Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN

DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS AIR HITAM
Jl. Lintas Pauh – Bukit Suban
Km. 25 Desa Jernih Kec. Air Hitam Kab. Sarolangun
Kode Pos : 37491

PROFIL INDIKATOR MUTU PUSKESMAS

Judul Judul singkat yang spesifik mengenai indikator apa yang


Indikator akan diukur
Dasar Dasar pemilihan indikator yang dapat berasal dari :
Pemikiran 1. Ketentuan/peraturan
2. Data
3. Literatur
4. Analisis situas
Dimensi Mutu 1. Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan pelayanan
meliputi efektif (effective), keselamatan (safe), berorientasi
kepada pasien/pengguna layanan (people-
centred), tepat waktu (timely), efisien (efficient), adil
(equitable) dan terintegrasi (integrated).
2. Setiap indikator mewakili 1 sampai 3 dimensi mutu
Tujuan Suatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan pengukuran
indicator
Definisi Batasan pengertian yang dijadikan pedoman dalam
Operasional melakukan pengukuran indikator untuk menghindari
kerancuan
Jenis Indikator Input : untuk menilai apakah fasilitas pelayanan
kesehatan memiliki kemampuan sumber
daya yang cukup untuk memberikan
pelayanan.
Proses : untuk menilai apa yang dikerjakan staf
fasilitas pelayanan kesehatan dan bagaimana
pelaksanaan pekerjaanya.
Output : untuk menilai hasil dari proses yang
dilaksanakan.
Outcome : untuk menilai dampak layanan yang
diberikan terhadap pengguna layanan.
Satuan Standar atau dasar ukuran yang digunakan
Pengukuran Antara lain : jumlah, persentase, dan satuan waktu
Numerator Jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam populasi
(Pembilang) atau sampel yang memiliki karakteristik tertentu.
Denumerator Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau
(Penyebut) sampel.
Target Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi : karakteristik subjek yang memenuhi kriteria
yang telah ditentukan
Kriteria eksklusi : batasan yang mengakibatkan subjek tidak
dapat diikutkan dalam pengukuran
Formula Rumus untuk menghasilkan nilai indikator
Metode Retrospektif, observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Asal data yang diukur. (contoh : rekam medis dan formulir
observasi).
Jenis Sumber Data :
1. Data Primer
(mengumpulkan langsung menggunakan lembar
pencatatan hasil observasi, kuesioner)
2. Data sekunder
(rekam medis, buku catatan komplain)
Instumen Alat atau tools atau formulir yang digunakan untuk
Pengambilan mengumpulkan data.
Data
Besar Sampel Jumlah data yang harus dikumpulkan agar mewakili populasi.
Besar sampel disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik.
Cara Cara memilih sampel dari populasi untuk mengumpulkan
Pengambilan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang
Sampel dimiliki populasi.
Secara umum ada 2 cara :
1. probability Sampling
2. Non Probability Sampling
Periode Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan
Pengumpulan pengumpulan data, contohnya setiap bulan
Data
Penyajian Data Cara menampilkan data, contoh tabel, run chart, grafik
Periode Analisis Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis dan
dan Pelaporan melaporkan data, contohnya setiap bulan, setiap triwulan
Data
Penanggung Petugas yang bertangggung jawab untuk mengkoordinir upaya
Jawab pencapaian target yang ditetapkan

I. KAMUS INDIKATOR NASIONAL MUTU (INM) PUSKESMAS


1. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
Pemikiran tentang Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasillitas Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020
Dimensi Mutu Keselamatan, Berorientasi pada pasien, Tepat Waktu
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan
agar dapat menjamin keselamatan petugas dan
pasien/pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Definisi 1. Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha


Operasional yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
secara kasat mata terlihat dan pengangkatan
mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand
wash) atau dengan cairan berbasis alkohol (handrub)
dalam 6 langkah (WHO,2009).
2. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri
dari :
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin, suctioning,
pemberian suntikan dan lain-lain.

d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti


muntah, darah, nanah, urin, feces, kateter urine,
setelah melepas sarung tangan dan setelah melepas
APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
yaitu melakukan kebersihan tangan setelah tangan
petugas menyentuh permukaan, sarana prasarana,
dan alat kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti : menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan pasien.
3. Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan
sesuai WHO :
a. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak
tangan.
b. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya.
c. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
d. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling
mengunci.
e. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
f. Gosokkan dengan memutar ujung jari–jari tangan
kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, telapak
tangan kiri dan sebaliknya
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan
(Pembilang)
Denumerator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(Penyebut) dilakukan dalam periode observasi
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah Tindakan kebersihan tangan
Jumlah Total Peluang kebersihan tangan yang x 100%
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instumen Formulir Kepatuhan kebersihan tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel
Periode Analisis Bulanan,Triwulan,Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Tim PPI (Pencegahan Pengendalian Infeksi)
Jawab

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
Pemikiran tentang Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
4. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasillitas Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2020
Dimensi Mutu Keselamatan, berorientasi pada pasien
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi
Definisi 1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang
Operasional dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan Penggunanan APD adalah kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai
dengan indikasi ketika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena
atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi
(kontak, droplet dan airbone).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai
indikasi dengan tepat saat memberikan pelayanan
kesehatan pada periode observasi.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
(Pembilang) indikasi dalam periode observasi
Denumerator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan
(Penyebut) APD dalam periode observasi
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD
x 100%
sesuai indikasi dalam periode observasi
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instumen Formulir observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Tim PPI (Pencegahan Pengendalian Infeksi)
Jawab

3. Kepatuhan Identifikasi Pasien

Judul
Kepatuhan Identifikasi Pasien
Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008
Pemikiran tentang Rekam Medis.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Dimensi Mutu Keselamatan, Berorientasi pada pasien
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
melaksanakan identifikasi pasien pada proses pelayanan
Definisi 1. Identifikasi Pasien secara benar adalah proses
Operasional identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan
menggunakan minimal dua penanda identitas seperti :
nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK
sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
2. Identifikasi dilakukan sevara visual (melihat) dan atau
verbal (lisan).
3. Identifikasi dilakukan secara benar setiap tindakan
intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan : pemberian obat, pemberian
cairan intravena
b. Prosedur tindakan : pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan
tindakan kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik : pengambilan sampel
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
(Pembilang) secara benar
Denumerator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(Penyebut) observasi
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
kepada pasien
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi secara benar x 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi
dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instumen Formulir observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Harian
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Koordinator unit pelayanan
Jawab

4. Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua kasus Sensisitif Obat (SO)

Judul Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua kasus


Indikator Sensisitif Obat (SO)
Dasar 1. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Pemikiran Rencana Pembanguan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024
2. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Dimensi Mutu Efisien, efektif, tepat waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien
TB semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka
penularan penyakit TB
Definisi 1. Pengobatan lengkap : pasien TB yang telah
Operasional menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada
salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya (-) dan diakhir pengobatan tidak ada bukti
hasil pemeriksaan bakteriologis (tdk dilakukan
pemeriksaan bakteriologis di akhir pengobatan)
2. Sembuh : pasien TB dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis (+) pada awal pengobatan yg hasil
pemeriksaan pada akhir pengobatan dalam periodisasi
pengobatan TB menjadi negatif
3. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan TB
dilihat berdasarkan alur pengobatan sejak dinyatakan
(+) berdasarkan pemeriksaan bakteriologis sd pasien
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang
menunjukkan persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap diantara semua
pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(Pembilang) pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja
puskesmas
Denumerator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun
(Penyebut) berjalan di wilayah kerja puskesmas
Target 90 %
Pencapaian
Kriteria Kiteria Inklusi :
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan
menjalani pengobatan lengkap

Kriteria Ekslusi :
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TB
09 dan hasil pengobatan pasien pindahan dengan
TB10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau
bulan ke 6
3. Pasien meninggal sebelum berakhir masa pengobatan
Formula Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
pengobatan lengkap pada tahun berjalan di
wilayah kerja puskesmas x 100%
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada
tahun berjalan di wilayah kerja puskesmas
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir TB
Instumen Formulir TB
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel
Periode Analisis Bulanan, Triwulan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Program TB
Jawab
5. Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai Standar

Judul Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai


Indikator Standar
Dasar 1. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Pemikiran Rencana Pembanguan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan
Seksual
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada pasien
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu
2. Memperoleh gambaran pelayanan ANC sesuai standar
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
Operasional standar adalah ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan standar kualitas selama periode
kehamilan di Puskesmas pada tahun berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 6 kali selama
periode kehamilan ( 1 kali trimester I, 2 kali trimester 2,
3 kali trimester 3)
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10 T meliputi :
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri
e. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung
Janin
f. Tablet Tambah Darah
g. Tentukan Status Imunisasi
h. Tes Laboratorium
i. Tata Laksana Kasus
j. Temu Wicara/Konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan
ANC sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC
(Pembilang) lengkap sesuai standar di wilayah kerja puskesmas tahun
berjalan
Denumerator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
(Penyebut) mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Kriteria Ekslusi :
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di semester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat
kehamilan lengkap
5. Ibu hamil yang meninggal sebelum masa persalinan
6. Ibu hamil bersalin premature (K4 tidak selesai)
Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di
wilayah kerja puskesmas tahun berjalan x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
yang mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja puskesmas pada tahun berjalan
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Kohor ibu, kartu ibu dan PWS KIA, register KIA, e kohor
Instumen Formulir
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Petugas Kesehatan Ibu
Jawab

6. Kepuasan Pasien

Judul
Kepuasan Pasien
Indikator
Dasar 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
Pemikiran 2009 tentang Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat
Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Dimensi Mutu Keselamatan, berorientasi pada pasien
Tujuan Untuk mengukur tingkat kepuasan pasien puskesmas
sebagai dasar peningkatan mutu penyelenggaraan
pelayanan puskesmas
Definisi 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
Operasional pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan terhadap pelayanan
2. Responden adalah pasien yang pada saat survey sedang
berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah
menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
sampel dari Krejcie and Morgan
4. Survei kepuasan pasien adalah kegiatan pengukuran
secara komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien
terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan kepada pasien
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai
variabel penyusunan survei kepuasan untuk
mengetahui kinerja unit pelayanan
6. Unsur survei kepuasan pasien meliputi :
a. Persyaratan
b. Sistem, Mekanisme dan Prosedur
c. Waktu Penyelesaian
d. Biaya/Tarif
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
f. Kompetensi Pelaksana
g. Perilaku Pelaksana
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
i. Sarana dan Prasarana
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari
kegiatan survei kepuasan berupa angka.
Jenis Indikator Outcome
Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Responden/pasien yang disurvei di lokasi pelayanan atau
(Pembilang) yang pernah menerima pelayanan dalam total populasi
Denumerator Semua pasien yang dilayani
(Penyebut)
Target ≥76,61%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh pasien
Kriteria Ekslusi :
Pasien yang tidak kompeten mengisi kusioner dan/ tidak
ada keluarga yang mendampingi
Formula Total nilai persepsi seluruh responden
Total unsur yang terisi dari seluruh responden x 25
Metode Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survey
Instumen Kuisioner survey
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie and Morgan
Cara Stratified Random Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Semesteran
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel
Periode Analisis Semester, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Petugas Poli Kartu
Jawab
II. KAMUS INDIKATOR MUTU PRIORITAS PUSKESMAS

Judul
Kepatuhan Petugas Melakukan Pemilahan Sampah
Indikator
Dasar Penyedia layanan kesehatan salah satunya puskesmas
Pemikiran dalam pelaksanaan aktifitasnya menghasilkan
Sampah/limbah dengan berbagai karakteristik dan potensi
bahaya apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan benar.
Bukan hanya dapat mengganggu kenyamanan dan estetika
saja, melainkan juga dapat berpotensi terjadinya infeksi
nosokomial dan gangguan kesehatan lainnya baik bagi
petugas sendiri, bagi orang yang berada di sekitarnya yaitu
pasien dan pengunjung, bahkan masyarakat sekitar.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur Kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam
pemilahan Sampah/Limbah di puskesmas goarie sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan
agar dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.
Definisi Pemilahan Sampah/Limbah adalah bagian dari kegiatan
Operasional penyehatan lingkungan yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang
bersumber dari Sampah/Limbah
kesehatan.
Jenis Indikator Proses

Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah unit layanan yang patuh dalam pemilahan
(Pembilang) sampah pada hari berjalan.
Denumerator Jumlah unit layanan yang diamati/survey
(Penyebut)
Target 90 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh unit layanan yang melaksanakan pelayanan klinis
yang terdapat sampah medis dan non medis
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula
Jumlah unit layanan yang patuh dalam
pemilahan Sampah pada hari berjalan X 100 %
Jumlah unit layanan yang diamati/survey

Metode Concurrent (survey harian )


Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instumen Formulir Kepatuhan pemilahan Sampah
Pengambilan
Data
Besar Sampel 7 unit layanan
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel
Periode Analisis Semester, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab kesehatan Lingkungan
Jawab

III. KAMUS INDIKATOR MUTU PRIORITAS DI MASING-MASING PELAYANAN

1. Pelayanan Pendaftaran Dan Rekam Medik


a. Waktu Pelayanan Penyediaan Dokumen Rekam Medis (Family Folder) ≤ 10Menit
Judul Waktu Pelayanan Penyediaan Dokumen Rekam Medis
Indikator (Family Folder) ≤ 10Menit
Dasar 1. Permenkes RI No . 269 tahun 2008 tentang Rekam
Pemikiran Medis
2. Permenkes No 4 tahun 2019 tentang Mutu Pelayanan
Dasar pada standar Pelayanan Minimal
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
Dimensi Mutu Tepat Waktu
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu
dengan pelayanan penyediaan rekam medis
(family Folder) yang cepat dan tepat.
Definisi  Waktu penyediaan adalah jangka waktu penyelesaian
Operasional suatu pelayanan publik dari dilengkapinya
persyaratan teknis dan administrasi hingga
selesainya suatu proses pelayanan
 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
 Family Folder adalah suatu metode perekaman data
medis menggunakan kode khusus dan juga
terintegrasi dalam lingkup keluarga.
Jenis Indikator Proses
Satuan Dalam persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif Rekam medic (family Folder ) yang
(Pembilang) disediakan dalam waktu ≤ 10 Menit pada hari berjalan
Denumerator Jumlah Seluruh Rekam medic (family Folder ) yang
(Penyebut) disediakan pada hari berjalan
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh Rekam medic (family Folder ) yang disediakan
pada hari berjalan
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada

Formula Jah Rekam medic (family Folder ) yang disediakan


dalam waktu ≤ 10 Menit pada hari berjalan X 100 %

Jumlah Seluruh Rekam medic (family Folder )

yang disediakan pada hari berjalan


Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Buku register pada ruang pendaftaran
Pengambilan
Data
Besar Sampel Seluruh Rekam medic (family Folder ) yang disediakan
pada hari berjalan
Cara Probality sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data
Tabel, grafik
Periode Analisis Semesteran, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Ruang Pendaftaran
Jawab

b. Ketepatan pengembalian rekam medik (Family Folder) setelah pelayanan

Ketepatan pengembalian rekam medik (Family Folder)


Judul
setelah pelayanan
Indikator
Dasar 1. Permenkes RI No . 269 tahun 2008 tentang Rekam
Pemikiran Medis
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
3. Mengingat pentingnya kegunaan rekam medis dan
keterlambatan pengembalian berkas rekam medis
akan mempersulit tindakan atau kegiatan bagian
unit fungsional Puskesmas . Keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis yang berlarut
akan menyebabkan hilangnya berkas tersebut
Dimensi Mutu Tepat Waktu
Tujuan Terselenggaranya pelaksanaan pelayanan kesehatan
yang bermutu
Definisi  Family Folder adalah suatu metode perekaman data
Operasional medis menggunakan kode khusus dan juga
terintegrasi dalam lingkup keluarga.
 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasie, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah Rekam Medis (Family Folder) yang kembali ke
(Pembilang) ruang Rekam Medis setelah pelayanan pada hari
berjalan
Denumerator Jumlah seluruh Rekam Medis (Family Folder) yang
(Penyebut) keluar dari ruang rekam medis pada hari berjalan
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua Rekam Medis (Family Folder)
yang kembali setelah pelayanan
Kriteria Eksklusi :
Rekam Medis (Family Folder) yang di pinjam bukan
untuk keperluan pelayanan pada hari berjalan
Formula Jumlah Rekam Medis (Family Folder )
yang kembali ke ruang Rekam Medis
setelah pelayanan pada hari berjalan X 100 %
Jumlah seluruh Rekam Medis (Family Folder)

yang keluar dari ruang rekam medis


Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Catatan data keluar-masuk rekam medis
Pengambilan
Data
Besar Sampel Seluruh rekam medis (Family Folder) yang dikeluarkan
dari ruang rekam medis
Cara
Pengambilan Probality sampling
Sampel
Periode
Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data
Tabel, Grafik
Periode Analisis
dan Pelaporan Semesteran, Tahunan
Data
Penanggung
Penanggung Jawab Pendaftaran
Jawab

2. Pelayanan Pemeriksaan Umum


a. Waktu pelayanan Pemeriksaan di Poli Umum Tidak Lebih dari 10 menit
Waktu pelayanan Pemeriksaan di Poli Umum Tidak
Judul
Lebih dari 10 menit
Indikator
Dasar Pelayanan Poli Umum yang tepat waktu dapat
Pemikiran meningkatkan keefektifan dalam pemberian layanan
yang menyebabkan waktu tunggu pasien yang lain lebih
cepat, dengan pelayanan yang lebih cepat maka
meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan di poli umum.
Dimensi Mutu Efektif, Efisien, tepat waktu
Tujuan Tersedianya pelayanan poli umum yang tepat waktu
Definisi  Poliklinik umum merupakan salah satu layanan
Operasional yang ada di Puskesmas yang memberikan pelayanan
kedokteran berupa pemeriksaan kesehatan,
pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau
masyarakat agar tidak terjadi penularan dan
komplikasi penyakit, serta meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam
bidang kesehatan.Pelayanan kesehatan dilakukan
oleh dokter dan perawat yang memiliki sertifikat dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan primer. Dalam menjalankan tugasnya,
poli umum terintegrasi dengan seluruh unit
pelayanan lainnya (poli gigi, ruang KIA, MTBS,
Apotik, Lab, dll).
 Ketepatan waktu Ketepatan waktu mengandung arti
bahwa pelaksanaan pelayanan di masyarakat dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan yaitu kurang dari 60 menit.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien Poli Umum yang dilayani tidak lebih dari
(Pembilang) 10 menit
Denumerator Jumlah seluruh Pasien poli umum
(Penyebut)
Target
≥ 87 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : Seluruh Pasien poli umum dalam sehari
Kriteria Eksklusi : tidak ada
Formula Jumlah pasien Poli Umum yang
dilayani tepat tidak lebih dari 10 menit X 100 %
Jumlah seluruh Pasien poli umum dalam sehari

Metode Concurrent (survey harian )


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Kuisioner Survey
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data
Tabel, Grafik
Periode Analisis Bulanan, Semester, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Poli Umum
Jawab
b. Kepatuhan Pencatatan dalam Rekam Medik di poli umum

Judul Kepatuhan Pencatatan dalam Rekam Medik di poli umum


Indikator
Dasar - Permenkes 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis
Pemikiran - Rekam medis harus ditulis secara lengkap dan jelas agar
tidak terjadi kesalahan terapi.
Dimensi Mutu Efektif
Tujuan Rekam Medik terisi lengkap
Definisi  Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
Operasional dan dokumen tentang identitas pasien, hasil
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang diberikan kepada pasien
 Rekam medis di pelayanan pemeriksaan umum yang
lengkap setelah selesai pelayanan , diisi oleh tenaga
medis dan atau paramedic ( identitas , SOAP ,
Diagnosis , Kode ICD X , Kajian Sosial , pengobatan ,
tanda tangan )
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Rekam medis yang terisi lengkap di poli umum pada hari
(Pembilang) berjalan
Denumerator Semua rekam medis pasien yang terlayani di poli
(Penyebut) umum pada hari berjalan
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Rekam medis pasien yang terlayani di poli umum
pada hari berjalan
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Rekam medis yang terisi lengkap
dan tepat di poli umum pada hari berjalan X 100 %
Semua rekam medis pasien yang
terlayani di poli umum pada hari berjalan
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Rekam medis yang dilayani di poli umum
Pengambilan
Data
Besar Sampel Total sampling
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data
Tabel, Grafik
Periode Analisis Semester, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Poli Umum
Jawab
3. Pelayanan UGD
a. Waktu tanggap pelayanan ≤ 10 menit setelah pasien datang sampai ada instruksi
dokter
Judul Waktu tanggap pelayanan ≤ 10 menit setelah pasien
Indikator datang sampai ada instruksi dokter
Dasar
PMK No. 47 tahun 2018 tentang pelayanan
Pemikiran
kegawatdaruratan
Dimensi Mutu Efektif, keselamatan pasien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan
mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah
Operasional waktu yang dibutuhkan mulai pasien dilakukan Triage di
IGD sampai mendapat pelayanan dokter.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien yang mendapatkan pelayanan ≤
(Pembilang) 10 menit setelah pasien datang sampai ada instruksi
dokter
Denumerator Jumlah Semua pasien yang mendapatkan
(Penyebut) pelayanan di UGD
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua pasien yang mendapatkan
pelayanan di UGD
Kriteria Eksklusi : Tidak ada
Formula Jumlah semua pasien yang mendapatkan
pelayanan ≤ 10 menit setelah pasien
datang sampai ada instruksi dokter X 100 %
Jumlah Semua pasien yang mendapatkan
pelayanan di UGD
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Buku Laporan UGD
Pengambilan
Data
Besar Sampel Semua pasien yang mendapatkan pelayanan di
UGD
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data
Tabel, grafik
Periode Analisis Semester
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Ruang UGD
Jawab
b. Kelengkapan pengisian informed consent
Judul Kelengkapan pengisian informed consent
Indikator
Dasar PMK No. 47 tahun 2018 tentang pelayanan
Pemikiran kegawatdaruratan
Dimensi Mutu Aman
Tujuan  Memberikan perlindungan kepada pasien
terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak
diperlukan dan secara medik tidak ada dasar
pembenarannya yang dilakukan
tanpasepengetahuan pasiennya.

 Memberi perlindungan hukum kepada dokter


terhadap suatu kegagalan dan bersifat
negatif,karena prosedur medik modern bukan tanpa
resiko, dan pada setiap tindakan medik ada
melekatsuatu resiko.
Definisi Informed consent adalah penyampaian informasi
Operasional dari dokter atau perawat kepada pasien sebelum
suatu tindakan medis dilakukan. Hal ini penting
dilakukan
karena setiap pasien berhak mengetahui risiko dan
manfaat dari tindakan medis yang akan dijalaninya.
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah informed consent yang diisi lengkap di ruang
(Pembilang) UGD
Denumerator Jumlah Semua pasien terlayani yang diberikan
(Penyebut) informed consent
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua pasien yang dilayani di
UGD
Kriteria Eksklusi : Pasien yang tidak diberikan informed
consent
Formula Jumlah informed consent yang diisi
lengkap di ruang UGD
Jumlah Semua pasien terlayani X 100 %
yang diberikan informed consent
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Form informed consent di UGD
Pengambilan
Data
Besar Sampel Seluruh Form informed consent di UGD
Cara Triwulan
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data
Tabel, grafik
Periode Analisis Semester, Tahunan.
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Ruang UGD
Jawab

4. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Judul Pemberian informed consent sebelum pencabutan gigi


Indikator dewasa
Dasar Dengan Persetujuan Tindakan Medik (informed
Pemikiran consent) perlu diberikan agar pasien atau keluarganya
dapat mengerti penjelasan mengenai tindakan medik
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut, dan
menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
Dimensi Mutu Aman
Tujuan  Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap
tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan
secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang
dilakukan tanpasepengetahuan pasiennya atau
keluarga.

 Memberi perlindungan hukum kepada dokter


terhadap suatu kegagalan dan bersifat
negatif,karena prosedur medik modern bukan tanpa
resiko, dan pada setiap tindakan medik ada
melekatsuatu resiko.

Definisi Informed consent adalah penyampaian informasi


Operasional dari dokter atau perawat kepada pasien sebelum
suatu tindakan medis dilakukan. Hal ini penting
dilakukan karena setiap pasien berhak mengetahui
risiko dan
manfaat dari tindakan medis yang akan dijalaninya.
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pelayanan pencabutan gigi dewasa yang
(Pembilang) diberikan informed consent
Denumerator Jumlah Semua pelayanan pencabutan gigi dewasa
(Penyebut)
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua pelayanan pencabutan gigi
dewasa

Kriteria Eksklusi : pelayanan pencabutan gigi susu


Formula Jumlah pelayanan pencabutan gigi
dewasa yang diberikan informed consen X 100 %
Jumlah Semua pelayanan pencabutan
gigi dewasa
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Form informed consent di poli gigi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Semua Form informed consent di poli gigi
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel, grafik
Periode Analisis Semester, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Poli Gigi dan Mulut
Jawab

5. Pelayanan Farmasi
a. Tidak ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Judul Tidak ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Indikator
Dasar PERMENKES No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar
Pemikiran Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, dalam Bab V
Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan
Tujuan Upaya Pelayanan Kefarmasian bagi seluruh pasien yang
ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien (patient
safety) serta menurunkan resiko efek samping obat
dalam rangka memperbaiki kualitas hidup pasien.
Definisi  Kesalahan Pemberian Obat (medication error)
Operasional adalah setiap kejadian yang dapat dihindari yang
menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat
yang tidak tepat dan membahayakan pasien.
 Medication error dapat terjadi dalam proses
peresepan, peracikan hingga penyerahan obat ke
pasien.
Kesalahan pemberian obat meliputi :
 Salah dalam memberikan jenis obat
 Salah dalam memberikan dosis
 Salah orang
 Salah Jumlah
Jenis Indikator Output
Satuan Percent (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah seluruh pasien yang diberikan informasi obat di
(Pembilang) unit farmasi Puskesmas Goarie dalam sehari
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang dilayani di unit farmasi
(Penyebut) Puskesmas Goarie dalam sehari
Target Seluruh pasien yang dilayani di unit farmasi tiap hari
Pencapaian (100%)
Kriteria Kriteria inklusi : Jumlah seluruh pasien yang dilayani di
unit farmasi Puskesmas Goarie
Kriteria Ekslusi : Jumlah pasien yang tidak dilayani di
unit farmasi Puskesmas Goarie
Formula Jumlah seluruh pasien yang diberikan
informasi obat di unit farmasi
Puskesmas Goarie dalam sehari X 100 %
Jumlah seluruh pasien yang dilayani
di unit farmasi Puskesmas Goarie dalam Sehari
Metode Concurrent
Pengumpulan
Data
Sumber Data Buku PIO ( Pemberian Informasi Obat )
Instumen Form survey harian
Pengambilan
Data
Besar Sampel Seluruh resep yang masuk dan dilayani di unit farmasi
Puskesmas Goarie
Cara Probality sampling
Pengambilan
Sampel
Periode
Pengumpulan Bulanan
Data

Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Farmasi
Jawab

b. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi

Judul Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi


Indikator
Dasar Pedoman Pelayanan Kefarmasian Puskesmas
Pemikiran
Dimensi Mutu Efektifitas, Kesinambungan pelayanan, Efisiensi
Tujuan  Tergambarnya kecepatan pelayanan kefarmasian
 Waktu tunggu yang singkat mencerminkan etos
kerja yang tinggi dan sistem yang baik, sehingga
dapat memuaskan pasien, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
Definisi Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu
Operasional mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan
menerima obat jadi.
Resep adalah permintaan tertulis dari dr/dr gigi ke
Apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat kepada
pasien.
Obat adalah zat/bahan, produk biologi/kimia yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyembuhkan,
diangonosis suatu penyakit.
Waktu adalah Waktu Indonesia Tengah dengan satuan
menit.
Jenis Indikator Proses dan Outcome
Satuan Percent (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah lembar resep obat jadi yang penyerahannya < 10
(Pembilang) menit dalam sehari
Denumerator Jumlah seluruh lembar resep obat jadi yang dilayani
(Penyebut) dalam sehari
Target Seluruh resep obat jadi yang penyerahannya < 10 menit
Pencapaian (100%)
Kriteria Kriteria inklusi : Resep obat Jadi
Kriteria Ekslusi : Resep bukan obat jadi (resep racikan)
Formula
Jumlah lembar resep obat jadi yang
penyerahannya < 10menit dalam sehari
X 100 %
Jumlah seluruh lembar resep obat jadi
yang dilayani dalam sehari
Metode Concurrent
Pengumpulan
Data
Sumber Data Buku PIO ( Pemberian Informasi Obat )
Instumen Form survey harian
Pengambilan
Data
Besar Sampel Seluruh resep yang masuk dan dilayani di unit farmasi
Puskesmas Goarie
Cara Probality sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Farmasi
Jawab

c. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan

Judul Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan


Indikator
Dasar Pedoman Pelayanan Kefarmasian Puskesmas
Pemikiran
Dimensi Mutu Efektifitas, Kesinambungan pelayanan, Efisiensi
Tujuan  Tergambarnya kecepatan pelayanan kefarmasian
 Waktu tunggu yang singkat mencerminkan etos
kerja yang tinggi dan sistem yang baik, sehingga
dapat memuaskan pasien, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
Definisi Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah waktu
Operasional tunggu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan
menerima obat racikan.
Resep Racikan = Resep yang terdiri obat yang dikemas
ulang/ produksi kembali menjadi puyer atau kapsul.
Jenis Indikator Proses dan Outcome
Satuan Percent (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah lembar resep obat racikan yang penyerahannya <
(Pembilang) 25 menit dalam sehari
Denumerator Jumlah seluruh lembar resep obat racikan yang dilayani
(Penyebut) dalam sehari
Target Seluruh resep obat racikan yang penyerahannya < 25
Pencapaian menit (100%)
Kriteria Kriteria inklusi : Resep obat racikan
Kriteria Ekslusi : Resep bukan obat racikan (resep jadi)
Formula Jumlah lembar resep obat racikan yang
penyerahannya < 25 menit dalam sehari X 100 %
Jumlah seluruh lembar resep obat racikan yang
dilayani dalam sehari
Metode Concurrent
Pengumpulan
Data
Sumber Data Resep obat yang terlayani
Instumen Form survey harian
Pengambilan
Data
Besar Sampel seluruh lembar resep obat racikan yang dilayani dalam
sehari
Cara Probality sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Farmasi
Jawab

6. Pelayanan Laboratorium
a. Ketepatan waktu penyerahan hasil pelayanan laboratorium
Judul Ketepatan waktu penyerahan hasil pelayanan
Indikator laboratorium
Dasar
Ketepatan waktu penyerahan hasil pelayanan
Pemikiran
laboratorium sangat berpengaruh pada pelayanan tindak
lanjut / pengobatan terhadap pasien.
Dimensi Mutu Efektiftifitas, keselamatan pasien
Tujuan Pelayanan tepat waktu penyerahan hasil pelayanan
laboratorium sesuai standar
Definisi Yang dimaksud penyerahan hasil laboratorium tepat
Operasional waktu yaitu penyerahan hasil terhitung dari keluarnya
hsil laboratorium sampai ke dokter pemeriksa kurang
dari 30 menit.
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif penyerahan hasil laboratorium sejak
(Pembilang) hasil pemeriksaan keluar sampai diserahkan ke pasien
tidak lebih dari 30 menit

Denumerator Jumlah yang menyerahkan pengantar


(Penyebut) pemeriksaan laboratorium pada hari berjalan
Target
≥ 90%
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : semua pelayanan di laboratorium
Puskesmas Goarie
Kriteria Eksklusi : Tidak ada
Formula Jumlah kumulatif penyerahan hasil
laboratorium sejak hasil pemeriksaan
keluar sampai diserahkan ke pasien tidak
lebih dari 30 menit X 100 %
Jumlah yang menyerahkan pengantar
pemeriksaan laboratorium pada hari berjalan
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Form hasil pemeriksaan laboratorium dan buku
Pengambilan pencatatan hasil pemeriksaan
Data
Besar Sampel semua pasien yang dilayani di laboratorium
Puskesmas Goarie pada hari berjalan
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Laboratorium
Jawab

b. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium

Judul Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan


Indikator laboratorium
Dasar kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
Pemikiran atau tertukar dapat mengakibatkan pasien mendapatkan
penanganan / pengobatan yang salah dari dokter sampai
akibat yang fatal

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Terciptanya kinerja yang efektif,efisien dan
terhindar dari kejadian yang tidak di harapkan.
Definisi Yang dimaksud dengan kesalahan penyerahan hasil
Operasional pemeriksaan laboratorium adalah penyerahan hasil
pemeriksaan pada orang yang salah
Jenis Indikator Output
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif penyerahan hasil laboratorium tanpa
(Pembilang) kesalahan pada hari berjalan

Denumerator Jumlah yang menyerahkan pengantar


(Penyebut) pemeriksaan laboratorium pada hari berjalan
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : semua pasien yang menyerahkan
pengantar pemeriksaan laboratorium pada hari
berjalan
Kriteria Eksklusi : tidak ada
Formula Jumlah kumulatif penyerahan hasil
laboratorium tanpa kesalahan pada
hari berjalan
X 100 %
Jumlah yang menyerahkan pengantar
pemeriksaan laboratorium pada
hari berjalan
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Form hasil pemeriksaan laboratorium dan buku
Pengambilan pencatatan hasil pemeriksaan
Data
Besar Sampel semua pasien yang dilayani di laboratorium
Puskesmas Air Hitam pada hari berjalan
Cara Total Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Laboratorium
Jawab

7. Pelayanan KIA / KB
a. Pemeriksaan trieliminasi HIV, HBSG, Sifilis pada ibu hamil
Judul Pemeriksaan trieliminasi HIV, HBSG, Sifilis pada
Indikator ibu hamil
Dasar
 PMK Nomor 52 ahun 2017 tentang Eliminasi
Pemikiran
Penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak
 Pemeriksaan triple eliminas ini dilakukan dengan
harapan dan memastikan bahwa sekalipun ibu
terinfeksi HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B sedapat
mungkin tidak menular ke anaknya.
Dimensi Mutu Efektiftifitas, keselamatan pasien
Tujuan Eliminasi Penularan adalah pengurangan penularan HIV,
Sifilis, dan Hepatitis B dari
ibu ke anak.
Definisi  Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya
Operasional disingkat HIV adalah virus yang menyerang sistem
imun
dan jika tidak diterapi dapat menurunkan daya
tahan tubuh manusia hingga terjadi kondisi
Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS).
 Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular
seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum.
 Hepatitis Virus B yang selanjutnya disebut Hepatitis
B adalah penyakit menular dalam bentuk
peradangan hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B.
 Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B
yang selanjutnya disebut Eliminasi Penularan
adalah pengurangan penularan HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B dari ibu ke anak.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan
(Pembilang) trieliminasi pada Tahun berjalan
Denumerator Jumlah semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja
(Penyebut) Puskesmas Goarie pada Tahun berjalan
Target
100 %
Pencapaian

Kriteria Kriteria Inklusi : semua ibu hamil yang ada di wilayah


kerja Puskesmas Goarie pada Tahun berjalan
Kriteria Eksklusi : Tidak ada
Formula Jumlah kumulatif ibu hamil yang dilakukan
pemeriksaan trieliminasi pada Tahun berjalan X 100 %
Jumlah semua ibu hamil yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Goarie pada Tahun berjalan
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Buku laporan kunjungan ibu hamil dan kohort
Pengambilan ibu
Data
Besar Sampel semua ibu hamil di wilayah kerja pusesmas Air Hitam
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab KIA
Jawab

b. Tidak terjadi infeksi setelah tindakan KB suntik dan implant

Judul Tidak terjadi infeksi setelah tindakan KB suntik dan


Indikator implant
Dasar Pelayanan KB suntik, implant sangat rentan terjadi
Pemikiran infeksi jika tidak dilaksanakan sesuai dengan SOP dan
tindakan pencegahan infeksi.
Dimensi Mutu Efektifitas, keselamatan
Tujuan Untuk menjamin pelayanan pemasangan alat kontrasepsi
dengan kejadian komplikasi minimal
Definisi  Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB
Operasional adalah program skala nasional untuk menekan angka
kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk
di suatu negara
 Kondisi infeksi disebabkan oleh adanya serangan dan
perkembangbiakan mikroorganisme seperti bakteri,
virus, dan parasit yang pada dasarnya tidak berasal
dari dalam tubuh. Infeksi bisa terjadi pada satu area
saja pada tubuh atau bisa menyebar melalui darah
sehingga menjadi bersifat menyeluruh.
 KB suntik dilakukan dengan menyuntikkan hormon
progestogen buatan ke lengan atau bokong setiap 12
minggu sekali. Hormon ini serupa dengan hormon
progesteron alami yang diproduksi tubuh ketika
wanita sedang menstruasi. Selain itu, ada juga jenis
KB suntik yang disuntikkan setiap 1 bulan sekali.
 IUD adalah singkatan dari intrauterine device atau
bisa juga disebut sebagai KB spiral, merupakan
sebuah alat kontrasepsi berbahan plastik yang
memiliki bentuk seperti huruf ‘T’ dan dipasang di
dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
 KB implan atau KB susuk adalah kontrasepsi yang
mengandung hormon progestogen. KB yang berbentuk
tabung mirip korek api ini digunakan dengan cara
dipasang di bawah jaringan kulit lengan atas. KB
implan mencegah kehamilan dengan cara melepaskan
hormon progesteron ke aliran darah
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif akseptor KB yang tidak mengalami infeksi
(Pembilang) tertentu setelah tindakan KB suntik dan implant pada hari
berjalan
Denumerator Jumlah Semua pelayanan KB suntik dan implant pada
(Penyebut) hari berjalan
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua pelayanan KB suntik dan
implant pada hari berjalan
Kriteria Eksklusi : tidak ada
Formula Jumlah kumulatif akseptor KB yang
tidak mengalami infeksi tertentu setelah
tindakan KB suntik dan implant
pada hari berjalan X 100 %
Jumlah Semua pelayanan KB suntik
dan implant pada hari berjalan
Metode Retrospectif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder
Instumen Buku register KB
Pengambilan
Data
Besar Sampel Semua pelayanan KB suntik dan implant/IUD pada hari
berjalan
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab KB
Jawab

8. Pelayanan Kamar Bersalin

a. Tidak ada kematian ibu Pada saat Proses persalinan


Judul Tidak ada kematian ibu Pada saat Proses persalinan
Indikator
Dasar Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
Pemikiran (AKB) di Indonesia masih terbilang cukup tinggi dan
jauh dari
target yang ingin dicapai.
Dimensi Mutu Efektifitas, aman, keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan puskesmas terhadap pelayanan
kegawatdaruratan obstetri secara aman dan efektif
Definisi  Persalinan diartikan sebagai proses pengeluaran hasil
Operasional konsepsi atau yang biasa kita sebut sebagai janin
atau kandungan

 Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin


yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 -42
minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Prawirohardjo,
2005).

 Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World


Health Organization (WHO), kematian ibu
didefinisikan sebagai kematian yang terjadi saat masa
kehamilan atau dalam kurun waktu 42 hari setelah
persalinan

Jenis Indikator Output


Satuan Dalam persent
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif persalinan di ruang bersalin
(Pembilang) Puskesmas Air Hitam tanpa adanya kematian Ibu pada
hari berjalan
Denumerator Jumlah semua persalinan di ruang bersalin Puskesmas
(Penyebut) Air Hitam pada hari berjalan
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : semua persalinan di ruang bersalin
Puskesmas Goarie pada hari berjalan
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah kumulatif persalinan di ruang
bersalin Puskesmas Goarie tanpa adanya
kematian Ibu pada hari berjalan X 100 %
Jumlah semua persalinan di ruang bersalin
Puskesmas Goarie pada hari berjalan
Metode Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder
Instumen Buku laporan Jaga dan laporan persalinan
Pengambilan
Data
Besar Sampel semua persalinan di ruang bersalin Puskesmas Goarie
pada bulan berjalan
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Kamar Bersalin
Jawab

b. Kepatuhan menggunakan partograf dalam Pemantauan persalinan

Judul Kepatuhan menggunakan partograf dalam


Indikator Pemantauan persalinan
Dasar Partograf merupakan alat bantu dalam pengambilan
Pemikiran keputusan pada saat proses persalinan yang mengalami
masalah.
Dimensi Mutu Efektif, Efisien
Tujuan Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa
dalam Mendeteksi apakah proses normal. Dengan
demikian juga dapat mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama
Definisi  Partograf adalah alat bantu untuk memantau
Operasional kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik. (Wiknjosastro, 2008).
 Partograf adalah alat bantu untuk membuat
keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan
menatalaksana persalinan. Partograf dapat dipakai
untuk memberikan peringatan awal bahwa suatu
persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan
janin, serta perlunya rujukan
 pengisian partograf dimulai saat proses persalinan
telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat
pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm dan
berakhir pada pemantauan kala IV.
 Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila
seluruh informasi ibu, kondisi janin, kemajuan
persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi
ibu, obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau
tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai
cara pencatatan partograf.
Jenis Indikator Output
Satuan Persent (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah kumulatif ibu bersalin yang dipantau
(Pembilang) menggunakan pertograf di puskesmas Air Hitam pada
hari berjalan
Denumerator Jumlah Semua ibu bersalin yang dipantau di puskesmas
(Penyebut) Air Hitam pada hari berjalan
Target
100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua ibu bersalin di wilayah UPTD puskesmas Air
Hitam Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah kumulatif ibu bersalin yang dipantau
menggunakan partograf di puskesmas
Air Hitam pada hari berjalan X 100 %
Jumlah Semua ibu bersalin yang dipantau
di puskesmas Goarie pada hari berjalan
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Laporan jaga kamar bersalin dan pertograf
Pengambilan
Data
Besar Sampel Semua ibu bersalin kala 1 fase aktif yang dipantau di
puskesmas Air Hitam pada hari berjalan
Cara Probability Sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Kamar Bersalin
Jawab

9. Pelayanan MTBS

Judul Pelayanan MTBS sesuai standar


Indikator
Dasar Pada umumnya angka kematian balita dapat ditangani
Pemikiran dengan perawatan yang baik, sehingga perlu
diselenggarakan upaya intervensi yang sistematis dan
efektif untuk menurunkan angka kematian balita melalui
Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Dimensi Mutu Efesien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu
dengan pelayanan MTBS sesuai standar
Definisi Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) merupakan suatu
Operasional pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit
yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan
kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap
penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi
telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang
meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling
pemberian makan. MTBS merupakan manajemen balita
sakit untuk 2 kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan dan
kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun (Depkes RI, 2004).
Jenis Indikator Proses
Satuan Dalam persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah balita yang dilayani sesuai standar di ruang
(Pembilang) MTBS pada hari berjalan
Denumerator Jumlah semua balita yang mendapat Pelayanan di ruang
(Penyebut) MTBS pada hari berjalan
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Kriteria Inklusi : semua balita yang mendapat Pelayanan
di ruang MTBS
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah balita yang dilayani sesuai
standar di ruang MTBS pada hari berjalan X 100 %
Jumlah semua balita yang mendapat
Pelayanan di ruang MTBS pada hari berjalan
Metode Concurrent (survey harian )
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Instumen Buku register MTBS
Pengambilan
Data
Besar Sampel semua balita yang mendapat Pelayanan di ruang MTBS
Cara Probality sampling
Pengambilan
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Grafik, Tabel

Periode Analisis Semesteran, Tahunan


dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Ruang MTBS
Jawab

Ditetapkan di Air Hitam pada


tanggal 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS AIR HITAM,

Ns. HARTATI SANDORA, S.Kep


NIP. 19740927 200604 2 012

Anda mungkin juga menyukai