Anda di halaman 1dari 48

Musdaleni, SKM, M.

Si
WIDYAISWARA

UPT. BAPELKES DINKES PROV. RIAU

081261127778

lenizamar@gmail.com
Tujuan Pembelajaran UMUM
• Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta
mampu melaksanakan pengamatan masalah gizi,
makanan, dan dietetik.
Tujuan pembelajaran KHUSUS
• Menjelaskan masalah gizi makanan, dan dietetik.
• Menyusun instrumen pengamatan keadaan gizi,
makanan, dan dietetik.
• Menganalisis data secara deskriptif dalam rangka
pengamatan masalah keadaan gizi, makanan, dan
dietetik.
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Instrumen pengamatan Analisis data masalah


Masalah gizi makanan,
keadaan gizi, keadaan gizi,
dan dietetik makanan, dan dietetik makanan, dan dietetik.
• Besaran dan tren • Skrining Gizi • Pengkajian Gizi
masalah gizi di • Pengkajian Gizi berdasarkan konsep
Indonesia (Antropometri, dasar proses asuhan
• Kerangka konsep Biokimia, gizi individu di
masalah gizi Pemeriksaan Puskesmas
• Pentingnya 1000 Fisik/Klinis, dan • Pengkajian Gizi
HPK bagi status Asupan) berdasarkan konsep
kesehatan dan gizi dasar proses asuhan
masyarakat gizi masyarakat di
Puskesmas
Besaran masalah gizi pada balita di Indonesia
Gizi kurang dan gizi buruk/PEM Kurang Vitamin A
(Protein Energy Malnutrition)
menyebabkan xerophthalmia dan
gangguan pertumbuhan sebagai kebutaan , serta rentan sakit,
akibat dari kekurangan asupan seperti mudah terkena campak dan
energi dan protein atau gizi makr penyakit infeksi lainnya

Gangguan akibat kekurangan Anemia Gizi Besi (AGB)


iodium (GAKI) berdampak terhadap hasil
gangguan dalam spektrum yang kehamilan (kelahiran premature,
sangat luas, dari gangguan BBLR), kematian ibu, kemampuan
pertumbuhan, mental, kecerdasan, kognitif pada anak-anak dan
dan kesehatan secara umum serta remaja, dan terhadap kinerja
gondok. pekerjaan pada orang dewasa.
Besaran
masalah gizi
pada balita
di Indonesia
Anemia* Gizi buruk (severe WUS* Ibu hamil*
Pendek dan sangat
2018: 38,5% wasting)* Kurus: 7,6% KEK 17,3%
pendek (stunting)*
2013: 37,2% 2013: 5,3% BB lebih dan Anemia 48,9%
2018: 30,8% 2018: 3,5% obesitas: 29,3%

Gizi buruk dan gizi Gizi lebih dan


kurang (wasting)* obesitas* Diabetes*
2013: 12,1% 2013: 11,9% 2013: 2,1%
2018: 10,2% 2018: 8% Hipertensi (≥18 2018: 1,5%
tahun)*
7,4% 16,3% 2013: 9,5%
27,7%
Balita Balita 2018: 8,35% Stroke* (≥15
Balita
gizi pendek BB tahun)
kurang* ** kurang* 2013: 12,1%
* * 2018: 19,9%
Anemia Remaja 15- 24 th:
32%
Keterlambatan Deteksi Dini & Penanganan
Balita Gagal Tumbuh Faktor Penyebab Masalah Gizi
ASUPAN MAKAN dan PENYAKIT INFEKSI
• 54,5% balita tidak dipantaupertumbuhannyasecararutin
sebagai Penyebab Langsung
• 10,2% balita wasting; 3,5% diantaranya gizi buruk

Anemia Ibu Hamil & Remaja Asupan Makan yang TidakAdekuat

• 53,4% anak6-23 bulan makantidak beragam


• 48,9% Ibu Hamil Anemia
• baru37,7% ibu hamil minumTTD> 90 butir • 7 dari 10 balita makankurang kalori
• 5 dari 10 balita makankurang protein
• 32%usia15-24 tahunAnemia
• 26%anak5-14 tahunAnemia • baru52%bayi < 6 bulan mendapatASIEksklusif
• 95,5% penduduk kurangkonsumsi sayur danbuah
• baru1,7% rematri mengonsumsiTTD>52 butir yangdiperoleh dari sekolah
• 17,6% Ibu Hamil KEK

Pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat Penyakit Infeksi

•34,27% pengeluaranperkapita sebulan digunakanuntukmembeli • 11%kejadian diare padabalita


makanandanminuman jadi • 57,9% cakupanimunisasi dasar lengkap
• medianlamapemberianASIadalah3bulan
Kerangka Konsep Masalah Gizi
Kerangka konsep masalah gizi mengacu pada kerangka UNICEF dan sebagai panduan dalam
menyusun kerangka program kerja bidang gizi.
3 tingkatan Penyebab mendasar: sumberdaya
Penyebab tidak langsung: potensial (lingkungan, teknologidan
penyebab
Penyebab langsung: ketahanan pangan rumah penduduk) yang mempengaruhi
masalah gizi: tangga, pola asuh dan pelayanan jumlah dankualitas sumberdaya
asupan pangan dan
status kesehatan kesehatan dan kebersihan sebenarnya dan pengelolaannya
lingkungan. (manusia, ekonomi, dan
kelembagaan.)

2013
Perkembangan kerangka UNICEF dari
1990 2008
Kerangka konsep masalah Lancet
Pengembangan dari Lancet Menggambarkan hubungan sebab-
gizi UNICEF disusun Tercantum dampak jangka
Landasan melakukan akibat dan intervensi yang dapat
pendek dan jangka panjang dilakukan untuk masing-masing tingkat
penilaian, analisis, dan masalah gizi kurang pada penyebab terhadap status gizi dan
tindakan ibu dan anak perkembangan janin dan anak yang
optimal
Kerangka Konsep Masalah Gizi UNICEF tahun 2013
Pentingnya 1000
HPK bagi status
Kesehatan dan
gizi masyarakat

Asupan energi dan zat gizi lain Kebutuhan energi


dan zat-zat gizi
dibutuhkan  metabolisme tubuh, sesuai dengan
pencernaan makanan, pencegahan ukuran tubuh, fase
penyakit, aktivitas fisik dan tumbuh kehidupan, jenis
kembang. kelamin, tingkat
aktivitas fisik dan
status kesehatan
Energi dan zat gizi dibutuhkan lebih banyak
pada:
a. Laki-laki > perempuan (kecuali saat
Masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, hamil dan menyusui)
masa kehamilan dan menyusui membutuhkan b. Orang-orang yang kesehariannya
asupan energi dan zat gizi dalam jumlah besar melakukan latihan/pekerjaan berat
c. Orang yang menderita sakit/baru
dan cepat
sembuh
1000 HPK
Kebutuhan energi dan zat gizi tidak tercukupi, tubuh akan menyesuaikannya  mengambil

Apabila…
cadangan tubuh dan mengurangi aktivitasmetabolisme

Mendapatkan asupan energi dan zat gizi yang lebih dari seharusnya, kelebihannya akan disimpan
sebagai cadangan.

Masa bayi dan anak =


fase yang sangat
‘PLASTIS’ dimaksudkan
menentukan karena apabila terjadi gangguan pertumbuhan dan
proses pertumbuhan perkembangan tetapi tidak ada penanganan,
dan perkembangan dampak negatifnya akan menetap hingga usia
yang sangat pesat dan dewasa, bahkan masa tua
masih bersifat ‘PLASTIS’

Periode emas 1000 hari pertama kehidupan = periode masa kehamilan, masa bayi, dan anak hingga
usia 2 tahun
Instrumen pengamatan keadaan gizi,
makanan, dan dietetik

Skrining • Tools

• Antropometri
• Biokimia
Pengkajian Gizi • Fisik/ Klinis
• Dietary
Skrining Gizi
Tahapan asuhan gizi rawat inap diawali dengan skrining/ penapisan
yang bertujuan untuk mengidentidikasi pasien/ klien yang berisiko
atau tidak berisiko malnutrisi.

Idealnya skrining dilakukan pada pasien baru 1x24 jam setelah


pasien masuk RS.
PASIEN
Pasien dengan status gizi
Pasien berisiko malnutrisi baik atau tidak bersiko
• Assesmen dan malnutrisi
dilanjutkan dengan • Dilakukan skrining
langkah-langkah proses ulang setelah 1 minggu.
asuhan gizi terstandar. jika berisiko malnutrisi
maka dilakukan proses
asuhan gizi terstandar.
Form
Skrining
Nutritional Risk Screening and Assessment
Nutrition Screening Tool of University Gadjah Mada (NST-UGM)

Susetyowati, H. H., Hakimi,


M., & Asdie, A. H. (2012).
Pengembangan metode
skrining gizi untuk pasien
dewasa rawat inap. Jurnal
Gizi Klinik Indonesia, 8(4),
188-94.
Antropometri
Pemantauan Pertumbuhan Balita
Indikator Pertumbuhan Anak
Plotting pada grafik indikator pertumbuhan anak

Judul grafik

Nilai z-score
Hasil plotting: anak laki-laki ini
memiliki berat badan 20,0 kg,
tinggi badan 105 cm

Judul sumbu
y (contoh:
berat badan)

Judul sumbu x(contoh:


panjang badan)

PELATIHAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA BAGI TENAGA KESEHATAN 2021


DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Biokimia

Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium,


pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolic
dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap
timbulnya masalah gizi.

Pengambilan kesimpulan dari data laboratorium terkait masalah


gizi harus selaras dengan data asesmen gizi lainnya seperti
Riwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan suplemen,
pemeriksaan fisik dan sebagainya.
Fisik/Klinik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan gizi yang berkaitan dengan gangguan gizi atau
dapat menimbulkan masalah gizi.

Contoh : edema, kondisi gigi geligi, masa otot yang hilang,


lemak tubuh yang menumpuk.
Dietary
Asupan

Kebutuhan
KONSEP DASAR
PROSES ASUHAN GIZI INDIVIDU
DI PUSKESMAS

Direktorat Gizi Masyarakat


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
PROSES DAN BAHASA
4 langkah Proses Asuhan Gizi YANG TERSTANDAR

Intervensi Gizi

Pemberian Makanan/Zat Gizi (ND)


Edukasi Gizi (E)
Konseling Gizi (C)
Koordinasi Asuhan Gizi (RC)
Intervensi Berbasis Populasi
Langkah 1. Pengkajian Gizi

TUJUAN
• Mengumpulkan, memverifikasi dan
mengintepretasikan data yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasikan masalah gizi terkait
penyebabnya secara signifikan.

• Proses berlangsung dinamis dan tidak linier, tidak


hanya melibatkan pengumpulan data awal,
namun juga proses pengkajian ulang dan analisa
data status klien/ populasi dibandingkan kriteria
spesifik (standar referensi)
40

Data dikelola dan 1. Membandingkan data-


dikelompokkan sesuai dg 5 data dengan standar
Mengumpulkan,
domain. Tentukan “defining rujukan yang disepakati
memilah, validasi
characteristic” atau karakter (standar pembanding =
data. Jenis data dan
penentu (tanda & gejala) dr norma dan standar
metoda pengambilan
diagnosis yg diduga nasional, institusional
data disesuaikan
(gunakan terminologi atau peraturan)
dengan situasi dan
pengkajian gizi dan matriks 2. Mengidentifikasi
kondisi pasien
pengkajian gizi – diagnosis kemungkinan problem,
gizi) etiologi, sign & symptom
KONSEP DASAR
PROSES ASUHAN GIZI
MASYARAKAT
DI PUSKESMAS

Direktorat Gizi Masyarakat


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
Latar Belakang PAG
● Fokus PAG di masyarakat termasuk individu adalah pencegahan
penyakit dan promosi kesehatan (bukan hanya KIE/KIPK)
● Contoh: pencegahan utama penyakit dengan cara mengontrol faktor
risiko yang berhubungan dengan masalah gizi. Upaya pencegahan
kedua berfokus pada deteksi dini penyakit melalui skrining atau bentuk
lain dalam penilaian risiko.
● Tenaga gizi sebagai praktisi gizi masyarakat harus mengembangkan
kebijakan dan program untuk membantu meningkatkan pola makan
dan kesehatan masyarakat.
● Kata kunci: Masyarakat, kebijakan dan program merupakan fokus dari
gizi masyarakat.
Langkah 1. Pengkajian Gizi
TUJUAN :
 Mengumpulkan, memverifikasi dan
mengintepretasikan data yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasikan masalah gizi terkait penyebabnya
secara signifikan.
 Proses berlangsung dinamis dan tidak linier, tidak
hanya melibatkan pengumpulan data awal, namun juga
proses pengkajian ulang dan analisa data pada populasi
dibandingkan kriteria spesifik (standar referensi)
Pengkajian Memerlukan Cara Berpikir Kritis
 Menentukan data spesifik apa yang akan dikumpulkan

 Menentukan kebutuhan akan informasi tambahan

 Memilih alat dan prosedur asesmen gizi sesuai situasi:

o Alat pengukuran / pengumpulan data


o Prosedur pengumpulan data
o Comparatives standard
 Pengetahuan terkait masalah gizi: Patofisiologis, metabolisme gizi, epidemiologi

 Validasi data

 Kemampuan membuat keputusan berdasarkan fakta (evidence based)


DOMAIN PENGKAJIAN GIZI

RIWAYAT TERKAIT GIZI DAN MAKANAN (FH)

PENGUKURAN ANTROPOMETRI (AD) MASALAH

DATA BIOKIMIA, TES MEDIS DAN PROSEDUR (BD) IDENTIFIKASI PENYEBAB

PEMERIKSAAN FISIK FOKUS GIZI (PD) TANDA &


GEJALA

RIWAYAT KLIEN (CH)

COMPARATIVE
International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)
STANDARDS Reference Manual, 2015
Contoh Pengkajian di Masyarakat
Data dapat dilengkapi,
misalnya pola makan
masyarakat terkait sumber
Domain Asupan : kurangnya frekuensi asupan makanan sumber bahan pangan yang
zat besi pada wanita usia subur. Rata – rata asupan mineral (Fe) tersedia atau pola makan
<67% kebutuhan berdasarkan AKG. lokal, ketersediaan bahan
pangan

DAPAT BERKEMBANG
KE DOMAIN LAINNYA

Tren data sebelumnya, data


Domain Biokimia : Tingginya insiden anemia yaitu 40% dengan penunjang lain yang terkait
kadar Hb kurang dari normal
Referensi
1. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Upaya Percepatan Perbaikan Gizi.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta,
2013.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Tahun 2010. Jakarta, 2010.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Tahun 2007). Jakarta,2008.
5. UNICEF. The state of the world’s children 1998. Oxford University Press for UNICEF. Oxford and New York. 1998.
6. Shekar M, Kakietek J, Eberwein JD, Walters D. An Investment Framework for Nutrition. Reaching the Global Targets for Stunting,
Anemia, Breastfeeding, and Wasting. Directions in Development. Washington, DC: World Bank. doi:10.1596/978-1-4648-1010-7.
License: Creative Commons Attribution CC BY 3.0 IGO.
7. Reber, E., Gomes, F., Vasiloglou, M. F., Schuetz, P., & Stanga, Z. (2019). Nutritional Risk Screening and Assessment. Journal of
clinical medicine, 8(7), 1065. https://doi.org/10.3390/jcm8071065

Anda mungkin juga menyukai