Anda di halaman 1dari 68

POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR

AAN SRI ANDRIYANTI, SKM., M.KM

BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
2022
PERGESERAN POLA PENYAKIT

GAMBARAN PERUBAHAN POLA PENYAKIT DI INDONESIA


FAKTA
GAMBARAN PTM
DI INDONESIA

GAMBARAN PERUBAHAN POLA PENYEBAB KEMATIAN TREN PENYAKIT TIDAK MENULAR


TERTINGGI DI INDONESIA MENINGKAT TAHUN 2013 HINGGA 2018

40

35 34.1

30
25.8
25

20

15
10.9
10
7

5 3.8
1.5 2 1.5 2
0.5
0
Penyakit Stroke* Ginjal Kronis* Diabetes** Hipertensi**
Jantung**

2013 2018

Sumber : IHME, 2019


DAMPAK PTM

36,9% 9,7% 9,3% 5,9% 2,9%


PENYEBAB
KEMATIAN
TERBANYAK
Jantung Kanker DM dengan Tuberkulosis PPOK
Koroner komplikasi Sumber : IHME 2019

7,6 T 3,1 T 1,9 T 1,6 T 545 M


PEMBIAYAAN
KESEHATAN
TERBESAR
Jantung Kanker Stroke Gagal Talasemia
Ginjal
Sumber : BPJS 2021
Faktor Risiko PTM Yang Bisa Diubah
Pola Makan Tidak Sehat

Kurang Aktifitas Fisik

Obesitas

PTM
Merokok

Tekanan Darah Tinggi Gula Darah Tinggi


GAMBARAN FAKTOR RISIKO PTM DI
INDONESIA

TREND FAKTOR RISIKO PTM GAMBARAN KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK DI


MENINGKAT DARI TAHUN 2013 HINGGA 2018 INDONESIA

100 93.5 95.5 5 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi

KONSUMSI LEMAKKONSUMSI GARAM KONSUMSI GULA


90 Gula lebih dari 50 g/hari
80
Tertinggi di DI Yogyakarta (16,9 %)
70 4,8 %
60

50
53 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi
Garam lebih dari 2000 mg/hari
40
31 33.5
28.8 29.3
30
21.8
26.6 26.1 Tertinggi di DKI Jakarta (65,4 %)
20 14.8
52,7 %
10
27 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi
0
Lemak lebih dari 67 g/hari
Obesitas Obesitas Merokok Aktivitas Kurang
pada sentral2013 2018
fisik kurang makan Tertinggi di DKI Jakarta (48,2 %)
dewasa sayur dan
26,5 %
buah
PTM “SILENT KILLER”
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM
MONITORING DAN
PENGELOLAAN
PROMOSI KESEHATAN FAKTOR RISIKO
DETEKSI DINI PTM
 Informasi, Edukasi
 Penyuluhan ILM, Video, Medsos dll
Perilaku Hidup Sehat (GERMAS) Identifikasi sejak awal
Perilaku CERDIK adanya faktor risiko
GENTAS IMT/Lingkar Perut
 Agen Perubahan (AoC) TD,
GDS

Masyarakat Peduli/ PENANGANAN KASUS


Increasing Awareness
Pengobatan di fasyankes sesuai Penemuan Dini
standar
PEMBERDAYAAN
 RUJUKAN POSBINDU
 PANDU PTM
MASYARAKAT
 PRB
 Penerapan SPM

Pengobatan Dini
ALUR KEGIATAN POSYANDU / POSBINDU

TAHAPAN 4 TAHAPAN 5
TAHAPAN 1 TAHAPAN 3
TAHAPAN 2 - Pemeriksaan Tekanan
- Pengukuran
Darah
-Wawancara FR PTM TB,BB.Lingkar Perut -Identifikasi FR
- Pengisian NIK - Pemeriksaan Kadar
pada diri sendiri - Pemeriksaan Tajam Gula darah PTM
- Pengisian Biodata - Wawancara FR PTM Penglihatan
- Pemeriksaan PPOK
- Pencatatan dan pada Keluarga -Pemeriksaan Tajam - Edukasi Serta
- Pemeriksaan Kolesterol
Pelaporan hasil Pendengaran
- Pemeriksaan Asam Urat -Tindak Lanjut
Pengkajian Faktor Risiko
Penyakit Tidak Menular
Untuk Orientasi Kader Posyandu PTM di Puskesmas

Didukung oleh
Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Wawancara Faktor Risiko PTM

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

1. Penyakit Diabetes Melitus


2. Penyakit Hipertensi
3. Penyakit Jantung
4. Penyakit Stroke
5. Penyakit Kanker
6. Thalasemia

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Wawancara Faktor Risiko PTM

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

1. Penyakit Diabetes Melitus 9. Thalasemia


2. Penyakit Hipertensi 10. Lupus
3. Penyakit Jantung 11. Gangguan Penglihatan
4. Penyakit Stroke 12. Gangguan Pendengaran
5. Penyakit Asma 13. Gangguan mental emosional
6. Penyakit Kanker 14. disabilitas
7. Kolesterol tinggi
8. PPOK

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

2. Wawancara Riwayat Penyakit Pribadi

3. Wawancara Faktor Risiko PTM

Orientasi Kader Posyadu PTM


1. Wawancara Riwayat Penyakit Keluarga

Pengkajian
2. Faktor
Wawancara Riwayat Risiko
Penyakit PTM
Pribadi

3. Pengisian Kuesioner PUMA

4. Wawancara Faktor Risiko PTM

• Tanyakan pola konsumsi gula • Tanyakan pola konsumsi sayur buah


Apakah peserta menambahkan gula pada makanan/ Apakah peserta makan sayur dan atau buah
minuman yang dikonsumsi > 4 sendok makan dalam kurang dari 5 porsi sehari
sehari
• Tanyakan pola aktifitas fisik
• Tanyakan pola konsumsi garam Apakah peserta melakukan aktivitas fisik 30
Apakah peserta menggunakan garam pada makanan menit per hari selama 5 hari atau 150 menit per
yang dikonsumsi > 1 sendok teh dalam sehari minggu

• Tanyakan pola konsumsi lemak • Tanyakan apakah mengkonsumsi alkohol dalam


Apakah peserta konsumsi makana yang diolah waktu 1 bulan terakhir
dengan minyak/ lemak/ margarin > 5 sendok makan
dalam sehari

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko
Penyakit Tidak Menular
Untuk Orientasi Kader Posyandu PTM di Puskesmas

Didukung oleh
Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

Obesitas Umum dan Obesitas Sentral Sasaran : usia ≥ 15 tahun

OBESITAS
1 OBESITAS UMUM 2
SENTRAL

Obesitas umum diukur berdasarkan Obesitas Sentral dihitung


pengkategorian IMT berdasarkan pengukuran
Lingkar Perut
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

1. Pengukuran Berat Badan


2. Pengukuran Tinggi Badan
3. Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)
4. Pengukuran Lingkar Perut

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

1. Pengukuran Berat Badan


Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau digital,
yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka sampai
menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala

Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak
membawa beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak
lurus dengan jarum penunjuk angka timbangan.

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

2. Pengukuran Tinggi Badan


Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang
sudah dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke
atas sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka di bagian jari
kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding, posisi kepala
tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
Orientasi Kader Posyadu PTM
Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

3. Pengukuran Lingkat Perut

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

4. Menentuan Indeks Massa Tubuh (IMT)


Klasifikasi IMT Lingkar Perut dan Risiko PTM
Kategori IMT Lingkar Jenis Risiko PTM
Perut Kelamin
Kekurangan berat badan tingkat
Sangat Kurus < 17,0 ≥ 90 cm Laki-laki Meningkat
berat
Kekurangan berat badan tingkat ≥ 80 cm Perempuan Meningkat
Kurus 17 - < 18,5
ringan
Normal   18,5 - 25,0
Kelebihan berat badan tingkat
Gemuk (Overweight) > 25,0 - 27,0
ringan
Kelebihan berat badan tingkat
Obese > 27,0
berat

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

1. Deteksi Dini Obesitas

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera


Sasaran
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran • Anak Usia 7-15 tahun
• Penduduk usia >15 tahun

1 Indera Penglihatan 2 Indera Pendengaran


• Pemeriksaan tajam pendengaran dengan menggunakan
• Pemeriksaan tajam penglihatan menggunakan
metode berbisik
metode hitung jari, dan/atau
• Pemeriksaan menggunakan metode E-
Penilaian :
tumbling yakni mengukur ketajaman
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS pemeriksaan,
penglihatan seseorang dari jarak 6 meter.
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK LULUS dan
disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
menggunakan audiometri.

26
Orientasi Kader Posyadu PTM
Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


2. Pemeriksaan Indera Pendengaran

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


LANGKAH 1
MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang
yang akan diperiksa.
Yang perlu diperhatikan:
 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat
melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau
dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan
lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
Orientasi Kader Posyadu PTM
Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


LANGKAH 2
Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan telapak
tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata kiri.

Yang perlu diperhatikan:


 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih tinggi
atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata yang tidak
diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari sela jari
tangan) dan tidak boleh menekan bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak boleh
berurutan

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


LANGKAH 3
Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-turut pada masing-masing mata.

Yang perlu diperhatikan:


 Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam hitung jari 3
kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah maka dicurigai
mempunyai gangguan penglihatan.

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

1. Pemeriksaaan Indera Penglihatan


LANGKAH 4
Jika ditemukan ada gangguan maka dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

2. Pemeriksaaan Tajam Pendengaran/Tes Berbisik


•Gambar 1.Posisi Pemeriksaan
•Persiapan :
•Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
Ruangan sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter.

•Pemeriksaan :
1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang
•Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
yang akan diperiksa.
2. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu
menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian
depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek
sehingga timbul bunyi.

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

2. Pemeriksaaan Tajam Pendengaran/Tes Berbisik


•Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada
•Pemeriksaan : pemeriksaan telinga kanan
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih dahulu.
Posisi kepala pemeriksa menjauh dari telinga yang diperiksa.
4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri dari dua suku
kata seperti mata, kaki, muka, susu, kaca dan meminta orang
yang diperiksa untuk mengulang kembali kata-kata tersebut.
5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung huruf lunak •Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata.
yang terdiri dari frekuensi rendah dan huruf desis yang
terdiri dari frekuensi tinggi. Berikut daftar kata-kata yang
digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi.

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

2. Pemeriksaaan Tajam Pendengaran/Tes Berbisik

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengukuran Faktor Risiko PTM

2. Deteksi Dini Gangguan Indera

2. Pemeriksaaan Tajam Pendengaran/Tes Berbisik


•Pemeriksaan :
6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan langkah-
langkah yang sama. Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri,
maka telinga kanan dilakukan masking.

•PENILAIAN :
- Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka
dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
- Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka
dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri. Segera
bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa kembali
pendengarannya lebih lanjut.
Orientasi Kader Posyadu PTM
Pemeriksaan Faktor Risiko
Penyakit Tidak Menular
Untuk Orientasi Kader Posyandu PTM di Puskesmas

Didukung oleh
Pemeriksaan Faktor Risiko PTM

1. Deteksi dini Hipertensi : Pemeriksaan Tekanan Darah

2. Deteksi dini Diabetes : Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Deteksi dini Hipertensi : Pemeriksaan Tekanan Darah

Sasaran usia ≥ 15 tahun

KRITERIA
No. Tekanan Darah Klasifikasi
1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik Terisolasi

38

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pengkajian Faktor Risiko PTM

1. Deteksi dini Hipertensi : Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah atau tensi diukur menggunakan alat tensimeter digital/otomatis.


•Cara pengukuran :
• Pastikan baterai masih berfungsi dengan baik. Masukkan baterai
• Semua simbol akan muncul dalam 3 detik.
• Lansia diminta duduk dengan posisi badan tegak
• Lipat lengan baju hingga memungkinkan manset menempel pada kulit lengan
• Masukkan lengan ke dalam lingkaran manset, dan letakkan tangan dalam posisi telapak tangan menghadap ke atas
dan posisi manset sejajar jantung
• Tekan tombol start untuk memulai penngukuran dan manset akan mengembang.
• Ketika pengukuran selesai, hasil akan muncul di layar monitor selama 1 menit
Cara membaca hasil:

Sistolik - Monitor akan mati secara otomatis setelah 1 menit bila tidak
Diastolik ada pengguna lagi.
Denyut Nadi
- Jika sudah tidak digunakan, keluarkan baterai dari tensimeter.
39

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pemeriksaan Faktor Risiko PTM

1. Deteksi dini Hipertensi : Pemeriksaan Tekanan Darah

2. Deteksi dini Diabetes : Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Orientasi Kader Posyadu PTM


Pemeriksaan Faktor Risiko PTM

1. Deteksi dini Hipertensi : Pemeriksaan Tekanan Darah

2. Deteksi dini Diabetes : Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Alat Sasaran
Alat pemeriksaan kadar gula darah (Glukometer) • Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko PTM (riwayat
obesitas dan atau obesitas sentral dan atau tekanan
darah tinggi)
• Usia ≥ 40 tahun
Interpretasi Pemeriksaan Gula Darah
Kriteria Gula darah Sewaktu (mg/dl) Gula darah Puasa
Diabetes* ≥ 200 ≥ 126
Prediabetes 140 - 199 100 - 126
Normal < 140 < 100

Orientasi Kader Posyadu PTM


41
Pemeriksaan Faktor Risiko PTM

1. Deteksi dini Hipertensi : Pemeriksaan Tekanan Darah

2. Deteksi dini Diabetes : Pemeriksaan Kadar Gula Darah


Pemeriksaan Dengan Glukometer (ACCU CHECK)
• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan
kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
Sentuhkan satu/dua tetes darah
• Baca hasil glukosa darah.

Orientasi Kader Posyadu PTM


42
Pemeriksaan Faktor Risiko PTM

1. Deteksi dini Hipertensi : Pemeriksaan Tekanan Darah

2. Deteksi dini Diabetes : Pemeriksaan Kadar Gula Darah


Pemeriksaan Dengan Glukometer (ACCU CHECK)
• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan
kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
Sentuhkan satu/dua tetes darah
• Baca hasil glukosa darah.

Orientasi Kader Posyadu PTM


43
Pemeriksaan dengan Glukometer

Orientasi Kader Posyadu PTM


44
PESAN
● Deteksi dini merupakan kunci untuk penemuan dan intervensi dini PTM, perlu
dilakukan secara rutin dan berkala
● Identifikasi kelompok sasaran/ kelompok potensial untuk memudahkan
pelaksanaan
deteksi dini
● Inovasi, integrasi dengan lintas program dan lintas sektor
● Monitoring dan evaluasi berkala untuk cakupan deteksi dini.

Orientasi Kader Posyadu PTM


45
Edukasi Pencegahan dan Pengendalian
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Untuk Orientasi Kader Posyandu PTM di Puskesmas

Didukung oleh
Pengendalian Faktor Risiko
PTM dengan Perilaku
CERDIK dan PATUH

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

UKBM FASYANKES
MANDIRI POSYANDU/ (PUSKESMA
POSBINDU S/FKTP)

1. PTM sering muncul tanpa gejala oleh sebab itu penting dilakukan deteksi dini
untuk mengetahui kondisi tubuh sejak awal, agar bisa dilakuakan pencegahan
dan pengendalian jika sudah jatuh pada kondisi PTM sehingga bisa segera
mendapatkan penanganan dan menghindari komplikasi
2. Deteksi dini penting dilakukan minimal 1 kali setahun untuk populasi sehat, bagi
populasi berisiko bisa melakukan kunjungan ulang setiap 3-6 bulan ke
posyandu/posbindu
3. Bagi Penderita PTM wajib melakukan pengobatan secara teratur dan memantau
kondisi tubuh setiap bulannya ke fasyankes

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

RUMAH UBM
QUITLINE 0- (UPAYA
BEBAS 800-177-
ASAP BERHENTI
6565 MEROKOK)
ROKOK

1. Klien yang memiliki faktor risiko


merokok di motifasi untuk berhenti
merokok
2. Arahkan mendapat edukasi lebih lanjut
dengan memanfaatkan quitline bebas
pulsa untuk konsultasi
3. Mengikuti program UBM di Puskesmas
merupakan cara yang paling terstruktur,
terpantau dan terarah untuk berhenti
merokok.

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan
Mengendalikan berat
Mengendalikan
dan Pengendalian
Menurunkan risiko
Faktor Risiko PTM
Mencegah Diabetes Mengendalikan kadar
badan tekanan darah koropos tulang Melitus kolesterol

Aktivitas Fisik merupakan setiap Gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan
meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi.
Meningkatkan daya Memperbaiki
Memperbaiki postur
Manfaatkelenturan
tahan dan system Aktivitas Fisik
sendi dan
tubuh
Mengendalikan stres
kekebalan tubuh kekuatan otot

1 2 3 4 5
6 7 8 9
Orientasi Kader Posyadu PTM
Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

Latihan Fisik
Latihan fisik membuat tubuh sehat dan Rekomendasi Latihan fisik dilakuakn dengan intensitas
bugar yang bermanfaat dalam pencegahan sedang ampai berat. 30-60 menit. Frekeunsi 3-5 kali/minggu
dan pengendalian PTM

Sebelum melakukan Latihan fisik sebaiknya diawali dengan pemeriksaan kesehatan untuk menjamin
keselamatan dan menghindari dampak negatif Latihan fisik yang tidak sesuai

INDIVIDU KELUARGA POSYANDU/KOMUNITAS


1.Melakukan aktivitas 1. Membudayakan 1. Olahraga Bersama
fisik rutin minimal 30 aktifitas fisik bersama Setiap kegiatan
menit sehari (150 minimal 1x seminggu posyandu/ setiap Jumat
menit dalam 2. Membagi pekerjaan di Instansi/kegiatan
seminggu) rumahtangga kepada komunitas
2.Aktivitas fisik rutin dan semua anggota
intensitas sedang per keluarga
minggu
Orientasi Kader Posyadu PTM
Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

Hal-Hal yang tidak dianjurkan bagi lanjut usia


1.Waktu latihan inti lebih dari 60 menit.
2.Gerakan tubuh yang memantul (dihentak-hentakkan) dan melompat-lompat. 
3.Latihan beban dengan beban berlebihan (mengangkat dumble).
4.Latihan fisik yang mengganggu keseimbangan, seperti berdiri di atas 1 kaki
tanpa berpegangan atau latihan di tempat yang tidak rata dan licin.
5.Gerakan menengadahkan kepala ke belakang dan memutar kepala.
6.Gerakan membungkukkan badan ke depan.
 

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

INDIVIDU KELUARGA POSYANDU/KOMUNITAS


1. Mengatur pola makan 1. Membudayakan pola 1. Menu sehat untuk PMT
sesuai dengan pola makan sesuai dengan
pola Makan Sehat dan 2. Kegiatan bersama di
Makan Sehat dan Gizi Posyandu melalui kegiatan
Seimbang Gizi Seimbang
demo masak menu sehat
2. Mengendalikan asupan 2. Mengendalikan asupan
lemak, gula dan garam lemak, gula dan garam
3. meningkatkan konsumsi 3. meningkatkan konsumsi
buah dan sayuran buah dan sayuran

Orientasi Kader Posyadu PTM


Biasakan
Edukasi Pencegahan
Biasakan Batasi konsumsidan Pengendalian Faktor Risiko PTM
Lakukan aktivitas fisik
Cuci tangan pakai
yang cukup dan
mengonsumsi lauk
mengonsumsi aneka panganan manis, asin, pauk yang sabun dengan air
pertahankan berat
ragam makanan pokok dan berlemak mengandung protein mengalir
badan ideal
tinggi
SEPULUH PEDOMAN GIZI SEIMBANG
10 pedoman gizi seimbang lebih relevan di kehidupan sekarang dan diharapkan masyarakat dapat
Biasakan minum air Biasakan membaca
melakukan apa yang tertera Banyak
di dalammakan buahUmum Gizi Seimbang (PUGS)
Pedoman Syukuri dan nikmati
Biasakan sarapan pagi putih yang cukup dan label pada kemasan
dan sayur aneka ragam makanan

1 2 3 4 5
aman pangan

6
Orientasi Kader Posyadu PTM
7 8 9 10
Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM
PENGATURAN POLA MAKAN

Porsi dan Komposisi Sajian Sekali


Makan Yang di Anjurkan untuk
mencegah obesitas Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan Yang di Anjurkan untuk orang
dengan berat badan lebih/obesitas

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM
ANJURAN KONSUMSI
GULA, GARAM, DAN LEMAK PER HARI
Sesuai dengan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula,
Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji

G4 G1 L5
Anjuran konsumsi GULA/orang/hari adalah Anjuran konsumsi GARAM Anjuran konsumsi LEMAK/orang/hari adalah
10% dari total energi (200 kkal) atau setara adalah 2000 mg natrium atau 20-25% dari total energi (702 kkal) atau setara
dengan setara dengan dengan
Gula 4 sendok Garam 1 sendok Lemak 5 sendok
makan/orang/hari teh/orang/hari makan/orang/hari
(50 gram/orang/hari) (5 gram/orang/hari) (67 gram/orang/hari)
Orientasi Kader Posyadu PTM
Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM
ISITRAHAT YANG CUKUP
harus memenuhi syarat KUANTITAS
dan KUALITAS yang baik
“Setiap orang membutuhkan
istirahat agar tubuh dan pikirannya
kembali segar”

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

MANFAAT DARI MENDAPATKAN


ISTIRAHAT YANG CUKUP

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik


maupun emosional (mental/psikis) apabila ada
perubahan dari lingkungan yang mengharuskan
seseorang menyesuaikan diri

Penyebab Stres

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

Cara Mengendalikan Stress

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

Cara Mengendalikan Stress

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

Pencegahan
Gangguan
Indera

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM
MEDIA INFORMASI UNTUK Promosi Melalui Media Sosial

MATERI EDUKASI Kanal Media Promosi P2PTM

Sosialisasi Melalui Kanal Youtube 1. Instagram @p2ptmkemenkesRI  217K


1. Zoom webinar Followers
2. Live streaming pada Youtube Direkto 2. Twitter @p2ptmkemenkesRI  16K Followers
rat P2PTM 3. Facebook @p2ptmkemenkesri  108.689
Kemenkes RI Likes
4. Website P2PTM (Infografis
) p2ptm.kemkes.go.id
Video Informasi/ILM
https://bit.ly/flyerhipertensi
Kanal Media Promosi KEMENKES
https://bit.ly/flyerkencingmanis
1. Instagram @kemenkes_RI  2,4M Followers
https://bit.ly/flyerosteoporosis
2. Website Kemenkes kemenkes.go.id
https://bit.ly/flyerjantungkoroner
3. Podcast
https://bit.ly/flyeranemia 4. Talkshow
https://bit.ly/KIElansia 5. “Rehat”
https://bit.ly/flyerpikun
Orientasi Kader Posyadu PTM
Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM
TIPS MEMBERIKAN
EDUKASI YANG BAIK
1. Berikan salam dan sapa klien dengan ramah
2. Gunakan bahasa yang sopan, mudah dimengerti, jelas,sesuai dengan
latar belakang klien
3. Menentukan dan menggunakan media pendukung edukasi , seperti
poster, lembar balik, leaflet, dll disesuaikan dengan tujuan pemberian
edukasi kepada masyarakat.
4. Berikan edukasi sesuai dengan kondisi dan permasalahan klien
5. Motivasi klien untuk hidup sehat dan berikan semangat untuk klien
dengan FR atau PTM

Orientasi Kader Posyadu PTM


Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko PTM

TIPS MENJADI
EDUKATOR YANG BAIK
1. Mampu berempati kepada pendengar
2. Menciptakan rasa nyaman dalam hubungan dua arah
3. Menimbulkan rasa saling percaya yang membuat klien merasa nyaman
untuk berkeluh kesah
4. Mampu mengenal hambatan sosio kultural setempat, agar tidak
menjadi penghalang komunikasi
5. Menyampaikan informasi dengan lengkap dan jelas dengan bahasa
yang baik.
6. Menjadi pendengar yang baik
7. Menguasi materi dan komunikasi efektif
8. Menjaga sikap selama menyampaikan materi

Orientasi Kader Posyadu PTM


SEHAT DIMULAI DARI KITA

Orientasi Kader Posyadu PTM

Anda mungkin juga menyukai