Anda di halaman 1dari 28

Monitoring dan Evaluasi

Layanan Konseling
Upaya Berhenti Merokok

Disampaikan pada Pelatihan


Konseling Layanan UBM Prov. Jambi,
Jumat 3 Maret 2023
Hanifah Rogayah, SKM, MPH
Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya
Direktorat P2PTM
Epidemiolog Kes Ahli Madya
SITUASI PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA

GAMBARAN PERUBAHAN POLA PENYEBAB KEMATIAN TREN PENYAKIT TIDAK MENULAR


TERTINGGI DI INDONESIA MENINGKAT TAHUN 2013 HINGGA 2018
40

35 34.1

30
25.8
25

20

15
10.9
10
7
5 3.8
2 1.5 2
0.5 1.5
0
Penyakit Stroke* Ginjal Diabetes** Hipertensi**
Jantung** Kronis*
2013 2018

Sumber : IHME, 2019


Masalah Penyakit Tidak Menular di Indonesia

PJPD Diabetes Kanker Gangguan Indera &


Penyakit Fungsional
Kanker terbanyak Paru
34,1% 16,7% pada ♀ (Globocan, 2020) :
42,3 juta orang
172 juta org - Payudara (44/ Gangguan Pendengaran,
Hipertensi
Pre diabetes 100.000) pada non- sekitar 1 juta orang Tuli
- Leher Rahim smokers di Berat
Indonesia
47,9%
(24,4/ 100.000) 8 juta penduduk usia
Biaya DM 6,3% (Urban >50th gangguan
Pembiayaan 6.540.549.211.784 5,4% & Rural penglihatan, 1,6juta
Katastropik JKN 17,9% 7,2%) mengalami kebutaan
Pembiayaan Total kerugian
Katastropik ekonomi negara
JKN akibat Gangguan
Penglihatan sebesar
84,7 triliun rupiah
4
FAKTOR RISIKO PTM
120
Perilaku masyarakat 100 93.5 95.5
yang meningkatkan
80
risiko PTM:
60

40 28.8 29.3 33.5


26.1
Merokok
20

0
Merokok Aktivitas fisik kurang Kurang makan buah dan sayur
Kurang Data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 2013 2018
Aktivitas fisik

Kurang Makan 4,8% 52,7% 26,7%


Buah dan
Sayur Konsumsi gula Konsumsi Garam Konsumsi Lemak
Konsumsi Gula, 4 sdm/hari 1 sdt/hari 5 sdm/hari
Garam, dan (50 g/hari) (2000 mg/hari) (67 g/hari)
Lemak berlebih Data Studi Diet Total tahun 2014
INDIKATOR RPJMN TAHUN 2020-2024
TARGET
N
INDIKATOR
O
2020 2021 2022 2023 2024

Persentase merokok penduduk usia


1 9,1%*) 9,0 % 8,9 % 8,8 % 8,7 %
10-18 tahun (%)

Prevalensi Obesitas pada penduduk


2 21,8% **) 21,8% 21,8% 21,8% 21,8%
Umur > 18 tahun

*) Capaian: Riskesdas 2018 = 9,1%. Untuk Capaian tahun 2020-2022 tidak tersedia
**) Capaian Riskesdas 2018 = 21,8 %. Untuk Capaian tahun 2020-2022 tidak tersedia
Permasalahan rokok di Indonesia

Meningkatnya perilaku merokok pemula


1 3 Risiko kesehatan akibat merokok meningkat
3 dari 4 orang mulai merokok di usia kurang dari 20 tahun Penyebab kematian akibat rokok

Jika tidak dikendalikan, prevalensi perokok anak akan meningkat hingga 16% Rokok membunuh 290 ribu orang di
59.6 59.3
Indonesia setiap tahunnya
Sumber : IHME, 2019

16.0
15.00
% 0% 28.6
20.6 19.7

10.70%
8.80% 9.10%
7.20%
Kanker Trakhea, PPOK Penyakit Jantung DM Stroke
Bronkus dan Paru

2013 2016 2018 2019 2024 2030


Konsumsi rokok dan rokok elektrik meningkat
Prioritas Nasional: Revisi PP 109/2012 adalah target RPJMN
2020-2024 (Lampiran
Sumber: GYTS,Riskesdas, Siskernas I, Hlm. 282 Perpres 18/2020)
70,2 juta (34,5 %)
orang dewasa Indonesia konsumsi
Prevalensi Perokok Dewasa Terus Meningkat produk tembakau
2
Sekitar 70,2 juta (34,5 %) orang dewasa
34,5 % di Indonesia menggunakan produk
tembakau saat ini Pengguna rokok elektrik
Dan penggunaan rokok elektronik yg meningkat 10x lipat dari 0,3%
3% meningkat 10x lipat dari 0,3% (2011)
menjadi 3% (2021)
(2011) menjadi 3% (2021)
7
Sumber: GATS 2021
CAPAIAN IKK P2PTM TAHUN 2022 (Permenkes 13 thn 2022)
No IKK Target 2022 Capaian % Ket

1 Persentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan


skrining PTM prioritas (Hipertensi, Obesitas, DM, Stroke,
45 10,7 23,93
Peny. Jantung, Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim,
PPOK, Gangguan Indera)
2 Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pelayanan terpadu
(Pandu) PTM di ≥80% puskesmas 308 293 95,12

3 Persentase penyandang hipertensi yang tekanan darahnya NA


terkendali di puskesmas/FKTP 43 NA NA

4 Persentase penyandang diabetes melitus yang gula darahnya NA


terkendali di puskesmas/FKTP 36 NA NA

5 Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan Kawasan Tanpa


Rokok (KTR) 424 441 104

6 Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pelayanan Upaya


Berhenti Merokok (UBM) 175 134 75,57

 4 > 100% target  2 51 - 80% target 2 NA belum ada data *dibandingkan dengan target capaian B06

 3 81 - 100% target  2 ≤ 50% target


8
Pengendalian
Konsumsi
Tembakau di
Indonesia
STRATEGI PENGENDALIAN
KONSUMSI TEMBAKAU

Monitor Perlindungan Optimalkan Waspadakan Eliminasi Raih


konsumsi produk paparan asap dukungan masyarakat IPS kenaikan
tembakau & orang lain layanan UBM akan bahaya produk harga rokok
pencegahannya konsumsi tembakau melalui cukai
tembakau dan pajak
rokok
Perlindungan darif paparan asap rokok melalui KTR
• UUD 1945 : Kesehatan
adalah hak asasi manusia
• UU Kesehatan No.36 tahun
2009 tentang Kesehatan
(pasal 115) : Pemerintah
Daerah wajib menetapkan
KTR di wilayahnya
• PP No.109 tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat
Adiktif berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan
(pasal 50)
• Permendikbud No. 64/2015
ttg Kawasan Tanpa Rokok di
Lingkungan Seko
• Tidak ada batasan aman
untuk paparan asap rokok
orang lain
CAPAIAN INDIKATOR
UBM
Indikator RENSTRA 2020-2024:
Jumlah Kab/Kota yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

Definisi Operasional:
Jumlah kab/kota yang memiliki Peraturan Daerah dan/atau tentang Kawasan Tanpa
Rokok dan atau menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di lebih dari 40% tatanan.

Cara Perhitungan:
Jumlah kumulatif kab/kota memiliki peraturan daerah dan/atau perkada tentang
Kawasan Tanpa Rokok dan atau terdapat lebih dari 40% tatanan yang memenuhi
indikator penerapan KTR (3 dari 7 tatanan)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022


Tabel Capaian Penerapan KTR (yang prov/kab/kota sudah dan belum ada peraturan KTR)

Saat ini, masih Sudah ada Belum ada


No. Provinsi Jumlah Kab/Kota
terdapat 73 Kab/Kota Peraturan KTR Peraturan KTR

di 18 Provinsi yang 1
2
Sumatera Utara
Papua Tengah
33
8
21
0
12
8
belum memiliki 3 Papua Pegunungan 8 0 8
4 NTT 22 14 8
peraturan Kawasan 5 Papua Barat 13 6 7
Tanpa Rokok 6
7
Papua
Jawa Tengah
9
35
2
29
7
6
8 Jawa Timur 38 35 3
9 Aceh 23 21 2
10 Kalimantan Barat 14 12 2
11 Kalimantan Tengah 14 12 2
Di jawa Timur 12 Papua Selatan 4 2 2
13 Sulawesi Utara 15 14 1
 ada 3 Kab/kota 14 Riau 12 11 1
yang belum Punya 15 Sulawesi Tenggara 17 16 1
Peraturan KTR 16
17
Bengkulu
Maluku Utara
10
10
9
9
1
1
 18 Jawa Barat 27 26 1
19 Provinsi lain 202 202 0
Total 514 441 73
14
Kab/Kota yang belum memiliki Peraturan KTR per Provinsi
Provinsi Kab/Kota Provinsi Kab/Kota
Aceh Kab Pidie Jaya Jawa Tengah Kab Brebes
Kota Lhokseumawe Kab Demak
Sumatera Utara Kab Karo Kab Grobogan
Kab Labuan Batu Kab Kendal
Kab Labuan Batu Sel Kab Klaten
Kab Labuan batu Utara Kab Temanggung
Kab Nias Jawa Timur Kab Kediri
Kab Nias Barat Kab Pasuruan
Kab Nias Utara Kab Bojonegoro
Kab Samosir NTT Kab Sumba Timur
Kab Simalungun Kab Kupang
Kab Tapanuli Tengah Kab Ende
Kota Gunungsitoli Kab Manggarai Barat
Kota Tanjung Balai Kab Ngada
Riau Kab Indragiri Hulu Kab Sumba Tengah
Kab Sumba Barat Daya
Bengkulu Kab Bengkulu Tengah Kab Sabu Raijua
Jawa Barat Kab Tasikmalaya
Perda/Perkada KTR Kab/Kota Prov. Jambi
Kabupaten/Kota Perda Perkada
Kab. Bungo 2019  

Kab. Kerinci 2018  


Kab. Merangin 2016 2014

Kab. Muaro Jambi 2018 2013


Kab. Sarolangun Bangko   2013
Kab. Tanjung Jabung Barat 2016  
Kab. Tanjung Jabung Timur 2020  
Kab. Tebo   2018
Kota Jambi 2017  
Kota Sungai Penuh 2015  
Kab. Batang Hari 2016  
Indikator RENSTRA 2020-2024:
Jumlah Kab/Kota melakukan pelayanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)

Definisi Operasional:
Jumlah kab/kota yang memiliki lebih dari 40% puskesmas yang menyelenggarakan
layanan Upaya Berhenti Merokok

Cara Perhitungan:
Jumlah kumulatif kab/kota dengan lebih dari 40% puskesmas yang menyelenggarakan
layanan Upaya Berhenti Merokok

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022


Target, Capaian, Jumlah Layanan Kab/Kota, PKM
Tren Tahunan dan Bulanan Layanan Konseling UBM
Tahun 2022

Sumber: SI PTM, JAN-SEPTEMBER 2022


PERSENTASE JUMLAH LAYANAN UBM PER PROVINSI TAHUN 2022
Target, Capaian, Jumlah Layanan Kab/Kota, PKM
Tren Tahunan dan Bulanan Layanan Konseling UBM di Provinsi Jambi
Tahun 2022
Persentase UBM di
Kab/Kota Prov Jambi
Tahun 2022

3 Kab/Kota yang
mencapai > 40%:
Kota Jambi, Kab. Bungo,
dan Kab. Muaro Jambi
Konsep Pelayanan UBM di Fasyankes

UBM adalah upaya promotif, Konseling UBM diberikan pada


preventif dan tatalaksana klien setiap 2 minggu sekali
pengendalian konsumsi rokok selama 3 bulan pertama sesuai
dengan membantu masyarakat jadwal yang disepakati dan
untuk berhenti merokok dan tindak lanjut pemantauannya. *
mengatasi gejala putus nikotin.

UBM dilaksanakan di Fasyankes Ruang lingkup layanan UBM :


(Puskesmas, RS, Dokter Praktik - Skrining
Mandiri, Dokter Online, Klinik - Promosi dan edukasi
Pratama dan Utama) dan - Konseling
layanan Quitline Ina - Rujukan
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

ALGORITMA
UPAYA B E R H E N T I M E R O K O K (4T)
Apakah Anda Merokok?
TANYAKAN
• S tatus M erokok
YA Apakah Ada yang Merokok di Rumah Anda TIDAK
• Profil Perokok
• Tingkat adiksi (Kuesioner fagerstroom) Apakah Pernah Merokok?
• Tanyakan adakah anggota keluarga yang merokok

YA TIDAK
Telaah Keluhan yang dirasakan
TELAAH
• Telaah keluhan yang dirasakan
• Telaah dampak rokok bagi kesehatan
• Nilai keinginan berhenti merokok Kesiapan untuk Berhenti Merokok Apakah Sedang Berhenti Merokok?
Ada Masalah?
• Nilai tingkat m otivasi
• Lakukan pemeriksaan CO Analyzer
YA TIDAK

Ikuti Upaya Berhenti Berikan Nasehat untuk Membantu Berikan Motivasi


TOLONG Merokok Keluarga Berhenti Merokok dan untuk Lanjutkan
Berikan Selamat
Jaga Pola Hidup
DAN NASIHATI Menciptakan Lingkungan Rumah Berhenti Merokok Bebas Dari Asap
• Tentukan kapan mulai berhenti merokok Rokok
• M eto d e / cara berhenti merokok
• Dukungan keluarga/ orang terdekat
• Sampaikan tantangan yang akan dihadapi Berikan Nasihat dan Konseling Berhenti Merokok dengan
Memberikan Pandangan
yang Jernih, kuat dan Individual

Susun Jadwal Pertemuan/ Konsultasi Berkala


TINDAK LANJUT
• Jadwal pertemuan berkala, 2 minggu
Apakah Berhasil Berhenti Merokok?
• Nilai keberhasilan
• Nilai motivasi
YA TIDAK
• Evaluasi kendala yan g timbul termasuk gejala putus Berikan Bantuan untuk atasi masalah
dan kendala yang timbul
nikotin (withdrawal effect)
Berikan Motivasi untuk Lanjutkan agar tidak gagal
• Parameter klinis Berhenti Merokok
• Nilai hasil akhir

Pertimbangan tambahan terapi bila ada, atau merujuk ke Nilai Apakah


fasilitas kesehatan lanjut bila dalam 3 bulan belum berhasil Gagal atau Kambuh?
berhenti merokok.
TIDAK YA
Tambahan Terapi yang Ada di Fasilitas Rujuk ke fasilitas kesehatan lanjut
BERHASIL Kesehatan Setempat

49
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Pengertian
1. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan
dihisap dan atau dihirup asapnya. Termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu dan
bentuk lain yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tobacum, nicotiana rustica, dan
spesies lain atau sistesisnya yang mengandung nikotin dan TAR

3. 2. Perokok adalah seseorang yang menghisap rokok 100 batang selama hidupnya dan
saat ini masih merokok atau sudah berhenti merokok kurang dari 1 tahun.
4.

Mantan Perokok adalah seseorang yang menghisap rokok 100 batang atau lebih
selama hidupnya dan saat ini sudah berhenti merokok lebih dari 1 tahun.

Bukan Perokok adalah seseorang tidak pernah menghisap rokok atau pernah
menghisap rokok kurang dari 100 batang selama hidupnya.
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Pengertian
5. CAR : Continous Abstinencea Rate adalah jumlah klien berhasil
berhenti merokok secara terus menerus dalam periode tertentu.
CAR 3 : Berhenti merokok secara terus menerus selama 3 bulan sejak
pertama kali seseorang berhenti merokok, apabila sebelum waktu 3
3.
bulan klien sudah berhenti merokok,masuk dalam status CAR 3

4.
CAR 6 : Jumlah klien yang berhenti merokok terus menerus dalam
periode 6 bulan sejak klien berhasil berhenti merokok.
CAR 9 : Jumlah klien yang berhenti merokok terus menerus dalam
periode 9 bulan sejak klien berhasil berhenti merokok.

45
Buku Petunjuk Teknis Layanan Konseling UBM di FKTP

Konselor UBM adalah tenaga kesehatan yang menjadi tim layanan UBM, yang
6. dalam melakukan layanan konseling berhenti merokok telah terlatih mengenai
layanan UBM dengan sertifikat terakreditasi BPPSDM Kesehatan

Rujukan (Rj) adalah jumlah klien yang dirujuk dan dipastikan tiba di tempat
rujukan dikarenakan dalam 3 bulan belum berhasil berhenti merokok.

8.Relaps Case atau Kasus Kambuhan (Km) adalah jumlah klien yang pemah
berhenti merokok, tapi merokok kembali walaupun hanya satu batang.

9.Slips adalah Klien yang kembali merokok dalam jangka waktu singkat setelah
berhenti merokok.

10.Drop out atau keluar dari upaya berhenti merokok (Do) adalah jumlah klien
yang hilang/ tidak melanjutkan upaya berhenti merokok dalam periode tertentu.
46
2. FORM OFF LINE UBM
IDENTITAS PESERTA PUSKESMAS
FORM UBM
PROVINSI
TANGG ASAL KOTA/KAB.
AL PASIEN ASAL PASIEN
PEMERI NAMA TANGGA JENIS (JIKA TIDAK (JIKA TIDAK NO.TELP/ STATUS PEKERJAA STATUS GOLONGA
N DARAH KONSELI CAR RUJUK KONDISI
NIK L LAHIR KELAMI DIISI AKAN DIISI AKAN ALAMAT* PERKAWIN
KSAAN PASIEN*
* N * MENGIKUTI MENGIKUTI
HP PENDIDIKAN N
AN
* PROVINSI KAB.KOT
NG ***) UBM
PUSKESMAS PUSKESMAS)
)

***)Continuous Abstinence Rate (CAR) dan/atau peningkatan skala motivasi berhenti merokok.

Anda mungkin juga menyukai