Anda di halaman 1dari 54

SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TB MENGENAI


PELAYANAN KESEHATAN YANG MENGGUNAKAN
STRATEGI DOTS DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR

OLEH :
ELVINA AMANDA
130100041

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA MEDAN
20
SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TB MENGENAI


PELAYANAN KESEHATAN YANG MENGGUNAKAN
STRATEGI DOTS DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

OLEH :
ELVINA AMANDA
130100041

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA MEDAN
20
ii

ABSTRAK

Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah infeksi menular yang menyerang parenkim


paru yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Menurut WHO,
TB merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi bagi manusia. Di Indonesia
TB merupakan penyakit peringkat ke-4 untuk menyebabkan kesakitan dan
peringkat ke-5 untuk angka kematian. Di Puskesmas Medan Johor ditemukan
pasien yang tidak memperhatikan obat apa saja yang telah diberikan, pemeriksaan
yang sudah dilakukan dan sudah diberi obat berapa lama. Dalam penelitian ini
penulis ingin meneliti dari sudut pengetahuan pasien TB tersebut tentang strategi
pengobatan yang dilakukan dalam upaya penyembuhan TB. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pasien TB mengenai
strategi pengobatan TB menurut sistem DOTS di Puskesmas Medan Johor periode
4 Oktober – 29 November 2016.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional


dan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Sampel menggunakan kriteria inklusi
dan kriteria ekslusi dan di peroleh 57 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden laki-laki sebesar


72,7% dalam kategori baik, berdasarkan usia diperoleh hasil pada usia 25-34 yaitu
usia produktif sebesar 54,5% dalam kategori baik, pasien yg memiliki pekerjaan
memiliki pengetahuan yang cukup sebesar 66,7%, dan yang memiliki pendidikan
terakhirnya SMA adalah responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik
sebesar 54,5%.

Kata kunci : pengetahuan, tuberkulosis, DOTS, puskesmas

Universitas Sumatera
iii

ABSTRACT

Tuberculosis (TB) disease is contagious infections that attacks the lung


parenchyma is still a public health problem in the world. According to WHO, TB
is one of the leading causes of death for human. TB is a disease in Indonesia is
ranked 4th for causing illness and ranked 5th for the death rate. Puskesmas
Medan Johor discovered in patients who do not pay attention to any medication
that has been granted, the examination has been done and how long the drug has
been given. In this study the authors wanted to examine from the point of the TB
patients' knowledge about treatment strategies undertaken in an effort to cure TB.
This study aims to describe the level of knowledge of TB patients about TB
treatment strategy according to the DOTS system in Puskesmas Medan Johor
period October 4 to November 29, 2016.

This study uses a descriptive method with cross-sectional design, and


questionnaires as data collectors. Samples using the criteria for inclusion and
exclusion criteria and obtained 57 respondents in the sample.

The result showed the level of knowledge for men by 72.7% in the category of
good knowledge, based on the results obtained at the age of 25-34 which is the
productive age amounted to 54.5% in the category of good knowledge, patients
who have a job has knowledge enough by 66.7%, and which has the final high
school education is the respondents who have a good level of knowledge
amounted to 54.5%.

Keywords : knowledge, tuberculosis, DOTS, health care

Universitas Sumatera
iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang atas segala nikmat yang telah diberikan kepada saya, baik
kesempatan maupun kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien TB
Mengenai Pelayanan Kesehatan Yang Menggunakan Srategi DOTS di
Puskesmas Medan Johor”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini saya banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ingin menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. DR. dr. Aldy Syafruddin Rambe, Sp.S (K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2. Dr. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.kes, sebagai Dosen Pmbimbing 1 dan dr.
Aida Fitri, SpS, sebagai Dosen Pembimbing 2 saya yang telah banyak
memberi arahan dan masukan, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
3. dr. Ahmad Yapiz Hasby, M.Ked(An), SpAn sebagai Dosen Penguji 1 dan
dr. Rina Yunita, SpMK, sebagai Dosen Penguji 2 yang telah meluangkan
waktu dan pemikirannya untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
4. Staf Puskesmas Medan Johor terutama Ibu Sri selaku pihak yang banyak
membantu saya dalam menjalin komunikasi kepada pasien.
5. Rasa cinta dan terima kasih saya persembahkan kepada kedua orang tua
saya, Isman, S.Sos dan Marita Yetti, SPd, MM, beserta saudara saya Veny,
Bayu, Dicky, dan Noname atas doa dan dukungannya sebagai bentuk kasih
sayang kepada saya.

Universitas Sumatera
v

6. Seluruh teman-teman saya Stambuk 2013 terutama Insyaallah Cumlaude


dan Gendats yang telah banyak membantu dan memberi dukungan selama
mengikuti pendidikan.
Namun, saya menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak hal-hal
yang belum sempurna dan luput dari perhatian saya. Baik dari bahasa yang
digunakan maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala
kekurannga dan kerendahan hati, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi perbaikan karya tulis ilmiah ini kedepannya.

Medan, Januari 2017

Elvina Amanda

Universitas Sumatera
vi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan............................................................................................i
Abstrak....................................................................................................................ii
Abstract..................................................................................................................iii
Kata Pengantar.....................................................................................................iv
Daftar Isi...............................................................................................................vi
Daftar Tabel.......................................................................................................viii
Daftar Singkatan..................................................................................................ix
Daftar Lampiran...................................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5


2.1. Tuberkulosis Paru...............................................................................5
2.1.1. Definisi...................................................................................5
2.1.2. Etiologi...................................................................................5
2.1.3. Klasifikasi..............................................................................5
2.1.4. Tanda dan gejala....................................................................6
2.1.5. Pengobatan.............................................................................6
2.2. Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course..............7
2.2.1. Perencanaan Strategi DOTS..................................................7
2.2.2. DOTS di Rumah Sakit...........................................................8
2.3. Pengetahuan......................................................................................11
2.3.1. Definisi.................................................................................11
2.3.2. Tingkat Pengetahuan............................................................11
2.3.3 Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan...................12
2.3.4.Pengetahuan Pasien Mengenai Pelayanan Kesehatan TB.....14

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP..........................15


3.1. Kerangka Teori.................................................................................16
3.2. Kerangka Konsep..............................................................................16

BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................17


4.1. Jenis Penelitian..................................................................................17
4.2. Lokasi dan Waktu.............................................................................17
4.3. Populasi dan Sampel.........................................................................17
4.4. Metode Pengumpulan Data...............................................................18
4.5. Metode Analisa Data........................................................................18
4.6. Definisi Operasional.........................................................................19

Universitas Sumatera
vi

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................20


5.1. Hasil Penelitian.................................................................................20
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................20
5.1.2. Deskripsi Karekterisitk Pasien TB di Puskesmas Medan
Johor 20
5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Pasien Tb Tentang Strategi
DOTS di Puskesmas Medan Johor................................................21
5.2. Pembahasan.......................................................................................23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................26


6.1. Kesimpulan.......................................................................................26
6.2. Saran.................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................27

Lampiran..............................................................................................................28

Universitas Sumatera
vi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Obat Anti Tuberkulosis (OAT) 7

Tabel 5.1. Karakteristik Pasien TB 20

Tabel 5.2. Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS 22


Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS 22


Berdasarkan Usia

Tabel 5.4. Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS 23


Berdasarkan Status Pekerjaan

Tabel 5.5. Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS 23


Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Universitas Sumatera
ix

DAFTAR SINGKATAN

BTA :Basil Tahan Asam


BP4 :Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru
CDR :Case Detection Rate
CR :Cure Rate
DOTS :Directly Observe Treatment Shortcourse
MDR :Multi Drug Resistance
OAT :Obat Anti Tuberculosis
PMO :Pengawas Minum Obat
PPM :Puskesmas Pelaksana Mandiri
PRM :Puskesmas Rujukan Mikroskopis
PS :Puskesmas Satelit
RS :Rumah Sakit
SPSS :Statistical Package for Social Science
TB :Tuberkulosis
UPK :Unit Pelayanan Kesehatan
WHO :World Health Organization
SD :Sekolah Dasar
SMP :Sekolah Menengah Pertama
SMA :Sekolah Menengah Atas
PT :Perguruan Tinggi

Universitas Sumatera
x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup 28

Lampiran 2 Persetujuan Etik 29

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian 30

Lampiran 4 Lembar Penjelasan 31

Lampiran 5 Informed Concent 32

Lampiran 6 Kuesioner 33

Lampiran 7 Tabel Data Induk 34

Lampiran 8 Data Analisis Statistik 35

Universitas Sumatera
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular paru karena infeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari keseluruhan
kejadian penyakit tuberkulosis. Diperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia
pernah terinfeksi kuman M. Tuberculosis.1
Di Indonesia, penyakit TB paru menduduki urutan ke-4 untuk angka kesakitan
sedangkan sebagai penyebab kematian menduduki urutan ke-5; menyerang
sebagian besar kelompok usia produktif dari kelompok sosio ekonomi lemah.
Walau upaya memberantas TB telah dilakukan, tetapi angka insiden maupun
prevalensi TB paru di indonesia tidak pernah turun. 1
Sumber penularan adalah pasien TB BTA (Basil Tahan Asam) positif. Pada
saat batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei) dan dalam sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak. 1
Pemberantasan TB sebenarnya telah dimulai sejak lama tetapi hasilnya belum
menggembirakan. Sebelum ada strategi DOTS (Directly Observe Treatment
Shortcourse) cakupan program sebesar 56% dengan angka kesembuhan yang
dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi
obat yang tidak cukup di masa lalu, kemungkinan telah timbul kekebalan kuman
TB atau multi drug resistance (MDR) terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
secara meluas.2
Menurut Bank Dunia strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang
paling cost effective. Pengalaman di berbagai negara menunjukkan hal tersebut. Di
Bangladesh dengan strategi DOTS, angka kesembuhan pasien TB mampu
mencapai sekitar 80%. 2
Pada tahun 1994, Indonesia mengadopsi strategi DOTS (directly observed
treatment short-course) untuk penanggulangan TB, dan pada tahun 2001 seluruh

Universitas Sumatera
2

propinsi dan lebih dari 95% Puskesmas, dan 30% Rumah Sakit/BP.4 telah
mengadopsi strategi DOTS. 2
Keberhasilan pengobatan rendah kemungkinan disebabkan karena pasien yang
datang sendiri ataupun dirujuk sudah dalam keadaan lanjut dan penderita sudah
berobat ditempat fasilitas kesehatan lain. Ternyata hal yang sering terjadi di
berbagai balai kesehatan, penderita TB paru yang menggunakan DOTS hanya
mendapatkan obat secara gratis tanpa ada pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
BTA sputum dan tidak ada kunjungan ke rumah. Petugas poliklinik paru yang
terbatas untuk memberikan obat dan pencatatan Pengawas Minum Obat (PMO)
biasanya keluarga sendiri dan tidak pernah dilatih tentang TB paru selama jangka
waktu tertentu. Penderita TB paru kurang mendapat konseling dan edukasi yang
adekuat sehingga menyebabkan ketidakpatuhan dan ketidakberhasilan pengobatan
karena kurang pengetahuan tentang penyakit TB. 3
Pengetahuan adalah sebagai tingkat penderita melaksanakan cara
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain.
Pengetahuan pasien dalam mengkonsumsi obat anti tuberculosis berarti pasien
patuh dalam menjalankan program pengobatan, yakni pasien minum obat tepat
waktu dan tidak lupa untuk meminum obat.5
Dalam penelitian sebelumnya oleh menyatakan bahwa mayoritas responden
tidak tahu tentang pengobatannya sebesar (62,5%).Pengetahuan yang kurang
atau minim dapat menyebabkan salahnya pasien terhadap upaya perawatan dan
pencegahan berulangnya penyakit TB Paru. Umumnya pasien TB Paru tidak
mengetahui pengobatannya karena kurangnya informasi dari pelayanann
kesehatan tentang tanda gejala, bahaya, dan pencegahan penyakit TB Paru.6
Keberhasilan pengobatan TB paru strategi DOTS sangat ditentukan oleh
adanya keteraturan minum obat anti tuberkulosis. Hal ini dapat dicapai dengan
adanya kesadaran penderita TB paru untuk meminum obat secara teratur melalui
upaya peningkatan pengetahuan penderita TB paru tentang pencegahan dan
pengobatan TB paru melalui pendidikan kesehatan. Dengan demikian dalam
mencapai pengobatan TB Paru, maka penderita harus mengetahui tentang
pengobatannya.6

Universitas Sumatera
3

Berdasarkan penelitian di atas, peneliti ingin mengetahui gambaran tingkat


pengetahuan pasien TB terhadap strategi DOTS mencakup strategi yang
digunakan selama masa pengobatan, fasilitas apa saja yang diberikan dari
penggunaan strategi tersebut dan pengetahuan tersebut dapat dipengaruhi oleh
jenis kelamin, pekerjaan, usia dan pendidikan terakhir.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah setiap pasien TB mengetahui dalam pengobatan TB ada yang namanya
Strategi DOTS yang dapat mengobati TB 80%?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui apakah pasien TB mengetahui tentang Strategi DOTS yang
sedang dijalankan.

1.3.2. Tujuan Khusus


Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien TB yang berobat di Puskesmas
Medan Johor Medan tentang Strategi DOTS
b. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien TB yang berobat di Puskesmas
Medan Johor Medan tentang Strategi DOTS berdasarkan jenis kelamin,
status pekerjaan, usia dan tingkat pendidikan terakhir.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat bagi Masyarakat
Dengan penelitian ini diharapkan bahwa pasien TB maupun masyarakat
mengetahui bahwa Strategi DOTS dapat meningkatkan angka kesembuhan
penyakit TB.

Universitas Sumatera
4

1.4.2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
informasi untuk penelitian berikutnya mengenai Strategi DOTS.
1.4.3. Manfaat bagi Institusi Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bahwa mungkin belum
semua pasien TB di kota besar maupun di daerah terpencil mengatahui tentang
Strategi DOTS yang dapat meningkatkan keberhasilan terapi TB.

Universitas Sumatera
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tuberkulosis Paru


2.1.1. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Tuberkulosis paru yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia banyak menyerang kelompok usia produktif dan berasal dari
kelompok sosial ekonomi rendah dan tingkat pendidikan yang rendah. 5

2.1.2. Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberkulosis. Bentuk
dari Mycobacterium tuberculosis adalah batang lurus atau agak bengkok dengan
ukuran 0,2-0,4 x 1-4 𝜇 m. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk
identifikasi bakteri tahan asam. Sifat dari Mycobacterium tidak tahan panas, akan
mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan dapat mati jika terkena sinar matahari
langsung selama 2 jam. Dalam dahak dapat bertahan 20-30 jam. Basil yang berada
dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini dalam suhu
kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20°C
selama 2 tahun. Mycobacterium tahan terhadap berbagai bahan kimia dan
desinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH
4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80%
akan hancur dalam 2-10 menit.5

2.1.3. Klasifikasi TB
a. Tuberkulosis paru BTA(+)
1) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA
positif.
2) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis positif.

Universitas Sumatera
6

3) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan


biakan positif.

b. Tuberkulosis paru BTA(-)


1) Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran
klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif.
2) Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dari biakan
Mycobacterium tuberculosis.2

2.1.4. Tanda dan Gejala


a. Gejala respiratorik
1) Batuk >2 minggu.
2) Batuk darah.
3) Sesak napas.
4) Nyeri dada.

b. Gejala sistemik
1) Demam.
2) Gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia dan berat
badan menurun.2

2.1.5. Pengobatan
Tabel 2.1. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)5
Dosis
Harian 3 x / minggu
OAT Kisaran Maksimum Kisaran Maksimum/
dosis (mg) dosis hari (mg)
(mg/kg (mg/kg
BB) BB)
Isoniazid 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Rifampisin 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600
Pirazinamid 25 (20-30) - 35 (30-40) -
Etambutol 15 (15-20) - 30 (25-35) -
Streptomisin 15 (12-18) - 15 (12-18) 1000

Universitas Sumatera
7

2.2. Strategi DOTS


2.2.1. Perencanaan Strategi DOTS
Sejak tahun 1994, Program Pemberantasan TB telah dilaksanakan secara
bertahap di Puskesmas dengan penerapan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse) yang direkomendasikan oleh WHO.
Ada lima komponen dalam strategi DOTS yaitu:
1) Komitmen politis dari pemerintah untuk menjalankan program TB
nasional.
2) Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
3) Pengobatan TB dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang
diawasi langsung oleh Pengawas Minum Obat (PMO).
4) Kesinambungan persediaan OAT.
5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan
dan evaluasi program penanggulangan TB Paru.6,7
Di Indonesia, strategi DOTS pertama kali dilakukan uji coba pada tahun 1994
dan kemudian diimplementasikan secara luas dalam sistem pelayanan kesehatan
dasar. Fokus saat ini adalah meningkatkan cakupan DOTS ke seluruh penyedia
pelayanan kesehatan di Indonesia disertai peningkatan mutu pelayanan. Langkah
awal dengan memperkuat jejaring puskesmas, lalu strategi inovasi lainnya seperti
perencanan spesifik daerah dalam upaya menjangkau populasi yang sulit
mendapatkan akses pelayanan (akibat sosial ekonomi maupun geografis).2
Pencapaian indikator program P2TB dapat dicapai dengan pelaksanaan
program P2TB sesuai standar Strategi DOTS. Apabila petugas P2TB sudah
melaksanakan sesuai standar program yang ada, namun kinerja TB masih rendah
maka dapat diupayakan melalui pemberdayaan masyarakat sebagaimana yang
dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan dalam strategi STOP TB
PATNERSHIP, intervensinya adalah upaya pemberdayaan masyarakat sehingga
masyarakat sadar tentang penyakit TB dan cara pencegahan dan pengobatannya. 6
Program penanggulangan penyakit TB paru dilaksanakan oleh Unit Pelaksana
Kesehatan (UPK) yang terdiri dari lima Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM),
11 Puskesmas Satelit (PS), dan 13 Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM). Hasil

Universitas Sumatera
8

kegiatan pada periode 2004 – 2008 yang meliputi CDR mengalami penurunan
dari tahun 2004 kecuali pada tahun 2006 yang meningkat menjadi 33,58%.
Conversi rate pada tahun 2004 (81,12%) menurun pada tahun 2005 dan 2006 dan
hanya meningkat pada tahun 2007 (85,16%). Cure rate berfluktuasi dimulai pada
tahun 2004 (73,72%), meningkat pada tahun 2005 (91,18%), dan pada tahun 2006
sampai 2008 kembali menurun.2

2.2.2. DOTS di Rumah Sakit dan Puskesmas


Berdasarkan hasil penelitian oleh Departemen Kesehatan, 49 % pasien TB di
Jawa, 44% pasien TB di Sumatra dan 31% pasien TB di Kawasan Timur
Indonesia datang berobat pertama kali ke rumah sakit. Hal tersebut menunjukkan
bahwa peluang rumah sakit sangat penting dalam pemberantasan TB, antara lain
dalam meningkatkan CDR (Case Detection Rate) dan CR (Cure Rate). Rumah
sakit mempunyai beberapa kelebihan antara lain mempunyai cukup tenaga ahli,
peralatan diagnostik dan terapeutik yang cukup lengkap, jumlah pasien banyak,
dan lain-lain, tetapi juga mempunyai kelemahan antara lain rumah sakit tidak
mempunyai tenaga cukup, sehingga bila ada pasien yang tidak kontrol pada
waktunya tidak dapat dilakukan kunjungan rumah.
Penyakit TB dapat menyerang berbagai organ tubuh manusia sehingga pasien
TB di rumah sakit dapat datang ke berbagai spesialis di rumah sakit, oleh karena
itu untuk mengkoordinasikan pelayanan TB di rumah sakit perlu dibentuk Tim
DOTS Rumah Sakit. Tim tersebut bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan di
rumah sakit melalui jejaring internal (internal linkage) rumah sakit maupun
koordinasi kegiatan di luar rumah sakit melalui jejaring eksternal (external
loinkage). Jejaring eksternal perlu dilakukan untuk koordinasi kegiatan dengan
Dinas Kesehatan, Puskesmas, Dokter Praktek Swasta, dan lain-lain.
Langkah-langkah untuk mulai mengimplementasikan DOTS di rumah sakit
antara lain yaitu :
1) Melakukan penilaian dan analisis situasi, apakah rumah sakit telah
bersedia untuk melaksanakan program DOTS.

Universitas Sumatera
9

2) Mendapatkan komitmen yang kuat terutama dari manajemen dan dokter


spesialis yang akan melaksanakan DOTS.
3) Penyusunan nota kesepahaman ( Memorandum of Understanding ) antara
Dinas Kesehatan setempat dengan manajemen rumah sakit.
4) Menyiapkan tenaga pelaksana DOTS antara lain dokter, perawat, petugas
laboratoium, petugas farmasi, petugas pencatatan dan pelaporan, dan lain-
lain.
5) Membentuk tim DOTS di rumah sakit. Tim tersebut akan melakukan
koordinasi kegiatan internal linkage atau external linkage.
6) Menyediakan tempat untuk unit DOTS di dalam rumah sakit. Tempat ini
menjadi pusat kegiatan pelayanan pasien TB di rumah sakit.
7) Menyediakan tempat / rak penyimpanan paket-paket OAT di ruang DOTS.
8) Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologis dahak sesuai
standar.
9) Menggunakan format pencatatan sesuai dengan program tuberkulosis
nasional.

Contoh kegiatan jejaring eksternal antara rumah sakit dengan puskemas :


a. Pasien tidak datang untuk periksa ulang/mengambil obat pada tanggal
yang telah ditentukan.
b. Bila keadaan ini masih berlanjut hingga lewat 2 hari dari tanggal yang
ditentukan, maka petugas di unit DOTS RS harus segera melakukan
tindakan di bawah ini :
1) Menghubungi pasien langsung/PMO agar segera kembali berobat
2) Petugas di Tim DOTS RS menginformasikan ke Wasor
Kabupaten/Kota atau langsung ke puskesmas tentang ada pasien yang
tidak kontrol, dengan pemberitahuan identitas dan alamat lengkap
untuk segera dilakukan pelacakan.
Hasil dari pelacakan yang dilakukan oleh petugas puskesmas segera
diinformasikan kepada rumah sakit. Bila proses ini menemui hambatan, harus
diberitahukan ke Ketua Tim DOTS rumah sakit.

Universitas Sumatera
1

Secara prosedural penanggulangan tuberkulosis nasional di daerah ada


Laboratorium Mikroskopis UPK yang digunakan memeriksa pasien dengan
klasifikasinya sebagai berikut:
1) Puskesmas Satelit (PS) dan UPK setara PS
a) Fungsi: melakukan pengambilan dahak, pembuatan sediaan dahak
sampai fiksasi sediaan dahak untuk pemeriksaan tuberkulosis.
b) Peran: memastikan semua tersangka pasien dan pasien tuberkulosis
dalam pengobatan diperiksa dahaknya sampai mendapatkan hasil
pembacaan.
c) Tugas: mengambil dahak tersangka pasien tuberkulosis, membuat
sediaan dan fiksasi sediaan dahak pasien untuk keperluan diagnosis, dan
untuk keperluan follow-up pemeriksaan dahak dan merujuknya ke PRM
d) Tanggung jawab: memastikan semua kegiatan laboratorium tuberkulosis
berjalan sesuai prosedur tetap, termasuk mutu kegiatan dan
kelangsungan sarana yang diperlukan.
2) Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM) Puskesmas Pelaksana Mandiri
(PPM) dan UPK setara PRM/PPM
a) Fungsi: laboratorium rujukan dan atau pelaksana pemeriksaan
mikroskopis dahak untuk tuberkulosis.
b) Peran: memastikan semua tersangka pasien dan pasien tuberkulosis
dalam pengobatan diperiksa dahaknya sampai di peroleh hasil.
c) Tugas:
1) PPM adalah mengambil dahak tersangka pasien tuberkulosis untuk
keperluan diagnosis dan follow-up, sampai diperoleh hasil,
2) PRM adalah menerima rujukan pemeriksaan sediaan dahak dari
PS, mengambil dahak tersangka pasien tuberkulosis yang berasal
dari PRM setempat untuk keperluan diagnosa dan follow-up,
sampai diperoleh hasil,
3) Tanggungjawab adalah memastikan semua kegiatan laboratorium
tuberkulosis berjalan sesuai prosedur tetap, termasuk mutu
kegiatan dan kelangsungan sarana yang diperlukan.

Universitas Sumatera
1

Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai


keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak
untuk menegakkan diagnosis, dilakukan dengan mengumpulkan 3 specimen
dahak yang dikumpulkan dalam 2 hari kunjungan yang berurutan berupa
Sewaktu-Pagi-Sewaktu. S (sewaktu) dahak dikumpulkan pada saat suspek
tuberkulosis datang berkunjung pertama kali, pada saat pulang suspek membawa
sebuah pot dahak untuk mengumpulkan, P (pagi) dahak dikumpulkan di rumah
pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur, pot dibawa dan diserahkan
sendiri kepada petugas UPK, S (sewaktu) dahak dikumpulkan di UPK pada hari
kedua saat menyerahkan dahak pagi.2

2.3. Pengetahuan
2.3.1. Definisi
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh
melalui indra yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata. 13

2.3.2. Tingkat pengetahuan


Menurut Notoatmodjo, pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang
diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

Universitas Sumatera
1

materi tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan


menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
c) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur
organisasitersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis
ini dapat dilihatdari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan,mengelompokkan dan sebagainya.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk
menyusun, dapat merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuksan
penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada. 10

2.3.3. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan


a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

Universitas Sumatera
1

dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan


menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi
dan nilai-nilai baru diperkenalkan
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada
empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir
seseorang semakin matang dan dewasa.
d. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dab menekuni suatu hal dan
pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
e. Pengalaman
Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang
akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek
tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan
Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai
budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin
masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan. Universitas Sumatera Utara.
g. Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.10

Universitas Sumatera
1

2.3.4. Pengetahuan Pasien Mengenai Pelayanan Kesehatan TB


Menurut Novina Gestari Yusuf, pengetahuan pasien TB mengenai
pelayanan kesehatan TB dan kepatuhan minum obat masih kurang, dikarenakan
kepercayaan pasien bahwa penyakit TB merupakan penyakit turunan dan
disebabkan pleh banyak pikiran, ketidaktahuan pasien mengenai cara penularan.
Pasien lebih cenderung mengunjungi layanan kesehatan tingkat bawah seperti
dukun, pengobatan alternatif, dan langsung datang ke apotik untuk membeli obat
sendiri.12

Universitas Sumatera
1

BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Penderita TB Paru

Komponen Strategi DOTS:


Tujuan:
Komitmem pemerintah
Menurunkan angka kesakitan
Pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
Pengobatan TB OAT yang diawasi PMO dan kematian akibat TB
Kesinambungan persediaan OAT.
dalam rangka pencapaian
Pencatatan dan pelaporan. Strategi DOTS
tujuan pembangunan
kesehatan untuk
meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.
Pengetahuan Pasien TB terhadap Strategi DOTS

Tipe Pengetahuan Faktor Pengetahuan

Sumber : (PDPI 2006, Notoatmodjo 2012)

Universitas Sumatera
1

3.2. Kerangka Konsep

Usia, jenis kelamin,


Tingkat pengetahuan
pekerjaan dan pendidikan
terhadap strategi DOTS
terakhir.

Universitas Sumatera
1

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu mencari gambaran tingkat pengetahuan
pasien TB mengenai pelayanan kesehatan yang menggunakan strategi DOTS.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, yaitu peneliti akan
melakukan pengukuran variabel dalam satu waktu yang bersamaan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Puskesmas Medan Johor, Jalan Karya Jasa no.5,
Kecamatan Medan Johor, Kelurahan Gedung Johor, Medan. Waktu pengumpulan
data pada bulan Oktober hingga November 2016 setiap hari Selasa mulai pukul
08.00 sampai 12.00 WIB.

4.3. Populasi dan Sampel


4.3.1. Populasi
Poulasi penelitian ini adalah seluruh pasien TB yang menerima pengobatan
DOTS di Puskesmas Medan Johor, Medan.

4.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien TB yang menerima pengobatan
DOTS yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sebanyak 57 pasien.
Kriteria inklusi :
1. Pasien TB yang menerima pengobatan DOTS
2. Pasien Kategori 1
3. Pasien dewasa
Kriteria ekslusi :
1. Pasien MDR dan TB ekstra paru

Universitas Sumatera
1

4.3.4. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan
populasi. Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono jumlah
populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian
semuanya.
Sampel yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 57 responden dikarenakan
waktu pengambilan sampel hanya dilakukan setiap hari Selasa dalam waktu 8
minggu, pasien TB hanya mengambil obat setiap 2 minggu sekali, tidak semua
pasien yang berobat TB adalah pasien langsung yang mengambil obat setiap 2
minggu sekali tersebut, bahkan terjadi pengambilan data atau responden yang
sama pada 2 minggu berikutnya.

4.4. Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil melalui metode angket
(kuesioner).

4.5. Metode Analisa Data


1. Sebelum dianalisis, data diedit, dikoding, ditabulasi dan dientri ke dalam
komputer.
2. Data jenis kelamin, karakteristik subjek penelitian, dan usia dideskripsikan
sebagai distribusi frekuensi dan presentasi.
3. Uji statistik dilakukan dengan perangkat lunak statistik.

Universitas Sumatera
1

4.6. Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur
Jenis Perbedaan bentuk, sifat, Pengisian Kuesioner Perempuan Ordinal
Kelamin dan fungsi biologi laki- Kuesioner Laki-laki
laki dan perempuan yang
menentukan perbedaan
peran.

Status Sebuah kegiatan aktif Pengisian Kuesioner Bekerja Ordinal


Pekerjaan yang dilakukan oleh Kuesioner Tidak
manusia. bekerja
Usia Umur individu yang Pengisian Kuesioner Usia dalam Ordinal
terhitung mulai saat kuesioner tahun
dilahirkan sampai saat 17-24
berulang tahun 25-34
35-44
45-54
>55
Pendidikan Usaha sadar dan terencana Pengisian Kuesioner SD Ordinal
terakhir untuk mewujudkan Kuesioner SMP
suasana belajar dan proses SMA
pembelajaran. PT
Pengetahuan Berbagai gejala yang Pengisian Kuesioner Kurang 0-7 Ordinal
ditemui dan diperoleh Kuesioner Cukup 8-14
manusia melalui Baik 15-21
pengamatan akal.

Universitas Sumatera
2

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian


5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Medan Johor yang terletak di Jalan
Karya Jasa no.5, Kecamatan Medan Johor, Kelurahan Gedung Johor, dengan
nomor telepon (061) 75041273 yang merupakan salah satu dari 2 Puskesmas yang
terletak di Medan Johor dan merupakan Puskesmas induk di Medan Johor.
Puskesmas ini menyediakan pelayanan pengobatan Umum yang dapat
menggunakan fasilitas Jamkesmas, BPJS maupun Mandiri. Pemeriksaan
kesehatan oleh dokter umum, pemeriksaan kandungan, pemeriksaan laboratorium,
dan pemeriksaan gigi. Pasien TB dapat datang pada hari dan jam kerja pada
Puskesmas untuk mengambil atau datang untuk berobat TB, pada setiap
Puskesmas sudah diberikan hari dan jam khusus untuk pengobatan TB.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Pasien TB di Puskesmas Medan Johor


Tabel 5.1. Karakteristik Pasien TB
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 35 61,4
Perempuan 22 38,6
Usia n %
17-24 tahun 10 17,5
25-34 tahun 18 31,6
35-44 tahun 7 12,3
45-54 tahun 15 26,3
> 55 7 12,3
Status Pekerjaan n %
Bekerja 41 71,9
Tidak bekerja 16 28,1
Pendidikan terakhir n %
SD 2 3,5
SMP 14 24,6
SMA 29 50,9
PT 12 21,1

Universitas Sumatera
2

Dari Tabel 5.1. terdapat pasien TB Laki-laki lebih banyak yaitu sebesar
61,4% dibandingkan dengan pasien TB Perempuan sebanyak 38,6%. Sebagian
besar pasien TB paru di Puskesmas Medan Johor memiliki umur antara 25-34
tahun yaitu sebesar 31,6%, Pasien TB yang bekerja lebih banyak dari pada yang
tidak bekerja yaitu sebanyak 71,9% dibadingkan dengan pasien yang bekerja
sebanyak 28,1%. Terdapat pasien TB paling banyak dengan pendidikan terakhir
SMA yaitu sebanyak 50,9% dan dengan pendidikan terakhir SD adalah pasien
dengan nilai terendah yaitu sebanyak 3,5%.

5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS di


Puskesmas Medan Johor

Tabel 5.2. Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS


Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Tingkat Pengetahuan Total
Kurang Cukup Baik
Laki-laki n 1 26 8 35
% 100,0 57,8 72,7 61,4
Perempuan n 0 19 3 22
% 0 42,2 27,3 38,6
Total n 1 45 11 57
% 100,0 100,0 100,0 100,0

Dari Tabel 5.2. didapatkan pasien TB laki-laki pengetahuannya lebih baik


sebesar 72,7% .

Universitas Sumatera
2

Tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS


Berdasarkan Usia
Usia Tingkat Pengetahuan Total
Kurang Cukup Baik
17-24 n 1 8 1 10
% 100,0 17,8 9,1 17,5
25-34 n 0 12 6 18
% 0 26,7 54,5 31,6
35-44 n 0 4 3 7
% 0 8,9 27,3 12,3
45-54 n 0 14 1 15
% 0 31,1 9,1 26,3
>55 n 0 7 0 7
% 0 15,6 0 12,3
Total n 1 45 11 57
% 100,0 100,0 100,0 100,0

Berdasarkan hasil Tabel 5.3. di atas, didapatkan pengetahuan baik yang


terbanyak terdapat pada usia 25-34 tahun sebesar 54,5%.

Tabel 5.4. Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS


Berdasarkan Status Pekerjaan
Status Pekerjaan Tingkat Pengetahuan Total
Kurang Cukup Baik
Bekerja n 0 30 11 41
% 0 66,7 100,0 71,9
Tidak Bekerja n 1 15 0 16
% 100,0 33,3 0 28,1
Total n 1 45 11 57
% 100,0 100,0 100,0 100,0

Dari Tabel 5.4. terdapat pasien TB dengan pengetahuan cukup pada pasien
TB yang bekerja sebanyak 66,7%.

Universitas Sumatera
2

Tabel 5.5. Tingkat Pengetahuan Pasien TB Tentang Strategi DOTS


BerdasarkanTingkat Pendidikan Terakhir
Pendidikan Tingkat Pengetahun Total
Kurang Cukup Baik
SD n 0 2 0 2
% 0 4,4 0 3,5
SMP n 0 9 5 15
% 0 20 45,5 24,6
SMA n 1 22 6 29
% 100,0 48,9 54,5 50,9
PT n 0 12 0 12
% 0 26,7 0 21,1
Total n 1 45 11 57
% 100,0 100,0 100,0 100,0

Dari Tabel 5.5. terdapat pasien TB dengan tingkat pendidikan terakhir SMA
dengan pengetahuan yang lebih baik sebesar (54,5%), pada pendidikan SMP
sebesar (45,5%), pada pengetahuan cukup terdapat pada tingkat pendidikan
terakhir Perguruan Tinggi sebesar (26,7%), dan pada tingkat pendidikan SD
adalah tingkat yang terendah sebesar (3,5%).

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian, didapatkan tingkat pengetahuan pria lebih baik yaitu
sebanyak (72,7%) daripada wanita sebanyak (27,3%). Hal ini sesuai dengan
penelitian Bhatt, dkk yang mengatakan pada hampir semua wilayah dimana TB
merupakan masalah kesehatan yang umum, insidensi TB pada wanita lebih sedikit
daripada pria dikarenakan jenis kelamin tidak hanya perbedaan secara biologi
tetapi berbeda dalam perilaku, harapan, kesempatan dalam konteks budaya dan
ekomoni.13 Lebih lanjut lagi, menurut Jianmingwang, dkk wanita lebih sedikit
mengetahui informasi tentang TB dan cenderung sulit berbagi informasi dengan
orang lainnya. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah wanita lebih cenderung
mengunjungi layanan kesehatan tingkat bawah seperti dukun, pengobatan
alternatif, dan langsung datang ke apotik untuk membeli obat sendiri.14

Universitas Sumatera
2

Hasil penelitian tingkat pengetahuan yang terbaik adalah pada usia 25-34
tahun yang merupakan usia produktif sebanyak (54,5%). Hal ini dikarenakan usia
produktif mempunyai daya tangkap yang cepat, proses belajar yang bersifat aktif,
dan daya ingat yang masih baik sehingga memudahkan untuk menerima
pengetahuan yang diberikan. Sedangkan pada lansia ada penurunan intelektual,
daya tangkap, dan pola pikir akibat dari bertambahnya usia sehingga ada
penurunan kemampuan dalam pengetahuan.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil
bahwa kelompok responden yang bekerja memiliki tingkat pengetahuan yang
cukup sebanyak (66,7%) daripada pasien TB yang tidak bekerja sebanyak
(33,3%).
Sama dengan pendapat Anderson (2005), salah satu struktur sosial yaitu
pekerjaan akan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, pekerjaan
seseorang dapat mencerminkan sedikit banyaknya informasi yang diterima,
informasi tersebut akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Menurut peneliti hal ini terjadi karena semakin formal status pekerjaan
seseorang maka respon dan kewaspadaan individu terhadap penyakit yang diderita
semakin tinggi, sehingga individu yang bekerja lebih aktif dalam mencari
informasi dan memiliki motivasi tinggi dalam menerima informasi yangberkaitan
dengan penyakit TB Paru. Selain daripada itu karena tanggung jawab individu
yang dipegang oleh individu untuk mempertahankan status pekerjaannya sangat
penting dan tidak mengharapkan ada hambatan atau permasalahan dari penyakit
yang diderita terhadap pekerjaannya.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan,
didapatkan data dimana pasien dengan pendidikan SMP dan SMA memiliki
pengetahuan yang baik sebanyak (54,5%). Menurut peneliti hal ini terjadi karena
sedikitnya sampel pada pasien yang pendidikannya perguruan tinggi sehingga
didapatkan pengetahuannya sama dengan yang pendidikan terakhirnya SD.
Padahal seharusnya didapati pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
memiliki pengetahuan yang lebih baik. Karena apabila pasien memiliki

Universitas Sumatera
2

pendidikan yang baik, mereka dapat mengetahui akibat baik dari pengobatan
teratur dan akibat buruk dari pengobatan yang tidak teratur. Karena itulah tingkat
pendidikan sangat berpengaruh dalam pengetahuan yang nantinya akan berperan
dalam pengobatan TB juga.
Saat ini, strategi DOTS merupakan strategi yang paling efektif untuk
mengendalikan TB.Strategi DOTS merupakan elemen penting dalam program
kebijakan internasional yang direkomendasikan untuk pengendalian TB.Strategi
ini memastikan pasien TB untuk mengambil obat anti TB dengan benar, pada
dosis dan jarak waktu yang sesuai. Pelaksanaan DOTS tergantung pada
pengaturan, fasilitas, sumber daya dan lingkungan. Oleh karena itu harus ada
fleksibilitas dalam menerapkan strategi DOTS.

Universitas Sumatera
2

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Didapatkan Laki-laki dengan tingkat pengetahuan baik 8 orang (72,7%).
Sedangkan pada Perempuan, yang berpengetahuan baik ada 3 orang
(27,3%).
2. Berdasarkan usia, yang usia 25-34 tahun berpengetahuan cukup ada 12
orang (26,7%) sedangkan yang berpengetahuan baik ada 6 orang (54,5).
3. Berdasarkan pekerjaan didapati yang bekerja memiliki tingkat
pengetahuan cukup ada 30 orang (66,7%). Sementara yang tidak bekerja
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 1 orang dan berpengetahuan
cukup ada 15 orang (33,3%).
4. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, SMA memiliki pengetahuan
cukup sebanyak 22 orang (48,9%) dan baik sebanyak 6 orang (54,5%).

6.2. Saran
Dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang ingin saya berikan, yaitu:

1. Perlunya pasien TB diedukasi tentang program DOTS agar pasien lebih


mengerti tentang pengobatan DOTS sehingga dapat lebih patuh berobat.
2. Pasien TB paru diberikan sosialisasi mengenai fasilitas pelayanan
kesehatan yang bisa memberikan pengobatan dengan sistem DOTS agar
pasien mengetahui cara memproteksi diri dan tidak menjadi sumber
penularan kepada masyarakat.
3. Dari hasil penelitian ini disarankan agar Puskesmas Medan Johor lebih
meningkatkan pelayanan pengobatan TB Paru dengan strategi DOTS,
dalam aspek kecepatan memberikan pelayanan kepada penderita TB Paru
dan meningkatkan kebersihan ruangan pengobatan TB Paru agar kepuasan
penderita TB Paru dapat meningkat dan menyelesaikan program
pengobatan.

Universitas Sumatera
2

DAFTAR PUSTAKA

1. Djojodibroto RD. RESPIROLOGI (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC;


2012.
2. PDPI. Tuberkulosis: Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: PDPI; 2006.
3. Permatasari A. Pemberantasan Penyakit TB Paru dan Strategi Dots. Medan:
Bagian Paru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2005.
4. Ngurah IGKG, Purwasi PAGK. Pengetahuan pasien tuberculosis dalam
menjalankan program pengobatan obat anti tuberculosis (OAT). Bali: Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar; 2012.
5. Kemenkes RI. Pedoman nasional pengendalian tuberculosis. Jakarta:
Kemenkes RI; 2011
6. Arini AT. Upaya pemberdayaan masyarakat dalam program penanggulangan
penyakit tuberkulosis di puskesmas tambakrejo Kota Surabaya. J Adm
Kebijak Kesehat Mei-Agustus 2012(10): 79-86.
7. Rejeki H, Nursasi AY, Permatasari H. Pengalaman menjalani pengobatan TB
kategori II di wilayah Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. J Ilmiah Kesehat
Maret 2012(4).
8. Tirtana BT. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan pada
pasien tuberkulosis paru dengan resistensi obat tuberkulosis di wilayah jawa
tengah. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2011.
9. Kemenkes RI. Strategi nasional pengendalian tb di Indonesia 2010-2014.
Jakarta: Kemenkes RI; 2011.
10. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
cipta; 2012.
11. Agus R, Budiman. Kapita selekta kuesioner pengetahuan dan sikap dalam
penelitian kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
12. Novita GY, Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Penderita
Tuberkulosis Terhadap Ketidakpatuhan Dalam Pengobatan Menurut Sistem
Dots Di Rsu Dr. Slamet Garut Periode 1 Januari 2011 –31 Desember 2011.
Bandung : Univ. Kristen Maranatha; 2012.
13. Hemwati NBG dkk, Tuberculosis Patients Opinion For Directly Observed
Treatment Short-Course (Dots) Rogramme Of Nepal. India : University
Srinagar Garhwal;2009.
14. Jianming W Dkk, Gender Difference In Knowledge Of Tuberculosis And
Associated Health-Care Seeking Behaviors: A Cross-Sectional Study In A
Rural Area Of China. China : Bmc Public Health;2008.

Universitas Sumatera
2

Lampiran 1 : Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elvina Amanda

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 03 Desember 1994

Agama : Islam

Alamat : JL. Karya Jaya Gg. Eka Wahid No.12

Kel. Gedung Johor, Kec. Medan Johor

Medan.

No. HP 082165429326

Email : v.amanda312@gmail.com

Riwayat Pendidikan : TK Yayasan Pendidikan Al-Fithriah Medan (2000-2001)

SD Yayasan Pendidikan Al-Fithriah Medan(2001-2007)

SMP Swasta Harapan 3 Medan (2007-2010)

SMA Negeri 2 Medan (2010-2013)

Riwayat Organisasi : Anggota Divisi Logistik SCORA PEMA FK USU


2015

Universitas Sumatera
2

Lampiran 2: Persetujuan Komite Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian

Universitas Sumatera
3

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera
3

Lampiran 4: Lembar Penjelasan Penelitian

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TB MENGENAI


PELAYANAN KESEHATAN YANG MENGGUNAKAN STRATEGI DOTS
DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Nama : Elvina Amanda


NIM 130100041
Mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Bermaksud memohon bantuan kepada Bapak/Ibu/Kakak/Adik di
Puskesmas Medan Johor untuk mengisi kuesioner akan digunakan sebagai alat
pengumpulan data dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul
Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien TB Mengenai Pelayanan Kesehatan yang
Menggunakan Strategi DOTS di Puskesmas Medan Johor.
Untuk memperoleh data tersebut, saya melakukan wawancara yang di
dapatkan dari kuesioner.
Dengan demikian saya mohon kerjasamanya kepada responden dalam
memberikan data yang dibutuhkan dan informasi responden yang diberikan
merupakan rahasia. Terima kasih atas waktu yang diberikan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan, Agustus 2016


Peneliti
Ttd

(Elvina Amanda)

Universitas Sumatera
3

Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TB MENGENAI


PELAYANAN KESEHATAN YANG MENGGUNAKAN STRATEGI DOTS
DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR

A. Identitas Responden

Nama Responden :
Umur :
Alamat :
Pendidikan : 1. Tidak tamat SD 4. SLTA
2. SD 5. Akademi/Sarjana
3. SLTP

Pekerjaan : 1. Tidak bekerja 2. Bekerja


(........................)
Setelah membaca dan mendapat penjelasan dengan baik dan memahami
tentang penelitian “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien TB Mengenai
Pelayanan Kesehatan Yang Menggunakan Strategi DOTS di Puskesmas Medan
Johor “ maka saya menyatakan bersedia untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan peneliti yang tertera di dalam kuesioner.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dipergunakan seperlunya.
Medan,........................2016

Yang Membuat Pernyataan

(.........................................)

Universitas Sumatera
3

Lampiran 6 : Kuesioner

No. Pertanyaan Benar Salah


1 Penyakit TB paru adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri.
2 Gejala seseorang terkena penyakit TB Paru adalah
batuk berdahak lebih dari 2 minggu
3 Batuk bercampur darah adalah gejala seseorang
terkena penyakit TB paru.
4 Salah satu gejala penyakit TB Paru adalah
berkeringat malam hari walaupun tidak ada
aktifitas
5 Cara penularan penyakit TB Paru melalui batuk
6 Penyakit TB paru menular melalui bersin.
7 Pengobatan TB Paru terdiri dari 2 tahap yaitu
tahap awal dan tahap lanjutan
8 Bila tidak makan obat sekali saja maka pengobatan
gagal
9 Pemeriksaan yang dilakukan untuk penderita TB
Paru adalah pemeriksaan dahak
10 Hasil Rontgen diperlukan untuk menegakkan
diagnosa TB paru
11 Penderita TB Paru harus minum obat selama 6
bulan
12 Efek samping minum obat TB adalah warna air
seni kemerahan
13 Obat TB paru dapat mengurangi nafsu makan
14 Penderita TB paru mengalami nyeri sendi selama
minum obat TB paru.
15 Penyakit TB paru dapat menular pada orang lain
pada saat bersalaman
16 Penyakit TB paru dapat menular melalui darah
17 Penyakit TB Paru dapat dicegah dengan cara tidak
olah raga yang teratur
18 Makanan yang tidak bergizi merupakan cara untuk
mencegah penyakit TB paru
19 Pasien TB paru dinyatakan sembuh bila penderita
telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap
20 Setelah dinyatakan sembuh pasien TB Paru harus
melakukan pemeriksaan ulang dahak
21 Pemeriksaan dahak dilakukan 2 kali setelah
dinyatakan sembuh

Universitas Sumatera
3

Lampiran 7: Data Induk

Jenis Status Tingkat


Nama Umur Pendidikan Skor
Kelamin pekerjaan pengetahuan
a.k Laki-laki 21 Sarjana Bekerja 12 Cukup
l.s Perempuan 53 SD Bekerja 12 Cukup
a.u Perempuan 25 SMA Bekerja 10 Cukup
i.m Perempuan 20 SMA Bekerja 9 Cukup
s.t Laki-laki 39 SMP Bekerja 11 Cukup
s. Perempuan 45 SMA Tidak bekerja 8 Cukup
j.a Laki-laki 33 SMP Bekerja 11 Cukup
f.r Perempuan 59 Sarjana Bekerja 12 Cukup
a.t Perempuan 27 SMA Bekerja 15 Baik
n.n Perempuan 47 Sarjana Bekerja 13 Cukup
s.rl Laki-laki 46 SMA Bekerja 12 Cukup
h.m Laki-laki 54 SD Tidak bekerja 10 Cukup
r.m Laki-laki 39 SMA Bekerja 15 Baik
h.n Laki-laki 24 SMA Bekerja 13 Cukup
s.m Laki-laki 46 SMP Bekerja 17 Baik
s Perempuan 55 SMP Tidak bekerja 11 Cukup
s Laki-laki 60 SMA Bekerja 11 Cukup
j Laki-laki 51 SMA Bekerja 14 Cukup
y Perempuan 46 SMA Tidak bekerja 11 Cukup
d.t Laki-laki 21 SMA Bekerja 18 Baik
i.n Perempuan 27 SMP Bekerja 16 Baik
a.r Laki-laki 26 SMA Bekerja 17 Baik
d.d Laki-laki 19 SMA Bekerja 13 Cukup
r.t Laki-laki 21 SMA Tidak bekerja 5 Kurang
d.s Perempuan 59 SMA Bekerja 12 Cukup
a.p Perempuan 61 SMP Bekerja 11 Cukup
n.n Laki-laki 22 Sarjana Tidak bekerja 11 Cukup
s.s Laki-laki 45 SMP Bekerja 14 Cukup
m.n Perempuan 33 SMA Bekerja 13 Cukup
a.d Laki-laki 22 SMA Tidak bekerja 12 Cukup
w.n Laki-laki 56 SMA Tidak bekerja 9 Cukup
p.a Perempuan 26 SMA Bekerja 15 Baik
s.m Laki-laki 39 SMP Bekerja 16 Baik
d.s Perempuan 32 SMA Bekerja 13 Cukup
y.t Laki-laki 27 SMA Tidak bekerja 12 Cukup

Universitas Sumatera
3

y.m Laki-laki 50 Sarjana Tidak bekerja 9 Cukup


d.i Perempuan 27 Sarjana Bekerja 11 Cukup
d.y Perempuan 48 SMA Bekerja 11 Cukup
r.h Laki-laki 28 Sarjana Bekerja 13 Cukup
s.l Laki-laki 32 SMP Bekerja 15 Baik
jnl Laki-laki 29 SMA Bekerja 16 Baik
w.n Laki-laki 53 SMP Tidak bekerja 9 Cukup
s Laki-laki 41 SMA Bekerja 11 Cukup
p. s Laki-laki 47 SMA Bekerja 13 Cukup
m.n Perempuan 38 Sarjana Tidak bekerja 10 Cukup
d.rs Laki-laki 26 Sarjana Tidak bekerja 11 Cukup
g.s Laki-laki 48 SMP Tidak bekerja 8 Cukup
m.n Laki-laki 30 SMA Bekerja 14 Cukup
ml Perempuan 56 SMP Tidak bekerja 9 Cukup
ms Perempuan 46 Sarjana Bekerja 12 Cukup
nn Perempuan 24 Sarjana Bekerja 14 Cukup
hn Laki-laki 29 SMA Bekerja 13 Cukup
d.a Perempuan 41 SMA Tidak bekerja 11 Cukup
r.d Laki-laki 32 SMP Bekerja 13 Cukup
rw Laki-laki 22 Sarjana Bekerja 13 Cukup
mr Laki-laki 39 SMP Bekerja 15 Baik
r.f Laki-laki 32 SMA Bekerja 14 Cukup

Universitas Sumatera
3

Lampiran 8 : Data Analisis Statistik

FREQUENCIES VARIABLES=jeniskel usia pendidikan


pekerjaan

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Statistics

Jenis
Kelamin usia Pendidikan Pekerjaan

N Valid 57 57 57 57

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 35 61.4 61.4 61.4

Perempuan 22 38.6 38.6 100.0

Total 57 100.0 100.0

Universitas Sumatera
3

usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1.00 10 17.5 17.5 17.5

2.00 18 31.6 31.6 49.1

3.00 7 12.3 12.3 61.4

4.00 15 26.3 26.3 87.7

5.00 7 12.3 12.3 100.0

Total 57 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 2 3.5 3.5 3.5

SMP 14 24.6 24.6 28.1

SMA 29 50.9 50.9 78.9

Sarjana 12 21.1 21.1 100.0

Total 57 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid bekerja 41 71.9 71.9 71.9

tidak bekerja 16 28.1 28.1 100.0

Total 57 100.0 100.0

Universitas Sumatera
3

CROSSTABS

/TABLES=jeniskel BY tktpengetahuan
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin * tingkat 57 100.0% 0 .0% 57 100.0%


pengetahuan

Jenis Kelamin * tingkat pengetahuan Crosstabulation

tingkat pengetahuan

1.00 2.00 3.00 Total

Jenis Laki-laki Count 1 26 8 35


Kelamin
% within tingkat 100.0% 57.8% 72.7% 61.4%
pengetahuan

Perempuan Count 0 19 3 22

% within tingkat .0% 42.2% 27.3% 38.6%


pengetahuan

Total Count 1 45 11 57

% within tingkat 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


pengetahuan

Universitas Sumatera
3

CROSSTABS

/TABLES=usia BY tktpengetahuan
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia * tingkat 57 100.0% 0 .0% 57 100.0%


pengetahuan

usia * tingkat pengetahuan Crosstabulation

tingkat pengetahuan

1.00 2.00 3.00 Total

usia 1.00 Count 1 8 1 10

% within tingkat 100.0% 17.8% 9.1% 17.5%


pengetahuan

2.00 Count 0 12 6 18

% within tingkat .0% 26.7% 54.5% 31.6%


pengetahuan

3.00 Count 0 4 3 7

% within tingkat .0% 8.9% 27.3% 12.3%


pengetahuan

4.00 Count 0 14 1 15

Universitas Sumatera
4

% within tingkat .0% 31.1% 9.1% 26.3%


pengetahuan

5.00 Count 0 7 0 7

% within tingkat .0% 15.6% .0% 12.3%


pengetahuan

Total Count 1 45 11 57

% within tingkat 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


pengetahuan

CROSSTABS

/TABLES=pekerjaan BY tktpengetahuan
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pekerjaan * tingkat 57 100.0% 0 .0% 57 100.0%


pengetahuan

Universitas Sumatera
4

Pekerjaan * tingkat pengetahuan Crosstabulation

tingkat pengetahuan

1.00 2.00 3.00 Total

Pekerjaan bekerja Count 0 30 11 41

% within tingkat .0% 66.7% 100.0% 71.9%


pengetahuan

tidak bekerja Count 1 15 0 16

% within tingkat 100.0% 33.3% .0% 28.1%


pengetahuan

Total Count 1 45 11 57

% within tingkat 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


pengetahuan

CROSSTABS

/TABLES=pendidikan BY tktpengetahuan
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan * tingkat 57 100.0% 0 .0% 57 100.0%


pengetahuan

Universitas Sumatera
4

Pendidikan * tingkat pengetahuan Crosstabulation

tingkat pengetahuan

1.00 2.00 3.00 Total

Pendidikan SD Count 0 2 0 2

% within tingkat .0% 4.4% .0% 3.5%


pengetahuan

SMP Count 0 9 5 14

% within tingkat .0% 20.0% 45.5% 24.6%


pengetahuan

SMA Count 1 22 6 29

% within tingkat 100.0% 48.9% 54.5% 50.9%


pengetahuan

Sarjana Count 0 12 0 12

% within tingkat .0% 26.7% .0% 21.1%


pengetahuan

Total Count 1 45 11 57

% within tingkat 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


pengetahuan

Universitas Sumatera

Anda mungkin juga menyukai