Anda di halaman 1dari 54

PENYEBAB, DAMPAK DAN STRATEGI PENURUNAN

STUNTING DI KECAMATAN GARUNG


Definisi Stunting

Stunting atau sering disebut
kerdil atau pendek adalah
kondisi gagal tumbuh pada
anak berusia di bawah lima
tahun (balita) akibat
kekurangan gizi kronis dan
infeksi
berulang terutama pada 1.000
Hari Pertama Kehidupan
(HPK), yaitu dari janin hingga
anak berusia 2 (dua) tahun.
Apakah 1000 HPK?
 Masa selama 270 hari (9 bulan) dalam
kandungan
 730 hari (2 tahun pertama) pasca lahir

 Masa selama 280 hari (9bulan + 10hr)


 180 hari masa 0-6 bulan
 180 hari masa 6-12 bulan
 360 hari masa 1-2 tahun
Mengapa 1000 HPK?
Bila periode ini tidak dilalui dengan baik,
maka akibatnya terhadap kecerdasan dan
kesehatan bersifat permanen, sulit untuk
diperbaiki, dan khusus untuk PTM
berpengaruh terhadap dua generasi
berikutnya
1. Rendahnya Kecerdasan (kemampuan
kognitif)
2.Meningkatnya Risiko menderita PTM
3.Stunting pd usia dewasa
Jendela
Kritis
Perkem
-
bangan
Janin

8 minggu
pertama
sejak Perkembangan
pembuahan penting sebagian
terjadi Perkembangan organ berlanjut
pembentuka penting sebagian
n semua sampai kira-kira
organ berlanjut 2 tahun pertama
cikal bakal sampai akhir
organ tubuh kehidupan
kehamilan
6
Posisi Tingkat Kompetensi Anak Indonesia secara global

Hasil asesmen yang dilakukan pada oleh OECD PISA (the Organisation for Economic Co-operation
and Development - Programme for International Student Assessment)

Tahun 2012 Indonesia Tahun 2015


berada di urutan ke 64 Indonesia berada di
dari 65 negara, dlm urutan ke 62 dari
bidang Science, membaca 70 negara, dlm
dan matematika bidang Science
 Posisi Singapura (2),  Posisi Singapura (1),
Vietnam (17), Thailand (50), Vietnam (8), dan
dan Malaysia (52) Thailand (54)
Nilai rata-rata tes Science anak
Indonesia thn 2012 naik dari 382,
menjadi 403 thn 2015.
Tapi masih jauh lebih rendah dari nilai rata-
rata semua negara yg ikut dalam PISA OECD,
yaitu 501 thn 2012 dan 493 thn 2015

Bandingkan dengan: Singapura 551/556,


Vietnam 528/525, dan
Malaysia 420/443

Kompas 30 April 2018


Apakah karena Gaya Hidup?

Perbedaan Prevalensi
Prevalensi Diabetes di Hipertensi pada masy 20%
Indonesia ke 7 termiskin (30.5%) dg
tertinggi di dunia kelompok 20% terkaya
(33%) hanya 2.5%

Perbedaan Prevalensi Prevalensi Penyakit Jantung


Stroke pada masyarakt Koroner pada kelompok 20%
20% termiskin (7.7 0/00) termiskin (6.8% ) dg
dan 20% terkaya (9.3 kelompok 20% terkaya
0/00) hanya 2.5 0/00 (7.3%) hanya 0.5%
Sumber: Atmarita, PhD Riskesdas 2007
Apakah STUNTING, Kemampuan
Kognitif/Kecerdasan dan YA
Penyakit Tidak Menular saling
terkait?

Tetapi, proses terjadinya


Tetapi Stunting TIDAK
Stunting bersamaan dg
MENYEBABKAN terjadinya hambatan
Kurangnya kecerdasan pertumbuhan &
atau PTM perkembangan otak dan
organ lain
APAKAH masalah KECERDASAN, PTM dan
STUNTING di Indonesia AKIBAT
KETURUNAN/GENETIK SAJA?

TIDAK!
Fakta mengindikasikan bahwa Faktor
lingkungan lebih berpengaruh
Peran Gen?
• Pengaruh gen kecil
 tak lebih dari 25 %
• Pengaruh lingkungan (asupan
makanan, penyakit infeksi) jauh lebih
besar
 SEBAGIAN BESAR BERAWAL DARI
PERIODE 1000 HPK
Stunting dapat dimulai dari pra-konsepsi

Menjadi parah
Ketika seorang Ibu hidup di
ketika hamil
remaja lingkungan
dengan
menjadi ibu dengan
asupan gizi
yang kurang sanitasi
tidak
gizi dan kurang
mencukupi
anemia memadai
kebutuhan

Faktor Penyebab :
 Praktek Pengasuhan yang Tidak Baik
 Kurangnya Akses ke Makanan Bergizi
 Kurangnya Akses ke Air Bersih dan Sanitasi
 Terbatasnya layanan kesehatan
Mengapa Bayi/Anak Mengalami Stunting?
Sumber: UNICEF: Conceptual Framework of Malnutrition, 1990. Modifikasi oleh Endang L. Achadi,
2019

Pertumbuhan dan
perkembangan Status Gizi Anak
janin  BBL, PBL,
Status Besi Bayi Asupan tdk Penyakit
adekuat

Higyene dan
Kemanan Pol Asuh
kesling; Sumber
Status gizi Maternal : Pangan di RT air bersih
TB/U, IMT pra-
hamil, Anemi, PBBH, Income, Kemiskinan,
keterpaparan Bumil Pekerjaan
terhadap asap rokok
Konteks Social,
economi dan politik

Ibu Anak
BBL: Berat Badan Lahir; PBL: Panjang Badan Lahir; TB/U:Tinggi Badan/Umur; IMT: Index Massa Tubuh; P BBH: Pertambahan Berat Badan selama
Hamil
Faktor Penyebab STUNTING
Kecukupan Konsumsi berdasarkan hasil SDT

Asupan Energi dan Protein Balita


Pedesaan 52,9%
Perkotaan 51,9% 55,7% 34,4%
memiliki asupan energi sangat (<100% AKE) (<100% AKP)
kurang (<70% AKE)

Pedesaan 55,7%
Perkotaan 49,6%
Kecukupan protein
sangat kurang (<80% AKP) 20% Balita
memiliki tingkat kecukupan
energi>= 130% AKE

Riskesdas 2007-2018, SSGBI 2019


Plastisitas pada periode perkembangan
(Developmental Plasticity)

• Esensi dari Developmental plasticity


adalah:
suatu periode kritis saat suatu sistem
bersifat plastis dan sensitif thd
lingkungannya, diikuti dg hilangnya
plastisitas dan kapasitas fungsional yg
menetap

• Sebagian besar organ &sistem, masa kritisnya


terjadi saat periode didlm kandungan
Barker, DJP – Human Groth and Cardiovascular Disease. 2008
Pencegahan Stunting (Endang Achadi, 2018)

1000 HPK

INTERVENSI TTD, Gizi TTD, Gizi ASI eksklusif ASI, MPASI, Gizi Seimbang
Seimbang Seimbang Imunisasi, Imunisasi, Hygiene/
PRIORITAS
Bumil, ANC Gizi Seimbang Yankes, Gizi Sanitasi, Yankes
Busui Seimbang
Busui

Pra-hamil: Kehamilan: 0-6 bulan: 6-23 bulan: 24-59 bln:


Tidak Anemia/ Tidak Anemia Tumbuh- Tumbuh- Tumbuh-
SIKLUS Kurus/Gemuk PBBH kembang baik kembang baik kembang baik
KEHIDUPAN adekuat Sehat Sehat Sehat
CEGAH STUNTIN
ITU PENTING !
“Wujudkan Bersama
Kabupaten Wonosobo Bebas Stunting”
BALOK SKDN KABUPATEN ANALISIS SKDN KABUPATEN 2021(%)
120.00
7,000
Nas : 70 %
Kab : 85 %
100.00 Nas : 82 %
6,000 100.00
Kab : 85 %
NAS : 80%
KAB : 85%
5,000
80.00
78.77
67.28
4,000
60.00
53.00
3,000

40.00

2,000

20.00

1,000

-
-
K/S D/S N/D N/S
S K D N
PARTISIPASI MASYARAKAT DAN BERAT
BADAN NAIK MENURUT UMUR BALITA TIDAK NAIK BERAT BADANNYA
MENURUT UMUR
95.00 D/S N/D 74.00 6.00 40.00

73.26 5.42
71.39 35.28 35.00
90.00
72.00
5.00 4.85 4.92
4.76 32.72
31.42
90.00 70.00 28.61
30.00

85.00 87.03 4.00 26.74


25.00
68.58
68.00

80.00 3.00 20.00

80.35 2.58
66.00
64.72 15.00
75.00 2.00

64.00
75.12 10.00

70.00 1.00
62.00 5.00

65.00 60.00 - -
0-5bln 6-11bln 12-23bln 24-59bln 0-59bln
0-5bln 6-11bln 12-23bln 24-59bln
2T T
MASALAH BALITA INDIKATOR BB/U MASALAH BALITA PADA INDIKATOR
(UNDERWIGHT)
BB S KURANG BB KURANG BGM
BB/TB (WASTING)
5.00 0.90
4.66 1.20
GIRANG GIBUR Nas : 2,2 %
4.50
Kab : 7,8 %
0.78 0.80
1.00
4.00 1.00
0.70
0.87
3.50 3.42 0.84
0.60
0.59 0.80
3.00
0.49 0.69
2.67 0.50

2.50
0.60
0.40
2.00

0.30
1.50 0.23 1.41
0.40

0.20
1.00 0.20 0.25
0.69 0.61
0.50
0.45 0.45 0.10 0.20 0.15
0.12 0.11 0.12
0.16
0.02 0.03
- -
0-5bln 6-11bln 12-23bln 24-59bln 0-59bln
-
0-5bln 6-11bln 12-23bln 24-59bln 0-59bln
JUMLAH GIZI BURUK MENURUT JUMLAH GIZI BURUK
STATUS EKONOMI MENURUT JENIS KELAMIN
(136)

51
54
37,5% 39,71
%
62,5% 60,29%
85 82

Jml Laki-laki jml perempuan


jml miskin jml tak miskin
JUMLAH GIZI BURUK MENURUT UMUR(136)

100 68,38%
90
80
70
60
93
50
40
12,50% 19,12%
30 17 26
20
10
0
0-11 bulan 12-23 bulan 24-59 bulan
JUMLAH KASUS GIZI BURUK (136) JUMLAH GIZI BURUK PADA BAYI (17)

43 5 29.41
31,6%
12
70.59
93 68,4%

< 2 TAHUN > 2 TAHUN 0-6 bulan 7-11 bulan


FAKTOR RESIKO
Nas : 4,6 %
FAKTOR RESIKO
Kab : 3,5 % Nas : 14,5 % Nas : 42 %
Kab : 10 % Kab : 7 %
5.00 4.66 14.00

4.29 12.25
4.50

12.00

4.00
9.88
3.50 3.23 10.00

3.00
8.00

2.50

6.00
2.00

1.50
4.00

1.00

2.00
0.50

- -
BBLR RESIKO STUNTING LAHIR STUNTING BUMIL KEK BUMIL ANEMIA
POTENSI PADA IBU HAMIL DAN POTENSI ASUPAN CAKUPAN POTENSI ASUPAN GIZI
Nas : 58%
RATRI PMT PADA SASARAN Nas : 45%
100.00 Kab : 50%
Kab :
120.00
Nas : 80 % 114.88 Nas : 85 % 86.57 67,5%
Kab : 80 % 90.00
Kab : 90 %
92.20
80.00
76.80 76.07
73.85 90.00
97.16 Nas : 52 % 69.65
100.00
Kab : 35 % 85.68
90.86 70.00
85.54
60.00 80.00
80.00 76.87
50.00

40.00 70.00
60.00
49.91
30.00

40.00 60.00
20.00

10.00

20.00
50.00
-
G

NG

R
G

K
BU

KE
N

AN
RA

RA

GI

IL
UR
KU

GI

M
-
PMT FE 30 FE 60 FE 90 FE
SK

BU
40.00
BB

BUMIL RATRI ASI EKS IMD RIIL IMD EST


BB
RENCANA KEGIATAN 2022

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


YANG AKAN DILAKUKAN TERKAIT
PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
KEGIATAN/PERTEMUAN YANG DILAKSANAKAN DI
TINGKAT PUSKESMAS/KECAMATAN TAHUN 2022

Orientasi pencatatan dan pelaporan posyandu bagi kader


Pelacakan dan konfirmasi gizi buruk
Pengukuran dan publikasi melalui penimbangan Serentak di semua
posyandu
Pelaksanaan rembuK stunting tk.kecamatan
Pert.Pembinaan kader pembangunan manusia
Pertemuan review kinerja stunting tk kecamatan
KEGIATAN GIZI BERBENTUK
PERTEMUAN/KORDINASI DI
KABUPATEN
• Pertemuan renval capaian program
• Workshop Vit.A dan Fe bagi linsek, linprog, ormas, LSM
• Pertemuan peningkatan capaian entry ePPGBM
• Penyusunan regulasi stunting
• Pemetaan analisis data stunting
• RembuK stunting tk.Kabupaten
• Review kinerja stunting tk.Kabupaten
KEGIATAN/PROGRAM GIZI BERBENTUK
BANTUAN LANGSUNG pada MASYARAKAT

• Perawatan gizi buruk di Puskesmas rawat inap dan rumah


sakit
• Pengadaan bahan makanan/PMT bumil KEK
• Pengadaan bahan makanan/PMT balita kurus/stunting
• Distribusi vitamin A untuk bayi, balita dan ibu nifas
• Distribusi tablet Fe bagi ibu hamil, remaja putri dan WUS
• Zink syirup pada balita diare dan anak lahir stunting/resiko
stunting
KEGIATAN LINTAS PROGRAM TERKAIT
STUNTING PADA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN
• Pemeriksaan ibu hamil melalui ANC, persalinan nakes, PNC
• Pelayanan KIE di kelas ibu dan kelas balita
• Vaksinasi dasar lengkap
• Pengobatan kecacingan
• Penyediaan air bersih
• Desa/kecamatan ODF
• Promosi Germas, CTPS
• Dll….
Penelitian di India didapatkan hasil bahwa, Praktek Pemberian
MP-ASI merupakan prediktor paling signifikan terjadinya stunting
pada anak usia 2 tahun (Aguayo, 2016).

Systematik review tentang kebiasaan pemberian MP-ASI di Asia


Selatan. Didapatkan hasil bahwa, hanya 17,1% bayi diberi makan
MP-ASI yang mengandung sumber protein daging, ikan, unggas
dan / atau telur (Aguayo, 2017)

Sedangkan penelitian systematic review, menyimpulkan bahwa


penyediaan MP-ASI yang baik terutama dari bahan hewani dapat
meningkatkan Skor Z PB/U dan BB/U secara signifikan pada anak
kurang dari 2 tahun (Lassi 2013).
Frekuensi Frekuensi Makan dalam
satu hari
Jumlah Jumlah makanan untuk
setiap kali makan

Tekstur Konsistensi Tepat

Jenis Jenis Makanan Bervariasi


(Seimbang/4*)

Aktif Pemberian Makan Aktif

Kebersihan Penyiapan yang bersih


TANTANGAN YANG DIHADAPI
HASIL SURVEI: “Piring Makan” bumil

minus
karbo + sayur protein
karbo

hewani

Umi Fahmida - SEAMEO RECFON


karbo + protein nabati karbo + sayur + protein nabati
Praktek memasak di rumah warga
KREASI MENU STANDART YANG DIMASAK OLEH
IBU HAMIL
KREASI MENU STANDART YANG DIMASAK OLEH
BUSUI
KREASI MENU STANDART YANG DIMASAK UNTUK
BALITA
INOVASI PROGRAM DI LEVEL DESA
Masalah di desa bisa bervariasi dan perlu pendekatan langsung di level desa

Adanya kebijakan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2021 yang menyatakan bahwa pencegahan stunting adalah salah satu sektor strategis
nasional yang menjadi prioritas penggunaan dana desa pada saat pandemi

SDM di desa mampu untuk berinovasi untuk meningkatkan kemampuan mengatasi


masalah di level desa (pendampingan)
Peran Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan

1. Pemerintah Kabupaten dan kecamatan memastikan perencanaan


dan penganggaran program/kegiatan untuk intervensi prioritas
khususnya dilokasi dengan prevalensi stunting tinggi dan/atau
kesenjangan kecukupan layanan yang tinggi
2. Pemerintah kabupaten dan Kecamatan memperbaiki pengelolaan
layanan untuk intervensi gizi prioritas dan memastikan bahwa
sasaran prioritas memperolah dan memanfaatkan paket intervensi
yang disediakan
3. Pemerintah kecamatan mengkoordinir pemerintahan desa dalam
menyelenggarakan intervensi prioritas, termasuk dalam
mengoptimalkan sumber daya, sumber dana, dan pemutahiran data
Peran Pemerintah Desa

1. Pemerintah desa melakukan konvergensi dalam perencanaan


penganggaran program dan kegiatan pembangunan desa untuk
mendukung pencegahan stunting
2. Pemerintah desa memastikan setiap sasaran prioritas menerima dan
memanfaatkan paket layanan intervensi gizi prioritas, implementasi
kegiatan dilakukan bekerja sama dengan Kader Pembangunan Manusia
(KPM) pendamping Program Keluarga Harapan (KPH), petuga
puskesmas dan bidan desa serta petugas Keluarga Berencana (KB)
3. Pemerintah desa memperkuat pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pelayanan kepada seluruh sasaran prioritas serta megkoordinir
pendataan sasaran dan pemutahiran data
PERAN MASYARAKAT UNTUK
KEMANDIRIAN KELUARGA

Mendukung ibu hamil Membantu ibu hamil Membantu ibu hamil


untuk mengkonsumsi Mengingatkan ibu hamil
untuk memeriksakan untuk minum TTD untuk dapat melahirkan
makanan yang sehat dan kehamilan kepada fasilitas di fasilitas kesehatan
seimbang dalam jumlah secara teratur setiap
pelayanan kesehatan hari oleh tenaga kesehatan
yang cukup.

Mendukung Berperan aktif dalam Membantu tenaga Ikut mempromosikan


pelaksanaan IMD dan pelaksanaan Posyandu dan kesehatan dalam dan melksanakan pola
pemberian ASI mengajak ibu hamil,ibu mendampingi ibu hamil hidup bersih dan sehat
Eksklusif 6 bulan dan anak balita agar atau penanganan balita gizi di lingkungannya
39
datang kurang.
9 PESAN 1000 HPK vs “WONOSOBO ASRI”

1. Selama hamil, makan makanan bervariasi.


2. Memeriksa kehamilan minimal 4 x. 6x
3. Minum tablet tambah darah
4. Bayi yang baru lahir Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
6. Timbang BB bayi secara rutin setiap bulan
7. Berikan imunisasi dasar wajib
8. Lanjutkan pemberian ASI hingga berusia 2 tahun
9. Berikan MP ASI secara bertahap pada usia 6 bulan
dan tetap memberikan ASI.
52
KUNCI Entaskan Stunting dan gizi buruk dengan
“W O N O S O B O A S R I”
•Wanita usia subur, Remaja putri dan Ibu hamil harus bebas KEK dan Anemia
•Orang tua selalu memperhatikan kesehatan anak
• Namun kalau sakit segera diperiksakan ke petugas Kesehatan
• Obat bukan satu-satunya solusi namun kombinasi penanganan yang dijalani
• Selalu sediakan makanan bergizi, beragam, berimbang dan aman
• Olahraga dan aktifitas fisik diperkenalkan sejak dini
• Bantu dan bimbing orang tua dalam pengasuhan dan cara pemberian makanan pada anak
• Orang tua peduli, anak percaya diri

• Atur makanan anak secara bertahap sesuai umur


• Selalu pantau pertumbuhan dan perkembangan balita tiap bulan di posyandu
• Rujuk anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dan kesehatan
• In syaa Alloh stunting di Wonosobo cepat berlalu

Anda mungkin juga menyukai