Anda di halaman 1dari 50

PROGRAM PERBAIKAN GIZI

MELALUI SUPLEMENTASI GIZI

Direktorat Gizi Masyarakat

Disampaikan pada:
Pertemuan Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi Ibu Hamil dan Balita Provinsi Banten
Hotel Horison Forbis Cilegon, 27 – 28 Mei 2019
SISTEMATIKA

PENDAHULUAN SUPLEMENTASI GIZI

PROGRAM PERBAIKAN GIZI PENUTUP


PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

3
MASALAH STATUS GIZI BALITA
INDONESIA BANTEN
40 37.2 35 33
35
30.8 30
30 26.6
25
25
19.6 20
%20 17.7 17.2 16.2
14.8
15 15
12.1 11.9 11.8
10.2 10.3
10 8 10 8

5 5
0 0
Gizi kurang Pendek dan Kurus dan Gemuk gizi kurang pendek dan kurus dan gemuk
dan buruk sangat pendek sangat kurus dan buruk sangat sangat kurus
pendek

RKD 2013 RKD 2018


RKD 2013 RKD 2018
MASALAH STATUS GIZI IBU
RISIKO KEK PADA WUS, RKD 2018 ANEMIA PADA IBU HAMIL DI INDONESIA,
RKD 2018
60
INDONESIA BANTEN 18.6
17.3 50
48.9
14.5 40 37.1
12.2
30

20

10

2013 2018
Wanita tidak hamil Wanita hamil
Kategori Masalah Prevalensi
Berat ≥40%
Sedang 20,0-39,9%
Gizi Ibu yang Tidak Optimum Menjadi Penyebab Ringan 5,0-19,9%
Utama Terjadinya Masalah Gizi pada Anak Normal ≤4,9%
KEKURANGAN VITAMIN A

KVA sudah dapat dikontrol, namun suplementasi masih


dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak
Sumber data: - 1992 Survai Nasional Vita A - 2011 SEANUTS (Nasional)
- 2007 Survai Nasional gizi Mikro
ACEH 6 6 .2 11 19.73.1
SUMUT 4 8 .3 14.9 28.6 8.2
SUM BAR 4 3 .5 16 32.4 8.1
RIA U 3 5 .8 15.1 34.2 14.9
JA M BI 5 2 .6 11.1 26 10.2
SUM SEL 6 2 .3 14.3 21.81.6
B E N G K U LU 5 3 .9 14.2 27.7 4.2
LAM PUNG 7 4 .4 10.213.42

Nasional :
BANTEN :
KEP BABEL 50 12.8 28.8 8.4
KEP RIA U 4 4 .1 16.2 32.2 7.5

Defisit
D K I JA K A RTA 4 3 .9 13 33 10.1

53,9%
53,9%
JA BA R 5 0 .6 13.1 28.6 7.6
JATEN G 4 1 .8 16.8 33.5 7.9
D IY 5 1 .2 11.9 29.3 7.5

DEFISIT ENERGI
JATIM 5 1 .7 14 27.5 6.9
BANTEN 5 3 .9 13 28 5.2

13,0%
13,1%
BANTEN MENGALAMI
BALI 4 0 12.3 37.3 10.4
IBU HAMIL DI PROVINSI
LEBIH DARI SETENGAH

NTB 4 4 .9 13.7 30.7 10.6


NTT 5 9 .8 11.9 22.8 5.5
Defisit Ringan

KALBAR 7 1 .5 8.714.75
K A LT E N G 6 1 .7 10.4 21.3 6.5
KALSEL 5 1 .9 12.5 26.8 8.8
26,3%
28,0%

K A LT IM 4 7 .9 10 30.7 11.4
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2016)

K A LTAR A 4 6 .9 12.7 32.8 7.5


MENURUT PROVINSI

SULUT 60 13.2 21.5 5.3


Cukup

S U LT E N G 5 7 .4 13.4 24.4 4.8


5,2%
6,7%

SULSEL 6 1 .3 10.5 21.2 7


S U LT R A 6 8 .4 11.117.33.3
G O R O NTALO 5 8 .6 12.9 25.2 3.3
SULBAR 5 8 .8 12.9 21.8 6.5
M ALUKU 8 2 .9 7.17.8
2.2
Lebih

10.7 22.6 5.7


PERSENTASE KECUKUPAN ENERGI IBU HAMIL

M ALUT 61
PA P U A BA RAT 6 9 .9 11.715.33.1
PAP U A 6 1 .4 11.618.5 8.5
IN D O N ESIA 5 3 .9 13.1 26.3 6.7
ACEH 6 0 .4 20 19.6
S U M U T 4 5 .2 21.4 33.3
SUM BAR 47 22.1 31
R I A U 3 5 .1 22.7 42.2
JA M BI 5 0 .6 17 32.5
SUM SEL 6 4 .9 19.4 15.7
B E N G K U L U 4 7 .2 19.7 33.1
LAM PUNG 6 9 .4 16.4 14.1
K E P B A B E L 39 19.7 41.3
K E P R I A U 41 22.4 36.6

BANTEN :
Nasional :
D K I J A K A R T A 4 5 .2 20.1 34.7
JA BA R 5 4 .7 17.9 27.4
J A T E N G 4 4 .2 21.3 34.5

51,9%
Defisit

54,4%
D IY 5 0 .6 20.1 29.3
JATIM 4 6 .3 18.6 35.1
BANTEN 5 4 .4 20.2 25.4
46.8

18,8%
20,2%
B A L I 3 3 .8 19.4
N T B 3 9 .8 19.8 40.4
DEFISIT PROTEIN
BANTEN MENGALAMI
IBU HAMIL DI PROVINSI

16 22.5
LEBIH DARI SETENGAH

NTT 6 1 .4
KALBAR 6 1 .9 13.6 24.4
Defisit Ringan

K A LT E N G 5 3 .1 17.1 29.8
KALSEL 5 0 .6 20.1 29.3
29,3%
25,4%
MENURUT PROVINSI

K A LT IM 4 9 .3 16.1 34.6
K A L T A R A 4 6 .7 18.3 35
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2016)

SULUT 5 7 .3 16.7 26
Cukup

S U LT E N G 51 22.1 26.9
SULSEL 5 4 .2 17.6 28.2
S U LT R A 4 9 .3 20.2 30.5
PERSENTASE KECUKUPAN PROTEIN IBU HAMIL

G O R O N T A L O 4 5 .3 21.2 33.5
SULBAR 50 21.5 28.5
M ALUKU 8 7 .4 5.67.1
M ALUT 5 6 .4 19.4 24.2
PA P U A BA RAT 62 16 22.1
PAP U A 7 0 .1 11.518.4
I N D O N E S I A 5 1 .9 18.8 29.3
PROGRAM PERBAIKAN
PENDAHULUAN GIZI

9
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak

Pertumbuhan otak Mencapai tinggi dan berat badan


Membangun tinggi Membangun berat optimal
badan potensial badan potensial
(rapid increase in cell (rapid increase in
number) cell size)

Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro &


mikro) secara seimbang:
diperoleh dari pemberian ASI eksklusif
Butuh gizi mikro & Butuh energi, protein & selama 6 bulan, kemudian MP-ASI mulai
protein gizi mikro 6 bulan dan ASI hingga usia 2 tahun
atau lebih

Konsepsi 20 minggu LAHIR 2 TAHUN


DAMPAK ANEMIA

KELOMPOK REMAJA DAN WUS


1. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
terkena infeksi
2. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir
karena kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak
3. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja
4. Dampak anemia pada rematri dan WUS akan
terbawa hingga dia menjadi ibu hamil anemia

IBU HAMIL DENGAN ANEMIA BERAT BERISIKO


• Mengalami keguguran, perdarahan pada saat
persalinan bahkan kematian
• Melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
maupun lahir prematur
Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan

Menurunkan
Produktivitas
pada usia
dewasa

Risiko PTM
(Diabetes type II,
Stroke, Penyakit
Jantung, dll) pada
usia dewasa
Gagal tumbuh; Berat Badan Hambatan perkembangan
Lahir Rendah, pendek, kurus, kognitif, nilai sekolah dan
daya tahan rendah. keberhasilan pendidikan
SALAH SATU UPAYA YANG
DILAKUKAN ADALAH DENGAN
SUPLEMENTASI GIZI
SUPLEMENTASI GIZI
UPAYA
PERCEPATAN
PENURUNAN

• Pemberian ASI sampai usia 2 • Ketahanan pangan (pertanian,


• Makanan Tambahan untuk warung hidup)
mengatasi KEK pd bumil tahun didampingi dengan MP
• Pembangunan Perumahan
• Tablet Tambah Darah ASI adekuat
• Pemberian Obat Cacing • Akses air bersih dan sanitasi
untuk mengatasi anemia
• Pemberian Makanan Tambahan • Pendidikan kesehatan
pada bumil
• Konsumsi Garam • Pemberian Vitamin A • Bantuan sosial lainnya
Beriodium • Tata Laksana Gizi Buruk • JKN
• ASI Eksklusif • Penanggulangan Malaria • Program Padat Karya Tunai
• Imunisasi • Pencegahan dan Pengobatan
• Cuci tangan dengan benar diare

INTERVENSI STUNTING MEMBUTUHKAN KERJASAMA LINTAS PROGRAM


DAN LINTAS SEKTOR MULAI DARI PERENCANAAN, PENGANGGARAN, PELAKSANAAN,
PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN
SUPLEMENTASI
PENDAHULUAN GIZI

16
SUPLEMENTASI GIZI
1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
• Balita Kurus
• Ibu Hamil KEK
2. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
• Ibu Hamil
• Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
3. Pemberian Kapsul Vitamin A
• Balita Usia 6-59 Bulan
• Ibu Nifas
KEBUTUHAN ZAT GIZI(sesuai AKG 2013)
ENERGI PROTEIN

 Kebutuhan energi meningkat, untuk:  Kebutuhan protein lebih banyak selama


 Pemeliharaan kesehatan ibu kehamilan
 Pertumbuhan janin
 Pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan  Protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan
jaringan yang baru pada janin
 Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai  Kebutuhan protein pada perempuan
tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru,  usia 19-29 tahun : 56 gr/hari
persiapan persalinan dan menyusui  usia 30-49 tahun : 57 gr/hari
 Kebutuhan energi pada perempuan
usia 19-29 tahun : 2150 kkal/hari  Ibu hamil membutuhkan tambahan protein: 20
usia 30-49 tahun : 2250 kkal/hari gram/hari, diutamakan sumber protein hewani

Pada ibu hamil normal diperlukan tambahan energi:


 180 kkal/hari pada Trimester I
 300 kkal/hari pada Trimester II dan III

Ibu hamil KEK memerlukan tambahan energi


sebesar 500 kalori/hari
Komponen Kenaikan Berat Badan Selama Hamil

Deskripsi Komponen Berat (kg)

Janin 3.23
Produk konsepsi Plasenta 0.64
Cairan amnion 1.44
Air 6.0
Cairan plasma 1.2*
Perubahan berat badan ibu terkait kehamilan
Cairan ekstraseluler 2.2*
Cairan intraseluler 2.6
Protein tubuh 1.5
Total 12.5
Keterangan : * langsung terbuang pada saat kelahiran
Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition,
Bucksburn, Berdeenshire (2007)

19
KENAIKAN BB SELAMA HAMIL BERDASARKAN
IMT PRA-HAMIL

IMT pra-hamil Kenaikan BB total Laju Kenaikan BB Pada Trimester II


selama kehamilan (kg) dan Trimester III
(Rentang rerata kg/minggu)

Gizi Kurang/ KEK (<18.5) 12.71 - 18.16 0.45


(0.45 – 0.59)
Normal (18.5-24.9) 11.35 - 15.89 0.45
(0.36 – 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 - 11.35 0.27
(0.23 – 0.32)
Obes (≥ 30.0) 4.99 - 9.08 0.23
(0.18 – 0.27)

Sumber : Institute of Medicine (IOM), 2009


Keterangan : Penggunaan rujukan dari IOM Tahun 2009 karena sudah disesuaikan dengan postur tubuh kebanyakan orang Asia Pasifik dan
untuk menilai pertambahan berat badan selama kehamilan.
Kenaikan berat badan selama hamil harus juga mempertimbangkan defisit berat badan, artinya kenaikan berat badan pada ibu hamil KEK lebih
besar dibandingkan ibu hamil normal
Secara teoritis:
 BB ibu Hamil pada Trimester I sama dengan BB pra hamil, bahkan bisa lebih rendah.
 Perhitungan kenaikan BB bumil KEK pada Trimester I adalah BB AKTUAL saat pertama kali ditimbang minimal ada kenaikan BB 1 kg/ bulan.
20
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI
1 IBU HAMIL KEK

• Prinsip : untuk memenuhi kecukupan gizi ibu


hamil KEK dan tetap mengonsumi makanan
keluarga sesuai gizi seimbang
• Sasaran : ibu hamil yang memiliki ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
KETENTUAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
BAGI IBU HAMIL KEK

• Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan


Antenatal Care ANC)
• Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram)
• Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping biskuit lapis per hari
• Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping biskuit lapis per
hari
• Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat
badan ibu hamil dan atau LiLA. Apabila berat badan sudah sesuai
standar kenaikan berat badan dan atau ibu hamil tidak lagi dalam
kategori KEK sesuai pemeriksaan LiLA, selanjutnya mengonsumsi
makanan keluarga gizi seimbang.
KARAKTERISTIK MT BUMIL
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI
1 BALITA KURUS

• Prinsip : untuk memenuhi kecukupan gizi balita


kurus dan tetap mengonsumi makanan keluarga
sesuai gizi seimbang
• Sasaran : Balita 6-59 bulan dengan kategori
kurus yang memiliki status gizi berdasarkan indeks
BB/PB atau BB/TB dibawah -2 SD
KETENTUAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
BAGI BALITA KURUS

• Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)


• Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
• Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
• Pada balita yang diberikan makanan tambahan perlu dilakukan pemantauan
berat badan dan panjang badan/tinggi badan setiap bulan
• Bila sudah mencapai berat badan sesuai panjang/tinggi badan dan atau berat
badan sesuai umur, PMT pemulihan pada Balita dihentikan dan selanjutnya
mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang
• Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air matang
dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan menggunakan sendok
• Setiap pemberian MT harus dihabiskan
KARAKTERISTIK MT BALITA
NOTE !
• Makanan tambahan dapat juga diberikan kepada seluruh sasaran
yang memiliki status gizi normal untuk pencegahan risiko Ibu
hamil KEK dan balita kurus pada anak sekolah dengan waktu
pemberian maksimal selama 1 (satu) bulan (PMT Penyuluhan).
• Pemberian makanan tambahan bersamaan dengan edukasi gizi
kepada kelompok sasaran untuk menyajikan dan mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang sesuai kelompok usia.

SE Dirjen Kesmas No. HK.02.02/V/407/2017


KOMBINASI PEMENUHAN MAKANAN LOKAL DAN PABRIKAN
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
• Balita Kurus
• Ibu Hamil KEK
Makanan LOKAL Makanan PABRIKAN

28
STRATEGI PENCEGAHAN ANEMIA

SUPLEMENTASI TTD
FORTIFIKASI MAKANAN

Mengandung sekurangnya 60 mg
elemental besi dan 400 mcg asam
folat.
Contoh bahan makanan
yang difortifikasi adalah
tepung terigu dengan zat
besi, seng, asam folat, Pemberian suplementasi ini dilakukan
vitamin B1 dan B2. di fasyankes, institusi pendidikan dan
tempat kerja.
STRATEGI PENCEGAHAN ANEMIA
PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA
• Kurang Energi Kronik (KEK)/Kurus
Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Jika menderita KEK/ Kurus, perlu dirujuk ke puskesmas.

• Kecacingan
Apabila menderita kecacingan, maka dirujuk ke puskesmas dan ditangani sesuai dengan Pedoman Pengendalian Kecacingan di
Indonesia. Rematri dan WUS yang tinggal didaerah endemik kecacingan, dianjurkan minum 1 tablet obat cacing setiap 6 bulan.

• Malaria
Di daerah endemik malaria dianjurkan menggunakan kelambu dan dilakukan skrining malaria. Apabila positif malaria, maka
ditangani sesuai dengan Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Suplementasi TTD pada penderita malaria dapat
dilakukan bersamaan dengan pengobatan malaria.

• Tuberkulosis (TBC)
Rematri dan WUS yang menderita TBC dilakukan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia.  

• HIV/AIDS
Pada rematri dan WUS yang dicurigai menderita HIV/AIDS dilakukan Voluntary Counselling and Testing (VCT) untuk diperiksa
ELISA. Bila positif menderita HIV/AIDS mendapatkan obat Antiretroviral (ARV) sesuai Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
HIV/AIDS di Indonesia.
SPESIFIKASI TTD WUS DAN BUMIL

Komposisi : Zat besi setara 60 mg besi elemental (dalam bentuk


sediaan Ferro sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Gluconat); dan
Asam Folat 0,400 mg

Spesifikasi produk: Warna: merah tua; Bentuk: Bulat atau lonjong;


Tablet Salut Gula  salut film.

Kemasan: Sachet, blister, strip, botol dengan dimensi yang


proporsional.

Permenkes No.88 Tahun 2014 tentang Standar TTD


2 PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
PADA IBU HAMIL

• Manfaat: Mencegah anemia dan meningkatkan


cadangan zat besi
• Waktu Pemberian:
Satu tablet setiap hari selama kehamilan dimulai
sedini mungkin, minimal 90 tablet dan dilanjutkan
sampai masa nifas
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
2 PADA REMAJA PUTRI DAN WUS

Blanked Approach
1. TTD program 2. TTD mandiri
• Rematri usia 12-18 tahun di sekolah • 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun
• Frekuensi: 1 tablet setiap minggu
• Dilakukan melalui klinik perusahaan,
sepanjang tahun
• Menentukan hari minum TTD setiap UKBM, dan kelompok lainnya seperti
minggunya karang taruna, LSM, dan lain-lain.
• Saat libur sekolah TTD diberikan TTD dapat diperoleh secara mandiri
sebelum libur sekolah dari apotek/toko obat

SE Dirjen Kesmas No.HK.03.03/V/0595/2016 tgl 20 Juni 2016 perubahan dari


SE No.GK.01.02/V.3/0042/2016 tanggal 18 Januari 2016)
PROGRAM PENANGGULANGAN KVA
 Dilakukan pemerintah sejak tahun 1970-an.
 Suplementasi Vitamin A merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam
menanggulangi KVA. Dua strategi lainnya adalah promosi vitamin A (sosialisasi)
dan fortifikasi makanan.
 Merupakan rencana program jangka pendek.
 Suplementasi vitamin A dapat mencegah kemungkinan seseorang menderita KVA
selama 4-6 bulan.

Pemberian Kapsul Vitamin A diatur dalam Permenkes Nomor


21 Tahun 2015 tentang Standar Kapsul Vitamin A bagi Bayi,
Anak Balita, dan Ibu Nifas
PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
3 PADA BALITA

• Manfaat : mencegah penyakit dan kerusakan


Anak-anak merupakan golongan risiko penglihatan.
terbesar menderita KVA karena: • Dosis :
• Kebutuhan vitamin A meningkat  1. Bayi usia 6-11 bulan : 100.000 SI (warna
masa pertumbuhan biru)
• Rentan terkena infeksi berulang 2. Anak Balita 12-59 bulan : 200.000 SI
(warna merah)
seperti campak, diare dan ISPA
• Waktu Pemberian :
Infeksi akan menghambat absorbsi
zat gizi pada tubuh serta menguras 1. Februari dan Agustus
habis simpanan vitamin A dalam 2. Balita sakit campak, diare, kecacingan dan
tubuh gizi buruk Pemberian Vitamin A pada balita
sakit diintegrasikan dengan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS)
CARA PEMBERIAN KAPSUL
Sebelum pemberian, tanyakan pada ibu balita
apakah pernah menerima kapsul vitamin A pada 1 bulan
terakhir

• Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan


kapsul merah (200.000 SI) untuk anak balita
• Petugas harus mencuci tangan pakai sabun dengan
air yang mengalir sebelum memberikan Vitamin A
• Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting
yang bersih
• Pencet kapsul dan pastikan bayi dan anak menelan
semua isi kapsul dan tidak membuang sedikitpun
isi kapsul
SUPLEMENTASI KAPSUL VITAMIN A UNTUK PENGOBATAN
1. Penyakit Campak
• Saat ditemukan: berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
• Hari berikutnya: berikan lagi 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak

2. Penyakit Campak dan Xeropthalmia


• Saat ditemukan
Berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
• Hari berikutnya
Berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
• Dua minggu berikutnya
Berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak

Kasus Gizi Buruk (BB/ TB < -3 SD)  pemberian vitamin A sesuai Tatalaksana Gizi Buruk 37
PEMBERIAN VITAMIN A PADA
ANAK BALITA GIZI BURUK (BB/TB < -3 SD)
Jika tidak pernah menderita campak dalam 3 bulan terakhir dan tidak ada gejala kelainan pada mata
(rabun senja, bercak bitot, kornea keruh, ulkus kornea dan xeropthalmia)
• Saat ditemukan: berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak

Jika pernah menderita campak dalam 3 bulan terakhir dan ada salah satu gejala kelainan pada mata
(rabun senja, bercak bitot, kornea keruh, ulkus kornea dan xeropthalmia)
• Saat ditemukan:
berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
• Hari berikutnya:
berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
• Hari kelima belas atau dua minggu berikutnya:
berikan 1 kapsul vitamin A warna merah atau biru sesuai umur anak
Kasus Gizi Buruk (BB/ TB < -3 SD)  pemberian vitamin A sesuai Tatalaksana Gizi Buruk
INTEGRASI DENGAN PEMBERIAN OBAT CACING

• Dalam rangka pengendalian kecacingan, pemberian obat cacing


dilaksanakan minimal 1 kali tiap tahun
• Anak balita minum obat yang dibagikan bersamaan dengan
pemberian vitamin A di Posyandu pada bulan Agustus
• Berikan vitamin A dulu kemudian obat cacing
PEMBERIAN VITAMIN A PADA
TATALAKSANA PENANGGULANGAN DIARE

• Pada penaggulangan diare, anak Balita diberikan oralit dan


tablet zink selama 10 hari dan perlu juga diberikan satu kapsul
vitamin A
• Vitamin A membantu perbaikan dinding usus dan
meningkatkan daya tahan tubuh
BILA ADA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DAN INFEKSI LAIN

 Kepada seluruh balita di wilayah tsb beri 1 kapsul vit. A dosis sesuai umur.
 Bila balita telah menerima kapsul terakhir belum mencapai 30 hari saat KLB
maka balita tsb tidak dianjurkan utk diberikan vitamin A.

Pada kejadian bencana alam


 Seluruh balita di wilayah bencana alam atau pengungsian
diberi satu kapsul vitamin A dengan dosis sesuai umur.
3 PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
PADA IBU NIFAS
• Manfaat:
 Mempercepat pemulihan kesehatan ibu paska melahirkan
 Pemberian 1 kapsul vitamin A merah, cukup untuk meningkatkan
cadangan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
 Pemberian 2 kapsul vitamin A merah, diharapkan cukup menambah
cadangan vitamin A dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan
 Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah
 Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan
peningkatan daya tahan tubuh
• Dosis: 200.000 SI (warna merah)
• Waktu Pemberian:
Satu kapsul diberikan segera setelah melahirkan dan satu kapsul
setelah 24 jam dari pemberian pertama
PENYIMPANAN KAPSUL VITAMIN A
Hindarkan dari sinar matahari langsung

Simpan di tempat sejuk, kering dan tidak lembab Dahulukan botol


dengan tanggal
kadaluwarsa lebih
Vitamin A tidak perlu disimpan dalam lemari es/ freezer awal pada saat
melakukan
distribusi (First
Tutup rapat botol kemasan. Bila belum dibuka tahan 2 tahun,
bila sudah dibuka paling lama 1 tahun Expired First
Out/FEFO)
Catat tanggal botol dibuka di kemasan/botol jika ada sisa
STRATEGI INTERVENSI PROGRAM VITAMIN A

• Suplementasi Vitamin A – phasing out perlu justifikasi dengan


perencanaan yang sistematis: melihat Prevalensi KVA (klinis dan
biokimia) dibawah ambang batas minimum kesmas pada periode waktu
lama dan secara bersamaan, Angka Kematian Balita terus menurun
dalam waktu yang lama.
• Strategi “one package intervention” supaya lebih cost-effective: Integrasi
dengan Penanggulangan Kecacingan, Tatalaksana Anak Gizi Buruk,
Tatalaksana Penanganan Diare, MTBS, Imunisasi
• Alternatif strategi intervensi:
 Fortifikasi (minyak goreng dengan vitamin A)
 Diversifikasi pangan: kecukupan pangan mengandung vitamin A
 Promosi – edukasi kesehatan

44
PENUTUP
PENDAHULUAN

45
ARAH PROGRAM PERBAIKAN GIZI
+ EDUKASI GIZI
+ SOSIALISASI
Suple
Fortifi Divers
ment
kasi ifikasi
asi
+ KERJASAMA LP/LS
Pilar 1 Pilar 4
Mengonsumsi Pangan Mempertahankan dan Memantau
Beraneka Ragam Berat Badan Normal

POLA HIDUP
SEHAT
DENGAN GIZI
SEIMBANG
Pilar 2
Membiasakan Perilaku Pilar 3
Hidup Sehat Melakukan Aktivitas Fisik

Tidak menjangkau masyarakat
Stiker/post
Menjangkau

luas,

Televisi
masyarakat luas
Biaya lebih murah


Kurang efektif,
(massive karena tanp a
sosialization)

er
penjelasan/ pen yuluhan
Biayangtinggi
langsu

MEDIA
SOSIALISASI

Pemantauan Sosialisasi Suplementasi Gizi


Pemantauan dilakukan oleh petugas, namun pelaksanaan sosialisasi, dengan
konsep pemberdayaan, mulai diarahkan kepada masyarakat
PERAN MASYARAKAT DALAM SOSIALISASI

Mengapa ? Apa ?
Kesehatan adalah hak & milik, ‒ Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi pola hidup
kebutuhan masyarakat sendiri sehat dengan gizi seimbang
‒ Sebagai pelaku tidak hanya objek
Jalur potensial di masyarakat: ‒ Merasakan masalah, kesuksesan dan kegagalan program
a. Orang (petugas dan ‒ Menggunakan jalur potensial yang ada di masyarakat
masyarakat)
b. Institusi atau organisasi ‒ Dapat meningkatkan demand/ kebutuhan suplementasi gizi
c. Acara/event

 Memberitahukan kepada ibu-ibu agar rajin ke Posyandu


 Mengingatkan antar tetangga
 Mengingatkan jika ibu lupa jadwal bulan kapsul vitamin A
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai