Anda di halaman 1dari 14

Manuscript Template International Journal of

Midwifery and Health Sciences


Vol. X, issue X

ANALISIS PENGGUNAAN KONTRASEPSI JANGKA


PANJANG PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)
DI KELURAHAN MEKARBAKTI PANONGAN
KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2022

Iza Siti Azizah1, Putri Azzahroh 2* ,Rukmaini2,

1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Nasional,Jakarta,
2021.iza.siti.azizah@student.unas.ac.id
2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Nasional,Jakarta,
putriazzahroh@civitas.unas.ac.id
3
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Nasional,Jakarta, rukmaini@civitas.unas.ac.id

* Corresponding Author: Putri Azzahroh, Institution/affiliation;

putriazzahroh@civitas.unas.ac.id .

Submission date: xxxxxx; Date of received: xxxxxxx (filled in by the journal editor)

Abstract
Latar Belakang : Salah satu program pemerintaha dalam keluarga berencana yaitu
peningkatan pelayanan KB dengan MKJP, tetapi hal tersebut masih terhambat karena
masih tingginya penggunaan non MKJP di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian
Kesehatan RI, khususnya di Banten juga menunjukan masih tingginya pengunaan non
MKJP dibandingkan dengan MKJP. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan
antara usia, pekerjaan, pengetahuan, informasi pelayanan KB, dukungan suami, budaya
dan sikap wanita PUS dengan penggunaan MKJP.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
penggunaan kontrasepsi jangka panjang di kelurahan Mekarbakti Panongan Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten tahun 2022.
Metodologi : Metode yang digunakan yaitu survey analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor yang terdata dalam
register KB yang berada di wilayah kerja Kelurahan Mekarbakti Panongan Tangerang
yang menggunakan jenis kontrasepsi MKJP maupun yang tidak menggunakan MKJP
yaitu sebanyak 1.984 akseptor KB. Pengambilan sampel menggunakan sampling
accidental dimana didapatkan 96 sampel.
Hasil Penelitian : Hasil uji chi-square (α<0,05), untuk usia sig-ρ.value 0,050,
pekerjaan sig-p value 0,892, pengetahuan sig-p value 0,000, informasi oleh tenaga
kesehatan sig-p value 0,014, dukungan suami sig-p value 0,038, budaya sig-p value
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

0,005 dan sikap sig-p value 0,062.


Kesimpulan : Dalam penelitian ini ada pengaruh usia, pengetahuan, informasi oleh
tenaga kesehatan, dukungan suami dan budaya terhadap pemilihan MKJP, sedangkan
faktor pekerjaan dan sikap tidak memiliki pengaruh terhadap pemilihan MKJP.
Saran : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi kepada
petugas pelayanan KB agar dapat mengetahui tentang cara meningkatkan pengetahuan
dan menyediakan alat kontrasepsi secara lengkap.

Kata kunci : usia, pekerjaan, pengetahuan, informasi oleh tenaga kesehatan,


dukungan suami, budaya, MKJP

Introduction

Perkembangan kependudukan khususnya di Indonesia perlu dilakukan dimana


bertujuan untuk mewujudkan penduduk yang seimbang serta meningkatkan kualitas
hidup keluarga, sehingga dibuatlah program keluarga berencana. Menurut Peraturan
Pemerintah No. 87 Tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan, keluarga
berencana dan factor informasi keluarga, keluarga berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas (Kemenkopmk, 2014).
Total Fertility Rate atau TFR yaitu jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan
sampai akhir masa reproduksinya. Menurut salah satu artikel Badan Koordinasi
Keluarga Berencana, mengatakan bahwa tingkat kelahiran total adalah kemampuan rata-
rata seorang wanita melahirkan pada usia 15-49 tahun menurut masa reproduksinya
(BKKBN, 2016).
Program Keluarga Berencana di Indonesia yaitu dalam buku I Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024) untuk peningkatan
pelayanan KB dengan pengguna MKJP untuk mengurangi resiko drop-out maupun
pengguna Non-MKJP dengan memberikan informasi secara berkesinambungan.
Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui diadakan kegiatan kelompok
bina keluarga dalam rangka melestarikan kesertaan ber-KB (BKKBN, 2016).
Kontrasepsi jangka panjang adalah kontrasepsi yang mempunyai efektivitas dan
tingkat kelangsungan pemakaian yang tinggi dengan angka kegagalan yang rendah.
Penggolongannya terdiri dari kontrasepsi IUD, Implant serta kontrasepsi mantap yaitu
Metode operasi pria (MOP) dan metode operasi wanita (MOW) ( Kemenkes RI, 2013).
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

Tetapi program tersebut sedikit mengalami kendala karena masyarakat yang


lebih cendrung menggunakan kontrasepsi Pil dan Suntik, dimana pengguna non MKJP
61,5% dan MKJP 15,5%. Berdasarkan data tersebut MKJP terbagi menjadi 2 jenis yaitu
IUD dan Implant dimana penguna kontrasepsi IUD yaitu sebesar 7,23% dan pengguna
kontrasepsi Implant sebesar 11,37%, pengguna MKJP di Banten untuk IUD sebesar 5,09
% dan Implant 10,88%, angka tersebut tidak sebanding dengan pengguna kontrasepsi
non MKJP yaitu pada kontrasepsi Pil yaitu 23,17% dan Suntik 51,53 (Kemenkes RI,
2016).
Permasalahan tersebutlah yang membuat pemerintah mengambil kebijakan dan
strategi nasional yaitu mengetur kehamilan yang diinginkan, menurunkan AKB dan
AKI, meningkatkan akses dan pelayanan KB, meningkatkan keikutsertaan pria, promosi
asi eksklusif. Targer pemerintah di tahun 2017 yaitu mengenai angka kelahiran total, per
wus (15-49 tahun) yaitu 2,33 dengan target umum program kependudukan mengenai
fertilitas yaitu tercapinya kondisi penduduk tumbuh seimbang pada tahun 2015 dan terus
berlanjut s/d tahun 2035 (BKKBN, 2016).
Pada saat survei awal peneliti juga menemukan bahwa di Kelurahan Mekarbakti
Kabupaten Tangerang pada tahun 2019 jumlah PUS sebanyak 2.900 orang dengan
peserta KB aktif sebanyak 1.939 orang (66,86%) dan pengguna MKJP sebanyak 129
orang (6,65%). Pada tahun 2020 jumlah PUS didapat sebanyak 2.904 orang dengan
peserta KB aktif sebanyak 1.960 (67,49%) orang dan pengguna MKJP sebanyak 127
orang (6,47%). Selanjutnya pada tahun 2021 jumlah PUS di Kelurahan Mekarbakti
Kabupaten Tangerang sebanyak 3.037 orang dengan peserta KB aktif sebanyak
1.990 orang (65,52%) dan pengguna MKJP sebanyak 517 orang (25,97%). Hal ini
menunjukkan bahwa pengguna MKJP di Kelurahan Mekarbakti Kabupaten Tangerang
tergolong masih rendah mengingat jumlah PUS dan peserta KB aktif sangat tinggi.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul Faktor Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang di Kelurahan
Mekarbakti Panongan Kabupaten Tangerang Tahun 2022.

Method

Method should be structured as follows:


1. Research design
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

Desain penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat analitik dengan
menggunakan desain potong lintang atau cross sectional.
2. Setting and samples
Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Mekarbakti Kecamatan Panongan
Kabupaten Tangerang Banten. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 15 November
2022 s/d 15 Desember 2022.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor yang terdata
dalam register KB yang berada di wilayah kerja Kelurahan Mekarbakti Panongan
Tangerang yang menggunakan jenis kontrasepsi MKJP maupun yang tidak
menggunakan MKJP yaitu sebanyak 1.984 akseptor KB. Perhitungan besar sampel
dengan rumus Taro Yamane/ Slovin sebanyak 96. Metode pengambilan sampel
menggunakan sampling accsidental
a. Kriteria Inklusi
1) Akseptor KB aktif pada periode Oktober – Desember 2022
2) Akseptor yang bersedia menjadi responden
3) Ibu yang memenuhi syarat untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang
b. Kriteria Eksklusi
1) Ibu yang datang dengan komplikasi seperti perdarahan terus menerus, pusing
berat terus menerus.
2) Akseptor KB yang tidak bersedia menjadi responden
3. Measurement and data collection
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner.
4. Data analysis;
Analisis data menggunakan Uji statistik chi square.

Results

Analisis Univariat

Tabel 1
Distribusi Metode Kontrasepsi Yang Digunakan Responden di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten
Tangerang Tahun 2022

Metode Kontrasepsi Yang Digunakan f %


MKJP 20 20,8
Non MKJP 76 79,2
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

Jumlah 96 100
Tabel 2
Distribusi Usia Responden di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022
Usia f %
Fase Mengakhiri (>30 Tahun) 37 38,55
Fase Menjarangkan (20-30 Tahun) 59 61,5
Jumlah 96 100

Tabel 3
Distribusi Pekerjaan Responden di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Pekerjaan f %
Tidak Bekerja 30 31,3
Bekerja 66 68,7
Jumlah 96 100

Tabel 4
Distribusi Berdasarkan Pengetahuan di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun
2022

Pengetahuan f %
Baik 50 52,1
Kurang Baik 46 47,9
Jumlah 96 100

Tabel 5
Distribusi Berdasarkan Informasi Oleh Tenaga Kesehatan di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten
Tangerang Tahun 2022

Informasi OlehTenaga Kesehatan f %

Baik 51 53,1
Kurang Baik 45 46,9
Jumlah 96 100

Tabel 6
Distribusi Berdasarkan Dukungan Suami di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang
Tahun 2022

Dukungan Suami f %
Mendukung 45 46,9
Kurang Mendukung 51 53,1
Jumlah 96 100

Tabel 7
Distribusi Berdasarkan Budaya di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Budaya f %
Baik 43 44,8
Kurang Baik 53 55,2
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

Jumlah 96 100
Tabel 8
Distribusi Berdasarkan Sikap di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Sikap f %
Positif 47 49
Negatif 49 51
Jumlah 96 100

Hasil Analisis Bivariat


Tabel 9
Tabulasi Silang Usia dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di
Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Penggunaan MKJP OR
Total
Usia MKJP NON MKJP Sig-p
f % f % f %
Usia >30 th 12 32,4 25 67,6 37 100 0,050 0,327
Usia 20-30 th 8 13,6 51 86,4 59 100
Total 20 20,8 76 79,2 96 100

Tabel 10
Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di
Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Penggunaan MKJP OR
Total
Pekerjaan MKJP NON MKJP Sig-p
f % F % f %
Tidak Bekerja 7 23,3 23 76,7 30 100 0,892 0,806
Bekerja 13 19,7 53 80,3 66 100
Total 20 20,8 76 79,2 96 100

Tabel 11
Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di
Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Penggunaan MKJP OR
MKJP NON Total
Pengetahuan Sig-p
MKJP
f % f % f %
Baik 19 38 31 62 50 100 0,000 27,581
Kurang baik 1 2,2 45 97,8 46 100
Total 20 20,8 76 79,2 96 100
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

Tabel 12
Tabulasi Silang Informasi Oleh Tenaga Kesehatan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Informasi Penggunaan MKJP OR


Total
Oleh Tenaga MKJP NON MKJP Sig-p
Kesehatan f % F % f %
Baik 16 31,4 35 68,6 51 100 0,014 4,686
Kurang baik 4 8,9 41 91,1 45 100
Total 20 20,8 76 79,2 96 100

Tabel 13
Tabulasi Silang Dukungan Suami dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) di Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Penggunaan MKJP OR
Total Sig-p
Dukungan Suami MKJP NON MKJP
f % f % f %
Mendukung 14 31,1 31 68,9 45 100 0,038 3,387
Kurang mendukung 6 11,8 45 88,2 51 100
Total 20 20,8 76 79,2 96 100

Tabel 14
Tabulasi Silang Budaya dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di
Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Penggunaan MKJP OR
Total Sig-p
Budaya MKJP NON MKJP
f % f % f %
Baik 15 34,9 28 65,1 43 100 0,005 5,143
Kurang Baik 5 9,4 48 90,6 53 100
Total 20 20,8 76 79,2 96 100

Tabel 15
Tabulasi Silang Sikap dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di
Kelurahan Mekar Bakti Kabupaten Tangerang Tahun 2022

Penggunaan MKJP OR
Total Sig-p
Sikap MKJP NON MKJP
f % f % f %
Positif 14 29,8 33 70,2 47 100 0,062 3.040
Negatif 6 12,2 43 87,3 49 100
Total 20 20,8 76 79,2 96 100
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

Discussion

1. Pengaruh Usia terhadap Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


Berdasarkan hasil peneltian menunjukan bahwa pada analisis hubungan usia
terhadap penggunaan MKJP, fase mengakhiri (>30 th) dengan jumlah 37 responden
dimana 12 responden menggunakan MKJP (32,4%) dan 25 responden menggunakan
kontrasepsi non MKJP (67,6%), dengan ρ.value sebesar 0,05 nilai tersebut sama
dengan α=0,05 sehingga hipotesis awal yang menyatakan ada hubungan antara
usia dengan penggunaan kontrasepsi jangka panjang terbukti secara statistik maka
Ha di tolak. Nilai OR diperoleh 0,327, dengan demikian responden dengan usia fase
mengakhiri berpeluang menggunakan MKJP sebesar 0,327 kali dibandingkan dengan
responden dengan kategori fase menjarangkan
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Anggraeni, P (2014, 98), dimana nilai
OR yang diperoleh pada CI 95% sebesar 4,565, dengan demikian nilai OR tersebut
disimpulkan akseptor KB yang berusia lebih dari 30 tahun berpeluang 4,565 kali
menggunakan MKJP dibandingkan dengan akseptor KB yang berusia kurang dari 30
tahun
Berdasarkan keadaan sekarang penelitian yang dilakukan di Kelurahan Mekar
Bakti, responden dengan fase menjarangkan dan fase mengakhiri didominasi
menggunakan kontrasepsi jangka pendek. Berdasarkan penelitian yang didapat alasan
responden lebih memilih kontrasepsi jangka pendek yaitu pada usia (20-30 tahun)
mengganggap kontrasepsi jangka panjang tersebut hanya digunakan untuk orang
yang tidak ingin memiliki anak lagi, sedangkan untuk responden pada usia (>30
tahun) sebagian besar responden masih takut untuk menggunakan
kontrasepsi jangka panjang, seperti kontrasepsi implant mereka masih belum
terlalu memahami mengenai kontrasepsi tersebut, mereka menganggap kontrasepsi
tersebut akan membuat mereka tidak bebas untuk bekerja, sedangkan kontrasepsi
IUD mereka takut karena pemasangan dilakukan didalam rahim. Usia yang semakin
bertambah ini terkadang membuat responden menjadi malas untuk mengganti metode
karena mereka menganggap usia mereka akan mendekati menopause.
Penelitian ini cenderung tidak menjawab dengan keadaan sebenarnya, dimana
usia menentukan bahwa semakin tinggi usia responden maka semakin tinggi pula
penggunaan MKJP
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

2. Pengaruh Pekerjaan terhadap Penggunaan MKJP


Berdasarkan data penelitian diperoleh hasil yang tidak bekerja sebanyak 30
responden (31,3%) dibandingakan dengan yang bekerja sebanyak 66 responden
(68.7%). Hasil analisis hubungan pekerjaan dengan penggunaan MKJP didapatkan
hasil yaitu responden yang tidak bekerja sebesar 30 responden dimana 7 responden
menggunakan MKJP (23,3%) dan 23 responden tidak menggunakan MKJP (76,7%)
dengan hasil uji chi square didapatkan bahwa ρ=0,892 dimana hasil tersebut lebih
besar dari α= 0,05, sehingga hipotesis awal yang menyatakan ada hubungan antara
pekerjaan dengan penggunaan kontrasepsi jangka panjang tidak terbukti secara statistik
dengan demikian nilai OR sebesar 0,806 bermakna responden yang tidak bekerja
bepeluang 0,806 kali menggunakan MKJP.
Penelitian ini sejalan dengan Fienalia, R, A (2012) dimana hasil uji chi square
diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan
penggunaan kontrasepsi jangka panjang dengan ρ=1,000 dimana hasil tersebut lebih
besar dari α=0,05.
Responden di Kelurahan Mekar Bakti memang sebagian besar merupakan pekerja
buruh pabrik dan wiraswasta, sehingga lebih mudah dari segi pemakaian menggunakan
metode jangka pendek seperti pil dan suntik, responden yang bekerja akan berpeluang
besar mendapatkan informasi yang baik dari teman kerja atau dari media lain.
Menurut Fienalia (2012), wanita bekerja kemungkinan lebih menyadari kegunaan dan
manfaat KB, serta lebih mengetahui pilihan metode yang ada jika dibandingkan
dengan wanita yang tidak bekerja
3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan MKJP
Variabel pengetahuan memiliki nilai sig-p 0,000 < 0,05 artinya pengetahuan
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemilihan MKJP di Kelurahan Mekar
Bakti tahun 2022. Hasil OR (Odds Ratio) pada variabel pengetahuan sebesar 27,581.
Artinya pengetahuan yang kurang baik cenderung 27,581 kali lipat memiliki pengaruh
terhadap tidak memilihnya MKJP pada responden.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah tahun
2015 tentang Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Akseptor KB Wanita di Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

dengan pemilihan MKJP adalah pengetahuan (sig=0,001), dengan pemilihan


MKJP.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum
memiliki pemahaman yang baik tentang MKJP, sehingga mereka masih enggan untuk
memilih MKJP. Hal ini dikarenakan rasa takut responden seperti MKJP menimbulkan
rasa sakit yang luar biasa dan pemakaian MKJP menurut mereka dapat menimbulkan
efek samping yang merugikan bagi wanita dalam menggunakan MKJP. Kejadian ini
yang membuat responden masih ada yang tidak memilih menggunakan MKJP.
Pengetahuan peserta KB yang baik tentang hakekat program KB akan mempengaruhi
mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi yang akan digunakan termasuk
keleluasaan atau kebebasan pilihan, kecocokan, pilihan efektif tidaknya, kenyamanan
dan keamanan, juga dalam memilih tempat pelayanan yang lebih sesuai karena
wawasan sudah lebih baik, sehingga kesadaran mereka tinggi untuk terus memanfaatkan
pelayanan
4. Pengaruh Informasi Oleh Tenaga Kesehatan terhadap Penggunaan MKJP
Variabel informasi oleh petugas kesehatan memiliki nilai sig-p 0,014 < 0,05
artinya peran petugas kesehatan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemilihan
MKJP di Kelurahan Mekar Bakti tahun 2022. Hasil OR pada variabel informasi oleh
petugas kesehatan menunjukkan nilai OR 4,686. Artinya informasi oleh petugas
kesehatan yang baik cenderung 4,686 kali lipat memiliki pengaruh terhadap memilihnya
penggunaan MKJP pada responden.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ranaswati tahun
2014 tentang Faktor yang Membedakan Pemilihan Alat Kontrasepsi Intra Uterine
Devices (IUD) dan Pil pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pendapatan,
pengetahuan, sikap, akses ke pelayanan kesehatan dan dukungan petugas kesehatan
dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Pil pada wanita usia subur.
Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi oleh petugas kesehatan
memiliki pengaruh terhadap pemilihan MKJP. Hal ini dikarenakan usaha yang dilakukan
petugas kesehatan dalam mengajak wanita PUS untuk menggunakan MKJP sudah cukup
baik,. Kurangnya pengguna MKJP bukan dikarenakan petugas kesehatan yang tidak
memberikan informasi dengan baik, namun dari reaksi wanita PUS sendiri yang masih
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

tidak mau menggunakan MKJP. Petugas kesehatan sendiri memiliki peran dalam
pemberian informasi yang berhubungan dengan pemakaian MKJP. Petugas kesehatan
berperan dalam memberikan informasi, penyuluhan dan menjelaskan tentang alat
kontrasepsi utamanya mengenai MKJP. Petugas kesehatan sangat banyak berperan dalam
memberikan dorongan maupun anjuran, namun masih saja wanita PUS yang tidak
memperdulikan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan.
5. Pengaruh Dukungan Suami terhadap Penggunakan MKJP
Variabel dukungan suami memiliki nilai sig-p 0,038 < 0,05 artinya dukungan
suami memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemilihan MKJP di Kelurahan
Mekar Bakti tahun 2022. Hasil OR pada variabel dukungan suami menunjukkan nilai
OR 3,387. Artinya suami yang tidak mendukung cenderung 3 kali lipat memiliki
pengaruh terhadap tidak memilihnya MKJP pada responden
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tristanti tahun 2016
tentang Hubungan Dukungan Suami dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP), menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistic menggunakan uji
Chi square didapatkan hasil bahwa p value 0,001 maka berarti ada hubungan antara
dukungan suami dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang dengan nilai
keeratan hubungan sebesar 0,542.
Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami memiliki
pengaruh terhadap pemilihan MKJP. Dukungan suami meliputi upaya memperoleh
informasi, memilih alat kontrasepsi, mengantarkan ke pelayanan kesehatan dan
membianyai pemasangan alat kontrasepsi. Semakin baik dukungan yang diberikan
suami maka dalam pengambilan keputusan sesuai dengan keinginan suami dan
istri, sebaliknya juka dukunga suami kurang maka akan timbul ketidakpuasan suami
dalam penggunaan alat kontrasepsi. Dukungan suami mempunyai hubungan dalam
pengambilan keputusan penggunaan alat kontrasepsi, tetapi suami belum
berkontribusi dalam pemilihan metode atau jenis alat kontrasepsi.
6. Pengaruh Budaya terhadap Penggunaan MKJP
Variabel sosial budaya memiliki nilai sig-p 0,005 < 0,05 artinya sosial budaya
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemilihan MKJP di Kelurahan Mekar
Bakti tahun 2022. Hasil OR pada variabel sosial budaya menunjukkan nilai OR 5,143.
Artinya sosial budaya yang kurang baik cenderung 5 kali lipat memiliki pengaruh
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

terhadap tidak memilihnya MKJP pada wanita PUS


Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumartini tahun 2016
tentang Faktor yang Berpengaruh terhadap Keinginan PUS dalam Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Pacar Keling Surabaya,
menunjukkan bahwa hasil yang dapatkan adalah umur, sosial budaya, perilaku, efek
samping, ingin punya anak lagi, dukungan suami dan keluarga mempengaruhi
penggunaan metode kontrasepsi jangka Panjang.
Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya memiliki pengaruh
terhadap pemilihan MKJP. Sebagian responden mengaku ada budaya di sekitar yang
melarang menggunakan jenis alat kontrasepsi tertentu, ada responden yang diharuskan
keluarga melakukan pemasangan alat kontrasepsi adalah petugas wanita. Terdapat
juga beberapa keluarga responden yang melarang pemakaian jenis alat kontrasepsi
MKJP karena akan menyebabkan pendarahan yang mengakibatkan responden tidak
bisa melakukan ibadah. Penggunaan alat kontrasepsi MKJP sangat terkait dengan
budaya, sebab alat kontrasepsi terkait dengan cara pemasangan dan kebiasaan
menggunakan. Di samping itu penggunaannya terkait dengan kebiasaan masyarakat
yang hidup di lingkungan tertentu. Seseorang akan tertarik menggunakan salah alat
kontrasepsi jika orang-orang di sekitarnya menggunakan alat kontrasepsi yang
sama.
7. Pengaruh Sikap terhadap Penggunaan MKJP
Variabel sikap memiliki nilai sig-p 0,062 > 0,05 artinya sikap tidak memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap pemilihan MKJP di Kelurahan Mekar Bakti tahun
2022. Hasil OR pada variabel sikap menunjukkan nilai OR 3,040. Artinya sikap yang
negatif cenderung 3 kali lipat tidak memiliki pengaruh terhadap tidak memilihnya MKJP
pada wanita PUS.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyarni
tahun 2018 tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Penggunaan KB
Puskesmas Paramasan Kabupaten Banjar Martapura, menunjukkan bahwa ada
hubungan pengetahuan terhadap penggunaan KB MKJP (p-value = 0,001) dan ada
hubungan sikap terhadap penggunaan KB MKJP (p-value = 0,000).
Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap tidak memiliki pengaruh
terhadap penggunaan MKJP. Sikap responden tentang MKJP dipengaruhi oleh beberapa
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

faktor, antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting,
pengaruh kebudayaan dan media masa. Dalam kehidupan mereka, responden tentunya
mengalami interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan keluarga mau pun lingkungan
masyarakat. Interaksi tersebut akan menghasilkan adanya pengalaman tentang MKJP
baik dari melihat secara langsung maupun dari cerita orang lain. Pengalaman-
pengalaman tersebut dapat berupa tentang pengertian MKJP, efek samping MKJP,
jenis MKJP dan dapat pula berupa sikap orang dalam memiliki MKJP. Pengalaman
yang diterima responden khususnya tentang sikap penggunaan MKJP merupakan salah
satu sumber atau referensi responden dalam menyikapi penggunaan MKJP.

Conclusion

Dalam penelitian ini ada pengaruh usia, pengetahuan, informasi oleh tenaga
kesehatan, dukungan suami dan budaya terhadap pemilihan MKJP, sedangkan faktor
pekerjaan dan sikap tidak memiliki pengaruh terhadap pemilihan MKJP.

References

1. Anggraeni, P. (2015). Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


(Mkjp) Pada Akseptor Kb Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang. Skripsi,
Universitas Islam Negeri.
2. BKKBN. (2016). Kebijakan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga dalam Mendukung Keluarga Sehat. Jakarta.
3. Fienalia, R. A. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) DI Wilayah Kerja Puskesmas
Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011. Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta.
4. Kemenkopmk. (2014). Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Jakarta.
5. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Situasi Keluarga Berencana di Indonesia.
Jakarta.
6. Kementerian Kesehatan RI.(2014). Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Fasca
Persalinan di Fasilitas Kesehatan. Jakarta.
7. Mahmudah, L. T. N., & Indrawati, F. (2015). Analisis faktor yang berhubungan
dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB
Wanita di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Unnes Journal of Public
Manuscript Template International Journal of
Midwifery and Health Sciences
Vol. X, issue X

Health, 4(3).
8. MDGs. (2014). Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia.
Jakarta : BAPPENAS.
9. Sumartini., Diah Indriani. 2016. Pengaruh Keinginan Pasangan Usia Subur (PUS)
dalam Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Jurnal Biometrika dan
Kependudukan, Vol. 5, No. 1 Juli 2016: 27–34
10. Tristanti, I., & Nasriyah, N. (2016). Hubungan Dukungan Suami Dalam Pemilihan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
11. Widyarni, A., & Dhewi, S. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap
Penggunaankb Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Mkjp) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Paramasan Kabupaten Banjar, Martapura. Journal of midwifery and
reproduction, 2(1), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai