Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2022

PENGARUH KONSELING KB PADA IBU HAMIL TRIMESTER TIGA


TERHADAP MINAT PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI
JANGKA PANJANG (MKJP) IUD IMPLAN DI BPM DYAH
WIDYA NGEMPLAK, BOYOLALI

Aisyah Amini1), Ernawati 2)


email :
1)
Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen Program Studi Kebidanan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Pelayanan Kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan meliputi pemberian KIE,


konseling, penapisan kelayakan medis, pemberian kontrasepsi, pemasangan atau
pencabutan, dan penanganan efek samping atau komplikasi dalam upaya mencegah
kehamilan. program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat
timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konseling KB pada ibu hamil trimester tiga terhadap minat penggunaan MKJP
IUD IMPLAN di BPM Dyah Widya Ngemplak, Boyolali.
Jenis penelitian ini adalah penelitian rancangan pra-experiment dengan desain
One group pra-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester
tiga tanpa kontraindikasi MKJP yang ada di BPM Dyah Widya Ngemplak pada bulan
Juli-Agustus 2022. Yang berjumlah 24 ibu hamil. Teknik sampling nonprobability
sampling dengan metode Consecutive sampling sebanyak 24 orang. Penelitian ini telah
dilaksanakan di di BPM Dyah Widya Ngemplak dan waktu penelitian akan dilaksanakan
pada bulan Juli-Agustus 2022. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar
kuesioner minat KB. Uji bivariat dilakukan melalui pengujian statistik dengan uji
wilcoxon.
Hasil penelitian ini menunjukkan Ada Pengaruh Konseling KB pada Ibu Hamil
Trimester Tiga terhadap Minat Penggunaan MKJP Iud Implan di BPM Dyah Widya
Ngemplak, Boyolali dengan nilai p value 0,000.
Kesimpulan pada penelitian ini bahwa Pengaruh Konseling KB pada Ibu Hamil
Trimester Tiga terhadap Minat Penggunaan MKJP Iud Implan di BPM Dyah Widya
Ngemplak, Boyolali.
Kata Kunci: Konseling, KB, IUD Implan, Ibu Hamil

ABSTRACT

Contraceptive services are activities carried out for the provision of IEC,
counseling, providing assistance, administering contraception, insertion or withdrawal,
and handling effects or complications in an effort to prevent pregnancy. The family
planning program also aims to improve the quality of the family so that it can create a
sense of security, peace, and hope for a better future in realizing physical prosperity and
inner happiness. This study aims to determine the effect of family planning counseling in
third trimester pregnant women on the interest in using MKJP IUD IMPLAN at BPM
Dyah Widya Ngemplak, Boyolali.
This type of research is a pre-experimental design research with One group pre-
post test design. The population in this study were third trimester pregnant women
without MKJP contraindications at BPM Dyah Widya Ngemplak in July-August 2022.
There were 24 pregnant women who returned. The sampling technique was non-
probability sampling with the Consecutive sampling method as many as 24 people. This
research has been carried out at BPM Dyah Widya Ngemplak and the time of the
research will be carried out in July-August 2022. The research instrument used is a
family planning interest questionnaire sheet. The bivariate test was carried out through
statistical testing with the Wilcoxon test.
The results of this study indicate that there is an effect of family planning
counseling in third trimester pregnant women on the interest in using MKJP IUD
Implants at BPM Dyah Widya Ngemplak, Boyolali with a p value of 0.000.
The conclusion of this study is that the Effect of Family Planning Counseling on
Third Trimester Pregnant Women on Interest in Using IUD Implant MKJP at BPM Dyah
Widya Ngemplak, Boyolali.
Keywords: Counseling, Family Planning, IUD Implant, Pregnant Women

I. PENDAHULUAN (termasuk KBPP) yang efektif


Pelayanan Kontrasepsi dapat mengurangi kematian ibu
adalah serangkaian kegiatan dengan cara mengurangi
meliputi pemberian KIE, kehamilan dan mengurangi
konseling, penapisan kelayakan kelahiran risiko tinggi. (Profil
medis, pemberian kontrasepsi, Kesehatan Indonesia, 2020).
pemasangan atau pencabutan, Pada tahun 2020, kesertaan
dan penanganan efek samping ber-KB Provinsi Bengkulu
atau komplikasi dalam upaya memiliki persentase tertinggi
mencegah kehamilan. Pelayanan sebesar Kalimantan Selatan
kontrasepsi yang diberikan 71,3%, Jambi 69,8%, Jawa Barat
meliputi kondom, pil, suntik, 66,2%, Jawa Tengah 64,9%,
pemasangan atau pencabutan Jawa Timur 64,1%. Sedangkan
implan, pemasangan atau Provinsi Papua memiliki tingkat
pencabutan alat kontrasepsi kesertaan ber-KB terendah
dalam rahim, pelayanan sebesar 24,9%. Pola pemilihan
tubektomi, dan pelayanan jenis alat kontrasepsi pada tahun
vasektomi. KB Pascapersalinan 2020 menunjukkan bahwa
(KBPP) adalah upaya sebagian besar akseptor memilih
pencegahan kehamilan dengan menggunakan metode suntik
menggunakan metode/alat/obat 72,9%, pil 9,4%, IUD/AKDR
kontrasepsi segera setelah 8,5%, Implan 8,5%, MOW 2,6%,
melahirkan sampai dengan 42 Kondom 1,1%, MOP 0,6%. Jika
hari/6 minggu setelah dilihat dari efektivitas, kedua
melahirkan. Beberapa studi jenis alat ini termasuk metode
menunjukkan pelayanan KB kontrasepsi jangka pendek
sehingga tingkat efektifitas dalam Ngemplak jumlah PUS tertinggi
pengendalian kehamilan lebih 14.603 ribu pasangan, peserta KB
rendah dibandingkan jenis aktif IUD 20,50%, MOW
kontrasepsi lainnya. Pola ini 13,72%, MOP 0,27%, kondom
terjadi setiap tahun, dimana 0,44%, Implan 8,73%, Suntik
peserta lebih banyak memilih 72,75%, Pil 1,22%. (BPS
metode kontrasepsi jangka Boyolali,2020).
pendek dibandingkan metode KB (Keluarga Berencana)
kontrasepsi jangka panjang (IUD, merupakan salah satu strategi
implan, MOW dan MOP). (Profil untuk mengurangi kematian ibu
Kesehatan Indonesia, 2020). khususnya ibu dengan kondisi 4T
Pada tahun 2020 terdapat yaitu Terlalu muda melahirkan
jumlah Pasangan Usia Subur (di bawah usia 20 tahun), Terlalu
(PUS) di Kabupaten Boyolali sering melahirkan, Terlalu dekat
168.865 dengan cakupan peserta jarak melahirkan, dan Terlalu tua
KB aktif 120.226 (71%) dan PUS melahirkan (di atas usia 35
tidak menggunakan KB 48.639 tahun). Selain itu, program KB
(28,80%). Peserta KB aktif juga bertujuan untuk
menggunakan metode meningkatkan kualitas keluarga
kontrasepsi IUD 15.564 (9,22%), agar dapat timbul rasa aman,
MOW 6823 (4,10%), MOP 1044 tentram, dan harapan masa depan
(0,62%), kondom 1572 (0,93%), yang lebih baik dalam
Implan 16002 (9,48%), Suntik mewujudkan kesejahteraan lahir
74995 (44,41%), pil 4226 dan kebahagiaan batin. (BKKBN
(2,50%),. Jumlah Pasangan Usia Provinsi Jawa Tengah, 2019).
Subur (PUS) di Kabupaten KB (Keluarga Berencana) juga
Boyolali tahun 2021 mencapai merupakan salah satu cara yang
172.389. Jumlah peserta KB aktif paling efektif untuk
108.691 (63,05%), sedangkan meningkatkan ketahanan
PUS tidak menggunakan KB keluarga, kesehatan, dan
63.698 (36,95%). Peserta KB keselamatan ibu, anak, serta
aktif tahun 2021 yang memakai perempuan. Pelayanan KB
IUD 12704 (7,375), MOW 6651 meliputi penyediaan informasi,
(3,85%), MOP 777 (0,45%), pendidikan, dan cara cara bagi
Kondom 1908 (1,11%), Implan keluarga untuk dapat
11281 (6,54%), Suntik 70363 merencanakan kapan akan
(40,82%), Pil 5007 (2,91%). mempunyai anak, berapa jumlah
(BPS Jawa Tengah,2021). anak, berapa tahun jarak usia
Jumlah Pasangan Usia Subur dan antara anak, serta kapan akan
Peserta KB Aktif Menurut berhenti mempunyai anak.
Kecamatan di Kabupaten (BKKBN Provinsi Jawa Tengah,
Boyolali. Kecamatan Nogosari 2019).
jumlah PUS 11.839 ribu Hasil studi pendahuluan di
pasangan, Kecamatan Simo Puskesmas Ngemplak Boyolali
jumlah PUS 8.218 ribu pasangan, bulan Maret-April 2022
sedangkan di Kecamatan didapatkan data sebanyak 24 ibu
nifas. Peneliti melakukan pada Juli-Agustus 2022. Jumlah
wawancara awal terhadap 10 ibu populasi sebanyak. 24 ibu hamil
nifas terkait kontrasepsi Metode trimester tiga tanpa
Kontrasepsi Jangka Panjang kontraindikasi MKJP. Teknik
MKJP, hanya 4 ibu nifas yang sampling yang digunakan dalam
mengetahui apa Metode penentuan sampel dalam
Kontrasepsi Jangka Panjang penelitian ini adalah dengan
(MKJP ) Iud Implan (Puskesmas Consecutive sampling dengan 24
Ngemplak, 2022). Berdasarkan orang. Analisis bivariat Uji
permasalahan diatas perlu bivariat dilakukan melalui
dilakukan penelitian yang bersifat pengujian statistik dengan uji
pre-eksperimen pretest postest korelasi wilcoxon.
dengan media leaflet untuk III. HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan konseling Keluarga 1. Karakteristik responden
Berencana khususnya konseling Tabel 1. Karakteristik
MKJP Iud Implan pada ibu hamil responden berdasarkan umur
trimester ketiga karena (n:24)
diharapkan pemberian konseling Umur Nilai
pada periode antenatal dapat Min 20
meningkatkan minat pemilihan Max 33
Metode Kontrasepsi Jangka Mean 24,50
Panjang (MKJP) Iud Implan St. Deviasi 3,575
sehingga mengurangi kematian Karakteristik responden
ibu khususnya ibu dengan kondisi memiliki umur paling rendah
4T yaitu Terlalu muda 20 tahun, paling tua 33 tahun
melahirkan (di bawah usia 20 dengan rata-rata 24,50 tahun
tahun), Terlalu sering melahirkan, dan standar deviasi 3,575.
Terlalu dekat jarak melahirkan, Adapun pengaruh usia
dan Terlalu tua melahirkan (di terhadap minat dan preferensi
atas usia 35 tahun). terutama di individu terhadap Minat
BPM Dyah Widya Kecamatan MKJP Iud Implan diantaranya
Ngemplak, Kabupaten Boyolali. disampaikan oleh Nasution
Tujuan penelitian ini untuk (2011). Dalam penelitiannya,
mengetahui tentang Pengaruh Nasution (2011)
Konseling KB pada Ibu Hamil menyampaikan bahwa
Trimester Tiga terhadap Minat preferensi Minat MKJP Iud
Penggunaan MKJP IUD Implan terkait dengan usia
IMPLAN di BPM Dyah Widya reseptor di mana preferensi
Ngemplak, Boyolali. Minat MKJP Iud Implan
II. METODELOGI cenderung dimiliki oleh ibu
Jenis penelitian ini adalah berusia di atas 30 tahun
penelitian pra-experiment dengan dengan peluang sebesar 0,67
desain One group pra-post test kali untuk ibu berusia di atas
design. Penelitian ini 30 tahun. Pada penelitian ini
dilaksanakan dilaksanakan di WUS yang berada pada
BPM Dyah Widya Ngemplak rentang usia di atas 30 tahun
hanya mencapai 32%. Dengan penelitiannya, Tibajuika dkk.
demikian, temuan pretest (2017) yang juga
bahwa minat terhadap Minat mengemukakan bahwa tingkat
MKJP Iud Implan pada pendidikan individu
kategori tinggi yang hanya mempengaruhi preferensi
mencapai 24% (6 orang) pada terhadap Minat MKJP Iud
penelitian ini sejalan dengan Implan di mana proporsi
hasil penelitian Nasution preferensi terhadap Minat
(2011). MKJP Iud Implan dalam suatu
Ada kelompok umur 26- populasi cenderung meningkat
35 tahun merupakan fase seiring dengan tingkat
tersebut termasuk pendidikan dengan preferensi
perkembangan dewasa madya tertinggi pada mereka yang
dimana kepribadian seseorang berpendidikan tinggi.
akan lebih mantap, dapat Hal ini juga sesuai
mengambil suatu keputusan dengan hasil penelitian Widya
dan lebih tenang sehingga (2015) yang mengatakan
dalam mengambil keputusan bahwa ada hubungan antara
menyebabkan perbedaan pada tingkat pendidikan dengan
kontrasepsi yang dibutuhkan. pemilihan alat kontrasepsi
Pada perkembangan dewasa pada wanita usia subur. Hasil
ini rentan terhadap kehamilan, penelitian ini diperkuat oleh
sehingga ibu perlu memilih penelitian Yanuar (2010) yang
alat kontrasepsi yang lebih mengatakan Pendidikan
efektif dalam mencegah merupakan salah satu faktor
kehamilan (Kuntari, yang menentukan pemilihan
Corniawati & Utami 2018). suatu metode kontrasepsi.
Tabel 2. Karakteristik Suami pun terlibat dalam
responden berdasarkan memberikan pertimbangan
pendidikan (n:24) dalam proses memutuskan
Pendidikan f % untuk menggunakan suatu alat
SMA 21 87.5 kontrasepsi.
D3 2 8.3 Tabel 3. Karakteristik
Sarjana 1 4.2 responden berdasarkan
Total 24 100.0 pekerjaan (n:24)
Karakteritik responden Pekerjaan f %
berdasarkan Pendidikan yang PNS 3 12.5
paling banyak adalah Wiraswasta 18 75.0
SMAsebanyak 21 orang Swasta 3 12.5
(87,5%). Pengaruh tingkat Total 24 100.0
Pendidikan terhadap minat Karakteristik responden
dan preferensi individu berdasarkan pekerjaan yang
terhadap Minat MKJP Iud paling banyak adalah
Implan diantaranya wiraswasta sebanyak 18 orang
disampaikan oleh Tibajuika (75%). Hal ini akan
dkk. (2017). Dalam mempengaruhi pemilihan alat
kontrasepsi yang dipakai yang dilakukan konseling pada ibu
berkaitan dengan pembiyaan. hamil trimester tiga
Karena istri yang tidak bekerja Tabel 4. Distribusi minat
cenderung akan meminta penggunaan MKJP Iud Implan
persetujuan suami terlebih sebelum dilakukan konseling
dulu karena ini menyangkut pada ibu hamil trimester tiga
pembiayaan yang besar. Bagi (n:24)
sebagian orang Iud Implan MKJP Pre f %
berharga mahal. Biaya yang Rendah 5 20.8
dikeluarkan untuk Sedang 16 66.7
pemasangan Iud Implan Tinggi 3 12.5
dianggap mahal oleh sebagian Total 24 100.0
orang. Mereka biasanya Distribusi minat
cenderung memilih alat penggunaan MKJP Iud Implan
kontrasepsi lainnya yang dapat sebelum dilakukan konseling
dibeli setiap bulan maupun per pada ibu hamil trimester tiga
tiga bulan, padahal yang paling banya adalah
pembiayaan yang mereka sedang sebanyak 16 orang
keluarkan untuk pemasangan (66,7%). Hasil penelitian ini
Iud Implan jauh lebih murah sejalan dengan penelitian
jika dikalkulasikan dengan Mulyani & Purwati (2018)
lamanya pemakaian jika menunjukkan minat
dibandingkan dengan alat penggunaan MKJP Iud Implan
kontrasepsi lainnya. Selain itu sebelum konseling paling
pekerjaan mempengaruhi banyak adalah sedang
kemampuan seseorang untuk sebanyak 12 orang (48%).
memenuhi kebutuhannya. Hal ini karena minat
Kebutuhan akan KB merupakan indikator awal
merupakan salah satunya bagi terbentuknya perilaku, di
(Mulyani & Purwati, 2018). mana minat menjadi prasyarat
Wanita yang bekerja bagi tercapainya suatu
akan lebih mudah memperoleh Tindakan (Notoatmodjo,
biaya, pekerjaan juga bisa 2008). Semakin rendah minat
menjadi ajang mencari MKJP Iud Implan, semakin
pengalaman dan pengetahuan rendah pula peluang
lebih luas. Wanita yang tidak tercapainya perilaku
bekerja cenderung akan penggunaan MKJP Iud Implan
memiliki sumber informasi (Mulyani & Purwati, 2018).
lebih sedikit dibandingkan 3. Distribusi minat penggunaan
wanita yang bekerja, termasuk MKJP Iud Implan setelah
juga informasi mengenai dilakukan konseling pada ibu
kesehatan dan KB (Ginting , hamil trimester tiga
2010). Tabel 5. Distribusi minat
2. Distribusi minat penggunaan penggunaan MKJP Iud Implan
MKJP Iud Implan sebelum setelah dilakukan konseling
pada ibu hamil trimester tiga pemasangan MKJP Iud
(n:24) Implan melibatkan teknik
MKJP Post f % pemasangan benda asing ke
Rendah 0 0 dalam tubuh. Masuknya benda
Sedang 13 54.2 asing ke dalam tubuh
Tinggi 11 45.8 menyebabkan timbulnya
Total 24 100.0 ketakutan dan berbagai mitos
Distribusi minat terkait keberadaan benda asing
penggunaan MKJP Iud Implan dalam tubuh sehingga persepsi
setelah dilakukan konseling ini sulit untuk dirubah karena
pada ibu hamil trimester tiga melibatkan faktor psikologi
yang paling banya adalah (Fadjar, 2013).
sedang sebanyak 13 orang 4. Pengaruh Konseling KB pada
(66,7%). Hasil penelitian ini Ibu Hamil Trimester Tiga
sejalan dengan penelitian terhadap Minat Penggunaan
Mulyani & Purwati (2018) Minat MKJP Iud Implan di
yang menunjukkan setelah BPM Dyah Widya Ngemplak,
dilakukan konseling minat Boyolali
penggunaan MKJP Iud Implan Tabel 6. Pengaruh Konseling
paling banyak adalah sedang KB pada Ibu Hamil Trimester
sebanyak 14 orang (56%). Tiga terhadap Minat
Pernyataan ini sejalan dengan Penggunaan Minat MKJP Iud
penelitian Aryanti di Implan di BPM Dyah Widya
Kabupaten Lombok Timur Ngemplak, Boyolali
dari beberapa factor yang Variabel P Value
mempengaruhi wanita usia Konseling
0,000
subur dini menggunakan KB MKJP
hanya faktor dukungan suami Hasil Analisa uji
yang mempunyai pengaruh Wilcoxon menunjukkan nilai p
100% (Aryanti, 2014). value 0,000 maka p value <
Selama proses 0,05 yang berarti ada
konseling kontrasepsi, peneliti Pengaruh Konseling KB pada
selaku konselor sebenarnya Ibu Hamil Trimester Tiga
telat menyampaikan berbagai terhadap Minat Penggunaan
keunggulan, efek samping, MKJP Iud Implan di BPM
serta efektivitas MKJP Iud Dyah Widya Ngemplak,
Implan. Peneliti juga telah Boyolali. Hasil penelitian ini
memberikan klarifikasi sejalan dengan penelitian
informasi terkait berbagai Mulyani & Purwati (2018)
mitos tidak benar terkait yang menunjukkan adanya
MKJP Iud Implan. Terdapat pengaruh konseling
beberapa mitos terkait MKJP kontrasepsi terhadap minat
Iud Implan yang masih pemilihan MKJP Iud Implan
melekat. Hal ini dapat di Puskesmas Gamping 1
dipahami karena pada Sleman dengan nilai p value
dasarnya prosedur 0,000. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian komplikasi kontrasepsi dan
Yanuarini dkk. (2015) yang penanganannya. Melalui
juga menemukan adanya penyampaian secara personal
pengaruh signifikan dari dan spesifik tersebut,
pemberian penyuluhan di responden memiliki
Dusun Mojolegi Desa Bendo pengetahuan dan pemahaman
Kecamatan Pare terhadap yang baik mengenai MKJP
motivasi WUS untuk Iud Implan. Pengetahuan
menggunakan Implan mengenai MKJP Iud Implan
(p<0,05). Meskipun demikian, tersebut kemudian membentuk
metode penyuluhan yang keyakinan (belief) yang
digunakan oleh Yanuarini dkk. kemudian mempengaruhi
(2015) adalah metode sikap (attitude) responden
konseling kelompok. terhadap MKJP Iud Implan
Konseling kontrasepsi dan membentuk minat
dipilih sebagai metode (intention) terhadap MKJP Iud
penyuluhan pada Implan yang kemudian
penelitian ini karena metode dieksekusi ke dalam perilaku
konseling kontrasepsi bersifat (behavior) (Mulyani
personal dan memberikan &Purwati, 2018).
lebih banyak ruang kepada Pengambilan keputusan
responden untuk bertanya pemilihan kontrasepsi Iud
serta memahami informasi Implan tidak terlepas dari
sesuai dengan kemampuan pemilihan media pada saat
pemahaman responden. konseling. Media yang dipakai
Konseling kontrasepsi secara dapat mempengaruhi
personal juga memungkinkan pengetahuan seseorang dalam
responden untuk menangkap isi informasi yang
mendiskusikan diberikan, hal ini sesuai
permasalahannya serta dengan pernyataan bahwa
keraguannya terkait metode pemilihan media dan metode
kontrasepsi yang akan juga berpengaruh pada daya
digunakan secara personal tarik dan kemudahan
(Uripni, Sujianto & Indrawati, responden dalam memahami
2010). materi sehingga menjadikan
Pada dasarnya konseling responden mudah menangkap
kontrasepsi adalah proses dan memahami materi yang
penyampaian informasi atau disampaikan serta mudah
proses edukasi mengenai dalam mengingat materi
manfaat program keluarga tersebut. (Dzuanda, 2011).
berencana terhadap kesehatan
dan kesejahteraan keluarga, IV. KESIMPULAN
jenis metode dan alat 1. Karakteristik responden
kontrasepsi MKJP Iud Implan, memiliki umur paling rendah
efek samping kontrasepsi dan 20 tahun, paling tua 33 tahun
penanggulangannya serta dengan rata-rata 24,50 tahun
dan standar deviasi 3,575, Keluarga Berencana, Pusat
berdasarkan Pendidikan yang Diklat dan Teknis Pembinaan
paling banyak adalah Badan Kependudukan dan
SMAsebanyak 21 orang Keluarga Berencana Nasional;
(87,5%) dan berdasarkan Jakarta
pekerjaan yang paling banyak BPPN. (2013). Proyeksi
adalah wiraswasta sebanyak PendudukIndonesia 2010-2035.
18 orang (75%). Badan Perencanaan
2. Distribusi minat penggunaan Pembangunan Nasional Badan
MKJP Iud Implan sebelum Pusat Statistik; Jakarta
dilakukan konseling pada ibu Chandra, D. (2013). Pengaruh
hamil trimester tiga yang Pemberian Konseling Keluarga
paling banya adalah sedang Berencana (KB) Terhadap Alat
sebanyak 16 orang (66,7%). Kontrasepsi IUD di RSUP NTB
3. Distribusi minat penggunaan Tahun 2013
MKJP Iud Implan setelah Ferawati. (2015). Faktor-Faktor yang
dilakukan konseling pada ibu Berhubungan Dengan
hamil trimester tiga yang Pemilihan Alat Kontrasepsi
paling banya adalah sedang Non Hormonal Di Wilayah
sebanyak 13 orang (66,7%). Kerja Puskesmas Kecamatan
4. Ada Pengaruh Konseling KB Peukan Baro Kabupaten Pidie.
pada Ibu Hamil Trimester Pekan Baru : Universitas Riau
Tiga terhadap Minat Kabupaten Boyolali. 2019. Profil
Penggunaan MKJP Iud Implan Kesehatan Kabupaten Boyolali
di BPM Dyah Widya 2019
Ngemplak, Boyolali dengan Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan
nilai p value 0,000 Indonesia Tahun 2017.
http://www.depkes.go.id/resour
DAFTAR PUSTAKA ces/download/pusdatin/profil-
Astuti, Sri dkk. (2017) Asuhan Ibu kesehatan-indonesia/Profil-
Dalam Masa Kehamilan. Erlangga. Kesehatan-Indonesia-tahun-
Jakarta 2017.pdf
Badan Kependudukan dan Keluarga Kementerian Kesehatan Republik
Berencana Nasional. 2016. Indonesia. 2017. Data dan
Batasan dan Pengertian MDK. Informasi Profil Kesehatan
Banjarnahor, S. N.(2012). Efektivitas Indonesia. Jakarta
Konseling KB Terhadap Kostania, G., Kuswati, & Kusmiyati,
Pengetahuan Dan Sikap PUS L. 2014. Pengaruh Konseling
Tentang Alat Kontrasepsi IUD Menggunakan Alat Bantu
Di Desa Batu Malenggang Pengambilan Keputusan
Kecamatan Hinai Kabupaten (ABPK) Ber- KB Terhadap
Langkat Tahun 2012. Penggunaan Kontrasepsi Intra
Malenggang : Universitas Uterin Device (IUD). Jurnal
Medan KESMADASKA, 5(2), 83-89
BKKBN. (2014). Buku Panduan Kuntari, Sri., Corniawati, Inda &
untuk Program Pelayanan Utami, Kurniati Dwi.(2018).
Pengaruh Konseling KB dengan Minat Untuk Menggunakan
Media Pop Up Book Terhadap Metode Kontrasepsi Hormonal
Pengambilan Keputusan (Implan) Pada Akseptor KB di
Pemilihan Kontrasepsi IUD di Puskesmas Kassi-Kassi
Wilayah Kerja Puskesmas Makassar. Jurnal Ilmiah
Temindung.Artikel Ilmiah Kesehatan Diagnosis 2(4): 1-
Kebidanan. Poltekes 10.
Kalimantan Timur http://ejournal.nh.ac.id/index.ph
Mulyani, Hari & Purwati, p/jikd/article/view/179
Yuni.(2018). The Impact Of Saptarini, I. & Suparmi. (2016).
Contraceptive Counseling To Determinan Kehamilan Tidak
The Interest Of Choosing Long Diinginkan di Indonesia. Jurnal
Term Contraceptive Method Iud Kesehatan Reproduksi 7(1):16-
At Gamping I Sleman Primary 24.
Health Center. Artikel Ilmiah Sari, S. K., Suryani, E. S., &
Kebidanan. Universitas Aisyah Handayani, R.(2010).
Yogyakarta Hubungan konseling keluarga
Nasution, S.L. (2011). Faktor yang berencana (KB) dengan
Mempengaruhi Pemakaian pengambilan keputusan
Kontrasepsi Jangka Panjang pasangan usia subur (PUS)
(MKJP IUD) di Enam Wilayah dalam penggunaan alat
Indonesia, Pusat Penelitian kontrasepsi. Jurnal Ilmiah
Pembangunan Keluarga Kebidanan, 1(1), 37-47
Berencana dan Kesehatan Setiasih, Sri, Bagus W, Tinuk I. 2016.
Reproduksi Badan Analisis Faktor-faktor yang
Kependudukan dan Keluarga Mempengaruhi Pemilihan
Berencana Nasional; Jakarta Metode Kontrasepsi Jangka
Nur, 2017. Perbandingan Efektivitas Panjang (NKJP) pada Wanita
Pemasangan Alat Pasangan Usia SUbur (PUS) di
KontrasepsiDalam Rahim Kabupaten Kendal Tahun 2013.
(AKDR) Pasca Perbandingan Jurnal Promosi Kesehatan
Efektivitas Pemasangan Alat Indonesia Volume 11 Nomor 2
Kontrasepsi Dalam Rahim Agustus 2016.
(AKDR) Pasca. Jakarta : https://ejournal.undip.ac.id/inde
Universitas Indonesia x.php/jpki/article/download/190
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 02/13247
2019. Jakarta: Kemenkes. RI. Stoddard, A., McNicholas, C.&
Kurniawati, T. 2019. Buku Ajar Peipert, J.F. (2011).
Kependudukan dan Pelayanan Efficacyand Safety of Long-
KB. Jakarta: EGC. Acting Reversible
Rochjati,Poedji. (2011) Skrining Contraception. Drugs 71(8):
Antenatal Pada Ibu Hamil. 969-980
Ed.2. PusatPercetakan Tibajuika, L., Odongo, R., Welikhe,
Salviana, Hasifah & Suryani. (2013). E., Mukisa, W., Kugonza, L.,
Faktor-faktor Bajunirwe, F. (2017). Factors
yangMempengaruhi Rendahnya Influencing Use of Long Acting
Versus Short Acting Yanuarini, T.A, Pratamaningtyas, S.
Contraceptive Methods Among & Susanto, R.A.
Reproductive Age Women in A (2015).Perbedaan Motivasi
Resource Limited Setting. BMC Wanita PUS Usia 35-49 Tahun
Women Health 17(25): 1- 13. untuk Menggunakan Implan
WHO. 2014. World Health Sebelum dan Setelah Diberi
Organization. Europe : WHO Penyuluhan di Dusun Mojolegi
Regional Office For Europe. Desa Bendo Kecamatan Pare.
Widya, E.D. 2015. Hubungan Antara Jurnal Ilmu Kesehatan 3(2): 68-
Tingkat Pendidikan Dengan 75
Pemilihan Alat Kontrasepsi Zapata, L.B., Murtaza, S., Whiteman,
Pada Pasangan Usia Subur Di M.K., Jamieson, D.J., & Curtis,
Desa Krakal Kecamatan Alian K.M. (2014). Contraceptive
Kabupaten Kebumen Tahun Counceling and Postpartum
2015. Semarang : Universitas Contraceptive Use. Am J Obstet
Negeri Semarang Gynecol 212(2):171-178.

Anda mungkin juga menyukai