Anda di halaman 1dari 31

KONSEP DASAR SERIBU HARI PERTAMA

KEHIDUPAN (1000 HPK)

Ir. DODDY IZWARDY, MA


DIREKTUR GIZI MASYARAKAT

Disampaikan dalam Pertemuan Diseminasi Program Integrasi Zat Gizi Mikro


Jakarta, 27 Maret 2018
SISTEMATIKA PENYAJIAN
PENDAHULUAN
KESEHATAN

Lingkungan KEADAAN SEHAT,


BAIK SECARA FISIK,
Genetik MENTAL,
keturunan SPRITUAL MAUPUN
SOSIAL YANG
Pelayanan MEMUNGKINKAN
kesehatan SETIAP ORANG UNTUK
HIDUP PRODUKTIF
Perilaku Individu/ SECARA SOSIAL DAN
Keluarga/ EKONOMIS
Masyarakat
(UU 36/THN 2009)
HAK DAN KEWAJIBAN UNTUK SEHAT
(UU No. 36 Tahun 2009)

HAK KEWAJIBAN
GAMBARAN MASALAH GIZI
SITUASI GIZI DI INDONESIA

KEKURANGAN GIZI KELEBIHAN GIZI

Gemuk
KVA
controlled emerging 4,6%
GAKI (PSG,2017)

17,8% PTM
Gizi Kurang (PSG,2017)

• Diabetes Melitus 2,1% • Stroke 12,1%


29,6% Stunting un-finished • Gagal Ginjal 0,2%
• Jantung Koroner 1,5%
• Hipertensi 25,8%
• Kanker 1,4%
(PSG,2017)

Anemia 37,1% bumil


28,1%balita 7
(Riskesdas, 2013)
TREND MASALAH GIZI BALITA
RISKESDAS 2007 - 2013
DI INDONESIA PEMANTAUAN STATUS GIZI
2014-2017

35
28.9 29 29.6
30 27.5

25

MASALAH GIZI
MASYARAKAT
19.3 18.8
20 17.8 17.8

15 11.8 11.9 11.1


9.5
10
5.5 5.3 4.3 4.6
5

0
2014 2015 2016 2017

Stunting Underweight Wasting Overweight

8
TREND STUNTING MENURUT PROVINSI
(PSG TAHUN 2016-2017)
PENTINGNYA 1000 HPK
Mengapa 1000 HPK, Penting?

11
12
DAMPAK AKIBAT GANGGUAN GIZI PADA MASA
JANIN
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

1. Praktek pengasuhan yang tidak baik


• Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
• 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI

2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care,


Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
• 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD*
• 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
• Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
• Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi

3. Kurangnya akses ke makanan begizi**


• 1 dari 3 ibu hamil anemia
*PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini • Makanan bergizi mahal
**Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih
mahal dibanding dengan di New Delhi, India.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
Buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal dari di
Singapura. •1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka
Sumber: RISKESDAS 2013, SDKI 2012,
•1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
SUSENAS berbagai tahun ke air minum bersih

Sumber: Kemenkes dan Bank Dunia (2017)


Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa
Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted stunting….

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas Pasar


kerja
Hilangnya 11% GDP
Mengurangi
pendapatan pekerja
dewasa hingga 20%

2 Singapura Tingkat ‘Kecerdasan’ Anak


Indonesia
17 Vietnam di urutan 64 terendah dari 65
Memperburuk kesenjangan/inequality
negara*
50 Thailand Mengurangi 10% dari Kemiskinan
total pendapatan seumur hidup antar-generasi
52 Malaysia

64 Indonesia

*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for Economic Co-operation and
Development - Programme for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap
kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
matematika, dan science. Early Years brief, 2016
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

STIMULASI –
1000 HARI
PENGASUHAN DAN
PERTAMA
PENDIDIKAN
KEHIDUPAN (HPK)
BERKELANJUTAN
INTERVENSI DALAM 1000 HPK
MULTI SEKTOR PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
KETERKAITAN ANTAR POLA MAKAN-POLA ASUH- SANITASI DAN AIR BERSIH
Rendahnya akses
terhadap
POLA ASUH Rendahnya akses
terhadap
MAKANAN yang kurang baik PELAYANAN
dari segi jumlah terutama pada KESEHATAN
dan kualitas gizi perilaku dan praktek
termasuk akses
pemberian makan
sanitasi dan air
bayi dan anak
bersih

AKAR
Politik, sosial dan MASALAH
Kurangnya Degradasi
Kemiskinan
Kemiskinan
budaya pemberdayaan Lingkungan
perempuan 18
Kebijakan dalam Percepatan Perbaikan Gizi
Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Percepatan Perbaikan Gizi
1.Penurunan stunting fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
2.Pendekatan multisektor

Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1.Aktivitas fisik
2.Konsumsi makanan sehat
3.Deteksi dini
4.Lingkungan sehat
5.Pendidikan kesehatan
6.Pola hidup sehat

Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi
1.Ketersediaan pangan
2.Keterjangkauan pangan
3.Pemanfaatan pangan
4.Perbaikan gizi masyarakat
5.Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
KEBIJAKAN NASIONAL
5 PILAR MULTISEKTOR PENANGGULANGAN STUNTING
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Kampanye Konvergensi,
Komitmen dan Nasional Berfokus Koordinasi, dan Mendorong Pemantauan
pada pemahaman,
Visi Pimpinan Konsolidasi Kebijakan dan Evaluasi
perubahan
Tertinggi Negara perilaku, Program “Nutritional
komitmen politik Nasional, Daerah, Food Security”
dan akuntabilitas dan Masyarakat

INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF

TUMBUH KEMBANG ANAK YANG MAKSIMAL


(dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik siap untuk belajar, berinovasi dan
berkompetisi)

MENGURANGI
MENINGKATKAN DAYA SAING
KESENJANGAN/INEQUALITY
Intervensi Spesifik dan Sensitif

Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam


1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

1
Intervensi Gizi Spesifik Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor
(berkontribusi 30%) kesehatan. Intervensi spesifik bersifat jangka
pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu
relatif pendek.

Intervensi yang ditujukan melalui berbagai


Intervensi Gizi

2
kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan.
Sensitif
Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak
(berkontribusi 70%)
khusus untuk 1.000 HPK.
Intervensi Gizi Spesifik
1. Ibu hamil 6. Lansia
• Konseling gizi
 Suplementasi besi folat • Pelayanan gizi Lansia
 PMT ibu hamil KEK

2.Ibu Menyusui 

Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
5. Remaja & Usia
Kepada ibu menyusui
Promosi menyusui / ASI Eksklusif
produktif
Konseling Menyusui

• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
• Suplementasi Fe
3.Bayi & Balita


Pemantauan pertumbuhan
Suplemen vitamin A
4. Usia sekolah
 Pemberian garam iodium
 PMT / MPASI • Penjaringan
 Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi (Taburia)) • Bln Imunisasi Anak Sekolah
 Zink untuk manajemen diare • Upaya Kes Sekolah
 Pemberian obat cacing • PMT anak sekolah
• Promosi MJAS di sekolah

22
UPAYA INTERVENSI GIZI SPESIFIK (1)
I. Intervensi dengan sasaran Program: Gerakan 1.000 HPK
Ibu Hamil: (Hari Pertama Kehidupan)
Pelaksana: Kementerian Kesehatan
1. Memberikan makanan
melalui Puskesmas, Balai Kesehatan
tambahan pada ibu hamil
Masyarakat dan Posyandu
untuk mengatasi
Kegiatan:
kekurangan energi dan 1.Suplementasi besi folat minimal 90
protein kronis tablet
2. Mengatasi kekurangan zat 2.Periksa kehamilan minimal 4 kali
besi dan asam folat 3.Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
3. Mengatasi kekurangan 4.Pemberian makanan tambahan pada
iodium ibu hamil
4. Menanggulangi kecacingan 5.Penanggulangan cacingan pada ibu
pada ibu hamil hamil
5. Melindungi ibu hamil dari 6.Pemberian kelambu dan pengobatan
Malaria bagi ibu hamil yang positif malaria
UPAYA INTERVENSI GIZI SPESIFIK
(2)
II. Intervensi dengan Program: Gerakan 1.000 HPK
sasaran Ibu (Hari Pertama Kehidupan)
Menyusui dan Pelaksana: Kementerian Kesehatan melalui
Anak Usia 0-<6 Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan
Bulan: Posyandu
1. Mendorong Kegiatan:
inisiasi menyusui 1.Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
dini (pemberian 2.Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
ASI 3.Promosi menyusui ASI eksklusif
jolong/colostrum) (konseling individu dan kelompok).
2. Mendorong 4.Imunisasi dasar.
pemberian ASI 5.Pantau tumbuh kembang secara rutin setiap
Eksklusif bulan.
6.Penanganan bayi sakit secara tepat.
UPAYA INTERVENSI GIZI SPESIFIK (3)
Program: Penyelenggaraan Program
Program: Gerakan 1.000 HPK Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
III. Intervensi dengan sasaran Balita Gizi Kurang)
(Hari Pertama Kehidupan)
Ibu Menyusui dan Anak
Pelaksana: Kementerian Kesehatan Pelaksana: Kementerian Kesehatan
Usia 6 -23 bulan:
melalui Puskesmas, Balai Kesehatan melalui Puskesmas, Balai Kesehatan
1. Mendorong penerusan
Masyarakat dan Posyandu Masyarakat dan Posyandu
pemberian ASI hingga usia
23 bulan didampingi oleh Kegiatan: Kegiatan:
pemberian MP-ASI. 1.Pemberian makanan pendamping 1.Pembinaan Posyandu dan
2. Menyediakan obat cacing. (MP) ASI, ASI diteruskan sampai Penyuluhan serta penyediaan makanan
3. Menyediakan suplementasi usia 2 tahun atau lebih. pendukung gizi untuk balita kurang
zink. 2.Pemberian kapsul vitamin A serta gizi usia
4. Melakukan fortifikasi zat melengkapi imunisasi dasar. 6-59 bulan berbasis pangan lokal
besi ke dalam makanan. 3.Pemantauan tumbuh kembang (misalnya melalui Hari Makan
5. Memberikan perlindungan secara rutin setiap bulan. Anak/HMA).
terhadap malaria. 4.Penanganan anak sakit secara 2.Anggran program berasal dari
6. Memberikan imunisasi tepat. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
lengkap. - Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
5.Pemberian suplementasi zink.
7. Melakukan pencegahan Fisik sebesar Rp.200.000.000 per tahun
6.Pemberian obat cacing dan;
dan pengobatan diare.
7.Pemberian fortifikasi zat besi. per Puskesmas di daerahnya masing
masing.
INTERVENSI GIZI SENSITIF:
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor

BKP/PERTANIAN PU
Ketahanan Air Bersih
Pangan dan & Sanitasi
Gizi
PP DAN PA
BPJS Remaja
Jaminan Perempuan
Kesehatan
Nasional

SOSIAL
AGAMA
Pendidikan
Penanggulan
BKKBN Gizi
gan
Masyarakat
Kemiskinan
DIKBUD
Keluarga
Berencana 26
26
INTERVENSI GIZI SENSITIF
1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih.
2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi.
3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.
4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
10. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
11. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin.
12. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.
PENUTUP
TANTANGAN
HARAPAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai