Anda di halaman 1dari 45

PELATIHAN TOT TPK

2022
BAGI FASILITATOR
KOTA JAYAPURA

KOTA JAYAPURA, 09 JUNI 2022

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA
DALAM UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNING

Vetaroy Warokka, SE., MPA


Widyaiswara Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua
Tujuan Pembelajaran
Hasil Belajar : Setelah mengikuti Mata Diklat ini peserta dapat memahami
tentang Kebijakan Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting

Indikator Hasil Belajar


1. Dapat menjelaskan  Kebijakan Pendampingan Keluarga
2. Menjelaskan Ruang Lingkup Pendampingan Keluarga
3. Menjelaskan Tahapan-Tahapan Monitoring dan evaluasi pendampingan
keluarga

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Kebijakan
Tim Pendampingan Keluarga

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Stunting
Definisi (Perpres No.72 Tahun 2021)
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada
dibawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan. 
Ciri-ciri Stunting (PPT Kepala, Buku Panduan KIA Kesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes RI, 2021)
• Seorang anak dikategorikan stunting bila tinggi badannya dibawah dari anak seusianya
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Sesuai dengan Kartu Menuju
Sehat (KMS) menurut Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang
standar antropometri, stunting adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -
2SD/standar deviasi (pendek/stunted) dan kurang dari – 3SD (sangat pendek/severely
stunted). 

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Kartu Kembang Anak

Kartu Menuju Sehat (KMS anak laki-laki dan anak perempuan)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


STUNTING TERLAMBAT 105 cm 125 cm
DIKENALI
100 cm
(BARU DAPAT DILIHAT
SETELAH 2 TAHUN)

Usia 2
tahun Usia 4
2 bulan tahun
4 bulan

7 thn 7 thn 4 thn

Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan
per Umur (PB/U) atau Tinggi Badan
per Umur (TB/U). 2
• Nilai Z-score <-2,0
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling menentukan pada 1.000 HPK
Terbatasnya layanan
Praktek kesehatan termasuk layanan Kurangnya akses Kurangnya akses
pengasuhan ANC-Ante Natal Care, Post ke makanan ke air bersih dan
yang tidak baik Natal dan pembelajaran dini begizi sanitasi
yang berkualitas

Kurang pengetahuan
tentang kesehatan dan gizi 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak
sebelum dan pada masa terdaftar di PAUD 1 dari 5 rumah tangga
1 dari 3 ibu hamil
kehamilan masih BAB diruang
2 dari 3 ibu hamil belum anemia
terbuka
60% dari anak usia 0-6 mengkonsumsi suplemen zat besi
bulan tidak yang memadai
mendapatkan ASI Menurunnya tingkat kehadiran anak di
ekslusif Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi
64% di 2013)
1 dari 3 rumah tangga
Makanan bergizi mahal belum memiliki akses ke
2 dari 3 anak usia 0-24
air minum bersih
bulan tidak menerima Tidak mendapat akses yang
MP-ASI memadai ke layanan imunisasi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Apa saja dampak stunting ?
Stunting memiliki dampak pada menurunnya
kualitas sumber daya manusia, produktifitas
dan daya saing. Bagaimana pemetaan
dampaknya? DAMPAK JANGKA PANJANG
DAMPAK JANGKA PENDEK

Terganggunya perkembangan Menurunnya kemampuan


otak kognitif dan prestasti belajar

Kecerdasan berkurang Menurunnya kekebalan


tubuh sehingga mudah
Gangguan terpapar penyakit
pertumbuhan fisik Meningkatnya risiko memiliki
penyakit diabetes, obesitas,
Gangguan metabolisme penyakit jantung, pembuluh
dalam tubuh daerah, kanker,, stroke dan
disabilitas pada usia tua

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Prevalensi Balita Stunted Menurut
Provinsi, 2019 & 2021

2019
2021
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Beban Ganda Permasalahan Gizi di Indonesia 21

Sebanyak 159 juta anak stunting di seluruh dunia – 9 juta dari


mereka tinggal di Indonesia

37.2% Balita Pendek (Stunting)

12.1 % Balita Kurus (Wasting)

11,9 % Kegemukan pada Balita

28,9% Kegemukan pada Penduduk >18 th

37,1% Anemia pada Ibu Hamil


Sumber: Riskesdas 2018

Sumber: Bank Dunia (2016)

Indonesia termasuk ke dalam 17


negara yang mengalami beban ganda
permasalahan gizi
(Global Nutrition Report, 2019)
Dampak Masalah Gizi pada Kesehatan 31

Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan terhadap kualitas SDM

Kekurangan gizi tidak saja membuat


stunting, tetapi juga menghambat Berat Lahir Rendah, kecil,
1. Gagal tumbuh
pendek, kurus
kecerdasan, memicu penyakit, dan
menurunkan produktivitas

Hambatan
2. Berpengaruh pada perkembangan
perkembangan
otak dan keberhasilan pendidikan
kognitif & motorik

Gangguan Meningkatkan risiko penyakit tidak menular


Perkembangan Otak Perkembangan Otak 3. metabolik pada usia (diabetes, obesitas, stroke, penyakit
Anak Stunting Anak Sehat dewasa jantung)

Source:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with
Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group
• www.GlobalNutritionSeries.org
Urgensi Percepatan Penurunan Stunting
• Dampak yang disebabkan oleh stunting tidak saja dirasakan oleh individu atau keluarganya.
• Kurang optimalnya perkembangan otak anak yang seharusnya terjadi 80 persen saat balita, menyebabkan
kemampuan kognitif pada usia sekolah terganggu.
• Stunting akan mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20 persen dan mengakibatkan hilangnya GDP hingga
11 persen karena kurangnya produktivitas.
• Kontribusi lain yang ditimbulkan akibat stunting dengan berkurangnya pendapatan adalah adanya kemiskinan antar-
generasi dan berkurangnya 10 persen total pendapatan seumur hidup.
• Berdasarkan Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index yang diukur oleh Bank Dunia, Indonesia berada pada
rangking 87 dari 157 negara.
• Indeks ini merupakan indikator baru yang didesain Bank Dunia dalam mengukur aspek sumber daya manusia
dengan melihat kontribusi pendidikan dan kesehatan dalam mendukung produktivitas generasi yang akan datang.
Terdapat 3 faktor yang menjadi ukuran HCI yaitu kelangsungan hidup dari usia 0-5 tahun, lama dan kualitas
pendidikan dan kemampuan penduduk 15-50 untuk bertahan hidup.  
• Ibu yang stunting memiliki 3 kali kemungkinan untuk mempunyai anak yang kurang gizi dan gagal tumbuh sehingga
mata rantai generasi stunting akan berlanjut. generasi stunting akan membebani negara dalam sektor kesehatan.
Karena generasi stunting memiliki potensi besar mengidap penyakit metabolisme seperti diabetes melitus dan
hipertensi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


REGULASI PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
KELUARGA
1. Undang-Undang Dasar 1945  
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005 – 2025
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 
4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga
5. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi
8. Peraturan Badan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan
Stunting.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Rencana Aksi Nasional
Kegiatan yang merupakan prioritas dalam Rencana Aksi sebagai berikut:
• Penyediaan data keluarga berisiko Stunting; 
• Pendampingan keluarga berisiko Stunting; 
• Pendampingan semua calon pengantin/calon pasangan usia subur; 
• Surveilans keluarga berisiko Stunting; 
• Audit kasus Stunting; 
• Perencanaan dan penganggaran; 
• Pengawasan dan pembinaan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan
Percepatan Penurunan Stunting; 
• Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
RAN PASTI
(Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


INTERVENSI SENSITIF DAN SPESIFIK

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


PENDEKATAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


TIM PENDAMPING KELUARGA
Tim Pendamping Keluarga : sekelompok
tenaga yang dibentuk dan terdiri dari Bidan,
Kader TP PKK dan Kader KB untuk
melaksanakan pendampingan meliputi
penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan
fasilitasi penerimaan program bantuan sosial
kepada calon pengantin/calon pasangan usia
subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak
usia 0-59 bulan serta melakukan surveilans
keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi
dini faktor-faktor risiko stunting.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


• Rekruitmen Kader TPK yang beranggotakan 200.000 Tim setara 600.000
Individu dengan anggota setiap Tim : 1 Kader PKK, 1 Bidan/Tenaga
Kesehatan Lainnya, dan 1 Kader KB,

• Pengumpulan dimulai sejak 6 Agustus 2021 -31 Desember 2021

2021 • Setelah terbentuk, pada pertengahan November hingga pertengahan


Desember 2021 dilakukan Pelatihan 6 Jam oleh Pusdiklat KKB secara
Daring dan Luring se Indonesia

• Melalui surat Deputi Nomor : 60/BL.02/G3/2022 tanggal 16 Januari 2022 diberikan


Kesempatan Provinsi untuk memperbaiki Databased TPK, karena ini akan

2022
berpengaruh pada realisasi dana DAK BOKB Stunting, Pelatihan/Orientasi TPK tahun
2022, dan pencapaian output kinerja TPK yang di support oleh TPPS,

• Secara Spesifik khusus bidan diminta data SIPB, STR, PNS/Non PNS, Praktek/Tidak
Praktek, data ini dibutuhkan dalam pengambilan kebijakan terkait pelayanan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Surat Kepala BKKBN dan Deputi ADPIN
terkait Tim Pendamping Keluarga
• Nomor :1053/BL.02/G3/2021
1 • Tanggal 6 Agustus 2021
• Tentang: Tim Pendamping Keluarga

• Nomor : 1145/BL.02/G3/2021
2 • Tanggal 1 September 2021
• Tentang : Rakor Perkembangan Rekruitmen Tim Pendamping Keluarga

• Nomor : 1200/BL.02/G3/2021
3 • Tanggal 20 September 2021
• Tentang : Data Kebutuhan Tim Pendamping Keluarga
• Nomor : 60/BL.02/G3/2022
4 • Tanggal 18 Januari 2022
• Tentang : Data Based (by name by address) Tim Pendamping Keluarga
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Provinsi BIDAN KB PKK
BIDAN PUNYA
NOMOR HP
KB PUNYA PKK PUNYA
NOMOR HP NOMOR HP
Data Profil Tim Pendamping Keluarga
1
2
Bangka Belitung
Kalimantan Selatan
1,050
2,968
1,050
3,051
1,050
3,050
1,050
2,965
1,050
3,039
1,050
3,031
31 Desember 2021
3 Gorontalo 1,003 984 1,004 1,000 983 998
4 Sulawesi Barat 955 955 955 950 939 931
5 Riau 3,545 3,567 3,557 3,430 3,496 3,471
6 Sulawesi Selatan 6,507 6,507 6,507 6,377 6,358 6,322
7 Jambi 2,570 2,573 2,573 2,570 2,573 2,573
8 Papua Barat 1,386 1,782 1,706 600 188 122
9 Jawa Timur 17,134 20,043 16,472 17,133 20,042 16,472
10 Bengkulu 1,867 1,865 1,867 1,840 1,833 1,818
11 Aceh 6,474 6,171 6,615 6,440 5,854 6,568
12 Sulawesi Tengah 2,023 2,024 2,026 1,680 1,553 1,530
13 DIY 1,708 1,730 1,731 1,651 1,718 1,706
14 Sulawesi Utara 1,968 2,013 2,019 1,375 1,418 1,389
15 kalimantan tengah 2,168 2,065 2,634 1,680 1,744 1,789
16 Maluku Utara 1,868 1,891 1,909 1,628 1,656 1,619
17 Sumatra Utara 5,730 5,967 5,866 5,729 5,962 5,863
18 Sumatra Selatan 6,112 6,157 18,390 6,112 6,157 18,390
19 Kepulauan Riau 816 913 902 784 872 885
20 Lampung 4,535 6,007 6,006 4,533 6,006 6,004
21 Jawa Tengah 20,008 26,842 26,636 20,008 26,842 26,636
22 Kalimantan Barat 1,435 1,440 1,436 1,398 1,620 1,324
23 Nusa Tenggara Barat 2,673 4,563 5,137 2,673 4,563 5,137
24 Sumatera Barat 3,288 3,388 3,009 2,659 2,691 2,360
25 Jawa Barat 24,029 27,786 31,140 22,278 25,525 28,634
26 Sulawesi Tenggara 2,563 2,571 2,455 2,532 2,398 2,481
27 Kalimantan Timur 1,766 1,879 1,881 1,560 1,857 1,806
28 Bali 3,204 3,410 3,237 3,204 3,410 3,237
29 Banten 1,916 6,629 5,569 1,910 6,593 5,550
30 Maluku 1,390 1,452 1,310 995 1,005 854
31 Nusa Tenggara Timur 3,792 4,168 4,010 3,323 3,322 3,410
32 Kalimantan Utara 580 575 559 400 273 304
33 Papua 2,492 6,661 7,103 1,208 3,311 4,540
141,523 168,679 180,321 133,675 156,851 168,804
TOTAL INDIVIDU 490,523 459,330
Kendala dalam pembentukan Tim Pendamping
Keluarga (TPK) :
1. Pergantian personil cukup tinggi dikarenakan adanya pindah
tugas, pindah rumah, sakit, hamil, tidak memiliki handphone dll;
2. Keterbatasan jumlah bidan, sehingga ada yang merangkap dalam
melaksanakan tugas;
3. Pergantian kepala desa mempengaruhi tim yang sudah ada
sehingga harus mengembalikan SK untuk ditandatangani kembali.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Menjadi perhatian bersama :
1. Terbatasnya jumlah tenaga bidan atau tenaga kesehatan atau tenaga
gizi yang terdapat di desa/kelurahan sehingga berdampak pada
kurangnya jumlah komposisi di masing masing TPK, oleh karena itu
untuk mencukupi jumlah ideal (3 orang) di masing-masing TPK maka
untuk TPK yang tidak memilki tenaga bidan dan tenaga kesehatan
lainya dapat ditunjuk salah satu dari kader PKK atau kader KB untuk
mencukupi jumlah ideal dalam satu tim, dengan syarat minimal
sudah ada 1 (satu) tenaga bidan di desa/kelurahan tersebut;
2. Pergantian personil dalam tim dibarengi dengan pelatihan bagi
personil tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
tugas TPK;
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
• BIDAN VARIASI PENAMAAN KADER TPK
• BIDAN DESA
• PERAWAT • KADER PPL
• PERAWAT KES • KADER POKJA 1
• PETUGAS GIZI • KADER POKJA 2
• PKK • KADER POKJA 3
• PKK DESA • KADER POKJA 4
• TP.PKK DESA • KADER BKL
• KADER PKK • KADER BKR
• SEK.PKK • KADER LANSIA
• PPKBD • TP.PKK
• SUBPPKBD • IBU DESA
• KADER PPKBD
• KADER • KADER SUB PPKBD
• KADER KB • KADER IMP
• KADER POKTAN • KADER KELAUTAN
• SKM
• KADER KPM KADER GIZI
• KADER POSYANDU

• TENAGA KESEHATAN Variasi Nama SDM Kader ini
KADER PKH


KDR POSYANDU
KADER POSY

• KADER JUMANTIK adalah kearifan Lokal, secara
KADER PPL
• KADER POKTAN POSYANDU •
nasional varian ini dikelompokkan
• KESLING
• KADER KPM hanya menjadi : Kader PKK, Kader
KB dan Bidan/Nakes Lainnya
PENDAMPINGAN KELUARGA :
Serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan,
fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi
pemberiaan bantuan sosial yang bertujuan untuk
meningkatkan akses informasi dan pelayanan
kepada keluarga dan/atau keluarga beresiko
stunting seperti ibu hamil, ibu pasca persalinan,
anak usia 0 – 59 bulan, serta semua calon
pengantin/calon pasangan usia subur melalui
pendampingan 3 (tiga) bulan pranikah sebagai
bagian dari pelayanan nikah untuk deteksi dini
faktor risiko stunting dan melakukan upaya
meminimalisir atau pencegahan pengaruh dari
faktor risiko stunting.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
TIGA LANGKAH PENDAMPINGAN KELUARGA
•Langkah pertama: koordinasi
Tim Pendamping Keluarga berkoordinasi dengan Tim
Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) sekaitan dengan
rencana kerja, sumber daya, pemecahan kendala
pelaksanaan pendampingan keluarga di lapangan.
•Langkah kedua: pelaksanaan penyuluhan, fasilitasi
pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program
bantuan sosial. Pelaksanaan pendampingan yang meliputi
penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi
penerimaan program bantuan sosial kepada sasaran prioritas
percepatan penurunan Stunting sesuai dengan kebutuhan
mereka dalam kerangka percepatan penurunan Stunting.
•Langkah ketiga: pencatatan dan pelaporan
Tim pendamping keluarga melakukan pencatatan dan
pelaporan hasil pendampingan dan pemantauan keluarga
berisiko Stunting sebagai bahan pertimbangan pengambilan
tindakan yang dibutuhkan dalam upaya percepatan
penurunan Stunting. Pencatatan dan pelaporan dilakukan
melalui sistem aplikasi dan/atau manual.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
PENDAMPINGAN KELUARGA BERKELANJUTAN

MASA
1 CALON PENGANTIN 2 PASANGAN USIA SUBUR 3 KEHAMILAN
1. Pendampingan skrining awal
1.Skrining kelayakan calon ibu hamil 2. Pendampingan ketat kehamilan
1. Skrining kelayakan menikah 3 bulan
2.Pendampingan dan pelayanan risiko stunting dan patologis
sebelum hari H
kontrasepsi untuk menunda kehamilan 3. Pendampingan kehamilan sehat
2. Pendampingan ketat bagi catin tidak
3.Penajaman Promosi, KIE dan Komunikasi 4. Pendampingan janin terindikasi
lolos skrining
Antar Pribadi/Konseling risiko stunting
5. Deteksi dini stiapp penyulit
BALITA 0-23 BULAN 5 MASA NIFAS 4
1. Skrining awal bayi baru lahir 1. Memastikan KBPP, Asi ekslusif, imunisasi,
2. Pendampingan Tumbuh Kembang asupan gizi busui, dan tidak ada komplikasi
bayi lahir sehat masa intes
3. Pendampingan dan pelayanan bayi 2. Memastikan kunjungan postnatal care
0-23 bulan dengan risiko stunting (PNC)

6 BALITA 0-59 BULAN

Pendampingan pengasuhan dan pemantauan


tumbuh kembang balita
TIM PENDAMPING KELUARGA
Bekerja sebagai Team work yang solid,
yang dikoordinir oleh bidan atau PKK desa BIDAN, KADER PKK dan KADER KB

TUGAS UTAMA
• Mendeteksi dini faktor resiko stunting (spesifik & sensitif);
• Pendampingan dan Surveilans:
a. penyuluhan;
b. fasilitasi pelayan rujukan,
c. fasilitasi penerimaan bantuan sosial

SASARAN PENDAMPINGAN KELUARGA

Catin Ibu Hamil Pasca Persalinan Anak 0-5 Tahun

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


KRITERIA DAN KOMPOSISI

KRITERIA :
 Pengurus/Anggota IMP (SK)
KRITERIA : KRITERIA :  Berdomisili di Desa/Kelurahan
 Ijazah Pendidikan Bidan  Pengurus/Anggota TP PKK  Kemampuan komunikasi
 Kemampuan komunikasi (SK)  Kemampuan gadget
 Kemampuan gadget  Berdomisili di Desa/Kelurahan
 Kemampuan komunikasi KOMPOSISI :
KOMPOSISI :  Kemampuan gadget  PPKBD, Sub PKKBD, Kader
 Ideal : Bidan, jika tidak Poktan, Kader Dasawisma,
tersedia bidan maka bisa KOMPOSISI : Tenaga Penggerak
digantikan dengan Tenaga  Dapat berasal dari pengurus Program/Desa, Kader
Kesehatan lain. Minimal 1 Tim ataupun anggota dari Pokja I Organisasi Agama/Kemasy,
di Desa terdapat Bidan Pusat Pendidikan
s.ddanPokja TOMA/TOGA
IVKependudukan dan Keluarga Berencana
Pelatihan
PEMBAGIAN PERAN DARI MASING-MASING PIHAK
TIM PENDAMPING KELUARGA

KOORDINATOR & PEMBERI PENGGERAK & FASILITOR PENCATATAN DAN PELAPORAN


PELAYANAN MEDIS (MEDIATOR) DATA PENDAMPINGAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


LANGKAH KERJA TPK :
1. Tim Pendamping Keluarga berkoordinasi dengan TPPS
sekaitan dengan rencana kerja, sumber daya, pemecahan
Langkah 1 kendala pelaksanaan pendampingan keluarga di
Langkah III KOORDINASI lapangan.
PENCATATAN DENGAN 2. Pelaksanaan pendampingan yang meliputi penyuluhan,
PELAPORAN TPPS DESA/ fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan
KELURAHAN program bantuan sosial kepada sasaran prioritas
percepatan penurunan Stunting sesuai dengan
kebutuhan mereka dalam kerangka percepatan
penurunan Stunting.
3. Tim pendamping keluarga melakukan pencatatan dan
Langkah I1
pelaporan hasil pendampingan dan pemantauan keluarga
PENDAMPINGAN
berisiko Stunting sebagai bahan pertimbangan
KELUARGA
pengambilan tindakan yang dibutuhkan dalam upaya
percepatan penurunan Stunting. Pencatatan dan
pelaporan dilakukan melalui sistem aplikasi dan/atau
manual.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


KEGIATAN KADER KB
DALAM PENDAMPINGAN KE SASARAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


TPPS
UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
1. Tim Percepatan Penurunan Stunting adalah lembaga koordinasi lintas sektor dalam
rangka penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting di tingkat Pusat dan
Daerah
2. Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting yang selanjutnya disingkat Satgas PPS
adalah unit organisasi Tim Percepatan Penurunan Stunting yang dibentuk untuk
memberikan dukungan teknis operasionalisasi penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting bagi Tim Percepatan Penurunan Stunting dan pemangku
kepentingan di tingkat pusat dan daerah.
3. Sekretariat Tim Percepatan Penurunan Stunting adalah unit organisasi yang
membantu pelaksanaan tugas harian Tim Percepatan Penurunan Stunting di tingkat
Pusat. 

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Pengorganisasian Daerah untuk Kelembagaan Upaya Penurunan Stunting Terintegrasi di 34
Provinsi, 260 Kabupaten/Kota Lokus Intervensi Tahun 2021 yang Sudah Memiliki Pergub
dan Perbub/Perwali

• 34 Provinsi, telah • 360 Kab/Kota Lokus Intervensi • 360 Kab/Kota Lokus


Stunting Tahun 2021 yang telah Intervensi Stunting Tahun
Menetapkan tim menetapkan kelembagaan 2021 yang telah memiliki
Koordinasi stunting sejumlah 314 Kab/Kota, Peraturan Bupati/walikota
Percepatan sedangkan 46 Kab/Kota dalam 244 Kabupaten/Kota dan
proses pembentukkan Tim yang masih berproses 136
Stunting Koordinasi PPS Kabupaten/kota

