Anda di halaman 1dari 29

ARTIKEL PRAKTIK KERJA KLINIK 7

KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH :
NILLA DITA RIANA
NIM : P13374206170003

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.2, April 2017: 90-94

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI PADA BAYI USIA


0-6 BULAN YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS KEDATON TAHUN 2015
Anggun Rusyantia

Jurusan Gizi Politeknik KesehatanTanjung Karang


Email : rusyantia_anggun@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang menentukan masa
depannya. Salah satu upaya perbaikan gizi masyarakat pada awal kehidupan adalah dengan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam (6) bulan pertama kehidupan. Teknik menyusui merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting
lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi jarang menyusu yang sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, untuk cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2014, dinilai rendah yaitu 66,06% dari 80% target
yang telah dibuat oleh Dinas Kesahatan Kota Bandar Lampung. Daerah yang mempunyai data cakupan
pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan berada di wilayah kerja Puskesmas Kedaton yaitu 22,82%. Tujuan umum dari
penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara teknik menyusui dengan keberhasilan menyusui pada bayi (0-
6 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun2015.
Metode: Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah teknik menyusui dan variabel dependennya adalah keberhasilan menyusui. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2015.
Hasil: Terdapat 56,3 % ibu telah memiliki teknik menyusui yang baik, dengan nilai skor lebih dari 14 dari total skor
22. Lebih dari separuh responden tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya (62,5%). Terdapat hubungan
yang signifikan antara teknik menyusui dengan keberhasilan menyusui dengan nilai p = 0,043 (< 0,05).
Diharapkan kepada bidan dan petugas kesehatan terkait agar dapat memberikan informasi yang benar tentang
pentingnya teknik menyusui yang benar pada ibu sejak awal kehamilan hingga masa nifas sehingga target
pemberian ASI eksklusif dapat tercapai. Baik ibu maupun suami agar ikut aktif dalam mengikuti kelas edukasi
atau forum-forum kesehatan yang diadakan oleh lembaga-lembaga kesehatan ibu dan anak (contoh : AIMI) yang
membahas mengenai ruang lingkup ASI dan menyusui sehingga para orangtua menjadi lebih bersemangat dan
memiliki tekad lebih kuat karena dukungan yang kuat darilingkungan.

Kata Kunci : Teknik Menyusui, Keberhasilan Menyusui

eksklusif selama enam (6) bulan pertama khehidupan,


PENDAHULUAN dilanjutkan sampai dengan usia anak dua (2) tahun.
Seribu hari pertama kehidupan seorang ASI merupakan pangan kompleks karena
anak adalah masa kritis yang menentukan masa mengandung zat-zat gizi lengkap, yang merupakan
depannya, dan pada periode itu anak Indonesia nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan
menghadapi gangguan pertumbuhan yang serius. dan perkembangan bayi secara optimal. Menurut
Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari, Khamzah (2012), ASI adalah suatu emulsi lemak dalam
dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati larutanprotein, laktosa
(Kemenkes RI, 2015). Salah satu upaya perbaikan
gizi masyarakat pada awal kehidupan adalah
dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
cakupan 39% untuk tahun 2015 yang pada tahun
dan garam-garam anorganik yang disekresi 2019 diharapkan dapat mencapai 50% untuk target
oleh kelenjar mammae ibu yang berguna bagi nasional (Kemenkes RI,2015).
makanan bayi. Di Indonesia, penelitian dan pengamatan
Cakupan bayi yang menerima ASI yang dilakukan di berbagai daerah menunjukkan
Eksklusif selama enam bulan juga masih dengan jelas adanya kecenderungan yang semakin
merupakan salah satu prioritas dalam Rencana meningkat, jumlah ibu yang tidak menyusui bayinya.
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015- Indonesia merupakan Negara dengan angka
2019 yang tercakup dalam Program Pembinaan menyusui yang rendah. Rendahnya pemberian ASI
Perbaikan Gizi Masyarakat dengan target merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak.

90
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.2, April 2017: 90-94

UNICEF menyimpulkan, cakupan ASI eksklusif bila teknik menyusui tidak benar, dapat
enam bulan di Indonesia masih jauh dari rata-rata menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu
dunia, yaitu 38%. Pemberian ASI eksklusif sudah enggan menyusui dan bayi jarang menyusu. Bila
seharusnya menjadi prioritas di Indonesia. Apalagi bayi jarang menyusu karena bayi enggan menyusu
banyaknya kasus gizi buruk yang terjadi di berbagai akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
daerah, terutama yang menimpa anak-anak di sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
bawah umur dua tahun. Hasil Data Survey (Roesli, 2011).
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun Ibu menyusui mungkin akan mengalami
2012 dilaporkan bahwa di Indonesia hanya 27,1 % berbagai masalah hanya karena tidak mengetahui
bayi yang mendapat ASI ekslusif (tanpa tambahan teknik menyusui yang benar. Menyusui merupakan
makanan atau minuman lain). Berdasarkan data suatu proses alamiah, namun untuk mencapai
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan ibu
menunjukan cakupan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) mengenai teknik menyusui yang benar. Menurut
mengalami kenaikan dari 29,3% ditahun 2010 Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan
menjadi 34,5% ditahun 2013, dan persentase domain yang penting dalam terbentuknya perilaku
pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir dan seseorang.
tanpa riwayat diberikan makanan prelakteal pada Banyak faktor yang menyebabkan
umur 6 bulan sebesar 30,2%. pemberian ASI Eksklusif tidak dapat terlaksana
Provinsi Lampung merupakan salah satu dengan baik, salah satunya adalah kesalahan pada
provinsi yang ada di Indonesia dan memiliki teknik menyusui yang menyebabkan proses
prevalensi yang rendah terhadap cakupan ASI pengeluaran ASI dari payudara ibu tidak dapat
Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. Berdasarkan terlaksana dengan baik dan lancar. Sebagian besar
pencatatan dan pelaporan dari sarana kesehatan di ibu yang tidak menyusui bayinya bukan karena
Provinsi Lampung tampak bahwa cakupan gangguan fisik melainkan lebih banyak karena
pemberian ASI pada tahun 2013 bulan Februari kesalahan pada teknik menyusui. Masalah yang
adalah sebesar 55,1%, sedangkan pada bulan dialami saat menyusui antara lain puting susu yang
Agustus 2013 angka cakupan ASI adalah sebesar luka dan masalah penempelan mulut bayi ke
58,8%, dan pada tahun 2014 bulan Februari payudara. Sementara itu, banyak ibu menyusui
tercatat bahwa cakupan ASI adalah sebesar 61,2%, berhenti menyusui pada minggu kedua setelah
sedangkan pada bulan Agustus 2014 cakupan ASI melahirkan bukan karena faktor fisik dan psikologi
sebesar 63,8%, meskipun data cakupan ASI ibu melainkan karena masalah-masalah seperti
eksklusif di Provinsi Lampung meningkat, tetapi nyeri payudara saat menyusui, bayi sulit menghisap
Provinsi Lampung masih berada di bawah target karena kesalahan posisi, serta penjadwalan
nasional yang di tetapkan yaitu 80% (Dinkes pemberian ASI karena menganggap bahwa
Provinsi Lampung,2014). pemberian ASI merupakan kegiatan yang
Cakupan ASI Eksklusif di Kota Bandar menghabiskan waktu (Carlson,2008).
Lampung dari tahun ketahun menunjukkan hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan
yang fluktuatif. Pada tahun 2011 tercatat oleh Pertiwi (2012) di Kecamatan Jatinangor
pencapaian ASI eksklusif sebesar 65,93% dan Kabupaten Bandung, terlihat bahwa sebagian besar
ditahun berikutnya terjadi sedikit peningkatan dari ibu menyusui melakukan teknik menyusui yang
tahun 2011 yaitu 67,93%, namun di tahun 2013 kurang baik. Menurut hasil penelitian yang
cakupan ASI eksklusif Kota Bandar Lampung dilakukan oleh Amin, et.al. (2014) di rumah sakit
mengalami penurunan dari tahun 2012 yaitu bersalin Makasar diperoleh hasil bahwa ibu
64,55% dan pada tahun 2014 terjadi kenaikan yaitu menyusui yang memahami teknik menyusui dengan
66,06%. Angka ini menunjukkan kota Bandar baik akan meningkatkan keberhasilan menyusui
Lampung masih berada di bawah target nasional pada dua bulanpertama.
yang diinginkan yaitu 80%. Dinas Kesehatan Kota Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
Bandar Lampung 2014 menyebutkan pada bulan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Agustus, bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif bagaimana Hubungan Teknik Menyusui dengan
paling rendah di kota Bandar Lampung yaitu di Keberhasilan Menyusui pada Bayi Usia (0-6 Bulan)
wilayah kerja Puskesmas Kedaton dengan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar
presentase cakupan ASI Eksklusif yaitu 22,82% Lampung Tahun 2015.
(Dinkes Kota Bandar Lampung,2014).
Tujuan umum dari penelitian ini adalah
Teknik menyusui merupakan salah satu
untuk mengetahui hubungan antara teknik
faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana
menyusui dengan keberhasilan pemberianASI

91
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.2, April 2017: 90-94

Eksklusif pada bayi (0-6 bulan) yang berkunjung di Tabel 1


Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2015. Distribusi Gambaran Teknik Menyusui pada Bayi
usia 0-6 bulan yang berkunjung di Puskesmas
METODE PENELITIAN Kedaton Bandar Lampung di Bulan November
Metode penelitian yang digunakan adalah Tahun 2015
metode survei analitik dengan rancanganpenelitian
cross sectional study, Lokasi penelitian dilakukan di Gambaran Teknik Jumlah
Puskesmas Kedaton. Waktu penelitian dilakukan pada Menyusui Frekuensi %
hari rabu minggu pertama dan kedua bulan November Kurang Baik 14 43,8
Tahun 2015 pada saat jadwal imunisasi dilakukan di
ruang KIA Puskesmas Kedaton. Baik 18 56,3
Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang
berusia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kedaton Jumlah 32 100,0
Bandar Lampung. Sampel penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan Pengkategorian teknik menyusui dibagi
yang melakukan kunjungan ke ruang KIA di menjadi dua kategori, yaitu kurang baik dan baik
Puskesmas Kedaton dengan mempertimbangkan yang diperoleh berdasarkan nilai rata-rata (mean)
kriteria inklusi dan eksklusi. dari skor total hasil pengamatan teknik menyusui.
a. KrieriaInklusi Hasil yang diperoleh menggambarkan terdapat
1) Ibu yang mempunyai bayi usia 0-6bulan sebanyak 56,3 % ibu telah memiliki teknik menyusui
2) Bersedia menjadiresponden yang baik, dengan nilai skor lebih dari 14 dari total
skor 22.
b. KriteriaEksklusi
1) Ibu yang mempunyai bayi prematur atau b. Gambaran Pemberian ASIEksklusif
kembar Berdasarkan lima item pertanyaan yang
2) Indikator medis yang memungkinkan ibu diajukan kepada responden untuk menggali riwayat
tidak dapat memberikanASI pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan,
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu ASI Eksklusif
dalam penelitian ini adalah non probability sampling dan Tidak Asi Eksklusif. Gambaran pemberian ASI
dengan menggunakan teknik accidental sampling. Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan dapat dilihat
Teknik ini dilakukan dengan mangambil kasus atau pada tabel2.
responden yang kebetulan ada atau tersedia di Tabel 2
suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian Distribusi Gambaran Pemberian ASI Eksklusif pada
dalam periode waktu tertentu (Notoatmodjo, 2010). Bayi usia 0-6 bulan yang berkunjung di Puskesmas
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel didasarkan Kedaton Bandar Lampung di Bulan November
pada ibu dan bayi yang melakukan pemeriksaan di Tahun2015
ruang KIA di Puskesmas Kedaton.
Jumlah
Pemberian ASI Eksklusif
HASIL PENELITIAN Frekuensi %
Analisis Univariat Tidak ASI Eksklusif 20 62.5
a. Gambaran TeknikMenyusui ASI Eksklusif 12 37.5
Berdasarkan hasil pengamatan langsung Jumlah
terhadap responden yang menyusui bayinya baik 32 100.0
secara langsung maupun pengkajian berdasarkan
alat peraga dan gambar maka dapat digambarkan Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa
hal-hal sebagai berikut yang dapat dilihat pada tabel lebih dari separuh responden tidak memberikan
1. ASI Eksklusif kepada bayinya(62,5%).
92
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.2, April 2017: 90-94

Analisis Bivariat Banyak ibu yang menyusui bayinya namun


Hubungan Teknik Menyusui dengan tidak banyak yang menyusui dengan sukses. Untuk
Keberhasilan Menyusui itu posisi pelekatan yang benar dan posisi menyusui
Dari hasil penelitian, didapat hubungan merupakan salah satu kunci utama keberhasilan
antara teknik menyusui dengan keberhasilan menyusui. Teknik menyusui terdiri dari posisi
menyusui pada bayi usia 0-6 bulan yang berkunjung menyusui dan pelekatan bayi pada payudara yan
di Puskesmas Kedaton pada minggu pertama dan tepat sehingga akan menjadi salah satu faktor
kedua bulan November Tahun 2015, yang dapat keberhasilan dalam pengeluaran ASI. Apabila
dilihat pada tabel 3. teknik menyusui kurang baik, maka dapat
menyebabkan puting lecet sehingga ibu enggan
menyusui dan bayi akan jarangmenyusu.
Tabel 3
Hubungan Teknik Menyusui dengan Keberhasilan Menyusui pada bayi (0-6 bulan) yang berkunjung di Puskesmas
Kedaton Bandar Lampung Tahun 2015
Teknik
KeberhasilanMenyusui
Total OR
Menyusui TidakASIEksklusif ASIEksklusif PValue
n % n % n % (95 % CI)
Kurang Baik 12 85,7 2 14,3 14 100
Baik 8 44,4 10 55,6 18 100 7,5 0,043
Jumlah 20 62,5 12 37,5 32 100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui menyusui.


bahwa bayi yang memiliki teknik menyusui yang
kurang baik tidak mendapatkan ASI eksklusif
sebesar 85,7% dan bayi yang memiliki teknik
menyusui yang baik mendapatkan ASI Eksklusif
sebesar 55,6 %. Hasil uji statistic chi-square
diperoleh nilai p = 0,043 (< 0,05) yang menunjukkan
terdapat hubungan yang signifikan antara teknik
menyusui dengan keberhasilan menyusui. Nilai OR
sebesar 7,5 berarti bahwa ibu yang memiliki teknik
menyusui yang baik mempunyai peluang 7,5 kali
untuk berhasil menyusui secara eksklusif kepada
bayinya dibandingkan ibu yang kurang memiliki
teknik menyusui yangbaik.

PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Berdasarkan hasil analisis univariat
terhadap gambaran teknik menyusui pada bayi usia
0-6 bulan yang berkunjung untuk melakukan
imunisasi di ruang KIA Puskesmas Kedaton dapat
dilihat bahwa 56,3 % bayi memiliki teknik menyusui
yang baik. Sedangkan berdasarkan hasil analisis
univariat terhadap riwayat pemberian ASI Eksklusif
diperoleh sebanyak 20 bayi tidak ASI Eksklusif
dengan persentase sebesar 62,5%.
Menyusui adalah proses yang alami.
Namun demikian, menyusui perlu dipelajari, antara
lain belajar bagaimana cara memegang bayi agar
dapat menyusu dengan baik dan mengatur posisi
tubuh agar merasa nyaman selama proses
Analisis Bivariat dilakukan oleh Utari pada tahun 2012 di Rumah
Dari hasil penelitian yang telah Bersalin Delima Tembung Medan yang menyatakan
dilakukan, dapat diketahui bahwa bayi yang bahwa terdapat hubungan antara teknik menyusui
memiliki teknik menyusui yang kurang baik terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif
memiliki persentase yang lebih besar untuk dengan nilai p sebesar 0,027. Hasil serupa juga
tidak mendapat ASI Eksklusif sebesar 85,7% dilakukan oleh Amin, et.al. (2014) di RSKDIA
dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI Pertiwi Makasar bahwa teknik menyusui yang baik
Eksklusif (14,3%). Sedangkan bayi yang akan meningkatkan peluang keberhasilan menyusui
memiliki teknik menyusui yang baik mempunyai pada dua bulan pertama (p = 0,001). Masih
persentase sebesar 55,6 % mendapatkan ASI terdapatnya bayi yang memiliki teknik menyusui
Eksklusif. Berdasarkan hasil uji chi-square yang baik namun tidak mendapatkan ASI eksklusif
diperoleh nilai p sebesar 0,043 yang (44,4 %) dapat disebabkan oleh banyak faktor,
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang seperti dukungan keluarga dan faktor internal dari
signifikan antara teknik menyusui dengan dalam diri ibu sendiri, misalnya masih kurang
keberhasilanmenyusui. pahamnya akan pentingnya pemberian ASI
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang eksklusif. Selain itu, faktor ibu bekerja yang telah
selesaicutimelahirkanjugamenjadisalahsatu

93
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.2, April 2017: 90-94

gagalnya pemberian ASI eksklusif pada bayi yang awal kehamilan hingga masa nifas sehingga
menjadi sampel penelitian ini. Kurangnya target pemberian ASI eksklusif dapat
pemahaman ibu mengenai manajemen ASI Perah tercapai.
(ASIP) selama ibu bekerja menjadi salah satu faktor 2) Baik ibu maupun suami agar ikut aktif dalam
utama ibu akhirnya memberikan susu formula pada mengikuti kelas edukasi atau forum-forum
bayinya. kesehatan yang diadakan oleh lembaga-
Teknik menyusui yang benar adalah cara lembaga kesehatan ibu dan anak (contoh :
memberikan ASI pada bayi yang terdiri dari posisi AIMI) yang membahas mengenai ruang
dan pelekatan pada payudara yang tepat. Teknik lingkup ASI dan menyusui sehingga para
menyusui merupakan salah satu faktor yang orangtua menjadi lebih bersemangat dan
berhubungan dengan pengeluaran ASI secara memiliki tekad lebih kuat karena dukungan
maksimal. Kenyamanan dalam menyusui bukan yang kuat darilingkungan.
hanya terletak pada kenyamana ibu, melainkan juga
pada kenyamanan bayi yang berdampak pada DAFTAR PUSTAKA
pengeluaran ASI yang maksimal. Kenyamanan dan
pengeluaran ASI yang maksimal ini dapat tercipta Amin, W. I Wayan Agung, Endang Sri. 2014.
apabila ibu memiliki teknik menyusui yang baik dan Pengaruh Faktor Sosial Ibu Terhadap
merupakan kunci keberhasilan dalam menyusui Keberhasilan Menyusui Pada Dua Bulan
(Evareny, et.al, 2010). Pertama. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol.
Butuh komitmen yang kuat dari dalam diri ibu 28, No. 2, Agustus2014
untuk mau menyusui bayinya secara eksklusif.
Komitmen ini bisa diperkuat dengan adanya Carlson, C. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat
dukungan dari keluarga, terutama suami, untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :EGC.
pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI
eksklusif serta ikut aktif dalam forum-forum Evareny L, Hakimi M, dan Padmawati RS. Peran
kesehatan baik di lingkungan tempat tinggal Ayah dalam Praktik Menyusui. Berita
maupun media sosial yang saat ini telah marak Kedokteran Masyarakat. 2010.
membahas mengenai pentingnya pemberian ASI
ekslusif. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2014.
Cakupan ASI Ekslusif 2014. Bandar Lampung
KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini hanya membahas variabel Khamzah, S.N. 2010. Segudang Keajaiban ASI
teknik menyusui sebagai faktor utama dalam Yang Harus Anda Ketahui. Yogyakarta :
keberhasilan menyusui. Aspek pengukuran lainnya, Flashbooks.
seperti tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu,
dukungan suami, dukungan orangtua, dan Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
dukungan petugas kesehatan sudah pernah diteliti Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
sebelumnya.
Pertiwi, S.H., Tetti Solehati, Restuning Widiasih.
SIMPULAN 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
1) Terdapat sebanyak 56,3 % ibu telah memiliki Proses Laktasi Ibu dengan Bayi usia 0-6 bulan
teknik menyusui yang baik, dengan nilai skor di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor.
lebih dari 14 dari total skor22. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
2) Lebih dari separuh responden tidak Padjajaran.
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya
(62,5%). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013.
3) Terdapat hubungan yang signifikan antara Jakarta : Badan Penelitian dan
teknik menyusui dengan keberhasilan Pengembangan Kesehatan, Departemen
menyusui dengan nilai p = 0,043 (<0,05). Kesehatan, RepublikIndonesia.
SARAN Roesli, U. 2011. ASI Eksklusif. Surabaya : Niaga
1) Diharapkan kepada bidan dan petugas Swadaya.
kesehatan terkait agar dapat memberikan
informasi yang benar tentang pentingnya
teknik menyusui yang benar pada ibusejak
94
TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 1, PEBRUARI 2014:65 72

PENGARUH PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN IBU


TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN SIKAP IBU MENYUSUI DI KECAMATAN
KANIGORO KABUPATEN BLITAR

Widha Ayu Rima Merdhika


Mardji
Mazarina Devi

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan ASI Eksklu-
sif terhadap pengetahuan ibu menyusui dan sikap ibu menyusui di Kecamatan Kani-
goro Kabupaten Blitar. Data dikumpulkan melalui tes dan angket dari 104 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif. Selain itu
diketahui pula perbedaan pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang ASI eksklusif
antara ibu yang diberi penyuluhan dengan metode buku saku, ibu yang diberi
penyuluhan dengan metode simulasi, dan ibu yang diberi penyuluhan tanpa diberi
metode apapun.

