SKRIPSI
Oleh
DAMIAN JULFIANI
NIM: 141000073
SKRIPSI
Oleh
DAMIAN JULFIANI
NIM: 141000073
seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini
DAMIAN JULFIANI
iii
iv
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
dan semua keluarga yang senantiasa memberi motivasi dan pengorbanannya baik
dari segi moril maupun materil serta memberikan kasih sayang, semangat,
perhatian serta doa yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatam ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
Sumatera Utara
Sumatera Utara.
4. dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen Pembimbing saya, yang telah bersedia
5. Destanul Aulia, SKM, MBA, MEc, PhD, selaku Dosen Penguii I, yang
6. dr. Rusmalawaty, MKM selaku Dosen Penguii II, yang telah bersedia
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan
vi
skripsi ini. Untuk itu penulis menguarapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi. Akhir kata penulis
Damian Julfiani
vii
Halaman
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 9
Tujuan Penelitian 9
Tujuan Umum 9
Tujuan Khusus 9
Manfaat Penelitian 10
TINJAUAN PUSTAKA 11
Imunisasi 11
Pengertian Imunisasi 11
Tujuan Pemberian Imunisasi 12
Macam-macam Imunisasi 12
Jenis-jenis Imunisasi 14
Jadwal Pemberian Imunisasi 18
Cakupan Program Imunisasi 18
Puskesmas 19
Pengertian Puskesmas 19
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas 20
Program Kesehatan Puskesmas 22
Fungsi program puskesmas 23
Perencanaan 23
Manfaat Perencanaan 23
Langkah-langkah Perencanaan 25
Unsur-unsur Perencanaan 25
Penggerak dan Pelaksanaan 26
Tujuan fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan 26
Unsur-unsur Pelaksanaan 26
viii
METODE PENELITIAN 39
Jenis Penelitian 39
Lokasi dan Waktu Penelitian 39
Lokasi Penelitian 39
Waktu Penelitian 39
Informan Penelitian 39
Sumber Data 40
Daftar Primer 40
Daftar Sekunder 40
Metode Pengumpulan Data 40
Triangulasi 41
Metode Analisis Data 42
ix
DAFTAR PUSTAKA 73
LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi 18
7 Karakteristik Informan 50
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2 Kerangka pikir 43
xi
1. Pedoman Wawancara 74
7. Dokumentasi Penelitian 93
xii
pada tanggal 19 Juli 1997. Penulis beragama Katolik, anak tunggal dari pasangan
menengah pertama yaitu SMP Swasta Panti Budaya Kisaran tahun 2009-2011,
Damian Julfiani
xiii
Latar Belakang
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Angka kematian bayi yang
merupakan cerminan dari status kesehatan anak suatu Negara. Perkembangan dan
peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu
masa dalam kandungan bayi, dan anak balita. Kesehatan anak itu sendiri dapat
diartikan bahwa anak tidak meninggal dalam awal kehidupannya, yaitu sampai
mencapai usia satu tahun atau usia dibawah lima tahun. Seorang bayi dilahirkan
telah membawa kekebalan tubuh akan tetapi kekebalan tubuhnya hanya bertahan
dalam jangka pendek yang didapat melalui ibu maka dari itu banyak masalah
ditujukan dengan angka kematian bayi dan angka kematian balita. Banyak faktor
yang menyebabkan kematian bayi maupun balita ini ,termasuk dalam hal
penularan penyakit. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pencegahan penyakit
yaitu dengan cara mendapatkan imunisasi dasar lengkap dengan tujuan agar anak
seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga kelak jika terpapar penyakit tidak
80% bayi di desa atau kelurahan telah mendapatkan imunisasi lengkap, yang
imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita dari suatu penyakit yang
yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak, menadi kebal teradap penyakit
kekebalah tubuh mereka masih sebelum baik orang dewasa, sehingga rentan
terhadap serangan penyakit berbahaya imunisasi tidak cukup dilakukan satu kali,
tetapi harus bisa dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai jenis
2010) .
imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT- HB-Hib, empat kali imunisasi polio, dan
satu kali imunisasi campak. Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari
tiga bulan, imunisasi polio pada bayi baru lahir, dan tiga dosis berikutnya
diberikan dengan jarak paling cepat empat minggu, imunisasi DPT-HB-Hib pada
bayi umur dua bulan, tiga bulan empat bulan dengan interval minimal empat
minggu; dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan menunjukkan
cakupan tiap jenis imunisasi yaitu HB-0, BCG, polio empat kali (polio 4), DPT-
HB kombo tiga kali (DPT-HB 3), dan campak menurut provinsi. Berdasarkan
jenis imunisasi persentase tertinggi adalah BCG (87,6%) dan terendah adalah
(98,9%), DPT -HB 3 (95,1%), dan campak (98,1%) (Kepmenkes RI Nomor 1611
tahun 2005).
Capaian ini di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 91,58%. Capaian ini lebih
besar dari capaian tahun 2015 sebesar 86,54%. Angka ini mencapai target Renstra
2016 sebesar 91,5%. Sedangkan menurut provinsi, terdapat dua belas provinsi
yang mencapai target Renstra tahun 2016. Pada gambar ini dapat diketahui bahwa
seluruh bayi di provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jambi dan
(59,99%), dan Maluku (67,56%) dan Proinvinsi Sumatera Utara menduduki posisi
dalam pelayanan imunisasi mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
rekapitulasi oleh jurim (juri imunisasi) dan hasil ini dilaporkan ke Dinas
meliputi perencanaan merupakan kegiatan inti karena semua kegiatan diatur dan
untuk para pengambil keputusan menggunakan sumber daya secara berhasil guna
dan berdaya guna. Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan
dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan demi masa depan yang baik. Kegiatan perencanaan dalam
dasar lengkap ini juga dilakukan proses penggerakan atau pelaksanaan. Yang
dimaksud dalam hal ini adalah mengatur personel atau staf yang ada dalam
institusi tersebut agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana
kegiatan tersebut berjalan dengan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai.
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaan imunisasi ini
ini dilakukan dengan monitoring dan evaluasi untuk menentukan nilai atau jumlah
keberhasilan dari usaha pencapaian suatu kegiatan yaitu imunisasi dasar lengkap.
bahwa pada tahun 2016, kota Medan mencapai target cakupan imunisasi Hb 0< 7
hari sebesar 99,7%, BCG sebesar 101,1%, Campak sebesar 102,5%, DPT-
yang mencapai “Universal child Immunization” (UCI) di kota Medan tahun 2016
yaitu 100%. Angka tersebut telah mencapai target Standar Pelayanan Minimal
kelurahan yang ada di kota Medan lebih dari 80% dari jumlah bayi yang ada di
imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi dasar lengkap kepada bayi umur 0-
1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB). Dalam profil ini terdapat jumlah
cakupan imunisasi dasar lengkap yang cakupannya dari yang tertinggi sampai
yang rendah dari 21 kecamatan. Jumlah cakupan imunisasi dasar lengkap yang
Brayan kecamatan Medan Barat dengan jumlah cakupan 148,1% untuk jenis
(1197%) dan di Puskesmas yang masih rendah cakupan imunisasinya berada pada
untuk jenis imunisasi dasar yaitu HB (58%) BCG (64,9%) DPT (66,7%) Polio (
64,7%) dan Campak (65,6%). Jumlah kelahiran bayi menurut jenis kelamin pada
puskesmas Sentosa Baru kecamatan Medan Perjuangan yaitu sebesar 2.308 bayi.
Sebagian besar program Puskesmas Sentosa Baru sudah berjalan dengan baik,
namun ada juga beberapa program yang belum dapat berjalan dengan maksimal
sudah melakukan kegiatan imunisasi dengan baik akan tetapi masih ada ibu yang
dari itu peran petugas kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru sangat perlu
imunisasi rendah karena masih ada ibu balita yang tidak mengetahui pentingnya
Data yang diperoleh merupakan data wilyah kerja Puskesmas Sentosa Baru yang
terdiri dari 9 kelurahan yaitu Sei Kera Hilir I, Sei Kera Hilir II, Sei Kera Hulu,
Pahlawan, Sidorame Barat I, Sidorame Barat II, Sidorame Timur, Tegal Rejo,
Pandau Hilir.
dalam pencapaian UCI. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Murti (2013) tentang analisis manajemen pelaksanaan imunisasi oleh bidan desa
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan di posyandu
tentang lima imunisasi dasar pada bayi 0-12bulan di Posyandu Kencana Dukuh
sebagian besar dalam kategori cukup yaitu 17 responden (51,6%) kategori kurang
pengetahuan, sikap dan motivasi orang tua serta informasi tentang imunisasi
pada bayi, oleh karena itu disarankan kepada petugas kesehatan agar
strategis dalam upaya pelaksanaan program imunisasi, banyak tugas yang harus
Puskesmas tersebut. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Perjuangan.
Manfaat Penelitian
4. Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan bacaaan oleh peneliti
Imunisasi
sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tidak akan sakit atau hanya
suatu pemindahan atau transfer anibodi secara pasif sedangkan vaksinasi adalah
antigen suatu tindakan yang bersal dari suatu pathogen. Antigen yang diberikan
telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu
memproduksi limfosit yang peka sebagai antibodi dan sel memori (Ranuh dkk,
2011).
berikut:
11
dibagi dalam dua hal yaitu aktif dan pasif. Dikatakan aktif apabila tubuh anak ikut
1. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah
antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Imunisasi ini
terhadap beberapa penyakit infeksi. Imunisasi aktif ini dilakukan dengan vaksin
yang mengandung:
rejan)
tuberkulosis)
d. Toxoid (toksin= racun dari kuman yang dinetralisasi: toxoid difteri, toxoid
tetanus).
terhadap penyakit bersangkutan dan oleh sebab itu menjadi imun (kebal) terhadap
antigen murni akan menyebabkan benar-benar menjadi sakit. Oleh karena itu,
dibutuhkan dalam bentuk vaksin, yaitu kuman yang telah dilemahkan. Pemberian
Pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi aktif pada anak dibawah lima
tahun yaitu:
3) Polio
4) Campak
5) Hepatitis B
2. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah zat anti yang didapat dari tubuh, misalnya dengan
suntikan bahan atau serum yang mengandung zat anti atau zat anti dari ibunya
selama dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak
Imunisasi pasif didapat merupakan pasif dimana zat antinya didapat dari
luar tubuh, misalnya dengan suntik bahan atau serum yang mengandung
1. Imunisasi dasar
semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari
pemerintah adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu TBC, difteri, tetanus,
Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia
setahun adalah:
a. Imunisasi BCG
satu kali pada bayi 0-11 bulan. Pemberian imunisasi BCG adalah melalui
penyuntikan pada paha. Efek samping imunisasi BCG umumnya tidak ada
b. Imunisasi DPT
dilakukan tiga kali, yaitu pada usia dua bulan, empat bulan dan enam
c. Imunisasi polio
imunisasi polio ini empat kali pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0
oral/mulut. Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja
d. Imunisasi campak
pada usia 9 bulan. Efek samping dari imunisasi ini adalah demam ringan
e. Imunisasi hepatitis B
adalah tiga kali yaitu diberikan 12 jam setelah lahir, usia sebulan dan usia
2. Imunisasi booster
dasar yang diberikan pada waktu-waktu tertentu. Imunisasi booster juga dapat
diberikan bila terdapat suatu wabah yang berjangkit ataur bila terdapat kontak
berdampak kematian.
Bordetella pertusis. Pertusis disebut juga sebagai batuk rejan atau batuk
100 hari, karena lama sakitnya dapat mencapai tiga bulan lebih atau 100
hari
oleh virus Hepatitis B yang terletak pada perut kanan bagian atas.
hitungan jam.
g. Penyakit campak adalah infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai
ruam kulit.
dari:
Tabel 1
Jadwal Pemberian Imunisasi pada bayi
Umur Jenis Interval minimal untuk
jenis Imunisasi yang
sama
0-24 Jam Hepatitis B
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1,Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 1,Polio 3 1 bulan
4 bulan DPT-HB-Hib 1,Polio 4, IPV
9 bulan Campak
Sumber: Permenkes No 12 tahuhn 2017
harus sudah mencapai UCI, artinya setiap desa/ kelurahan bayi telah mendapatkan
Penyelenggaraan Imunisasi.
Puskesmas
kesehatan tingka pertama yang memiliki peranan bidang dalan sistem kesehatan
tahun 2011).
a. Paradigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah
c. Kemandirian masyarakat
d. Pemerataan
kepercayaan.
f. Keterpaduan berkesinambungan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem
wilah kerjanya.
berwewenang untuk:
penyakit.
4. Pelayanan gizi
bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care),
oleh karena itu perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen
yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.
diketahui :
tidak produktif.
dicapai.
Kerugiannya ialah :
1. Analisa Situasi
Bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta. Pada langkah ini, para
dengan baik.
program.
2. Money (Uang/Budget)
4. Metode
perencanaan. Oleh karena itu fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang
(manusia dan yang bukan) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam
dan komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh
manusia, atas dasar itu fungsi actuating sangat erat hubungannya dengan ilmuilmu
baik apabila jelas bagi para pelaksana hal ini menyangkut proses
yang disampaikan
2. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu
terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperluka guna
mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit
(controlling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini
mempunyai kaitan yang erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya, terutama
dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan ( Muninjaya, 2011).
berikut :
3. Standar unjuk kerja yang kan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf.
Bila hal ini dapat dilaksanakan, staf akan dapat lebih meningkatkan rasa
berikut :
daya yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan
3. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
pengawasan manajerial
2. Membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau standar yang
hal ini dapat terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan
bekerja secara optimal dan lebih produktif. Salah seorang pelopor yang
2013)
Imunisasi diberikan pada sasaran yang sehat untuk itu sebelum pemberian
12 tahun 2017)
situasi, alternatif pemecahan masalah, alokasi sumber daya (tenaga, dana, sarana
dan waktu) secara efisien untuk mencapai tujuan program. Perencanaan disusun
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting, karena
kebijaksanaan untuk menggunakan data dari sumber resmi seperti angka jumlah
sensus penduduk yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) setiap 10 tahun.
Selain itu BPS juga melakukan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada
pertengahan periode 10 tahun tersebut. Untuk angka jumlah penduduk dari tahun-
tahun lainnya, BPS membuat proyeksi baik dari hasil Sensus maupun SUPAS.
target dipakai sebagai salah satu tolak ukur dalam pelaksanaan, pemantauan
Setiap obat yang berasal dari bahan biologis harus terlindungi dari sinar
matahari. Vaksin BCG dan campak misalnya, berasal dari kuman hidup, bila
terkena sinar matahari lansung dalam beberapa detik saja akan menjadi rusak.
berwarna coklat di samping menggunakan kemasan luar (box). Vaksin yang sudah
dilarutkan tidak dapat disimpan lama karena potensinya akan berkurang. Oleh
karena itu, untuk vaksin beku kering (BCG, Campak) kemasan harus tertutup
atas. Semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan vaksin harus memantau
Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah sistem rantai vaksin atau cold chain.
Sarana cold chain dibuat secara khusus untuk menjaga potensi vaksin dan setiap
Dalam merencanakan pengadaan suatu jenis sarana, uji coba di lapangan perlu
dilakukan untuk mengetahui berapa besar kelebihan yang dimiliki serta toleransi
mencatat daftar bayi yang dilakukan oleh kader, dukun terlatih dan bidan.
1. Inventaris sasaran
a. Daftar bayi dan ibu hamil/ WUS dilakukan oleh kader, dukun terlatih,
dosis efektif vaksin. Selain itu juga harus mempersiapkan peralatan ratai
dingin cair.
