PROPOSAL
Oleh :
HIJRAH SARI
NIM : 1903021416
PROPOSAL
Oleh :
HIJRAH SARI
NIM : 1903021416
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT peneliti ucapkan terima kasih atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal ini dengan judul
Proposal ini di buat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan. Selama proses penyusunan Proposal ini banyak
terdapat kekurangan namun berkat bimbingan dan bantuan serta semangat dari
maksimal pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ns. Rifa Yanti, S.Kep, M.Biomed selaku ketua STIKes Al Insyirah
Pekanbaru.
2. Ibu Riski Novera Yenita, SKM, MKL selaku wakil ketua I STIKes Al
Insyirah Pekanbaru.
Pekanbaru.
4. Bapak Ns. Suci Amin, S.Kep, MMR selaku wakil ketua III STIKes Al
Insyirah Pekanbaru
5. Ibu Fajar Sari Tanberika, SST, M.Kes selaku ketua Program Studi Kebidanan
6. Ibu Rika Ruspita, SST, M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak
proposal ini.
iii
7. Ibu Wira Ekdeni Aifa, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak
proposal ini.
yang telah memberi ilmu dan tenaga sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal ini.
9. Orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan moril,
materil dan spiritual serta pengorbanan dan doa tulus selama peneliti
kebersamaan ini menjadi kekuatan yang berarti untuk kita terus melangkah
maju.
Peneliti
Hijrah Sari
NIM : 1903021416
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………….... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL……………………………………………..............….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..vii
DAFTAR LAMPIRAN………………….…………………………….......viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................8
..........................................................................................................................
1.4 Manfaat penelitian..........................................................................8
1.5 Penelitian Terkait............................................................................9
..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia dini menurut adalah manusia kecil sedang mengalami masa
kanak-kanak awal, yaitu yang berusia antara 2 sampai 6 tahun, yang tumbuh
untuk memiliki kecerdasan. Anak usia dini menurut Bawani) adalah masa
kanak-kanak awal dimana fase kehidupan dimana seorang anak telah lepas
dari sebutan sebagai bayi atau kira-kira berada dalam rentan usia 2-6 tahun
(Musthofa, 2010).
Pada masa ini seorang anak usia dini mengalami periode yang sangat
masa usia dini dapat mengakibatkan kegagalan masa sesudahnya. Setiap anak
perkembangannya. Oleh karena itu peran serta pemerintah maupun orang tua
optimal. Hal ini merupakan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini
(Annisa, 2017).
usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang
yang luar biasa terutama dinegara-negara maju, karena menurut ilmu tersebut
perkembangan kapasitas manusia akan lebih mudah dilakukan sejak usia dini
PAUD adalah investasi yang sangat besar bagi keluarga dan juga
Suyanto, 2015). Sebaliknya orang tua akan sedih jika melihat anakanaknya
menjadi bangsa yang maju, yang tidak tertinggal dari bangsabangsa lain.
Dengan kata lain, masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pendidik yang
diberikan kepada anak-anak. Masa usia emas anak usia dini merupakan masa
yang perlu stimulasi yang benar dan sesuai agar semua potensi yang dimiliki
merupakan bekal bagi anak dimasa depan sebagai manusia yang cakap dan
cerdas. Sementara masa emas hanya datang sekali seumur hidup, apabila
terlewatkan berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidik anak usia dini
dipantau secara terus menerus dan holistik, sehingga akan cepat diketahui
bahasa, dan kreatifitas (Slamet Suyanto, 2015). Salah satu aspek yang penting
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Hurlock,
2011).
otot besar seperti berjalan, berlari, melompat, dan lain sebagainya, sedangkan
kasar dan halus, yang terdiri atas gerakan-gerakan jalan, lari, lompat,
halus anak dilakukan menggunakan tangan dalam berbagai alat dan media
kreatif, misalnya pensil, gunting, tanah liat, plastisin, dan lain-lain (Endang
kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan
kemampuan motoriknya.
