yaitu pengetahuan kurang (peresentase benar <56%), pengetahuan cukup
(peresentase benar 56% - 75%), dan pengetahuan baik (peresentase benar 76% -
100%). Berdasarkan hasil penelitian pada 245 responden, didapatkan bahwa
sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 126
(51,4%).
Menurut Budiman dan Riyanto (2014), faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang dibagi menjadi faktor internal berupa usia, pendidikan,
pekerjaan, dan faktor eksternal yaitu lingkungan, sosial budaya. Menurut
Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, dan sumber informasi. Sumber

Universitas Sumatera Utara


48

informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang didapat melalui


televisi, radio, koran, buku, majalah dan internet.

4.5.1 INTERPRETASI DAN HASIL PENELITIAN BERDASARKAN USIA

Pada penelitian yang dilakukan pada mahasiswa stambuk 2019 Fakultas


Kedokteran Universitas Sumatera Utara, didapatkan bahwa sebagian besar
responden adalah remaja akhir (usia 18-21 tahun). Berdasarkan tingkat
pengetahuannya, remaja pertengahan yang memiliki pengetahuan baik sebesar
15,6% dan remaja akhir yang memiliki pengetahuan baik sebesar 30,0%. Baik
remaja pertengahan maupun remaja akhir, sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang cukup tentang penyakit hipertensi.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurfadilla
(2018) yang menemukan sebagian besar responden penelitian adalah lansia awal.
Perbedaan ini dikarenakan populasi target pada kedua penelitian ini berbeda. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Nurfadilla (2018) memiliki cakupan populasi yang
luas (usia diatas 26 tahun) sedangkan pada penelitian ini terbatas pada usia remaja
awal hingga akhir.
Menurut Wawan dan Dewi (2010), usia adalah lama hidup individu yang
terhitung mulai dari dilahirkan sampai berulang tahun, semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir.
Semakin bertambah usia maka semakin matang juga kemampuan untuk memahami
apa yang ditangkap oleh pancaindra dan daya pikir seseorang, sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan membaik.

4.5.2 INTERPRETASI DAN HASIL PENELITIAN BERDASARKAN

JENIS KELAMIN

Berdasarkan penelitian ini, sebagian besar responden berjenis kelamin


perempuan (60,8%). Responden laki laki yang memiliki pengetahuan baik tentang
penyakit hipertensi sebesar 25,0%. Responden Perempuan yang memiliki

Universitas Sumatera Utara


49

pengetahuan baik tentang penyakit hipertensi sebesar 30,2%. Baik responden laki-
laki maupun perempuan, sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup tentang
penyakit hipertensi.
Hasil analisis diatas berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinaga
(2012). Dalam penelitiannya didapati sebagian besar responden penelitian berjenis
kelamin laki-laki dan yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang penyakit
hipertensi adalah laki-laki.
Menurut WHO (2020), gender (jenis kelamin) mengacu pada karakteristik
wanita, pria, anak perempuan dan anak laki-laki yang dikonstruksi secara sosial.
Jenis kelamin memengaruhi pengalaman dan akses orang ke perawatan kesehatan.

4.5.3 INTERPRETASI DAN HASIL PENELITIAN BERDASARKAN

SUMBER INFORMASI

Hasil analisis, sebagian besar responden memperoleh informasi tentang


penyakit hipertensi dari lain-lain yaitu sebesar 31,4%. Berdasarkan tingkat
pengetahuan, sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan baik
memperoleh informasi tentang penyakit hipertensi dari lain-lain. Ditemukan
sebesar 5 (2,0%) responden yang tidak pernah mendapat informasi tentang penyakit
hipertensi. Hal tersebut dapat terjadi karena saat ini responden tersebut belum
pernah mendapatkan kuliah tentang penyakit hipertensi. Bedasarkan sumber
informasi (keluarga, pemberi pelayan kesehatan, media massa/TV, media cetak,
lain-lain, dan tidak pernah), sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang
cukup tentang penyakit hipertensi.
Hasil penelitian ini, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinuraya et
al. (2017). Dalam penelitiannya yang dilakukan pada pasien hipertensi di kota
Bandung, sebagian besar responden memperoleh informasi tentang penyakit
hipertensi dari tenaga kesehatan. Asumsi peneliti mengatakan hal ini dapat terjadi
karena sampel penelitian yang digunakan Sinuraya et al. (2017) adalah pasien
hipertensi yang sudah biasa bertemu dengan tenaga kesehatan (dokter/perawat).

Universitas Sumatera Utara


50

Notoatmodjo (2007), yang menyebutkan bahwa pengetahuan seseorang dapat


dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman, tingkat pendidikan, dan
sumber informasi. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang didapat melalui televisi, radio, koran, buku, majalah dan internet.

4.5.4 INTERPRETASI DAN HASIL PENELITIAN BERDASARKAN

JALUR MASUK

Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagian besar responden masuk perguruan


tinggi dari jalur SBMPTN yaitu sebesar 33,5%. Hal ini dapat terjadi karena adanya
perbedaan jumlah kuota masing-masing jalur yang sudah ditetapkan oleh suatu
perguruan tinggi. Berdasarkan tingkat pengetahuan, sebagian besar responden yang
memiliki pengetahuan baik tentang penyakit hipertensi adalah yang masuk
perguruan tinggi melalui jalur SBMPTN yaitu sebesar 36,6%. Berdasarkan jalur
masuk perguruan tinggi, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang
cukup tentang penyakit hipertensi.
Belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti tingkat pengetahuan
berdasarkan jalur masuk perguruan tinggi. Asumsi peneliti menyebutkan bahwa
pengukuran tingkat pengetahuan berdasarkan jalur masuk perguruan tinggi
merupakan suatu hal yang penting dilakukan pada penelitian yang menggunakan
mahasiswa sebagai sampelnya. Hal ini berkaitan dengan kualitas pendidikan yang
ditempuh dari masing-masing responden sebelum masuk perguruan tinggi sehingga
adanya perbedaan tingkat pengetahuan mahasiswa dari masing-masing jalur masuk
perguruan tinggi.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian “Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit


Hipertensi Pada Mahasiswa Stambuk 2019 Di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara”, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Usia mahasiswa stambuk 2019 paling banyak berada pada kelompok usia
18-21 tahun yaitu sebanyak 213 (86,9%) orang.
2. Dari 245 orang mahasiswa stambuk 2019, sebesar 149 (60,8%) orang
berjenis kelamin perempuan.
3. Sebagian besar mahasiswa stambuk 2019 memperoleh informasi tentang
penyakit hipertesi dari lain-lain yaitu sebanyak 86 (35,1%) orang.
4. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar mahasiswa stambuk 2019
memiliki pengetahuan cukup tentang penyakit hipertensi yaitu sebanyak
126 (51,4%) orang.

5.2 SARAN

Dari seluruh proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa
saran yang sekiranya bermanfaat kepada seluruh pihak, yaitu:
1. Bagi responden
Diharapkan agar lebih meningkatkan pengetahuannya terhadap setiap jenis
penyakit terkhusus penyakit hipertensi agar dapat mengenali tanda, gejala,
dan faktor risiko penyakit hipertensi sedini mungkin. Dengan demikian,
angka prevalensi hipertensi dapat ditekan.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi penelitian-penelitian
selanjutnya sehingga dapat mengetahui lebih dalam mengenai gambaran

51

Universitas Sumatera Utara


52

tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi. Diharapkan agar dapat


memperluas karakteristik dari responden penelitian. Diharapkan juga
penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode yang lain.
3. Bagi pembaca
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang penyakit hipertensi sehingga dapat mencegah penyakit hipertensi.

Universitas Sumatera Utara


53

DAFTAR PUSTAKA

Adrian & Tommy. 2019, ‘Hipertensi Esensial: Diagnosis dan Tatalaksana Terbaru
pada Dewasa’, CDK-274, vol. 46, no. 3, pp. 1.

Almeida, F.L, Coimbra, T.M. 2019. When Less or More Isn't Enough: Renal
Maldevelopment Arising From Disequilibrium in the Renin-
Angiotensin System, accesesed on 17th April 2020, available at :
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fped.2019.00296/full

American Heart Association (AHA). 2014. Understanding and Controlling Your


High Blood Pressure, United States of America.

Arikunto, S. 2014, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka


Cipta.

Bakris dan Sorrentino. 2017, Hypertension A Companion to Braunwald’s Heart


Disease, 3rd edn, Elsevier, China, pp. 181-182.

Booth, J.N., Li, J., Zhang, L., Chen, L., Muntner, P., Egan, B., 2017. Hypertension:
Trends in Prehypertension and Hypertension Risk Factors in US
Adults, American Heart Association, Vol. 70, Issue 2 , pp. 275-284.

Budiman & Riyanto, A. 2014, Kapita selekta Kuesioner Pengetahuan dan sikap
dalam penelitian Kesehatan, Jakarta: Saleman Medika.

Donsu. J. D. T. 2017, Psikologi Keperawatan, Pustaka Baru Press, Yogyakarta,


Indonesia, Cetakan I.

European Society of Cardiology. 2013. 013 ESH/ESC Guidelines for the


management of arterial hypertension, European Heart Journal (2013),
vol. 34, pp. 2165.

European Society of Cardiology. 2018. 2018 ESC/ESH Guidelines for the


management of arterial hypertension, European Heart Journal (2018),
vol. 39, pp. 3036-3056.

Fitri, D.R., 2015. Diagnose Enforcement and Treatment of High Blood Pressure, J
Majority, Vol. 4, No.3, pp. 47-51.

Guyton & Hall. 2011, Text book of Medical Physiology, 12th edn, Saunders
Elsevier, United States of America, pp. 170-171.

Universitas Sumatera Utara


54

Jameson, J.L., Kasper, D.L., Longo, D.L., Fauci, A.S., Hauser, S.L., & Loscalzo, J.
2018, Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20th edn, McGraw-
Hill Education, United States of America, pp. 1895-1901.

JNC 8, 2014, 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood
Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the
Eighth Joint National Committee (JNC 8).

Kaplan, N.M. 2010, Primary Hipertension: pathogenesis. Kaplan’s clinical


Hypertension. 10th edn. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins,
pp. 44-108.

Lily, L.S. 2016, Pathophysiology of Heart Disease, 6th edn, Wolters Kluwer, China,
pp. 311-323.

Liwang, F. & Wijaya, I.P., 2014, Hipertensi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4,
Jilid 2, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta :
MEDIAAESCULAPIUS, pp. 747.

Nafrialdi. 2016, Antihipertensi, Farmakologi dan Terapi, Edisi 6, Departemen


Famakologi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta : Badan Penerbit FKUI, pp. 345-360.

Notoatmojo, S., 2007, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo, S., 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012, Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam :


Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. PT
Rineka Cipta, Jakarta, pp. 134-150.

Notoatmodjo, S. 2014, Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurfadilla, R. 2018, ‘Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pencegahan dan


Kekambuhan Hipertensi pada Klien Riwayat Hipertensi di wilayah
Kerja Puskesmas Batu-Batu’, Fakultas Keperawatan, Universitas
Hasanuddin, Makassar, pp. 47-54.

Oktaviarini, E., Hadisaputro, S., Chasani, S., Suwondo, A., Setyawan, H. 2019,
Faktor yang Berisiko Terhadap Hipertensi pada Pegawai di Wilayah
Perimeter Pelabuhan, Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, vol.
4, no. 1, pp. 36.

Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019, Konsensus Penatalaksanaan


Hipertensi 2019, Jakarta, pp. 23-48.

Universitas Sumatera Utara


55

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015, Pedoman


Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular Edisi Pertama,
Jakarta, pp. 1-6.

Praeni, R.R. 2019, ‘Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan Kebutuhan


Rasa Nyaman Nyeri pada Klien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas KORPRI Bandar Lampung Tahun 2019’, Repository
Poltekkes Tanjungkarang.

Putri, N.A. & Setianingsih, A. 2016, ‘Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap
Perilaku Personal Hygiene Menstruasi’, Jurna IKM, Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju, vol. 05, N0. 01, pp. 15-17.

Racman, R. 2016, ‘Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di
Poliklinik RSUD RAA Soewondo Pati’, Repository Institusioal
UNDIP.

Riskesdas, 2018, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) Nasional Tahun
2018, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Riskesdas Provinsi Sumatera Utara. 2018, Laporan Provinsi Sumatera Utara


Riskesdas 2018, Lembaga Penerbit Badan Litbang Kesehatan, Jakarta.

Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A.W., Simadibrata, M., Setiayahadi, B., dan Syam,
A.F., 2014, Hipertensi, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi. 4, Jilid. 2, Jakarta:
Interna Publishing, pp. 2259- 2306.

Sherwood, L. 2016, Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi 8, EGC, Jakarta,
pp. 373-404.

Sherwood, L. 2011, Fundamentals of human Physiology, 4th edn, Brooks/Cole


Cengage Learning, Canada, pp. 288.

Sinaga, D.C. 2012, ‘Gambaran tingkat pengetahuan hipertensi pada masyarakat


yang merokok di RW 01, Kelurahan Pondok Cina, Beji, Depok’,
Universitas Indonesia Library, pp. 22-23.

Sinuraya, R.K., Siagian, B.J., Taufik, A., Destiani, D.P., Puspitasari, I.M., Lestari,
K., Diantini, A. 2017, ‘Pengukuran Tingkat Pengetahuan tentang
Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Kota Bandung: Sebuah Studi
Pendahuluan’, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Vol. 6, No. 4, pp.
290-297.

Tanto, C. & Hustrini, N.M., 2014, Hipertensi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4,
Jilid 2, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta :
MEDIAAESCULAPIUS, pp. 635-640.

Universitas Sumatera Utara


56

Tortora & Derrickson. 2009, Principles of A.natomy and Physiology, 12th edn, John
Wiley & Sons, Inc, United States of America, pp. 777-779.

Wawan, A. & Dewi, M. 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, pp. 11-17.

World Health Organization. 2019, Hypertension, accessed 12th April 2020,


Available at: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/hypertension

World Health Organization. 2020, Gender and health, accessed 14 th November


2020, Available at: https://www.who.int/health-
topics/gender#tab=tab_1

Yogiantoro, M., 2014, Pendekatan Klinis Hipertensi, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
6, Jilid 2, Jakarta: Interna Publishing, pp: 2259-2263.

Yulanda, G. & Lisiswanti, R., 2017, ‘Penatalaksanaan hipertensi primer’, Majority,


vol. 6, No. 1, pp. 29-31.

Universitas Sumatera Utara


57

RIWAYAT HIDUP

Nama : Andrey Parhusip


Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 170100185
Tempat, Tanggal lahir : Medan, 7 April 2000
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : Reynold Parhusip
Nama Ibu : Bernadette Simbolon, S.Kep, Ns
Alamat : Dusun XIII Huta bangun, Desa Sidoarjo II
Ramunia, Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang
Riwayat Pendidikan :
1. TK Santo Thomas 2 Medan 2004-2005
2. SD Santo Thomas 5 Medan 2005-2011
3. SMP Santo Thomas 4 Medan 2011-2014
4. SMA Santo Thomas 1 Medan 2014-2017
5. Fakultas Kedokteran USU 2017-sekarang
Riwayat Organisasi :
1. Ketua Umum SCORA PEMA FK USU 2020-2021
2. Ketua Divisi Dana dan Usaha SCORA PEMA FK USU 2019-2020
3. Anggota Divisi Dana dan Usaha SCORA PEMA FK USU 2018-2019
Riwayat Kepanitiaan :
1. Steering Committee Seksi Dana dan Sponsorship pada Pengabdian
Masyarakat (PM) SCORA PEMA FK USU 2020
2. Steering Committee Seksi Dana dan Usaha pada Seminar Peringatan Hari
HIV Sedunia SCORA PEMA FK USU 2019

