Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM INOVASI PUSKESMAS

“GEMES ASIK”
(GERAKAN MENYUSUI ASI EKSKLUSIF)
PUSKESMAS KEMANGKON

A. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan pusat kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat, disamping memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya. Dalam rangka mewujudkan “Purbalingga mandiri dan berdaya
saing untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan berakhlak mulia”
maka perlu didukung masyarakat yang sehat dan produktif.
Masyarakat yang sehat dimulai dari Periode Emas anak, untuk
mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang
paling penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak
dini, bahkan saat masih di dalam kandungan atau yang dikenal dengan
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). 1000 HPK dimulai sejak dari
fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari).
Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain
memberi kesempatan bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan
lebih produktif, juga berisiko lebih rendah dari menderita penyakit
degeneratif. Analisis dari penelitian kohor di 5 negara memberikan bukti
kuat bahwa gizi yang cukup di dalam kandungan dan di usia 2 tahun
pertama kehidupan sangat kritis untuk pembangunan sumber daya
manusia.
Selama lebih dari setengah abad, Indonesia memperingati
Hari Gizi Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari setiap
tahunnya.Masih dalam rangkaian Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, masalah stunting
(pendek/kerdil) menjadi prioritas utama Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.Stunting atau terganggunya pertumbuhan yang
menyebabkan anak memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan
dengan anak-anak seusianya, bisa jadi merupakan salah satu
indikator terganggunya pertumbuhan anak.
Masalah kekerdilan ini harus segera ditangani, apalagi jika
anak masih berusia di bawah dua tahun. Jika terlambat ditangani,
stunting tidak bisa dipulihkan. Stunting terjadi akibat kurangnya
asupan nutrisi pada bayi bahkan sejak saat masih di dalam
kandungan. Menurut WHO, kondisi ini terjadi pada 20 persen kasus
kehamilan. Ibu yang mengonsumsi makanan kurang sehat membuat
janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh
kembangnya. Akibatnya, hal ini pun berlanjut setelah kelahiran.
Di Indonesia, menurut Riskesdas tahun 2013, seperti tertulis
dalam laman Kementerian Kesehatan RI, terdapat sekitar 30,8
persen kasus stunting yang terjadi. Hal ini melebihi ambang batas
yang seharusnya berada di angka tertingginya, yaitu 20 persen.
Lantas bagaimana mencegah stunting? Pada Hari Gizi Nasional ke -
59 ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia mengambil tema “Keluarga Sadar Gizi,
Indonesia Sehat dan Produktif” dalam upaya perbaikan gizi
masyarakat Indonesia. Upaya-upaya yang dilakukan memang
berfokus pada pendekatan keluarga, mengingat keluarga adalah
lingkungan pertama yang dikenalkan kepada sang bayi. Dua tahun
pertama kehidupan anak, atau dikenal dengan 1.000 hari pertama
merupakan masa yang sangat kritis bagi tumbuh kembangnya. Pada
waktu inilah, keluarga—khususnya orangtua—harus yakin bahwa
sang bayi mendapatkan asupan gizi yang cukup dan tepat agar ia
tidak menderita malnutrisi yang dapat berujung pada stunting.
ASI eksklusif adalah cara paling murah untuk memastikan
kebutuhan nutrisi si kecil terpenuhi. Manfaat ASI eksklusif telah
terbukti membantu anak untuk mendapatkan asupan gizi yang
mencukupi sehingga meminimalkan risiko terjadi stunting pada
anak.
B. LATAR BELAKANG
Salah satu dari Sembilan pesan inti 1000 HPK adalah Berikan ASI
eksklusif selama 6 bulan. Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada saat
menyusui merupakan makanan paling kompleks yang mengandung zat
gizi lengkap dan bahan bioaktif yang diperlukan untuk tumbuh kembang
dan pemeliharaan kesehatan bayi. Bagi bayi yang berumur di bawah 6
bulan ASI merupakan makanan yang paling dianjurkan. Hal ini
disebabkan sistem pencernaan bayi yang masih belum bisa menerima
makanan lain. ASI mempunyai beberapa manfaat, yaitu dapat
meningkatkan kondisi neurologi bayi. Hal ini disebabkan oleh kandungan
yang terdapat di dalam ASI seperti LCPUFA dapat mempercepat
perkembangan otak bayi. Anak yang diberikan ASI mempunyai
perkembangan kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang
diberikan susu formula. Hal ini disebabkan karena ASI dapat
meningkatkan fungsi otak dibandingkan dengan susu formula.
Pentingnya pemberian ASI eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu
pada tahun 2006 WHO (World Health Organization) mengeluarkan
Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan di seluruh dunia
yang isinya adalah pentingnya menekankan pentingnya pemberian ASI
saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah
bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI sambil tetap disusui
hingga usianya mencapai 2 tahun. Sejalan dengan peraturan yang
ditetapkan oleh WHO. Di Indonesia juga mererapkan peraturan terkait
pentingnya Asi Eksklusif yaitu dengan mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 33/2012 Tentang Pemberian Asi Eksklusif.
Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya sejak
lahir sampai bayi berusia 6 bulan.
Meskipun menyusui dan ASI sangat bermanfaat, namun belum
terlaksana sepenuhnya, dari data yang ada cakupan ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Kemangkon tahun 2017 adalah sebesar 58%,
kemudian sampai dengan bulan Juni 2018 hanya sebesar 34%.
Alasan ibu untuk tidak menyusui sangat bervariasi. Namun, yang
paling sering dikemukakan sebagai berikut: ASI tidak cukup, ibu bekerja
dengan cuti hamil tiga bulan, takut ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap
berhasil “Jadi Orang”, bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mendiri
dan manja, susu formula lebih praktis, takut badan menjadi gemuk.
(Roesli,2005).
Alasan utama Ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu
faktor umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan lain-
lain. Rendahnya keinginan dan pemahaman ibu tentang pentingnya ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran hidup kelahiran bayinya, hal
ini dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh
para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung
dalam ASI (Prasetyono,2009).
Hal ini yang mendorong Puskesmas Kemangkon untuk
menciptakan program program yang menjangkau seluruh ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan Calon Pengantin, berupa pendampingan secara
intensif kepada ibu dan bayi agar tau dan mau untuk melakukan
pemberian ASI eksklusif, dan penandatanganan Komitmen bersama agar
dapat menjalankan program ini denganbaik. Maka dari itu Puskesmas
Kemangkon menghadirkan program baru yang dinamakan Gerakan
Masyarakat Menyusui ASI Eksklusif (GEMES ASIK).

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan Mencegah Stunting di
Wilayah Puskesmas Kemangkon
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan ASI Eksklusif kepada Ibu Menyusui,
Ibu Hamil, dan Calon Pengantin
b. Memberikan pemantauan dan memotivasi kepada ibu menyusui
agar melakukan asi eksklusif
c. Memberikan penghargaan berupa sertifikat ASI Eksklusif kepada
ibu menyusui dan Bayi yang telan menjalankan asi eksklusif selama
6 bulan penuh.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN PROGRAM “GEMES ASIK”

1. Sosialisasi Program “Gemes Asik” kepada Bidan Desa dan Pendamping


DSM.
Kegiatan ini adalah pembekalan kepada Bidan desa dan pendamping,
yang nantinya di lapangan menjadi petugas pemantau dan pemberi motivasi
kepada Ibu menyusui.

2. Kunjungan “Gemes Asik”


Kunjungan ini dilaksanakan oleh petugas yaitu Bidan desa dan
Pendamping, untuk mengobservasi secara langsung di rumah Ibu menyusui,
dan memberikan motivasi agar dapat menjalankan asi eksklusif selama 6 bulan
penuh. Kemudian menempelkan stiker sebagai tanda bahwa rumah tersebut
menjalankan asi eksklusif. Petugas mendata dan melaporkan

3. Evaluasi, pemantauan dan pemberian sertifikat Asi Eksklusif


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan Ibu dan bayi yang telah
berhasil menjalankan asi eksklusif selama 6 bulan penuh. Dan Puskesmas
dapat memantau perkembangan bayi serta sebagai penghargaan Puskesmas
memberikan sertifikat lulus Asi Eksklusif.

E. HASIL PROGRAM “GEMES ASIK” PUSKESMAS KEMANGKON

Di tahun 2017 capaian asi ekslusif Puskesmas Kemangkon 24,36% dari


65% yang ditargetkan. Dengan adanya program ini di tahun 2018 bulan
November telah berhasil menaikkan capaian menjadi 34,24%. dan meluluskan
bayi asi ekslusif sebanyak 158 bayi. Sementara di tahun 2019 sampai bulan Juni
didapatkan bayi yang telah lulus asi ekslusif sebanyak 202 bayi, dan berhasil
mencapai 54,15% dari 70% target yang ditetapkan dari Dinas Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai