Anda di halaman 1dari 141

1

ABSTRAK

Dian Gunatmaningsih, 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........
Kabupaten .......... Tahun 2007. Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat , Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri ...........
Pembimbing : I.
Kata Kunci : Kejadian anemia, Remaja putri SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,
Kabupaten ..........
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1
Kecamatan .......... Kabupaten ........... Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA
Negeri 1 Kecamatan .......... Kabupaten ...........
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik, dengan rancangan
penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA
Negeri 1 kecamatan .......... Kabupaten .......... tahun ajaran 2006/2007 yang
berjumlah 255 siswi. Sampel yang diambil sejumlah 70 siswi, yang diperoleh
dengan menggunakan teknik systematic random sampling. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 1) uji laboratorium kadar Hb dengan
hemoque, 2) timbangan injak, 3) microtoa, 4) formulir recall 2x24 dan 5) kuesioner.
Data penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui pemeriksaan kadar Hb, pengukuran antropometri IMT, recall dan
wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui data
monografi SMA Negeri 1 Kecamatan .......... Kabupaten ........... Data yang diperoleh
dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan uji statistik chi- square dengan
derajat kemaknaan ( =5%) =0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........
Kabupaten .......... adalah tingkat pendapatan keluarga (p=0,035), tingkat pendidikan
ibu (p=0,040), status gizi (p=0.002) dan menstruasi (p=0,015). Sedangkan variabel
yang tidak berhubungan secara signifikan adalah tingkat pengetahuan tentang
anemia (p=0,416) dan tingkat konsumsi zat besi (p=0,592).
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan adalah bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten .......... hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan salah
satu pertimbangan dalam upaya penanggulangan dan pencegahan anemia pada
remaja putri di kabupaten ........... Bagi peneliti selanjutnya agar menambah waktu
recall dan menganalisis zat gizi lainnya. Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
FIK UNNES hendaknya dapat berpartisipasi dalam penanggulangan dan
pencegahan anemia pada remaja putri.
ABSTRACT

Dian Gunatmaningsih, 2007. Factors That Related to Anemia Case of During


Adolescense in SMA Negeri 1 .......... Subdistrict .......... Regency in 2007.
Final Project. The Department of Public Health Science, Sport Science
Faculty, .......... State University.
Key Words: Anemia Case, during adolescense in SMA Negeri 1 ..........
Subdistrict .......... Regency.
The problem studying in this research is aimed at factors that related to
anemia case of female students in SMA Negeri 1 .......... subdistrict .......... regency.
The purpose of this research is to find out the factors that related to anemia case of
during adolescense in SMA Negeri 1 .......... subdistrict .......... regency.
This research is analytic observational, with cross sectional approachment.
Population in this research is all the female students in SMAN 1 ..........
subdistrict .......... regency in the academic in 2007, amount 255 female students.
The taken samples are 70 female students, which is obtained from systematic
random sampling technique. The instrument used in this research are 1) laboratory
test of Hb degree in hemoque, 2) bathroom scale 3) microtoice, 4) recall form
(2x24 hours) and 5) questionnaire. These data obtained from primary and
secondary data. Primary data obtained from test of Hb degree, the measurement of
antropometric IMT, recall and interview using questionnaire. The secondary data
obtained from monograph data of SMA Negeri 1 .......... subdistrict .......... regency.
The data obtained in this research in analyzed by using chi-square test statistic with
alpha (= 5% ) = 0,05.
The result of the research indicates that is found a sygnificans relation with
anemia case of during adolescense in SMA Negeri 1 .......... subdistrict ..........
regency are family income levels (p= 0,03 5), mothers education levels (p= 0,040),
nutrition status (p= 0,002) and menstruation (p= 0,015). Event significans
unreleated variables are knowledge about anemia levels (p= 0,416) and the
consumtion of iron substance levels (p= 0,692).
Based of the result of the research suggestions are proposed for health
department in .......... regency hoped the result of the research to appoint base to
incinerate and prevent anemia case of during adolescense in .......... regency. For the
other researchers is expected to increase recall time and to analyze the other
nutrient substance. For the department of public health service sport sciene
faculty .......... state university hoped that participation to incinerate and prevent
anemia case of during adolescense.
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga skripsi yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Anemia pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ..........

dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri ........... Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga

atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rendah hati disampaikan rasa terima kasih

kepada :

1.Pimpinan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri .......... atas nama

Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri .......... dan Pembantu

Dekan Bidang akademik atas ijin penelitian.

2.Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri .........., , atas persetujuan penelitian.

3.Pembimbing I, atas bimbingan, arahan dan masukan dalam penelitian sampai

dengan penyusunan skripsi ini.

4.Pembimbing II, , atas bimbingan, arahan dan masukan dalam penelitian sampai

dengan penyusunan skripsi ini.

5.Seluruh dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri .........., atas bimbingan, arahan selama

perkuliahan.

6.Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten .........., Bapak,

atas ijin yang diberikan untuk melakukan penelitian ini.


7.Siswi SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten .........., atas

ketersediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

8.Keluargaku tercinta atas doa, motivasi dan semangat dalam penyusunan

skripsi ini.

9.atas perhatian dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

10. Temen-temenku kos Sederhana 2 () atas semangat dan bantuan dalam

penyusunan skripsi ini.

11. Teman-temanku () dan teman-teman IKM angkatan, atas motivasi dan

bantuannya.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam

penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang berlipat ganda

dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

.........., Juli 2007

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul.........................................................................................................i

Halaman Abstrak.....................................................................................................ii

Halaman Pengesahan ............................................................................................iv

Motto dan Persembahan..........................................................................................v

Kata Pengantar ......................................................................................................vi

Daftar Isi ............................................................................................................ viii

Daftar Tabel ..........................................................................................................xv

Daftar Gambar....................................................................................................xvii

Daftar Grafik......................................................................................................xviii

Daftar Lampiran...................................................................................................xix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................4

1.2.1 Rumusan Masalah Mayor......................................................................4

1.2.2 Rumusan Masalah Minor ......................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................................5

1.3.1 Tujuan Mayor .......................................................................................5

1.3.2 Tujuan Minor.........................................................................................5

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ...............................................................................6

1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kab. .......... ........................................................6

1.4.2 Bagi Pihak Sekolah...................................................................................6

1.4.3 Bagi Masyarakat .......................................................................................6

1.4.4 Bagi Peneliti .............................................................................................6


1.5 Keaslian Penelitian ..........................................................................................7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 8

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat ............................................................................8

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu ..............................................................................9

1.6.3 Ruang Lingkup Materi............................................................................. 9

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Anemia ............................................................................................................10

2.1.1 Pengertian Anemia ................................................................................10

2.1.2 Tanda-tanda Anemia ..............................................................................10

2.1.3 Dampak Anemia.....................................................................................10

2.1.4 Klasifikasi anemia Gizi .........................................................................11

2.2 Anemia Gizi Besi .......................................................................................... 13

2.2.1 Pengertian Anemia Gizi Besi ................................................................. 13

2.2.2 Standar Penentuan Anemia Gizi Besi ..................................................... 13

2.3 Patofisiologi Anemia ......................................................................................13

2.4 Hemoglobin ....................................................................................................14

2.4.1 Pegertian Hemoglobin (Hb).....................................................................14

2.4.2 Fungsi Hemoglobin .................................................................................14

2.4.3 Batas Normal Terendah Nilai Hemoglobin .............................................15

2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Hb .......................................................................15

2.5 Zat Besi (Fe) ...................................................................................................18

2.5.1 Pengertian Zat Besi .................................................................................18

2.5.2 Zat Besi Dalam Tubuh .............................................................................19

2.5.3 Metabolisme Zat Besi...............................................................................20

2.5.4 Fungsi Zat Besi ........................................................................................21


2.5.5 Angka Kecukupan Besi yang Dianjurkan ...............................................22

2.6 Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia

Pada Remaja Putri ........................................................................................22

2.6.1 Tingkat Pendapatan Keluarga ..................................................................22

2.6.2 Tingkat Pengetahuan Tentang anemia .....................................................22

2.6.3 Tingkat Pendidikan Ibu ...........................................................................23

2.6.4 Pelayanan Kesehatan ...............................................................................23

2..6.5 Asupan Zat Besi ......................................................................................24

2.6.5.1 Konsumsi Zat Besi ......................................................................24

2.6.5.2 Status Gizi ...................................................................................25

2.6.6 Penyerapan Zat Besi ................................................................................27

2.6.6.1 Keanekaragaman Makanan..........................................................28

2.6.6.2 Sindrom Malabsorbsi ..................................................................39

2.6.7 Kebutuhan Zat Besi .................................................................................30

2.6.7.1 Pertumbuhan Fisik ......................................................................30

2.6.7.2 Aktivitas Fisik .............................................................................31

2.6.8 Kehilangan Zat Besi ................................................................................31

2.6.8.1 Pendarahan...................................................................................31

2.6.8.2 Menstruasi ...................................................................................32

2.6.8.3 Cacingan .....................................................................................32

2.7 Kerangka Teori ..............................................................................................34

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep...........................................................................................35

3.2 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 36

3.2.1 Hippotesis Mayor ...................................................................................36


3.2.2 Hipotesis Minor.......................................................................................36

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel...............................37

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitia ....................................................................38

3.4.1 Jenis Penelitian .......................................................................................38

3.4.2 Rancangan Penelitian .............................................................................39

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................39

3.5.1 Populasi ..................................................................................................39

3.5.2 Sampel ....................................................................................................39

3.5.2.1 Menentukan Kriteria Inklusi dan eksklusi..................................39

3.5.2.2 Sistematika Pengambilan Sampel ..............................................41

3.5.2.3 Besar Sampel .............................................................................41

3.6 Instrumen Penelitian .....................................................................................42

3.6.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................................43

3.6.1.1 Validitas .....................................................................................43

3.6.1.2 Relliabilitas ................................................................................44

3.7 Teknik Pengambilan Data.............................................................................44

3.7.1 Jenis Pengambilan Data..........................................................................44

3.7.2 Cara Pengambilan Data ..........................................................................45

3.7.2.1 Data Primer ................................................................................45

3.7.2.2 Data Sekunder.............................................................................45

3.8 Teknik Analisis Data......................................................................................45

3.8.1 Pengolahan Data......................................................................................45

3.8.2 Analisis Data ..........................................................................................46

3.8.2.1 Analisis Univariat ......................................................................46

3.8.2.2 Analisis Bivariat.........................................................................46


BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi..............................................................................48

4.1.1 Keadaan Geografis .................................................................................48

4.1.2 Jumlah Siswa ..........................................................................................48

4.1.3 Jumlah Guru ...........................................................................................49

4.2 Gambaran Karakteristik Responden...........................................................50

4.2.1 Umur Responden.....................................................................................50

4.2.2 Pekerjaan Orang Tua Responden ...........................................................52

4.3 Hasil Penelitian ..............................................................................................53

4.3.1 Analisis Univariat .................................................................................53

4.3.1.1 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendapatan

Keluarga.....................................................................................53

4.3.1.2 Distribusi Responden menurutTingkat Pengetahuan

tentang Anemia...........................................................................54

4.3.1.3 Distribusi Responden menurut Tingkat pendidikan Ibu............55

4.3.1.4 Distribusi Responden menurut Tingkat Konsumsi Zat

Besi ............................................................................................56

4.3.1.5 Distribusi Responden menurut Status Gizi ................................57

4.3.1.6 Distribusi Responden menurut Menstruasi ................................58

4.3.1.7 Distribusi Responden menurut Kejadian Anemia......................59

4.3.2 Analisii Bivariat ....................................................................................60

4.3.2.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan

Kejadian Anemia.......................................................................60

4.3.2.2 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Anemia

dengan Kejadian Anemia............................................................61


4.3.2.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan

Kejadian Anemia.......................................................................62

4.3.2.4 Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan

Kejadian Anemia ......................................................................63

4.3.2.5 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian

Anemia.......................................................................................63

4.3.2.6 Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian

Anemia........................................................................................64

4.3.2.7 Analisis Bivariat Keseluruhan ...................................................65

4.4. Pembahasan ..................................................................................................66

4.4.1 Variabel yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia .........................66

4.4.1.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan keluarga dengan

Kejadian Anemia........................................................................66

4.4.1.2 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan

Kejadian Anemia.......................................................................67

4.4.1.3 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian

Anemia.......................................................................................68

4.4.1.4 Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian

Anemia........................................................................................69

4.4.2 Variabel yang Tidak Berhubungan dengan Kejadian Anemia......70

4.4.2.1 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Anemia

dengan Kejadian Anemia..........................................................70

4.4.2.2 Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan

Kejadian Anemia ......................................................................71

4.5 Hambatan dan Kelemahan Penelitian ........................................................73


BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN....................................................................................................74

5.2 SARAN............................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keaslian penelitian ............................................................................................7

2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu .......................................8

3. Standar penentuan anemia gizi besi (WHO)....................................................13

4. Batas normal terendah nilai hemoglobin (WHO 1972) ..................................15

5. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (per orang perhari) ...........................22

6. Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia..................................................26

7. Definisi operasional dan skala pengukuran variabel .......................................37

8. Distribusi jumlah siswa SMA Negeri 1 Kecamatan .......... Kabupaten ..........

TA. 2006/2007................................................................................................49

9. Distribusi jumlah guru SMA Negeri 1 Kecamatan ..........

Kabupaten .......... TA. 2006/2007 ...................................................................50

10.Distribusi responden menurut umur ................................................................50

11.Distribusi pekerjaan orang tua responden........................................................52

12.Distribusi responden menurut tingkat pendapatan keluarga ...........................53

13.Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan tentang anemia ..............54

14.Distribusi responden menurut tingkat pendidikan ibu ....................................55

15.Distribusi responden menurut tingkat konsumsi zat besi ...............................56

16.Distribusi responden menurut status gizi ........................................................57

17.Distribusi responden menurut menstruasi .......................................................58

18.Distribusi responden menurut kejadian anemia...............................................59


19.Hubungan antara tingkat pendapatan keluarga deangan kejadian Anemia. . .61

20.Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian

tentang anemia ..............................................................................................62

21.Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia...............62

22.Hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia...........63

23.Hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia ..................................64

24.Hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia .................................65

25.Analisis bivariat keseluruhan.........................................................................65


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Metabolisme zat besi .......................................................................................20

2. Kerangka Teori ................................................................................................34

3. Kerangka konsep..............................................................................................35
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1.Distribusi jumlah siswa SMA N 1 Kecamatan ..........

Kabupaten .......... TA. 2006/2007...................................................................49

2.Distribusi responden menurut umur ..................................................................51

3.Distribusi pekerjaan orang tua responden..........................................................52

4.Distribusi responden menurut tingkat pendapatan keluarga .............................53

5.Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan tentang anemia ................54

6.Distribusi responden menurut tingkat pendidikan ibu ......................................55

7.Distribusi responden menurut tingkat konsumsi zat besi .................................56

8.Distribusi responden menurut sttus gizi.............................................................57

9.Distribusi responden menurut menstruasi .........................................................58

10. Distribusi responden menurut kejadian anemia..............................................59


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Tugas Pembimbing.................................................................................79

2. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ...................................................................80

3. Surat Ijin dari Tempat Penelitian .....................................................................83

4. Kuesioner Penjaring ........................................................................................87

5. Kuesioner Penelitian........................................................................................90

6. Rekap Skoring Uji Coba Kuesioner Pengetahuan tentang anemia................101

7. Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan tentang anemia....................................102

8. Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan tentang Anemia..............................103

9. Rekap Data Hasil Penelitian ......................................................................... 104

10.Analisa Data Kasar Penelitian ...................................................................... 114

11.Surat Tera Timbangan Badan Injak ...............................................................138

12.Surat Tera Microtoa .......................................................................................140

13.Perhitungan Tingkat Kecukupan Konsumsi Zat Besi....................................142

14.Foto Dokumentasi .........................................................................................143


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

pembangunan, yang dapat memberikan konstribusi dalam mewujudkan sumberdaya

manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal dalam

pembangunan (Yayuk Farida, dkk, 2004:4).

Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang

masih dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Ibu

atau calon ibu merupakan kelompok rawan sehingga harus dijaga status gizi dan

kesehatannya (Depkes RI, 2003:1).

Di Indonesia terdapat empat masalah gizi yang utama yaitu Kurang Kalori

Protein (KKP), Kurang Vitamin A (KVA), gondok endemik dan kretin serta anemia

gizi (Bapelkes Salaman, 2000:161). Anemia gizi merupakan masalah gizi yang

paling utama di Indonesia, yang disebabkan karena kekurangan zat besi.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995

menunjukkan 57,1% remaja putri; 39,5% wanita usia subur dan 50,9% ibu hamil

menderita anemia (Dinkes propinsi Jawa Timur, 2002:1). Sedangkan berdasarkan

hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan

26,5% remaja putri; 40% WUS dan 47% anak usia 0-5 tahun menderita anemia

(Bambang Tri. S, 2007).

Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat bila

prevalensinya lebih dari 15% (SKRT, 2001). Dimana berdasarkan hasil penelitian

pada remaja putri di Bogor 57,1%; di Bandung 41% dan di Tangerang 41,7%
menunjukkan remaja putri menderita anemia (DKK Tangerang, 2004). Sedangkan

berdasarkan hasil Survei Kesehatan pada 10 Kabupaten daerah proyek Safe

Motherhood Partnership Family Approach (SMPFA) pada tahun 1998/1999

menunjukkan 57,4% remaja putri menderita anemia (Depkes RI, 2003:1).

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (Jib) yang dilaksanakan

oleh Seksi Pembinaan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) ..........

terhadap remaja putri (siswi SMP dan SMA) menunjukkan 25,33% (tahun 2003);

20,33% (tahun 2004); 25,55% (tahun 2005) dan 40,13% (tahun 2006) remaja putri

menderita anemia (DKK .......... : 2006).

Secara umum tingginya prevalensi anemia gizi besi antara lain disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu: kehilangan darah secara kronis, asupan zat besi tidak

cukup, penyerapan yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan akan zat besi

(Arisman, 2004:145).

Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi karena masa remaja

adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat

besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan sehingga

membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang dikonsumsi

lebih rendah daripada pria, karena faktor ingin langsing (Depkes RI, 1998:1).

Pantang makanan tertentu dan kebiasaan makan yang salah juga

merupakan penyebab terjadinya anemia pada remaja putri (S.A. Nugraheni,

2000:14).

Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak pada

remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena

penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar. Disamping itu remaja putri

yang menderita anemia kebugarannya juga akan menurun, sehingga menghambat


prestasi olahraga dan produktivitasnya. Selain itu masa remaja merupakan masa

pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan zat besi pada masa ini akan

mengakibatkan tidak tercapainya tinggi badan optimal (Depkes RI, 1998:1).

Anemia pada remaja putri di Kabupaten .......... masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat, karena prevalensinya lebih dari 15%. Sebagai upaya untuk

menanggulangi masalah tersebut, Pemerintah Kabupaten .......... menerbitkan

Instruksi Bupati .......... No.04 Tahun 2000, tentang Penanggulangan Anemia Gizi

Besi pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur.

SMA Negeri 1 Kecamatan .......... merupakan satu-satunya SMA Negeri yang

ada di Kecamatan .........., yang baru 6 tahun berdiri dan belum pernah dijadikan

sebagai tempat penelitian ilmiah tentang kesehatan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian

tentang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja

Putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........


1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Mayor

Adakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja

putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ..........?

1.2.2 Rumusan Masalah Minor

1.Adakah hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian

anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten

..........?

2.Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan

kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ..........?

3.Adakah hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ..........?

4.Adakah hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ..........?

5.Adakah hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja

putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ..........?

6.Adakah hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja

putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ..........?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Mayor

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ........... 1.3.2

Tujuan Minor
1.Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan

kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

2.Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia

dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1

Kecamatan .........., Kabupaten ...........

3.Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian

anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten

...........

4.Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan

kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

5.Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

6.Untuk mengetahui hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten ..........

Sebagai salah satu acuan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam

penanggulangan anemia pada remaja putri.

1.4.2 Bagi Pihak Sekolah

Memberikan gambaran tentang efek kejadian anemia terhadap proses belajar-

mengajar dan prestasi belajar siswinya.

1.4.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Sebagai bahan pustaka dalam rangka menambah informasi tentang ilmu

kesehatan masyarakat khususnya mengenai anemia pada remaja putri.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya ibu tentang pentingnya

zat besi bagi pertumbuhan, kecerdasan anak dan pemenuhan zat besi khususnya

pada usia remaja (usia yang rentan).

1.4.5 Bagi Peneliti

Sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian ilmiah sekaligus

mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan dan semoga

penelitian ini bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.


1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1
Keaslian Penelitian
No Judul Nama Tahun dan Rancangan Variabel Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti tempat Penelitian Penelitian
Penelitian
1 2 3 4 5 6 7
1 Hubungan Indah 2001, Jakarta Cross- V.terikat Hasil penelitian
Anemia Indriawat sectional - Anemia menunjukan
dengan i Herman V.Bebas bahwa kejadian
Kebiasaan 1.Kebiasaa anemia gizi
Makan, n makan remaja putri
Pola Haid, 2. Pola haid sebesar 42,2%.
Pengetahua 3.pengetah Ada hubungan
n tentang uan bermakna secara
Anemia tentang statistik
dan Status anemia (p<0,05) dengan
Gizi 4.Status kejadian anemia
Remaja gizi pada remaja
Putri di putri adalah
SMUN 1 kebiasaan
Cibinong makan, yang
Kabupaten meliputi: diet,
Bogor kebiasaan
makan sumber
protein hewani
dan kebiasaan
minum teh.

2 Hubungan Agustin 2006, Cross- V.terikat Tidak ada


antara a Indika Sukoharjo sectiona - Kadar Hb hubungan antara
Pola Sari l V.Bebas pola konsumsi
Konsumsi - Pola makan (Jenis,
Makan Konsumsi frekuensi
dengan Makan konsumsi dan
Kadar (Jenis, tingkat
Hb pada frekuensi konsumsi Besi)
Remaja konsumsi dengan kadar
Putri di dan tingkat Hb.
SMA N 1 konsumsi
Sukoharjo, Besi)
Kabupaten
Sukoharjo
Tabel 2
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

Pembeda Indah Indriawati Agustina Indika.S Dian. G


1 2 3 4
Judul Penelitian Hubungan Anemia Hubungan antara Pola Faktor-faktor yang
dengan Kebiasaan berhubungan
Makan, Pola Haid, Konsumsi Makan dengan kejadian
Pengetahuan tentang dengan Kadar Hb anemia di SMAN 1
Anemia dan Status pada Remaja Putri di Kecamatan ..........,
Gizi Remaja Putri di SMA N 1 Sukoharjo, Kabupaten ..........
SMUN 1 Cibinong Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007
Kabupaten Bogor
Tahun 2001

Tahun&tempat 2001, Jakarta 2006, Sukoharjo 2007, ..........,


Kab...........
Rancangan Cross-sectional Cross-sectional Cross-sectional
Variabel Penelitian Kebiasaan makan, Pola konsumsi makan Tingkat pendapatan
pola haid, (Jenis, frekuensi keluarga, tingkat
pengetahuan tentang konsumsi dan tingkat pengetahuan
anemia status gizi dan konsumsi besi) dan tentang anemia,
anemia. kadar Hb. tingkat pendidikan
ibu, tingkat
konsumsi zat besi,
status gizi,
menstruasi dan
kejadian anemia.
Analisis data Analisis univariat dan Analisis bivariat Analisis univariat
bivariat dan bivariat

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa yang membedakan

penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya terletak pada waktu, tempat

penelitian dan variabel penelitian.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat dalam penelitian faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian anemia pada remaja putri adalah SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu


Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan maret sampai dengan bulan april tahun

2007.

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Dalam penelitian ini peneliti membatasi materi pada faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian anemia pada remaja putri.

Bidang ilmu yang diterapkan dalam penelitian adalah ilmu gizi kesehatan

masyarakat.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Anemia

2.1.1 Pengertian Anemia

Anemia adalah keadaan dimana kadar zat merah darah atau hemoglobin (Hb)

lebih rendah dari nilai normal (Mary E. Beck, 2000:196).

Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat disebabkan oleh

hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah

merah (Guyton dan Hall, 1997:53 8).

2.1.2 Tanda-tanda Anemia:

1.Lesu, lemah, letih, lelah dan lalai (5L)

2.Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.

3.Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak

tangan menjadi pucat.

2.1.3 Dampak Anemia

2.1.3.1 Pada anak-anak

1.Menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar.

2.Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.

3.Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh

menurun.

2.1.3.2 Pada wanita

1.Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.

2.Menurunkan produktivitas kerja.

3. Menurunkan kebugaran.
2.1.3.3 Pada remaja putri

1.Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.

2.Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.

3.Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.

4.Mengakibatkan muka pucat.

2.1.3.4 Ibu hamil

1.Menimbulkan pendarahan sebelum atau sesudah persalinan.

2.Meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

atau BBLR (<2,5 Kg).

3.Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan atau

bayinya (Depkes RI, 1998:16).

2.1.4 Klasifikasi Anemia Gizi

2.1.4.1 Anemia gizi besi

Zat gizi besi (Fe) merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan

unsur utama dalam sel darah merah, maka kekurangan pasokan zat gizi besi

menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin. Akibatnya, terjadi pengecilan

ukuran (microcytic), rendahnya kandungan hemoglobin (hypochromic), serta

berkurangnya jumlah sel darah merah.

2.1.4.2 Anemia gizi vitamin E

Anemia defisiensi vitamin E dapat mengakibatkan integritas dinding sel

darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap

hemolisis (pecahnya sel darah merah). Karena vitamin E adalah faktor esensial bagi

integritas sel darah merah.

2.1.4.3 Anemia gizi asam folat


Anemia gizi asam folat disebut juga anemia megaloblastik atau makrositik;

dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal dengan ciri-ciri

bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit dan belum matang. Penyebabnya adalah

kekurangan asam folat dan atau vitamin B12. Padahal kedua zat itu diperlukan dalam

pembentukan nukleoprotein untuk proses pematangan sel darah merah dalam

sumsum tulang.

2.1.4.4 Anemia gizi vitamin B12

Anemia ini disebut juga pernicious, keadaan dan gejalanya mirip dengan

anemia gizi asam folat. Namun, anemia jenis ini disertai gangguan pada sistem alat

pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-sel otak dan

asam lemak menjadi tidak normal serta posisinya pada dinding sel jaringan saraf

berubah. Dikhawatirkan, penderita akan mengalami gangguan kejiwaan.

2.1.4.5 Anemia gizi vitamin B6

Anemia ini disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan anemia gizi

besi, namun bila darahnya diuji secara laboratoris, serum besinya normal.

Kekurangan vitamin B6 akan mengganggu sintesis (pembentukan) hemoglobin.

2.1.4.6 Anemia Pica

Penderita memiliki selera makan yang tidak lazim, seperti makan tanah,

kotoran, adonan semen, serpihan cat, atau minum minyak tanah. Tentu saja

perilaku makan ini akan memperburuk penyerapan zat gizi besi oleh tubuh

(Mohamad Harli, 1999:4).

2.2 Anemia Gizi Besi

2.2.1 Pengertian Anemia Gizi Besi

Anemia gizi besi adalah keadaan dimana kadar Hb dalam darah lebih rendah

dari normal, akibat kekurangan zat besi (Mary E. Beck, 2000:196).


2.2.2 Standar Penentuan Anemia Gizi Besi

Tabel 3
Standar Penentuan Anemia Gizi Besi (WHO)
Kelompok Umur Hb daram Darah (g/dl)
1 2

6 Bulan -5 tahun <11


6-18 tahun <12
Wanita dewasa <12
Wanita dewasa Hamil <11
Laki-laki dewasa <13
Sumber: Sukirman (1999/2000) dalam (Yayuk Farida dkk,2004: 22).

2.3 Patofisiologi anemia

Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi

(feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan

meningkatnya kapasitas pengikatan zat besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa

habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya

jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme dan akan diikuti dengan

menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas

yaitu rendahnya kadar Hb (Arlinda Sari, 2004:6).

2.4 Hemoglobin

2.4.1 Pengertian Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks, yang tersusun dari

protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem (Mohamad

Sadikin, 2002:17)

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan

prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.

Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan

hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia (I Dewa

Nyoman S, 2002:145)

2.4.2 Fungsi Hemoglobin

Dalam sel darah merah hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen (O2).

Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, dengan

adanya Hb dalam sel darah merah, pasokan oksigen keberbagai tempat di seluruh

tubuh, bahkan yang paling terpencil dan terisolasi sekalipun akan tercapai

(Mohamad Sadikin, 2002:15).

2.4.3 Batas normal terendah nilai hemoglobin

Tabel 4
Batas normal terendah nilai hemoglobin (WHO 1972)
Usia Kadar Hb (g/dl)
1 2

Anak usia 6 bulan-5 tahun 11,0


Anak usia 6-18 tahun 12,0
Wanita dewasa 12,0-14,0

Sumber: Arisman (2004:145)

2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Hb

2.4.4.1 Metode Sahli

1. Reagen

a.HCl 0,1 N

b.Aquadest

2. Alat

a.Pipet hemoglobin

b.Alat sahli
c.Pipet Pastur

d.Pengaduk

3. Prosedur kerja

a.Masukksan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli sampai angka 2.

b.Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan

desinfektan (alkohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk

dengan lancet.

c.Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan ujung

pipet, kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan cara

menggeserkan ujung pipet ke kertas saring/kertas tisu.

d.Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin, sampai

ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-pelan.

Usahakan agar tidak timbul gelembung udara. Bilas sisa darah yang

menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl dan

meniupnya lagi sebanyak 3-4 kali.

e.Campur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit

f.Masukkan kedalam alat pembanding, encerkan dengan aquades tetes

demi tetes sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogen)

sama dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca

kadar hemoglobin pada skala tabung.

2.4.4.2 Metode Cyanmethemoglobin

1. Reagensia

a.Larutan kalium ferrosianida (K3Fe(CN)6 0,6 mmol/l

b.Larutan kalium sianida (KCN) 1,0 mmol/l

2. Alat
a.Pipet darah

b.Tabung cuvet

c.Kolorimeter

3. Prosedur kerja

a. Masukkan campuran reagen sebanyak 5 ml ke dalam cuvet.

b.Ambil darah kapiler seperti pada metode sahli sebanyak 0,02 ml dan

masukkan ke dalam cuvet diatas, kocok dan diamkan selama 3

menit.

c.Baca pada kolorimeter pada lambda 546.

4. Perhitungan

a.Kadar Hb = absorpsi x 36,8 gr/dl/100 ml atau

b.Kadar Hb = absorpsi x 22,8 mmol/l

2.4.4.3 Metode Hemoque

1. Alat dan bahan

a.-Hemoglobin hemoque

b.Microcuvettes

c.Lancet

d.Accu-check

e.Kapas dan alkohol

2. Prosedur Kerja

a.Nyalakan -Hemoglobin hemoque dengan menekan tombol ON,

sebelum digunakan kalibrasi dahulu -Hemoglobin hemoque pada

angka 12,1-12,2.

b.Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan

kapas beralkohol.
c.Masukkan lancet pada accu-check, letakkan ujung lancet pada jari

yang akan ditusuk, kemudian tekan tombol pada ujung accu-check

sehingga darah keluar, bersihkan darah.

d.Ambil microcuvet, tempelkan pada jari yang ditusuk, tekan jari agar

darah keluar kembali dan minimal darah memenuhi daerah

lingkaran putih pada microcuvet.

e.Masukkan microcuvet ke tempatnya pada -Hemoglobin hemoque.

f.Tunggu 1-2 menit, setelah itu akan keluar hasil pemeriksaan (kadar

Hb) pada monitor.

2.5 Zat Besi (Fe)

2.5.1 Pengertian Zat Besi

Zat besi merupakan microelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama

diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa

hemoglobin (Hb) (Achmad Djaeni, 2000:179).

Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata 4-5 gram, lebih kurang 65 persennya

dijumpai dalam bentuk hemoglobin. Sekitar 4 persennya dalam bentuk mioglobin, 1

persen dalam bentuk macam-macam senyawa heme yang meningkatkan oksidasi

intraseluler, 0,1 persen bergabung dengan protein transferin dalam plasma darah dan

15-30 persen terutama disimpan dalam sistem retikuloendotelial dan sel parenkim

hati, khususnya dalam bentuk feritin (Guyton dan Hall,1997:536).

Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi, sebagian besi dalam bentuk feri

direduksi menjadi fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di dalam lambung

dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat dalam makanan (Sunita Almatsier,

2001:249).

2.5.2 Zat Besi Dalam Tubuh


Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu yang fungsional dan yang

reserve (simpanan).

Zat besi yang fungsional sebagian besar dalam bentuk hemoglobin (Hb),

sebagian kecil dalam bentuk myoglobin dan jumlah yang sangat kecil tetapi vital

adalah hem enzim dan non hem enzim.

Zat besi yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi

selain daripada sebagai buffer yaitu menyediakan zat besi kalau dibutuhkan untuk

kompartmen fungsional. Apabila zat besi cukup dalam bentuk simpanan, maka

kebutuhan akan eritropobesis (pembentukan sel darah merah) dalam sumsum tulang

akan selalu terpenuhi. Dalam keadaan normal, jumlah zat besi dalam bentuk reserve

ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat besi yang ada dalam tubuh. Zat

besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk feritin dan hemosiderin, terdapat

dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada keadaan tubuh memerlukan zat besi

dalam jumlah banyak, misalnya pada anak yang sedang tumbuh (balita), wanita

menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya rendah. Pada bayi, anak dan

remaja yang mengalami masa pertumbuhan, maka kebutuhan zat besi untuk

pertumbuhan perlu ditambahkan kepada jumlah zat besi yang dikeluarkan lewat

basal.

2.5.3 Metabolisme Zat Besi

Untuk menjaga badan supaya tidak anemia, maka keseimbangan zat besi di

dalam tubuh perlu dipertahankan. Keseimbangan disini diartikan bahwa jumlah zat

besi yang dikeluarkan dari badan sama dengan jumlah besi yang diperoleh tubuh

dari makanan. Suatu skema metabolisme zat besi untuk mempertahankan zat besi di

dalam tubuh, dapat dilihat pada skema berikut :


Makanan Usus halus Tinja

10 mg Fe 1 mg 9 mg Fe

Fe dalam Darah Hati


(Turn over 35 mg) Disimpan sebagai

Feritrin, 1 mg

Sumsum tulang Seluruh Jaringan

34 mg

Hemoglobin Sel-sel mati

Hilang bersama menstruasi Dikeluarkan melalui

kulit, sal. Pencernaan


dan air seni 1 mg

Gambar 1
Metabolisme Zat Besi
Setiap hari turn over zat besi ini berjumlah 35 mg, tetapi tidak semuanya

harus didapatkan dari makanan. Sebagian besar yaitu sebanyak 34 mg didapat dari

penghancuran sel-sel darah merah tua, yang kemudian disaring oleh tubuh untuk

dapat dipergunakan lagi oleh sumsum tulang untuk pembentukan sel-sel darah

merah baru. Hanya 1 mg zat besi dari penghancuran sel-sel darah merah tua yang

dikeluarkan oleh tubuh melalui kulit, saluran pencernaan dan air kencing. Jumlah

zat besi yang hilang lewat jalur ini disebut sebagai kehilangan basal (iron basal

losses).

2.5.4 Fungsi besi

1.Metabolisme energi

Di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein-

pengangkut elektron, yang berperan dalam langkah-langkah akhir

metabolisme energi.

2.Kemampuan belajar

Pollitt pada tahun 1970-an terkenal akan penelitiannya yang

menunjukan perbedaan antara keberhasilan belajar anak-anak yang

menderita anemia gizi besi dan anak-anak yang sehat. Penelitian di

Indonesia oleh Soemantri (1985) dan Almatsier (1989) menunjukan

peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila diberikan

suplemen besi. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak dijelaskan

oleh Lozoff dan Youdim pada tahun 1988. Kadar besi dalam darah

meningkat selama pertumbuhan hingga remaja. Kadar besi yang kurang

pada masa pertumbuhan tidak dapat diganti setelah dewasa. Defisiensi

besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi

sistem neurotransmitter (pengantar saraf). Daya konsentrasi, daya ingat


dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa sakit meningkat,

fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.

3.Sistem kekebalan tubuh

Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh.

4. Pelarut obat-obatan

Obat-obatan tidak larut air oleh enzim yang mengandung besi

dapat dilarutkan hingga dapat dikeluarkan dari tubuh.

2.5.5 Angka kecukupan besi yang dianjurkan :

Tabel 5
Angka kecukupan besi rata-rata yang dianjurkan (per orang per hari)
Golongan umur Berat badan (kg) Tinggi Badan Besi (mg)
(wanita) (Cm)
1 2 3 4
13-15 46 153 19
16-19 50 154 25
Sumber: Sunita Almatsier (2001:302)

2.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Remaja

Putri

2.6.1 Tingkat Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga merupakan salah satu peubah ekonomi yang cukup

dominan sebagai determinan konsumsi pangan (Yayuk Farida, dkk, 2004:70).

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena

orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun

sekunder. Pendapatan/ penghasilan yang kecil tidak dapat memberi cukup makan

pada anggota keluarga, sehingga kebutuhan keluarga tidak tercukupi (Soetjiningsih,

1995:10).

2.6.2 Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia


Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan ( Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).

Hasil penelitian oleh S.A Nugraheni pada remaja putri di kabupaten Kendal

menunjukan pada umumnya yaitu 84% (Kendal) dan 81% (Boja) pengetahuan

responden tentang pengertian, tanda, gejala, penyebab, akibat dan upaya

pencegahan anemia masih kurang (S.A Nugraheni, 2002).

2.6.3 Tingkat Pendidikan Ibu

Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam penunjang ekonomi keluarga

juga berperan dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan

anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah

menerima informasi kesehatan khususnya bidang gizi, sehingga dapat menambah

pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Achmad

Djaeni, 1996:35).

2.6.4 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan akses atau keterjangkauan anak dan keluarga

terhadap upaya pecegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan seperti imunisasi,

penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan gizi serta sarana kesehatan yang baik

seperti posyandu, puskesmas dan rumah sakit (Arianton Aritonang, 2003:13).

2.6.5 Asupan Zat Besi

Tubuh mendapatkan zat besi melalui makanan. Kandungan zat besi dalam

makanan berbeda-beda, dimana makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah

makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan, daging, hati dan ayam). Makanan
nabati (seperti sayuran hijau tua) walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit

yang bisa diserap dengan baik oleh usus (Depkes RI, 1998:14).

Rendahnya asupan zat besi ke dalam tubuh yang berasal dari konsumsi zat

besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia

(Mary E. Beck, 2000:197).

Asupan zat besi kedalam tubuh remaja putri dipengaruhi :

2.6.5.1 Konsumsi Zat Besi

Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme (40%) dan besi

non hem. Besi non hem merupakan sumber utama zat besi dalam makanan.

Terdapat dalam semua jenis sayuran misalnya sayuran hijau, kacang-kacangan,

kentang dan serealia serta beberapa jenis buah-buahan. Sedangkan besi hem hampir

semua terdapat dalam makanan hewani antara lain daging, ikan, ayam, hati dan

organ organ lain (Sunita Almatsier, 2001:252).

Sebagian besar penduduk di negara yang (belum) sedang berkembang tidak

(belum) mampu menghadirkan bahan kaya Fe di meja makan (Arisman, 2004:146).

Dalam masa remaja, khususnya remaja putri sering sangat sadar akan bentuk

tubuhnya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak

yang berdiit tanpa nasehat atau pengawasan seorang ahli

kesehatan dan gizi, sehingga pola konsumsinya sangat menyalahi kaidah-kaidah

ilmu gizi. Banyak pantang atau tabu yang ditentukan sendiri berdasarkan

pendengaran dari kawannya yang tidak kompeten dalam soal gizi dan kesehatan,

sehingga terjadi berbagai gej ala dan keluhan yang sebenarnya merupakan gej ala

kelainan gizi (Achman Djaeni, 2000:24 1).

Banyak remaja putri yang sering melewatkan dua kali waktu makan dan

lebih memilih kudapan. Padahal sebagian besar kudapan bukan hanya hampa kalori,
tetapi juga sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu

(menghilangkan) nafsu makan. Selain itu remaja khususnya remaja putri semakin

menggemari junk food yang sangat sedikit (bahkan ada yang tidak ada sama sekali)

kandungan kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan vitamin.

2.6.5.2 Status Gizi

2.6.5.2.1 Pengertian Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel

tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh:

Gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan

pengeluaran yodium dalam tubuh (I Dewa Nyoman S, 2002:18).

Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan

antara kebutuhan dan masukan nutrien (Mary E. Beck, 2000:1).

2.6.5.2.2 Pengukuran Status Gizi Secara Antropometri

Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang

gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi (I Dewa Nyoman S, 2001:19)

Pengukuran antropometri dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)

Pengukuran IMT meliputi:

a. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang

b. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan.

IMT = BB (kg)
TB 2 (m)
()
Keterangan :

IMT = Indeks Massa tubuh

BB = Berat badan dalam kg

TB = Tinggi badan dalam meter

Tabel 6
Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
1 2

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0


Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
Normal > 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Sumber : I Dewa Nyoman S, (2001:61)


2.6.6. Penyerapan Zat Besi

Banyaknya zat besi yang ada dalam makanan yang kita makan yang dapat

dimanfaatkan oleh tubuh kita tergantung pada tingkat absorbsinya.

Diperkirakan hanya 5-15% besi makanan diabsorbsi oleh orang dewasa yang

berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi absorbsi dapat

mencapai 50%.

Penyerapan zat besi di dalam usus yang kurang baik (terganggu) juga

merupakan penyebab terjadinya anemia. (Mary E. Beck, 2000:197).

Zat besi dari pangan hewani lebih mudah diserap, yaitu antara 10-20 persen,

sedangkan dari pangan nabati hanya sekitar 1-5 persen. Oleh karena itu,

mengkonsumsi zat besi dari pangan hewani jauh lebih baik daripada pangan nabati.
Besi-hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang

terdapat dalam daging hewan dapat diserap oleh tubuh dua kali lipat daripada besi-

nonhem

Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu :

1. Kebutuhan tubuh akan besi, tubuh akan menyerap sebanyak yang dibutuhkan.

Bila besi simpanan berkurang, maka penyerapan besi akan meningkat.

2. Rendahnya asam klorida pada lambung (kondisi basa) dapat menurunkan

penyerapan. Asam klorida akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah

diserap oleh mukosa usus.

3. Adanya vitamin C gugus SH (sulfidril) dan asam amino sulfur dapat

meningkatkan absorbsi karena dapat mereduksi besi dalam bentuk ferri

menjadi ferro. Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi besi dari makanan

melalui pembentukan kompleks ferro askorbat. Kombinasi 200 mg asam

askorbat dengan garam besi dapat meningkatkan penyerapan besi sebesar 25

50 persen.

4. Kelebihan fosfat di dalam usus dapat menyebabkan terbentuknya kompleks besi,

fosfat yang tidak dapat diserap.

5. Adanya fitat dan oksalat dalam sayuran, serta tanin dalam teh juga akan

menurunkan ketersediaan Fe.

6. Protein hewani dapat meningkatkan penyerapan Fe.

7. Fungsi usus yang terganggu, misalnya diare dapat menurunkan penyerapan Fe.

8. Penyakit infeksi juga dapat menurunkan penyerapan Fe.

2.6.6.1 Keanekaragaman Makanan

Keanekaragaman makanan dapat dilihat dalam susunan menu makanan yang

dikonsumsi. Keanekaragaman makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai


dapat dijumpai dalam susunan menu yng seimbang, sehingga memenuhi kebutuhan

gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan

serta pertumbuhan dan perkembangan. Kehadiran atau ketidakhadiran suatu zat gizi

esensial dapat mempengaruhi ketersediaan, absorbsi metabolisme atau kebutuhan

zat gizi lain. Adanya saling keterkaitan antar zat-zat gizi ini menekankan

keanekaragaman makanan dalam menu sehari-hari.

Menu yang beranekaragam antara lain terdiri dari makanan pokok, lauk

hewani dan nabati, sayur dan buah-buahan. (Sunita Almatsier, 2001:285).

Makan besi-hem dan dan nonhem secara bersamaan dapat meningkatkan

penyerapan besi-nonhem.

Makanan atau minuman tertentu dapat mengganggu penyerapan zat besi di

dalam tubuh. Asam fitat dan faktor lain di dalam serat serealia dan asam oksalat di

dalam sayuran menghambat penyerapan besi. Asam fitat dan asam oksalat yang

terkandung dalam sayuran akan mengikat zat besi, sehingga mengurangi

penyerapan zat besi. Karena hal inilah, bayam meski tinggi kandungan zat besinya

bukan merupakan sumber zat besi yang baik. Oleh karena itu, jika hendak

mengonsumsi bayam dan sayuran lain, sebaiknya disertai dengan mengonsumsi

buah-buahan yang tinggi kandungan vitamin C nya, seperti jambu biji, jeruk dan

nanas. Namun lebih dianjurkan untuk meminumnya dalam bentuk jus. Sebab jika

dalam bentuk buah segar, yang kandungan seratnya masih tinggi, juga akan

menghambat penyerapan zat besi (Etisa Adi. M, 2006: Http://www.suara

merdeka.com).

2.6.6.2 Sindrom Malabsorbsi

2.6.6.2.1 Gastritis
Gastritis berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis

dapat hanya superfisial dan oleh karena itu tidak begitu bahaya, atau dapat

menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung dan pada kasus-kasus yang

berlangsung lama menyebabkan atrofi mukosa lambung yang hampir lengkap.

Atrofi lambung pada banyak orang dengan gastritis kronis, mukosa secara

bertahap menjadi atrofi sampai sedikit atau tidak ada aktivitas kelenjar lambung

yang tersisa. Juga dianggap bahwa beberapa orang mempunyai

autoimunitas terhadap mukosa lambung. Kehilangan sekresi lambung pada atrofi

lambung menimbulkan aklorhidria dan kadang-kadang anemia (Guyton dan Hall,

1997:1052).

2.6.6.2.2 Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum adalah suatu daerah ekskoriasi mukosa yang disebabkan

oleh kerja kelenjar pencernaan cairan lambung.

Penyebab umum dari ulserasi peptikum adalah ketidakseimbangan antara

kecepatan sekresi cairan lambung dan derajat perlindungan yang diberikan oleh

sawar mukosa gastroduodenal juga netralisasi asam lambung oleh cairan duodenum

(Guyton dan Hall, 1997:1053).

2.6.6.2.3 Diare

Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus

besar. Pada diare infeksi umum, infeksi paling luas terjadi pada seluruh usus besar

dan pada ujung distal ileum. Dimanapun infeksi terjadi, mukosa teriritasi secara luas

dan kecepatan sekresinya sangat tinggi (Guyton dan Hall, 1997:1056). 2.6.7

Kebutuhan Zat Besi

Kebutuhan zat besi pada remaja putri dipengaruhi oleh:

2.6.7.1 Pertumbuhan Fisik


Pada usia remaja tumbuh kembang tubuh berlangsung lambat bahkan akan

berhenti menjelang usia 18 tahun, tidak berarti faktor gizi pada usia ini tidak

memerlukan perhatian lagi.

Selain itu keterlambatan tumbuh kembang tubuh pada usia sebelumnya akan

dikejar pada usia ini. Ini berarti pemenuhan kecukupan gizi sangat penting

agar tumbuh kembang tubuh berlangsung dengan sempurna (Sjahmien Moeji,

63:2003).

Taraf gizi seseorang, dimana makin tinggi kebutuhan akan zat besi, misalnya

pada masa pertumbuhan, kehamilan dan penderita anemia (Mary E. Beck,

2000:198).

2.6.7.2 Aktivitas Fisik

Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas tubuh meningkat

sehingga kebutuhan zat gizinya juga meningkat (Sjahmien Moeji, 63:2003).

2.6.8 Kehilangan Zat Besi

Pendarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia (Depkes RI,

1998:14), misalnya pada peristiwa:

2.6.8.1 Pendarahan

Pendarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia (Depkes RI,

1998:14).

Setelah mengalami pendarahan yang cepat, maka tubuh akan mengganti

cairan plasma dalam waktu 1 sampai 3 hari, namun hal ini akan menyebabkan

konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila tidak terjadi pendarahan yang

kedua, maka konsentrasi sel darah merah biasanya kembali normal dalam waktu 3

sampai 6 minggu.
Pada kehilangan darah yang kronis, penderita sering kali tidak dapat

mengabsorbsi cukup besi dari usus halus untuk membentuk hemoglobin secepat

darah yang hilang. Kemudian terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit

sekali hemoglobin, sehingga menimbulkan keadaan anemia (Guyton dan Hall,

1997:538).

2.6.8.2 Menstruasi

Menstruasi adalah runtuhnya jaringan epitel endometrium akibat pengaruh

perubahan siklik keseimbangan hormonal reproduksi wanita.

Ciri-ciri menstruasi normal:

1.Lama siklus antara 21-35 hari (28+7 hari)

2.Lama perdarahan 2-7 hari

3.Perdarahan 20-80 cc per siklus (50+30 cc)

4.Tidak disertai rasa nyeri

5.Darah warna merah segar dan tidak bergumpal

(Med. Ali, dkk. http://www.geocities.com).

Pada remaja putri mulai terjadi menarche dan mensis yang disertai

pembuangan sejumlah zat besi (Achmad Djaeni, 2000:24 1).

2.6.8.3 Cacingan

Kehilangan zat besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti

cacing tambang (Ancilostoma dan Necator), Scistosoma dan mungkin Trichuris

trichiura.

Darah yang hilang akibat infestasi cacing tambang bervariasi antara 2-100

cc/hari, tergantung pada beratnya infestasi. Kisaran jumlah darah yang dihisap oleh

Necator americanus ialah 0,0310,015 cc per ekor. Perkiraan jumlah cacing pada
setiap orang yang terinfestasi rata-rata 350 ekor. Jika jumlah zat besi dihitung

berdasarkan banyaknya telur cacing yang terdapat dalam tinja, jumlah zat

besi yang hilang perseribu telur adalah sekitar 0,8 mg (untuk Necator americanus)

sampai 1,2 mg (untuk Ancylostoma duodenale) sehari (Arisman, 2004:146).


2.7 Kerangka Teori

Pendapatan
Konsumsi Zat besi
Keluarga

Pengetahuan Status Gizi Asupan Zat


Tentang anemia Besi

Pendidikan Keanekaragaman

Ibu Makanan

Pelayanan Sindrom
Kesehatan Malabsorbsi
Penyerapan
(gastritis, ulkus
Zat besi
peptikum)
Diare KEJADIAN
ANEMIA
Pertumbuhan fisik
Kebutuhan
Zat Besi
Aktivitas Fisik

Pendarahan

Kehilangan
Menstruasi
Zat Besi

Cacingan

Gambar 2 Kerangka Teori


(Sumber: Arlinda Sari Wahyuni : 2004, dengan modifikasi)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas

Tingkat Pendapatan Variabel Terikat


Keluarga
Tingkat Pengetahuan
Tentang Anemia KEJADIAN
Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat Konsumsi Zat Besi ANEMIA
Status Gizi Menstruasi

Pengganggu

Keanekaragaman Makanan
Aktivitas Fisik
Sindrom Malabsorbsi
(gastritis, ulkus
peptikum)
Diare
Pertumbuhan Fisik
Pendarahan
Cacingan

Gambar 3
Kerangka Konsep
Keterangan : Variabel yang diteliti :
Variabel yang tidak diteliti :
3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yan terkumpul (Suharsimi

Arikunto, 2002;64).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

3.2.1 Hipotesis mayor

Ada faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja

putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

3.2.2 Hipotesis minor

1.Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian

anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

2.Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan

kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

3.Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

4.Ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

5.Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja

putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

6. Ada hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja

putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........


3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Tabel 7
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Skala Pengukuran Instrumen
Operasional
1 2 3 4
Kejadian Anemia Kejadian anemia pada Nominal Tes pemeriksaan
remaja putri (10-18 1.Anemia (Hb <12 mg) kadar Hb dengan
tahun). Dinilai 2.Tidak anemia (Hb 12 mg) hemoque.
dengan
membandingkan
kadar Hb responden
dengan nilai
normalnya.
Tingkat Dinilai berdasarkan Ordinal Kuesioner
Pendapatan besarnya pendapatan 1.Rendah (<Rp 126.250)
keluarga rata-rata setiap bulan 2.Tinggi ( Rp. 126.250)
keluarga responden,
kemudian dibagi
jumlah keluarga yang
masih menjadi
tanggungan, lalu
hasilnya
dibandingkan
dengan UMR
Kabupaten ..........
yang dibagi 4 (UMR
perkapita).
Tingkat Segala hal yang Ordinal Kuesioner
Pengetahuan diketahui remaja putri 1. Kurang (< 60%)

Tentang Anemia yang berkaitan 2.cukup ( 60- 80 %)


dengan anemia. 3.Baik ( > 80%)
Tingkat Pendidikan formal Ordinal Kuesioner
Pendidikan Ihu yang telah ditempuh 1.Rendah (< wajar 9 tahun)
ibu responden. 2.Tinggi ( wajar 9 tahun)
Tingkat Konsumsi Konsumsi bahan Ordinal Recall 2x24 jam
Zat Besi. makanan kaya zat 1.Defisit (< 70% AKG) (Food Procesor)
besi oleh responden. 2.Kurang ( 70-80% AKG)
Dinilai dengan 3.Sedang (>80-99% AKG)
menghitung konsumsi 4.Baik (100% AKG)
rata-rata zat besi
responden per hari
yang kemudian
dibandingkan dengan
AKG .
Status Gizi. Keadaan gizi setiap Ordinal Antropometr
responden. 1.Kurus (IMT 18,5) i IMT
2.Normal (IMT > 18,5-25,0)
3.Gemuk (IMT >25,0)
Menstruasi Keadaan responden Nominal Kuesioner
saat pemeriksaan Hb 1.Sedang menstruasi
sedang menstruasi 2.Tidak sedang menstruasi
atau tidak.

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian

3.4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional

analitik yaitu menggambarkan dan menjelaskan hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

3.4.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dimana

pegukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sudigdo

S. dan Sofyan I, 2002:97).

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai karakteristik

tertentu (Sudigdo S. dan Sofyan I, 2002:67).

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Negeri 1

Kecamatan .........., Kabupaten .........., yang berjumlah 255 siswi.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga dianggap mewakili populasi. Adapun langkah-langkah dalam

pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

3.5.2.1 Menentukan kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi.


Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1)Umur responden 15-18 tahun.

2)Responden sudah mengalami menstruasi.

3)Responden dalam wilayah pelayanan kesehatan yang sama, dalam satu

wilayah kecamatan .........., Kabupaten ...........

4) Responden tidak sedang mengalami keluhan berupa nyeri perut sebelah atas

yang disertai rasa mual atau nyeri pada ulu hati yang merupakan gejala dari

gastritis.

5) Responden tidak sedang mengalami keluhan berupa nyeri lambung, perih,

panas, sakit, rasa perut kosong dan lapar yang merupakan gejala dari ulkus

peptikum.

6) Responden tidak sedang mengalami keluhan berupa buang air besar yang

sering (lebih dari 3 kali sehari), faeces cair dan berlendir yang merupakan

gej ala dari diare.

7) Responden tidak sedang mengalami pendarahan kronik (kehilangan darah

yang terlalu banyak), misalnya pendarahan akibat trauma (kecelakaan).

8) Responden tidak sedang mengalami keluhan berupa rasa gatal yang hebat di

anus, kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam

hari), nafsu makan berkurang, berat badan menurun, rasa gatal atau iritasi

vagina dan kulit di sekitar anus menjadi lecet atau kasar atau terjadi infeksi

akibat penggarukan yang merupakan gej ala dari cacingan.

9) Responden adalah siswi SMA N 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi tetapi

harus dikeluarkan karena suatu hal.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:


1)Responden yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak bersedia

berpartisipasi dalam penelitian.

2)Responden adalah atlet olahraga.

3)Responden tidak tinggal bersama orang tua (kos)

3.5.2.2 Sistematika Pengambilan Sampel

Peneliti menentukan sampel yang terdapat dalam populasi yaitu secara

systematic random sampling.

3.5.2.3 Besar Sampel

Peneliti menentukan jumlah sampel minimal yang dapat diambil dalam

penelitian ini, adapun metode statistik yang digunakan untuk menentukan besar

sampel adalah :

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

Z 12 /2 = Derajat kepercayaan 95% (1,96)

d = Presisi 10% (0,1)

P = Proporsi 50% (0,5)

(Stanley Lemeshow, dkk, 1997:54).

Sehingga didapat jumlah sampel sebagai berikut:


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel minimal yaitu sejumlah

70 siswi.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji laboratorium kadar

Hb, pengukuran antropometri (IMT), formulir recall 2 x 24 jam dan kuesioner.

1. Uji laboratorium digunakan untuk mengetahui kadar Hb, yang kemudian di

interprestasikan dengan kejadian anemia pada siswi. Menurut WHO standar

anemia besi dapat menggunakan kadar Hb dalam darah (Yayuk Farida dkk,

2004:22). Uji kadar Hb dalam darah yang digunakan adalah dengan hemoque.

2. Pengukuran IMT digunakan untuk mengetahui status gizi setiap responden. Alat

yang digunakan berupa timbangan injak berat badan (bathromm scale) untuk

menimbang berat badan dan microtoa untuk mengukur tinggi badan.

3. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2002:128).

Kuisioner digunakan untuk mengetahui informasi tentang tingkat pendapatan

keluarga, tingkat pengetahuan tentang anemia, tingkat pendidikan ibu dan

menstruasi.

4. Formulir Recall 2x24 jam

Recall dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan

yang dikonsumsi (I Dewa Nyoman, 2001:94).

Beberapa penelitian menunjukkan recall dapat dilakukan minimal 2x24

jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih
optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu

(Supariasa, 2002:94).

Formulir recall digunakan untuk mengetahui konsumsi zat besi, hasil

recall dihitung dengan bantuan software komputer food processor dan

kemudian dihitung angka kecukupan gizi (AKG) responden dan tingkat

konsumsi responden terhadap AKG.

3.6.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka kuesioner tersebut harus

diuji validitas dan reliabilitas.

3.6.1.1 Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan

product moment. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap

butiran memiliki nilai positif dan nilai r hitung > r tabel (Soekidjo Notoatmodjo,

2002:129).

Hasil uji validitas kuesioner dengan bantuan program komputer

menunjukkan bahwa 9 butir soal pengetahuan tentang anemia yang diuji cobakan

kepada 20 orang, berdasarkan tabel nilai r, dengan =5%, nilai r tabel adalah

0,444, semua valid karena memiliki r hitung > r tabel.

3.6.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gej ala yang sama, dengan menggunakan
alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan software

komputer dengan rumus alpha cronbach. Suatu instrumen dikatakan reliabel

apabila r hitung > r tabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:129).

Hasil uji reliabilitas kuesioner kepada 20 responden, diperoleh r hitung

(0,792) > r tabel (0,444), sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut

reliabel.

3.7 Teknik Pengambilan Data

3.7.1 Jenis Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data

sekunder. Data primer berupa data faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian

anemia. Data sekunder berupa data mengenai gambaran lokasi tempat penelitian

dan gambaran umum siswi.

3.7.2 Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data dalam penelitian ini yaitu :

3.7.2.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara tes laboratorium kadar Hb siswi,

pengukuran IMT, recall 2x24 jam dan wawancara dengan menggunakan kuesioner.

3.7.2.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara mencatat data monografi SMA Negeri

1 Kecamatan .......... Kabupaten ...........

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan manual dan menggunakan software

komputer. Pengolahan data meliputi:

1.Editing
Sebelum data diolah, data tersebut perlu di edit. Hal ini dilakukan untuk

memperbaiki kualitas data.

2.Coding

Mengkode data dengan memberikan kode pada masing-masing jawaban

untuk mempermudah pengolahan data.

3. Tabulasi

Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat

tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel.

3.8.2 Analisis Data

3.8.2.1 Analisis univariat

Analisis ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa

distribusi dan prosentase setiap variabel.

3.8.2.2 Analisis bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat.

Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square

dengan bantuan SPSS 12,0 for windows. Adapun syarat uji chi-square adalah

tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol, sel yang mempunyai nilai

expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Jika uji chi-square

tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya, alternatif uji chi-square untuk

tabel 2x2 adalah uji fisher, alternatif uji chi-square untuk tabel 2xk adalah uji

kolmogorov-smirnov dan penggabungan sel adalah langkah alternatif uji chi-

square untuk tabel selain 2x2 dan 2xk (Sopiyudin Dahlan, 2004:18).

Pada studi cross-sectional, estimasi risiko relatif dinyatakan dengan

Rasio Prevalens (RP), yang merupakan perbandingan antara jumlah subyek


dengan penyakit pada satu saat dengan seluruh subyek yang ada. RP dihitung

dengan cara menggunakan tabel 2x2. RP harus disertai dengan

interval kepercayaan (confidence interval), interval kepercayaan yang digunakan

adalah 95% atau taraf kesalahan 0, 05%.

Interpretasi hasil:

1. Bila rasio prevalens = 1 berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko

tersebut tidak ada pengaruhnya dalam terjadinya efek, atau dengan kata lain

bersifat netral.

2. Bila rasio prevalens > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka

1, berarti variabel tersebut merupakan faktor risiko timbulnya penyakit.

3. Apabila rasio prevalens < 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup

angka 1, maka variabel yang diteliti justru akan mengurangi kejadian penyakit,

bahkan variabel yang diteliti merupakan faktor protektif.

4. Bila interval kepercayaan rasio prevalens mencakup angka 1, berarti pada

populasi yang diwakili oleh sampel tersebut mungkin nilai prevalensnya = 1,

sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang dikaji tersebut

merupakan faktor risiko atau faktor protektif ( Sudigdo S dan Sofyan I,

2002:102).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi

4.1.1 Keadaan Demografis

SMA Negeri 1 Kecamatan .......... Kabupaten .......... merupakan satusatunya

SMA negeri yang ada di Kecamatan .........., yang beralamat di jalan Raya

Kecamatan .........., Kabupaten ........... Adapun batas wilayah Kecamatan ..........

adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kabupaten ..........

Sebelah timur : Kota

Sebelah selatan : Kecamatan

Sebelah barat : Kecamatan

4.1.2 Jumlah Siswa

SMA Negeri 1 Kecamatan .......... mempunyai lokal kelas X sejumlah 5 kelas,

kelas XI IPA sebanyak 2 kelas dan XI IPS juga sebanyak 2 kelas dan untuk kelas

XII IPA berjumlah 2 kelas dan XII IPS juga sebanyak 2 kelas. Jumlah seluruh

siswa pada tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 499 siswa, dengan distribusi menurut

kelas dan jenis kelamin tercantum pada tabel berikut ini:


Tabel 8

Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan ..........

Kabupaten .......... TA. 2006/2007

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1 2 3 4
X 93 95 188

XI 74 81 155
Jumlah 244 255 499
Sumber: Data sekunder

Distribusi Jumlah Siswa SMAN 1 Kecamatan


Jatibarang, Kabupaten Brebes T.A 2006/2007
9 9
10 5 74 77
0 3
81
8 79
0
6 Laki-laki
0
4 Perempuan
0
2
0
0
X XI
XII

Ke las

Grafik 1
Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan ..........
Kabupaten .......... T.A 2006/2007

4.1.3 Jumlah Guru

Jumlah guru aktif mengajar di SMA Negeri 1 Kecamatan .......... sebanyak 32

yang dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:


Tabel 9
Distribusi Jumlah Guru di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........
Kabupaten .......... TA. 2006/2007

Jenis Guru Jumlah


1 2
PNS 14
Guru bantu (GT) 5
Guru tidak tetap (GTT) 13
Jumlah 32

Sumber: Data Sekunder

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

4.2.1 Umur Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X sampai kelas

XII SMA Negeri 1 Kecamatan ........... Berdasarkan data penelitian dapat diketahui

bahwa umur resaponden bervariasi antara 15 tahun sampai dengan 18 tahun. Lebih

jelasnya distribusi umur responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 10
Distribusi Responden menurut Umur
Umur Frekuensi Prosentase (%)
1 2 3
15 5 7,1
16 20 28,6
17 33 47,1
18 12 17,1
Jumlah 70 100,0

Sumber : Data Penelitian 2007


Distribusi Responden menurut Umur

5
0 47.1

4
0

3 28.6
0

2
0 17.
1

1
0 7.
1

0
15 16 17 18

Um u r
Grafik 2

Distribusi Responden menurut Umur

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat umur responden

yang terbanyak adalah 17 tahun sebanyak 33 responden (47,1%), sedangkan

tingkat umur yang paling sedikit adalah 15 tahun sebanyak 5 responden (7,1%).

4.2.2 Pekerjaan Orang Tua Responden

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pekerjaan ayah responden

paling banyak tergolong dalam pekerjaan petani (22,9%), sedangkan untuk

pekerjaan ibu paling banyak tergolong tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga

(60%). Lebih jelasnya untuk pekerjaan orang tua responden dapat dilihat pada

tabel berikut:
Tabel 11
Distribusi Pekerjaan Orang Tua Reponden
Jenis Pekerjaan Pekerjaan Ayah % Pekerjaan Ibu %
1 2 3 4 5
PNS 6 8,5 2 2,9
CPNS 2 2,9 - -
Wiraswasta 15 21,4 15 21,4
Petani 16 22,9 8 11,4
Buruh 9 12,9 3 4,3
Lain-lain 21 30 - -
Tidak bekerja 1 1,4 42 60
Jumlah 70 100 70 100

Sumber : Data Penelitian 2007

Gambar 3
Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden

Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden

7
0 60,0
6
0
5
0
4 Ayah
0 30,0
3 Ibu
21,4 22,9
0 21,4
2
0 11,4 12,9
8,
1 5 2,9 2,9 4,
0 3 0 1,
4
0 0

Jenis Pekerjaan
4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Univariat

4.3.1.1 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendapatan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam tingkat pendapatan keluarga yang tinggi yaitu sejumlah 39

responden (55,7%), sedangkan responden dengan tingkat pendapatan keluarga

rendah sebanyak 31 responden (44,3%), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan Keluarga
No Pendapatan Keluarga Frekuensi %
1 2 3 4
1 Rendah (<126.250) 31 44,3
2 Tinggi (126.250) 39 55,7
Jumlah 70 100,0

Sumber : Data Penelitiam 2007

Distribusi Responden menurut Tingkat

Pendapatan Keluarga
6 55,7
0
5 44,3
0
4
0
3
0
2
0
1
0
0
Rendah (<126.250) Tinggi (>= 126.250)

Tingkat Pendapatan

Grafik 4

Distribusi Responden menurut Tingkat Pendapatan Keluarga

4.3.1.2 Distribusi Responden menurut Tingkat Pengetahuan tentang Anemia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 48 responden (68,6%) dalam

tingkat pengetahuan tentang anemia cukup, 18 responden (2 5,7%) dalam tingkat


kurang dan 4 responden (5,7%) dalam tingkat baik, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 13.

Tabel 13

Distribusi Responden menurut Tingkat Pengetahuan tentang Anemia

No Pengetahuan tentang anemia Frekuensi %


1 2 3 4
1 Kurang (<60%) 18 25,7
2 Cukup (60-80%) 48 68,6
3 Baik (>80%) 4 5,7
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Penelitian 2007

Grafik 5

Distribusi Responden menurut Tingkat Pengetahuan tentang anemia

4.3.1.3 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu

responden memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 42 responden


Distribusi Responden menurut Tingkat

Pengetahuan tentang Anemia

8068,6

6
0
4
0 25,7
2
0 5,7
0
Kurang (<60%) Cukup (60-80%) Baik (>80%)

Tingkat pengetahuan

(60%) dan ibu responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 28

responden (40%) (tabel 14).


Tabel 14

Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu

No Pendidikan Ibu Frekuensi %


1 2 3 4
1 Rendah (<wajar 9 tahun) 42 60
2 Tinggi (wajar 9 tahun) 28 40
Jumlah 70 100
Sumber: Data Penelitian 2007

Grafik 6

Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu

Distribusi Responden menurut Tingkat

Pendidikan Ibu
70,0 60,0
60,0
50,0 40,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
Rendah (< wajar 9 Tinggi (>= wajar 9 tahun)
tahun)

Tingkat Pendidikan Ibu


4.3.1.4 Distribusi Responden menurut Tingkat Konsumsi Zat Besi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsumsi zat besi

responden sebagian besar dalam kategori defisit yaitu sebanyak 56 responden

(80,0), sedang sebanyak 11 responden (15,7%), kurang sebanyak 3 responden

(4,3%) dan tidak ada responden dalam tingkat konsumsi zat besi baik.

Tabel 15
Distribusi Responden Menurut Tingkat Konsumsi Zat Besi
No Tingkat Konsumsi Fe Frekuensi %
1 2 3 4
1 Defisit (<70% AKG) 56 80,0
2 Kurang (70-80% AKG) 3 4,3
3 Sedang (>80-99% AKG) 11 15,7
4 Baik (100% AKG) 0 0
Jumlah 70 100

Sumber: Data Penelitian 2007

Distribusi Responden men urut Tingkat


Konsumsi Zat Besi
100,0 80,0
80,0
60,0
40,0
15,7
20,0 4 ,3 0
0,0

Tingkat Konsumsi Zat Besi

Grafik 7
Distribusi Responden Tingkat menurut Konsumsi Zat Besi
4.3.1.5 Distribusi Responden menurut Status Gizi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki status gizi normal sebanyak 41 responden (58,6%); 25

responden ( 35,7 %) dalam kategori kurus dan 4 responden (5,7%) dalam kategori

gemuk (tabel 16).

Tabel 16

Distribusi Responden Menurut Status Gizi

No Status Gizi Frekuensi %


1 2 3 4
1 Kurus (IMT 18,5) 25 35,7
2 Normal (IMT >18,5-25,0) 41 58,6
3 Gemuk (IMT >25,0) 4 5,7
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Penelitian 2007

Grafik 8
Distribusi Responden menurut Status Gizi

Distribusi Responden menu rut status

Gizi
7
0 58,6
6
0
5
0
4 35,7
0
3
0
2
0
1 5,7
00

Kurus (IMT <= Normal (IMT Gemuk (IMT

18,5) >18,5-25,0) >25,0)


Status Gizi
4.3.1.6 Distribusi Responden menurut Menstruasi

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

tidak sedang mengalami menstruasi pada saat pemeriksaan Hb yaitu sebanyak 50

responden (71,4%) dan yang sedang mengalami menstruasi sebanyak 20

responden ( 28,6%) (tabel 17).

Tabel 17
Distribusi Responden Menurut Menstruasi
No Menstruasi Frekuensi %
1 2 3 4
1 Sedang Menstruasi 20 28,6
2 Tidak sedang menstruasi 50 71,4
Jumlah 70 100,0

Sumber : Data Penelitian 2007

Grafik 9
Distribusi Responden menurut Menstruasi

Distribusi Responden menurut


Menstruasi
8 71,4
0
6
0
4 28,6
0
2
0
0
Sedang menstruasi Tidak sedang menstruasi

Menstruasi
4.3.1.7 Distribusi Responden menurut Kejadian Anemia

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 37 responden (52,9%) dan

yang mengalami anemia sebanyak 33 responden (47,1%) (tabel 18).

Tabel 18
Distribusi Responden Menurut Kejadian Anemia
No Kejadian Anemia Frekuensi %
1 2 3 4
1 Anemia 33 47,1
2 Tidak Anemia 37 52,9
Jumlah 70 100

Sumber : Data Penelitian 2007

Grafik 10

Distribusi Responden menurut Kejadian Anemia

Distribusi Responden menurut

Kejadian Anemia
54 52,9
5
2
5
0 47,1
48
46
44
Anemia (Hb<12 mg) Tidak anemia

(Hb>= 12mg)

Kejadian anemia
4.3.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini ada 3 variabel yang dilakukan

penggabungan sel dalam tabulasi silang, yaitu variabel tingkat pengetahuan

tentang anemia, tingkat konsumsi zat besi dan status gizi. Penggabungan sel

dilakukan supaya 3 variabel tersebut memenuhi syarat untuk uji statistik chi-

square.

Penggabungan tersebut meliputi:

1. Variabel tingkat pengetahuan tentang anemia dari tingkat pengetahuan tentang

anemia kurang, cukup dan baik menjadi tingkat pengetahuan tentang anemia

rendah (kurang) dan tinggi (penggabungan antara cukup dan baik).

2. Variabel tingkat konsumsi zat besi dari tingkat konsumsi zat besi defisit,

kurang, sedang dan baik menjadi tingkat konsumsi zat besi kurang

(penggabungan antara defisit dan kurang) dan tingkat konsumsi zat besi baik

(penggabungan antara kategori sedang dan baik.).

3. Variabel status gizi dari status gizi kurus, normal dan gemuk menjadi status gizi

tidak normal (penggabungan antara status gizi kurus dan gemuk) dan normal

4.3.2.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian

Anemia

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa frekuensi responden

dengan tingkat pendapatan keluarga rendah dan menderita anemia berjumlah 19

responden (61,3%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 12

responden (3 8,7%). Responden dengan tingkat pendapatan keluarga tinggi tetapi

menderita anemia berjumlah 14 responden (35,9%), sedangkan yang tidak

menderita anemia berjumlah 25 responden (64,1%).


Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat pendapatan

keluarga dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,03 5 (p < 0,05) yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian

anemia.

Tabel 19
Hubungan antara Tingkat Pendapatan keluarga dengan Kejadian Anemia
Pendapatan Kejadian Anemia Total P RP
keluarga Anemia % Tidak % %
Rendah 19 61,3 12 38,7 31 100,0 0,035 1,707
Tinggi 14 35,9 25 64,1 39 100,0

Sumber : Data penelitian tahun 2007


4.3.2.2 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang anemia dengan

Kejadian Anemia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan frekuensi responden dengan

tingkat pengetahuan tentang anemia rendah dan menderita anemia berjumlah 7

responden (3 8,9%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 11

responden (61,1%). Responden dengan tingkat pengetahuan tentang anemia tinggi

tetapi menderita anemia berjumlah 26 responden (50,0%), sedangkan yang

menderita anemia juga berjumlah 26 responden (50,0%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat

pengetahuan tentang anemia dengan variabel kejadian anemia diperoleh p = 0,416

(p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan secara signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia.

Tabel 20
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan Kejadian Anemia
Pengetahu Kejadian Anemia Total P RP
an Anemia % Tidak % %
Rendah 7 38,9 11 61,1 18 100,0 0,416 0,778
Tinggi 26 50,0 26 50,0 52 100,0

Sumber : Data penelitian tahun 2007

4.3.2.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan ibu dengan Kejadian Anemia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi ibu responden

yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan menderita anemia berjumlah 24

responden (57,1%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 18

responden (42,9%). Frekuensi ibu responden yang memiliki tingkat pendidikan

tinggi tetapi menderita anemia berjumlah 9 responden (32,1%), sedangkan yang

tidak menderita anemia berjumlah 19 responden (67,9%).

Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat pendidikan ibu

dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,040 (p <0,05) yang artinya ada hubungan

secara signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia.

Tabel 21
Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Anemia
Pendidikan Kejadian Anemia Total P RP
Ibu Anemia % Tidak % %
Rendah 24 57,1 18 42,9 42 100,0 0,040 1,778
Tinggi 9 32,1 19 67,9 28 100,0

Sumber : Data penelitian tahun 2007

4.3.2.4 Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian

Anemia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi responden

dengan tingkat konsumsi zat besi kurang dan menderita anemia berjumlah 27

responden (45,8%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 32

responden (54,2%). Responden dengan tingkat konsumsi zat besi baik tetapi
menderita anemia berjumlah 6 responden (54,5%), sedangkan yang tidak

menderita anemia berjumlah 5 responden (45,5%).

Uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat konsumsi zat besi

dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,592 (p > 0,05) yang artinya tidak ada

hubungan secara signifikan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian

anemia.

Tabel 22
Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia
Konsumsi Kejadian Anemia Total P RP
Fe Anemia % Tidak % %
kurang 27 45,8 32 54,2 59 100,0 0,592 0,839
Baik 6 54,5 5 45,5 11 100,0

Sumber : Data penelitian tahun 2007

4.3.2.5 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi responden

dengan status gizi tidak normal dan menderita anemia berjumlah 20 responden

(69,0%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 9 responden (31,0%).

Responden dengan status gizi normal tetapi menderita anemia berjumlah 13

responden (31,7%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 28

responden (68,3%).

Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel status gizi dengan

kejadian anemia diperoleh p = 0,002 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan secara

signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia.

Tabel 23
Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia
Status Gizi Kejadian Anemia Total P RP

Anemia % Tidak % %
Tidak 20 69,0 9 31,0 29 100,0 0,002 2,175
normal 13 31,7 28 68,3 41 100,0
Normal

Sumber : Data penelitian tahun 2007

4.3.2.6 Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian Anemia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi responden yang

sedang menstruasi dan menderita anemia berjumlah 14 responden (70,0%),

sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 6 responden (30,0%).

Responden yang tidak sedang menstruasi tetapi menderita anemia berjumlah 19

responden (38,0%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 31

responden 62,0%).

Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel menstruasi dengan

kejadian anemia diperoleh p = 0,015 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan secara

signifikan antara menstruasi dengan kejadian anemia.

Tabel 24
Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian Anemia
Menstruasi Kejadian Anemia Total P RP
Anemia % Tidak % %
Sedang 14 70,0 6 30,0 20 100,0 0,015 1,842
Tidak 19 38,0 31 62,0 50 100,0

Sumber : Data penelitian tahun 2007


4.3.2.7 Analisis Bivariat Keseluruhan
Tabel 25
Analisis Bivariat Keseluruhan
No Variabel p value RP CI

1 Pendapatan keluarga 0,035 1,707 1,067-7,495

2 Pengetahuan tentang anemia 0,416 0,778 0,213-1,897

3 Pendidikan ibu 0,040 1,778 1,034-7,661


4 Konsumsi zat besi 0,592 0,839 0,193-2,561

5 Status gizi 0,002 2,175 1,717-13,346

6 Kejadian menstrusi 0,015 1,842 1,250-11,597

Sumber : Data penelitian tahun 2007


4.4 Pembahasan

4.4.1 Variabel yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia

4.4.1.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian

Anemia

Ekonomi keluarga merupakan faktor mendasar yang akan mempengaruhi

segala aspek kehidupan. Tingkat ekonomi terkait langsung dengan daya beli

keluarga, baik daya beli terhadap makanan maupun daya beli terhadap pelayanan

kesehatan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara tingkat

pendapatan keluarga dengan kejadian anemia di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten .......... (p= 0,03 5 dan RP =1,707). Hal ini menunjukkan bahwa

responden dengan tingkat pendapatan keluarga yang rendah memiliki risiko 1,707

kali lebih besar untuk mengalami kejadian anemia.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yayuk Farida, dkk

(2004:70) yang menyatakan bahwa perubahan pendapatan secara langsung dapat

mempengaruhi perubahan konsumsi pangan keluarga. Meningkatnya pendapatan

berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas

yang lebih baik. Sebaliknya, penurunan pendapatan akan menyebabkan penurunan

dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang dibeli, yang dapat mengakibatkan

tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan zat gizi, salah satunya tidak terpenuhinya

kebutuhan tubuh akan zat besi, sehingga dapat berdampak timbulnya kejadian

anemia.

4.4.1.2 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Anemia


Tingkat pendidikan keluarga biasanya pendidikan ibu mempengaruhi status

kesehatan keluarga untuk mencapai status kesehatan keluarga sehat secara optimal

(Bapelkes, 2004:70).

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara tingkat

pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1

Kecamatan .........., Kabupaten .......... (p=0.040 dan RP=1,778). Hal ini

menunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu dengan tingkat pendidikan

rendah memiliki risiko 1,778 kali lebih besar untuk mengalami kejadian anemia.

Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Achmad Djaeni

(1996:35) yang menyatakan bahwa pendidikan ibu merupakan modal utama dalam

menunjang ekonomi keluarga, juga berperan dalam menyusun makanan keluarga,

serta pengasuhan dan perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan

rendah dikhawatirkan akan lebih sulit menerima informasi kesehatan khususnya

bidang gizi, sehingga tidak dapat menambah pengetahuan dan tidak mampu

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Semakin tinggi tingkat pendidikan formal diharapkan semakin tinggi pula

tingkat pendidikan kesehatannya, karena tingkat pendidikan kesehatan merupakan

bentuk intervensi terutama terhadap faktor perilaku kesehatan. Pendidikan

kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara

memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal

yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya

mencari pengobatan bila sakit dan sebagainya (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:9).

4.4.1.3 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia

Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih

tinggi termasuk zat besi (Depkes RI, 1998:1).


Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara status gizi

dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten .......... (p= 0,002 dan RP = 2,175). Hal ini menunjukkan bahwa

responden dengan status gizi tidak normal mempunyai risiko 2,175 kali lebih besar

untuk mengalami kejadian anemia.

Status gizi didapat orang dari nutrien yang diberikan kepadanya. Ada tiga

jenis kekurangan gizi, ada yang kurang secara kualitatif dan ada yang kurang

secara kuantitatif, serta kekurangan keduanya. Apabila kuantitas nutrient cukup,

tetapi kualitasnya kurang maka orang dapat menderita berbagai kekurangan

vitamin, mineral, protein dan lain-lainnya (Juli Soemirat, 1999:68). Masalah status

gizi pada remaja di Indonesia meliputi kurang zat gizi makro (karbohidrat, protein,

lemak) dan kurang zat gzi mikro (vitamin, mineral). Kurang zat gizi makro dan

mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus, berat badan turun, anemia dan mudah

sakit (Sub Din PKM Kab. Tangerang, www.gizinet.com).

Status gizi merupakan gambaran secara makro akan zat gizi tubuh kita,

termasuk salah satunya adalah zat besi. Dimana bila status gizi tidak normal

dikhawatirkan status zat besi dalam tubuh juga tidak baik. Sehingga dapat

dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya anemia.

Hasil penelitian ini ternyata bertentangan dengan hasil penelitian oleh Indah

Indriawati yang menyatakan tidak ada hubungan antara status gizi dengan anemia.

4.4.1.4 Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian Anemia

Remaja wanita membutuhkan zat besi yang digunakan untuk mengganti zat

besi yang hilang bersama darah menstruasi, disamping untuk menopang

pertumbuhan serta pematangan seksual.


Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara menstruasi dengan

kejadaian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupatean .......... (p= 0,015 dan RP= 1,842). Hal ini menunjukkan bahwa

responden yang sedang mengalami menstruasai mempunyai risiko 1,842 kali lebih

besar untuk mengalami kejadian anemia.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arisman (2004:146)

yang menyatakan bahwa remaja putri yang sudah mengalami menarche, jika darah

yang keluar selama menstruasi sangat banyak (banyak yang tidak sadar kalau darah

menstruasinya terlalu banyak) akan terjadi anemia defisiensi zat besi, karena

jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar 20-25 cc, jumlah ini

menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg/bulan, atau kirakira sama

dengan 0,4-0,5 mg/hari. Jika jumlah tersebut ditambah dengan kehilangan basal,

jumlah total zat besi yang hilang sebesar 1,25 mg/hari.

4.4.2 Variabel yang Tidak Berhubungan dengan Kejadian Anemia 4.4.2.1

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan Kejadian

Anemia

Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi

didasarkan pada kenyataan bahwa status gizi yang cukup adalah penting bagi

kesehatan dan kesejahteraan; setiap orang hanya akan cukup zat gizi jika makanan

yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk

pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi; serta ilmu gizi

memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan

pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo, 2003:25).

Meningkatkan ketrampilan setiap anggota masyarakat agar mampu

memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri adalah sangat penting.


Hal ini berarti bahwa masing-masing individu di dalam masyarakat seyogianya

mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara

pemeliharaan kesehatannya (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 :2 6).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata responden memiliki

tingkat pengetahuan tentang anemia yang tinggi yaitu sejumlah 52 responden atau

74,3 % dari total sampel. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara

tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri di

SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten .......... (p= 0,416).

Hasil penelitian ini ternyata bertentangan dengan teori yang dikemukakan

oleh Suhardjo (2003:25) yang menyatakan penyebab penting dari gangguan gizi

adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan

informasi terebut dalam kehidupan sehari-hari.

Tingkat pengetahuan tentang anemia yang tinggi tetapi tidak disertai

dengan perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak akan

berpengaruh pada keadaan gizi individu tersebut merupakan faktor penyebab tidak

ada hubungannya antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian

anemia di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

4.4.2.2 Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian

Anemia

Rendahnya intake zat besi kedalam tubuh yang berasal dari konsumsi zat

besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia.

Banyaknya zat besi yang ada dalam makanan yang kita makan yang dapat

dimanfaatkan oleh tubuh kita tergantung pada tingkat absorbsinya (Mery E Beck,

2000:197).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden

memiliki tingkat konsumsi zat besi kurang yaitu sejumlah 59 responden atau 84,3%

responden dari total sampel, dengan 27 responden yang menderita anemia,

sedangakan 32 responden tidak menderita anemia. Hasil uji statistik menyatakan

tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada

remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten .......... (p= 0,592).

Konsumsi protein hewani dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam

zat besi. Dengan rendahnya konsumsi protein maka dapat menyebabkan rendahnya

penyerapan zat besi oleh tubuh. Keadaan ini dapat mengakibatkan tubuh

kekurangan zat besi dan dapat menyebabkan anemia atau penurunan kadar Hb.

Rendahnya konsumsi zat besi responden antara lain disebabkan karena masih

rendahnya kemampuan keluarga responden untuk menyajikan sumber zat besi

khususnya protein hewani dalam menu makanan sehari-hari. Selain itu konsumsi

makanan responden yang masih monoton, kebiasaan responden mengkonsumsi mie

instan yang hampa zat gizi, kebiasaan responden moci (minum air teh) setelah

makan merupakan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya konsumsi dan

penyerapan zat besi dalam tubuh responden.

Tidak adanya hubungannya antara tingkat konsumsi zat besi dengan

kejadian anemia dalam penelitian ini antara lain disebabkan oleh masih rendahnya

penyerapan zat besi dalam tubuh (adanya kebiasaan minum teh setelah makan,

masih kurangnya konsumsi protein hewani) responden dan kurangnya waktu recall

konsumsi makanan.

Hasil penelitian yang menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat

konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1

Kecamatan .........., Kabupaten .......... ini ternyata hampir sama dengan hasil
penelitian Agustina Indika yang menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat

konsumsi zat besi dengan kadar Hb.

4.5 Kelemahan Penelitian

1.Pengumpulan data recall konsumsi makanan sangat mengandalkan ingatan

responden dan dapat menimbulkan bias karena kadang dapat dilebih-

lebihkan atau bisa juga dikurang-kurangi.

2.Kurangnya waktu recall konsumsi makanan responden.

3.Hasil konsumsi makanan hanya zat besi yang dianalisis, untuk peneliti

selanjutnya diharapkan zat-zat gizi lainnya yang juga berpengaruh terhadap

penyerapan zat besi dan kejadian anemia seperti protein, vitamin C,

vitamin B12, kebiasaan minum teh dan kopi setelah makan dan lainnya

diharapkan ikut dianalisis.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten .......... tahun 2007 dapat disimpulkan bahwa:

1.Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian anemia

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

2.Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan

kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

3.Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada

remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

4.Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian

anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan ..........,

Kabupaten ...........

5.Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri

di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

6.Ada hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri

di SMA Negeri 1 Kecamatan .........., Kabupaten ...........

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan adalah :

5.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten ..........


Hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam

upaya penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja putri di

Kabupaten ........... Supaya lebih luas dalam menyebarkan informasi tentang anemia

pada remaja putri, misalkan dengan melakukan penyuluhan di sekolah tentang hal-

hal yang berkaitan dengan kejadian anemia, yang dilaksanakan secara

berkesinambungan. DKK .......... dapat bekerja sama dengan UKS untuk melakukan

pemantauan status gizi dengan cara menimbang berat badan dan mengukur tinggi

badan siswi secara rutin.

5.2.2 Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya agar menambah waktu recall konsumsi makanan

untuk mengetahui konsumsi zat besi, supaya hasilnya lebih representatif dan

diharapkan juga dapat menganalisis zat-zat gizi selain zat besi yang dapat

mempengaruhi penyerapan zat besi dalam tubuh.

5.2.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES

Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES hendaknya dapat

berpartisipasi dalam upaya penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja

putri, misalnya dengan melakukan penyebaran informasi tentang anemia pada

remaja putrid, melalui penyuluhan tentang anemia pada remaja putri.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa Profesi Di Indonesia. Jakarta :
Dian Rakyat.
Anie Kurniawan. 2005. Remaja Putri di Kab. Tangerang Menderita Anemia:
http://www.gizi.net.com.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Hdup. Jakarta : EGC.
Arlinda Sari. 2004. Anemia Defisiensi Besi Pada Balita: http://www.google.com
Bambang Tri. 2007. Anemia Defisiensi Besi pada Anak Sekolah: http://www.suara
merdeka. com.
Bapelkes Salaman. 2000. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas.
Magelang : Podorejo Offset.
Depkes RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur
(WUS). Jakarta : Ditjen Gizi.
___________ . 1998. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri
Wanita Usia Subur dan Calon Pengantin. Jakarta : Depkes RI
. 1998. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur. Jakarta : Depkes RI.
DKK Kab. ........... 2006. Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Remaja
Putri/ WUS. .......... : DKK ...........
Dinkes Propinsi Jawa Timur dan IAKMI Pusat. 2000. Survei Data Dasar
Pengetahuan, sikap dan perilaku WUS tentang Anemia dan TTD Di 10
Lokasi SMPFA di Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Surabaya :
Dinkes Propinsi Jawa Timur dan IAKMI.
FIK Unnes. 2006. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1.
Semarang : Unnes.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Etisa Adi. 2006. Anemia Defisiensi Besi, Kekurangan Zat Besi.
http://www.suaramerdeka.com.
I Dewa Nyoman. S. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Juli Soemirat. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
Bupati ........... 2000. Instruksi Bupati .......... tentang Penanggulangan Anemia Gizi
Besi pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. ..........: Bupati ...........
Mary E. Beck. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungan dengan penyakit-penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
Med Ali,dkk. Siklus Menstruasi dan Gangguan Haid. Jakarta : FKUI
Mohamad Harli. 1999. Mengatasi Penyebab Anemia Kurang Besi:
http://www.indomedia.com.
Mohamad Sadikin. 2001. Biokimia Darah. Jakarta : Wydia Medika.
M. Sopiyudin Dahlan. 2004. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
PT ARKANS.
S.A Nugraheni, dkk. 2000. Info Anemia Gizi. Semarang: FKM Undip. Pandji
Anoraga. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Singgih Santoso. 2004. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sjahmin Moeji. 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas sinar
Sinanti.
Soekidjo Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Pusat :
Rineka Cipta.
. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta Pusat :
Rineka Cipta
Soetjingsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Sudigdo Sastroasmoro. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klnis. Jakarta :
Sagung Seto.
Suharjdo. 2003. Berbagai Cara Pendidiksn Gizi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta.
Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Ikapi.
Stanley Lemeshow. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press
Yayuk Farida, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya.
KUESIONER PENJARING
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1
KEC. .......... KAB........... T.A 2006/2007

Kode Responden :
Tanggal Wawancara :
Identitas Responden
1)Nama :
2)Umur :
3)Kelas :
4)Alamat :
Kecamatan :

Petunjuk pengisian kuesioner:


1. Bacalah petunjuk pengisian kuesioner
2. Sebelum menjawab pertanyaan, terlebih dahulu isilah identitas anda dengan
lengkap.
3. Bacalah masing-masing pertanyaan dengan teliti.
4. Jawablah pertanyaan dengan runtut dan jelas.
5. Berilah tanda lingkaran pada jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan
keadaan anda sebenarnya.
6. Jawablah semua pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan (kecuali ada
pengecualian).
7. Bila kurang jelas tanyakan langsung pada pewawancara.
8. Selamat mengisi dan terima kasih.
1. Apakah anda sudah mengalami menstruasi?
a.Sudah
b.Belum
2. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami keluhan nyeri perut
sebelah atas yang disertai rasa mual atau nyeri ulu hati?
a.Ya
b.Tidak
3. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami keluhan nyeri
lambung, perih, panas dan sakit pada perut serta rasa perut kosong dan lapar?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami keluhan buang air
besar yang sering (lebih dari 3 kali sehari), faeces cair dan berlendir?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami kehilangan darah
yang terlalu banyak (misal akibat trauma atau kecelakaan)?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami keluhan rasa gatal
yang hebat pada anus (biasanya pada malam hari), nafsu makan berkurang
dan berat badan menurun?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda sering demam dan menggigil?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda kos?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda seorang atlet?
a. Ya (Sebutkan....................................)
b. Tidak
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1
KEC. .......... KAB. .......... T.A 2006/2007
Kode Responden :
Tanggal Wawancara :
Pewawancara :
Jam Wawancara :

Petunjuk pengisian kuesioner:


9.Bacakan petunjuk pengisian kuesioner
10.Sebelum memulai pertanyaan, terlebih dahulu tanyakan dan catat identitas
responden dengan lengkap.
11.Bacakan masing-masing pertanyaan dengan teliti.
12.Jawablah pertanyaan dengan runtut dan jelas.
13.Berilah tanda lingkaran pada jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan
keadaan anda sebenarnya.
14.Jawablah semua pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan (kecuali ada
pengecualian).
15.Bila kurang jelas tanyakan langsung pada pewawancara.
16.Selamat mengisi dan terima kasih.
A. Identitas Responden
5)Nama :
6)Kelas :
7)Umur (Tanggal lahir) :
8)Alamat :
Kecamatan :
B. Karakteristik Orang Tua
5) Pekerjaan ayah
1.PNS 6. Buruh
2.ABRI 7. Pensiunan
3.Pegawai swasta 8. Tidak bekerja
4.Wiraswasta 9. Lain-lain, sebutkan...................
5. Petani
6) Pekerjaan inu
1.PNS 5. Buruh
2.Pegawai swasta 6. Pensiunan
3.Wiraswasta 7. Tidak bekerja/ IRT
4.Petani 8. Lain-lain, sebutkan...................
7) Jumlah anggota keluarga/anak yang ditanggung ortu, sebutkan......................
C. Pendapatan Keluarga
8) Pendapatan keluarga per bulan
Orang tua Ayah Ibu

Pendapatan/bulan (Rp)

D. Pengetahuan Tentang Anemia


9) Apakah itu anemia?
1.tidak tahu
2.Darah rendah
3.Kurang darah
4.Rendahnya kadar Hb dalam darah dibawah kadar normal
10) Apa salah satu penyebab seseorang dapat menderita anemia?
1.Tidak tahu
2.Kurang makan sayuran hijau
3.Kurang makan
4.Kurang makan makanan kaya zat besi

11) Kenapa remaja putri dan ibu hamil sering menderita anemia?
1.tidak tahu
2.Karena haid setiap bulan
3.Kurang mengkonsumsi makanan kaya besi
4.Kebutuhan wanita dan ibu hamil lebih tinggi dari pria
5.Jawaban No. 2-4
12) Apakah tanda-tanda anemia?
1.Tidak tahu
2.Lesu
3.Lemah
4.Letih
5.Lelah
6.Lalai
7.5L
13) Siapa yang sering menderita anemia?
1.Tidak Tahu
2.Remaja putra
3.Balita
4.Remaja Putri/Wanita Usia subur
5.Ibu Hamil
6.Orang tua
7.No 3-6
14) Bagaimana cara mencegah seseorang agar tidak menderita anemia?
1.Tidak Tahu
2.Banyak mengkonsumsi makanan protein hewani
2.Banyak makan sayuran hijau
3.Minum tablet tambah darah
4.Banyak makan sayuran hijau dan protein hewani
5.Menjawab No 2- 4
15) Apa yang dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh?
1. Tidak tahu
2.Vitamin C, air jeruk
3.Teh
4.Kopi
5.Susu
6.Menjawab No 3-5
16) Bahan makanan kaya zat besi yang lebih mudah diserap tubuh?
1.tidak tahu
2.Daging, ikan
3.Kangkung, bayam, tempe, tahu
17) Penyakit apa yang dapat menyebabkan terjadinya anemia?
1.Tidak tahu
2.Demam, hemofilia
3.Malaria, cacingan
E. Pendidikan Ibu
18) Apa pendidikan terakhir ibu anda?
1.Tidak sekolah
2.Tidak tamat SD
3.Tamat SD
4.Tamat SMP
5.Tamat SMA
6.Tamat Akademik (D1. D2, D3)
7.Tamat Perguruan Tinggi (S1, S2, S3)
F. Konsumsi Zat Besi
19) Formulir Recall 2x24 Jam
Petunjuk pengisian:
- Tanyakan dan catat semua makanan, buah, snack yang responden konsumsi
(makan) dan minuman yang diminum pada 2 hari secara berselang-seling,
bila antara hari tersebut responden berpuasa maka tanyakan konsumsi pada
hari sebelum responden berpuasa.
- Kemudian tanyakan jenis bahan makanan yang menyusun

masakan/makanan tersebut (contoh: nama masakan sayur sop, bahan

makanan penyusun: wortel, kentang, kubis. Nama minuman teh manis,

bahan penyusun gula pasir dll).

- Tanyakan dan catat seberapa banyak responden mengkonsumsinya dalam

ukuran rumah tangga : sendok, piring, butir, potong, gelas dll (contoh: nasi

sebanyak 1 piring, tempe 1 potong, gula 1 sendok makan).

- Tanyakan secara detail dan lengkap jangan sampai ada yang terlewatkan.

Hari Waktu Nama Masakan jenis bahan Ukuran


Makan & Minuman makanan URT Gram
I. Makan
Pagi

Makanan
selingan
(snack)

Makan
Siang
Makanan
selingan
(Snack)

Makan
malam

II. Makan
Pagi

Makanan
selingan
(Snack)
Makan
Siang

Makanan
selingan
(Snack)

Makan
malam
G. Kebiasaan Makan (penunjang)
20) Berapa kali frekuensi makan dalam sehari?
1.1 kali sehari
1.2 kali sehari
2.3 kali sehari
21) Apakah ada pantangan terhadap makanan tertentu?
1.Ya, (sebutkan........................................................)
2.tidak
22) Apakah anda melakukan diet penurunan berat badan/untuk menjaga
bentuk tubuh agar tetap langsing?
1.Ya, sebutkan caranya.............................................
2.Tidak
23) Apakah anda setiap hari mengkonsumsi buah kaya Vitamin C (jeruk, nanas
dll)?
1.Tidak (Lanjutkan ke pertanyaan No. 25).
2.Ya
24) Apakah anda setiap hari mengkonsumsi sayuran hijau?
1.Tidak
2.Ya
25) Apakah anda setiap hari mengkonsumsi protein hewani?
1.Tidak
2.Ya
H. Status Gizi
26) Hasil pengukuran :
Berat Badan : Kg
Tinggi Badan : Cm = Meter
( )

IMT = 2

BB Kg = TB m
()
1.Kurus : IMT 18,5
2.Normal : IMT >18,5 25,0

3. Gemuk : IMT > 25,0


I. Aktivitas Fisik
27) Recall Aktivitas
Petunjuk pengisian :
- Tanyakan dan catat aktivitas sehari-hari responden dari bangun tidur sampai
tidur kembali dan lama aktivitas yang dilakukan responden ( isi daftar
dibawah)
- Bila jenis aktivitas yang tercantum dibawah kurang lengkap, mahon untuk
dilengkapi.
No Waktu Kegiatan Lama
(Jam)
Menit Jam
Bangun tidur
Bantu-bantu di rumah (sebutkan)
Mandi, makan pagi
Berangkat
Jalan kaki
Naik sepeda

i. Motor/ angkutan umum/ mobil

pribadi
Belajar di sekolah
Isrirahat di sekolah
Pulang sekolah
Makan siang
Tidur
Nonton TV
Nyuci baju
Nyuci piring
Menyapu
Kegiatan ekstrakulikuler

No Waktu Kegiatan Lama


(Jam)
Menit Jam
Les mata pelajaran Olahraga

Santai di rumah Mandi

Makan malam

Belajar di rumah Tidur


J. Menstruasi
28) Apakah ketika dilakukan pemeriksaan Hb anda sedang menstruasi?
1.Tidak
2.Ya
29) Bagaimana frekuensi menstruasi anda?
1.2-3 bulan sekali
2.Sebulan dua kali
3.Sebulan sekali
30) Berapa hari lama menstruasi anda?
1.< 3 hari
2.>7 hari
3.3-7 hari
K. Kejadian Anemia
31) Hasil pemeriksaan Hb: g%
1.Anemia : Hb < 12 g %
2.Tidak anemia : Hb 12 g %

TERIMA KASIH
Lampiran 6

Rekap Skoring Uji Coba Kuesioner Pengetahuan

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TOTAL
R1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7
R2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17
R3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
R4 1 1 2 2 1 2 1 1 1 12
R5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7
R6 1 1 1 1 0 2 1 1 0 8
R7 1 1 1 2 2 2 1 2 0 12
R8 1 1 1 2 2 2 1 2 0 12
R9 1 1 2 2 0 2 1 2 2 13
R10 1 1 1 1 1 2 1 1 1 10
R11 1 1 2 2 2 2 1 2 1 14
R12 1 2 1 2 2 2 1 2 1 14
R13 1 1 2 2 2 2 1 2 2 15
R14 1 1 2 2 1 2 1 2 0 12
R15 1 1 2 0 1 2 2 2 1 12
R16 1 2 1 2 1 2 1 2 0 12
R17 1 1 2 2 1 2 2 2 1 14
R18 1 2 2 2 2 2 2 2 1 16
R19 1 1 2 2 1 1 1 2 0 11
R20 1 1 2 2 2 2 1 1 1 13
Lampiran 7

Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan tentang Anemia


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded a 0 .0
Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Correlations
Correlations
Total

Sig. (2-tailed) .007


N 20
P2 Pearson Correlation .589**
Sig. (2-tailed) .006
N 20
P3 Pearson Correlation .622**
Sig. (2-tailed) .003
N 20
P4 Pearson Correlation .639**
Sig. (2-tailed) .002
N 20
P5 Pearson Correlation .686**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
P6 Pearson Correlation .599**
Sig. (2-tailed) .005
N 20
P7 Pearson Correlation .589**
Sig. (2-tailed) .006
N 20
P8 Pearson Correlation .668**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
P9 Pearson Correlation .675**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) .
N 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level

Lampiran 8

Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan tentang Anemia


Case Processing Summary
N %

Excluded a 0 .0
Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics
Item Statistics

Mean Std. Deviation N


P1 1.10 .308 20
P2 1.25 .444 20
P3 1.60 .503 20
P4 1.65 .671 20
P5 1.30 .733 20
P6 1.85 .366 20
P7 1.25 .444 20
P8 1.70 .470 20
P9 .75 .716 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's


Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted

P2 11.20 7.432 .478 .774


P3 10.85 7.187 .500 .770
P4 10.80 6.695 .473 .776
P5 11.15 6.345 .516 .772
P6 10.60 7.621 .510 .773
P7 11.20 7.432 .478 .774
P8 10.75 7.145 .565 .763
P9 11.70 6.432 .507 .773

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


12.45 8.787 2.964 9

Lampiran 9

REKAP DATA HASIL PENELITIAN


Pekerjaan Jumlah Perkapita Kab...........
No-R Kelas Umur Pekerjaan Ayah
Ibu anak (UMR/4)
1 X.1 15 Wiraswasta IRT 1 126250
2 X.2 16 Wiraswasta wiraswasta 3 126250
3 X.2 15 PNS IRT 3 126250
4 X.2 16 Wiraswasta wiraswasta 5 126250
5 X.2 17 petani wiraswasta 2 126250
6 X.2 16 CPNS wiraswasta 2 126250
7 X.3 16 CPNS IRT 3 126250
8 X.3 16 Wiraswasta wiraswasta 2 126250
9 X.3 15 Lain-lain Petani 3 126250
10 X.3 17 petani Petani 5 126250
11 X.3 17 Lain-lain Buruh 1 126250
12 X.4 16 Petani IRT 2 126250
13 X.4 15 Petani wiraswasta 2 126250
14 X.4 17 Buruh PNS 3 126250
15 X.4 16 Petani IRT 4 126250
16 X.4 17 Lain-lain IRT 2 126250
17 X.4 16 Wiraswasta wiraswasta 5 126250
18 X.5 16 PNS Lain-lain 4 126250
19 X.5 17 PNS IRT 2 126250
20 X.5 16 Wiraswasta IRT 2 126250
21 X.5 15 Tidak bekerja PNS 3 126250
22 XI.A1 17 Lain-lain IRT 6 126250
23 XI.A1 16 Buruh IRT 3 126250
24 XI.A1 17 Lain-lain IRT 4 126250
25 XI.A1 17 Lain-lain IRT 1 126250
26 XI.A1 17 Petani petani 5 126250
27 XI.A2 17 Wiraswasta IRT 1 126250
28 XI.A2 17 Lain-lain wiraswasta 2 126250
29 XI.A2 17 Wiraswasta wiraswasta 3 126250
30 XI.A2 16 Buruh wiraswasta 1 126250
31 XI.S1 17 petani petani 2 126250
32 XI.S1 17 Lain-lain IRT 1 126250
33 XI.S1 18 Lain-lain IRT 2 126250
34 XI.S1 17 PNS IRT 2 126250
35 XI.S1 16 PNS IRT 4 126250
36 XI.S1 17 Lain-lain IRT 2 126250
37 XI.S2 17 petani petani 4 126250
38 XI.S2 18 petani petani 3 126250
39 XI.S2 18 petani IRT 4 126250
40 XI.S2 17 Buruh Lain-lain 2 126250
41 XI.S2 18 petani petani 1 126250
42 XII.A1 17 Lain-lain IRT 3 126250
43 XII.A1 18 Lain-lain IRT 3 126250
No-R Kelas Umur Pekerjaan Ayah Pekerjaan Jumlah Perkapita Kab...........
44 XII.A1 17 Pedagang Ibu
IRT anak4 (UMR/4)
126250
45 XII.A1 18 Lain-lain Buruh 3 126250
46 XII.A2 17 Lain-lain IRT 3 126250
47 XII.A2 18 petani wiraswasta 2 126250
48 XII.A2 17 Wiraswasta IRT 1 126250
49 XII.A2 17 petani petani 1 126250
50 XII.A2 18 Wiraswasta IRT 1 126250
51 XII.S1 18 Wiraswasta IRT 3 126250
52 XII.S1 18 Petani IRT 2 126250
53 XII.S1 17 petani IRT 1 126250
54 XII.S1 17 Lain-lain IRT 2 126250
55 XII.S1 18 Lain-lain IRT 4 126250
56 XII.S2 17 Lain-lain IRT 1 126250
57 XII.S2 17 Wiraswasta IRT 2 126250
58 XII.S2 18 Buruh IRT 2 126250
59 XII.S2 17 Lain-lain IRT 3 126250
60 XII.S2 17 petani IRT 3 126250
61 X.1 16 Lain-lain IRT 2 126250
62 X.1 16 Buruh IRT 3 126250
63 X.1 17 Buruh IRT 3 126250
64 X.1 16 Buruh Buruh 1 126250
65 X.1 17 Lain-lain wiraswasta 1 126250
66 X.2 16 wiraswasta wiraswasta 2 126250
67 X.2 16 wiraswasta wiraswasta 2 126250
68 X.2 17 Lain-lain IRT 3 126250
69 X.2 16 Buruh IRT 4 126250
70 X.2 16 Wiraswasta IRT 2 126250

R keluarga/bln keluarga Pengetahuan Pengetahuan awal pengetahuan


(perkapita) penggab
1 450.000 150.000 1 16 89 2 1
2 1.000.000 200.000 1 15 83 2 1
3 2.000.000 400.000 1 9 50 0 0
4 500.000 71.429 0 12 67 1 1
5 750.000 187.500 1 14 78 1 1
6 1.000.000 250.000 1 12 67 1 1
7 500.000 100.000 0 11 61 1 1
8 750.000 187.500 1 13 72 1 1
9 1.000.000 200.000 1 11 61 1 1
10 650.000 92.857 0 11 61 1 1
11 450.000 150.000 1 12 67 1 1
12 500.000 125.000 0 14 78 1 1
13 800.000 200.000 1 11 61 1 1
14 1.000.000 200.000 1 14 78 1 1
15 500.000 83.333 0 11 61 1 1
16 1.000.000 250.000 1 11 61 1 1
17 525.000 75.000 0 15 83 2 1
18 1.500.000 250.000 1 14 78 1 1
19 1.500.000 375.000 1 12 67 1 1
20 500.000 125.000 0 11 61 1 1
21 1.500.000 300.000 1 12 67 1 1
22 700.000 87.500 0 12 67 1 1
23 300.000 60.000 0 12 67 1 1
24 700.000 116.667 0 11 61 1 1
25 700.000 233.333 1 12 67 1 1
26 530.000 75.714 0 11 61 1 1
27 1.000.000 333.333 1 12 67 1 1
28 450.000 112.500 0 13 72 1 1
29 500.000 100.000 0 12 67 1 1
30 900.000 300.000 1 13 72 1 1
31 400.000 100.000 0 12 67 1 1
32 2.500.000 833.333 1 11 61 1 1
33 700.000 175.000 1 10 56 0 0
34 1.500.000 375.000 1 10 56 0 0
35 1.200.000 200.000 1 10 56 0 0
36 500.000 125.000 0 8 44 0 0
37 600.000 100.000 0 8 44 0 0
38 600.000 120.000 0 7 39 0 0
39 500.000 83.333 0 14 78 1 1
40 750.000 187.500 1 10 56 0 0
41 350.000 116.667 0 14 78 1 1
42 650.000 130.000 1 8 44 0 0
43 800.000 160.000 1 11 61 1 1
44 750.000 125.000 0 13 72 1 1
45 500.000 100.000 0 12 67 1 1
46 1.000.000 200.000 1 10 56 0 0
Pendapatan Coding
No- Pendapatan keluarga Jumlah skor % Coding pengetahuan
Coding
R keluarga/bln (perkapita) Pengetahuan Pengetahuan awal penggab
47 300.000 75.000 0 9 50 0 0
48 545.000 18 1.667 1 12 67 1 1
49 600.000 200.000 1 10 56 0 0
50 650.000 216.667 1 12 67 1 1
51 500.000 100.000 0 6 33 0 0
52 450.000 112.500 0 11 61 1 1
53 500.000 166.667 1 7 39 0 0
54 475.000 118.750 0 14 78 1 1
55 1.500.000 250.000 1 12 67 1 1
56 700.000 233.333 1 13 72 1 1
57 1.000.000 250.000 1 15 83 2 1
58 550.000 137.500 1 7 39 0 0
59 400.000 80.000 0 13 72 1 1
60 500.000 100.000 0 8 44 0 0
61 650.000 162.500 1 12 67 1 1
62 650.000 130.000 1 14 78 1 1
63 400.000 80.000 0 11 61 1 1
64 600.000 200.000 1 13 72 1 1
65 400.000 133.333 1 7 39 0 0
66 2.000.000 500.000 1 14 78 1 1
67 300.000 75.000 0 12 67 1 1
68 1.000.000 200.000 1 12 67 1 1
69 500.000 83.333 0 9 50 0 0
70 500.000 125.000 0 11 61 1 1

coding Konsumsi
Pendidikan pendidikan Konsumsi Fe rata- BB
No-R TB BB AKG
Ibu ibu Fe 2 hari rata ideal
1 SMP 1 7,25 3,63 159,1 44 46 18,17
2 SMP 1 9,26 4,63 159,5 48 50 24,00
3 PT 1 29,60 14,00 159 44 46 18,17
TDK TMT
4 0 35,40 17,70 154,2 44 50 22,00
5 SD 0 6,68 3,34 155 55 50 27,50
6 SMA 1 45,20 22,60 151 54 50 27,00
7 PT 1 40,10 20,05 147,5 49 50 24,50
8 SD 0 15,10 7,55 156,5 52 50 26,00
9 SMP 1 33,60 16,80 154,6 48 46 19,83
TDK
10 0 9,17 4,59 154 39 50 19,50
SKLH
11 SD 0 7,86 3,93 164,4 60 50 30,00
12 SD 0 38,70 19,35 154,8 48 50 24,00
13 PT 1 11,80 5,90 157,5 46 46 19,00
TDK TMT
14 0 6,22 3,11 155,5 47 50 23,50
TDK TMT
15 0 6,75 3,38 160 41 50 20,50
16 SD 0 8,43 4,22 153 41 50 20,50
17 SD 0 4,99 2,50 155 49 50 24,50
18 SMP 1 4,82 2,41 150 41 50 20,50
19 SMP 1 11,50 5,75 155 29,5 50 14,75
20 SD 0 3,00 1,50 153 41 50 20,50
21 PT 1 8,83 4,42 153 47 46 19,41
TDK TMT
22 0 32,50 15,50 153 40 50 20,00
TDK TMT
23 0 35,00 17,50 152 48 50 24,00
24 SMP 1 7,54 3,77 142 39 50 19,50
TDK
25 0 2,97 1,49 154,5 50 50 25,00
SKLH
26 SD 0 9,82 4,91 150 42 50 21,00
27 SMA 1 40,30 20,15 153 50 50 25,00
28 SD 0 6,88 3,44 159,5 46 50 23,00
29 SD 0 7,52 3,76 154,5 49 50 24,50
30 SMP 1 33,90 16,95 145,5 42 50 21,00
31 SD 0 32,90 16,45 147,5 41 50 20,50
32 SD 0 7,00 3,50 157,5 49 50 24,50
33 SMP 1 5,10 2,55 149 58 50 29,00
34 SMP 1 10,80 5,40 151 56 50 28,00
35 SD 0 5,83 2,92 152,5 43 50 21,50
36 SMA 1 11,70 5,85 163 71 50 35,50
TDK
37 0 9,38 4,69 157 64 50 32,00
SKLH
TDK TMT
38 0 5,32 2,66 152,7 37 50 18,50
39 SD 0 5,24 2,62 158,3 52 50 26,00
40 SD 0 5,34 2,67 50 20,00
No-R Pendidikan coding Konsumsi Konsumsi TB BB BB AKG
41 Ibu
SD pendidikan0 Fe 2 7,01
hari Fe rata-
3,51 ideal
50 21,00
155,6
(Cm) 42
(Kg)
42 SD 0 8,74 4,37 152,5 55 50 27,50
43 SMP 1 9,18 4,59 150 43 50 21,50
44 SD 0 6,79 3,40 161,5 50 50 25,00
45 SMA 1 7,29 3,65 156,9 45 50 22,50
46 TDK TMT 0 7,12 3,56 156,4 40 50 20,00
47 SMP 1 8,10 4,05 153,9 46 50 23,00
48 SMA 1 31,87 15,94 157,8 39 50 19,50
49 SD 0 7,58 3,79 157 50 50 25,00
50 SD 0 37,00 18,50 154 46 50 23,00
51 SD 0 5,26 2,63 160 52 50 26,00
52 TDK TMT 0 4,97 2,49 163 49 50 24,50
53 SMP 1 6,72 3,36 147 40 50 20,00
54 SD 0 5,01 2,51 144,5 39 50 19,50
55 SD 0 9,15 4,58 152,5 51 50 25,50
56 SMP 1 8,94 4,47 150,2 44 50 22,00
57 SD 0 7,02 3,51 152,5 51 50 25,50
58 SMP 1 6,59 3,30 158 48 50 24,00
59 SMP 1 4,93 2,47 160 50 50 25,00
60 SMP 1 8,73 4,37 155,5 49 50 24,50
61 SMA 1 6,91 3,46 157 49 50 24,50
62 SD 0 7,99 4,00 151 42 50 21,00
63 SMP 1 33,20 16,60 149,5 40 50 20,00
64 TDK TMT 0 7,98 3,99 154,5 48 50 24,00
65 SD 0 6,17 3,09 162,5 47 50 23,50
66 SD 0 8,14 4,07 147 42 50 21,00
67 SD 0 8,84 4,42 155 43 50 21,50
68 SD 0 7,51 3,76 152 46 50 23,00
69 TDK TMT 0 5,36 2,68 158,5 53 50 26,50
70 SMA 1 8,73 4,37 154,2 66 50 33,00

Coding % Coding Status Coding


% Tingkat Tingkat Konsumsi Fe gizi Coding status gizi
No-R
Konsumsi Fe konsumsi Fe penggab (IMT) status gizi penggab
1 19,95 0 0 17,4 0 0
2 19,29 0 0 18,9 1 1
3 77,03 1 0 17,4 0 0
4 80,45 2 1 18,5 0 0
5 12,15 0 0 22,9 1 1
6 83,70 2 1 23,7 1 1
7 81,84 1 1 22,5 1 1
8 29,04 0 0 21,2 1 1
9 84,74 2 1 20,1 1 1
10 23,51 0 0 16,4 0 0
11 13,10 0 0 22,2 1 1
12 80,63 2 1 20,0 1 1
13 31,05 0 0 18,5 0 0
14 13,23 0 0 19,4 1 1
15 16,46 0 0 16,0 0 0
16 20,56 0 0 17,5 0 0
17 10,18 0 0 20,4 1 1
18 11,76 0 0 18,2 0 0
19 38,98 0 0 12,3 0 0
20 7,32 0 0 17,5 0 0
21 22,74 0 0 20,1 1 1
22 77,50 1 0 17,1 0 0
23 72,92 1 0 20,8 1 1
24 19,33 0 0 19,3 1 1
25 5,94 0 0 20,9 1 1
26 23,38 0 0 18,7 1 1
27 80,60 2 1 21,4 1 1
28 14,96 0 0 18,1 0 0
29 15,35 0 0 20,5 1 1
30 80,71 2 1 19,8 1 1
31 80,24 2 1 18,8 1 1
32 14,29 0 0 19,8 1 1
33 8,79 0 0 26,1 2 0
34 19,29 0 0 24,6 1 1
35 13,56 0 0 18,5 0 0
36 16,48 0 0 26,7 2 0
37 14,66 0 0 26,0 2 0
38 14,38 0 0 15,9 0 0
39 10,08 0 0 20,8 1 1
40 13,35 0 0 17,9 0 0
41 16,69 0 0 17,3 0 0
42 15,89 0 0 23,6 1 1
43 21,35 0 0 19,1 1 1
44 13,58 0 0 19,2 1 1
45 16,20 0 0 18,3 0 0
46 17,80 0 0 16,4 0 0
No-R % Konsumsi Coding Coding Status Coding Coding
47 Fe
17,61 konsumsi Fe0 Konsumsi Fe0 gizi
19,4 status gizi1 status gizi1

48 81,72 2 1 15,7 0 0
49 15,16 0 0 20,3 1 1
50 80,43 2 1 19,4 1 1
51 10,12 0 0 20,3 1 1
52 10,14 0 0 18,4 0 0
53 16,80 0 0 18,5 0 0
54 12,85 0 0 18,7 1 1
55 17,94 0 0 21,9 1 1
56 20,32 0 0 19,5 1 1
57 13,76 0 0 21,9 1 1
58 13,73 0 0 19,2 1 1
59 9,86 0 0 19,5 1 1
60 17,82 0 0 20,3 1 1
61 14,10 0 0 19,9 1 1
62 19,02 0 0 18,4 0 0
63 83,00 2 1 17,9 0 0
64 16,63 0 0 20,1 1 1
65 13,13 0 0 17,8 0 0
66 19,38 0 0 19,4 1 1
67 20,56 0 0 17,9 0 0
68 16,33 0 0 19,9 1 1
69 10,11 0 0 21,1 1 1
70 13,23 0 0 27,8 2 0

Coding kejadian Kejadian Coding kejadian


No-R Kejadianmenstruasi
menstruasi anemia (Hb) anemia
1 tdk menstruasi 1 11,8 0
2 mestruasi 0 16,2 1
3 tdk menstruasi 1 11,9 0
4 tdk menstruasi 1 11,7 0
5 tdk menstruasi 1 14,1 1
6 mestruasi 0 16,9 1
7 tdk menstruasi 1 9,5 0
8 tdk menstruasi 1 13,6 1
9 tdk menstruasi 1 15,5 1
10 menstruasi 0 14,3 1
11 tdk menstruasi 1 17,3 1
12 tdk menstruasi 1 13,5 1
13 tdk menstruasi 1 13,7 1
14 menstruasi 0 16,9 1
15 menstruasi 0 9 0
16 menstruasi 0 11,4 0
17 menstruasi 0 10,8 0
18 tdk menstruasi 1 11,5 0
19 tdk menstruasi 1 14,3 1
20 menstruasi 0 8,7 0
21 tdk menstruasi 1 14,4 1
22 menstruasi 0 10,8 0
23 tdk menstruasi 1 11,2 0
24 tdk menstruasi 1 13,9 1
25 tdk menstruasi 1 16,1 1
26 menstruasi 0 11,8 0
27 tdk menstruasi 1 11,6 0
28 menstruasi 0 11 0
29 tdk menstruasi 1 11,5 0
30 menstruasi 0 10,7 0
31 tdk menstruasi 1 13,2 1
32 menstruasi 0 12,6 1
33 tdk menstruasi 1 13,5 1
34 tdk menstruasi 1 13,3 1
35 tdk menstruasi 1 11,8 0
36 tdk menstruasi 1 14,7 1
37 tdk menstruasi 1 14,1 1
38 tdk menstruasi 1 11,5 0
39 menstruasi 0 10,5 0
40 tdk menstruasi 1 15,8 1
41 tdk menstruasi 1 11,2 0
42 tdk menstruasi 1 12,9 1
43 tdk menstruasi 1 12,1 1
44 tdk menstruasi 1 13,3 1
45 tdk menstruasi 1 11,8 0
46 tdk menstruasi 1 11,1 0
No-R Kejadianmenstruasi Coding kejadian Kejadian Coding kejadian
47 tdk menstruasi menstruasi1 anemia (Hb)
13,1 anemia1

48 tdk menstruasi 1 11,1 0


49 tdk menstruasi 1 10,8 0
50 tdk menstruasi 1 11,1 0
51 tidak menstruai 1 16,2 1
52 menstruasi 0 10,4 0
53 tdk menstruasi 1 12 1
54 tdk menstruasi 1 11,1 0
55 tdk menstruasi 1 9,2 0
56 tdk menstruasi 1 13,1 1
57 tdk menstruasi 1 12 1
58 tdk menstruasi 1 15 1
59 tdk menstruasi 1 13,6 1
60 tdk menstruasi 1 13,8 1
61 tdk menstruasi 1 13,4 1
62 tdk menstruasi 1 11,5 0
63 tdk menstruasi 1 14,6 1
64 menstruasi 0 14,8 1
65 menstruasi 0 10 0
66 tdk menstruasi 1 12,7 1
67 menstruasi 0 10,7 0
68 tdk menstruasi 1 13,5 1
69 menstruasi 0 10,9 0
70 menstruasi 0 10,4 0
Lampiran 10
Analisis Data Hasil Penelitian
1. Variabel Tingkat Pendapatan Keluarga
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat pendapatan
keluargavresponde 70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
n
Descriptives

Statistic Std. Error


Tingkat pendapatan Mean 177624,99 14181,179
keluargavresponden 95% Confidence Lower Bound 149334,31
Interval for Mean Upper Bound 2059
15,66
5% Trimmed Mean 162999,79
Median 143750,00
Variance 1,4E+10
Std. Deviation 118648,3
Minimum 60000
Maximum 833333
Range 773333
Interquartile Range 100000
Skewness 2,974 ,287
Kurtosis 13,142 ,566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.Wilk Statistic df Sig.
Tingkat pendapatan
keluargavresponde
n ,197 70 ,000 ,732 70 ,000

a. Lilliefors Significance Correction


Tingkat pendapatan keluarga responden * Kejadian anemia pada responden

Crosstab

Kejadian anemia pada


responden
Anemia (Hb Tdk anemia Total
(Hb >=12
<12 mg) mg)
keluarga respondeExpected Count 14,6 16,4 31,0
% within Tingkat
pendapatan 61,3% 38,7% 100,0%
keluarga responden
% within Kejadian 57,6% 32,4% 44,3%
anemia pada
% of Total
respond 27,1% 17,1% 44,3%
Tinggi (>= 126.25 Count 14 25 39
Expected Count 18,4 20,6 39,0
% within Tingkat
pendapatan 35,9% 64,1% 100,0%
keluarga responden
% within Kejadian 42,4% 67,6% 55,7%
anemia pada
% of Total
respond 20,0% 35,7% 55,7%
Total Count 33 37 70
Expected Count 33,0 37,0 70,0
% within Tingkat
pendapatan 47,1% 52,9% 100,0%
keluarga responden
% within Kejadian 100,0% 100,0% 100,0%
anemia pada
% of Total
respond 47,1% 52,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)

Continuity Correction a 3,508 1 ,061


Likelihood Ratio 4,511 1 ,034
Fisher's Exact Test ,053 ,030
Linear-by-Linear 4,405 1 ,036
Association
N of Valid Cases 70

a.Computed only for a 2x2 table


0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,253 ,035


Contingency Coefficient ,245 ,035
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Tingkat pendapatan
2,827 1,067 7,495
keluarga responden

Tinggi (>= 126.250))


For cohort Kejadian
anemia pada 1,707 1,031 2,827
= Anemia (Hb <12 mg)
responden
For cohort Kejadian
,604 ,366 ,997
anemia pada
responden = Tdk
N of Valid
anemia (HbCases
>=12 mg) 70

2. Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat pengetahuan 70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
tentang anemi respond
Descriptives

Statistic Std. Error

tentang anemi responden 95% Confidence Lower Bound 60,74


Interval for Mean Upper Bound 66,55

5% Trimmed Mean 63,94


Median 67,00
Variance 148,291
Std. Deviation 12,177
Minimum 33
Maximum 89
Range 56
Interquartile Range 16
Skewness -,496 ,287
Kurtosis -,021 ,566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat pengetahuan ,157 70 ,000 ,951 70 ,008
tentang anemi
responden
a. Lilliefors Significance Correction
Sebelum Penggabungan Sel

Tingkat pengetahuan remaja tentang anemia * Kejadian anemia pada


responden

Crosstab
Kejadian anemia pada
responden
Anemia (Hb Tdk anemia
<12 mg) (Hb >=12 mg) Total

remaja Expected Count 8,5 9,5 18,0


tentang % within Tingkat
anemia pengetahuan remaja 38,9% 61,1% 100,0%
tentang anemia
% within Kejadian anemia 21,2% 29,7% 25,7%
pada responden
% of Total 10,0% 15,7% 25,7%
Cukup (60-80%) Count 24 24 48
Expected Count 22,6 25,4 48,0
% within Tingkat
pengetahuan remaja 50,0% 50,0% 100,0%
tentang anemia
% within Kejadian anemia 72,7% 64,9% 68,6%
pada responden
% of Total 34,3% 34,3% 68,6%
Baik (>80%) Count 2 2 4
Expected Count 1,9 2,1 4,0
% within Tingkat
pengetahuan remaja 50,0% 50,0% 100,0%
tentang anemia
% within Kejadian anemia 6,1% 5,4% 5,7%
pada responden
% of Total 2,9% 2,9% 5,7%
Total Count 33 37 70
Expected Count 33,0 37,0 70,0
% within Tingkat
pengetahuan remaja 47,1% 52,9% 100,0%
tentang anemia
% within Kejadian anemia 100,0% 100,0% 100,0%
pada responden
% of Total 47,1% 52,9% 100,0%
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square ,662a 2 ,718
Likelihood Ratio ,668 2 ,716
Linear-by- ,527 1 ,468
Linear
N of Valid Cases
Association 70

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,89.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,097 ,718


Contingency Coefficient ,097 ,718
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for Tingkat
pengetahuan remaja a
tentang anemia
(Kurang (<60%) /
Cukup (60-80%))
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.
Setelah Penggabungan Sel

Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia penggab sel * Kejadian


anemia pada responden

gkat pengetahuan
remaja putri tentang anemia penggab sel * Kejadian anemia pada
responden Crosstabulati

Kejadian anemia pada


responden
Anemia (Hb Tdk anemia Total
<12 mg) (Hb >=12 mg)
Tingkat pengetahuan Rendah ( kurang <60%) Count 7 11 18

remaja putri tentang Expected Count 8,5 9,5 18,0

anemia penggab sel % within Tingkat 38,9% 61,1% 100,0

pengetahuan remaja 21,2% 29,7% %


putri tentang
10,0% 15,7% 25,7%
anemia penggab sel
Tinggi (Cukup+baik Count 26 26 52
25,7%
>=60%) Expected Count 24,5 27,5 52,0

% within Tingkat 50,0% 50,0% 100,0


pengetahuan remaja
putri tentang 78,8% 70,3% %
anemia penggab sel
37,1% 37,1% 74,3%
Total Count 33 37 70
74,3%
Expected Count 33,0 37,0 70,0

% within Tingkat
47,1% 52,9 100,0%
pengetahuan remaja
putri tentang 100,0 % 100,0%
anemia penggab sel
% 100,0 100,0%

47,1% %
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,662b 1 ,416
Continuity Correction a ,292 1 ,589
Likelihood Ratio ,668 1 ,414
Fisher's Exact Test ,585 ,296
Linear-by-Linear ,653 1 ,419
Association
N of Valid Cases 70

a.Computed only for a 2x2 table


b.0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 8,49.
Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,097 ,416


Contingency Coefficient ,097 ,416
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value
Lower Upper
Odds Ratio for Tingkat
pengetahuan remaja
,636
putri tentang anemia
penggab sel (Rendah (
kurang <60%) / Tinggi ,778
(Cukup+baik >=60%))
1,222
For cohort Kejadian
anemia pada responden 70
= Anemia (Hb <12 mg) ,213 1,897

For cohort Kejadian ,410 1,475


anemia pada responden =
Tdk anemia (Hb >=12 ,773 1,932
mg)

3. Tingkat Pendidikan Ibu


Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat 70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
pendidikan ibu
responden_
Descriptives

Statistic Std. Error

ibu responden_ 95% Confidence Lower Bound 2,1095


Interval for Mean Upper Bound 2,6619

5% Trimmed Mean 2,3651


Median 2,0000
Variance 1,342
Std. Deviation 1,15837
Minimum ,00
Maximum 5,00
Range 5,00
Interquartile Range 1,00
Skewness ,344 ,287
Kurtosis ,127 ,566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat ,230 70 ,000 ,917 70 ,000
pendidikan ibu
responden_
a. Lilliefors Significance Correction
Tingkat pendidikan ibu responden * Kejadian anemia pada responden
Crosstab
Kejadian anemia pada
responden
Anemia (Hb Tdk anemia Total
<12 mg) >=12
Tingkat pendidik Rendah (< wajar 9 tahCount (Hb 24 mg) 18 42
ibu responden Expected Count 19,8 22,2 42,0
% within
Tingkat 57,1% 42,9% 100,0%
pendidikan ibu
%responden
within Kejadian 72,7% 48,6% 60,0%
anemia pada
% of Total
respon 34,3% 25,7% 60,0%
Tinggi ( >= Wajar 9 ta Count 9 19 28
Expected Count 13,2 14,8 28,0
% within
Tingkat 32,1% 67,9% 100,0%
pendidikan ibu
%responden
within Kejadian 27,3% 51,4% 40,0%
anemia pada
%respon
of Total 12,9% 27,1% 40,0%
Total Count 33 37 70
Expected Count 33,0 37,0 70,0
% within
Tingkat 47,1% 52,9% 100,0%
pendidikan ibu
%responden
within Kejadian 100,0% 100,0% 100,0%
anemia pada
% of Total
respon 47,1% 52,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 4,214b 1 ,040
Continuity Correctiona 3,270 1 ,071
Likelihood Ratio 4,283 1 ,038
Fisher's Exact Test ,052 ,035
Linear-by- 4,154 1 ,042
Linear
N of Valid Cases
Association 70

a.Computed only for a 2x2 table


b.0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 13,20.
Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,245 ,040


Contingency Coefficient ,238 ,040
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Tingkat pendidikan
2,815 1,034 7,661
ibu
>= Wajar 9 tahun))
For cohort Kejadian
anemia pada 1,778 ,977 3,235
= Anemia (Hb <12 mg)
responden
For cohort Kejadian
,632 ,410 ,973
anemia pada
responden = Tdk
N of Valid
anemia (HbCases
>=12 mg) 70

4. Tingkat Konsumsi Zat Besi

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat konsumsi 70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
zat besi
responden
Descriptives

Statistic Std. Error


Tingkat konsumsi Mean 29,1254 3,14974
zat besi responden 95% Confidence Lower Bound 22,8419
Interval for Mean Upper Bound 35,4090

5% Trimmed Mean 27,2927


Median 16,7450
Variance 694,459
Std. Deviation 26,35258
Minimum 5,94
Maximum 84,74
Range 78,80
Interquartile Range 11,39
Skewness 1,411 ,287
Kurtosis ,190 ,566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
konsumsi
Tingkat zat ,342 70 ,000 ,658 70 ,000
besi responden
a. Lilliefors Significance Correction
Sebelum Penggabungan Sel

Tingkat konsumsi zat besi responden * Kejadian anemia pada responden

Crosstab

Kejadian anemia pada


responden
Anemia (Hb Tdk anemia
<12 mg) (Hb >=12 mg) Total

zat besi responde Expected Count 26,4 29,6 56,0


% within Tingkat
konsumsi zat besi 42,9% 57,1% 100,0%
responden
% within Kejadian 72 ,7% 86,5% 80,0%
anemia pada respond
% of Total 34,3% 45,7% 80,0%
Kurang (70-80% AKGCount 3 0 3
Expected Count 1,4 1,6 3,0
% within Tingkat
konsumsi zat besi 100,0% ,0% 100,0%
responden
% within Kejadian 9,1% ,0% 4,3%
anemia pada respond
% of Total 4,3% ,0% 4,3%
Sedang (>80-99% AKCount 6 5 11
Expected Count 5,2 5,8 11,0
% within Tingkat
konsumsi zat besi 54,5% 45,5% 100,0%
responden
% within Kejadian 18 ,2% 13 ,5% 15,7%
anemia pada respond
% of Total 8,6% 7,1% 15,7%
Total Count 33 37 70
Expected Count 33,0 37,0 70,0
% within Tingkat
konsumsi zat besi 47,1% 52,9% 100,0%
responden
% within Kejadian 100 ,0% 100 ,0% 100,0%
anemia pada respond
% of Total 47,1% 52,9% 100,0%
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 4,018a 2 ,134
Likelihood Ratio 5,168 2 ,075
Linear-by-Linear 1,073 1 ,300
Association
N of Valid Cases 70

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,41.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,240 ,134


Contingency Coefficient ,233 ,134
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for Tingkat
konsumsi zat besi a
responden (Defisit

(<70% AKG) / Ku
rang
a.(70-80% AKG))statistics cannot be computed. They are only computed for a
Risk Estimate
2*2 table without empty cells.
Setelah Penggabungan Sel

Tingkat konsumsi zat besi responden penggab sel * Kejadian anemia pada
responden

Crosstab
Kejadian anemia pada
responden
Anemia (Hb Tdk anemia Total
<12 mg) (Hb >=12 mg)

zat besi responden <= 80% AKG) Expected Count 27,8 31,2 59,0

penggab sel % within Tingkat 45,8% 54,2% 100,0%

% within Kejadian anemia 81,8% 86,5% 84,3%


pada responde
% of Total 38,6% 45,7% 84,3%

80% AKG) Expected Count 5,2 5,8 11,0


% within Tingkat
konsumsi zat besi 54,5% 45,5% 100,0%
responden penggab se
% within Kejadian anemia 18,2% 13,5% 15,7%
pada responde
% of Total 8,6% 7,1% 15,7%
Total Count 33 37 70
Expected Count 33,0 37,0 70,0
% within Tingkat
konsumsi zat besi 47,1% 52,9% 100,0%
responden penggab se
% within Kejadian anemia 100,0% 100,0% 100,0%
pada responde
% of Total 47,1% 52,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)

Continuity Correction a ,043 1 ,836


Likelihood Ratio ,287 1 ,592
Fisher's Exact Test ,745 ,417
Linear-by-Linear ,283 1 ,595
Association
N of Valid Cases 70

a.Computed only for a 2x2 table


b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,19.
Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,064 ,592


Contingency Coefficient ,064 ,592
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
Risk Estimate

95% Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Tingkat konsumsi zat
besi
(Kurang (kurang+defisit ,703 ,193 2,561
<= 80% AKG) / Baik
(sedang+baik> 80%
AKG))
For cohort Kejadian ,839 ,457 1,539
anemia pada
= Anemia (Hb <12 mg)
responden
For cohort Kejadian
anemia pada
responden
= Tdk anemia (Hb 1,193 ,599 2,375
>=12 mg)
N of Valid Cases 70

5. Status Gizi
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Status gizi responden 70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
Descriptives

Statistic Std. Error


Status gizi responden Mean 19,7129 ,31718
95% Confidence Lower Bound 19,0801
Interval for Mean Upper Bound 20,3456

5% Trimmed Mean 19,5937


Median 19,4000
Variance 7,042
Std. Deviation 2,65373
Minimum 12,30
Maximum 27,80
Range 15,50
Interquartile Range 2,63
Skewness ,754 ,287
Kurtosis 1,773 ,566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Status gizi responde ,127 70 ,007 ,938 70 ,002
a. Lilliefors Significance Correction
Sebelum Penggabungan Sel

Status gizi responden * Kejadian anemia pada responden


Crosstab

Kejadian anemia pada


responden
Anemia (Hb Tdk anemia Total
<12 mg) (Hb >=12 mg)
Status gizi Kurus (<=18,5) Count 19 6 25
responden
Expected Count 11,8 13,2 25,0

% within Status gizi 76,0% 24,0 100,0


responden
57,6% % %
% within Kejadian
Normal (>18,5-25,0) Count 27,1%
13 16,228 35,7%
41

Expected Count 19,3 21,7 41,0

% within Status gizi 31,7% 68,3% 100,0


responden
39,4% 75,7% %
% within Kejadian
Count 18,6%
1 40,0%
3 58,6%4
Gemuk (>25,0)

Expected Count 1,9 2,1 4,0

% within Status gizi 25,0% 75,0% 100,0


responden
3,0 8,1% %
% within Kejadian % 33 4,3% 5,770
Total Count 37

Expected Count 33,0 37,0 70,0

% within Status 47,1% 52,9% 100,0%


gizi responden
100,0 100,0 100,0%
% within Kejadian
% % 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.


(2-sided)

Likelihood Ratio 13,538 2 ,001

Association 11,433 1 ,001


N of Valid Cases 70

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5.


The minimum expected count is 1,89.
Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,432 ,001


Contingency Coefficient ,397 ,001
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
Risk Estimate

Value
Odds Ratio for Status a
gizi responden
(Kurus (<=18,5) /
Normal
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty
cells.

Setelah Penggabungan Sel

Status gizi responden penggab sel * Kejadian anemia pada responden

Crosstab
Kejadian anemia pada
responden
Anemia (Hb Tdk anemia Total
<12 mg) (Hb >=12 mg)
Status gizi Tidak normal Count 20 9 29
responden (Kurus+gemuk IMT
penggab Expected Count 13,7 15,3 29,0
<=18,5->25)
sel % within Status gizi 69,0% 31,0% 100,0%
responden penggab sel
% within Kejadian anemia 60,6% 24,3% 41,4%
pada responden % of 28,6% 12,9% 41,4%
Normal (IMT >18,5- 25 Count 13 28 41

Expected Count 19,3 21,7 41,0

% within Status gizi 31,7% 68,3% 100,0%


responden penggab sel
39,4% 75,7% 58,6%
% within Kejadian
anemia pada responden 18,6% 40,0% 58,6%
Total Count 33 37 70

Expected Count 33,0 37,0 70,0

% within Status gizi 47,1% 52,9% 100,0%


responden penggab sel
100,0 100,0 100,0%
% within Kejadian
anemia pada responden % % 100,0%
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9,463b 1 ,002
Continuity Correctiona 8,026 1 ,005
Likelihood Ratio 9,667 1 ,002
Fisher's Exact Test ,003 ,002
Linear-by-Linear 9,327 1 ,002
Association
N of Valid Cases 70

a.Computed only for a 2x2 table


b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
13,67.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,368 ,002


Contingency Coefficient ,345 ,002
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Status
gizi responden penggab
sel (Tidak normal
4,786 1,717 13,346
(Kurus+gemuk IMT
<=18,5->25) / Normal
(IMT >18,5- 25))
For cohort Kejadian
anemia pada responden 2,175 1,304 3,627
= Anemia (Hb <12 mg)
For cohort Kejadian
,454 ,254 ,813
anemia pada responden
= Tdk anemia (Hb >=12
mg)
N of Valid Cases 70
6. Menstruasi

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sedang 70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
menstruasi/tida saat
pemeriksaan Hb

Descriptives

Statistic Std. Error


Sedang menstruasi/tidak Mean ,71 ,054
saat pemeriksaan Hb 95% Confidence Lower Bound ,61
Interval for Mean Upper Bound ,82

5% Trimmed Mean ,74


Median 1,00
Variance ,207
Std. Deviation ,455
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -,970 ,287
Kurtosis -1,092 ,566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sedang ,449 70 ,000 ,566 70 ,000
menstruasi/tida saat
pemeriksaan
a. Lilliefors Hb
Significance Correction

Menstruasi pada responden saat pmrksn Hb * Kejadian anemia pada


responden
Crosstab
Kejadian anemia pada Total
respon den
Anemia (Hb Tdk anemia
<12 mg) (Hb >=12 mg)
Kejadian menstruassdg menstruasi Count 14 6 20
pada responden sa Expected Count 9,4 10,6 20,0
pmrksn Hb % within Kejadian 70,0% 30,0 100,0%
menstruasi pada 42,4% % 28,6%
responden saat pmrks 20,0% 16,2 28,6%
Hb %
% within Kejadian anemia 8,6%
pada respond
% of Total

tdk sdg menstrua Count 19 31 50


Expected Count 23,6 26,4 50,0
% within Kejadian 38,0% 62,0% 100,0%
menstruasi pada 57,6% 83,8% 71,4%
responden saat pmrks 27,1% 44,3% 71,4%
Hb
% within Kejadian anemia
pada respond % of
Total

Total Count 33 37 70
Expected Count 33,0 37,0 70,0
% within Kejadian 47,1% 52,9% 100,0%
menstruasi pada 100,0 100,0 100,0%
responden saat pmrks % % 100,0%
Hb 47,1% 52,9%
% within Kejadian
anemia pada respond
% of Total

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 5,871b 1 ,015
Continuity 1 ,031
a
Correction 4,657
Likelihood Ratio 5,971 1 ,015
Fisher's Exact Test ,019 ,015
Linear-by-Linear
Association 5,787 1 ,016

N of Valid Cases 70

a.Computed only for a 2x2 table


b.0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 9,43.
Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal Cramer's V ,290 ,015


Contingency Coefficient ,278 ,015
N of Valid Cases 70

a.Not assuming the null hypothesis.


b.Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Kejadian menstruasi
3,807 1,250 11,597
pada responden saat
Hb (sdg menstruasi /
tdk sdg menstruasi)
For cohort Kejadian
anemia pada 1,842 1,168 2,906
= Anemia (Hb <12 mg)
responden
For cohort Kejadian
anemia pada ,484 ,239 ,978
responden = Tdk
anemia (Hb >=12 mg)
N of Valid Cases 70

7. Kejadian Anemia (Kadar Hb)


Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kejadian anemia (Hb 70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%
pada responden
Descriptives

Statistic Std. Error

pada responden 95% Confidence Lower Bound 12,1505

13,1066
5% Trimmed Mean 12,5897
Median 12,0500
Variance 4,019
Std. Deviation 2,00479
Minimum 8,70
Maximum 17,30
Range 8,60
Interquartile Range 2,85
Skewness ,395 ,287
Kurtosis -,397 ,566

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kejadian anemia (Hb) ,123 70 ,010 ,970 70 ,091
pada responden
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 13

Perhitungan Tingkat Kecukupan Konsumsi Zat Besi

Perhitungan Angka Kecukupan Zat Besi :

AKG = BB aktualX AKG Zat Besi dalam tabel BB dalam tabel

Perhitungan Tingkat Kecukupan Zat Besi : TKG = Zat


besi hasil recall X 100% AKG Zat Besi

= Hasil tingkat konsumsi zat besi


Lampiran 14

Foto Dokumentasi Penelieian

Gambar 1
Siswi SMA 1 Kec. ..........

Gambar 2
Pemeriksaan Kadar Hb oleh petugas
Gambar 3
Pemeriksaan kadar Hb oleh petugas

Gambar 4
Pemeriksaan kadar Hb oleh petugas
Gambar 5
Wawancara dan pengisian kuesioner oleh petugas

Gambar 6
Pengisian kuesioner oleh pewawancara
Gambar 7
Penimbangan berat badan

Gambar 8
Pengukuran tinggi badan

Anda mungkin juga menyukai