Nomor : ………………………
Tanggal Terbit : ………………………
Mengetahui,
KepalaUPT Puskesmas Bojonegara
Dr. Sumeri
NIP : 19690515 201001 2 001
KERANGKA ACUAN INOVASI
KEGIATAN PROGRAM KAWAL ASI EKSLUSIF
(PAWAL ASIK)
A. PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan pilihan asupan nutrisi yang sangat baik
bagi bayi. Namun masih banyak ibu yang salah mengartikan pengertian dari ASI
Eksklusif, dimana mereka biasanya hanya memfokuskan bahwa ASI Eksklusif hanya
tidak memperbolehkan pemberian makanan tambahan saja. Menurut Peraturan
Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, ASI
eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. World
Health Organization (WHO) menambahkan bahwa selama pemberian ASI eksklusif ada
beberapa cairan yang dapat dikonsumsi olehbayi pada keadaan tertentu, cairan tersebut
ialah beberapa tetes sirup yang terdiri dari vitamin, suplemen mineral atau obat-obatan.
Sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-3 target ke-2
yaitu pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan
seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1.000 Kelahiran Hidup.
Kebijakan global (WHO dan UNICEF) dan kebijakan nasional merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai 6 bulan, kemudian diberikan Makanan
Pendamping Asi (MP-ASI) sejak 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI selama 2
tahun. Indonesia memiliki komitmen untuk melaksanakan “Deklarasi Innocenti” tahun
1990 yang menyatakan bahwa setiap negara diharuskan memberikan perlindungan dan
dorongan kepada ibu, agar berhasil memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.
B. LATAR BELAKANG
Masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif dari tahun ke tahun di Wilayah
Kecamatan Bojonegara rata 35% jika dibandingkan dengan target nasional sebesar 47%
tahun 2019 dan masih banyaknya status ibu bekerja yang menyusui tidak dapat
memberian ASI ekslusif kepada bayinya.
F. SASARAN
Ibu hamil dan ibu menyusui
Nomor : ………………………
Tanggal Terbit : ………………………
Mengetahui,
KepalaUPT Puskesmas Bojonegara
Dr. Sumeri
NIP : 19690515 201001 2 001
KERANGKA ACUAN INOVASI
SIAGA PAYUNG PENTING
(SIAP SIGAP DALAM UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING)
A. PENDAHULUAN
Pemerintah telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Penanganan Stunting
pada bulan Agustus 2017, yang menekankan pada kegiatan konvergensi di tingkat
Nasional, Daerah dan Desa, untuk memprioritaskan kegiatan intervensi Gizi Spesifik dan
Gizi Sensitif pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan hingga sampai dengan usia 6 tahun.
Kegiatan ini diprioritaskan pada 100 kabupaten/kota di tahun 2018.
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian
utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting)
Stunting dapat diintervensi dengan gizi spesifik dan gizi negatif. Intervensi gizi
spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka kegiatan
intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan dimulai dari masa
kehamilan ibu hingga melahirkan balita. Yang meliputi intervensi gizi spesifik, yaitu
pemberian makanan pada ibu hamil, ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah,
Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, pemberian ASI didampingi oleh
pemberian MPASI pada usia 6-24 bulan, dan berikan imunisasi lengkap pada anak.
Intervensi gizi sensitif dilakukan melalui berbagai kebiatan pembangunan di luar
sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% intervensi stunting. Kegiatan terkait
intervensi gizi sensitif dapat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yang umumnya
makro dan dilakukan secara lintas Kementerian dan Lembaga. Yang meliputi intervensi
gizi sensitif, yaitu menyediakan dan memastikan akses pada air bersih dan sanitasi,
menyediakan akses ke layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), memberikan
pendidikan pengasuhan pada orang tua, dan memberikan edukasi kesehatan seksual
dan reproduksi serta gizi pada remaja
B. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia
atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Angka stunting atau anak tumbuh
pendek hasil riskesdas tahun 2018 walaupun mengalami penurunan dari hasil riskesdar
tahun 2013 dari 37,2 menjadi 30,8 persen, akan tetapi masih termasuk tinggi jika
mengacu dari data WHO yang prevalensinya itu harus kurang dari 20 persen.
Begitu juga Hasil data Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2018 tingkat
kabupaten serang 19,2 persen balita mengalami stunting, angka tersebut sudah
termasuk balita stunting yang ada di wilayah kecamatn bojonegara sebanyak 220 balita.
Tujuan Khusus.
1. Meningkatkan kehadiran ibu hamil dan balita ke posyandu
2. Mendeteksi dini balita gizi kurang dan stunting
3. Memberikan penyuluhan program terintegrasi stunting
4. Memberikan PMT pemulihan pada balita gizi kurang
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (Eppgbm) secara
rutin setiap bulan
G. SASARAN
Bayi, balita dan ibu hamil
Nomor : ………………………
Tanggal Terbit : ………………………
Mengetahui,
KepalaUPT Puskesmas Bojonegara
Dr. Sumeri
NIP : 19690515 201001 2 001
KERANGKA ACUAN INOVASI
PELAJAR MENGENAL DAN MEMAHAMI
TABLET FE (PERMATA FE)
TAHUN 2019
Nomor : ………………………
Tanggal Terbit : ………………………
Mengetahui,
KepalaUPT Puskesmas Bojonegara
Dr. Sumeri
NIP : 19690515 201001 2 001
KERANGKA ACUAN INOVASI
PELAJAR MENGENAL DAN MEMAHAMI TABLET FE
(PERMATA FE)
A. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan dan gizi di Indonesia pada periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) menjadi fokus perhatian karena tidak hanya berdampak pada angka
kesakitan dan kematian pada ibu dan anak, melainkan juga memberikan konsekuensi
kualitas hidup individu yang yang bersifat permanen ampai usia dewasa.
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Riskesdas
2013 menunjukan bahwa prevalensi anemia pada perempuan usia lanjut = 15 tahun
sebesar 22,7% sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1 %.
Remaja putri (rematri) rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah
pada saat menstruasi. Rematri yang menderita anemia beresiko mengalami anemia
pada saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi
kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak. Angka
Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 sebesar 305
per 10.000 kelahiran hidup dan penyebab utama kematian ibu adalah pre-eklamsia dan
eklamsia (32,4%) serta pendarahan paska persalinan (20,35) (Sensus penduduk, 2010)
Data SKRT tahun 2011 2011 menunjukan bahwa prevalensi anemia pada rematri
(usia 10-19 tahun) sebesar 30%. Data penelitian di berbagai daerah di indonesia
menunjukan bahwa prevalensi anemia pada rematri berkisar antara 32,4-61% (WHO-
VNIS, 2005)
B. LATAR BELAKANG
Upaya untuk mencegah terjadinya anemia saat melahirkan terus dilakukan
Puskesmas Bojonegara dengan cara mengkampanyekan pentingnya pemberian tablet
Fe atau zat besi pada remaja putri di sekolah-sekolah SLTP dan SLTA di wilayah
Kecamatan Bojonegara.
Perihatin terhadap kondisi tersebut pada bulan Mei 2017 lalu Puskesmas
Bojonegara melakukan penandatanganan memorandum of understunding (MOU)
dengan sekolah dalam rangka pemberian tablet Fe yaitu zat penambah darah bagi
remaja putri agar terhindar dari anemia. Dijadikannya anak-anak SMA sebagai objek
kampanye pemberian tablet Fe agar mereka mengetahui sejak dini pentingnya memiliki
kadar Hb (Hemoglobin) dalam batas normal saat proses persalinan serta berperan aktif
dan mandiri mengajak remaja putri lainnya minum tablet Fe secara rutin sehingga remaja
putri terhindar dari anemia dan meningkat prestasi belajar.
Tujuan Khusus.
1. Meningkatkan pengetahuan remaja putri tetang bahaya anemia
2. Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang gizi seimbang
3. Meningkatkan kemandirian remaja putri mencegah anemia pada diri sendiri dan
orang lain
4. Membiasakan remaja putri minum Tablet Fe secara rutin setiap minggu
H. SASARAN
Remaja Putri
Nomor : ………………………
Tanggal Terbit : ………………………
Mengetahui,
KepalaUPT Puskesmas Bojonegara
Dr. Sumeri
NIP : 19690515 201001 2 001