Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan

usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan

dan bantuan sesuai dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga

berkualitas (UU Kependudukan nomor 52 tahun 2015). Keluarga Berencana

merupakan suatu cara yang memungkinan setiap orang untuk mengatur

jumlah anak yang diinginkan dan jarak kehamilan melalui informasi,

pendidikan dan penggunaan metode kontrasepsi (WHO, 2016).

Keluarga Berencana berperan dalam mengurangi risiko kematian ibu

pada waktu melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan

jarak antara kelahiran yang terlalu pendek. Berdasarkan laporan Kementerian

Kesehatan Indonesia tahun 2019 jumlah angka kematian ibu di Indonesia

berada pada pada angka 210 per 100.000 kelahiran hidup. Upaya untuk

menurukan AKI perlu dilakukan dengan melihat target Sustainable

Development Goals (SDGs) dalam The 2030 agenda for sustainable

development yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, RI, 2019).

Salah satu program Keluarga Berencana untuk menurunkan AKI yaitu

dengan menggunakan KB pasca persalinan. KB Pasca Persalinan adalah

penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 6 minggu

atau 42 hari setelah melahirkan. KB Pasca Persalinan merupakan langkah

untuk mencegah kehilangan kesempatan menggunakan KB setelah

melahirkan (Riskesdes, 2013).

1
2

Penerapan KB Pasca Persalinan sangat penting karena kembalinya

kesuburan pada ibu setelah melahirka tidak dapat diketahui secara pasti dan

dapat terjadi sebelum datangnya siklus haid bahkan pada wanita menyusui.

Hal ini menyebabkan pada masa menyusui, wanita mengalami kehamilan

yang tidak diinginkan (KTD) atau unwanted pregnancy. Kotrasepsi sebaiknya

sudah digunakan sebelum kembali beraktifitas seksual. Oleh karena itu

sangat penting untuk menggukan kontrasepsi seawal mungkin setelah

persalinan ( Mujiati, 2013).

Studi yang dilakukan di negara-negara dengan tingkat kelahiran yang

tinggi, menunjukkan bahwa Keluarga Berencana memberi dampak positif

untuk meningkatkan tingkat kesehatan ibu dan bayi, diperkirakan dapat

menurunkan 32% kematian ibu dengan mencegah kehamilan yang tidak

diinginkan dan dapat menurunkan 10% kematian anak, dengan mengurangi

jarak persalinan kurang dari 2 tahun (Cleland et.al, 2016)

Cakupan pelayanan KB Pasca Persalinan di Indonesia tahun 2019

sebesar 61,2%. Pencapaian pelayanan KB Pasca Persalinan diperkotaan

sebesar 59.2%, sedangkan dipedesaan sebesar 55,8%. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan di Sumatera Barat pada tahun 2018 sebesar 50,2% ibu yang

menggunakan KB pasca salin (Risdeskes, 2019). Berdasakan laporan tahun

2019 jumlah penggunaan KB Pasca Persalinan di Sumatera Barat sebesar

21.571 (64,7%) (BKKBN, 2019).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Pasaman pada tahun 2017

jumlah KB pasca salin di Kabupaten Pasaman yaitu 37,1%, sedangkan pada

tahun 2018 menurun menjadi 32,8%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan


3

Kabupaten Pasaman cakupan pengguna KB pasca salin di Wilayah Kerja

Puskesmas Cubdak mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar

63,01%, sedangkan pada tahun 2019 menurun menjadi 60,31% (Dinas

Kesehatan Pasaman, 2019).

Penggunaan kontrasepsi atau KB Pasca Persalinan dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya faktor pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan,

persetujuan atau dukungan suami, informasi Keluarga Berencana, pelayanan

keluarga berencana, faktor ekonomi, durasi menyusui, usia dan paritas

(Widyastuti, 2017).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

ibu dalam menggunakan KB pasca salin. Pengetahuan merupakan hasil

“tahu” terhadap tempat persalinan yang memadai dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap

persalinan khususnya pemilihan tempat persalinan melalui indra yang

dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Dewi dan

Wawan 2011). Hal ini dibuktikan oleh studi yang dilakukan dinigeria tahun

2015 yang menunjukkan 78,6% dari respondennya mengetahui adanya KB

Pasca persalinan 65,7% dari mereka memiliki pengetahuan yang buruk

tentang KB pasca persalinan. Hal ini sebanding dengan penggunaan KB

Pasca Persalinan disana yang hanya 12,7% berasarkan analisis laporan survey
4

demografi dan kesehatan dari 43 negara yang diterbitkan pada tahun 2014

(Idowu et al, 2015).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asa Mutia Sari (2017)

menyatakan bahwa ada pengaruh konseling bidan terhadap tingkat

pengetahuan dan minat menjadi akseptor post plasenta dengan nilai p value

0,002. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa konseling KB yang

diberikan menambah pengetahuan ibu tentang KB pasca salin sehingga

meningkatkan minat dan keikutsertaan ibu menjadi akseptor KB post

plasenta.

Metode yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tersebut

tentang KB pasca salin yaitu konseling dengan tujuan menyampaikan sebuah

informasi. Informasi KB Persalinan dapat diperoleh salah satunya dari tenaga

kesehatan yang diintegrsikan dalam P4K. Kelas ibu hamil dan pelayanan

intenatal terpadu serta kunjungan nifas yang diberikan berupa pelayanan

kamunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dan konseling (Azizah et al, 2018).

Pemberian konseling keluarga Berencana dan metode kontrasepsi selama

masa pasca persalinan dapat meingkatkan kesadaran ibu untuk menggunakan

kontrasepsi (USAID, 2008).

Pengetahuan ibu yang baik tentang KB pasca salin akan meningkatkan

keikutsertaan ibu dalam menggunakan KB pasca persalinan. Keikutsertaan

merupakan kemauan ibu terhadap sesuatu objek yaitu kemauan ibu dalam

menggunakan KB pasca salin tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Novita Eka (2019) menyatakan bahwa terdapat pengaruh

konseling terhadap pengetahuan dan akseptor KB dalam pemilihan AKDR


5

post Plasenta serta meningkatkan minat ibu untuk menggunakan KB pasca

salin yaitu dengan metode AKDR.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lazerda, et al (2018)

menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu terhadap manfaat dari

kontrasepsi pasaca salin tersebut maka akan semakin besar partisipasi dan

keikutsertaan ibu dalam menggunakan KB pasca salin. Untuk mewujudkan

hal tersebut sehingga dibutuhkan upaya dalam menyampaikan informasi

dengan menggunakan metode salah satunya yaitu konseling KB.

Salah satu metode KB pasca persalinan adalah metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) yang terdiri dari IUD (intra uterine devisce), implan

(susuk) dan strelisasi. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan

cara kontrasepsi yang efektif dan efisien digunakan dalam jangka waktu lebih

dari 3 tahun atau sudah tidak ingin menambah anak lagi sebagai salah satu

strategi dari pelaksanaan program KB (nikmawati et al, 2017). Hal tersebut

sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) BKKBN

tahun 2015-2019 salah staunya berupa meningkatkan pengguanan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) (BKKBN, 2015).

Dewasa ini permasalahan yang muncul belum semua fisilitas kesehatan

melakukan pemantauan dan pencatatan maupun pelaporan terhadap

pelayanan KB Pasca Persalinan dan juga belum melakukan evaluasi terhadap

teknik pemasangan yang terbukti paling efektif. Sementara itu, ibu hamil

sabagai calon Akseptor KB masih kurang mengetahui KB Pasca Persalinan.

Hal tersebut diantaranya dikarenakan masih banyak petugas kesehatan yang

belum melakukan konseling terhadap ibu calon akseptor KB sehingga


6

pengetahuan masyarakat tentang KB Pasca Persalianan masih kurang

(BKKBN, 2010).

Padahal, interaksi atau konseling yang berkualitas antara klien dan

provider (tenaga medis) terutama bidan merupakan salah satu indikator yang

sangat menentukan bagi keberhasilan program keluarga berencana di

indonesia. Klien yang mendapatkan konseling dengan baik akan cenderung

memeilih alat kontrasepsi dengan benar dan tepat. Pada akhirnya hal itu

mempengaruhi tingkat keberhasilan KB dan mencegah terjadinya kehamilan

yang tidak diinginkan. Untuk meraih keberhasilan tersbut, tentunya sangat

diperlukan tenaga-tenaga konselor yang profesional, diantaranya bidan,

mereka bukan hanya harus mengerti seluk beluk masalah KB, tetapi juga

memiliki dedikasi tinggi pada tugasnya serta memiliki kepribadian yang

baik, sabar, penuh pengertian, dan menghargai klien (Siswanto, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan pada 10 orang responden yang telah

melahirkan terdapat 7 orang yang tidak menggunakan KB pasca salin.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan sebagian besar responden

memiliki pengetahuan yang rendah yaitu responden tidak mengetahui

manfaat dari KB pasca persalinan tersebut, serta mereka beranggapan bahwa

menggunakan KB pasca persalinan dapat menghambat produksi ASI dan bisa

menyebabkan perdarahan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan merubaha

pemikiran dan sikap negatif ibu terhadap KB pasca salin maka dibutuhkan

konseling tentang KB pasca salin tersebut kepada ibu hamil TM III.

Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

untuk mengetahui tentang “Pengaruh Konseling KB Pasca Persalinan


7

Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Keikutsertaan Ibu Hamil TM III

Menggunakan KB Pasca Salin di Wilayah Kerja Puskesmas Cubadak

Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana “Pengaruh

Konseling KB Pasca Persalinan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan

Keikutsertaan Ibu Hamil TM III Menggunakan KB Pasca Salin di Wilayah

Kerja Puskesmas Cubadak Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman Tahun

2020?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui

Pengaruh Konseling KB Pasca Persalinan Terhadap Tingkat

Pengetahuan Dan Keikutsertaan Ibu Hamil TM III Menggunakan KB

Pasca Salin di Wilayah Kerja Puskesmas Cubadak Kecamatan Duo

Koto Kabupaten Pasaman Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil TM III tentang KB pasca

persalinan sebelum diberikan konseling KB di Wilayah Kerja

Puskesmas Cubadak Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman

Tahun 2020.
8

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil TM III tentang KB pasca

persalinan sesudah diberikan konseling KB di Wilayah Kerja

Puskesmas Cubadak Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman

Tahun 2020.

c. Mengetahui keikutsertaan ibu hamil TM III menggunakan KB pasca

persalinan sebelum diberikan konseling KB di Wilayah Kerja

Puskesmas Cubadak Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman

Tahun 2020.

d. Mengetahui keikutsertaan ibu hamil TM III menggunakan KB pasca

persalinan sesudah diberikan konseling KB di Wilayah Kerja

Puskesmas Cubadak Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman

Tahun 2020.

e. Mengetahui pengaruh konseling KB Pasca Persalinan terhadap

tingkat pengetahuan ibu hamil TM III di Wilayah Kerja Puskesmas

Cubadak Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman Tahun 2020.

f. Mengetahui pengaruh konseling KB pasca salin terhadap

keikutsertaan ibu hamil TM III menggunakan KB pasca salin di

Wilayah Kerja Puskesmas Cubadak Kecamatan Duo Koto

Kabupaten Pasaman Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Cubadak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan pemakaian

kontrasepsi pasca salin di Wilayah Kerja Puskesmas Cubadak.


9

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca

tentang Alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi pasca salin dan menjadi

acuan untuk bahan bacaan di perpustakaan Universitas Fort De Kock.

3. Bagi Responden

Menambah wawasan responden tentang pemakaian kontrasepsi pasca

salin.

4. Bagi Peneliti

peneliti mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama

penelitian dan dapat menerapkan nya di lapangan nanti terutama tentang

pemakaian kontrasepsi pasca salin.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat sebagai pedoman untuk peneliti

peneliti selanjutnya dalam mengembangkan variabel-variabel baru yang

mempengaruhi pemakaian kontrasepsi pasca salin.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini membahas tentang ”Pengaruh Konseling KB

Pasca Persalinan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Keikutsertaan Ibu

Hamil TM III Menggunakan KB Pasca Salin di Wilayah Kerja Puskesmas

Cubadak Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman Tahun 2020”. Tujuan

dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh antara variabel independen

dengan variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif

dengan desain penelitian quasi eksperimen yaitu one group post test. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM III yang berada di wilayah
10

kerja Puskesmas Cubadak yang berjumlah 31 orang, jumlah sampel dalam

penelitian ini 16 orang dengan teknik pengambilan sampel simple random

sampling. Penelitian direncanakan pada bulan Februari – Maret Tahun 2020.

Data yang digunakan adalah data primer, analisis data menggunakan uji t

paired untuk melihat pengaruh antara variabel independen dan dependent.

Anda mungkin juga menyukai