Anda di halaman 1dari 30

MEKANISME RUJUKAN PELAYANAN

TIM PENDAMPING KELUARGA


TOT Pelatihan Teknis Tim Pendamping Keluarga (TPK)
dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta


diharapkan mampu memahami rujukan
pelayanan yang tepat pada pelaksanaan
pendampingan keluarga dalam
percepatan penurunan stunting

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan konsep dasar stunting
b. Menjelaskan keluarga berisiko stunting
c. Menjelaskan intervensi terintegrasi
d. Menjelaskan mekanisme rujukan pelayanan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


KONSEP DASAR STUNTING
Yuks PAKAI Whiteboard
Silahkan tulis pendapat anda
tentang
Apa itu STUNTING?

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Stunting adalah :
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang,yang ditandai dengan
panjang atau tinggi badannya berada di
bawah standar yang ditetapkan oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
(sumber : Perpres 72 Tahun 2021)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


STANDAR tumbuh kembang fisik anak normal sesuai
usianya, berdasarkan standar yang disarankan WHO
BERAT BADAN BAYI LAHIR TINGGI BADAN/PANJANG BADAN BAYI LAHIR LINGKAR KEPALA BAYI LAHIR

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Ciri-Ciri Stunting Adalah
1. Lebih pendek dari sepantarannya
Risiko stunting 2. Pertumbuhan melambat
3. Wajah tampak lebih muda dari anak
Dapat terjadi pada 1000 hari pertama seusianya
(1000 HPK) seseorang, dari masa 4. Pertumbuhan gigi terlambat
kehamilan sampai dengan usia dua tahun.
5. Performa buruk pada kemampuan fokus dan
memori belajarnya
6. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam,
tidak banyak melakukan kontak mata
terhadap orang disekitarnya
7. BB balita tidak naik bahkan cenderung
menurun
8. Perkembangan tubuh anak terhambat,
seperti telat menarche (menstruasi pertama
anak perempuan).
9. Anak mudah terserang berbagai penyakit
infeksi.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Penyebab Stunting Terbatasnya layanan kesehatan termasuk

Praktek pengasuhan yang tidak baik 3 ANC, post natal dan pembelajaran dini

1
yang berkualitas
• Kurang pengetahuan tentang • 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak
kesehatan dan gizi sebelum dan terdaftar di pendidikan anak usia dini
pada masa kehamilan Stunting disebabkan • 2 dari 3 ibu hamil belum
• 30% dari anak usia 0-6 bulan tidak faktor multidimensi. mengkonsumsi suplemen zat besi yang
mendapatkan ASI Eksklusif Intervesi paling memadai
• Menurunnya tingkat kehadiran anak di
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak mementukan pada
posyandu
menerima Makanan Pendamping 1000 HPK apa • Tidak dapat akses yang memadai ke
ASI penyebabnya? layanan imunisasi

2
Kurangnya akses makanan
bergizi
Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

4
• 1 dari 3 Ibu hamil anemia
• 1 dari 5 rumah tangga masih buang air
• Mekanan bergizi dianggap
besar di ruang terbuka
mahal • 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki
akses ke air minum bersih
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Bagaimana Proses Terjadi Stunting?
• Stunting terjadi dimulai dari pra-
konsepsi
• Ketika seorang ramaja menjadi
Wanita usia subur
ibu kurang gizi dan anemia 15-49 tahun
• Kemudian saat hamil tidak Remaja putri usia
15-19 tahun
mendapatkan asupan gizi yang 33,5%
mencukupi Hamil dengan risiko
• Dan ibu hidup di lingkungan 36,3% kurang energi kronik
Kondisinya berisiko
dengan sanitasi kurang kurang energi 37,1% anemia
kronik

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Apa Saja Dampak Stunting?

Stunting memiliki dampak DAMPAK JANGKA PANJANG


padaMenurunnya kualitas • Menurunnya kemampuan
sumber daya manusia,
Produktifitas, dan daya kognitif dan prestasi belajar
saing. Bagaimana • Menurunnya kekebalan tubuh
DAMPAK JANGKA PENDEK pemetaan dampaknya? sehingga mudah terpapar
• Terganggunya penyakit
perkembangan otak • Meningkatnya risiko memiliki
• Kecerdasan berkurang penyakit diabetes, obesitas,
• Gangguan pertumbuhan penyakit jantung, pembuluh
fisik darah, kanker, stroke dan
• Gangguan metabolisme disabilitas pada usia tua
dalam tubuh
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KELUARGA BERISIKO STUNTING

Adalah keluarga yang memiliki satu • Keluarga Berisiko Stunting bisa


atau lebih faktor risiko stunting, dari keluarga dengan
yaitu: pendapatan rendah/ miskin
1. Keluarga dengan anak remaja (berstatus pra sejahtera),
putri/ calon pengantin pendidikan orang tua rendah (SD
atau SMP) terutama istri,
2. Keluarga dengan ibu hamil mempunyai anak balita ≥ 2 dan
3. Keluarga dengan anak usia 0-23 atau anak ≥ 3, lingkungan dan
bulan sanitasi buruk, dan tidak
4. Keluarga dengan anak usia 24-59 mempunyai akses air bersih.
bulan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


1. KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA PUTERI/
CALON PENGANTIN
RISIKO TINGGI RISIKO SEDANG
1. Catin perempuan mengidap anemia;
1. Catin perempuan mengidap anemia;
2. Catin perempuan KEK (IMT <20 dan atau LILA
<23,5 cm) 2. Catin perempuan KEK (IMT <20 dan atau
3. Catin perempuan berumur < 19 tahun LILA <23,5 cm)
Dan disertai dengan salah satu kondisi: 3. Catin perempuan berumur < 19 tahun
4. Berasal dari keluarga pra-sejatera (miskin) Atau keluarga catin yang:
5. Mempunyai pendidikan rendah (≤ SMP) 4. Berasal dari keluarga pra-sejatera
6. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan sanitasi (miskin)
buruk (rumah tidak layak huni)
5. Mempunyai pendidikan rendah (≤ SMP)
7. Tidak memiliki akses terhadap air bersih
6. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan
RISIKO RENDAH sanitasi buruk (rumah tidak layak huni)
Catin tidak mengidap anemia, mempunyai IMT >20 dan atau LILA >23,5 cm, berasal dari keluarga sejahtera,
berpendidikan tinggi (>SMP), serta tinggal di lingkungan dengan Tidak memiliki
7. sanitasi akses terhadap
baik dan mempunyai air bersih
akses terhadap air
bersih
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2. KELUARGA DENGAN IBU HAMIL
RISIKO TINGGI RISIKO SEDANG:
1. Mengidap anemia 1. Mengidap anemia
2. Kekurangan energi kronis (IMT <20 dan atau LILA 2. Kekurangan energi kronis (IMT <20 dan atau LILA
<23,5 cm) <23,5 cm)
3. Umur <20 tahun atau umur >35 tahun 3. Umur <20 tahun atau umur >35 tahun
4. Jarak kehamilan dengan kelahiran sebelumnya sangat 4. Jarak kehamilan dengan kelahiran sebelumnya sangat
dekat (< 2 tahun) dan atau kehamilan kembar dekat (< 2 tahun) dan atau kehamilan kembar
5. Pertambahan berat badan selama kehamilan tidak 5. Pertambahan berat badan selama kehamilan tidak
sesuai (< 9 kg) sesuai (< 9 kg)
6. Memiliki penyakit penyerta 6. Memiliki penyakit penyerta
Dan disertai dengan salah satu kondisi: Atau keluarga ibu hamil yang:
7. Berasal dari keluarga pra-sejatera (miskin) 7. Berasal dari keluarga pra-sejatera (miskin)
8. Mempunyai pendidikan rendah (≤ SMP) 8. Mempunyai pendidikan rendah (≤ SMP)
9. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan sanitasi buruk 9. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan sanitasi buruk
(rumah tidak layak huni) (rumah tidak layak huni)
10.Tidak memiliki akses terhadap air bersih 10.Tidak memiliki akses terhadap air bersih

RISIKO RENDAH
Dikategorikan berisiko rendah jika ibu hamil tidak mengidap anemia, tidak KEK (IMT <20 dan atau LILA <23,5 cm),hamil
pada umur 20 - 35 tahun, jarak kehamilan dengan kelahiran sebelumnya >2 tahun dan bukan kehamilan kembar, tidak
memiliki penyakit penyerta , berasal dari keluarga sejatera, mempunyai pendidikan tinggi, serta tinggal di rumah/
lingkungan dengan sanitasi baik dan memiliki akses terhadap air bersih
KELUARGA DENGAN ANAK USIA 24 – 59 BULAN
RISIKO SEDANG
RISIKO TINGGI
1.Memiliki penyakit infeksi kronis RISIKO RENDAH
1.Memiliki penyakit infeksi kronis
2.Gizi kurang atau gizi buruk 2.Gizi kurang atau gizi buruk Dikategorikan berisiko rendah jika
3.Imunisasi dasar tidak lengkap 3.Imunisasi dasar tidak lengkap
anak usia 24 -59 bulan dengan
Dan disertai dengan anak usia 24-59 tumbuh kembang sesuai umur,
Atau anak usia 24-59 bulan yang
bulan yang berasal dari: tidak memiliki penyakit infeksi
berasal dari:
4.Berasal dari keluarga pra-sejatera kronis, tidak gizi buruk dan gizi
(miskin) 4.Berasal dari keluarga pra-sejatera
5.Keluarga dengan jumlah balita ≥ 2 (miskin) kurang, imunisasi dasar lengkap,
6.Keluarga mempunyai ibu dengan 5.Keluarga dengan jumlah balita ≥ 2 berasal dari keluarga sejahtera,
pendidikan rendah (≤ SMP) 6.Keluarga mempunyai ibu dengan berpendidikan tinggi,serta tinggal
7.Tinggal di rumah/ lingkungan dengan
pendidikan rendah (≤ SMP) di lingkungan dengan sanitasi baik
sanitasi buruk (rumah tidak layak
huni) 7.Tinggal di rumah/ lingkungan dan mempunyai akses terhadap
8.Tidak memiliki akses terhadap air dengan sanitasi buruk (rumah tidak air bersih
bersih layak huni)
8.Tidak memiliki akses terhadap air
bersih
3. KELUARGA DENGAN ANAK USIA 0 – 23 BULAN
RISIKO SEDANG
RISIKO TINGGI 1. Berat badan bayi lahir rendah <2,5 kg RISIKO RENDAH
1.Berat badan bayi lahir rendah <2,5 kg 2. Panjang badan saat lahir <48 cm
Dikategotikan berisiko rendah
2.Panjang badan saat lahir <48 cm 3. Kelahiran prematur
jika anak usia 0-23 bulan
3.Kelahiran prematur 4. Lahir bayi kembar memiliki berat bayi lahir >2,5
4.Lahir bayi kembar 5. Tidak mendapat asi eksklusif kg, Panjang badan saat lahir
5.Tidak mendapat asi eksklusif
6. Memiliki penyakit infeksi kronis >48 cm, tidak lahir prematur,
7. Gizi kurang dan atau gizi buruk (TB/BB) tidak kembar,mendapat asi
6.Memiliki penyakit infeksi kronis eksklusif, tidak memiliki
8. Imunisasi tidak lengkap
7.Gizi kurang dan atau gizi buruk (TB/BB) Atau keluarga dengan anak 0 – 23 bulan penyakit infeksi kronis, tidak
8.Imunisasi tidak lengkap yang berasal dari::
gizi kurang atau gizi buruk
(TB/BB), imunisasi lengkap,
Den disertai dengan salah satu kondisi: 9. Berasal dari keluarga pra-sejatera
berasal dari keluarga sejatera,
9.Berasal dari keluarga pra-sejatera (miskin) keluarga mempunyai
10.Keluarga dengan jumlah balita ≥ 2 pendidikan tinggi, tinggal di
(miskin)
11.Keluarga mempunyai ibu dengan rumah/ lingkungan dengan
10.Keluarga dengan jumlah balita ≥ 2 sanitasi baik dan memiliki akses
pendidikan rendah (≤ SMP)
11.Keluarga mempunyai ibu dengan 12.Tinggal di rumah/ lingkungan dengan terhadap air bersih
pendidikan rendah (≤ SMP) sanitasi buruk (rumah tidak layak huni)
12.Tinggal di rumah/ lingkungan dengan 13.Tidak memiliki akses terhadap air bersih
sanitasi buruk (rumah tidak layak huni)
13.Tidak memiliki akses terhadap air bersih
INTERVENSI TERINTEGRASI

• Pencegahan stunting dilakukan melalui


intervensi gizi yang terpadu, mencakup:

• Intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


INTERVENSI SPESIFIK
adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya
stunting, meliputi: 1) kecukupan asupan makanan dan gizi; 2) pemberian makan,
perawatan dan pola asuh; dan 3) pengobatan infeksi/penyakit
Intervensi prioritas yaitu intervensi yang diidentifikasi memiliki
dampak paling besar pada pencegahan stunting dan ditujukan untuk
menjangkau semua sasaran prioritas
Intervensi prioritas sesuai kondisi tertentu yaitu intervensi yang
diperlukan sesuai dengan kondisi tertentu, termasuk saat darurat
bencana (program gizi darurat)

Intervensi pendukung yaitu intervensi yang berdampak pada masalah


gizi dan kesehatan lain yang terkait stunting dan diprioritaskan setelah
intervensi prioritas dilakukan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Intervensi Sensitif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya stunting

• Intervensi sensitif mencakup:


a.Peningkatan akses pangan bergizi;
b.Peningkatan kesadaran, kemitmen dan praktik pengasuhan gizi ibu
dan anak;
c. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan; dan
d.Peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


SPESIFIK
Pranikah
Kespro, Anemia, Gizi
- 3 bulan sebelum menikah
- Skrining dan Pembekalan kespro
SENSITIF Hamil
Kemiskinan Anemia, IUGR, Bumil Risti
- ANC: Monitor pertumbuhan janin
Pendidikan - Nutrisi Vitamin Bumil
Air Bersih - KIE: Perencanaan KB, PP dan Kespro
Masa Interval
Sanitasi KB PP, ASI, Baduta dan Balita
- Program KB, PP dan MAL
- Bina Keluarga Baduta/Balita
- PMT bagi kasus stunting
- Bantuan bagi keluarga resiko tinggi
stunting

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


KEBIJAKAN & STRATEGI
PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

• Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI)


• Penajaman intervensi ‘hulu’ dengan prioritas mencegah lahirnya anak stunting.
• INKUBASI
Critical Success Factor
Memastikan keluarga mampu mempersiapkan kehidupan berkeluarga
⮚Mempersiapkan kesehatan calon pengantin/ calon ibu
⮚Memastikan asuhan ibu hamil dan ibu pasca melahirkan dilakukan sesuai standar
⮚Mendampingi ibu menyusui den pengasuhan 1000 HPK
• Finalisasi
(penyediaan data, pendampingan dan surveilans keluarga berisiko stunting dan audit kasus
stunting)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Capaian Percepatan Penurunan Stunting di Desa
Adalah Terselenggarananya:
Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif
1. Pemberian asupan tambahan gizi kepada ibu hamil kurang 1. Pemantauan keluarga berencana pascapersalinan
energi kronik (KEK)
2. Upaya pencegahan perkawinan anak dan pencegahan
2. Pemantauan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah
kehamilan yang tidak diinginkan
(TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan
3. Pemantauan ramaja putri mengonsumsi Tablet Tambah 3. Kampanye layanan dan pemeriksaan kesehatan pra nikah
Darah (TTD) 4. Penyediaan sarana air minum layak bagi setiap keluarga
4. Kampanya pemberian asi eksklusif untuk bayi usia kurang 5. Penyediaan sarana sanitasi (air limbah domestik) bagi setiap
dari 6 bulan keluarga
5. Promosi dan mengembangkan kegiatan pemberian Makanan 6. Memastikan keluarga miskin menjadi penerima bantuan iuran
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) bagi anak usia 3-23 bulan (PBI) jaminan kesehatan nasional
6. Memastikan anak usia di bawah 5 tahun (balita) mengalami
7. Memastikan keluarga berisiko stunting memperoleh
gizi buruk mendapatkan tata laksana gizi buruk dari
pendamping
penyelenggara layanan kesehatan.
7. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia 8. Memastikan keluarga miskin dan rentan memperoleh bantuan
dibawah lima tahun (balita) melalui layanan posyandu atau tunai masyarakat
layanan kesehatan lainnya. 9. Memastikan seluruh warga memiliki pemahaman yang baik
8. Pemberian tambahan asupan gizi kepada anak berusia tentang stunting.
dibawah 5 tahun (balita) yang mengalami gizi kurang. 10. Memastikan keluarga miskin dan rentan menerima banruan
9. Pemantauan bagi anak berusia dibawah lima tahun (balita) sosial pangan
memperoleh imunisasi dasar lengkap. 11. Kampanye stop buang air besar sembarangan (BABS) atau open
defecation free (ODF)
KONVERGENSI merupakan sebuah pendekatan intervensi
yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama
pada target sasaran wilayah geografis dan rumah tangga
prioritas untuk mencegah stunting.
Intervensi secara konvergen dilakukan dengan mengintegrasikan
berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan bersama

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


STRATEGI FASILITASI KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DESA
Strategi yang dikembangkan oleh kementerian desa PDTT, dalam
mengemban mandatori perpres 72 tahun 2021:
1. Mengoptimalkan peran perilaku dan lembaga yang ada di Desa
2. Menfasilitasi perencanaan pembangunan desa untuk
pengembangan kegiatan pencegahan stunting
3. Mengkoordinasikan implementasi program masuk ke desa
4. Mendorong penggunaan dana desa untuk mendukung program
stunting
5. Memobilisasi pendamping desa untuk turut menfasilitasi
pengmbangan program stunting

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


PERAN TIM PENDAMPING KELUARGA

• Koordinator dan Pemberi layanan


medis
• Penggerak dan Fasilitator
(Mediator)
• Pencatatan dan Pelaporan Data
Pendampingan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


TIM PENDAMPING KELUARGA

TUGAS TPK
• Mendeteksi dini faktor risiko stunting
(spesifik & sensitif)
• Pendampingan dan surveilans
a.Penyuluhan
b.Fasilitasi pelayanan rujukan
c.Fasilitasi penerimaan bantuan sosial
- Catin
- Ibu Hamil
- Pasca Persalinan
- Anak 0-5 tahun
Penapisan dan Pendampingan
Keluarga Berisiko Stunting

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


PENDAMPINGAN KELUARGA
BERKELANJUTAN
• Calon pengantin
▪ Skrining kelayakan menikah 3 bulan sebelum hari H
Masa Nifas
▪ Pendampingan ketat bagi catin tidak lolos skrining
▪ Memastikan KB PP, Asi eksklusif, Imunisasi, asupan
• Pasangan usia subur gizi busui, dan tidak ada komplikasi masa intens
▪ Skrining kelayakan calon Ibu Hamil ▪ Meastikan kunjungan postnatal care (PNC)
▪ Pendampingan dan pelayanan kontrasepsi untuk
menunda kehamilan Balita 0-23 Bulan
▪ Penajaman Promosi, KIE dan Komunikasi antar ▪ Skrining awal bayi baru lahir
Pribadi/Konseling ▪ Pendampingan tumbuh kembang bayi lahir sehat
▪ Pendampingan dan pelayann bayi 0-23 bulan
• Masa Kehamilan dengan risiko stunting
▪ Pendampingan skrining awal
Balita 0-59 Bulan
▪ Pendampingan ketat kehamilan risiko stunting dan
patologis ▪ Pendampingan Pengasuhan dan Pemantauan
tumbuh kembang Balita
▪ Pendampingan kehamilan sehat
▪ Pendampingan janin terindikasi risiko stunting
▪ Deteksi dini setiap penyakit

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


BERENCANA ITU KEREN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta

PUSDIKLAT KEREN

Anda mungkin juga menyukai