NETTY HERAWATI
087113001/IKF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
TESIS
Oleh
NETTY HERAWATI
087113001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
TESIS
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah dIajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu
dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka.
Hormat saya,
Penulis
Netty Herawati
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
Ketua
Anggota
Tanggal ________________
Ketua : ______________________
Anggota : 1. ____________________
2. ____________________
3. ____________________
4. ____________________
Penulis
Netty Herawati
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………………… 3
1.3. Hipotesis …………………………………………………. 3
1.4. Tujuan Penelitian ………………………………………… 3
1.4.1. Tujuan Umum ...................................................... 3
1.4.2. Tujuan Khusus ..................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ………………………………………. 3
PENDAHULUAN
1.3. Hipotesa
Tujuan Umum: Untuk mengetahui bentuk kepala dan wajah berdasarkan suku di
kota Medan.
Tujuan Khusus:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti man (orang) dan
Metron yang berarti measure (ukuran), jadi antropometri adalah pengukuran
manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh manusia. Ilmu
pengetahuan mengenai antropometri berkembang terutama dalam konteks
antropologi8. Antropometri meliputi penggunaan secara hati-hati dan teliti dari
titik titik pada tubuh untuk pengukuran, posisi spesifik dari subjek yang ingin
diukur dan penggunaan alat yang benar. Pengukuran yang dapat dilakukan pada
manusia secara umum meliputi pengukuran massa, panjang, tinggi, lebar, dalam,
circumference (putaran), curvatur (busur), pengukuran jaringan lunak (lipatan
kulit). Pada intinya pengukuran dapat dilakukan pada tubuh secara keseluruhan
(contoh: stature) maupun membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (contoh:
panjang tungkai)8.
Johan Sigismund Elsholtz (tahun 1654) seorang ahli anatomi
berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menggunakan istilah
antropometri dan menciptakan alat ukur yang dinamakan anthropometron yang
merupakan cikal bakal alat ukur yang dikenal sebagai antropometer3.
Sebagian titik- titik antropometris, yang dipakai dipergunakan juga pada
manusia hidup. Sebagian besar ukuran kepala sama dengan tengkorak, walaupun
disana-sini tehnik pengukuranya sedikit berbeda.3
Dalam antropologi forensik, proses identifikasi manusia di mulai dengan
identifikasi ras, langkah kedua adalah mengidentifikasi seks individu, karena laki-
laki dan perempuan memiliki dimorfisme seksual. Sesudah identifikasi ras dan
seks kemudian dilakukan identifikasi umur dan diakhiri dengan identifikasi tinggi
badan 9.
Titik – titik kefalometris yang paling umum digunakan simbol vertex (v)
titik tertinggi pada neurocranium, stylion (sty) yang merupakan titik paling distal
pada ujung processus styloideus, Alare (al) adalah titik paling lateral pada sayap
hidung, Mastoidale (ms) adalah titik paling lateral processus mastoideus pada
ketinggian lubang telinga, Fronto temporale (ft) adalah titik paling proksimal
(mendalam) pada linea temporalis tulang dahi. Prostion (pr) pada manusia hidup
terletak pada titik yang terbentuk oleh garis sentral pada pinggir bawah gusi
(letaknya ± 1 mm lebih rendah dari pada prostion pada tengkorak)8.
Stomion (sto) adalah titik di mana garis sentral memotong sudut antara
bibir integumental dan sekat hidung, Trogion (t) adalah titik pada bagian depan
pinggir atas tragus, Glabela (g) adalah titik paling depan pada dahi terletak
diantara tonjolan supra orbital pada bidang Median- Sagital. Opistocranion (op)
adalah titik di bidang sentral pada tulang kepala belakang (occipital) paling jauh
dari glabela. Nasospinal (ns) adalah titik pemotongan antara bidang Median-
Gambar 2.2. Titik kefalometris (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD,
Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008. h.55)
Tabel 2.1. Antropometri menurut Ewig
Gambar 2.3. Panjang kepala (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD,
Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56)
Gambar 2.4. lebar kepala (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka
J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56)
1.
Dolichofacial (leptoprosopic)
2. Brachifacial (euryprosopic)
Bentuk kepala brachicephalic yang bulat dan luas membuat pertumbuhan
wajah menjadi lebih lebar dan agak protrusif. Tipe wajah ini disebut dengan
euryprosopic. Pada euryprosopic, hidung cenderung pendek dan ujung hidung
sering naik sehingga lubang hidung sering terlihat. Tulang pipi yang lebih lebar,
datar, dan kurang protusif membuat konfigurasi tulang pipi terlihat jelas berbentuk
persegi. Bola mata juga lebih besar dan menonjol karena kavitas orbital yang
dangkal. Karakter wajah seperti ini membuat tipe euryprosopic terlihat lebih
menonjol dari pada leptoprosopi7,19
3. Mesofacial (Mesoprosopic)
Bentuk kepala mesocephalic merupakan bentuk kepala yang oval. Tipe
wajah yang dihasilkan berukuran sedang sehingga bentuk hidung, dahi, tulang
pipi, bola mata, dan lengkung rahang juga berukuran menengah7,19.
Gambar 2.6. Panjang wajah (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD,
Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.58)
Lebar wajah diukur dari jarak antara kedua zygion (zy- zy), kaliper ditarik
dari arah kuping ke depan pada lengkung pipi, sementara di perhatikan skala, di
baca ukuran maksimal3.
Gambar 2.7. Lebar wajah (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka
J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.57)
Indeks kepala
- Suku
- Jenis kelamin
Indeks wajah
METODE PENELITIAN
n = Z2 p(1-p)
d2
p = proporsi suku
c. Kaliper geser merk Vanier buatan china terdiri dari sebatang mistar
yang berskala sampai 30 cm.
Suku N Mean SD P
Aceh 81 82,55 5,30 P < 0,05
Batak Toba 77 82,67 4,69 P < 0,05
Karo 51 82,66 4,81 P < 0,05
Jawa 68 84,48 4,41 P < 0,05
Mandailing 49 81,80 4,36 P < 0,05
Melayu 30 83,41 8,48 P < 0,05
Minang 40 81,48 4,56 P < 0,05
Nias 6 86,28 4,53 P < 0,05
Jumlah 402 82,84 5,16
Uji Anova
T. Independen
Suku N Mean SD P
Aceh 81 88,55 8,97 P > 0,05
Batak Toba 77 85,70 6,31 P > 0,05
Karo 51 84,48 7,19 P > 0,05
Jawa 68 86,38 6,76 P > 0,05
Mandailing 49 86,52 8,19 P > 0,05
Melayu 30 84,47 7,38 P > 0,05
Minang 40 87,39 7,41 P > 0,05
Nias 6 86,76 7,54 P > 0,05
Jumlah 402 86,43 7,59
Uji Anova
T. Independen
5.2. PEMBAHASAN
Untuk Rata- rata Indeks Cephalic :
1. Suku Aceh
- Laki- laki 82,93
- Perempuan 82,05.
2. Suku Batak Toba
- Laki- laki 83,71
- Perempuan 82,10.
3. Suku Karo
- Laki- laki 82,99
- Perempuan 82,46.
4. Suku Jawa
- Laki- laki 84,74
- Perempuan 84,27.
6.1. KESIMPULAN
- Indeks cephalic orang Indonesia berdasarkan suku mempunyai perbedaan
bermakna.
- Indeks cephalic orang Indonesia berdasarkan jenis kelamin mempunyai
perbedaan bermakna.
- Indeks facial tidak mempunyai perbedaan bermakna.
- Indeks cephalic orang Indonesia dapat digunakan dalam membantu
identifikasi orang Indonesia.
6.2.SARAN
Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada kota yang lain atau pulau
yang lain, beserta jumlah sampel yang lebih banyak.
Data Pribadi
Agama : Islam
Telepon : 085262996950
Email : nettyherawati7510@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan
BIAYA PENELITIAN
JADWAL PENELITIAN
JENIS KEGIATAN JUNI- SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
5-10 11-17 18-24 25-31 1-7 8-14 15-21 22-3 1-5 6-16
Proposal penelitian
Persiapan
Pelaksanaan
Penelitian
Penyusunan
Laporan
Laporan Penelitian
Sdr/i Yth,
Saya sedang meneliti tentang penentuan indeks kepala dan wajah orang
Indonesia berdasarkan suku di kota Medan. Dimana penentuan indeks kepala
dan wajah ini dilakukan pengukuran panjang kepala, lebar kepala, panjang
wajah dan lebar wajah. Penentuan indeks ini dapat memberi gambaran bentuk
kepala, apakah lonjong (dolichocephal) dengan tipe wajah leptoprosopic,
bentuk kepala sedang (brachycephal) dengan tipe wajah euprosopic atau
bentuk kepala bulat (mesocephal) dengan tipe wajah Mesoprosopic. Beberapa
penelitian terdahulu telah menyebutkan bahwa variasi regional dalam ukuran-
ukuran antropometrik selalu ditemui, bahkan dalam satu populasi maupun
dalam subras. Pada penelitian ini saya akan melakukan pengukuran pada
kepala dan wajah pada setiap suku yang ada, untuk melihat apakah ada
perbedaan antara bentuk kepala dan wajah berdasar suku dan jenis kelamin.
Partisipasi Sdr/i dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan
maupun tekanan dari pihak manapun. Setelah memahami berbagai hal yang
menyangkut penelitian ini, diharapkan Sdr/i yang terpilih sebagai sukarelawan
dalam penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam
penelitian yang telah disiapkan. Terima kasih.
Hormat Saya
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Suku :
Alamat :
Medan..................2011
(...............................)