SKRIPSI
OLEH:
YOSSIA AGUSTINA
NIM. 131000041
OLEH:
YOSSIA AGUSTINA
NIM. 131000041
adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
YOSSIA AGUSTINA
NIM.131000041
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini saya banyak mendapat
bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam
SumateraUtara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing yang telah banyak
dapat diselesaikan.
4. Sri Novita Sari Lubis SKM, M.Kes selaku dosen penguji I yang telah
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution SKM, MPH selaku dosen penguji II
skripsi ini.
6. Dr. Juanita SE, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
USU
9. Teristimewa kepada Alm. Bapak Jamalen Purba, Spd.K dan Ibunda Henni
10. Saudara-saudara saya, abang dan kakak tercinta yang selalu memberikan
motivasi dan doa Gesron Purba SE, Friscila Purba, S.AN., MM , Aquila
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11. Sahabat – sahabat penulis teman semasa perkuliahan selama di FKM USU
yang selalu mendukung, memberi semangat, dan doa kepada penulis ( Sri
Utari Sianturi, Firman Pardosi, Tri Fitra Bukit, Novalina Sitorus, Sri Ulina
Nababan
12. Seluruh rekan-rekan dan sahabat Angkatan 2013 Minat Studi Administrasi
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
menuju yang lebih baik. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para
pembaca.
Yossia Agustina
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Informan Penelitian ...................................................................... 32
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 33
3.5 Defenisi Operasional .................................................................... 34
3.6 Metode Analisis Data ................................................................... 34
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Halaman
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Matriks
Lampiran 3. Dokumentasi
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Berasal dari DKI Jakarta. Penulis bertempat tinggal di Jalan Dipanegara Padang
Bulan No 8, Medan. Penulis merupakan anak dari pasangan Bapak Jamalen Purba
2013), hingga saat ini penulis menempuh pendidikan lanjutan di Program Studi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2013 dan
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
harus memiliki generasi penerus bangsa yang cerdas, sehat secara jasmani
kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa
melaui salah satu program pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif. Pemberian ASI
dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih
dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi dan tim dimana proses pemberian ASI eksklusif ini dilakukan sampai
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik bagi bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Hal ini memberikan
pengaruh yang penting dimana bayi akan dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Terdapat beberapa manfaat dari pemberian ASI eksklusif baik bagi bayi
maupun bagi ibu. Manfaat ASI bagi bayi antara lain yaitu mempunyai komposisi
yang sesuai dengan kebutuhan bayi yang dilahirkan, jumlah kalori yansg
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
terdapatdalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan, ASI
perkembangan penglihatan, dapat memperkuat ikatan batin ibu dan bayi, dan
kebutuhan bayi. Sedangkan manfaat ASI bagi ibu antara lain yaitu mencegah
memperkuat ikatan batin seorang ibu dengan bayi yang dilahirkan, dan
Adapun dampak dari bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif dan
digantikan dengan susu formula maka bayi tidak akan mendapatkan kekebalan
serta akan kekurangan gizi. Tidak adanya zat antibodi menyebabkan bayi akan
(Astutik, 2014).
Besarnya manfaat dari ASI Eksklusif tersebut juga didukung oleh adanya
peraturan pemerintah dalam Pasal 128 Ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan
Air Susu Ibu eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan kecuali atas indikasi
medis. Selain itu, dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian ASI Eksklusif juga menegaskan bahwa setiap ibu yang melahirkan
harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya, kecuali jika
terdapat indikasi medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari bayi. Adapun
Mengembangkan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
kabupaten/kota.
Ekslusif yaitu sebesar 80%. Namun masih banyak ibu yang belum memberikan
Persentase Bayi Mendapat Asi Ekslusif Tahun 2012 – 2016 secara nasional dari
tahun tersebut tingkat rata-rata cakupan ASI hanya sebesar 54,48%. Hal ini
mempunyai arti bahwa secara nasional selama 5 tahun dari periode tahun 2012 –
2016 masih terdapat 25,52% bayi lainnya yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
yang mendapat ASI Ekslusif yang fluktuatif dimana pada tahun 2012 cakupan
persentase bayi yang mendapat ASI Ekslusif sebesar 32,22% dan pada tahun 2013
pernurunan nilai cakupan persentase bayi yang mendapat ASI Ekslusif menjadi
37,6% dan terus menurun pada tahun 2015 menjadi 33% namun selanjutnya pada
tahun 2016 terjadi peningkatan nilai cakupan persentase bayi yang mendapat ASI
Ekslusif sebesar 46,8%. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata cakupan persentase
bayi yang mendapat ASI Ekslusif pada Provinsi Sumatera Utara tahun 2012 –
2016 sebesar38.18% yang mana artinya masih terdapat 41,82% bayi lainnya yang
sangat kecil dan cenderung menurun. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Puskesmas Simalingkar Kota Medan, yaitu pada tahun 2015 jumlah bayi usia 0-6
bulan sebanyak 1438 jiwa, sedangkan yang mendapat ASI eksklusif sebanyak 518
jiwa. Hal ini menunjukan bahwa pada tahun 2015hanya 36,02% saja cakupan bayi
yang mendapatkan ASI Eksklusif. Pada tahun 2016 jumlah bayi 0-6 bulan
sebanyak 1178 jiwa, sedangkan yang mendapat ASI eksklusif sebanyak 151 jiwa
dimana terjadi penurunan nilai cakupan ASI Eksklusif menjadi 24,5%. Dengan
kata lain Puskesmas Simalingkar belum bisa mencapai target SPM nasional terkait
eksklusif kepada ibu yang sedang hamil maupun ibu yang sedang menyusui saat
tidak ada alokasi yang jelas tentang pendanaan maupun saranaprasarana yang
observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah kurangnya media informasi atau
pelaksanaan program ASI Eksklusif yaitu Sumber Daya Manusia, Dana, Sarana
dan Prasarana.
pelaksanaan program yang telah ditetapkan berjalan dengan baik dimana besarnya
diperlukan faktor lain yaitu sarana dan prasarana. Tersedianya sarana dan
prasarana kerja yang jenis, jumlah, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan dapat
organisasi tidak dapat berjalan dengan sempurna tanpa adanya sarana maupun
Simalingkar dimana diasumsikandari 5 orang ibu terdapat 2 orang ibu yang tidak
tahu pengertian dan manfaat ASI Eksklusif dan 2 orang ibu lainnya mengetahui
pengertian ASI Eksklusif tetapi tidak memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya
dikarenakan produksi ASI ibu sedikit. Sedikitnya produksi ASI yang dimiliki oleh
ibu menyusui dikarenakan ibu tersebut juga bekerja sehingga beban kerja yang
besar yang dimiliki mempengaruhi produksi ASI yang akan diberikan. Hal ini
pula yang menyebabkan ibu beralih ke makanan tambahan seperti susu formula,
dan 1 orang ibu tidak memberikan ASI Eksklusif dikarenakan adanya pasca
operasi yang dilakukan sehingga ibu tidak bisa memberikan ASI eksklusif dengan
Eksklusif yaitu menurut Fikawati (2009) ada beberapa alasan yang menyebabkan
formula karena ASI tidak keluar, menghentikan pemberian ASI karena bayi atau
ibu sakit, ibu harus bekerja, ibu ingin mencoba susu formula, serta pengetahuan
dan pengalaman ibu yang kurang karena ibu tidak difasilitasi melakukan Inisiasi
Hal ini ditunjukkan dengan adanya pelayanan kesehatan yang memberikan susu
formula pada bayi yang baru lahir, sehingga menyebabkan bayi tidak terbiasa
mendapatkan ASI dari ibunya, yang pada akhirnya tidak mau lagi mengonsumsi
ASI. Selain itu faktor yang lebih mempengaruhi dalam pemberian ASI pada bayi
berupa adanya anggapan yang keliru dari para ibu yang menganggap bahwa
dengan pemberian ASI maka akan menyebabkan bayi mereka tidak mandiri, bayi
Lebih lanjut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sidi dalam Amiruddin
ibu mudah putus asa dalam memberikan ASI apabila ibu maupun bayi mengalami
kesulitan dalam pemberian ASI. Beberapa penyebab tersebut karena ibu kurang
menjadi factor rendahnya pemberian ASI eksklusif dipengaruhi adanya ibu yang
bekerja, budaya masyarakat khususnya orang tua atau mertua untuk memberikan
makanan lain selain ASI, ibu berkeinginan memberikan susu formula karena
tertarik melihat iklan di TV, dan persepsi ibu bahwa ASI tidak cukup untuk bayi.
teknik menyusui yang baik dan benar, gencarnya promosi susu formula, adanya
budaya pemberian makanan pralakta dan adanya keyakinan ibu bahwa bayi tidak
akan cukup memperoleh zat gizi jika hanya diberi ASI eksklusif sampai umur 6
bulan.
karena pelaksanaan program ASI eksklusif yang menjadi salah satu program
pemerintah dan sesuatu yang penting untuk dilaksanakan karena program ASI
eksklusif mempunyai banyak manfaat penting baik bagi ibu maupun bagi bayi.
Simalingkar.
kesehatan masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain
dan mempunyai suatu tujuan yang jelas. komponen sebuah sistem terdiri dari
a. Input yaitu sumber daya atau masukkan yang dikonsumsikan oleh suatu
sistem. Sumber daya suatu sistem adalah man, money, material, method,
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
penyakit tertentu, serta indikator yang paling peka untuk menentukan status
3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat
teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi
dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang
serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun
pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi
berusia 2 tahun.
ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah istilah untuk
menyebutkan bayi yang hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
misalnya pisang, pepaya, bubur nasi, tim, atau makanan lain selain ASI
sampai bayi berusia enam bulan dengan tanpa makanan tambahan pendamping
apapun dimana bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan mempunyai manfaat
Eksklusif
ASI mempunyai kandungan zat gizi yang secara khusus dibutuhkan untuk
menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami
tubuhnya. Menurut Maryunani (2012) kandungan ASI yang utama terdiri dari:
a. Laktosa (Karbohidrat)
Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting
sebagai sumber energi. Selain menjadi sumber penghasil energi, laktosa juga
b. Lemak
Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi
utama anak serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh anak. Selain itu
esensial yaitu asam linoeat dan asam alda linoleat yang akan diolah oleh tubuh
c. Protein
Komponen dasar dari protein adalah asam amino yang berfungsi sebagai
berperan dalam proses ingatan dimana sistin dan taurin tidak terdapat dalam
susu sapi.
tetapi bisa mencukupi kebutuhan anak sampai berumur enam bulan. Zat besi
dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah
e. Vitamin
ASI mengandung berbagai vitamin lengkap seperti vitamin A,D, dam E yang
Menurut Astutik (2014) kerugian bayi yang tidak diberikan ASI dan
digantikan dengan susu formula maka bayi tidak akan mendapatkan kekebalan
serta akan kekurangan gizi. Tidak adanya zat antibodi menyebabkan bayi akan
Sedangkan menurut Maryunani (2012) manfaat ASI eksklusif dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
Pemberian ASI secara eksklusif yaitu tidak dicampur apapun selama enam
a. Kesehatan
Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap paling baik sepanjang
masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih sehat dan
lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. ASI juga mampu
vitamin dan zat – zat penting lainnya. Lebih lanjut, ASI merupakan cairan
hidup yang mampu diserap dan digunakan tubuh dengan cepat. Manfaat
b. Kecerdasan
Manfaat bagi kecerdasan bayi antara lain karena dalam ASI terkandung
DHA terbaik selain laktosa yang berfungsi untuk proses mielinisasi otak.
Mielinisasi otak adalah salah satu proses pematangan otak agar bisa
berfungsi optimal. Saat ibu memberikan ASI terjadi pula proses stimulasi
menjadi lebih banyak dan terjalin sempurna. Ini terjadi melalui suara,
c. Emosi
3. ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada buah hatinya
Berikut ini adalah proses pemberian ASI yang bermanfaat juga bagi ibu antara
lain:
polos termasuk otot-otot uterus. Apabila hal ini dilakukan secara terus
ukuran rahim sebelum hamil. Selain itu, aktivitas bangun malam untuk
menyusui bayi yang haus dan mengganti popok basahnya setara dengan
c. Mencegah Kanker
estrogen tetap tinggi dan hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu
d. Manfaat Ekonomis
Dengan menyusui maka ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli
kebutuhan bayi selama enam bulan terpenuhi dengan sempurna. Selain itu,
ibu tidak perlu repot untuk mensterilkan peralatan bayi seperti dot,
dalam hal manfaat maupun keunggulan ASI atau segala sesuatu yang berkaitan
dengan teknis pemberian ASI atau manajemen laktasi, maka ibu akan
termotivasi untuk memberikan ASI dengan cara yang benar dan dengan
demikian akan meningkatkan pemberian ASI pada bayinya. Disamping itu, ibu
dan keluarga perlu dijelaskan mengenai mitos seputar ASI yang dapat
1. Selama menyusui harus keramas setiap pagi supaya darah putih tidak naik
4. Ibu menyusui tidak dapat makan makanan yang pedas dan amis;
6. ASI yang putih, kental seperti santan lebih bagus dari pada ASI yang
encer;
Persiapan fisik dapat dilakukan pada saat kunjungan pertama pada saat
gizi ibu. Sedangkan pada persiapan mental merupakan hal yang paling penting
dibanding dengan menyiapkan fisik. Hal ini dikarenakan sikap atau keputusan
ibu terhadap pemberian ASI harus dihayati ibu dalam masa kehamilan atau
sebelum hamil selain itu proses menyusui bagi ibu merupakan proses
salah satunya dengan memberikan ASI pada bayinya. Adapun sikap ibu
sendiri, atau orang lain, pengalaman menyusui dalam keluarga atau kerabat,
melahirkan.
Menyusui bukan semata – mata tanggung jawab ibu namun merupakan hasil
tim antara ibu – bayi - ayah dan lingkungan (keluarga). Pentingnya peran ayah
dalam mendukung ibu selama pemberian ASI membuat ibu merasa dicintai dan
diperhatikan, maka akan muncul emosi yang positif yang akan meningkatkan
produksi hormon oksitosin, sehingga produksi ASI pun lancar. Suami harus
siap setiap saat bila ibu membutuhkan bantuan misalnnya mengangkat bayi
kepangkuan ibu saat ingin disusui, dapat menimbulkan rasa kepercayaan ibu
telah mengeluarkan pedoman bagi fasilitas kesehatan yang merawat ibu dan
diperlukan usaha – usaha dan fasilitas pendukung laktasi antara lain; (a) hanya
memberikan ASI pada bayinya selama masa cuti, jangan memperkenalkan susu
formula dengan alasan agar terbiasa karena akan ditinggal kerja; (b)
tersedianya waktu dan tempat untuk mengeluarkan/ memeras ASI setiap 3 jam;
(c) tersedianya fasilitas untuk menyimpan ASI seperti lemari es ditempat kerja,
termos es untuk membawa pulang ASI; (d) tersedia fasilitas penitipan bayi
yang profesional.
Saat ini banyak fasilitas umum yang belum menyediakan ruang untuk ibu
menyusui hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah dan kesadaran publik
terhadap hak – hak bayi untuk mendapatkan ASI. Pemerintah harus terlibat
sehingga ibu tetap nyaman memberikan ASI nya meskipun sedang berada
ASI Eksklusif oleh ibu menyusui di Indonesia disebabkan oleh dua faktor yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal terdiri dari rendahnya pengetahuan serta sikap ibu tentang
b. Faktor Eksternal
dan anak.
pemberian ASI Eksklusif kepada bayi seringkali dihadapi baik oleh ibu sendiri,
bayinya dan juga petugas yang membantu bayi dan ibu dalam masa perawatan.
1. Ibu Menyusui
c. Kesulitan fisik, misal puting terbenam/ datar, puting lecet (infeksi payudara)
d. Kurang pengetahuan
2. Bayi
a. Tidak dapat menghisap dengan baik karena bayi bibir sumbing, lidah
3. Petugas KIA
Eksklusif
tinggi terhadap penggalakan pemberian ASI eksklusif. Oleh karena itu pemerintah
cakupan ASI eksklusif dapat mencapai target nasional yang telah ditetapkan
sebesar 80%. Beberapa peraturan hukum terkait dengan ASI eksklusif yaitu:
Pada pasal 128 ayat 1 dan 2 dikatakan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan Air
Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak dilahirkan sejak 6 (enam) bulan kecuali atas
indikasi medis. Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama pemberian ASI,
pihak keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara
penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Pasal 129 ayat 1 dikatakan
menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif. Sedangkan pada
Pasal 200 mengatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja menghalangi
program pemberian ASI eksklusif sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 128
ayat (2) dipidana penjara paling lama satu tahun dan denda paling banyak seratus
juta rupiah.
Indonesia selama enam bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak
berumur dua tahun atau lebih dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Tahun 2012 tentang Pemberian ASI pasal 6 berbunyi “setiap ibu yang melahirkan
harus memberikan ASI eksklusif kepada anak yang dilahirkannya”. Hal ini dapat
eksklusif meliputi:
eksklusif
pendidikan kesehatan, tempat kerja dan tempat sarana umum dan kegiatan di
masyarakat.
eksklusif
g. Mengembangkan kerja sama mengenai progra ASI Eksklusif dengan pihak lain
Adapun tujuan utama pengawasan adalah mencari umpan balik (feedback) dengan
objek-objek pengawasan
d. Melalui tugas dan tanggung jawab para petugas khususnya para pimpinan
Ukuran Implementasi menurut Van Meter dan Van Horn adalah memberi
pencapaian kebijakan, dan apa yang secara umum menunjuk kepada dampak
kebijakan. Van Mater dan Van Horn membatasi implementasi kebijakan sebagai
yakni : jumlah perubahan yang terjadi dan sejauh mana konsensus menyangkut
terhadap faktor – faktor yang menentukan kinerja kebijakan. Menurut Van Mater
dan Van Horn, identifikasi indikator – indikator kinerja merupakan tahap yang
menilai sejauh mana kuran – ukuran dasar dan tujun – tujuan kebijakan telah
direalisasikan (Winarno,2007)
tahapan yang telah diuraikan baik itu tersirat maupun tersurat dalam regulasi
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
3. Kinerja Program
manusia. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
yaitu :
teknologi serta pembentukan moral dan akhlak sesuai dengan ajaran agama
2.3.2.2 Dana
besarnya dana yang harus dikeluarkan pemerintah atau pihak swasta dalam
bahan yang terdiri dari poster, foto, leaflet, booklet, dan buku konseling menyusui
sarana dan prasarana kerja yang jenis, jumlah, dan mutunya sesuai dengan
Suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan sempurna tanpa adanya sarana
Simalingkar masih dibawah dari target yang telah ditetapkan. Sehubungan masih
eksklusif yang dilihat dari komponen input (sumber daya manusia, dana, sarana
(output) tersebut. Adapun kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini
Sumber Daya
Pelaksanaan Cakupan ASI
1. SDM Eksklusif
Program ASI
2. Dana
Eksklusif
3. Sarana dan
Prasarana
Pada gambar di atas komponen input terdiri dari tiga bagian yaitu pertama,
SDM (yang akan difokuskan pada petugas bidan dan tenaga gizi) yang mana
dalam hal ini merekalah sebagai pelaksana program ASI eksklusif di Puskesmas
pada penggunaan dan pemanfaatan dari sumber pendanaan yang ada) yang mana
hal ini pendaanan menjadi penunjang dalam pelaksanaan program sehingga dapat
dilihat apakah penggunaan dana yang ada telah berjalan secara efektif dan efesien.
Ketiga, sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagai pendukung dari kegiatan
program ASI seperti posyandu, poster, foto, leaflet, booklet, buku konseling
menyusui, dll.
adanya proses pelaksanaan yang difokuskan pada pelaksanaan program dari tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, hingga pada tahap monitoring dan evaluasi yang
posyandu oleh bidan dan tenaga pelaksana gizi puskesmas kepada ibu hamil dan
ibu yang baru melahirkan sedangkan untuk konseling dilakukan kepada ibu hamil
METODE PENELITIAN
Eksklusif di Puskesmas Simalingkar Kota Medan dalam upaya pencapain target dari
yang mendalam, data tersebut merupakan data pasti yang merupakan nilai dibalik
Kota Medan Tuntungan dengan alamat di Jalan Bawang Raya No. 37 Perumnas
Simalingkar.
dengan selesai
mampu member informasi yang berkaitan dengan topic penelitian yaitu Sistem
32
(Sugiyono, 2010). Berdasarkan teknik sampel tersebut maka informan yang dipilih
interview) kepada para informan dan mengacu pada pedoman wawancara yang telah
menggunakan alat perekam suara (voice recorder). Selain itu juga diperoleh melalui
program ASI eksklusif, seperti data laporan tahunan puskesmas Simalingkar, laporan
cakupan nilai ASI eksklusif yang diperoleh Puskesmas Simalingkar serta refrensi
dari buku–buku dan hasil penelitian yang berhubungan dengan system implementasi
ASI
diamati melalui tiga tahapan yang terdiri dari pelaksanaan program ( tahap
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010) dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus. Data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan lain disusun agar dapat
dipahami dan di informasikan kepada orang lain. Pada penelitian kualitatif dilakukan
1. Transkripsi
2. Reduksi data
memfokus kan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
3. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif selain dengan teks naratif penyajian data juga
dapat dilakukan dengan grafik, matrix dan chart. Pada penelitian ini peneliti
4. Interpretasi data
Interpretasi data adalah proses memaknai data. Interpretasi ini dapat berupa
dengan 46 lingkungan.
36
Informan dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari (1
Kesehatan Kota Medan, (1 orang) Ibu Hamil, (1 orang) ibu yang ASI Eksklusif, (1
orang) ibu yang Non- ASI Eksklusif, (1 orang) AIMI. Karakteristik informan
terselenggaranya pelaksanaan program ASI Eksklusif yang dalam hal ini meliputi
Sumber Daya Manusia, Dana, Sarana dan Prasarana yang merupakan penunjang
dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif yang dapat dilihat pada uraian berikut
ini:
Menurut Werther dan Davis (1996) yang dikutip oleh Sutrisno (2015),
menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan
dikatakan sebagai sumber daya manusia dalam organisasi puskesmas yaitu orang-
orang yang mengabdikan diri dalam bidang tertentu diwilayah kerja puskesmas
serta harus mempunyai wewenang untuk melakukan upaya jenis tertentu dalam
diketahui bahwa tenaga atau petugas yang ikut serta atau ikut ambil bagian pada
setiap program ASI Eksklusif kegiatan ini tenaga gizi, bidan puskesmas, kader.
“Ya saya lah eh sama bidan jugalah kami berdua doang. Ibu
Minar itulah yang bantu saya dalam program ini, kami berdua saja
walaupun menurut saya kurang ya dek sebenarnya kalau hanya
kami berdua, kan kami ada 33 posyandu, sedangkan saya juga
punya tugas yang lainnya, terkadang saya juga jadi tidak turun dek
ke lapangan untuk memberi penyuluhan”(Informan 2 )
dilakukan sendiri oleh penanggung jawab ASI Eksklusif yaitu tenaga gizi tetapi
bidan puskesmas juga terlibat dalam pelaksanaan program ASI Ekslusif, dan
kader posyandu juga dilibatkan dalam pelaksanaan program ASI Ekslusif ini.
“ya komit lah dek, ibu kepala pun komit dalam menjalankan
program ini, tapi ya itu puskesmas kami belum tercapai nilai
cakupannya karena susah sekali dalam menaikkan cakupan asi
eksklusif ini, karna bukan hanya dari petugas kesehatan yang di
puskesmas aja sebenarnya yang berperan tapi si ibu dan tenaga
kesehatan swasta seperti yang membuka klinik – klinik itulah dek
juga ikut berperan dalam program asi eksklusif ini. Jadi kalau
komit ya komitlah pastinya” (Informan 2)
melaksanakan program ASI eksklusif ini, dan juga penanggung jawab program
mengatakan bahwa harus adanya kerja sama dengan klinik – klinik yang juga
dan tanggung jawab yang ada juga besar karena dengan satu tenaga gizi dan satu
bidan yag turun untuk melakukan penyuluhan masih kurang dengan adanyanya 33
posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar tersebut, dan juga hal
ini dikarenakan masih ada SDM yang kurang dari tenaga konselor di wilayah
pelaksanaan Program ASI Eksklusif walaupun hingga saat ini cakupan capaian
ASI Eksklusif masih belum tercapai sesuai dengan ketetapan pemerintah namun
kepala puskesmas, penanggung jawab program ASI Eksklusif, dan bidan akan
tetap berusaha dan melakukan yang terbaik agar tercapainya cakupan ASI
Eksklusif.
Kota Sorong masih sangat kurang dan kualitas tenaga yang ada juga masih
kurang.
sebuah program itu tentu tidak hanya pada jumlah yang dibutuhkan atau pun yang
berperan dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif ini, namun dibutuhkan juga
sumber daya manusia yang memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan
pelaksanaannya.
4.3.1.2 Dana
wawancaranya:
“Kalau masalah berapa dananya saya kurang tau ya, tapi dananya
ya itulah dari BOK lah puskesmas, kalau ada pertemuan kami ya
dikasih, setiap kami mau melakukan penyuluhan ya baru saya
minta dananya, cuman kan sudah di anggarkan dia pertahun, dana
khusus untuk porgram itu tidak ada khusus asi eksklusif, misalnnya
kalau kami mau melakukan penyuluhan ya itu baru kami minta
dananya tapi klo untuk program yang dikhususkan itu belom ada
memang kami setiap saat kasih penyuluhan, disitu baru minta
dananya”. (Informan 2)
“Di anggarkan dari APBD kota medan, tidak ada dana alokasi
khusus untuk program itu pokoknya kita perencanaan itu kita
ajukkan, kan mengajukkan perencanaan anggaran. Semua kegiatan
dinas kesehatan itu ditanggung dari APBD kita rencanakan setelah
kita kasih belum tentu anggaran itu turun, tapi kita tetap program
– program apa yang belum mencapai misalnya capaian program
program ASI Ekslusif berasal dari BOK dan APBD. Hal ini didukung oleh
mengetahui sumber dananya, dan tiga informan menyatakan bahwa tidak ada dana
informan:
“ya yang seperti saya bilang tadi, dananya kan dari BOK tuh, nah
dananya itu ya klo misalnya saya mau melakukan penyuluhan saya
baru minta tuh sama kepala, minta dana transport” (Informan 2)
untuk transportasi, dan kader tidak pernah mendapatkan dana untuk transportasi
ataupun dalam melakukan pelatihan kader, dengan tidak adanya dana untuk
transportasi tenaga kader, pelaksanaan dalam program ASI Eksklusif juga tidak
dan Kepala Puskesmas Simalingkar yakni mengatakan bahwa belum ada dana
tersendiri untuk pelaksanaan program ASI eksklusif. Dana yang dipakai untuk
program ini berasal dari dana BOK. Sistem pencairan dananya dalam pelaksanaan
program ASI Eksklusif ini dimana menurut hasil wawancara penanggung jawab
penanggung jawab program ASI Eksklusif membuat laporan untuk meminta dana
BOK utamanya untuk mendukung biaya operasional bagi petugas kesehatan dan
terbentuk perilaku masyarakat hidup bersih dan sehat untuk terwujudnya keluarga
dan masyarakat yang sehat; Transport lokal dalam wilayah desa, kecamatan,
Hal ini sejalan dengan penelitian Daud (2013) yang menyebutkan bahwa
dari Kasie Gizi, Kasie KIA dan Ka Puskesmas Remu yakni belum ada dana
tersendiri untuk pelaksanaan program ASI eksklusif, dimana dana yang dipakai
bahan yang terdiri dari poster, foto, leaflet, booklet, dan buku konseling menyusui
informan:
“ada dari mahasiwa itu di kasih leafet, poster gitu - gitulah. Tapi
kurang taulah itu dari mahasiswa atau dari ibu bidan yang tadi
itu, karena kan orang itu datang sama ibu itu, tapi ya itulah
mahasiswa itu yang memberikan penyuluhan kepada ibu – ibu di
posyandu, pas penyluhan juga tidak ada alat peraganya”. (
Informan 6)
Didapat informasi dari informan bahwa sarana dan prasarana untuk program
ASI Eksklusif di Puskesmas Simalingkar hanya laflet yang di beri oleh pihak
dinas kesehatan kota medan. Hal ini didukung oleh pernyataan dari dua informan
sedangkan satu informan menyatakan tidak mengetahui sarana dan prasarana itu,
dan satu informan menyatakan bahwa tidak pernah ada dikasih brosur- brosur
Sarana dan prasarana merupakan alat penunjang dari suatu kegiatan. Kegiatan
bisa terlaksana bila tersedia bahan dan peralatan yang diperlukan. Menurut hasil
Simalingkar masih banyak yang kurang dalam sarana prasarana yang di berikan
pada pelaksanaan program ASI Eksklusif ini, dimana sarana yang diberikan pada
saat penyuluhan hanyalah leaflet, tidak adanya alat peraga yang diberikan oleh
hanyalah leaflet yang dimana leaflet tersebut diberikan oleh pihak dinas kesehatan
kota medan, jika tidak ada pemberian leaflet dari pihak dinas kesehatan kota
petugas kesehatan sama sekali tidak ada sarana yang dipakai hanya berbicara di
depan orang banyak tanpa ada alat peraga, leaflet dan lain – lain yang di berikan
pada saat penyuluhan, tidak adannya juga sarana dalam bentuk poster yang
mengenai ASI Eksklusif di Puskesmas Simalingkar itu sendiri dan juga dari pihak
puskesmas simalingkar sendiri tidak tersedianya prasarana pojok ASI atau ruang
bahwa Mengenai sarana pra sarana dan perbekalan kesehatan, sebagian informan
utama Kasie Gizi Puskesmas Remu mengatakan alat peraga kurang, hanya leaflet,
tidak layak pakai, kenderaan yang tersedia hanya motor, jumlah peralatan belum
mencukupi sehingga menggunakan apa yang ada dan ruang khusus laktasi belum
standar yang ada. Depkes RI (2000) menyatakan bahwa salah satu komponen
efektif.
telah diuraikan baik itu tersirat maupun tersurat dalam regulasi yang mendasari
program atau kebijakan tersebut. Secara terinci terdapat dua belas tahapan dalam
program pemberian ASI Eksklusif ini. Ketiga tahapan itu ialah tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, tahap monitoring dan evaluasi. seperti uraian berikut ini:
kader yang turut serta dalam program tersebut harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan mengenai program asi eksklusif tersebut oleh karena itu pada tahap
" pernah dilakukan sosialisasi oleh pihak puskesmas kok dek, tapi
ya itulah saya tidak pernah datang, sosialisasinya tidak teratur dek
tidak ada berapa kali dalam setahun itu ya suka – suka ibu
puskesmaslah kapan mau mengadakan sosialisasi itu dek”.
(Informan 6)
Eksklusif dilakukan sosialisasi kepada petugas kesehatan yang diberi oleh dinas
kesehatan, dan dari pihak puskesmas melakukan sosialisasi kepada kader, namun
pihak dari kader tidak pernah datang untuk melakukan sosialisasi ASI Eksklusif.
Hal ini didukung oleh pernyataan dari tiga informan yang telah melakukan
menyusui kepada konselor ASI pada sarana kesehatan dan sarana umum. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa sudah ada pelatihan teknis konseling namun
diketahui bahwa dinas kesehatan sudah memberikan pelatihan konselor asi dari
setiap wilayah kerja puskesmas itu sendiri secara perutusan, tenaga gizi sudah
mendapatkan pelatihan konselor dari dinas kesehatan kota medan, namun dari
kader itu sendiri tidak pernah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh pihak
Puskesmas Simalingkar.
Pendukung Air Susu Ibu (KP ASI) dan merujuk ibu kepada Kelompok Pendukung
Air Susu Ibu (KP ASI) setelah ibu melahirkan, dan menyediakan ketersediaan
akses terhadap informasi dan edukasi mengenai ASI eksklusif. berikut kutipan
wawancaranya:
“Ya jadi begini kita itu, sama dinkes itu sebenarnya sedang
membangun apa itu ya kerja sama tapi respon mereka masih
setengah hati ya termasuklah dokter yang tadi kamu bilang dek,
yang mengarahkan kamu ke gizi bagian dinas kesehatan masih ada
miss understanding terhadap apa yang kami lakukan, makanya
kalau dibilang dengan MOU ya itu tapi kalau dibilang dari
provinsi sudah beberapa kali rapat dan dijadikan narasumber
dalam acara – acara provinsi”. (Informan 7)
juga belum menerima ajakan kerja sama dengan AIMI itu sendiri, dan dari pihak
AIMI sedang membangun kerja sama dengan pihak Dinas Kesehatan namun
respon dari pihak dinas kesehatan sendiri masih setengah hati untuk membangun
Tahap persiapan, pada tahap ini upaya yang harus dilakukan yaitu
,mendorong pembentukan Kelompok Pendukung Air Susu Ibu (KP ASI) dan
merujuk ibu kepada Kelompok Pendukung ASI (KP ASI) setelah ibu melahirkan;
ASI eksklusif
belum berjalan secara efektif dikarenakan tidak adanya jadwal yang rutin
sangat diperlukan dimana hal yang mendasar yang harus dimiliki oleh
Eksklusif yang diadakan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Medan, dan
akan datang.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ambarwati R, Muis SF, dan
ini sudah terdapat satu KP ASI yaitu AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui
Indonesia) Kota Medan. Namun hingga saat ini belum ada dukungan dari
pihak Dinas Kesehatan seperti belum ada kerjasama antara pihak Dinas
setengah hati dalam merespon kerja sama ini, dapat dilihat dari hasil
wawancara dengan pihak AIMI. Sehingga saat ini keberadaan AIMI belum
mengatakan bahwa tidak mengetahui apa itu AIMI sehingga tidak ada
yang turut serta dalam program tersebut harus dapat melaksanakan program ASI
Ekslusif yang dimulai dari proses kehamilan, proses melahirkan hingga proses
menyusui. Salah satu kegiatan dari program ASI eksklusif yaitu penyuluhan. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa pada wilayah kerja Puskesmas Simalingkar telah
“Ada lah nak, penyuluhan itu penting lah itu, ya saya dan ibu
huzaimah memberikan penyuluhan ke ibu – ibu pada saat
posyandu, dilakukannya juga tidak rutin sih nak, ya kapan ada
waktunya aja dari kami melakukan penyuluhannya dek. .(Informan
3)
dilakukan oleh pihak puskesmas belum berjalan dengan efektif itu dapat dilihat
dari satu informan yang mengatakan bahwa penyuluhan baru pertama kali
rutin dilakukan tiga bulan sekali, namun salah satu tenaga kesehatan mengatakan
yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang mengalami sesuatu
masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi individu tersebut.
konseling oleh Puskesmas Simalingkar dapat dilihat dari informan ketiga bahwa
Selain penyuluhan dan konseling kegiatan dari program asi eksklusif yaitu
pembentukan kelas ibu hamil yang salah satu tujuannya untuk menambah
pengetahuan ibu tentang apa yang harus dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
asi eksklusif. Diketahui bahwa kelas ibu hamil telah terbentuk dan terlaksana di
“Ada itu kelas ibu hamil yang dilakukan oleh bagian KIA, tanya ibu
Minar lah ya gimana – gimananya kelas ibu hamil itu”. (Informan
1)
“Ada lah kami kelas ibu hamil, tapi itu yang megang ibu Minar lah
program KIA, nah makanya Gizi, dan KIA itu saling kerja sama
karna saling berkaitan. Karna kelas ibu hamil juga penting.
(Informan 2)
“Ya ada lah kelas ibu hamil, itu dilakukan sebulan sekali, yang
dilaksanakan di kelurahan aja tapi untuk bulan ini 8 orang aja satu
kelompok, waktu itukan kami buat 17 orang, terus berubah jadi 10
orang, terus sekarang jadi 8 orang aja begitu nak mulai dari kelas
ibu hamil kita udah promosikan asi eksklusif” (Informan 3)
melakukan kegiatan kelas ibu hamil yang dimana satu informan mengatakan
bahwa kelas ibu hamil di laksanakan setiap satu bulan sekali, dua informan
mengatakan bahwa kelas ibu hamil itu sendiri program dari KIA.
ibu dan tenaga kesehatan itu sendiri, namun pendampingan dari keluarga juga
merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk mendukung
tentang asi eksklusif kepada keluarga ibu yang hamil ataupun yang menyusui. Di
belum melakukan kegiatan pendampingan dari keluarga. Hal ini di dukung oleh
keluarga.
Tahap pelaksanaan pada tahap ini upaya yang dilaksanakan yaitu Melakukan
pertama kali memeriksakan kandungan hingga ibu melahirkan dan setelah ibu
a. Penyuluhan
Salah satu kegiatan dari program ASI eksklusif yaitu penyuluhan. Dari
dari pihak puskesmas itu sendiri, dan juga berdasarkan hasil wawancara
dengan ibu yang membawa anak yang memberi ASI Eksklusif yang pada
dan belum dapat mencapai target pemberian ASI eksklusif yang ditetapkan
oleh Pemerintah.
b. Konseling
Selain penyuluhan dan konseling kegiatan dari program asi eksklusif yaitu
pembentukan kelas ibu hamil yang salah satu tujuannya untuk menambah
pengetahuan ibu tentang apa yang harus dilakukan ibu nifas agar dapat
puskesmas bahwa kelas ibu hamil rutin dilaksanakan yaitu sebulan sekali
berjumlah delapan orang. Kelas ibu hamil juga sudah memberikan edukasi
ketetapan
kepada si ibu dan tenaga kesehatan itu sendiri, namun pendampingan dari
keluarga juga merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk
yang kuat bagi para ibu yang ingin atau tidak ingin memberikan ASI
saja yang bisa diberikan pada bayi mereka yang baru lahir, jika ASI ada
namun karena pada proses setelah melahirkan bayi dipisah dan setelah
membeli susu formula serta pendidikan yang rendah pun mendukung ibu
susu formula karena keyakinan agama yang kuat. Dukungan ini bertolak
bahwa tindakan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif bukan hanya cukup
keluarga/ suami.
Eksklusif.
Tahap monev (monitoring dan evaluasi), pada tahap ini upaya yang harus
“ya ada lah kegiatan pengawasan tehadap program ASI ini, saya
lah yang mengawasi sama bidanlah juga ikut mengawasi itu aja
yang mengawasi kalau evaluasi kalau saya kasih laporan ke kepala
puskesmas dan tidak tercapai sesuai target barulah di evaluasi oleh
dokternya”. ( Informan 2)
dilakukan dengan melihat dari data laporan-laporan, dan evaluasi dilakukan ketika
tidak mencapai target yang telah ditentukan maka dilakukannya evaluasi dalam
4.3.2 Output
dari pelaksanaan program ASI Eksklusif nilai cakupan ASI dapat mencapai target
ditetapkan. Jika pencapaian sesuai dengan target maka program tersebut dianggap
berhasil dalam pelaksanaannya. Tapi meskipun tercapai hasilnya belum tentu juga
mempengaruhinya.
dilihat dari penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan serta dampak yang
saya dari klinik – klinik, rumah sakit rumah sakit itu lah dulu yang
masih bekerja sama dengan pabrik susu formula, bagaimana pun
yang sudah kami berikan kalau masih ditampilkan juga susu
formula tetap aja sulit tercapainya target gitu dek”. (Informan 2)
“Sudah baiknya dek, ibu – ibu puskesmas bawa anak – anak akbid
itu untuk melakukan penyuluhan tapi ya itulah ibu – ibu nya masih
kurang percaya bagusnya asi itu dek, mereka masih menganggap
susu formula lebih baik, bisa membuat anak lebih cerdas, terus
anaknnya sehat, tapi mungkin lebih di apakan ya di fokuskan lagi
mungkin atau di tingkatkan lagi penyuluhannya mungkin ya dek,
biar bisa lebih sadar lagi ibu ibu disini dek gitu aja sih dek”. (
Informan 6)
“Sudah kasih penyuluhan sih dek, adanya kelas ibu hamil dari
lurah tapi kerja sama itu sama puskesmas aku rasa, tapi saya
waktu tidak ikut karena saya waktu itu sakit jadi harus bed rest.” (
Informan 10)
program ASI Eksklusif belum maksimal tapi perlu ditingkatkan lagi terutama
dibagian kerja sama petugas kesehatan dengan pihak klinik – klinik yang
diwilayah kerja puskesmas, dinas kesehatan, dan perlu lebih ditingkatkan lagi
penyuluhannya agar masyarakat lebih sadar lagi betapa pentingnya ASI Eksklusif
tersebut.
sudah dijalankan semua program, dan perlu untuk ditingkatkan kembali. Hal ini
Simalingkar. Dapat dilihat bahwa masih kurangnya kerja sama antar petugas
untuk mengetahui pentingnya ASI Eksklusif itu sendiri padahal dengan partisipasi
masyarakat dalam penyuluhan kesehatan, dalam kelas ibu hamil. Sumber daya
yang masih kurang dalam melaksanakan program, belum memiliki dana yang
khusus, tidak lengkapnya sarana dan prasarana dalam program ASI Eksklusif
5.1 Kesimpulan
Program Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Puskesmas Simalingkar Tahun 2018
1. Sumber Daya Manusia yang terlibat saat ini adalah Tenaga Gizi selaku
2. Dana yang digunakan berasal dari dana APBD dan BOK yang digunakan
3. Sarana dan prasarana yang digunakan saat ini sebagai media penyuluhan
adalah leaflet.
dan adanya pelatihan kepada petugas kesehatan yang diberikan oleh dinas
2. Tahap Pelaksanaan dilakkan dengan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu
65
dilihat dari segi SDM yang masih kurang dan kurang trampil, belum
adanya dana khusus untuk program ASI Eksklusif, sarana dan prasarana
5.2 Saran
puskesmas, pelatihan pada kader lebih disiplin, aktif, dan lebih terampil,
leaflet, brosur, standing banner, dan lainnya harus dilakukan secara terus-
menerus tidak hanya sekali, karena sasaran program yang selalu berganti
setiap waktu.
program ASI Eksklusif dengan hanya memberi ASI Eksklusif saja pada
Adi Sasmito, Wiku. 2014. Sistem Kesehatan Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Prasada
Kamrin, dkk. 2015. Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kemaraya Kota Kendari. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Vol.1, No.3 Desember 2015
Khasanah, Nur. 2011. ASI atau Susu Formula Ya. Jogjakarta: FlashBooks
Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusui Dini ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info Media
68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif
Proverawati, Atikah & rahmawati, Eni, 2010, Kapita Selekta ASI dan
Menyusui, Cetakan I. Nuha Medika. Yogyakarta.
Roesli, Utami. (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta :
Pustaka Bunda
Sitopu SD. Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Eksklusif Di Desa
Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Jurnal
Darma Agung. 2013; 23(2): 57-62
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori & Proses. Yogyakarta: Media
Pressindo.
PEDOMAN WAWANCARA
PUSKESMAS SIMALINGKAR
I. Indentitas Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
2. Apasaja yang ibu lakukan dalam program ASI? Bagaimana langkah pelaporan yang
ibu lakukan?
eksklusif?
6. Apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan instruksi yang ibu berikan?
mengawasi?
I. Indentitas Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
2. Hal – hal apa saja yang sudah dilakukan puskesmas untuk meningkatkan pencapaian
4. Berapa petugas yang menjalankan dan bertanggung jawab dalam program asi
eksklusif?
7. Apakah ada kerja sama dengan dinkes dalam program ASI misalnya memberikan
8. Fasilitas apa saja yang mendukung dalam pelaksana program ASI eksklusif ini?
9. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program asi eksklusif?
mengawasi?
I. Indentitas Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
eksklusif?
mengawasi?
I. Indentitas Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
1. Apakah ada pihak Dinkes pernah mengadakan sosialisasi tentang kebijakan program
3. Bagaimana dana atau anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendukung
6. Apakah ada sistem reward dan punishment dari dinas terkait pelaksanaan program
8. Apakah dari dinkes pernah memberikan pelatihan konselor asi eksklusif untuk umum?
9. Menurut bapak/ibu apa kelemahan dari peraturan pemerintah tentang program ASI
eksklusif
11. Adakah kegiatan pengawasan terhadap program yang dilaksanakan? Siapa yang
mengawasi?
Bulan
I. Indentitas Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
3. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan dari puskesmas tentang ASI eksklusif?
5. Bagaimana menurut ibu tentang fasilitas yang di berikan pihak puskesmas saat
melakukan penyuluhan?
6. Apa saran ibu untuk petugas pelaksana program ASI eksklusif di puskesmas
8. Apakah ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi ibu? Jika tidak kenapa?
I. Indentitas Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
II. Pertanyaan
1. Apakah bapak /ibu selalu dilibatkan dalam pelaksanaan program ASI eksklusif?
4. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan program ASI eksklusif?
5. Bagaimana dana dan pengalokasiaan dananya untuk pelaksaan program ASI eksklusif?
I. Indentitas Informan
Nama :
JenisKelamin :
Umur :
PendidikanTerakhir :
TanggalWawancara :
II. Pertanyaan
1. Bagaimana AIMI koordinasi dengan Dinkes mengenai ASI Eksklusif dalam meningkatkan
ASI Eksklusif
3. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif ?
I. Indentitas Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Tanggal Wawancara :
ini?
4. Berapa lama waktu yang diberikan pasca bayi lahir sampai ASI Ekslusif keluar
4 Bagaimana dengan sumber Dananya dari BOK lah, itupun bukan khusus
pendanaan untuk pelaksanaan program ASI Eksklusif, misalnnya ada posyandu dan
program? ingin melakukan penyuluhan ya dana dari situlah.
Jadi tidak ada tuh dana khusus untuk Asi Eksklusif
itu dek
5 Bagaimana kelengkapan Hmm, apa ya lah ya dek. saya pun kurang tau,
sarana dan prasarana untuk langsung tanyakan ajalah ke program gizi, ibu
pelaksanaan program ASI huzaimah, ibu itu tau kok bagaimana sarana dan
eksklusif? prasarananya dalam program ASI Eksklusif, yang
saya tau sih laeflet aja itu pun waktu itu dari dinas
kesehatan itu aja sih dek
6 Apakah pelaksanaan program Sudah sih dek, tetapi memang seharusnya kita bisa
sudah sesuai dengan instruksi menyatakan dengan pelaporan, kan ada target berapa
yang ibu berikan? yang dicapai cuman kan kendalanya juga masih
Bagaiamana koordinasi banyak, dan alasan ibu – ibu juga tidak memberikan
dengan pihak terkait dalam asi eksklusif juga berbeda – beda jadi pencapaiannya
pelaksanaan program? nanti mungkin yang bisa menyatakan
pencapaiannya itu pemegang programnya ya berapa
target yang harus dicapai. Pemegang programnya
yang tau. Koordinasi yang terkait dengan pelaksana
itu dia yang lintas sektoral tadi dengan kader
posyandu. Lintas program itulah kami,
seharusnyakan ini juga program asi ini dilakukan
lintas program ini dengan KIA jadi kemudian
diposyandu berhubungan dengan imunisasi itulah
lintas programnya klo lintas sektoralnya
keterkaitanya itu kader.
8 Apa saja hambatan yang Yang kebanyakan si si ibu yang menjadi hambatan,
dialami dalam pelaksanaan terkadangkan kalau kita mendengar keluhan mereka
program? kan kayaknya produksi asinya kurang itu misalnnya
jadi sehingga dia rewel terpaksa lah ku kasih susu
formula jadi kebanyakan hambatannya dari si ibu
dan juga sebernanya kalau hambatannya dari kami
mungkin krang edukasi ataupun udah kita edukasi si
ibunya yang tidak yakin dan tidak menerima.
9 Bagaimanakah output dari Ya gimana lah ya dek, sudah baiknya yang diberikan
pelaksanaan program yang pihak puskesmas, namun mungkin dari
dilaksanakan? masyarakatnya itu sendiri lah dek, kalau dari kami
saya liat pada saat pelaporan, pelaporan dari program
- program yang dilaporkan kesaya sudah baik dan itu
nanti itu bisa ditanyakan langsunglah ke pemegang
programlah
2 Hal – hal apa saja yang sudah hanya penyuluhan dan konseling saja
dilakukan puskesmas untuk pada ibu yang menyusi yang dibawah 6
meningkatkan pencapaian bulan
cakupan sehingga mencapai
target?