ABSTRAK
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayi namun, di Indonesia belum
dilaksanakan sepenuhnya. Beberapa ibu gagal memberikan ASI ekslusif karena merasa produksi ASI nya tidak
cukup untuk bayinya. Hasil penelitian (UNICEF) tahun 2005-2011 menunjukkan bahwa bayi di Indonesia yang
mendapat ASI selama 6 bulan pertama sebanyak 32% dan 50% anak diberikan ASI hingga usia 23 bulan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI salah satunya yaitu metode kelahiran bayi. Cara persalinan
dapat mempengaruhi jumlah atau produksi ASI yang dihasilkan. Produksi ASI merupakan jumlah ASI yang
keluar, serta kelancaran ASI pada ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi
asi pada ibu dengan persalinan normal dan sectio caesarea di desa Wonosari Kecamatan Patebon Kabupaten
Kendal. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross-Sectional dan teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu Non Probability Sampel dengan Purposive Sampling dengan sampel
110 orang. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,006
(p<0,05) artinya terdapat perbedaan antara produksi ASI pada ibu dengan metode persalinan normal dan
persalinan Sectio Caesarea di Desa Wonosari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.
ABSTRACT
The provision of breast milk provides many benefits for mothers and babies but, in Indonesia, it has not been
fully implemented. Some mothers fail to provide exclusive breastfeeding because they feel that ASI production is
not enough for their baby. Research results (UNICEF) in 2005-2011 showed that babies in Indonesia who
received ASI during the first 6 months were 32% and 50% of children were breastfed until the age of 23 months.
The factors that influence ASI production are one of them is the method of birth of the baby. The mode of
delivery can affect the amount of production of milk produced. Breast milk production is the amount of breast
milk that comes out, as well as the smoothness of breast milk in nursing mothers. This study aims to determine
the differences in breast milk production in mothers with normal labor and cesarean section in the village of
Wonosari, Patebon District, Kendal Regency. This study uses a descriptive correlation design with Cross-
Sectional approach and the sampling technique used is Non Probability Samples with Purposive Sampling with
a sample of 110 people. The results of statistical analysis using the Chi-Square test obtained a p-value of 0.006
(p <0.05), meaning that there was a difference between breast milk production in mothers with normal labor
methods and Sectio Caesarea delivery in Wonosari Village, Patebon District, Kendal District.
mengeluarkan produksi ASI (Chartons lipat dalam tahun-tahun terakhir ini, dari
dkk, 2009). 12% pada tahun 1990 menjadi 21% pada
Cara persalinan dapat mempengaruhi tahun 2000. Antara tahun 2005-2006,
jumlah pemberian ASI, pada bayi 23,5% kelahiran terjadi melalui bedah
ditemukan untuk jumlah pasien Sectio sesar dan lebih dari separunya merupakan
Caesarea lebih sedikit memberikan ASI bedah sesar darurat (The Information
dibandingkan dengan pasien yang Center, 2007).
mengalami persalinan normal. Untuk Indonesia angka persalinan Sectio
jumlah persalinan Sectio Caesarea yang Caesarea mengalami peningkatan tiap
memberikan ASI sebanyak 14 ibu dan tahunnya. Peningkatan CSR (Caesarian
yang tidak memberikan ASI ada 25 ibu, Sectio Rate) tersebut adalah 15%. Di
sedangkan untuk persalinan normal yang Rumah Sakit Pemerintah rata-rata 20%
memberikan ASI sebanyak 21 ibu dan sementara di Rumah Sakit Swasta >30%
yang tidak memberikan ASI sebanyak 39 dari total jumlah persalinan (Dinas
ibu, ini sesuai dengan penelitian yang Kesehatan Yogyakarta, 2008).
dilakukan oleh (Bayu, 2013). Berdasarkan data tersebut, Dinas
Hasil artikel penelitian yang telah Kesehatan Yogyakarta pada tahun 2008
dituliskan oleh (Desmawati, 2013) menyatakan CSR di Rumah Sakit
didapatkan bahwa waktu pengeluaran ASI Pemerintah harus dibawah 20% dari total
pada pasien Sectio Caesarea lebih lambat persalinan dan dirumah sakit swasta di
dibanding ibu yang melahirkan normal. bawah 15% per tahun. Berdasarkan data
Keterlambatan pemberian ASI pada pasien dari Dinas Kesehatan Kendal bulan
Sectio Caesarea dapat disebabkan oleh Januari-Juli 2017 dari 30 kecamatan yang
beberapa faktor, diantaranya posisi ada di Kota Kendal cakupan persalinan di
menyusui yang kurang tepat, nyeri pasca tolong NAKES yaitu 60,20% di wilayah
operasi, mobilisasi yang kurang dan Kabupaten Kendal (DKK Kendal, 2017).
adanya rawat pisah ibu-anak. Ibu yang Hasil wawancara yang telah
mengalami persalinan normal menurut dilakukan oleh peneliti di Desa Wonosari
(Atikah, 2009) akan mempengaruhi Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal,
stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin didapatkan 6 dari 10 ibu dengan persalinan
dalam memproduksi ASI, Psikologis ibu secara normal menyatakan bahwa ibu
dapat mempengaruhi kurangnya produksi memberikan ASI nya selama 6 bulan dan
ASI antara lain adalah ibu yang berada menghasilkan ASI dalam jumlah yang
dalam keadaan stres, kacau, marah, dan cukup untuk keperluan bayinya secara
sedih, kurang percaya diri, terlalu lelah, penuh tanpa memberikan makanan
ibu tidak suka menyusui, serta kurangnya pendamping apapun. Sedangkan 3 dari 5
dukungan dan perhatian keluarga dan ibu dengan riwayat persalinan secara
pasangan kepada ibu. Selain itu pola Sectio Caesarea jumlah produksi ASI pada
makan atau nutrisi ibu adalah salah satu ibu sedikit, dan banyak anggapan ibu
penentu keberhasilan ibu untuk menyusui, pasca melahirkan persalinan Sectio
sehingga dibutuhkan bagi ibu menyusui Caesarea membutuhkan waktu yang lebih
300-500 kalori tambahan setiap hari untuk lama untuk pulih dibandingkan dengan
dapat sukses menyusui bayinya. persalinan normal sehingga produksi ASI
Berdasarkan survey yang dilakukan nya terhambat untuk keluar dan
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) membiasakan ibu-ibu untuk memberikan
selama 2007-2008, china menduduki makanan tambahan berupa susu formula,
urutan pertama sebagai Negara dengan madu maupun pisang.
tingkat bedah sesar sampai 46% dari total Berdasarkan latar belakang dan
persalinan. Begitu juga di Inggris angka fenomena di atas maka peneliti tertarik
bedah sesar meningkat hampir dua kali untuk melakukan penelitian yang berjudul
HASIL PENELITIAN
Tabel 1.
Usia ibu dengan metode persalinan normal maupun Sectio Caesarea (n=110)
Variabel Mean SD Minimum Maksimum
Usia 24.84 3.36 20 32
Tabel 1 menunjukkan bahwa usia tertuanya adalah 32 tahun. Rata-rata usia
termuda ibu yang melahirkan dengan ibu yang melahirkan dengan metode Sectio
metode Sectio Caesarea maupun secara Caesarea maupun secara normal adalah
normal adalah 20 tahun, sedangkan usia 24. 84 tahun.
Tabel 2.
Karakteristik ibu dengan metode persalinan normal dan Sectio Caesarea (n=110)
Karakteristik Responden f %
Pendidikan:
Tidak Sekolah 8 7.3
SD 10 9.1
SMP 26 23.6
SMA 58 52.7
Akademi/PT 8 7.3
Pekerjaan :
Bekerja 33 30
Tidak Bekerja 77 70
Urutan kelahiran Anak:
Anak Pertama 72 65.5
Bukan anak pertama 38 34.5
Proses Persalinan
Normal 59 53.6
Sectio Caesarea 51 46.4
Produksi ASI
Lancar 43 72.9
Tidak Lancar 16 27.1
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui tidak bekerja yaitu sebanyak 70%.
bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan Berdasarkan tabel 2 juga menunjukkan
dengan metode Sectio Caesarea maupun bahwa sebagian besar ibu yang menjadi
secara normal berpendidikan SMA yaitu responden dalam penelitian ini adalah ibu
sebanyak 52,7%, sedangkan ibu yang tidak yang melahirkan anak pertama yaitu
berpendidikan, SD, SMP, dan 65.5%, proses persalinan normal (53.6%)
akademi/perguruan tinggi, masing-masing dan produksi ASI ibu lancar yaitu
adalah 7.3%, 9.1%, 23.6%, dan 7.3%. sebanyak 72.9%.
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas ibu
Tabel 3.
Perbedaan Produksi ASI Pada Ibu Dengan Persalinan Normal dan Sectio Caesarea (n=110)
Proses Produksi ASI Total
Pesalinan Tidak Lancar Lancar p-value
f % f % f %
Sectio Caesarea 27 52,9 24 47,1 51 100,0 0,006
Normal 16 27,1 43 72,9 59 100,0
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa mengalami dan mempersiapkan proses
hasil analisis dengan uji chi square kehamilan serta kelahiran. Hal ini
diperoleh nilai p-value sebesar 0,006. Nilai menunjukan bahwa usia mempunyai
p-value sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05, pengaruh terhadap kehamilan dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa persalinan yaitu umur 20-35 tahun, karena
terdapat perbedaan produksi ASI pada ibu pada saat tersebut Rahim sudah siap
dengan persalinan normal dan sectio menerima kehamilan, mental sudah
caesarea di Desa Wonosari Kecamatan mampu merawat bayi dan dirinya.
Patebon Kabupaten Kendal. Sedangkan usia <20 tahun dan <35 tahun
merupakan usia yang beresiko tinggi
PEMBAHASAN terhadap kehamilan dan persalinan (Padila,
1. Usia 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata usia ibu yang pernah melakukan 2. Pendidikan
persalinan baik secara normal maupun Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sectio Caesareadi Desa Wonosari sebagian besar ibu yang pernah melakukan
Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal persalinan baik secara normal maupun
adalah 25 tahun. Artinya bahwa sebagian Sectio Caesareadi Desa Wonosari
besar ibu menyusui berada pada usia Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal
muda, dimana pada usia muda biasanya memiliki latar belakang pendidikan
memiliki produksi ASI yang besar. Hal ini menengah, yakni SMA. Hasil penelitian
sesuai atau senada dengan pendapat ini mendukung teori yang disampaikan
Firmansyah (2011), yang menyatakan oleh Stuart (2007) yang dikutip Lucky
bahwa ibu-ibu yang lebih muda atau wijaya sari (2015), bahwa tingkat
usianya kurang dari 35 tahun lebih banyak pendidikan seorang individu akan
untuk menghasilkan produksi ASI berpengaruh terhadap kemampuan
daripada ibu-ibu yang usianya lebih tua. berpikir. Semakin tinggi tingkat
Sedangkan ibu yang berumur 19-23 tahun pendidikan akan semakin mudah seseorang
pada umumnya dapat menghasilkan cukup berpikir rasional dan berpikir cepat dalam
ASI dibandingkan dengan yang berumur menyelesaikan masalah, sedangkan
tiga puluhan karena fisiologis tubuh yang seorang yang memiliki tingkat
masih baik (Firmasyah, 2011). pengetahuan yang rendah maka dalam
Prawirohardjo (2008) dalam menghadapi serta menyelesaikan masalah
menjelaskan bahwa umur mempengaruhi juga akan kurang rasional. Pernyataan ini
seseorang dalam mempengaruhi tindakan. didukung juga dengan hasil penelitian
Pada aspek psikologis atau mental, taraf Saleh (2011) yang mengatakan bahwa
berpikir seseorang menjadi semakin tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
matang dan dewasa. Faktor kognitif pemberian ASI.
merupakan domain sangat penting dalam Hasil ini sejalan dengan penelitian
membentuk tindakan seseorang. Usia ibu Anggrita (2009) di Medan bahwa tidak
yang paling baik dan siap untuk hamil dan dijumpai hubungan yang bermakna antara
melahirkan yaitu pada usia 20-35 tahun, pendidikan ibu menyusui terhadap
usia tersebut usia yangmatang untuk pemberian ASI. Hal ini tidak sejalan
dimana kelancaran ASI mendapatkan hasil luar (Indarti, 2015). Apabila ibu bersalin
sebagian besar produksi ASI lancar secara Sectio Caesarea, maka ada
berjumlah 29 (70,7%) dari total beberapa hal ketidaknyamanan yang dapat
keseluruhan 41 responden yang dimana dirasakan meski operasi dijalakan sesuai
produksi ASI nya mentes dan memancar standar operasionalnya. Beberapa hari
deras saat dihisap oleh bayi. pertama pasca persalinan, akan timbul rasa
nyeri hebat yang kadarnya dapat berbeda-
6. Metode Persalinan bedapada setiap ibu. Terutama jika ibu
Berdasarkan hasil penelitian diberikan anastesi umum, ibu relative tidak
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di sadar untuk dapat mengurus bayinya dijam
Desa Wonosari Kecamatan Patebon pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka
Kabupaten Kendal melakukan persalinan operasi membuat proses menyusui sedikit
dengan normal yaitu berjumlah 59 orang. terhambat. Sementara itu, bayi mungkin
Hasil ini mendukung pendapat Saifuddin mengantuk dan tidak responsive untuk
(2010), yang menyatakan hampir sebagian menyusu, terutama jika ibu mendapatkan
besar persalinan merupakan persalinan obat-obatan penghilang sakit sebelum
normal, hanya sebagian saja (12-15%) operasi (Indarti, 2015).
merupakan persalinan patologik. Hasil ini Menurut Sarwono (2014) metode
juga sejalan dengan hasil penelitian Lucky persalinan merupakan cara atau teknik
Wijaya Sari (2015), yang menyatakan yang biasa dipilih oleh seorang ibu untuk
sebagian besar kejadian persalinan normal. melahirkan anaknya, terdapat beberapa
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan metode persalinan diantaranya adalah
Pristiani (2010) hasil menunjukkan bahwa persalinan spontan, Sectio Caesarea,
metode persalinan paling banyak yaitu vacum dan forcep. Tindakan vacum,
normal 78 orang (59,09%). Sedangkan forcep, dan Sectio Caesarea pada ibu
hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hamil biasanya ibu mengalami kelelahan,
Litti (2014) hasil menunjukkan bahwa kecapekan, kesakitan dan mengalami
sebagian besar responden memilih metode kecemasan yang membuat hormon kortisol
persalinan Sectio Caesarea yaitu 22 naik dalam darah. Hormon kortisol yang
responden (55,0%). tinggi akan mempengaruhi laktasi, kortisol
Metode persalinan normal yang tinggi menyebabkan produksi
merupakan proses lahirnya bayi pada letak hormon oksitosin terhambat sehingga
belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu berpengaruh dengan tidak sempurnanya
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak refleks let-down untuk mengularkan
melukai ibu dan bayi yang umumnya produsksi ASI (Chartons dkk, 2009).
berlangsung kurang dari 24 jam. Banyak
sekali manfaat yang di dapat diperoleh 7. Hubungan Antara Metode Persalinan
apabila ibu bersalin secara normal. Normal Dan Persalinan Sectio
Persalinan normal memiliki resiko yang Caesarea Dengan Produksi ASI
minim, seperti resiko terjadinya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendarahan yang tidak berlebihan oleh terdapat terdapat perbedaan produksi ASI
Indarti (2015), yang menyebutkan bahwa pada ibu dengan persalinan normal dan
persalinan normal merupakan persalinan sectio caesarea di Desa Wonosari
yang dimulai secara normal dan memiliki Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal
resiko rendah pada awal persalinan dan dengan kata lain jenis persalinan
tetap demikian selama proses persalinan, mempengaruhi kualitas produksi ASI.
dan setelah persalinan ibu dan bayi dalam Hasil ini sesuai dengan teori bahwa
keadaan baik. kualitas dan kuantitas ASI dapat
Metode persalinan Sectio Caesarea dipengaruhi proses persalinan. Proses
merupakan persalinan dengan bantuan dari persalinan yang normal sangat mendukung
dalam pemberian ASI khususnya sejam secara normal berpendidikan SMA yaitu
atau lebih setelah persalinan. Persalinan sebanyak 52,7%, sedangkan ibu yang tidak
yang normal akan memudahkan ibu berpendidikan, SD, SMP, dan
langsung berinteraksi segera dengan si akademi/perguruan tinggi, masing-masing
bayi. Jika bayi tidak diberikan ASI dengan adalah 7.3%, 9.1%, 23.6%, dan 7.3%.
segera, bayi sudah mulai mengantuk dan Mayoritas ibu tidak bekerja yaitu sebanyak
mengalami kesulitan untuk memegang 70%. Hasil penelitian juga menunjukkan
puting dengan efektif. Temuan penelitian bahwa sebagian besar ibu yang menjadi
ini juga mendukung hasil penelitian Lucky responden dalam penelitian ini adalah ibu
Wijaya Sari (2015), yang menyatakan ada yang melahirkan anak pertama yaitu
hubungan antara jenis persalinan dengan 65.5%, proses persalinan normal (53.6%)
onset laktasi. dan produksi ASI ibu lancar yaitu
Menurut Proverawati dan sebanyak 72.9%. Hasil uji statistik dengan
Rahmawati (2010) terdapat berbagai faktor uji chi square diperoleh nilai p-value
yang mempengaruhi produksi ASI, antara sebesar 0,006. Disimpulkan bahwa
lain : Usia kehamilan saat melahirkan, terdapat perbedaan produksi ASI pada ibu
stress dan penyakit akut, konsumsi dengan persalinan normal dan sectio
alkohol, pil kontrasepsi,dan metode caesarea di Desa Wonosari Kecamatan
kelahiran bayi. Menurut Indiarti (2015) Patebon Kabupaten Kendal.
proses kelahiran dengan Sectio Caesaraea
menjadi kendala untuk menyusui, terutama DAFTAR PUSTAKA
dihari-hari awal setelah melahirkan. Jika Anggrita, K. (2009). Hubungan
ibu diberikan anastesi ibu relativetidak Karakteristik Ibu Menyusui terhadap
sadar untuk dapat mengurus bayinya dijam PemberianASI Ekslusif di Wilayah
pertama setelah bayi lahir. Meskipun ibu Kerja Puskesmas Medan Amplas
mendapat epidural yang membuatnya tetap Tahun 2009. Skripsi. Medan:
sadar, kondisi luka operasi dibagian perut Fakultas Kedokteran. Universitas
relative membuat proses menyusui sedikit Sumatera Utara.
terhambat. Menurut Cox (2006) bahwa
ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya pada Atikah & Siti. (2009). Menarche
hari-hari pertama setelah melahirkan Menstruasi Pertama Penuh
disebabkan jenis persalinan, jenis Makna.Yogyakarta : Nuha Medika.
persalinan Sectio Caesarea dan persalinan
Charton C., Colon P., & Pla F. (2009).
normal. Ibu akan mengalami kekurangan
Shrinkage stress in light-cured
produksi ASI disebabkan akibat dari
composite resins : Influence of
persalinan Sectio Caesarea, karena efek
material and photoactivtion mode. J
dari obat anastesi tersebut yang
Dent Mater; 23 : 911-20
menyebabkan produksi ASI terhambat.
Akibat, dari tertundanya ASI tersebut, ibu Departemen Kesehatan RI, 2011. Profil
memustuskan untuk memberikan makanan Kesehatan Indonesia tahun 2011.
prelaktal pada bayi yaitu makanan atau JakartaDepartemen Kesehatan
minuman buatan yang diberikan bayi
sebelum ASI keluar. Desmawati. (2013). “Penentu Kecepatan
Pengeluaran Air Susu Ibu Setelah
SIMPULAN Sectio Caesarea.“Artikel Penelitian
Rata-rata usia ibu yang melahirkan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN
dengan metode Sectio Caesarea maupun Veteran”. 2013: h.360-363.
secara normal adalah 24. 84 tahun.
Sebagian besar ibu yang melahirkan Dinkes Jateng,. (2013). Upayakan Kejar
dengan metode Sectio Caesarea maupun Target MDG’s.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, (2014). Nurheti Yuliarti. (2010). Keajaiban ASI-
Profil Kesehatan Yogyakarta. Makanan Terbaik
untukKesehatan,Kecerdasan, dan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta:
(2013). Buku saku kesehatan.http : CV. ANDI.
www.dinkesjatengprov.go.id di
unduh 1 Juni 2015. Padila. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Indiarti. (2015). Panduan Terbaik Medika. Peraturan Pemerintah
Kehamilan, Persalinan, Dan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
Perawatan Bayi.Yogyakarta: 2012. Pemberian AirSusu Ibu
Indoliterasi. Eksusif. Jakarta.
Litti, M. (2014). Hubungan Pengetahuan Prasetyono, D.S. (2009). ASI Ekslusif
Ibu Hamil Tentang Resiko Sectio Pengenalan, Praktik dan
Caesarea Dengan Pilihan Metode Kemanfaatannya. Diva Press.
Persalinan di Puskesmas Dulalowo Yogyakarta.
Kecamatan Kota Tengah Kota
Gorontalo. Skripsi. Universitas Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu
NegeriGorontalo. Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina
pusaka.
Lucky wijaya sari. 2015. Hubungan jenis
persalinan dengan onset laktasi Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu
padaibu post partum di RS PKU Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Muhammadiyah. Yogyakarta
Proverawati & Rahmawati. (2010). ASI &
Mardeyati. 2007. Hubungan Status Menyusui. Jakarta: Nuha Medika.
Pekerjaan Dengan Kepatuhan Ibu
Memberikan ASI Ekslusif Di RSUP Prsitiani, D. (2010). Hubungan Usia Ibu
DR. Sardjito Yogyakarta. Bersalin Dengan Metode Persalinan
http://docs.google.comJy]wer?a=v& diRumah Sakit Umum Daerah
gcache:bCDeXVKRj8oJ:arc.ugm.ac. (RSUD) Koja Jakarta Utara.
id/fiIes/Abst (3890-H-2007).pdf. Skripsi.Universitas Esa Unggul.
Mulyani. (2013). Buku Ajar neonates,bayi UNICEF. (2011). ASI Eksklusif Tekan
& balita. Yogyakarta : Nuha Nedika Angka Kematian Bayi Indonesia
dalamhttp://situs.kesrepro.info/kia/ag
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi u/2006/kia03.htm.
Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Wawan, A dan M,Dewi (2010). Teori &
Jakarta: Rineka Cipta.. Pengukuran Pengetahuan Sikap
danPerilaku Manusia. Nuha Medika,
Yogyakarta.