Anda di halaman 1dari 68

PENENTUAN INDEKS KEPALA DAN WAJAH ORANG

INDONESIA BERDASARKAN SUKU DI KOTA MEDAN

NETTY HERAWATI

087113001/IKF

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN INDEKS KEPALA DAN WAJAH ORANG
INDONESIA BERDASARKAN SUKU DI KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Spesialis dalam Program Pendidikan Dokter


Spesialis Kedokteran Forensik pada Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara

Oleh

NETTY HERAWATI
087113001

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN INDEKS KEPALA DAN WAJAH ORANG
INDONESIA BERDASARKAN SUKU DI KOTA MEDAN

TESIS

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah dIajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu
dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka.

Hormat saya,
Penulis

Netty Herawati

Universitas Sumatera Utara


Judul : Penentuan Indeks Kepala Dan Wajah Orang
Indonesia Asli Berdasarkan Suku Di Medan

Nama Mahasiswa : Netty Herawati

Nomor Induk Mahasiswa : 087113001

Program Pendidikan : Dokter Spesialis

Konsentrasi : Kedokteran Forensik

Menyetujui

Komisi Pembimbing :

Dr. H. Mistar Ritonga, SpF

Ketua

Dr. H. Guntur Bumi Nasution, SpF

Anggota

Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS

Dr. H. Mistar Ritonga, SpF Dr. Zainuddin Amir,


Sp.P(K)

Tanggal Lulus : _______________

Telah diuji pada

Tanggal ________________

Universitas Sumatera Utara


________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : ______________________

Anggota : 1. ____________________

2. ____________________

3. ____________________

4. ____________________

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran
Forensik pada umumnya dan khususnya dalam penyusunan tesis ini,
yaitu:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
kepada saya kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Kedokteran Forensik di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
2. dr. H.Mistar Ritonga, SpF, selaku Ketua Program Studi PPDS-I
Kedokteran Forensik FK USU, guru dan pembimbing penulis dalam
penyusunan tesis ini, yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian
membimbing, mengoreksi, dan memberi masukan-masukan berharga
kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
3. dr. H. Guntur Bumi Nasution, SpF , selaku Ketua Departemen
Kedokteran Forensik FK USU dan guru penulis, yang banyak
memberikan masukan-masukan berharga kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
4. Prof.dr. H. Amri Amir, SpF(K), DFM, SH, SpAk, selaku guru penulis,
yang banyak memberikan semangat dan dorongan kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Prof.dr. H. Amar Singh, SpF(K), DFM, selaku guru penulis, yang
banyak memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama
mengikuti pendidikan spesialisasi.
6. dr.Rita Mawarni, SpF, selaku guru, yang banyak membagikan ilmu,
bimbingan dan nasehat kepada penulis selama mengikuti pendidikan
spesialisasi.
7. dr. Surjit Singh, SpF, DFM selaku guru, yang banyak memberikan
bimbingan, pengetahuan dan dorongan kepada penulis selama
mengikuti pendidikan spesialisasi.
8. dr. Alfred C Satyo, SpF(K) selaku guru penulis, yang banyak
membagikan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama
mengikuti pendidikan spesialisasi.

Universitas Sumatera Utara


9. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan atas izin,
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk belajar
dan bekerja selama penulis mengikuti Pendidikan Dokter Spesialis
Ilmu Kedokteran Forensik.
10. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Kedokteran Forensik FK USU:
dr.Ismurrizal, dr.Dessy D Harianja, dr.Agustinus Sitepu, dr.Abdul Karim
Lubis, dr.Jims Ferdinan, dr.Rosmawaty,dr. Monang S, dr. Erianto, dr.
A. Gafar P yang banyak memberikan masukan berharga kepada
penulis melalui diskusi-diskusi kritis dalam berbagai pertemuan formal
maupun informal, serta selalu memberikan dorongan-dorongan yang
membangkitkan semangat kepada penulis menyelesaikan Program
Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Forensik.
11. Para pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas
selama menjalani pendidikan spesialisasi ini, serta berbagai pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu penulis dalam menjalani Program Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Kedokteran Forensik.
12. Kedua orang tua kandung saya yang sangat penulis hormati dan
sayangi Herman Bangun (Alm) dan ibunda Misniati,serta paman Dito
dan bibi Hamidah, yang telah bersusah payah membesarkan,
memberikan rasa aman, cinta dan doa restu kepada penulis sejak lahir
hingga saat ini, dalam menjalani segala hal.
13. Akhirnya putra-putri tersayang, Muhammad Alif Prayuda, Qanita
Fachira Danty terima kasih atas segala doa dan dukungan, kesabaran
dan pengertian yang mendalam serta pengorbanan atas segala waktu
dan kesempatan yang tidak dapat penulis habiskan bersama-sama
dalam suka cita dan keriangan selama penulis menjalani pendidikan
spesialisasi dan menyelesaikan tesis ini. Tanpa semua itu, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan pendidikan Dokter Spesialis dan
tesis ini dengan baik.

Akhir kata, Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberkati kita


semua.

Penulis

Netty Herawati

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Netty Herawati*, Mistar Ritonga**


Departemen Kedokteran Forensik FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan

Indonesia merupakan masyarakat multietnik, yang cenderung memiliki


pola bentuk tengkorak, rahang yang berbeda. Dalam ilmu kedokteran forensik
identifikasi mempunyai arti cukup penting yaitu diperuntukkan untuk kejelasan
identitas seseorang, selain identifikasi pada orang mati atau jenazah juga
diperlukan pada orang hidup, data- data yang penting untuk di dapatkan pada
proses identifikasi diantaranya dengan pengukuran antropometri data- data ini
dapat diketahui salah satunya melalui perhitungan sefalic dan facial indeks yaitu
pengukuran pada kepala manusia yang masih hidup, nilai- nilai inilah yang
dipakai sebagai penggolongan.
Atas hal tersebut peneliti tertarik untuk melihat perbedaan indeks kepala
dan wajah berdasarkan suku. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional, tehnik pengambilan sampel
consecutive sampling. Pelaksanaan kegiatan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan
RSU dr. Pirngadi Medan. Periode Juli sampai September 2011. Pada jumlah
sampel penelitian yang diperoleh dari mahasiswa yang sedang menjalani
kepaniteraan klinik senior di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSU dr. Pirngadi
Medan berjumlah 402 orang terdiri dari 187 laki- laki dan 215 perempuan dengan
umur 21- 30 tahun.
Hasil pengukuran dan analisis menunjukkan bahwa rata- rata Indeks
cephalic orang Indonesia berdasarkan suku 82,84 dan berdasarkan jenis kelamin
82,84. Disimpulkan Indeks cephalic orang Indonesia berdasarkan suku
mempunyai perbedaan yang bermakna dan berdasarkan jenis kelamin laki- laki
mempunyai perbedaan yang bermakna Sedangkan perempuan tidak mempunyai
perbedaan yang bermakna.
Untuk rata- rata indeks facial orang Indonesia berdasarkan suku 86,43 dan
berdasarkan jenis kelamin 86,53. Disimpulkan indeks facial orang Indonesia
berdasarkan suku tidak mempunyai perbedaan yang bermakna dan berdasarkan
jenis kelamin baik laki- laki maupun perempuan tidak mempunyai perbedaan
bermakna.
Disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan pada kota yang lain atau
pulau yang lain, beserta jumlah sampel yang lebih banyak.

Kata kunci : Indeks kepala, indeks wajah dan suku.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Netty Herawati*, Mistar Ritonga**


Forensics Department of FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan

Indonesia is a country with multiethnic community, which has the


tendency to have different types of skull and jaw shape. In forensics medicine, this
identification is important to explain the identity of a person either for dead bodies
or alive ones. Important data’s such as anthropometry can be achieved from this
identification through the calculation of cephalic and facial index whereby the
value used will be the measurement of an alive human head.
Due to this, researcher is interested to see the difference between cephalic
and facial index according to races. The type of this research is analytic
descriptive with cross sectional method and consecutive sampling technique used.
Research was done in Haji Adam Malik and Pirngadi General Hospital. Period of
research was from July 2-11 to September 2011. Total number of samples was
taken from the students who are currently doing their clinical in Forensics
Department and it came up to a number of 402 people consisting of 187 men and
215 women in the age of 21to 30 years.
Results show that the average cephalic index of Indonesian people
according to race and sex is 82,84. In conclusion, cephalic index of Indonesian
community according to race and male has a significant difference whereas in
woman there is no significant difference.
Average facial index of Indonesian people according to race and sex if
86,53. Conclusion made is facial index of Indonesian community do not have a
significant difference either according to race or sex.
Preferably, more research is to be carried out in other cities or islands with
a higher number of samples.

Keywords: Cephalic index, facial index, race

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Tesis ...................................................................... i


Abstrak ..................................................................................................... ii
Abstract………………………………………………………………….. iii
Kata Pengantar…………………………………………………………... iv
Ucapan Terima Kasih ............................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................. vii
Daftar Tabel ............................................................................................. ix
Daftar Gambar………………………………………………………….. xi

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………………… 3
1.3. Hipotesis …………………………………………………. 3
1.4. Tujuan Penelitian ………………………………………… 3
1.4.1. Tujuan Umum ...................................................... 3
1.4.2. Tujuan Khusus ..................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ………………………………………. 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Antropometri …………………………………………….. 4
2.2. Identifikasi ………………………………………………. 4
2.3. Ras dan Etnis ……………………………………………. 5
2.4. Seks………………………………………………………. 6
2.5. Indeks Cephalic…………………………………………... 6
2.5.1. Pengukuran Indeks Cephalic…………………….. 9
2.5.1.1. Panjang Kepala………………………….. 9
2.5.1.2. Lebar Kepala…………………………….. 10

2.6. Indeks facial……………………………………………… 11


2.6.1. Pengukuran Indeks facial………………………... 13
2.6.1.1. Panjang Wajah………………………….. 14

Universitas Sumatera Utara


2.6.1.2. lebar Wajah……………………………… 15

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL


3.1. Kerangka Konsep Penelitian …………………………….. 17
3.2. Definisi Operasional…………………………………….. 17

BAB 4. METODE PENELITIAN


4.1. Rencana Penelitian …………………………………….. 19
4.2. Lokasi dan waktu Penelitian…… .................................. 19
4.3 Populasi dan sampel Penelitian………………………… 19
4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi………………………....... 20
4.4.1. Kriteria Inklusi………………………………….. 20
4.4.2. Kriteria Eksklusi………………………………... 20
4.5. Perkiraan Besar sampel.………………………………. 20
4.6. Persetujuan Setelah Penjelasan……………………….… 20
4.7. Variabel Penelitian……………….................................. 21
4.8. Alat dan bahan Penelitian……………………………… 21
4.9. Cara Kerja……………………………………………… 22
4.10. Identifikasi Variabel……………………………………. 22
4.11. Pengolahan dan Analisa Data………………………….. 22

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 24


BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 30
Daftar Pustaka ....................................................................................... 33
Riwayat Hidup Peneliti...................................................................... … 36
Lampiran
1. Biaya penelitian ........................................................... 38
2. Jadwal Penelitian ......................................................... 39
3. Persetujuan Setelah Penjelasan.................................. ... 40
4. Data penelitian Subjek ................................................. 42
5. Persetujuan Komite Etik .............................................. 56

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Antropometri menurut Ewig………………………………….......... 9

Tabel 2.2. Klasifikasi Indeks Cephalic Menurut Caller…………………..... 9

Tabel 2.3. Klasifikasi Panjang Kepala Menurut Lebzelter / Seller……… 10

Tabel 2.4. Klasifikasi Lebar Kepala Menurut Lebzelter/ Saller…………. 11

Tabel 2.5. Klasifikasi Indeks Facial Menurut Martin…………………....... 14

Tabel 2.6. Klasifikasi Panjang Wajah menurut Lebzelter/ Saller………. 15

Tabel 2.7. Klasifikasi Lebar Wajah menurut Lebzelter/ Saller………….16

Tabel 5.1. Perbandingan Indeks Cephalic Berdasarkan Suku-suku……. 23

Tabel 5.2. Perbandingan Indeks Cephalic Berdasarkan Jenis Kelamin…. 24

Tabel 5.3. Perbandingan Indeks Cephalic Suku Berdasarkan Jenis Kelamin 24

Tabel 5.4. Klasifikasi Indeks cephalic……………………………………............... 25

Tabel 5.5. Perbandingan Indeks Facial Berdasarkan Suku- suku……….. 25

Tabel 5.6. Perbandingan Indeks Facial Berdasarkan Jenis Kelamin…….. 26

Tabel 5.7. Perbandingan Indeks Facial Suku Berdasarkan Jenis kelamin… 26

Tabel 5.8. Klasifikasi Indeks Facial…………………………………………........... 27

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Titik – titik Cephalimetric……………………………… 7

Gambar 2.2. Titik – titk Kefalometri………………………………... 8

Gambar 2.3. Panjang Kepala………………………………………... 10

Gambar 2.4. Lebar Kepala………………………………………….. 11

Gambar 2.5 Tipe Wajah…………………………………………. 13

Gambar 2.6. Tipe Panjang Wajah………………………………... 14

Gambar 2.7. Lebar Wajah………………………………………… 15

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Netty Herawati*, Mistar Ritonga**


Departemen Kedokteran Forensik FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan

Indonesia merupakan masyarakat multietnik, yang cenderung memiliki


pola bentuk tengkorak, rahang yang berbeda. Dalam ilmu kedokteran forensik
identifikasi mempunyai arti cukup penting yaitu diperuntukkan untuk kejelasan
identitas seseorang, selain identifikasi pada orang mati atau jenazah juga
diperlukan pada orang hidup, data- data yang penting untuk di dapatkan pada
proses identifikasi diantaranya dengan pengukuran antropometri data- data ini
dapat diketahui salah satunya melalui perhitungan sefalic dan facial indeks yaitu
pengukuran pada kepala manusia yang masih hidup, nilai- nilai inilah yang
dipakai sebagai penggolongan.
Atas hal tersebut peneliti tertarik untuk melihat perbedaan indeks kepala
dan wajah berdasarkan suku. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional, tehnik pengambilan sampel
consecutive sampling. Pelaksanaan kegiatan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan
RSU dr. Pirngadi Medan. Periode Juli sampai September 2011. Pada jumlah
sampel penelitian yang diperoleh dari mahasiswa yang sedang menjalani
kepaniteraan klinik senior di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSU dr. Pirngadi
Medan berjumlah 402 orang terdiri dari 187 laki- laki dan 215 perempuan dengan
umur 21- 30 tahun.
Hasil pengukuran dan analisis menunjukkan bahwa rata- rata Indeks
cephalic orang Indonesia berdasarkan suku 82,84 dan berdasarkan jenis kelamin
82,84. Disimpulkan Indeks cephalic orang Indonesia berdasarkan suku
mempunyai perbedaan yang bermakna dan berdasarkan jenis kelamin laki- laki
mempunyai perbedaan yang bermakna Sedangkan perempuan tidak mempunyai
perbedaan yang bermakna.
Untuk rata- rata indeks facial orang Indonesia berdasarkan suku 86,43 dan
berdasarkan jenis kelamin 86,53. Disimpulkan indeks facial orang Indonesia
berdasarkan suku tidak mempunyai perbedaan yang bermakna dan berdasarkan
jenis kelamin baik laki- laki maupun perempuan tidak mempunyai perbedaan
bermakna.
Disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan pada kota yang lain atau
pulau yang lain, beserta jumlah sampel yang lebih banyak.

Kata kunci : Indeks kepala, indeks wajah dan suku.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Netty Herawati*, Mistar Ritonga**


Forensics Department of FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan

Indonesia is a country with multiethnic community, which has the


tendency to have different types of skull and jaw shape. In forensics medicine, this
identification is important to explain the identity of a person either for dead bodies
or alive ones. Important data’s such as anthropometry can be achieved from this
identification through the calculation of cephalic and facial index whereby the
value used will be the measurement of an alive human head.
Due to this, researcher is interested to see the difference between cephalic
and facial index according to races. The type of this research is analytic
descriptive with cross sectional method and consecutive sampling technique used.
Research was done in Haji Adam Malik and Pirngadi General Hospital. Period of
research was from July 2-11 to September 2011. Total number of samples was
taken from the students who are currently doing their clinical in Forensics
Department and it came up to a number of 402 people consisting of 187 men and
215 women in the age of 21to 30 years.
Results show that the average cephalic index of Indonesian people
according to race and sex is 82,84. In conclusion, cephalic index of Indonesian
community according to race and male has a significant difference whereas in
woman there is no significant difference.
Average facial index of Indonesian people according to race and sex if
86,53. Conclusion made is facial index of Indonesian community do not have a
significant difference either according to race or sex.
Preferably, more research is to be carried out in other cities or islands with
a higher number of samples.

Keywords: Cephalic index, facial index, race

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ditinjau dari sejarah perkembangannya, Indonesia merupakan masyarakat


multietnik. Kelompok etnik yang berbeda cenderung memiliki pola bentuk
tengkorak dan rahang berbeda1. walaupun pola tersebut sering kali dipengaruhi
variasi individual2. Ahli antropologi mempelajari ukuran dan bentuk ragawi
dengan metode antropometri. Antropometri ini berarti mengukur manusia. Ukuran
hanya memberikan informasi tentang besar-kecilnya (size). Karena itu, untuk
mengungkapkan bentuk (shape) diciptakan proporsi antara ukuran-ukuran yang
dinamakan indeks. Beberapa tahun terakhir, pemeriksaan antropologi forensik
semakin berkembang, Forensik antropologi adalah aplikasi ilmu pengetahuan dari
antropologi fisik untuk proses hukum, yang berbasis pada osteologi dan anatomi
manusia merupakan terapan menuju identifikasi individu dari data populasi yang
dipelajari dalam antropologi biologi3.
Dalam ilmu kedokteran forensik dikenal pemeriksaan identifikasi yang
merupakan bagian tugas yang mempunyai arti cukup penting. Identifikasi
diperuntukkan untuk kejelasan identitas seseorang, selain identifikasi pada orang
mati atau jenazah identifikasi diperlukan juga pada orang hidup yang berusaha
merubah identitas aslinya atau ketidak- tahuan akan identitasnya misalnya pada
tentara yang melarikan diri dari kesatuannya (desersi), penjahat, pembunuh,
pelaku penganiayaan/ perkosaan, bayi yang tertukar, disputed partenity, orang
yang merubah wajah dengan operasi plastik, jenis kelamin yang diragukan, orang
dewasa yang hilang ingatan4.
Menurut Nandy, data-data yang penting untuk didapatkan pada proses
identifikasi korban adalah: ras, etnis, kebangsaan, agama, jenis kelamin,
perawakan, warna kulit muka, corak kulit, rupa, rambut, mata, kelainan
kongenital, tanda lahir, tahi lalat, bekas luka, tato, cacat, penyakit lain, gigi,
pengukuran antropometri (tinggi dan lebar badan, ukuran lingkar kepala), sidik

Universitas Sumatera Utara


jari, pakaian dan ornamen lain yang dipakai korban, data- data ini dapat diketahui
salah satunya melalui perhitungan sefalik dan facial indeks yaitu pengukuran yang
digunakan pada kepala manusia yang masih hidup, nilai- nilai inilah yang dipakai
sebagai penggolongan5.
Penelitian di bidang antropometri mengenai penentuan indeks kepala dan
wajah pernah di teliti di negara Amerika oleh Jennifer (2001) yaitu
membandingkan bentuk wajah wanita Afrika Amerika dengan wanita kulit putih,
hasil penelitiannya bahwa wanita Afrika Amerika tidak mempunyai proporsi
wajah yang standart di banding wanita kulit putih6.
Sedang di Indonesia penelitian mengenai penentuan indeks kepala dan
wajah ini pernah di teliti oleh Biljmer (1929) yang meneliti populasi yang ada di
Nusa Tenggara dan Flores, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian
besar orang- orang di Nusa Tenggara dan Flores mempunyai indeks cephalic
antara 75-80. Beukering (1947) melakukan penelitian pada orang- orang Sipora di
Kepulauan Mentawai yang mempunyai rerata indeks facial 88,0 (tipe muka
sempit/ leptoprosop) dengan kisaran antara 81,9- 98,49. Glinka (1990) melakukan
penelitian pada populasi Palue di Nusa Tenggara Timur mempunyai rata- rata
indeks cephalic 76,5. Rahmawati et al (2003) melakukan studi perbandingan
antara suku Jawa di Yokyakarta dan suku Naulu di pulau Seram, Maluku Tengah
mempuyai bentuk kepala mesocephal, bentuk muka sempit (leptoprosop)7.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti- peneliti
sebelumnya hanya membandingkan dua suku. Dari itulah penulis ingin meneliti
penentuan indeks kepala dan wajah orang Indonesia berdasarkan suku di kota
Medan.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan


masalah penelitian sebagai berikut:

Bagaimanakah indeks kepala dan wajah orang Indonesia berdasarkan


suku?

1.3. Hipotesa

Ada perbedaan indeks kepala dan wajah berdasarkan suku.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum: Untuk mengetahui bentuk kepala dan wajah berdasarkan suku di
kota Medan.

Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui indeks kepala berdasarkan suku di kota Medan

2. Untuk mengetahui indeks wajah berdasarkan suku di kota Medan.

3. Untuk mengetahui indeks kepala berdasarkan jenis kelamin.

4. Untuk mengetahui indeks wajah berdasarkan jenis kelamin.

1.5. Manfaat penelitian

1. Membantu dalam identifikasi pada kasus – kasus tidak utuh (mutilasi)

2. Membantu dalam menentukan ciri- ciri suku berdasarkan bentuk kepala


dan wajah.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berlanjut untuk penelitian


selanjutnya atau yang sejenis atau penelitian lain yang memakai penelitian
ini sebagai bahan acuannya.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti man (orang) dan
Metron yang berarti measure (ukuran), jadi antropometri adalah pengukuran
manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh manusia. Ilmu
pengetahuan mengenai antropometri berkembang terutama dalam konteks
antropologi8. Antropometri meliputi penggunaan secara hati-hati dan teliti dari
titik titik pada tubuh untuk pengukuran, posisi spesifik dari subjek yang ingin
diukur dan penggunaan alat yang benar. Pengukuran yang dapat dilakukan pada
manusia secara umum meliputi pengukuran massa, panjang, tinggi, lebar, dalam,
circumference (putaran), curvatur (busur), pengukuran jaringan lunak (lipatan
kulit). Pada intinya pengukuran dapat dilakukan pada tubuh secara keseluruhan
(contoh: stature) maupun membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (contoh:
panjang tungkai)8.
Johan Sigismund Elsholtz (tahun 1654) seorang ahli anatomi
berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menggunakan istilah
antropometri dan menciptakan alat ukur yang dinamakan anthropometron yang
merupakan cikal bakal alat ukur yang dikenal sebagai antropometer3.
Sebagian titik- titik antropometris, yang dipakai dipergunakan juga pada
manusia hidup. Sebagian besar ukuran kepala sama dengan tengkorak, walaupun
disana-sini tehnik pengukuranya sedikit berbeda.3
Dalam antropologi forensik, proses identifikasi manusia di mulai dengan
identifikasi ras, langkah kedua adalah mengidentifikasi seks individu, karena laki-
laki dan perempuan memiliki dimorfisme seksual. Sesudah identifikasi ras dan
seks kemudian dilakukan identifikasi umur dan diakhiri dengan identifikasi tinggi
badan 9.

Universitas Sumatera Utara


2.2. Identifikasi

Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan


membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal
sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata.
Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan
karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan. Contoh
dari kasus seperti ini adalah korban pesawat cassa 212 di Bahorok bulan oktober
2011. Akibatnya sulit bagi pihak kepolisian untuk mengidentifikasi korban yang
sebagian wajah tidak bisa dikenali lagi oleh karena ruda paksa dan proses
pembusukan tersebut untuk dikembalikan pada keluarganya.

Alfonsus Bertillon seorang dokter berkebangsaan Perancis (1854-1914)


yang pertama memperkenalkan pengetahuan identifikasi secara ilmiah dengan
cara memanfaatkan ciri umum seseorang, seperti ukuran antropometri, warna
rambut, mata dan lain sebagainya10. Pada tahun 1882 Bertillon menyebutkan
bahwa teori perhitungan tentang pengukuran tubuh manusia sebaiknya dilakukan
pada usia 21 tahun11.

2.3. Ras dan Etnis

Identifikasi mengenai ras, etnis dari seorang korban, sering ditemukan


pada kasus-kasus kematian yang disebabkan oleh kecelakan, baik itu kecelakaan
kereta api, mobil, maupun pesawat terbang baik lokal maupun internasional.

Terkadang orang beranggapan ras sama dengan suku bangsa padahal


keduanya berbeda. Ras itu sendiri merupakan penggolongan bangsa berdasarkan
ciri- ciri fisik rumpun bangsa. Sedangkan suku bangsa merupakan kesatuan sosial
yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan
identitas perbedaan kebudayaan khususnya bahasa12. Terdapatnya suku- suku
bangsa di Indonesia tidak terlepas dari adanya migrasi dan evolusi. Migrasi dan
evolusi dari ras- ras yang datang di Indonesia sangat erat hubungannya dan sangat
sukar dibedakan satu dengan yang lain13.

Universitas Sumatera Utara


2.4. Seks
Jenis kelamin dari suatu korban, dapat dengan mudah diidentifikasi
melalui organ-organ tubuhnya, misalnya payudara. Dengan melihat bagian
payudara, bisa diketahui apakah korban tersebut berjenis-kelamin laki-laki atau
perempuan. Tetapi, sering ditemukan pada berbagai kasus, dimana bagian-bagian
tubuh yang ada tidak cukup jelas untuk diidentifikasi. Karena itu, ditemukan
kesulitan dalam menentukan jenis kelamin korban tersebut14.
Secara umum, perempuan memiliki sedikit rambut pada tubuhnya,
ektremitas yang lebih halus, lebih banyak lemak dibawah kulit dan lebih sedikit
otot. Tulang pada perempuan lebih kecil dengan poros yang lebih sempit, dan
ruang medula yang lebih besar dari pada laki-laki. Kapasitas rongga kranial lebih
kecil dan banyak tulang yang kurang menonjol. Rahang bawah lebih sempit, muka
lebih kecil dari pada laki-laki. Dinding dada perempuan lebih kecil, pendek dan
lebih bulat, sternum lebih kecil dan tangan serta kaki lebih kecil dari pada laki-
laki14.

2.5. Indeks cephalic


lndeks cephalic dikenalkan pertama kali oleh Retzius ahli anatomi Swedia
lebih dari 100 tahun yang lalu dengan tujuan untuk mengklasifikasi populasi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam proses indentifikasi, ras, etnis
dan jenis kelamin merupakan suatu hal yang harus diketahui15
Sefalik indeks adalah ukuran rasio (dalam persen), dari panjang
maksimum tulang tengkorak dengan lebar maksimum tulang tengkorak. Melalui
sefalik indeks, kita dapat mengetahui identitas korban tentang ras, etnis dan jenis
kelaminnya 16.
lndeks ini dapat menggambarkan bentuk kepala apakah lonjong, bulat atau
di antaranya. Dari ukuran – ukuran bagian kepala dan muka tersebut, dapat dibuat
suatu indeks yang menggambarkan bentuk kepala atau bagian- bagiannya16.
Indeks ini dibagi dalam 3 kelompok yaitu dolicocephalic atau lonjong (di bawah
75), mesocephalic atau sedang (75-80) dan bracycephalic atau bulat (di atas 80)17.

Universitas Sumatera Utara


Dalam melakukan pengukuran titik –titik anatomis pada kepala dan wajah
diberikan nama serta simbol yang terdiri dari satu sampai tiga huruf, jarak titik
antropometris ini menjadi ukuran antropometris, yang digunakan dengan simbol
pada kedua titik / ujung18.

Gambar 2.1. Titik- titik cephalometric


(Forensic Analysis Of the Skull, Helmer Richard. Jerman.1993.h.220-221)

Titik – titik kefalometris yang paling umum digunakan simbol vertex (v)
titik tertinggi pada neurocranium, stylion (sty) yang merupakan titik paling distal
pada ujung processus styloideus, Alare (al) adalah titik paling lateral pada sayap
hidung, Mastoidale (ms) adalah titik paling lateral processus mastoideus pada
ketinggian lubang telinga, Fronto temporale (ft) adalah titik paling proksimal
(mendalam) pada linea temporalis tulang dahi. Prostion (pr) pada manusia hidup
terletak pada titik yang terbentuk oleh garis sentral pada pinggir bawah gusi
(letaknya ± 1 mm lebih rendah dari pada prostion pada tengkorak)8.
Stomion (sto) adalah titik di mana garis sentral memotong sudut antara
bibir integumental dan sekat hidung, Trogion (t) adalah titik pada bagian depan
pinggir atas tragus, Glabela (g) adalah titik paling depan pada dahi terletak
diantara tonjolan supra orbital pada bidang Median- Sagital. Opistocranion (op)
adalah titik di bidang sentral pada tulang kepala belakang (occipital) paling jauh
dari glabela. Nasospinal (ns) adalah titik pemotongan antara bidang Median-

Universitas Sumatera Utara


Sagital dengan tajuk dari hidung (spina nasalis anterior) atau pada garis, yang
menghubungkan pinggir bawah rongga hidung (apertura piriformis)8.
Eurion (eu) adalah titik paling distal pada sisi neurocranium. Zygion (zy)
adalah titik paling lateral pada lengkung pipi (arcus zygomaticus), Gnation (gn)
adalah titik paling bawah pada rahang bawah (mandibula) yang di potong oleh
bidang Median- Sagital. Nasion (n) adalah titik tempat bidang Median- Sagital
memotong jahitan antara sutura fronto- nasalis. Opistion (o) adalah titik di tempat
bidang Median- Sagital memotong foramen occipitale magnum sebelah belakang.
Gonion (go) adalah titik paling bawah, posterior dan lateral pada sudut yang
terbentuk oleh cabang (ramus) dan bidang rahang bawah (corpus mandibula)8,18.

Gambar 2.2. Titik kefalometris (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD,
Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008. h.55)
Tabel 2.1. Antropometri menurut Ewig

Kapasitas Indeks lebar Indeks tinggi


cranium kepala kepala
Inggris 1,480 ml 76 71
(mesocephalic)
Cina 1,430 ml 79 75
(mesocephalic)
Negro 1,350 ml 73 72
(dolicocephalic)
Australia 1,300 ml 71 71
(dolicocephalic)
(Dikutip dari : Gonzales T, Vance M, Helpern M, Umberger C.Indentification of
the Dead.In: Legal Medicine Pathology And Toxicology. Second Edition. New
York. 1954. h.39)

Universitas Sumatera Utara


2.5.1. Pengukuran indeks cepalic
Untuk menentukan tipe kepala sebaiknya tidak hanya mengandalkan
pengamatan tetapi melakukan pengukuran untuk menetapkan indeks sefalik, yang
dapat dihitung dengan rumus 20,21:
Indeks cephalic = lebar kepala (eu- eu) x 100
Panjang kepala (g- op)

Tabel 2.2. Klasifikasi Indeks Cephalic menurut Saller :


Laki- laki Wanita
- Hyperdolicocephal x- 70,9 x- 71,9
- Dolicocephal 71,0- 75,9 72,0 -76,9
- Mesocephal 76,0- 80,9 77,0- 81,9
- Brachycephal 81,6- 85,4 82,0- 86,4
- Hyperbrachycephal 85,5- 90,9 86,5- 91,9
- Ultrabrachycephal 91,0- x 92,0- x
(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J,
Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.59)

2.5.1.1. Panjang kepala


Untuk panjang kepala diukur dari glabella sampai opisthion (g-op), yaitu
ujung jarum kaliper ditempatkan pada glabella jarum yang lain digeser dari atas
ke bawah pada garis sentral, dengan sekaligus memperhatikan skala3.

Gambar 2.3. Panjang kepala (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD,
Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3. Klasifikasi Panjang Kepala menurut Lebzelter / Seller

Laki- laki Wanita


Sangat pendek x-169 x-161
Pendek 170-177 162-169
Sedang 178-185 170-176
Panjang 186-193 177-184
Sangat panjang 194- x 185-x

(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J,


Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56)

2.5.1.2. Lebar kepala


Untuk lebar kepala diukur jarak antara kedua euryon (eu-eu), dicari
dengan memutar kaliper pada sisi kepala, secara tegak lurus terhadap bidang
median- sagital, sekaligus diperhatikan skala. dengan jari ke-3 di cari daerah
paling lebar dikepala, lalu dengan memutar jarum kaliper, dari putaran agak luas
sampai yang makin kecil ditentukan ukuran lebar maksimal3.

Gambar 2.4. lebar kepala (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka
J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.4. Klasifikasi Lebar kepala menurut Lebzelter/ Saller

Laki- laki Wanita


Sangat sempit x-139 x- 134
Sempit 140-147 135-141
Sedang 148-155 142-149
Lebar 156-165 150-157
Sangat lebar 166-x 158-x

(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J,


Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56)

2.6. Indeks facial

Secara umum morfologi bentuk wajah dipengaruhi oleh bentuk kepala,


jenis kelamin dan usia. Walaupun bentuk wajah setiap orang berbeda, seseorang
mampu mengenal ribuan wajah karena ada kombinasi unik dari kontur nasal,
bibir, rahang dan sebagainya yang memudahkan seseorang untuk mengenal satu
sama lain. Bagian-bagian yang dianggap mempengaruhi wajah adalah tulang pipi,
hidung, rahang atas, rahang bawah, mulut, dagu, mata, dahi dan supra orbital.
Komplek muka berhubungan dengan basis kranium, oleh karena itu pertumbuhan
basis kranium pada tahap awal menentukan pola dimensi, sudut dan topografi
muka7. Berdasarkan bentuknya, tipe wajah pada manusia di bagi menjadi tiga
yaitu3:

1.
Dolichofacial (leptoprosopic)

Bentuk kepala dolichocephalic yang panjang dan oval membuat


pertumbuhan wajah menjadi sempit, panjang dan protrusif. Tipe wajah ini
disebut dengan leptoprosopic. Sudut lekukan dan turunnya hidung akan
meningkat bila panjang hidung meningkat. Jadi, konveksivitas hidung lebih
tinggi pada orang yang memiliki hidung panjang. Oleh karena bagian hidung
dari tipe wajah leptoprosopic lebih protusif, glabela dan lingkaran tulang orbital

Universitas Sumatera Utara


bagian atas menjadi lebih sangat menonjol sedangkan tulang pipi menjadi
terlihat kurang menonjol, selain itu mata juga terlihat cekung.3,7

Tipe wajah juga mempengaruhi bentuk lengkung rahang, bentuk wajah


yang sempit dan panjang akan menghasilkan lengkung maksila dan palatum
yang panjang, sempit dan dalam. Selain itu, mandibula dan bibir bawah
cenderung menjadi retrusif sehingga profil wajah menjadi cembung7.

2. Brachifacial (euryprosopic)
Bentuk kepala brachicephalic yang bulat dan luas membuat pertumbuhan
wajah menjadi lebih lebar dan agak protrusif. Tipe wajah ini disebut dengan
euryprosopic. Pada euryprosopic, hidung cenderung pendek dan ujung hidung
sering naik sehingga lubang hidung sering terlihat. Tulang pipi yang lebih lebar,
datar, dan kurang protusif membuat konfigurasi tulang pipi terlihat jelas berbentuk
persegi. Bola mata juga lebih besar dan menonjol karena kavitas orbital yang
dangkal. Karakter wajah seperti ini membuat tipe euryprosopic terlihat lebih
menonjol dari pada leptoprosopi7,19
3. Mesofacial (Mesoprosopic)
Bentuk kepala mesocephalic merupakan bentuk kepala yang oval. Tipe
wajah yang dihasilkan berukuran sedang sehingga bentuk hidung, dahi, tulang
pipi, bola mata, dan lengkung rahang juga berukuran menengah7,19.

Gambar 2.5. Tipe wajah (Orthodontics, Principles and Practice oleh


Greber, T.M. Toronto. 1972)

Universitas Sumatera Utara


2.6.1. Pengukuran Indeks Facial
Kompleks muka berhubungan dengan basis kranium, oleh karena itu
pertumbuhan basis kranium pada tahap awal menentukan pola dimensi, sudut dan
topografi muka. Indeks wajah dapat di hitung dengan rumus :

Indeks wajah20 = panjang wajah (n-gn) x 100


lebar wajah (zy- zy)

Tabel 2.5. Klasifikasi Indeks Facial menurut Martin :


Laki- laki Wanita
Hypereuryprosop x- 78,9 x-76,8
Euryprosop 79,0- 83,9 77,0-80,9
Mesoprosop 84,0-87,9 81,0-84,9
Leptoprosop 88,0-92,9 85,0-89,9
Hyperleptoprosop 93,0- x 90,0- x
(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J,
Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.60)

2.6.1.1. Panjang Wajah


Untuk panjang wajah di ukur dari titik nasion sampai titik gnathion (n-gn),
temukan titik nasion (dengan jari telunjuk atau jari tengah) dan dengan jarum
kaliper geser dipegang pada titik nasion, dengan tangan kanan jarum mobil
digeser dari bawah keatas sampai ujungnya kena pada gnathion3.

Gambar 2.6. Panjang wajah (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD,
Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.58)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.6. Klasifikasi Panjang Wajah menurut Lebzelter/ Saller

Laki- laki Wanita


Sangat rendah x-111 x-102
Rendah 112-117 103- 107
Sedang 118- 123 108- 113
Tinggi 124- 129 114- 119
Sangat tinggi 130- x 120-x

(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J,


Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.59)

2.6.1.2. Lebar wajah

Lebar wajah diukur dari jarak antara kedua zygion (zy- zy), kaliper ditarik
dari arah kuping ke depan pada lengkung pipi, sementara di perhatikan skala, di
baca ukuran maksimal3.

Gambar 2.7. Lebar wajah (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka
J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.57)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.7. Klasifikasi Lebar Wajah menurut Lebzelter/ Saller

Laki- laki Wanita

Sangat sempit x-127 x-120


Sempit 128-135 121- 127
Sedang 136-143 128- 135
Lebar 144-151 136- 142
Sangat lebar 152-x 143-x

(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J,


Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.57)

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian


ini adalah:

Indeks kepala
- Suku

- Jenis kelamin
Indeks wajah

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

- Suku di Indonesia adalah suku asli orang Indonesia.


- Alat ukur adalah caliper lengkung dan caliper geser
- Hasil ukur adalah hasil yang diperoleh pada pengukuran indeks kepala
yaitu perbandingan lebar kepala dengan panjang kepala dikali seratus dan
indeks wajah yaitu perbandingan panjang muka dengan lebar zygion dikali
seratus dengan menggunakan caliper lengkung dan caliper geser.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan


pendekatan cross sectional.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian: Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik


FK USU RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan.

Waktu penelitian: dilaksanakan dalam periode waktu 4 bulan (Juni sampai


September 2011)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi target: mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik


senior di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan
yang memenuhi kriteria inklusi.
2. Populasi terjangkau: mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan
klinik senior di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi
Medan yang memenuhi kriteria inklusi periode juni sampai September
2011.
3. Sampel penelitian: sampel penelitian dilakukan dan diperoleh dari
mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior di RSUP. H.
Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan.
4. Cara pengambilan sampel dengan consecutive sampling, semua orang
memenuhi kriteria inklusi sampai jumlah sampel terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


4.4. kriteria Inklusi dan eksklusi
4.4.1. Kriteria Inklusi
1. Berusia minimal 21 tahun
2. Kedua orang tua mempunyai suku yang sama dengan subjek
3. Bersedia ikut serta dalam penelitian.
4.4.2. Kriteria eksklusi
- Subjek penelitian memakai penutup kepala
- Subjek penelitian yang memiliki kelainan kranio facial
- Subjek penelitian memiliki orang tua yang berlainan suku
- Subjek penelitian pernah melakukan operasi pada wajah .

4.5. Perkiraan Besar Sampel

n = Z2 p(1-p)

d2

Z2 = tingkat kepercayaan 95 % = 1,96

p = proporsi suku

d = ketepatan penelitian = 0,05

hasil : n = 385 □ 400

4.6. Persetujuan setelah penjelasan / inform Consent


Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan setelah terlebih
dahulu diberi penjelasan, sebelum di lakukan pengukuran dengan
menggunakan alat ukur Antropometris Kaliper geser dan Kaliper
lengkung kecil.

Universitas Sumatera Utara


4.7.Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang dihitung, meliputi :

1. Indeks cephalic = lebar kepala (eu-eu) x 100


Panjang kepala (g-op)

2. Indeks facial = panjang muka (n-gn) x 100

Lebar bizygomatic (zy-zy)

4.8. Alat dan Bahan Penelitian :


a. Status subjek sebagai data subjek
b. Kaliper lengkung kecil merk Vernier buatan china diantara kedua
batang terdapat lengkungan yang berskala sampai dengan 40 cm.

c. Kaliper geser merk Vanier buatan china terdiri dari sebatang mistar
yang berskala sampai 30 cm.

Universitas Sumatera Utara


4.9. Cara kerja

Dilakukan pendataan terhadap subjek penelitian yang memenuhi kriteria


inklusi. Subjek diminta persetujuan setelah terlebih dahulu diberi penjelasan
(inform consent), posisi subjek duduk dengan kepala tegak, agar pengukuran
mudah dilakukan. Lakukan pengukuran panjang kepala dari glabela sampai
opisthion (g-op) , lebar kepala yang diukur dari jarak kedua euryon (eu-eu),
panjang muka yang diukur dari titik nasion sampai titik gnation (n-gn),
lebar muka yang diukur dari jarak antar kedua zygion (zy-zy) dengan
metode Martin.

4.10. Identifikasi Variabel


Variabel bebas : suku
Variabel tergantung: indeks cephalik, indeks facial.

4.11.Pengolahan dan Analisa Data


1. Editing
Memeriksa ketepatan dan kelengkapan semua data yang diperoleh,
data yang belum lengkap atau ada kesalahan, dilengkapi dengan
mewawancarai ulang subjek penelitian.
2. Coding
Data yang telah terkumpul dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah dengan
computer.
3. Entri
Memasukkan data yang telah dibersihkan ke dalam program
computer.
4. Cleaning data
Memeriksa semua data yang telah dimasukkan ke dalam program
computer agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Menyimpan data untuk di analisa

Universitas Sumatera Utara


6. Analisa data
Data di analisa dengan menggunakan tehnik komputerisasi, program
SPSS 17.0 (statistic product and service sokotio), dan disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL PENELITIAN

Jumlah sampel penelitian yang diperoleh dari mahasiswa yang sedang


menjalani kepaniteraan klinik senior di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSU
dr. Pirngadi Medan mulai juni sampai September 2011 berjumlah 402 orang,
terdiri dari 187 laki-laki dan 215 perempuan.
Data yang dikumpulkan, disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan
analisis univariat (statistic deskriptif).

Tabel 5.1. Perbandingan Indeks Cephalic berdasarkan suku- suku

Suku N Mean SD P
Aceh 81 82,55 5,30 P < 0,05
Batak Toba 77 82,67 4,69 P < 0,05
Karo 51 82,66 4,81 P < 0,05
Jawa 68 84,48 4,41 P < 0,05
Mandailing 49 81,80 4,36 P < 0,05
Melayu 30 83,41 8,48 P < 0,05
Minang 40 81,48 4,56 P < 0,05
Nias 6 86,28 4,53 P < 0,05
Jumlah 402 82,84 5,16
Uji Anova

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2. Perbandingan Indeks Cephalic berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin n Mean SD


P

Laki- laki 187 82,85 4,59 P<


0,05

Perempuan 215 82,83 5,62 P>


0,05

Jumlah 402 82,84 5,10

T. Independen

Tabel 5.3. Perbandingan Indeks cephalic suku berdasarkan jenis kelamin

Suku Laki-laki Perempuan


N Mean SD N Mean SD
Aceh 46 82,93 6,04 35 82,05 4,16
Batak Toba 27 83,71 4,37 50 82,10 4,80
Karo 19 82,99 3,72 32 82,46 5,39
Jawa 31 84,74 4,04 37 84,27 4,74
Mandailing 29 82,18 3,71 20 81,25 5,22
Melayu 9 81,61 4,69 21 84,19 9,67
Minang 23 79,92 1,71 17 83,59 6,20
Nias 3 82,85 4,60 3 86,66 5,46
Jumlah 187 82,85 4,59 215 82,83 5,62
Uji Anova

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.4. Klasifikasi Indeks Cephalic

Suku Laki-laki Perempuan


Brachycepahli Mesocephali Brachycepahli Mesocephali
c c c c
Aceh 82,93 82,05
Batak 83,71 82,10
Toba
Karo 82,99 82,46
Jawa 84,74 84,27
Mandailin 82,18 81,25
g
Melayu 81,61 84,19
Minang 79,92 83,59
Nias 82,85 86,66
Uji Anova

Tabel 5.5. Perbandingan Indeks Facial berdasarkan suku- suku

Suku N Mean SD P
Aceh 81 88,55 8,97 P > 0,05
Batak Toba 77 85,70 6,31 P > 0,05
Karo 51 84,48 7,19 P > 0,05
Jawa 68 86,38 6,76 P > 0,05
Mandailing 49 86,52 8,19 P > 0,05
Melayu 30 84,47 7,38 P > 0,05
Minang 40 87,39 7,41 P > 0,05
Nias 6 86,76 7,54 P > 0,05
Jumlah 402 86,43 7,59
Uji Anova

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.6. Perbandingan Indeks Facial berdasarkan Jenis kelamin

Jenis kelamin n Mean SD P

Laki- laki 187 88,06 7,90 P>


0,05

Perempuan 215 85,01 7,02 P>


0,05

Jumlah 402 86,53 7,46

T. Independen

Tabel 5.7. Perbandingan Indeks facial suku berdasarkan jenis kelamin

Suku Laki-laki Perempuan


N Mean SD N Mean SD
Aceh 46 89,76 9,88 35 86,96 7,45
Batak Toba 27 87,14 5,45 50 84,92 6,65
Karo 19 85,61 6,34 32 83,80 7,66
Jawa 31 88,99 7,79 37 84,19 4,87
Mandailing 29 87,98 9,04 20 84,40 6,41
Melayu 9 85,93 7,31 21 83,84 7,50
Minang 23 88,06 5,65 17 86,49 9,40
Nias 3 82,23 5,55 3 90,30 8,60
Jumlah 187 88,06 7,90 215 82,83 5,62
Uji Anova

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.8. Klasifikasi Indeks Facial

Suku Laki-laki Perempuan


Brachycepahli Mesocephali Brachycepahli Mesocephali
c c c c
Aceh 89,76 86,96
Batak 87,14 84,92
Toba
Karo 85,61 83,80
Jawa 88,99 84,19
Mandailin 87,98 84,40
g
Melayu 85,93 83,84
Minang 88,06 86,49
Nias 88,23 90,30
Uji Anova

5.2. PEMBAHASAN
Untuk Rata- rata Indeks Cephalic :
1. Suku Aceh
- Laki- laki 82,93
- Perempuan 82,05.
2. Suku Batak Toba
- Laki- laki 83,71
- Perempuan 82,10.
3. Suku Karo
- Laki- laki 82,99
- Perempuan 82,46.
4. Suku Jawa
- Laki- laki 84,74
- Perempuan 84,27.

Universitas Sumatera Utara


5. Suku Mandailing
- Laki- laki 82,18
- Perempuan 81,25.
6. Suku Melayu
- Laki- laki 81,61
- Perempuan 84,19.
7. Suku Minang
- Laki- laki 79,92
- Perempuan 83,59.
8. Suku Nias
- Laki- laki 82,85
- Perempuan 86,66.

Untuk Rata- rata Indeks Facial :


1. Suku Aceh
- Laki- laki 89,76
- Perempuan 86,96.
2. Suku Batak Toba
- Laki- laki 87,14
- Perempuan 84,92.
3. Suku Karo
- Laki- laki 85,61
- Perempuan 83,80.
4. Suku Jawa
- Laki- laki 88,99
- Perempuan 84,19.
5. Suku Mandailing
- Laki- laki 87,98
- Perempuan 84,40.

Universitas Sumatera Utara


6. Suku Melayu
- Laki- laki 85,93
- Perempuan 83,84.
7. Suku Minang
- Laki- laki 88,06
- Perempuan 86,49.
8. Suku Nias
- Laki- laki 82,23
- Perempuan 90,30.

Universitas Sumatera Utara


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN
- Indeks cephalic orang Indonesia berdasarkan suku mempunyai perbedaan
bermakna.
- Indeks cephalic orang Indonesia berdasarkan jenis kelamin mempunyai
perbedaan bermakna.
- Indeks facial tidak mempunyai perbedaan bermakna.
- Indeks cephalic orang Indonesia dapat digunakan dalam membantu
identifikasi orang Indonesia.

6.2.SARAN
Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada kota yang lain atau pulau
yang lain, beserta jumlah sampel yang lebih banyak.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

1. Mundiyah, M. Hubungan Ukuran Mesiodistal Gigi Intra dan


Intermaksiler pada orang Kaukasoid. Berkala Antropologi
Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
1983.
2. Foster, T.D. A Textbook of Ortodontics. Blackwell Sceintific Publication.
Oxford London Edinburg Melbourn. Pp 17- 24.
3. Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati T. Metode Pengukuran Manusia.
Airlangga University Press. 2008.h. 3, 55- 59.
4. Amir A. Identifikasi. Dalam : Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik.
Edisi kedua. Bagian Ilmu Kedokteran FK- USU. Medan :
2005. h. 178-203.
5. Nandy A. Identification Of Individual. In Principle Of Forensic Medicine.
2nd Edition. New Central Book Agency Publisher. Calcuta.
2000.P. 48-49.
6. Porter JP. Anthropometri Facial Analysis of the African American Woman.
In : Original Article. 2001. Downloaded from arch.ama-
assn.org by guest,on 30 may 2011.
7. Rahmawati et al. Kajian Kefalometrik (Studi perbandingan antara suku
Jawa Di Yokyakarta dan suku Naulu di pulau Seram,
Maluku tengah). Bagian Anatomi, Embriologi dan
Antropologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada. Yokyakarta Tokyo University, Tokyo Japan. 2003.
8. Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati T. Metode Pengukuran Manusia.
Airlangga University Press. 2008.h. 3, 55- 59.
9. Indriati, E. Identifikasi Rangka manusia, Aplikasi Antropologi Biologis
Dalam Konteks Hukum. Dalam : Antropologi Forensik.
CetakanPertama. Gadjah mada University Pres,
Yokyakarta: 2004. h.1-46.

Universitas Sumatera Utara


10. Wahid SA. Identifikasi. Dalam: Patologi Forensik. Dewan Bahasa dan
Pustaka kementrian Pendidikan Malaysia. Kuala Lumpur.
1993: 13-48.
11. Parikh C.K. Personal Identity, Identification in Mass Disasters. In :
Textbook of Medical Jurisprudence and Toxikology.
Medicolegal Centre. Bombay. 1989. 29-82.
12. Pengetahuan- pengetahuan Dunia, 2011. Asal Usul Nenek Moyang
Bangsa Indonesia. http://didit96.blogspot.com/2011/05/asal-
usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia.html
13. Glinka J. Antropometri dan Antroposkopi. Surabaya: FlSlP Unair, 1990.
h.1-77.
14. Gonzales T, Vance M, Helpern M, Umberger C. Indentification of the
Dead.In: Legal Medicine Pathology And Toxicology.
Second Edition. New York. 1954. h.22-42.
15. Modi’s. Personal Identity. In: Textbook of Medical Jurisprudence And
Toxicology. Twenty first Edition. Bombay. 1988. h. 28-32.
16. Harrison GA, Weiner IS, Tanner JM, Banicot NA. Human Biology.
London: Oxford University Press. 1970.
17. Raharjo P. Diagnosis ortodontik. Cetakan pertama. Airlangga
university Press. Surabaya: 2008.h. 25-26.
18. Helmer Richard P. Anatomical and Artistic Guidelines for Forensic Facial
reconstruction.In : Forensic Analysis of the Skull.
Experimentelle Rechtsmedizin derUniversitat Bonn.
Jerman. 1993.h.219-221.
19. Greber, T.M. Orthodontics, Principle and Practice, 3 nd, ED., W.B.
Saunders Co., Philadhelphia, London, Toronto. 1972.
20. Olivier G. Practical Anthropology. Springfield: Charles C Thomas
Publisher, 1969.
21. Comas J. Manual of Physical Antropology. Springfield: Charles
C Thomas Publisher. 1960.

Universitas Sumatera Utara


22. Sastroasmoro S, Ismael S. Uji klinis. Dalam: Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto, 2002. h. 79-259.

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi

Nama : Netty Herawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Langsa, 22 Juni 1975

Agama : Islam

Alamat : Villa Mutiara Johor I Blok.E No. 2 Deli Serdang

Telepon : 085262996950

Email : nettyherawati7510@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan

Tahun 1983 - 1987 : SDN Birem Puntong

Tahun 1987 - 1990 : SMPN 6 Langsa

Tahun 1990 – 1993 : SMAN I Langsa

Tahun 1993 – 2002 : Pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sumatera Utara

Tahun 2008 – Sekarang : Pendidikan spesialis di bidang ilmu Kedokteran


Forensik

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


Riwayat Pekerjaan

Tahun 2002 – 2003 : PTT di RSU Kota Langsa

Tahun 2006 : PNS di RSU Kota Langsa

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

BIAYA PENELITIAN

1. Pembelian alat ukur : Rp. 500.000


2. Akomodasi dan transportasi : Rp. 2.000.000
3. Penyusunan dan penggandaan hasil : Rp. 3.000.000
4. Seminar proposal penelitian : Rp. 700.000
5. Seminar hasil penelitian : Rp. 3.000.000

Jumlah : Rp. 9.200.000

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

JADWAL PENELITIAN
JENIS KEGIATAN JUNI- SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
5-10 11-17 18-24 25-31 1-7 8-14 15-21 22-3 1-5 6-16

Proposal penelitian

Persiapan

Pelaksanaan
Penelitian

Penyusunan
Laporan

Laporan Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN

PENENTUAN INDEKS KEPALA DAN WAJAH ORANG INDONESIA


BERDASARKAN SUKU DI KOTA MEDAN

Sdr/i Yth,

Saya sedang meneliti tentang penentuan indeks kepala dan wajah orang
Indonesia berdasarkan suku di kota Medan. Dimana penentuan indeks kepala
dan wajah ini dilakukan pengukuran panjang kepala, lebar kepala, panjang
wajah dan lebar wajah. Penentuan indeks ini dapat memberi gambaran bentuk
kepala, apakah lonjong (dolichocephal) dengan tipe wajah leptoprosopic,
bentuk kepala sedang (brachycephal) dengan tipe wajah euprosopic atau
bentuk kepala bulat (mesocephal) dengan tipe wajah Mesoprosopic. Beberapa
penelitian terdahulu telah menyebutkan bahwa variasi regional dalam ukuran-
ukuran antropometrik selalu ditemui, bahkan dalam satu populasi maupun
dalam subras. Pada penelitian ini saya akan melakukan pengukuran pada
kepala dan wajah pada setiap suku yang ada, untuk melihat apakah ada
perbedaan antara bentuk kepala dan wajah berdasar suku dan jenis kelamin.
Partisipasi Sdr/i dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan
maupun tekanan dari pihak manapun. Setelah memahami berbagai hal yang
menyangkut penelitian ini, diharapkan Sdr/i yang terpilih sebagai sukarelawan
dalam penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam
penelitian yang telah disiapkan. Terima kasih.

Medan, Februari 2011

Hormat Saya

dr. Netty Herawati

Universitas Sumatera Utara


SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Suku :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai


penelitian ” Penentuan Indeks Kepala Dan Wajah Orang Indonesia Berdasarkan
Suku Di Kota Medan ” dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini
saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia diikutkan dalam
penelitian tersebut.

Medan..................2011

(...............................)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

DATA PENELITIAN SUBJEK

PENENTUAN INDEKS KEPALA DAN WAJAH ORANG INDONESIA


BERDASARKAN SUKU DI KOTA MEDAN

No Nama Jk umur Suku LK PK PM LBz IC Ifc


1 Ar L 27 B. Toba 16 18.5 11.2 12 86.5 93.3
2 Nu P 23 B. Toba 15 18.5 10.7 11.5 81.1 93.0
3 Er L 26 Padang 15 19 11.2 14 78.9 80
4 Har L 24 B. Karo 15.5 18 10.1 12 86.1 84.1
5 Aan L 25 Jawa 16 18 10.6 12 88.9 88.3
6 Ra P 28 Minang 14 18 10.2 12 77.8 85
7 Abd L 21 Mndling 15.5 18 10.4 12 86.1 86.7
8 Ipl L 24 B.Toba 17 19 10.6 14 89.5 75.7
9 Bb P 21 Karo 15 18 9.4 15 83.3 62.7
10 Win P 24 Padang 15 17 8.4 12 88.2 70
11 Wt P 27 Jawa 14.5 16.5 9.3 11 87.9 84.5
12 Dn P 26 Jawa 15 16 9.3 11.5 93.8 80.9
13 Tr P 22 Mndling 14.5 17.5 9.7 11 82.9 88.2
14 Tt L 24 Jawa 16 19 11 13 84.2 84,6
15 Sr L 27 Mndling 14 17.5 9.9 11 80 90
16 Iwn L 25 Pak-pak 14.5 18 10.9 12 80.6 90.8
17 And L 25 Jawa 15 16.5 9.9 15 90.9 66
18 Ipn L 25 B. Toba 15 18 10.9 11 83.3 99.0
19 In P 29 Jawa 15 18 10 12 83.3 83.3
20 Ant L 25 Jawa 15 18 10.2 12 83.3 85
21 Ikbl L 25 Mndling 15 19 10.8 14 78.9 77.1
22 Intn P 24 Minang 15 16 9.4 11.5 93.7 81.7
23 Ln P 25 Jawa 15 17.5 10.3 12 85.7 85.8
24 Aswn L 23 Melayu 15 17 10.3 12 88.2 79.2
25 Rn L 21 Melayu 15 17.5 11 14 85.7 78.5
26 Ppn P 26 Smlngun 15 17.5 10.2 11.5 85.7 88.7
27 Dn P 25 Smlngn 15 17.2 11.1 10.2 87.2 108
28 Ni P 29 Mndling 15 17.5 9.3 11 85.7 84.5
29 Rn L 28 Jawa 17 19.5 11.1 11.5 87.1 96.5
30 Dk L 27 Aceh 16.5 18 11.8 13.5 91.7 87.4

Universitas Sumatera Utara


31 Ksih P 21 Karo 15 17 9.9 11.5 88.2 86.1
32 Nrmi P 26 Aceh 14 18 9.7 11 77.8 88.1
33 Nni P 27 Jawa 14.5 17 10.3 11.5 85.3 90.4
34 Arm L 24 B. Toba 15 19 10.4 11.5 78.9 90.4
35 Inn P 25 Mndling 14 17.5 9.4 11 80 85.5
36 Jan P 27 Melayu 14.5 17.5 9.9 11 82.9 90
37 Nrl P 27 Melayu 15 17.5 9.9 14 85.7 70.7
38 Ern P 24 Mndling 14 17 9.2 12 82.3 70.8
39 Sul P 24 Pak-pak 14.5 17.5 11 12 82.9 91.7
40 An P 25 Jawa 14.5 16.5 9.5 12 87.9 79.1
41 Iwn L 27 Jawa 15.5 19.5 11 12 79.5 91.7
42 Ict P 24 Aceh 14 18 12 11.5 77.8 104
43 Rja L 25 Aceh 16 19 11.2 12 84.2 93.3
44 Frdus L 27 Aceh 14 18 17 12 77.8 141
45 Mshd L 27 Jawa 15 18 11 12 83.3 91.7
46 Slmt L 27 Jawa 15.5 19 12 13 81.6 92.3
47 Grhn L 28 Melayu 15.5 19 11.2 12 81.6 93.3
48 Mnjlt L 22 Melayu 15 19.5 10.6 11.5 76.9 92.1
49 Mktr L 23 Mndling 14.5 18 13 11.5 80.6 113
50 Don P 28 B. Toba 15 18 9.7 11.5 83.3 84.3
51 Lsd L 28 B. Toba 16 17.5 11 12.5 91.4 88
52 Jlna P 27 Melayu 15 18 9.4 11.5 83.3 81.7
53 Sd L 25 Aceh 15 18.5 9.6 12 81.0 80
54 Amn L 23 Jawa 15 17 9.7 11.5 88.2 84.3
55 Sr P 24 Jawa 15 17.5 11 12 85.7 91.7
56 Slbh P 25 Aceh 14 17 9.2 11 82.4 836
57 Indr P 26 Jawa 14.5 17 9.9 12 85.2 82.,5
58 Dni P 27 Minang 14 17.5 13 12 80 108
59 Wti P 23 Jawa 14.5 17 10 12 85.3 83.3
60 Smsdr P 21 Aceh 14.5 18 8.9 11.5 80.6 77.4
61 Azhr L 23 Aceh 14.5 17.5 9.1 11.8 82.9 77.1

Universitas Sumatera Utara


62 Rsni P 28 Mndling 15 17 9.9 12 88.2 82.5
63 Mlni P 29 Aceh 13.5 17.5 9.4 11.5 77.1 186
64 Amr L 24 Aceh 15.5 17 9.9 12 91.2 82.5
65 Rsmwt P 25 Jawa 15.5 18 10.2 12 86.1 85
66 Adm L 26 Aceh 15 19.5 10 12 76.9 83.3
67 An P 24 Jawa 15 17.5 9.9 13 76.9 76.2
68 Nnng P 29 Jawa 14.5 17.5 9.4 11 82.9 85.5
69 Msnti P 28 Jawa 14 17.5 10 11 80 90.9
70 Syrfllh L 26 Jawa 15.5 18.5 10.5 12.5 83.8 84
71 Nrl ftr P 24 Aceh 15 18 9.5 11 83.3 86.4
72 Frdn P 24 Simalungun 14.5 17 9.4 11.5 85.3 81.7
73 Yn P 23 Simalungun 14.5 17.5 10.5 11.5 82.9 91.3
74 Llk L 25 Nias 14.5 18 9.6 11 80.6 87.3
75 Mld P 22 Mndling 15 17 9.1 11.5 88.2 79.1
76 Ynt P 22 Aceh 14.5 18 10.1 11.5 80.6 87.8
77 Nn P 26 Minang 15.5 18 10.2 13 86.1 78.5
78 Rr P 21 Melayu 14.5 17.5 9.9 12.5 82.9 79.2
79 Id P 25 Jawa 14 17 9.2 11.5 82.4 80
80 Bstm L 27 Minang 14.5 18 10.8 11.5 80.6 93.9
81 Nrl P 29 Aceh 14.5 17.5 9.9 11.5 82.9 86.1
82 Nrchya P 28 Aceh 15 18 9.6 11.5 83.3 83.5
83 Ev P 25 Minang 14.5 17 9.5 11.5 85.3 82.6
84 Spni P 26 Jawa 14.5 17 10.1 12.5 85.3 80.8
85 Eri L 24 B. Toba 16 18.5 10.5 13 86.5 80.8
86 Id P 25 B. Toba 14 17.5 9.1 11 80 82.7
87 Mrsd P 25 B. Toba 13 17 9.7 10.5 76.5 92.4
88 Idynti P 26 Nias 15 17 10 10 88.2 100
89 Hbbh P 25 Nias 14.5 18 9.2 11 80.6 83.6
90 Rdh P 27 Karo 14 17 9.8 10.5 82.4 93.3
91 Smsdr P 25 Aceh 13.5 17 9.6 10 79.4 96
92 Hmdn L 27 Aceh 14.5 18.5 10.5 10.5 78.4 100

Universitas Sumatera Utara


93 Tno L 25 Aceh 15 18 11.4 11 83.3 103
94 Kmsdn L 22 Gayo 15 17 9.8 11.5 88.2 85.2
95 Jmldin L 23 Gayo 15.5 17.5 10.8 12 88.6 90
96 Symsdn L 25 Gayo 15 17.5 10.7 12 85.7 89.2
97 Andk L 25 Mndling 15 18.5 10.5 11.5 81.1 91.3
98 Znl L 21 Mndling 14.5 18 9.7 12 80.6 80.8
99 Afn P 23 B. Toba 14.5 17 9.3 12 85.3 77.5
100 Adl L 26 B. Toba 15 17 10.1 12 88.2 84.1
101 Zlkfl L 23 Nias 15 17 9.4 11 88.2 85.5
102 Zl L 25 Mndling 15 18 10.5 11.5 83.3 91.3
103 Hrstdi L 21 Karo 15 19 10 12 78.9 83.3
104 Symsr L 23 Aceh 19 17.5 10.2 11,2 108 91.1
105 Syhrl L 26 Mndling 15 18.5 10.4 12 81.1 86.7
106 Hsn bsr L 29 Aceh 15.5 18 11.5 12 86.1 95.8
107 Symsr L 25 Aceh 15.5 18 9.9 11.5 86.1 86.1
108 Hmrdn L 26 Minang 15 18.5 10.4 11.4 81.1 91.2
109 Ncls L 27 Minang 15 18.5 10.5 12 81.1 87.5
110 Zlbhr L 28 Aceh 16 19.5 10.5 12 82.1 87.5
111 Ismbn L 25 Karo 16 18.5 11.2 12 86.5 93.3
112 Itwti P 28 Karo 17.5 17 10.5 17.5 102 60
113 Jli L 23 Aceh 14.5 17 10 11.5 85.3 86.9
114 Mskrdi L 23 Jawa 15 16.5 9.1 11 90.9 82.7
115 Nrhyti P 28 Aceh 14.5 18.5 10.2 12 78.4 85
116 Ral P 25 Aceh 14 17.5 9.9 11.5 80 86.1
117 Nlwti P 22 Aceh 14 17.5 10 11 80 90.9
118 Mrn P 22 Jawa 15.5 18.5 10.8 12.5 83.7 86.4
119 Nrm P 28 Aceh 14.5 17 9.5 11 85.3 86.4
120 Nni P 25 Jawa 14 14.5 9.8 11 96.6 89.1
121 Hrn P 25 Jawa 14 17.5 9.7 11.5 80 84.3
122 Elvn P 26 Jawa 15 17.5 9.5 12 85.7 79.2

Universitas Sumatera Utara


123 Nni P 29 Mandling 14 17.5 9.1 12 80 75.8
124 Tti P 28 Jawa 15 17 9.2 10.5 88.2 87.6
125 Mrn L 27 Jawa 15 18.5 10.9 12 81.1 90.8
126 Id P 24 Aceh 12.5 17 8.5 10.5 73.5 80.9
127 Inta P 27 Aceh 15.5 17.5 10.2 11.5 88.6 88.7
128 Wni P 27 Aceh 15 17.5 10.2 11 85.7 92.7
129 Smti P 21 Jawa 13 16.5 9 11.5 78.8 78.3
130 Hsnhdti P 21 Melayu 17 14 9.6 11 121 87.3
131 Dw P 29 Jawa 14.5 17.5 9.3 11 82.9 84.5
132 Mrzl L 27 Aceh 14.5 18.5 10.4 11.5 78.4 91.3
133 Zndi L 29 Jawa 16 17.5 10.7 12 91.4 89.2
134 Znir P 27 Minang 15 17 10.3 11 88.2 93.6
135 Kst L 26 Gayo 15 19 10.8 12.5 78.9 86.4
136 Ek ylni P 26 Aceh 15 17 10.2 10.5 88.2 97.1
137 Ep P 26 Aceh 15 18.5 9.2 11 81.1 83.6
138 Hni P 26 Jawa 15.5 17 10.1 13 91.2 77.5
139 A. Mrdh P 25 Aceh 15 18 10.2 11.5 83.3 65.8
140 Mg P 28 B. Toba 14.5 18 10.3 12 80.6 85.8
141 Fnt P 25 Jawa 14 17 9.3 11 82.3 84.5
142 Sbndr L 28 Jawa 14.5 16.5 10.6 11.5 87.9 92.2
143 Irwn L 27 Aceh 17 18 9.7 12 94.4 80.8
144 Mri P 29 Jawa 14.5 17.5 9.5 12 82.9 79.2
145 Fzh P 26 Aceh 14.5 17 8.8 12 85.3 73.3
146 Ysln P 27 Aceh 14 18 9.6 12 77.8 80
147 Ash P 26 Aceh 13 16 9.7 12.5 81.3 77.6
148 Hsnh P 24 Gayo 14.5 18 10.3 12 80.6 85.8
149 Jhr L 21 Aceh 15 18 11.2 11.5 83.3 97.4
150 Syrfh P 27 Melayu 16 18 10.3 12 88.9 85.8
151 Symsh P 27 Tamiang 14 18 10.8 11 77.8 98.2
152 Jmti P 25 Jawa 14 17 9.8 11.5 82.4 85.2

Universitas Sumatera Utara


153 Nlwti P 25 Jawa 15 19 9.9 12 78.9 82.5
154 Nchrd P 26 Mndling 13 17.5 9,6 11 74.3 87.3
155 Ftmh P 25 Mndling 13 17 10.2 11 76.5 92.7
156 Rmlh P 29 Mndaling 13.5 17 10.2 10.5 79.4 97.1
157 Sdh P 24 Aceh 14.5 19 10.4 12 76.3 86.7
158 Hbi L 23 Aceh 15 18 10.8 11.5 83.3 93.9
159 Ann mrdh P 25 Aceh 13 16 10.8 10.5 81.3 102
160 Hlm L 24 Aceh 15 18.5 9.8 12 81.1 81.7
161 Afdn L 21 Mndling 15 18 9.5 12 83.3 79.2
162 Syhptr L 24 Mndling 14.5 18 10 12 80.6 83.3
163 Amr L 25 Mndling 15 18 9 13 83.3 69.2
164 Ismyhrn L 26 Nias 16 18 10 13 88.9 76.9
165 Jnrdi L 26 Aceh 14 18 9.9 11.5 77.8 86.1
166 Ign L 24 Aceh 14.5 18.5 10.3 11 78.4 93.6
167 Bhrmsyh L 24 Minang 14.5 18.5 11.4 11.5 78.4 99.1
168 M. Amn L 23 Minang 14.5 18 11.2 12 80.6 93.3
169 Zlml L 29 Minang 14 17.5 9.5 12.5 80 76
170 M.Adnn L 21 Minang 14 17.5 9.3 12 80 77.5
171 Bstmi L 25 Mndling 15 19 12 12 78.9 100
172 M. sbi L 25 Minang 14.5 18 11 12 80.6 91.7
173 Ijmr L 23 Aceh 14 18.5 10.3 11.5 75.7 89.6
174 Anwr L 25 Jawa 14.5 19.5 11.4 11 74.4 103
175 Ilys L 28 Aceh 15 18 10.3 12 83.3 85.8
176 Rdwn L 29 Melayu 14 18 9.6 12 77.8 80
177 Why L 22 Minang 14 18 10.7 11 77.8 97.3
178 Mlydi L 23 Minang 14 17 9.9 10.5 82.4 94.3
179 Fhm L 27 Minang 14 17.5 9.6 11 80 87.3
180 M. Rzl L 24 Aceh 15 17.5 10.4 12 85.7 86.7
181 Drmd L 25 Aceh 15 18.9 10.4 11 79.4 94.5
182 Afrzl L 25 Aceh 15 18.3 10.4 11 81.9 94.5

Universitas Sumatera Utara


183 Khrdn L 24 Mandling 15.5 18.5 10.8 12.5 83.8 86.4
184 Rzk L 25 Mandling 15,5 18 11.9 12.5 86.1 99.2
185 Azhri L 23 Mandling 14 17.5 10.9 12 80 90.8
186 Ags L 23 Karo 14.5 18 11.6 12 80.6 96.7
187 St zhr P 24 Melayu 14.5 17 9.3 11.5 85.3 80.9
188 Engk eml P 23 Melayu 14 17 9 11 82.4 81.8
189 Elsbth P 27 Karo 14 18 9.6 11 77.8 87.3
190 Prpt L 29 Jawa 16 19 12.6 13 84.2 96.9
191 Ek L 29 Mndling 15 19 11.4 12 78.9 95
192 Ra P 24 Mndling 14 17.5 9.8 11 80 89
193 gfr L 23 Mndling 15.5 18 10.9 12 86.1 90.8
194 Hna L 23 Mndling 14.5 17.5 10.5 12 82.9 87.5
195 Mntr L 28 B. Toba 15.5 19.5 10.7 12 79.5 89.2
196 Mrs L 22 B. Toba 15 17.5 10.5 12 85.7 87.5
197 Dna L 21 Jawa 14.5 17.5 10.2 12 82.9 85
198 Ry L 28 B. Toba 15.5 19 11.3 13 81.6 86.9
199 Sr P 29 Jawa 14.5 18 10 12 80.6 83.3
200 Mrln L 25 Minang 15.5 19.5 10.5 12 79.5 87.5
201 Ai P 24 Minang 14 16 8.9 11 87.5 80.9
202 Prnta P 25 Nias 15.5 17 9.6 11 91.2 87.3
203 Hrndi L 24 Minang 14.5 18 10.2 12 80.6 85
204 Rsk P 24 Minang 14 17 10 12 82.4 83.3
205 Nrsh P 25 Mndling 14 17 9.8 11 82.4 89.1
206 Yn P 25 Melayu 11 16 9.5 11.5 68.8 82.6
207 Hrl L 24 Minang 14.5 18.5 10.4 12 78.4 86.7
208 Rc L 26 Minang 14.5 19 10.4 12 76.3 86.7
209 Eln P 22 Padang 13.5 17.5 9.6 11.5 77.1 83.5
210 Nrynt P 22 B. Toba 13.5 17.5 9.7 11.5 77.1 84.3
211 Srgr L 29 B. Toba 15.5 17.5 9.7 11.5 88.6 84.3
212 Ftk P 23 Mndling 14 17.5 9.6 12 80 80

Universitas Sumatera Utara


213 M. Thr L 26 Karo 15 18 9.7 12.5 83.3 77.6
214 Tnjng L 21 Padang 15.5 19.5 11 12.5 79.5 88
215 Ezr L 24 Melayu 17 19.5 10.9 13 87.2 83,8
216 Amr L 23 Melayu 14.5 19 10.3 12 76.3 85.8
217 Nrsdh P 25 Melayu 15 17 9.4 11 88.2 85.5
218 Fsy P 24 Melayu 14 18 10.8 11 77.8 98.2
219 Sr P 23 Mandling 13 17 9.9 11.5 76.5 86.1
220 Rhmt L 23 Melayu 15 18 10.6 13 83.3 81.5
221 Sr P 23 Melayu 14.5 17 10 11.5 85.3 86.9
222 Rfnl L 24 Minang 15.5 19 10.7 12 81.6 89.2
223 Sht L 24 B. Toba 15.5 20 11.6 12.5 77.5 92.8
224 M. Jhl L 23 Mandling 15.5 18 11.4 13 86.1 87.7
225 Hsn L 26 Aceh 14 18 10.9 11.5 77.8 94.8
226 Nsr L 26 Jawa 14.5 18 11.4 11.5 80.6 99.1
227 Idrs L 24 Aceh 15.5 17.4 9.4 11 89.1 85.5
228 Ksm L 25 Minang 15 19 10.4 12 78.9 86.7
229 Hrmnsyh L 25 Minang 14.5 17.5 10.4 11.5 82.9 90.4
230 Drmd L 29 Jawa 14 17.5 10.4 11 80 94.5
231 Pndi L 25 Jawa 14.5 17.5 9.7 12 82.9 80.8
232 M. Jfr L 25 Aceh 14.5 18 11 12.5 80.6 88
233 Jkr L 26 Aceh 14 19 11.7 12.5 73.7 93.6
234 M.Is L 27 Tamiang 15 18.5 11 12 81.1 91.7
235 Jndn L 23 Aceh 14.5 19 11.2 12 76.3 93.3
236 Dw P 23 B. Toba 14 17.5 10.8 12 80 90
237 Jnt P 23 B. Toba 14.5 17 9.5 12 85.3 79.2
238 And L 24 Smlngun 15.5 17.5 10.8 12 80 90
239 Dd L 24 Mndling 15.5 17 10.7 13 91.2 82.3
240 Tngk P 21 Melayu 15 17.5 8.9 14.5 85.7 61.4
241 Rt Ay P 24 B. Toba 14 17 9.6 12 82.4 80
242 Erm p 23 B. Toba 14.5 16.5 9.7 11.5 87.9 84.3

Universitas Sumatera Utara


243 M. Fdl L 29 Mandailing 14 18.5 10.7 12 75.7 89.2
244 Mwrj L 24 Mandailing 14 18 10.2 12 77.7 81.6
245 Ars L 29 Mandailing 14 18 10.2 12.5 75.6 81.6
246 Krmt P 27 Aceh 14 15 10.8 12 93.3 90
247 Lln P 25 Minang 14 18 10 10.5 75.6 95.2
248 Yd L 28 Jawa 16 17.5 9.7 11.5 91.4 84.3
249 Syhrl L 26 Aceh 14.5 18 9 12.5 80.5 72
250 Skrmn L 25 Jawa 15 18 10 11.5 83.3 86.9
251 Mhd L 28 Aceh 15 17.5 10.1 11.5 85.7 87.8
252 Iwn L 23 Aceh 15 19 10.5 12 78.9 87.5
253 Dsi P 26 Jawa 14 17 8.7 11.5 82.4 75.7
254 Dn P 23 Mandailing 15 17.5 10.5 12 85.7 87.5
255 Andk L 23 Jawa 15.5 18 11.3 13 86.1 86.9
256 Sr P 23 Karo 14.5 17 10.8 12.5 85.3 86.4
257 Dk L 23 Minang 15 18.5 10 12 81.1 83.3
258 M. Hsn L 23 Aceh 15 19 11 11 78.9 100
259 Frd L 23 Tapsel 16 20 11.1 12 80 92.5
260 Nrni P 26 Aceh 15 17.5 10.1 12 85.7 84.2
261 Zfr L 25 Aceh 16 19.5 10.7 12 82.1 89.2
262 Abdlh L 24 Aceh 15.5 18 10.4 11.5 86.1 90.4
263 Dhln L 26 Aceh 16.5 18.5 9.9 12.5 89.2 79.2
264 Nrhyt P 26 Aceh 14 16 9.5 11 87.5 86.4
265 Ant L 26 Jawa 15 18 11.4 11.5 83.3 99.1
266 Mrn P 24 Jawa 14 17 9.5 11 82.4 86.4
267 Ftmh P 26 Melayu 14 10.7 17.5 12.5 80 85.6
268 Nni P 25 Aceh 14.5 10.1 18 11.5 80.6 87.8
269 Nglnm P 22 Jawa 12 9.5 17 11 70.6 88.2
270 Zlkrn L 28 Aceh 13 9.6 17.5 11 74.3 87.3
271 Tgni P 28 Jawa 14 16.5 9.6 11 84.8 87.3
272 Tgrn L 27 Jawa 15 17 11.6 12 88.2 96.7

Universitas Sumatera Utara


273 Ijh P 24 Jawa 14 16.5 11.6 11.5 84.4 100.6
274 An P 26 Jawa 15 16.5 9.6 11 90.9 87.3
275 Mrwn L 27 Jawa 16 19 10.4 12 84.2 89.7
276 Ul P 25 Minang 13 18 10.4 12 72.2 83.2
277 Hrnt P 23 B. Toba 12.5 18 11 11.5 69.4 95.7
278 Idl P 22 B. Toba 13.5 17 10.2 11 79.4 92.7
279 Bb L 24 B. Toba 15 18.5 10.3 12.5 81.1 82.4
280 Rsk L 23 Minang 14.5 19 11.2 13 76.3 86.2
281 Kstr L 26 B. Toba 15.5 18 11.1 12 86.1 92.5
282 Yn P 24 Karo 15 17 10.1 11.5 88.2 87.8
283 El P 24 B. toba 14.5 17 9.5 11.5 85.3 82.6
284 Okt P 21 B. Toba 14.5 19 10.3 12 76.3 85.8
285 Dni P 28 Minang 14.5 18 10.8 11 80.6 98.2
286 Tn P 29 Minang 13.5 18 9.7 11 75 88.2
287 Ysnt P 27 Aceh 14.5 17 10.1 11 85.3 91.8
288 Grcl P 26 B. Simlgn 14.5 17 9.5 12 85.3 79.2
289 Vivi P 22 Mndling 15 16.5 9.9 11.5 90.9 86.1
290 Rn Amrh P 23 Mndling 13 18 9.8 11.5 72.2 85.2
291 Frd P 22 Minang 14.5 17 9.6 12 85.5 80
292 Pjn P 28 Karo 14 17 10.5 12.5 82.4 84
293 Js L 21 Karo 15 18 10.2 12 83.3 85
294 Indr P 22 Jawa 15 17.5 10.2 12 85.7 85
295 Rzk L 28 Karo 16.5 18.5 10.9 13 89.2 83.3
296 Mrn P 27 Karo 14.5 17 10.5 12 85.3 87.5
297 Krtn P 27 Karo 14.5 17 9.3 12 85.3 77.3
298 Pnt P 28 Karo 15.5 18.5 11.6 12.5 83.8 92.8
300 Prngtn P 22 Karo 15 17 10.5 12 88.2 87.5
301 Jmn L 23 Karo 14.5 18 9.5 13 80.6 73.1
302 Ard L 24 Karo 16 18 11.7 15 88.9 78
303 Drws L 22 B.Toba 15 17.5 10.5 12 85.7 87.5

Universitas Sumatera Utara


304 Tmngr L 27 B. Toba 15.5 18 10.6 12.5 86.1 84.8
305 M.Al L 27 Gayo alas 15 18 10.7 12.5 83.3 85.6
306 Bdi L 26 Banten 16 19 11.6 12.5 84.2 92.8
307 Mrgn L 23 Jawa 16 18 9.9 13.5 88.9 73.3
308 Elsbth P 23 B. Toba 14 17.5 9.4 12 80 78.3
309 Slv P 23 Mndling 14 17 9.3 12 82.4 77.5
310 Slmt P 24 Minang 14.5 17.5 9.9 12 82.9 76.7
311 Lnr P 26 B. Toba 14 17 10.2 12.5 82.4 81.6
312 Sry P 24 Aceh 15.5 17.5 10.6 12 88.6 88.3
313 Dnl L 28 Mndling 15.5 18 10.1 12.5 86.1 80.8
314 Drl L 28 Aceh 14.5 18.5 9.8 12 78.4 81.7
315 Elv P 24 Karo 14.5 18.5 9.8 11.5 78.4 85.2
316 Msr P 26 Karo 15 18 10.3 12.1 83.3 85.1
317 Mt P 37 Karo 14.5 18.5 10.4 12 78.4 86.7
318 Ev P 26 B. Toba 15 17.5 10.1 12.5 85.7 80.8
319 Yl P 21 Aceh 14.5 18 10.5 11.5 80.6 91.3
320 Syhrl L 23 Minang 15.5 19 10.4 12 81.6 86.7
321 Prdmn L 28 B. Toba 16 19 10.2 12 84.2 85
322 Rt P 27 B. Toba 15 18 11.1 11.5 83.3 96.5
323 Jli P 29 B. Toba 14.5 17 9.8 11.5 85.3 85.2
324 Sr P 27 B. Toba 15 17.5 10.1 12 85.7 84.2
325 Ll P 28 Melayu 13 17.5 9.6 11 74.3 87.3
326 Elv P 23 Minang 14 16 10.6 11 87.5 96.4
327 Ida P 24 Melayu 14.5 17.5 9.6 11 82.9 87.3
328 Ltf L 23 Melayu 15.5 20 11.9 12 77.5 99.2
329 Jne P 21 B. Toba 13 18.5 10.4 11 70.3 94.5
330 Bnd L 21 B. Toba 16 19 10.5 13 84.2 80.8
331 Ysmn P 21 Mandailing 14.5 17 9.8 11 85.3 89.1
332 Syrfh P 22 Aceh 14.5 18 9.7 115 80.6 84.3
333 Asbs L 21 Jawa 15.5 18 11.5 13.5 86.1 85.2

Universitas Sumatera Utara


334 Prjng L 26 B. Toba 15.5 17.5 11.2 13 88.6 86.2
335 Dnt L 27 Jawa 14.5 17 11 11 85.3 100
336 Jlia P 22 Karo 15 18 9.3 11.5 83.3 80.9
337 Jhna P 27 Karo 14.5 17.5 9.7 12 82.9 80.8
338 Smsn L 26 B. Toba 15 20 10.3 12.5 75 82.4
339 Hnt P 23 Melayu 15.5 17 10.3 12 88.2 85.8
340 Rrs P 21 B. Toba 14.5 17.5 10.1 11.5 80 87.8
341 Htnd P 21 B. Toba 15 17 11 12.5 88.2 88
342 Rsdti P 21 B. Toba 15.5 18 11.3 12.5 86.1 90.4
343 Glr P 24 B. Toba 14 18.5 9.5 11 75.7 86.4
344 Slvn P 23 B. Toba 15 17 9.3 12 88.2 77.5
345 Dvd L 23 Karo 15 18 10 11.5 83.3 86.9
346 Lla P 25 Minang 15.5 16.5 10.4 11.5 93.3 90.4
347 Nr P 24 Melayu 13.5 16.5 10 12 81.8 83.3
348 Intn P 24 Melayu 14 17 10.3 11 82.4 93.6
349 Nn P 24 Jawa 14 17.5 9.6 12 80 80
350 Ylt P 21 Pak- pak 13 17.5 10 12 74.3 83.3
351 Pr L 29 Karo 15.5 18 10.3 12 86.1 85.8
352 Khrns P 23 Melayu 14 17 9.3 11.5 82.4 80.9
353 Msnt P 23 Smlngun 14 17 9.3 12.5 85.3 74.4
354 Bnglt P 22 B. Toba 14.5 17 9.3 12.5 85.3 74.4
355 Frd L 21 Jawa 15 19 11.1 13 78.9 85.4
356 Asmd L 21 Karo 14 17.5 10.1 12 80 84.4
357 Agstn P 23 B. Toba 13,5 17 9.6 12 79.4 80
358 Arht P 30 Karo 14 17.5 9 12 80 75
359 Sktn P 24 Karo 14.5 17,5 9.2 11.5 82.9 80
360 Lni P 29 Jawa 14.5 17.5 10 12 89.2 83.3
361 Ri P 21 Smlngun 14 17.5 9.8 13 80 75.4
362 Slvn P 29 B. Toba 14 17.5 9.7 12.5 80 77.6
360 Hna P 21 B. Toba 14.5 17 10 12 85.3 83.3

Universitas Sumatera Utara


361 Nn P 24 Pak-pak 15.5 16.5 9.8 12.5 96.9 78.4
362 Rta P 25 B. Toba 14.5 17.5 10.3 12 82.9 85.8
363 Vnti P 22 Karo 14.5 18.5 10.2 13.5 78.4 75.6
364 Drmnt L 24 Karo 14.5 19.5 11.4 14.5 74.4 78.6
365 Trivr P 22 B. Toba 13.5 17 9.9 11.5 79.4 86.1
366 Rd P 25 B. Toba 15 18 9.7 11.5 83.3 84.3
367 Chrstn P 24 Pak –pak 14.3 17.5 9.9 12 80 82.5
368 Mln P 23 Karo 13 16.5 10.6 12 78.8 88.3
369 Nvta P 23 B. Toba 14.5 17 10 10.5 85.3 95.2
370 Ll P 28 Karo 14 18 10.5 12 77.8 87.5
371 Otn L 22 B. Toba 16 18.5 10.5 13 86.5 80.8
372 Aml Srm P 29 Karo 14 18 9.7 12 77.8 80.8
373 Elfrd P 22 B. Toba 14.5 17.5 9.4 11.5 82.9 81.7
374 Wnd P 21 Mndling 13 18 9 12 72.2 75
375 Rth P 23 B. Toba 13 17.5 9.4 12 74.3 78.3
376 Hrt P 28 Karo 14 18.5 10.3 12 75.7 85.8
377 Srri P 27 Karo 13 18 10.4 11.5 72.2 90.4
378 Rs P 24 Karo 13.5 17 10.1 12 79.4 84.2
379 Jwnt L 47 Karo 14.5 17 10.3 12 85.3 85.8
380 Ls P 27 Karo 14.5 17.5 10.6 11 82.9 96.4
381 Prnwt P 25 Karo 14.5 17.5 10.7 12 82.9 89.2
382 Mndr L 25 Karo 14 18 11.2 12.5 77.8 89.6
383 Hndrk L 23 Karo 15.2 18.5 11.3 12.5 82.2 90.4
384 Rsmn L 29 Karo 15 18 11.3 12 83.3 94.2
385 Mh L 26 Karo 15 18 11.3 12 83.3 94.2
386 Mrn P 26 Karo 15.5 17.5 10.6 12 88.6 88.3
387 Ern P 24 Smlngun 14 17.5 9.7 11.5 80 84.3
388 Frsk P 24 B. Toba 14,5 18 9.5 12 80.6 79.2
389 Snn L 22 Karo 15.5 18.5 10.7 13 83.8 82.3
390 El P 25 Karo 15 18 11 12.5 83.3 88

Universitas Sumatera Utara


391 Alfndi L 27 Mndling 16 18 10 13 88.9 76.9
392 Ln P 29 Karo 13.5 18 10.3 12 75 81.8
393 Tmr P 27 Karo 14 16.5 9.5 12 84.8 79.2
394 Krm L 25 Mndling 14.5 17 10.5 12 85.3 87.5
395 Rhmn L 26 B. Toba 15.5 17.5 9.3 11.5 88.6 80.9
396 Zlkrnn L 23 Mndling 14.5 18 11.8 11 80.6 107
397 Gn L 24 Mndling 14.5 18 9.9 11.5 80.6 86.1
398 Brt L 23 B. Toba 14 17.5 11.1 11.5 80 96.5
399 Imn L 27 Pakpak 13 17 9.5 11 76.5 86.4
400 Jn L 29 B. Toba 14 17.5 10.8 11.5 80 93.9
401 Iph P 24 Aceh 14.2 17.8 12 11.5 79.8 104
402 iwn L 25 Aceh 15.8 18.5 11.2 12 85.4 93.3

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai