Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)
berkualitas. Saat ini angka kelahiran rata-rata untuk mengetahui faktor–faktor yang
(Total Fertility Rate/TFR) pasangan suami istri memengaruhi akseptor KB dalam memilih alat
masih 2,6. Sedangkan target yang harus kontrasepsi KB suntik ditinjau dari pendidikan
dipenuhi 2,1 TFR dari yang telah ditetapkan dan pengetahuan serta sosial ekonomi akseptor
tahun 2015. Hal ini akan terus digencarkan KB di Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa.
hingga tahun 2025 (CNN Indonesia, 2017).
Hasil penelitian Karuniawati (2005) Metode
menemukan mayoritas akseptor yang memilih Penelitian ini bersifat analitik untuk
alat kontrasepsi suntik adalah yang mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 38 akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi
responden (61,3%), mayoritas akseptor KB suntik di Puskesmas Langsa Lama Kota
berpendidikan menengah yaitu sebanyak 31 Langsa, dengan desain penelitian cross-
responden (50,0%) dan mayoritas akseptor sectional (sekat silang).
dengan tingkat sosial ekonomi tinggi yaitu Penelitian dilakukan di Puskesmas
sebanyak 34 responden (54,8%). Ada Langsa Lama pada tahun 2017. Populasi
hubungan antara pemilihan kontrasepsi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS
terhadap pengetahuan ibu dan sosial ekonomi. (Pasangan Usia Subur) yang berkunjung ke
Data dari Dinas Kesehatan Kota Langsa Puskesmas Langsa Lama. Tehnik pengambilan
persentase peserta KB baru tahun 2012, dari sampel adalah accidental sampling yaitu PUS
total jumlah pasangan usia subur (PUS) yaitu (Pasangan Usia Subur) yang berkunjung ke
25.876 pasangan yang merupakan peserta KB Puskesmas Langsa Lama, didapatkan hasil 62
baru adalah sebanyak 2.962 konseptor dengan responden. Kriteria inklusi adalah karakteristik
berbagai alat kontrasepsi yang digunakan umum subjek penelitian dari suatu populasi
(Dinas Kesehatan Kota Langsa, 2016). target yang terjangkau yang akan diteliti yaitu
Cakupan secara lengkap menurut Dinas Pasangan Usia Subur (PUS), PUS yang
Kesehatan Kota Langsa tahun 2012 dapat berkunjung ke Puskesmas Langsa Lama dan
dilihat dari proporsi peserta KB baru PUS yang bersedia menjadi responden. Uji
berdasarkan alat kontrasepsi, menunjukkan
jumlah pengguna KB terbanyak dan sering validitas dan reabilitas kuisioner dilakukan
digunakan adalah suntikan dan pil masing- terhadap 30 reponden pada Januari 2017 di
masing 8.182 konseptor (31,6%) dan 8.370 Puskesmas yang sama. Penelitian ini bersifat
konseptor (32,3%), sedangkan untuk jenis analitik dengan desain penelitian cross-
kontrasepsi lainnya seperti Implant 185 sectional dan tes chi square untuk
(0,7%), IUD 1149 (4,4%), MOP/MOW 83 mengevaluasi kemaknaan hubungan antara
(0,3%), Kondom 1547 (5,9%), dan lainnya faktor.
(Dinas Kesehatan Kota Langsa, 2016). Variabel penggunaan alat kontrasepsi
Data Pasangan Usia Subur (PUS) suntik adalah alat kontrasepsi yang diberikan
berjumlah 3.840 jiwa, jumlah peserta KB melalui penyuntikan, dengan jawaban ya atau
Baru sebanyak 990 (51,8%) dan KB Aktif tidak. Variabel independen terdiri dari
2743 (71,4%). Dari semua akseptor KB di pendidikan, pengetahuan dan sosial ekonomi.
Puskesmas Langsa Lama diketahui akseptor Pendidikan adalah tingkat pedidikan tertinggi
pil sebanyak 1.203 orang (43,9%), suntik yang pernah ditempuh ibu dan memiliki ijizah.
1.392 orang (50,7%), IUD 24 orang (0,9 %), Pengukuran variable pendidikan dan
MOP/MOW 8 orang (0,3%), implant 5 orang pengetahuan ibu berdasarkan pernyataan yang
(0,2 %), kondom 71 orang (2,6%), obat vagina dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007).
15 orang (0,5%), lainnya 25 orang (0,9%). Variabel pendidikan diukur dengan kuesioner
Dari data tersebut menunjukkan ada dengan skala ordinal dan jawaban terdiri dari
peningkatan jumlah peserta KB baru sebanyak pendidikan tinggi (diploma/sarjana),
990 PUS (51,8%). (Dinas Kesehatan Kota pendidikan menengah (tingkat SMU sederajat)
Langsa, 2016). dan pendidikan dasar (SMP, SD sederajat).
Secara umum penelitian bertujuan untuk sedangkan pengetahuan ibu adalah
mengetahui faktor–faktor yang memengaruhi
pemahaman ibu tentang kontrasepsi, yang
akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi
diukur dengan skala ordinal dengan hasil
KB suntik. Sedangkan tujuan khusus adalah
24
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)
Tabel1.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Pendidikan dan Sosial Ekonomi Akseptor Dalam Memilih Alat
Kontrasepsi Keluarga Berencana
kontrasepsi suntik yaitu 6 responden (66,7%). Hal ini juga sesuai dengan penelitian
Hasil uji beda proporsi dengan Chi–square Kundi (2014), pengetahuan tentang KB
(X2) menunjukkan adanya hubungan antara merupakan salah satu aspek penting ke arah
pemilihan kontrasepsi terhadap pengetahuan pemahaman tentang berbagai alat/cara
ibu di Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa kontrasepsi di Kelurahan Sumbersari
(Pvalue= <0,004 ). Kabupaten Jember tahun 2005. Pada
Diskusi penelitian tersebut didapatkan bahwa tingkat
Penelitian yang dilakukan terhadap 62 pengetahuan PUS tentang KB dan metode
responden yang diteliti di Puskesmas Langsa kontrasepsi cukup tinggi sebesar 53,5%.
Lama Tahun 2017, mayoritas berpengetahuan Kontrasepsi suntik dinilai efektif,
cukup yaitu 38 responden (61,3%) dan pemakaiannya yang praktis, harganya relative
minoritas berpengetahuan kurang yaitu 9 murah dan aman (BKKBN, 2017). Hal ini juga
responden (14,5%). sesuai dengan penelitian Karuniawati (2005),
Hal ini menunjukan rata-rata responden dengan judul ‘Hubungan antara pengetahuan
memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak dan sikap dengan keputusan ibu menggunakan
(61,4%) memilih Suntik sebagai alat kontrasepsi pil di wilayah Puskesmas
kontrasepsi, akseptor memilih kontrasepsi ini Manahan Surakarta’. Penelitian ini
dikarenakan akseptor mengetahui dan paham menggunakan metode cross sectional dengan
akan kerugian dan keuntungan dari alat pendekatan metode kuantitatif. Hasil
kontrasepsi suntik. Peneliti berasumsi Semakin penelitian dapat disimpulkan bahwa
baik pengetahuan seseorang tentang Suntik pengetahuan aseptor dalam keputusan
semakin banyak pula akseptor memilih suntik. menggunakan kontrasepsi pil memberikan
Hasil uji beda proporsi dengan Chi – Square pengaruh. Semakin tinggi nilai pengetahuan
(X2) menunjukkan adanya hubungan antara maka semakin cepat keputusan ibu dalam
pemilihan kontrasepsi terhadap pengetahuan menggunakan kontrasepsi pil, walaupun
ibu di Puskesmas Langsa Lama Kota langsa pendidikan tidak berpengaruh.
(Pvalue=<0,004) Pengetahuan ibu yang tinggi akan
Hal ini sesuai dengan penelitian Viviroy empat kalinya lebih cepat dalam mengambil
(2008), Pada variabel pengetahuan dengan keputusan. Hal ini juga sesuai dengan
perilaku melalui uji Chi-square didapatkan penelitian yang dilakukan oleh Meliati (2005)
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dalam Kurniawati (2008), dengan judul
dengan perilaku ibu akseptor KB mengenai ‘Hubungan pengetahuan aseptor KB tentang
kontrasepsi suntik. Hal ini berarti pengetahuan kontrasepsi rasional dalam pemilihan metode
ibu akseptor KB memengaruhi perilakunya kontrasepsi rasional dalam pemilihan metode
dalam memilih kontrasepsi suntik sebagai alat kontrasepsi di desa Bangun Cipto
kontrasepsi karena ibu dengan pengetahuan Yogyakarta’. Jenis penelitian analitik non
tinggi tentu mempunyai perilaku yang berbeda experimen dengan pendekatan cross-sectional,
dengan yang pendidikannya rendah karena ibu kemudian dianalisis dengan analisis Chi
yang berpengetahuan tinggi lebih memilih cara Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
penggunaan alat kontrasepsi yang lebih efisien hubungan antara pengetahuan tentang
dan praktis. kontrasepsi dengan pemilihan metode
Pada variabel pengetahuan dengan kontrasepsi yang signifikan.
perilaku melalui uji Chi-square didapatkan Menurut Notoatmojo (2007),
hubungan yang bermakna antara pengetahuan pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu
dengan perilaku ibu akseptor KB mengenai dan ini terjadi setelah orang melakukan
kontrasepsi suntik. Hal ini berarti pengetahuan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu,
ibu akseptor KB memengaruhi perilakunya penginderaan terjadi melalui pasca indera
dalam memilih kontrasepsi suntik sebagai alat manusia yakni indera pengelihatan,
kontrasepsi karena ibu dengan pengetahuan pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
tinggi tentu mempunyai perilaku yang berbeda Sebagian besar pengetahuan manusia
dengan yang pendidikannya rendah karena ibu diperoleh dari mata dan telinga.
yang berpengetahuan tinggi lebih memilih cara Akseptor yang memilih alat
penggunaan alat kontrasepsi yang lebih efisien kontrasepsi suntik rata-rata memahami
dan praktis. kontrasepsi jenis ini baik dari segi manfaat,
26
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)