Universitas Sumatera Utara


58

3. Koordinator Seksi Dana dan Sponsorship pada Pengabdian Masyarakat


(PM) SCORA PEMA FK USU 2019
4. Wakil Koordinator Seksi Acara pada Seminar Kesehatan Reproduksi
SCORA PEMA FK USU 2018
5. Anggota Seksi Peralatan dan Tempat pada Try Out SBMPTN PEMA FK
USU 2018
6. Anggota seksi Peralatan dan Tempat PoA LKMM Lokal FK USU 2017
Riwayat Pelatihan :
1. Peserta dalam PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru)
FK USU 2017
2. Peserta dalam MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2017
3. Peserta dalam Simposium Nasional “Highlight on Preconception Care and
Fetal Screening & Theraphy” SRF SCORE PEMA FK USU 2018 (4 SKP
IDI)
4. Peserta dalam Simposium “Comprehensive Management in Cardiovascular
Disease From Bedside to Device” Medan Cardiovascular Update XI 2019
(12 SKP IDI)
5. Pemateri Workshop Sirkumsisi dalam Seminar “Dampak Dunia Maya
Terhadap Kesehatan Reproduksi dan Workshop Sirkumsisi” SCORA
PEMA FK USU 2019
6. Peserta dalam Webinar RESPINA “COPD and Heart Disease Approaches
from Cardiorespiratory Care Aspect in the COVID-19 Era” 27 Juni 2020
(3 SKP IDI)
7. Peserta dalam Webinar PDUI Cabang Jawa Timur “Current Update on
Rhinitis and Rhinosinusitis” 28 Juni 2020 (5 SKP IDI)
8. Peserta dalam Webinar PAPDI “Tips and Trick: Timely Use of Insulin in
Clinical Practice” 2 Juli 2020 (2 SKP IDI)
9. Peserta dalam Virtual Meeting HOPECARDIS 2020 “Management of
Arrhythmia” 4 Juli 2020 (2 SKP IDI)
10. Peserta dalam Webinar PB PERKENI “Challanges in Managing T2DM
Patients: Highlighting Simplicity & Safety Profile” 6 Juli 2020 (2 SKP IDI)

Universitas Sumatera Utara


59

11. Peserta dalam Virtual Meeting HOPECARDIS 2020 “The Importance of


Dyslipidemia Management in Special Population” 11 Juli 2020 (2 SKP IDI)
12. Peserta dalam Webinar PB PERKENI “Aggressive Treatment of Type 2
DM: When to Start Basal Insulin” 13 Juli 2020 (2 SKP IDI)
13. Peserta dalam PAPDI Webinar 3rd Series “Comprehensive Management of
Hypertension: Focused on RAA System” 14 Juli 2020 (2 SKP IDI)
14. Peserta dalam Webinar PB PERKENI “Latest Evidence on Sulfonylureas:
What’s New?” 15 Juli 2020 (2 SKP IDI)
15. Peserta dalam Webinar PB PERKENI “Managing the Risk of Hypoglycemia
in T2DM in JKN Era” 18 Juli 2020 (2 SKP IDI)
16. Peserta dalam Webinar Series 1 “Multi Aspect of COVID-19 in Internal
Medicine Perspective” PAPDI Cabang Riau 19 Juli 2020 (3 SKP IDI)
17. Peserta dalam Webinar Hasna Medika Group “Update Tatalaksana
Kegawatdaruratan Jantung” 22 Agustus 2020 (2 SKP IDI)
18. Peserta dalam Webinar PERKI Gorontalo “Percutaneous Coronary
Intervention The New Way Treating Heart Disease in Gorontalo” 30
Agustus 2020 (2 SKP IDI)
19. Peserta dalam Solo Cardiovascular Forum & Solo Course on Heart Failure
2020 GOES ONLINE pada 5-6 September 2020 (8 SKP IDI)
20. Peserta dalam Webinar PERKI JAYA “State of The Art in Angina
Management” 8 September 2020 (2 SKP IDI)
21. Peserta dalam Webinar PDPI Cab. Kalimantan Selatan “Penatalaksanaan
Multidisiplin Pasien COVID-19 Derajat Berat-Kritis” 13 September 2020
(2 SKP IDI)
22. Peserta dalam Webinar Series “National Scientific Respiratory Meeting in
Conjunction World Lung Day” 27 September 2020 (12 SKP IDI)
23. Peserta dalam Seminar Online Dept. Neurologi FK UB “Dementia: How to
Perform Screening in The Primary Care?” 27 September 2020 (3 SKP IDI)
24. Peserta dalam Webinar RS. Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
“Heart Failure Series: Understanding Heart Failure with Preserved
Ejection Fraction (HFpEF)” 16 Oktober 2020 (2 SKP IDI)

Universitas Sumatera Utara


60

Lampiran A. Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


61

Lampiran B. Ethical Clearance

Universitas Sumatera Utara


62

Lampiran C.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bernama Andrey Parhusip (170100185) adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter (S1) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Tentang
Penyakit Hipertensi Pada Mahasiswa Stambuk 2019 di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Pendidikan Dokter (S1) Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan mahasiswa/i stambuk 2019
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner
dengan jujur. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini
sebagai bukti kesediaan anda.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela. Identitas pribadi anda
dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
keperluan penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.

Medan,
Peneliti Responden

(Andrey Parhusip) ( )

Universitas Sumatera Utara


63

Lampiran D.

KUESIONER PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG


HIPERTENSI PADA MAHASISWA STAMBUK 2019 DI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Petunjuk pengisian

1. Isilah identitas responden (nama, NIM, jenis kelamin, usia, sumber


informasi tentang hipertensi) terlebih dahulu dengan baik dan benar.
2. Jawablah pertanyaan dengan memilih salah satu opsi yang menurut anda
benar
3. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur.

A. Data Responden

Nama :

NIM :

Jenis kelamin :

Usia :

Sumber informasi tentang hipertensi:

( ) Keluarga ( ) Media cetak

( ) Pemberi Pelayanan kesehatan ( ) Lain-lain

( ) Media massa/TV ( ) Tidak pernah

B. Tingkat pengetahuan tentang hipertensi (tekanan darah tinggi)

No. Pertanyaan Benar Salah Tidak


Tahu
1. Hipertensi adalah suatu penyakit dimana tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg.
2. Tekanan darah mencapai 130/90 merupakan
hipertensi sistolik.

Universitas Sumatera Utara


64

3. Tekanan darah mencapai 160/80 merupakan


hipertensi derajat 2.
4. Hipertensi primer adalah hipertensi yang
diakibatkan oleh kerusakan organ.
5. Hipertensi diastolik adalah peningkatan tekanan
darah diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan
darah sistolik.
6. Hipertensi sekunder tidak dapat disebabkan oleh
obat-obatan.
7. Hipertensi sekunder disebut juga dengan
hipertensi esensial.
8. Jari-jari arteriol dipengaruhi oleh kontrol
metabolik lokal.
9. Ginjal akan meretensi H2O, bila upaya
mengekskresi NaCl tidak melebihi ambang
kemampuan ginjal.
10. Saraf autonom mempengaruhi tekanan darah.
11. Peningkatan neurotransmitter norepinefrin dapat
menyebabkan vasokonstriksi.
12. Angiotensin Converting enzime (ACE)
mengubah angiotensin II menjadi angiotensin I.
13. Usia merupakan faktor risiko hipertensi yang
dapat dikontrol.
14. Rokok dapat menyebabkan aterosklerosis atau
pengerasan pembuluh darah nadi.
15. Aktivitas fisik tidak mempengaruhi tekanan
darah.
16. Keturunan merupakan faktor risiko hipertensi
yang dapat dikontrol.

Universitas Sumatera Utara


65

17. Pola makan yang buruk dapat menyebabkan


penyakit hipertensi.
18. Konsumsi alkohol tidak mempengaruhi tekanan
darah.
19. Pasien hipertensi dapat mengalami sakit kepala,
rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur.
20. Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara baik
secara langsung maupun tidak langsung.
21. Pemeriksaan laboratorium, seperti: darah
lengkap, kadar ureum, kreatinin, gula darah,
lemak darah, elektrolit, asam urat dan urinalisis
diperlukan pada pasien hipertensi.
22. Pemeriksaan penunjang berupa EKG
(elektrokardiografi) tidak diperlukan pada pasien
hipertensi.
23. Hipertensi tidak berpengaruh pada mata.
24. Hipertensi dapat menyebabkan penyakit stroke
iskemik.
25. Berhenti merokok tidak termasuk upaya
penanganan hipertensi.
26. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung.
27. Hipertensi hanya terjadi pada lansia.
28. Hipertensi dapat disembuhkan.
29. Intervensi gaya hidup merupakan bagian dari
penatalaksanaan hipertensi.
30. Obat golongan Calcium Canal Blokers (CCB)
merupakan salah satu obat antihipertensi.

Universitas Sumatera Utara


66

Lampiran E.
DATA INDUK
Jenis Tingkat
No. NIM Kelamin Usia Sumber Jumlah Nilai Pengetahuan
1 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 17 57 Cukup
2 SNMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 20 67 Cukup
3 SBMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 24 80 Baik
4 Mandiri Perempuan 15-18 Pelayanan 18 60 Cukup
5 SBMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 24 80 Baik
6 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 15 50 Kurang
7 SBMPTN Perempuan 15-18 Keluarga 18 60 Cukup
8 SNMPTN Laki-laki 18-21 Massa 19 63 Cukup
9 SBMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 21 70 Cukup
10 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
11 SNMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 21 70 Cukup
12 SNMPTN Laki-laki 18-21 Cetak 19 63 Cukup
13 SNMPTN Laki-laki 15-18 Lain-lain 19 63 Cukup
14 SNMPTN Perempuan 18-21 Cetak 24 80 Baik
15 SNMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 16 53 Kurang
16 SNMPTN Laki-laki 15-18 Lain-lain 16 53 Kurang
17 SNMPTN Laki-laki 18-21 Cetak 16 53 Kurang
18 SNMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
19 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
20 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 24 80 Baik
21 SBMPTN Laki-laki 15-18 Keluarga 18 60 Cukup
22 SBMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
23 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
24 SNMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 24 80 Baik
25 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 23 77 Baik
26 SNMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 29 97 Baik
27 SNMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 14 47 Kurang
28 SBMPTN Laki-laki 18-21 Massa 24 80 Baik
29 SNMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 25 83 Baik
30 SBMPTN Laki-laki 15-18 Lain-lain 15 50 Kurang
31 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 24 80 Baik
32 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 22 73 Cukup
33 SNMPTN Perempuan 18-21 Cetak 26 87 Baik
34 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 26 87 Baik
35 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 23 77 Baik

Universitas Sumatera Utara


67

36 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 25 83 Baik


37 SBMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 13 43 Kurang
38 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 19 63 Cukup
39 SNMPTN Perempuan 18-21 Massa 26 87 Baik
40 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 10 33 Kurang
41 SNMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 23 77 Baik
42 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 17 57 Cukup
43 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
44 SBMPTN Perempuan 18-21 Massa 21 70 Cukup
45 SNMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 23 77 Baik
46 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 19 63 Cukup
47 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 27 90 Baik
48 SNMPTN Perempuan 15-18 Cetak 26 87 Baik
49 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
50 SNMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 19 63 Cukup
51 Mandiri Perempuan 18-21 Pelayanan 10 33 Kurang
52 SNMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
53 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
54 SBMPTN Laki-laki 18-21 Massa 22 73 Cukup
55 SNMPTN Perempuan 15-18 Cetak 15 50 Kurang
56 SNMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
57 SNMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 21 70 Cukup
58 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 24 80 Baik
59 SNMPTN Perempuan 18-21 Massa 13 43 Kurang
60 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 17 57 Cukup
61 SBMPTN Perempuan 18-21 Tidak Pernah 10 33 Kurang
62 SBMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 27 90 Baik
63 SBMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 23 77 Baik
64 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 21 70 Cukup
65 SNMPTN Laki-laki 15-18 Keluarga 14 47 Kurang
66 SBMPTN Laki-laki 18-21 Massa 27 90 Baik
67 SNMPTN Perempuan 18-21 Cetak 23 77 Baik
68 SNMPTN Perempuan 18-21 Cetak 18 60 Cukup
69 SNMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 22 73 Cukup
70 SBMPTN Perempuan 18-21 Tidak Pernah 21 70 Cukup
71 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 20 67 Cukup
72 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 17 57 Cukup
73 SBMPTN Laki-laki 15-18 Massa 23 77 Baik

Universitas Sumatera Utara


68

74 SBMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 16 53 Kurang


75 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
76 SNMPTN Laki-laki 18-21 Massa 19 63 Cukup
77 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 19 63 Cukup
78 SBMPTN Perempuan 18-21 Cetak 21 70 Cukup
79 Mandiri Laki-laki 15-18 Lain-lain 18 60 Cukup
80 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 13 43 Kurang
81 Mandiri Perempuan 18-21 Cetak 16 53 Kurang
82 Mandiri Laki-laki 18-21 Keluarga 24 80 Baik
83 Mandiri Laki-laki 18-21 Keluarga 23 77 Baik
84 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 18 60 Cukup
85 SBMPTN Laki-laki 18-21 Cetak 27 90 Baik
86 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 24 80 Baik
87 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 15 50 Kurang
88 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 19 63 Cukup
89 Mandiri Perempuan 18-21 Massa 14 47 Kurang
90 Mandiri Laki-laki 18-21 Pelayanan 15 50 Kurang
91 SBMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 22 73 Cukup
92 Mandiri Perempuan 18-21 Pelayanan 17 57 Cukup
93 SBMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 22 73 Cukup
94 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 17 57 Cukup
95 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
96 SBMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
97 Mandiri Laki-laki 18-21 Keluarga 17 57 Cukup
98 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 24 80 Baik
99 Mandiri Laki-laki 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
100 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
101 Mandiri Laki-laki 15-18 Lain-lain 23 77 Baik
102 SBMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 22 73 Cukup
103 SBMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 22 73 Cukup
104 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 22 73 Cukup
105 SBMPTN Perempuan 18-21 Cetak 23 77 Baik
106 SBMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 19 63 Cukup
107 SBMPTN Laki-laki 18-21 Tidak Pernah 23 77 Baik
108 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 24 80 Baik
109 SBMPTN Perempuan 18-21 Massa 18 60 Cukup
110 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 19 63 Cukup
111 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 22 73 Cukup

Universitas Sumatera Utara


69

112 SNMPTN Perempuan 15-18 Keluarga 17 57 Cukup


113 SBMPTN Perempuan 15-18 Pelayanan 20 67 Cukup
114 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
115 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 18 60 Cukup
116 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
117 Mandiri Perempuan 15-18 Pelayanan 14 47 Kurang
118 Mandiri Perempuan 18-21 Pelayanan 21 70 Cukup
119 Mandiri Laki-laki 15-18 Massa 22 73 Cukup
120 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 25 83 Baik
121 Mandiri Perempuan 15-18 Keluarga 21 70 Cukup
122 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 16 53 Kurang
123 SNMPTN Perempuan 18-21 Massa 21 70 Cukup
124 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
125 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 16 53 Kurang
126 SNMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 21 70 Cukup
127 Mandiri Perempuan 15-18 Lain-lain 22 73 Cukup
128 SNMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
129 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 18 60 Cukup
130 SNMPTN Laki-laki 15-18 Lain-lain 21 70 Cukup
131 Mandiri Perempuan 15-18 Lain-lain 20 67 Cukup
132 Mandiri Perempuan 18-21 Pelayanan 19 63 Cukup
133 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 19 63 Cukup
134 SNMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
135 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 22 73 Cukup
136 SBMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 23 77 Baik
137 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 15 50 Kurang
138 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 15 50 Kurang
139 Mandiri Laki-laki 15-18 Cetak 22 73 Cukup
140 SBMPTN Laki-laki 18-21 Cetak 24 80 Baik
141 Mandiri Perempuan 15-18 Keluarga 22 73 Cukup
142 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 20 67 Cukup
143 SNMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 13 43 Kurang
144 Mandiri Perempuan 18-21 Pelayanan 23 77 Baik
145 Inter Perempuan 18-21 Massa 23 77 Baik
146 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 11 37 Kurang
147 Inter Perempuan 18-21 Keluarga 17 57 Cukup
148 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
149 Mandiri Laki-laki 18-21 Keluarga 26 87 Baik

Universitas Sumatera Utara


70

150 Inter Perempuan 18-21 Massa 15 50 Kurang


151 Inter Laki-laki 18-21 Massa 10 33 Kurang
152 Mandiri Perempuan 15-18 Cetak 17 57 Cukup
153 Inter Perempuan 18-21 Massa 16 53 Kurang
154 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
155 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 25 83 Baik
156 Mandiri Laki-laki 18-21 Keluarga 24 80 Baik
157 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 24 80 Baik
158 Mandiri Perempuan 18-21 Massa 24 80 Baik
159 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 22 73 Cukup
160 SBMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 21 70 Cukup
161 Mandiri Perempuan 15-18 Keluarga 20 67 Cukup
162 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 19 63 Cukup
163 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 15 50 Kurang
164 Inter Laki-laki 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
165 SBMPTN Perempuan 18-21 Pelayanan 18 60 Cukup
166 SNMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 17 57 Cukup
167 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 26 87 Baik
168 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 16 53 Kurang
169 Mandiri Perempuan 18-21 Massa 16 53 Kurang
170 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 16 53 Kurang
171 SBMPTN Laki-laki 15-18 Keluarga 16 53 Kurang
172 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 24 80 Baik
173 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 22 73 Cukup
174 SNMPTN Perempuan 18-21 Cetak 24 80 Baik
175 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 26 87 Baik
176 Mandiri Perempuan 15-18 Lain-lain 24 80 Baik
177 SNMPTN Perempuan 15-18 Keluarga 20 67 Cukup
178 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 24 80 Baik
179 SBMPTN Perempuan 18-21 Massa 23 77 Baik
180 SNMPTN Perempuan 18-21 Cetak 23 77 Baik
181 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 14 47 Kurang
182 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
183 SNMPTN Laki-laki 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
184 Mandiri Perempuan 18-21 Pelayanan 14 47 Kurang
185 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 14 47 Kurang
186 SNMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 13 43 Kurang
187 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 19 63 Cukup

Universitas Sumatera Utara


71

188 SBMPTN Perempuan 18-21 Cetak 23 77 Baik


189 SNMPTN Laki-laki 18-21 Cetak 18 60 Cukup
190 SNMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 20 67 Cukup
191 Inter Laki-laki 18-21 Cetak 19 63 Cukup
192 Inter Laki-laki 18-21 Lain-lain 19 63 Cukup
193 Inter Laki-laki 18-21 Keluarga 19 63 Cukup
194 Inter Laki-laki 18-21 Lain-lain 18 60 Cukup
195 SNMPTN Perempuan 18-21 Cetak 20 67 Cukup
196 SBMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 19 63 Cukup
197 Mandiri Laki-laki 18-21 Tidak Pernah 19 63 Cukup
198 Mandiri Laki-laki 18-21 Keluarga 14 47 Kurang
199 Mandiri Perempuan 18-21 Cetak 16 53 Kurang
200 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
201 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 21 70 Cukup
202 Inter Perempuan 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
203 SNMPTN Laki-laki 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
204 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 16 53 Kurang
205 Mandiri Laki-laki 18-21 Tidak Pernah 14 47 Kurang
206 Inter Laki-laki 18-21 Massa 21 70 Cukup
207 Inter Perempuan 18-21 Lain-lain 16 53 Kurang
208 Inter Perempuan 18-21 Massa 19 63 Cukup
209 SNMPTN Perempuan 15-18 Lain-lain 15 50 Kurang
210 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
211 SNMPTN Laki-laki 15-18 Keluarga 18 60 Cukup
212 Inter Perempuan 18-21 Massa 21 70 Cukup
213 SBMPTN Perempuan 15-18 Cetak 19 63 Cukup
214 SNMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 20 67 Cukup
215 SBMPTN Perempuan 15-18 Lain-lain 25 83 Baik
216 Inter Laki-laki 18-21 Lain-lain 16 53 Kurang
217 Inter Laki-laki 18-21 Keluarga 19 63 Cukup
218 Inter Laki-laki 18-21 Cetak 14 47 Kurang
219 Inter Laki-laki 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
220 Inter Perempuan 18-21 Massa 15 50 Kurang
221 Inter Perempuan 18-21 Pelayanan 15 50 Kurang
222 Inter Perempuan 18-21 Lain-lain 15 50 Kurang
223 Inter Laki-laki 18-21 Pelayanan 20 67 Cukup
224 Inter Perempuan 18-21 Keluarga 17 57 Cukup
225 Inter Laki-laki 18-21 Massa 19 63 Cukup

Universitas Sumatera Utara


72

226 Inter Perempuan 18-21 Cetak 15 50 Kurang


227 Inter Laki-laki 18-21 Massa 17 57 Cukup
228 Mandiri Perempuan 18-21 Keluarga 23 77 Baik
229 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
230 Inter Perempuan 18-21 Keluarga 18 60 Cukup
231 Mandiri Laki-laki 18-21 Massa 24 80 Baik
232 Mandiri Perempuan 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
233 Mandiri Perempuan 18-21 Cetak 20 67 Cukup
234 Mandiri Laki-laki 18-21 Lain-lain 18 60 Cukup
235 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 19 63 Cukup
236 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 21 70 Cukup
237 SBMPTN Perempuan 18-21 Cetak 22 73 Cukup
238 SBMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 18 60 Cukup
239 SBMPTN Perempuan 18-21 Massa 24 80 Baik
240 SBMPTN Perempuan 18-21 Lain-lain 23 77 Baik
241 SBMPTN Perempuan 18-21 Keluarga 25 83 Baik
242 SNMPTN Laki-laki 18-21 Pelayanan 18 60 Cukup
243 SNMPTN Laki-laki 18-21 Cetak 19 63 Cukup
244 SNMPTN Perempuan 15-18 Keluarga 21 70 Cukup
245 SNMPTN Perempuan 18-21 Massa 20 67 Cukup

Universitas Sumatera Utara


73

Lampiran F.
TABEL PENGOLAHAN DATA APLIKASI STATISTIK
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Remaja pertengahan 32 13,1 13,1 13,1
Remaja akhir 213 86,9 86,9 100,0
Total 245 100,0 100,0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 96 39,2 39,2 39,2
Perempuan 149 60,8 60,8 100,0
Total 245 100,0 100,0

Sumber Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Keluarga 65 26,5 26,5 26,5
Pelayan kesehatan 32 13,1 13,1 39,6
Media massa 29 11,8 11,8 51,4
Media cetak 28 11,4 11,4 62,9
Lain-lain 86 35,1 35,1 98,0
Tidak pernah 5 2,0 2,0 100,0
Total 245 100,0 100,0

Persentase Benar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pengetahuan kurang 50 20,4 20,4 20,4
Pengetahuan cukup 126 51,4 51,4 71,8
Pengetahuan baik 69 28,2 28,2 100,0
Total 245 100,0 100,0

Jalur Masuk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SNMPTN 66 26,9 26,9 26,9
SBMPTN 82 33,5 33,5 60,4
Mandiri 69 28,2 28,2 88,6
Internasional 28 11,4 11,4 100,0
Total 245 100,0 100,0

Usia * Presentase Benar Crosstabulation


Presentase Benar Total
Pengetahu Pengetahu Pengetahu
an kurang an cukup an baik
Usia Remaja Count 7 20 5 32
pertengahan % within Usia 21,9% 62,5% 15,6% 100,0%
% of Total 2,9% 8,2% 2,0% 13,1%

Universitas Sumatera Utara


74

Remaja akhir Count 43 106 64 213


% within Usia 20,2% 49,8% 30,0% 100,0%
% of Total 17,6% 43,3% 26,1% 86,9%
Total Count 50 126 69 245
% within Usia 20,4% 51,4% 28,2% 100,0%
% of Total 20,4% 51,4% 28,2% 100,0%

Jenis Kelamin * Presentase Benar Crosstabulation


Presentase Benar Total
Pengetahu Pengetahu Pengetahu
an kurang an cukup an baik
Jenis Laki-laki Count 20 52 24 96
Kelami % within Jenis 20,8% 54,2% 25,0% 100,0%
n Kelamin
% of Total 8,2% 21,2% 9,8% 39,2%
Perempuan Count 30 74 45 149
% within Jenis 20,1% 49,7% 30,2% 100,0%
Kelamin
% of Total 12,2% 30,2% 18,4% 60,8%
Total Count 50 126 69 245
% within Jenis 20,4% 51,4% 28,2% 100,0%
Kelamin
% of Total 20,4% 51,4% 28,2% 100,0%

Sumber Informasi * Presentase Benar Crosstabulation


Presentase Benar Total
Pengetahu Pengetahu Pengetahu
an kurang an cukup an baik
Sumber Keluarga Count 9 41 15 65
Informasi % within 13,8% 63,1% 23,1% 100,0%
Sumber
Informasi
% of Total 3,7% 16,7% 6,1% 26,5%
Pelayan Count 7 18 7 32
kesehatan % within 21,9% 56,3% 21,9% 100,0%
Sumber
Informasi
% of Total 2,9% 7,3% 2,9% 13,1%
Media Count 7 13 9 29
massa % within 24,1% 44,8% 31,0% 100,0%
Sumber
Informasi
% of Total 2,9% 5,3% 3,7% 11,8%
Media cetak Count 6 12 10 28
% within 21,4% 42,9% 35,7% 100,0%
Sumber
Informasi
% of Total 2,4% 4,9% 4,1% 11,4%
Lain-lain Count 19 40 27 86

Universitas Sumatera Utara


75

% within 22,1% 46,5% 31,4% 100,0%


Sumber
Informasi
% of Total 7,8% 16,3% 11,0% 35,1%
Tidak Count 2 2 1 5
pernah % within 40,0% 40,0% 20,0% 100,0%
Sumber
Informasi
% of Total 0,8% 0,8% 0,4% 2,0%
Total Count 50 126 69 245
% within 20,4% 51,4% 28,2% 100,0%
Sumber
Informasi
% of Total 20,4% 51,4% 28,2% 100,0%

Jalur Masuk * Presentase Benar Crosstabulation


Presentase Benar Total
Pengetahu Pengetahu Pengetahu
an kurang an cukup an baik
Jalur SNMPTN Count 13 34 19 66
Masuk % within Jalur 19,7% 51,5% 28,8% 100,0%
Masuk
% of Total 5,3% 13,9% 7,8% 26,9%
SBMPTN Count 10 42 30 82
% within Jalur 12,2% 51,2% 36,6% 100,0%
Masuk
% of Total 4,1% 17,1% 12,2% 33,5%
Mandiri Count 17 34 18 69
% within Jalur 24,6% 49,3% 26,1% 100,0%
Masuk
% of Total 6,9% 13,9% 7,3% 28,2%
Internasional Count 10 16 2 28
% within Jalur 35,7% 57,1% 7,1% 100,0%
Masuk
% of Total 4,1% 6,5% 0,8% 11,4%
Total Count 50 126 69 245
% within Jalur 20,4% 51,4% 28,2% 100,0%
Masuk
% of Total 20,4% 51,4% 28,2% 100,0%

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai