Anda di halaman 1dari 78

i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) Eksklusif merupakan makanan utama bayi yang harus

diberikan selama 6 bulan. Menurut Wulandari (2011) ASI Eksklusif adalah

selama 6 bulan bayi hanya diberikan ASI saja, tanpa tambahan makanan padat

seperti, biskuit, nasi tim, bubur nasi, bubur susu dan pisang, serta tanpa

tambahan cairan lain seperti air teh, jeruk, air putih, madu dan susu formula.

Menurut Sitepoe (2013) ASI Eksklusif adalah menyusui (breast-feeding)

memberi sang bayi makanan melalui puting susu sang ibu kandung pasca

melahirkan. Dengan demikian dapat disumpulkan bahwa pemberian ASI

Eksklusif haruslah diberikan langsung kepada bayi begitu ia dilahirkan sampai

6 bulan tanpa ada tambahan makanan lain.

Makanan terbaik bagi bayi agar dapat tumbuh optimal adalah ASI. Menurut

World health organisation (WHO) tahun 2014 menunjukkan rata-rata angka

pemberian ASI Eksklusif di dunia baru berkisar 38% persentase tersebut masih

rendah bila dibandingkan target WHO sebesar 50%. Kamboja salah satu negara

yang berhasil meningkatkan angka ASI Eksklusif secara drastis pada anak

dengan usia dibawah 6 bulan dari 11,7% pada tahun 2000 menjadi 74% pada

tahun 2010. Dalam kurun waktu satu dekade negara Tunisia mengalami

penurunan persentase pemberian ASI Eksklusif dari 45,6% turun menjadi 8,5%

pada tahun 2011-2012. Menurut data dari WHO negara-negara yang memiliki

angka pemberian Asi Eksklusif terendah antara lain Chad 0,3% pada tahun

2014-2015, Somalia 5% tahun 2009, dan Yaman 10% pada tahun 2013.

1
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pemberian ASI Eksklusif di

beberapa negara di dunia masih rendah.

Angka pemberian ASI Eksklusif masih rendah dibeberapa negara

Association of South East Asia Nations (ASEAN). Seperti Philipina 34%,

Vietnam 24,3%, dan Thailand sebesar 12,3%. Memberikan Asi Eksklusif dapat

mencegah 13% kematian balita. Menyusui eksklusif selama 6 bulan terbukti

menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan

menyusui selama 4 bulan. Oleh karena itu, WHO menganjurkan agar bayi

diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama (Andriani, 2013). Dapat

disimpulkan bahwa, beberapa negara di ASEAN masih memiliki persentase

ASI Eksklusif yang rendah.

ASI Eksklusif di Indonesia tergolong masih rendah. Berdasarkan Profil

Kesehatan Indonesia Tahun 2016, persentase ketidakberhasilan bayi mendapat

ASI Eksklusif sampai 6 bulan di Indonesia sebesar 50,5% dari target

keberhasilan pemerintah sebesar 80%. Persentase ketidakberhasilan pemberian

ASI Eksklusif sampai 6 bulan di beberapa provinsi di Indonesia seperti

Sumatera Utara 67,8%, Gorontalo 67,5%, dan Maluku 63,3%. Dapat

disimpulkan bahwa di Indonesia prevalensi ketidakberhasilan ASI Eksklusif

didapati pada Provinsi Sumatera Utara, Gorontalo, dan Maluku.

Kesadaran untuk memberikan ASI Eksklusif di Provinsi Sulawesi Utara

juga masih rendah. Hal ini dapat di lihat berdasarkan data Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2016 persentase ketidakberhasilan ASI Eksklusif sampai 6

bulan di Sulawesi Utara sebesar 60,3% dari target keberhasilan 80%. Bidang

Kesmas Dinkesda Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017 menyatakan, cakupan

ketidakberhasilan pemberian ASI Eksklusif dibeberapa Kab/Kota di Provinsi

2
Sulawesi Utara sebagai berikut Talaud 61,62%, Kota Bitung 43,92%, dan

Kepulauan Sangihe 42,48%. Dapat disimpulkan bahwa, Provinsi Sulawesi

Utara menjadi salah satu provinsi dengan angka ketidakberhasilan ASI

Eksklusif yang cukup tinggi.

Provinsi Sulawesi Utara tercatat memiliki angka ketidakberhasilan ASI

Eksklusif yang cukup tinggi. Dalam Buku Profil Kesehatan Sulawesi Utara

Tahun 2016 menyatakan, angka ketidakberhasilan ASI Eksklusif di kota

Manado tahun 2016 sebesar 44,57%. Di Puskesmas Kombos persentase

ketidakberhasilan ASI Eksklusif tahun 2017 sebesar 18,6% . Dibeberapa

wilayah kerja seperti Kombos Barat memiliki persentase ketidakberhasilan ASI

Eksklusif sebesar 22,9% , Kombos Timur 35%, dan Ternate Baru 24,2 %.

Dapat disimpulkan bahwa, di Sulawesi Utara terlebih khusus Puskesmas

Kombos angka ketidakberhasilan ASI Eksklusif cukup tinggi..

Adapun upaya-upaya yang dilakukan secara global untuk mencapai ASI

Eksklusif, WHO merekomendasikan suksesnya ASI Eksklusif dalam metode

tiga langkah. Langkah pertama yaitu setelah bayi dilahirkan sesegera mungkin

menyusui. Kedua tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayi.

Ketiga semau bayi menyusu dan sesering mungkin menyusui bayi. Diharapkan

tujuan untuk memberikan Asi Eksklusif dengan ketiga langkah tersebut akan

tercapai (Widuri, 2013). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, tiga

langkah di atas dapat membantu meningkatkan pemberian ASI Eksklusif.

Di Indonesia upaya-upaya untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif

terus dilakukan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun

2012 tentang pemberian ASI Eksklusif dan dalam UU No 36/2009 pasal 128

ayat 2 ( Depkes, 2012). Berdasarkan Prasetyawati (2012) upaya-upaya lain

3
yaitu, pelayanan kesehatan perinatal bayi dengan pemberian kolostrum dan

ASI Eksklusif, sasaran keluaran pembinaan gizi masyarakat salah satunya

adalah 80% bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif, pendidikan dan

penanganan gizi didalamnya sosialisasi pemberian ASI dan kampanye

peningkatan ASI Eksklusif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,

banyak upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan angka

pemberian ASI Eksklusif.

Di wilayah kerja Puskesmas Kombos beberapa upaya telah dilakukan.

Berdasarkan Rencana Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) Tahun

2017-2018 upaya-upaya yang dilakukan yaitu, pemantauan pertumbuhan balita

dengan partisipasi masyarakat dilakukan setiap bulan, kunjungan rumah dan

pendampingan ibu nifas yang tidak memberikan ASI Eksklusif setiap 6 bulan

sekali, dan sosialisasi ASI Eksklusif setiap 3 bulan sekali. Berdasarkan

wawancara yang dilakukan dengan perawat yang ada di Puskesmas Kombos

diharapkan dapat meningkatkan pemberian ASI Eksklusif. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa, banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak

Puskesmas Kombos dalam meningkatkan angka pemberian ASI Eksklusif.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan melalui wawancara tentang ASI

Eksklusif pada beberapa ibu hamil yang datang ke Puskesmas Kombos ternyata

pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif masih rendah dan ada yang

belum pernah mendapat sosialisasi tentang ASI Eksklusif. Pemberian informasi

tentang ASI Eksklusif yang dilakukan oleh Puskesmas Kombos melalui

sosialisasi atau ceramah, dan kelas ibu ternyata belum dapat meningkatkan

cakupan pemberian ASI Eksklusif. Hal ini menyebabkan kurangnya

4
pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif. Untuk itu harus dilakukan

pendidikan kesehatan.

Pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif masih

rendah. Untuk itu, perlu dilaksanakan pendidikan kesehatan tentang ASI

Eksklusif terutama bagi ibu hamil trimester III sebagai pemahaman dasar

pentingnya ASI Eksklusif. Promosi kesehatan pada hakikatnya merupakan

proses komunikasi yang mengarah pada proses perubahan perilaku melalui

proses pendidikan kesehatan. Penggunaan metode yang tepat dalam pendidikan

kesehatan dapat membantu mencapai hasil yang maksimal dengan perhatian

yang besar dan digunakan pada sasaran yang tepat serta penggunaan media alat

peraga yang dapat menyampaikan pesan dengan baik dan jelas lalu mudah di

pahami dapat menunjang keberhasilan pendidikan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan survey awal pada beberapa

ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Kombos maka, peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efektivitas Pendidikan Kesehatan

Tentang ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III di

Wilayah Kerja Puskesmas Kombos”. Penelitian ini dilakukan terhadap ibu

hamil trimester III dalam sebagai langkah awal agar ibu hamil trimester III

mempunyai pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif sebelum

ia melahirkan. Sehingga setelah pasca melahirkan ibu dapat memberikan ASI

Eksklusif pada bayi karena sudah mengetahui pentingnya pemberian ASI bagi

anak . Manfaat Bagi institusi kesehatan diharapkan penelitian ini dapat

dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya dan untuk Puskesmas

Kombos yaitu melalui penelitian ini dapat mencoba memberikan metode

5
sosialisasi dengan ceramah dan media leaflet bagi ibu hamil trimester III serta

pada ibu menyusui.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Diketahui efektifitas pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap

pengetahuan ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui gambaran karakteristik responden efektifitas pendidikan

kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap pengetahuan ibu hamil

trimester III di Wilayah Puskesmas Kombos.

2. Diidentifikasi pengetahuan kelompok kontrol sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif.

3. Diidentifikasi pengetahuan kelompok eksperimen sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif.

4. Dianalisis perbedaan pengetahuan kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Apakah ada pengaruh yang signifikan pemberian pendidikan kesehatan

tentang ASI Eksklusif terhadap pengetahuan ibu hamil trimester III di Wilayah

Puskesmas Kombos.

6
1.4 Ringkasan BAB

Pada bagian ini berisi bab-bab mulai dari bab I sampai dengan bab VII. Bab I

berisi tentang latar belakang, tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan

tujuan khusus, serta pertanyaan penelitian. Pada bab II ini akan dibahas tentang

variabel dependen adalah pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif dan

variabel independen adalah pendidikan kesehatan dan ASI Ekslusif. Dimulai

dari variabel dependen yaitu pengetahuan tentang ASI Eksklusif yang terdiri dari

pengertian tentang ASI Eksklusif, stadium ASI, komposisi ASI, manfaat ASI

Eksklusif bagi bayi, manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan keluarga, langkah

mencapai ASI Eksklusif, dan dampak tidak memberikan ASI Eksklusif.

Kemudian variabel independen tentang pendidikan kesehatan dan metode-

metode pendidikan kesehatan. Selanjutnya menjelaskan tentang teori

keperawatan Nola J.Pender mengenai Health Promotion Model, dan penelitian

terkait terdiri dari 5 penelitian sebelumnya untuk dapat memperkuat masalah

yang diambil peneliti. Bab III membahas tentang kerangka konsep, hipotesis,

dan definisi operasional. Kemudian pada bab IV berisi tentang metodologi

penelitian yang terdiri dari desain penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian,

populasi, sampel, instrumen penelitian yang menjelaskan mengenai uji validitas

dan reliabilitas instrumen, proses pengumpulan data, analisa data, dan etika

penelitian.

Selanjutnya masuk pada Bab V pada bab ini peneliti membahas tentang hasil

analisis univariat berdasarkan karakteristik responden. Semuanya terdiri dari

data demografi, analisa univariat, dan analisa bivariat yang disajikan dalam

bentuk tabel. Pada Bab VI berisi tentang pembahasan dari hasil penelitian yang

7
telah dilakukan telah dilakukan oleh peneliti yang akan dikaitkan dengan teori-

teori dan penelitian terkait lainnya. Pada Bab VII merupakan penutup pada

skripsi ini yang berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas tentang variabel dependen yaitu pengetahuan tentang ASI

Eksklusif dan variabel independen adalah efektifitas pendidikan kesehatan dan ASI

Ekslusif.

2.1 Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif

Pengetahuan merupakan pemahaman atau pengertian seseorang terhadap

sesuatu. Menurut Priyoto (2014) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu,

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan adalah

salah satu penyumbang dalam perilaku kesehatan

Berdasarkan Priyoto (2014) ada 6 tingkatan pengetahuan yang tercangkup

dalam domain kognitif yaitu, pertama tahu (know) diartikan sebagai mengingat

suatu materi yang telah dpelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan,

tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Kedua memahami

(comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

9
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Ketiga aplikasi (aplication), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip atau sebagainya dalam kontek atau

situasi yang lain. Keempat analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kelima sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Keenam evaluasi (evaluation), berkaitan dengan

kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Beberapa faktor dapat mempengaruhi pengetahuan. Notoatmodjo (2012)

mengatakan bahwa faktor pertama adalah umur, semakin tua umur seseorang

maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada

umur tertentu bertmbahnya proses mental ini tidak secepat seperti ketika

berumur belasan tahun, selain itu daya ingat seseorang salah satunya dipengaruhi

oleh umur. Kedua adalah pendidikan, merupakan sebuah proses pengubahan

sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok dan usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Ketiga faktor intelegensi, merupakan

suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak untuk menyesuaikan diri

secara mental dalam situasi baru.

10
Faktor keempat yang mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan.

Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dalam lingkungan

seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara

berfikir seseorang. Informasi juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi dimana informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun

ada pula yang menekankan informasi sebagai pengetahuan. Pengalaman

merupakan faktor terakhir yang dapat mempengaruhi pengetahuan.

Air susu ibu (ASI) Eksklusif merupakan pemberian ASI murni tanpa ada

tambahan makanan lain. Menurut Utami (2005) dalam Maritalia (2017), dikatakan

sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja tanpa tambahan cairan seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tambahan makanan padat seperti

pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Menurut WHO adalah pemberian

ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan minuman ataupun makanan

lainnya. Bayi dapat diberikan ASI sampai berusia 2 tahun. Menurut Bahiyatun

(2009) ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan diberikan sejak umur 0-6

bulan, yang merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lakstosa, dan

garam organik yang disekresi oleh dua kelenjar payudara ibu.

Makanan terbaik untuk bayi adalah ASI dengan kandungan gizi yang khusus

dan sempurna untuk kebutuhan tumbuh kembang bayi. Maritalia (2012)

menyatakan bahwa ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu kolostrum, ASI

transisi atau peralihan, dan ASI matur. Kolostrum adalah air susu yang pertama

kali keluar disekresikan oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke

empat paska persalinan. Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental,

lengket, dan berwarna kuning yang mengandung tinggi protein, mineral, garam,

vitamin A, nitrogen, sel darah putih, dan antibodi yang tinggi dari pada ASI

11
matur. Dalam Sitepoe (2013) dikatakan bahwa, kolostrum berfungsi sebagai anti

infeksi, anti oksidan, laksansia, menghasilkan enzim pencernaan, dan memiliki

berbagai fungsi lainnya yang mendorong tumbuh kembang sang bayi dimana

kolostrum ASI mengandung faktor pertumbuhan, dengan komponen bioaktif

kolostrum ASI didominasi oleh faktor pertumbuhan dan imunitas.

Stadium ASI yang kedua adalah air susu masa peralihan atau transisi. Dalam

Wulandari (2011) mengatakan air susu masa peralihan merupakan ASI peralihan

dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur, disekresi dari hari ke 4 sampai

hari ke 10 dari masa laktasi dengan kadar protein makin rendah sedangkan kadar

karbohidrat dan lemak samakin tinggi dan volume juga semakin meningkat.

Stadium ASI yang terakhir adalah ASI matur. ASI matur disekresi pada hari

kesepuluh dan seterusnya. Dalam Pollard (2015) mengatakan bahwa, pada awal

menyusui susu ini kaya akan protein, laktosa dan air-“foremilk”, dan ketika

penyusuan berlanjut, kadar lemak secara bertahap bertambah sementara volume

susu berkurang-“brandmilk”.

Didalam ASI terkandung beberapa komposisi gizi yang sangat berguna bagi

bayi. Yang pertama protein, berdasarkan Nurjanah (2013) keistimewaan dari

protein pada ASI ini adalah mengandung alfa-laktalbumin, asam amino esensial

taurin yang tinggi, kadar methionin dalam ASI lebih rendah dari ASS sedangkan

sistin lebih tinggi (penting untuk pertumbuhan otak bayi), kadar tirosin dan

fenilananin pada ASI rendah karena bayi prematur dengan kadar tirosin yang

tinggi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan otak, kadar poliamin dan

nukleotid yang sangat penting untuk sintesis protein. Untuk itu pemberian ASI

Eksklusif wajib diberikan sampai bayi berumur 6 bulan. Menurut Wulandari

(2011) ASI juga mengandung Air, kira-kira 88% ASI terdiri dari air yang berguna
12
untuk melarutkan zat-zat yang terdapat didalamnya yang sekaligus juga dapat

meredakan rangsangan haus dari bayi.

ASI mengandung karbohidrat. Menurut Sujiyatini (2010), bentuk utama

karbohidrat ASI adalah laktosa dan merupakan 40% dari total energi ASI, laktosa

ini dapat diserap secara efisien oleh bayi yaitu lebih dari 90% sedangkan sisa yang

tidak diserap akan difermentasi diusus yang berefek penurunan Ph usus dan

membantu penyerapan kalsium (untuk pertumbuhan tulang). Lemak, menurut

Proverawati (2010) lemak ASI adalah penghasil kalori (energi) utama dan

merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi lebih muda dicerna karena

dalam bentuk emulsi. penelitian Osborn membuktikan, bayi yang tidak mendapat

ASI lebih banyak menderita penyakit jantung koroner di usia muda.

Manfaat lain dari ASI yaitu mineral dan vitamin. Menurut Wulandari (2011)

mineral mengandung mineral lengkap, total mineral selama masa laktasi adalah

konstan, Fe dan Ca paling stabil tidak dipengaruhi diit ibu, dan garam organik

yang terdapat dalam ASI terutama kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida

dan fosfat. Sedangkan untuk vitamin, berdasarkan Pollard (2015) konsentrasi

vitamin A dan E cukup bagi bayi, namun vitamin D yang penting untuk

pembentukan tulang tidak selalu berada dalam jumlah yang diinginkan, tetapi

jumlahnya bergantung pada jumlah pajanan ibu terhadap sinar matahari. Vitamin

K dibutuhkan untuk pembekuan darah, kolostrum mempunyai kadar vitamin K

rendah dan oleh karena itu vitamin K diberikan secara rutin pada bayi ketika lahir.

13
Tabel 2.1 Komposisi Kandungan ASI

Kandungan Kolostrum Transisi ASI Matur


Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/100ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/100ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/100ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/100ml) 0,3 0,3 0,2
Immunoglobulin :
Ig A (mr/100ml) 335,9 0 119,6
Ig G (mr/100ml) 5,9 0 2,9
Ig M (mr/100ml) 17,1 0 2,9
Lisosin (mr/100ml) 14,2-16,4 0 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 0 250-270

Sumber : Maritalia (2012)

ASI Eksklusif memiliki berbagai keunggulan dan memberi beberapa

manfaat pada bayi. Wulandari (2011) menyatakan pemberian ASI (Air susu

ibu) membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik, kolostrum ( susu

jolong) atau susu pertama mengandung anti body yang kuat untuk mencegah

infeksi dan membuat bayi lebih kuat. Mengurangi kejadian karies dentis,

karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan

tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan

menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. ASI meningkatkan

kecerdasan bagi bayi, lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang

mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak

bayi yang mendapat ASI Eksklusifkan tumbuh optimal dan terbebas dari

rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari

kerusakan sel-sel saraf otak.

14
ASI Eksklusif dapat membuat bayi terhindar dari alergi. Ambarwati (2010)

mengatakan, pada bayi yang baru lahir sistem IgE belum sempurna, pemberian

susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan

alergi sedangkan ASI tidak menimbulkan efek ini. ASI Eksklusif sangat

bermanfaat bagi bayi prematur. Menurut Eveline,dkk (2010) pemberian ASI

kepada bayi prematur sangat berguna untuk merangsang pematangan organ-

organ tubuhnya yang belum sempurna, sehingga dapat berfungsi dengan baik.

Pemberian ASI Eksklusif juga dapat memberikan beberapa manfaat bagi

ibu. Wulandari (2011) mengatakan pemberian ASI memberikan 98% metode

kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila

diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.

Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf sensorik

sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin lalu masuk ke indung

telur, kemudian menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Isapan

bayi pada payudara juga akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar

hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya

perdarahan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi

prevalensi anemia defisiensi besi (Ambarwati, 2010).

Manfaat bagi ibu yang menyusui secara eksklusif dapat mencegah penyakit.

Ambarwati (2010) mengatakan bahwa kejadian karsinoma mammae pada ibu

yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui. Penelitian

membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki risiko

terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding

daripada yang tidak menyusui secara eksklusif. Dalam Maritalia (2012)

mengatakan bahwa, dengan memberikan ASI Eksklusif mengurangi angka

15
kejadian osteoporosis dan patah tulang panggul setelah menopause, serta

menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan

Memberikan Air susu ibu (ASI) secara eksklusif yaitu dapat menurunkan

berat badan ibu. Walyani (2014) mengatakan bahwa, pada saat hamil berat

badan bertambah karena ada janin dan penimbunan lemak pada tubuh. Lemak

pada tubuh merupakan cadangan lemak yang sebetulnya disiapkan sebagai

sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Tubuh akan menghasilkan ASI

lebih banyak sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan

tenaga akan terpakai.

Menyusui memerlukan energi yang besar sehingga mengambil sumber

energi dari lemak-lemak yang tertimbun selama hamil. Dari aspek psikologis,

perasaan bangga dan dibutuhkan membuat ibu senantiasa memperhatikan

bayinya sehingga tercipta hubungan atau ikatan batin antara ibu dan bayi

(Maritalia, 2012). Pemberian ASI Ekslusif juga memberikan kemudahan.

Walyani (2015) mengatakan bahwa, memberikan ASI pada bayi (meneteki)

berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia, tidak perlu

uang untuk membeli susu formula, botol susu, kayu bakar atau minyak untuk

merebus air, susu atau peralatan, bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan

biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya

kekhawatiran bayi akan sakit.

Manfaat lain dari ASI Eksklusif adalah dapat menurunkan angka kesakitan

dan kematian bayi. Ambarwati (2010) mengatakan bahwa adanya faktor

protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta

kesakitan dan kematian bayi menurun. Anak yang tidak mendapat ASI

mempunyai risiko 2-3 kali lebih besar menderita diare karena Helicobacteri

16
jejuni dibanding anak yang mendapat ASI. Dalam Wulandari (2011)

mengatakan bahwa bayi yang diberi ASI ternyata juga terlindungi dari diare

karena kontaminasi makanan yang tercemar bakteri lebih kecil, kemudian

mendapatkan antibodi terhadap shingela dan imunitas seluler dari ASI,

memacu pertumbuhan flora usus yang berkompetisi terhadap bakteri.

WHO merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif dalam metode tiga

langkah. Langkah pertama yaitu setelah minimal 1 jam bayi dilahirkan

sesegera mungkin menyusui, kedua tidak memberikan makanan tambahan

apapun pada bayi, ketiga kapanpun bayi meminta dan sesering mungkin

menyusui bayi. Diharapkan tujuan untuk memberikan Asi Eksklusif dengan

ketiga langkah tersebut akan tercapai (Widuri, 2013). Pemberian ASI yang

tidak eksklusif juga memberikan dampak. Menurut Kemenkes (2010) dalam

Pujiani (2014) bahwa, bayi memiliki resiko kematian karena diare 3,94 kali

lebih besar dibanding bayi yang mendapat ASI Eksklusif.

Pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif masih rendah. hal ini

dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rauf (2013) dari 50

responden ibu hamil didapatkan lebih banyak responden yang berpengetahuan

kurang yaitu sebesar 31 (62%). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh

Anasari (2015) dimana dari 32 responden yang berpengetahuan cukup adalah

sebanyak 18 responden (56,2%). Hal ini didasarkan pada analisis yang

dilakukan ditemukan responden dapat mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya namun responden belum mampu menjabarkan materi,

jawaban responden masih banyak salah sehingga kategori tingkat pengetahuan

responden cukup. Kesimpulannya masih banyak ibu hamil yang kurang

17
memahami tentang ASI Eksklusif sehingga untuk terwujudnya perilaku

pemberian ASI Eksklusif masih rendah.

2.2 Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan penting untuk perkembangan pengetahuan seseorang.

Menurut Wood (1926) dalam Fitriani (2011), Pendidikan Kesehatan adalah

pengalaman-pengalaman yang bermanfaat dalam mempengaruhi kebiasaan,

sikap dan pengetahuan seseorang atau masyarakat. Menurut Steuart (1968)

dalam Fitriani (2011) pendidikan kesehatan adalah merupakan komponen

program kesehatan (kedokteran) yang isinya perencanaan untuk perubahan

perilaku individu, kelompok dan masyarakat sehubungan dengan pencegahan

penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan. Menurut Notoatmodjo (2010),

peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek, yakni preventif (pencegahan

penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan).

Adapun tujuan pendidikan kesehatan menjadi dua bagian. Pertama,

berdasarkan World health organization (WHO) tahun 1954 dalam Fitriani

(2011) mengatakan, tujuan pendidikan kesehatan untuk mengubah perilaku

orang atau masyarakat dari perilaku yang tidak sehat atau belum sehat menjadi

perilaku sehat. Kedua, mengubah perilaku yang kaitannya dengan budaya.

Sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia berdasarkan pada program

pembangunan Indonesia adalah masyarakat umum, masyarakat dalam kelompok

tertentu seperti wanita, pemuda, remaja. Termasuk dalam kelompok khusus

adalah lembaga pendidikan mulai dari TK (taman kanak-kanak) sampai

perguruan tinggi, sekolah agama baik negeri atau swasta, dan sasaran individu

dengan teknik pendidikan kesehatan individual (Fitriani, 2011).

18
Menurut Mubarak (2012) dalam Wulansari bahwa, sasaran pendidikan

kesehatan ada tiga kelompok. Pendidikan kesehatan untuk individual,

pendidikan kesehatan untuk kelompok, dan pendidikan kesehatan masyarakat

dengan sasaran masyarakat luas. Menurut Fitriani (2011) dalam proses belajar

ini terdapat 3 persoalan pokok, pertama persoalan masukan (input), menyangkut

pada sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok serta masyarakat

yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. Kedua

persoalan proses, proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor

antara lain subjek belajar, pengajar (pendidik dan fasilitator), metode, teknik

belajar, alat bantu belajar serta materi atau bahan yang dipelajari dan ketiga

persoalan keluaran (output), merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa

kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar.

Terdapat beberapa metode pendidikan kesehatan. Berdasarkan Fitriani (2011)

metode pendidikan terbagi atas tiga. Pertama, metode pendidikan individual

(perorangan), bentuk dari metode ini yaitu bimbingan dan penyuluhan (guidance

dan counseling) dimana kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap

masalah yang dihadapi oleh klien dapat di korek dan dibantu penyelesaiannya,

akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh

pengertian akan menerima perilaku tersebut. Kemudian interview (wawancara)

merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan, menggali informasi mengapa

ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku

yang sudah atau yang akan di adopsi mempunyai dasar pengertian dan

kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih

mendalam lagi.

19
Kedua metode pendidikan kelompok, efektifitas metodenya akan bergantung

pada besarnya sasaran pendidikan. Sasaran pendidikannya yaitu, pertama

kelompok besar dengan metode ceramah, metode ini dilakukan dengan ditujukan

sebagai pemicu terjadinya kegiatan partisipatif. Menurut Notoatmodjo (2010)

ceramah adalah suatu metode pendidikan kesehatan yang sering digunakan pada

kelompok besar dengan peserta lebih dari 15 orang dimana sasaran untuk

metode ini baik digunakan untuk berpendidikan tinggi. Kedua seminar, hanya

cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menegah ke atas.

Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli

tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di

masyarakat. Untuk kelompok kecil metode yang digunakan diantaranya, diskusi

kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow balling), kelompok

kecil-kecil (buzz group), memainkan peranan (role play), dan permainan

simulasi. Ketiga metode pendidikan yang digunakan adalah metode pendidikan

massa. Pada umumnya bentuk pendekatan ini tidak langsung, menggunakan atau

melalui media massa seperti, ceramah umum (public speaking) yang dilakukan

pada acara tertentu, pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media

elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk

pendidikan kesehatan massa, simulasi adalah bentuk pendekatan kesehatan

massa, tulis-tulisan dimajalah/koran baik dalam bentuk artikel maupun tanya

jawab/konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk

pendidikan kesehatan massa, bill board yang dipasang di pinggir jalan juga

bentuk pendidikan massa.

Dalam memberikan pendidikan kesehatan untuk mempermudah

menyampaikan informasi diperlukan sebuah media. Dimaksud dengan media

20
pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah alat bantu pendidikan. Disebut

media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran untuk

menyampaikan pendidikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien

(Fitriani, 2011). Mubarak (2012) mengatakan bahwa media pendidikan

kesehatan dibagi menjadi 3 diantaranya, media cetak merupakan media statis

yang mengutamakan pesan-pesan visual,, contohnya poster, leaflet, brosur,

majalah, surat kabar, stiker, pamflet dan flip chart (lembar balik).

Media elektronika adalah suatu media gerak, dinamis, dapat dilihat, dan

didengar yang penyampaian pesannya melalui alat bantu elektronika seperti

televisi, radio, film, kaset, slide show atau video-tape. Media luar ruang yaitu

suatu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan diluar ruang secara

umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, contohnya papan

reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar dan lain-lain. Media yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu leaflet. Leaflet adalah penyajian selembar

kertas yang dapat dilipat dan berisi kalimat-kalimat singkat yang mudah

dipahami serta gambar-gambar sederhana (Mubarak, 2012).

Penggunaan leaflet memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan. Menurut

Subargus (2011) keuntungan dalam menggunakan media leaflet yaitu dapat

disimpan dalam waktu yang lama. Kemudan lebih informatif yang dapat

digunakan referensi, isi pesan dapat bersifat pribadi, jangkauan dapat lebih jauh,

isi pesan dapat digunakan sebagai bahan diskusi dan dapat dicetak kembali, serta

dapat untuk membantu media lain. Adapun kelemahan dari leaflet menurut

Lucie (2005) dalam Syamsiah (2013) bahwa, leaflet tidak cocok untuk sasaran

individu per individu, tidak tahan lama dan mudah hilang leaflet akan menjadi

21
percuma jika sasaran tidak diikut sertakan secara aktif, serta perlu proses

panggandaan yang baik.

2.3 Teori Keperawatan Nola J.Pender

Biografi Nola J.Pender

Pender lahir pada 16 agustus 1941 di Lansing, Michigan. Ia adalah anak

semata wayang dari kedua orang tua yang menjunjung pendidikan bagi

perempuan. Dukungan dari keluarganya untuk menjadi seorang perawat

mengantarkannya ke sekolah keperawatan di West suburban hospital di Oak

Park Iillinois. Ia menerima gelar diploma keperawatannya pada tahun 1962 dan

mulai bekerja dalam unit perawatan medikal bedah dan berlanjut ke unit

pediatrik di sebuah rumah sakit di Michigan “pender komunikasi pribadi, 6 mei

2004” (Alligood M.R, 2017).

Asumsi utama, yaitu asumsi-asumsi teori ini mencerminkan perspektif ilmu

perilaku dan menekankan peran aktif pasien dalam mengatur perilaku kesehatan

mereka dengan cara memodifikasi lingkungan sekitar. Pada edisi ketiga

bukunya, health promotion in nursing practice, pender (1996) menyebutkan

asumsi-asumsi utama pada HPM yang dengan membahas orang, lingkungan, dan

kesehatan seperti berikut ini : pertama, orang berusaha membuat kondisi hidup

mereka agar bisa mengemukakan potensi kesehatan yang mereka miliki dan

masing-masing sifatnya unik. Kedua, orang memiliki kemampuan untuk

bercermin melalui kesadaran diri, termasuk menilai kemampuan diri sendiri.

Ketiga, orang menghargai perubahan yang dianggap mengarah pada hal yang

positif dan melakukan usaha untuk mencapai keseimbangan antara perubahan

dan kestabilan yang menurut dirinya sendiri dapat diterima. Keempat, masing-

22
masing individu berusaha secara aktif untuk mengatur perilaku mereka sendiri.

Kelima, masing-masing individu dengan segala kerumitan biopsikososialnya

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, yang secara progresif memberikan

perubahan pada lingkungan dan juga dijadikan berubah seiring waktu. Keenam,

para pekerja kesehatan berperan dalam lingkungan interpersonal, yang

memberikan pengaruh pada orang-orang sepanjang masa hidup mereka. Yang

terakhir, penataan ulang yang dimulai diri sendiri pada pola-pola interaksi antara

manusia dengan lingkungan adalah hal yang esensial bagi perubahan perilaku

(Alligood M.R, 2017).

Manfaat yang
dipersepsikan
terhadap suatu
tindakan

Hambatan yang
dipersepsikan
terhadap suatu
tindakan

Kebutuhan yang
mendesak
\
Perilaku (kendali rendah),
Pengaruh terhadap dan berbagai
sebelumnya
keyakinan diri pilihan (kendali
yang terkait
tinggi)

Pengaruh yang
ditimbulkan oleh Komitmen
suatu aktivitas untuk Perilaku promosi
merencanaka kesehatan
n suatu
tindakan
Pengaruh
Faktor interpersonal
personal: (keluarga, kelompok
biologi, penyedia layanan
psikologi, dan kesehatan), norma,
sosio-budaya dukungan, model.

Pengaruh situasional
: pilihan yang
tersedia, kebutuhan,
karakteristik, dan
estetika 23
Gambar 2.1 Konsep Teori Keperawatan Nola J.Pende. Health
Konsep utama dan definisiModel
yang (disajikan
Alligood,diM.R.
sini (2017)
dapat ditemukan di HPM
Promotion )
yang direvisi (Pender et al, 2006 dalam Alligood M.R, 2017). Berikut ini

karakteristik individu dan pengalaman yang mempengaruhi tindakan kesehatan

setelahnya. Pertama, perilaku yang berkaitan dengan masa lalu. Frekuensi

perilaku yang sama atau mirip dengan perilaku di masa lalu. Efek-efek langsung

dan tidak langsung terhadap kecenderungan menjalankan perilaku yang

mempromosikan kesehatan. Kedua, faktor personal dikategorikan menjadi faktor

biologis, psikologis, dan sosiokultural. Faktor-faktor ini bersifat prediktif

berdasarkan perilaku yang ada dan dibentuk oleh kondisi perilaku sasaran yang

sedang diteliti.

Ketiga, faktor biologis personal, yang termasuk ke dalam faktor ini adalah

variabel seperti usia, jenis kelamin, indeks masa tubuh, status puber, status

menopause, kemampuan aerobik, kekuatan, kecepatan dan keseimbangan.

Keempat, ada faktor psikologis personal, faktor-faktor ini meliputi variabel

seperti penghargaan diri, motivasi diri, kompetensi diri, persepsi status

kesehatan, dan definisi kesehatan. Kelima, faktor sosiokultural personal yaitu

faktor-faktor seperti ras etnis, akulturasi, pendidikan, dan status sosio ekonomi

merupakan faktor-faktor yang turut serta. Berikut ini kognisi dan afeksi yang

berkaitan spesifik dengan perilaku yang dianggap memiliki signifikansi motivasi

yang besar, variabel tersebut dapat dimodifikasi melalui tindakan keperawatan

(Pender, 1996).

24
Keenam, keuntungan yang dirasa atas suatu tindakan, merupakan hasil positif

yang diantisipasi akibat tindakan kesehatan. Ketujuh, halangan yang dirasa

untuk melakukan tindakan adalah rintangan yang diantisipasi, dibayangkan, atau

yang nyata dan harga yang harus dibayarkan secara pribadi akibat melakukan

perbuatan atau perilaku tersebut. Kedelapan, keyakinan diri yang dipersepsikan

yaitu, pertimbangan atas kemampuan diri untuk mengorganisir dan melakukan

suatu perilaku yang mempromosikan kesehatan. Keyakinan diri yang dirasa

mempengaruhi halangan yang dirasa bagi tindakan, sehingga semakin tinggi

tingkat keyakinan, maka semakin rendah tingkat halangan yang dirasa terhadap

pengerjaan suatu perilaku.

Faktor kesembilan, afek yang berkaitan dengan aktivitas yang menjelaskan

perasaan positif dan negatif yang subjektif yang muncul sebelum, saat, dan

setelah perilaku yang berasal dari sifat stimulus dari perilaku itu sendiri. Afek

yang berkaitan dengan aktivitas mempengaruhi keyakinan diri yang dirasa,

sehingga semakin positif perasaan subjektifnya maka semakin besar perasaan

majunya. Sebagai gantinya, peningkatan perasaan yakin dapat menghasilkan

afek positif yang lebih jauh.

Kesepuluh, pengaruh interpersonal merupakan kognisi yang menyangkut

perilaku, kepercayaan, atau sikap terhadap orang lain. Pengaruh-pengaruh

interpersonal termasuk norma-norma (ekspektasi terhadap pasangan), dukungan

sosial (dukungan instrumental dan emosional), dan pemodelan (pembelajaran

tidak langsung melalui observasi terhadap orang lain yang sedang menjalankan

perilaku tersebut). Sumber-sumber utama atas pengaruh interpersonal adalah

keluarga, teman sebaya, dan penyedia layanan kesehatan. Kesebelas adalah

25
pengaruh situasional yaitu persepsi dan kognisi personal pada situasi apapun

atau konteks yang dapat memfasilitasi atau menghentikan suatu perilaku.

Pengaruh tersebut termasuk persepsi atas pilihan yang tersedia, karakteristik

tuntutan, dan ciri estetika perilaku yang mempromosikan kesehatan diminta

untuk dilakukan. Pengaruh situasional dapat berpengaruh secara langsung

maupun tidak langsung terhadap perilaku kesehatan.

