Oleh :
RIKA PUTRI
NIM : 1915301220
A. Latar Belakang
cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan KF3). Indikator ini menilai
berkualitas sesuai standar. Capaian indikator Kf-3 dari tahun 2015 sampai
kecenderungan penurunan, yaitu mulai dari 85% pada tahun 2015 menjadi
tahun 2018 capaian indikator KF1 sebanyak 96% dan pencapaian KF3
82,3% untuk capaian KF1 dan 68,4% capaian KF3 (Laporan Puskesmas
Kinali, 2019).
maupun psikologis yang dialami oleh ibu postpartum, salah satunya adalah
jumlah volume intra uterus atau biasa disebut dengan involusi uterus (Risa &
Rika, 2014).
1
2
dasar panggul dan saraf pudendal, pengaruh hormone progesteron pada otot
inersia kolon, motilitas kolon berkurang, dan obstruksi outlet atau ganggaun
sfingter ani eksterna, sehingga terjadi penurunan waktu transit stool dikolon,
disebabkan adanya kerusakan sfingter anus dan cedera obstetrik. Pada partus
spontan, kelemahan otot dasar panggul atau gangguan yang bersifat mekanik
konstipasi pada masa nifas yaitu dengan melakukan mobilisasi dini setelah
melahirkan. Mobilisasi dini salah satu yang terpenting yang harus dilakukan
segera setelah melahirkan. Manfaat melakukan mobilisasi dini pada ibu post
partum antara lain ibu post partum merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan
2013).
perubahan faal pencernaan dan perkemihan pada masa post partum berubah
3
melahirkan, selain itu factor makanan juga harus dijaga dengan baik.
dini kepada ibu post partum dan memperhatikan asupan cairan dan makanan
ibu, agar pola buang air besar dapat kembali normal secepat mungkin (Eny
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri
buang air besar pada ibu nifas di Ruang Sakura RSUD. dr Soedomo
diperoleh hasil nilai p= 0,000 < 0,05 sehingga dinyatakan bahwa ambulasi
dini efektif terhadap percepatan pola Buang Air Besar pada ibu nifas di ruang
pengurangan kejadian konstipasi pada ibu nifas dengan nilai p value = 0,004
(p < 0,05).
orang (36,7%), pada tahun 2018 jumlah persalinan meningkat menjadi 105
dan yang melakukan mobilisasi dini hanya 43 orang (40,9%), sedangkan pada
tahun 2019 jumlah persalinan meningkat kembali menjadi 187 orang dan
yang melakukan mobilisasi dini hanya 71 orang (37,9%). Dapat dilihat bahwa
lebih dari separoh ibu bersalin yang tidak melakukan mobilisasi dini (Laporan
kepada 6 orang ibu yang baru melahirkan dengan teknik wawancara, 4 dari 6
B. Rumusan Masalah
Tahun 2020”?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
dini.
6
2. Manfaat Praktis
bagaimana cara mengatasi masalah konstipasi pada masa nifas yaitu degan
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020”. Tujuan dalam penelitian ini untuk
quasi eksperimen yaitu two group pre and post test. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu nifas hari 1-7 yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Rawatan Kinali dari bulan Mei – Juni tahun 2020, teknik pengambilan sampel
pada bulan Mei - Juni Tahun 2020. Data yang digunakan adalah data, analisis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konstipasi
1. Pengertian Konstipasi
(tinja) dalam usus besar pada waktu cukup lama karena adanya
kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan
peristaltik pada usus besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air
besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut (Akmal, dkk, 2010).
eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu
kering dan keras (Uliyah, 2018). Konstipasi adalah suatu gejala bukan
suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air besar, feses (tinja) yang
keras, rasa buang air besar tidak tuntas (ada rasa ingin buang air besar
mereka tidak buang air besar setiap hari, yang disebut normal dapat
bervariasi dari tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu (Herawati,
2012).
9
2. Patofisiologi Konstipasi
makanan yang tidak dapat dicerna lagi oleh saluran pencernaan, akan
masuk kedalam usus besar ( kolon ) sebagai massa yang tidak mampat
(Kasdu, 2005 ).
Menurut Akmal, dkk (2010), ada beberapa tanda dan gejala yang
b. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga
e. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit dari
pada biasanya.
f. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat
ambeien/wasir).
g. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai
yang kering dan keras atau karena mengalami wasir sehingga pada
biasanya.
usia lanjut), ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang
f. Tetap merasa lapar, tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang
(apalagi ketika hamil perut akan tersa mulas) karena ruang dalam
4. Pengobatan Konstipasi
dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu terapi non obat dan terapi obat.
tiba dapat menyebabkan perut terasa tidak enak dan kembung. Ibu
b. Terapi obat
adalah:
1) Efektif
a. Usia Kehamilan
dalam rahim. Usia janin dihitung dalam minggu dari hari pertama
yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan dibagi atas
minggu. Pada minggu ke-9 usia kehamilan, kesulitan untuk buang air
2007).
b. Asupan Makanan
sembelit. Serat juga membantu menjaga kadar gula darah. Ada dua
macam serat, yaitu serat yang terlarut dan tak larut. Serat terlarut
pelepasan gula yang stabil kedalam darah. Serat tak terlarut yang
2016).
14
2010).
Tabel 2.1.
Kandungan Serat Pangan pada Beberapa Jenis Buah-buhan
c. Asupan Cairan
yang penting dari diet yang seimbang. Retensi cairan, bagian normal
darah dan air ketuban. Sebagai wanita yang sedang hamil perlu
Dalam sehari ibu hamil dianjurkan untuk minum air putih/ air
segar minimal 8 gelas atau 2-3 liter. Air putih yang menyegarkan
mengandung kalori tinggi seperti jus alpukat, jus mangga, jus durian
( Pramono, 2012 ).
minum 1-2 gelas susu setiap hari. Boleh susu sapi biasa atau susu
sapi untuk ibu hamil. Bagi yang alergi atau tidak tahan susu sapi,
d. Olahraga
2018).
ini akan membantu bayi tumbuh lebih baik ( Hermawan dan Ayu,
janin akan menyimpan zat besi dalam jumlah yang memadai dalam
kehidupan. Orang yang sehat menyerap 10-20% dari zat besi yang
komsumsi makanan yang kaya akan serat seperti roti, serealia dan
B. Mobilisasi Dini
1. Pengertian
sehari-hari berupa pergerakan sendi, sikap dan gaya berjalan guna untuk
tempat lain yang harus dilakukan secara bertahap dan langsung setelah
dan mengurangi long of stay (LOS) lama hari rawat pasien (Samuel,
2011).
Menurut Potter & Perry (2016), ada beberapa manfaat yang dapat
a. Sistem respiratori
b. Sistem kardiovaskuler
aliran balik vena. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung (cardiac
c. Sistem Metabolik
e. Sistem musculoskeletal
tetapi ada batasan gerak sehingga tidak dapat bergerak bebas karena
a. Level 1 : Pada 6-24 jam pertama persalinan, ibu di suruh baring kiri
dan kanan di atas tempat tidur kemudian setelah itu diajak berjalan
Pasien dengan tekanan darah sistole > 200 mmHg dan diastole > 100
Pasien dengan fraktur atau patah tulang yang tidak stabil karena
yang cepat masa yang terbentuk dari trombosit akan terlepas dari
a. Gejala fisik yang dialami pasien seperti merasakan lemah, nyeri dan
kelelahan.
melakukan mobilisasi dini pada ibu post partum antara lain ibu post
partum merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan early ambulation,
kepada ibu post partum dan memperhatikan asupan cairan dan makanan
ibu, agar pola buang air besar dapat kembali normal secepat mungkin
(Eny, 2011).
25
C. Kerangka Teori
Melahirkan
Keluhan
Mobilisasi dini
Mengurangi Konstipasi
Gambar 2.1
Kerangka Teori
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel
diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan diukur, maka
X0 X X1
X0 X1
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
27
C. Hipotesa
BAB IV
METODE PENELITIAN
29
A. Desain Penelitian
posttest group with control group design dengan desain eksperimen (Two
O1 X O2
P1 P2
Keterangan :
test).
test).
1. Populasi
30
Populasi penelitian adalah seluruh ibu nifas hari 1-7 yang berada di
2. Sampel
besar dan tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Pasaman Barat.
perdarahan.
b. Kriteria Ekslusi
31
Pengambilan data awal (pre test) yaitu melihat kejadian konstipasi pada
2. Intervensi
a. Level 1 : Pada 6-24 jam pertama persalinan, ibu di suruh baring kiri
dan kanan di atas tempat tidur kemudian setelah itu diajak berjalan
E. Instrumen Penelitian
33
2. Pengkodean (Coding)
5. Tabulasi (Tabulating)
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
Shapiro wilk (n < 50) jika data terdistribusi normal maka di lanjutkan
ke analisa data bivariat yaitu dianalisis dengan uji T- test paired dimana
dilanjutkan dengan uji non parametric yaitu uji wilcoxon. Untuk uji t-
BAB V
35
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Pasaman Barat Tahun 2020” dengan jumlah responden 14 orang. Data yang
1. Hasil Univariat
Konstipasi sebelum
Kategori N Mean Min –Max 95% CI Std. Deviation
ibu nifas sebelum dilakukan mobilisasi dini kelompok kontrol adalah 2,71
kontrol berkisar antara 2,02 – 3,41. Sedangkan rerata konstipasi pada ibu
Konstipasi sesudah
Kategori N Mean Min –Max 95% CI Std. Deviation
ibu nifas sesudah dilakukan mobilisasi dini kelompok kontrol adalah 2,29
kontrol berkisar antara 1,41 – 3,17. Sedangkan rerata konstipasi pada ibu
bahwa 95% rerata konstipasi pada ibu nifas sesudah dilakukan mobilisasi
2. Hasil Bivariat
Tabel 5.3
Efektifitas Mobilisasi Dini Terhadap Pencegahan Konstipasi Pada Masa
Nifas Di Puskesmas Kinali Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2020
terhadap pencegahan konstipasi pada masa nifas. Hasil uji statistik didapatkan
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Hasil Univariat
ibu nifas sebelum dilakukan mobilisasi dini kelompok kontrol adalah 2,71
kontrol berkisar antara 2,02 – 3,41. Sedangkan rerata konstipasi pada ibu
bawah uterus, penekanan otot dasar panggul dan saraf pudendal, pengaruh
kolon berkurang, dan obstruksi outlet atau ganggaun sfingter ani eksterna,
adanya kerusakan sfingter anus dan cedera obstetrik. Pada partus spontan,
kelemahan otot dasar panggul atau gangguan yang bersifat mekanik lebih
yang terjadi akibat impaksi fekal. Jika hal ini dibiarkan maka impaksi
cairan dan udara. Akibatnya ada cairan dalam usus menimbulkan distensi
cairan.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri
buang air besar pada ibu nifas di Ruang Sakura RSUD. dr Soedomo
yaitu 67% mengalami masalah buang air besar dan setelah dilakukan
ambulasi dini terjadi perbaikan yaitu hanya 21% yang mengalami masalah
dialami ibu yaitu konstipasi atau kesulitan membuang air besar. Hal ini
ibu nifas sesudah dilakukan mobilisasi dini kelompok kontrol adalah 2,29
kontrol berkisar antara 1,41 – 3,17. Sedangkan rerata konstipasi pada ibu
bahwa 95% rerata konstipasi pada ibu nifas sesudah dilakukan mobilisasi
jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras
sukar atau tidak dapat buang air besar, feses (tinja) yang keras, rasa buang
42
air besar tidak tuntas (ada rasa ingin buang air besar tetapi tidak dapat
bahwa mereka mengalami konstipasi apabila mereka tidak buang air besar
setiap hari, yang disebut normal dapat bervariasi dari tiga kali sehari
untuk memperbaiki pola buang air besar ibu setelah melahirkan agar
B. Hasil Univariat
konstipasi pada masa nifas yaitu dengan melakukan mobilisasi dini setelah
pada ibu post partum antara lain ibu post partum merasa lebih sehat dan
sangat baik untuk kesehatan salah satunya terhadap fungsi kolon. Pada
organ tubuh dapat bekerja dengan baik salah satunya faal usus.
seperti merubah posisi, membantu miring kiri dan kanan jika ibu tidak
memindahkan ari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.
membaik maka bantu ibu berjalan di sekitar ruangan rawatan sampai ibu
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri
buang air besar pada ibu nifas di Ruang Sakura RSUD. dr Soedomo
diperoleh hasil nilai p= 0,000 < 0,05 sehingga dinyatakan bahwa ambulasi
dini efektif terhadap percepatan pola Buang Air Besar pada ibu nifas di
Manfaat melakukan mobilisasi dini pada ibu post partum antara lain ibu
post partum merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan early ambulation,
masa nifas kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil uji statistik
Tahun 2020.
makanan juga harus dijaga dengan baik (Eny Ratna Ambarwati, 2011).
konstipasi.
47
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
B. Saran
INTERVENSI
Sebelum S
No Nama Umur BAB (Hari) Kategori Kode BAB (Hari) K
1 Ny N 24 3 Konstipasi 1 1 Tida
2 Ny K 35 2 Konstipasi 1 1 Tida
3 Ny M 29 3 Konstipasi 1 2 K
4 Ny TL 27 2 Konstipasi 1 1 Tida
5 Ny E 28 3 Konstipasi 1 2 k
6 Ny YM 31 2 Konstipasi 1 1 Tida
7 Ny M 33 3 Konstipasi 1 2 k
KONTROL
Sebelum S
No Nama Umur BAB (Hari) Kategori Kode BAB (Hari) K
1 Ny R 26 4 Konstipasi 1 4 k
2 Ny S 25 3 Konstipasi 1 2 k
3 Ny K 39 2 Konstipasi 1 2 k
4 Ny L 29 3 Konstipasi 1 2 k
5 Ny Y 37 2 Konstipasi 1 3 k
6 Ny MI 37 3 Konstipasi 1 1 Tida
7 Ny KN 24 2 Konstipasi 1 2 k
ANALISA UNIVARIAT
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rata - rata
konstipasi sebelum 7 100.0% 0 .0% 7 100.0%
kelompok kontrol
Rata - rata
konstipasi sebelum 7 100.0% 0 .0% 7 100.0%
kelompok intervensi
51
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Rata - rata konstipasi
sebelum kelompok .256 7 .182 .833 7 .086
kontrol
Rata - rata konstipasi
sebelum kelompok .360 7 .007 .664 7 .071
intervensi
a Lilliefors Significance Correction
52
Histogram
2
Frequency
Mean =2.71
Std. Dev. =0.756
N=7
0
1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Rata - rata konstipasi sebelumkelompok kontrol
1.5
1.0
Expected Normal
0.5
0.0
-0.5
-1.0
0.6
0.4
Dev from Normal
0.2
0.0
-0.2
-0.4
4.0
3.5
3.0
2.5
2.0
Histogram
3
Frequency
Mean =2.57
Std. Dev. =0.535
N=7
0
1.5 2 2.5 3 3.5
Rata - rata konstipasi sebelumkelompok intervensi
0.4
0.2
Expected Normal
0.0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
2.0 2.2 2.4 2.6 2.8 3.0
Observed Value
55
0.4
0.2
Dev from Normal
0.0
-0.2
-0.4
3.0
2.8
2.6
2.4
2.2
2.0
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rata - rata
konstipasi sesudah 7 100.0% 0 .0% 7 100.0%
kelompok kontrol
Rata - rata
konstipasi sesudah 7 100.0% 0 .0% 7 100.0%
kelompok Intervensi
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Rata - rata konstipasi
sesudah kelompok .332 7 .019 .869 7 .183
kontrol
Rata - rata konstipasi
sesudah kelompok .360 7 .007 .664 7 .054
Intervensi
a Lilliefors Significance Correction
57
Histogram
3
Frequency
Mean =2.29
Std. Dev. =0.951
N=7
0
1 2 3 4
Rata - rata konstipasi sesudah kelompok kontrol
1.5
1.0
Expected Normal
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
0.75
0.50
Dev from Normal
0.25
0.00
-0.25
1
4.0
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
6
1.0
Histogram
3
Frequency
Mean =1.43
Std. Dev. =0.535
N=7
0
0.5 1 1.5 2 2.5
Rata - rata konstipasi sesudah kelompok Intervensi
0.8
0.6
Expected Normal
0.4
0.2
0.0
-0.2
-0.4
0.4
0.2
Dev from Normal
0.0
-0.2
-0.4
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
1.0
ANALISA UNIVARIAT
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Rata - rata
1 konstipasi sebelum 2.57 7 .535 .202
kelompok intervensi
Rata - rata
konstipasi sesudah 1.43 7 .535 .202
kelompok Intervensi
N Correlation Sig.
Pair Rata - rata konstipasi
1 sebelum kelompok
intervensi & Rata - rata 7 .750 .052
konstipasi sesudah
kelompok Intervensi
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair Rata - rata konstipasi
1 sebelum kelompok
intervensi - Rata - rata 1.143 .378 .143 .793 1.492 8.000 6 .000
konstipasi sesudah
kelompok Intervensi
62
Std. Error
Kode N Mean Std. Deviation Mean
Perbedaan Konstipasi Kontrol 7 2.29 .951 .360
antara kelompok
kontrol dan intervensi Intervensi 7 1.43 .535 .202