SKRIPSI
OLEH
This study adopted an analytical descriptive method with a case control study
which research aimed to determine factors correlating with the preeclampsia in
Muhammadiyah Sumatera Utara general hospital for 2011-2012. The sample in case
group are the pregnant maternal that has been diagnosed preeclampsia noted on
medical record file and the sample on control group are those maternal in pregnancy
that not be diagnosed with preeclampsia noted on medical record file.
From the result of analysis with chi-square test has been obtained variable
correlating with preeclampsia such as age (p=0.015), inception age (p-0.001), and
variable not correlated such as Bad obstetric History (BOH) (p=0.623), parity
(p=0.076). From the result of analysis with multivariant the most dominant variable
is inception age.
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
KATA PENGANTAR
penyusunan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Faktor Yang Berhubungan
Utara Medan Tahun 2011-2012” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
Penulis menyadari hingga selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak teristimewa
kepada orang tua yang penulis sayangi dan cintai ayah (Syamsul Bahri) dan ibu
(Nurmalis) yang telah memberikan banyak dukungan baik moril maupun materil, doa
Sumatera Utara.
4. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I skripsi Penulis yang
skripsi ini.
skripsi ini.
Muhammadiyah Sumatera Utara Medan dan seluruh staf Rumah Sakit yang
8. Buat M.Arief Yoga Pramana terima kasih atas doa, dukungan, semangat dan
9. Buat adik-adik tersayang (Sri Wahyuni, Amd.Par, Leo waldi, ST, Nuri Astuti,
Melli Gusti) terima kasih atas dukungan semangat dan doa buat penulis.
10. Buat sahabat-sahabat ku Eva Yolanda, Priyanti dan Lolyta Maya Sari atas
buat penulis.
itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang
ada penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
DAFTAR ISI
Preeklampsia ....................................................... 36
Preeklampsia.................................................................. 42
Preeklampsia.................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan
meninggal setiap harinya atau lebih kurang 500.000 perempuan meninggal setiap
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah
ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾
risiko jumlah kematian ibu. Tinggi rendahnya AKI di suatu wilayah dijadikan sebagai
kesehatan dan sumber daya di suatu wilayah (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,
masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Haryono 2011).
menyatakan bahwa setiap tahun hampir 10.000 wanita meninggal karena masalah
Ibu (AKI) menjadi 102 jiwa per 100.000 kelahiran hidup Angka kematian ibu di
Indonesia menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 mencapai
307 dari 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2007 jumlahnya menurun
target Millennium Development Goal (MDG) 5, menurunkan AKI menjadi 102 dari
sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5 % dan lain – lain 11 %
(WHO, 2007). ). Kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan
tersebut dan resiko tinggi lainnya dapat di deteksi sejak dini, kemudian mendapatkan
penanganan yang tepat adekuat pada saat yang paling kritis yaitu pada masa sekitar
persalinan. Jadi, dalam hal ini, toksomia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia)
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan
indikator kesehatan yang paling utama yang digunakan untuk menggambarkan baik
Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI)
sebesar 228/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 34/1.000 KH, sedangkan target Millenium Development Goals (MDGs), AKI
ibu dan janin. Deteksi dini untuk hipertensi pada ibu hamil diperlukan agar tidak
dalam rahim. Kenaikan tekanan darah (TD) secara tiba-tiba pada usia kehamilan >20
minggu inilah yang disebut dengan preeklampsia. Preeklampsia sering terjadi pada
adalah iskemia plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak tidak dapat diterangkan
semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Penyebab terjadinya preeklampsia
tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan banyak faktor yang
melitus, molahidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun
penyebab langsung yang spesifik terhadap kematian maternal (Kelly, 2007). Pada sisi
lain insiden dari eklampsia pada negara berkembang sekitar 1 kasus per 100
kehamilan sampai 1 kasus per 1700 kehamilan. Pada negara Afrika seperti Afrika
Selatan, Mesir, Tanzania dan Etiopia bervariasai sekitar 1,8% sampai dengan 7,1%.
2007 angka kematian ibu adalah 228/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh
Sementara pada penelitian yang dilakukan di RSUD Dr Pirngadi, Medan pada tanggal
1 Maret 2001-31 Januari 2002 didapatkan lebih dari 100 kasus preeklampsia berat
(Wati, 2009). Berdasarkan data dari RSUD Kota Semarang angka kejadian ibu hamil
dengan Preeklampsia sebesar 14 orang (24,6%) dari total kehamilan sebanyak 569
orang selama periode Desember 2009 – Februari 2010. Perkiraan jumlah kematian
Ibu menurut penyebabnya di Indonesi tahun 2010 adalah perdarahan sebanyak 3.114
(27%), preeklampsia dan eklampsia sebanyak 2.653 (23%) dan infeksi sebanyak
dari 251.449 kehamilan selama tahun 2010, sedangkan di Rumah Sakit Umum dr.
Pirngadi Medan dilaporkan angka kematian ibu penderita preeklampsia tahun 2007-
2008 adalah 3,45%, pada tahun 2008-2009 sebanyak 2,1%, dan pada tahun 2009-
Preeklampsia sebagai salah satu penyebab kematian ibu adalah salah satu
penyakit yang di tandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria dan edema
yang timbul selama kehamilan sampai 24 jam postpartum (Bobak, Jansen, Zalar,
1995). Preeklampsia dapat menjadi berat dan berkembang menjadi eklampsia jika
cepat. Pendidikan kesehatan yang cukup diperlukan agar ibu dan keluarga dapat
RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2006-2007 bahwa adanya hubungan paritas
kelompok yang tidak preeklampsia yaitu (0,32) dengan nilai OR sebesar (2,13).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan maret 2011-
preeklampsia sebanyak 109 kasus selama periode tahun 2011 s/d 2012. Berdasarkan
latar belakang dan fenomena diatas, maka selanjutnya peneliti tertarik untuk meneliti
2012.
Tahun 2011-2012.
derajat kesehatan.
penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam
juga dengan sebutan Pregnancy Incduced Hipertension (PIH) gestosis atau toksemia
peningkatan tekanan darah (TD) dan proteinuria. Bisa berhubungan dengan kejang
(eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu, sementara komplikasi pada janin
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada
triwulan Ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola
hidatidosa. Preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat (Abdul, dkk, 2006).
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu
adalah suatu sindroma klinis dalam kehamilan (usia kehamilan > 20 minggu dan /
atau berat janin 500 gram) yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan edema.
trofoblastik.
Menurut Skenna dan Kappel (2001) dalam Asuhan Kebidanan Persalinan dan
dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Bisa berhubung atau berlanjut
kemunculan sedikitnya dua dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi, edema, dan
darah menjadi manusia di rahim seorang ibu. Dari sudut ilmu biologi, defenisi
kehamilan adalah ketika sperma dan ovum menyatu dan membentuk sel yang terus
bertumbuh. Maka dari kedua hal itu disimpulkan defenisi kehamilan adalah ketika
sebuah embrio di dalam perut wanita terbentuk hingga lahirnya bayi yang dikandung.
embriotik hingga kelahiran. Fase ini mengacu pada perkembangan seorang bayi
pasti, tetapi pada umum nya disebabkan oleh (vasospasme arteriola). Faktor-faktor
berat, usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia (Maryunani,
dkk, 2012).
sekarang belum diketahui. Telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-
musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang memberikan jawaban yang
memuaskan. Teori yang diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut: (1)
tuanya kehamilan; (3) terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus; dan (4) timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa eklampsia disebabkan ischaemia
ganda, pada akhir kehamilan, pada persalinan, juga pada penyakit pembuluh darah
ibu, diabetes , peredaran darah dalam dinding rahim kurang, maka keluarlah zat-zat
dari plasenta atau desidua yang menyebabkan vasospasmus dan hipertensi. Tetapi
dengan teori ini tidak dapat diterangakan semua hal yang berkaitan dengan penyakit
tersebut. Ternyata tidak hanya satu faktor yang menyebabkan pre-eklampsia dan
eklampsia.
adalah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua
hal yang berkaitan dengan penyakit itu. Ada banyak faktor yang menyebabkan
preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sudah
ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. Dan sampai saat ini, apa yang
menjadi penyebab preeklampsia dan eklampsia belum diketahui, telah banyak teori
yang mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada
Akan tetapi untuk mendeteksi preeklampsia sedini mungkin dengan melalui antenatal
secara teratur mulai trimester I sampai dengan trimester III dalam upaya mencegah
beragam. Namun pengetahuan tentang temuan yang beragam inilah kunci utama
sebagai the disease of many theories in obstetrics (Vivian dan Tri Sunarsih, 2010).
asam. Pada keadaan yang lebih parah, bisa terjadi penimbunan zat pembeku
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat di bahwa pada kehamilan pertama
eklampsia
untuk memudahkan pemantauan kondisi ibu dan janin. Pemantauan meliputi fungsi
ginjal lewat protein urinenya dan juga fungsi hati. Menu makanan sehari-hari pun
perlu diperhatikan. Yang pasti konsumsi garam harus dikurangi, sedangkan buah-
berat bila satu atau lebih tanda / gejala dibawah ini di temukan:
1. Tekanan sistolik 160 mmHg, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih
kualitatif
5. Edema paru-paru
berikut:
1. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Bila
peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali dalam
trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa penderita
menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat pada
mmHg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih, ini sudah dapat dibuat
sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak
waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila diastolik sudah mencapai 100 mmHg
2. Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan kelebihan dalam jaringan tubuh,
dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan pada
kaki, jari-jari tangan, dan muka, atau pembengkan pada ektrimitas dan muka. Edema
pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa
berarti untuk penentuan diagnosa pre eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap
minggu dalam kehamilan masih diangap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu
beberapa kali atau 3 kg dalam sebulan pre-eklampsia harus dicurigai. Atau bila terjadi
pertambahan berat badan lebih dari 2,5 kg tiap minggu pada akhir kehamilan,
retensi air dalam jaringan dan kemudian oedema nampak dan edema tidak hilang
dengan istirahat. Hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre
eklampsia. Edema dapat terjadi pada semua derajat PIH ( Hipertensi dalam
kehamilan) tetapi hanya mempunyai nilai sedikit diagnostik kecuali jika edemanya
general.
3. Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter
(menggunakan metode turbidimetrik standard) atau 1g/liter atau lebih dalam air
yang bersih yang diambil minimal 2 kali dengan jarak 6 jam. Proteinuria biasanya
timbul lebih lambat dari hipertensi dan tambah berat badan. Proteinuri sering
adalah:
2. Proteinuria 5 gram/ 24 jam atau lebih, +++ atau ++++ pada pemeriksaan
kualitatif.
5. Tanda gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, masalah pengelihatan,
P= Low Plat
Pembagian preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat, berikut ini
1. Preeklampsia Ringan
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala
ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas,
penyebab preeklampsia ringan belum diketahui secara jelas, penyakit ini dianggap
1. Kenaikan tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan tekanan darah
2. Preeklampsia Berat
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
1. Tekanan darah sistolik >160 mmHg atau tekanan darah diastolik >110 mmHg
c. Nyeri abdomen
kehamilan, sedangkan wanita yang tidak hamil tidak memiliki risiko tersebut.
yaitu faktor usia dan paritas. Sedangkan berdasarkan penelitian Rozikhan RS.
Soewando Kendal pada tahun 2007 beberapa faktor yang memiliki hubungan dengan
preeklampsia belum dapat dipastikan, namun beberapa faktor berikut ini memiliki
1. Umur Ibu
Usia adalah usia individu terhitung mulai saat dia dilahirkan sampai saat
berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan (Nursalam, 2001). Insiden tertinggi pada kasus
preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun, tetapi prevalensinya
Usia sangat memengaruhi kehamilan, usia yang baik untuk hamil berkisar
antara 20-35 tahun. Pada usia tersebut alat reproduksi wanita telah berkembang dan
berfungsi secara maksimal. Sebaliknya pada wanita dengan usia dibawah 20 tahun
atau diatas 35 tahun kurang baik untuk hamil. Karena kehamilan pada usia ini
memiliki ini memiliki resiko tinggi, seperti terjadinya keguguran atau kegagalan
persalinan, bahkan bisa menyebabkan kematian. Wanita yang usianya lebih tua
memiliki tingkat risiko komplikasi melahirkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang lebih muda. Bagi wanita yang berusia diatas 35 tahun, selain fisik mulai
(Gunawan, 2010).
(Sarwono, 2006).
2. Usia Kehamilan
Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi pada usia kehamilna > 37 minggu
Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu.
Sucheilitif paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang
pernah dilahirkannya. Menurut Manuaba (1999) paritas adalah wanita yang pernah
1. Primigravida : adalah seorang wanita yang telah melahirkan janin untuk pertama
kali
2. Multipara : adalah seorang wanita yang telah melahirkan janin lebih dari satu kali
3. Grande multipara : adalah wanita yang telah melahirkan janin lebih dari lima kali.
lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan menderita tekanan
Menurut Khatteryn & Laura (1995) dalam Anik Maryunani dan Yulianingsih
perdarahan otak, gagal jantung dan edema paru (Vivian dan Tri Sunarsih, 2010).
Preeklampsia adalah suatu sindroma dari proses implantasi sehingga tidak secara
antenatal care secara teratur. Gejala ini ini dapat ditangani secara tepat. Penyuluhan
tentang manfaat isirahat akan banyak berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak
selalu berarti tirah baring di tempat tidur, tetapi ibu masih dapat melakukan kegiatan
sehari-hari, hanya dikurangi antara kegiatan tersebut, ibu dianjurkan duduk atau
berbaring. Nutrisi penting untuk diperhatikan selama hamil, terutama protein. Diet
protein yang adekuat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini:
- BOH (+)
Preeklampsia
- BOH (-)
- Paritas (0)
- BOH (+)
Tidak Preeklampsia
preeklampsia
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan kasus kontrol
(Case Control Study) untuk melihat faktor yang berhubungan dengan preeklampsia
pada kehamilan.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang kehamilannya
preeklampsia yang berjumlah 865 orang dan tercatat pada berkas rekam medis
3.3.2 Sampel
menjadi sampel kelompok kasus penelitian ini adalah data ibu hamil yang didiagnosis
preeklampsia yang tercatat pada berkas rekam medis dan sampel kelompok kontrol
penelitian ini adalah ibu yang tidak didiagnosis preeklampsia yang tercatat pada
{Z 2 P2 (1 P2 ) Z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )}2
1
2
n
P1 P2 2
Dimana : n = Jumlah sampel minimal
= Tingkat kemaknaan 5%
= Kekuatan penelitian 80%
P2 = Proporsi paritas 1 pada kelompok yang tidak preeklampsia =
0,32 (Dollar, 2008)
OR = 2,13 (Dollar, 2008)
Z = 1,96 dengan α = 0,05
1
2
ibu hamil, karena jumlah kasus preeklampsia yang ditemukan oleh peneliti pada saat
survei awal sebanyak 109 orang, maka besar sampel dalam penelitian ini adalah 109
dalam penelitian ini adalah 109 orang ibu hamil untuk sampel kasus dan 109 orang
dengan sampel. maka dilakukan pembagian 865 populasi oleh 109 sampel sehingga
Data penelitian diperoleh melalui data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan
dan laporan rekam medis RSU. Muhammdiyah selama periode tahun 2011 s/d tahun
2012.
1. Preeklampsia adalah naiknya tekanan darah pada ibu hamil yaitu >140/90
2. Umur adalah umur ibu terhitung mulai saat dia dilahirkan sampai saat
3. Usia kehamilan adalah usia janin dalam kandungan ibu sesuai dengan yang
4. Bad Obstetric History adalah riwayat obstetrik yang pernah di derita ibu
Paritas adalah banyaknya kelahiran dan jumlah anak yang dimiliki seorang
a) Variabel dependen
1 Ya
0 Tidak
b) Variabel Independen
1. Umur ibu dibagi dalam kategori kelompok umur berisiko dan tidak berisiko
yaitu:
0. 20 tahun - 35 tahun
2. Usia kehamilan dibagi menjadi dua kategori yaitu usia kehamilan yang
berisiko >37 minggu dan usia kehamilan tidak berisiko antara 20-37 minggu
1. >37 minggu
0. 20-37 minggu
3. Bad Obstetric History yang pernah dialami ibu pada kehamilan sebelumnya
dibagi menjadi dua kategori yaitu memiliki Bad Obstetric History seperti
4. Paritas dibagi menjadi dua kategori yaitu primigravida paritas berisiko dan
1. Paritas 0
0. Paritas >0
perangkat lunak komputer. Data yang telah terkumpul, diolah dan didistribusikan
melalui proses editing, coding, tabulating dan dianalisis menggunakan uji statistik.
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
bentuk tabel data yang telah terkumpul diolah menggunakan komputer dan
Hasil analisis data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.
1. Analisis Univariat
frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Dengan kriteria :
Selain itu dilakukan juga perhitungan Odd Rasio (OR) untuk melihat estimasi
3. Analisis Mulivariat
1
yi = Ln 0 1 X 1 ... i X j
1 P
1
p= ( 0 1 X 1 ... iXj )
1 e
HASIL PENELITIAN
4.1.1 SEJARAH
27 Medan ini pada awalnya adalah Rumah Bersalin (RB) Siti Khadijah milik
Aisyiyah Cabang Tegal Sari Mandala yang berdiri karena kesadaran Aisyiyah akan
kontribusinya pada upaya pembangunan kualitas generasi yang sehat. Untuk itulah
Aisyiyah berniat mengelola suatu amal usaha dibidang kesehatan. Sebagai wujud
nyata dari niat yang baik tersebut, maka pada Juni 1974 didirikanlah Rumah Bersalin
(RB) Siti Khadijah yang bertempat di salah satu rumah sewa di Jl. Denai No. 73
Medan hingga tahun 1980. Barulah pada tahun 1981, Aisyiyah memiliki aset sendiri
dengan membeli sebuah rumah di Jl. Tangguk Bongkar X No. 1 dengan luas
membeli sebidang tanah di Jl. Mandala By Pass No. 27 (Jl. Ahmad Taher No. 27),
dengan luas bangunan 30 x 14,5 meter (435 m2) dan luas tanah 67,10 x 26,30
masyarakat, maka pada Oktober 2007 diubah status Rumah Bersalin (RB) Siti
2. Misi:
daruratan Media.
ikhlas)
4. Tujuan
Pihak.
5. Tujuan Umum
berkepribadian Muhammadiyah.
6. Tujuan Khusus
Utara
Kabupaten : Medan
terbanyak berada pada kelompok umur 25-29 tahun yaitu sebanyak 75 orang.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa usia kehamilan ibu yang memeriksakan
terbanyak pada kelompok usia kehamilan 36-39minggu yaitu 182 orang (83.5%).
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada Bad Obstetric History (BOH) ibu yang
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Paritas Pada Kelompok Kasus dan kontrol di RSU
Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Tahun 2011-2012
Paritas Kasus Kontrol Jumlah %
0 54 41 95 43.6
1 34 32 66 30.3
2 17 21 38 17.4
3 3 9 12 5.5
4 1 6 7 3.2
Jumlah 109 109 218 100
independen yang meliputi faktor umur, usia kehamilan, Bad Obstetric History (BOH)
bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p < 0,05. Hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen dengan uji chi-square dapat dilihat dengan
Umur Preeklampsia
Ibu Ya Tidak Jumlah OR P
(Tahun) n % n % n %
< 20 dan > 35 32 65.3 17 34.7 49 100 2.249 0.015
20-35 77 45.6 92 54.4 169 100
Dari Tabel 5 menunjukkan hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan
kejadian preeklampsia pada kelompok umur <20 tahun dan >35 tahun ditemukan
sebanyak 32 orang (65.3%) mengalami preeklampsia dan pada kelompok umur 20-
2.249).
Usia Preeklampsia
Kehamilan Ya Tidak Jumlah OR P
(Minggu) n % n % n %
>37 95 82.6 20 17.4 115 100 30.196 0.001
20-35 14 13.6 89 86.4 103 100
dengan kejadian preeklampsia yang memiliki usia >37 minggu ditemukan sebanyak
30.196).
Dari tabel 7 dapat menunjukkan hasil analisis hubungan antara Bad Obstetric
History (BOH) dengan kejadian preeklampsia yang memiliki Bad Obstetric History
sebanyak 99 orang (49.5%) yang tidak memiliki Bad Obstetric History (BOH)
mengalami preeklampsia.
0.632, OR = 1.275).
dari Tabel 8.
Preeklampsia
Paritas Ya Tidak Jumlah OR P
n % n % n %
0 54 56.8 41 43.2 95 100 1.628 0.076
>0 55 44.7 68 55.3 123 100
mengalami preeklampsia.
Analisis multivariat dimulai dengan melakukan analisis bivariat pada setiap variabel
variabel yang potensial layak masuk dalam analisis multivariat dengan menetapkan
variabel yang mempunyai nilai p yang kurang dari 0,25 (<0,25). Kriteria kemaknaan
statistik yang dipakai cukup besar untuk variabel-variabel yang terselubung yang
multivariat dan agar variabel-variabel secara kolektif menjadi prediktor penting bagi
dependent, ternyata ada 3 variabel yang memiliki nilai p <0.25 yaitu umur ibu (p =
variabel yang memiliki nilai p > 0,05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari
value terbesar (Forward Stepwise). Dari hasil analisis regresi logistik multivariat
pada tabel 9 ternyata variabel umur ibu (0,66) dan paritas (0,889) tidak bermakna
dimana nilai p > α (0,05) dengan demikian dikeluarkan dari model analisis regresi
logistik ganda.
1
yi = Ln 0 1 X 1 ..... Bi X j
1 P
= 0,33
= 33,0 %
Melalui model ini, jika ibu hamil memiliki usia kehamilan > 37 minggu maka
umur ibu, usia kehamilan, dan paritas dengan kejadiaan preeklampsia semakin besar
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan bahwa nilai p= 0.015 <
= 0.05 hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan
kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 2.249 yang berarti ibu hamil
yang memiliki umur < 20 tahun dan > 35 tahun memiliki risiko 2.249 kali
dibandingkan ibu yang memiliki umur 20-35 tahun terhadap kejadian preeklampsia.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh wahyuny di RSKD Ibu
dan Anak Siti Fatimah makassar tahun 2011-2012 dan Utama (2008) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan kejadian preeklampsia, dimana
pada penelitian wahyuny di dapat hasil dari uji statistik yaitu (p=0,001 < 0.05)
dengan Odds Ratio 3.73 dan pada penelitian Utama dengan nilai Odds Ratio 3.67.
didapatkan pada kelompok usia 20-35 tahun (76.27%), sedangkan distribusi kejadian
kelompok umur ibu yang ekstrim yaitu <20 tahun dan >35 tahun, dalam tubuh telah
Umur ibu pada saat kehamilan merupakan salah satu faktor yang menentukan
tingkat risiko kehamilan dimana umur <20 tahun dan > 35 tahun memiliki risiko
belum cukup matang untuk menanggung beban kehamilan dan panggul ibu belum
sebaliknya pada wanita yang berusia > 35 tahun juga merupakan usia yang berisiko
untuk hamil karena telah mengalami penurunan fungsi pada alat reproduksi.
Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan bahwa nilai p=0.001<
= 0.05 hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara usia kehamilan dengan
kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 30.196 yang berarti ibu hamil
yang memiliki usia kehamilan >37 minggu memiliki risiko 30.196 kali lebih besar
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dollar (2008) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia kehamilan dengan
kejadian preeklampsia dengan hasil uji statistik (p= 0.048 < 0.05) dengan nilai Odds
Ratio 0.515.
maka risiko terjadinya preeklampsia akan meningkat. Hal ini terjadi karena semakin
tua usia kehamilan maka plasenta juga semakin tua yang mengakibatkan penurunan
sirkulasi darah intra plasenta sehingga terjadi iskemia plasenta, dan pada umumnya
Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan bahwa nilai p= 0.632 >
= 0.05 hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Bad Obstetric
History dengan kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 1.275 yang
berarti ibu hamil yang memiliki Bad Obstetric History memiliki risiko 1.275 kali
preeklampsia.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tanti (2008) yang
menyatakan bahwa riwayat obstetrik yang buruk tidak memiliki hubungan yang
bermakna dengan kejadian preeklampsia dengan hasil uji statistik (p= 0.097 > 0.05)
(Cinningham, 2001) namun apabila penyakit itu dapat dideteksi secara dini dengan
preeklampsia pada saat kehamilan dapat dicegah sedini mungkin agar tidak berlanjut
menjadi preeklampsia.
Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukan bahwa nilai p= 0.076 >
= 0.05 hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia paritas
dengan kejadian preeklampsia dengan nilai Odds Rasio sebesar 1.628 yang berarti ibu
hamil yang memiliki paritas 0 memiliki risiko 1.628 kali dibandingkan dengan yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2010) yang
preeklampsia dengan hasil uji statistik (p= 0.194 > 0.05) dengan nilai Odds Ratio
1.34
pada kehamilan primigravida. Perbedaan hasil penelitian yang didapat bisa saja
disebabkan karena ibu hamil tidak begitu rutin untuk memeriksakan kehamilannya
Preeklampsia lebih sering terjadi pada usia muda dan nulipara diduga karena
adanya suatu mekanisme imunologi disamping endokrin dan genetik. Dan pada
Dari hasil analisis regresi logistik berganda diperoleh bahwa umur ibu dan
Dimana masing-masing variabel memiliki nilai p < 0,05 yaitu umur ibu (p=0.015 ;
OR=2.249), usia kehamilan (p=0.001 ; OR=30.196). Pada penelitian ini nilai Odds
Ratio > 1 berarti variabel umur ibu dan usia kehamilan sebagai faktor risiko
di lihat dari variabel umur ibu yang mengalami preeklampsia terbanyak pada
kelompok umur yang tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu sebanyak 77 orang (45,6% )
dibandingkan dengan kelompok umur yang berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) yaitu
pada kelompok umur ibu yang berisiko. Pada variabel usia kehamilan preeklampsia
banyak terjadi pada usia kehamilan yang berisiko (>37 minggu) yaitu sebanyak 95
orang (82.6%) dibandingkan dengan usia kehamilan yang tidak berisiko (20-37
Penelitian yang dilakukan oleh Utama (2008) menyatakan bahwa umur ibu
<20 tahun dan >35 tahun (OR=3.67) mempunyai hubungan dengan kejadian
6.1 KESIMPULAN
1. Ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian preeklampsia p= 0.015
dimana ibu hamil yang memiliki umur < 20 tahun dan > 35 tahun memiliki
risiko 2.25 kali dibandingkan ibu hamil yang memiliki umur 20-35 tahun
0.001dimana ibu hamil yang memiliki usia kehamilan > 37 minggu memiliki
risiko 30.2 kali dibandingkan ibu hamil yang memiliki usia kehamilan 20-37
preeklampsia p= 0.623.
5. Dari hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dengan
tingkat kepercayaan 95% bahwa antara variabel umur ibu dan usia kehamilan
2012.
kepada masyarakat tentang risiko kehamilan yang akan terjadi pada usia < 20
tahun dan > 35 tahun dan diharapkan agar tidak hamil pada usia yang berisiko
kehamilannya secara rutin sebagai deteksi dini terhadap risiko yang mungkin
terjadi pada saat kehamilan dan menganjurkan kepada ibu untuk lebih sering
menjelang kelahiran.
3. Menyarankan pada ibu hamil untuk mengatur pola makanan yaitu diet rendah
Cunningham, 2001. Obstetri William: alih bahasa Joko Suyono dan Andry Hartono.
New York:Mc Graw Hill.
Dinkes Sumut, 2011. Bab 1-2.pdf (Secured). Bab-II Landasan Teori-upn Veteran
Jakarta, http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1
kedokteran/207311168/Bab%201. pdf. Diakses 16 Maret 2013.
Jayantika, E, 2012. Defenisi Kehamilan dan Perubahan Tubuh Saat Hamil, http://
tandakehamilan.com/defenisi-kehamilan-dan perubahan-tubuh-saat-hamil.
Diakses 25 Maret 2013.
Madhona, R., 2003. Faktor Risiko Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian
Preeklampsia Pada Ibu Hamil di RS. Haji Medan Tahun 2000-2002.
Skripsi FKM USU.
Notoadmojo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rhuneka Cipta, jakarta.
Frequency Table
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
USIAKEH
BOH
UMUR * PREEKLAMPSIA
Crosstab
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Total
UMUR 15-19 4 6 10
20-24 17 15 32
25-29 31 44 75
30-34 25 27 52
35-39 18 11 29
40-44 14 6 20
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Total
USIAKEH 28-31 0 4 4
32-35 14 18 32
36-39 95 87 182
BOH * PREEKLAMPSIA
Crosstab
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Total
BOH MEMILIKI 10 8 18
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Total
PARITAS .00 54 41 95
1.00 34 32 66
2.00 17 21 38
3.00 3 9 12
4.00 1 6 7
UMUR * PREEKLAMPSIA
Crosstab
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total
U < 20 TAHUN DAN >35 TAHUN Count 32 17 49
% within UMUR 65.3% 34.7% 100.0%
MUR
% within PREEKLAMPSIA 29.4% 15.6% 22.5%
% of Total 14.7% 7.8% 22.5%
20-35 TAHUN Count 77 92 169
% within UMUR 45.6% 54.4% 100.0%
% within PREEKLAMPSIA 70.6% 84.4% 77.5%
% of Total 35.3% 42.2% 77.5%
Total Count 109 109 218
% within UMUR 50.0% 50.0% 100.0%
% within PREEKLAMPSIA 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,50.
USIAKEH * PREEKLAMPSIA
Crosstab
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 51,50.
BOH * PREEKLAMPSIA
Crosstab
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,00.
PARITAS * PREEKLAMPSIA
Crosstab
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47,50.
UMUR * PREEKLAMPSIA
Crosstab
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total
Breslow-Day .000 0 .
Tarone's .000 0 .
Estimate 2.249
ln(Estimate) .811
Asymp. 95% Confidence Interval Common Odds Ratio Lower Bound 1.161
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
PREEKLAMPSIA
Breslow-Day .000 0 .
Tarone's .000 0 .
Estimate 30.196
ln(Estimate) 3.408
Asymp. 95% Confidence Interval Common Odds Ratio Lower Bound 14.383
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total
Breslow-Day .000 0 .
Tarone's .000 0 .
Estimate 1.275
ln(Estimate) .243
Asymp. 95% Confidence Interval Common Odds Ratio Lower Bound .483
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under
the common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Crosstab
PREEKLAMPSIA
TIDAK
PREEKLAMPSI PREEKLAMPSI Total
Breslow-Day .000 0 .
Tarone's .000 0 .
Estimate 1.628
ln(Estimate) .488
Asymp. 95% Confidence Interval Common Odds Ratio Lower Bound .949
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1,000 assumption. So is the natural log of the estimate.
Missing Cases 0 .0
Unselected Cases 0 .0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
TIDAK PREEKLAMPSIA 0
PREEKLAMPSIA 1
Classification Tablea,b
Predicted
PREEKLAMPSIA
TIDAK
Observed PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Percentage Correct
Score df Sig.
Chi-square df Sig.
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
PREEKLAMPSIA
TIDAK
Observed PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA Percentage Correct
PREEKLAMPSIA 14 95 87.2
Score df Sig.
Score df Sig.