Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT IBU


TERHADAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE
DEVICE ( IUD) DI PMB BIDAN TITIN DI KABUPATEN BANDUNG

Diajukan sebagai salah satu persyaratan


guna memperoleh gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb)

Di susun oleh :

TITIN

NIM : 4008220085

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

DHARMA HUSADA BANDUNG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu akan menikah hamil dan melahirkan seorang anak,

setiap pasangan suami istri pasti sangat mengharapkan untuk dapat menjadi

orang tua karena itu adalah sebuah anugerah dari ALLAH SWT. Namun ada

pula pasangan suami istri yang menghindari kehamilan yang tidak

diinginkan dan ada pula pasangan suami istri yang memang sangat

mengharapkan kelahiran namun mereka mengatur jarak antara kehamilan

yang pertama dan selanjutnya serta mengontrol waktu dan interval kelahiran

sangat berhubungan erat dengan umur suami atau istri serta dapat

memutuskan dan menentukan jumlah anak yang ingin mereka miliki.

Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarkat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan,

kelahiran pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan

keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Novita

Eka Kusuma dkk,2019)

Program keluarga berencana nasioanl pada saat ini tidak hanya

bergerak pada masalah keluarga berencana saja tetapi juga ikut serta dalam

program program kependudukan lainnya yang menunjang keberhasilan

program keluarga berencana yang selanjutnya akan memberikan hasil pada

peningkatan kesejahteraan keluarga. Pemerintah menjadikan PUS (Pasangan

Usia Subur) sebagai sasaran yang tepat untuk menekan pertumbuhan


penduduk di Indonesia. Hal itu disebabkan karena PUS merupakan

pasangan suami istri yang aktif berhubungan seksual dan akan

menyebabkan kehamilan. Sehingga akan terus meningkatkan angka

kelahiran dan masalah kependudukan di Indonesia tetap menjadi masalah

yang tidak akan terselesaikan.( Inggit Pratiwi, Ulfa Fadil, 2019)

Berdasarkan arah kebijakan dan strategi BKKBN secara umum

mengacu pada arah kebijakan dan stategi nasional yang dijabarkan dalam

RPJMN 2020-2024, bahwa diperlukan penjabaran strategis penguatan

kapasitas faskes dan jaringan/jejaring yang melayani keluarga berencana

dan kesehatan reproduksi, terutama metode kontrasepsi jangka panjang dan

KB Pasca Salin. (BKKBN, 2020)

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2017, Indonesia

memiliki jumlah penduduk mencapai 261.890.872 jiwa. Berdasarkan data

pusat statistik nasional jumlah penduduk dari tahun ketahun terus

meningkat, pada tahun 2020 jumlah penduduk sebanyak 270.209,9 jiwa,

pada tahun 2021 jumlah penduduk sebanyak 272.678,5 jiwa dan pada tahun

2022 jumlah penduduk telah mencapai 275.773,6 jiwa.

Dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk maka dari itu

pemerintah mencanangkan program KB (Keluarga Berencana) dan

pemakaian alat kontrasepsi secara sukarela kepada PUS. Dengan tujuan

untuk menekan jumlah pertumbuhan penduduk

Tujuan Gerakan keluarga berencana yaitu guna membangun

keluarga yang sejahtera agar tercipta sumber daya manusia yang optimal.
Program KB adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan

ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan

Bagi sebagian wanita ada yang merasa kesulitan untuk dapat

menentukan pilihan kontrasepsi. Tidak hanya karena terbatasnya jumlah

metode yang tersedia di setiap PMB, tetapi mungkin karena metode tersebut

tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional Keluarga

Berencana, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk

memperoleh kontrasepsi.

Dalam menetukan suatu metode alat kontrasepsi , seorang wanita

harus dapat mempertimbangkan berbagai faktor antara lain status kesehatan,

efek samping suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak

diinginkan, banyaknya keluarga yang diinginkan, dapat bekerjasama dengan

pasangan dan juga norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak.

Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SDKI) alat kontrasepsi yang

banyak digunakan di Indonesia adalah metode suntik (46,47%), pil

(25,81%), IUD (11,28%), Implan (8,82%), MOW (3,49%).Kondom

(2,96%), dan MOP (0,71%).

Berdasarkan data pusat statistik indonesia akseptor KB mengalami

penurunan selama 3 tahun terakhir, tahun 2019 akseptor KB sebanyak

58,83, pada tahun 2020 akseptor KB sebanyak 58,55 dan pada tahun 2021

akseptor KB sebanyak 57,14. Menurut data statistik pemuda indonesia tahun

2021 KB SUNTIK merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak

digunakan dengan presentase 66,49%, alat kontrasepsi PIL berada di posisi


kedua dengan presentase sebesar 15,55%, susuk KB atau IMPLAN dengan

presentase 8,85%,IUD dengan presentase 7,08%, MOW dengan presentase

0,25% dan MOP dengan presentase 0,15%.

Walaupun program KB Intra Uterin Device (IUD) di Indonesia dapat

dikatakan cukup berhasil, tapi dalam pelaksanaannya sampai saat ini pun

masih mengalami hambatan-hambatan yang di rasakan diantaranya masih

banyak pasangan usia subur (PUS) yang belum menjadi akseptor KB IUD.

Masyarakat pada umumnya lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis

namun efektifitasnya tinggi seperti alat kontrasepsi hormonal yang meliputi

pil dan suntik yang mana merupakan metode non metode kontrasepsi jangka

panjang sehingga metode KB Metode Kontrasepsi Jangka Pangjang seperti

IUD, Implant ,MOP,dan MOW kurang menarik minat wanita. Adapun

kebijakan pemerintah tentang KB saat ini adalah mengarah pada pemakaian

metode kontrasepsi jangka panjang

IUD (Intra Uterine Divice) adalah suatu alat kontrasepsi jangka

panjang yang paling efektif dan aman dibandingkan alat kontrasepsi lainnya

seperti pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi IUD sangat efektif untuk

dapat menekan angka kematian ibu dan juga dapat mengendalikan laju

pertumbuhan penduduk karena tingkat keefektifitasan penggunaannya

sampai 99,4% dan IUD juga dapat digunakan dalam jangka waktu yang

cukup lama yaitu 3-5 tahun (jenis hormon yaitu iud mirena) dan 5-10 tahun

(jenis tembaga yaitu Nova T,cu 380A, silver line). Alat kontasepsi IUD

dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam- macam, yang terdiri

dari plastik (polyethylene).


Rendahnya minat ibu untuk menjadi akseptor IUD mungkin

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : ekonomi, pengetahuan,

tingkat pendidikan ibu dan dukungan suami. Akibat dari rendahnya minat

ibu pada alat kontrasepsi IUD sehingga menyebabkan kegagalan pada

akseptor lainnya. Angka kegagalan IUD sebagai alat kontrasepsi sangat

rendah yaitu sekitar 1-5 kehamilan/ 100 perempuan. Sehingga dapat

digunakan untuk menekan angka kelahiran dan diharapkan dapat juga

menekan laju pertumbuhan penduduk. Rendahnya minat ibu untuk menjadi

akseptor IUD mungkin diakibatkan oleh berbagai faktor diatas, tetapi jika

ibu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang IUD mungkin

kesadaran ibu untuk menjadi akseptor IUD akan tinggi.

Dukungan suami pun turut berperan aktif dalam pemakaian

kontrasepsi IUD, jika dukungan suami rendah maka ibu tidak akan menjadi

akseptor IUD walaupun sebenarnya ibu sangat menginginkan untuk menjadi

akseptor IUD, maka sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan

yang baik kepada pasangan usia subur (PUS).

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu untuk

menggunakan alat kontrasepsi IUD di PMB Bidan Titin di Kabupaten

Bandung.
1.3 Tujuan

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui rendahnya minat ibu tentang pemilihan

kontrasepsi IUD di PMB Bidan Titin

2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD di

PMB bidan Titin

3. Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu akseptor KB

terhadap rendahnya minat ibu dalam pemilihan alat

kontrasepsi IUD di PMB bidan Titin

4. Untuk mengetahui ekonomi terhadap rendahnya minat ibu

untuk menjadi akseptor KB IUD di PMB Bidan Titin

5. Untuk mengetahui rendahnya dukungan suami terhadap

pemilihan KB IUD di PMB bidan Titin.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kontrasepsi IUD

Kontrasepsi diambil dari kata kontra dan sepsi, dimana kontra berarti

“melawan” atau “mencegah” dan konsepsi berarti pertemuan sel telur yang

matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi

dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.

(kemenkes,2016)

Kontrasepsi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencegah

pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dengan sel sperma (sel

pria) yang dapat menyebabkan kehamilan. Kontrasepsi umumnya dibagi

menjadi dua macam, yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan

Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP). MKJP meliputi

jenis kontrasepsi implan, intra uterine devices (IUD) atau alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR), metode operatif pria (MOP) seperti vasektomi, dan

metode operatif wanita (MOW) seperti tubektomi. Sedangkan Non MKJP

meliputi kondom, pil KB, suntik, dan metode lainnya selain dalam MKJP.

Menurut kemenkes RI(2016), kontrasepsi terdapat tiga macam yaitu

kontrasepsi hormonal, kontrasepsi non hormonal dan kontrasepsi alamiah.

Kontrasepsi hormonal alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan mengandung

preparat esterogen dan progesterone yang bertujuan untuk mencegah


terjadinya kehamilan(Nurlinda,2016), jenis-jenis kontrasepsi hormonal yaitu

pil KB, suntik dan implant (susuk).

Kontrasepsi non hormonal merupakan alat kontrasepsi yang

bertujuan untuk mencegah kehamilan yang tidak mengandung hormone

(Dewi et al.,2016), jenis kontrasepsi non hormonal yaitu kondom, IUD, dan

MOW/MOP.

IUD (Intra Uterine Divice) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan

kedalam rahim dan terbuat dari bahan plastic dan dililit oleh bahan tembaga

dan bentuknya menyerupai huruf T, masyarakat lebih mengenalnya dengan

IUD T atau Cooper T, cara kerja IUD adalah mencegah sperma dan ovum

bertemu dengan mempengaruhi kemampuan sperma agar tidak mampu

fertilisasi, mempengaruhi implntasi sebelum ovum mencapai cavum uteri,

dan menghalangi implantasi embrio pada endometrium(rusmini,dkk,2017).

IUD mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada iud menyebabkan reaksi

inflamasi steril, toksik buat sprema sehingga tidak mampu untuk

fertilisasi(kementrian kesehatan RI,2014).

Sedangkan menurut Setyaningrum(2016) cara kerja dari IUD adalah

menghambat kemampuan sperma untuk masuk kedalam tuba falopii karena

adanya ion tembaga yang dikeluarkan iud dengan cupper menyebabkan

gangguan gerak spermatozoa. IUD memungkinkan untuk mencegah

implantasi telur dalam uterus karena terjadinya pemadatan endometrium

oleh leukosit, makrofag dan limfosit menyebabkan blastokist mungkin

dirusak oleh markofag dan blastokis.


Cara pemasangannya IUD Cooper T tersebut dimasukan kedalam

rahim oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih bisa oleh dokter atau pun

bidan, sebelum IUD di dipasang ibu harus di periksa dahulu kesehatan nya

untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat

haid atau segera 40 hr setelah melahirkan (Hartanto,2015).

IUD merupakan kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang

terbuat dari bahan polietilen dengan atau tanpa metal atau steroid. Alat

kontrasepsi IUD ini sangat efektif untuk menjarangkan kehamilan

dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang lainnya seperti

implan, tubektomi, dan vasektomi.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian metode survey

analitik dan menggunakan pendekatan cross sectional, metode

penelitian survey analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba

menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Kemudian melakukan analisa dinamika korelasi antara fenomena atau

antara factor resiko dengan factor efek. Dalam penelitian survey

analitik, dari analisis korelasi dapat diketahui seberapa jauh kontribusi

factor resiko tertentu terhadap danya suatu kejadian tertentu (efek).

Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat.

3.2 waktu penelitian dan tempat penelitian

3.2.1 Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April - Juni 2023.

3.2.2 Tempat penelitian


Penelitian akan dilaksanakan di PMB Bidan Titin karena

masih rendahnya akseptor KB yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD.

3.3 Populasi dan sample

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur

yang menjadi akseptor KB hormonal dari bulan Agustus –

Desember 2022 di BPM Bidan Titin sebanyak 56 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel di dalam penelitian ini yaitu seluruh akseptor KB

yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan mempunyai

anak sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 akseptor , peneliti

akan menggunakan rumus Slovin agar dapat memperkecil

sampel.

Rumus slovin

N
n= 2
1+( N . e)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N= Jumlah populasi
e = Sampling error yaitu : ketidak telitian kesalahan dalam

pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan.

Dalam penelitian ini digunakan nilai 10% (0,1).

56
¿
1+56 (0,1)2

56
¿
1+56 (0,01)

56
¿
1+ 0,56

56
¿
1,56

= 35,8

N= 35,8 jumlah sampel pada penelitian ini adalah 35 orang.

Dengan menggunakan rumus slovin maka peneliti

mendapatkan sampel sebanyak 35 orang. Dan teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling,

langkah-langkahnya meliputi : membuat daftar yang berisi semua

populasi yang akan diteliti, memberi kode berupa angka pada

semua yang akan diteliti, menulis kode tersebut masing-masing

pada selembar kertas lalu menggulung setiap kertas tersebut lalu

memasukan gulungan kertas tersebut kemudian mengambil


gulungan tersebut satu persatu sesuai dengan jumlah kebutuhan

yang akan diteliti.

3.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang terkandung dalam penelitian ini memiliki dua

variable yaitu variable independen dan variable dependen, variable

independen mencakup : sikap, pengetahuan dukungan suami,

pendidikan sedangkan variable dependen adalah pemilihan alat

kontrasepsi
Faktor IUD.
yang mempengaruhi
rendahnya minat ibu :
- Minat ibu
- Pendidikan ibu
- Ekonomi Pemilihan alat kontrasepsi
- Dukungan suami IUD
- Pengetahuan
( Intra Uterine Divice)

3.5 Teknik pengumpulan data

3.5.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan diantaranya adalah :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang peneliti peroleh dari karakteristik

responden

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan pemaparan dimana dilakukan

penelitian dan dapat mendukung analisis terhadap data primer.


3.6 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur, kuesioner dipakai sebagai

instrument untuk dapat menentukan derajat ketepatan. Uji validitas

dilakukan di PMB Bidan Titin dan menguji kuesioner kepada 20

orang responden.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat pengukur yang sama.

3.7 Metode pengolahan data

Data yang telah di kumpulkan lalu diolah dengan langkah-langkah

berikut:

1. Proses collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket

maupun observasi

2. Proses editing

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner

dengan tujuan agar dapat diolah secara benar.

3. Proses coding
Pada langkah ini peneliti memberikan kode pada variable yang

diteliti.

4. Proses tabulating

Untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta

pengambilan kesimpulan kemudian memasukan kedalam bentuk

distribusi frekuensi.

3.8 Analisa Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adala:

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian.

3.8.2 Analisis bivariat

Analisis bivariate merupakan analisa untuk melihat apakah ada

pengaruh antara variable bebas dan variable terikat. Analisis

bivariate dilakukan menggunakan tabulasi silang antara variable

independen dan variable dependen,analisis bivariat menggunakan

uji chi-square dengan tingkat kepercayaan.

Anda mungkin juga menyukai