Anda di halaman 1dari 24

PB 1

KONSEP DAN KEBIJAKAN


PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DI DESA
1 JPL = 45’
Tujuan Pokok Bahasan 1
1. Peserta dapat menjelaskan konsep/pengertian stunting;

2. Peserta dapat menjelaskan kebijakan terkait stunting, (termasuk pelaku);

3. Peserta menyadari pentingnya mengatasi masalah stunting;

4. Peserta dapat menyosialisasikan konsep dan kebijakan terkait stunting


PB 1

KONSEP DASAR STUNTING


Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis
STUNTINGdan infeksi berulang, yang ditandai dengan
panjang
atau tinggi badannya berada di bawah standar yang
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.
(Perpres No. 72 Th. 2021)

atau
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita akibat kekurangan gizi kronis pada 1000
Hari Pertama Kelahiran
Penyebab Stunting
Penyebab tidak langsung Penyebab langsung

• Keluarga tidak bisa


menyediakan bahan
pangan/harga tinggi
• Keluarga tidak paham 1. Kurangnya
cara mengolah dan
menyajikan menu asupan gizi ibu ANAK
Beragam Bergizi saat hamil STUNTING
Seimbang dan Aman
(B2SA)

2. Kebutuhan
• Rumah tidak sehat gizi tidak
• Lingkungan dengan tercukupi saat
sanitasi buruk masih di bawah
• Tidak memiliki akses umur 2 tahun
air bersih
• Terbatas atas layanan
Kesehatan ibu hamil
• Perilaku tdk sehat
Sumber: Panduan Konvergensi PPS di Desa, 2021
Dampak Stunting
Jangka Pendek:

• Gangguan pertumbuhan fisik


• Gangguan terkena penyakit
• Gangguan kognitif tergangggu saat dewasa

Jangka Panjang:
• Tingkat kecerdasan rendah
• Beresiko tinggi terkena penyakit tidak menular
Jaringan Otak Normal Jaringan Otak Stunting
• Produktivitas rendah

Kondisi diatas membuat negara mengalami kerugian, diantaranya:


• Generasi ke depan tidak berkualitas sehingga kalah bersaing dengan negara
lain
• Biaya kesehatan mahal – beban ekonomi negara tinggi

Sumber: WHO, 2014


Pendekatan Penanganan Stunting Berbasis Keluarga
• Sasaran stunting (Perpres No. 72 Tahun 2021)
1. Remaja putri
2. Calon pengantin
3. Ibu hamil
4. Ibu menyusui
5. Anak balita (0-59 bulan)
• Penanganan Stunting harus dimulai dari intervensi
terhadap lingkungan terdekat (keluarga) karena
Sasaran Prioritas Stunting merupakan bagian dari
keluarga.
• Pihak lain berperan memastikan sasaran prioritas
mendapatkan intervensi spesifik dan sensitif sesuai
yang dipersyaratkan.
PESAN KUNCI Promosi Stunting
1.Konsumsi TTD untuk remaja putri
2.Pendampingan Calon Pengantin (Catin)
3.Pendampingan Pasangan Usia Subur (PUS)
4.Konsumsi TTD untuk ibu hamil
5.Kelas ibu hamil
6.Pemberian Pemberian Makanan Bayi dan Anak
(PMBA) secara tepat
a. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
b. ASI eksklusif 0-6 bulan
c. Makanan pendamping ASI berbasis lokal
7. Layanan posyandu 1 x sebulan
8. Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
dengan air mengalir
9. Gerakan jamban sehat untuk seluruh keluarga
PB 1

KEBIJAKAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING DI
DESA
Percepatan Penurunan Stunting
(Perpres No. 72 Tahun 2021)

Adalah setiap upaya yang mencakup Intervensi


Spesifik dan Intervensi Sensitif yang dilaksanakan secara
konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui
kerjasama multisektor di pusat, daerah, dan desa.

Tujuan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting:


1. menurunkan prevalensi Stunting;
2. meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan
berkeluarga;
3. menjamin pemenuhan asupan gizi;
4. memperbaiki pola asuh;
5. meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan;
dan
6. meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
Konvergensi Penurunan Stunting di Desa
◦ Konvergensi penurunan stunting adalah kebijakan intervensi secara terkoordinir, terpadu, dan
bersama- sama kepada target sasaran prioritas untuk mencegah dan menangani stunting.
◦ Contoh: Terdapat 9 ibu hamil yang mendapatkan layanan lengkap ada 4 orang, maka tingkat
konvergensinya adalah 4/9 = 44%

Sumber: Panduan Konvergensi PPS di Desa, 2021


Target Percepatan Penurunan Stunting di Desa
(Perpres No. 72 Tahun. 2021)
“Menargetkan penurunan stunting secara nasional sebesar 14% pada tahun 2024 dengan memastikan
tidak ada kasus baru stunting di Desa mulai tahun 2022”.
1. Desa bebas stunting (100% tahun 2024);
2. Desa mendapatkan peningkatan kapasitas dalam penanganan percepatan penurunan stunting (seluruh desa
tahun 2022);
3. Kader Pembangunan Manusia (KPM) mendapatkan pembinaan dari Pemerintah Daerah Kabupaten (90% tahun
2024);
4. Desa mengintegrasikan kegiatan penurunan stunting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Desa dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa (100% pada tahun 2022);
5. Desa meningkatkan alokasi Dana Desa untuk intervensi spesifik dan sensitive (90% tahun 2024);
6. Desa melakukan konvergensi percepatan penurunan stunting (80% tahun 2022);
7. Pemerintah Desa berkinerja baik dalam percepatan penurunan stunting (90% tahun 2024);
8. Terselenggaranya pemantauan dan evaluasi percepatan penurunan stunting di Pemerintah Desa minimal 2 kali
setahun;
Upaya Penurunan Stunting berbasis Pembangunan SDGs Desa

1. SDGs Desa merupakan arah kebijakan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan


Masyarakat Desa, terdapat 18 SDGs Desa (Permendes No. 21 Tahun 2020).
2. Upaya pencapaian SDGs Desa nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 11 berkontribusi pada upaya
percepatan penurunan stunting di Desa.

13
Program Stunting Terintegrasi dengan Program di Desa atau yang Masuk ke Desa

Dilakukan secara terintegrasi dengan


program lainnya yg ada di Desa: Kelompok prioritas
1. Program prioritas nasional (Permendes 8 menerima layanan:
Th. 2022) 1. Remaja putri
• Konsolidasi data SDGs - IDM 2. Calon pengantin
Kegiatan Percepatan • Penguatan ketahanan pangan nabati 3. Ibu hamil
Penurunan Stunting di Desa dan hewani 4. Ibu menyusui
1. Penyelenggaraan Layanan • Peningkatan SDM 5. Anak 0-59 bulan
Dasar • Pelibatan masyarakat
2. Peningkatan cakupan • Perluasan akses yankes
layanan bagi Kelompok • Dana operasional Pemdes
Prioritas • Penanggulangan kemiskinan ekstrim
3. Manajemen konvergensi • BLT DD
kegiatan stunting di Desa 2. Perogram Jaminan Sosial (PKH) DESA BEBAS
3. Layanan Kependudukan STUNTING
4. Layanan Jaminan Kesehatan
Strategi Fasilitasi Konvergensi Penurunan Stunting di Desa

Catatan:
• Perlu menambahkan KPM dalam anggota TPPS Desa
• Tahapan proses desa ini difasilitasi oleh KPM dengan dukungan PLD/PD
• Pelatihan KPM dan TPK dilakukan terpisah sesuai tupoksi masing-masing
• Rapat bulanan rutin diselenggarakan oleh TPPS dengan mengundang pelaku Desa lain yang terkait stunting seperti bidan desa,
posyandu, guru PAUD, dll.
• Rapat koordinasi antar fasilitator program juga dilakukan secara rutin seperti PD/PLD, PKH, PLKB, Puskesmas, dll.
Penanganan Stunting melalui INTERVENSI SPESIFIK DAN SENSITIF
• Intervensi spesifik, untuk menangani penyebab langsung dan lebih banyak diintervensi oleh tenaga Kesehatan.
• Intervensi sensitif, untuk menangani penyebab tidak langsung dan diintervensi oleh aspek non Kesehatan.

Intervensi spesifik Intervensi Sensitif


1. Keluarga Berencana paska persalinan;
Remaja Putri 1) Remaja putri mengkonsumsi TTD 2. Penurunan kehamilan tidak diinginkan;
2) Tambahan asupan gizi bagi ibu hamil 3. Calon pengantin melakukan pemeriksaan Kesehatan;
Ibu hamil KEK
3) Ibu hamil mengkonsumsi TTD 90 tablet 4. Penyediaan akses air minum layak bagi rumah tangga;
selama kehamilan 5. Penyediaan sarana sanitasi layak bagi rumah tangga;
Anak 0-23 4) ASI eksklusif bagi anak 0-6 bulan
6. Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
bulan 5) MP-ASI bagi baduta
(baduta) 6) Pemantauan tumbuh kembang balita Nasional bagi RT berpenghasilan rendah;
  7) Tambahan asupan gizi bagi balita 7. Pendampingan bagi keluarga berisiko stunting;
Anak 24-59 kurang gizi 8. Bantuan Tunai Bersyarat bagi keluarga miskin dan
bulan (balita) 8) Tatalaksana gizi buruk bagi balita gizi rentan;
buruk
9. Pemberian pemahaman tentang stunting;
9) Imunisasi dasar lengkap bagi balita
10. Bantuan pangan bagi keluarga miskin dan rentan;
11. Desa tanpa Buang Air Besar Sembarangan/BABS.
SASARAN DAN CAKUPAN LAYANAN

REMAJA PUTRI ANAK 0-59 BULAN


• Minum Tablet Tambah Darah (TTD) • Mengikuti kegiatan BKB/PAUD
• Pemeriksaan status anemia • Anak 0-6 bulan dapat ASI ekslusif
• 6-23 bulan mendapat MP ASI
• Balita gizi buruk dpt layanan tata laksana gizi buruk
• Balita dipantau gizi dan perkembangannya
• Balita kurang gizi mendapat asupan gizi
CALON PENGANTIN • Dapat imunisasi lengkap
• Catin perempuan Minum TTD
• Pemeriksaan Kesehatan (layanan pranikah)
• Pendampingan Kesehatan reproduksi/edukasi gizi 3
bln pranikah
• Bimbingan perkawinan (materi stunting)
KELUARGA SASARAN STUNTING
• Memiliki KK, Akta kelahiran, KTP, dll
• Akses sumber air bersih
• Akses sanitasi layak
IBU HAMIL • Stop BABS
• Periksa kehamilan/nifas • Mendapatkan pendampingan
• Pelayanan pasca persalinan • Keluarga rentan ekonomi dapat program jamsos
• Bumil Kurang Energi Kronis (KEK) dpt tambahan (PKH, BLT DD, dll)
asupan gizi • Keluarga dengan bumil, busui, baduta – variasi
bantuan pangan selain beras dan telur
• Peserta ketahanan pangan/pemanfaatan lahan
pekarangan (utk ketahanan pangan)
Peran Utama Desa dalam Percepatan Penurunan Stunting
Ada 3 tugas utama Desa:

Memastikan terselenggaranya layanan Mengorganisir Pelaku/Petugas Pembangunan di Desa


dasar di desa dan diakses oleh keluarga 1. Membentuk TPPS, TPK, KPM
prioritas: 2. Memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas pelaku/petugas
1. Layanan Kesehatan ibu dan anak (KIA) 3. Memfasilitasi forum/rapat koordinasi antar pelaku
2. Konseling gizi
3. Sarana air minum dan jamban sehat
4. Jaminan sosial dan Kesehatan Mengelola kegiatan konvergensi percepatan penurunan
5. Parenting (BKB, PAUD) stunting di desa:
6. Ketahanan pangan keluarga dengan 1. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran kegiatan
pola 3K(kebun, kolam, kendang) 2. Mengkoordinasikan semua layanan, kegiatan dan program di
7. Pendampingan keluarga desa
8. Pencegahan perkawinan dini dan 3. Mendata dan update data sasaran
kehamilan tidak diinginkan. 4. Memantau penerimaan layanan bagi keluarga prioritas
5. Melaporkan data konvergensi layanan desa
Pelaku Utama
Percepatan Penurunan Stunting di Desa

Tim Percepatan Penurunan Tim Pendamping Keluarga Kader Pembangunan


Stunting Desa (TPPS) (TPK) Manusia (KPM)
• Mengkoordinasikan • Bertugas memberikan • Bagian dari kader desa
seluruh kegiatan dan pendampingan kepada yang mendapatkan tugas
pelaku terkait kegiatan keluarga, terutama khusus untuk fasilitasi
stunting di desa keluarga beresiko stunting konvergens kegiatan
• Dapat memanfaatkan stunting di desa.
keberadaan RDS.
Pelaku di Desa dalam Percepatan Penurunan Stunting
No Pelaku di Desa Peran dalam Percepatan Penurunan Stunting
1 Kepala Desa dan • Menyediakan data dasar sasaran dan layanan
Perangkatnya • Memastikan program tepat sasaran dan mendapatkan layanan sesuai
• Menyelenggarakan rembuk stunting

2 Badan Permusyawaratan • Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan konvergensi percepatan stunting
Desa (BPD) • Menyampaikan aspirasi/usulan kegiatan dari masayarakat
• Bersama Pemdes menyelenggarakan rembuk stunting
3 TP PKK Penggerak dan fasilitator/mediator pelayanan-pelayanan bagi keluarga sasaran stunting
4 Bidan Desa Memberi pelayanan kesehatankepada catin, bumil, ibu bersalin, ibu pasca persalinan, bayi
0-59 bulan
5 Kader KB Pencatat dan pelapor data/perkembangan pelaksanaan pendampingan keluarga dan/atau
kelompok sasaran.
6 Posyandu Menyediakan layanan seperti Konseling gizi, KIA, PHBS, Pos PAUD, BKB, Kespro
Remaja, Peningkatan ekonomi keluarga, penganekaragaman konsumsi pangan.

7 PAUD • Melatih pola pengasuhan dan gizi pada orang tua


• Penyedia layanan Pendidikan anak usia 0-59 bulan
No Pelaku di Desa Peran dalam Percepatan Penurunan Stunting

8 Keluarga dan Kelompok Pelaku terdepan dalam penyedia layanan kelompok prioritas stunting (menyediakan menu
antar keluarga sehat, sanitasi standar, air bersih, dll)
9 Pendamping lokal desa Memastikan terintegrasinya program/kegiatan dalam percepatan penurunan stunting di
desa dalam perencanaan pembangunan Desa

10 Fasilitator Program lain • Pemetaan sasaran program


(PKH, Sanimas, dll) • Saling kroscek layanan yang diterima sasaran program apakah sudah sesuai
• Penjadwalan kegiatan di desa untuk saling memberikan informasi dan evaluasi
11 Lembaga • Turut menyosialisasikan pentingnya penurunan stunting di Desa
Kemasyarakatan Desa • Turut memonitor dan memberikan informasi kepada perangkat desa/KPM/stakeholder
(LKD) termasuk: RT, lain mengenai kondisi catin, bumil, balita.
RW, PKK, Karang
Taruna, Posyandu, LPM
12 Toma, Toga, Todat, dan • Turut menyosialisasikan pentingnya penurunan stunting di Desa
Lembaga/Instansi lainnya • Memberikan informasi penting tentang situasi di masyarakat yang perlu didukung
yang Perhatian pada dalam upaya PPS
Stunting
Lembar Tugas PB 1.
Lembar Tugas Pelatihan Fasilitasi Konvergensi PPS di
Desa untuk KPM.docx
DAFTAR PUSTAKA
◦ Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
◦ Kemendes PDTT. (2021). Panduan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa. Jakarta: Kemendes PDTT.
◦ Kemendes PDTT. (2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta: Kemeterian Desa
PDTT.
◦ WHO,. (2014). Childhood Stunting: Challenges and opportunities. Report of a Promoting Healthy
Growth and Preventing Childhood Stunting colloquium. Geneva: World Health Organization.
◦ Permendagri No. 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa.
◦ Permendes PDTT No. 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2023
◦ Permendes PDTT No. 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
◦ Peraturan BKKBN No. 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka
Stunting Indonesia Tahun 2021-2024
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai