Audit Kasus
Stunting untuk
Koryan Gizi
Kabupaten
Madiun
T P P S B I D A N G I N T E RV E N S I
2
Penyelenggaraan Percepata Penurunan Stunting
dalam Perpres 72/2021 (1)
RENCANA AKSI
5 PILAR STRANAS NASIONAL
Ps 8 (3)
1. Peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di kementerian/lembaga, 1. Penyediaan data keluarga
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah berisiko stunting
STRANAS: Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah 2. Pendampingan keluarga
Desa; berisiko stunting
Acuan Dalam Rangka 2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku
Menyelenggarakan 3. Pendampingan semua calon
dan pemberdayaan masyarakat;
Percepatan Penurunan 3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik pengantin/calon PUS;
dan Intervensi Sensitif di 4. Surveilans keluarga berisiko
Stunting
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah stunting
provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, 5. Audit kasus stunting
dan Pemerintah Desa;
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat;
< 14 % 5. Penguatan dan pengembangan sistem, data,
Ditetapkan oleh Kepala Badan
informasi, riset, dan inovasi
Ps 8 (2)
Definisi Stunting dalam Perpres 72/2021
Semua
Semua Balita 95% Gizi Baik
Ditimbang
6
Target Antara Percepatan Penurunan Stunting
(Lampiran A Perpres 72/2021)
9 Indikator
11 Indikator
BKKBN KEMENKES
KEMEN PUPR KEMENSOS
Indikator Stranas Untuk Pemda Kab/Kota
(Lampiran B Perpres 72/2021)
1. Persentase balita yang memperoleh
1. Persentase calon
imunisasi dasar lengkap
pengantin/calon ibu yang
1. Persentase ibu hamil 2. Persentase bayi usia kurang dari 6
menerima Tablet Tambah bulan mendapat air susu ibu (ASI)
Darah (TTD) Kurang Energi Kronik
(KEK) yang menerima 1. Persentase pelayanan eksklusif
2. Cakupan calon PUS yang 3. Persentase anak usia 6-23 bulan yang
tambahan asupan gizi keluarga berencana
menerima pendampingan mendapat Makanan Pendamping Air
2. Persentase ibu hamil pasca melahirkan
kesehatan reproduksi dan Susu Ibu (MP-ASI)
2. Persentase unmet need
Terdapat 22
edukasi gizi sejak 3 bulan yang mengonsumsi 4. Persentase anak berusia di bawah lima
pra-nikah Tablet Tambah Darah pelayanan keluarga
tahun (balita) gizi buruk yang
berencana
3. Persentase remaja putri
yang menerima layanan
(TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan
mendapat pelayanan tata laksana gizi
buruk
indikator dengan PJ-
pemeriksaan status 5. Persentase anak berusia di bawah lima nya adalah Pemerintah
anemia (hemoglobin) tahun (balita) gizi kurang yang Daerah kab/kota dengan
mendapat tambahan asupan gizi.
unit intervensi
Kelompok Calon
Ibu hamil Ibu masa interval
Balita (0-59 remaja, ibu hamil, ibu
bulan) masa interval, balita dan
sasaran pengantin/remaja
keluarga
Keluarga: (sumber: Perpres
1. Persentase keluarga yang stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 72/2021)
2. Persentase keluarga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Cakupan pendampingan keluarga berisiko Stunting
4. Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain
beras dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air Susu
Ibu/MPASI)
5. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat
6. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
7. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI)
8. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
9. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
10. Tersedianya data hasil surveilans keluarga berisiko Stunting
Rencana Aksi Nasional
02 Percepatan Penurunan Stunting
(RAN PASTI)
9
Strategi Percepatan Penurunan Stunting
dalam RAN PASTI
2.
Pendekatan
Keluarga
Berisiko
Stunting
RAN
PAS
1.
Pendekatan
TI 3.
Pendekatan
Intervensi Gizi Multisektor
Terpadu dan
Multipihak
Aspek Makro/
Aspek Mikro Faktor Pendukung
Pendekatan Intervensi Gizi terpadu
Pendekatan Keluarga Berisiko Stunting
Inkubasi
Catin (Pra-
Sasaran: konsepsi)
Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan
1. Anemia; 1. Anemia; 1.BBLR;
2. Umur < 19 Tahun 2. KEK; 2.PB<48cm;
3.ASI eksklusif;
3. Lila: < 23,5 cm 3. Pertumbuhan janin
4.Imunisasi;
4. IMT: < 18.4 kg/m2 terhambat (PJT) 5.MPASI;
4. 4T 6.Tata laksana gizi buruk/kurang & infeksi kronis;
7.Pemantauan pertumbuhan & perkembangan
PERIODE EMAS
1.000 Hari Pertama Kehidupan
Pengorganisasian RAN PASTI
TPPS Provinsi
PELAKSANA
Ketua : Ketua TP PKK
Wakil : Sekretaris Desa/ Kelurahan
Sekretaris : PPKBD
TPPS Kab/Kota
KOORDINASI LAPANGAN
TIM PENDAMPING KOORDINASI LAPANGAN
KELUARGA PENGELOLAAN DATA
Koord: Koord:
TPPS Kecamatan Bidan/Penyuluh Kader Pembangunan Manusia/Sub
KB/PLKB/Ketua Pokja IV TP PPKBD/Koord. Posyandu
PKK
22
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 13 Tahun 2021
Tentang Petunjuk Teknis Biaya Operasional Keluarga Berencana Tahun 2022
Audit kasus baduta stunting adalah kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya
pencegahan terjadinya kasus serupa.
Pertemuan sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun oleh Tim Audit Kasus Stunting
yang dibentuk di tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota, yang meliputi :
• Identifikasi jumlah kasus, penyebab, tata kelola yang sedang diterapkan, tingkat efektivitas
Audit Kasus serta kendala yang terjadi.
• Merumuskan solusi terhadap permasalahan yang dibahas pada audit kasus stunting di tiap
Stunting daerah.
• Evaluasi hasil tindak lanjut yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi bagi
tindakan/penanganan yang tepat pada kasus stunting.
e
n
t
u
m
k
a
n
i
T
i
n
m
A
u
a
d
it,
s
i
4 (EMPAT)
TAHAP AUDIT T
KASUS i
n
STUNTING d
a
k
L
a
n
j
u
t
.
PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
12 TAHUN 2021 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL
PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING
INDONESIA TAHUN 2021-2024
4 Indikator audit
kasus stunting
Perbaikan mutu pelayanan untuk pencegahan/penanganan
Output kegiatan
risiko stunting yang serupa
1. Evaluasi RTL: Segera & terencana 1. Terselenggaranya rencana
tindak lanjut
Evaluasi Rencana Tindak
4. penanggungjawab; sesuai
(TPK), Kader posyandu, serta bidang tertentu di OPD yang Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam melaksanakan tugas sebagai Tim Audit Kasus
Stunting, Saya bersedia menghindari perbuatan yang berpotensi memiliki benturan kepentingan.
mengurusi bidang KB dan Dinas Kesehatan setempat. Saya sanggup bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip audit kasus stunting yaitu:
5. Tim Pakar terdiri dari para ahli tertentu, antara lain Dokter 1.Integritas : jujur, akuntabel terhadap pencapaian kinerja program dan kinerja anggaran serta
Spesialis Anak (Sp.A), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi transparan;
a. Identifikasi potensi dan seleksi kasus audit b. Kajian dan rencana tindak lanjut
Identifikasi potensi dan seleksi kasus audit pada kelompok Kajian bertujuan untuk menentukan risiko- penyebab
sasaran berisiko stunting dan/atau baduta dan terjadinya risiko pada kelompok sasaran, menganalisis
balita stunting. dan merumuskan rekomendasi.
Kelompok sasaran berisiko stunting meliputi:
a. Calon pengantin;
b. Ibu hamil; Hasil kajian dituangkan dalam Kertas Kerja Audit
c. Ibu nifas; berdasarkan kelompok sasaran dengan
d. Baduta dan balita. memperhatikan prinsip kerahasiaan data individu.
Data kajian bersumber dari surveillance rutin dan rekam Rekomendasi yang diusulkan dalam kertas kerja audit
medis dari FKTP dan FKRTL. dituangkan ke dalam formulir Rencana Tindak Lanjut.
Seleksi kasus audit dilakukan terhadap identifikasi potensi
Formulir Rencana Tindak Lanjut dilaporkan untuk
kasus audit dengan pertimbangan, antara lain:
a. Kasus yang tidak menunjukkan perbaikan setelah memperoleh persetujuan dari Penanggung Jawab
diberikan intervensi; (Wakil Bupati/Wakil Walikota).
b. Kasus stunting yang tinggi pada wilayah tertentu;
c. Kelengkapan data.
a. Identifikasi potensi dan seleksi kasus
audit
KASUS STUNTING YANG LAYAK
OUTPUT DIAUDIT
Identifikasi potensi dan seleksi kasus sasaran berisiko stunting meliputi:
audit pada :
a) Calon pengantin;
kelompok sasaran berisiko stunting
b) Ibu hamil;
dan/atau
c. Kelengkapan data
Penyediaan data keluarga berisiko stunting
Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan
Catin 3 bulan sebelum
menikah
Elektronik siap nikah Elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat
siap hamil (ELSIMIL) (e-ppgbm) dan elsimil/ PK 2021
1. Identitas catin Variabel kesehatan dan gizi pada kelompok sasaran:
2. NIK
3. Umur 1. Ibu hamil
4. Berat & Tinggi Badan 2. Ibu nifas
5. Indeks Massa Tubuh
6. Anemia/tidak anemia
3. Baduta
7. Lingkar Lengan Atas (LiLa) 4. Balita
Persiapan data oleh Tim Teknis
Data Calon Pengantin: Cetak data dan informasi calon pengantin bersumber dari Elsimil dan Pendataan Keluarga/Pemutakhiran Basis
Data Keluarga.
Puskesmas memindai dan/atau mencetak data dan informasi bersumber dari e‐PPGBM
OPD yang mengurusi bidang KB berkoordinasi dan memastikan data EPPGBM telah tervalidasi (terupdate) sebelum memindai dan/atau
dicetak
OPD yang mengurusi bidang KB memindai dan/atau mencetak data dan informasi ibu hamil bersumber dari Elsimil dan Pendataan
Keluarga /Pemutakhiran Basis Data Keluarga.
Puskesmas memindai dan/atau mencetak data dan informasi bersumber dari e‐PPGBM.
OPD yang mengurusi bidang KB berkoordinasi dan memastikan data EPPGBM telah tervalidasi (terupdate) sebelum dipindai dan/atau
dicetak.
OPD yang mengurusi bidang KB memindai dan/atau mencetak data dan informasi ibu pasca persalinan bersumber dari Elsimil dan
Pendataan Keluarga /Pemutakhiran Basis Data Keluarga.
Persiapan data oleh Tim Teknis
Data Baduta:
Puskesmas memindai dan/atau mencetak data dan informasi bersumber dari e‐PPGBM.
OPDKB berkoordinasi dan memastikan data EPPGBM telah tervalidasi (terupdate) sebelum dipindai
dan/atau dicetak.
OPD KB memindai dan/atau mencetak data dan informasi bayi baru lahir bersumber dari Elsimil,
Pendataan Keluarga /Pemutakhiran Basis Data Keluarga dan dari KKA.
Data Balita:
Puskesmas memindai dan/atau mencetak data dan informasi bersumber dari e‐PPGBM.
OPD KB memindai dan/atau mencetak data dan informasi bersumber dari Pendataan Keluarga
/Pemutakhiran Basis Data Keluarga dan KKA.
Persiapan data oleh Tim Teknis
RSUD
memindai dan/atau mencetak data dan informasi dari medical record/rekam
medis :
ibu hamil/ dan/atau
ibu nifas dan/atau
baduta dan/atau
balita bersumber.
Dari hasil pindai dan/atau cetak data dan informasi yang ada, OPD yang mengurusi bidang KB melakukan
rekapitulasi berdasarkan kasus yang akan diaudit dan memfasilitasi penyampaian data kepada Tim Pakar.
b. Kajian dan Rencana Tindak Lanjut
1. Risiko pada calon pengantin, ibu hamil,
ibu nifas, baduta dan balita.
TIM TEKNIS DAN TIM PAKAR MENENTUKAN
2. Penyebab terjadinya risiko pada
kelompok sasaran
Jika dipandang perlu dapat dilakukan
wawancara mendalam antara tim pakar dan tim 3. Rekomendasi dengan pertimbangan
teknis melalui telekonsultasi. aspek klinis dan manajemen
Hasil kajian dituangkan dalam Kertas Kerja
Audit dimana rekomendasi yang diusulkan pendampingan keluarga.
dijabarkan ke dalam formulir Rencana Tindak
Lanjut. Formulir Rencana Tindak Lanjut disetujui
oleh Penanggung Jawab (Wakil Bupati/Wakil
Walikota).
Kertas Kerja Audit (KKA)
Formulir rencana tindak
Tim teknis dan tim lanjut yang telah disusun
KKA yang telah terisi
KKA diisi oleh Tim pakar membahas dan kemudian dilaporkan
kemudian diserahkan
Pakar bersama Tim mengisi formulir kepada penanggung jawab
kepada ketua tim (Wakil Bupati/Wakil
Teknis. rencana tindak lanjut
audit. Walikota) untuk
berdasarkan KKA. mendapatkan persetujuan
Output :
1.Kertas kerja audit yang terisi sesuai dengan jumlah kasus;
2.Rencana Tindak Lanjut yang disetujui Wakil Bupati/Wakil Walikota.
3. Diseminasi Audit Kasus Stunting
1. 2. 3.
Diseminasi sesuai Pelaporan
kebutuhan/kontinyu (2x/tahun)
a. Dilakukan melalui tele-konsultasi Diseminasi terjadual
(2x/tahun) 1. Pelaporan dilakukan secara
antara Tim Pakar dan Tim Teknis
berjenjang
sesuai lokus kasus audit. 1. menyampaikan hasil kajian dan RTL 2. Masing-masing TPPS
b. Tim Pakar memberikan checklist yang telah disetujui oleh wakil provinsi dan pusat
intervensi Bupati/wakil Walikota. menyampaikan umpan balik
pencegahan/penanganan kasus 2. menyampaikan evaluasi RTL dan secara berjenjang 10 hari
untuk ditindaklanjuti oleh Tim perubahan risiko kasus audit kalender pasca laporan
Teknis. stunting. diterima dengan lengkap
Melibatkan unsur Pemerintah Daerah, Akademisi,
Organisasi Profesi, Pemerhati Kesehatan dan Gizi, Tokoh
Agama, Tokoh Masyrakat, Tokoh Adat, Media Massa
(cetak dan elektronik), Organisasi Masyarakat
3. Diseminasi a. Sesuai
Audit Kasus Kebutuhan
b. Terjadwal
Stunting •Untuk menyampaikan hasil kajian kasus •Diseminasi Pertama:
• Untuk menyampaikan hasil kajian dan rencana tindak
audit yang merupakan penajaman lanjut yang telah disetujui oleh wakil Bupati/wakil Walikota.
Output langkah ketiga: (rekomendasi) intervensi spesifik dan •2. Diseminasi Kedua:
sensitive serta intervensi •untuk menyampaikan evaluasi rencana tindak lanjut
•untuk mengetahui perubahan risiko kasus audit stunting.
1. Terselenggaranya diseminasi •pencegahan yang dibutuhkan sesuai hasil • Diseminasi melibatkan unsur:
kajian berdasarkan kelompok sasaran yang •Pemerintah Daerah
lintas sektor, lintas program dan diaudit. •Akademisi
•Organisasi Profesi
pemangku kepentingan; •Telekonsultasi antara Tim Pakar dan Tim •Pemerhati Kesehatan dan Gizi
Teknis sesuai lokus kasus audit. •Tokoh Agama
•Tim Pakar memberikan checklist intervensi •Tokoh Masyrakat,
2. Laporan Audit Kasus Stunting •Tokoh Adat,
pencegahan/ penanganan kasus audit untuk •Media Massa (cetak dan elektronik),
ditindaklanjuti oleh Tim Teknis. •Organisasi Masyarakat.
c. Pelaporan
1. Tim audit kasus stunting menyampaikan laporan audit kasus stunting semester pertama paling lambat tanggal 1
Juli dan semester kedua paling lambat tanggal 1 Desember tahun berjalan kepada TPPS Provinsi;
2. Laporan audit stunting juga dilaporkan oleh masing‐masing OPD yang mengurusi bidang KB kabupaten/kota
melalui aplikasi Morena dengan cara :
a. Pelaporan dilakukan dengan cara mengisi capaian output dan realisasi anggaran pada aplikasi Morena (BOKB Audit Kasus
Stunting);
b. Untuk laporan audit kasus stunting dapat dilakukan dengan mengunduh Formulir Sistematika Laporan Audit Kasus Stunting
dan mengunggah kembali laporan yang telah diisi sesuai sistematika tersebut pada Aplikasi Morena BKKBN.
Sistematika Laporan Audit Kasus Stunting
I. Pendahuluan
A. Jumlah dan Persebaran Audit Kasus Stunting
B. Pakar yang melaksanakan Audit
C. Periode Audit
II. Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
B. Rencana Tindak Lanjut (dilaporkan pada semester I), formulir pada tabel 3
C. Evaluasi Rencana Tindak Lanjut (dilaporkan pada semester II), formulir
pada tabel 4
III. Penutup
Minimal satu kali setiap bulan setelah dilakukan diseminasi rencana
tindak lanjut.
1 2 3 4 5 6 7
Calon Pengantin
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Baduta
Balita
Mengetahui,
Wakil Bupati/Wakil Walikota
Keterangan :
Kolom 2 diisi kegiatan sesuai dengan rekomendasi Tim Pakar
Kolom 3 diisi dengan indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang disepakati Tim Audit
Kolom 4 diisi sesuai dengan urgensi pencegahan risiko stunting dan penanganan baduta/balita stunting
Kolom 5 diisi sesuai dengan target waktu penyelesaian pelaksanaan kegiatan Kolom
6 diisi dengan sumber pendanaan untuk melaksanakan kegiatan Kolom 7 diisi
dengan institusi yang bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
Rekapitulasi Data
PERSENTASE KELUARGA BERESIKO
STUNTING
80%
72%
70%
60% 55%
50% 52%
48% 49%
50% 45% 46% 46% 46% 46% 47% 47%
42% 43% 44%
40%
30%
20%
10%
0%
RI I
ER IU
N
A
N PO G
U
A
N
A
N
EJ
O
SR IU
N
A
N
N
G
A
N
N
G RE
EG SA D Y LO N H D R A D IW CE G RA K
A
N
G O
N
M
A EJ
A
D
O W
U
W
A RA LE N
O
M
A
N
J
EN A
N A N
TA EB N M N N SA SA BA W
O N TA G
K A
G EM TA
A K
TA N TA TA N N N N TE A N D G A
M N A TA A A TA TA TA TA PA M LA N N A
M
A TA M A M M A A A A PI TA TA EC
EC A A M A A M M M A BU EC A A
K M EC A EC EC A A A A
M A K N M M K
A K EC K K EC EC EC EC
K TA A A
EC K K K K K A EC EC
K M K K
A
EC
K
Sumber Data : PK 21
Sumber Data : EPPGBM
REKAPITULASI HASIL PENDAMPINGAN DI ELSIMIL KABUPATEN MADIUN
Tanggal 13-Jun-22 07.35
CATIN YANG CAPAIAN
CATIN YANG
KECAMATAN JUMLAH CATIN BELUM PENDAMPINGAN
DIDAMPINGI
DIDAMPINGI CATIN
Balerejo 116 71 45 61,2
Dagangan 92 72 20 78,3
Dolopo 74 29 45 39,2
Geger 75 24 51 32,0
Gemarang 33 26 7 78,8
Jiwan 56 41 15 73,2
Kare 16 1 15 6,3
Kebonsari 102 10 92 9,8
Madiun 23 3 20 13,0
Mejayan 60 15 45 25,0
Pilangkenceng 59 42 17 71,2
Saradan 31 7 24 22,6
Sawahan 17 2 15 11,8
Wonoasri 63 44 19 69,8
Wungu 33 17 16 51,5
Jumlah 850 404 446 47,5
Sumber Data : Elsimil
REKAP HASIL PENDAMPINGAN CATIN PEREMPUAN DI ELSIMIL
09 June 2022
Perilaku
Berisiko Merokok IMT HB Usia LILA
Kecamatan Jumlah
Terlalu Terlalu
Ya Tidak Ya Tidak Kurang Normal Lebih Anemia Normal Lebih Ideal Kurang Ideal
Muda Tua
Balerejo 16 40% 60% - 100% 10% 60% 30% 25% 69% 6% - 100% - 10% 90%
Dagangan 11 80% 20% 20% 80% 0% 90% 10% 50% 20% 30% 0% 70% 30% 20% 80%
Dolopo 14 60% 40% - 100% 10% 80% 10% 10% 90% - - 90% 10% 30% 70%
Geger 22 50% 50% - 100% 10% 70% 20% 13% 82% 5% 10% 90% - 20% 80%
Gemarang 14 64% 36% 0% 100% 14% 78% 14% 14% 65% 21% 28% 72% 0% 36% 64%
Jiwan 9 80% 20% 10% 90% 10% 70% 20% 10% 60% 30% 10% 80% 10% 30% 70%
Kare 0 - - - - - - - - - - - - - - -
Kebonsari 25 60% 40% - 100% 20% 60% 20% 20% 80% - - 90% 10% 30% 70%
Madiun 4 30% 80% 30 80% - 100% - - 100% - - 100% - - 100%
Mejayan 13 20% 80% - 100% - 80% 20% - 100% - 10% 90% - - 100%
Sawahan 0 - - - - - - - - - - - - - - -
31 60% 40% 3% 97% 20% 60% 20% 6% 88% 6% 10% 80% 10% 20% 80%
Wonoasri
Wungu 2 - 100% - 100% - 100% - - 100% - - 100% - - 100%
KABUPATEN 199 53% 47% 3% 97% 12% 72% 16% 13% 79% 8% 9% 85% 6% 18% 82%
Formulir Pemantauan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Salin Kabupaten Madiun
13-Jun-22 08.30
Kecamatan Ibu Hamil Pasca Salin
Balerejo 34 14
Dagangan 121 47
Dolopo 31 35
Geger 82 38
Gemarang 19 22
Jiwan 94 49
Mejayan 1 5
Kebonsari 201 22
Pilangkenceng 181 62
Madiun 22 19
Saradan 30 53
Wungu 5 23
Wonoasri 0 39
Kare 1 0
Sawahan 38 0
KABUPATEN 860 428
Kecamatan : Wonoasri
KESIMPULAN Sasaran :
1. Catin : 2
Kasus Stunting Yang 2. Bumil : (data dihimpun dinkes)
Layak Diaudit 3. Bufas : (data dihimpun dinkes)
Tim Teknis : Dinkes, DPPKB PPPA, Puskesmas Wonoasri, RS Caruban, Tim Teknis Kecamatan
Wonoasri, Tim Teknis Desa Bancong
1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG UPAYA KESEHATAN ANAK
2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG
Pasal 8
66
FORUM AUDIT
MINILOKAKARYA PUSK
MINILOKAKARYA LINSEK
MINILOKAKARYA DESA
DLL
KRITERIA AUDIT
1 •KASUS YANG TIDAK MENUNJUKKAN PERBAIKAN SETELAH DILAKUKAN INTERVENSI
2 •MINIMAL 1 KASUS
Hasil Audit
1. IDENTIFIKAS I RES IKO
2. IDENTIFIKAS I PE NYEB AB R ESIKO
3. IDENTIFIKAS I ADANYA KESENJANGAN DENGAN STANDAR
4. B AHAN EVALUASI RTL
1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG UPAYA KESEHATAN ANAK
2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG
Pasal 8