Anda di halaman 1dari 10

Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU DENGAN PERSALINAN NORMAL DAN


SECTIO CAESAREA

Novi Indrayati*, Andriyani Mustika Nurwijayanti, Eva Mia Latifah


Program Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, Kendal
*Email: noviindrayati68@yahoo.com

ABSTRAK
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayi namun, di Indonesia belum
dilaksanakan sepenuhnya. Beberapa ibu gagal memberikan ASI ekslusif karena merasa produksi ASI nya tidak
cukup untuk bayinya. Hasil penelitian (UNICEF) tahun 2005-2011 menunjukkan bahwa bayi di Indonesia yang
mendapat ASI selama 6 bulan pertama sebanyak 32% dan 50% anak diberikan ASI hingga usia 23 bulan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI salah satunya yaitu metode kelahiran bayi. Cara persalinan
dapat mempengaruhi jumlah atau produksi ASI yang dihasilkan. Produksi ASI merupakan jumlah ASI yang
keluar, serta kelancaran ASI pada ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi
asi pada ibu dengan persalinan normal dan sectio caesarea di desa Wonosari Kecamatan Patebon Kabupaten
Kendal. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross-Sectional dan teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu Non Probability Sampel dengan Purposive Sampling dengan sampel
110 orang. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,006
(p<0,05) artinya terdapat perbedaan antara produksi ASI pada ibu dengan metode persalinan normal dan
persalinan Sectio Caesarea di Desa Wonosari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

Kata kunci: produksi asi, persalinan normal, persalinan sectio caesare

ABSTRACT
The provision of breast milk provides many benefits for mothers and babies but, in Indonesia, it has not been
fully implemented. Some mothers fail to provide exclusive breastfeeding because they feel that ASI production is
not enough for their baby. Research results (UNICEF) in 2005-2011 showed that babies in Indonesia who
received ASI during the first 6 months were 32% and 50% of children were breastfed until the age of 23 months.
The factors that influence ASI production are one of them is the method of birth of the baby. The mode of
delivery can affect the amount of production of milk produced. Breast milk production is the amount of breast
milk that comes out, as well as the smoothness of breast milk in nursing mothers. This study aims to determine
the differences in breast milk production in mothers with normal labor and cesarean section in the village of
Wonosari, Patebon District, Kendal Regency. This study uses a descriptive correlation design with Cross-
Sectional approach and the sampling technique used is Non Probability Samples with Purposive Sampling with
a sample of 110 people. The results of statistical analysis using the Chi-Square test obtained a p-value of 0.006
(p <0.05), meaning that there was a difference between breast milk production in mothers with normal labor
methods and Sectio Caesarea delivery in Wonosari Village, Patebon District, Kendal District.

Keywords: breastmilk production, normal delivery and delivery of sectio caesarea

PENDAHULUAN ASI merupakan makanan terbaik


Pemberian ASI diatur didalam bagi bayi karena memiliki keunggulan dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia keistimewaan sebagai nutrisi dibandingkan
nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian sumber nutrisi lainnya. ASI mengandung
Air Susu Ibu Ekslusif. Pasal 6 menegaskan komponen makro dan mikro. Contoh
bahwa setiap ibu yang melahirkan harus komponen makro seperti karbohidrat,
memberikan ASI Ekslusif kepada bayi protein, dan lemak, serta komponen mikro
yang dilahirkannnya. Menurut Peraturan yang terdiri atas vitamin dan mineral. ASI
Pemerintah nomor 33 tahun 2012 pasal 6 juga mengandung zat antibodi yang
dapat disimpulkan target capaian ASI berperan sebagai sistem pertahanan
Ekslusif di Indonesia adalah 100%. dinding saluran pencernaan terhadap
Program Peningkatan Pemberian ASI (PP- infeksi. ASI tidak hanya bermanfaat bagi
ASI) khususnya ASI Eksklusif mempunyai tubuh bayi saja, tetapi juga bermanfaat
dampak yang luas terhadap status gizi ibu bagi Ibu, yaitu manfaat dari aspek
dan bayi.

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 95


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

kontrasepsi, kesehatan, serta psikologi di Kota Kendal cakupan pemberian ASI


(Mulyani, 2013). esklusif tergolong masih rendah, dari
Pemberian ASI di Indonesia belum jumlah Bayi umur 0-6 bulan 7886 di
dilaksanakan sepenuhnya. Upaya Kabupaten Kendal hanya 305 bayi umur 0-
meningkatkan perilaku menyusui pada ibu 6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif,
yang memiliki bayi khususnya ASI yaitu hanya 3,9% dari seluruh populasi
Eksklusif masih dirasa kurang. Dari hasil bayi yang berumur 0-6 bulan yang ada di
penelitian United Nation Child’s Fund wilayah Kabupaten Kendal (DKK Kendal,
(UNICEF) dari tahun 2005 hingga 2011 2010).
didapati bayi Indonesia yang mendapat Berbagai faktor dapat mempengaruhi
ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama keberhasilan pemberian ASI ekslusif salah
adalah sebanyak 32% dan didapati 50% satunya adalah produksi ASI. Menurut
anak diberikan ASI Eksklusif sehingga Proverawati dan Rahmawati (2010)
usia 23 bulan. Tetapi persentase ini masih menyebutkan bahwa terdapat berbagai
rendah bila dibandingkan dengan negara faktor yang mempengaruhi produksi ASI,
berkembang lain seperti Bangladesh antara lain meliputi frekuensi menyusui,
didapati 43% anak diberikan ASI berat lahir, umur kehamilan saat
Eksklusif selama 6 bulan dan 91% anak melahirkan, stres dan penyakit akut,
mendapat ASI sehingga usia 23 bulan konsumsi alkohol, pil kontrasepsi, dan
(UNICEF, 2011). metode kelahiran bayi. Menurut Indiarti
Departemen Kesehatan RI (Depkes) (2015) proses kelahiran dengan C-sectio
melalui Program Perbaikan Gizi menjadi penghambat sukses menyusui,
Masyarakat telah menargetkan cakupan terutama di hari-hari awal setelah
ASI Eksklusif sebesar 80%. Rekomendasi melahirkan. Jika ibu diberikan anastesi ibu
pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 relatif tidak sadar untuk dapat mengurus
bulan tampaknya masih terlalu sulit untuk bayinya di jam pertama setelah bayi lahir.
dilaksanakan. Data Survei Demografi dan Meskipun ibu mendapat epidural yang
Kesehatan Indonesia 1997-2007 membuatnya tetap sadar, kondisi luka
memperlihatkan terjadinya penurunan operasi di bagian perut relatif membuat
prevalensi ASI Eksklusif dari 40,2% pada proses menyusui sedikit terhambat.
tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada Sementara itu, bayi mungkin mengantuk
tahun 2003 dan 2007. 8,9%. Setelah dan tidak responsif untuk menyusu,
dilakukan survey diperoleh hasil dari terutama jika ibu mendapatkan obat-obatan
presentase pemberian ASI Eksklusif pada penghilang sakit sebelum operasi.
bayi 0-6 bulan pada tahun 2013 sebesar Menurut Sarwono (2014) metode
54,3%, sedikit meningkat bila persalinan merupakan cara atau teknik
dibandingkan dengan tahun 2012 yang yang biasa dipilih oleh seorang ibu untuk
sebesar 48,6%. melahirkan anaknya. Ada beberapa metode
Jawa Tengah tercatat pada tahun persalinan diantaranya persalinan spontan,
2011 ibu yang memberikan ASI Ekslusif sectio caesaria, vacum dan forcep.
sebesar 45,1%, kemudian mengalami Tindakan vacum, forcep, sectio caesaria
penurunan pada tahun 2012 sebesar pada ibu hamil biasanya ibu mengalami
34,5%. Pada tahun 2013 ASI Ekslusif kelelahan, kecapekan, kesakitan dan
mengalami peningkatan yang besar yaitu mengalami kecemasan yang membuat
68%, tetapi cakupan tersebut tergolong hormon kortisol naik dalam darah.
masih rendah mengingat target pemberian Hormon kortisol yang tinggi akan
ASI Eksklusif adalah sebesar 80% (Profil mempengaruhi laktasi, kortisol yang tinggi
Kesehatan Indonesia, 2013). Berdasarkan menyebabkan produksi hormon oksitosin
data dari Dinas Kesehatan Kendal bulan terhambat sehingga berpengaruh dengan
Januari 2011 dari 30 Kecamatan yang ada tidak sempurnanya refleks letdown untuk

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 96


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

mengeluarkan produksi ASI (Chartons lipat dalam tahun-tahun terakhir ini, dari
dkk, 2009). 12% pada tahun 1990 menjadi 21% pada
Cara persalinan dapat mempengaruhi tahun 2000. Antara tahun 2005-2006,
jumlah pemberian ASI, pada bayi 23,5% kelahiran terjadi melalui bedah
ditemukan untuk jumlah pasien Sectio sesar dan lebih dari separunya merupakan
Caesarea lebih sedikit memberikan ASI bedah sesar darurat (The Information
dibandingkan dengan pasien yang Center, 2007).
mengalami persalinan normal. Untuk Indonesia angka persalinan Sectio
jumlah persalinan Sectio Caesarea yang Caesarea mengalami peningkatan tiap
memberikan ASI sebanyak 14 ibu dan tahunnya. Peningkatan CSR (Caesarian
yang tidak memberikan ASI ada 25 ibu, Sectio Rate) tersebut adalah 15%. Di
sedangkan untuk persalinan normal yang Rumah Sakit Pemerintah rata-rata 20%
memberikan ASI sebanyak 21 ibu dan sementara di Rumah Sakit Swasta >30%
yang tidak memberikan ASI sebanyak 39 dari total jumlah persalinan (Dinas
ibu, ini sesuai dengan penelitian yang Kesehatan Yogyakarta, 2008).
dilakukan oleh (Bayu, 2013). Berdasarkan data tersebut, Dinas
Hasil artikel penelitian yang telah Kesehatan Yogyakarta pada tahun 2008
dituliskan oleh (Desmawati, 2013) menyatakan CSR di Rumah Sakit
didapatkan bahwa waktu pengeluaran ASI Pemerintah harus dibawah 20% dari total
pada pasien Sectio Caesarea lebih lambat persalinan dan dirumah sakit swasta di
dibanding ibu yang melahirkan normal. bawah 15% per tahun. Berdasarkan data
Keterlambatan pemberian ASI pada pasien dari Dinas Kesehatan Kendal bulan
Sectio Caesarea dapat disebabkan oleh Januari-Juli 2017 dari 30 kecamatan yang
beberapa faktor, diantaranya posisi ada di Kota Kendal cakupan persalinan di
menyusui yang kurang tepat, nyeri pasca tolong NAKES yaitu 60,20% di wilayah
operasi, mobilisasi yang kurang dan Kabupaten Kendal (DKK Kendal, 2017).
adanya rawat pisah ibu-anak. Ibu yang Hasil wawancara yang telah
mengalami persalinan normal menurut dilakukan oleh peneliti di Desa Wonosari
(Atikah, 2009) akan mempengaruhi Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal,
stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin didapatkan 6 dari 10 ibu dengan persalinan
dalam memproduksi ASI, Psikologis ibu secara normal menyatakan bahwa ibu
dapat mempengaruhi kurangnya produksi memberikan ASI nya selama 6 bulan dan
ASI antara lain adalah ibu yang berada menghasilkan ASI dalam jumlah yang
dalam keadaan stres, kacau, marah, dan cukup untuk keperluan bayinya secara
sedih, kurang percaya diri, terlalu lelah, penuh tanpa memberikan makanan
ibu tidak suka menyusui, serta kurangnya pendamping apapun. Sedangkan 3 dari 5
dukungan dan perhatian keluarga dan ibu dengan riwayat persalinan secara
pasangan kepada ibu. Selain itu pola Sectio Caesarea jumlah produksi ASI pada
makan atau nutrisi ibu adalah salah satu ibu sedikit, dan banyak anggapan ibu
penentu keberhasilan ibu untuk menyusui, pasca melahirkan persalinan Sectio
sehingga dibutuhkan bagi ibu menyusui Caesarea membutuhkan waktu yang lebih
300-500 kalori tambahan setiap hari untuk lama untuk pulih dibandingkan dengan
dapat sukses menyusui bayinya. persalinan normal sehingga produksi ASI
Berdasarkan survey yang dilakukan nya terhambat untuk keluar dan
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) membiasakan ibu-ibu untuk memberikan
selama 2007-2008, china menduduki makanan tambahan berupa susu formula,
urutan pertama sebagai Negara dengan madu maupun pisang.
tingkat bedah sesar sampai 46% dari total Berdasarkan latar belakang dan
persalinan. Begitu juga di Inggris angka fenomena di atas maka peneliti tertarik
bedah sesar meningkat hampir dua kali untuk melakukan penelitian yang berjudul

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 97


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

“perbedaan antara produksi ASI pada ibu Cross-Sectional. Peneliti menggunakan


dengan metode persalinan normal dan teknik Non Probability Sampel dengan
persalinan Sectio Caesarea di Desa Purposive Sampling untuk pengambilan
Wonosari Kecamatan Patebon Kabupaten sampel sebanyak 110 orang. Analisis
Kendal”. univariat pada penelitian ini menggunakan
distribusi frekuensi, sedangkan analisis
METODE PENELITIAN bivariat menggunakan uji Chi-Square.
Desain penelitian ini Menggunakan
deskriptif korelasi dengan pendekatan

HASIL PENELITIAN
Tabel 1.
Usia ibu dengan metode persalinan normal maupun Sectio Caesarea (n=110)
Variabel Mean SD Minimum Maksimum
Usia 24.84 3.36 20 32
Tabel 1 menunjukkan bahwa usia tertuanya adalah 32 tahun. Rata-rata usia
termuda ibu yang melahirkan dengan ibu yang melahirkan dengan metode Sectio
metode Sectio Caesarea maupun secara Caesarea maupun secara normal adalah
normal adalah 20 tahun, sedangkan usia 24. 84 tahun.

Tabel 2.
Karakteristik ibu dengan metode persalinan normal dan Sectio Caesarea (n=110)
Karakteristik Responden f %
Pendidikan:
Tidak Sekolah 8 7.3
SD 10 9.1
SMP 26 23.6
SMA 58 52.7
Akademi/PT 8 7.3
Pekerjaan :
Bekerja 33 30
Tidak Bekerja 77 70
Urutan kelahiran Anak:
Anak Pertama 72 65.5
Bukan anak pertama 38 34.5
Proses Persalinan
Normal 59 53.6
Sectio Caesarea 51 46.4
Produksi ASI
Lancar 43 72.9
Tidak Lancar 16 27.1
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui tidak bekerja yaitu sebanyak 70%.
bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan Berdasarkan tabel 2 juga menunjukkan
dengan metode Sectio Caesarea maupun bahwa sebagian besar ibu yang menjadi
secara normal berpendidikan SMA yaitu responden dalam penelitian ini adalah ibu
sebanyak 52,7%, sedangkan ibu yang tidak yang melahirkan anak pertama yaitu
berpendidikan, SD, SMP, dan 65.5%, proses persalinan normal (53.6%)
akademi/perguruan tinggi, masing-masing dan produksi ASI ibu lancar yaitu
adalah 7.3%, 9.1%, 23.6%, dan 7.3%. sebanyak 72.9%.
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas ibu

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 98


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Tabel 3.
Perbedaan Produksi ASI Pada Ibu Dengan Persalinan Normal dan Sectio Caesarea (n=110)
Proses Produksi ASI Total
Pesalinan Tidak Lancar Lancar p-value
f % f % f %
Sectio Caesarea 27 52,9 24 47,1 51 100,0 0,006
Normal 16 27,1 43 72,9 59 100,0
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa mengalami dan mempersiapkan proses
hasil analisis dengan uji chi square kehamilan serta kelahiran. Hal ini
diperoleh nilai p-value sebesar 0,006. Nilai menunjukan bahwa usia mempunyai
p-value sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05, pengaruh terhadap kehamilan dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa persalinan yaitu umur 20-35 tahun, karena
terdapat perbedaan produksi ASI pada ibu pada saat tersebut Rahim sudah siap
dengan persalinan normal dan sectio menerima kehamilan, mental sudah
caesarea di Desa Wonosari Kecamatan mampu merawat bayi dan dirinya.
Patebon Kabupaten Kendal. Sedangkan usia <20 tahun dan <35 tahun
merupakan usia yang beresiko tinggi
PEMBAHASAN terhadap kehamilan dan persalinan (Padila,
1. Usia 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata usia ibu yang pernah melakukan 2. Pendidikan
persalinan baik secara normal maupun Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sectio Caesareadi Desa Wonosari sebagian besar ibu yang pernah melakukan
Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal persalinan baik secara normal maupun
adalah 25 tahun. Artinya bahwa sebagian Sectio Caesareadi Desa Wonosari
besar ibu menyusui berada pada usia Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal
muda, dimana pada usia muda biasanya memiliki latar belakang pendidikan
memiliki produksi ASI yang besar. Hal ini menengah, yakni SMA. Hasil penelitian
sesuai atau senada dengan pendapat ini mendukung teori yang disampaikan
Firmansyah (2011), yang menyatakan oleh Stuart (2007) yang dikutip Lucky
bahwa ibu-ibu yang lebih muda atau wijaya sari (2015), bahwa tingkat
usianya kurang dari 35 tahun lebih banyak pendidikan seorang individu akan
untuk menghasilkan produksi ASI berpengaruh terhadap kemampuan
daripada ibu-ibu yang usianya lebih tua. berpikir. Semakin tinggi tingkat
Sedangkan ibu yang berumur 19-23 tahun pendidikan akan semakin mudah seseorang
pada umumnya dapat menghasilkan cukup berpikir rasional dan berpikir cepat dalam
ASI dibandingkan dengan yang berumur menyelesaikan masalah, sedangkan
tiga puluhan karena fisiologis tubuh yang seorang yang memiliki tingkat
masih baik (Firmasyah, 2011). pengetahuan yang rendah maka dalam
Prawirohardjo (2008) dalam menghadapi serta menyelesaikan masalah
menjelaskan bahwa umur mempengaruhi juga akan kurang rasional. Pernyataan ini
seseorang dalam mempengaruhi tindakan. didukung juga dengan hasil penelitian
Pada aspek psikologis atau mental, taraf Saleh (2011) yang mengatakan bahwa
berpikir seseorang menjadi semakin tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
matang dan dewasa. Faktor kognitif pemberian ASI.
merupakan domain sangat penting dalam Hasil ini sejalan dengan penelitian
membentuk tindakan seseorang. Usia ibu Anggrita (2009) di Medan bahwa tidak
yang paling baik dan siap untuk hamil dan dijumpai hubungan yang bermakna antara
melahirkan yaitu pada usia 20-35 tahun, pendidikan ibu menyusui terhadap
usia tersebut usia yangmatang untuk pemberian ASI. Hal ini tidak sejalan

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 99


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

dengan penelitian yang dilakukan oleh melahirkan. Sebelum pemberian ASI


Mardeyanti (2007) di Yogyakarta bahwa berakhir secara sempurna, ibu harus
didapati hubungan antara pendidikan ibu kembali bekerja. Kegiatan atau pekerjaan
menyusui terhadap pemberian ASI dan ibu sering kali dijadikan alasan untuk tidak
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan ibu memberikan ASI, terutama yang tinggal di
yang rendah meningkatkan resiko ibu perkotaan (Prasetyono, 2009).
untuk tidak memberikan ASI.
Hasil penelitian anggrita sejalan 4. Paritas
dengan teori yang dikemukakan oleh Berdasarkan hasi penelitian dapat
(Notoadmodjo, 2007) dimana pendidikan diketahui bahwa sebagian besar ibu yang
mempengaruhi proses belajar, dimana pernah melakukan persalinan baik secara
makin tinggi pendidikan seseorang normal maupun Sectio Caesareapada
semakin mudah orang tersebut untuk penelitian ini adalah anak pertama yakni
menerima informasi. Baik dari orang lain ada sebanyak 65,5%. Hal ini
maupun dari media massa, semakin dimungkinkan karena responden dalam
banyak informasi yang masuk semakin penelitian ini adalah ibu primigravida atau
banyak pula pengetahuan yang didapat anak pertama yang jika dikaitkan dengan
tentang kesehatan. Tingkat pendidikan ibu salah satu faktor internal yang
mempengaruhi pengetahuan tentang proses mempengaruhi pengetahuan bahwa ibu
kehamilan sampai proses persalinan. primigravida adalah ibu yang pertama kali
hamil sehingga belum berpengalaman
3. Pekerjaan dalam pemberian ASI dan memungkinkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu tidak mengetahui hal-hal yang terkait
sebagian besar ibu yang pernah melakukan dengan ASI.
persalinan baik secara normal maupun
Sectio Caesareapada penelitian ini bekerja 5. Produksi ASI
sebagai buruh yaitu sebanyak 54 orang Berdasarkan hasil penelitian dapat
(49,1%). Artinya bahwa sebagian besar ibu diketahui bahwa sebagian besar ibu yang
bekerja. Ibu yang bekerja lebih banyak pernah melakukan persalinan baik secara
memiliki pengetahuan yang baik mengenai normal maupun Sectio Caesareapada
jenis persalinan dan pentingnya ASI. penelitian ini memiliki produksi ASI yang
Pengetahuan ini diperoleh dari pengalaman lancar yakni ada sebanyak 60,9%. Menurut
teman-teman atau rekan kerja. Informasi Fabona (2012) pengeluaran ASI dikatakan
maupun pengalaman yang didapat lancar bila produksi ASI berlebihan yang
seseorang mengenai jenis persalinan dan ditandai dengan ASI akan mentes dan akan
pentingnya ASI akan dapat mempengaruhi memancar deras saat dihisap bayi. Peneliti
perilaku orang tersebut dalam pemilihan berpendapat bahwa kelancaran produksi
jenis persalinan dan pemberian ASI. ASI adalah hal yang sangat penting karena
Penelitian yang dilakukan oleh ASI merupakan satu-satunya sumber
Mardeyati (2007) hasil penelitian asupan nutrisi pada bayi, terutama bayi
menunjukkan bahwa terdapat hubungan baru lahir. Selain itu ASI sangat
yang signifikan antara status bekerja dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi
dengan pemberian ASI, sedangkan mengingat kandungan ASI yang sangat
menurut penelitian yang dilakukan oleh baik.
Juliani (2009) di Medan menyatakan Penelitian ini mendapatkan hasil
dimana ada hubungan antara pekerjaan produksi ASI yang lancar, dikatakan lancar
dengan ibu dengan pemberian ASI. Bagi dilihat dari bayi tertidur setelah menyusu
ibu yang bekerja, upaya dalam pemberian selama 3-4 jam, berkemih sekitar 6-8 kali
ASI sering kali mengalami hambatan dan bayi tampak puas akan segera tertidur.
lantaran singkatnya masa cuti hamil dan Penelitian ini sejalan dengan Dewi (2016)

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 100


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

dimana kelancaran ASI mendapatkan hasil luar (Indarti, 2015). Apabila ibu bersalin
sebagian besar produksi ASI lancar secara Sectio Caesarea, maka ada
berjumlah 29 (70,7%) dari total beberapa hal ketidaknyamanan yang dapat
keseluruhan 41 responden yang dimana dirasakan meski operasi dijalakan sesuai
produksi ASI nya mentes dan memancar standar operasionalnya. Beberapa hari
deras saat dihisap oleh bayi. pertama pasca persalinan, akan timbul rasa
nyeri hebat yang kadarnya dapat berbeda-
6. Metode Persalinan bedapada setiap ibu. Terutama jika ibu
Berdasarkan hasil penelitian diberikan anastesi umum, ibu relative tidak
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di sadar untuk dapat mengurus bayinya dijam
Desa Wonosari Kecamatan Patebon pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka
Kabupaten Kendal melakukan persalinan operasi membuat proses menyusui sedikit
dengan normal yaitu berjumlah 59 orang. terhambat. Sementara itu, bayi mungkin
Hasil ini mendukung pendapat Saifuddin mengantuk dan tidak responsive untuk
(2010), yang menyatakan hampir sebagian menyusu, terutama jika ibu mendapatkan
besar persalinan merupakan persalinan obat-obatan penghilang sakit sebelum
normal, hanya sebagian saja (12-15%) operasi (Indarti, 2015).
merupakan persalinan patologik. Hasil ini Menurut Sarwono (2014) metode
juga sejalan dengan hasil penelitian Lucky persalinan merupakan cara atau teknik
Wijaya Sari (2015), yang menyatakan yang biasa dipilih oleh seorang ibu untuk
sebagian besar kejadian persalinan normal. melahirkan anaknya, terdapat beberapa
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan metode persalinan diantaranya adalah
Pristiani (2010) hasil menunjukkan bahwa persalinan spontan, Sectio Caesarea,
metode persalinan paling banyak yaitu vacum dan forcep. Tindakan vacum,
normal 78 orang (59,09%). Sedangkan forcep, dan Sectio Caesarea pada ibu
hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hamil biasanya ibu mengalami kelelahan,
Litti (2014) hasil menunjukkan bahwa kecapekan, kesakitan dan mengalami
sebagian besar responden memilih metode kecemasan yang membuat hormon kortisol
persalinan Sectio Caesarea yaitu 22 naik dalam darah. Hormon kortisol yang
responden (55,0%). tinggi akan mempengaruhi laktasi, kortisol
Metode persalinan normal yang tinggi menyebabkan produksi
merupakan proses lahirnya bayi pada letak hormon oksitosin terhambat sehingga
belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu berpengaruh dengan tidak sempurnanya
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak refleks let-down untuk mengularkan
melukai ibu dan bayi yang umumnya produsksi ASI (Chartons dkk, 2009).
berlangsung kurang dari 24 jam. Banyak
sekali manfaat yang di dapat diperoleh 7. Hubungan Antara Metode Persalinan
apabila ibu bersalin secara normal. Normal Dan Persalinan Sectio
Persalinan normal memiliki resiko yang Caesarea Dengan Produksi ASI
minim, seperti resiko terjadinya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendarahan yang tidak berlebihan oleh terdapat terdapat perbedaan produksi ASI
Indarti (2015), yang menyebutkan bahwa pada ibu dengan persalinan normal dan
persalinan normal merupakan persalinan sectio caesarea di Desa Wonosari
yang dimulai secara normal dan memiliki Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal
resiko rendah pada awal persalinan dan dengan kata lain jenis persalinan
tetap demikian selama proses persalinan, mempengaruhi kualitas produksi ASI.
dan setelah persalinan ibu dan bayi dalam Hasil ini sesuai dengan teori bahwa
keadaan baik. kualitas dan kuantitas ASI dapat
Metode persalinan Sectio Caesarea dipengaruhi proses persalinan. Proses
merupakan persalinan dengan bantuan dari persalinan yang normal sangat mendukung

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 101


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

dalam pemberian ASI khususnya sejam secara normal berpendidikan SMA yaitu
atau lebih setelah persalinan. Persalinan sebanyak 52,7%, sedangkan ibu yang tidak
yang normal akan memudahkan ibu berpendidikan, SD, SMP, dan
langsung berinteraksi segera dengan si akademi/perguruan tinggi, masing-masing
bayi. Jika bayi tidak diberikan ASI dengan adalah 7.3%, 9.1%, 23.6%, dan 7.3%.
segera, bayi sudah mulai mengantuk dan Mayoritas ibu tidak bekerja yaitu sebanyak
mengalami kesulitan untuk memegang 70%. Hasil penelitian juga menunjukkan
puting dengan efektif. Temuan penelitian bahwa sebagian besar ibu yang menjadi
ini juga mendukung hasil penelitian Lucky responden dalam penelitian ini adalah ibu
Wijaya Sari (2015), yang menyatakan ada yang melahirkan anak pertama yaitu
hubungan antara jenis persalinan dengan 65.5%, proses persalinan normal (53.6%)
onset laktasi. dan produksi ASI ibu lancar yaitu
Menurut Proverawati dan sebanyak 72.9%. Hasil uji statistik dengan
Rahmawati (2010) terdapat berbagai faktor uji chi square diperoleh nilai p-value
yang mempengaruhi produksi ASI, antara sebesar 0,006. Disimpulkan bahwa
lain : Usia kehamilan saat melahirkan, terdapat perbedaan produksi ASI pada ibu
stress dan penyakit akut, konsumsi dengan persalinan normal dan sectio
alkohol, pil kontrasepsi,dan metode caesarea di Desa Wonosari Kecamatan
kelahiran bayi. Menurut Indiarti (2015) Patebon Kabupaten Kendal.
proses kelahiran dengan Sectio Caesaraea
menjadi kendala untuk menyusui, terutama DAFTAR PUSTAKA
dihari-hari awal setelah melahirkan. Jika Anggrita, K. (2009). Hubungan
ibu diberikan anastesi ibu relativetidak Karakteristik Ibu Menyusui terhadap
sadar untuk dapat mengurus bayinya dijam PemberianASI Ekslusif di Wilayah
pertama setelah bayi lahir. Meskipun ibu Kerja Puskesmas Medan Amplas
mendapat epidural yang membuatnya tetap Tahun 2009. Skripsi. Medan:
sadar, kondisi luka operasi dibagian perut Fakultas Kedokteran. Universitas
relative membuat proses menyusui sedikit Sumatera Utara.
terhambat. Menurut Cox (2006) bahwa
ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya pada Atikah & Siti. (2009). Menarche
hari-hari pertama setelah melahirkan Menstruasi Pertama Penuh
disebabkan jenis persalinan, jenis Makna.Yogyakarta : Nuha Medika.
persalinan Sectio Caesarea dan persalinan
Charton C., Colon P., & Pla F. (2009).
normal. Ibu akan mengalami kekurangan
Shrinkage stress in light-cured
produksi ASI disebabkan akibat dari
composite resins : Influence of
persalinan Sectio Caesarea, karena efek
material and photoactivtion mode. J
dari obat anastesi tersebut yang
Dent Mater; 23 : 911-20
menyebabkan produksi ASI terhambat.
Akibat, dari tertundanya ASI tersebut, ibu Departemen Kesehatan RI, 2011. Profil
memustuskan untuk memberikan makanan Kesehatan Indonesia tahun 2011.
prelaktal pada bayi yaitu makanan atau JakartaDepartemen Kesehatan
minuman buatan yang diberikan bayi
sebelum ASI keluar. Desmawati. (2013). “Penentu Kecepatan
Pengeluaran Air Susu Ibu Setelah
SIMPULAN Sectio Caesarea.“Artikel Penelitian
Rata-rata usia ibu yang melahirkan Fakultas Ilmu Kesehatan UPN
dengan metode Sectio Caesarea maupun Veteran”. 2013: h.360-363.
secara normal adalah 24. 84 tahun.
Sebagian besar ibu yang melahirkan Dinkes Jateng,. (2013). Upayakan Kejar
dengan metode Sectio Caesarea maupun Target MDG’s.

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 102


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, (2014). Nurheti Yuliarti. (2010). Keajaiban ASI-
Profil Kesehatan Yogyakarta. Makanan Terbaik
untukKesehatan,Kecerdasan, dan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta:
(2013). Buku saku kesehatan.http : CV. ANDI.
www.dinkesjatengprov.go.id di
unduh 1 Juni 2015. Padila. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Indiarti. (2015). Panduan Terbaik Medika. Peraturan Pemerintah
Kehamilan, Persalinan, Dan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
Perawatan Bayi.Yogyakarta: 2012. Pemberian AirSusu Ibu
Indoliterasi. Eksusif. Jakarta.
Litti, M. (2014). Hubungan Pengetahuan Prasetyono, D.S. (2009). ASI Ekslusif
Ibu Hamil Tentang Resiko Sectio Pengenalan, Praktik dan
Caesarea Dengan Pilihan Metode Kemanfaatannya. Diva Press.
Persalinan di Puskesmas Dulalowo Yogyakarta.
Kecamatan Kota Tengah Kota
Gorontalo. Skripsi. Universitas Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu
NegeriGorontalo. Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina
pusaka.
Lucky wijaya sari. 2015. Hubungan jenis
persalinan dengan onset laktasi Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu
padaibu post partum di RS PKU Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Muhammadiyah. Yogyakarta
Proverawati & Rahmawati. (2010). ASI &
Mardeyati. 2007. Hubungan Status Menyusui. Jakarta: Nuha Medika.
Pekerjaan Dengan Kepatuhan Ibu
Memberikan ASI Ekslusif Di RSUP Prsitiani, D. (2010). Hubungan Usia Ibu
DR. Sardjito Yogyakarta. Bersalin Dengan Metode Persalinan
http://docs.google.comJy]wer?a=v& diRumah Sakit Umum Daerah
gcache:bCDeXVKRj8oJ:arc.ugm.ac. (RSUD) Koja Jakarta Utara.
id/fiIes/Abst (3890-H-2007).pdf. Skripsi.Universitas Esa Unggul.

Mulyani. (2013). Buku Ajar neonates,bayi UNICEF. (2011). ASI Eksklusif Tekan
& balita. Yogyakarta : Nuha Nedika Angka Kematian Bayi Indonesia
dalamhttp://situs.kesrepro.info/kia/ag
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi u/2006/kia03.htm.
Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Wawan, A dan M,Dewi (2010). Teori &
Jakarta: Rineka Cipta.. Pengukuran Pengetahuan Sikap
danPerilaku Manusia. Nuha Medika,
Yogyakarta.

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 103


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018 104

Anda mungkin juga menyukai