BAHASA INDONESIA
STUNTING
Dosen Pengampu : Mukadis, M.Pd
DI SUSUN OLEH:
Citra Pratiwi 191031019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul ‘STUNTING’, Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 2 ………………………………………………………………………5
A. Kesimpulan …………………………………………………..…...11
B. Saran ……………………………………………………….……..11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah
lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan
janin. Menurut Sudiman dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita
merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat memberikan
gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa
lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan
dampak yang sulit diperbaiki. Salah satu faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi stunting yaitu status ekonomi orang tua dan ketahanan
pangan keluarga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari stunting?
2. Apa saja dampak dari stunting?
3. Bagaimana cara pencegahan stunting?
C. Tujuan Makalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Stunting
Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup
lama, hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan
datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan
fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai
Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata – rata IQ
anak normal (Kemenkes RI, 2018). Stunting didefinisikan sebagai
keadaan dimana status gizi pada anak menurut TB/U dengan hasil
nilai Z Score = <-2 SD, hal ini menunjukan keadaan tubuh yang
pendek atau sangat pendek hasil dari gagal pertumbuhan. Stunting
pada anak juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian,
masalah perkembangan motorik yang rendah, kemampuan
berbahasa yang rendah, dan adanya ketidakseimbangan fungsional
(Anwar, Khomsan, dan Mauludyani, 2014). Stunting menjadi
masalah gagal tumbuh yang dialami oleh bayi di bawah lima tahun
yang mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga
awal bayi lahir, stunting sendiri akan mulai nampak ketika bayi
berusia dua tahun (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan, 2017). Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Schmidt
bahwa stunting ini merupakan masalah kurang gizi dengan periode
yang cukup lama sehingga muncul gangguan pertumbuhan tinggi
badan pada anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar
usianya (Schmidt, 2014).
B. Penyebab Stunting
Status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama
yang menyebabkan anak balita mengalami stunting. Ada banyak
sekali hal-hal yang dapat memicu terjadinya gizi buruk ini. Berikut
adalah penyebab gizi buruk pada ibu hamil dan bayi yang masih
sering ditemui:
5
Begitu pula setelah lahir, 1000 hari pertama kehiduan (0-2 tahun)
adalah waktu yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan ASI
eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI
(MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.
6
C. Penilaian Stunting
Pengukuran Antropomentri
Indeks Antropomentri
1) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Indeks status gizi BB/U merupakan indeks masalah gizi yang
digambarkan secara umum. BB/U yang rendah umumnya
disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) ataupun sedang
menderita diare serta penyakit infeksi lainnya (masalah gizi akut)
yang tidak dijadikan indikasi masalah gizi kronis dan akut
(Trihono, 2015).
2) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Indeks status gizi
berdasarkan TB/U ini dapat menunjukan masalah gizi yang
bersifat kronis. Hal ini disebabkan karena keadaan yang
berlangsung cukup lama seperti kemiskinan, perilaku hidup yang
terbilang tidak sehat, dan kurangnya asupan gizi yang didapatkan
anak baik sejak di dalam kandungan yang mengakibatkan seorang
anak menjadi pendek (Trihono, 2015).
3) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Indeks BB/TB
memberikan indikasi terhadap masalah gizi akut yang terjadi pada
peristiwa yang tidak lama seperti adanya wabah penyakit dan
kekurangan makanan yang akan mengakibatkan seseorang nampak
kurus (Trihono, 2015).
7
Cara Pengukuran Antopomentri
8
f) Menggerakan alat geser hingga menyentuh bagian atas kepala
responden, pastikan pada bagian tengah kepala. Dengan catatan
bahwa bagian belakang alat geser tetap menempel dinding.
g) Baca hasil tinggi badan pada bagian jendela baca ke arah angka
yang lebih besar (ke bawah). Pembaca tepat berada di depan jendela
baca pada garis merah, sejajar dengan mata petugas
h) Pencatatan dilakukan dengan ketelitian hingga satu angka
dibelakang koma (0,1 cm) seperti contoh 157, 3 dan 163,9
9
minimal 30 ppm.Target program ini 90% masyarakat
mengkonsumsi garamberyodium yang cukup (30 ppm).
Strategi Jangka Pendek
Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya penanggulangan
GAKY yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak
beryodium. Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun
1992 ini dilakukan untuk mempercepat perbaikan status yodium
masyarakat bagi daerah endemik sedang dan berat pada kelompok
rawan. Kapsul minyak beryodium 200mg diberikan pada Wanita
Usia Subur (WUS) sebanyak 2kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu
hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1
kapsul/tahun.
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1126/3/3.%20Chapter1.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2334/3/bab%202-dikonversi.pdf
https://www.alodokter.com/bayi-lahir-stunting-faktor-penyebab-dan-risiko
12