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Surat Kepala Ttg Pembentukan TPPS
• Nomor :146/BL.03/G3/2022

• Tanggal 15 Februari 2022

• Tentang: Pembentukkan Tim Percepatan Penurunan Stunting Daerah : Tingkat


Provinsi, Kabupaten/Kota (Kecamatan), Desa/Kelurahan

Memfasilitasi pembentukkan TPPS, baik di


Tingkat provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan dan Desa/Kelurahan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
TPPS Tingkat Provinsi
• Ketua Pengarah adalah Gubernur
• Ketua Pelaksana adalah Wagub

Wakil Ketua Pelaksana Melibatkan Unsur :


• Sekda
• Bapeda dan Ketua TP PKK

Sekretaris Pelaksana adalah Perwakilan BKKBN Provinsi


•Sekretariat Pelaksana adalah Perwakilan BKKBN Provinsi
•Bidang-Bidang dalam TPPS minimal meliputi :
• Bidang Pelayanan Intervensi Sensitif dan Intervensi Spesifik
• Bidang Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga
• Bidang Koordinasi dan Konvergensi serta Bidang Data
• Bidang Monev dan Knowledge Management
• Keanggotaan Bidang-Bidang dapat Menyesuaikan dengan
Kebutuhan dan Potensi wilayah yang dibutuhkan dalam
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
pelaksanaan tugas
TPPS Tingkat Kabupaten
• Ketua Pengarah adalah Bupati/Walikota
• Ketua Pelaksana adalah Wabup/Wawali

Wakil Ketua Pelaksana Melibatkan Unsur :


• Sekda
• Bapeda dan Ketua TP PKK

Sekretaris Pelaksana adalah Kepala Dinas Bidang Dalduk dan KB


•Sekretariat Pelaksana adalah Kepala Dinas Bidang Dalduk dan KB
•Bidang-Bidang dalam TPPS minimal meliputi :
• Bidang Pelayanan Intervensi Sensitif dan Intervensi Spesifik
• Bidang Koordinasi Penggerakan Lapangan
• Bidang Koordinasi Data
• Keanggotaan Bidang-Bidang dapat Menyesuaikan dengan Kebutuhan dan
Potensi wilayah yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
TPPS Tingkat Kecamatan
• Ketua Pengarah adalah Bupati/Walikota
• Ketua Pelaksana adalah Camat

Wakil Ketua Pelaksana adalah Kepala Puskesmas

Sekretaris Pelaksana adalah Kepala Kepala UPT KB/Koordinator Penyuluh KB


Sekretariat Pelaksana adalah Kepala Dinas Bidang Dalduk dan KB
Bidang-Bidang dalam TPPS minimal meliputi :
Bidang Pelayanan Intervensi Sensitif dan Intervensi Spesifik
Bidang Koordinasi Penggerakan Lapangan
Bidang Koordinasi Data
Keanggotaan Bidang-Bidang dapat Menyesuaikan dengan Kebutuhan dan Potensi wilayah
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas
Catatan : TPPS Kecamatan secara kelembagaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
TPPS Kabupaten/Kota
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
TPPS Tingkat Desa/Kelurahan
• Ketua Pengarah adalah Kepala Desa/Lurah
• Ketua Pelaksana adalah Ketua TP PKK

Wakil Ketua Pelaksana adalah Sekertaris Desa/Kelurahan

Sekretaris Pelaksana adalah Kader PPKBD


•Sekretariat Pelaksana adalah Kepala Dinas Bidang Dalduk dan KB
•Bidang-Bidang dalam TPPS minimal meliputi :
• Bidang Lapangan Tim Pendamping Keluarga
• Bidang Lapangan Pengelolaan Data
• Keanggotaan Bidang-Bidang dapat Menyesuaikan dengan Kebutuhan dan
Potensi wilayah yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


TERIMA KASIH

BERENCANA ITU KEREN


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai