Anda di halaman 1dari 11

KONDISI GIZI DI

INDONESIA SAAT INI

SOSIALISASI PETUNJUK
TEKNIS PENGGUNAAN KMS
Tahun 2021
Masalah Gizi
di Indonesia

>30%
Komitmen Indonesia Menangani Kekurangan Gizi

Pentingnya mengakhiri
kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan
perbaikan gizi, serta
menggalakkan pertanian yang
berkelanjutan

SASARAN RPJMN 2020-2024: Target tahun 2024:


1. 10% bumil KEK
STUNTING 14% 2. 100% kabupaten/ kota yang melaksanakan Surveilans Gizi
WASTING 7% 3. 60% Puskesmas mampu Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
4. 60% bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta
RPJMN terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care)
dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh
2020 - 2024 inovasi dan pemanfaatan teknologi

Peningkatan Percepatan Peningkatan Pembudayaan Penguatan Sistem


Kesehatan Ibu, Perbaikan Pengendalian Gerakan Masyarakat Kesehatan &
Anak, KB, dan Gizi Masyarakat Penyakit Hidup Sehat Pengawasan Obat dan
Kesehatan GERMAS makanan
Reproduksi
STUNTING
penyebab dari sudut pandang gizi

Keterlambatan deteksi Pengetahuan,


dini dan penanganan Anemia Asupan
sikap dan
gagal tumbuh pada tidak adekuat
perilaku
balita Ibu Hamil Remaja masyarakat
48,9% 26 – 32% median lama pemberian
45,4% balita tidak 33,9% bayi 0-6
dipantau ASI adalah 3 bulan
bulan tidak
pertumbuhannya baru 37,7% dari 80,9% yang mendapat ASI
secara rutin 53,4% anak 6-23 bulan
minum TTD mendapat TTD Eksklusif
makan tidak beragam
10,2% balita gizi kurang, >=90 butir di sekolah, baru 5 dari 10 balita
3,5 % diantaranya 25,9% tidak 3,7% yang makan kurang 95,5% populasi tidak
gizi buruk periksa sesuai mendapat TTD protein makan sayur dan buah
anjuran (K4) >=52 butir
17,3% Ibu Hamil 34,27% pengeluaran
Kurang Energi perkapita sebulan
Kronis (KEK) digunakan untuk
membeli makanan dan
Sumber : Riskesdas 2013, 2018, SDKI 2017
minuman jadi
PENINGKATAN KAPASITAS SDM INTERVENSI GIZI
Peningkatan kapasitas berjenjang : untuk percepatan penurunan stunting
S Tenaga kesehatan, akademisi, kader, guru, perangkat desa (Remaja + 1000 Hari Pertama Kehidupan)

T
PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM
1 PROMOSI DAN KONSELING MENYUSUI
R
• Identifikasi Masalah Gizi; Pencatatan/Pelaporan;
A Monitoring dan Evaluasi
2
PROMOSI DAN KONSELING PEMBERIAN
• Advokasi dan sosialisasi lintas program dan sektor MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)
T
PENGUATAN EDUKASI GIZI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN
E 3 PERKEMBANGAN BALITA
• pengembangan strategi BCC (Behaviour Change Communication)
G • penentuan pesan esensial dan metode penyampaian, target, SUPLEMENTASI GIZI MIKRO (TTD IBU HAMIL DAN
jangkauan. 4 REMAJA; VITAMIN A BALITA DAN IBU NIFAS
I
PENGUATAN MANAJEMEN INTERVENSI GIZI PENANGANAN MASALAH GIZI DENGAN
5 PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
DI PUSKESMAS & POSYANDU
• penyediaan pedoman TTD, Gizi Seimbang Rematri, Bumil,
Busui; vitamin A, ASI Eksklusif , PMBA
6 TATALAKSANA GIZI BURUK
• suplai & distribusi obat gizi

SURVEILANS GIZI
PENANGGULANGAN MASALAH GIZI PADA ANAK
DETEKSI DINI DAN PENEMUAN KASUS

Penanganan
SECARA AKTIF
Kasus dan
sweeping &
Sistem
monitoring kasus
maupun secara pasif Rujukan
melalui Posyandu

Mengisi KMS dengan


benar dan
menentukan status
pertumbuhan tepat,
maka deteksi dini dan
penemuan kasus cepat
Pengertian Pemantauan Pertumbuhan Balita
Penilaian pertumbuhan balita
secara teratur setiap bulan
(penimbangan, pengisian buku
Pemantauan pertumbuhan KIA, ploting titik pertumbuhan
di KMS)
adalah proses mengamati
tingkat pertumbuhan anak
melalui pengukuran Melakukan tindak lanjut dalam
bentuk kebijakan dan program Pencatatan dan pelaporan
antropometri berkala yang di tingkat masyarakat, serta hasil pemantauan
dibandingkan dengan meningkatkan motivasi untuk pertumbuhan
standar untuk mengukur memberdayakan kelu
kecukupan pertumbuhan
dan mengidentifikasi
Pemberian penyuluhan pada
gangguan pertumbuhan semua ibu/pengasuh dan
secara dini (WHO) tindak lanjut setiap kasus
gangguan pertumbuhan
Manfaat Pemantauan Pertumbuhan Balita
Ibu/pengasuh dapat mengetahui pertumbuhan anaknya dengan teratur

Ibu/pengasuh dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam


memberikan asuhan kepada balitanya

Ibu/pengasuh dapat memperoleh layanan kesehatan lainnya, misalnya


suplementasi kapsul vitamin A, pemberian makanan tambahan, dll.

Masyarakat dan tenaga kesehatan dapat turut memantau pertumbuhan


anak di wilayahnya.

Tenaga kesehatan, kepala desa/kelurahan serta para tokoh masyarakat dapat


merencanakan dan melaksanakan program lainnya yang dapat berkontribusi
terhadap perbaikan pertumbuhan balita.
www.gizi.kemkes.go.id
www.sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id Direktorat Gizi Masyarakat

@gizimasyarakatkemenkes
ditgizikemkes@gmail.com

@DitGizi
bit.ly/PedomanGiziMasyarakat

Anda mungkin juga menyukai