TRANSISI
DEMOGRAFI
TEKNOLOGI PENYAKIT
PENYAKIT
EKONOMI
MENULAR TIDAK
BUDAYA
PERILAKU
MENULAR
4
DALY LOST & PRODUCTIVITY LOSS
Trend PTM dan Faktor Risiko (Riskesdas 2018)
Merokok pada Remaja
SIRKESNAS
40 2016
34.1
35 RKD 2018
30 25.8
25 93.5 95.5
20
100
90 Faktor Risiko PTM juga
15 10.9
80
70
meningkat
10 7 60
2 3.8
50
5 1.5 2 40
30 21.8
26.6
31 28.8 29.3 26.1
33.5
0 20 14.8
10
Stroke* Ginjal Diabetes Hipertensi** 0
kronis* Obesitas Obesitas Merokok Aktivitas fisik Kurang
*: Permil pada sentral kurang makan sayur
2013 2018
dewasa dan buah
2013 2018
••• : • :
.~.!:.:
RI~j.'tE5:9AS
~:.··2018
20
15 13.75
10.9
10 8.4
0
BB LEBIH OBESITAS
2013 2018
Indikator berat badan lebih dewasa yaitu IMT ≥25,0 s/d Indikator berat badan lebih dewasa yaitu IMT ≥
<27,0 27,0
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
Pacitan
15.3%
Ponorogo
16.2%
Trenggalek
16.5%
Tulungagung
18.4%
Blitar
22.6%
Kediri
25.0%
Malang
23.5%
Lumajang
22.6%
Jember
22.6%
Banyuwangi
24.8%
Bondowoso
16.7%
Situbondo
19.5%
Probolinggo
21.6%
Pasuruan
23.9%
Sidoarjo
28.0%
Mojokerto
25.2%
Jombang
24.5%
Nganjuk
Madiun
20.5%
Magetan
21.4% 22.2%
Ngawi
17.8%
Bojonegoro
Tuban
15.1%
Lamongan
19.6% 20.4%
Gresik
26.9%
Bangkalan
16.5%
Sampang
16.1%
Pamekasan
15.7%
Sumenep
16.5%
Kota Kediri
24.6%
Kota Blitar
31.9%
Proporsi Penduduk Obesitas (IMT) Jawa Timur
Kota Malang
Kota Probolinggo
30.8%
Kota Pasuruan
Kota Mojokerto
32.1%
Kota Madiun
29.2% 29.7% 29.8%
Kota Surabaya
28.0%
11
Kota Batu
Riskesdas 2018
26.7%
Jawa Timur
22.4%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
45.0%
Pacitan 50.0%
20.3%
Ponorogo
Trenggalek
21.5%
Tulungagung
25.8% 25.5%
Blitar
26.5%
Kediri
Malang
29.6%
Lumajang
32.7% 33.4%
Jember
28.1%
Banyuwangi
31.3%
Bondowoso
24.7%
Situbondo
28.9%
Probolinggo
28.7%
Pasuruan
29.5%
Sidoarjo
41.7%
Mojokerto
Jombang
30.3%
Nganjuk
32.6% 32.6%
Madiun
Magetan
27.3%
Ngawi
Bojonegoro
30.2%
Tuban
25.2% 25.0% 25.7%
Lamongan
28.4%
Gresik
40.5%
Bangkalan
22.8%
Sampang
20.6%
Pamekasan
24.5%
Sumenep
18.2%
Kota Kediri
34.5%
Kota Blitar
39.9%
Kota Malang
38.5%
Kota Probolinggo
40.8%
Proporsi Penduduk Obesitas Sentral Jawa Timur
Kota Pasuruan
40.1%
Kota Mojokerto
44.3%
Kota Madiun
Kota Surabaya
39.5%
Kota Batu
36.6% 36.2%
Jawa Timur
30.4%
12
Riskesdas 2018
5.0%
0.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
Pacitan
23.6%
Ponorogo
24.1%
Trenggalek
Tulungagung
18.8%
Blitar
23.1% 22.9%
Kediri
23.9%
Malang
27.1%
Lumajang
28.1%
Jember
Banyuwangi
25.7%
Bondowoso
27.9% 28.1%
Situbondo
28.5%
Probolinggo
29.9%
Pasuruan
Sidoarjo
20.5%
Mojokerto
Jombang
24.6%
Nganjuk
23.1% 23.5% 22.6%
Madiun
22.7%
Magetan
22.9%
Ngawi
22.5%
Bojonegoro
26.3%
Tuban
24.0%
Lamongan
22.9%
Gresik
21.7%
Bangkalan
19.6%
Sampang
19.8%
Pamekasan
21.3%
Sumenep
28.2%
Kota Kediri
Kota Blitar
Proporsi Perokok (setiap hari) di Jawa Timur
18.9%
Kota Malang
22.7% 23.3%
Kota Probolinggo
23.5%
Kota Pasuruan
Kota Mojokerto
22.1%
Kota Madiun
20.3% 20.0%
Kota Surabaya
20.7%
13
Kota Batu
Riskesdas 2018
23.3%
Jawa Timur
23.9%
0.0%
5.0%
10.0%
20.0%
25.0%
30.0%
40.0%
45.0%
50.0%
15.0%
35.0%
Pacitan
19.8%
Ponorogo
26.4%
Trenggalek
21.2%
Tulungagung
24.6%
Blitar
17.0%
Kediri
18.6%
Malang
20.2%
Lumajang
24.4%
Jember
37.7%
Banyuwangi
21.7%
Bondowoso
29.6%
Situbondo
23.6%
Probolinggo
21.1%
Pasuruan
27.9%
Sidoarjo
42.9%
Mojokerto
Jombang
17.6%
Nganjuk
26.2% 25.5%
Madiun
19.0%
Magetan
16.4%
Ngawi
Bojonegoro
22.7%
Tuban
16.7% 16.2%
Lamongan
25.4%
Gresik
23.2%
Bangkalan
40.6%
Sampang
28.1%
Pamekasan
33.7%
Sumenep
29.9%
Kota Kediri
29.5%
Kota Blitar
28.8%
Kota Malang
31.5%
Kota Probolinggo
33.0%
Kota Pasuruan
Proporsi Penduduk yang Kurang Beraktifitas Fisik di Jawa Timur
43.9%
Kota Mojokerto
37.0%
Kota Madiun
22.8%
Kota Surabaya
33.2%
14
Kota Batu
Riskesdas 2018
16.4%
Jawa Timur
26.5%
0.0%
100.0%
120.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
Pacitan
81.6%
Ponorogo
95.8%
Trenggalek
Tulungagung 95.9%
Blitar
Kediri
Malang
Lumajang
96.3% 96.8% 94.5%
Jember
93.6% 91.5% 95.3%
Banyuwangi
Bondowoso
98.4%
Situbondo
93.9% 92.9%
Probolinggo
95.8%
Pasuruan
Sidoarjo
91.4%
Mojokerto
97.3% 96.3%
Jombang
97.0%
Nganjuk
97.4%
Madiun
97.2%
Magetan
93.5%
Ngawi
94.5%
Bojonegoro
85.7%
Kurang Sayur Buah
Tuban
74.2%
Lamongan
Gresik
92.9%
Bangkalan
96.9% 99.1%
Sampang
99.7%
Pamekasan
94.2%
Sumenep
97.1%
Kota Kediri
97.9%
Kota Blitar
Kota Malang
88.4%
Kota Probolinggo
93.2% 95.0%
Kota Pasuruan
Kota Mojokerto
86.3%
Kota Madiun
97.1% 98.3%
Proporsi Penduduk yang Kurang Makan Sayur dan Buah di Jawa Timur
Kota Surabaya
15
Kota Batu
86.7%
Riskesdas 2018
Jawa Timur
95.3% 93.9%
KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
GLOBAL •Target SDGs 3.4 : Penurunan 1/3 kematian dini akibat PTM pada tahun
2030
Detect
Lingkungan Kurang PKP SADANIS dan IVA
Tidak Sehat aktivitas
Faktor fisik
Prevent KTR di sekolah
Risiko
Imunisasi
Respon
1. PANDU PTM + Rujukan
Alkohol Merokok 2. Krio terapi
3. Konseling UBM dan Quitline
PENDEKATAN PELAYANAN MELALUI SIKLUS KEHIDUPAN
Promosi kesehatan
bertujuan untuk
mewujudkan
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) dengan
menciptakan dan
mentradisikan
perilaku CERDIK
masyarakat
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar seharusnya
memiliki kemampuan untuk memberikan pendidikan dan koseling
terhadap faktor risiko PTM
2. DETEKSI DINI FR PTM
Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM sedini
mungkin terhadap individu dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak
berisiko secara rutin;
Deteksi Dini
Kegiatan deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan atau pada kelompok masyarakat khusus
melalui Posbindu.
Skrining/Uji Tapis
Skrining/Uji Tapis bukan untuk diagnosis tetapi untuk menjaring dan
menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak,
oleh karena itu memerlukan follow-up yg cepat dan pengobatan
yang tepat pula.
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR RISIKO
PTM TERINTEGRASI DI FKTP
Peningkatan tatalaksana faktor risiko
utama (Konseling Upaya Berhenti
Merokok, Hipertensi, Dislipidemia,
Obesitas dll) di fasilitas pelayanan
kesehatan dasar (Puskesmas, Dokter
Keluarga, Klinik/Praktek Swasta).
Peningkatan Respons Cepat
Kegawatdaruratan PTM di masyarakat
dan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan
Diabetes melalui pendekatan Faktor WHO/ISH Risk Prediction
Risiko. Chart
Kegiatan
Bindu
PEMBERDAYAAN
Sekolah
PTM
Monitoring :
MASYARAKAT
PO Bus /Terminal
Rumah Kegiatan Bersama
Sehat Desa • KIE
• Aktifitas Fisik
Tempat Umum /
Mall • Sarasehan
4. PENEMUAN KASUS PTM
Melakukan penemuan kasus PTM sedini
P Periksa Kesehatan secara rutin
mungkin (early diagnosis) melalui dan ikuti anjuran dokter
anamnesis, pemeriksaan fisik dan A Atasi Penyakit dengan
pemeriksaan penunjang. pengobatan yang tepat dan
5. PENANGANAN KASUS PTM T teratur
Penanganan kasus PTM sesegera Tetap diet sehat dengan gizi
U seimbang,
mungkin (prompt treatment) melalui
pelayanan pengobatan dan H Upayakan beraktivitas fisik
perawatan, serta rujukan ke fasilitas dengan aman,
kesehatan tingkat lanjutan bila Hindari rokok, alkohol dan zat
diperlukan. karsinogenik lainnya
Dalam melakukan penanganan kasus, Program Patuh bagi yang sudah menyandang
PTM diselenggarakan agar mereka rajin kontrol
tenaga kesehatan di FKTP harus dan minum obat
mempromosikan perilaku ”PATUH”.
BAGAN ALUR PANDU PTM DI FKTP
Wawancara Faktor risiko PTM: Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga PTM pada diri sendiri, faktor
risiko perilaku (merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak sehat, stres, konsumsi alkohol)
Pengukuran Antropometri (BB, TB, LP) Pemeriksaan (TD, GDS, Kadar Lipid Darah, Tes Penglihatan,
Tes Ketajaman Pendengaran, Kadar CO Pernafasan*, SADANIS*, IVA*)
Gunakan Carta pada keadaan berikut: Usia ≥ 40 tahun atau pasien < 40 tahun yang memiliki ≥ faktor risiko PTM
UKBM
FKTP FKRTL
Rujukan Balik
50% Jumlah
40% 2019
Puskesmas
967
30% 2018
2017 800*)
20% 761 (78,9%) (82,73%)
2016 669
(69,4%)
(???) *) Tahun 2019 direncanakan 39
Puskesmas terlatih PANDU PTM
PENUTUP
Bahwa Program P2PTM berfokus pada pencegahan FR bersama tanpa
mengabaikan pengendalian pada penderita/penyandang PTM
Dibutuhkan advokasi dan sosialisasi yang optimal kepada para
pemangku kepentingan lintas sektor untuk mendukung upaya
perubahan perilaku masyarakat melalui penguatan tusi masing-masing
di dalam Inpres No 1/2017
Dibutuhkan aktifitas pemicuan yang masif untuk peningkatan
kesadaran masyarakat menuju perubahan perilaku hidup sehat,
GERMAS, perilaku CERDIK dll melalui kegiatan-kegiatan bersama di
daerah (HUT PEMDA, hari-hari besar di daerah, aksi bersama dll)
Penguatan FKTP melalui PANDU PTM.
Penguatan pendataan, surveilans berbasis IT