DENGAN
KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU
DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT
KECAMATAN MEDAN
TIMUR TAHUN
SKRIPS
I
Oleh
FRISKILLA
SIMANJUNTAK NIM.
151000112
SKRIPS
I
Oleh
FRISKILLA
SIMANJUNTAK NIM.
151000112
Menyetujui
Pembimbing:
il
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji dan dipertahankan
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-
beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Friskilla Simanjuntak
3
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
TB paru sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat
di dunia. WHO (2018) menyatakan Indonesia sebagai negara kedua dengan
penderita TB paru terbanyak di dunia yaitu sebanyak 11% dari total kasus TB di
dunia. Puskesmas Glugur Darat adalah Puskesmas yang berada di Kecamatan
Medan Timur, Kota Medan dengan angka kesembuhan TB paru yang masih di
bawah target nasional (85%). Berdasarkan profil kesehatan kota, angka
kesembuhan di Puskesmas Glugur Darat sebesar 66,7%. Untuk mencapai
keberhasilan pengobatan diperlukan adanya kepatuhan berobat bagi setiap
penderita. Oleh karena itu penting untuk diketahui tentang tingkat kepatuhan serta
faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan berobat penderita TB. Jenis penelitian
ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan
untuk menjelaskan bagaimana hubungan dari karakteristik, pengetahuan, sikap,
ketersediaan OAT, sikap petugas kesehatan, dan peran PMO terhadap kepatuhan
pengobatan penderita TB di puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur
Tahun 2019. Populasi penelitian ini adalah pasien TB paru yang telah teregistrasi
di Puskesmas Glugur Darat yang masih aktif menjalani pengobatan tahap
lanjutan. Sampel penelitian adalah total sampling sebesar 53 orang. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan
chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kepatuhan pengobatan penderita TB paru adalah
variabel pengetahuan (p=0,001) dan variabel motivasi dari petugas kesehatan
(p=0,001), sedangkan variabel yang tidak berpengaruh adalah variabel
karakteristik penderita TB, sikap penderita, ketersediaan OAT, dan peran PMO.
Disarankan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Glugur Darat melakukan
kerja sama dengan keluarga penderita untuk lebih berperan aktif dalam
membantu pengobatan TB paru serta memberikan motivasi atau dukungan kepada
penderita selama pengobatan agar penderita menjadi lebih patuh dalam menjalani
pengobatannya.
4
Universitas Sumatera Utara
Abstract
Pulmonary TB is still one of the public health problems in the world. WHO (2018)
states that Indonesia is the second country with the most pulmonary TB sufferers
in the world, with 11% of the total TB cases in the world. Puskesmas Glugur
Darat is a Puskesmas located in Medan Timur District, Medan City with a cure
rate of pulmonary TB that is still below the national target (85%). Based on the
city's health profile, the cure rate at Glugur Darat Health Center is 66.7%. To
achieve the success of treatment required compliance with treatment for every
patient. Therefore it is important to know about the level of adherence as well as
the factors that influence the compliance with TB treatment. This type of research
is an explanatory research with cross sectional approach that aims to explain how
the relationship of characteristics, knowledge, attitudes, availability of OAT,
attitudes of health workers, and the role of PMO to the compliance of treatment of
TB patients at the Glugur Darat Health Center in Medan Timur District in 2019.
The study population these were pulmonary TB patients who had registered at the
Glugur Darat Health Center who were still actively undergoing advanced
treatment, with a total sample of 53 people. Data were collected using a
questionnaire and analyzed using chi square. The results showed that the
variables that had a significant effect on treatment compliance with pulmonary
TB patients were knowledge variables (p = 0.001) and motivation variables from
health workers (p = 0.001), while the variables that had no effect were the
characteristics of TB patients, patient attitudes, availability OAT, and the role of
the PMO. It is recommended that health workers at the Glugur Darat Health
Center collaborate with patients' families to play an active role in helping
pulmonary TB treatment and provide motivation or support to patients during
treatment so that patients become more obedient in undergoing treatment.
5
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Kecamatan Medan Timur Tahun 2019”. Dalam penyusunan skripsi ini hingga
selesai tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
keebijkan kesehatan.
skripsi ini.
6. Sri Novita Lubis, S.K.M., M.Kes. selaku dosen penguji 1 yang telah
memberikan arahan dan masukan yang baik dalam penyusunan skripsi ini.
6
Universitas Sumatera Utara
7. dr. Fauzi, M.Kes. selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan saran positif
khususnya departemen AKK yang telah memberi bekal ilmu selama penulis
mengikuti pendidikan.
9. Drg. Hj. Usma Polita Nasution, M.Kes. selaku kepala dinas kesehatan kota
10. Dr. Rosita Nurjannah selaku kepala UPT puskesmas dan seluruh petugas
tersebut.
11. Ibunda Renta Manalu dan Namboru Elfrida Simanjutak, M.Pd.K. yang telah
12. Saudara, teman dan semua pihak yang yang telah memberi dukungan dan
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita
vii
Universitas Sumatera Utara
Akhirnya penulis mohon maaf dengan setulus hati kepada semua pihak
atas kekurangan dan kekhilafan selama penulis mengikuti masa perkuliahan dan
Friskilla Simanjuntak
8
888 Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiv
Daftar Lampiran xv
Daftar Istilah xvi
Riwayat Hidup xvii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 7
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Tujuan umum 7
Tujuan khusus 7
Manfaat Penelitian 8
Tinjauan Pustaka
Defenisi Tuberkulosis 9
Penemuan Penderita TB Paru 10
Diagnosis TB Paru 10
Pengobatan TB Paru 14
Pengawasan Menelan Obat 19
Hasil Pengobatan TB Paru 20
Perilaku 21
Defenisi perilaku 22
Perilaku kesehatan 23
Determinan Perubahan Perilaku 24
Kepatuhan 26
Landasan Teori 28
Kerangka Konsep 29
Hipotesis Penelitian 30
Metode Penelitian 31
Jenis Penelitian 31
Lokasi dan Waktu Penelitian 31
9
Universitas Sumatera Utara
Populasi dan Sampel 31
Variabel dan Definisi Operasional 32
Metode Pengumpulan Data 33
Metode Analisis Data 36
Hasil Penelitian 37
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 37
Analisis Univariat 38
Distribusi responden berdasarkan identitas 39
Distribusi responden berdasarkan umur 39
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin 39
Distribusi responden berdasarkan pendidikan 39
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan 40
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan 40
Distribusi responden berdasarkan sikap penderita TB paru 43
Distribusi responden berdasarkan ketersediaan OAT 46
Distribusi responden berdasarkan motivasi petugas kesehatan 47
Distribusi responden berdasarkan peran PMO 49
Distribusi responden berdasarkan kepatuhan berobat 51
Analisis Bivariat 52
Tabulasi silang dan hasil uji statistik 52
Tabulasi silang antara umur dengan kepatuhan berobat 53
Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan kepatuhan berobat 53
Tabulasi silang antara pendidikan dengan kepatuhan berobat 54
Tabulasi silang antara pekerjaan dengan kepatuhan berobat 55
Tabulasi silang antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat 56
Tabulasi silang antara sikap penderita dengan kepatuhan berobat 56
Tabulasi silang antara ketersediaan OAT dengan 57
kepatuhan berobat
Tabulasi silang antara peran PMO dengan kepatuhan berobat 59
Pembahasan 60
Kepatuhan Berobat Pasien TB Paru 63
Hubungan Umur dengan Kepatuhan Berobat 63
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Berobat 64
Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Berobat 64
Hubungan Pekerjaan dengan Kepatuhan Berobat Pasien 65
Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Berobat 66
Hubungan Sikap Penderita dengan Kepatuhan Berobat 68
Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan
Berobat 69
Hubungan Peran PMO dengan Kepatuhan Berobat 71
Keterbatasan Penelitian 74
1
0 Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan dan Saran 75
Kesimpulan 75
Saran 75
Daftar Pustaka 77
Lampiran 80
11
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xii
Universitas Sumatera Utara
17 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dengan Kepatuhan 55
Berobat Pasien TB Paru di Puskesmas Glugur Darat Tahun
2019
131
313 Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka konsep 29
141
4 Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
1. Kuesioner Penelitian 80
5 Master Data 91
151
5 Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
161
6 Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup
Siparendean pada tanggal 24 Mei 1997. Penulis Beragama Kristen Protestan, anak
kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Tanding Simanjuntak dan Ibu
Renta Manalu.
Utara.
Friskilla Simanjuntak
xvii
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang bisa hidup di paru atau di
berbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen
yang tinggi (Rab, 2013). TB paru merupakan penyakit yang menyerang paru,
penyakit dengan morbiditas tinggi dan mudah menyebar melalui air ludah di
udara yang dibuang sembarangan oleh penderita TB paru. Oleh karena itu TB
paru harus ditangani dengan hati-hati dan segera bila ditemukan kasus disuatu
penting di dunia, secara global pada tahun 2017 terdapat 10,0 juta kasus insiden
TB yaitu 5,8 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1,0 juta anak-anak. Ada kasus di semua
negara dan kelompok umur, tetapi secara keseluruhan 90% adalah orang dewasa
(berusia ≥15 tahun), 9% orang yang hidup dengan HIV. Kematian Tuberculosis
secara global diperkirakan 1,3 juta pasien dan tetap menjadi 10 penyebab
dengan jumlah kasus tertinggi yaitu India (26%), Indonesia (11%) dan Nigeria
1
Universitas Sumatera Utara
2
TBC/HIV, dan MDR-TBC. Terdapat 48 negara yang masuk dalam daftar tersebut.
Satu Negara dapat masuk dalam salah satu daftar tersebut, atau keduanya bahkan
bisa masuk dalam ketiganya. Dari 14 Negara di dunia Indonesia masuk dalam
2018).
pada tahun 2016 yaitu sebanyak 360.565 jiwa dengan prevalensi sebesar 139 per
100.000 penduduk Indonesia dan pada tahun 2017 terjadi peningkatan jumlah
pengobatan TB paru adalah sebesar 85,7% dan angka ini belum mencapai target
yang telah ditetapkan oleh WHO yaitu minimal sebesar 90 % (Kemenkes RI,
2017).
Sumatera Utara (2017) menjelaskan jumlah angka kasus baru (Case Notification
utara belum mampu mencapai target nasional yaitu 90%. Terdapat 6 (enam)
Kabupaten Nias Selatan (83,9%), Kota Medan (79,80%), Kota Padang Sidempuan
(79,47%), Kota Binjai (72,03%), Kota Tanjung Balai (68,36%), dan Kabupaten
Berdasarkan profil kota Medan tahun 2016 ditemukan jumlah kasus baru
BTA + sebanyak 2.829 kasus, pada tahun 2015 kasus baru BTA + yang
ditemukan sebanyak 3.111 kasus dan tahun 2014 sebanyak 3.047 kasus,
88,79%.
tertinggi dikota Medan yaitu Puskemas Helvetia (240 kasus), Puskesmas Belawan
(200 kasus), Puskesmas Sentosa Baru (168 kasus), Puskemas Glugur Darat (157
kasus) dan menempati urutan ke 6 yang belum memenuhi target nasional angka
Kota Matsum (53.8%) dan puskesmas Glugur Darat yaitu dengan angka
Target angka keberhasilan pengobatan (success rate) adalah sebesar 90% yang
paru beresiko buruk dan menjadi masalah serius bagi status kesehatan masyarakat.
paru susah diobati karena pasien yang sulit melakukan pengobatan rutin selama
6-
8 bulan hingga akhirnya berhenti berobat (DO) karena merasa sudah sembuh,
berkembang cepat dan masalah TB-MDR (Multi Drugs Resistant atau kebal
terhadap bermacam obat), selain itu rendahnya daya tahan tubuh menjadi
penderita adalah dengan menerapkan panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan
digunakan baik tetapi bila penderita tidak berobat dengan teratur maka umumnya
setidaknya
pengobatannya secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan
sampai dengan 8 bulan, sedangkan penderita yang tidak patuh adalah penderita
yang tidak datang rutin berobat dan bila frekuensi meminum obat tidak
terputus selama minimal 6 bulan, hal penderita TB paru dinyatakan patuh dalam
mikroskopis secara langsung yaitu, akhir tahap intensif, Sebulan sebelum akhir
penderita TB paru sangat bergantung pada bagaimana perilaku yang dimiliki oleh
memengaruhi perilaku.
pengobatan TB paru yaitu lamanya jangka waktu pengobatan yang harus dijalani
ketidaktaatan penderita pada instruksi dan aturan minum obat yang meliputi dosis,
cara, waktu minum obat dan periode, akan mengakibatkan terjadinya kekebalan
kuat peran PMO terhadap kepatuhan berobat penderita TB Paru, peran PMO
pendidikan, pekerjaan pasien TB, efek samping obat, kepemilikan kartu asuransi,
Glugur Darat, adapun Jumlah kasus TBC pada tahun 2017 sebanyak 162 kasus
meningkat pada tahun 2018 dengan jumlah kasus sebanyak 170 dan kejadian DO
pengobatan TB paru BTA positif sebesar 14% (24 kasus), berdasarkan ketentuan
melalui telepon oleh petugasnya langsung jika ada pasien TB paru terlambat
paru susah untuk melakukan pengobatan rutin sehingga banyak yang drop out
Tahun 2019”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tahun 2019.
Manfaat Penelitian
Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
Bagi Peneliti. Penelitian ini dapat melatih cara berpikir yang sistematis
Definisi
Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang bisa hidup di paru atau di
berbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen
yang tinggi. Kuman ini pada membrane selnya terdapat kandungan lemak yang
tinggi sehingga bakteri ini dapat tahan terhadap asam, dan lambat pertumbuhan
dari kuman ini. Penularan Tuberkulosis terjadi terutama pada malam hari
metode khusus, disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA), berwarna merah, dan
berbentuk batang dan kuman TBC ini menyerang Paru. TBC bukanlah disebabkan
kutukan atau guna-guna dan juga bukan penyakit turunan. TBC dapat
Kuman TBC ini dapat ditularkan kepada orang lain apabila penderita TB batuk,
luas dan merupakan penyakit menular. Namun TBC dapat ditangani dan
disembuhkan dengan meminum obat anti tuberkulosis (OAT) dengan teratur dan
betul sesuai petunjuk dokter atau tenaga kesehatan lainnya (Misnadiarly, 2006).
berupa batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu, nyeri dada dan sesak nafas,
badan lemah, kurang enak badan, berkeringat pada malam hari walaupun tampa
Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya. Pada tipe
infeksi yang primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat berupa
gejalaneumonia, yakni batuk dan panas ringan. Gejala tuberkulosis primer dapat
juga terdapat dalam bentuk pleuritis dengan efusi pleura atau dalam bentuk yang
lebih besar lagi, yakni berupa nyeri pleura dan sesak napas. Tanpa pengobatan
tipe infeksi primer dapat menyembuh dengan sendirinya, hanya saja tingkat
keringat dingin pada malam hari, temperatur subfebris, batuk berdahak lebih dari
dua minggu, sesak napas, hemoptisis akibat dari terlukanya pembuluh darah di
dengan berbagai kegiatan mulai dari penjaringan terhadap terduga pasien TB,
klasifikasi penyakit serta tipe pasien sehingga dapat dilakukan pengobatan agar
Pengendalian TB)
akan keluhan dan gejala TB, akses terhadap fasilitas kesehatan dan adannya
dan keluhan penderita. Penemuan pasien TB paru adalah tahap pertama dalam
terhadap sakit TB seperti pada penderita HIV, diabetes mellitus (DM), dan
kurang gizi.
c. Anak dengan umur di bawah lima tahun yang berhubungan dengan pasien
TB.
Selain itu semua penderita TB Paru BTA positif dengan tanda atau gejala yang
yaitu
Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS).
baik dalam maupun antar kabupaten / kota, provinsi, nasional, dan global.
Diagnosis TB Paru
kesehatan biasanya berpegang pada tiga dasar utama. (1). Anamnesis adalah
keluhan pasien dan pemeriksaaan yang dilakukan pada pasien. (2). Hasil
penderita dengan cara pemeriksaan 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari berturut
menunjukkan gambaran paru yang akan diperiksanya. Selain dari 3 dasar tersebut
kadang dokter juga mengumpulkan data tambahan dari hasil pemeriksaan darah
keberhasilan
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa dahak Sewaktu-
Pagi-Sewaktu (SPS):
pulang pot dahak untuk menampung dahak pada pagi hari kedua.
b. P (Pagi) : pada pagi hari kedua dahak yang ditampung dirumah setelah
kesehatan.
pemeriksaan klinis dan penunjang yang sesuai dan ditetapkan oleh dokter yang
foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang spesifik
Pengobatan TB Paru
kuman tahan asam yang sifatnya berbeda dengan kuman lain karena tumbuhnya
sangat lambat dan cepat sekali timbul resistensi bila terpajan dengan satu obat.
sebagai berikut:
e. OAT ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO sampai
selesai pengobatan
3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari
paduan obat utama dan tambahan. Pengobatan TB merupakan salah satu upaya
paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB. Obat Anti
hidup
d. Menurunkan penularan TB
d. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dlam tahap
awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan. Pada
(tahap lanjutan) adalah isoniazid (H), rifampisin (R), pirazinamid (Z) dan
etambutol (E) atau streptomisin (S) dengan mengacu pada dosis terapi
yang penting untuk membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam
pada bulan bulan ke-5 pengobatan dan dibulan terakhir pengobatan (bulan
a. Isoniazid (H)
b. Rimfapisin (R)
c. Parazinamid (Z)
d. Streptomisin (S)
e. Etambutol (E)
a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
Paduan OAT ini diberikan kepada pasien baru yaitu pasien TB paru yang
b. Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
ulang dahak secara mikroskopis (Kemenkes RI, 2014). Pemeriksaan dahak secara
dilakukan pemeriksaan dua contoh uji dahak (sewaktu dan pagi). Hasil
pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif. Bila
salah satu contoh uji positif atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak
dahak apakah masih tetap BTA positif atau sudah menjadi BTA negatif, pasien
harus memulai pengobatan tahap lanjutan (tanpa pemberian OAT sisipan apabila
pemeriksaan ulang dahak kembali pada akhir pengobatan (Kemenkes RI, 2014).
memberikan kenyamanan.
1. Persyaratan PMO
kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
pasien.
pasien.
pengobatan.
telah ditentukan.
pencegahannya.
gagal.
pengobatan secara teratur dan lengkap dan melakukan pemeriksaan ulang dahak
dan/atau sebulan sebelum AP, dan pada satu pemeriksaan follow up sebelumnya).
negative 2 kali.
sebab apapun.
selesai.
tetap positif atau kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum akhir
Perilaku
(rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses : stimulus >
respon atau tanggapan. Berdasarkan aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan
atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh karena itu,
kegiatan yang tidak dapat diamati oleh orang lain seperti berpikir, bersikap,
bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh penderita TB paru dalam
menjalani pengobatan, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak
langsung.
b. Operant respon atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
Dimana respons terhadap stimulus belum dapat diamati orang lain atau
dari luar secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk
sikap. Contoh ibu hamil tau pentingnya periksa kehamilan untuk kesehatan
adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
kesehatannya.
sebagainya.
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni dari segi
Hak dan kewajiban itu harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun
orang lain, yang selanjutnya disebut perilaku orang sakit. Perilaku ini melipuli :
melibatkan banyak faktor dan sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan
resultan dari berbagai faktor baik internal (respon dari dalam diri seseorang)
(Notoatmodjo, 2010).
digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Menurut WHO
yaitu:
(penderita).
terhadap objek atau stimulasi yang merupakan modal awal untuk bertindak
atau berperilaku.
4. Kebudayaan (Culture)
Kepatuhan
baik yang diamati (observable) maupun tidak dapat diamati (unobservable) yang
secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan sampai dengan
8 bulan, sedangkan penderita yang tidak patuh adalah penderita yang tidak datang
rutin berobat dan bila frekuensi meminum obat tidak dilaksanakan sesuai dengan
terputus selama minimal 6 bulan hal penderita TB paru dinyatakan patuh dalam
c. Akhir pengobatan.
Dunbar & Stunkard dalam Niven (2002) mengemukakan bahwa saat ini
kesehatan profesional. Oleh karena itu penting untuk diketahui tentang tingkat
meningkatkan kepatuhan.
faktor:
bukan
profesional kesehatan.
4. Pasien yang merasa puas akan lebih patuh terhadap anjuran pengobatan.
5. Pasien diatas 65 tahun akan lebih tidak patuh dibandingkan dengan pasien
menurunkan kepatuhan.
suatu tugas yang sulit (Cluss dalam Niven, 2002). Gordin dalam Niven (2002)
kesehatan dan laporan yang disampaikan oleh pasien sendiri adalah tidak akurat.
Landasan Teori
perilaku dalam hal ini perilaku yang dimaksud adalah perilaku penderita TB paru
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain,
masyarakat.
Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi
(predisposing factors) :
1. Karakteristik (umur, jenis
kelamin, pendidikan,
pekerjaan)
2. Pengetahuan pasien tentang
TB
3.
Faktor Pendukung
(enabling factors): Kepatuhan Berobat Pasien
1. Ketersediaan Obat anti TB Paru
tuberkulosis(OAT)dipuskes
Faktor Pendorong
(reinforcing faktors)
1. Peran PMO
2. Motivasi petugas kesehatan
Hipotesis
Tahun 2019.
2019.
Tahun 2019.
Jenis Penelitian
(bebas) yang dilakukan pada waktu yang sama yang bertujuan untuk menjelaskan
Kecamatan Medan Timur, Kota Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini
dikarenakan angka kesembuhan TB paru yang masih rendah yaitu sebesar 66,7%.
Waktu penelitian. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei tahun 2019
Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah pasien TB paru yang telah
Besar sampel adalah sama dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 53 responden.
31
Universitas Sumatera Utara
32
Umur. lamanya orang hidup yang dihitung sejak orang tersebut lahir
hal untuk memperoleh penghasilan berupa uang atau gaji setiap bulan.
terhadap kondisi OAT yang diperoleh dari puskesmas meliputi kecukupan jumlah
OAT dan kemasannya serta ada atau tidaknya obat di Puskesmas setiap pasien
Peran PMO. Seseorang yang dipercayai dan disetujui baik oleh petugas
maupun pasien yang dapat membantu pasien dalam minum obat atau
seseorang
penelitian ini adalah Kepatuhan Berobat Pasien TB Paru yang diuraikan sebagai
berikut :
(Hasni 2016).
2. Dokumentasi
Metode Pengukuran
pengetahuan, sikap responden, efek samping obat, sikap petugas kesehatan dan
Tabel 1
(Bersambung)
dalam penelitian ini adalah kepatuhan berobat pasien TB paru yang didasarkan
antara dua variabel yang meliputi hubungan antara variabel independen (umur,
obat, sikap petugas kesehatan, motivasi dari keluarga) dengan variabel dependen
independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji chi square pada
Darat terletak di jalan Pendidikan No. 8 Medan Timur. Luas Wilayah Kerja
Puskesmas Glugur Darat 776 Ha yang terdiri dari 128 lingkungan dan 11
tersedia di Puskesmas Glugur Darat dan kemasan OAT yang selalu dalam kondisi
baik.
Analisis Univariat
motivasi petugas kesehatan, serta peran PMO serta variabel dependen meliputi
kepatuhan berobat pasien TB paru. Hasil penelitian secara rinci sebagai berikut:
diperoleh dari 53 responden sebagian besar berada pada kelompok umur 25-49
Tabel 3
berikut.
responden (50,9%) yang memiliki umur 25-49 tahun dan sebanyak 17 responden
responden, Pengetahuan responden dapat dilihat dari apa yang diketahui oleh
tahapan dalam pengobatan TB, penularan penyakit TB, waktu minum OAT dan
terhadap pertanyaan (1) apa yang dimaksud dengan penyakit TB paru, sebanyak
oleh bakteri yang menyerang paru dan masih bisa disembuhkan, sedangkan 20
yaitu karena pengobatan pada tahap awal (2 bulan) bertujuan untuk membunuh
kuman dan pada tahap lanjutan (4 bulan) bertujuan untuk mencegah kuman aktif
mengapa harus periksa dahak sebanyak tiga kali selama pengobatan, sebanyak 40
TB paru, sebanyak 17 responden (32,1%) menjawab benar yaitu tahap awal dan
menjawab benar yaitu pengobatan selama 8 bulan disertai minum obat secara
apakah akibatnya jika obat TB paru tidak diminum secara teratur hingga habis,
terhadap obat dan penyakit tidak sembuh serta dapat menular, sedangkan 12
responden (22,6%) menjawab salah. Pertanyaan (8) langkah apa saja yang dapat
salah. Pertanyaan (9) apa pentingnya minum obat secara teratur, sebanyak 36
responden (67,9%) menjawab benar yaitu agar cepat sembuh dari TB dan
menjawab salah. Pertanyaan (10) apa manfaat dari pemeriksaan dahak dan photo
kesembuhan, sedangkan
Tabel 4
Tabel 5
paru masih dapat disembuhkan apabila dilakukan pengobatan yang disiplin dan
sikap responden terhadap pernyataan (3) walaupun efek samping OAT sangat
tidak nyaman, terapi obat akan tetap dilakukan, hasil penelitian menunjukkan
bahwa responden yang sangat setuju sebanyak 1 (1,9%), untuk responden yang
setuju sebanyak 40 responden (75,5%) dan responden yang tidak setuju sebanyak
12 (22,6%).
OAT walaupun tidak ada PMO, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
akan bertambah parah apabila sering lupa minum obat, hasil penelitian
(18,9%) yang setuju sebanyak 38 responden (71,7%) yang tidak setuju sebanyak
Distribusi sikap responden terhadap pernyataan (6) obat harus diminum setiap
hari selama 2
(17,0%). Distribusi sikap responden terhadap pernyataan (7) OAT harus diminum
responden (7,5%) yang setuju 39 responden (73,6%) dan tidak setuju sebanyak 10
responden (18,9%).
Tabel 6
responden (100%) di kategorikan baik. Seacara rinci dapat dilihat pada tabel 7
berikut :
Tabel 7
terhadap kulaitas OAT yang diperoleh dari puskesmas. Secara rinci dapat dilihat
Tabel 8
obat dipuskesmas Glugur darat sudah baik yaitu sebanyak 51 responden (96,2)
dan 2 responden (3,8%) menyatakan kurang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
9 berikut :
Tabel 9
tidak. Pertanyaan (4) apakah petugas mendengarkan setiap keluhan anda dan
memberikan penjelasan mengenai aturan minum obat meliputi jumlah, cara dan
(9,4%) menjawab tidak. Pertanyaan (6) petugas memberikan informasi gejala efek
24 responden (45,3) menjawab tidak. Secara rinci dapat dilihat dari tabel 10
berikut :
Tabel 10
Tabel 11
diketahui dari 53 responden diperoleh sebagai berikut, pertanyaan (1) PMO anda
mengingatkan untuk minum obat secara teratur dan tidak terputus sebanyak 44
tidak. Pertanyaan (3) PMO memberikan semangat dan dorongan untuk berobat
responden (35,8%) menyatakan tidak. Pertanyaan (4) PMO anda sangat peduli
bahwa anda sudah minum obat atau belum hari ini sebanyak 30 responden
Tabel 12
(58,5%) yang menyatakan bahwa bahwa Peran PMO sudah baik dan terdapat 22
responden (41,5%) yang menyatakan bahwa peran PMO masih kurang. Secara
Tabel 13
hasil sebagai
6 responden (11,3%) menjawab tidak. Pertanyaan (2) Apakah selalu minum obat
pada jam yang sama setiap hari selama pengobatan sebanyak 32 responden
Pertanyaan (3) Apakah pernah mengurangi jumlah butir obat yang harus minum
Tabel 14
responden (41,5%) yang masuk dalam kategori patuh dalam berobat dan 31
responden (58,5%) masuk dalam kategori tidak patuh. Secara rinci dapat dilihat
pada tabel
15 berikut :
Tabel 15
Analisis Bivariat
Tabulasi silang dan hasil uji statistik. Analisis bivariat digunakan untuk
melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen yang meliputi umur,
ketersediaan OAT, motivasi petugas, peran PMO dengan variabel dependen yaitu
paru di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019. Hasil analisis hubungan antara
responden (66,7%) patuh dan sebanyak 9 responden (33,3%) tidak patuh. Dari 17
sebanyak 8 responden (41,7%) tidak patuh. Hasil uji statistik diperoleh nilai
p=0,629 (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
umur dengan dengan kepatuhan berobat pasien TB paru. Secara rinci dapat dilihat
Tabel 16
sebanyak 8 responden (40,0%) yang tidak patuh. Hasil uji statistik diperoleh
diperoleh nilai p=1,000 (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan berobat pasien TB paru. Secara rinci
Tabel 17
sebanyak 21 responden (42,9%) yang tidak patuh. Dari 4 responden yang berjenis
Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p=0,147 (p>0,05), maka dapat
Tabel 18
dari 12 responden yang tidak bekerja, 7 responden (58,3%) yang patuh dan
sebanyak 5 responden (41,7%) yang tidak patuh. Dari 41 responden yang bekerja
yang tidak patuh. Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p=0,869 (p>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan dengan kepatuhan
berobat pasien TB paru. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 19 berikut :
Tabel 19
yang memiliki pengetahuan baik yang patuh dan yang tidak patuh sebanyak
sebanyak 14 responden (43,8%) yang patuh dan 18 responden (5,3%) yang tidak
patuh. Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p=0,006 (p<0,05), maka dapat
Tabel 20
paru di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019. Hasil analisis hubungan antara
sikap dengan kepatuhan berobat pasien TB paru bahwa dari 53 penderita yang
baik ada sebanyak 22 responden (42,3%) yang patuh dan sebanyak 30 responden
(58,7%) yang tidak patuh. Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p=1,000
(p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan ketersediaan OAT
dengan kepatuhan berobat pasien TB paru. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 21
berikut:
Tabel 21
dengan ketersedian OAT yang baik ada sebanyak 31 responden (60,8%) yang
patuh dan senbanyak 20 responden (39,2%) yang tidak patuh. Sedangkan kategori
kurang terdiri dari 2 responden sebanyak 1 responden (50,0%) yang patuh dan 1
responden (50,0%) yang tidak patuh. Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai
ketersediaan OAT dengan kepatuhan berobat pasien TB paru. Secara rinci dapat
Tabel 22
pasien TB paru bahwa dari 53 penderita yang dijadikan sebagai responden ada 19
(94,7%) patuh dalam pengobatan dengan motivasi kesehatan yang baik dan yang
dan yang tidak patuh sebanyak 20 responden (58,8%). Hasil uji statistik diperoleh
diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Tabel 23
antara peran PMO dengan kepatuhan berobat pasien TB paru bahwa dari 53
dalam pengobatan dengan peran PMO yang baik dan yang tidak patuh sebanyak 9
responden (29,0%). Sedangkan yang patuh dalam pengobatan dengan peran PMO
yang kurang sebanyak 10 responden (45,5%) dan yang tidak patuh sebanyak 12
responden (54,5%). Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p=0,113 (p<0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan peran PMO dengan
kepatuhan berobat pasien TB paru. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 24
berikut:
Tabel 24
Tabulasi Silang antara Peran PMO dengan Kepatuhan Berobat Pasien TB Paru
di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019
dalam penelitian ini terdapat sampel yang berjumlah 53 pasien TB paru yang
pasien TB paru.
pengobatan secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan.
penelitian ini menunjukkan dari 53 responden yang patuh dalam pengobatan yaitu
(39,5%).
patuh dalam berobat karena pengetahuan yang masih kurang. Berdasarkan hasil
mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit TB ada yang beranggapan bahwa
61
Universitas Sumatera Utara
62
malam dan penyakit paru-paru yang tidak menular. Bahkan kebanyakan dari
pengobatan dan tahapan pengobatan yang akan atau sedang mereka jalani, dan
apa itu penyakit TB paru dan kurang memberikan informasi yang jelas tentang
secara teratur.
pada jam yang sama setiap harinya, tidak mengurangi jumlah obat yang harus
diminum, mengambil obat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan periksa
responden menyatakan bahwa minum obat tidak pada jam yang sama setiap hari
tidak menimbulkan dampak yang buruk yang penting obat diminum pada hari itu
dan tidak mengambil obat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan karena
peluang untuk tidap patuh minum obat dan sangat diperlukannya penyuluhan
yang
diberikan oleh tenaga kesehatan, kerja sama tenaga kesehatan dengan masyarakat
karena masih banyak pemikiran masyarakat tentang TB paru ini tidak menular,
Puskesmas Glugur Darat. Umur adalah lamanya orang hidup yang dihitung
sejak orang tersebut lahir sampai pada waktu dilakukan penelitian. Dari Hasil uji
statistik diperoleh nilai p=0,629 (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara umur dengan dengan kepatuhan berobat pasien TB paru.
Berdasarkan penelitian dan olahan data melalui variabel umur bahwa umur
responden yaitu 15 tahun dan umur tertua responden adalah umur 66 tahun, dan
sebanyak
27 responden yang patuh sebanyak 18 responden (66,7%) dan yang tidak patuh
sebanyak 9 responden dan umur ketogori tua (<50 tahun) sebanyak 8 responden
(47,1%) tidak patuh dalam pengobatan. Umur bukanlah faktor penentu kepatuhan
penderita karena mereka yang berumur muda maupun usia lanjut memiliki
pengobatannya.
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan
kepatuhan berobat
penderita TB paru.
menyatakan bahwa dari faktor umur yang lebih dari 50 tahun cenderung untuk
tidak patuh dan usia muda lebih cenderung untuk menjalani pengobatan
daripada orang yang berusia lanjut. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Smet (1994) yang menyatakan bahwa umur tidak
menyatakan umur tua kepatuhan berobatnya semakin tinggi karena usia tua
tidak disibukkan dengan pekerjaan sehingga dapat datang berobat secara teratur.
paru di Puskesmas Glugur Darat. Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai
ditolak, sehingga tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan berobat
21 responden. Hal ini sejalan dengan penelitian Sitepu (2010) yang menunjukkan
bahwa jenis kelamin paling banyak jenis kelamin laki-laki morbilitas yang tinggi
rokok, minum alkohol dan keluar malam hari dapat menurunkan sistem
kekebalan tubuh sehingga lebih muda terkena TB Paru. Jenis kelamin tidak
mempengaruhi dengan
kepatuhan berobat dari hasil penelitian bahwa dari 33 responden laki-laki sebesar
13 responden (39,4%) yang tidak patuh dan pada jenis kelamin perempuan bahwa
Jenis kelamin laki-laki lebih cenderung tidak taat dan patuh dalam
kegiatan keluar rumah kemungkinan lebih besar tidak patuh, dibandingkan dengan
(22,6%) yang memiliki lebih banyak waktu, juga tidak patuh dalam pengobatan.
dalam pengobatan.
menyatakan bahwa pada pengobatan TB laki-laki cenderung lebih tidak patuh dan
laki cenderung memiliki aktivitas yang lebih tinggi sehingga cenderung tidak
memperhatikan kesehatannya.
maka tidak ada hubungan pendidikan dengan kepatuhan berobat pasien TB paru.
yang
responden yaitu selalu minum obat pada jam yang sama setiap hari dan
mengambil obat ke Puskesmas sesuai jadwal yang ditentukan. Tetapi hal demikian
tidak dilakukan penderita TB paru karena mereka beranggapan tidak masalah jika
tidak meminum obat pada jam yang sama setiap hari tidak akan memberi dampak
keturunan yang dapat menyerang siapa saja dan apabila pengambilan obat
terlambat sehari atau dua hari tidak akan memperburuk kondisi penyakit TB paru
yang diderita pasien. Jadi terlihat jelas bahwa pendidikan penderita TB paru tidak
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yunie dkk (2012) tingkat
Puskesmas Glugur Darat. Pekerjaan adalah suatu kegiatan rutin yang dilakukan
oleh responden untuk mendapatkan imbalan berupa uang atau barang untuk
p=0,869 (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan
dengan kepatuhan berobat pasien TB paru. Dari hasil penelitian yang dilakukan
di Puskesmas Glugur Darat dari 13 responden yang tidak bekerja ada sebanyak 7
responden yang patuh dalam pengobatan dan yang tidak patuh sebanyak 6
(37,5%) yang patuh dan sebanyak 25 responden (62,5%) yang tidak patuh.
bahwa penderita yang tidak bekerja yang memiliki banyak waktu luang untuk
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Priska dkk (2014)
di Puskesmas Glugur Darat. Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui oleh
dengan pengetahuan yang baik dan ada 32 responden dengan pengetahuan yang
kurang.
pengobatan
dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan kurang, hal ini karena asumsi
mereka bahwa penyakit TB paru dapat sembuh apa bila menjalani pengobatan
yang taat dan teratur walaupun dibutuhkan waktu yang lama dalam pengobatan
dan mereka juga sudah tahu apa resiko kalau tidak patuh dalam pengobatan
karena akan menyebabkab kuman kebal terhadap obat sehingga perlu dilakukan
pengobatan ulang dari awal dan membutuhkan lebih lama lagi waktu untuk
penyakit batuk yang di akibatkan oleh kebiasaan merokok sebesar, sering terkena
angin malam, dan penyakit karena keturunan sebesar 37,3 % dan mereka tidak
mengetahui tahapan apa saja yang harus dilakukan dalam pengoban TB paru
pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami
diketahui.
semakin patuh.
paru. Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p=1,000 (p<0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan sikap dengan kepatuhan berobat pasien
TB paru di Puskesmas Glugur Darat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Prayogo (2013) yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kepatuhan minum
gejala efek samping yang dirasakan, dan menyatakan sangat setuju dengan
pengobatan yang sedang dijalani sangat bermanfaat bagi kehidupannya, dan tetap
Meskipun memiliki sikap yang baik, para penderita TB paru tetap saja
memiliki tingkat kepatuhan pengobatan yang kurang baik. Hal ini membuktikan
bahwa sikap yang baik tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap
memiliki kemauan dan keyakinan bahwa pengobatan yang mereka jalani sangat
bermanfaat bagi hidup mereka namun mereka memiliki kemauan bertindak yang
kurang. Sikap yang baik tanpa disertai dengan tindakan yang baik dalam
perilaku kesehatan seseorang. Hal ini juga terjadi terhadap para penderita TB
paru.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gendhis
(2011) yang menyatakan bahwa sikap responden (p= 0,0005) memiliki hubungan
yang patuh dengan mativasi kesehatan yang baik dan tidak memanfaatkan
yang kurang sebanyak 6 responden (17,6%) dan yang tidak patuh sebanyak 28
responden (82,4%). Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi petugas kesehatan dengan
pasien TB paru yang patuh dalam pengobatan mereka yang memiliki motivasi
kesehatan yang baik. Seperti petugas kesehatan memberi semangat dan motivasi,
dan olahan data yang dilakukan petugas belum cukup lengkap memberikan
menjelaskan efek samping OAT yang mungkin terjadi dan dialami oleh penderita
pengobatan yang dijalani penderita dan kurang menjelaskan tahap apa saja yang
mengapa diperlukan waktu yang lama dalam menjalani pengobatan dan tidak bisa
terputus.
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifkan antara motivasi
bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi petugas dengan kepatuhan
persepsi responden terhadap kondisi OAT yang diperoleh dari puskesmas meliputi
kecukupan jumlah OAT dan kemasannya serta ada atau tidaknya obat di
Puskesmas setiap pasien datang untuk mengambil obat. Hasil uji statistik
diperoleh diperoleh nilai p=1,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak
tidak tersedia obat pada saat pengambilan obat dipuskesmas tapi tidak
kondisi obat yang diperoleh dari puskesmas selalu dengan kualitas yang baik, dan
Puskesmas Glugur Darat. PMO adalah seseorang yang dipercayai dan di setujui
baik oleh petugas maupun pasien yang dapat membantu pasien dalam minum obat
atau seseorang secara langsung dapat memastikan bahwa pasien menelan seluruh
obat yang diberikan sesuai anjuran. Hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai
p=0,113 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan peran
bahwa PMO dari penderita adalah keluarga terdekat seperti istri, orang tua dan
anak dan kader maupun petugas kesehaan didapatkan bahwa peran PMO dengan
responden (41,5%). Berarti sebagian besar responden telah memiliki PMO yang
baik dalam menjalani pengobatan. Sehingga penderita yang memiliki PMO yang
untuk minum obat secara teratur dan memberi motivasi atau dorongan dan juga
responden yang menyatakan tidak memiliki PMO dan memiliki PMO yang
kurang baik dimana tidak selalu mengingatkan untuk minum obat dan tidak terlalu
peduli kepada responden apakah sudah mengkonsumsi obat atau tidak tetapi
Dengan kategori peran PMO yang sudah baik sebanyak 58,5% sebanyak
terdapat 12 responden yang tidak patuh dalam pengobatan. Dengan kondisi peran
PMO yang sudah baik dan peran PMO yang kurang responden masih tidak patuh
dalam pengobatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa peran PMO tidak ada
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Lissa Inggar (2015) yang
menyatakan ada hubungan antara peran PMO dengan kepatuhan berobat pasien
TB paru semakin baik peran PMO maka akan semakin tinggi kepatuhan penderita
dalam berobat.
Penelitan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Firman dkk (2013)
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan anatara PMO
Keterbatasan Penelitian
paru dalam peneltian ini hanya terdiri dari Sembilan variabel yaitu umur,
motivasi dari petugas kesehatan dan peran PMO, sedangkan masih banyak
Kesimpulan
Saran
elektronik yang bisa dilihat dan didengar oleh pasien ketika menunggu
Dinas Kesehatan Kota Medan. (2016). Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2016.
Diakses dari http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/
PROFIL_KAB_KOTA_2016/1275_Sumut_Kota_Medan_2016.pdf
77
Universitas Sumatera Utara
78
Lissa, I. D., Titik H., & Tri, P. K. (2015). Kepatuhan berobat penderita TB paru
di Puskesmas Nguntoronadi I Kab. Wonogiri. Jurnal Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo.15(2).97. Diakses dari http://journals.ums.ac.id/
index.php/JK/article/download/3406/2161
Misnadiarly. (2006). Penyakit infeksi TB paru dan ekstra paru. Jakarta: Grafika
Mardi Yuana.
Rab, H. (2013).Ilmu penyakit paru (Edisi ke-2). Jakarta: Trans Info Media.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian, kuantitatif, kualitatif dan R&D (Edisi ke-
23). Bandung: Alfabeta.
A. Karakteristik Responden
1. Umur :
d. SLTA e. Akademi/Sarjana
yang diberikan.
b) Pilih jawaban yang paling sesuai menurut anda dan berikan tanda silang (x)
a. Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang paru dan
membunuh kuman dan pada tahap lanjutan (4-5 bulan) bertujuan untuk
3. Menurut Anda mengapa harus periksa dahak sebanyak tiga kali di awal
pengobatan?
b. Air Kencing
c. Keringat
5. Tahap apa sajakah yang terdapat dalam pengobatan TB paru yang anda
ketahui?
7. Apakah akibatnya jika obat TB tidak diminum secara teratur hingga habis?
a. Kuman menjadi kebal terhadap obat dan penyakit tidak sembuh serta dapat
menular
8. Menurut Anda langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah
penularan TB paru?
sembarangan
tinggi
bertambah parah
10. Menurut Anda apa manfaat dari pemeriksaan dahak dan photo rontgen?
C. Sikap Penderita TB
saudara b) Berikan tanda contreng (√) pada jawaban yang anda pilih.
Keterangan jawaban :
NO Pertanyaan SS S TS STS
1. Penyakit TB paru dapat disembuhkan apabila saya
melakukan pengobatan yang disiplin dan teratur.
2. Saya yakin pengobatan yang saya jalani
bermanfaat bagi hidup saya.
3. Walaupun efek samping OAT sangat tidak
nyaman, saya akan tetap melakukan terapi obat.
4. Walaupun tidak ada PMO, saya akan tetap
meminum OAT
5. Penyakit TB paru akan bertambah parah apabila
sering lupa minum obat maka saya akan minum
obat secara teratur.
6. Pada tahap awal pengobatan, saya harus minum
obat setiap hari selama 2-3 bulan.
7. Pada tahan lanjutan pengobatan, saya harus
minum OAT sebanyak 3x seminggu selama 4-5
bulan.
D. Ketersedian OAT
Puskesmas ?
a. Ya b. Tidak
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara.
sembuh?
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
meliputi jumlah butir obat yang ditelan, cara, dan jadwal minum
obat? a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
F. Peran PMO
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara.
1. Apakah PMO anda mengingatkan untuk minum obat secara teratur dan tidak
terputus?
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tdak
3. Apakah PMO anda memberikan semangat dan dorongan kepada anda untuk
a. Ya b. Tidak
4. Apakah PMO anda sangat peduli bahwa anda sudah minum obat atau belum
hari ini?
a. Ya b. Tidak
G. KEPATUHAN BEROBAT
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara.
obat?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah anda selalu minum obat pada jam yang sama setiap hari selama
pengobatan?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah anda pernah mengurangi jumlah butir obat yang harus anda
minum?
a. Ya b. Tidak
ditentukan?
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
R U U J D P K P P P P P P P P P P P P P S S S S S S S S S K K K K MMMMMMMMMR R R R R R R T T T T T T
R R K D K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 T K 1 2 3 4 5 6 7 T K 1 2 T K 1 2 3 4 5 6 7 T K 1 2 3 4 T K 1 2 3 4 5 T K
1 0
1 26 2 1 4 1 4 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 9 1 3 3 3 3 3 4 3 21 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 2 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
2 25 2 1 4 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 7 2 4 3 3 3 3 4 3 22 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 6 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
3 69 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 17 1 1 1 4 1 2 2 1 2 1 2 1 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2
4 18 1 2 4 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 5 2 3 4 3 3 4 3 3 20 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 6 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 2 3 2
5 22 1 2 3 1 4 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 6 2 3 3 3 3 3 2 2 19 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 2 2 4 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2
6 28 2 2 4 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 8 1 4 4 3 3 4 3 3 24 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
7 25 2 2 4 1 4 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 6 2 3 3 3 3 3 3 2 20 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 4 2 1 1 1 1 4 1 2 2 1 2 2 1 2
8 42 2 1 3 1 4 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 5 2 3 3 3 3 3 3 2 20 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 3 2
9 64 3 1 4 1 4 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 3 3 4 2 2 21 1 1 1 4 1 2 1 2 1 1 2 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 3 2
10 38 2 1 4 1 4 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 5 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 5 1
11 21 1 1 4 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 2 1 5 1 2 2 2 2 0 2 1 1 1 1 1 5 1
12 61 3 1 4 1 4 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 5 2 3 3 2 3 3 2 2 18 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 3 2
13 57 3 1 3 1 4 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 2 1 1 1 2 1 4 2 1 1 1 1 4 2 2 1 1 1 2 3 2
14 61 3 1 3 1 4 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 5 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 6 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 4 2
15 53 3 1 3 1 4 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 8 1 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 2 5 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
16 24 1 2 4 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 16 1 1 1 4 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2
17 37 2 1 4 1 4 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 8 1 3 3 2 2 3 3 3 18 1 1 1 4 1 2 2 1 2 1 1 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 4 2
18 24 1 1 3 1 4 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 5 2 4 3 3 3 3 3 3 22 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 1 2 4 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 2 2 2
19 58 3 1 4 1 4 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 3 3 4 4 4 4 26 1 1 1 4 1 2 1 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 0 2 1 1 1 1 1 5 1
20 25 2 2 4 1 4 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 5 2 3 3 2 2 2 3 3 17 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 2 2 4 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 1 3 2
21 66 3 2 4 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 4 2
22 53 3 1 4 1 4 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 5 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 4 2
23 23 1 1 4 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 8 1 3 3 2 2 3 3 3 19 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 6 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
24 55 3 1 4 1 4 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 5 2 3 3 2 3 3 2 2 17 1 1 1 4 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 3 2
25 44 2 2 4 1 4 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 8 1 4 3 2 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 2 1 1 1 2 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 4 2
26 54 3 1 4 1 3 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 6 2 4 3 3 3 4 3 3 24 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 2 1 4 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 4 2
27 26 2 1 4 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 3 3 3 3 1 3 3 22 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 1 2 4 2 1 1 1 1 4 1 1 2 2 1 1 3 2
28 39 2 2 4 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 5 2 3 3 3 3 3 3 3 22 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
29 29 2 2 4 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 8 1 3 4 2 3 4 3 3 24 1 1 1 4 1 2 2 1 2 1 1 1 4 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1
30 51 3 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 3 4 3 4 4 4 3 25 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 2 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
31 25 2 1 4 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 4 2 3 3 3 3 21 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 5 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 5 1
32 31 2 1 4 1 4 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 1 1 1 2 2 1 1 5 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 4 2
33 51 3 1 3 1 4 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 6 2 3 3 3 4 3 4 3 23 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 2 1 4 2 1 1 1 1 4 1 2 2 1 1 1 3 2
34 53 3 2 4 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 5 2 3 3 3 4 3 3 3 22 1 1 1 4 1 2 2 1 1 1 2 1 5 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
35 51 3 1 4 1 4 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 6 2 4 4 3 4 4 4 4 26 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 2 2 4 2 2 1 2 2 0 1 1 2 1 1 2 3 2
36 35 2 2 5 2 4 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 8 1 4 4 4 4 4 4 4 28 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
37 21 1 2 4 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 4 3 2 4 3 3 22 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 2 1 5 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
38 29 2 1 5 2 4 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 9 1 4 4 3 3 3 4 4 25 1 1 1 4 1 2 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
39 15 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 5 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
40 43 2 1 4 1 4 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 9 1 3 3 3 2 3 2 2 19 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 1 1 6 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
41 40 2 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 4 3 3 3 3 3 23 1 1 1 4 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 1 2 1 2 1 3 2
42 28 2 1 4 1 4 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 5 2 3 4 3 3 3 2 3 21 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 6 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
43 24 1 2 5 2 4 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 6 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 1 1 2 1 1 2 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 4 2
44 31 2 1 3 1 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 2 2 4 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2
45 31 2 1 5 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
46 55 3 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 4 2 4 3 3 3 3 2 2 16 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2
47 35 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 9 1 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 2 1 5 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1
48 31 2 1 3 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2
49 27 2 1 4 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 3 3 2 3 3 3 3 20 1 1 1 4 1 2 2 1 2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 3 2
50 30 2 2 4 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 5 2 3 3 2 3 2 3 3 20 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 2 1 3 2
51 42 2 1 3 1 4 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 21 1 1 1 4 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 4 2
52 28 2 2 4 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 3 3 3 3 3 3 22 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 2 2 2 2 0 2 1 1 1 1 1 5 1
53 50 3 1 4 1 4 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 14 2 1 1 4 1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 4 2
KETERANGAN
UR1: Kategori Umur Responden PK : Pengetahuan Kategori MK: Motivasi petugas kesehatan Kategori
OUTPUT
ANALISIS UNIVARIAT
Frequency Table
Umur responden
Freque Cumulative
ncy Percent Valid Percent Percent
Valid 15-24 tahun 9 17.0 17.0 17.0
25-49 tahun 27 50.9 50.9 67.9
>50 tahun 17 32.1 32.1 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Muda 9 17.0 17.0 17.0
Dewasa 27 50.9 50.9 67.9
Tua 17 32.1 32.1 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 33 62.3 62.3 62.3
Perempuan 20 37.7 37.7 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pendidikan responden
Kategori pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 49 92.5 92.5 92.5
tinggi 4 7.5 7.5 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pekerjaan responden
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak
12 22.6 22.6 22.6
bekerja/IRT
PNS 3 5.7 5.7 28.3
Wiraswasta 38 71.7 71.7 100.0
Total 53 100.0 100.0
Kategori pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak bekerja
12 22.6 22.6 22.6
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 33 62.3 62.3 62.3
Salah 20 37.7 37.7 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 16 30.2 30.2 30.2
Salah 37 69.8 69.8 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 40 75.5 75.5 75.5
Salah 13 24.5 24.5 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 34 64.2 64.2 64.2
Salah 19 35.8 35.8 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 17 32.1 32.1 32.1
Salah 36 67.9 67.9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
S Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 43 81.1 81.1 81.1
Salah 10 18.9 18.9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 41 77.4 77.4 77.4
Salah 12 22.6 22.6 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 30 56.6 56.6 56.6
Salah 23 43.4 43.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 36 67.9 67.9 67.9
Salah 17 32.1 32.1 100.0
Total 53 100.0 100.0
Menurut Anda apa manfaat dari pemeriksaan dahak dan photo rontgen?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 38 71.7 71.7 71.7
Salah 15 28.3 28.3 100.0
Total 53 100.0 100.0
Kategori pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 21 39.6 39.6 39.6
Kurang 32 60.4 60.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 39 73.6 73.6 73.6
sangat setuju 14 26.4 26.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Saya yakin pengobatan yang saya jalani bermanfaat bagi hidup saya
.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 39 73.6 73.6 73.6
sangat setuju 14 26.4 26.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 12 22.6 22.6 22.6
Setuju 40 75.5 75.5 98.1
sangat setuju 1 1.9 1.9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 6 11.3 11.3 11.3
Setuju 41 77.4 77.4 88.7
sangat setuju 6 11.3 11.3 100.0
Total 53 100.0 100.0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sangat tidak setuju
1 1.9 1.9 1.9
tidak setuju 4 7.5 7.5 9.4
Setuju 38 71.7 71.7 81.1
sangat setuju 10 18.9 18.9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pada tahap awal pengobatan, saya harus minum obat setiap hari selama 2-
3 bulan.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 9 17.0 17.0 17.0
Setuju 36 67.9 67.9 84.9
sangat setuju 8 15.1 15.1 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 10 18.9 18.9 18.9
Setuju 39 73.6 73.6 92.5
sangat setuju 4 7.5 7.5 100.0
Total 53 100.0 100.0
kategori sikap TB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 53 100.0 100.0 100.0
Ketersedian OAT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 51 96.2 96.2 96.2
tidak 2 3.8 3.8 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 51 96.2 96.2 96.2
kurang 2 3.8 3.8 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 28 52.8 52.8 52.8
Tidak 25 47.2 47.2 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 28 52.8 52.8 52.8
Tidak 25 47.2 47.2 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 45 84.9 84.9 84.9
Tidak 8 15.1 15.1 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 17 32.1 32.1 32.1
Tidak 36 67.9 67.9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 48 90.6 90.6 90.6
Tidak 5 9.4 9.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 21 39.6 39.6 39.6
Tidak 32 60.4 60.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 29 54.7 54.7 54.7
tidak 24 45.3 45.3 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 19 35.8 35.8 35.8
kurang 34 64.2 64.2 100.0
Total 53 100.0 100.0
Peran PMO
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 44 83.0 83.0 83.0
Tidak 9 17.0 17.0 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 37 69.8 69.8 69.8
Tidak 16 30.2 30.2 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 34 64.2 64.2 64.2
Tidak 19 35.8 35.8 100.0
Total 53 100.0 100.0
Apakah PMO anda sangat peduli bahwa anda sudah minum obat
atau belum hari ini?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 30 56.6 56.6 56.6
Tidak 23 43.4 43.4 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 31 58.5 58.5 58.5
Kurang 22 41.5 41.5 100.0
Total 53 100.0 100.0
Kepatuhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 47 88.7 88.7 88.7
Tidak 6 11.3 11.3 100.0
Total 53 100.0 100.0
Apakah anda selalu minum obat pada jam yang sama setiap hari
selama pengobatan?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 32 60.4 60.4 60.4
Tidak 21 39.6 39.6 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 45 84.9 84.9 84.9
Tidak 8 15.1 15.1 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 43 81.1 81.1 81.1
Tidak 10 18.9 18.9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 41 77.4 77.4 77.4
Tidak 12 22.6 22.6 100.0
Total 53 100.0 100.0
Kategori Kepatuhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Patuh 32 60.4 60.4 60.4
Tidak patuh 21 39.6 39.6 100.0
Total 53 100.0 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square .927 2 .629
Likelihood Ratio .929 2 .629
Linear-by-Linear Association .114 1 .736
N of Valid Cases 53
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 3.57.
Crosstab
Kategori
Kepatuhan
Tidak
Patuh patuh Total
Jenis kelamin Laki-laki Count 20 13 33
Responden % within Jenis 100.0
60.6% 39.4%
kelamin Responden %
Perempu Count 12 8 20
an % within Jenis 100.0
60.0% 40.0%
kelamin Responden %
Total Count 32 21 53
% within Jenis 100.0
60.4% 39.6%
kelamin Responden %
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significanc Exact Sig. Exact Sig.
Value df e (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .002 1 .965
Continuity
b .000 1 1.000
Correction
Likelihood Ratio .002 1 .965
Fisher's Exact Test 1.000 .595
Linear-by-Linear .002 1 .965
Association
N of Valid Cases 53
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 7.92.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kategori Kepatuhan
Tidak
Patuh patuh Total
Kategori rendah Count 28 21 49
pendidikan % within Kategori
57.1% 42.9% 100.0%
pendidikan
tinggi Count 4 0 4
% within Kategori
100.0% 0.0% 100.0%
pendidikan
Total Count 32 21 53
% within Kategori
60.4% 39.6% 100.0%
pendidikan
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significanc Exact Sig. Exact Sig.
Value Df e (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 2.839 1 .092
Continuity
b 1.330 1 .249
Correction
Likelihood Ratio 4.249 1 .039
Fisher's Exact Test .143 .123
Linear-by-Linear
Association 2.786 1 .095
N of Valid Cases 53
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1.58.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kategori Kepatuhan
Tidak
Patuh patuh Total
Kategori tidak Count 7 5 12
pekerjaan bekerj % within Kategori
a 58.3% 41.7% 100.0%
pekerjaan
Count 25 16 41
bekerja % within Kategori
61.0% 39.0% 100.0%
pekerjaan
Total Count 32 21 53
% within Kategori
60.4% 39.6% 100.0%
pekerjaan
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .027 1 .869
Continuity
Correction
b .000 1 1.000
Likelihood Ratio .027 1 .870
Fisher's Exact Test 1.000 .562
Linear-by-Linear
Association .027 1 .870
N of Valid Cases 53
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
4.75.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kategori Kepatuhan
Tidak
Patuh patuh Total
Kategori Baik Count 18 3 21
pengetahuan % within Kategori
85.7% 14.3% 100.0%
pengetahuan
Kurang Count 14 18 32
% within Kategori
43.8% 56.3% 100.0%
pengetahuan
Total Count 32 21 53
% within Kategori
60.4% 39.6% 100.0%
pengetahuan
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 9.333 1 .002
Continuity
b 7.662 1 .006
Correction
Likelihood Ratio 10.089 1 .001
Fisher's Exact Test .004 .002
Linear-by-Linear 9.157 1 .002
Association
N of Valid Cases 53
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8.32.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kategori Kepatuhan
Tidak
Patuh patuh Total
kategori sikap TB Baik Count 22 31 53
Total % within kategori
41.5% 58.5% 100.0%
sikap TB Total
Total Count 22 31 53
% within kategori
41.5% 58.5% 100.0%
sikap TB Total
Chi-Square Tests
Value
a
Pearson Chi-Square .
N of Valid Cases 53
a. No statistics are computed because kategori sikap TB Total is a constant.
Crosstab
Kategori Kepatuhan
Tidak
Patuh patuh Total
Kategori baik Count 31 20 51
Ketersediaan OAT % within Kategori
Ketersediaan OAT 60.8% 39.2% 100.0%
kurang Count 1 1 2
% within Kategori
50.0% 50.0% 100.0%
Ketersediaan OAT
Total Count 32 21 53
% within Kategori
60.4% 39.6% 100.0%
Ketersediaan OAT
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .094 1 .760
Continuity
b .000 1 1.000
Correction
Likelihood Ratio .092 1 .762
Fisher's Exact Test 1.000 .640
Linear-by-Linear .092 1 .762
Association
N of Valid Cases 53
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
.79.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kategori Kepatuhan
Tidak
Patuh patuh Total
kategori motivasi baik Count 18 1 19
petugas kesehatan % within kategori
motivasi petugas 94.7% 5.3% 100.0%
kesehatan
kurang Count 14 20 34
% within kategori
motivasi petugas 41.2% 58.8% 100.0%
kesehatan
Total Count 32 21 53
% within kategori
motivasi petugas 60.4% 39.6% 100.0%
kesehatan
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 14.616 1 .000
Continuity
b 12.463 1 .000
Correction
Likelihood Ratio 17.269 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 14.340 1 .000
N of Valid Cases 53
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
7.53.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Kategori Kepatuhan
Tidak
Patuh patuh Total
Kategori Peran Baik Count 22 9 31
PMO % within Kategori
Peran PMO 71.0% 29.0% 100.0%
Kurang Count 10 12 22
% within Kategori
45.5% 54.5% 100.0%
Peran PMO
Total Count 32 21 53
% within Kategori
60.4% 39.6% 100.0%
Peran PMO
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 3.501 1 .061
b2.516
Continuity Correction 1 .113
sLikelihood Ratio 3.506 1 .061
Fisher's Exact Test .089 .056
Linear-by-Linear 3.435 1 .064
Association
N of Valid Cases 53
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.72.
b. Computed only for a 2x2 table