Petugas juga harus mempersiapkan ADS dan safety box untuk dibawa ke
diberikan pada bayi meliputi vaksin Hepatitis B, BCG, polio, DPT dan campak.
setelah pelayanan baik di KMS maupun dibuku catatan hasil imunisasi bayi dan
ibu. Kunuungan rumah dilakukan untuk pemberian imunisasi HB (0-7 hari) yang
dengan kader. Sesampai di Puskesmas hasil kegiatan di lapangan hari itu direkap
program secara efektif dan efisien. Untuk itu pengelola program imunisasi harus
dapat menjalankan fungsi koordinasi dengan baik. Ada dua macam fungsi
koordinasi, yaitu vertikal dan horizontal terdiri dari kera sama lintas program dan
mengisi kegiatan untuk membina kerja sama lintas sektoral yang telah terbentuk,
yaitu:
e. Bentuk lain dari koordinasi lintas sektor adalah peran bantu PKK, LSM
Kerangka Pikir
dasar lengkap dapat diukur melalui indikator. Maka fokus penelitian ini dapat
b. Dana (Money) adalah materi dalam bentuk uang yang dapat digunakan
Puskesmas.
Jenis Penelitian
untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang pelaksanaan imunisasi
Penelitian kualitatif dapat menjadi metode yang adekuat dan efisien untuk
Informan Penelitian
teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan mampu
37
Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kualitatif dari sumber
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012). Sumber primer ini
berupa catatan hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara yang penulis
lakukan.
Data sekunder. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak
sekunder ini dapat berupa hasil pengelolahan lebih lanjut data primer yang
disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2012). Data digunakan
untuk mendukung informasi dari data primer yang diperoleh baik dari wawancara.
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara
sebagai pedoman pertanyaan tentang hal-hal atau fenomena yang ingin diketahui
(Poerwandari,2009).
yang dilakukan pada penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan imunisasi dasar
3. Metode Dokumentasi
dimkasud dalam peneltian ini adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan
atau peristiwa pada waktu yang lalu, bisa bertindak tulisan, gambar atau karya-
Baru.
Triangulasi
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
penelitian ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu dengan memilih
diajukan.
interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah dalam melihat data
kerja Puskesmas Sentosa Baru terdiri dari 9 kelurahan yaitu Sei Kera Hilir I, Sei
Kera Hilir II, Sei Kera Hulu, Pahlawan, Pandau Hilir, Sidorame Barat I, Sidorame
Barat II, Tegal Rejo, dan Sidorame Timur. Puskesmas Sentosa Baru merupakan
oleh Dinas Kesehatan Kota Medan, yang secara langsung berhubungan dengan
Karto dan Puskesmas Pembantu Sei Rengas yang terletak di Jalan Madong Lubis.
Luas wilayah kera Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan adalah 4,36 Ha
dan jumlah penduduk yang dicakup oleh Puskesmas Sentosa Baru yaitu 97.478
Pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Sentosa Baru yaitu upaya promosi
kesehatan, posyandu, upaya kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak (KIA),
41
mulut, usaha kesehatan lanjut usia, upaya laboratorium medis, upaya kesehatan
dengan jumlah penduduk ducakup oleh Puskesmas Sentosa Baru yaitu 97.478
jiwa.
Tabel 2
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan
Perjuangan Periode Januari – Desember 2017
Kelurahan Jumlah KK Jumlah Penduduk
L P F (jiwa) %
Sei Kera Hilir I 3.765 5.290 5.882 11.172 11,46
Sei Kera Hilir II 3.554 4.180 4.590 8.770 8,99
Sei Kera Hulu 2.295 4.180 4.274 8.443 8,66
Pahlawan 2.261 4.169 4.057 7.972 8,17
Pandau Hilir 2.786 36.85 3.814 7.499 7,69
Sidorame Barat I 3.922 47.78 5.027 9.805 10,05
Sidorame Barat II 2.015 47.86 4.706 9.492 19,73
Tegal Rejo 4.069 12.122 11.858 23.980 24,60
Sidorame Timur 2.606 5.194 5.151 10.345 10,61
Jumlah 27.273 48.144 49.334 97.478 100
Sumber: SP2TP Puskesmas Sentosa Baru Tahun 2017
kerja Puskesmas Sentosa Baru meliputi 9 kelurahan yang memiliki 97.478 jiwa
dengan jumlah penduduk laki-laki 48.144 orang dan perempuan sebanyak 49.334
orang dan jumlah KK sebanyak 97.478 KK. Adapun distribusi data demografi
Tabel 3
Demografi Puskesmas Sentosa Baru 2017
Data Jumlah
Luas Wilayah 4.36 Ha
Jumlah Kelurahan 9
Jumlah Lingkungan 127
Jumlah Penduduk 97.478
Jumlah Laki-laki 48.144
Jumlah Perempuan 49.334
Jumlah Bayi 1.716
Jumlah Baduta 1.725
Jumlah Balita 8.519
Jumlah Bumil 1.882
Sumber: Profil Puskesmas Sentosa Baru Tahun 2017
(Pustu), 61 posyandu. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.2 berikut
Tabel 4
Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru
Kelurahan Pustu Posyandu Praktek dokter Praktek bidan
Sei Kera Hilir I - 7
Sei Kera Hilir II - 6
Sei Kera Hulu - 7
Pahlawan - 6
Pandau Hilir - 2
Sidorame Barat I - 5
Sidorame Barat II - 6
Tegal Rejo - 13
Sidorame Timur 1 9
Sei Rengas 1 -
Jumlah 2 61
Sumber: Profil Puskesmas Sentosa Baru Tahun 2017
Sentosa Baru sebanyak 47 orang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 5
Daftar petugas kesehatan di Puskesmas Sentosa Baru
Jenis Tenaga Tempat Tugas
Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu
Sentosa Baru Sidorame Timur Sei Rengas
SKM 3 1 1
Dokter umum 6 2 2
Dokter gigi 4 1 1
Bidan 10 3 3
Perawat 8 - 3
Apoteker 3 - -
Perawat gigi 2 1 1
Analisis 2 - -
kesehatan
Nutrisionis 1 -
Promosi 1 - -
kesehatan
SPK 4 6 -
Pekarya 1 1 -
Psikologi - 1 -
Administrasi 1 - -
Petugas 1 - 1
kesbersihan
Jumlah 47 16 12
Sumber: Profil Puskesmas Sentosa Baru Tahun 2017
terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru adalah 2.021 bayi yang terdiri
dari perempuan 1.258 dan laki-laki 763. Jumlah bayi yang telah di imunisasi
dasar lengkap 1.366 dari jumlah 2.021 bayi tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 6
Cakupan imunisasi dasar lengkap berdasarkan jenis kelamin
Kelurahan Jumlah Bayi (Surviving Imunisasi Dasar Lengkap
Infant)
L P L+P Jumlah %
Sei Kera Hilir I 80 145 225 153 68,0
Sei Kera Hilir II 55 100 155 111 71,6
Sei Kera Hulu 94 52 146 122 83,6
Pahlawan 63 112 175 119 68,0
Sidorame Barat 79 142 221 142 64,3
I
Sidorame Barat 60 107 167 113 67,7
II
Pandau Hilir 50 91 141 87 61,7
Sidorame Timur 96 173 269 184 68,4
Tegal Rejo 186 336 522 335 64,2
Jumlah 763 1.258 2.021 1.366 63,5
Sumber: Profil Puskesmas Sentosa Baru Tahun 2017
Karakteristik Informan
penelitian ini sebanyak 7 orang yaitu petugas puskesmas dan masyarakat yang
Tabel 7
Karakteristik Informan
Nama Umur Jenis Pendidikan Jabatan
(tahun) Kelamin terakhir
Dr. Jusup Paska 38 Laki-laki Dokter Ka. Puskesmas
Ginting Umum
Yusni Junita Apriani 38 Perempuan S1 Koordinator
Keperawatan imuniasi
Anggina Khodijah 32 Perempuan DIII Pelaksana
Komponen Input
kesehatan yang cukup merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu program.
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
dan pelaksanaan kegiatan. Tenaga kesehatan kurang terampil menjadi salah satu
sangat penting dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang efektif dan
imunisasi.
kesehatan yang dimiliki baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hasil
dibawah ini:
imunisasi ini sudah mencukupi yaitu pelaksanaan kegiatan imunisasi terdiri dari
Berdasarkan hasil pengamatan didapati bahwa kader yang ada pada saat
pelaksanaan posyandu ada dua orang hal ini menunjukkan bahwa kenyataan yang
positif.
keterampilan petugas dalam rangka meningkatkan mutu dan kinerja petugas. Hasil
“kalau untuk pelatihan sendiri kita para pelaksana dan saya sebagai
petugas ya sudah terlatih dan untuk pelatihan secara khusu untuk
imunisasi hanya saya yang mendapatkan pelatihan karena sayakan
penanggung jawab program, saya juga yang mengatur vaksin, ya seperti
itulah kira-kira dek.” (Informan 2)
ini dan petugas kesehatan yang lain tidak mendapatkan pelatihan. Berdasarkan
suatu kebijakan. Semakin besar dana yang dikeluarkan untuk memperbaiki sebuah
program, maka hasilnya akan semakin efektif, apabila dana yang diberikan
seefisien mungkin dan semakin kecilnya dana yang digunakan untuk sebuah
program, maka program hanya akan berjalan dengan lambat dan hasilnya tidak
Negara (APBN), tingkat provinsi bersumber dari APBN dan APBD provinsi,
DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Pendanaan ini
“Kapus lah yang lebih tau tentang dana itu, yang saya tau dari APBD”
(Informan 2,3,4)
hal ini didukung oleh pernyataan informan koordinator serta pelaksana imunisasi
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dana tidak menjadi
kendala dalam kegiatan imunisasi di puskesmas ini karena jumlah yang diberikan
kegiatan lokakarya mini. Penelitian Juliani dkk (2012) menyebutkan bahwa untuk
dapat melaksanakan kebijakan dari suatu program yang ada, para pelaksana harus
mendapat sumber yang dibutuhkan agar program berjalan lancar, salah satunya
dalam bentuk uang. Dana sebagai syarat kelancaran sebuah program harus
penggunaannya.
dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan dari pembangunan disuatu negara adalah
pemerataan pelayanan kesehatan dan akses serta pelayanan yang berkualitas. Oleh
yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan prasarana
suatu kegiatan. Fasilitas tersebut harus ada pada setiap puskesmas dan dalam
kondisi yang baik dan tidak rusak, lengkap, berkualitas dan jumlahnya yang
dengan baik.
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil dan kegiatan imunisasi. Kondisi sarana dan prasarana yang
baik, lengkap berkualitas dan jumlahnya yang mencukupi akan membantu petugas
“cukup lengkap. Vaksin alat suntik dan lainnya selalu mencukupi, tidak
terjadi kekurangan untuk sarana dan prasarana. Untuk penyimpanan
vaksin kita juga punya kulkas di puskesmas dan setiap pustu cuman ada
satu pustu yang belum ada kulkasnya” (Informan 1).
“Alat suntik sama vaksin ada, tidak ada kekurangan. Jumlah vaksin selalu
mencukupi kebutuhan karena memang distribusinya langsung dari dinas
setiap bulannya” (Informan 3).
imunisasi bahwa Puskesmas Sentosa Baru memiliki sarana dan prasarana yang
cukup baik dan mencukupi akan tetapi masih terdapat satu puskesmas pembantu
tidak memiliki kulkas untuk penyimpanan vaksin. Vaksin, alat suntik, safety box,
termos dan kartu imunisasi lengkap karena distribusinya langsung dari dinas
diketahui bahwa Puskesmas Sentosa Baru sudah sudah memiliki pedoman untuk
program imunisasi. Vaksin dan alat-alat yang digunakan pada saat pelaksanaan
imunisasi di posyandu seperti alat suntik, vaccine carrier, safety box, dan kartu
kekurangan untuk sarana tersebut terdapat pada Puskesmas Pembantu Sei Rengas.
Komponen Proses
mengenai kegiatan yang dilakukan, orang yang melakukan, waktu dan proses
kelemahan program.
terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi
tuntutan dalam proses pencapain tujuan puskesmas secara efektif dan efisien.
puskesmas untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan
“Ada yaa.. kegiatan perencanaan ada setiap tahun bulanan juga ada kok
tapi tidak selalu dilakukan. Saya dilibatkan untuk kegiatan penyusunan
perencanaan ini” (Informan 4)
bahwa penyusunan perencanaan tahunan dan bulanan dilakukan setiap awal tahun
pada bulan Januari akan tetapi dalam perencanaan bulanan tidak rutin dilakukan
tersebut.
Hal yang dilakukan pada tahap persiapan yaitu mempersiapkan data yang
mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber daya puskesmas yang dapat
dengan hasil yang belum mencapai target. Permasalahan dapat dicari dari hasil
masalah dan melihat apa penyebab masalah tersebut. Rencana usulan kegiatan
disusun dengan melaukan penyusunan terhadap RUK yang telah dibuat (Depkes,
“Kelengkapan data jumlah bayi dan laporan tahun lalu untuk menetukan
proritas masalah tahun kedepannya supaya kita susun” (Informan 3 dan
4)
Hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan di wilayah
persiapan mengenai kelengkapan data sudah baik, serta penyusunan RUK dan
perencanaan. Data meliputi jumlah sasaran, tenaga kesehatan, biaya serta sarana
laporan penilaian kinerja puskesmas tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ramsar dkk (2012) yang menjelaskan bahwa
kegiatan yang dilengkapi dengan rincian pembiayaan. Setelah RUK disetujui oleh
kegiatan.
yang tercantum dalam Kepmenkes tersebut untuk tahun 2013 yaitu sebesar 95%.
mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang
jumlah sasaran yang akan diimunisasi. Selain itu juga harus mempersiapkan
peralatan rantai dingin seperti termos dan kontak dingin cair. Untuk
swasta, kemudian memeriksa suhu kulkas suhu vaksin pagi dan sore,
kemudian rapat ke Dinas Kesehatan sekali sebulan dan melaporkan hasil
rapat kepada kepala Puskesmas dan kepada vaksinator yang paling
penting itu memeriksa kondisi cold chain dan vaksinnya sendiri”
(Informan 2)
“Saya kurang tau ada apa tidaknya tupoksi tertulis, setau saya lisan saja”
(Informan 4).
paham akan tugas pokok dan fungsi dari peranan masing-masing. Menurut
suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Uraian pekerjaan ini menjadi dasar untuk
Persiapan petugas meliputi : (a). inventaris sasaran (daftar bayi dan ibu
hamil) (b). persiapan vaksin dan peralatan rantai vaksin: (jumlah vaksin yang
dibawa harus sesuai dengan jumlah sasaran, peralatan rantai dingin yang akan
dipergunakan di lapangan seperti termos, (c). persiapan ads (auto disable syringe)
dan safety box petugas harus mempersiapan ads dan safety box untuk dibawa ke
lapangan sesuai dengan jumlah sasaran yang akan diimunisasi. Hasil wawancara
“kita kan sudah tau sebelumnya kan sudah ada jadwal masing-masing ya
terkadang walaupun mau terlambat dikit-dikit dek. Pokoknya pagi
sebelum berangkat sudah disiapkan sebelum berangkat dan segala
keperluan untuk imunisasi sudah disiapkan“ (Informan 2)
“pertama kita penyuluhan dulu habis itu kita baru imunisasi biasanya gitu
dilapangan. nyiapkan vaksin, nyiapkan laporan lah. Safety box? Apa itu?
Ada lah.“ (Informan 3dan 4)
bahwa persiapan petugas dilakukan dengan cukup baik akan tetapi berdasarkan
pengamatan dapat diketahui bahwa petugas kesehatan atau pelaksana tidak tepat
sehingga para ibu balita sering sekali menunggu terlalu lama, hal ini didukung
petugas kesehatan harus mempersiapkan vaksin yang akan dibawa. Jumlah vaksin
yang dibawa dihitung berdasarkan jumlah sasaran yang akan diimunisasi selain itu
lapangan seperti termos dan kotak dingin cair. Petugas juga harus memperisapkan
ADS dan safety box untuk dibawa kelapangan. Jumlah ADS yang dipersiapkan
sesuai dengan jumlah sasaran yang akan diimunisasi. Jumlah safety box yang akan
dibawa disesuaikan dengan jumlah ADS yang akan dipergunakan dan kapasitas
diberikan pada bayi meliputi vaksin Hepatitis B, BCG, polio, DPT dan campak.
setelah pelayanan baik di KMS maupun dibuku catatan hasil imunisasi bayi dan
ibu. Hasil wawancara mengenai pemberian imunisasi dapat dilhat dari pernyataan
diabawah ini:
“ya sampai sejauh ini berjalan dengan baik. Kalaupun ada masalah
biasanya mereka langsung berkoordinasi” (Informan 1)
“baik sih tetapi kunjungan bisa rendah karena mereka tidak membawa
anaknya diimunisasi ke posyandu” (Informan 4)
“anak saya belum pernah diimunisasi jadi saya tidak tahu pelayanan
pemberian yang dilakukan petugas baik atau tidak” (Informan 5)
terjadi, tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali
mendalam tentang pemberian imunisasi dapat dilihat dari pernyataan berikut ini:
“mereka tidak mau datang karena anaknya takut demam jadi tidak datang
untuk imunisasi dan biasaya mereka yang tingkat pendidikan masih
rendah tamatan SMP dan SMA” (Informan 4)
“ya cemana ya dek, kadang malas karena panas diluar dek, repot juga
ngurus anak-anak dirumah” (Informan 6)
Baru ini masih rendah dibandingkan Puskesmas lainnya yang ada di kota Medan.
untuk bayi. Adanya larangan dari pihak keluarga terutama suami untuk
puskesmas Sentosa Baru adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
seseorang memang belum dapat diamati secara jelas tetapi walaupun demikian
tingkat pengtahuan seseorang dapat mempengaruhi sikap dan tindakannya hal ini
resiko akan tidak tahu penyebab penularan penyakit pada umumnya pengetahuan
datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan
orang lain, didapat dari buku, surat kabar, atau media massa elektronik.
suatu stimulus atau objek. Sikap juga merupakan kesiapan untuk bertindak dan
terbentuk dari adanya informasi secara informal yang diperoleh setiap individu.
Berarti sikap sejalan dengan pengetahuan baik maka sikap juga akan baik. Sikap
merupakan tanggapan atau reaksi seseorang terhadap obyek tertentu yang bersifat
positif atau negatif yang biasanya diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak
Hal ini sejalan dengan penelitian Dessy (2010) di Kelurahan Tegal Sari
Mandala III Kecamatan Medan Denai dengan desain cross sectional yang
imunisasi campak.
program secara efektif dan efisien. Untuk itu pengelola program imunisasi harus
koordinasi kerja sama lintas program dan kerja sama lintas sektoral. Hasil
“jadi setiap awal tahun itu biasanya dimini lokakarya lintas sektor kami
melakukan koordinasi komunikasi dengan mereka disitu kita membahas
tentang bagaimana cara kita agar kunjungan pada posyandu terkait
dengan kegiatan imunisasi kita dapat meningkat, pemerintahan
tanggapannya mendukung semuanya namun pengaplikasiannya
dilapangan belum terealisasikan dek”(Informan 1)
“kita ada sosialisasi termasuk itu ada kelurahan lintas sektoral dan
kemasyarakat ada juga kesekolah juga ada sosialisasinya dalam bentuk
verbal dan non verbal misalnya poster, spanduk dan lain-lain” (Informan
2)
sektor dan lintas program yang dilakukan pada awal tahun. Koordinasi yang baik
(umpan balik) dari keberhasilan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi atau penilaian
kita tidak akan mengetahui apakah kekurangan dan kelebihan dari suatu proses
yang dilaksanakan. Evaluasi bisa dijadikan rekomendasi untuk kegiatan yang akan
dilakukan pada masa depan. Penilaian dapat dilakukan pada tahap awal program,
tahap pelaksanaan program, dan tahap akhir program. Penilaian tahap awal
daya, tenaga, dana, sarana, dan prasarana yang ada. Pengawasan merupakan
“Kalau untuk itu saya selalu memantau pelaksanaannya, saya juga sering
tanya sama ibu-ibu mengenai bagaimana imunisasi anaknya, selalu dibawa
apa tidak, kalau tidak dibawa kenapa alasannya, yaa gitu aja sih
dek”(Informan 2)
”Kalau ibu Nita jarang datang ke posyandu, dia rajin itu turun ke lapangan
untuk melihat pelaksanaan imunisasi” (Informan 3 dan 4)
belum dilakukan pengawasan secara rutin hal ini bertentangan dengan pernyataan
program yang dikerjakan sesuai dengan perencanaan awal atau tidak, atau apakah
terjadi penyimpangan dari tujuan dan sasaran yang telah direncanakan. Melihat
lebih lanjut sejauh mana program tersebut berhasil dikerjakan. Penilaian tahap
akhir program melihat keluaran dan dampak yang dihasilkan. Sejauh mana
dan evaluasi memerlukan perhatian yang serius untuk mencapai tujuan dan
mengenai penilai belum berjalan dengan baik. Penilai tidak rutin dilakukan setiap
kegiatan imunisasi yang biasa ditemukan yaitu rendahnya jumlah bayi yang
diimunisasi. Kendala yang ditemukan pada saat kegiatan imunisasi tidak ditindak
lanjuti secara lebih lanjut. Kendala yang ada sebaiknya dibicarakan pada saat
rapat bulanan. Tetapi karena lokakarya mini bulanan tidak rutin dilakukan maka
melalui laporan yang diberikan oleh bidan dan pengelola vaksin. Penelitian oleh
harapan. Serangkaian kegiatan yang telah disusun kemudian berakhir pada tahap
pengawasan. Pada tahap ini kita melihat hasil dari kegiatan yang dilaksanakan
Output
2011) UCI merupakan suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap
pada semua bayi di bawah umur satu tahun. Target pencapaian yang ingin dicapai
adalah sebesar 95%. Pencapaian di Puskesmas Sentosa Baru masih jauh dari
target yang ditetapkan. Pencapaian di Puskesmas Sentosa Baru hanya 63,5%. Hal
ini terjadi karena pelaksanaan imunisasi belum dilakukan secara maksimal dan
Kesimpulan
pelaksnaannya dapat berjalan dengan baik, maka dari itu hal ini terdiri dari
Baru masih belum lengkap sebab salah satu puskesmas pembantu belum
sasaran serta target cakupan tidak rutin dilakukan dan keterlibatan petugas
67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
baik dalam mempersiapkan alat seperti vaksin, safety box untuk pemberian
imunisasi akan tetapi petugas kesehatan atau pelaksana sering tidak tepat
puskesmas sehingga para ibu balita sering sekali menunggu terlalu lama di
sektor dilakukan pada awal tahun dan pengawasan belum dilakukan secara
imunisasi.
95%. Pencapaian di Puskesmas Sentosa Baru masih jauh dari target yang
Saran
Baru.
kesehatan puskesmas.
dasar lengkap.
lokakarya mini bulanan dan lokakarya mini triwulan lintas sektoral sebagai
Azwar, S. (2007). Sikap manusia, teori dan pengukurannya (Ed. 2). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Dessy Natalya P. (2010). Analisis kejadian campak pada anak balita di kelurahan
tegal sari mandala iii kecamatan medan denai (Skripsi). FKM: Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Dinas Kesehatan Kota Medan. (2017). Profil kesehatan kota Medan. Medan:
Anonim.
Hasibuan, Malayu S.P. (2005). Manajemen sumber daya manusia (Ed. Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.
73
Maryunani, A. (2010). Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan (Ed. 1). Jakarta:
Trans Info Media.
Muninjaya, A.A. Gde. (2011). Manajemen kesehatan (Ed. 3). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan masyarakat ilmu dan seni (Ed. 1). Jakarta:
Rineka Cipta.
Novitasari Y.D. (2015). Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada
bayi usia 0-12 bulan di posyandu kencana sendangrejo grobogan (Skripsi)
Ilmu Kesehatan Masyarakat: STIKes Kusuma Husada. Surakarta.
Rahmawati, Sri Pinti. (2007). Analisis faktor sumber daya manusia yang
berhubungan dengan hasil kegiatan imunisasi dasar bayi oleh petugas
imunisasi puskesmas di kabupaten blora tahun 2006. Jurnal, Universitas
Diponegoro . Semarang.
Sugyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D (Ed. Revisi).
Bandung: Alfabeta.
I. IDENTITAS INFORMAN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
imunisasi ?
Sentosa Baru?
Sentosa Baru?
Sentosa Baru?
hambatan tersebut ?
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
imunisasi ?
Sentosa Baru?
Sentosa Baru?
Sentosa Baru?
hambatan tersebut ?
I. IDENTITAS INFORMAN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
Sentosa Baru?
36. Apakah ibu ikut serta menyusun perencanaan ini bersama dengan
Baru?
pelaksanaan imunisasi?
Sentosa Baru?
Sentosa Baru?
Sentosa Baru?
hambatan tersebut ?
jaranglah pelatihan.
Pernyataan informan mengenai ketersediaan sarana dan prasarana
Informan Pernyataan
Informan I (Kepala cukup lengkap. Vaksin alat suntik dan lainnya selalu
Puskesmas)
mencukupi, tidak terjadi kekurangan untuk sarana
dan prasarana. Untuk penyimpanan vaksin kita juga
punya kulkas di puskesmas dan setiap pustu cuman
ada satu pustu yang belum ada kulkasnya.
Informan II Cukuplah. Vaksin selalu cukup, kita punya
(Koordinator Imunisasi)
transportasi memungkinkan, cold chain nya juga
memungkinkan, termos vaksin juga cukup untuk satu
kelurahan, alat suntik juga. Memang kemarin rusak
cold chain nya tapikan ini uda datang yang baru jadi
cukuplah. Tapi ada satu yang kurang, cold chain
disatu pustu Sei Rengas disitu tidak ada cold chain.
Informan III Alat suntik sama vaksin ada, tidak ada kekurangan.
(Pelaksana Imunisasi)
Jumlah vaksin selalu mencukupi kebutuhan karena
memang distribusinya langsung dari dinas setiap
bulannya.
Informan IV Kalau untuk vaksin, alat suntik, termos dan lainnya
(Pelaksana Imunisasi)
cukup. Ya lengkaplah namanya juga Puskesmas.
Wawancara dengan Kader Posyandu Nusa Indah Kelurahan Sei Kera Hilir I
Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu