Anda di halaman 1dari 64

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN RENDAHNYA MINAT IBU TERHADAP


PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERIN DEVICE (IUD)
DI PUSKESMAS BALARAJA KABUPATEN TANGERANG
PERIODE BULAN MARET- MEI 2023

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Studi Kebidanan Sarjana (S.Keb)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Pertiwi Indonesia

dan untuk memperoleh gelar S.Keb

Oleh :

DEWI NURAENI
NPM :220403774521

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI DAN PRODI


KEBIDANAN PROGRAM SARJANA STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA
JAKARTA 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya

penyebaran dan struktur umur penduduk Indonesia adalah masalah utama

yang dihadapi negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah penduduk

yang besar tanpa kualitas sumber daya manusia yang baik akan

mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang

diperlukan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan rakyat

(Handayani, 2010). Berdasarkan data pusat statistik (BPS) jumlah

penduduk Indonesia diproyeksikan sebanyak 275, 77 juta jiwa pada tahun

2020, jumlah tersebut naik 1,13% dibandingkan pada tahun lalu sebanyak

272, 68 juta jiwa (https://databoks.katadata.co.id).

Menurut data Kesehatan Dunia World Organization Health (WHO),

KB adalah Tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kehamilan

dan kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan

umur suami dan istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai program untuk

menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu programnya

1
2

dengan keluarga berencana nasional sebagai integral dari pembangunan

nasional yang mempunyai tujuan ganda yaitu menunjukkan keluarga kecil

bahagia sejahtera. Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan PUS

untuk mengikuti program KB (BKKBN, 2016).

Sasaran pelaksanaan program KB yaitu pasangan usia subur (PUS).

Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat

pernikahan sah, istri berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun

(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Menurut Survey Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 saja angka unmet need atau pasangan

Usia Subur (PUS) yang mestinya KB tetapi belum terlayani atau tidak ikut

KB karena berbagai alasan terbilang tinggi, yakni 10,6% dari total PUS).

(https://databoks.katadata.co.id)

BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)

selama ini telah menyediakan beragam alokon (alat dan obat kontrasepsi)

yang tentunya sudah dikenal seperti IUD, implant/susuk, pil, kondom dan

suntik. Penggunaan pil dan suntik saat ini sangat besar namun demikian

tentu hal itu belum menjamin keamanan dalam mencegah kehamilan

karena kemungkinan terjadi kegagalan. Sejak 2020 BKKBN telah

menambah pilihan alokon yakni implant satu batang dan suntik progrstin

1cc kemudian juga suntik kombinasi (estrogen, progesteron) 1cc.

sebelumnya untuk suntik 3cc tentunya dengan adanya pilihan baru suntik

dan implant ini akan lebih mudah bagi masyarakat .

(https://databoks.katadata.co.id)
3

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017 tren penggunaan alat kontrasepsi atau cara KB memang didominasi

oleh KB suntik (32%) disusul pil (14%), IUD (4%) dan implant (3%).

Menurut SDKI tahun 2016 menunjukan bahwa 75% Wanita kawin usia 15-

49 tahun menggunakan metode alat kontrasepsi modern 68% dan 6%

menggunakan metode kontrasepsi tradisional. Di antara KB modern yang

dipakai, suntik KB merupakan alat kontrasespi terbanyak digunakan oleh

Wanita berstatus kawin 31%, ikuti oleh pil KB 29%. Pemakaian alat

kontrasepsi pada Wanita kawin kelompok umur 15-19 tahun dan 45-49

tahun lebih rendah dibandingkan mereka yang berumur 20-44 tahun.

Wanita muda cenderung untuk memakai alat kontrasepsi modern jangka

pendek seperti suntikan dan pil KB, sementara mereka yang lebih tua

cenderung untuk memakai kontrasepi jangka Panjang seperti IUD dan

sterilisasi Wanita.

Menurut data Kabupaten Tangerang peserta KB aktif tahun 2021

jumlah peserta KB aktif adalah 541.709 orang. Peserta KB IUD sebesar

48.555 orang (8,96%), MOW sebesar 9.517 orang(1,75%), MOP sebesar

4.406 orang (0,81%), implant sebesar 62.173 orang (11,47%), suntikan

sebesar 267.183 orang (49,32%), Pil sebesar 132.908 orang (24,53%),

kondom sebesar 16.967 orang (3,13%).

(https://opendata.tangerangkab.go.id)

Menurut data di Puskesmas Balaraja jumlah peserta KB aktif tahun

2021 adalah 14.265 orang. Peserta KB IUD sebesar 1.873 orang( 13,3 %),
4

MOW sebesar 643 orang (4,5%), MOP sebesar orang 168 orang (1,17%),

implant sebesar 2.557 orang (17,92%), suntik sebesar 8.676 orang(60,8%),

pil sebesar 5.960 orang (60,8%), kondom sebesar 348 orang (2,4%).

(https://opendata.tangerangkab.go.id)

Sikap dan pandangan negatif yang beredar dimasyarakat berkaitan

dengan pengetahuan dan Pendidikan seseorang. Banyak mitos tentang IUD

seperti mudah terlepas jika bekerja terlalu keras, menimbulkan kemandulan

dan lain sebagainya. Bidan mempunyai peran dalam meningkatkan tingkat

pemakaian KB sebagai Tindakan preventif terutama bagi Wanita dengan

resiko. Pendidikan/konseling KB yang dilakukan oleh Bidan akan

signifikan dalam menggunggah kesadaran masyarakat untuk ber-KB.

Faktor keputusan akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD

tidak terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing

individu. Adapun faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku

memilih alat kontrasepsi IUD dapat dijelaskan menurut Notoatmodjo

(2003) yang dibedakan dalam tiga jenis yaitu faktor predisposisi (umur,

pengetahuan, jumlah anak). Faktor pendukung ( keamanan alat kontrasepsi

IUD, ketersediaan alat kontrasesi IUD, tempat pelayanan), faktor

pendorong (Petugas Kesehatan, media informasi, biaya pemasangan,

dukungan suami).

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007) pengetahuan seseorang

terhadap Kesehatan merupakan salah satu faktor predisposisi yang

mempengaruhi perilaku seseorang, jadi jika ibu memiliki pengetahuan yang


5

kurang mengenai alat kontrasepsi maka dapat mempengaruhi persepsi

mereka mengenai alat kontrasepsi.

Rendahnya ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD disebabkan oleh

kurangnya informasi tentang manfaat menggunakan kontrasepsi IUD

sehingga sikap ibu dalam pemilihan IUD masih sangat rendah yang

berdampak pada tindakan dalam pemilihan kontrasepsi IUD. Keadaan

tersebut sangat mempengaruhi keputusan ibu untuk meggunakan

kontrasepsi IUD.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul” Faktor-faktor yang berhubungan rendahnya minat

Ibu dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Balaraja

Kabupaten Tangerang Periode Bulan Maret-Mei 2023”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada faktor-faktor

yang berhubungan dengan rendahnya minat Ibu dalam pemilihan alat

Kontrasepsi IUD di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Periode

Bulan Maret-Mei 2023”.


6

1.3 Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

(1) Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan rendahnya

minat Ibu dalam Pemilihan alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas

Balaraja Kabupaten Tangerang Periode Bulan Maret-Mei 2023.

2) Tujuan Khusus

(1) Untuk mengetahui distribusi pengetahuan Ibu di Puskesmas

Balaraja Kabupaten Tangerang Pada Bulan Maret-Mei 2023.

(2) Untuk mengetahui distribusi sikap Ibu di Puskesmas Balaraja

Kabupaten Tangerang Periode Bulan Maret- Mei 2023.

(3) Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap rendahnya

minat Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD di

Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Periode Bulan

Maret-Mei 2023.

(4) Untuk mengetahui hubungan sikap terhadap rendahnya minat

Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas

Balaraja Kabupaten Tangerang Periode Bulan Maret-Mei

2023.

(5) Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan terhadap

rendahnya minat Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD di

Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Periode Bulan

Maret-Mei 2023
7

(6) Untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap

rendahnya minat Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD di

Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Periode Bulan

Maret-Mei 2023.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

(1) Menjadi sumbangan ilmiah dalam memperkaya khasanah

ilmu pengetahuan dan merupakan bahan acuan penelitian

selanjutnya.

(2) Sebagai aplikasi ilmu dalam menambah wawasan dan

pengetahuan penulis tentang faktor yang berhubungan

dengan rendahnya minat Ibu dengan pemilihan alat

kontrasepsi IUD.

2) Manfaat Praktis

(1) Manfaat Bagi Responden

Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi Ibu khususnya tentang rendahnya minat Ibu terhadap

pemilihan alat kontrasepsi IUD

(2) Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Dapat dijadikan bahan masukan bagi tempat penelitian

tentang peningkatan alat kontrasepsi IUD, serta sebagai

informasi dasar penelitian selanjutnya dibidang pelayanan


8

Kesehatan dan dapat dijadikan sebagai dasar referensi bagi

peneliti selanjutnya.

(3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan

menambah daftar Pustaka untuk melakukan penelitian

selanjutnya khususnya tentang faktor yang berhubungan

dengan minat Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini tentang faktor yang berhubungan minat Ibu

terhadap pemilihan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Balaraja

Kabupaten Tangerang Periode bulan Maret - Mei 2023.

Respondennya yaitu peserta KB aktif . Hal ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan minat Ibu dengan pemilihan alat

kontrasepsi IUD. Cara pengambilan data dengan wawancara

tanya jawab menggunakan kuesioner. Hasil penelitian akan

dianalisa dengan Analisa univariat dan bivariat dengan bantuan

program memproses data (SPSS).

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Peneliti Judul Desain Hasil


penelitian
1. Sulvia Faktor-faktor yang Analitik Hasil
Putri berhubungan cross penelitian
Hutagalung dengan pemilihan sectional ini umur
alat kontrasepsi dan
oleh PUS Pendidikan
9

dipuskesmas tidak ada


Rawang Pasar IV hubungan
kabupaten Asahan dengan
Tahun 2017 pemilihan
metode
kontrasepsi
sedangkan
paritas dan
sosial
ekonomi
ada
hubungan
denngan
pemilihan
metode
kontrasepsi
2. Umi Yana Faktor yang Analitik Ada
mempengaruhi cross pengaruh
rendahnya minat sectional yang
Ibu terhadap signifikan
pemilihan alat antara
kontrasepsi intra faktor
Uterin Device pengetahuan
(IUD) di dengan
Puskesmas Padang pemilihan
Bulan Medan kontrasepsi
Tahun 2018 IUD
3. Anderi Hubungan Analitik Ada
Paraga pengetahuan dan cross hubungan
sikap tentang sectional antara
kontrasepsi IUD pengetahuan
dengan pemilihan dan sikap
kontrasepsi IUD di dengan
Puskesmas Waode pemilihan
Buri Kabupaten kontrasepsi
Buton Utara IUD pada
Provinsi Sulawesi pasangan
Tenggara Tahun usia subur
2017
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Kontrasespi Intra Uterin Device (IUD)

1) Pengertian

IUD (Intra Uterin Device ) atau nama lain adalah AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim ) adalah suatu benda kecil yang terbuat dari

plastik yang lentur mempunyai lilitan tembaga atau juga menganndung

hormon dan dimasukkan ke dalam Rahim melalui vagina dan

mempunyai benang (BKKBN, 2014)

Alat kontrasepsi Dalam Rahim Cu T-380A adalah jenis AKDR

yang beredar di Indonesia. AKDR jenis ini memiliki bentuk yang kecil,

kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi

oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu) (Afandi, 2011)

2) Jenis -jenis AKDR

(1) Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethilen halus yang

mempunyai efek antifertilisasi ( anti pembuahan) yang cukup baik.

AKDR ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang

rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian

menunjukkan efektifitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan

yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.


11

(2) Copper-7

AKDR berbentuk angka 7, dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal

32mm² dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang

mempunyai luas permukaan 200mm², fungsinya sama dengan lilitan

tembaga halus pada jenis Copper-T.

(3) Multi Load

AKDR ini terbuat dari plastik dengan dua tangan kiri dan kanan

berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke

bawah 3,6 cm. batangnya diberi gulungan kawat tembaga dan luas

permukaan 250 mm² atau 375mm² untuk menambah efektifitas.

Ada tiga ukuran yaitu standar, small, dan mini.

(4) Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral

atau huruf S bersambung. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang

berbeda menurut ukuran Panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran

25 mm(benang biru), tipe B 27,5 mm² dan 9 (benang hitam), tipe C

berukuran 30 mm² (benang kuning), dan 30 mm² (tebal, benang

putih) untuk tipe D. lippes loop mempunyai angka kegagalan yang

rendah.

Menurut Suparyanto (2011) IUD terdiri dari Hormonal dan Non

Hormonal
12

1) IUD Non Hormonal

Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-4. Karena itu

berpuluh-puluh macam IUD telah dikembangkan. Mulai dari

generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam

sampai generasi plastik (polietilen) baik yang ditambah obat

atau tidak.

(1) Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi 2:

(1.1) Bentuk terbuka (open Device): Misalnya Lippes

Loop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil,

Multiload, Nova-T.

(1.2) Bentuk tertutup (Closed Device ): Misalnya Ota-

Ring, Altigon, Graten ber-ring.

(2) Menurut tambahan atau Metal

(2.1) Medicated IUD misalnya Cu T200 (daya kerja 3

tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya

kerja 3 tahun), Cu T380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova

T(daya kerja 5 tahun), ML-Cu-375(daya kerja 3 tahun).

Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang

IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang

ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah

220 mm2. Cara insersi : Withdrawal.

(2.2) Unmedicated IUD misalnya Lippes Loop, Marguiles,

Saf-T Coil, Antigon. Cara insersi Lippes Loop : Push Out.


13

Lippes loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya

sampai menopause, sepanjang tidak ada keluhan persoalan

bagi akseptornya. IUD yang banyak dipakai di Indonesia

dewasa ini dari jenis Un Medicated yaitu Lippes loop dan

yang dari jenis Medicated Cu-T, Cu 7, Multiload dan Nova-

T.

2) IUD yang mengandung hormonal

(2) Progestasert -T = Alza T, dengan daya kerja 18 bulan dan

dilakukan dengan Teknik insersi Plunging (modified

withdrawal).

(3) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor

warna hitam.

(4) Mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat,

melepaskan 65µ progesterone setiap hari.

(5) Tabung insersinya berbentuk lengkung.

3) Mirena

Mirena adalah IUD yang terbuat dari plastik, berukuran kecil,

lembut, fleksibel, yang melepaskan sejumlah kecil levonogestrel

dalam Rahim. Mirena merupakan plastik fleksibel berukuran 32

mm berbentuk T yang diresapi dengan barium sulfat yang

membuat mirena dapat terdeteksi dalam pemeriksaan rontgen.

Mirena persis sebuah reservoir silindris, melilit batang vertikal,


14

berisi 52 mg levonogestrel(LNG), setelah penempatan dalam

Rahim, LNG dilepaskan dalam dosis kecil ( 20gr/hr pada

awalnya dan menurun menjadi sekitar 10gr/hari setelah 5 tahun)

melalui membran polydimethylsiloxane ke dalam rongga rahim.

Pelepasan hormon yang rendah menyebabkan efek sampingnya

rendah. Keunggulan dari IUD ini adalah efektifitasnya tinggi,

dengan tingkat kesakitan lebih pendek dan lebih ringan. Mirena

merupakan sebuah pilihan alternatif yang tepat untuk Wanita

yang tidak dapat mentoleransi estrogen untuk kontrasepsinya.

Mengurangi frekuensi ovulasi.(Rosa, 2012)

Cara kerja mirena melakukan perubahan pada

konsistensi lender serviks. Lender serviks menjadi lebih kental

sehingga menghambat perjalanan sperma untuk bertemu sel

telur. Menipiskan endometrium, lapisan dinding rahim yang

dapat mengurangi kemungkinan implantasi embrio pada

endometrium. Setelah mirena dipasang 3 sampai 6 bulan

pertama, menstruasi mungkin menjadi tidak teratur. Mirena

dapat dilepas dan fertilitas dapat kembali dengan segera (Rosa ,

2012)

3) Keuntungan IUD

Keuntungan menggunakan IUD adalah sebagai berikut : (Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003)

(1) Sebagai kontrasepsi, mempunyai efektifitas yang tinggi


15

(2) Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun

pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)

(3) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

(4) Metode jangka Panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan

tidak perlu diganti)

(5) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat

(6) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

(7) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil

(8) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T-380A)

(9) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

(10)Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

(apabila tidak terjadi infeksi)

(11)Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih atau setelah haid

terakhir)

(12)Tidak ada interaksi dengan obat-obat

(13)Membantu mencegah kehamilan ektopik.

4) Kerugian IUD

Kerugian penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah sebagai

berikut (Buku Panduan Praktis Keluarga Berencana, 2003)

• efek samping yang mungkin terjadi :

(1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan

akan berkurang setelah 3 bulan)

(2) Haid lebih lama dan banyak


16

(3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi

(4) Saat haid lebih sakit

• Komplikasi Lain :

(1) Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah

pemasangan

(2) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia

(3) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila

pemasangannya benar)

o Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

o Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan

o Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan

IMS memakai AKDR. PRP memicu infertilitas

o Prosedur Medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam

pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama

pemasangan

o Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR. Biasanya meghilang 1-2 hari

o Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri

Petugas Kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR

o Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui ( sering

terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan)


17

o Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi

AKDR untuk mencegah kehamilan normal

o Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu

ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan

jarinya ke dalam vagina, Sebagian perempuan tidak mau

melakukan ini.

5) Indikasi penggunaan IUD

Menurut (Buku Panduan Praktis Keluarga Berencana,2003)

yang dapat menggunakan IUD adalah sebagai berikut :

(1) Usia reproduktif

(2) Keadaan nulipara

(3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka Panjang

(4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

(6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

(7) Resiko rendah dari IMS

(8) Tidak menghendaki metode hormonal

(9) Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

(10)Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama


18

6) Waktu pemasangan IUD

IUD pasca plasenta aman dan efektif, tetapi tingkat

ekspulsinya lebih tinggi dibandingkan ekspulsi >4minggu pasca

persalinan. Ekspulsi dapat diturunkan dengan cara melakukan

insersi IUD dalam 10 menit setelah ekspulsi plasenta,

memastikan insersi mencapai fundus uteri, dan dikerjakan oleh

tenaga medis dan paramedis yang terlatih dan berpengalaman.

Jika 48 jam pasca persalinan telah lewat, insersi IUD ditunda

sampai 4 minggu atau lebih pasca persalinan. IUD 4 minggu

pasca persalinan aman dengan menggunakan IUD Copper T,

sedangkan jenis non copper memerlukan penundaan sampai 6

minggu pasca persalinan.

Menurut buku panduan praktis keluarga berencana, 2003

waktu pemasangan IUD yaitu sebagai berikut :

(1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien

tidak hamil

(2) Hari pertama sampai ke 7 siklus haid

(3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau

setelah 4 minggu pasca persalinan : setelah 6 bulan apabila

menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu

diingat ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama

48 jam pasca persalinan.


19

(4) Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari)

apabila tidak ada gejala infeksi

(5) Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak

dilindungi.

7) Cara kerja IUD

Menurut Buku Panduan Praktis Keluarga Berencana , 2003

cara kerja pemasangan IUD adalah sebagai berikut:

(1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba

falopii

(2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum

uteri

(3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum

bertemu. Walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke

dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi

kemampuan sperma untuk fertilisasi

(4) Memungkinkan untuk mencegah implantansi telur dalam

uterus.

8) Pemasangan IUD

(1) Sewaktu haid sedang berlangsung

Dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari

terakhir haid. Keuntungan IUD pada waktu ini antara lain

ialah :
20

(1) Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada

waktu itu agak terbuka dan lembek

(2) Rasa nyeri tidak seberapa keras

(3) Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan

tidak seberapa dirasakan

(4) Kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang

sedang hamil tidak ada

(2) Sewaktu pasca Persalinan

Bila pemasangan IUD tidak dilakukan dalam waktu

seminggu setelah bersalin, menurut beberapa sarjana,

sebaiknya IUD ditangguhkan sampai 6-8 minggu

postpartum oleh karena jika pemasangan IUD dilakukan

antar minggu kedua dan minggu keenam setelah partus,

bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.

(3) Sewaktu post abortum

Sebaliknya IUD dipasang segera setelah abortus oleh karena

dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling

ideal.

(4) Beberapa hari setelah haid terakhir . Sebelum pemasangan

IUD dilakukan, sebaiknya diperlihatkan kepada akseptor,

dan bagaimana IUD tersebut terletak dalam uterus setelah

terpasang. Dijelaskan bahwa kemungkinan terjadi efek


21

samping seperti perdarahan, rasa sakit, IUD keluar sendiri

(Saifudin, 2006).

Dalam hal yang terakhir Wanita yang bersangkutan dilarang

untuk bersenggama sebelum IUD dipasang.

9) Langkah-langkah pemasangan IUD Copper T380A yaitu:

(1) Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan

mempersilakan pasien mengajukan pertanyaan

(2) Melakukan vulva hyegene untuk memeriksa genitelia

eksternal , pemeriksaan speculum untuk memeriksa adanya

cairan vagina, servisitis dan pemeriksaan mikroskopis bila

diperlukan, pemeriksaan panggul untuk menentukan besar,

posisi, konsistensi dan mobilisasi uterus, untuk memeriksa

adanya nyeri goyang serviks dan tumor pada adneksa atau

kavum Douglasi

(3) Masukkan lengan AKDR Copper T 380A didalam

kemasan sterilnya

(4) Masukkan spekulum dan usap vagina dan serviks

dengan larutan antisepstik

(5) Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks

(6) Masukkan sonde uterus

(7) Pasang AKDR Copper T380A


22

(8) Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi

sebelum melepas sarung tangan, bersihkan permukaan yang

terkontaminasi

(9) Lakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan

segera setelah dipakai

(10)Ajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang

AKDR

(11)Minta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit

setelah pemasangan AKDR

10) Langkah-langkah Pencabutan IUD (AKDR)

(1)Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan

dipersilakan untuk bertanya

(2)Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan benang

AKDR

(3)Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2

sampai 3 kali

(4)Mengatakan pada klien bahwa sekarang akan dilakukan

pencabutan. Meminta klien untuk tenang dan menarik nafas

Panjang. Memberi tahu mungkin timbul rasa sakit tapi itu

normal.

Pencabutan normal. Jepit benang didekat serviks

dengan menggunakan klem lurus atau lengkung yang


23

sudah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril dan Tarik

benang pelan-pelan, tidak boleh menarik dengan kuat.

AKDR biasanya dapat dicabut dengan mudah. Untuk

mencegah benangnya putus, Tarik dengan kekuatan

tetap dan cabut AKDR dengan pelan-pelan. Bila benang

putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat

dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan Tarik

keluar.

Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak,

periksa pada kanalis servikalis dengan menggunakan

klem lurus atau lengkung. Bila tidak ditemukan pada

kanalis servikalis, masukkan klem atau alat pencabut

AKDR ke dalam kavum uteri untuk menjepit benang

atau AKDR itu sendiri.

2.1.2 Konsep Dasar Pengetahuan

1) Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas

penggabungan atau Kerjasama antara suatu subjek yang mengetahui

dan objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang suatu

objek tertentu ( Suriasumantri dalam Nurroh 2017). Menurut

Notoatmodjo dalam Notoatmodjo dalam Yuliana (2017) pengetahuan

adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimiliki ( Mata, hidung, telinga dan


24

sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang

diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.

2) Tingkat pengetahuan

Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4

macam, yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan

normatif dan pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis

pengetahuan yang dalam cara penyampaian atau penjelasannya

berbentuk secara objektif dengan tanpa adanya unsur subyektifitas.

Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban

tentang sebab dan akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu

pengetahuan yang senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran dan norma

atau aturan. Pengetahuan esensial adalah suatu pengetahuan yang

mnjawab suatu pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini

sudah dikaji dalam bidang ilmu filsafat.

Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana (2017),

pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang

berbeda-beda, dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan

yaitu sebagai berikut:

(1) Pengetahuan (Knowledge)

Tahu diartikan sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut untuk

mengetahui fakta tanpa dapt menggunakannya.


25

(2) Pemahaman (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui

(3) Penerapan (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek

tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang

diketahui pada situasi yang lain

(4) Analisis(Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan anatara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu objek.

(5) Sintesis(synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk Menyusun formulasi baru

dan formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu

kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam

suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan

yang dimiliki.

(6) Penilaian (Evaluation)

Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau

norma-norma yang berlaku dimasyarakat.


26

3) Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Menurut fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

(1) Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi

Pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut

untuk menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di Pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh

juga pada Pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap

suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek

negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap

objek tertentu. Semakin banyak objek positif dari objek yang

diketahui akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut.

Pendidikan tinggi seseorang didapatkan informasi baik dari orang

lain maupun media massa. Semakin bnyak informasi yang masuk,

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang Kesehatan.

(2) Media massa/sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari Pendidikan formal Mupun non

formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediate

impact), sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan

pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio,


27

surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai

pengaruh besa terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

(3) Sosial Ekonomi dan Budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui

penalaran apakah yang dikalukan baik atau tidak. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan ketersedian fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

(4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masukknya pengetahuan kedalam individu yang

berada pada lingkungan tersebut. Hal inu terjadi karena adanya

interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.

(5) Pengalaman

Penegetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi maupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

(6) Usia

Usia mempunayai daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya


28

tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan

semakin banyak.

4) Hubungan Pengetahuan Dengan pemilihan kontrasepsi

IUD

Pengetahuan seseorang bisa didapatkan dari berbagai

sumber informasi ( media, penuluhan), Pendidikan, pengalam

seseorang. Sumber informasi yang kurang dan jarang mendapatkan

penyuluhan dari tenaga Kesehatan sehingga responden kurang

mengetahui tentang IUD/spiral. Selain dari informasi juga

Pendidikan responden yang rendah snagat mempengaruhi

pengetahuan responden tersebut, dimana sebagian besar responden

berlatar belakang SD. Pengalaman yang kurang juga dari

responden dalam mengakses pelayanan Kesehatan yang kurang

terutama masalah kontrasepsi IUD sehingga responden kurang tahu

tentang kontrasepsi IUD tersebut, dimana terlihat bahwa responden

bekerja sebagai IRT, dengan demikian responden banyak

menghabiskan waktu dirumah dan jarang (Rindiarti, dkk.2012)

Pengetahuan tentang kontrasepsi IUD mempengaruhi pola pikir

ibu dalam memilih kontrasepsi IUD sebelum ke fase pemilihan IUD

sebagai alat kontrasepsinya (Destyowati, 2011).

Hasil penelitian Destyowati (2011) menyimpulkan ada

hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD dengan

minat pemakaian kontrasepsi IUD.


29

5) Kriteria Tingkat pengetahuan

seseorang dapat diinterpretasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif, yaitu :

1. Baik : Hasil presentase 76%-100%

2. Cukup : Hasil persentase 56%-75%

3. Kurang : Hasil Presentase <56%

Pengetahuan tentang KB IUD merupakan salah satu aspek penting

kearah pemahaman tentang alat kontrasepsi tersebut. Seseorang

akan memilih KB IUD jika ia banyak mengetahui dan memahami

tentang KB IUD (BKKBN, 2005).

2.1.3 Sikap

1) Definisi

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Newcob

dalam Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan untuk

bertindak dan bukan pelaksana motif tertentu

Sikap seseorang dalam hal masalah Kesehatan merupakan

proses penilaian orang pada hal-hal yang berkaitan dengan

pemeliharaan Kesehatan yaitu bagaimana penilaian seseorang

terhadap cara-cara memlihara dan berperilaku hidup sehat, sikap

terhadap sakit dan penyakit serta sikap terhadap Kesehatan

lingkungan yaitu penilaian seseorang pada pengaruh lingkungan

terhadap kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).


30

Sikap dapat dipandang sebagai predisposisi untuk bereaksi

dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenagkan terhadap

objek, orang dan konsep apa saja. Ada beberapa asumsi yang

mendasari pendapat tersebut, yaitu (1) sikap berhubungan dengan

perilaku, (2) sikap yang berkaitan erat dengan perasaan seeorang

terhadap objek, dan (3) sikap adalah konstruksi yang bersifat

hipotesis artinya konsekuensinya dapat diamati, tetapi sikap itu

tidak dapat dipahami.

Notoatmodjo (2007) menyimpulkan pendapat tiga orang ahli,

yaitu: Campbell, Alport dan Cardno, bahwa manifestasi sikap itu

tidak langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih

dahulu dari perilaku yang tertutup. Jadi sikap adalah respons

tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah

melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-

tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

2) Tingkatan sikap

Menurut wawan & dewi (2012), seperti halnya dengan

pengetahuan, sikap juga terdiri atas berbagai tingkatan yaitu :

(1) Menerima (Receiving) yaitu subjek mau dan memperlihatkan

stimulus yang diberikan objek

(2) Merespon (Responding) yaitu memberikan jawaban apabila

ditanya serta mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang

diberikan.
31

(3) Menghargai (Valuing) yaitu mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan terhadap suatu masalah.

(4) Bertanggung jawab (Responsible) yaitu bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang telah dipilihnya merupakan tingkat sikap

yang paling tinggi.

3) Komponen Sikap

Lebih lanjut Maulana (2009) menyatakan bahwa sikap dapat

disimpulkan ke dalam tiga komponen sikap, yaitu:

(1) Afektif berkenaan dengan komponen emosional atau perasaan

seseorang

(2) Kognitif berkaitan dengan komponen persepsi, keyakinan dan

pendapat, komponen ini berkaitan dengan proses berfikir yang

menekankan pada rasionalitas dan logika, dan

(3) Psikomotorik merupakan kecenderungan seseorang dalam

bertindak terhadap lingkungannya. Kekuatan siakp tergantung

dari bnyak faktor, faktor yang terpenting adalah faktor yang

mempengaruhi terbentuknya sikap.

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain :

(1) Pengalaman pribadi, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan

faktor emosional,
32

(2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya

individu cenderung untuk memilih sikap yang searah dengan sikap

yang dianggap penting (tokoh),

(3) Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah

menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena

kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat.

(4) Media massa, dalam media komunikasi berita atau informasi yang

disampaikan dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya

berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

(5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga agama, konsep moral ajaran

dari Lembaga agama sngat memnentukan sistem kepercayaan

sehingga mempengaruhi sikap, dan

(6) Faktor emosioanal, kadangkala suatu bentuk sikap merupakan

pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam

penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan

ego.

5) Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak

langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang


33

bersangkutan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan

“skala Likert”(Sugyono, 2011).

6) Cara pembentukan sikap

Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara :

(1) Adopsi : kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yhang terjadi

berulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap ke

dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

(2) Diferensiasi : dengan berkembangnya intelengensi, bertambahnya

pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang

tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari

jenisnya. Objek tersebut dapat membentuk sikap tersendiri pula.

7) Kriteria Sikap

Untuk Analisa kuantitaif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor,

jawaban negatif diberi nilai negatif. Positif diberi nilai SS=5, S=4, N=3,

TS=2, STS=1, dan pernyaan negatif diberi nilai SS=1, S=2, N=3, TS=4,

STS=5 dengan kriteria :

(1) Positif : pertanyaan 9-15>45%

(2) Negatif : pertanyaan 0-9<45%

Kaitan pengetahuan dengan sikap adalah untuk mempunyai sikap yang

positif diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila

pengetahuan kurang maka kepatuhan dalam menjalani akan kurang.


34

(a) Integrasi : pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai

dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal

tertentu.

(b) Trauma : adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang

meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan

terbentuknya sikap.

2.1.4 Konsep Pendidikan

Menurut UU No.22 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Jenjang Pendidikan adalah tahapan Pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai

dan kemampuan yang dikembangkan terbagi tiga yaitu:

1) Pendidikan Dasar, merupakan jenjang Pendidikan awal selama 9 tahun

pertama masa sekolah yaitu SD dan SMP

2) Pendidikan menengah, jenjang Pendidikan lanjutan Pendidikan dasar

yaitu SMA
35

3) Pendidikan tinggi, jenjang Pendidikan setelah Pendidikan menengah

yang mencakup program Pendidikan diploma, sarjana, magister, doctor,

dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Menurut langevelt dalam Maulana, Pendidikan adalah setiap usaha,

pengaruh, perlindungan dan bantuan yang dilakukan pada anak untuk

menjadi dewasa. Ciri orang dewasa ditunjukkan oleh kemampuan

secara fisik, mental, sosial, dan emosional. Sementara menurut

Notoatmodjo dalam maulana, Pendidikan secara umum adalah segala

upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi oranglain sehingga

mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku Pendidikan.

Pengertian tersebut mengandung tiga unsur Pendidikan yang meliputi

input (sasaran dan pelaku Pendidikan), proses (upaya yang

direncanakan), dan output( perilaku yang diharapkan).

Pendidikan Kesehatan yang didasarkan kepada pengetahuan dan

kesadaran melalui proses pembelajaran diharapkan akan berlangsung

lama ( longlasting) dan menetap, karena didasari oleh kesadaran.

Kelemahan dari pendekatan Pendidikan Kesehatan ini adalah hasilnya

lama, karena perubahan perilaku melalui proses pembelajaran pada

umumnya memerlukan waktu yang lama.

Tingkat Pendidikan ibu sangat menentukan kemudahan dalam

menerima setiap pembaharuan. Makin tinggi tingkat Pendidikan ibu,

maka akan semakin cepattanggap dengan perubahan kondisi lingkungan


36

dengan demikian lebih cepat menyesuaikan diri selanjutnya akan

mengikuti perubahan itu.

Disamping itu, semakin tinggi tingkat Pendidikan akan semakin

luas pengetahuan sehingga akan semakin termotivasi menerima

perubahan baru. Adanya perbedaan tingkat Pendidikan mempengaruhi

pengetahuan dan ini menyebabkan dalam tanggapan terhadap suatu

masalah. Selain itu akan berbeda pula tingkat pemahaman terhadap

penerimaan pesan yang disampaikan dalam hal imunisasi. Demikian

pula halnya makin tinggi tingkat Pendidikan ibu maka akan semakin

mudah pula menerima inovasi-inovasi baru yang dihadapannya

termasuk imunisasi.

Tingkat Pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan

ibu. Semakin rendah Pendidikan ibu maka akses terhadap informasi

tentang KB khususnya KB IUD akan berkurang sehingga ibu akan

kesulitan untuk mengambil keputusan secara efektif, alat kontrasepsi

yang mana yang akan dipilih.

2.1.5 Dukungan suami

Rendahnya minat PUS terhadap pemakaian kontrasepsi IUD

tentunya tidak lepas dari rendahnya dukungan suami untuk menggunakan

alat kontrasepsi tersebut. Sehingga sangat perlu pemahaman yang baik

tentang kontrasepsi IUD bagi pasangan usia subur. Dukungan suami

merupakan salah satu variabel sosial budaya yang sangat berpengaruh


37

terhadap pemakaian alat kontrasepsi bagi kaum Wanita sebagai istri

secara khusus dan didalam keluarga secara umum.

Menurut Hartanto, bahwa kontrasepsi tidak dapat dipakai istri tanpa

adanya Kerjasama suami dan saling percaya. Idealnya pasangan suami

istri harus memilih metode kontrasepsi yang terbaik, saling bekerjasana

dalam pemakaian, membayar biaya pengeluaran untuk kontrasepsi, dan

memperhatikan tanda bahaya pemakaian.

Sedangkan menurut saryono, dukungan suami dalam ber-KB dapat

ditunjukkan dengan membantu memilih kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan kondisi istrinya, menggunakan kontrasepsi yang benar,

mencari pertolongan jika terjadi efek samping maupun komplikasi

sesudah pemasangan IUD, mengantar istri ketempat pelayanan kesehatan

untuk control ulang. Membantu mencari alternatif lain jika IUD terbukti

tidak memuaskan dan bersedia menggantikan istri jika kondisi istri tidak

memungkinkan untuk menggunakan kontrasepsi.

Dukungan suami sangatlah berdampak positif bagi keluarga, terlebih

pada pasangannya, karena adanya dukungan suami terutama dalam

pemilihan IUD, nantinya istri adan merasa lebih mantap dalam memilih

dan selama pemakaian istri tidak akan khawatir karena suami sudah

mendukung.

Penelitian ini menggunakan teoritis menurut Lawrence green (1980).

Lawrence green menggambarkan bahwa perilaku seseorang atau

masyarakat berkaitan dengan Kesehatan individua atau masyarakat yang


38

ditentukan oleh 3 faktor yaitu : faktor predisposisi ( pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai tradisi, sosiodemografi dan sebagainya),

faktor pemungkin (sarana dan prasarana) dan faktor penguat (sikap dan

perilaku petugas Kesehatan lain, dukungan keluarga, teman sebaya, guru-

guru, serta tokoh masyarakat, pemimpin dan pengambil kebijakan

(Notoatmodjo, 2007)

Faktor yang kurang mendukung penggunaan metode kontrasepsi

IUD ini, adalah faktor internal (pengalaman, takut terhadap efek samping,

pengetahuan/pemahaman yang salah tentang IUD, Pendidikan PUS yang

rendah, malu, dan risih, adanya penyakit atau kondisi tertentu yang

merupakan kontraindikasi pemasangan IUD yang rumit, pengaruh dan

pengalaman akseptor IUD lainnya, soasial budaya dan ekonomi dan

pekerjaan (Erfandi, 2008).


39

2.2 Kerangka teori

Berdasarkan uraian pada landasan teori diatas, maka kerangka teori

dapat dijelaskan bagan kerangka teori dibawah ini

Predisposing faktors
- Karakteristik
- Pengetahuan
- Sikap
- Persepsi
- Nilai-nilai budaya
- Kepercayaan
- sosiodemografi
Enabling Faktors
- sarana prasarana Pemilihan Pemilihan
- Sumber daya Kesehatan Kontrasepsi
- Keterampilan
IUD
Reinforcing Faktors
- Sikap petugas Kesehatan
- Dukungan keluarga
- Tokoh masyarakat
- Teman
- Pengambil kebjakan
- Dll

Kerangka Teori Perilaku (Notoatmodjo, 2007)


40

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini memiliki dua variable

yaitu variable independent yaitu pengetahuan, sikap, Pendidikan , dukungan

suami dan variable dependen yaitu pemilihan alat kontrasepsi IUD.

Variabel Independen Variabel Dependen

- Pengetahuan
- Sikap Pemilihan Alat
- Pendidikan Kontrasepsi IUD (Intra
- Dukungan Suami Uterin Device)

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan

berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.

1) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengeinderaan terhadap suatu objek tertentu.


41

Pengetahuan seseorang dapat diukur dengan skala ordinal dengan

pemberian nilai “Baik”, “Cukup”.”Kurang”.

2) Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, skala ordinal dengan pemberian nilai “Positif” dan

“Negatif”.

3) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat diukur dengan

skala ordinal dengan pemberian nilai “Rendah” dan “Tinggi”.

4) Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami terhadap

istri, suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan

bantuan secara psikologis baik berupa motivasi, perhatian dan

penerimaan.

5) Pemilihan Alat Kontrasepsi adalah keinginan untuk menggunakan

suatu metode alat kontrasepsi yang dapat menjarangkan

kehamilan. Penggunaannya ada yang dapat dipakai senn diri,

namun Sebagian alat kontrasepsi juga ada yang perlu mendapat

bantuan tenaga Kesehatan untuk memasangkan alat kontrasepsi

tersebut.
42

Tabel 1.2 Definisi Operasional

N Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur


o.
1. Pemilihan Alat Keinginan Wawancara Kuesioner Nominal 1.Ya
Kontrasepsi untuk 2.Tidak
(Variabel menggunaka
Dependen) n suatu
metode alat
kontrasepsi
yang dapat
menjarangka
n kehamilan.

2. Pengetahuan Hasil tau dari Pertanyaan Kuesioner Ordinal 3.Baik


ibu nifas yang ada 2.Cukup
tentang dikuesioner 1.Kurang
kontrasepsi berjumlah
pasca salin, 15
jenis, pertanyaan.
manfaat dan Pengukuran
tujuan dengan
kontrasepsi. skala likert
yang
nilainya
yaitu baik
diberi nilai
3, cukup
diberi nilai
2, kurang
diberi nilai
1

3. Sikap Evaluasi Pertanyaan Kuesioner Ordinal 1.Positif


umum yang mengenai 2.Negatif
dibuat sikap di
manusia kuesioner
terhadap ada 10
dirinya sendir pertanyaan.
Pengukuran
nya dengan
menggunak
an skala
likert yang
nilainya
43

yaitu sangat
setuju diberi
nilai 4,
setuju nilai
3, kurang
setuju 2,
sangat tidak
setuju 1

4. Pendidikan Pendidikan Wawancara Kuesioner Ordinal 1.SD


formal 2.SMP
terakhir yang 3.SMA
ditempuh 4.PT
oleh ibu
hingga
mendapatkan
ijazah.

5. Dukungan Dukungan Pertanyaan Kuesioner Ordinal 1.Menduk


Suami yang mengenai ung
diberikan dukungan 2.Tidak
suami suami ada mendukun
terhadap istri, 10 g
suatu bentuk pertanyaan.
dukungan Pengukuran
dimana suami nya
dapat menggunak
memberikan an skala
bantuan likert yang
secara nilainya
psikologis yaitu1(men
baik berupa dukung)
motivasi, 2(tidakmen
perhatian dan dukung)
penerimaan.

3.3 Hipotesis Penelitian


Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Ada hubungan pengetahuan terhadap minat Ibu dengan pemilihan alat

kontrasepsi IUD di Puskesmas Balaraja Tangerang Tahun 2023


44

2) Ada hubungan sikap terhadap minat Ibu dengan pemilihan alat

kontrasepsi IUD Di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Periode

Bulan Maret-Mei 2023

3) Ada hubungan Pendidikan terhadap minat Ibu dengan pemilihan alat

kontrasepsi IUD Di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Periode

Bulan Maret-Mei 2023

4) Ada hubungan dukungan suami terhadap minat ibu dengan pemilihan

alat kontrasepsi Di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Periode

Bulan Maret-Mei 2023.


45

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif,

yaitu penelitian evaluasi yang bertujuan untuk menilai sejauh mana

variabel yang diteliti telah sesuai dengan tolak ukur yang sudah

ditentukan, untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan minat

Ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Balaraja

Tangerang Periode Bulan Maret-Mei 2023.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Balaraja

Kabupaten Tangerang Tahun 2023. Alasan peneliti memilih lokasi

ini selain karena dekat tempat tinggal peneliti dan juga rendahnya

minat warga masyarakat sekitar untuk memilih alat kontrasepsi

IUD sebagai pilihan ber KB.

4.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari pengajuan judul

Desember sampai maret 2023, setelah acc judul peneliti melakukan

survey awal penelitian di Puskesmas Balaraja Tangerang, setelah

dapat survey awal peneliti melakukan konsul Bab I-Bab IV dari

bulan Maret sampai bulan Mei 2023. Peneliti melakukan seminar

proposal dibulan Mei 2023 dan setelah proposal melakukan


46

perbaikan proposal dan setelah acc perbaikan proposal peneliti

melakukan penelitian di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang

serta pengumpulan data, pengolahan data dan Analisa data sampai

bulan Mei 2023, peneliti konsulkan data yang sudah dianalisa ke

pembimbing dan pembimbing mengacckan data tersebut, setelah

itu peneliti melakukan seminar hasil penelitian pada bulan yang

ditentukan oleh Kampus.

4.3 Populasi dan sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi

penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Populasi dalam penelitian ini adalah adalah Akseptor KB aktif

dari bulan Maret-Mei 2023 yang ada di Puskesmas Balaraja Kabupaten

Tangerang sebanyak 1.979 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah Sebagian populasi yang dijadikan sampel penelitian.

Sampel dalam penelitian ini adalah semua Akseptor KB yang telah

menggunakan Alat Kontrasepsi. Maka sampel dalam penelitian ini adalah

akseptor yang ada di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang. Untuk

memperkecil sampel penelitian akan menggunakan Rumus Slovin.


47

𝑁
n=1+(𝑁.𝑒)²

Keterangan :

N= Jumlah sampel

N=Jumlah Populasi

e=sampling error yaitu : ketidak telitian kesalahan dalam pengambilan sampel

dapat ditelolir atau diinginkan. Dalam penelitian ini digunakan nilai 10%(0,1).

𝑁
n=1+(𝑁.𝑒)²

1979
n=1+1979(0,1)²
1979
n=1+1979(0,01)
1979
n=1+19,79
1979
n=20,79 = 95,18

n= 98,75 maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang


Berdasarkan penarikan sampel dengan menggunakan rumus slovin

didapatkan jumlah sampel yaitu sebanyak 95 orang. Teknik pengambilan

sampel secara Random Sampling.

4.4 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah data

primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

responden penelitian, Adapun data yang termasuk data primer adalah

jawaban yang diperoleh oleh peneliti terhadap responden yang


48

menjawab pertanyaan yang ada dari kuesioner. Pengambilan data

primer yang diambil melalui wawancara langsung dengan responden

dengan 2 item pertanyaan pada variabel dependen.

Setelah didapatkan data primer melalui kuesioner kemudian

dilakukan uji validitas dan reabilitas yaitu :

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur. Menentukan derajat

ketepatan dari instrument penelitian berbentuk kuesioner. Uji

validitas menggunakan product Moment Tes, dengan ketentuan

dilakukan validitas rhitung lebih besar dari r tabel (0,514).

Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :

𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
R hitung =
√{𝑁∑𝑋 2 −∑𝑋)²}{𝑁∑𝑌 2 −(∑𝑌)²

Keterangan

XY = Korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah Responden

∑X = Jumlah skor total distribusi X

∑Y = Jumlah skor total distribusi Y

∑XY = Jumlah perkalian skor X dan Y

∑X² = Jumlah kuadrat skor distribusi X

∑Y² = Jumlah kuadrat skor distribusi Y

2) Uji Reabilitas
49

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat

ukur yang sama. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan

SPSS melalui uji Cronbach’s Alpha yang dibandingkan dengan

menguji butir soal yang sudah valid secara Bersama-sama

diukur reabilitasnya. Untuk mengetahui reabilitas caranya

dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rlabel. Uji

sgnifikan dilakukan taraf signifikan 0,05 artinya instrument

dikatakan reliabel bila nilai rhitung lebih besar dari nilai rlabel

(0,514).

Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :

𝑘 1−∑𝜕1²
r11={𝑘−1}{ }
𝜕1²

Keterangan :

r11 = Reabilitas instrument Cronbach Alpha

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑∂1² = jumlah varians skor total

∑1² = Varians responden untuk item ke-1

Data yang diperoleh melalui kuesioner dilakukan proses pengolahan

data sebagai berikut :

1) Proses Collecting
50

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner. Angket maupun

observasi

2) Proses Editing

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner dengan

tujuan agar data diolah secara benar.

3) Proses Coding

Pada Langkah ini peneliti memberikan kode pada variabel-variabel

yang diteliti

4) Proses Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan dan Analisa data serta pengambilan

kesimpulan kemudian memasukkan kedalam bentuk distribusi

frekuensi. Untuk lebih mudah dalam penyusunan instrument, maka

sebelum instrument menjadi butir-butir pertanyaan dan pernyataan,

terlebih dahulu disusun kisi-kisi instrument terdapat pada tabel.

4.5 Analisa Data

Penelitian ini menggunakan metode Analisa data :

1) Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan data

yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.


51

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk melihat pengaruh

masing-masing antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Anallisis bivariat dilakukan dengan tabulasi silang antara

variabel independent dan variabel dependen menggunakan uji

chi-square dengan tingkat kepercayaan. Adapun yang ada dalam

table tersebut adalah pengetahuan dan sikap serta rendahnya

minat Ibu terhadap pemilihan alat kontrasepsi IUD.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua rahmat dan karunia Nya

sehingga terselesaikannya proposal skripsi yang berjudul “ Faktor yang

berhubungan rendahnya minat Ibu terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi Intra

Uterin Device (IUD) Di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Periode Bulan

Maret- Mei 2023”. Proposal skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana (S.Keb) pada Program Studi Kebidanan Sarjana STIKES Bhakti Pertiwi

Indonesia Jakarta.

Bersama ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Dr.Bd. Hj. Lilik Susilowati, S.SiT., M.Kes., MARS selaku ketua Yayasan

Bhakti Pertiwi Indonesia

2. Dr. Bd.Hj. Ella Nurlelawati, S.SiT.,SKM.,M.Kes selaku Ketua STIKes

Bhakti Pertiwi Indonesia

3. Dian Reflisiani, S.ST.,M.Kes Ketua Prodi Kebidana Program Sarjan dan

Prodi Pendidikan Profesi Bidan Program STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia

4. Dr. Bd.Hj. Ella Nurlelawati, S.SiT.,SKM.,M.Kes selaku dosen pembimbing

I yang telah memberikan bimbingan sehingga proposal skripsi ini bisa

terselesaikan,

5. Hj. Kenny Rukaeni, SST.,M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya proposal skripsi ini.


6. Suami dan orangtua yang telah memberikan support dan doanya selama

penulis menyelesaikan proposal skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal skripsi

ini. Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini jauh dari sempurna,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

perbaikan dimasa yang akan datang, semoga proposal skripsi ini dapat

berguna bagi pembaca umumnya dan program studi Pendidikan Profesi

Bidan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kita semua.

Jakarta, 10 Mei 2023

(Dewi Nuraeni)
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN RENDAHNYA MINAT IBU TERHADAP PEMILIHAN


ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERIN DEVICE (IUD) DIPUSKESMAS BALARAJA
KABUPATEN TANGERANG PERIODE
BULAN MARET-MEI 2023

Oleh : Dewi Nuraeni


220403774521

Telah Disetujui, diperiksa, dipertahankan dan siap dihadapkan sidang Tim


Penguji Proposal penelitian Program Studi Program Sarjana Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Pertiwi Indonesia

Jakarta, 10 Mei 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Bd.Hj.Ella Nurlelawati,S.SiT.,SKM.,M.Kes (Kenny Rukaeni,SsiT,SKM,Bd.M.Kes


NIDK/NIDN NIDN.

Mengetahui
Ketua Program Studi kebidanan Program Sarjana

(Dian Reflisiani, S.ST., M.Kes)


NIDN. 0217118603
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
I. Karakteristik Responden
1. No. Responden :………………………………..(Diisi Peneliti)
2. Umur :…………….tahun
3. Pendidikan terakhir : □ SD □ SMP/Sederajat
□ SMA/Sederajat □ Sarjana
4. Pekerjaan : □ Ibu rumah tangga □ Bertani
□ Karyawan □ Wiraswasta
□ PNS
5. Jumlah anak : …………………orang
6. Alat Kontrasepsi yang digunakan : □ IUD □ Bukan IUD

II. Pengetahuan Ibu


1. Apa yang dimaksud alat Kontrasepsi IUD?
a. Alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik dan tembaga yang ditempatkan
dibawah kulit
b. Alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik dan tembaga yang diletakkan
didalam Rahim.
c. Alat kontrasepsi yang mengandung hormon yang dapat menghambat pembuahan
didalam Rahim.
2. Tujuan Kontrasepsi IUD?
a. Untuk mencegah kehamilan selama jangka Panjang
b. Untuk menunda kehamilan dan gampang dihentikan
c. Untuk menghentikan kehamilan.
3. Dibawah ini merupakan cara kerja IUD, kecuali ?
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk tuba falopii
b. Mempengaruhi fertilisasi( pembuahan)
c. Mempengaruhi sperma bertemu dengan ovum (sel telur)
4. Keuntungan penggunaan dari Alat kontrasepsi IUD?
a. Waktu penggunaannya yang lama sejak dari pemasangan
b. Praktis, ekonomis, mudah dikontrol, dan aman untuk jangka Panjang
c. Adanya interaksi dengan obat-obatan lain.
5. Manfaat dari IUD adalah….
a. Mengganggu hubungan suami istri
b. Efek samping kecil
c. Mudah dihentikan.
6. Apa saja efek samping dari pemasangan Kontrasepsi IUD?
a. Keputihan yang sedikit banyak akibat produksi cairan Rahim yang berlebihan
b. Perdarahan berat pada waktu haid
c. a dan b benar.
7. Keluhan-keluhan yang sering muncul saat menggunakan Kontrasepsi IUD adalah…
a. Mual dan muntah
b. Pusing
c. Jumlah darah haid lebih banyak dari biasanya.
8. Kapankan alat kontrasepsi IUD dapat dilepas ?
a. Ketidak harmonisan dalam rumah tangga
b. Berat badan yang tidak bertambah
c. Mengalami perdarahan yang banyak.
9. Alat kontrasepsi IUD pada umumnya yang digunakan berbentuk apa?
a. HUruf T
b. Huruf S
c. Huruf V
10. IUD dapat digunakan bagi Wanita yang ingin alat kontrasepsi ?
a. Jangka Panjang
b. Jangka pendek
c. Selamanya
11. Penggunaaan IUD sebaiknya pada waktu kapan ?
a. Saat hamil
b. Setiap waktu dalam siklus haid
c. Lebih dari & hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
12. Yang diperbolehkan menggunakan IUD adalah Wanita yang masih kategori usia ?
a. Menopause
b. Reproduktif
c. Remaja
13. Setelah pemasangan IUD kapan jadwal kunjungan ulang berikutnya ?
a. Satu (1) bulan pasca pemasangan
b. Tiga (3) bulan kemudian
c. Setiap 6 bulan.
14. Lokasi tempatt pemasangan IUD?
a. Lengan
b. Paha
c. Kedalam Rahim melalui vagina.
15. Secara Kesehatan yang tidak boleh menggunakan IUD adalah….
a. Riwayat infeksi panggul
b. Dismenorea (sakit perut saat menstruasi)
c. a dan b benar.

III. Sikap
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) untuk pilihan jawaban yang anda
anggap benar :
No. Pernyataan SS S KS STS
Saya merasa malu dengan cara pemasangan IUD yang
1. melalui vagina
Saya merasa takut menggunakan IUD karena saat haid
2. darah menjadi lebih banyak dan lama
Saya merasa kuatir karena IUD dapat keluar sendiri jika
3. ukuran IUD tidak cocok dengan ukuran Rahim ibu
Pada ibu yang menyusui, IUD tidak mengganggu
4. kelancaran ASI.
Saya dapat dipasang oleh tenaga Kesehatan yang belum
5. terlatih
IUD cocok untuk menjarangkan kehamilan dengan jangka
6. panjang
Saat IUD dicabut maka kesuburan ibu dapat Kembali
7. dengan cepat
Saya setuju IUD sebagai kontrasepsi pilihan jangka
8. Panjang yang tepat untuk Wanita usia subur
IUD langsung bekerja secara ekfektif setelah dipasang
9.
Saya merasa takut menggunakan IUD karena dapat
10. menyebabkan nyeri selama menstruasi

IV. DUKUNGAN SUAMI


Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) untuk pilihan jawaban yang anda
anggap benar :
No. Pernyataan Ya Tidak

Dukungan emosional
Saya selalu berdiskusi dengan pasangan dalam
1. memilih alat kontrasepsi yang diinginkan
Suami saya ikut mengantarkan sewaktu akan
2. memasang alat kontrasepsi
Kasih sayang yang diberikan oleh suami saya
3. mengalami perubahan setelah menggunakan alat
kontrasepsi
Suami saya peduli dengan Kesehatan reproduksi saya
4.

Dukungan informasi
Suami saya memberi izin untuk menghadiri atau
5. mengikuti penyuluhan tentang alat kontrasepsi
Suami saya ikut mengantarkan menghadiri
6. penyuluhan tentang alat kontrasepsi
Suami saya selau mengingatkan saya untuk pergi
7. Kontrol KB ke pelayanan kesehatan

Dukungan Instrumental
Suami saya memberi dukungan saat saya takut pada
8. proses pemasangan atau pemilihan alat kontrasepsi
Suami saya selalu mengantarkan say ajika pergi
9. kontrol

Dukungan Penghargaan
Pendapat suami saya sangat mempengaruhi
10. keputusan saya dalam memilih alat kontrasepsi

V. Pemilihan Alat Kontrasepsi


Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) untuk pilihan jawaban yang anda
anggap benar :
1. Apakah ibu akan memilih menggunakan alat kontrasepsi IUD ?
□ Ya
□ Tidak
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Dewi Nuraeni


NPM : 220403774521
Judul : Faktor yang berhubungan rendahnya minat Ibu terhadap
Pemilihan Alat Kontrasepsi Intra Uterin Device (IUD) Di
Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Maret-Mei
2023.
Pembimbing : Hj. Kenny Rukaeni, S.SiT.,Bd.,M.Kes

No. Hari/tanggal Materi Bimbingan Hasil Bimbingan TTD


Bimbingan

1. 07/02/2023 Konsul Judul Acc Judul

2. 20/02/2023 Konsul BAB I Revisi BAB I lanjut


BAB II

3. 23/02/2023 Konsul BAB II Revisi BAB II Lanjut


BAB III

4. 01/04/2023 Konsul BAB III Perbaikan BAB III


Lanjut BAB IV

5. 15/04/2023 Konsul BAB IV Perbaiki BAB IV


Lanjut PPT persiapan
ujian proposal
DAFTAR ISI
COVER DEPAN
LEMBAR KONSULTASI
KATA PENGANTAR………………………………………………...…… i
DAFTAR ISI………………………………………………………..………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang…………………………………………………..……… 1
1.2 RumusanMasalah………………………………………………….…… 5
1.3 TujuanPenelitian……………………………………………………..… 6
1.4 ManfaatPenelitian……………………………………………………… 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………....8
1.6 KeaslianPenelitian………………………………………………………8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka…………………………………………………………. 10
2.1.1 Kontrasepsi Intra Uterin Device…………………………………...… 10
1) Pengertian…………………………………………….……….… 10
2) Jenis-jenis AKDR……………………………………….………. 10
3) Keuntungan IUD…………………………………………………14
4) Kerugian IUD…………………………………………………… 15
5) Indikasi Penggunaan IUD……………………………………..…17
6) Waktu Pemasangan IUD……………………………………...… 18
7) Cara Kerja IUD………………………………………………..…19
8) Pemasangan IUD………………………………………………... 19
9) Langkah-langkah pemasangan IUD Copper T380A………….… 21
10) Langkah-langkah Pencabutan IUD…………………………….. 22
2.1.2 Konsep Dasar Pengetahuan
1) Definisi Pengetahuan……………………………………………. 23
2) Tingkat Pengetahuan……………………………………………. 24
3) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan……………………….. 26
4) Hubungan Pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi IUD….... 28
5) Kriteria Tingkat Pengetahuan…………………………………… 29
2.1.3 Sikap
1) Definisi…………………………………………………………. 29
2) Tingkatan Sikap………………………………………………... 30
3) Komponen Sikap……………………………………………..… 31
4) Faktor yang mempengaruhi sikap……………………………… 31
5) Pengukuran Sikap……………………………………………… 32
6) Cara Pembetukan Sikap………………………………………... 33
7) Kriteria Sikap…………………………………………………... 33
2.1.4 Konsep Pendidikan…………………………………………………... 34
2.1.5 Dukungan Suami……………………………………………………... 36
2.2 Kerangka Teori………………………………………………………… 39
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian………………………………………….... 40
3.2 Definisi Operasional…………………………………………………… 40
3.3 Hipotesis Penelitian……………………………………………………. 42
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian………………………………………………………. 45
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………….. 45
4.3 Populasi dan Sampling……………………………………………….…46
4.3.1 Populasi…………………………………………………….… 46
4.3.2 Sampel………………………………………………………...46
4.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………... 47

4.5 Analisa Data……………………………………………………..…. 50


DAFTAR PUSTAKA

JNPKKR/POGI,DEPKESDAN JHPIEGO/STARH PROGRAM (2003). Buku


Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.hlm MK-72-74, PK-1-PK-12.
Jumlah Peserta KB Aktif DiTangerang (2022).diperoleh dari
https://opendata.tangerangkab.go.id(5 feb 2023)
BKKBN.go.id.Kepala BKKBN minta masyarakat pilih kontrasepsi(2022)
diperoleh dari https://www.bkkbn.go.id(15/02/2023)
Silvia Putri Hutagalung (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemilihan alat kontrasepsi oleh PUS di Puskesmas Rawang Pasar IV Kabupaten
Asahan tahun 2017. Skripsi.Poltekkes Kemenkes Medan
Umi Yana(2018).Faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu terhadap
pemilihan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun
2018.skripsi.Poltekkes Kemenkes Medan
Notoatmodjo S(2010). Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta. rineka cipta.

Anda mungkin juga menyukai