Anda di halaman 1dari 85

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMPSIA PADA

KEHAMILAN DI RSU MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


MEDAN TAHUN 2011-2012

SKRIPSI

OLEH

AFNI SUCITA RESMI


101000390

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Preeklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi,


proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam post
partum. Umumnya terjadi pada trimester III kehamilan. Preeklampsia merupakan
salah satu penyebab kematian pada ibu hamil selain perdarahan dan infeksi.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan kasus kontrol
(case control study) untuk melihat faktor yang berhubungan dengan preeklampsia
pada kehamilan di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan tahun 2011-2012,
dimana yang menjadi sampel kelompok kasus penelitian adalah data ibu hamil yang
didiagnosis preeklampsia yang tercatat pada berkas rekam medis dan sampel pada
kelompok kontrol penelitian adalah data ibu hamil yang tidak didiagnosis
preeklampsia yang tercatat pada berkas rekam medis.
Dari hasil analisis bivariat diperoleh variabel yang berhubungan dengan
preeklampsia yaitu umur (p=0.015), usia kehamilan (p=0.001), dan variabel yang
tidak berhubungan yaitu Bad Obstetric History (BOH) (p=0.623), paritas (p=0.076).
Dari hasil analisis multivariat variabel yang paling dominan adalah usia kehamilan.

Ibu hamil diharapkan memeriksakan kehamilannya secara teratur ke


pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini keadaan kesehatan dalam mencegah
terjadinya preeklampsia dan petugas rumah sakit diharapkan dapat memberikan
konseling pada ibu hamil untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang
preeklampsia sehingga angka kematian ibu dan angka kematian bayi dapat di
turunkan.
Kata kinci : Preeklampsia, umur, usia, Bad Obstetric History, paritas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Preeclampsia is an illness marked with existing hypertension, proteinuria and


edema as emerged long as inception or up to 48 hours post partum. This disorder
shall take place on tri-semester III in inception. Preeclampsia is constitute one of
causes to death of maternal in pregnancy beside blooding and infection.

This study adopted an analytical descriptive method with a case control study
which research aimed to determine factors correlating with the preeclampsia in
Muhammadiyah Sumatera Utara general hospital for 2011-2012. The sample in case
group are the pregnant maternal that has been diagnosed preeclampsia noted on
medical record file and the sample on control group are those maternal in pregnancy
that not be diagnosed with preeclampsia noted on medical record file.
From the result of analysis with chi-square test has been obtained variable
correlating with preeclampsia such as age (p=0.015), inception age (p-0.001), and
variable not correlated such as Bad obstetric History (BOH) (p=0.623), parity
(p=0.076). From the result of analysis with multivariant the most dominant variable
is inception age.

The pregnant maternal is encouraged to have examination regularly to the


public health service aimed to detect early the condition of his health in order to
prevent any preeclampsia and to those paramedical is highly recommended provide
counseling to those pregnant maternal to enrich their knowledge about preeclampsia
disorder so that the mortality on maternal and mortality upon babies shall decrease
down.

Keywords: Preeclampsia, age, Bad Obstetric History, parity.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Afni Sucita Resmi

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 10 April 1987

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Nama Orangtua : Syamsul Bahri dan Nurmalis

Alamat Rumah : Jl. Rawa II Gang. Tani 1 No. 1A Medan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1993-1999 : SD Negeri No 101864

2. Tahun 1999-2002 : MTs Negeri 1 Model Medan

3. Tahun 2002-2005 : Yayasan Pendidikan Ani Idrus Perguruan SMA

Swasta Eria Medan

4. Tahun 2005-2008 : Akademi Kebidanan Helvetia Medan

5. Tahun 2010-2013 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

Riwayat Pekerjaan

1. 2008-2011 : RSU. Muhammadiyah Sumatera Utara Medan

KATA PENGANTAR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis masih bisa menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Faktor Yang Berhubungan

Dengan Preeklampsia Pada Kehamilan Di RSU Muhammadiyah Sumatera

Utara Medan Tahun 2011-2012” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Penulis menyadari hingga selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak teristimewa

kepada orang tua yang penulis sayangi dan cintai ayah (Syamsul Bahri) dan ibu

(Nurmalis) yang telah memberikan banyak dukungan baik moril maupun materil, doa

dan pengorbanannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Heru Santosa, MS, Ph.D sealaku Ketua Departemen

Kependudukan dan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Syarifah, MS selaku Dosen Penasehat Akademik yang membantu

penulis selama masa perkuliahan.

4. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I skripsi Penulis yang

telah memberikan banyak pengarahahan dan masukan dalam penyusunan

skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku selaku Dosen Pembimbing II skripsi

penulis yang telah memberikan banyak pengarahan dan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai/tenaga non-edukatif Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang turut mendukung penyelesaian

skripsi ini.

7. Bapak dr. Alsyah Nasution selaku Direktur Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Sumatera Utara Medan dan seluruh staf Rumah Sakit yang

telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

8. Buat M.Arief Yoga Pramana terima kasih atas doa, dukungan, semangat dan

waktu nya buat penulis.

9. Buat adik-adik tersayang (Sri Wahyuni, Amd.Par, Leo waldi, ST, Nuri Astuti,

Melli Gusti) terima kasih atas dukungan semangat dan doa buat penulis.

10. Buat sahabat-sahabat ku Eva Yolanda, Priyanti dan Lolyta Maya Sari atas

dukungan dan semangatnya buat penulis.

11. Buat rekan-rekan mahasiswa seperjuangan di Departemen Kependudukan dan

Biostatistika Peminatan Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan seluruh teman-teman seangkatan

Ex A 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas dukungannya

buat penulis.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan tulisan ini. Untuk

itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


membangun untuk kesempurnaan tulisan ini. Dan dengan segala keterbatasan yang

ada penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2013

Penulis,

Afni Sucita Resmi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................... 1


1.2. Perumusan Masalah ....................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................... 6
1.3.1. Tujuan Umum ...................................................... 6

1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 8

2.1. Preeklampsia Pada Kehamilan ...................................... 8

2.1.1. Pengertian Preeklampsia ..................................... 8

2.1.2. Pengertian Kehamilan ........................................ 9

2.2. Etiologi Preeklampsia ................................................... 10

2.3. Tanda dan Gejala Preeklampsia ...................................... 13

2.4. Klasifikasi Preeklampsia ................................................. 16

2.5. Faktor yang Berhubungan dengan Preeklampsia ............. 17

2.6. Komplikasi Preeklampsia................................................ 19

2.7. Pencegahan Preeklampsia ............................................... 20

2.8. Kerangka Konsep Penelitian ........................................... 21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.9. Hipotesis Penelitian ........................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 23

3.1. Jenis Penelitian ............................................................... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 23

3.2.1. Lokasi Penelitian ................................................... 23

3.2.2. Waktu Penelitian .................................................... 23

3.3. Populasi dan Sampel ...................................................... 23

3.3.1. Populasi ................................................................ 23

3.3.2. Sampel ................................................................. 23

3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................ 25

3.5. Definisi Operasional ....................................................... 25

3.6. Aspek Pengukuran ......................................................... 26

3.7. Metode Pengolahan Data ................................................ 27

3.8. Analisis Data .................................................................. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................ 30

4.1. Profil RSU Muhammadiyah Sumatera Utara ................... 30

4.1.1. Sejarah ................................................................ 30

4.1.2. Izin Penyelenggara .............................................. 31

4.1.3. Visi, Misi, Motto dan Tujuan ............................... 31

4.1.4. Alamat ................................................................ 33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2. Analisis Univariat ......................................................... 33

4.3. Analisis Bivariat ............................................................. 35

4.3.1. Hubungan Umur dengan Kejadian Preeklampsia .. 35

4.3.2. Hubungan Usia Kehamilan dengan kejadian

Preeklampsia ....................................................... 36

4.3.3. Hubungan Bad Obstetric History (BOH) dengan

Kejadian Preeklampsia ......................................... 36

4.3.4. Hubungan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia . 37

4.4. Analisis Multivariat ........................................................ 38

BAB V PEMBAHASAN .................................................................. 41

5.1. Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Preeklampsia ...... 41

5.2. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian

Preeklampsia.................................................................. 42

5.3. Hubungan Bad Obstetric History dengan Kejadian

Preeklampsia.................................................................. 43

5.4. Hubungan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia ......... 44

5.5. Analisis Multivariat ...................................................... 45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 46

6.1. Kesimpulan ................................................................... 47

6.2. Saran ............................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Pada Kelompok Kasus dan


Kontrol di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan
Tahun 2011-2012.................................................................. 33

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Pada Kelompok Kasus


dan Kontrol di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan
Tahun 2011-2012.................................................................. 34

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Bad Obstetric History (BOH) Pada


Kelompok Kasus dan Kontrol di RSU Muhammadiyah
Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012 ............................. 34

Tabel 4. Distribusi Paritas Pada Kelompok Kasus dan Kontrol di


RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-
2012 ..................................................................................... 34

Tabel 5. Hubungan Umur dengan Kejadian Preeklampsia Pada


Kehamilan di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan
Tahun 2011-2012.................................................................. 35

Tabel 6. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Preeklampsia


Pada Kehamilan di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara
Medan Tahun 2011-2012 ...................................................... 36

Tabel 7. Hubungan Bad Obstetric History (BOH) dengan Kejadian


Preeklampsia Pada Kehamilan di RSU Muhammadiyah
Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012 ............................. 37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 8. Hubungan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia Pada
Kehamilan di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan
Tahun 2011-2012.................................................................. 37

Tabel 9 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda ................ 39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

Lampiran 1 SKA Judul Skripsi

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Izin Untuk Melakukan Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 5 Berkas Rekam Medis

Lampiran 6 Master Data Mentah Hasil Penelitian

Lampiran 7 Hasil Output Analisis Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diperkirakan di dunia setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi

yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

meninggal setiap harinya atau lebih kurang 500.000 perempuan meninggal setiap

tahun karena kehamilan dan persalinan (Sarjito, 2009).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah

ditentukan dalam tujuan pembangunan milenium ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan

ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾

risiko jumlah kematian ibu. Tinggi rendahnya AKI di suatu wilayah dijadikan sebagai

indikator yang menggambarkan besarnya masalah kesehatan, kualitas pelayanan

kesehatan dan sumber daya di suatu wilayah (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,

namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan milenium

masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Haryono 2011).

United Nations International Children’s Emergency Found (UNICEF) (2012)

menyatakan bahwa setiap tahun hampir 10.000 wanita meninggal karena masalah

kehamilan dan persalinan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Target penurunan AKI secara nasional adalah menurunkan Angka Kematian

Ibu (AKI) menjadi 102 jiwa per 100.000 kelahiran hidup Angka kematian ibu di

Indonesia menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 mencapai

307 dari 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2007 jumlahnya menurun

menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah khususnya Kementrian

Kesehatan (Kemenkes) masih dituntut bekerja keras menurunkannya hingga tercapai

target Millennium Development Goal (MDG) 5, menurunkan AKI menjadi 102 dari

100.000 pada tahun 2015.

Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab

obstetri langsung yaitu perdarahan 28 %, preeklampsi/eklampsi 24 %, infeksi 11 %,

sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5 % dan lain – lain 11 %

(WHO, 2007). ). Kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan

tersebut dan resiko tinggi lainnya dapat di deteksi sejak dini, kemudian mendapatkan

penanganan yang tepat adekuat pada saat yang paling kritis yaitu pada masa sekitar

persalinan. Jadi, dalam hal ini, toksomia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia)

menempati urutan kedua penyebab kematian ibu.

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

indikator kesehatan yang paling utama yang digunakan untuk menggambarkan baik

atau tidaknya fasilitas kesehatan dalam pelayanan kesehatan. Survei Demografi

Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI)

sebesar 228/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

sebesar 34/1.000 KH, sedangkan target Millenium Development Goals (MDGs), AKI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sebanyak 102/100.000 KH, dan AKB sebanyak 23/1.000 KH pada tahun 2015

(Kemenkes RI, 2011).

Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan, yang beresiko terhadap kematian

ibu dan janin. Deteksi dini untuk hipertensi pada ibu hamil diperlukan agar tidak

menimbulkan kelainan serius dan mengganggu kehidupan serta kesehatan janin di

dalam rahim. Kenaikan tekanan darah (TD) secara tiba-tiba pada usia kehamilan >20

minggu inilah yang disebut dengan preeklampsia. Preeklampsia sering terjadi pada

primigravida (Novia, 2009).

Teori yang dewasa ini banyak di kemukakan sebagai penyebab preeklampsia

adalah iskemia plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak tidak dapat diterangkan

semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Penyebab terjadinya preeklampsia

tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan banyak faktor yang

menyebabkan terjadinya preeklampsia dan eklampsia (multiple causation). Diabetes

melitus, molahidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun

dan obesitas merupakan predisposisi untuk terjadinya preeklampsia (Trijatmo, 2007).

Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab kedua setelah perdarahan sebagai

penyebab langsung yang spesifik terhadap kematian maternal (Kelly, 2007). Pada sisi

lain insiden dari eklampsia pada negara berkembang sekitar 1 kasus per 100

kehamilan sampai 1 kasus per 1700 kehamilan. Pada negara Afrika seperti Afrika

Selatan, Mesir, Tanzania dan Etiopia bervariasai sekitar 1,8% sampai dengan 7,1%.

Di Nigeria prevalensinya sekitar 2% sampai dengan 16,7% (Osungbade, 2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun

2007 angka kematian ibu adalah 228/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh

perdarahan 28%, preeklampsia/eklampsia 24% dan infeksi 11%.

Di Sumatera Utara di laporkan bahwa kasus preeklampsia terdapat 30 kasus

khususnya di RSUP. H. Adam Malik Medan, di tahun 2005-2006 (Rossa, 2006).

Sementara pada penelitian yang dilakukan di RSUD Dr Pirngadi, Medan pada tanggal

1 Maret 2001-31 Januari 2002 didapatkan lebih dari 100 kasus preeklampsia berat

(Wati, 2009). Berdasarkan data dari RSUD Kota Semarang angka kejadian ibu hamil

dengan Preeklampsia sebesar 14 orang (24,6%) dari total kehamilan sebanyak 569

orang selama periode Desember 2009 – Februari 2010. Perkiraan jumlah kematian

Ibu menurut penyebabnya di Indonesi tahun 2010 adalah perdarahan sebanyak 3.114

(27%), preeklampsia dan eklampsia sebanyak 2.653 (23%) dan infeksi sebanyak

1.268 (11%) (Hernawati, 2011).

Di Sumatera Utara, dilaporkan kasus preeklampsia terjadi sebanyak 3.560 kasus

dari 251.449 kehamilan selama tahun 2010, sedangkan di Rumah Sakit Umum dr.

Pirngadi Medan dilaporkan angka kematian ibu penderita preeklampsia tahun 2007-

2008 adalah 3,45%, pada tahun 2008-2009 sebanyak 2,1%, dan pada tahun 2009-

2010 adalah 4,65% (Dinkes Sumut, 2011).

Preeklampsia sebagai salah satu penyebab kematian ibu adalah salah satu

penyakit yang di tandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria dan edema

yang timbul selama kehamilan sampai 24 jam postpartum (Bobak, Jansen, Zalar,

1995). Preeklampsia dapat menjadi berat dan berkembang menjadi eklampsia jika

pasien mengalami kejang dan koma. Sebenarnya kejadian preeklampsia dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


eklampsia dapat ditekan apabila ibu memperoleh pelayanan kesehatan yang tepat dan

cepat. Pendidikan kesehatan yang cukup diperlukan agar ibu dan keluarga dapat

mengenali, mengatasi dan mencari pertolongan pada tenaga kesehatan sebelum

keadaan menjadi buruk (Maryunani, dkk, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Dollar, 2008) dengan judul

penelitian Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Preeklampsia di

RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2006-2007 bahwa adanya hubungan paritas

terhadap terjadinya preeklampsia pada kehamilan, dimana proporsi paritas 1 pada

kelompok yang tidak preeklampsia yaitu (0,32) dengan nilai OR sebesar (2,13).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan maret 2011-

2012 di RSU. Muhammadiyah Sumatera Utara Medan terdapat penderita

preeklampsia sebanyak 109 kasus selama periode tahun 2011 s/d 2012. Berdasarkan

latar belakang dan fenomena diatas, maka selanjutnya peneliti tertarik untuk meneliti

permasalahan tersebut dengan judul Faktor Yang Berhubungan Dengan Preeklampsia

Pada Kehamilan di RSU. Muhammadiyah Sumatera Utara Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Semakin meningkatnya kejadian preeklampsia pada kehamilan sehingga

peneliti ingin meneliti Faktor Yang Berhubungan Dengan Preeklampsia Pada

Kehamilan di RSU.Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Preeklampsia Pada

Kehamilan di RSU.Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan terjadinya preeklampsia pada

kehamilan di RSU.Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012.

2. Untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan terjadinya preeklampsia

pada kehamilan di RSU.Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-

2012.

3. Untuk mengetahui hubungan Bad Obstetric History dengan terjadinya

preeklampsia pada kehamilan di RSU.Muhammadiyah Sumatera utara Medan

Tahun 2011-2012.

4. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan terjadinya preeklampsia pada

kehamilan di RSU.Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi RSU.Muhammadiyah dalam upaya

meningkatkan pelayanan kesehatan untuk dapat membantu meningkatkan

derajat kesehatan.

2. Menambah studi kepustakaan tentang faktor yang berhubungan dengan

preeklampsia pada kehamilan sehingga dapat dijadikan masukkan dalam

penelitian selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Untuk peningkatan pengalaman dan wawasan bagi peneliti sendiri dalam

menganalisa tentang faktor yang berhubungan dengan preeklampsia pada

kehamilan, serta sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Preeklampsia Pada Kehamilan

2.1.1 Pengertian Preeklampsia

Preeklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi,

proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam

postpartum. Umumnya terjadi pada trimester III kehamilan. Preeklampsia dikenal

juga dengan sebutan Pregnancy Incduced Hipertension (PIH) gestosis atau toksemia

kehamilan (Maryunani, dkk, 2012). Sedangkan menurut Chapman (2006)

preeklampsia adalah merupakan kondisi khusus dalam kehamilan ditandai dengan

peningkatan tekanan darah (TD) dan proteinuria. Bisa berhubungan dengan kejang

(eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu, sementara komplikasi pada janin

meliputi restriksi pertumbuhan dan abrapsio plasenta.

Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada

triwulan Ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola

hidatidosa. Preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat (Abdul, dkk, 2006).

Menurut Mansjoer, dkk (2007) preeklampsia adalah timbulnya hipertensi

disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu

atau segera setelah persalinan. Kemudian Preeklampsia menurut Achdiat (2004)

adalah suatu sindroma klinis dalam kehamilan (usia kehamilan > 20 minggu dan /

atau berat janin 500 gram) yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan edema.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gejala ini dapat timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu bila terjadi penyakit

trofoblastik.

Menurut Skenna dan Kappel (2001) dalam Asuhan Kebidanan Persalinan dan

Kelahiran (2006), preeklampsia adalah kondisi khusus dalam kehamilan, ditandai

dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Bisa berhubung atau berlanjut

menjadi kejang (eklampsia), sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi

pertumbuhan dan abrapsio plasenta / solusio plasenta (Maryunani, dkk, 2012).

Preeklampsia didefenisikan sebagai gangguan yang terjadi pada trimester

kedua kehamilan dan mengalami regresi setelah kelahiran, ditandai dengan

kemunculan sedikitnya dua dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi, edema, dan

proteinuria (Mary dan Mandy, 2010)

2.1.2 Pengertian Kehamilan

Definisi kehamilan dalam agama Islam adalah Allah menjadikan gumpalan

darah menjadi manusia di rahim seorang ibu. Dari sudut ilmu biologi, defenisi

kehamilan adalah ketika sperma dan ovum menyatu dan membentuk sel yang terus

bertumbuh. Maka dari kedua hal itu disimpulkan defenisi kehamilan adalah ketika

sebuah embrio di dalam perut wanita terbentuk hingga lahirnya bayi yang dikandung.

Defenisi kehamilan lainnya adalah terbentuknya bayi mulai dari preembriotik,

embriotik hingga kelahiran. Fase ini mengacu pada perkembangan seorang bayi

dalam perut sang ibu (Erika Jayantika, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2 Etiologi Preeklampsia

Penyebab timbulnya preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara

pasti, tetapi pada umum nya disebabkan oleh (vasospasme arteriola). Faktor-faktor

lain yang diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya preeklampsia antara lain:

primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, molahidatidosa, multigravida, malnutrisi

berat, usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia (Maryunani,

dkk, 2012).

Dalam penelitian Rozikhan (2007), sebab preeklampsia dan eklampsia sampai

sekarang belum diketahui. Telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-

musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang memberikan jawaban yang

memuaskan. Teori yang diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut: (1)

primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion dan mola hidatidosa; (2) semakin

tuanya kehamilan; (3) terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin

dalam uterus; dan (4) timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.

Salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa eklampsia disebabkan ischaemia

rahim dan plasenta (ischemaemia uteroplacentae). Selama kehamilan uterus

memerlukan darah lebih banyak. Pada molahidatidosa, hydramnion, kehamilan

ganda, pada akhir kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah

ibu, diabetes , peredaran darah dalam dinding rahim kurang, maka keluarlah zat-zat

dari plasenta atau desidua yang menyebabkan vasospasmus dan hipertensi. Tetapi

dengan teori ini tidak dapat diterangakan semua hal yang berkaitan dengan penyakit

tersebut. Ternyata tidak hanya satu faktor yang menyebabkan pre-eklampsia dan

eklampsia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam teori dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia

adalah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua

hal yang berkaitan dengan penyakit itu. Ada banyak faktor yang menyebabkan

preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sudah

ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. Dan sampai saat ini, apa yang

menjadi penyebab preeklampsia dan eklampsia belum diketahui, telah banyak teori

yang mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada

yang dapat memberi jawaban yang memuaskan (Chapman, 2006).

Penyebab preeklampsia belum diketahui sampai sekarang secara pasti, bukan

hanya satu faktor melainkan beberapa faktor dan besarnya kemungkinan

preeklampsia akan menimbulkan komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian.

Akan tetapi untuk mendeteksi preeklampsia sedini mungkin dengan melalui antenatal

secara teratur mulai trimester I sampai dengan trimester III dalam upaya mencegah

preeklampsia menjadi lebih berat (Manuaba, 2008).

Sampai sekarang etiologi preeklampsia belum diketahui. Membicarkan

patofisiologinya tidak lebih dari “mengumpulkan” temuan-temuan fenomena yang

beragam. Namun pengetahuan tentang temuan yang beragam inilah kunci utama

suksesnya penanganan preeklampsia sehingga preeklampsia/eklampsia disebut

sebagai the disease of many theories in obstetrics (Vivian dan Tri Sunarsih, 2010).

Adapun teori-teori tersebut antara lain:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan

Pengeluaran hormone ini memunculkan efek “perlawanan” pada tubuh.

Pembuluh-pembuluh darah menciut, terutama pembuluh darah kecil,

akibatnya tekanan darah meningkat. Organ-organ pun akan kekurangan zat

asam. Pada keadaan yang lebih parah, bisa terjadi penimbunan zat pembeku

darah yang ikut menyambut pembuluh darah pada jaringan-jaringan vital.

2. Peran Faktor Immunologis

Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi

pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat di bahwa pada kehamilan pertama

pembentuk blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna,

yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.

3. Peran Faktor Genetik

Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian

Preeklampsia-Eklampsia antara lain:

1. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia

2. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsia-

eklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsia-

eklampsia

3. Kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsia-eklampsia pada

anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat preeklampsia-eklampsia dan

bukan pada ipar mereka.

4. Peran Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penderita pada tahap preeklampsia hendaknya mau dirawat dirumah sakit

untuk memudahkan pemantauan kondisi ibu dan janin. Pemantauan meliputi fungsi

ginjal lewat protein urinenya dan juga fungsi hati. Menu makanan sehari-hari pun

perlu diperhatikan. Yang pasti konsumsi garam harus dikurangi, sedangkan buah-

buahan dan sayuran diperbanyak (Mambo, 2006).

2.3 Tanda dan Gejala Preeklampsia

Preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan

berat bila satu atau lebih tanda / gejala dibawah ini di temukan:

1. Tekanan sistolik 160 mmHg, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih

2. Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam : +3 atau +4 pada pemeriksaan

kualitatif

3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dari 24 jam

4. Keluhan serebral, gangguan pengelihatan atau nyeri daerah epigastrium

5. Edema paru-paru

(Abdul, dkk, 2006)

Menurut Rozikhan (2007) tanda dan gejala preeklampsia adalah sebagai

berikut:

1. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Bila

peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali dalam

trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa penderita

menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat pada

akhir trimester kedua dan ketiga, mungkin penderita menderita preeklampsia.

Peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mmHg, atau peningkatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg, atau adanya tekanan sistolik

sekurang-kurangnya 140 mmHg, atau tekanan diastolik sekurang- kurangnya 90

mmHg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih, ini sudah dapat dibuat

sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak

waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila diastolik sudah mencapai 100 mmHg

atau lebih, ini sebuah indikasi terjadi preeklampsia berat.

2. Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan kelebihan dalam jaringan tubuh,

dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan pada

kaki, jari-jari tangan, dan muka, atau pembengkan pada ektrimitas dan muka. Edema

pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa

berarti untuk penentuan diagnosa pre eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap

minggu dalam kehamilan masih diangap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu

beberapa kali atau 3 kg dalam sebulan pre-eklampsia harus dicurigai. Atau bila terjadi

pertambahan berat badan lebih dari 2,5 kg tiap minggu pada akhir kehamilan,

mungkin merupakan tanda preeklampsia. Bertambahnya berat badan disebabkan

retensi air dalam jaringan dan kemudian oedema nampak dan edema tidak hilang

dengan istirahat. Hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre

eklampsia. Edema dapat terjadi pada semua derajat PIH ( Hipertensi dalam

kehamilan) tetapi hanya mempunyai nilai sedikit diagnostik kecuali jika edemanya

general.

3. Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter

dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau 2 +

(menggunakan metode turbidimetrik standard) atau 1g/liter atau lebih dalam air

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream untuk memperoleh urin

yang bersih yang diambil minimal 2 kali dengan jarak 6 jam. Proteinuria biasanya

timbul lebih lambat dari hipertensi dan tambah berat badan. Proteinuri sering

ditemukan pada preeklampsia, karena vasospasmus pembuluh-pembuluh darah ginjal.

Karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius.

Kemudian tanda dan gejala preeklampsia menurut (Maryunani, dkk, 2012)

adalah:

1. Hipertensi dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, diukur

minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.

2. Proteinuria 5 gram/ 24 jam atau lebih, +++ atau ++++ pada pemeriksaan

kualitatif.

3. Oliguria, urine 400 ml / 24 jam atau kurang

4. Edema paru-paru, sianosis

5. Tanda gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, masalah pengelihatan,

pandangan kabur dan spasme arteri retina pada funduskopi, nyeri

epigastrium, mual atau muntah serta emosi mudah marah

6. Pertumbuhan janin intrauterine terlambat

7. Adanya HELLP syndrome (H= Hemolysis, ELL= Elevated Liver Enzym,

P= Low Plat

8. Pertumbuhan janin intrauterine terlambat

Kriteria menentukan adanya edema adalah: nilai positif jika edema di

daerah tibia, lumbosakral, wajah (kelopak mata), dan tangan, terutama

setelah bangun tidur dipagi hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4 Klasifikasi Preeklampsia

Pembagian preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat, berikut ini

adalah penggolongannya (Rukiyah dan Yulianti, 2010):

1. Preeklampsia Ringan

Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau

edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala

ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas,

penyebab preeklampsia ringan belum diketahui secara jelas, penyakit ini dianggap

sebagai “maladaptation syndrome” akibat vasospasme general dengan segala

akibatnya (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Gejala preeklampsia ringan meliputi:

1. Kenaikan tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan tekanan darah

diastolik 90-110 mmHg

2. Proteinuria secara kuantitatif >0,3 gr/l dalam 24 jam

3. Edema pada pretibial, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan

4. Tidak disertai dengan gangguan fungsi organ

2. Preeklampsia Berat

Preeklampsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan

timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau

edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Gejala klinis preeklampsia berat meliputi:

1. Tekanan darah sistolik >160 mmHg atau tekanan darah diastolik >110 mmHg

2. Trombosit <100.000 /mm3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Proteinuria ( >3 gr/ liter/24 jam) atau positif 3 atau 4, pada pemeriksaan

kuantitatif bisa disertai dengan:

a. Oliguria (urine < 400 ml/24 jam)

b. Keluhan serebral, gangguan pengelihatan

c. Nyeri abdomen

d. Gangguan fungsi hati

e. Gangguan perkembangan Intrauterine

2.5 Faktor Yang Berhubungan Dengan Preeklampsia

Setiap wanita hamil memiliki risiko untuk mengalami penyakit akibat

kehamilan, sedangkan wanita yang tidak hamil tidak memiliki risiko tersebut.

Menurut Sarwono (2006), faktor yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsia

yaitu faktor usia dan paritas. Sedangkan berdasarkan penelitian Rozikhan RS.

Soewando Kendal pada tahun 2007 beberapa faktor yang memiliki hubungan dengan

terjadinya preeklampsia adalah faktor pengetahuan, usia, paritas, riwayat

preeklampsia, genetik dan pemeriksaan kehamilan (ANC). Walaupun penyebab

preeklampsia belum dapat dipastikan, namun beberapa faktor berikut ini memiliki

hubungan dengan terjadinya preeklampsia.

1. Umur Ibu

Usia adalah usia individu terhitung mulai saat dia dilahirkan sampai saat

berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan (Nursalam, 2001). Insiden tertinggi pada kasus

preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun, tetapi prevalensinya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


meningkat pada wanita diatas 35 tahun. Dengan bertambahnya usia seseorang, maka

kematangan dalam berfikir semakin baik.

Usia sangat memengaruhi kehamilan, usia yang baik untuk hamil berkisar

antara 20-35 tahun. Pada usia tersebut alat reproduksi wanita telah berkembang dan

berfungsi secara maksimal. Sebaliknya pada wanita dengan usia dibawah 20 tahun

atau diatas 35 tahun kurang baik untuk hamil. Karena kehamilan pada usia ini

memiliki ini memiliki resiko tinggi, seperti terjadinya keguguran atau kegagalan

persalinan, bahkan bisa menyebabkan kematian. Wanita yang usianya lebih tua

memiliki tingkat risiko komplikasi melahirkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

yang lebih muda. Bagi wanita yang berusia diatas 35 tahun, selain fisik mulai

melemah, juga kemungkinan munculnya berbagai risiko gangguan kesehatan, seperti

darah tinggi, diabetes, dan berbagai penyakit lainnya termasuk preeklampsia

(Gunawan, 2010).

Tinggi rendahnya usia seseorang memengaruhi terjadinya preeklampsia

(Sarwono, 2006).

2. Usia Kehamilan

Menurut (Royston, 1994) dalam (Dollar, 2008) preeklampsia biasanya muncul

setelah usia kehamilan 20 minggu. Gejalanya adalah kenaikan tekanan darah.

Jika terjadi di bawah 20 minggu, masih dikategorikan hipertensi kronis.

Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi pada usia kehamilna > 37 minggu

dan makin tua kehamilan makin berisiko untuk terjadinya preeklampsia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Paritas

Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu.

Sucheilitif paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang

pernah dilahirkannya. Menurut Manuaba (1999) paritas adalah wanita yang pernah

melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah:

1. Primigravida : adalah seorang wanita yang telah melahirkan janin untuk pertama

kali

2. Multipara : adalah seorang wanita yang telah melahirkan janin lebih dari satu kali

3. Grande multipara : adalah wanita yang telah melahirkan janin lebih dari lima kali.

Pada primigaravida frekuensi preeklampsia lebih tinggi bila dibandingankan

dengan multigaravida, terutama primigaravida muda (Sarwono, 2006).

4. Bad Obstetric History

Seorang wanita yang pernah memiliki riwayat preeklampsia, kehamilan

molahidatidosa dan kehamilan ganda kemungkinan akan mengalami preeklampsia

lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan menderita tekanan

darah tinggi menahun (Apotik Online, 2005).

2.6 Komplikasi Preeklampsia

Menurut Khatteryn & Laura (1995) dalam Anik Maryunani dan Yulianingsih

(2012) komplikasi ibu dengan preeklampsia meliputi : cerebral vascular accident,

kardiopulmonari edema, retardasi pertumbuhan, kematian janin intra uterine yang

disebabkan oleh hipoksia dan premature.

Komplikasi preeklampsia yang lain adalah : Ablatio retinae, gagal ginjal,

perdarahan otak, gagal jantung dan edema paru (Vivian dan Tri Sunarsih, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.7 Pencegahan Preeklampsia

Yang dimaksud dengan pencegahan adalah upaya untuk mencegah terjadinya

preeklampsia pada perempuan hamil yang mempunyai risiko terjadinya preeklampsia.

Preeklampsia adalah suatu sindroma dari proses implantasi sehingga tidak secara

keseluruhan dapat di cegah (Angsar, 2008).

Pencegahan timbulnya preeklampsia dapat dilakukan dengan pemeriksaan

antenatal care secara teratur. Gejala ini ini dapat ditangani secara tepat. Penyuluhan

tentang manfaat isirahat akan banyak berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak

selalu berarti tirah baring di tempat tidur, tetapi ibu masih dapat melakukan kegiatan

sehari-hari, hanya dikurangi antara kegiatan tersebut, ibu dianjurkan duduk atau

berbaring. Nutrisi penting untuk diperhatikan selama hamil, terutama protein. Diet

protein yang adekuat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan

transformasi lipid (Maryunani, dkk, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.8 Kerangka Konsep Penelitian

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Variabel Dependent Variabel Independent

- Umur (<20 thn dan > 35 thn)


- Usia kehamilan (>37 mgg)
- Paritas (0)

- BOH (+)

Preeklampsia

- Umur (20 thn – 35 thn)


- Usia kehamilan (20 mgg-37 mgg)
- Paritas (>0)

- BOH (-)

- Umur (<20 thn dan > 35 thn)


- Usia kehamilan (> 37 mgg)

- Paritas (0)
- BOH (+)
Tidak Preeklampsia

- Umur (<20 thn - 35 thn)


- Usia kehamilan (20 mgg-37 mgg)
- Paritas (>0)
- BOH (+)

Gambar 2.1 Faktor Yang Berhubungan Dengan Preeklampsia Pada Kehamilan Di

RSU. Muhammadiyah Sumut Medan Tahun 2013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian adalah:

1. Ada hubungan umur ibu dengan terjadinya preeklampsia

2. Ada hubungan usia kehamilan dengan terjadinya preeklampsia

3. Ada hubungan paritas dengan terjadinya preeklampsia

4. Ada hubungan Bad Obstetric History pada kehamilan dengan terjadinya

preeklampsia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan kasus kontrol

(Case Control Study) untuk melihat faktor yang berhubungan dengan preeklampsia

pada kehamilan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di RSU. Muhammadiyah Sumut Medan

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Juni 2013

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang kehamilannya

didiagnosis preeklampsia berjumlah 109 orang dan yang tidak didiagnosis

preeklampsia yang berjumlah 865 orang dan tercatat pada berkas rekam medis

RSU.Muhammdiyah Sumut Medan periode tahun 2011 s/d tahun 2012.

3.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kasus kontrol, dimana yang

menjadi sampel kelompok kasus penelitian ini adalah data ibu hamil yang didiagnosis

preeklampsia yang tercatat pada berkas rekam medis dan sampel kelompok kontrol

penelitian ini adalah ibu yang tidak didiagnosis preeklampsia yang tercatat pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berkas rekam medis. Besar sampel pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

diperoleh dengan rumus (Lemeshow, 1997):

{Z  2 P2 (1  P2 )  Z1  P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 )}2
1
2
n
P1  P2 2
Dimana : n = Jumlah sampel minimal
 = Tingkat kemaknaan 5%
 = Kekuatan penelitian 80%
P2 = Proporsi paritas 1 pada kelompok yang tidak preeklampsia =
0,32 (Dollar, 2008)
OR = 2,13 (Dollar, 2008)
Z  = 1,96 dengan α = 0,05
1
2

Z 1  = 0,842 dengan β = 0,2

Besarnya sampel ditentukan dengan memperkirakan proporsi populasi terpapar


dengan menggunakan rumus :
(OR) P2
P1 =
OR P 2  (1  P 2)
(2,13)0,32
P1 =
2,130.32  (1  0,32)
P1 = 0,50
Hasil perhitungan didapat P1 = 0,50 dengan interval kepercayaan 95% (α=0,05) pada
kekuatan penelitian 80%, maka besar sampel :
{1,96 2.0,32(1  0,32)  0,842 0,50(1  0,50)  0,32(1  0,32) }2
n
0,50  0,322
n  91,6 n  92
Dari perhitungan diatas dapat diketahui jumlah sampel minimal sebanyak 92 orang

ibu hamil, karena jumlah kasus preeklampsia yang ditemukan oleh peneliti pada saat

survei awal sebanyak 109 orang, maka besar sampel dalam penelitian ini adalah 109

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


orang dimana seluruh jumlah kasus dijadikan sampel. Maka dengan perbandingan 1:1

dalam penelitian ini adalah 109 orang ibu hamil untuk sampel kasus dan 109 orang

ibu hamil untuk sampel kontrol.

Untuk pengambilan sampel kontrol dilakukan dengan cara Sistematic Random

Sampling. Dengan menggunakan jarak yang merupakan pembagian antara populasi

dengan sampel. maka dilakukan pembagian 865 populasi oleh 109 sampel sehingga

di dapat jarak antar sampel sebesar 8.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh melalui data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan

dan laporan rekam medis RSU. Muhammdiyah selama periode tahun 2011 s/d tahun

2012.

3.5 Definisi Operasional

1. Preeklampsia adalah naiknya tekanan darah pada ibu hamil yaitu >140/90

mmHg dan + proteinuria yang tercatat dalam berkas rekam medis.

2. Umur adalah umur ibu terhitung mulai saat dia dilahirkan sampai saat

berulang tahun/umur ibu yang tercatat dalam berkas rekam medis.

3. Usia kehamilan adalah usia janin dalam kandungan ibu sesuai dengan yang

tercatat dalam berkas rekam medis yaitu >20 minggu.

4. Bad Obstetric History adalah riwayat obstetrik yang pernah di derita ibu

seperti preeklampsia, kehamilan molahidatidosa, kehamilan kembar yang

tercatat dalam berkas rekam medis pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran dan jumlah anak yang dimiliki seorang

ibu yang tercatat dalam berkas rekam medis.

3.6 Aspek pengukuran

Ukuran variabel yang digunakan yaitu dalam bentuk kategori

a) Variabel dependen

Kejadian preeklampsia dibagi menjadi dua kategori yaitu :

1 Ya

0 Tidak

b) Variabel Independen

Skala ukur : Nominal

1. Umur ibu dibagi dalam kategori kelompok umur berisiko dan tidak berisiko

yaitu:

1. < 20 tahun dan >35 tahun

0. 20 tahun - 35 tahun

Skala ukur : Ordinal

2. Usia kehamilan dibagi menjadi dua kategori yaitu usia kehamilan yang

berisiko >37 minggu dan usia kehamilan tidak berisiko antara 20-37 minggu

1. >37 minggu

0. 20-37 minggu

Skala ukur : Ordinal

3. Bad Obstetric History yang pernah dialami ibu pada kehamilan sebelumnya

dibagi menjadi dua kategori yaitu memiliki Bad Obstetric History seperti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


preeklampsia, kehamilan molahidatidosa dan kehamilan ganda, dan tidak

memiliki Bad Obstetric History.

1. Jika memiliki Bad Obstetric History

0. Jika tidak memiliki Bad Obstetric History

Skala ukur : Nominal

4. Paritas dibagi menjadi dua kategori yaitu primigravida paritas berisiko dan

paritas tidak berisiko.

1. Paritas 0

0. Paritas >0

Skala ukur : Ordinal

3.7 Metode Pengolahan Data

Menurut Arikunto (2006), data yang terkumpul diolah dengan meggunakan

perangkat lunak komputer. Data yang telah terkumpul, diolah dan didistribusikan

melalui proses editing, coding, tabulating dan dianalisis menggunakan uji statistik.

1. Editing adalah proses pengeditan dengan melakukan pemeriksaan

kelengkapan data yang terkumpul.

2. Coding adalah merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan dianalisis data menggunakan komputer.

3. Tabulating adalah proses pemasukan data atau menyusun ke dalam bentuk-

bentuk tabel data yang telah terkumpul diolah menggunakan komputer dan

akan disajikan dalam bentuk tabel dan dalam bentuk narasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8 Analisis Data

Hasil analisis data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.

Adapun analisis data meliputi tahapan:

1. Analisis Univariat

Untuk menggambarkan (mendeskripsikan) masing-masing variabel

independent dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Untuk melihat hubungan masing-masing variabel independen dengan

variabel dependen, menggunakan uji chi square (X2).

Dengan kriteria :

1. Ho ditolak jika p < α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

2. Terima Ho jika p > α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Selain itu dilakukan juga perhitungan Odd Rasio (OR) untuk melihat estimasi

risiko terjadinya outcome, sebagai pengaruh adanya variabel independen. Yang

dimaksud OR adalah suatu perbandingan pajanan diantara kelompok kasus terhadap

pajanan pada kelompok kontrol.

Perubahan satu unit variabel independen akan menyebabkan perubahan nilai

OR pada variabel dependen. Estiamasi confidence interval (CI) untuk OR ditetapkan

pada tingkat kepercayaan 95%. Interpretasinya sebagai berikut:

Bila OR > 1 berarti sebagai faktor risiko menyebabkan terjadinya outcome

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Bila OR = 1 berarti bukan sebagai faktor risiko dengan kejadian

Bila OR < 1 berarti sebagai faktor proteksi atau pelindung

3. Analisis Mulivariat

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik yakni

untuk mengetahui hubungan variabel independent secara bersamaan antara satu

variabel dependent sehingga diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut :

 1 
yi = Ln     0  1 X 1  ...   i X j
1  P 

1
p=  (  0 1 X 1 ... iXj )
1 e

e = Bilangan natural (2,176)

β = 0,1,2,…,n adalah parameter model regresi logistik

β = 0,1,2,…,n adalah parameter bebas yang diperhatikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 PROFIL RSU MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

4.1.1 SEJARAH

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah beralamat di Jalan Mandala By Pass No.

27 Medan ini pada awalnya adalah Rumah Bersalin (RB) Siti Khadijah milik

Aisyiyah Cabang Tegal Sari Mandala yang berdiri karena kesadaran Aisyiyah akan

pentingnya kesehatan. Sehingga, mendorong Aisyiyah tersebut memberikan

kontribusinya pada upaya pembangunan kualitas generasi yang sehat. Untuk itulah

Aisyiyah berniat mengelola suatu amal usaha dibidang kesehatan. Sebagai wujud

nyata dari niat yang baik tersebut, maka pada Juni 1974 didirikanlah Rumah Bersalin

(RB) Siti Khadijah yang bertempat di salah satu rumah sewa di Jl. Denai No. 73

Medan hingga tahun 1980. Barulah pada tahun 1981, Aisyiyah memiliki aset sendiri

dengan membeli sebuah rumah di Jl. Tangguk Bongkar X No. 1 dengan luas

bangunan + 150 m2. Dalam perkembangannya, secara bertahap Aisyiyah kembali

membeli sebidang tanah di Jl. Mandala By Pass No. 27 (Jl. Ahmad Taher No. 27),

dengan luas bangunan 30 x 14,5 meter (435 m2) dan luas tanah 67,10 x 26,30

(1764,73 m2). Sejalan dengan kebutuhan kesehatan dan meningkatnya kepercayaan

masyarakat, maka pada Oktober 2007 diubah status Rumah Bersalin (RB) Siti

Khadijah menjadi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara di bawah

kepemilikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.2 Izin Penyelenggara

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera Utara telah memiliki izin

penyelenggaraan rumah sakit sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Kota Medan Nomor 800/3496/III/2010 tanggal 25 Maret 2010

tentang Izin Perpanjangan Operasioan/Penyelenggaraan Rumah Sakit. Nomor

Kode Rumah Sakit yaitu : 12 75 8 85 sesuai dengan Surat Departemen

Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

Nomor IR.01.01./I.1/2076/07 tanggal 21 Nopember 2007.

4.1.3 Visi, Misi, Motto dan Tujuan

Nama rumah sakit ini adalah RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH

SUMATERA UTARA (di singkat RSUM-SU) milik Amal Usaha

Muhammadiyah, yang didirikan diawali dengan adanya semangat pengurus

jajaran Pmpinan Wilayah di Sumatera Utara.

1. Visi adalah menjadikan Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera

Utara Sebagai Pilihan Masyarakat di sumatera utara.

2. Misi:

a. RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Memberikan Pelayanan Secara

Profesional, Islami, dan Bermutu.

b. RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Memberikan Pelayanan

Kesehatan Rujukan Yang Bermutu, Untuk Wilayah Sumatera Utara

Dengan Unggulan Di Bidang Kandungan dan Anak Serta Kegawat

daruratan Media.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Meningkatkan Mutu Sumber

Daya Manusia dan Kaderisasi Muhammadiyah Di Bidang Kesehatan.

3. Moto adalah melayani dengan “HATI” ( Hangat, Akurat, Tuntas, dan

ikhlas)

4. Tujuan

a. Terwujudnya Layanan Kesehatan yang bermutu Sesuai Standar dan

Terjangkau Oleh Seluruh Lapisan Masyarakat.

b. Terlaksananya Penerapan dan Pengembangan Standar Layanan

Rumah Sakit yang bermutu Nasional Berlandaskan Pedoman Hidup.

c. Terwujudnya Pengelolaan Organisasi yang Efektip, Produktif,

Transparan dan Syarat Komunikasi yang Humanis dengan Semua

Pihak.

d. Terwujudnya Fungsi Rumah Sakit Sebagai Sarana Dakwah Amar

Ma’ruf Nahi Munkar di Masyarakat.

5. Tujuan Umum

a. Mendorong terwujudnya SDI yang kompeten, Islami dan

berkepribadian Muhammadiyah.

b. Meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja rumah sakit.

6. Tujuan Khusus

1. Mendorong terwujudnya rumaha sakit yang tumbuh (growth),

mampu bersaing (competitive) dan berkesinambungan (sustainable).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.4 Alamat

Nama rumah sakit : Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Sumatera

Utara

Alamat : Jl . Mandala By Pass No 27 Medan

Kelurahan : Tegal Sari Mandala I

Kecamatan : Medan Denai

Kabupaten : Medan

Provinsi : Sumatera Utara

4.2 Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Pada Kelompok Kasus dan Kontrol di


RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012

Umur Kasus Kontrol Jumlah %


15-19 4 6 10 4.6
20-24 17 15 32 14.7
25-29 31 44 75 34.4
30-34 25 27 52 23.9
35-39 18 11 29 13.3
40-44 14 6 20 9.2
Jumlah 109 109 218 100

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012

terbanyak berada pada kelompok umur 25-29 tahun yaitu sebanyak 75 orang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Pada Kelompok Kasus dan
Kontrol di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun
2011-2012

Usia Kasus Kontrol Jumlah %


Kehamilan
20-23 0 0 0 0
24-27 0 0 0 0
28-31 0 4 4 1.8
32-35 14 18 32 14.7
36-39 95 87 182 83.5
Jumlah 109 109 218 100

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa usia kehamilan ibu yang memeriksakan

kehamilannya di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012

terbanyak pada kelompok usia kehamilan 36-39minggu yaitu 182 orang (83.5%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Bad Obstetric History (BOH) Pada Kelompok


kasus dan kontrol di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan
Tahun 2011-2012

BOH Kasus Kontrol Jumlah %


Memiliki 10 8 18 8,3
Tidak Memiliki 99 101 200 91,7
Jumlah 109 109 218 100

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada Bad Obstetric History (BOH) ibu yang

memeriksakan kehamilannya terbanyak pada kelompok tidak memiliki BOH yaitu

sebanyak 200 orang (91.7%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Paritas Pada Kelompok Kasus dan kontrol di RSU
Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012
Paritas Kasus Kontrol Jumlah %
0 54 41 95 43.6
1 34 32 66 30.3
2 17 21 38 17.4
3 3 9 12 5.5
4 1 6 7 3.2
Jumlah 109 109 218 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa paritas ibu yang memeriksakan

kehamilannya terbanyak banyak pada paritas 0 yaitu sebanyak 95 orang (43.6%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel

independen yang meliputi faktor umur, usia kehamilan, Bad Obstetric History (BOH)

dan paritas dengan variabel dependen yaitu kejadian preeklampsia yang

menggunakan uji chi-square dengan  = 0.05. Dikatakan ada hubungan yang

bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p < 0,05. Hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen dengan uji chi-square dapat dilihat dengan

hasil sebagai berikut:

4.3.1 Hubungan Umur dengan Kejadian Preeklampsia

Hubungan umur ibu dengan kejadian preeklampsia pada kehamilan dapat

dilihat dari Tabel 5.

Tabel 5. Hubungan Umur dengan Kejadian Preeklampsia Pada Kehamilan di


RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012

Umur Preeklampsia
Ibu Ya Tidak Jumlah OR P
(Tahun) n % n % n %
< 20 dan > 35 32 65.3 17 34.7 49 100 2.249 0.015
20-35 77 45.6 92 54.4 169 100

Dari Tabel 5 menunjukkan hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan

kejadian preeklampsia pada kelompok umur <20 tahun dan >35 tahun ditemukan

sebanyak 32 orang (65.3%) mengalami preeklampsia dan pada kelompok umur 20-

35 tahun 77 orang (45.6%) diantaranya tidak mengalami preeklampsia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian preeklampsia (p = 0.015, OR =

2.249).

4.3.2 Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Preeklampsia

Hubungan usia kehamilan dengan kejadian preeklampsia pada kehamilan

dapat dilihat dari Tabel 6.

Tabel 6. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Preeklampsia Pada


Kehamilan di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun
2011-2012

Usia Preeklampsia
Kehamilan Ya Tidak Jumlah OR P
(Minggu) n % n % n %
>37 95 82.6 20 17.4 115 100 30.196 0.001
20-35 14 13.6 89 86.4 103 100

Dari Tabel 6 menunjukkan hasil analisis hubungan antara usia kehamilan

dengan kejadian preeklampsia yang memiliki usia >37 minggu ditemukan sebanyak

95 orang (82.6%) mengalami preeklampsia dan pada 20-37 minggu sebanyak 14

orang (13.6%) mengalami preeklampsia.

Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang

bermakna antara usia kehamilan dengan kejadian preeklampsia (p = 0.001, OR =

30.196).

4.3.3 Hubungan Bad Obstetric History (BOH) dengan Kejadian Preeklampsia

Hubungan Bad Obstetric History (BOH) dengan kejadian preeklampsia

pada kehamilan dapat dilihat dari Tabel 7.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 7. Hubungan Bad Obstetric History (BOH) dengan Kejadian
Preeklampsia Pada Kehamilan di RSU Muhammadiyah Sumatera
Utara Medan Tahun 2011-2012

Bad Obstetric Preeklampsia


History Ya Tidak Jumlah OR P
n % n % n %
Memiliki 10 55.6 8 44.4 18 100 1.275 0.632
Tidak
Memiliki 99 49.5 101 50.5 200 100

Dari tabel 7 dapat menunjukkan hasil analisis hubungan antara Bad Obstetric

History (BOH) dengan kejadian preeklampsia yang memiliki Bad Obstetric History

(BOH) ditemukan sebanyak 10 orang (55.6%) mengalami preeklampsia dan

sebanyak 99 orang (49.5%) yang tidak memiliki Bad Obstetric History (BOH)

mengalami preeklampsia.

Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara Bad Obstetric History dengan kejadian preeklampsia (p =

0.632, OR = 1.275).

4.3.4 Hubungan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia

Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia pada kehamilan dapat dilihat

dari Tabel 8.

Tabel 8 Hubungan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia Pada Kehamilan di


RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012

Preeklampsia
Paritas Ya Tidak Jumlah OR P
n % n % n %
0 54 56.8 41 43.2 95 100 1.628 0.076
>0 55 44.7 68 55.3 123 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari Tabel 8 menunjukkan hasil analisis hubungan antara paritas dengan

kejadian preeklampsia yang memiliki paritas 0 ditemukan sebanyak 54 orang (56.8%)

mengalami preeklampsia dan pada paritas >0 sebanyak 55 orang (44.7%)

mengalami preeklampsia.

Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara paritas dengan kejadian preeklampsia (p = 0.076, OR = 1.628).

4.4 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ganda

yakni untuk mengetahui hubungan dari masing-masing variabel independent secara

bersamaan dengan variabel dependent yang berbentuk dikotomi (Sabri, 2006).

Analisis multivariat dimulai dengan melakukan analisis bivariat pada setiap variabel

dengan tujuan melakukan prediksi peranan masing-masing variabel dalam

hubungannya dengan kejadian preeklampsia. Selanjutnya dilakukan pemilihan

variabel yang potensial layak masuk dalam analisis multivariat dengan menetapkan

variabel yang mempunyai nilai p yang kurang dari 0,25 (<0,25). Kriteria kemaknaan

statistik yang dipakai cukup besar untuk variabel-variabel yang terselubung yang

sesungguhnya penting dapat masuk ke dalam model analisis regresi logistik

multivariat dan agar variabel-variabel secara kolektif menjadi prediktor penting bagi

variabel hasil dapat masuk dalam model multivariat (Murti, 1997).

Berdasarkan hasil uji analisis bivariat antara variabel independent dengan

dependent, ternyata ada 3 variabel yang memiliki nilai p <0.25 yaitu umur ibu (p =

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


0,015), usia kehamilan (p= 0,001) dan paritas (p= 0,076) sehingga ketiga variabel

tersebut layak masuk kedalam model regresi logistik ganda.

Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model terbaik dalam

menentukan variabel dominan yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia.

Dalam pemodelan ini seluruh variabel dicobakan secara bersama-sama, kemudian

variabel yang memiliki nilai p > 0,05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari

value terbesar (Forward Stepwise). Dari hasil analisis regresi logistik multivariat

pada tabel 9 ternyata variabel umur ibu (0,66) dan paritas (0,889) tidak bermakna

dimana nilai p > α (0,05) dengan demikian dikeluarkan dari model analisis regresi

logistik ganda.

Tabel 9. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda

Exp B 95% CL FOR


Variabel B (OR) Exp B
Lower Upper P

Konstanta -1.850 0,157 - - 0,001

Usia kehamilan 3,408 30,196 14,383 63,39 0,001

Overall Percentage 84,4 %

Memperhatikan hasil regresi dari model terpilih maka diperoleh persamaan

regresi logistik sebagai berikut :

 1 
yi = Ln     0   1 X 1  .....  Bi X j
1  P 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1
p=
1 e    1.850  (3,408) Usia kehamilan 

= 0,33

= 33,0 %

Melalui model ini, jika ibu hamil memiliki usia kehamilan > 37 minggu maka

probabilitas untuk terjadinya preeklampsia sebesar 33,0 % dengan kebenaran

klasifikasi berdasarkan model (Overall Percentage) sebesar 84,4 %.

Berdasarkan nilai OR kita dapat memperkirakan kekuatan hubungan variabel

umur ibu, usia kehamilan, dan paritas dengan kejadiaan preeklampsia semakin besar

nilai OR semakin kuat pula hubungan variabel tersebut terhadap kejadiaan

preeklampsia. Variabel OR terbesar merupakan variabel yang paling dominan atau

berisiko dalam hubungannya dengan kejadian preeklampsia. Pada penelitian ini

variabel yang paling dominan adalah usia kehamilan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Preeklampsia

Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan bahwa nilai p= 0.015 <

 = 0.05 hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan

kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 2.249 yang berarti ibu hamil

yang memiliki umur < 20 tahun dan > 35 tahun memiliki risiko 2.249 kali

dibandingkan ibu yang memiliki umur 20-35 tahun terhadap kejadian preeklampsia.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh wahyuny di RSKD Ibu

dan Anak Siti Fatimah makassar tahun 2011-2012 dan Utama (2008) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan kejadian preeklampsia, dimana

pada penelitian wahyuny di dapat hasil dari uji statistik yaitu (p=0,001 < 0.05)

dengan Odds Ratio 3.73 dan pada penelitian Utama dengan nilai Odds Ratio 3.67.

Dalam penelitian Sudhaberata (2007) kejadian preeklampsia banyak

didapatkan pada kelompok usia 20-35 tahun (76.27%), sedangkan distribusi kejadian

preeklampsia berdasarkan umur menurut Amiruddin (2007) banyak ditemukan pada

kelompok umur ibu yang ekstrim yaitu <20 tahun dan >35 tahun, dalam tubuh telah

terjadi perubahan-perubahan akibat penuaan organ-organ. Dengan begitu,

kemungkinan untuk mendapatkan risiko dalam kehamilan yang berhubungan dengan

umur akan meningkat termasuk salah satunya preeklampsia.

Umur ibu pada saat kehamilan merupakan salah satu faktor yang menentukan

tingkat risiko kehamilan dimana umur <20 tahun dan > 35 tahun memiliki risiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tinggi terhadap kejadian preeklampsia dikarenakan organ reproduksi ibu seperti rahim

belum cukup matang untuk menanggung beban kehamilan dan panggul ibu belum

berkembang secara sempurna sehingga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan,

sebaliknya pada wanita yang berusia > 35 tahun juga merupakan usia yang berisiko

untuk hamil karena telah mengalami penurunan fungsi pada alat reproduksi.

5.2 Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Preeklampsia

Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan bahwa nilai p=0.001< 

= 0.05 hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara usia kehamilan dengan

kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 30.196 yang berarti ibu hamil

yang memiliki usia kehamilan >37 minggu memiliki risiko 30.196 kali lebih besar

dibandingkan dengan usia kehamilan 20-37 minggu terhadap kejadian preeklampsia.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dollar (2008) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia kehamilan dengan

kejadian preeklampsia dengan hasil uji statistik (p= 0.048 < 0.05) dengan nilai Odds

Ratio 0.515.

Menurut Cunningham (2001) menyatakan bahw semakin tua usa kehamilan

maka risiko terjadinya preeklampsia akan meningkat. Hal ini terjadi karena semakin

tua usia kehamilan maka plasenta juga semakin tua yang mengakibatkan penurunan

sirkulasi darah intra plasenta sehingga terjadi iskemia plasenta, dan pada umumnya

preeklampsia terjadi pada usia kehamilan >37 minggu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.3 Hubungan Bad Obstetric History dengan Kejadian Preeklampsia

Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan bahwa nilai p= 0.632 >

 = 0.05 hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Bad Obstetric

History dengan kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 1.275 yang

berarti ibu hamil yang memiliki Bad Obstetric History memiliki risiko 1.275 kali

dibandingkan yang tidak memiliki Bad Obstetric History terhadap kejadian

preeklampsia.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tanti (2008) yang

menyatakan bahwa riwayat obstetrik yang buruk tidak memiliki hubungan yang

bermakna dengan kejadian preeklampsia dengan hasil uji statistik (p= 0.097 > 0.05)

dengan nilai Odds Ratio 1.828.

Penyakit vaskuler yang di derita ibu selama kehamilan dapat meningkatkan

kejadian preeklampsia seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan lain-lain

(Cinningham, 2001) namun apabila penyakit itu dapat dideteksi secara dini dengan

melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur kemugkinan risiko untuk terjadinya

preeklampsia pada saat kehamilan dapat dicegah sedini mungkin agar tidak berlanjut

menjadi preeklampsia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.4 Hubungan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia

Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan bahwa nilai p= 0.076 > 

= 0.05 hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia paritas

dengan kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 1.628 yang berarti ibu

hamil yang memiliki paritas 0 memiliki risiko 1.628 kali dibandingkan dengan yang

memiliki paritas > 0 terhadap kejadian preeklampsia.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2010) yang

menyatakan paritas tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian

preeklampsia dengan hasil uji statistik (p= 0.194 > 0.05) dengan nilai Odds Ratio

1.34

Menurut Prawirohardjo (2005), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman

jika di dibandingkan pada ibu primigravida, pada umumnya preeklampsia terjadi

pada kehamilan primigravida. Perbedaan hasil penelitian yang didapat bisa saja

disebabkan karena ibu hamil tidak begitu rutin untuk memeriksakan kehamilannya

secara teratur ke pelayanan kesehatan sehingga kemungkikan terjadinya risiko pada

saat kehamilan tidak dapat di deteksi sedini mungkin.

Preeklampsia lebih sering terjadi pada usia muda dan nulipara diduga karena

adanya suatu mekanisme imunologi disamping endokrin dan genetik. Dan pada

kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap plasenta belum

sempurna (Sudinaya, 2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.5 Analisis Multivariat

Dari hasil analisis regresi logistik berganda diperoleh bahwa umur ibu dan

usia kehamilan secara bersamaan dapat berhubungan dengan kejadian preeklampsia.

Dimana masing-masing variabel memiliki nilai p < 0,05 yaitu umur ibu (p=0.015 ;

OR=2.249), usia kehamilan (p=0.001 ; OR=30.196). Pada penelitian ini nilai Odds

Ratio > 1 berarti variabel umur ibu dan usia kehamilan sebagai faktor risiko

menyebabkan terjadinya preeklampsia pada kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian

di lihat dari variabel umur ibu yang mengalami preeklampsia terbanyak pada

kelompok umur yang tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu sebanyak 77 orang (45,6% )

dibandingkan dengan kelompok umur yang berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) yaitu

sebanyak 32 orang (65,3%) dimana seharusnya kejadian preeklampsia lebih tinggi

pada kelompok umur ibu yang berisiko. Pada variabel usia kehamilan preeklampsia

banyak terjadi pada usia kehamilan yang berisiko (>37 minggu) yaitu sebanyak 95

orang (82.6%) dibandingkan dengan usia kehamilan yang tidak berisiko (20-37

minggu) yaitu sebanyak 14 orang (13.6%).

