DISUSUN OLEH
C1019064
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut data ASEAN (Association of Soult East Asia Nations) alat kontrasepsi
yang paling banyak digunakan di wilayah ASIA yaitu kontrasepsi jangka panjang
(vasektomi dan tubektomi) sebanyak 34%, IUD sebanyak 25%. Berdasarkan
survei RISKESDAS, terdapat WUS menggunakan program KB sebanyak 3,90
jenis steril/MOW, 8,50 jenis IUD/spiral, 48,80 jenis suntik, 7,30 jenis implan, PIL
4,30, (RISKESDAS 2018).
Peserta KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini sedang
menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. PUS peserta
KB terdiri dari peserta KB modern (mengunakan alat/obat/cara KB berupa steril
wanita (MOW), IUD/AKDR). Implan/susuk, suntik, pil, kondom dan Metode
Amenore Laktasi (MAL) dan peserta KB tradisional (menggunakan alat/obat/cara
KB berupa pantang berkala, senggama terputus, dan alat/obat/cara KB tradisional
lainnya) (BKKBN, 2021).
Pola pemilihan jenis metode kontrasepsi modern pada tahun 2021 menunjukkan
bahwa sebagian besar akseptor memilih menggunakan suntik sebesar 59,9%,
diikuti pil sebesar 15,8%. Pola ini terjadi setiap tahun, dimana peserta KB lebih
banyak memilih metode kontrasepsi jangka pendek dibandingkan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Jika dilihat dari efektivitas, kedua jenis
alat/obat/cara KB ini (suntik dan pil) termasuk Metode Kontrasepsi Jangka
Pendek sehingga tingkat efektifitas dalam pengendalian kehamilan lebih rendah
dibandingkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). MKJP merupakan
kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama, lebih dari dua tahun,
efektif dan efisien untuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran lebih dari tiga
tahun atau mengakhiri kehamilan pada PUS yang sudah tidak ingin menambah
anak lagi. Alat/obat/cara KB yang termasuk MKJP yaitu IUD/AKDR, Implan,
MOP dan MOW (BKKBN, 2021).
Dukungan suami menjadi salah satu faktor penting dalam kepatuhan penggunaan
kontasepsi pada ibu. Suami sebagai seorang kepala keluarga dengan tugas
sebagai pelindung, pengayom. Dukungan suami terdiri dari 4 bentuk, yaitu
dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan emosional. Kontrasepsi
tidak dapat dipakai istri tanpa adanya kerjasama suami dan saling percaya.
Dukungan suami dalam pemilihan alat kontrasepsi meliputi upaya memperoleh
informasi, memilih, mengantar ke tempat pelayanan serta membiayai pemasangan
alat kontrasepsi (Fifi,2021).
Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara di
dunia, khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang
dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, setelah China, India dan
Amerika Serikat (Elizawarda, 2017). Berdasarkan estimasi pada tahun 2018
jumlah penduduk di Indonesia sebesar 268.074.565 jiwa, terdiri atas 133.136.131
jiwa penduduk laki-laki dan 133.416.946 jiwa penduduk perempuan. Penduduk
Pulau Jawa merupakan wilayah dengan populasi penduduk paling banyak dan
akan semakin bertambah (Kementrian Kesehatan RI, 2019). Oleh karena itu,
pemerintah terus berupaya untuk menekan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
dengan program Keluarga Berencana (KB) (Elizawarda, 2017).
Tingginya laju pertumbuhan yang tidak diiringi peningkatan kualitas penduduk ini
akan berpengaruh kepada tingkat kehidupan dan kesejahteraan penduduk.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang hak dan tanggung jawab pengaturan
jumlah dan hak serta kewajiban dalam pelayanan KB (Handayani,2012).
Berbagai macam metode KB telah ditawarkan pemerintah baik hormonal maupun
non hormonal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut data dari
RISKESDAS 2018 menunjukkan KB suntik paling banyak digunakan oleh
masyarakat.
KB suntik merupakan KB yang paling banyak digunakan oleh Wanita Usia Subur
(WUS). Tingginya akseptor KB suntik 3 bulan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan parietas, namun yang
signifikan berpengaruh hanya faktor usia (yurike,2018).
Menurut data dari bidan desa pemaron kecamatan brebes, dari total 8 Rw, ada
beberapa pasangan yang menggunakan program KB (suntik ). Data yang sudah
tercantum perbulan desember tahun 2021 sebagai berikut : Terdapat sebanyak 360
pasangan dari 840 pasangan menggunakan program KB (suntik). pasangan yang
menggunakan program KB Implant sebanyak 70 pasangan, program KB IUD
sebanyak 16 pasangan, program KB PIL sebanyak 13 pasangan, program KB
MOW 20 pasangan, dan sisanya, sebanyak 361 pasangan tidak meggunakan
program KB.