anak. Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik atau guru untuk
anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan, dan
fisik motorik dapat terlaksana dengan baik, maka anak didik harapkan
memiliki perhatian dan daya tangkap yang baik seperti kecepatan bereaksi,
bahan alam atau bahan buatan ukuran kecil-kecil sampai menutup kertas
mozaik merupakan salah satu teknik menempel yang anak tidak diberi tugas
bentuk gambar sesuai dengan pola yang disediakan, dan menempel dari
tindakan kelas dengan model Kemmis dan MC Taggart yang dilakukan dalam
dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Hasil
halus anak. Hal ini dibuktikan dari hasil pelaksanaan kegiatan melipat di
6
mana kondisi awal sebelum tindakan masih banyak anak yang kurang
antusias dan belum mandiri, dan setelah tindakan anak terlihat antusias atau
hasil karya anak juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada hasil
karya anak sebelum tindakan yang memperoleh nilai dengan kriteria baik
hanya 2 anak (13,3%) pada siklus I menjadi 7 anak (46,7%) dan pada siklus II
peningkatan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,032 sehingga dapat
TK ABA Soka.
motorik halus pada anak di TK Harapan Bangsa dengan nilai p value 0,023.
Bunda Pebaun Hilir tanggal 20 Juni Tahun 2020 kepada 10 orang siswa
halus. Hal ini terlihat dari anak ketidakmampuan anak dalam menggambar
sesuatu atau mewarnai sesuatu gambar yang diperintahkan. Selain itu anak
juga belum bisa menyusun permainan balok menjadi suatu benda misalnya
mobil-mobilan.
7
Motorik Halus Pada Anak Usia 3 – 4 Tahun di Paud Paud Permata Bunda
Pebaun Hilir.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Kusus
Pebaun Hilir.
ABA Soka”. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,032 sehingga
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,011 maka dapat disimpulkan
pra sekolah.
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan
yang dimulai sejak lahir. Anak menjadi tidak berdaya sampai perkembangan
melalui sel saraf. Mielinisasi terjadi kira – kira pada umur kehamilan 32
kan perkembangan respon postural dan postur berdiri, berjalan, dan kontrol
koordinasi halus yang melibatkan otot – otot kecil yang dipengaruhi oleh
janin pada saat berada di dalam kandungan, tetapi setelah lahir gerakan –
menjadi refleks melangkah. Fleksi jari tangan dan jari kaki menjadi gerakan
genggaman palmar dan plantar bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2017).
badan, dan anggota gerak pada bayi sadar. Gerakan gelisah menetap sampai
pada kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat (Yudha M.
dengan kematangan saraf dan otot. Karena itu setiap gerakan yang dilakukan
anak semudah apapun merupakan hasil interaksi yang kompleks dari berbagai
bagian sistem tubuh yang idkontrol otak. Otak berfungsi sebagai bagian dari
12
susunan saraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan
yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak
berubah secara cepat. Selama 4 atau 5 tahun pertama kehidupan pasca lahir,
bagian badan yang luas yang digunakan dalam berjalan, berlari, melompat,
yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot yang yang lebih kecil,
perkembangan motorik, secara normal anak yang berumur 5 tahun akan siap
menyesuiakan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan
yang sedikit dari kegiatan fisik dan kurang termotivasi untuk mengambil
b. Katarsis emosional
Melalui latihan fisik anak dapat melepaskan tenaga yang tertahan dan
psikologi.
c. Kemandirian
ketidakmampuan diri.
d. Hiburan diri
e. Sosialisasi
f. Konsep diri
mempengaruhi perilaku.
(2017) terdiri dari tiga unsur utama yang sangat dominan, yaitu:
a. Perkembangan anatomis
b. Perkembangan fisiologis
c. Perkembangan perilaku
anak yang diteliti dalam periode tertentu untuk melihat kapan tepatnya
tingkah laku motorik muncul dan menghilang dan apakah tingkah laku
tersebut sama untuk anak lain yang umurnya sama. Dari penelitian tersebut,
area sistem saraf yang berbeda. Karena pusat saraf perifer yang terletak
di medula spinalis lebih dulu berkembangan pada saat lahir dari pada
saraf pusat yang terletak di otak. Pada saat lahir, refleks lebih dulu
refleks tendon patela, dan knee jerk. Serebelum atau otak kecil yang
b. Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara
spesifik.
Anak akan belajar duduk sebelum belajar berjalan dan tidak mungkin
arahnay di balik.
setiap individu. Contoh, umur pencapaian anak untuk bisa duduk sendiri,
anak ciri-cirinya (Ika Budi Maryatun, 2011), meliputi (a) anak terpenuhi
pembelajaran berulang, (c) belajar melalui interaksi sosial, (d) minat belajar
praktik.
a. Kematangan Saraf
Pada waktu anak dilahirkan hanya memiliki otak sebesar 25% dari berat
b. Urutan
berlahan dari motorik kasar yang belum terarah dengan baik kepada
gerak yang lebih terarah sesuai fungsi gerak motorik kasar, dan (2)
yang saling berlawanan dalam koordinasi gerak yang baik, seperti berlari
dan berhenti.
c. Motivasi
motorik dalam lingkup yang luas, hal ini dapat dilihat dari: (1) aktifitas
fisiologi meningkat dengan tajam, dan (2) anak seakan-akan tidak mau
kasar maupun motorik halus. Motivasi yang datang dari dalam diri anak
tersebut perlu didukung dengan motifasi yang dating dari luar. Misalnya
dibutuhkan anak.
d. Pengalaman Latihan
dalam aktifitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang
optimal. Peluang ini tidak saja berbentuk pemberian pada untuk anak
dalam lingkup yang luas, dan mencapai kematangan untuk terlihat secara
halus anak usia dini. Berikut ini adalah metodologi pengembangan motorik
Praktek langsung adalah suatu cara penilaian yang diberikan pada anak
secara langsung pada anak dan mengetahui apakah anak mengerti apa yang
(1) berikan penjelasan pada anak tentang pembelajaran yang nantinya anak
akan mempraktekkan secara langsung satu persatu ke depan, dan (2) berikan
penilaian secara langsung pada anak dengan cara memberikan bintang, yang
paling bagus dapat bintang tiga, dan lain sebagainya (Nofra Candra Lovia,
2012).
2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria
atau wanita, dapat mengatur diri dalam membuang air (toilet training),dan
a. Perkembangan Fisik
tubuhnya.
b. Perkembangan Intelektual
simbol (kata – kata, bahasa gerak, dan benda). Dapat juga di katakan
buku tersebut.
Berikutnya kepada anak disuruh menuang sendiri salah satu isi dari
kedua gelas itu ke gelas yang lain yang lebih pendek dan yang lebih
isinya: gelas yang semula atau gelas yang baru. Anak menjawab
suka lelah.
c. Perkembangan Emosional
akunya (dirinya) berbeda dengan bukan aku (orang lain atau benda).
keinginannya di penuhi oleh orang lain atau benda lain. Dia menyadari
atau menyerah menjadi penurut yang diliputi rasa harga diri kurang
sebagai berikut:
b) Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada
perlakuan orang tua, buku bacaan, radio atau film. Contoh anak
sebagainya.
orang lain, diri sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam
24
lain. Seperti kakak cemburu pada adik nya, karena telah merebut
takutinya seperti takut ulat, takut kecoa, dan takut air. Perasaan ini
darimana dia berasal, siapa Tuhan, dan dimana Tuhan berada. Masa
usia 6 tahun.
perasaan – perasaannya.
lain.
d. Perkembangan Bahasa
kedalam dua tahap (sebagai kelanjutan dari dua tahap sebelumnya) yaitu
sebagai berikut:
sempurna.
dan berakhiran.
anak kalimatnya.
diri.
e. Perkembangan Sosial
sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif
d) Anak mulai dapat bermain bersama anak – anak lain, atau teman
f. Perkembangan Bermain
naik turun tangga, berlari – larian, bermain tali dan bermain bola.
28
masak – masakan.
e) Permainan prestasi, seperti sepak bola, bola voli, tenis meja, dan
bola basket.
(peredaan ketegangan).
g. Perkembangan Kepribadian
(dependen).
yaitu:
b) Initiative vs Guilt
h. Perkembangan Moral
perasaan orang lain tersebut. Contohnya: ada seorang anak berusia 2,5
tahun memberikan boneka terhadap anak lain yang sedang menangis. Ini
mereka terima, tetapi juga berkaitan dengan pola atau gaya kedisiplinan
berikut:
32
kismis, kacang tanah, dan potongan biscuit kecil ukuran 0,5 – 1 cm.
anak lahir. Bila umur anak (dalam hitungan bulan) lebihkan 16 hari,
umur anak.
d) Jelaskan kepada orang tua agar tidak takut atau ragu-ragu menjawab.
Oleh karna itu, pastikan orang tua / pengasuh anak mengerti dengan
1. Jawaban “ya” bila orang tua / pengasuh anak menjawab anak bisa,
tidak tahu.
meragukan (M)
penyimpangan (P)
34
c. Intervensi
sebagai berikut:
anak.
tiga blan pada anak umur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan
berikut:
35
sesering mungkin.
ketertinggalannya.
perkembangannya.
2.4.1 Pengertian
Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang
36
siftanya yang dua dimensi, masih dibantu dengan gambar pada proses
bijian, kepingan kaca, pecahan keramik dan lain-lain. Mozaik dibuat dari
Novikasari, 2012).
mozaik merupakan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang
kegiatan berolah seni rupa yang dilakukan dengan cara menempel jenis
melukis.
praktis, (b) fungsi edukatif, (c) fungsi ekspresi, (d) fungsi psikologis, (e)
fungsi sosial
1. Fungsi Praktis
Karya seni rupa (dalam hal ini karena kolase, mozaik dan montase
sebagai bagian dari seni rupa), selain bersifat individual sebagai media
pakai yang indah yang diproduksi dengan teknologi yang maju, seperti
2. Fungsi Edukatif
daya serap, cita rasa keindahan, kreativitas. Seorang anak akan lebih
mudah belajar tentang sesuatu bila melalui seni. Hal ini dikarenakan
kegiatan berseni seni pada anak seperti halnya anak sedang bermain,
3. Fungsi Ekspresi
ekspresi ini banyak dijumpai pada seni murni, karena seni murni
ekspresi diri, bukan dilakukan untuk fungsi seni praktis. Pada kegiatan
seni rupa anak, pada umumnya memiliki sifat seni murni, karena anak
4. Fungsi Psikologi
5. Fungsi Sosial
Mozaik terdiri dari dua dimensi dan tiga dimensi, tetapi prinsip
kayu, batu, gunting, kertas, guntingan dari daun kering, dan lain
Pewarnaan pada mozaik ini dipilih dari bahan/material mozaik yang akan
di tempel yang memiliki warna asli, artinya warna tersebut asli dari
warna kaca, mika, keramik, daun, kayu, sehingga nantinya tidak perlu
corak gambar yang elastis atau dekoratif, maka anda harus mengatur
2012), yaitu:
mozaik.
mozaik.
i. Guru mengontrol setiap kegiatan anak, jika ada anak yang tidak
Tentu akan berbeda material yang dipakai untuk karya mozaik dengan
potongan kayu, potongan tripleks uang kecil-kecil, biji korek api, dan
lainnya karena seni mozaik itu sangat banyak bahannya, yang utama
adalah kertas jenis karton berwarna, yang diharapkan dapat membuat anak
Proses kreasi atau proses kreatif merupakan tahapan yang harus dilalui
oleh seseorang dalam suatu karya seni yang dalam hal ini adalah kolase,
karya kolase, mozaik, dan montase. Dalam hali ini impresi yang dirasakan,
Novikasari, 2012).
yaitu: tahap rasa, tahap karsa, tahap cipta dan tahap karya. Tahapan dari
yang bersifat rasa dan karsa sampai ke bentuk yang bersifat fisikal (Mely
Novikasari, 2012), sebagai berikut: (a) tahapan rasa, (b) tahapan karsa, (c)
a. Tahapan Rasa
saat stimulus ditangkap oleh seseorang melalui fungsi indrawi. Hal ini
rangsangan yang bersifat internal yang berasal dari luar dirinya. Stimulus
proses rasa sensasi, lalu setelah dirasakan akan menimbulkan kesan yang
2012).
b. Tahapan Karsa
Novikasari, 2012).
seseorang dalam proses menikmati suatu seni. Emosi estetis adalah emosi
waktu terjadi sensasi dalam proses penikmatan seni. Hal tersebut apabila
tanpa faktor impresi, maka suatu proses penikmatan seni tidak dapat
c. Tahap Cipta
fisik berupa karya dua dimensional. Gagasan atau imajinasi yang berupa
menjadi bentuk fisik yang bersifat indrawi. Kesan yang dirasakan dan
d. Tahap Karya
menjadi fisik (cipta) yang pada akhirnya terbentuklah “karya seni rupa”.
Bentuk imitasi adalah meniru hal-hal yang telah ada, sehingga dalam
Artinya : Rasulullah SWA Bersabda : mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim
dan Sesungguhnya segala sesuatu hingga makluk hidup meminta ampun kepada
adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis
pertanyaan.
berikut:
47
halus pada anak usia 3 – 4 tahun di Paud Permata Bunda Pebaun Hilir.
Pebaun Hilir.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
experimental design) dengan desain penelitian one group pretest and posttest
posttest/sesudah perlakuan.
O1 X O2
Keterangan :
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
adalah seluruh siswa Paud Permata Bunda Pebaun Hilir yang berjumlah 26
orang.
2. Sampel
teknik total sampling sampling artinya semua unit populasi akan dijadikan
dijadikan sampel.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
data sekunder adalah data yang diperoleh dari jumlah siswa di Paud
dengan KPSP.
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Penelitian
3. Sesuai
tahap
perkemban
gan jika
skor 9 - 10
52
(Notoadmodjo, 2012).
Shapiro wilk (n < 50) jika data terdistribusi normal maka di lanjutkan
53
ke analisa data bivariat yaitu dianalisis dengan uji T- test paired dimana
kriteria uji hipotesis yaitu apabila nilai p <0,05 maka dikatakan terdapat
terdapat pengaruh.
DAFTAR PUSTAKA
Suryani Alinini. 2013 peningkatan Motorik Halus Anak” Jurnal Ilmiah PGPAUD,
Hal 1-2, No. 1, Vol. 1.
Bustacchini, Ginafranco. 2012. Gold in mosaic art and technique, Gold Bulletin
6.2
Desi Vatmawati. 2015. Upaya Meningkatkan Kreatifitas seni rupa anak memalui
Tematik Mozaik Pada Kelompok B TK Muslimat Nu Tlogosari Semarang ,
Vol 11 No 2. 2015
Hanifah , Tisa Umi. 2014. Pemanfaatan Media Pop-Up Book Berbasis Tematik
Untuk Meningkatkan Kecerdasan Verbal-Linguistik AUD 4-5 Tahun (Studi
Eksperimen di TK Negeri Pembinaan Bulu Temanggung).” BELIA: Early
Childhood Education Pepers Vol,3 No. 2.
Juli Maini sitepu dan Sri Rahayu. 2016. Meningkatkan Motorik Halus Anak
melalui Teknik Mozaik Di RA Nurul Huda, Vol 8 No 2.
Genesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, Vol. No. 01. 2014
Lolita Indraswari. 2012. Penigkatan Perkembangan Motorik Halus AUD Melalui
Kegiatan Mozaik Di Taman kanak-kanak Pembinaan Agama, Jurnal Pesona
PAUD, Vol 1, No 1.
Mansur. 2014. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Novan Ardy Wijaya Dan Barwani, 2011. Formad Paud Konsep, Karakteristik,
Dan Implementasi Pau, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Lampiran
Kepada Yth :
Calon Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa STIKes Al-
Insyirah Pekanbaru Prodi D4 Kebidanan bermaksud mengadakan penelitian:
Nama : Hijrah Sari
Nim : 1903021416
Alamat : Pekanbaru
Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Teknik Mozaik Terhadap
Bunda Pebaun Hilir”. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka saya mohon
kesediaan Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya akan menjamin
kerahasiaan jawaban ibu yang sudah merupakan kode etik penelitian. Atas
Pekanbaru ,........................2020
Peneliti
HIJRAH SARI
Lampiran
Nama :
Umur :
Alamat :
Informasi dan data yang diberikan adalah benar sesuai dengan apa yang
saya rasakan. Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela
tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun.
( )
LEMBAR OBSERVASI
No Nama Responden Umur Kelas Halus sbeelum intervensi 1 Minggu Halus sesudah intervensi
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
SKRINING / PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ANAK
MENGGUNAKAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN
(KPSP)
o Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai
umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang
terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang
kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka
pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih
muda.
o Intervensi
Perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
a. Beri pujian kepada orang tua karena telah mengasuh anaknya
dengan baik.
b. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
d. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan
kesehatan di posyansu secara teratur selama satu kali dalam
sebulan dan setiap ada Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak
sudah memasuki usia pra sekolah (32-72 bulan), anak dapat
diikutkan pada kegiatan di pusat pendidikan anak usia dini
(PAUD), kelompok bermain, dan taman kanak-kanak.
e. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap
3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6
bulan pada umur 24 sampai 72 bulan.
Perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :
a. Berikan petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat, dan sesring
mungkin.
b. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan
anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan
adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangannya.
d. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
e. Jika KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8, maka kemungkinan
ada penyimpangan (P)
Jika terjadi penyimpangan pada perkembangan anak (P), buatlah rujukan
ke RS dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan
(motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
5 Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau Gerak kasar
dada anda dari jarak 1,5 meter?
6 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi Bicara & bahasa
isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan
perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”.
“Letakkan kertas ini di kursi”.
“Berikan kertas ini kepada ibu”.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
7 Buat garis lurus ke bawah sepanjang Gerak halus
sekurangkurangnya 2.5 cm. Suruh anak
menggambar
garis lain di
samping garis
tsb.