TESIS
077103012/IKA
MEDAN
2011
TESIS
077103012/IKA
MEDAN
2011
Menyetujui
Komisi Pembimbing
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka
Anggota :
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari
tesis ini.
periode tahun 1995 sampai 2010 dan Dekan FK-USU yang telah
5. Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji Sp.A(K) yang sudah membimbing saya
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
Wirman Tabat BSc, Farida Bakar BA, dr Syafrizal Bustami SpA, dan
Mariati atas pengertian serta dukungan yang sangat besar, terima kasih
dalam membimbing saya sewaktu hidup. Begitu juga adik - adik saya
Wirda Septiyani yang telah memberikan bantuan moril dan materil, dan
pendidikan ini. Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan
Marisya dan anak saya Kayla Aisyah Namira yang telah mendukung saya
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Hipotesis ...................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
1.41. Tujuan Umum..................................................................... 2
1.4.2. Tujuan Khusus ................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Desain ........................................................................................ 14
3.2 Tempat dan Waktu ..................................................................... 14
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................. 14
3.4 Perkiraan Besar Sampel ............................................................ 14
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ....................................................... 15
3.5.1. Kriteria Inklusi................................................................... 15
3.5.2. Kriteria Eksklusi................................................................ 15
3.6 Persetujuan / Informed consent ................................................. 16
3.7 Etika Penelitian .......................................................................... 16
Ringkasan ................................................................................................... 28
Lampiran
1.Blanko Penelitian ..................................................................................... 35
2.Riwayat Hidup .......................................................................................... 38
3.Izin Etika Penelitian .................................................................................. 39
BB : Berat badan
TB : Tinggi badan
° : derajat
kg : kilogram
m : meter
P : proporsi
α : Kesalahan tipe I
Latar belakang Posisi alamiah saat buang air besar adalah posisi jongkok
dan metode ini digunakan di kebanyakan negara. Salah satu perubahan
yang terjadi akibat perkembangan industri adalah perubahan posisi saat
buang air besar dengan penggunaan kloset duduk. Posisi duduk
dilaporkan menjadi sumber beberapa masalah kesehatan seperti
konstipasi, apendisitis, hemorrhoid, dan divertikulitis
Tujuan Untuk menilai hubungan posisi anak saat buang air besar dengan
kejadian konstipasi fungsional.
Metode Penelitian dilakukan secara cross sectional selama November
2010. Sampel penelitian adalah anak berusia 10 sampai 15 tahun, dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok posisi jongkok dan duduk. Sampel
melalui kuesioner dinilai kriteria konstipasi fungsional menurut kriteria
ROME III. Masing-masing kelompok dinilai berapa angka kejadian
konstipasi. Data dianalisis dengan uji kai-kuadrat untuk melihat hubungan
posisi saat buang air besar dengan kejadian konstipasi fungsional.
Hasil Enam puluh lima orang anak menjadi sampel penelitian ini. Tidak
dijumpai perbedaan bermakna pada karakteristik dasar. Adanya
hubungan yang bermakna antara posisi saat buang air besar dengan
kejadian konstipasi fungsional pada anak (P<0.05).
Kesimpulan Posisi saat buang air besar berhubungan dengan konstipasi
fungsional pada anak. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut yang
mencakup semua aspek dalam menentukan hubungan posisi duduk saat
buang air dengan konstipasi fungsional.
Background Natural posture for defecation was squatting posture and this
method had been applied in the most country. One of the change that
occurred due to industrial development was defecation posture alteration
ussing sitting closet. Sitting posture was reported as the source of some
health problem such as constipation, hemorrhoid, and diverticulitis.
Objective To assess the relationship between children posture in
defecation with functional constipation.
Methods We conducted a cross sectional study on November 2010. The
study samples were children aged 10 till 15 years old. Those who were
eligible and consented to this study were divided into two groups, that is
squatting and sitting group.By questioner, the samples was assessed for
functional constipation criteria according to ROME III. Each groups was
assessed for the constipation occurrence. Chi squarre test was used to
assess the relationship between children posture in defecating with
functional constipation.
Results Sixty five children were enrolled to the study. There were no
statistically significant difference on children based characteristic. There
were significant correlations between sitting posture used in defecation
with functional constipation in children (P<0.05).
Conclusion The posture used in defecation correlated with functional
constipation in children. Further research are required with all aspects
covered to search the correlation between functional constipation with
sitting posture used in defecation.
Latar belakang Posisi alamiah saat buang air besar adalah posisi jongkok
dan metode ini digunakan di kebanyakan negara. Salah satu perubahan
yang terjadi akibat perkembangan industri adalah perubahan posisi saat
buang air besar dengan penggunaan kloset duduk. Posisi duduk
dilaporkan menjadi sumber beberapa masalah kesehatan seperti
konstipasi, apendisitis, hemorrhoid, dan divertikulitis
Tujuan Untuk menilai hubungan posisi anak saat buang air besar dengan
kejadian konstipasi fungsional.
Metode Penelitian dilakukan secara cross sectional selama November
2010. Sampel penelitian adalah anak berusia 10 sampai 15 tahun, dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok posisi jongkok dan duduk. Sampel
melalui kuesioner dinilai kriteria konstipasi fungsional menurut kriteria
ROME III. Masing-masing kelompok dinilai berapa angka kejadian
konstipasi. Data dianalisis dengan uji kai-kuadrat untuk melihat hubungan
posisi saat buang air besar dengan kejadian konstipasi fungsional.
Hasil Enam puluh lima orang anak menjadi sampel penelitian ini. Tidak
dijumpai perbedaan bermakna pada karakteristik dasar. Adanya
hubungan yang bermakna antara posisi saat buang air besar dengan
kejadian konstipasi fungsional pada anak (P<0.05).
Kesimpulan Posisi saat buang air besar berhubungan dengan konstipasi
fungsional pada anak. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut yang
mencakup semua aspek dalam menentukan hubungan posisi duduk saat
buang air dengan konstipasi fungsional.
Background Natural posture for defecation was squatting posture and this
method had been applied in the most country. One of the change that
occurred due to industrial development was defecation posture alteration
ussing sitting closet. Sitting posture was reported as the source of some
health problem such as constipation, hemorrhoid, and diverticulitis.
Objective To assess the relationship between children posture in
defecation with functional constipation.
Methods We conducted a cross sectional study on November 2010. The
study samples were children aged 10 till 15 years old. Those who were
eligible and consented to this study were divided into two groups, that is
squatting and sitting group.By questioner, the samples was assessed for
functional constipation criteria according to ROME III. Each groups was
assessed for the constipation occurrence. Chi squarre test was used to
assess the relationship between children posture in defecating with
functional constipation.
Results Sixty five children were enrolled to the study. There were no
statistically significant difference on children based characteristic. There
were significant correlations between sitting posture used in defecation
with functional constipation in children (P<0.05).
Conclusion The posture used in defecation correlated with functional
constipation in children. Further research are required with all aspects
covered to search the correlation between functional constipation with
sitting posture used in defecation.
berkembang adalah perubahan pada posisi saat buang air besar. Posisi
alamiah saat buang air besar adalah posisi jongkok dan metode ini
proses defekasi. Hal ini mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk proses
defekasi.1-3
Dalam rangka untuk mengetahui posisi buang air besar yang lebih
pada anak dapat dijumpai dalam bentuk akut maupun kronis di mana
Konstipasi ini dapat terjadi pada semua usia anak, tetapi biasa terjadi
konstipasi fungsional.
1.3. Hipotesis
Ada hubungan antara posisi saat buang air besar dengan kejadian
konstipasi fungsional.
Untuk mencari hubungan posisi anak saat buang air besar dengan
hubungan posisi saat buang air besar dengan kejadian konstipasi pada
anak.
konstipasi.
frekuensi defekasi kurang dari tiga kali per minggu dan konsistensi tinja
tinja seperti pil atau butir obat (44%), ketidakmampuan defekasi saat
kurang dari 3 kali per minggu, inkontinensia, frekuensi tinja lebih besar
dari satu kali per minggu, massa tinja yang keras yang dapat mengetuk
saat defekasi.9
90% sampai 97% kasus konstipasi yang terjadi pada anak merupakan
2.3. Patogenesis
kolon melemah, dan faktor psikiatri. Gangguan bentuk pelvik dapat berupa
1. Konstipasi kronik
frekuensi defekasi kurang dari 3 kali per minggu, lebih dari satu kali
seharusnya.
non retensi.
konstipasi.
tempat, terjadi pada anak usia empat tahun atau lebih tanpa ada
rektum atau abdomen yang tak dapat bergerak. Massa feses dapat
defekasi.
2.5. Patofisiologi
interna yang akan direspon dengan kontraksi sfingter anus eksterna. Saat
dan rektum terbuka, membentuk jalan lurus bagi tinja untuk keluar melalui
anus.4,6 Pada posisi jongkok, sudut antara anus dan rektum ini akan
menjadi lurus akibat fleksi maksimal dari paha. Hal ini akan memudahkan
proses defekasi dan tidak memerlukan tenaga mengedan yang kuat. Pada
posisi duduk, sudut antara anus dan rektum ini menjadi tidak cukup lurus
kurang dari 3 kali per minggu, feses keras dan kesulitan untuk defekasi.
menarik lengan dan menekan anus dan otot-otot bokong untuk mencegah
Kriteria diagnostik harus memenuhi dua atau lebih dari kriteria di bawah
penelitian.17
17
Tabel 2.1. Faktor-fator risiko konstipasi pada anak
Faktor risiko konstipasi pada anak
A. Jenis kelamin
B. Tingkat pergerakan
C. Asupan serat harian
D. Asupan cairan harian
E. Penggunaan kamar mandi
F. Kondisi fisiologis: 1. Gangguan metabolik
2. Gangguan bentuk panggul
3. Gangguan neuromuskular
4. Gangguan endokrin
5. Gangguan abdominal
6. Kolorektal
G. Kondisi psikologis: 1. Gangguan psikiatri
2. Gangguan belajar atau demensia
H. Medikasi: 1. Anti emetik:
2. Obat-obatan penghambat saluran kalsium
3. Suplemen besi
4. Analgetik: analgetik non-opioid, opioid
5. Antikolinergik: anti kejang, anti depresi, anti Parkinson, anti spasmodik
6. Kemoterapi sitotoksik: agen sitotoksik, agen alkaloid Vinca
2.8. Penatalaksanaan
meliputi:
tinja atau skibala yang teraba pada pada palpasi regio abdomen bawah.
Tabel 2.2. Anjuran obat yang diberikan untuk evakuasi tinja pada anak20
Obat-obatan
1. Bayi ( di bawah 1 tahun)
Gliserin supositoria
Enema: 6 ml/kgBB, maksimal 135 ml
2. Terapi rumatan
selama beberapa bulan. Bila defekasi telah normal, terapi rumatan dapat
Medikasi
Edukasi
Perubahan tingkah laku
Pencahar
Obat-obatan
3.1. Desain
hubungan posisi anak saat buang air besar dengan kejadian konstipasi
fungsional.
n = Zα2 PQ
d2
n = besar sampel
14
88% = 0,88
Q = 1 – P = 0,12
sebanyak 40 orang.
ROME III.
1. Gizi kurang.
seperti peritonitis.
fisik.
atau splenomegali.
Semua sampel penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah
meliputi berat badan dan tinggi badan. Berat badan ditentukan dengan
kilogram (kg) dengan desimal (sensitif sampai 0.1 kg). Semua subyek
alat mikrotoa 2 M terbuat dari metal, dengan ketepatan 0.5 cm. Tinggi
mikrotoa ditarik tegak lurus dan tepat di atas kepala, selanjutnya dinilai
Sampel
Konstipasi
Ya Tidak
Konstipasi Nominal
inkontinensia.
d. Riwayat nyeri saat buang air besar dan feses yang keras.
3. Murid SLTP yang dimaksud pada penelitian ini adalah anak usia 10
sampai 15 tahun.
Data dianalisis dengan uji kai-kuadrat untuk melihat hubungan posisi saat
jongkok terdiri dari anak perempuan sebanyak 27 orang (60%) dan anak
Variabel Ya Tidak
n = 16 n = 49
20
Ya Tidak
(n=16) (n=49)
P = 0.932
Dari tabel di atas tidak didapati hubungan bermakna antar jenis kelamin
Fungsional
Tabel 4.3. Hubungan posisi buang air besar dengan kejadian konstipasi
Kejadian konstipasi P
Ya Tidak Total
Duduk 12 8 20
Dari tabel di atas, dijumpai hubungan antara posisi saat buang air besar
buang air besar dan hal ini masih dilakukan pada kebanyakan orang di
konstipasi, hernia, dan divertikulosis pada orang kulit hitam. Mereka juga
Para ahli saat itu menghubungkan temuan ini dengan makanan yang
semakin berkurang.2,26,26
anatomi dan fisiologi yang terjadi pada manusia yaitu sudut anorektal
yang menjadi lebih besar saat buang air besar dengan posisi jongkok
dibandingkan posisi duduk. Sudut antara rektum dan saluran anus ini
22
fleksi pinggul pada saat buang air besar dengan posisi jongkok. Hal ini
defekasi.25,26
membutuhkan waktu yang singkat dan usaha yang sedikit untuk proses
pada tiga posisi yaitu posisi duduk, posisi duduk dengan kaki fleksi 600,
dan posisi jongkok. Pada penelitian itu menunjukkan sudut anorektal yang
dibentuk saat posisi jongkok adalah 1260, posisi duduk adalah 1000, dan
posisi duduk dengan kaki fleksi 600 adalah 990. Hasil penelitian itu
yang menyatakan adanya hubungan antara posisi saat buang air besar
Gambar 5.1. Sudut anorektal yang dibentuk dengan tiga posisi buang air besar24
bawah 1 tahun didapati 13% konstipasi, akan tetapi untuk usia ini
tanpa sebab yang jelas.8,31-33 Pada penelitian ini rerata usia anak yang
rerata berat badan dan tinggi badan pada anak dengan konstipasi adalah
pada masa anak dan remaja, baik pada laki-laki maupun pada
pengukuran yang paling baik untuk menilai persentase lemak tubuh dan
menilai komposisi tubuh juga lebih baik daripada penilaian tebal lipatan
Pada penelitian ini rerata berat badan dan tinggi badan pada anak
dengan konstipasi adalah 43.8 kg dan 144 cm sedangkan pada anak yang
tidak konstipasi, rerata berat badan dan tinggi badan adalah 42.8 kg dan
145 cm. Dengan perbedaan rerata IMT pada anak dengan konstipasi dan
tidak konstipasi adalah 21.1 dan 20.4. Dari hal tersebut di atas dapat
dan multivariat. Pada penelitian ini hanya dilakukan uji kai kuadrat dengan
penelitian.
6.1. Kesimpulan
Adanya hubungan yang bermakna antara posisi saat buang air besar
pada anak.
6.2. Saran
metode dan alat yang dapat menunjukkan posisi ideal untuk buang air
tersebut.
27
Universitas Sumatera Utara
32
DAFTAR PUSTAKA
1.Pada 2 bulan terakhir, seberapa sering anak bapak/ibu buang air besar
(BAB)?
1.2 x seminggu atau kurang
2.3-6 kali seminggu
3.sekali sehari
4.2 atau 3 kali sehari
5.lebih dari 3 kali sehari
_ tidak tahu
2a. Jika anak bapak/ibu biasanya fesesnya keras, berapa lama hal
tersebut telah terjadi?
0.Kurang dari 1 bulan
1.1 bulan
2.2 bulan
3.3 bulan atau lebih
3.Pada 2 bulan terakir, apakah anak anda mengalami nyeri ketika BAB?
0. tidak
1. ya
_ tidak tahu
11b.Berapa lama anak anda sudah mengalami noda feses pada pakaian
dalamnya?
1.kurang atau sama dengan 1 bulan
2.2 bulan
3.3 bulan
4.4-11 bulan
5.1 tahun lebih
Riwayat Pendidikan
sekarang.