Anda di halaman 1dari 31

IMPLEMENTASI

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI

Tim Kerja Kesehatan Olahraga


Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia

Disampaikan dalam Orientasi K3 Perkantoran


Jumat, 2 September 2022
LATAR BELAKANG

INDIKATOR FAKTOR RISIKO PREVALENSI PENYAKIT TIDAK Meningkatnya


MENULAR BB lebih,
obesitas dan
33.50% 34.10%
aktivitas fisik
diiringi
dengan
26.10% 25.80% meningkatnya
21.80%
angka
Hipertensi,
DM dan
14.80% Stroke
13.60%
11.50% 10.90%
8.50%
6.90% 7.00%

BB LEBIH OBESITAS KURANG HIPERTENSI DIABETES STROKE


AKTIFITAS FISIK MELITUS

Riskesdas 2013 Riskesdas 2018 Riskesdas 2013 Riskesdas 2018

Living Sports Healthy Life


FAKTOR RISIKO BERDASARKAN PEKERJAAN
(RISKESDAS 2018)
70
59.1
60

50

40 37.1 36.5
34.3
33.7
29.4
30 27.3 27.2 26.2 24.8
21.8 22.9 22
20
20 14.3 14.3 15.5 15.4 15.7 14.4
13.8 12.7
10.7 11.2 12.7 12
9
10

Aktivitas Fisik kurang BB lebih Obesitas


3
PREVALENSI PENYAKIT TIDAK MENULAR BERDASARKAN PEKERJAAN
(RISKESDAS 2018)

45
39.7
40 36.9 36.1
34 34.8
35
30.2
30 27.8
24.4
25 21.8
20
14.8 15
15 12.2 11.1
10 8.5
7.3 6.3
3.5 4.1 4.2 3.4 2.7 4.3
5 2.92.3
1.5 1.1 2.1 2.61.9 1.9 1.7 1.31.3 1.3 1.11.2 2.4 2.62.3
0.41.10.10.6 1.2 1.2
0

Kanker Stroke DM Jantung Hipertensi 4


DATA KEBUGARAN JASMANI
Aplikasi SIPGAR (sd desember 2021)
USIA SEKOLAH
TOTAL PESERTA 47.531
ANAK USIA SEKOLAH 15.519

USIA PRODUKTIF

72,1% anak usia sekolah perlu ditingkatkan


kebugaran nya
58,2% usia produktif perlu pembinaan kebugaran jasmani
Living Sports Healthy Life
DATA KEBUGARAN JASMANI ASN
APLIKASI SIPGAR TAHUN 2022

TOTAL PESERTA: 3.158


LAKI-LAKI: 744(23,6%) Indeks Massa Tubuh (IMT)
PEREMPUAN: 2.414 (76,4%)
Kurus
3%

Kebugaran Jasmani Obesitas


28%
Baik Sekali
4% Kurang
Sekali Normal
Baik Tidak 3% 51%
BB Lebih
10% Bugar 18%
14%

Cukup Kurang
36% 33%

• 50% perlu ditingkatkan kebugaran jasmani


• 46% perlu edukasi gizi seimbang

6
KEBIASAAN SEDENTER

Metaanalisis (Ku Po Wen et al, 2018):


Waktu sedentari lebih dari 7 jam/hari  meningkatkan risiko
kematian, CVD, kanker, DM tipe 2
PENELITIAN TERKAIT AKTIVITAS FISIK PEKERJA

Penelitian Hasil

Jepang Pekerja dg perilaku sedentary yg berkepanjangan  risiko lebih tinggi


(Takanori et al 2016) menderita sindroma metabolik

Thailand Petroleum Company: 36% pekerja tidak sehat (PTM dan atau faktor
(Jalayonjeda et al 2017) risiko kardiometabolik)  berhubungan dg perilaku sedentary (10
jam/hari,2/3 di tempat kerja).
Risiko PTM meningkat 40% pada pekerja sedenter

Belanda (Picavet et al.2016) waktu duduk pekerja ± 7 jam/hari (hari kerja /diluar hari kerja)

Inggris (Clemes et al-2014) 65% waktu kerja digunakan untuk duduk


Pekerja dengan waktu duduk tinggi di hari kerja cenderung memiliki
waktu duduk tinggi juga diluar jam kerja (≠ usaha mengganti waktu
sedenter dg lebih aktif diluar jam kerja)
Penelitian cross sectional 75% waktu pd jam kerja digunakan untuk kegiatan sedenter, dan
(Takanori et al 2016) sebagian besar adalah kegiatan sedenter berkepanjangan (>30 menit)
8
PENELITIAN TERKAIT WAKTU SEDENTARI
Waktu Sedentary Waktu Sedentary:
Mean 10,5±1,91 (4,17-3,83)
4 (4,5%)

WS < 7 11,3 jam


jam 12
85 (95,5%) WS ≥ 7
jam 8,9 jam
10

Jenis Aktivitas 8 Waktu


Sedentary Sedentary
6
6,7 jam
5%
4 Waktu
Sedentary di
Duduk 2 jam kerja
95%
Berbaring
0
Hari Kerja Hari Libur
Setyaningrum A, Ade Tobing.Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran Jasmani dan Faktor Risiko Kardiometabolik di
Instansi Pemerintah pada Era GERMAS. 2019
11
HASIL PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO KARDIOMETABOLIK
Tekanan Darah Gula Darah Sewaktu
18 (20,2)

Normal Normal
Hipertensi 89 (100%)
Hiperglikemi
a
71 (79,8)

TDS: Median 120(96-166mmHg)


TDD: Median 78(61-109mmHg) 44,9% subjek memiliki 1 atau
lebih faktor risiko Kardiometabolik GDS: Median 102 (82-178mg/dL)
Kolesterol Total
HbA1C
6 (6,7%)
33 (37,1) Normal 1 (1,1%) Normal
56 (62,9)
Hiperkolesterolemi Prediabete
a 82 (92,1%) s
Diabetes

Kolesterol total: Median 174(108-272 mg/dL) HbA1C: Mean 5,21 (4,2-6,9mg/dL)


12
MANFAAT BERBAGAI ASPEK

Aspek
Aspek Fisik Aspek Psikologis
Sosio-Ekonomi

1. Memperkuat otot dan 1. Meningkatkan rasa 1. Menurunkan biaya


kapasitas jantung percaya diri, sportivitas, pengobatan
2. Menurunkan risiko PTM tanggung jawab, 2. Menurunkan angka
(BB, tekanan darah, profil pengendalian stress absensi kerja
lipid, gula darah) 2. Mengurangi kecemasan 3. Meningkatkan
4. Memperbaiki fleksibilitas dan depresi produktivitas / prestasi
sendi, kekuatan otot, belajar)
postur 3. Meningkatkan gerakan
5. Menurunkan risiko masyarakat
keropos tulang
6. Meningkatkan sistem
kekebalan tubuh (risiko
penyakit menular ↓)
DAMPAK AKTIVITAS FISIK TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
BERDASARKAN PENELITIAN

• Tujuan penelitian: mengenai keuntungan yang diperoleh dalam menurunkan angka inaktivitas fisik
• Dilakukan pengamatan dampak bidang kesehatan dan ekonomi melalui upaya mengurangi prevalansi
inaktivitas fisik (70%) pada populasi usia dewasa Australia tahun 2008
• Hasil penelitian:
Terjadinya pengurangan populasi usia dewasa yang tidak aktif sebesar 10%:
↓6.000 kasus penyakit, ↓2.000 kematian, ↓ 25.000 Disability Adjusted Live Year (angka kematian prematur
dan tahun hidup dengan kondisi disabilitas)
Peningkatan jumlah hari kerja, serta penurunan biaya sektor kesehatan sebesar 96 juta AUD.
DASAR HUKUM PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI DI PERKANTORAN
PMK NO 48/2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PASAL 16
Peningkatan Kesehatan Kerja di Perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a paling sedikit
terdiri atas:
a. peningkatan pengetahuan kesehatan kerja;
b. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja;
c. penyediaan ruang ASI dan pemberian kesempatan memerah ASI selama waktu kerja di Perkantoran; dan
d. aktivitas fisik.

LAMPIRAN
BAB IV STANDAR KESEHATAN KERJA PERKANTORAN
Upaya kebugaran jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencapai
produktivitas kerja yang optimal.

Program aktivitas fisik di kantor yang direkomendasikan antara lain:


a. Aktivitas fisik harian karyawan
b. Peregangan di tempat kerja
b. Senam kebugaran jasmani sekali dalam seminggu
b. Peningkatan kebugaran jasmani karyawan
15
UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
Upaya Kesehatan Olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik, latihan
fisik, dan/atau olahraga sesuai kaidah kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kebugaran jasmani masyarakat
(UU No. 36/2009 ttg Kesehatan, pasal 80-81)

PRODUKTIF
BUGAR
OLAHRAGA
(SPORT)
SEHAT
LATIHAN FISIK Terstruktur, terencana,
berkesinambungan, dan
(EXERCISE) ada aturan tertentu
Aktivitas fisik Terstruktur,
AKTIVITAS FISIK terencana,
Setiap Gerakan tubuh yg berkesinambungan
INACTIVE & dihasilkan kerja otot dan untuk kebugaran jasmani
mengeluarkan energi
SEDENTARY

Baik Benar Terukur Teratur


B Bertahap, B Pemanasan T Minimal 30 menit T Dilakukan 3 – 5
berkesinambungan, Latihan inti sehari dan ukur kali/minggu
sesuai kondisi fisik & Pendinginan denyut nadi latihan
medis
ALUR PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI

Pemeriksaan Program Pemeriksaan


Kebugaran Peningkatan Kebugaran
Jasmani Aktivitas Fisik Jasmani

• Peningkatan Aktivitas Fisik Harian


• Peregangan diantara jam kerja
• Kegiatan olahraga/senam bersama
• Latihan mandiri atau kelompok
SISTEM INFORMASI PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI (SIPGAR)

• Mulai dikembangkan
• Aplikasi pengukuran
kebugaran jasmani mandiri
untuk usia produktif dengan
metode Rockport
2021
(joging/jalan 1,6km) • Dikembangkan Tes Kebugaran • Pengembangan SIPGAR
• Terdapat pencatatan untuk Jasmani Calon Jemaah haji dan Game yaitu permainan
Indeks Massa Tubuh (IMT) Lanjut usia dengan metode Tes Jalan gerakan olahraga yang
dan Hasil Pemeriksaan Faktor 6 Menit dapat diikuti pengguna,
Risiko PTM (tekanan darah, • Ditambahkan program Weight Loss point diperoleh jika
kadar gula darah dan kadar Challenge (WLC) untuk BB lebih dan akurasi gerakan baik
kolesterol, jika dilakukan Obesitas dengan pencatatan aktivitas
• Disertai Edukasi Latihan Fisik Fisik/Latihan Fisik harian dan Diet
BBTT sesuai tingkat yang telah ditentukan sesuai target

2022
kebugaran jasmani pengguna penurunan BB
• Pengembangan Pengukuran
Kebugaran Jasmani untuk Anak
Sekolah dengan metode Single Test

2020
18
METODE PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI SIPGAR

Metode Single Test Metode Rockport Tes Jalan 6 Menit


1000/1600 Meter
KRITERIA :
KRITERIA :
KRITERIA :
- USIA 18 – 69 TAHUN
- USIA 60 – 69 TAHUN dengan
- USIA 10–12/13- 18 TAHUN - PAR-Q LAYAK PAR-Q TIDAK LAYAK
- PAR-Q LAYAK - USIA > 69 TAHUN
PENINGKATAN AKTIVITAS FISIK

Kegiatan
di rumah
Parkir Sering
kendaraan mengubah
lebih jauh posisi duduk
Peregangan
Kekakuan (-), posisi
statis

Menggunakan Jalan saat


tangga istirahat makan
siang
Jalan ke tempat
pemberhentian
kendaraan umum
SIPGAR GAME
Download di Playstore

21
LATIHAN FISIK TERPROGRAM

LATIHAN
AEROBIK
LATIHAN
KEKUATAN
Baik Benar Terukur Teratur
sesuai kemampuan Pemanasan
Masuk ke zona latihan • Aerobik: 3-5kali/mg
dan kondisi medis Latihan Inti
sesuai tujuan • Kekuatan otot: 2-3
Pendinginan
latihan/olahraga kali/mg
• Kelenturan: > 3
LATIHAN LATIHAN
KESEIMBANGAN kali/mg
KELENTURAN
LATIHAN FISIK TERPROGRAM

LATIHAN LATIHAN
AEROBIK KEKUATAN Baik Benar

Terukur Teratur
LATIHAN LATIHAN
KELENTURAN KESEIMBANGAN
LATIHAN FISIK TERPROGRAM

Baik Dimulai sejak usia dini

Benar
Disesuaikan dengan kondisi medis
Terukur

Tidak memberikan dampak merugikan


Teratur
PEMERIKSAAN PRA PARTISIPASI
Physical Activity Readiness – Questionnaire (PAR-Q & You)
Ya Tidak

Pernahkah dokter menyatakan bahwa anda menderita suatu kelainan jantung dan hanya boleh melakukan aktivitas fisik
sesuai rekomendasi dokter ?
Apakah anda mengalami nyeri dada saat melakukan aktivitas fisik ?

Sebulan yang lalu apakah anda pernah merasakan nyeri dada saat anda tidak melakukan aktivitas fisik ?

Apakah anda pernah kehilangan keseimbangan oleh karena pusing atau hilang kesadaran ?

Apakah anda punya masalah di persendian atau tulang yang akan bertambah parah bila anda melakukan aktivitas fisik ?

Apakah dokter memberi resep obat penurun tekanan darah atau obat untuk penyakit jantung ?

Apakah anda mengetahui alasan lainnya mengapa anda tidak boleh melakukan aktivitas fisik ?
Bila semua jawaban pertanyaan adalah tidak maka secara bertahap anda boleh mulai melakukan latihan fisik. Tunda melakukan latihan fisik
bila
• Tekanan darah > 144/94 mm Hg
 Anda merasa tidak sehat seperti demam atau flu sampai anda merasa sehat.
 Anda sedang hamil konsultasi terlebih dulu ke dokter

Bila ada jawaban pertanyaan yang dijawab ya maka anda perlu berkonsultasi ke dokter
ET 2012 25
Intensitas Subjektif Objektif

Tes bicara Nadi


maksimal
( %)
Ringan Mampu berbicara < 64
dan/atau
bernyanyi

Sedang Mampu berbicara, 64 – 76


namun tidak
mampu bernyanyi

Berat Sulit untuk > 76


berbicara

• Intensitas latihan sesuai Zona Latihan dengan Denyut


Nadi Latihan (DNL)
• DNL: 60-80% DNM
• DNM: 220-Umur
REKOMENDASI

• Melakukan aktivitas fisik lebih baik dibandingkan tidak melakukan sama sekali
• Jika tidak dapat mencapai rekomendasi? Tetap lakukan aktivitas fisik  memberikan dampak kesehatan
• Mulai dengan aktivitas sesuai kemampuan, tingkatkan secara bertahap (frekuensi, durasi, intensitas)
sehingga dapat memenuhi rekomendasi
REKOMENDASI

Waktu sedentari yang tinggi


berhubungan dengan dampak kesehatan:
angka kematian ↑, CVD, kanker, DM

 Kurangi waktu sedentari, ganti dengan aktivitas


fisik semua intensitas  memberikan dampak
baik terhadap kesehatan
 Untuk mengurangi efek waktu sedentair yang
merugikan terhadap kesehatan  tingkatkan
aktivitas fisik sedang-berat (rekomendasi)
Pilihan
Kebijakan
aktivitas fisik

Sarana
Reward
Prasarana

Add a footer
29
PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI DI KEMENTERIAN KESEHATAN

Kebijakan Sarana
Pilihan aktivitas Reward
Prasarana
• Jumat Krida • Kelompok • Pusat • Anggota
• Dukungan Olahraga Kebugaran Fitness terajin
kelompok OR dibina • Kelas exercise • WLC
• Px Kebjas • Lapangan • Virtual Sport
Berkala
TERIMA KASIH
S A L A M S E H AT B U G A R P R O D U K T I F
#aktifinaja #gerakan30menit #sehatbugarproduktif

Anda mungkin juga menyukai