2.4 Aplikasi Teori Nola J.Pender

Proses untuk mencapai tujuan dari penelitian ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Nola J.Pender tentang Health Promotion Model berdasarkan

tujuh asumsi-asumsi utama dan dua konsep utama. Pertama, ibu hamil trimester

III dapat mengemukakan potensi kesehatan anaknya bagitu dilahirkan, yaitu

dengan pemberian ASI Eksklsuif, kedua seorang ibu memiliki kesadaran diri

untuk menilai kemampuannya yang memiliki keterbatasan informasi tentang

ASI Eksklusif. Ketiga, menganggap bahwa dengan pemberian pendidikan

kesehatan tentang ASI Eksklusif dapat membawanya ke arah yang positif,

sehingga ia dapat menerima informasi tersebut. Keempat, dengan informasi yang

diberikan ibu dapat secara aktif untuk merencanakan berbagai usaha agar

anaknya mendapat ASI Eksklusif apabila memiliki berbagai kendala.

Kelima, bertambahnya pengetahuan tentang ASI Eksklusif bagi ibu hamil

trimester III. Maka akan ada interaksi dengan lingkungannya dimana dengan

dukungan keluarga yang kurang dapat membagi informasi tersebut agar

membawa perubahan positif bagi lingkungan (dukungan keluarga penuh).

Keenam, bertambahnya pengetahuan ibu hamil trimester III dapat terjadi karena,

peran seorang pekerja kesehatan melalui pemberian pendidikan kesehatan

26
tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi anak, sehingga dapat memberikan

pengaruh atau manfaat dengan bertambahnya pengetahuan dalam

mempersiapkan dirinya menjadi seorang ibu. Ketujuh, penataan kembali

perilaku kesehatan pemberian ASI Eksklusif yang dimulai dari diri sendiri yang

kemudian dapat membawa perubahan bagi individu lain dan lingkungan.

Kemudian berdasarkan dua konsep utama Nola J.Pender untuk menghasilkan

perilaku promosi kesehatan seseorang dipengaruhi oleh perilaku interpersonal.

Didalamnya terdapat keluarga dan penyedia layanan kesehatan dalam hal ini

pemberian informasi kesehatan. Selanjutnya pengaruh situasional, dimana

pentingnya pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan bagi anak, ketika seseorang

memiliki perilaku interpensonal seperti keterbatasan pemberian informasi

tentang ASI Eksklusif bagi ibu hamil trimester III maka berdampak pada

pemberian ASI yang tidak eksklusif. Kemudian pengaruh situasional pentingnya

pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan, maka disinilah peran dari teori Nola

J.Pender tentang Health Promotion Model, dengan pendidikan kesehatan tentang

pemberian ASI Eksklusif dapat menambah pengetahuan ibu hamil trimester III.

Sebelum ibu melahirkan ia telah memiliki komitmen untuk memberikan ASI

Eksklusif bagi anaknya. Akhirnya,terjadilah perilaku pendidikan kesehatan yang

diharapkan dari teori Nola J.Pender yaitu pemberian ASI Eksklusif selama 6

bulan. Hasil dari perilaku pendidikan kesehatan ini sesuai dengan proses

terjadinya berdasarkan ketujuh asumsi-asumsi utama Pender dan tujuan dari

promosi kesehatan yang dilakukan. Teori dari Nola J.Pender pernah digunakan

dalam penelitian oleh Andalangi (2016) dengan judul “Efektifitas Pendidikan

27
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Anak Remaja Tentang Bahaya HIV/AIDS Di

SMA Negeri 6 Binsus Tobelo Kabupaten Halmahera Utara”

2.5 Penelitian Terkait

Jurnal-jurnal yang digunakan dalam penelitian terkait ini didapatkan dengan

mendownload jurnal yang ada di website google scholar melalui search engine

dengan menggunakan kata kunci antara lain : ASI Eksklusif, pendidikan

kesehatan tentang ASI Eksklusif pada ibu hamil trimester III, dan pengetahuan

ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif.

Penelitian terkait pertama yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Hapitria Pepi.

Judul Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang ASI Eksklesif Melalui

Ceramah Dan Multimedia Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan

melalui multimedia dan tatap muka terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil

tentang ASI dan menyusui di Wilayah UPTD Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon

Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain

quasi eksperimen. Sampel sejumlah 60 ibu hamil didapat dengan metode

purposive sampling. Instrumen berupa kuesioner.

Analisa data dengan menggunakan Uji t test dan hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai rerata perubahan pengetahuan metode mulimedia

adalah 4,53 dengan SD 1,99 dan metode tatap muka adalah 1,87 dengan SD

1.65. Sedangkan untuk penilaian sikap, hasil analisis perubahan sikap dengan

metode multimedia adalah 3,77 dengan SD 4,24 dan metode tatap muka adalah

1,17 dengan SD 2,15. Selisih rerata pengetahuan untuk kedua metode adalah

2,66 dengan 95% CI (1.71-3,61) dan p = <0,001. Selisih rerata sikap untuk

28
kedua metode adalah 2,60 dengan 95% CI (0,85 – 4,34) dan p = 0,004 atau p <

0,05. Uji t test menunjukkan bahwa metode multimedia memiliki perbedaan

dengan metode tatap muka dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang

ASI dan menyusui.

Penelitian terkait kedua oleh Pramiputra (2014) tentang Efektifitas

Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Dengan Leaflet

Terhadap Pengetahuan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa

Wonorejo Polokarto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas

pendidikan kesehatan metode ceramah dengan leaflet terhadap pengetetahuan

pencegahan demam berdarah di desa Wonorejo. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Two Group

Pretest Posttest Design. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mergangsan

Yogyakarta, pada bulan Juni. Untuk sampel penelitian berjumlah 30 responden

yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 15 responden kelompok ceramah dan 15

responden kelompok leaflet dengan menggunakan simple random sampling.

Analisa data meliputi analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan

uji T. Hasil penelitian kelompok ceramah menunjukkan nilai pretest 12,30 dan

posttest 14,27 (p-value= 0,000). Pada kelompok leaflet menunjukkan nilai

pretest 12,80 dan posttest 18,07 (p-value = 0,000), ada perbedaan rerata antara

kelompok ceramah dan leaflet (p-value= 0,004). Pendidikan kesehatan

menggunakan metode leaflet lebih efektif meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang pencegahan demam berdarah dibandingkan dengan metode

ceramah.

Yang ketiga yaitu dilakukan oleh Kawulur (2015) dengan judul Hubungan

Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif

29
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kota Manado. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan tindakan

pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado. Penelitian

ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional study.

Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, sampel ditentukan

menggunakan rumus Taro Yamane sebanyak 84 responden.

Besar sampel ditentukan menggunakan rumus Taro Yamane sebanyak 84

responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan metode

wawancara. Analisis hubungan menggunakan uji chi square dengan tingkat

kepercayaan 90% dan α = 0,1. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan

antara pengetahuan ibu dengan tindakan pemberian ASI Eksklusif pada bayi

menunjukkan p value sebesar 0,001. Hubungan antara sikap ibu dengan tindakan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi menunjukkan p-value sebesar 0,000.

terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap Ibu dengan tindakan pemberian

ASI Eksklusif pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kecamatan

Malalayang Kota Manado

Yang keempat penelitian yang dilakukan Apriliana (2016) dengan judul

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Terhadap

Pengetahuan Dan Sikap Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Primigravida

Di Puskesmas Kapuan Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan adalah untuk

mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ceramah terhadap

pengetahuan dan sikap pemberian ASI Eksklusif kepada ibu hamil primigravida

di Puskesmas Kapuan. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan

metode quasi eksperimental dengan desain penelitian pra-eksperimen

menggunakan one-group pretest - posttest design. Populasi penelitian adalah ibu

30
hamil primigravida di Puskesmas Kapuan dengan teknik pengambilan sampel

menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 46 responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan

dengan metode ceramah terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pemberian ASI

Eksklusif kepada ibu hamil primigravida di Puskesmas Kapuan. Dengan p-value =

0,001 (<0,05) dan p-value = 0,003 ( <0,05). Disarankan ibu hamil mampu

menumbuhkan sikap positif tentang pemberian ASI Eksklusif melalui pendidikan

kesehatan kepada ibu selama kehamilan dan setelah melahirkan, keluarga dan

masyarakat.

Yang kelima penelitian oleh Sulistyo (2014) dengan judul Pemberian

Pendidikan Kesehatan Melalui Media Leaflet Efektif Dalam Peningkatan

Pengetahuan Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Ponorogo.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian

pendidikan kesehatan melalui media leaflet terhadap pengetahuan dalam perilaku

pencegahan tuberkulosis paru di Kabupaten Ponorogo. Metode penelitian yang

digunakan yaitu Pre eksperimental dengan rancangan one group pre test and post

test design. Responden adalah penderita Tuberkulosis Paru yang tercatat di

register Puskesmas Badegan Kabupaten Ponorogo tahun 2013 dan 2014, yang

diambil dengan purposive sampling sejumlah 30 responden.

Penelitian diawali dengan pre test kemudian diberikan pendidikan kesehatan

dengan media leaflet dan dilanjutkan dengan post test. Uji analisis menggunakan

uji non parametrik menggunakan Wilcoxon Test. Hasil penelitian didapatkan

nilai p = 0,001 lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna

mengenai pengetahuan tentang tuberkulosis paru sebelum dan sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan dengan menggunakan media leaflet. Maka kesimpulannya


31
adalah penelitian ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan melalui media

leaflet terhadap pengetahuan dalam perilaku pencegahan tuberkulosis paru di

Kabupaten Ponorogo.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif berpengaruh terhadap peningkatan

pengetahuan ibu hamil. Adapun beberapa saran yang diberikan bagi peneliti

selanjutnya yaitu, dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan media yang

lebih menarik. Pada beberapa jurnal terdapat keterbatasan dan faktor perancu.

Keterbatasannya adalah jumlah sampel yang masih kurang, sedangkan faktor

perancunya yaitu umur, paritas, pekerjaan, sosial budaya, ekonomi, promosi susu

formula, riwayat antenatal care dan postnatal care, dll.

32
Tabel 2.2 Tabel Penelitian Terkait

No Penulis Tempat Tahun Tujuan Desain/metode/st Populasi/sampl Hasil


atistic test ing/ sampel
1. Hapitria Wilayah 2016 Untuk mengetahui Penelitian ini Sampel Metode multimedia
Pepi UPTD efektifitas pendidikan merupakan sejumlah 60 ibu memiliki perbedaan
Puskesmas kesehatan melalui penelitian hamil dengan metode
Sitopeng multimedia dan tatap eksperimental tatap muka dalam
Kota Cirebon muka terhadap dengan desain meningkatkan
pengetahuan dan sikap quasi eksperimen pengetahuan dan
ibu hamil tentang ASI dan metode purposive sikap tentang ASI
menyusui di Wilayah sampling dan menyusui.
UPTD Puskesmas
Sitopeng Kota Cirebon
2. Pramipu Desa 2014 Untuk mengetahui Metode Quasi Sampel Pendidikan
tra Wonorejo efektifitas pendidikan Experimental penelitian kesehatan
Alfan Polokarto kesehatan menggunakan dengan desain berjumlah 30 menggunakan
metode ceramah dengan penelitian Two responden yang metode leaflet lebih
leaflet terhadap Group Pretest dibagi menjadi 2 efektif
peningkatan pengetahuan Posttest Design kelompok, yaitu meningkatkan
pencegahan demam dengan 15 responden pengetahuan
berdarah dengue di desa menggunakan kelompok masyarakat tentang
wonorejo. simple random ceramah dan 15 pencegahan demam

33
sampling responden berdarah
kelompok leaflet dibandingkan
dengan metode
ceramah
3. Kawulur Puskesmas 2015 Untuk mengetahui Penelitian ini Sampel Hasil penelitian
F.G Bahu hubungan antara merupakan berjumlah 84 menunjukkan
Manado pengetahuan dan sikap penelitian survei ibu hamil hubungan antara
ibu dengan tindakan analitik dengan pengetahuan ibu
pemberian ASI Eksklusif rancangan cross dengan tindakan
di wilayah kerja sectional study. pemberian ASI
puskesmas bahu manado Sampel Eksklusif pada bayi
ditentukan dengan menunjukkan p
metode purposive value sebesar
sampling. 0,001. Hubungan
antara sikap ibu
dengan tindakan
pemberian ASI
Eksklusif pada bayi
menunjukkan p
value sebesar 0,000
4. Aprilian Puskesmas 2016 Untuk mengetahui Metode quasi Populasi Hasil penelitian

34
a Kapuan pengaruh pendidikan eksperimental penelitian menunjukkan
kesehatan dengan metode dengan desain adalah ibu hamil bahwa ada
ceramah terhadap penelitian pra- primigravida di pengaruh
pengetahuan dan sikap eksperimen Puskesmas penyuluhan
pemberian ASI eksklusif menggunakan Kapuan dengan kesehatan dengan
kepada ibu hamil one-group pretest teknik metode ceramah
primigravida di - posttest design pengambilan terhadap tingkat
Puskesmas Kapuan sampel pengetahuan dan
menggunakan sikap pemberian
total sampling ASI Eksklusif
dengan jumlah kepada ibu hamil
sampel 46 primigravida di
responden Puskesmas Kapuan
dengan p-value =
0,001 (<0,05) dan
p-value = 0,003
( <0,05)
5. Sulistyo Kabupaten 2014 Untuk mengetahui Metode penelitian Responden Hasil penelitian
Andarm Ponorogo efektifitas pemberian menggunakan Pre penderita menunjukkan
oyo pendidikan kesehatan eksperimental Tuberkulosis penelitian ada
melalui media leaflet dengan rancangan Paru yang pengaruh

35
terhadap pengetahuan one group pre test diambil dengan pemberian
dalam perilaku and post test purposive pendidikan
pencegahan tuberkulosis design. sampling kesehatan melalui
paru di Kabupaten sejumlah 30 media leaflet
Ponorogo. responden terhadap
pengetahuan dalam
perilaku
pencegahan
tuberkulosis paru di
Kabupaten
Ponorogo

36
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

Dalam bab ini membahas tentang kerangka konsep penelitian yang

dihubungkan dengan teori keperawatan Nola J.Pender , hipotesis, dan definisi

operasional

3.1 Kerangka Konsep

Pemberian ASI
Eksklusif terpenuhi

Ibu berpikir bayi


tidak akan
mengalami
pertumbuhan
dengan baik

Perilaku buruk
: Kebutuhan
Ibu yakin tidak
- Tidak yang
memberi ASI
memiliki mendesak
Eksklusif karena
pengetahuan
kurang pengetahuan
tentang ASI
Eksklusif

Tidak memberikan Komitmen


ASI Eksklusif ibu untuk Perilaku
memberikan pendidikan
ASI kesehatan
Eksklusif
Pengaruh
interpersonal :
- Keterbatasan
informasi
Faktor sosio- kesehatan
budaya :
Pendidikan Pengetahuan
- Pendidikan
tentang ASI
Kesehatan
Eksklusif
Pengaruh situasional:
- Pemberian ASI
Keterangan : Eksklusif selama 6
bulan
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
: Tidak di teliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

37
3.2 Hipotesis

Hipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara


penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012)

Ho1: Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif

terhadap pengetahuan ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan.

Ho2: Tidak ada perbedaan pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

Ha1: Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap

pengetahuan ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan.

Ha2: Ada perbedaan pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

38
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang atasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012)
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Defenisi Definisi operasional Skala Alat ukur Hasil Ukur
konseptual ukur
1 Dependent Pengetahuan Pemahaman ibu hamil Ordinal Kuesioner Pengetahua
(pengetahua adalah merupakan trimester III tentang terdiri 23 n baik jika
n ibu hamil hasil dari tahu, apa yang diketahui pernyataan skor ˃69
trimester dan ini terjadi terkait ASI Eksklusif menggunak dan
III) setelah orang yaitu tentang an skala pengetahua
melakukan pengertian, stadium Likert n kurang
penginderaan ASI, komposisi ASI, dengan jika skor
terhadap objek manfaat ASI pernyataan ≤69
tertentu (Priyoto, Eksklusif, langkah positif
2014) mencapai ASI diberi skor
Eksklusif, dan dampak SS : 4
tidak memberi ASI S:3
Eksklusif. TS : 2
STS : 1
Dan untuk
pernyataan
negatif
diberi skor :
SS : 1
S:2
TS : 3
STS : 4

2 Independen Pendidikan Pendidikan kesehatan - - -


(pendidikan kesehatan adalah adalah pemberian info
kesehatan) perubahan pada rmasi kepada ibu
diri manusia yang hamil trimester III
memiliki tentang definisi ASI
hubungan dengan Eksklusif, stadium AS
tercapainya tujuan I, komposisi ASI,
dari kesehatan manfaat ASI
masyarakat Eksklusif, langkah
maupun mencapai ASI
perorangan Eksklusif,
(Susilo, 2011) dampak tidak
memberikan ASI
Eksklusif.

39
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Di bab ini membahas tentang desain penelitian, lokasi, waktu penelitian,

populasi, sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisa data dan etika

penelitian.

4.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimen , dimana

eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen

sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau

dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Dengan

rancangan pretest posttest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with

control group). Untuk menentukan pengaruh pemberian pemdidikan kesehatan

ASI Eksklusif terhadap pengetahuan ibu hamil trimester III. Pada penelitian ini

kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok eksperimen.

Pretest Perlakuan Posttest

R (Kel. Perlakuan) 01 x 02
R (Kel. Kontrol) 03 04

Gambar 4.1 Desain Penelitian Pretest-Postest With Control Group


Keterangan : 01 dan 03 : Pengetahuan ibu hamil trimester III sebelum

diberikan pendidikan kesehatan.

X : Intervensi pendidikan kesehatan kepada ibu

hamil trimester III.

02 dan 04 : Pengetahuan ibu hamil trimester III setelah

diberikan pendidikan kesehatan.

40
4.2 Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kombos yang terletak di

Kelurahan Kombos Timur Lingkungan 1 Kecamatan Singkil Kota Manado.

Memiliki lima wilayah kerja diantaranya, Kelurahan Kombos Timur, Kelurahan

Kombos Barat, Kelurahan Ternate Tanjung, Kelurahan Ternate Baru, dan

Kelurahan Singkil II.

4.3 Waktu penelitian

Waktu penelitian dimulai dari wawancara awal dengan ibu hamil trimester III

pada 14 Februari 2018 sampai selesai penelitian 24 Juli 2018.

4.4 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III

yang datang berkunjung di Puskesmas Kombos, dengan jumlah 34 orang.

4.5 Sampel

Teknik pengambilan sampel diambil menggunakan metode Non Random

Sampling dengan cara Total sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Sampel sebanyak 34 orang, dengan 17

responden sebagai kelompok eksperimen dan 17 responden sebagai kelompok

kontrol. Dengan kriteria sampel Inklusi ibu hamil trimester III yang tinggal di

wilayah Puskesmas Kombos, ibu hamil trimester III yang bersedia jadi

responden, dan untuk kriteria eksklusi adalah ibu hamil yang sudah

berpengetahuan baik 2 orang.

4.6 Instrumen penelitian

Alat yang dipakai pada saat penelitiaan ini kuesioner, Leaflet tentang ASI

Eksklusif. Kuesioner ini pada bagian pertama terdiri dari data demografi

41
responden berupa nomor responden, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan

usia kehamilan. Bagian kedua berisi pernyataan pengetahuan tentang ASI

Eksklusif dengan jumlah pernyataan 23 terdiri dari pernyataan positif 17 (2, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23), pernyataan negatif 6 (1, 3, 11,

14, 17, 18). Kuesioner ini diukur menggunakan skala ordinal dengan ketentuan

pernyataan positif skor sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak

setuju 1 dan pernyataan negatif skor sangat setuju 1, setuju 2, tidak setuju 3,

sangat tidak setuju 4, maka dikatakan pengetahuan baik jika skor ˃69 dan

pengetahuan kurang jika skor ≤69.

Uji Validitas

Berdasarkan Setiadi (2013) jika instrumen mampu untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu maka instrumen tersebut

dikatakan valid. Instrumen dalam penelitian ini telah di uji validitasnya di

Puskesmas Wawonasa pada 15 orang ibu hamil trimester III, angka dari r

pearson products moment sesuai dengan taraf signifikan 5 % untuk n 15 nilai r

tabelnya 0.514. Hasil dari uji validitas menunjukkan bahwa, kuesioner

pengetahuan memenuhi nilai yang mendekati r tabel dan nilai yang melebihi r

tabel yaitu 0.504-0.839. Dari hasil tersebut didapatkan 23 pernyataan dikatakan

valid.

Uji Reliabilitas

Berdasarkan Ghozali (2011) dalam Agustina (2012), dikatakan reliabel jika

suatu konstruk atau variabel memberikan nilai α =0.70. Berdasarkan hasil uji

reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan memiliki nilai α ≥ 0.70

yaitu α = 0.753. Sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut reliabel. Hal

itu berarti kuesioner dapat digunakan untuk penelitian.

42
4.7 Pengumpulan data
14 februari 2018 survey awal dengan wawancara
pada 5 ibu hamil trimester III

Pengambilan surat di fakultas untuk pengambilan


data awal

Membawa surat ke Kesbangpol Kota Manado, Dinas Kesehatan


Kota Manado, Puskesmas Kombos, dan kelurahan-kelurahan
untuk pengambilan data awal

22 februari 2018 turun ke kader-kader dan Puskesmas


Kombos untuk pengambilan data awal

Pembuatan proposal

10-16 juli 2018 uji validitas kuesioner di Puskesmas


Wawonasa pada 15 ibu hamil trimester III

17-24 juli 2018 melakukan penelitian di Wilayah Puskesmas Kombos,


menjelaskan proses penelitian dan memberikan informed concent pada
responden

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

18 juli 2018 melakukan Pretest 17-18 juli 2018 melakukan Pretest


dengan memberikan kuesioner dengan memberikan kuesioner

Pendidikan kesehatan tentang


Memberikan Leaflet ASI Eksklusif melalui metode
tentang ASI Eksklusif ceramah dan leaflet

23 juli 2018 melakukan Posttest 22 juli 2018 melakukan Posttest


dengan memberikan kuesioner dengan memberikan kuesioner

Mengolah data dan melakukan


analisi hasil penelitian

Gambar 4.2 Bagan Proses Penelitian


43
Penelitian dimulai dengan wawancara awal dengan 5 orang ibu hamil

trimester III pada 14 februaru 2018. Selanjutnya peneliti meminta surat

rekomendasi pengambilan data awal dari fakultas untuk dibawa ke Kesbangpol,

Dinas Kesehatan, Puskesmas Kombos, dan kelurahan sebagai ijin untuk

pengambilan sampel. 22 februari 2018 menemui kader yang ada di masing-

masing lingkungan dan Puskesmas Kombos untuk dimintai data jumlah ibu

hamil trimester III dan peneliti mendapatkan jumlah ibu hamil trimester III

berjumlah 36 orang. Kemudian peneliti menyusun proposal dengan judul

“Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang ASI Eksklusif Terhadap

Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Puskesmas Kombos”.

Setelah proposal telah disetujui, peneliti meminta ijn dari Fakultas

Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado. Dengan tujuan untuk

melakukan uji validitas dan reliabilitas di Puskesmas Wawonasa yang dilakukan

pada tanggal 10-16 juli 2018, uji tersebut dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner yang berisi 25 pernyataan tentang ASI Eksklusif kepada 15 orang ibu

hamil trimester III. Selanjutnya peneliti melakukan analisa data yang telah

terkumpul dengan menggunakan program SPSS 16.0. Proses analisa data

dimulai dengan editting yaitu memeriksa kembali jawaban dari responden

apakah sudah terisi lengkap atau tidak.

Dilanjutkan dengan proses coding yaitu memberikan kode pada setiap

jawaban yang telah diberikan responden berdasarkan kunci jawaban yang telah

disusun oleh peneliti sebelumnya. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil dari

25 pernyataan terdapat 2 penyataan yang tidak valid, dan pernyataan tersebut

tidak di gunakan lagi dalam kuesioner penelitian. Kemudian responden

melanjutkan penelitian tentang Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang ASI

44
Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Puskesmas

Kombos. Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta ijin dari Fakultas

Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado untuk melakukan

penelitian.

Satu hari sebelum waktu penelitian senin 16 juli 2018 peneliti datang ke

Puskesmas Kombos. Setiap hari senin-selasa merupakan jadwal pemeriksaan ibu

hamil. Peneliti kemudian menjelaskan kepada beberapa ibu hamil trimester III

maksud dan tujuan peneliti melibatkan ibu hamil trimester III untuk dijadikan

responden namun terdapat hambatan dalam mencari resonden, dimana terdapat 2

ibu hamil trimester III yang menolak menolak menjadi responden . Di hari

tersebut peneliti mendapatkan 15 ibu hamil trimester III yang bersedia menjadi

responden dan peneliti memasukkan responden tersebut ke dalam kelompok

eksperimen atau perlakuan, lalu peneliti mengantar surat-surat ijin penelitian di

kantor-kantor kelurahan yang ada di wilayah Puskesmas Kombos yang akan di

mulai pada 17 juli 2018 sampai 24 juli 2018.

Pada hari selasa 17 juli 2018 peneliti melakukan penelitian, tapi sebelum itu

jam 08.30 WITA peneliti datang ke Puskesmas Kombos untuk mendapatkan

responden dan mendapat 12 orang yang bersedia jadi responden. Pada jam 11.00

WITA peneliti memulai penelitian di hari pertama pada 3 responden di

Kelurahan Kombos Barat Lingkungan IV, selanjutnya di Kelurahan Ternate

Baru pada 2 responden. Kemudian peneliti ke Kelurahan Ternate Tanjung untuk

melakukan penelitian pada 5 orang responden, lalu dilanjutkan ke Kombos

Timur Lingkungan VI 1 responden dan terakhir Kombos Timur Lingkungan I

terdapat 2 orang responden. Penelitian pada hari selasa 17 juli 2018 selesai pada

jam 19.30 malam dengan jumlah 13 orang responden pada kelompok perlakuan.

45
Penelitian di lanjutkan pada hari kedua rabu 18 juli 2018 di mulai jam 08.30

WITA, peneliti memprioritaskan terlebih dahulu kelompok eksperimen.

Pertama, peneliti mendatangi 2 orang responden yang ada di Kombos Timur

Lingkungan II, selanjutnya ke Singkil II Lingkungan II terdapat 3 responden (2

responden perlakuan dan 1 responden kontrol). Kemudian peneliti mulai

melakukan penelitian pada kelompok kontrol yang hanya diberikan leaflet

tentang ASI Eksklusif sebelumnya sudah ada 1 orang. Peneliti mendatangi

rumah 3 orang responden yang ada di Singkil II Lingkungan 1, selanjutnya ke

Kombos Barat Lingkungan III terdapat 4 orang responden, di Kombos Timur

Lingkungan IV terdapat 2 orang responden pada hari tersebut peneliti masih

kekurangan responden 9 orang untuk itu peneliti berinisiatif datang ke rumah

seorang kader yang ada di Kombos Timur Lingkungan V.

Sesuai informasi dari kader peneliti memperoleh 5 responden dan kemudian

mendatangi rumah masing-masing responden sesuai informasi dari kader.

Pencarian responden di lanjutkan dengan mendatangi rumah Kepala Lingkungan

III di Kelurahan Kombos Timur, peneliti mendapatkan 4 orang responden ibu

hamil trimester III, penelitian di hari kedua tersebut selesai pada pukl 20.00

WITA. Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan editting, lalu coding

pada setiap jawaban responden dan peneliti menemukan 2 responden (1

kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol) yang memiliki pengetahuan baik

sebelum diberikan ceramah atau leaflet, karena pengetahuan sudah baik maka

peneliti memasukkan kedua responden ke dalam kriteria eksklusi. Dan terakhir

peneliti melakukan post test pada semua responden dan dibagi dalam 2 hari yaitu

minggu 22 juli 2018 dan 23 juli 2018.

46
4.8 Analisa data

Analisa data yang digunakan dalam mengelola data, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan, yaitu Editing (penyuntingan data). Peneliti mulai

menyunting hasil yang dikumpulkan melalui kuesioner untuk melihat bila

responden mengisi kuesioner dengan lengkap atau tidak. Setelah dilakukan

penyuntingan data didapati semua data terisi lengkap. Coding Sheet (lembaran

kode), peneliti kemudian mulai membuat kode pada setiap kategori dalam

kuesioner pada data demografi untuk usia 17-28 (1) dan 29-40 (2).

Untuk kategori pendidikan diberi kode seperti berikut, SD (1), SMP (2),

SMA (3), Sarjana (4). Pekerjaan peneliti memberi kode Buruh (1), pegawai

negeri (2), ibu rumah tangga (3), lainnya (4), dan untuk usia kehamilan 7 bulan

(1), 8 bulan (2), dan 9 bulan (3). Data Entry (memasukkan data), dengan cara

mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan jawaban

masing-masing pernyantaan. Kemudian tabulasi data yaitu, membuat tabel-tabel

data, sesuai dengan tujuan penelitian dari peneliti.

Penelitian ini menggunakan 2 analisa, pertama yaitu analisa univariat

digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi karakteristik

responden. Kedua, analisa bivariat dilakukan dengan tujuan untuk mencari

pengaruh antara variabel independen (pendidikan kesehatan) dengan variabel

dependen (pengetahuan ibu hamil trimester III). Sebelum dilakukan uji t

berpasangan dan t tidak berpasangan peneliti melakukan uji normalitas Shapiro-

Wilk terlebih dahulu. Diperoleh hasil bahwa data tidak terdistribusi normal,

maka peneliti menggunakan uji alternatif Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann-

Whitney. Dengan hasil signifikan apabila 95% atau p value lebih kecil dari α

(p<0,05) Ha diterima dan H0 ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan

47
penyuluhan kesehatan tentang ASI Ekkslusif terhadap pengetahuan ibu hamil

trimester III.

4.9 Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2012) etika di dalam penelitian ini yang harus

diperhatikan yaitu :

Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Sebelum dilakukan penelitian, sebagai wujud menghormati responden maka

peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan serta proses pelaksanaan

seperti apa. Kemudian responden dengan bebas dapat memutuskan untuk

menjadi responden atau tidak, apabila responden bersedia peneliti telah

menyiapkan surat persetujuan atau informed consent. Dalam penelitian ini,

peneliti menghormati keberadaan responden dengan merahasiakan identitas

responden, dan penelitian ini akan menyita sedikit waktu responden.

Prinsip etika penelitian yang berikut yaitu baik, dimana dalam etika penelitian

hal yang patut menjadi prinsip adalah prinsip kebaikan, penelitian yang akan

dilakukan harus mampu memberikan manfaat yang baik bagi kehidupan manusia

dan tidak memberikan kerugian pada partisipan yang akan diteliti dimana ketika

melibatkan partisipan dalam penelitian, peneliti tidak boleh menempatkan

partisipan pada keadaan yang tidak menguntungkan atau terlibat kedalam situasi

yang tidak dipersiapkan sebelumnya (Swarjana, 2015).

Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an inclusiveness).

Dalam penelitian ini peneliti menerapkan etika adil bagi semua responden,

dimana responden pada kelompok eksperimen semunya mendapatkan

pendidikan kesehatan melalui ceramah dan leaflet. Untuk kelompok kontrol

48
sebagai bentuk etika keadilan, selesai diberikan post test dibuka kesempatan

untuk berdiskusi. Apabila responden tidak bertanya peneliti mengingatkan

kembali kepada responden dengan memberikan beberapa ceramah tentang

pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

49
BAB V
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti membahas hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah

Puskesmas Kombos Kota Manado terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat

disajikan dalam bentuk tabel. Penelitian ini di mulai pada tanggal 17-24 Juli 2018 ,

dengan jumlah responden 34 ibu hamil trimester III dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok kontrol 17 orang dan kelompok perlakuan 17 orang. Penelitian ini

bertujuan mencari pengaruh pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap

pengetahuan ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas Kombos. Peneliti

melakukan pretest dahulu untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden pada

kedua kelompok. Penelitian hari pertama Selasa 17 Juli 2018 peneliti mendapa 15

responden tetapi hanya 12 responden yang dapat diselesaikan, sisanya dilanjutkan

pada hari kedua.

Rabu 18 Juli 2018 dilakukan penelitian pada kelompok perlakuan 5 orang dan

17 orang kelompok kontrol. Kemudian posttest dilakukan 22-23 Juli 2018, setelah

data terkumpul dilakukan pemeriksaan data kembali untuk melihat apakah responden

mengisi semua pernyataan yang diberikan lalu mengolah data. Setelah itu, dilakukan

uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, untuk menentukan uji bivariat yang

akan digunakan dan hasilnya data tidak terdistribusi normal p=<0.05 sehingga

dilakukan uji alternatif yaitu Wilcoxon dan Mann-Whitney. Dari penelitian tersebut

didapatkan hasil bahwa, pada kelompok kontrol leaflet tidak berpengaruh dalam

meningkatkan pengetahuan dengan p=0.556 tetapi pada kelompok perlakuan yang

diberi ceramah disertai leaflet dapat meningkatkan pengetahuan (p=0.00) serta ada

perbedaan pengetahuan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p=0.00).

50
5.1 Karakteristik Data Demografi

Setelah dilakukan analisa data peneliti melakukan uji normalitas


menggunakan uji Shapiro-Wilk, untuk menentukan uji bivariat yang akan digunakan.
Dan hasilnya data tidak terdistribusi normal dengan nilai pada kelompok kontrol
pretest p=0.002 (<0.05) dan posttest p=0.006 (<0.05). Untuk kelompok perlakuan
didapat hasil pretest p=0.025 (<0.05) dan posttest p=0.005 (<0.05). Sehingga
dilakukan uji alternatif yaitu menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney.

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan karakteristik usia,


pendidikan, pekerjaan, dan usia kehamilan

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan


Karakteristik Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Responden (n) (n)
Kategori
Usia
17-28 14 82.4 9 52.9
29-40 3 17.6 8 47.1
Tingkat
Pendidikan 9 52.9 3 17.6
SD 2 11.8 7 41.2
SMP 5 24.9 7 41.2
SMA 1 5.9 0 0
Sarjana
Jenis Pekerjaan 15 88.2 16 94.1
IRT 2 11.8 1 5.9
Lainnya
Usia Kehamilan 8 47.1 8 47.1
7 Bulan 6 35.3 5 29.4
8 Bulan 3 17.6 4 23.5
9 Bulan
Total 17 100 17 100

Sumber: Data Primer 2018


Berdasarkan tabel 5.1 dapat di peroleh data demografi untuk usia
responden ibu hamil trimester III yang ada di wilayah Puskesmas Kombos pada
kelompok kontrol paling banyak adalah usia 18-29 berjumlah 14 orang (82.4%),
pada kelompok perlakuan usia 17-28 yaitu 9 orang (52.9%). Untuk kategori
pendidikan pada kelompok kontrol yang paling banyak adalah SD 9 orang
(24.9%), pada kelompok perlakuan yaitu SMP dan SMA mempunyai jumlah
yang sama 7 orang (41.2%). Untuk pekerjaan pada kelompok kontrol yang
paling banyak yaitu ibu rumah tangga (IRT) 15 orang (88.2%), pada kelompok
perlakuan paling banyak adalah IRT 16 orang (94.1%). Sedangkan untuk
kategori usia kehamilan pada kelompok kontrol dan perlakuan memiliki jumlah
yang sama yaitu 8 orang (47.1).

51
5.2 Hasil Analisis Univariat

Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pre


Test dan Post Test pada Kelompok Kontrol dan Kelompok
Perlakuan

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan


n Sebelum Sesudah n Sebelum Sesudah
Baik 17 0 0 17 0 17

Kurang 17 17 17 17 17 0

Total 17 17 17 17 17 17

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.2.1 di peroleh data pengetahuan responden pada


kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol untuk pre
test semua responden memiliki pengetahuan kurang, setelah dilakukan post test
responden masih memiliki pengetahuan yang kurang yaitu 17 orang. Untuk pre
test pada kelompok perlakuan semua responden memiliki pengetahuan yang
kurang yaitu 17 orang. Tetapi, setelah dilakukan post test semua responden pada
kelompok perlakuan mengalami peningkatan pengetahuan yaitu 17 orang.

52
5.3 Hasil Analisis Bivariat

5.3.1 Identifikasi Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang ASI Eksklusif


Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Tabel 5.3.1.1 Hasil Uji Pre Test dan Post Test Pengetahuan Ibu Hamil
Trimester III Tentang ASI Eksklusif Pada Kelompok
Kontrol dan Eksperimen Dengan Uji Wilcoxon Signed
Rank Test

Pendidikan Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan


Kesehatan
Mean Standar Z p- Mean Standar Z p-
Deviation value Deviation value
Pengetahuan 59.35 6.499 57.88 6.594
Sebelum -589 .556 - 3.363 .000
Pengetahuan 59.71 5709 78.88 6.972
Sesudah
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.3.2.1 di peroleh data kelompok kontrol dan


kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol rata-rata nilai pre test
pengetahuan 59.35 dengan standar deviasi 6.499, sedangkan nilai rata-rata
post test pengetahuan kelompok kontrol 59.71 dan pada p-value nilai p =
.556 (<0.05), sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh pemberian
leaflet tentang ASI Eksklusif terhadap peningkatan pengetahuan pada ibu
hamil trimester III di Wilayah Puskesmas Kombos. Pada kelompok
perlakuan rata-rata nilai pre test pengetahuan adalah 57.88 dengan standar
deviasi 6.594. Untuk nilai p-value .000<0.05, maka Ha₁ diterima dan Ho₁ di
tolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap pengetahuan ibu hamil trimester
III di wilayah.

53
5.3.2 Analisis Perbedaan Antara Kelompok Kontrol dan Eksperimen Dengan
Menggunakan Mann-Whitney.

Tabel 5.3.2.1 Hasil Uji Post Test Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif
Menggunakan Uji Mann-Whitney pada Kelompok Kontrol
dan Perlakuan

p-
Pendidikan Kesehatan n Mean Standar Z value
Deviation
Pengetahuan Sesudah Perlakuan 17 78.88 6.972
Pengetahuan Sesudah Kontrol 17 59.71 5.709 -4.984 .000
Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil nilai rata-rata pada kelompok
kontrol 1.50 dan nilai rata-rata pada kelompok perlakuan 69.29. Nilai mean
pada kelompok perlakuan lebih tinggi hal ini disebabkan karena adanya
pemberian pendidikan kesehatan melalui ceramah dan leaflet untuk menambah
pengetahuan ibu hamil trimester III. Nilai p-value .000 (p<0.05) Ho₂ di tolak
dan Ha₂ diterima. Maka disimpulkan bahwa, ada perbedaan pengetahuan yang
signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan.

54
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti yang akan dikaitkan dengan teori-teori dan penelitian terkait lainnya.

6.1 Gambaran Karakteristik Responden Efektifitas Pendidikan Kesehatan

Tentang ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Di

Wilayah Puskesmas Kombos

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet tidak

ada responden yang mengalami peningkatan pengetahuan. Sedangkan pada

kelompok perlakuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan mengalami

peningkatan pengetahuan, pada kelompok kontrol responden dengan usia 17-28

lebih banyak yaitu 14 orang, untuk kelompok eksperimen hanya berbeda 1

responden saja 17-28 yaitu 9 orang dan 29-40 8 orang. Maka dapat disimpulkan

bahwa usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sejalan dengan

teori Notoatmodjo (2012) bahwa, semakin tua umur seseorang maka proses-

proses perkembangan mentalnya bertambah baik.

Untuk karakteristik pendidikan kelompok kontrol didominasi oleh pendidikan

sekolah dasar (SD) dengan jumlah 9 responden. Sedangkan kelompok perlakuan

sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) memliki

jumlah yang sama yaitu 7 orang. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Hal ini di dukung oleh

Notoatmodjo (2012) bahwa usaha mendewasakan manusia melalui upaya

55
pengajaran dan pelatihan dan sebuah proses pengubahan sikap dan tatalaku

seseorang atau kelompok adalah pendidikan.

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada kedua kelompok sama-

sama didominasi oleh ibu rumah tangga (IRT). Pada kelompok kontrol

responden yang bekerja sebagai IRT berjumlah 15 orang dan 2 orang responden

memiliki pekerjaan lain (wiraswasta), untuk kelompok perlakuan 16 orang dan 1

orang responden memiliki pekerjaan lain (karyawan). Pusporini (2009) dalam

Sriwahyu (2014) menyatakan ibu yang tidak bekerja pada umumnya

menjalankan rutinitas sebagai ibu rumah tangga, sehingga pengalaman dan

informasi yang diperoleh terbatas dibandingkan ibu yang bekerja, sementara ibu

yang bekerja memiliki dunia yang lebih luas sehingga dapat menceritakan

pengalaman serta keluhannya kepada temannya. Maka dapat disimpulkan

bahwa, pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

6.2 Pengaruh pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap

pengetahuan ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Kombos Pada

kelompok kontrol

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Puskesmas

Kombos Kota Manado, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan

kesehatan dengan media leaflet terhadap pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang ASI Eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Norviatin (2016). Penelitian dengan judul tentang pengaruh

penyuluhan dan pemberian leaflet terhadap pengetahuan, perilaku, dan sikap ibu

tentang diare pada balita di Puskesmas Maja. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa pemberian leaflet tidak dapat meningkatkan pengetahuan

56
tentang diare secara bermakna pada ibu yang memiliki balita di Wilayah kerja

Puskesmas Maja, maka dapat disimpulkan bahwa, pemberian penyuluhan

dengan hanya memberikan leaflet tidak dapat menambah pengetahuan.

Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Andarmoyo (2015).

Andarmoyo menyatakan bahwa pendidikan kesehatan melalui pemberian leaflet

dapat meningkatkan pengetahuan, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian pendidikan kesehatan melalui leaflet. Berdasarkan hasil penelitian,

peneliti berasumsi bahwa penggunaan leaflet tidak dapat meningkatkan

pengetahuan. Berdasarkan pengalaman yang di peroleh peneliti selama

penelitian terdapat beberapa responden yang hanya membiarkan leaflet

diletakkan di tempat duduk, responden lain membiarkan leaflet yang diberikan

di ambil oleh anaknya, responden lain juga setelah selesai di lakukan post test

peneliti bertanya apakah leafletnya di baca atau tidak dan responden mengatakan

tidak karena sudah lupa diletakkan dimana.

Kemudian ketika peneliti membuka kesempatan untuk bertanya setelah post

test beberapa responden tidak ada pertanyaan. Hal ini sejalan dengan teori yang

dinyatakan oleh Lucie (2005) dalam Syamsiah (2013) bahwa kelemahan dari

leaflet yaitu tidak cocok untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama

dan mudah hilang, leaflet akan menjadi percuma jika sasaran tidak di

ikutsertakan secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik. Sehingga

hasil yang didapat setelah post test tidak adanya peningkatan pengetahuan,

jawaban yang diberikan responden juga sama dengan jawaban pada saat pre test.

Hal ini tentunya tidak sejalan dengan teori dari Nola J.Pender yang bertujuan

terwujudnya perilaku pendidikan kesehatan, dimana pada kelompok kontrol

57
tidak terjadi peran aktif responden dan kesadaran responden akan pentingnya

informasi tentang ASI Eksklusif yang dapat membawanya ke arah yang positif.

6.3 Pengaruh pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap

pengetahuan ibu hamil trimester III di wilayah Puskesmas Kombos Pada

kelompok perlakuan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di dapat hasil bahwa,

sebanyak 17 responden ibu hamil trimester III yang diberikan pendidikan

kesehatan melalui ceramah disertai leaflet mengalami peningkatan pengetahuan.

Hasil pre test menunjukkan bahwa semua responden memiliki pengetahuan yang

kurang dan setelah post test semua responden mengalami peningkatan

pengetahuan menjadi baik. Maka dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil trimester III di Wilayah

Puskesmas Kombos Kota Manado. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh Apriliana (2016).

Penelitian dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode

ceramah terhadap pengetahuan dan sikap pemberian ASI Eksklusif pada ibu

hamil primigravida di Puskesmas Kapuan. Diperoleh hasil ada pengaruh yang

signifikan pemberian pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan.

Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hapitria

(2016) menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui ceramah

terhadap pengetahuan. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan,

pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu (Priyoto, 2014).

58
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramiputra (2014). Diperoleh

hasil pendidikan kesehatan dengan menggunakan leaflet lebih efektif

dibandingkan dengan metode ceramah. Dalam penelitian yang dilakukan

Pramiputra perbandingan kenaikan rata-rata kedua kelompok berbeda dan lebih

besar mengalami kenaikan adalah kelompok leaflet. Maka dapat disimpulkan,

pendidikan kesehatan menggunakan leaflet lebih efektif meningkatkan

pengetahuan ibu tentang demam berdarah dengue dibandingkan metode

ceramah.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pemberian pendidikan

kesehatan memberikan dampak positif. Pada pre test semua responden memiliki

pengetahuan yang kurang, namun setelah diberikan pendidikan kesehatan

tentang ASI Eksklusif melalui ceramah terjadi peningkatan pengetahuan pada

semua responden. Hal ini dikarenakan ketika proses pemberian pendidikan

kesehatan dengan ceramah responden memperhatikan dan mendengarkan

dengan baik setiap informasi yang disampaikan oleh peneliti. Saat peneliti

membuka kesempatan bagi responden untuk bertanya, responden menanyakan

hal-hal tentang ASI Eksklusif yang tidak ia pahami, saat sedang mengisi lembar

pre test responden sudah mulai bertanya tentang ASI Eksklusif, bahkan beberapa

responden bertanya sesuatu yang sudah diluar dari materi seperti bagaimana cara

agar produksi ASI bertambah.

Melalui penelitian ini dapat digambarkan bahwa pendidikan kesehatan perlu

dilakukan. Khususnya bagi ibu hamil trimester III yang akan menjadi seorang

ibu sangat diperlukan pemberian pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif

sejak dini. Pemberian pendidikan kesehatan juga tidak hanya menambah

59
pengetahuan, tetapi memberikan kesadaran bagi ibu hamil tentang pentingnya

pemberian ASI Eksklusif bagi sang buah hati. Kemudian kesadaran akan

dampak negatif yang akan di alami jika tidak diberikan ASI Eksklusif serta

diharapkan ketika telah memiliki bayi ibu dapat segera memberikan ASI

Eksklusif.

Penelitian ini dapat dihubungkan dengan teori dari Nola J.Pender tentang

Model Promosi Kesehatan. Dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang

ASI Eksklusif baik melalui ceramah dan leaflet seperti yang dilakukan pada

kelompok perlakuan telah mengubah pengaruh interpersonal sebelumnya.

Keterbatasan informasi kesehatan tentang ASI Eksklusif menjadi adanya

peningkatan pengetahuan bagi ibu hamil trimester III. Pada saat itu terjadilah

proses pemahaman akan promosi kesehatan berdasarkan ketujuh asumsi-asumsi

utama Nola J.Pender.

Proses tersebut yaitu pertama, ibu hamil trimester III telah mengemukakan

potensi kesehatan untuk anaknya yaitu pemberian ASI Eksklsuif sangat penting

untuk proses pertumbuhannya, kedua, memampukkan dirinya agar dapat

memberikan ASI Eksklusif sesuai dengan pengetahuan yang diterimanya tentang

ASI Eksklusif. Ketiga, hal yang positif baginya memberikan ASI Eksklusif pada

anak, dan dapat membagi informasi tersebut bagi ibu-ibu hamil lainnya .

Keempat, ibu secara aktif terus berusaha memberikan ASI Eksklusif bagi

anaknya meskipun adanya hambatan.

Kelima, dengan pengetahuan tentang ASI Eksklusif yang bertambah dapat

memberi dampak, membagikan setiap informasi yang diterima kepada

lingkungan sekitarnya baik pada ibu-ibu hamil maupun ibu menyusui. Keenam,

60
proses ini dapat terjadi dikarenakan adanya peran dari tenaga kesehatan dalam

memberikan informasi tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi ibu hamil

trimester III. Ketujuh, menata kembali perilaku pendidikan kesehatannya jika

dihadapkan pada situasi yang sama dalam hal ini jika seorang ibu akan memiliki

anak lagi yang kemudian dapat membaginya dengan orang lain . Sehingga

tujuan serta harapan dari Nola J.Pender pada kelompok perlakuan tercapai

dengan adanya peningkatan pengetahuan dan komitmen untuk memberikan ASI

Eksklusif pada anaknya serta adanya perilaku pendidikan kesehatan yaitu

pemberian ASI Ekkslusif selama 6 bulan.

6.4 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak dapat diterapkannya metode

small group discussion (SGD) dalam penelitian. Hal ini disebabkan kondisi

responden yang sedang hamil 7-9 bulan, lokasi tempat tinggal beberapa

responden yang jauh.

61
BAB VII
PENUTUP

Bab ini merupakan penutup dari skripsi yang didalamnya terdapat kesimpulan

dan saran dari penelitian yang sudah dilakukan.

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ibu hamil trimester III

yang berada di wilayah Puskesmas Kombos mengenai “Efektifitas

Pendidikan Kesehatan Tentang ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu

Hamil Trimester III Di Wilayah Puskesmas Kombos” dapat disimpulkan

bahwa :

Diketahui gambaran karakteristik responden yaitu usia 17-28

merupakan yang terbanyak, pada kelompok kontrol didominasi oleh

pendidikan sekolah dasar (SD) sedangkan kelompok eksperimen didominasi

oleh pendidikan sekolah menengah atas (SMA). Tidak ada pengaruh

pemberian leaflet terhadap peningkatan pengetahuan tentang ASI Eksklusif

pada ibu hamil trimester III di kelompok kontrol yaitu memiliki

pengetahuan. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif

melalui ceramah dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil

trimester III kelompok perlakuan, responden mengalami peningkatan

pengetahuan dari pengetahuan kurang menjadi pengetahuan baik. Ada

perbedaan pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan.

62
7.2 Saran

1. Pengembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya

dalam pengembangan ilmu yaitu penelitian tidak hanya menggunakan metode

ceramah dan leaflet tetapi dapat dilakukan dengan metode yang menarik serta

dapat membuat responden ikut aktif dalam proses pendidikan kesehatan,

misalnya melalui role playing, multimedia. Kemudian bisa dikembangkan

meneliti efektifitas pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap

keputusan ibu memberikan ASI Eksklusif, meskipun memiliki pengetahuan

tidak semua ibu berkeputusan memberikan ASI Eksklusif bagi anaknya.

2. Pengembangan Praktik Keperawatan

Bagi perawat, agar tetap menjalankan perannya sebagai pemberi

layanan kesehatan dengan terus mengadakan sosialisasi tentang ASI

Eksklusif dan inisiasi menyusui dini (IMD) bersama para kader-kader

terutama bagi ibu yang berpengetahuan rendah. Kemudian memberikan

pendidikan kesehatan tentang cara agar produksi ASI lebih banyak dengan

praktek langsung karena selama penelitian beberapa responden yang telah

memiliki anak sebelumnya mengatakan bahwa produksi ASI kurang,

sehingga pemberian ASI Eksklusif tidak maksimal. Bagi ibu hamil

diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang ASI Eksklusif dengan

mengikuti penyuluhan atau sosialisasi tentang ASI Eksklusif yang diadakan

oleh tenaga kesehatan, menambah informasi melalui media seperti koran,

majalah, televisi, internet, dll yang memuat tentang ASI Eksklusif, bertanya

langsung kepada mereka yang dapat memberikan informasi dengan tepat.

63
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2017). Pakar Teori Keperawatan. Singapore: Elsevier.


Ambarwati, & Wulandari. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra
Cendekia.
Anasari. (2015). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang ASI
Eksklusif Di BPM Erma Fatmawati Brangkal Gemolong Sragen. Journal
Article. Retrieved from
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-anasarinim-839-
1-ktianas-i.pdf
Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Apriliana, Kuswanto, & Runjati. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan
Metode Ceramah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pemberian ASI Eksklusif
Pada Ibu Hamil Primigravida Di Puskesmas Kapuan. Jurnal Kebidanan, 6,
29.
Diambil kembali dari http://ejournal.poltekessmg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/a
rticle/view/2871
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Evelyn, & Djamaludin, N. (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi Dan Balita.
Jakarta: Wahyu Medika.
Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hapitria, P. (2017). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Melalui Multimedia Dan Tatap
Muka Terhadap Pengetahuan Dan SIkap Ibu Hamil Tentang ASI Dan
Menyusui.Jurnal Care. Diambil kembali dari https://jurnal.unitri,ac,id/index.
php/care/article/view/535
Indonesia, K. K. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diambil kembali dari
http://www.kemenkes.go.id
Kawulur, G. F. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
Tindakan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu
Manado. Diambil kembali dari http://medkesfkm.unsrat.ac.id/wp content/uplo
ads/2016/02/Glorio-Kawulur1.pdf
Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Maritalia, D. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Merdhika, Mardji, & Mazarina, D. (2014). Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif
Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dan Sikap Ibu Menyusui
Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Teknologi Dan Kejuruan, 37, 30.

64
Diambil kembali dari http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-
kejuruan/article/view/4108
Mubarak, W. (2012). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Norviatin. (2016). Pengaruh Penyuluhan dan Pemberian Leaflet terhadap
Peningkatan Pengetahuan, Perilaku, dan Sikap Ibu Tentang Diare pada Balita
di Puskesmas
Maja. Diambil kembali dari http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/tumed/arti
cle/view/287
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan: Teori Dan Aplikasi (Edisi Revisi
2010). Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Syamsiah, N. (2013). Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan
Dan Intensi Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Diambil kembali dari http://reposit
ory.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26509/1/Nur%20Syamsiyah-
FKIK.pdf
Nurjanah, Maemunah, & Badriah. (2013). Asuhan Kebidanan Post Partum.
Bandung: PT.Refika Aditama.
Pollard, M. (2012). ASI: Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta: EGC.
Pramiputra, A. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode
Ceramah Dengan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan
Demam Berdarah Dengue Di Desa Wonorejo Polokarto.
Diambil kembali dari
http://eprints.ums.ac.id/32335/13/2.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Prasetyawati, A. E. (2012). Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Dalam Millenium
Development (Goals MDGs). Yogyakarta: Nuha Medika.
Priyoto. (2014). Sikap Dan Perilaku Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Proverawati, & Rahmawati, E. (2010). Kapita Selekta ASI Dan Menyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Pujiani, & Rahmawati, M. (2014). Analisis Faktor Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal
Edu Health, 14, 16.
Rauf. (2013). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif
Di Poliklinik Obstetri BLU RSUP PROF. DR. R.D. Kandou Manado. 17.
Diambil kembali dari https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/vie
w/3618
Setiadi. (2013). Konsep dan Penelitian Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Silustyo, A. (2015). Pemberian pendidikan kesehatan melalui media leaflet efektif
dalam peningkatan pengetahuan perilaku pencegahan tuberkulosis paru di
kabupaten ponorogo. Diambil kembali dari http://semnas.fkip.umpo.ac.id/wp-
content/uploads/2015/12/077-Sulistya-A.pdf
65
Sitepoe, M. (2013). ASI Eksklusif: Arti Penting Bagi Kehidupan. Jakarta Barat:
PT.Indeks.
Sriwahyu, A. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi TT.
Diambil kembali dari https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/46
389354/3437-6719-1-
SM.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1533
791009&Signature=22bcymxyqCyR2%2F9KwvsVaQAgGew%3D&respons
e-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DEfektifitas_pendidikan_keseha
Subargus, A. (2011). Promosi Kesehatan: Melalui Pendidikan Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Sujiatini. (2010). Asuhan Ibu Nifas ASKEB III. Yogyakarta: Cyrillus Publisher.
Susilo, R. (2011). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Utara, D. K. (2017). Buku Profil Kesehatan Sulawesi Utara 2016. Manado: Dinas
Kesehatan Sulawesi Utara.
Agustina, V, & Yoestini. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepuasan
Pelanggan, Dan Nilai Pelanggan Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
Joglosemar Bus. Diponegoro Journal Of Management, 1, 1-11.
Diambil kembali dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
Walyani, E. S. (2015). Perawatan Kehamilan Dan Menyusui Anak Pertama Agar
Bayi Lahir Dan Tumbuh Sehat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Widuri, H. (2013). Cara Mengolah ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Wulandari, S. R., & Handayani, S. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Zuriati. (2015). Penerapan Metode Small Group Discussion Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam: Dampak Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar
Peserta Didik Kelas X SMA. Jurnal LP3M, 4. Diambil kembali dari
http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/sosio/article/view/2545/1491

66
Lampiran 1

CURICULUM VITAE

A. Biodata pribadi

Nama : Arsita F.Kakinsale


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Tahuna, 05 Februari 1997
Nama Ayah : Weberson A.Kakinsale
Nama Ibu : Ety Adam
Anak ke :2
Kebangsaan : Indonesia
Status : Belum menikah
Tinggi, berat badan : 153Cm, 45 Kg
Agama : Kristen Protestan
Alamat :Kombos Timur Ling.II
No. Hp : 081242490281
Motto :
Email : 14061041@unikadelasalle.ac.id
B. Riwayat Pendidikan
1. SD YPK Immanuel Kiama (2002 - 2008)
2. SMP Negeri 1Melonguane (2008 - 2011)
3. SMA Negeri 1Melonguane (2010 - 2013)
4. Universitas Katolik De La Salle Manado (2014-Sekarang)

67
Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI EKSKLUSIF

A. TOPIK
ASI Eksklusif
B. ALASAN PEMILIHAN TOPIK
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan
ataupun makanan lainnya. Banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif kepada anak-anaknya sampai 6 bulan, dikarenakan kurangnya
pengetahuan akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif bagi anak untuk
proses pertumbuhan anak.
C. SASARAN
1. Langsung : seluruh responden dengan usia kehamilan trimester III
2. Tidak Langsung : semua responden yang mengikuti pendidikan kesehatan
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan ASI Eksklusif selama 20 menit
diharapkan ibu hamil trimester III mampu memahami tantang ASI
Eksklusif.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif selama 20
menit diharapkan ibu hamil trimester III dapat :
a. Menjelaskan mengenai ASI Eksklusif
b. Mengerti stadium ASI
c. Menyebutkan komposisi ASI, manfaat
d. Menyebutkan langkah mencapai ASI Eksklusif
e. Menyebutkan dampaak tidak memberikan ASI Eksklusif

E. WAKTU
Hari/Tanggal/Bulan : Disesuaikan
Tempat : Rumah Responden

68
Waktu : 25 menit (pemberian pendidikan kesehatan)

F. MATERI
Terlampir

G. KEGIATAN
No Tahap Waktu Penyuluh
1. Pembukaan 1 menit a. Memberikan salam

2 menit b. Membagikan lembar persetujuan


menjadi responden

2 menit c. Membagikan kuesioner


2. Pendidikan Kelompok Kontrol :
Kesehatan 5 Menit a. Memberikan leaflet tentang ASI
Eksklusif

10 menit b. Tanya jawab dengan peserta


(sesudah dilakukan posttest)
Kelompok Eksperimen
10 menit a. Memberikan ceramah dan leaflet
tentang ASI Eksklusif

b. Tanya Jawab dengan peserta


10 menit (diskusi)
3. Penutup 5 menit a. Menyimpulkan tentang ASI
Eksklusif
2 menit b. Mengakhiri kegiatan dengan
ucapan terima kasih
4 Total Waktu
Kelompok 27 menit
Kontrol

Kelompok 32 menit
Eksperimen

69
Lampiran 4

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PELATIHAN : Pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif

DESKRIPSI SINGKAT : Pendidikan kesehatan adalah pemberian informasi tentang tentang ASI Eksklusif dengan
metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi/tanya jawab. Media yang digunakan yaitu leaflet
dan video agar ibu hamil trimester III dapat memahami pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
Output dari penelitian ini adalah perilaku pemberian ASI Eksklusif

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Setelah menyelesaikan pendidikan kesehatan ini, peserta dapat mengetahui tentang definisi ASI
Eksklusif, stadium ASI, komposisi ASI, manfaat ASI Eksklusif, langkah mencapai ASI
Eksklusif, dan dampak tidak memberikan ASI Eksklusif.

70
No Tujuan Instruksional Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi Metode
Khusus Waktu

1 2 3 4 5 6
Pre test – (dilakukan selama 5 menit sebelum diberikan pendidikan kesehatan)
Pengetahuan tentang ASI Eksklusif
1 Setelah mengikuti ASI Eksklusif 1. Definisi ASI 2 menit Ceramah dengan
pendidikan kesehatan ini Eksklusif 2 menit leaflet,
2 menit
penderita diabetes 2. Stadium ASI Diskusi/Tanya
mellitus dapat: 3. Komposisi ASI 5 menit jawab,
Mengetahui dan 4. Manfaat ASI
2 menit
memahami tentang Eksklusif
definisi, stadium, 5. Langkah mencapai
2 menit
komposisi,manfaat ASI Eksklusif
langkah mencapai ASI 6. Dampak Tidak
Eksklusif, dan dampak Memberikan ASI 10 Menit
tidak memberikan ASI Eksklusif
Eksklusif 7. Diskusi/Tanya Jawab

Posttest dilakukan satu minggu sesudah


diberikan pendidikan kesehatan

71
Lampiran 7
HASIL UJI NORMALITAS DATA

Pre Post Kelompok Kontrol

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PRE TEST 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

POST TEST 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRE TEST .251 17 .006 .794 17 .002

POST TEST .244 17 .008 .834 17 .006

a. Lilliefors Significance Correction

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

72
P N Percent N Percent N Percent

re Post
PRE TEST 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

Kelom
POST TEST 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

pok

Perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRE TEST .214 17 .037 .873 17 .025

POST TEST .241 17 .010 .830 17 .005

a. Lilliefors Significance Correction

Lampiran 8

73
Hasil Uji Wilcoxon

Descriptive Statistics

Std.
N Mean Deviation Minimum Maximum

PRE TEST 17 59.35 6.499 45 65

POST TEST 17 59.71 5.709 48 66

Kelompok Kontrol

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

POST TEST - PRE Negative Ranks 5a 5.30 26.50


TEST
Positive Ranks 6b 6.58 39.50

Ties 6c

Total 17

a. POST TEST < PRE TEST

b. POST TEST > PRE TEST

c. POST TEST = PRE TEST

Test Statisticsb

74
POST TEST - PRE TEST

Z -.589a

Asymp. Sig. (2-


.556
tailed)

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Kelompok Perlakuan

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

PRE TEST 17 57.88 6.594 45 65

POST TEST 17 78.88 6.972 72 92

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

POST TEST - PRE TEST Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 17b 9.00 153.00

Ties 0c

Total 17

a. POST TEST < PRE TEST

b. POST TEST > PRE TEST

c. POST TEST = PRE TEST

75
Test Statisticsb

POST TEST - PRE TEST

Z -3.623a

Asymp. Sig. (2-


.000
tailed)

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

76
Lampiran 9

Uji Mann-Whitney Post Kelompok Kontrol dan Post Kelompok Perlakuan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Post kontrol 17 48 66 59.71 5.709

Post eksperimen 17 72 92 78.88 6.972

Valid N
17
(listwise)

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Hasil post test Kelompok Kontrol 17 9.00 153.00

Kelompok Eksperimen 17 26.00 442.00

Total 34

Test Statisticsb

Hasil post test

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 153.000

Z -4.984

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed


.000a
Sig.)]

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok

77

Anda mungkin juga menyukai