Penangana Stunting
Disusun Oleh:
KURNIATI
PO.71241220303
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kani dapat menyelesaikan tugas
makalah Stunting tanpa mengalami suatu hambatan yang berarti.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Demi
pengembangan kreatifitas kami dan kesempurnaan makalah ini, kami menunggu
saran dari pembaca, baik dari segi isi, istilah serta pemaparannya. Harapan kami
semoga kami dapat memperbaiki kekurangan tersebut.
Penyusun
3
Daftar Isi
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Balita pendek (stunting) merupakan keadaan tubuh yang pendek dan
dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi
jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai. Stunting merupakan
akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit infeksi (ACC/SCN,
2000).
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa
akan terganggu (Mann dan Truswell, 2002). Hal ini juga didukung oleh
5
nasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahun di Indonesia
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
Atropometri.
pada bayi.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Stunting
yang tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek).
Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga
dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh
(MCN, 2009). Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur
sehat sesuai usia anak. Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau
8
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi
pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka
panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting
sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN,
dengan atau kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-
rata standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini adalah
gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan
Indonesia pada 2015 sebesar 36,4%. Artinya lebih dari sepertiga atau
sekitar 8,8 juta balita mengalami masalah gizi di mana tinggi badannya di
tersebut terdiri dari 9,8% masuk kategori sangat pendek dan 19,8%
emas bayi tetapi kenyataannya masih banyak balita usia 0-59 bulan
9
pertama justru mengalami masalah gizi.Guna menekan masalah gizi balita,
9,8% masuk kategori sangat pendek dan 19,8% kategori pendek. Dalam
B. Penyebab Stunting
terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Faktor gizi ibu sebelum dan
10
kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil
growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi,
Gillespie, 2001). Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh
satu faktor saja seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh
lainnnya.
air).
3. Riwayat penyakit.
11
stunted meningkat dengan bertambahnya usia, peningkatan terjadi dalam
enam bulan, akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua
tahun. Stunted yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka
cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari
adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan
12
keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan
komunitas pedesaan.
3. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat
tubuh dan komposisi tubuh menurut umur dan tingkatan gizi, yang
13
atau Z-score untuk usia dan jenis kelamin yang sama pada anak- anak. Z-
score adalah unit standar deviasi untuk mengetahui perbedaan antara nilai
individu dan nilai tengah (median) populasi referent untuk usia/tinggi yang
sama, dibagi dengan standar deviasi dari nilai populasi rujukan. Beberapa
yang tepat dalam distribusi perbedaan indeks dan perbedaan usia, juga
pengukuran antropometri.
menentukan klasifikasi gizi kurang dengan stunted sesuai dengan ”Cut off
menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat
berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada
14
akan menjadi beban negara. Selain itu dari aspek estetika, seseorang yang
pendek.
motorik yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen
& Gillespie, 2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada
masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan
dalam jangka waktu panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga
masalah gizi di masyarakat. Memang ada hasilnya, tetapi kita masih harus
agar target MD’s tahun 2014 tercapai yang berdampak pada turunnya
sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Jika terjadi gangguan
15
untuk mencegah stunting dilakukan sedini mungkin. dengan mencegah
faktor resiko gizi kurang baik pada remaja putri, wanita usia subur (WUS),
ibu hamil maupun pada balita. Selain itu, menangani balita yang dengan
tinggi dan berat badan rendah yang beresiko terjadi stunting, serta
bagi ibu hamil, artinya setiap ibu hamil harus mendapatkan makanan yang
cukup gizi, mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe), dan terpantau
kesehatannya. Selain itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja
sampai umur 6 bulan (eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan
pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas
selain mendapat makanan cukup gizi, juga diberi suplementasi zat gizi
akses keluarga terhadap daya beli pangan dan biaya berobat bila sakit
16
Peningkatan pendidikan ayah dan ibu yang berdampak pada pengetahuan
sehingga anak berada dalam keadaan status gizi yang baik. Mempermudah
kesehatan dan gizi anak yang mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh
baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau
makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu
Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
17
4. Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI
tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia,
dalam tubuh. Di samping proses yang rutin juga diperlukan energi dan
saja, bervariasi sehingga kebutuhan akan aneka macam zat gizi bisa
protein, selama itu juga perlu tambahan vitamin dan mineral untuk
dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada
18
unsur ini maka terjadi pembongkaran dari jaringan (deposit) dalam
tubuh tadi, akibatnya ibu akan mengalami kerusakan gigi. Kadar air
untuk minum sebanyak 2–2,5 liter (8-10 gelas) air sehari, di samping
Pada usia 0 – 6 bulan sebaiknya bayi cukup diberi Air Susu Ibu
(ASI). ASI adalah makanan terbaik bagi bayi mulai dari lahir sampai
perhari.
dan sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering
seperti ISPA dan diare sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi
seimbang agar tumbuh kembangnya optimal. Pada usia ini ASI tetap
19
bertahap sesuai kemampuan anak. Variasi makanan harus
bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna. dari asi karena saat ini
hanya asi yang terbaik untuk buah hati anda tanpa efek samping
a. Kalsium
darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain :
b. Yodium
c. Zink
d. Zat Besi
dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan,
e. Asam Folat
20
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan
G. Penatalaksaan
kalsium antara lain ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-
kacangan.
b. Yodium
c. Zink
kacangan.
d. Zat Besi
21
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan
otak, dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati,
e. Asam Folat
a. Pemberi perawatan
sesuai dengan masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
dini.
22
tindakan pengukuran pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan
c. Pendidik
d. Konseling
23
I. Usaha Pemerintah dalam Masalah Stunting
Selama ini pemerintah sudah berusaha mengurangi Gizi buruk,
makan bayi dan anak menjelma menjadi sebuah paket holistic untuk
24
aksi-aksi yang berhubungan dengan konseling gizi, makanan pendamping
dan gizi, dan promosi penggunaan data oleh petugas kesehatan secara
25
Posyandu merupakan garda utama pelayanan kesehatan bayi dan
kegiatan posyandu tidak hanya anak balita saja, tetapi juga mulai dari ibu
hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas. Kegiatan yang dilakukan di posyandu
diare.
dilakukan satu bulan sekali melalui pengisian kurva KMS, balita yang
dan program, oleh karena itu balita yang memiliki potensi gangguan
26
pertumbuhan selanjutnya akan dilakukan kunjungan rumah untuk menilai
dan lingkungan.
Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu), pemberian makanan bayi dan anak
Oral Aktif (LROA), yaitu layanan pencegahan dehidrasi pada balita yang
zinc selama 10 hari dan edukasi tentang diare dan bahaya dehidrasi pada
balita. Seperti yang sudah diketahui, bahwa ada hubungan yang signifikan
27
optimalisasi di langkah IV dan V posyandu, yaitu pemberian penyuluhan
Posyandu.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya revitalisasi lintas program dan
Indonesia.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stunting merupakan istilah para nutrinis untuk penyebutan anak
yang tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek).
badan menurut umur dilakukan pada anak usia di atas 2 tahun. Adapun
deviasi atau Z-score untuk usia dan jenis kelamin yang sama pada anak-
anak.
menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat
berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada
29
Pantauan Status Gizi (PSG) 2017, balita yang mengalami stunting
tercatat sebesar 26,6%. Angka tersebut terdiri dari 9,8% masuk kategori
yang baik, sebagai advokat keluarga yang memiliki anak dengan masalah
diindonesia berkurang.
B. Saran
Tim Nasional Percepatan Penanggulanan Kemiskinan (TNP2K)
dengan prevalensi stunting di atas 50%. Bukan hal yang mudah untuk
mungkin, peran dan keejasama keluarga terutama Ibu juga sangat berarti
dan peran dari semua pihak bisa membantu untuk harapan kita dalam
30
DAFTAR PUSTAKA
31