Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMBERIAN GINGER ICE CREAM TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KINALI
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2021

Kafniati1) Nina Fitri2), Fitria Melinda3)


Universitas Fort de KockBukittinggi
Kafniati@gmail.com

ABSTRAK

Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kinali tahun 2021 hanya 31,8%, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti puting susu ibu tidak ada, produksi ASI kurang, bayi tidak mau menyusui, ibu mengalami baby blues, dan
lain-lain. Peningkatan produksi ASI dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mampu meningkatkan
produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi ginger ice cream terhadap produksi
ASI. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment, dengan desain penelitian adalah pre and post test at two group
design, Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kinali pada Juni-Juli 2021. Populasi penelitian adalah ibu
postpartum pada bulan Juni-Juli 2021 dengan jumlah 16 dan sampel dibagi atas 2 kelompok masing-masing
kelompok 8 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dengan metode observasi
dan pengukuran produksi ASI. Pengolahan data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji independent
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata produksi ASI per hari kelompok eksperimen sebelum
diberikan ginger ice cream adalah 79,75 ml, pada kelompok control adalah 77,875 ml. Rata-rata produksi ASI per
hari setelah konsumsi ginger ice cream adalah 308,375 ml dan pada kelompok control sebesar 223,5 ml. Hasil uji
statistik, diperoleh nilai signifikansi 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsumsi ginger ice
cream terhadap produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat tahun 2021.
Berdasarkan penelitian maka diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi responden dan keluarga tentang bahan
makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI

Kata Kunci : Ginger Ice Cream, Produksi ASI

Abstract
Exclusive breastfeeding coverage at the Kinali Health Center in 2021 is only 31.8%, this is caused by various
factors such as absent mother's nipples, less milk production, babies don't want to breastfeed, mothers experience
baby blues, and others. Increased milk production can be done by consuming foods that can increase milk
production. This study aims to determine the effect of ginger ice cream consumption on breast milk production. This
type of research is a quasi-experimental, with the research design being pre and post test at two group design. The
study was conducted in the working area of the Kinali Health Center in June-July 2021. The study population was
postpartum mothers in June-July 2021 with a total of 16 and the sample was divided in 2 groups, each group of 8
people. Data was collected using observation sheets with the method of observation and measurement of breast milk
production. Data processing was carried out univariate and bivariate with independent test. Based on the results of
the study, it was found that the average daily milk production of the experimental group before being given ginger
ice cream was 79.75 ml, in the control group was 77.875 ml. The average milk production per day after consuming
ginger ice cream was 308.375 ml and in the control group it was 223.5 ml. The results of statistical tests, obtained a
significance value of 0.000 so it can be concluded that there is an effect of ginger ice cream consumption on breast
milk production in the working area of the Kinali Health Center, West Pasaman Regency in 2021. Based on the
research, it is hoped that it can become knowledge for respondents and their families about food ingredients that can
increase breast milk production and become input for Kinali Health Center officers in increasing exclusive
breastfeeding coverage.
Keyword : Ginger Ice Cream, Breast Milk Production.

PENDAHULUAN
1
Pelayanan kesehatan bayi termasuk pemberian ASI eksklusif sebesar 80%
salah satu dari beberapa indikator yang bisa (Kemenkes RI, 2020)
menjadi ukuran keberhasilan upaya Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
peningkatan kesehatan bayi. Pelayanan Provinsi Sumatera Barat, capaian pemberian
kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi ASI eksklusif di Provinsi Sumatera Barat
usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan pada tahun 2017 yaitu 45,6%, sedangkan
memberikan pelayanan kesehatan sesuai pada tahun 2018 mengalami penurunan
dengan standar oleh tenaga kesehatan yang menjadi 39.1%. Dapat dilihat bahwa capaian
memiliki kompetensi klinis kesehatan ASI esklusif di Provinsi Sumatera Barat
dokter, bidan, dan perawat di satu wilayah belum sesuai target yang telah ditetapkan
kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan yaitu 95% (Sumbar, 2019). Berdasarkan
ini salah satunya adalah tentang penyuluhan laporan dinas kesehatan Kabupaten
ASI Eksklusif (Kemenkes, 2020). Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2017
ASI Eksklusif merupakan pemberian capaian ASI eksklusif pada bayi 0 - 6 bulan
ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan yaitu 65,7%, sedangkan pada tahun 2018
tanpa diberikan tambahan apapun. Air susu capaian ASI eksklusif menurun menjadi
ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk 59,4% (Barat, n.d.).
bayi karena merupakan makanan alamiah Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten
yang sempurna, mudah dicerna oleh bayi Pasaman Barat pada tahun 2019 didapatkan
dan mengandung zat gizi yang sesuai tiga Puskesmas yang ada di Kecamatan
dengan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan, Kinali dengan cakupan pemberian ASI
kekebalan, perkembangan dan mencegah ekslusif adalah Puskesmas Kinali dengan
bayi agar terhindar dari penyakit capaian 34,56%, Puskesmas IV Koto Kinali
(Cunninghum, 2013). 45,75% dan Puskesmas VI Koto Selatan
Berdasarkan laporan World Health dengan cakupan 39,1%. Sedangkan pada
Organization (WHO) pada tahun 2019 tahun 2020 capaian bayi yang lolos ASI
menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif Ekslusif di Kecamatan Kinali Kabupaten
masih menjadi permasalahan baik dinegara Pasaman Barat yaitu di Puskesmas Kinali
berkembang maupun negara maju. dengan presentase 31,8%, IV Koto Kinali
Pemberian ASI pada tahun 2019 pada usia 0 45,1% dan Puskesmas VI Koto Selatan 41%
– 6 bulan yaitu 46,3%, pemberian ASI (Dinas Kesehatan Pasaman Barat, 2020).
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu Rendahnya cakupan ASI eksklusif ini
43,5% pada tahun 2018. Meskipun terjadi disebabkan oleh berbagai faktor seperti
peningkatan namun pemberian ASI puting susu ibu tidak ada, produksi ASI
eksklusif masih belum mencapai target yang kurang, bayi tidak mau menyusui, ibu
ditetapkan yaitu 95% (WHO, 2019) mengalami baby blues, dan lain-lain.
Cakupan pemberian ASI EksklusiF Berbagai metode tradisional maupun obat-
secara Nasional di Indonesia berfluktuasi obatan modern dilakukan untuk
selama 3 tahun terakhir, cakupan pemberian meningkatkan produksi ASI. Seyogiyanya,
ASI eksklusif pada bayi 0-5 bulan turun dari produksi ASI sebanding dengan jumlah ASI
62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada yang dikeluarkan. Makanan tradisional yang
tahun 2017, namun meningkat lagi pada dianjurkan untuk ibu menyusui biasanya
tahun 2018 menjadi 61,3%. Pencapaian jantung pisang, daun katuk, kacang hijau,
Tersebut jauh dari yang di target kan oleh sari jahe, susu kedelai, air dan lainnya.
kementrian kesehatan yang menargetkan Konsumsi makanan tradisional ini biasanya

2
mampu merangsang proses pembentukan melancarkan ASI, namun pemberian ASI
ASI pada ibu menyusui. masih tidak dapat terlaksana karena
Berdasarkan hasil survey awal yang produksi ASI yang sedikit (Mufdillah et al.,
peneliti lakukan di Wilayah Kerja 2017).
Puskesmas Kinali kepada 15 orang ibu nifas, Salah satu upaya non farmakologis yang
8 dari 15 orang ibu nifas dari hasil dapat digunakan untuk membantu
wawancara mengatakan produksi ASI nya melancarkan produksi ASI yaitu dengan
tidak lancar, dikarenakan ibu sering merasa mengkonsumsi sari jahe. Dari 100 gram jahe
produksi ASI nya sedikit yang terasa dari terdapat 3,8 gram lactogogue yang berfungsi
isapan bayinya, selain itu nutrisi ibu yang untuk merangsang hipotalamus dan
kurang mengetahui makanan apa saja yang mengeluarkan hormon prolaktin yang
dapat memperlancar ASI, sedangkan 7 orang berfungsi memproduksi air susu. Selain itu
ibu postpartum produksi ASI nya cukup jahe juga mengandung polifenol dan
lancar. Pada permasalahan tidak lancarnya flavonoid 12,3 gram. Dimana polifenol
pengeluaran ASI yang dialami ibu post dapat membuat ASI mengalir lebih banyak
partum konseling yang biasa diberikan oleh dan merangsang hipotalamus untuk
petugas kesehatan menganjurkan ibu memproduksi prolaktin. Sedangkan
mengkonsumsi air putih dan istirahat yang flavonoid berperan memberikan rasa tenang
cukup. Sehingga selain upaya tersebut kepada ibu yang bisa memperbaiki
peneliti tertarik untuk meneliti upaya lain psikologis ibu sehingga syaraf hipotalamus
dalam melancarkan ASI seperti pemberian dapat bekerja dengan baik dalam
ginger ice cream kepada ibu post partum. memproduksi ASI. Jahe juga mengandung
Menciptakan pemberian ASI sejak hari 9,68 gr protein dan karbohidrat 67,14 gr
pertama tidak selalu mudah karena banyak yang berperan dalam mencukupi nutrisi ibu
ibu menghadapi masalah dalam sehingga proses pengeluaran ASI menjadi
melakukannya. Kejadian yang sering terjadi banyak jika nutrisi tercukupi. Kandungan
pada hari pertama menyusui adalah sulitnya jahe lebih lengkap dibandingkan tanaman
ASI keluar. Hal ini membuat ibu berpikir lain seperti daun kelor yang hanya
bahwa bayi mereka tidak akan mendapat mengandung lactogogum dan jantung pisang
cukup ASI sehingga ibu sering mengambil yang hanya mengandung lactogogum,
langkah berhenti menyusui dan polipenol dan flavonoid tanpa adanya
menggantinya dengan susu formula. Di protein. Sehingga jahe lebih efektif dalam
samping itu, ada juga ibu yang merasa takut meningkatkan produksi ASI (Hermani,
dan menghindar menyusui, akibatnya akan 2015).
terjadi pembendungan dan statis ASI karena Kebutuhan jahe pada manusia dewasa
akan mengurangi isapan bayi pada payudara, adalah 5 miligram setiap harinya. Konsumsi
maka jumlah ASI yang dikeluarkan sedikit. jahe ini bisa dikombinasikan dengan
Sedangkan di negara berkembang, banyak makanan lain, misalnya minuman teh, kopi
ibu merasa cemas dan menggunakan jadwal ataupun wedang jahe. Konsumsi jahe pada
dalam pemberian ASI, sehingga kuantitas ibu hamil maksimal 2 miligram setiap
ASI yang dihasilkan tidak mencukupi harinya (Hermani, 2015). Pada penelitian ini
kebutuhan bayi. Dalam pemberian ASI menggunakan jahe dalam bentuk ginger ice
banyak upaya yang telah dilakukan oleh ibu cream karena jahe mengandung lebih
post partum dalam membantu melancarkan banyak lactogogum dibandingkan tanaman
ASI salah satunya yaitu mengkonsumsi yang lain. Pada 100 gram jahe mengandung
obat-obatan dan jamu-jamuan untuk 3,8 lactogogue dan 12,3 gram polifenol dan

3
flafonoid. Kandungan lain pada jahe yang METODE PENELITIAN
dapat meningkatkan produksi ASI yaitu 9,68 Penelitian ini adalah penelitian quasi
gram protein dan 67,14 gram karbohidrat. eksperiment, desain penelitian ini adalah pre
Sehingga secara teori dilihat dari segi and post test at two group design, yaitu
kandungan jahe lebih baik dalam membantu dengan membandingkan nilai pretest dan
memproduksi ASI posttest responden. Penelitian telah
Penelitian ini didukung oleh hasil dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
penelitian (Novi Anggraini, 2015), yang Kinali pada Juni-Juli 2021. Populasi
menyatakan bahwa dari 20 responden penelitian ini adalah semua ibu postpartum
sebelum diberikan konsumsi rebusan jahe pada bulan Juni-Juli 2021, sampel diambil
(Pretest) terdapat (100 %) yaitu sebanyak 20 menggunakan rumus dengan jumlah 16
yang produksi ASI nya tidak lancar. orang, dibagi atas 2 kelompok yaitu
Sedangkan sesudah diberikan konsumsi sari kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
jahe (Postest) dapat diketahui bahwa dari 20 Data dikumpulkan dengan cara wawancara,
responden terdapat (90%) yaitu 18 yang ASI observasi dan pengukuran produksi ASI.
nya lancar , dan (10%) yaitu 2 orang yang Analisa kuantitatif dilakukan dengan
produksi ASI nya tidak lancar. Setelah komputerisasi dengan uji ttest.
dilakukan uji statistik paired T-test
diperoleh hasil nilai p value = 0,000 yang HASIL DAN PEMBAHASAN
berarti lebih kecil dai α = 0,05 sehingga
dapat dsimpulkan bahwa ada pengaruh
konsumsi rebusan jahe oleh ibu nifas 1. Hasil Analisa Unviariat
terhadap kelancaran produksi ASI di Desa
poreh wilayah UPT Puskesmas Lenteng Tabel 1. Rata-Rata Produksi ASI Sebelum
Konsumsi Ginger Ice Cream
Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep
Tahun 2015. Pada penelitian Novi Angraini
pemberian rebusan jahe dalam bentuk Kelompok N Min Max Mean
minuman. Perbedaan penelitian Novi Eksperimen 8 60 104 79,75
Anggraini dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan yaitu pada penelitian Novi Kontrol 8 56 101 77,875
Anggraini Intervensi diberikan dalam bentuk
rebusan jahe, sedangkan dalam penelitian ini
intervensi diberikan dalam bentuk ice cream Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata
jahe. produksi ASI per hari sebelum eksperimen
Berdasarkan uraian diatas peneliti adalah 77.875 ml, minimum 56 dan
tertarik untuk mengadakan penelitian dan maksimum 101 ml sedangkan pada
membahasnya dalam sebuah skripsi dengan kelompok eksperimen rata-rata produksi
judul “Pengaruh Pemberian Ginger Ice ASI per hari adalah 79,75 ml dengan
Cream Terhadap Peningkatan Produksi ASI minimum 60 ml dan maksimum 104 ml .
Ibu Post Partum di Wilayah Kerja
Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2021”.

4
Tabel 2. Rata-Rata Produksi ASI Setelah lain yang bisa mempengaruhi produksi ASI
Konsumsi Ginger Ice Cream adalah berat badan lahir bayi.

Analisis Bivariat
Kelompok N Min Max Mean Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat
Peningkatan Produksi ASI
Intervensi 8 144 405 308,875
Kelompok N Min Max Mean Sig
Kontrol 8 146 360 223,5
Intervensi

Sebelum 8 60 104 79,75 0.000


Rata-rata produksi ASI per hari setelah
eksperimen adalah 308,875 ml, minimum
Sesudah 8 144 405 308,875
144 ml dan maksimum 405 ml, sedangkan
pada kelompok kontrol rata-rata produksi
ASI per hari adalah 223,5 ml, minimum 146
ml dan maksimum 360 ml
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan Berdasarkan hasil analisis bivariat
sering ada sekresi kolostrum pada payudarah dengan menggunakan uji t test diketahui rata
ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi – rata produksi ASI per hari pada kelompok
mulai menghisap payudarah, maka produksi intervensi sebelum konsumsi ginger ice
ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi cream adalah 79,75 sedangkan produksi ASI
normal ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc per hari setelah konsumsi ginger ice cream
pada hari-hari pertama. Produksi ASI pada adalah 308,875. Nilai Sig. adalah 0,00,
hari pertama sampai hari ketujuh masih artinya ada pengaruh konsumsi ginger ice
sedikit dan produksi ASI menjadi konstan cream terhadap produksi ASI.
setelah hari ke 10 sampai ke 14 dengan
penambahan ASI sekitar 80 – 100 cc.
(Proverawati, 2013). Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat
Penelitian yang dilakukan oleh Marta Peningkatan Produksi ASI
Korompis (2019).dalam penelitian yang
berjudul Pemanfaatan Jahe Merah (Zingiber
Officinale) dan Daun Katuk terhadap Kelompok N Min Max Mean Sig
Involusi Uteri, Produksi ASI Pada Ibu Pasca 0.027
Salin Di Kabupaten Minahasa menyatakan Intervensi 8 144 405 308,875
bahwa 46,7% responden menyatakan ASI
tidak keluar meskipun sudah dipompa. Rata- Kontrol
8 146 360 223,5
rata produksi ASI adalah 79 ml.
Menurut asumsi peneliti, volume ASI
pada ibu postpartum hari keempat memang Berdasarkan uji t test independent
belum sepenuhnya banyak. Hal ini diketahui bahwa nilai sig. 0,027 sehingga
disebabkan karena dipengaruhi oleh dapat disimpulkan bahwa ada efektivitas
beberapa factor baik yang langsung konsumsi ginger ice cream terhadap
misalnya, perilaku menyusui, psikologis ibu, produksi ASI pada ibu postpartum di
fisiologis ibu, ataupun yang tidak langsung wilayah kerja Puskesmas Kinali Kabupaten
misalnya, sosial kultural dan bayi, yang akan Pasaman Barat tahun 2021.
berpengaruh terhadap psikologis ibu. Faktor Tanaman jahe merupakan salah satu
tanaman yang dapat membantu melancarkan

5
produksi ASI. Kandungan dari jahe seperti penelitian diketahui bahwa pada usia ibu
3,8 gram lactogogue. lactogogue yang yang sama, penambahan ASI pada
terkandung dalam jahe berfungsi untuk kelompok intervensi terjadi peningkatan
merangsang hipotalamus untuk hingga 305 ml dibandingkan pada kelompok
mengeluarkan hormon prolaktin, hormone control yang hanya mencapai 216 ml.
prolaktin yang keluar akan memproduksi air
susu. Selain itu jahe juga mengandung SIMPULAN
polifenol dan flavonoid 12,3 gram. Dimana
polifenol dapat membuat ASI mengalir lebih Rata-rata produksi ASI per hari
banyak dan lmerangsang hipotalamus untuk kelompok intervensi sebelum diberikan
memproduksi prolaktin. Sedangkan ginger ice cream adalah 79,75 ml dan
flavonoid berperan memberikan rasa tenang kelompok kontrol hari keempat postpartum
kepada ibu yang bisa memperbaiki adalah 77,875 ml. Rata-rata produksi ASI
psikologis ibu sehingga syaraf hipotalamus per hari setelah konsumsi ginger ice cream
dapat bekerja dengan baik dalam adalah 308,375 ml dan kelompok kontrol
memproduksi ASI. Selain kandungan pada hari ke 11 postpartum adalah sebesar
lactogogue, polifenol dan flavonoid pada 223,5 ml. Berdasarkan uji statistik, diperoleh
jahe, sebagai pelancar ASI jahe juga nilai signifikansi 0.000 sehingga dapat
mengandung 9,68 gr protein dan karbohidrat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsumsi
67,14 yang berperan dalam mencukupi ginger ice cream terhadap produksi ASI di
nutrisi ibu sehingga proses pengeluaran ASI wilayah kerja Puskesmas Kinali Kabupaten
menjadi banyak jika nutrisi tercukupi Pasaman Barat tahun 2021. Berdasarkan uji
(Hermani, 2015). ttest independent didapatkan nilai
Penelitian yang dilakukan oleh Marta signifikansi 0,027 sehingga dapat
Korompis (2015) dalam penelitian yang disimpulkan bahwa ada efektivitas konsumsi
berjudul Pemanfaatan Jahe Merah (Zingiber ginger ice cream terhadap volume ASI di
Officinale) dan Daun Katuk terhadap wilayah kerja Puskesmas Kinali Kabupaten
Involusi Uteri, Produksi ASI Pada Ibu Pasca Pasaman Barat tahun 2021
Salin Di Kabupaten Minahasa menyatakan
bahwa ada pengaruh konsumsi jahe merah
terhadap produksi ASI ibu pasca saling di UCAPAN TERIMA KASIH
Kabupaten Minahasa. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Menurut asumsi peneliti, konsumsi semua pihak yang telah bersedia membantu
ginger ice cream efektif untuk penulis selama melakukan penelitian dan
meningkatkan volume ASI ibu postpartum. menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.
Hal ini didasarkan pada hasil penelitian
dimana kelompok intervensi yang DAFTAR PUSTAKA
mengkonsumsi ginger ice cream
mengalami peningkatan volume ASI yang
lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok control yang tidak mengkonsumsi
ginger ice cream. Pemberian ginger ice
cream dilakukan 2 kali sehari dalam jarak
minimal 6 jam. Hal ini disebabkan karena
produksi ASI akan dimulai setelah payudara
kosong dan membutuhkan waktu 3-5 jam
untuk produksi kembali. Berdasarkan hasil

Anda mungkin juga menyukai