Kata-kata Kunci: pengetahuan, sikap, ASI eksklusif, metode simulasi

Abstract: The Effect of Counseling on Exclusive Breastfeeding on Nursing Mothers’


Knowledge and Attitudes in Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. The purpose of
this study is to determine the effect of counseling on exclusive breastfeeding on
nursing mothers’ knowledge and attitudes in Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.
Data is collected through tests and questionnaires from 104 respondents. The results
show a significant effect of counseling on nursing mothers’ knowledge and attitudes
on exclusive breastfeeding. In addition, there is also a significant different in exclu-
sive breastfeeding knowledge and attitudes among nursing mothers who are educated
by using pocket books method, simulation methods, and without being given any
method.

Keywords: knowledge, attitudes, exclusive breastfeeding, simulation methods

U
paya Perbaikan Gizi Keluarga tinggi yaitu golongan bayi, balita, usia
(UPGK) yang bertujuanuntukme- sekolah, remaja, ibu hamil, ibu menyusui
ningkatkan status gizimasyarakat,diprio- serta usia lanjut. UPGK pada bayi dimu-
ritaskan pada kelompok masyarakatrisiko lai sejak dalam kandungan. AirSusu Ibu

Widha Ayu Rima Merdhika adalah alumni Pendidikan Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Malang;
Mardji adalah dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang; Mazarina Devi adalah
dosen Jurusan Teknologi Industri Universitas Negeri Malang. Alamat Kampus: Jl. Semarang 5 Malang
65145. Email: wedha10@gmail.com

65
66 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 1, PEBRUARI 2014:55 72

(ASI) diberikan sejak usia dini, terutama buang kolostrumnya (Puskesmas Keca-
pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian matan Kanigoro Kababupaten Blitar,
hanya ASI kepada bayi sejak lahir sam- 2012).
pai berusia 6 bulan. Pencapaian 6 bulan Menurut Departemen Kesehatan RI
ASI Eksklusif bergantung pada keber- (2005) dampak dari permasalahan yang
hasilan inisiasi dalam satu jam pertama. ada saat ini adalah Kurang Energi Protein
ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama (KEP) pada bayi. Hal ini dikarenakan
kehidupan, bersamaan dengan pemberian rendahnya pemberian ASI Eksklusif da-
makanan pendamping ASI dan menerus- pat memberikan peluang bagi pengguna-
kan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun, da- an susu formula bayi atau Pengganti ASI
pat mengurangi sedikitnya 20,00% kema- (PASI) maupun penggunaan Makanan
tian anak balita (Roesli, 2008). Konsep Pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu
tentang ASI eksklusif sekarang ini terasa dini, mempunyai resiko terjadinya diare,
semakin sulit untuk dilaksanakan oleh sehingga dapat menyebabkan terjadinya
ibu-ibu. Berdasarkan Sensus Dasar Kese- KEP pada anak balita. Pemberian ASI
hatan Indonesia, pemberian ASI eksklusif eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu
selama 6 bulan menurun pada tahun 2003 minimal enam bulan. Sementara peran
menjadi 39,50%. Sementara pemakaian lain dari ASI yaitu soal EQ (kemampuan
susu botol meningkat menjadi 32,40%. sosialisasi) anak, kedekatan dengan ibu
Proporsi ini termasuk rendah dan men- waktu mendapat ASI dapat mempenga-
cerminkan ketidaktahuan mengenai ASI ruhi dalam perkembangan emosi anak
eksklusif bagi perkembangan bayi pada (Roesli, 2008). Berdasarkan Profil Kese-
awal pertumbuhannya (Departemen Ke- hatan Propinsi Jawa Timur Emili (2008),
sehatan RI, 2005). ASI ekslusif adalah pemberian ASI pada
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan bayi mulai 0–6 bulan dalam rangka men-
Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia pem- cukupi kebutuhan gizi yang diperlukan
berian ASI baru mencapai 15,30% dan untuk pertumbuhan dan perkembangan
pemberian susu formula meningkat tiga bayi. ASI dapat membentuk sistem keke-
kali lipat dari 10,30% menjadi 32,50%. balan tubuh atau imunitas. Sistem imun
Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia merupakan semua mekanisme yang di-
nol hingga enam bulan di Indonesia me- gunakan tubuh untuk mempertahankan
nunjukkan penurunan dari 62,20% pada keutuhan tubuh sebagai perlindungan ter-
2007 menjadi 56,20% pada 2008. Semen- hadap bahaya yang dapat ditimbulkan
tara cakupan pemberian ASI eksklusif oleh berbagai bahan di lingkungan seki-
pada bayi sampai enam bulan turun dari tar. Di dalam ASI, sebagian besar kom-
28,60% pada 2007 menjadi 24,30%pada ponen sistem imun sudah lengkap terse-
2008 (Amanda, 2008). Di Desa Tlogo dia, sehingga sangat baik untuk pertum-
Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar buhan dan perkembangan bayi.
bayi berusia 13 bulan hanya sebesar ASI mengandung zat anti infeksi,
52,00% yang mendapat ASI dan yang bersih dan bebas kontaminasi yang dise-
berusia 3–6 bulan hanya 42,00%. Selain but Immunoglobulin A (Ig.A). ASI ber-
itu, 75,60% ibu yang tidak memberikan peran untuk memperkuat sistem imun lo-
ASI eksklusif adalah ibu dengan pen- kal usus. Kondisi ini dikarenakan faktor
didikan tamat SD dan berstatus sebagai dalam kolostrum merangsang perkem-
pekerja lepas (buruh), 13,33% ibu yang bangan sistem imun lokal bayi. ASI di-
tidak memberikan ASI eksklusif masih berikan kepada bayi karena mengandung
mengemukakan ASI tidak bermanfaat ter- banyak manfaat dan kelebihan. Diantara-
hadap bayinya serta 23,02% masih mem- nya ialah menurunkan resiko terjadinya
Medhika, dkk., Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif 67

penyakit otitis media, pneumonia, bakte- Angka pencapaian ASI eksklusif


riemia, meningitis, dan infeksi traktus tentu saja perlu mendapat perhatian khu-
urinarius pada bayi yang memperoleh sus untuk mengatasi permasalahan yang
ASI ketimbang bayi yang mendapatkan ada selama ini. Berdasarkan penelitian
PASI. Fakta tersebut lebih nyata pada yang dilakukan oleh Emilia (2008) dika-
enam bulan pertama, namun bisa tampak takan bahwa ada peningkatan pengetahu-
hingga tahun kedua. Angka kematian an, sikap, dan tindakan ibu tentang gizi
bayi yang memperoleh ASI lebih rendah setelah dilakukan penyuluhan dengan
dari pada bayi yang mendapatkan PASI. media audio-visual. Berdasarkan peneliti-
Selain itu ASI dapat meningkatkan IQ an yang dilakukan Firmansyah (2012),
dan EQ anak (Roesli,2008). yang melakukan penelitian di Kabupaten
Roesli (2008) dalam bukunya meng- Tuban menyatakan bahwa terdapat pe-
ungkapkan bahwa rendahnya angka pen- ngaruh antara pengetahuan ibu tentang
capaian ASI eksklusif yang terus mene- ASI terhadap pemberian ASI eksklusif,
rus tentu saja berpengaruh terhadap ren- tingkat pengetahuan ibu tentang ASI di
dahnya semua fungsi intelektual, kemam- Kabupaen Tuban sebesar 51,30%, kondisi
puan verbal, dan kemampuan visual mo- tersebut mencerminkan bahwa perilaku
torik bayi. Bayi yang tidak pernah men- ibu terhadap pemberian ASI eksklusif
dapat ASI berisiko meninggal 25,00% le- cenderung baik. Jadi pengetahuan dan si-
bih tinggi dalam periode sesudah kelahir- kap petugas kesehatan dalam memberi-
an daripada bayi yang mendapat ASI. kan penyuluhan atau dorongan tentang
Pemberian ASI yang lebih lama akan me- manfaat pemberian ASI sangat menentu-
nurunkan resiko mortalitas bayi (Roesli, kan keberhasilan ibu menyusui dalam
2008). Tes perkembangan pada anak yang memberikan ASI eksklusif.
dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kani- Berdasar penelitian yang dilakukan
goro Kabupaten Blitar menggunakan De- Triyani (2012), yang dilakukan di Suko-
teksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) harjo menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang dilakukan setiap kunjungan, diketa- gizi ibu menyusui terhadap pemberian
hui tumbuh kembang pada bayi usia 3 ASI eksklusif, tingkat gizi ibu menyusui
sampai 6 bulan di Puskesmas Kecamatan di daerah Sukoharjo sebesar 68,60% dan
Kanigoro dikatakan normal apabila anak dikategorikan cukup. Jadi sebaiknya ibu
dapat melakukan keseluruhan skrining menyusui banyak mengkonsumsi makanan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang mengandung sumber tenaga (energi),
dengan baik (Puskesmas Kecamatan Ka- sumber pembangun (protein), sumber
nigoro Kabupaten Blitar 2012). ASI da- pengatur dan pelindung (mineral, vitamin,
pat menurunkan risiko bayi terkena kan- dan air). Oleh karena itu, peneliti ingin
ker anak (leukemia limphositik, neuro- meneliti tentang pengaruh penyuluhan asi
blastoma, lymphoma maligna), 16,7x le- eksklusif terhadap pengetahuan ibu ten-
bih jarang terkena pneumonia dan risiko tang asi eksklusif dan sikap ibu menyusui
dirawat dengan sakit saluran pernafasan di Kecamatan Kanigoro.
3x lebih jarang daripada bayi dengan Tujuan penelitian ini adalah mem-
susu formula, 47,00% jarang diare dan berikan penyuluhan mengenai pengetahu-
23,50% lebih jarang fatal, menghindar- an ibu tentang ASI Eksklusif dan sikap
kan kurang gizi dan kurang vitamin, me- ibu terhadap pemberian ASI, yang dila-
ngurangi risiko diabetes, jantung, pem- kukan oleh ibu-ibu menyusui di Keca-
buluh darah, penyakit menahun (penyakit matan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Hasil
usus besar), alergi, dan terkena asma penelitian ini diharapkan dapat memberi-
(Rasyida, 2012). kan masukan bagi petugas gizi dan kese-
68 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 1, PEBRUARI 2014:55 72

hatan dalam meningkatkan penyuluhan kelompok kontrol tanpa perlakuan. Pre


mengenai pemberian ASI secara eksklu- test digunakan untuk mengetahui kemam-
sif oleh ibu-ibu dan dapat dijadikan untuk puan awal ibu, setelah diberikan perlaku-
perencanaan dan evaluasi program per- an dilakukan post test. Untuk mengetahui
baikan gizi. pengaruh penyuluhan terhadap pengeta-
huan dan sikap ibu terhadap ASI ekslusif.
METODE Data post test dianalisis dengan uji F.
Instrumen yang digunakan dalam
Rancangan penelitian ini adalah kuan- penelitian ini adalah soal tes, angket, dan
titatifkomparatif dengan menggunakan perangkat permainan simulasi. Instrumen
metode eksperimen semu (quasi experi- yang digunakan untuk mengungkap
mental), karena tidak terpenuhinya prin- Y1yaitu pengetahuan ibu tentang ASI
sip untuk penelitian eksperimen sesung- eks- klusif adalah menggunakan
guhnya, sampel kelompok tidak dilaku- instrumen tes (pre test dan post test).
kan pengacakan (randomized) tapi berda- Instrumen ini ter- diri dari 40 soal dengan
sarkan populasi yang sudah ada. Populasi 4 pilihan jawab- an dan waktu yang
dalam penelitian ini adalah ibu yangmem- diberikan adalah 60 menit. Sebelum
punyai bayi usia 0–6 bulan berdasarkan digunakan untuk menja- ring data,
data dari posyandu di Kecamatan Kani- instrumen tes yang digunakan divalidasi
goro Kabupaten Blitar tahun 2013 adalah terlebih dahulu. Validasi yang dilakukan
sejumlah 104. Sampel pada penelitian ini adalah validasi isi dan butir soal. Selain
menggunakan sampel total dengan me- divalidasi instrumen tes juga perlu
masukkan keseluruhan jumlah populasi dianalisis daya beda dan tingkat ke-
sebagai sampel penelitian Secara rinci sukarannya. Instrumen yang digunakan
rancangan penelitian dapat dilihat pada untuk mengungkap Y2yaitu sikap ibu
Tabel1. menyusui adalah menggunakan instru-
Tabel 1. Rancangan Penelitian men angket. Instrumen ini terdiri dari 20
pertanyaan positif dengan 5 pilihan ja-
Pre
waban yaitu sangat setuju (SS),setuju
Subjek Perla- Post (S), cukup setuju (CS), kurang setuju
tes kuan tes eksperimen 2 di- gunakan metode
Eksperimen1 O1 simulasi, sedangkanpada
X1
O2Eksperimen2 O1
X2 O2Kontrol O
X3 O2
Sumber: Sugiyono, 2008

Penelitian ini untuk mengetahui per-


kembangan antara pengetahuan ibu ten-
tang ASI Eksklusif dan sikap ibu menyu-
sui yang mendapatkan penyuluhan ASI
Eksklusif. Rancangan penelitian ini me-
libatkan dua kelas eksperimen dan satu
kelas kontrol. Ketiga kelas mendapatkan
perlakuan yang sama dari segi tujuan dan
materi penyuluhan, tetapi berbeda
dalammetode penyuluhannya. Pada
kelompok eksperimen 1 digunakan
metode buku saku, pada kelompok
(KS), dan tidak setuju (TS). Sebelum
menggunakan angket untuk menjaring data,
terlebih dahulu diadakan uji validi- tas dan
reliabilitas. Sedangkan instrumen perangkat
permainan simulasi terdiri atas beberan atau
lembar permainan, kartu ja- waban, panduan
permainan, dadu, dan pion. Sebelum
dilakukan analisis data maka perlu dilakukan
uji prasyarat anali- sis, yaitu uji normalitas,
uji homogenitas dan uji kesamaan dua rerata.
Analisis data penelitian menggunakan uji t
dua pi- hak dan uji F, untuk menganalisis
perbe- daan pengetahuan ibu tentang ASI
Eks- klusif maupun sikap ibu menyusui
antara ibu yang diberi penyuluhan dengan
meto- de buku saku, metode simulasi, dan
ibu yang diberikan penyuluhan tanpa meng-
gunakan metode apapun.
Medhika, dkk., Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif 69

HASIL rerata yang diperoleh kelompok konven-


Pada hasil uji prasyarat analisis di- sional (79,40). Hasil Uji Hipotesis Penge-
peroleh hasil bahwa penelitian ini telah tahuan Ibu tentang ASI eksklusif dapat
memenuhi uji normalitas, uji homogeni- diperlihatkan pada Tabel 4.
tas dan uji kesamaan dua rerata. Langkah Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Pengetahuan
selanjutnya yaitu melakukan analisis ujit Ibu tentang ASI eksklusif
dua pihak dan uji F. Pada penelitian ini Kelas n thitungtTabe Asym
menggunakan metode eksperimen semu l p-Sig
(quasieksperimental). Eksperimen2 35
Kemampuan ibu-ibu sebelum Eksperimen1 35 6,33 1,65 0,00
diberiperlakuan yang diperoleh dari nilai
Kontrol 34
dari hasil tes tulis/pre test pengetahuan
ibu tentang ASI eksklusif. Deskripsi data
kemampuan awal ibu-ibu secara singkat Data sikap ibu menyusui merupakan
terdapat pada Tabel2. data angket kelompok konvensional, ke-
lompok eksperimen 1, dan 2. Deskripsi
Tabel 2. Deskripsi Data Kemampuan data rekapitulasi nilai sikap ibu menyusui
Awal Responden secara singkat dapat dilihat pada Tabel 5.
Subjek Nilai Nila Skor
(kelompok) ter- ite- rerata Tabel 5. Deskripsi Data Rekapitulasi Nilai
tinggi rendah Angket
Konvensional 67,50 45,00 58,60 Subjek Nilai Nilai Skor
Eksperimen 1 65,00 45,00 56,50 (kelompok) ter- te- rerata
tinggi rendah
Eksperimen2 67,50 47,50 58,29
Konvensional 83,00 43,00 71,20
Eksperimen 1 79,00 40,00 67,30

Data pengetahuan ibu tentang ASI Eksperimen2 82,00 64,00 72,40


eksklusif merupakan data post-test ke-
lompok konvensional, kelompok eksperi- Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa
men 1, dan 2, setelah diberi perlakuan. skor rerata yang diperoleh kelompok eks-
Deskripsi data rekapitulasi nilai pengeta- perimen 1 (67,30) < kelompokkonven-
huan ibu tentang ASI eksklusif secara sional(71,20)<kelompokeksperimen2
singkat dapat dilihat pada Tabel 3. (72,40).
Hasil uji hipotesis kelompok kontrol,
Tabel 3. Deskripsi Data Rekapitulasi Nilai kelompok eksperimen 1, dan 2, diguna-
Post-Test kan untuk mengetahui apakah terdapat
Subjek Nilai Nilai Skor perbedaan pengetahuan ibu tentang ASI
(kelompok) ter- te- re- eksklusif pada kelompok kontrol, kelom-
tinggi rendah rata pok eksperimen 1, dan 2 dapat dilihat
Konvensional 90,00 70,00 79,40 pada Tabel 6.
Eksperimen 1 100,00 82,50 89,30 Berdasarkan hasil Analisys of Va-
Eksperimen 2 100,00 82,50 90,00 riance (ANOVA) dapat dikatakan bahwa
penyuluhan tentang ASI Eksklusif baik
metode buku saku maupun metode simu-
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat lasi keduanya sama-sama berpengaruh
bahwa skor rerata yang diperoleh kelom- terhadap pengetahuan ibu menyusui de-
pok eksperimen 1 (89,30) dan eksperi- ngan Fhitung= 31,893 lebih besar dari
men 2 (90,00) lebih tinggi daripada skor Ftabel=2,355.Keduametodetersebut
70 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 1, PEBRUARI 2014:55 72

Tabel 6. Hasil Analisis Anova Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan tentang


ASI Eksklusif dan Sikap ibu Menyusui
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Pengetahuan Between Groups 2385.010 2 1192.505 31.893 .000
Within Groups 3776.528 101 37.391
Total 6161.538 103
Sikap Between Groups 516.625 2 258.313 4.053 .020
Within Groups 6436.413 101 63.727
Total 6953.038 103

juga berpengaruh terhadap sikap ibu me- pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
nyusui dengan Fhitung= 4,053 lebih besar antara ibu yang diberi penyuluhan dengan
dari Ftabel=2,355. metode buku saku, metode simulasi, dan
tanpa diberi metode apa pun dan dapat
PEMBAHASAN dikatakan bahwa pengetahuan ibu ten-
tang ASI eksklusif antara ibu yang diberi
Pengaruh penyuluhan ASI eksklusif penyuluhan dengan metode buku saku
terhadap pengetahuan ibu menyusui se- dan metode simulasi lebih tinggi daripada
lama pemberian asi di Kecamatan Kani- ibu yang diberi penyuluhan tanpa diberi
goro dapat dijelaskan sebagai berikut. Pe- metode apapun. Dari uraian di atas ter-
nemuan penelitian menunjukkan bahwa lihat bahwa penerapan metode buku saku
terdapat peningkatan pengetahuan setelah dan simulasi sangat efektif untuk me-
diadakan penyuluhan. Hal tersebut meng- ningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI
indikasikan bahwa penerapan metode bu- eksklusif.
ku saku dan metode simulasi dapat efek- Hasil penelitian menunjukkan ter-
tif meningkatkan pengetahuan ibu ten- dapat pengaruh penyuluhan ASI eksklu-
tang ASI eksklusif. Dikarenakan pene- sif terhadap pengetahuan ibu menyusui.
rapan metode buku saku dan simulasi, Pengetahuan ibu sesudah diberikan pe-
dapat memudahkan para ibu memahami nyuluhan mengalami peningkatan dimana
materi dan sharing informasi dengan te- pengetahuan yang sangat signifikan ter-
man sekelompok jika mengalami kesulit- dapat pada pengetahuan tentang manfaat
an. Berdasarkan data tersebut dapat dita- utama ASI eksklusif bagi bayi membukti-
rik kesimpulan bahwa pencapaian penge- kan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan
tahuan ibu tentang ASI eksklusif kelom- kesehatan tentang ASI eksklusif terhadap
pok eksperimen 2 yakni penggunaan si- pengetahuan, di mana terdapat beda rerata
mulasi lebih optimal. Hal ini juga dise- antara sebelum dan sesudah pemberian
babkan metode simulasi dianggap lebih penyuluhan kesehatan. Selain itu
menarik dan memacu semangat ibu mem- menurutAstuti (2002), bahwa metode
pelajari materi tentang ASI eksklusif. pendidikan kesehatan dengan penyuluhan
Keefektifan penerapan metode buku (ceramah) dapat meningkatkan
saku dan simulasi terhadap pengetahuan pengetahuan setelah dilakukan post-test
ibu tentang ASI eksklusif, dapat dilihat dibandingkan dengan pengetahuan pre-
dari nilai pengetahuan ibu tentang ASI test.
eksklusif antara kelompok eksperimen 1 Pengaruh penyuluhan ASI eksklusif
dan 2. Dari hasil uji-t yang telah dilaku- terhadap sikap ibu menyusui selama mem-
kan diperoleh bahwa terdapat perbedaan berikan ASI di Kecamatan kanigoro da-
pat dijelaskan sebagai berikut. Berdasar-
Medhika, dkk., Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif 71

kan hasil analisis menggunakan uji t yang layak untuk mendapatkan makanan pen-
telah dilakukan diperoleh bahwa terdapat damping ASI.
perbedaan sikap ibu menyusui antara ibu Temuan penelitian ini didukung oleh
yang diberi penyuluhan dengan metode hasil penelitian Azmi (2012), yang mem-
buku saku, ibu yang diberi penyuluhan buktikan bahwa penyuluhan tentang ASI
dengan metode simulasi, dan ibu yang Eksklusif berpengaruh terhadap sikap ibu
diberi penyuluhan tanpa diberi metode dalam memberikan ASI eksklusif di Ke-
apapun dan dapat dikatakan bahwa sikap camatan Karangawen Kabupaten Demak.
ibu menyusui yang diberi penyuluhan Selain itu, berdasarkan hasil temuan
dengan metode simulasi lebih tinggi dari- Emilia (2008), menemukan bahwa terda-
pada ibu yang diberi penyuluhan dengan pat pengaruh penyuluhan terhadap ting-
metode buku saku maupun yang tidak di- kat sikap ibu hamil dalam pemberian ASI
beri metode. Dari uraian di atas terlihat eksklusif di Mukim Laure-e Kecamatan
bahwa penerapan metode simulasi sangat Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue
efektif untuk meningkatkan sikap ibu me- (NAD).
nyusui.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, diketahui bahwa dengan SIMPULAN DAN SARAN
adanya intervensi berupa penyuluhan ter- Berdasarkan hasil analisis data dan
nyata dapat mempengaruhi peningkatan pembahasan hasil penelitian maka dapat
sikap seseorang terhadap suatu hal. Sikap diambil simpulan sebagai berikut: (1) Ter-
ibu menyusui tentang ASI eksklusif dipe- dapat pengaruh penyuluhan terhadap
ngaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap tingkat pengetahun ibu menyusui dalam
hal yang sama, serta ada kemungkinan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan
juga sikap sudah ada terbentuk karena Kanigoro, Kabupaten Blitar. Selain itu,
faktor sosial budaya di lingkungan tem- diketahui pula perbedaan pengetahuan
pattinggal. ibu tentang ASI eksklusif antara ibu yang
Selain itu, berdasarkan pengamatan diberi penyuluhan dengan metode buku
yang dilakukan pada ibu-ibu menyusui saku, ibu yang diberi penyuluhan dengan
setelah adanya penyuluhan diketahui metode simulasi, dan ibu yang diberi pe-
bahwa terjadi perkembangan pengetahu- nyuluhan tanpa diberi metode apapun.
an dan sikap ibu menyusui tentang perlu- (2) Terdapat pengaruh penyuluhan ter-
nya ASI eksklusif bagi anak. Hal tersebut hadap tingkat sikap ibu menyusui dalam
dibuktikan dengan adanya kesadaran ibu pemberian ASI eksklusif di Kecamatan
menyusui yang semakin meningkat da- Kanigoro, Kabupaten Blitar. Selain itu
lam pemberian ASI eksklusif kepada diketahui pula perbedaan sikap ibu me-
anaknya. Diperoleh data bahwa usia 02 nyusui antara ibu yang diberi penyuluhan
bulan sudah mulai menggunakan ASI dengan metode buku saku, ibu yang di-
murni, untuk usia 34 bulan ada yang su- beri penyuluhan dengan metode simulasi,
dah menggunakan ASI murni setengah dan ibu yang diberi penyuluhan tanpa
hari sedangkan setengah harinya lagi di diberi metode apapun. Penerapan metode
campur formula. Hal tersebut disebabkan simulasi pada penyuluhan ASI eksklusif
sebagian ibu yang harus meninggalkan lebih efektif untuk meningkatkan sikap
anaknya karena urusan pekerjaan.Sedang- ibu menyusui.
kan untuk usia 56 bulan tetap meng- Berdasarkan hasil penelitian, maka
gunakan susu formula dan makanan pen- dapat disarankan kepada lembaga kese-
damping ASI karena usiatersebut sudah hatan untuk mengadakan sosialisasi pen-
tingnya penggunaan ASI Eksklusif dapat
72 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 37, NO. 1, PEBRUARI 2014:55 72

pula diberikan kepada ibu hamil sebagai Emilia, R.C. 2008. Pengaruh
bentuk pengetahuan dini dalam upaya Penyuluhan Asi Eksklusif terhadap
mewujudkan pemberian ASI secara eks- Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
klusif. Selain itu, kepada petugas kese- di Mukim Laure-e Kecamatan
hatan yang terkait dapat menerapkan me- Simeulue tengah Kabupaten
tode simulasi ini di tempat posyandu Simeulue (NAD) Tahun 2008.
yang lain untuk meningkatkan Skripsi. (Online), (http://usu.ac.id,
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif diakses 20 0ktober 2013).
dan sikap ibu menyusui. Firmansyah, N. 2012. Pengaruh Karakte-
ristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pe-
DAFTAR RUJUKAN ngetahuan dan Sikap Ibu Menyusui
terhadap Pemberian Asi Eksklusif di
Amanda, T. 2008. Indonesia dan ASI. Kabupaten Tuban. Jurnal Kesehatan,
Abstrak Skripsi. Jakarta: Available. 1(1): 68.
(online), (http://aimi-asi.org.htm, di- Puskesmas Kecamatan Kanigoro Kabu-
akses 19 Pebruari 2013). paten Blitar. 2012. Data Pemberian
Astuti. 2002. Efektivitas Penyuluhan ten- ASI Eksklusif. Blitar: Puskesmas Ka-
tang Tanda Bahaya Kehamilan pada nigoro.
Wanita Usia Subur di Desa Rasyida, A. 2012. Bayi yang Diberi ASI
Tambak- rejo Semarang. Terhindar dari Ancaman Lusinan
Azmi, S. 2012. Pengaruh Penyuluhan Penyakit Ini. (Online),
tentang ASI Eksklusif terhadap Si- (http://www.tribunnews.com/2012/12
kap Ibu dalam memberikan ASI Eks- /24/bayi- yang-diberi-asi-terhindar-
klusif di Bidan Tri Yuliastuti AM. dari-ancam- an-lusinan-penyakit-ini,
Keb Kecamatan Karangawen Ka- diakses 19
bupaten Demak. (Online), (http:// Pebruari 2013).
digilib.unimus.ac.id, diakses 20 Ok- Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini
tober 2013). Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Departemen Kesehatan RI. 2005. Mana- Bunda.
jemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI. Triyani, E. 2012. Tingkat Pengetahuan
Ibu Nifas tentang Gizi Ibu Menyusui
di RB Sukoasih Sukoharjo. KTI.
Surakarta: STIK Kusuma Husada.
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

DUKUNGAN INFORMASI BAGI IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN ASI


EKSKLUSIF DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN, YOGYAKARTA

Marsiana Wibowo

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan

InfoArtikel Abstrak
Sejarah Artikel:
Studiinibertujuanmelihatdukunganinformasisepertiapayangditerimaibu-ibume-
Diterima 27 Juni 2015
Disetujui28Desember2015
nyusuidalammemberikanASIEksklusifdiKecamatanGondokusumanYogyakarta.
Dipublikasikan Januari2016 Penelitianiniadalahpenelitiankualitatifdenganpendekatanfenomenologispadatahun
2015. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan focus group discussion. Sub-
Keywords: jekpenelitianiniadalahibudenganASIeksklusif,ibutidakdenganASIeksklusif,suami
Exclusive breastfeeding; dariibumenyusui,danpetugaskesehatan.Pemeriksaankeabsahanpenelitianmeng-
Informational gunakantriangulasimetodedansumber.Analisisnyadenganthematiccontentanalysis.
support; Phenomenological. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwadukunganinformasisangatpentingbagiibuhamil
danmenyusuidalammemberikanASIeksklusif.Ibu-ibumenyusuimendapatkannya
DOI dari berbagai pihak, yaitu dari orang-orang yang berpengaruh (signifcant others), tenaga
http://dx.doi.org/10.15294/ kesehatan, pelayanan kesehatan dan UKBM, serta kemudahan dan kelengkapan akses
kemas.v11i1.3521
informasiASIeksklusif.Informasidarisignificantothersberperanlebihpenting,ka-
renakuatnyaikatanemosionalmenjadikaninformasilebihdapatditerima.Maka,sangat
penting untuk membina lingkungan positif disekitar ibu menyusui agar informasi yang
diterimamampumendorongterwujudnyaASIekslusif.

INFORMATIONSUPPORTFORNURSINGMOTHERTOPROVIDEEXCLUSIVE
BREASTFEEDINGINGONDOKUSUMANSUBDISTRIC,YOGYAKARTA

Abstract
Thepurposeofthisstudywastodeterminewhatkindofinformationalsupporttobreastfeed
exclusivelywhichisreceivedbynursingmothersintheGondokusumanSubdistrict.This
study is qualitative with a phenomenological approach in 2015. In depth interviewsand
FGDareusedfordatacollectiontechniques.Depthinterviewswereconductedtomothers
whoexclusivelybreastfed,motherswhodidn’texclusivelybreastfeed,thehusbandofnursing
mothers,andhealthcareworkers.Thematiccontentanalysisisusedfordataanalysis.These
results indicate that informational support is very important for pregnant and nursing
motherstobeabletoprovideexclusivebreastfeeding.Informationalsupportarefromhealth
workersandsignificantothers,thesupportofhealthcareandUKBM,availabilityofhealth
promotionmedia,completenessofinformation,easieraccessofinformation.Information
from significant others have more important role, because of the closer emotional
factor. Therefore,nursingmothersneedtobuildapositiveenvironment.

© 2016 Universitas Negeri Semarang

 Jalan Prof. Dr. Soepomo,


Alamat korespondensi:
Warungboto, Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta, Indonesia Email : ISSN 1858-1196
marsiana.wibowo@ikm.uad.ac.id
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Pendahuluan provinsiuntukDaerahIstimewaYogyakarta.
Kesehatan merupakan investasi bagi Kota Yogyakarta mempunyai sebarantenaga
manusia, karena tanpa kesehatan, manusia kesehatan dan tempat pelayanan kesehatan
tidak dapat berproduksi. Upaya dalam yangcukupbaik.Halinisudahseharusnya
berinvestasikesehatandimulaisejakmanusiadi menjadi faktor pemudah masyarakat kota
dalam kandungan. Nutrisi yang baik bagijanin untuk mengakses informasi yang memadai
danketikaialahir.AirSusuIbu(ASI)adalah tentang kesehatan terutama ASI eksklusif.
nutrisiyangidealbagibayidanberkontribusi Upaya kesehatan ditingkat kota sebenarnya
bagi pertumbuhannya. ASI adalah makanan tidak kalah dibandingkan dengan upaya di
pertamadanpilihanterbaikbagibayipada kabupaten.Setiappuskesmasselalumelakukan
awal kehidupannya. ASI bermanfaat bagi konseling kesehatan terkait dengan kesehatan
bayi,sepertinutrisiyangbaik,meningkatkan ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
kecerdasan, meningkatkan sistem kekebalan Koordinasi dengan posyandu dan kader
tubuh, dan signifikan mengurangi risiko kesehatan di setiap RW selalu dilakukan setiap
penularan penyakit infeksi. Manfaattersebut puskesmaspadasetiapbulan.Namun,belum
didapatdenganmemberikanASIeksklusifpada mampu mendongkrak perilaku pemberian ASI
usia6bulanpertama(Riordan,2010).WHO eksklusifpadabayiusia0-6bulan.
menegaskan dalam penelitiannya, menyusui Data menunjukkan bahwa terdapat
merupakan proses alamiah, anak-anak di kesenjangan cakupan ASI eksklusif di setiap
seluruhduniaakantumbuhdanberkembang kecamatan di Kota Yogyakarta. Cakupan
secaraoptimaljikamengkonsumsiairsusuibu, terendah adalah di wilayah Kecamatan
sertafaktornutrisidanlingkunganmempunyai Gondokusuman Yogyakarta, yaitu 23,2 % pada
pengaruh yang lebih besar daripadafaktor tahun 2011 (Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta,
genetik dalam pertumbuhan anak-anak 2012). Capaian ASI eksklusif 23,2% pada
(Riordan,2010). wilayah kerja Kecamatan Gondokusuman
Berdasarkan Keputusan Menteri jauhdaricakupankotapadatahun2011,yaitu
Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/X/2003 40,24%,angka nakses informasi dan pelayanan
tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/ kesehatandiwilayahinicukupmudah.Terdapat
Kota menyebutkan bahwa target cakupan ASI 2 puskesmas dan 1 puskemas pembantu,
eksklusif tahun 2010 adalah 80%. Namun beberapa bidan praktik, dan klinik bersalin.
hinggatahun2010,target80%tersebutbelum Dibley (2010), berdasarkan hasil penelitiannya
bisatercapai,yaknihanya61,5%secaranasional. merekomendasikansebuahupayayanglebih
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan keras harus dilakukan oleh Indonesia untuk
PPNo.33Tahun2012tentangASIeksklusif. praktikASIeksklusif.Perluadatindakandalam
Upaya pemerintah melalui PP ini menekankan mengurangi konsumsi susu formula pada usia
sebuah kewajiban bagi ibu menyusui untuk 0-6bulanbahkanhingga2tahun.Seorangibu
memberikanASIsecaraeksklusifkepadabayi membutuhan dukungan yang memadaiagar
mereka. Upaya ini tentunya tidak lepas dari mampu memberikan ASI eksklusifselama
dukungan tenaga kesehatan serta instansi 6 bulan. Walaupun dalam prosentasi yang
pelayanan kesehatan. Selama pemberian sedikit, namun 23,2% ibu menyusui telah
ASI, pihak keluarga, pemerintah daerah,dan mampu memberikan ASI eksklusifkepada
masyarakat harus mendukung ibu secara bayi mereka. Dukungan informasi yang seperti
penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas apayangditerimaibu-ibumenyusuitersebut
khusus.Perluupayayanglebihkeras(Amran, hingga mampu menyelesaikan ASIeksklusif.
2013), untuk meningkatkan pengetahuan Apakah sebagian ibu-ibu yang tidak mampu
dan merubah perilaku ibu menyusui agar menyelesaikanASIeksklusiftidakmendapatkan
memberikanASIsecaraoptimal,makatenaga informasiyangmemadaitentangASIeksklusif.
kesehatan perlu meningkan perannyadalam Perumusan masalah dalam penelitian ini
memberikan informasi tentang pemberian ASI adalah:dukunganinformasisepertiapayang
eksklusif. diterima ibu-ibu menyusui di Kecamatan
Kota Yogyakarta adalah ibu kota Gondokusuman Daerah IstimewaYogyakarta
97
Marsiana Wibowo / Dukungan Informasi Bagi Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif

dalam mewujudkan ASI eksklusif. Studi ini


bertujuanuntukmelihatdukunganinformasi pembantu di wilayah ini. Ketiga puskesmas
apasajayangditerimaibu-ibumenyusuidi tersebutberdiriditengahpadanyapenduduk
Kecamatan Gondokusuman Darah Istimewa dan aktivitas. Wilayah Gondokusuman adalah
YogyakartadalammewujudkanASIeksklusif. wilayah yang cukup ramai, banyakberdiri
pertokoan yang cukup besar sertasekolah-
Metode sekolahbaiknegeriatauswasta,bank,serta
Penelitian ini merupakan penelitian rumahsakit,klinik,sertadokterpraktek.Oleh
kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. karena itu, selain memanfaatkan pelayanan
Pendekataniniberusahamelihatsecaradekat kesehatan di puskesmas, masyarakat di
interpretasi individual tentang pengalaman- wilayah Kecamatan Gondokusuman juga
pengalamannya (Emzir, 2010). Penelitian memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
ini dilakukan di Kecamatan Gondokusuman lainnya seperti rumah sakit pemerintah,rumah
KotaYogyakarta.Subjekpenelitianiniterdiri sakit swasta, klinik dokter praktek swasta,
dari2kelompok,yaitukelompokinforman dan klinik kesehatan lainnya yang cukup
inti dan informan pendukung. Informan banyak tersedia di wilayah KotaYogyakarta.
inti dalam penelitian ini adalah ibu-ibu Dengan demikian, masyarakat diKecamatan
menyusui di Kecamatan Gondokusuman yang Gondokusumanmempunyaiaksesyangmudah
tidak memberikan ASI secara eksklusif dan dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan.
memberikanASIsecaraeksklusifkepadabayi Unit Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
merekapadausia6bulanpertamadanbayi (UKBM)sepertiposyandudanPAUDdimiliki
merekaberusialebihdari6bulanhingga12 setiapRWdiKecamatanGondokusuman.Hal
bulan(6bulan<usiabayi≤12tahun)yang inimengindikasikaninformasidanpemantauan
berjumlah 8 orang. Informan inti dipilih kesehatansecaradekatbisadiaksesdenganbaik
dengan cara purposif dengan kriteria maximum olehmasyarakat.
variation, yaitu memilih informan inti Dukungan informasi merupakan
berdasarkan tujuan tertentu dan mendapatkan dukungan yang diterima ibu menyusui dari
variasi informasi. Informan pendukung terdiri oranglainberupanasehat,saran,daninformasi
dari 2 kelompok, yaitu pertama adalahpetugas yang dapat digunakan untuk mengatasi
kesehatan yang memegang program tentang permasalahannya dalam memberikan ASI
ASIeksklusifyaitubagianGizidiPuskesmas secara eksklusif kepada bayi mereka. Ibu-
Gondokusuman1dan2.Pustuyangberdiridi ibu menyusui mengungkapkan betapa
wilayah kecamatan ini masih didalamnaungan pentingnya informasi dalam mempersiapkan
dari Puskesmas Gondokusuman 1.Informan diri memberikan ASI serta menjaga agar
pendukungyangkeduaadalahsuamidariibu dapat memberikan ASI secara eksklusif,
menyusui,baikyangmemberikanASIEksklusif apalagi bagi ibu-ibu muda denganpengalaman
maupun tidak. Teknik pengambilan data pertama mempunyai bayi. Beberapa informan
menggunakanwawancaramendalamdanFocus mengatakan bahwa ia telah mendapatkan
Group Discussion (FGD). Peneliti melakukan informasi tentang ASI dan ASI Eksklusif
wawancara kepada seluruh informan yang semenjakhamil.
berjumlah 12 orang dan FGD kepada ibu-ibu “Awal tahu hamil itu, kadang...awal hamiltu...
menyusuiyangmempunyaibayidenganusia paling ibu, ibu mertua, sama tetangga-
lebihdari6bulanhingga12bulan(6bulan< tetanggasuruhbanyakmakanee..yangbanyak
usia bayi ≤ 12tahun). mengandung buat anu..air susu, kaya mbayung,
kaya gitu, terus daun katuk, terus kacang-
kacangan, kaya gitu. Terus dibersihinininya,
Hasil dan Pembahasan kadangpakebabyoilitu,biarpori-porinyaputing
itu bersih, itu aja. Pas mandi massage lah,kaya
Kecamatan Gondokusuman merupakan gitu”.
kecamatanterluaskeduadiKotaYogyakarta. (Informan 7)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan,
disediakan 2 puskesmas dan 1puskesmas Kuotasi di atas memberitahukan bahwa
orang-orangterdekatlahyangberperanpenting

98
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Tabel 1. Dukungan Informasi Bagi Ibu-Ibu Menyusui di Kecamatan Gondokusuman Kota


Yogyakarta
Dukungan informasi
Akses informasi dari significant Ibu dan Mertua
others
Suami
Kader kesehatan
Tetangga
Orang lain yang berpengalaman
Akses Informasi dari tenaga Informasi dari bidan, dokter praktek, dokter dan bidan puskesmas, perawat
kesehatan
Pemberian informasi ASI sesuai usia kehamilan ibu
Akses informasi daripelayanan Rumah Sakit
kesehatan danUKBM
Puskesmas
Rumah Bersalin
Posyandu
PAUD
Kemudahanaksesinformasi Tersedianyaberbagaimediapromosikesehatandiberbagaiinstansiyankes
Variasi media promosi kesehatan : buku, poster, leaflet, spanduk, video,
media massa, internet
Pemasangan media promosi kesehatan di tempat strategis
Informasi tentang ASI diterima dari awal kehamilan
Kelengkapaninformasi Memerah,menyimpan,danmemberikanASIperahdenganbaikdanbenar
CaramemerahASIdengantangandanalat
Perawatanpayudarauntukmenyusui
Bank ASI
Cara menyusui
Gizi ibu hamil untuk persiapan menyusui
Tempat Penitipan Anak yang pro ASI
Sumber : Data Primer

dalam menginformasikan persiapanmenyusui. Dikemukakan oleh petugaskesehatan,


Tentunya alasan kuat tentang mengapa mereka bahwaedukasiASIdanASIeksklusifdiberikan
harusmemberikanASIsecaraeksklusifharus kepada ibu hamil pada kehamilan trimester
mereka terima sejakdini. 3melaluikonselingASIdankonselinggizi.
“Tentang ASI biasanya kalo Bidan yang Tentunya banyak media yang bisa diakses
ngopyak- ngopyak (memberi dorongan)...”nanti oleh ibu-ibu menyusui, seperti leaflet,poster,
eksklusiflho ya Bu (kata Bidan)”, biasanya ya
mendekati... (maksudnya mendekati kelahiran). sertaaksesinformasisecaramandiriviamedia
Mendekati itu udah mulai diingetin “eksklusif lho internet. Seperti kutipan ucapan informan
ya (pesan bidan)””
(Ibu menyusui eksklusif dengan paritas 2) sebagai berikut:
“Heeh,disuruhini...”Gapa-paBu,kaloemanghari “Itu ada manfaatnya Mbak. Soalnya kan buat
pertamakedua,mungkinpalinglamasatuminggu, kita
ASInyaemangbelumbanyak,karenapenyesuaian. kanbuatnyusuinanaknya.Jadidisituadapamflet,
Tapi kita harus mantap kalo kita mau menyusui. adapengumuman,caramenyusuisepertiini,terus
Dari situ, nanti naluri seorang ibu tu ASI nya nantisebelummenyusuiharusbagaimana,setelah
akan keluar dengan sendirinya. Mau ga mau menyusui harus bagaimana. Itu ya bermanfaat
harus disusuin walaupun itu ga keluar, disusuin bagikita”.
terus, kanan kiri nanti kelamaan akan keluar”, (Ibumenyusuieksklusifyangmengakespelayanan
seperti itu (informasi dari bidan yang diberikan Puskesmas).
kepada informan yang berhasil memberikan ASI Selain berbagai sumber informasi
Eksklusif)...”
(Ibu menyusui eksklusif dengan status sosial di atas, Usaha Kesehatan Bersumberdaya
ekonomimenengahkebawahdanparitaskedua) Masyarakat (UKBM) juga memegang peranan
“Kalo cara memberikannya diberitahu, “gini loh penting.Informanpenelitiantinggaldiwilayah
Bu”,itujugakitadiruangmenyusuiituadavideo
cara awal memberikan ASI itu kita disetelkan Kecamatan Gondokusuman yang mempunyai
(diputarkan) di situ, ada bimbingan. Pokoknya UKBM aktif, seperti posyandu dan PAUD.
biar bayi itu belajar mengenal puting susu dulu.
Pokoknya lama lah, setengah jam, satu jam ga Parainformanmengakumemanfaatkanakses
masalah, awal-awalnya itu memang belum mereka ke posyandu dan Pos Pendidikan
keluar,
dibaru...yowes,pokoknyamainanaja.Harikedua Anak Usia Dini (PAUD). Kader kesehatan di
baru mulaikeluar-keluar..” dalamUKBMmelaksanakantugasnyadalam
(Ibu menyusui eksklusif paritas lebih dari 1).

99
Marsiana Wibowo / Dukungan Informasi Bagi Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif

menginformasikan dan memantau pemberian


ASI secara eksklusif. lingkup positif di sekitar wanita menyusui.
Perhatian orang terdekat, seperti ibu
“...kalobatitanyaataupunyangini,akulebihdapat di
PAUD. Kan ada PAUD nya juga, disitu nanti memang tidak dapat dipungkiri, bahkan
kadangsebulansekaliatauduaminggusekalisuka semenjak hamil pun ibu menyusui telah
adapenyuluhannya,yangmasihmenyusui...”
(Ibu menyusui dengan paritas 1)
mendapatkan dukungan informasi dari orang
tua. Selain itu, suami adalah pasangan ibu
Dukungan informasi adalah bantuan menyusui yang mempunyai kontribusibesar
secara nyata dan bantuan jasa yang secara dalam kesuksesan pemberian ASI eksklusif.
langsungmembantuorangyangmembutuhkan Wahyuningsih (2013), menunjukkan dalam
(House, 1981 cit Lloyd, 1995). Paco (2010), studinya bahwa ibu yang mendapatkan
mengemukakan bahwa program social dukungan informasi dari suami adalah
marketing diperlukan untuk meningkatkan kelompokibuyangmampumemberikanASI
akses ibu menyusui dalam mendapatkan eksklusif dengan jumlah tertinggi dibanding
informasi dan meningkatkan prevalensi yang mendapat dukungan sosial yang lain.
menyusui. Dukungan informasi bisadidapat Ibu yang mendapatkan dukungan suami
dariberbagaisumber.Kim(2001),menyebutkan (Ramadani, 2010), mempunyai kecerendungan
bahwa seorang perempuan bisa mendapatkan memberikanASIeksklusif2kalilebihbesar
informasi mengenai ASI eksklusif dariberbagai dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan
sumber, keluarga, teman, media cetak,classes dukungan dari suami. Mitchell danMitchell-
prenatal,dantenagakesehatan.Keputusanibu Box(2013),mengemukakankeefektifanedukasi
menyusui(Gross,2015)untukmemberikanASI yang dilakukan kepada suami ibu menyusui
kepada anak mereka dipengaruhi oleh banyak dalam meningkatkan inisiasi menyusui dan
faktor, diantaranya kondisi kontekstual dari ASIeksklusif.
ibu tersebut. Diperlukan sebuah pendekatan Salah satu deteminan kesehatan
kesehatan masyarakat untuk promosi ASI (Simon, 1995) adalah lingkungan sosial.
yang lebih luas diluar karakterstik individu Lingkungan sosial ini dapat berupa kegiatan
dariibumenyusui,sepertiriwayatdansosial sosial kemasyarakatan, diantaranyainteraksi
budaya yang mendasari pemberian ASI. Hal antar manusia, teman, lingkungan tempat
yang dihindari adalah pemberian susuformula tinggal, kelompok kegiatan kemasyarakatan
sehingga gagal ASI ekslusif. Kondisi ibudan merupakan sumber informasi yang mudah
dukungan tenaga kesehatan (Susanto, 2015) diakses oleh wanita menyusui dalam
mempengaruhi ibu memberikan susu formula lingkungan sosial. Wilayah Kecamatan
pada bayi, walaupun tingkat pengetahuan ibu Gondokusuman merupakan lingkungan
baikdanberpendidikantinggi. dengan aktivitas masyarakat yang cukup
Pada zaman sekarang, mencari dan padat. Kegiatan kemasyarakatan seperti
mendapatkan informasi sangat mudah. UKBM (Usaha Kesehatan Bersumberdaya
Teknologi informasi seperti internet Masyarakat), salah satunya adalah Posyandu.
menyediakan berbagai informasi yang Salah satu manfaat Posyandu bagi masyarakat
dibutuhkan, termasuk ASI eksklusif. Giglia adalah memperoleh kemudahan mendapatkan
(2014), tidak merekomendasikan internet informasi dan pelayanan kesehatan bagiibu,
sebagai satu-satunya sumber informasitentang bayi, dan balita (Pusat Promosi Kesehatan
menyusuipadaperiodesebelumdansesudah Kementrian Kesehatan, 2012). Kemanfaatan
persalinan. Internet boleh dijadikan rujukan Posyandu telah diakses oleh ibu-ibu menyusui
sebagai eksplorasi informasi. Orang-orang di Kecamatan Gondokusuman. Di setiap
terdekatlah yang mempunyai peran besar RW telah berdiri posyandu yang mampu
dalam memberikan dukungan informasi. membantu masyarakat menerima informasi
Chen(2011),mengatakanbahwateman-teman kesehatan serta turut memantau kesehatan
dankerabatmempunyaiasosiasiyangpositif masyarakat, termasuk pemberian ASI secara
dengan durasi seorang ibu dalam eksklusif lewat peran serta kader kesehatan.
menyusui. Peran kader kesehatan di masyarakat tidak
Haltersebutmenekankanpentingnyamembina kalah pentingnya. Berkaitan denganASI

100
KEMAS11(2)(2016)xx-xx

Eksklusif, kader kesehatan posyandu berperan masyarakat, puskesmas mempunyai peran


mengajak keluarga untuk mendorong ibu pentingdalammeningkatkanderajatkesehatan
dalammemberikanASIEkslusifdariusia0-6 masyarakat,khususnyasatukecamatanyang
bulan agar bayi tumbuh sehat. Selain itu,kader merupakanwilayahkerjanya.WargaKecamatan
wajib menginformasikan tata cara kesuksesan Gondokusuman dapat mengakses dengan
pemberian ASI secara eksklusif (Pusat Promosi mudah pelayanan kesehatan di Puskesmas.
KesehatanKementrianKesehatan,2012). Pada wilayah ini tersedia 2 buah puskesmas
Ibu-ibu menyusui di Kecamatan dan 1 buah puskesmas pembantu. Ketika
Gondokusuman sebenarnya mempunyai akses berkunjungdipuskesmas,wargadapatdengan
yang mudah dalam mendapatkan informasi mudahmengaksesinformasiyangtersediadi
mengenai ASI eksklusif. Mudahnya mengakses sana, terutama ASI eksklusif. Tentunya tidak
pelayanan kesehatan, tersedianya tenaga hanyamediasajayangdisediakanpuskesmas
kesehatan, serta orang-orang berpengaruhdi dalam rangka investasi kesehatan bagi bayi,
sekitar ibu-ibu menyusui yang selalu memberi namun berbagai upaya seperti penyebarluasan
dukungan. Atabik (2013), memberikan informasi mengenai ASI eksklusif oleh petugas
saran berdasarkan hasil penelitiannya, ibu kesehatan semenjak bayi di dalam kandungan.
sebaiknya lebih aktif mencari informasi Pemberian informasi dan motivasimengenai
tentang pentingnya memberi ASI eksklusif, ASI eksklusif diberikan semenjak hamil,
guna meningkatkan pengetahuan agardapat sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini sudah
menyusuianaknyasecaraeksklusif.Selainitu dilakukanolehpetugaskesehatandiPuskesmas
diharapkan dapat mengubah persepsi tentang Gondokusuman1maupun2,baikolehbidan
pemberian makanan tambahan saat bayi yang melakukan ANC, maupun petugasgizi
berusia sebelum 6 bulan itu tidak benar.Bagi danbaikdenganmemberikanleafletmaupun
pelayanan kesehatan diharapkan memberikan konseling dengan pasien. Raharjo (2014),
informasi tentang pentingnya memberi ASI mengemukakan dalam penelitiannya bahwa
eksklusifkepadabayiumur0-6bulan.Kornides peran bidan berpengaruh secara siknifikan
(2013), menyebutkan dalam hasilpenelitiannya terhadap praktik IMD dan praktik ASI
bahwa penyedia pelayanan kesehatan harus eksklusif.Perantenagakesehatan(Arts,2011),
fokus pada peningkatan pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pembuatan
prenatal tentang manfaat menyusui untuk keputusan pemberian ASI secara eksklusif,
meningkatakan kemungkinan ibu akan karena pengambil keputusan mendukung
memulai dan melanjutkan pemberian ASI pemberian ASI eksklusif ketika mereka
eksklusif. Begitu pula Jang (2010), menyatakan mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan.
bahwaedukasimenyusuisangatpentinguntuk Hal tersebut dikarenakan mereka menganggap
memulai proses menyusui dan dukungan tenaga kesehatan lebih paham tentangASI
dari pelayanan kesehatan seperti dukungan eksklusif. Namun, tenaga kesehatan tidak
dari tenaga kesehatan sangat penting untuk mempunyai kemampuan yang cukup untuk
membantumempertahankanpemberianASI. mengedukasi seperti melakukan konseling
Wijaya (2013), melakukan penelitian di Jawa kepadasasaran.BerdasarkanhasilSriningsih
Tengahjugamenyimpulkanbahwaedukasigizi (2011), menyarakan perlunya penyuluhan
dankesehatanselamakehamilanmerupakan manajemen laktasi yang diberikan kepada
faktor pemungkin untuk meningkatkan ibu-ibu pada saat antenatal, intanatal, dan
pengetahuan, sikap, dan praktek menyusui. prenataluntukkeberhasilanmenyusuisecara
Edukasikepadacalonayahjugapenting,seperti eksklusif. Fikawati (2009), mengatakanedukasi
dikemukakan oleh Maycock (2013),bahwa saat antenatal lebih penting daripada setelah
keterlibatan suami dalam edukasi antenatal persalinan, hal ini dikarenakan pengaruh-
mempunyai peran dalam pemberian makan pengaruh seperti iklan susu formula yang
bayiyangoptimal,yaituASI. sangat berpengaruh dalam menggagalkan
Sebagai institusi pelayanan kesehatan pemberian ASI, terutama pada ibu yang
tingkat primer, penyelenggaran pelayanan berpendidikan rendah. Selain itu, ibu hamil
kesehatan perorangan dan kesehatan dan menyusui mendapatkan sebuah media,

101
Marsiana Wibowo / Dukungan Informasi Bagi Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif

berupa buku yang disebut dengan Buku


KesehatanIbudanAnak(BukuKIA).Buku UKBM,sertamendapatkankemudahanakses
KIA memberikan informasi yang lengkap dankelengkapanaksesinformasitentangASI
tentangkesehatanibuhamil,ibumelahirkan, eksklusif. Significant others mempunyaiperan
ibunifas,ibumenyusui,dankesehatananak. yang penting dalam memberikan dukungan
Kronborg (2011), mengemukakan perlunya informasi karena faktor keterikatan emosional
metode promosi kesehatan berdasarkan dengan ibu menyusui. Oleh karena itu,
teori yang ada seperti pelatihan dan praktek membina lingkungan yang positif disekitar ibu
yang dipandu serta bagaimanamemobilisasi menyusuiadalahhalyangpentingdilakukan
dukungansosialkepadaiumenyusi.Dukungan bagiibumenyusuiagarinformasiyangditerima
dariibumenyusijugaharusmembahasaspek- mampu mendorong terwujudnyapemberian
aspek psikososial dan praktek menyusui ASIekslusif.
untuk mencegah penghentian prematur.
Selain dukungan informasi dari tenaga Ucapan Terima Kasih
kesehatan, dukungan informasi dari kelompok Ucapan terima kasih diberikan kepada
sebaya lebih efektif dalam berbagi informasi Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
seputar menyusui. Ibu-ibu (Ichsan, 2015), yangtelahmemberikanijinuntukmelakukan
yang mengikuti program pendukung ibu penelitian di wilayah kerjanya. Terima kasih
memiliki pengetahuan dan sikap yang lebih jugakamiucapkankepadapetugaskesehatan
tinggisecarabermaknadibandingyangtidak Puskesmas Gondokusuman, Kader Kesehatan
mengikuti.Seperti hasil dari penelitian Sudfeld di Kecamatan Gondokusuman, serta ibu-ibu
(2012), bahwa dukungan kelompoksebaya menyusuiyangbersediaberpartisipasi.
mampumeningkatkandurasipemberianASI
eksklusif di negara berpendapatan rendah dan Daftar Pustaka
menengah, sehingga mulai muncul budaya Amran, Y., & Amran, V. Y. A. (2013).
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
untuk mengurangi pengkonsumsian susu
Menyusui Dan Dampaknya Terhadap
formula.Sudahseharusnyaaktivitasibubekerja Pemberian Asi Eksklusif. Jurnal Kesehatan
di luar rumah bukan dijadikan alasan untuk Reproduksi, 3(1): 52–61.
menghentikan pemberian ASI, namun menjadi Atabik, A. 2012. Faktor Ibu Yang Berhubungan
sebuah motivasi untuk dapat memberikan ASI Dengan Praktik Pemberian Asi Ekklusif di
secara eksklusif bahkan mempertahankannya Wilayah Kerja Puskesmas Pamotan.
hingga 2 tahun. Penelitian ini menunjukkan Unnes Journal Of Public Health, 1(1): 1–9.
bahwa ibu bekerja harus mempunyai Arts,M.,etal.2011.Knowledge,beliefs,andpractices
kesabaran dan ketekunan dalam memerah dan regarding exclusive breastfeeding of infants
memberikan ASI perah kepada bayi mereka younger than 6 months in Mozambique: a
qualitative study. Journal of human
ketikaditinggalbekerja.Dukunganinformasi
lactation: official journal of International
dalam tata cara memerah, menyimpan, dan Lactation Consultant Association, 27(1):25–
memberikan ASI perah dapat diaksesinforman 32.
daritenagakesehatanmaupunmedia-media. Chen,P.G.,Johnson,L.W.,&Rosenthal,M.S.2011.
Dukunganinformasitersebutdidapatinforman Sources of Education About Breastfeeding
dari tenaga kesehatan dan media sosial. and Breast Pump Use: What Effect do
Oleh karena itu, perlu disediakan konseling they Have on Breastfeeding Duration? An
menyusuibagiibubekerja(Iellamo,2015). Analysis of the Infant Feeding Practices
SurveyII.MaternalandChildHealthJournal,
Penutup 16(7):1421–1430
Dibley,M.J.,Senarath,U.,&Agho,K.E.2010.Infant
Ibu-ibu menyusui di Kecamatan
and young child feeding indicators across
GondokusumanYogyakartatelahmendapatkan nineEastandSoutheastAsiancountries:an
dukungan informasi dari berbagai pihak, yaitu analysisofNationalSurveyData2000–2005.
dari orang-orang yang berpengaruh bagi PublicHealthNutrition.13(9):1296-1303.
ibumenyusui(signifcantothers),daritenaga Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, 2012. Profil
kesehatan,daripelayanankesehatandan Kesehatan Kota Yogyakarta 2011.
Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta.
102
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

:Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Maycock, B. et al. 2013. Education andSupport
Fikawati, S., & Syafiq, A. 2009. Penyebab for Fathers Improves Breastfeeding Rates:
Keberhasilan dan Kegagalan Praktik ARandomizedControlledTrial.Journalof
PemberianASIEksklusif.JurnalKesehatan Human Lactation, 29(4):484–490.
Masyarakat Nasional, 4(3):120–131. Mitchell-Box,K.M.,&Braun,K.L.2013.Impact of
Giglia,R.,&Binns,C.2014.Theeffectivenessof the male-partner-focused interventions on
internet in improving breastfeeding breastfeeding initiation, exclusivity, and
outcomes: a systematic review. Journal continuation. Journal of Human Lactation,
of Human Lactation : Official Journal 29(4),473–479.
of International Lactation Consultant Paco, A.D., et al. 2010. The role of marketing in
Association, 30(2):156–60. thepromotionofbreastfeeding.Journalof
Gross, T. T. et al. 2015. WIC peer counselors’ Medical Marketing, 10:199–212
perceptions of breastfeeding in PusatPromosiKesehatanKementrianKesehatanRI.
AfricanAmerican women withlower 2012AyokePosyanduSetiapBulan.Jakarta:
incomes.JournalofHumanLactation,31(1): Kementrian KesehatanRI.
99–110. Raharjo, BB. 2014. Profil Ibu Dan Peran Bidan
Ichsan,B.,Salimo,H.&Soebijanto,H.A.A.2013. Dalam Praktik Inisiasi Menyusu Dini Dan
Keefektifan Program Kelompok Pendukung AsiEksklusif.JurnalKemas,8(1):113–120.
Ibu Dalam Mengubah Perilaku Ibu Ramadani,M.,&Hadi,E.N.(2010).Dukungan
Menyusui.JurnalKemas,8(2):113–120. Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di
Iellamo, A., Sobel, H., & Engelhardt, K. (2015). Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota
Working Mothers of the World Health Padang,SumateraBarat.JurnalKesehatan
Organization Western Pacific Offices: Masyarakat Nasional, 4(6):269–274.
Lessons and Experiences to Protect, Riordan,J.&Wambach,K.2010.Breastfeedingand
Promote, and Support Breastfeeding. Journal HumanLactationFourthEdition.Sudbury:
of Human Lactation, 31(1): 36–39. Jones and BartlettPublisher.
Jang, G.-J. & Kim, S.-H., 2010. Effects of breast- Sriningsih,I.2013.FaktorDemografi,Pengetahuan
feeding education and support services on IbuTentangAirSusuIbuDanPemberianAsi
breast-feeding rates and infant’s growth. Eksklusif.JurnalKemas,8(2):113–120.
JournalofKoreanAcademyofNursing,40(2): Sudfeld,C.R.,Fawzi,W.W.&Lahariya,C.2012.Peer
277–86. supportandexclusivebreastfeedingduration
Kim, H. & Kovach, A.C. 2001. Information and in low and middle-income countries: a
SocialSupportRegardingBreastfeeding:A systematic review and meta-analysis. PloS
SurveyofMothersinSeoul,SouthKorea. one, 7(9):45143.
JournalofKoreanAcademyofNursing,31(7): Susanto,H.,Wilar,R.,&Lestari,H.2015.Faktor-
1151–1159. faktor yang mempengaruhi pemberian susu
Kronborg, H., & Kok, G. 2011. Development formula pada bayi yang dirawat di ruang
of a Postnatal Educational Program for nifasRSUP.JurnalE-Clinic,3(1):161–168.
Breastfeeding Mothers in Community Wahyuningsih, D. & Machmudah. 2013. Dukungan
Settings: Intervention Mapping as aUseful Suami Dalam Pemberian Asi Eksklusif.
Guide. Journal of Human Lactation, 27(4): JurnalKeperawatanMaternitas,1(2):93–101.
339–349. Wijaya-Erhardt,M.,Muslimatun,S.&Erhardt,J.G.
Kornides, M. & Kitsantas, P., 2013. Evaluation 2013. Effect of an educational intervention
of breastfeeding promotion, support, and relatedtohealthandnutritiononpregnant
knowledge of benefits on breastfeeding women in the villages of Central Java
outcomes. Journal of child health care: for Province, Indonesia. Health Education
professionals working with children in the Journal, 0 (0):1–12.
hospital and community, 17(3): 264–73.

103

Anda mungkin juga menyukai