Penelitian yang dilakukan oleh Utama (2008) menyatakan bahwa umur ibu

<20 tahun dan >35 tahun (OR=3.67) mempunyai hubungan dengan kejadian

preeklampsia pada kehamilan. Pada penelitian Dollar (2008) menyatakan bahwa

umur ibu (OR=2.063) dan usia kehamilan (OR=0,515) berhubungan secara

bersamaan dengan kejadian preeklampsia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Dari hasil bivariat menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan

95% diperoleh kesimpulan:

1. Ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian preeklampsia p= 0.015

dimana ibu hamil yang memiliki umur < 20 tahun dan > 35 tahun memiliki

risiko 2.25 kali dibandingkan ibu hamil yang memiliki umur 20-35 tahun

terhadap kejadian preeklampsia .

2. Ada hubungan antara usia kehamilan dengan kejadian preeklampsia p=

0.001dimana ibu hamil yang memiliki usia kehamilan > 37 minggu memiliki

risiko 30.2 kali dibandingkan ibu hamil yang memiliki usia kehamilan 20-37

minggu terhadap kejadian preeklampsia .

3. Tidak ada hubungan antara Bad Obstetric History dengan kejadian

preeklampsia p= 0.623.

4. Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia p= 0.076

5. Dari hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dengan

tingkat kepercayaan 95% bahwa antara variabel umur ibu dan usia kehamilan

ternyata usia kehamilan lebih dominan berpengaruh dengan kejadiaan

preeklampsia di RSU Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-

2012.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6.2. SARAN

1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan memberikan penyuluhan

kepada masyarakat tentang risiko kehamilan yang akan terjadi pada usia < 20

tahun dan > 35 tahun dan diharapkan agar tidak hamil pada usia yang berisiko

tersebut karena usia tersebut merupakan usia berisiko terhadap terjadianya

preeklampsia dan risiko kehamilan lainnya.

2. Memberikan penyuluhan bagi ibu hamil untuk dapat memeriksakan

kehamilannya secara rutin sebagai deteksi dini terhadap risiko yang mungkin

terjadi pada saat kehamilan dan menganjurkan kepada ibu untuk lebih sering

memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan >37 minggu sampai dengan

menjelang kelahiran.

3. Menyarankan pada ibu hamil untuk mengatur pola makanan yaitu diet rendah

garam dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA
Abdul, dkk, 2006. Penaganan Preeklampsia, Arcan, Jakarta.

Amelda, 2009, Gambaran Karekteristik Ibu Hamil Dengan Preeklampsia di


RSU, http:// addy1571.files.wordpress.com/2009/08/gambaran-karakteristik-
ibu-hamil-dengan-preeklampsia-di-rsu.doc. Diakses 15 Maret 2013.

Angsar, 2008. Bab 1-2.pdf (Secured). Bab-II Landasan Teori-upn Veteran


Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1
kedokteran/207311168/Bab%201. pdf. Diakses 16 Maret 2013.

Asrianti, 2008. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Melahirkan di


RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2008.
http://himapid.blogspot.com/2009/05 faktor - risiko - kejadian –
preeklampsia, html?m=1 diakses 4 Juli 2003.

Billington, M, Steven, M, 2010. Kegawatan Dalam Kehamilan-Persalinan, EGC,


Jakarta.

Chapman, V, 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran, EGC, Jakarta.

Cunningham, 2001. Obstetri William: alih bahasa Joko Suyono dan Andry Hartono.
New York:Mc Graw Hill.

Depkes, 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal, Direktorat Bina Pelayanan Medik


Dasar Dan Direktorat Bina Pelayanan Medik, jakarta.

Dewi, V, N, L, Sunarsih, T, 2001. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan, Salemba


Medika, Jakarta.

Dinkes Sumut, 2011. Bab 1-2.pdf (Secured). Bab-II Landasan Teori-upn Veteran
Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1
kedokteran/207311168/Bab%201. pdf. Diakses 16 Maret 2013.

Dollar, 2008. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian


Preeklampsia/Eklampsia di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2006-
2007. Skripsi FKM USU.

Gunawan, 2010. Bab 1-2.pdf (Secured). Bab-II Landasan Teori-upn Veteran


Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1
kedokteran/207311168/Bab%201. pdf. Diakses 16 Maret 2013.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hernawati, 2011. Analisis Kematian Ibu Di Indonesia Tahun 2010 Berdasarkan
Data SDKI, http://kesehatanibu.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads. Diakses 25 Maret 2013.

Hidayatullah, 2007. Gambaran Kejadian Preeklampsia, http://kebidanan-


kti.blogspot.com/2011/06/gambaran-kejadian-preeklampsia-0015.html.
Diakses 30 Maret 2013.

Jayantika, E, 2012. Defenisi Kehamilan dan Perubahan Tubuh Saat Hamil, http://
tandakehamilan.com/defenisi-kehamilan-dan perubahan-tubuh-saat-hamil.
Diakses 25 Maret 2013.

Kemenkes RI, 2011. Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan.


Chapter I. pdf–usu-Insitutional Repository-Universitas Sumatera Utara
/http://Repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/3363/5/chapter%20.pdf.
Diakses 15 Maret 2013.

Lemeshow, S, Homser Jr.D.W.,Klar.,J.,Lwanga.S.K. 1997. Besar Sampel Dalam


Penelitian, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Madhona, R., 2003. Faktor Risiko Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian
Preeklampsia Pada Ibu Hamil di RS. Haji Medan Tahun 2000-2002.
Skripsi FKM USU.

Mamboo, 2006. Preeklampsia-Eklampsia, Tim Medis Rumanah Bersalin dan balai


Pengobatan Wihdatul Ummah. www.wahdah.or.id/wahdah/indexz.php?
option=com...do...i...Diakses 02 April 2013.

Manuaba, 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Preeklampsia Pada Ibu Hamil, http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com
/2012/07/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-6260.html. Diakses 30
Maret 2013.

Manuaba, 2004. Bab 1-2.pdf (Secured). Bab-II Landasan Teori-upn Veteran


Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1
kedokteran/207311168/Bab%201. pdf.Diakses 16 Maret 2013.

Manuaba, 1999. Bab 1-2.pdf (Secured). Bab-II Landasan Teori-upn Veteran


Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1
kedokteran/207311168/Bab%201. pdf. Diakses 16 Maret 2013.

Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana,


EGC, Jakarta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Maryunani, A, dkk, 2012, Asuhan Kegawat Daruratan Dalam Kebidanan, Trans
Info Media, Jakarta.

Nursalam, 2001. Bab 1-2.pdf (Secured). Bab-II Landasan Teori-upn Veteran


Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1
kedokteran/207311168/Bab%201. pdf. Diakses 16 Maret 2013.

Notoadmojo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rhuneka Cipta, jakarta.

Novia, 2009. Gambaran Karekteristik Ibu Hamil Dengan Preeklampsia di RSU,


http://addy1571.files.wordpress.com/2009/08/gambaran-karakteristik-ibu-
hamil-dengan-preeklampsia-di-rsu.doc. Diakses 17 Maret 2013.

Osungbade, K, O, 2011. Publich Heaalth Perspektive of Preeclampsia in


Developing Countries. Implication for Health System Strengthening.
International Jurnal of Pregnancy.

Prawihardjo, 2008. Bab 1-2.pdf (Secured). Bab-II Landasan Teori-upn Veteran


Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1
kedokteran/207311168/Bab%201. pdf. Diakses 16 Maret 2013.

Rozikhan, 2007. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat Di Rumah


Sakit Dr. H. Soewando Kendal,
http://eprints.undip.ac.id/183421/Rozikhan, pdf/tesis/thn2007. Diakses 16
Maret 2013.

RSU Muhammadiyah, 2013. Laporan Tahunan Rekam Medis, Sumatera Utara.

Rukiah, Yulianti, 2010. BAB II Landasan Teori-Upn Veteran Jakarta,


http://www.library.upvnj.ac.id/pdf/4S1kedokteran/207311168/Bab%.pdf.
Diakses 1 April 2013.

Sarjito, 2009. Gambaran Karekteristik Ibu Hamil Dengan Preeklampsia di RSU,


http://addy1571.files.wordpress.com/2009/08/gambaran-karakteristik-ibu-
hamil-dengan-preeklampsia-di-rsu.doc. Diakses 15 Maret 2013.

Trisnawati, 2010. Kontribusi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Preeklampsia, Fakultas Ilmu Kedokteran Muhammadiyah,
Surakarta.http://www.google.com/url?q=http://publikasiilmiah.ums.ac.id.bits
tren/handle/123456789/2450/2010-dm-azizah-gama-depan,pdf% diakses 4
Juli 2013.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Wahyuny, 2012. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia di RSKD Ibu dan Anak
Siti Fatimah Makassar, 2011-2012.

Zaluchu, F, 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan, Ciptapustaka Media, Bandung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 7

Frequency Table
UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 15-19 10 4.6 4.6 4.6

20-24 32 14.7 14.7 19.3

25-29 75 34.4 34.4 53.7

30-34 52 23.9 23.9 77.5

35-39 29 13.3 13.3 90.8

40-44 20 9.2 9.2 100.0

Total 218 100.0 100.0

USIAKEH

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 28-31 4 1.8 1.8 1.8

32-35 32 14.7 14.7 16.5

36-39 182 83.5 83.5 100.0

Total 218 100.0 100.0

BOH

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid MEMILIKI 18 8.3 8.3 8.3

TIDAK MEMILIKI 200 91.7 91.7 100.0

Total 218 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PARITAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid .00 95 43.6 43.6 43.6

1.00 66 30.3 30.3 73.9

2.00 38 17.4 17.4 91.3

3.00 12 5.5 5.5 96.8

4.00 7 3.2 3.2 100.0

Total 218 100.0 100.0

UMUR * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Total

UMUR 15-19 4 6 10

20-24 17 15 32

25-29 31 44 75

30-34 25 27 52

35-39 18 11 29

40-44 14 6 20

Total 109 109 218

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


USIAKEH * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Total

USIAKEH 28-31 0 4 4

32-35 14 18 32

36-39 95 87 182

Total 109 109 218

BOH * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Total

BOH MEMILIKI 10 8 18

TIDAK MEMILIKI 99 101 200

Total 109 109 218

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PARITAS * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Total

PARITAS .00 54 41 95

1.00 34 32 66

2.00 17 21 38

3.00 3 9 12

4.00 1 6 7

Total 109 109 218

UMUR * PREEKLAMPSIA

Crosstab

PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total
U < 20 TAHUN DAN >35 TAHUN Count 32 17 49
% within UMUR 65.3% 34.7% 100.0%
MUR
% within PREEKLAMPSIA 29.4% 15.6% 22.5%
% of Total 14.7% 7.8% 22.5%
20-35 TAHUN Count 77 92 169
% within UMUR 45.6% 54.4% 100.0%
% within PREEKLAMPSIA 70.6% 84.4% 77.5%
% of Total 35.3% 42.2% 77.5%
Total Count 109 109 218
% within UMUR 50.0% 50.0% 100.0%
% within PREEKLAMPSIA 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.923a 1 .015

Continuity Correctionb 5.160 1 .023

Likelihood Ratio 6.000 1 .014

Fisher's Exact Test .023 .011

Linear-by-Linear Association 5.896 1 .015

N of Valid Cases 218

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,50.

b. Computed only for a 2x2 table

USIAKEH * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total

USIAKEH >37 MINGGU Count 95 20 115

% within USIAKEH 82.6% 17.4% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 87.2% 18.3% 52.8%

% of Total 43.6% 9.2% 52.8%

20-37 MINGGU Count 14 89 103

% within USIAKEH 13.6% 86.4% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 12.8% 81.7% 47.2%

% of Total 6.4% 40.8% 47.2%

Total Count 109 109 218

% within USIAKEH 50.0% 50.0% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 103.525a 1 .000

Continuity Correctionb 100.782 1 .000

Likelihood Ratio 114.060 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 103.050 1 .000

N of Valid Cases 218

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 51,50.

b. Computed only for a 2x2 table

BOH * PREEKLAMPSIA

Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total

BOH MEMILIKI Count 10 8 18

% within BOH 55.6% 44.4% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 9.2% 7.3% 8.3%

% of Total 4.6% 3.7% 8.3%

TIDAK MEMILIKI Count 99 101 200

% within BOH 49.5% 50.5% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 90.8% 92.7% 91.7%

% of Total 45.4% 46.3% 91.7%

Total Count 109 109 218

% within BOH 50.0% 50.0% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .242a 1 .623

Continuity Correctionb .061 1 .806

Likelihood Ratio .243 1 .622

Fisher's Exact Test .806 .403

Linear-by-Linear Association .241 1 .623

N of Valid Cases 218

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,00.

b. Computed only for a 2x2 table

PARITAS * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total

PARITAS .00 Count 54 41 95

% within PARITAS 56.8% 43.2% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 49.5% 37.6% 43.6%

% of Total 24.8% 18.8% 43.6%

>0 Count 55 68 123

% within PARITAS 44.7% 55.3% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 50.5% 62.4% 56.4%

% of Total 25.2% 31.2% 56.4%

Total Count 109 109 218

% within PARITAS 50.0% 50.0% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3.153a 1 .076

Continuity Correctionb 2.687 1 .101

Likelihood Ratio 3.161 1 .075

Fisher's Exact Test .101 .050

Linear-by-Linear Association 3.138 1 .076

N of Valid Cases 218

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47,50.

b. Computed only for a 2x2 table

UMUR * PREEKLAMPSIA

Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total

UMUR < 20 TAHUN DAN >35 TAHUN Count 32 17 49

% within UMUR 65.3% 34.7% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 29.4% 15.6% 22.5%

% of Total 14.7% 7.8% 22.5%

20-35 TAHUN Count 77 92 169

% within UMUR 45.6% 54.4% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 70.6% 84.4% 77.5%

% of Total 35.3% 42.2% 77.5%

Total Count 109 109 218

% within UMUR 50.0% 50.0% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tests of Homogeneity of the Odds Ratio

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Breslow-Day .000 0 .

Tarone's .000 0 .

Tests of Conditional Independence

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Cochran's 5.923 1 .015

Mantel-Haenszel 5.136 1 .023

Under the conditional independence assumption, Cochran's statistic is


asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution, only if the
number of strata is fixed, while the Mantel-Haenszel statistic is always
asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution. Note that the
continuity correction is removed from the Mantel-Haenszel statistic when the
sum of the differences between the observed and the expected is 0.

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate 2.249

ln(Estimate) .811

Std. Error of ln(Estimate) .338

Asymp. Sig. (2-sided) .016

Asymp. 95% Confidence Interval Common Odds Ratio Lower Bound 1.161

Upper Bound 4.358

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound .149

Upper Bound 1.472

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


USIAKEH * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

PREEKLAMPSI TIDAK PREEKLAMPSI Total

USIAKEH >37 MINGGU Count 95 20 115

% within USIAKEH 82.6% 17.4% 100.0%

% within 87.2% 18.3% 52.8%


PREEKLAMPSIA

% of Total 43.6% 9.2% 52.8%

20-37 MINGGU Count 14 89 103

% within USIAKEH 13.6% 86.4% 100.0%

% within 12.8% 81.7% 47.2%


PREEKLAMPSIA

% of Total 6.4% 40.8% 47.2%

Total Count 109 109 218

% within USIAKEH 50.0% 50.0% 100.0%

% within 100.0% 100.0% 100.0%


PREEKLAMPSIA

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Tests of Homogeneity of the Odds Ratio

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Breslow-Day .000 0 .

Tarone's .000 0 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tests of Conditional Independence

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Cochran's 103.525 1 .000

Mantel-Haenszel 100.320 1 .000

Under the conditional independence assumption, Cochran's statistic is


asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution, only if the
number of strata is fixed, while the Mantel-Haenszel statistic is always
asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution. Note that the
continuity correction is removed from the Mantel-Haenszel statistic when the
sum of the differences between the observed and the expected is 0.

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate 30.196

ln(Estimate) 3.408

Std. Error of ln(Estimate) .378

Asymp. Sig. (2-sided) .000

Asymp. 95% Confidence Interval Common Odds Ratio Lower Bound 14.383

Upper Bound 63.395

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound 2.666

Upper Bound 4.149

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BOH * PREEKLAMPSIA
Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total

BOH MEMILIKI Count 10 8 18

% within BOH 55.6% 44.4% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 9.2% 7.3% 8.3%

% of Total 4.6% 3.7% 8.3%

TIDAK MEMILIKI Count 99 101 200

% within BOH 49.5% 50.5% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 90.8% 92.7% 91.7%

% of Total 45.4% 46.3% 91.7%

Total Count 109 109 218

% within BOH 50.0% 50.0% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Tests of Homogeneity of the Odds Ratio

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Breslow-Day .000 0 .

Tarone's .000 0 .

Tests of Conditional Independence

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Cochran's .242 1 .623

Mantel-Haenszel .060 1 .806

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tests of Conditional Independence

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Cochran's .242 1 .623

Mantel-Haenszel .060 1 .806

Under the conditional independence assumption, Cochran's statistic is


asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution, only if the
number of strata is fixed, while the Mantel-Haenszel statistic is always
asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution. Note that the
continuity correction is removed from the Mantel-Haenszel statistic when the
sum of the differences between the observed and the expected is 0.

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate 1.275

ln(Estimate) .243

Std. Error of ln(Estimate) .495

Asymp. Sig. (2-sided) .623

Asymp. 95% Confidence Interval Common Odds Ratio Lower Bound .483

Upper Bound 3.365

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -.727

Upper Bound 1.213

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under
the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PARITAS * PREEKLAMPSIA

Crosstab

PREEKLAMPSIA

TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total

PARITAS .00 Count 54 41 95

% within PARITAS 56.8% 43.2% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 49.5% 37.6% 43.6%

% of Total 24.8% 18.8% 43.6%

>0 Count 55 68 123

% within PARITAS 44.7% 55.3% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 50.5% 62.4% 56.4%

% of Total 25.2% 31.2% 56.4%

Total Count 109 109 218

% within PARITAS 50.0% 50.0% 100.0%

% within PREEKLAMPSIA 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Tests of Homogeneity of the Odds Ratio

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Breslow-Day .000 0 .

Tarone's .000 0 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tests of Conditional Independence

Asymp. Sig. (2-


Chi-Squared df sided)

Cochran's 3.153 1 .076

Mantel-Haenszel 2.674 1 .102

Under the conditional independence assumption, Cochran's statistic is


asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution, only if the
number of strata is fixed, while the Mantel-Haenszel statistic is always
asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution. Note that the
continuity correction is removed from the Mantel-Haenszel statistic when the
sum of the differences between the observed and the expected is 0.

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate 1.628

ln(Estimate) .488

Std. Error of ln(Estimate) .275

Asymp. Sig. (2-sided) .077

Asymp. 95% Confidence Interval Common Odds Ratio Lower Bound .949

Upper Bound 2.793

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -.052

Upper Bound 1.027

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 218 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 218 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 218 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

TIDAK PREEKLAMPSIA 0

PREEKLAMPSIA 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Predicted

PREEKLAMPSIA

TIDAK
Observed PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Percentage Correct

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Step 0 PREEKLAMPSIA TIDAK PREEKLAMPSIA 0 109 .0

PREEKLAMPSIA 0 109 100.0

Overall Percentage 50.0

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .000 .135 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables UMUR 6.839 1 .009

USIAKEH 103.525 1 .000

PARITAS 3.153 1 .076

Overall Statistics 105.454 3 .000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Block 1: Method = Forward Stepwise (Likelihood Ratio)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 114.060 1 .000

Block 114.060 1 .000

Model 114.060 1 .000

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square

1 188.152a .407 .543

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter


estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea

Predicted

PREEKLAMPSIA

TIDAK
Observed PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Percentage Correct

Step 1 PREEKLAMPSIA TIDAK PREEKLAMPSIA 89 20 81.7

PREEKLAMPSIA 14 95 87.2

Overall Percentage 84.4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square

1 188.152a .407 .543

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a USIAKEH 3.408 .378 81.099 1 .000 30.196 14.383 63.395

Constant -1.850 .288 41.383 1 .000 .157

a. Variable(s) entered on step 1: USIAKEH.

Model if Term Removed

Model Log Change in -2 Log


Variable Likelihood Likelihood df Sig. of the Change

Step 1 USIAKEH -151.106 114.060 1 .000

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 1 Variables UMUR 3.384 1 .066

PARITAS .020 1 .889

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 1 Variables UMUR 3.384 1 .066

PARITAS .020 1 .889

Overall Statistics 3.632 2 .163

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai