Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu peristiwa menegangkan yang dialami pada pada setiap wanita

adalah menghadapi persalinan. Persalinan fisiologis dan kelahiran normal

dimana proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-

42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

18 jam, tampa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan adalah

saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan

melihat dan memeluk bayinya. Tetapi, persalinan juga disertai rasa nyeri yang

membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas

(Mochtar,2012:24).

Nyeri yang paling dominan dirasakan pada saat persalinan terutama

selama kala 1 persalinan. Secara fisiologis, nyeri persalinan mulai timbul pada

persalinan kala 1 fase laten dan fase aktif. Timbulnya nyeri disebabkan oleh

adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks.

Semakin bertambahnya volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang

dirasakan akan bertambah kuat dan puncak nyeri terjadi pada fase aktif. Sebagian

besar nyeri diakibatkan oleh dilatasi serviks dan regangan segmen bawah rahim,

kemudian akibat regangan dan robekan selama kontraksi (Nurasih,2016:22).

1
2

Beberapa Negara telah menciptakan banyak metode untuk Ibu melahirkan

tidak merasakan nyeri persalinan saat proses persalinan berlangsung. Berbagai

cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan merasakan

nyaman. Saat ini di negara berkembang 20% hingga 50% persalinan di rumah

sakit besar dilakukan dengan sectio caesaria disebabkan para ibu hendak

bersalin lebih memilih operasi yang relatif tidak nyeri sedangkan di Brazil angka

ini mencapai lebih dari 50% dari angka kelahiran di suatu rumah sakit yang

merupakan presentase tertinggi di seluruh dunia. Nyeri yang terjadi dapat

mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan

menimbulkan stress (Purwaningrum, 2012:66-67).

Dampak dari nyeri persalinan salah satnya berkaitan dengan faktor

psikologis ibu bersalin, yaitu ketakutan dan kecemasan. Ketakutan dan

kecemasan memiliki efek negatif terhadap persalinan yang dapat mempengaruhi

kondisi kesehatan ibu dan janin serta dapat menyebabkan aktifitas uterus tidak

terkoordinasi sehingga persalinan menjadi lama yang bisa mengancam

kehidupan ibu maupun bayi yang dikandunganya (Heni,2013:24).

Berbagai metode untuk mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan yaitu

dengan terapi famakologis dan non farmakologis salah satunya adalah deep back

massage dan Akupresur yaitu memberikan stimulasi pada bagian tertentu dengan

cara melakukan gosokan atau pemijatan lembut dengan kedua tangan pada

sacrum pada daerah sacrum ibu bersalin selama 20 menit dengan frekuensi 30-

40x gosokan permenit dengan gerakan seperti mengelus-elus pada ibu bersalin

fase aktif kala 1 (Ariyani,2015). Selain deep back massage, Akupresure juga
3

tidak kalah menariknnya untuk mengurangi rasa nyeri dengan melakukan

pemijatan pada titik L14 dan L6 dengan teknik pijat tusuk yang masing masing

titik dilakukan pemijatan dengan durasi 30 kali dan 40 kali secara berlawanan

arah jarum jam dan searah dari jarum jam (Cynthia, 2021: 18)

Hasil Penelitian Tetin,dkk (2018:228) melakukan penelitian di Klinik

Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota Tasik Malaya pada ibu bersalin fase aktif

kala I pada dari 35 ibu sebelum dilakukan deep back massagerata rata rata

mengalami tingkat nyeri berat tak terkontrol namun setelah dilakukan metode

deep back massagerata rata ratatingkat nyeri berkurang menjadi nyeri sedang

artinnya metode ini ada pengaruh pemberian deep back massage terhadap

penurunan intensitas nyeri persalinan. Diunkapkan kembali oleh Penelitian

Jenny, dkk (2019:22) melakukan penelitian di ruang bersalin rumah sakit

Imanudin pada tahun 2019 pada ibu bersalin kala I fase aktif dari 21 responden

ibu bersalin fase aktif kala I menunjukan bahwa intensitas nyeri nyeri persalinan

sebelum dilakukan perlakuan hampir setengah dari responden mengalami nyeri

berat terkontrol sebanyak 8 responden (38,1%) dan sesudah dilakukan perlakuan

hampir setengah dari responden mengalami nyeri sedang sebanyak 8 responden

(38,1%). Artinnya dari penelitian ini menunjukan bahwa Deep Back Massage Ini

mempengaruh penurunan nyeri persalinan

Penelitian yang dilakukan oleh (Imelda, 2022) hasil menyatakan bahwa

Akupresur salah satu metode untuk mengurangi rasa nyeri persalinan terbukti

telah dilakukan penelitian di Desa Kelapanunggal Kabupaten Bogor pada tahun


4

2022 sebanyak 25 ibu sebelum dilakukan terapi Akupresure rata rata mengalami

nyeri sedang dan berat nyeri sedang 12 orang dan berat 13 orang sedangkan

setelah dilakukan terapi Akupresure terdapat perubahan yang significan dengan

perubahan nyeri ringan dan nyeri sedang, nyeri ringan 10 orang dan nyeri sedang

15 orang artinnya tidak ada lagi yang mengalami nyeri Berat setelah dilakukan

metode Akupresure ini

Dari tiga belas jurnal, seluruhnya mengemukakan bahwa akupresur

efektif dalam menurunkan nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif. Hasil

penelitian selaras dengan apa yang disampaikan oleh yaitu Akupresur dapat

memudahkan proses persalinan karena meningkatkan efektivitas kontraksi pada

uterus. Akupresur juga membantu memproduksi hormon endorfin yang berfungsi

mengurangi rasa sakit. Metode ini tidak memiliki efek samping atau kerugian

pada pasien dan dapat dilakukan oleh bidan, perawat maupun suami selama

persalinan. (Rahmawati, 2016)

Berdasarkan data persalinan di Indonesia pada tahun 2022 indonesia

mencapai 90.0% data ibu melahirkan angka ini meningkat di bandingkan tahun

2020 sebesar 86% yang belum mencapai target. Dengan cakupan provinsi

persalinan tertinggi ada pada DKI Jakarta sebesar 114.8%, diikuti oleh provinsi

Banten dan Sulawesi Selatan sebesar 99,93%. Sedangkan provinsi sasaran yang

ditetapkan paling rendah di dapatkan pada provinsi Papua Barat yaitu 22,8%,

Namun demikian Provinsi Jambi merupakan Profinsi ke 16 Besar dari 34


5

Provinsi yang jumlah persalinananya pada faseks kesehatan dengan cakupan

87.5% yang hamper sasarannya tercapai 100%.(Kemenkes RI, 2022:119).

Berdasarkan Profil kesehatan Provinsi Jambi pemanfaatan persalinan di

Provinsi Jambi 95,66% hamper tercapai yang ditolong oleh tenaga kesehatan

hampir telah melebihi target provinsi (96%). Kabupaten sarolangun merupakan

data persalinan tertinggi 109,76% telah mecapai sasaran, Diikuti Kabupaten

Muaro Jambi berada diposisi kedua dengan cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang telah melebihin target yaitu 102,23% dan Batang hari

merupakan data paling rendah capaian persalinananya di banding 12 kabupaten

yang berada di provinsi Jambi dengan capaian 84,2%.(Profil Kesehatan Provinsi

Jambi,2021:55).

Rekapitulasi data persalianan (Dinkes Kabupaten Batang Hari 2022)

Memperlihatkan bahwa ada 8 kecamatan dengan jumlah ibu bersalin meliputi

mersam 572 orang, Muara bulian 1190 orang, Muara Tembesi 590 orang, Naro

sebo Ulu 646 orang, batin 500 Orang, pemayung 613 orang, Bajubang 775 orang

dan Maro Sebo Ilir 223 orang. Dapat dilihat dari data bahwa Muara bulian

merupakan data tertinggi pertama yang ada di kabupaten batang hari pada tahun

2022.

Dapat dilihat kembali Puskesmas Aro memiliki data persalianan dari 5

desa dengan jumlah sasaran ibu bersalin pada tahun 2022 yaitu: Desa Olak

sebanyak 20 Sasaran Ibu bersalin, Desa Muara Singoan 21 sasaran Ibu bersalin,

Desa Aro 30 sasaran Ibu bersalin, Desa Sungai Baung 46 sasaran Ibu bersalin
6

dan Bajubang Laut sebanyak 29 sasaran ibu bersalin. Dari data puskesmas Aro

dapt terlihat bahwa desa Aro merupakan urutan perslianna tertinnggi kedua

setelah Sungai Baung (Data Puskesmas Aro 2022)

Berdasarkan survei awal yang telah peneliti lakukan di Puskesmas Aro

di Desa Aro diketahui bahwa jumlah Persalinan di Desa Aro ini 30 ibu bersalin

dengan target tercapai yaitu sejumlah 19 (60.6%) dan merupakan angka

persalinan tertinggi ke 3 dari 5 desa. Pada pengamatan ibu bersalin bulan

Desember 2022 hasil pengamatan yang peneliti lakukan penilaian awal terdapat

2 ibu bersalin yang sedang menanti persalinan. Kedua ibu bersalin tampak

memegang erat tangan keluarga sambil menangis karena nyeri persalinan.

Selain itu peneliti juga melakukan wawancara menanyakan terapi yang telah

dilakukan untuk mengurangi nyeri menjelang persalinan kepada bidan, Bidan

mengatakan manajemen nyeri pada proses persalinan dilakukan dengan cara

non-Farmakologi salah satunya dengan teknik relaksasi nafas dalam, massage

bagian punggung dan pengaturan posisi,Sedangkan teknik deep back massage

dan Akupresure belum pernah dilakukan sama sekali di desa Aro untuk

mengatasi nyeri persalinana.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Intensitas nyeri pada persalinan kala

1 karena teknik deep back massage dan Akupresure belum pernah dilakukan

sama sekali di desa Aro untuk mengatasi nyeri persalinana. Kala I fase aktif di

Puskesmas Aro Desa Aro tahun 2023


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu belum pernah dilakukannya penelitian mengenai “Pengaruh Deep Back

Massage dan Akupresure Terhadap Intensitas nyeri pada persalinan kala 1 fase

aktif di Puskesmas Aro Desa Aro tahun 2023

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya Efektifitass Deep Back Massage dan Akupresure pada ibu

bersalin terhadap tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif di Puskesmas

Aro Kabupaten Batang Hari Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum diberikan

Akupresure di Puskesmas Aro Desa Aro tahun 2023

b. Diketahuinya tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif sesudah diberikan

Akupresure di Puskesmas Aro Desa Aro tahun 2023

c. Diketahuinya tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum diberikan

Deep Back Massage di Puskesmas Aro Desa Aro tahun 2023

d. Diketahuinya tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif sesudah diberikan

Deep Back Massage di Puskesmas Aro Desa Aro tahun 2023

e. Diketahuinya Efektifitas Deep Back Massage dan Akupresure terhadap

tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif di Puskesmas Aro Desa Aro

tahun 2023
8

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Puskesmas Aro

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta meningkatkan

pengetahuan sehingga menerapkan terapi non farmakologi untuk mengatasi

nyeri persalinan yang salah satunya adalah Deep Back Massage dan

Akupresure. Selain mudah dilakukan, terapi non farmakologi menimbulkan

efek samping yang sedikit dan biaya yang dikeluarkan juga sedikit.

2. Bagi institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Jamnbi

Sebagai referensi dan literature yang dapat digunakan dalam

perkuliahan mengenai terapi yang dapat menurunkan intensitas nyeri.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat

dipergunakan sebagai literature apabila akan melakukan penelitian yang

lebih mendalam.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian Pree experiment design , Penelitian

ini menggunakan Two-group pretest-posttest design yaitu mengungkapkan

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan suatu kelompok subjek, dimana

kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian

observasi lagi setelah intervensi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

bersalin kala I fase aktif di Puskesmas Aro Desa Aro Kabupaten Batang Hari
9

Tahun 2023. Sampel pada penelitian ini di ambil secara Purposive Sampling

yang Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random

sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian, ada dua hal yang sangat

penting dalam menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu non random

sampling dan menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti itu

sendiri., Penelitian dimulai dari bulan September 2022 Sampai Mai 2023.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifias Deep Back Massage dan

Akupresure. terhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif di Puskesmas

Aro desa Aro Kabupaten Batang Hari Tahun 2023. Prosedur pengumpulan data

diperoleh dengan mengisi lembar observasi sebelum dilakukan intervensi dan

sesudah intervensi. Instrumen yang digunakan berupa respon atau reaksi respon

klien dimana responden akan dilakukan pemijatan Deep Back Massage dan

Akupresure. Pada saat kontraksi setelah itu akan di berhentikan saat His

menghilang dan dilakukan terus dari mulai pembukaan 3 – 10 area yang di pijat

pada bagian sacrum, L14,dan L6 kemudian dilakukan penilaian setelah

pemijitan pada lembar observasi berdasarkan pengakuan responden

menggunakan reting skala NRS. Analisis data yang digunakan adalah

univariable dan bivariable, Analisis Univariable diperoleh dengan

menggunakan frekuensi dan presentase. Analisi Bivariable adalah analisis yang

dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau memiliki

pengaruh dengan menggunakan uji T berpasangan (wilcoxson) Jika hasil uji


10

diketahui dari hasil PValue >0,05 maka data dikatakan normal sedangkan data

yang diperoleh PValue <0,05 maka dapat dikatakan tidak beraturan atau tidak

normal.
11

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PERSALINAN

1. Pengertian

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tampa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin. Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-

nantikan ibu hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan melihat dan

memeluk bayinya. Tetapi, persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat

kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas

(Mochtar,2012:24).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal

adalah proses penegeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin (Prawirohardjo,2018:334).

2. Sebab-sebab mulainya persalinan

Menurut Fitriana yuni & Widy Nurwiandani (2018:8-9) sebab mulainya

persalinan yaitu :

11
12

a. Penurunan Kadar Progesteron

Hormon esterogen dapat meninggikan kerentanan otot rahim, sedangkan

hormon progesterone dapat menimbulkan relaksasi otot-otot rahim.

Selama masa kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron

dan esterogen didalam darah. Namun, pada akhir kehamilan kadar

progesteron menurun sehingga timbul his. Hal inilah yang menandakan

sebab-sebab mulainya persalinan.

b. Teori Oxytocin

Pada akhir usia kehamilan, kadar oxytocin bertambah sehingga

menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.

c. Teori Keregangan

Seiring dengan majunya kehamilan, otot-otot rahim semakin meregang.

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu

kemudian terjadi kontraksi uterus sehingga persalinan dapat dimulai.

d. Teori Prostaglandin

Konsentrasi kadar prostaglandin meningkat ketika usia kehamilan 15

minggu. Pemberian prostaglandin menjadi sebab terjadinya persalinan

karena dapat menimbulka efek kontraksi otot-otot rahim.


13

3. Tanda-tanda persalinan

Ada beberapa tanda-tanda persalinan (Cunningham,2014:503) antara

lain:

a. Adanya kontraksi rahim

Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil melahirkan adalah

mengejangnya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi. Konraksi

tersebut berirama, teratur dan involuter. Umumnya kontraksi bertujuan

untuk menyiapkan mulut rahim untuk membesar dan meningkatkan

aliran darah di dalam plasenta.

b. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks pada

awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan

yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya

lendir bewarna kemerahan bercampur darah dan terdorong keluar oleh

kontraksi yang membuka mulut rahim yang menandakan bahwa mulut

rahim menjadi lunak dan membuka. Lendir inilah yang dimaksud dengan

bloody slim.

c. Keluarnya air-air (Ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban.

Selama sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan

amnion. Keluarnya air-air dan jumlanya cukup banyak, berasal dari

ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sring terjadi. Ketuban

mulai pecah sewaktu-waktu sampai pada saat persalinan. Kebocoran


14

amniotik bervariasi dari yang mengalir deras sampai yang menetes

sedikit demi sedikit, sehingga dapat ditahan dengan memakai pembalut

yang bersih. tidak ada rasa sakit yang menyertai pemecahan ketuban dan

alirannya tergantung pada ukuran dan kemungkinan kepala bayi telah

memasuki rongga panggul ataupun belum.

d. Pembukaan serviks

Penipisan mendahului dilatasi serviks, pertama-tama aktivitas uterus

dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktivitas

uterus menghasilkan dilatasi serviks yang cepat. Membukannya leher

rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang berkembang. Tanda ini

tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat diketahui dengan pemeriksaan

untuk menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher rahim.

4. Tahapan Persalinan

Tahapan Persalinan Menurut Rukiyah,dkk (2019:51), yaitu :

a. Kala I

Pada Kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang adanya

kontraksi yang teratur hingga mencapai pembukaan lengkap. Fase kala I

persalinan terdiri dari fase laten dan fase aktif. Fase laten dimulai awal

kontraksi sampai pembukaan 4 cm, kontraksi mulai teratur lamanya 20-

30 detik, tidak mules. Fase aktif dengan tanda kontraksi 3 kali dalam 10

menit lamanya 40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4 cm hingga

lengkap. Lama kala I untuk Primigravida berlangsung 2 jam dengan


15

pembukaan 1 cm perjam dan pada multigravida 8 jam dengan

pembukaan 2 cm perjam.

b. Kala II

Tanda dan gejala kala II telah terjadi yaitu pembukaan lengkap,

dorongan meneran, tekanan pada anus, perenium menonjol, dan vulva

membuka. Kala II ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.

c. Kala III

Kala III dimulai pada masa setelah bayi lahir dan berlangsungnya

proses pengeluaran plasenta. Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu

perubahan bentuk uterus, tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang,

adanya semburan darah secara tiba-tiba, berlangsung tidak lebih dari 30

menit.

d. Kala IV

dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama

postpartum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV dalah sub

involusi dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang

disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir dan sisa plasenta.

5. Faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan

Faktor-Faktor yang mempengaruhi persalinan menjadi cepat atau

lambat yaitu power (his, kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma

pelvis atau kekuatan mengejan, ketegangan dan kontaksi ligamentum

retundum). Passanger (janin dan plasenta), Passage (jalan lahir lunak dan

jalan lahir tulang), psikis ibu dan penolong persalinan.(Mochtar,2012:29):


16

a. Power (tenaga)

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang

mendorong janin keluar dalam persalinan ialah hi, kontraksi otot-otot

perut, kontraksi diafragma dan aksi ligament, dengan kerjasama yang

baik dan sempurna. Power (Kekuatan) yang dibutuhkan dalam proses

kelahiran bayi terdiri dari tenaga yaitu tenaga primer dan skunder.

Tenaga primer berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang

berlangsung sejak mulai persalinan sampai pembukaan lengkap. Tenaga

skunder adalah kekuatan mengedan ibu yang dibutuhkan setelah

pembukaan lengkap.

b. Passanger (Janin)

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,

yang meliputi sikap janin, letak janin, bagian terbawah dan posisi janin.

sikap (habitus); sikap janin menunjukan hubungan bagian-bagian janin

dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin

umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki

dalam keadaan fleksi, lengan bersilang didada.

c. Passage (Jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina dan introitus vagina (lubang luar vagina). Mesikipun

jaringan lunak, khusunya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut

menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam

proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap


17

jaan lahir yang relative kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul

harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

d. Psikis ibu bersalin

Persiapan psikologis sangat pentig dalam menjalani persalinan. Semakin

seorang ibu siap dan memahami proses persalinan adalah sesuatu hal

norml dan biasa dijalani oleh setiap wanita maka ibu akan dengan mudah

bekerja sama dengan petugas kesehatan yang membantu proses

persalinannya. Satu hal yang perlu diingat dalam proses ini adalah ibu

dengan segala perjuangan dan daya upayanya. Ibu harus menyakini

bahwa ibu ia mampu menjalani proses persalinan ini dengan lancar,

karena jika ibu sudah mempunyai keyakinan positif maka semangat ini

akan menjadi kekuatan yang besar saat ibu berjuang mengeluarkan bayi.

Sebaliknya apabila ibu diawal sudah tidak semangat akan membuat

proses persalinan menjadi sulit.

e. Penolong

Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas

dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan serta mempunyai

kompetensi dalam menolong persalinan, menangani kegawatdaruratan

serta melakukan rujukan jika diperlukan. Penolong persalinan selalu

menerapkan upaya pencegahan infeksi.


18

B. Persalinan kala I
1. Pengertian

Persalinan kala I adalah persalinan yang dimulai sejak terjadinya

kontraksi uters dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan

lengkap (10cm). Persalinan kala I berlangsung 18-24 jam dan terbagi

menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif (Cunningham,2014:504).

Kala satu adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala

pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat

berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam

sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman,

diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan

multigravida 2 cm/jam (Manuaba,2010:175).

2. Fase pada kala pembukaan

Menurut Mochtar (2012:27), kala pembukaaan terbagi menjadi dua

fase, antara lain:

a. Fase laten : Pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai

pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 cm

b. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subsfase yaitu

periode akselerasi yang berlangsung 2 jam dan pembukaan 4cm, Periode

dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembukaan berlangsung cepat

menjadi 9cm, dan periode deselerasi berlangsung lambat dan dalam

waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm(lengkap).


19

Menurut Padila (2014:143), fase aktif adalah fase yang berlangsung

terjadi sampai ukuran diameters 10 cm. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase

yaitu fase akselerasi dalam dilatasi maxsimal dalam waktu 2 jam pembukaan

3cm tadi menjadi 4 cm. dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat dari menjadi 4 menjadi 9 cmdan fase

deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9cm menjadi lengkap 10 cm. Fase ini selesai apabila

pembukaan serviks uteri telah lengkap.Pada primigravida fase ini

berlangsung kira-kira 3-4 jam sedang pada multrigravida 1-2 jam.

C. NYERI PERSALINAN

1. Pengertian

Nyeri pesalinan adalah pengalaman subjektif tentang sensasi fisik

yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta

penurunan janin selama persalinan. Respons fisiologis terhadap nyeri

meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat,

diameter pupil, dan ketengangan otot. Rasa nyeri ini apabila tidak diatasi

dengan tepat dapat meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, dan stress,

yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya persalinan lama. (Fitriana

yuni & Widy Nurwiandani (2018:43))

Nyeri persalinan merupakan sinyal tubuh terhadap adanya distres

yang tidak boleh diabaikan. Rasa nyeri pada persalinan terjadi karena

aktivitas besar didalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan

sebagai perengangan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-
20

otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim

menengang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung

kemih, rektum, tulang belakang dan tulang pubic menerima tekanan kuat

dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir

juga salah satu dapat menyebabkan adanya tekanan yang menyebabkan nyeri

(Prawirohardjo,2010:339)

2. Fisiologi rasa nyeri

Nyeri persalinan terjadi dimulai dari adanya rangsangan bahaya yang

diketahui melalui reseptor yang ditemukan kulit, jaringan subkutan, sendi,

otot, periosteum, fascia dan visera. Rangsangan tersebut di aktivasi oleh

nosiseptor (reseptor nyeri) yang kemudian ditrasmisikan melewati serat-sert

aferen ini ke kornu dorsal medula spinalis. Rangsangan ditransmisikan

melalui struktur yang sangat rumit yang mengandung berbagai susunan

neoron dan sinaptik. Beberapa impus kemudian ditrasmisikan melalui

neoron internunsial ke sel kornu. Impuls yang naik ke otak kemudian masuk

ke hipotalamus yang mengatur sistem automik dan respons neuroendokrin

terhadap stress dan ke kortes yang memberi fungsi kognitif yang didasarkan

pada pengalaman masa lalu, penilaian dan emosi (Padila,2014:160-161).

3. Penyebab Nyeri persalinan

Nyeri yang dialami oleh pasien dipengaruhi oleh sejumlah faktor

termasuk pengalaman mala lalu dengan nyeri, usia, budaya, dan

pengharapan tentang penghilang nyeri. Faktor-faktor ini dapat meningkatkan

atau menurunkan presepsi nyeri pasien, meningkat dan menurunnya


21

toleransi terhada nyeri dan pengaruh sikap responden terhadap nyeri

(Smeltxer & Bare,2013:892).

4. Penyebab Nyeri Persalianan

Sedangkan penyebab nyeri dalam persalinan menurut Manuaba

(2010:181), antara lain:

a. Membukannya mulut rahim

Nyeri pada kala pembukaan terutama disebabkan oleh menbukanya mulut

rahim misalnya peregangan otot polos merupakan rangsangan yang cukup

menimbulkan nyeri. Terhadap hubungan erat antara besar pembukaan

mulut rahim dengan intensitas nyeri (makin membuka makin nyeri), dan

antara timbulnya rasa nyeri dengan timbulnya kontraksi rahim ( rasa nyeri

terasa ± 15-30 detik setelah mulainya kontraksi).

b. Kontraksi dan perengangan rahim

Rangsangan nyeri disebabkan oleh tertekannya ujung saraf sewaktu rahim

berkontraksi dan teregangnya rahim bagian bawah.

c. konraksi mulut rahim

Teori ini kurang dapat diterima oleh karena jaringan mulut rahim hanya

sedikit mengandung jaringan otot.

d. Peregangan jalan rahim bagian bawah

e. Peregangan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan

selama kala pegeluaran menimbulkan rasa nyeri paling hebat dalam

proses persalinan
22

D. PAHTWAY NYERI PERSALINAN

1. Ibu Bersalin

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang

normal adalah proses penegeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin (Prawirohardjo,2018:334).

Nyeri yang paling dominan dirasakan pada saat persalinan

terutama selama kala 1 persalinan. Secara fisiologis, nyeri persalinan

mulai timbul pada persalinan kala 1 fase laten dan fase aktif. Timbulnya

nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan

dilatasi dan penipisan serviks. Semakin bertambahnya volume maupun

frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat dan

puncak nyeri terjadi pada fase aktif. Sebagian besar nyeri diakibatkan

oleh dilatasi serviks dan regangan segmen bawah rahim, kemudian akibat

regangan dan robekan selama kontraksi (Nurasih,2016:22).

Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang

dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatis. Nyeri

yang hebat pada persalinan dapat menye- babkan perubahan-perubahan

fisiologi tubuh seperti; tekanan darah menjadi naik, denyut jantung

meningkat, laju pernafasan meningkat, dan apabila tidak segera diatasi

maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres.


23

Peningkatan konsumsi glukosa tubuh pada ibu bersalin yang mengalami

stres menyebabkan kelelahan dan sekresi katekolamin yang meng-

hambat kontraksi uterus, hal tersebut menyebab- kan persalinan lama

yang akhirnya menyebabkan cemas pada ibu, peningkatan nyeri dan stres

berkepanjangan (Ratih, 2015:15 No 1)

2. Stress

Stres dapat menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan

berakibat pada persalinan yang lama.sehingga dari stress pada ibu

bersalin dapat mengakibatkan ibu bersalin mengalami nyeri yang

semakin lama (Ratih, 2015:15 No 1)

3. GNRH

Secara alamiah hormon ini dihasilkan oleh kelenjer hipotalamus

untuk menstimulasi kelenjer hipofysa menghasilkan hormon (FSH) dan

(LH). Hormon GnRH pada dasarnya berfungsi untuk merangsang FSH

bekerja sama dengan LH menstimulir pematangan folikel dan pelepasan

estrogen mela- porkan keuntungan penyuntikan dua kali hormon GnRH

terhadap jumlah pembentukan folikel pada sapi akan tinggi dan akan

berkorelasi dengan peningkatan kadar hormon estrogen yang

mempengaruhi estrus dan pembentukan CL setelah penyuntikan (Ratih,

2015:15 No 1)
24

4. CRH

Sekresi CRH di hipotalamus akan memicu sel di hipofisis anterior

untuk menghasilkan ACTH ke dalam sistem vaskular, kemudian menuju

korteks adrenal, dan pada akhirnya menghasilkan kortisol. Tubuh bayi

sudah menghasilkan kortisol yang cukup tinggi sebagai respon terhadap

stres sejak usia kehamilan 20 minggu. Zona fasikulata kelenjar adrenal

pada bayi memproduksi 100-200 mg hormon steroid setiap harinya.

Steroid utama yang dihasilkan meliputi kortisol, aldosteron, dan

dehidroepiandrosteron (DHA) inaktif (Muskatel et.al, 2012).

5. Miometrium

Miometrium merupakan penebalan volume uterus yang

mengakibatakan iskemia pada otot otot uterus yang mengakibatkan

gangguan sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami

degenerasi selain itu juga menekan kepala bayi , selain pembukaan servik

mengakibatkan nyeri perubahan biokimia jua salah satu penyebab nyeri

persalinan dengan peningkatan kadar hormone estrogen dan

progesterone peningkatan kadar prostatglandin serta peningkatan kadar

oksitoasine pada meometrium.(Sri Rejeki, 2020:19).

Adapun Penyebab myometrium antara lain yaitu:

1) Prostaglandin PG-E2

Prostaglandin termasuk dalam kelompok eicosanoid, salah satu

kelompok lipid yang berasal dari asam lemak tak jenuh (polyunsaturated
25

fatty acid) melalui kerja enzim. Setiap prostaglandin memiliki 20 atom

karbon dan sebuah ikatan 5- cincin karbon.43 Eicosanoid adalah

kelompok molekul pemberi sinyal yang terlibat dalam sejumlah jalur

regulasi dan kondisi patologis, seperti respon imun dan inflamasi,

anafilaksis, vasodilatasi dan vasokonstriksi, pembekuan darah, stimulasi

ujung saraf perifer, dan perkembangan penyakit auto-imun. Eicosanoid

sendiri memiliki 4 famili, yaitu leukotrien, tromboksan, prostasiklin, dan

prostaglandin, yang semuanya berasal dari asam arakidonat, melalui

konversi beberapa enzim, dimana siklooksigenase berperan dalam

konversi tromboksan, prostasiklin, dan prostaglandin, serta lipoksigenase

pada konversi leukotrien.44 Perbandingan kadar..., Poetrie Febrinadya,

FKG UI, 2012 Universitas Indonesia 20 Pada manusia, prekursor utama

dari eicosanoid adalah asam arakidonat yang terikat pada fosfolipid

dengan ikatan ester pada lapisan lipid ganda (lipid bilayer) dari membran

plasma sel

2) Sitokun Inflamasi

Sitokin merupakan suatu molekul protein yang berperan dalam

memberikan sinyal antar sel di dalam tubuh untuk merespons apabila

terjadi suatu infeksi atau peradangan. Terdapat 2 jenis sitokin di dalam

tubuh yaitu:
26

a) Sitokin pro inflamasi yaitu sitokin yang berperan untuk meningkatkan

respons peradangan.

b) Sitokin anti inflamasi yaitu sitokin yang berperan untuk menurunkan

respons peradangan.

Badai sitokin atau cytokine storm adalah suatu kondisi dimana

terjadi peningkatan kadar sitokin proinflamasi dalam tubuh. Badai sitokin

termasuk ke dalam suatu reaksi sistem imun yang berlebihan dan tidak

terkontrol terhadap infeksi virus yang terjadi di dalam tubuh. Reaksi imun

ini tidak hanya menyerang virus tetapi dapat juga menyerang organ

tubuh.Respon imun tubuh yang agresif ini dapat berpotensi merusak

organ yang ada di dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya reaksi

radang atau inflamasi yang berlebihan yang dapat berakibat fatal hingga

menyebabkan kematian. Badai sitokin dapat berpotensi menyerang sistem

pernapasan sehingga menyebabkan gangguan pernapasan berat dan

terjadi kegagalan multi organ.

4. Teori Nyeri Persalinan

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang nyeri. Beberapa

pakar kebidanan telah menggunakan beberapa teori nyeri berikut ini untuk

menjelaskan nyeri dalam persalinan:

a. Specifity Theory

Teori ini menyatakan bahwa reseptor nyeri tertentu distimulasi

oleh tipe stimulus sensori spesifik yang mengirimkan impuls ke otak.


27

Teori ini menguraikan dasar fisiologis adanya nyeri tetapi tidak

menjelaskan komponenkomponen fisiologis dari nyeri maupun derajat

toleransi nyeri.

b. Pattern Theory

Teori ini berusaha untuk memasukkan faktor-faktor yang tidak

dijelaskan oleh Specifity Theory. Teori ini menyatakan bahwa nyeri

berasal dari tanduk dorsal spinal cord. Pola impuls saraf tertentu

diproduksi dan menghasilkan stimulasi reseptor kuat yang dikodekan

dalam system saraf pusat (SSP) dan menandakan nyeri. Seperti

Specificity theory, pattern theory tidak menjelaskan faktor-faktor

psikologi nyeri

c. Gate Control Theory

Salah satu teori nyeri yang paling dapat diterima dan dipercaya

adalah Gate Control Theory. Para pakar di bidang kebidanan juga

menganut gate control theory ini untuk menjelaskan nyeri dalam

persalinan. Dasar pemikiran pertama gate control theory adalah bahwa

keberadaan dan intensitas pengalaman nyeri tergantung pada transmisi

tertentu pada impuls-impuls saraf.

Kedua, mekanisme gate/pintu sepanjang system saraf

mengontrol/mengendalikan transmisi nyeri. Akhirnya, jika gate terbuka,

impuls yang menyebabkan sensasi nyeri dapat mencapai tingkat

kesadaran. Jika gate tertutup, impuls tidak mencapai tingkat kesadaran

dan sensasi nyeri tidak dialami. Indikator adanya dan intensitas nyeri
28

yang paling penting adalah laporan ibu tentang nyeri itu sendiri. Namun

demikian intensitas juga nyeri dapat ditentukan dengan berbagai macam

cara salah satunya adalah dengan menanyakan pada ibu untuk

menggambarkan nyeri atau rasa tidak nyamannya (Maryunani, 2010:10 –

11)

5. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri umumnya terdiri dari nyeri akut dan nyeri kronis.

Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat

menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai dengan adanya

peningkatan tegangan otot. Sedangkan nyeri kronis merupakan nyeri yang

timbul secara perlahan-lahan dan biasanya berlangsung dalam waktu cukup

lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,

sindrom nyeri kronis dan psikosomatik (Maryunani, 2010:9).

Selain nyeri akut dan nyeri kronis terdapat jenis nyeri yang spesifik

diantaranya nyeri somatik, nyeri verisal, nyeri menjalar, nyeri psikogenik,

nyeri phantom, nyeri neurologis. Nyeri somatik dan nyeri verisal ini

umumnya bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit (superficial) pada

otot dan tulang. (Maryunani, 2010:9).

6. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Nyeri Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi dan respon

individu terhadap nyeri. Misalnya persiapan selama kelaskelas/kursus

persalinan bisa mengurangi kebutuhan analgesia selama persalinan. Selain

itu, orang cenderung berespon terhadap stimulus nyeri dengan cara yang
29

dapat diterima dalam budaya/kulturnya. Pada beberapa kultur, hal yang biasa

untuk mengungkapkan rasa nyerinya, sedangkan anggota kultur lainnya

bersikap tenang dan pandai menahan rasa sakit/ nyerinya atau karena hal ini

diharapkan (Maryunani, 2010:25).

Pengalaman wanita terhadap nyeri sebelumnya dan tingkat

kecemasannya juga mempengaruhi kemampuannya untuk mengelola nyeri

saat ini dan saat yang akan datang. Nyeri nampak lebih sensitif terhadap

stimulus nyeri daripada orang yang belum pernah mengalaminya.

Lingkungan asing dan peristiwaperistiwa yang belum dikenalinya/belum

terbiasa dapat meningkatkan kecemasan, seperti keterpisahan dari keluarga

dan orang yang dicintainya. (Maryunani, 2010:26).

Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah

sebagai berikut :

a. Faktor Fisik

1) Nyeri

a) Nyeri viseral, nyeri yang bersifat lambat, dalam yang tidak

terlokasir. Nyeri ini mendominasi kala I persalinan akibat

kontraksi uterus dan pembukaan serviks.

b) Nyeri somatik, nyeri yang bersifat lebih cepat, tajam atau

menusuk dan lokasinya jelas. Nyeri ini terjadi pada akhir kala

I dan selama kala II yang merupakan akibat dari penurunan

kepala janin yang menekan jaringan-jaringan ibu

2) Persalinan yang berlansung sangat lama


30

3) Berbagai macam tindakan seperti, induksi persalinan, episitomi,

kestraksi vacum atau forsep/cunam, dan tindakan pemutaran bayi

dalam posisi sungsang.

4) Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang.

b. Faktor Psikososial

1) Kecemasan dan Ketakutan

Kecemasan seringkali menyertai nyeri. Ancaman dari halhal yang

belum diketahui dan ketidakmampuan untuk mengontrol nyeri atau

kejadian-kejadian yang sekitarnya seringkali memperbesar persepsi

nyeri. Kelelahan/keletihan juga mempengaruhi kemampuan ibu

untuk berkoping dengan demikian meningkatkan persepsi nyeri.

2) Pengalaman nyeri yang lalu Pengalaman nyeri yang lalu mengubah

sensitivitas ibu terhadap nyeri. Ibu-ibu yang mengalami nyeri secara

pribadi atau yang telah diceritakan penderitaan dari orang terdekat

seringkali lebih merasakan nyeri daripada ibu-ibu tanpa pengalaman

nyeri. Selain itu, keberhasilan atau kurang berhasilnya tindakan

pengurangan nyeri mempengaruhi harapan ibu terhadap

penyembuhan nyeri. Pengalaman nyeri yang lalu ibu dapat

disimpulkan berasal dari:

a) Pengalaman buruk tentang persalinan sendiri

b) Pengalaman buruk teman atau kerabat tentang persalinan.

3) Pelayanan Tim Kesehatan dan Lingkungan Tempat Bersalin

Lingkungan asing seperti rumah sakit, dengan kebisingannya,


31

penerangan dan aktivitas-aktivitasnya dapat memperberat nyeri.

Begitu juga pelayanan tim kesehatan dapat mempengaruhi respon

pasien terhadap nyeri, seperti:

a) Petugas kesehatan dan situasi tempat bersalin tidak cukup

bersahabat.

b) Terjadi pergantian tim kesehatan yang akan menolong persalinan

yang tidak sesuai dengan perencanaan awal.

4) Budaya

Latar belakang etnis dan budaya telah lama diakui sebagai faktor-

faktor yang mempengaruhi reaksi ibu terhadap nyeri dan ekspresi

terhadap nyeri tersebut. Perilaku yang berhubungan dengan nyeri

adalah suatu bagian dari proses sosialisasi. Misalnya, ibu-ibu dalam

satu kultur mungkin telah terbiasa memendam perasaan untuk tidak

mengungkapkan rasa nyerinya agar tidak menggangu orang lain.

5) Persiapan Persalinan

Pasangan calon ayah dan ibu yang mengikuti pendidikan persiapan

persalinan akan lebih siap baik fisik maupun psikis untuk menjadi

orang tua yang baik. Pada kelas persiapan persalinan calon ayah dan

ibu akan mendapatkan informasi yang tepat tentang persalinan,

mengurangi rasa takut, meningkatkan kemampuan untuk menghadapi

sakit dan menambah kemampuan untuk mengambil keputusan. Pada

kelas persiapan persalinan juga diajarkan tentang teknik-teknik

relaksasi, pengalihan rasa sakit, kontrol otot dan pernapasan, serta


32

senam hamil yang bertujuan agar proses persalinan yang akan

dihadapi nanti berjalan lancar.

6) Sistem Pendukung

Ibu yang sendirian tanpa pendamping mungkin merasakan nyeri

hebat, sedangkan orang yang memiliki orang yang mendukung /

pendamping di sekitarnya mungkin merasakan nyerinya berkurang.

Berapa ibu lebih memilih menarik diri pada saat mereka dalam

keadaan nyeri sedangkan yang lainnya lebih memilih

distraksi/pengalihan dari orang-orang dan aktivitas disekitarnya.

Keluarga/pendamping dapat menjadi pendukung penting bagi ibu

dalam keadaan nyeri persalinan. Karena kehadiran pendamping

persalinan akan besar artinya bagi ibu saat persalinan karena dapat

berbuat banyak (Maryunani, 2010:25-31).

7. Penatalaksanaan Nyeri

Umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan

farmakologis yaitu dangan menggunakan obat-obatan yang dapat

mengurangi nyeri dan cara nonfarmakologis atau tanpa obat. Cara

farmakologi adalah dengan pemberian obatobatan analgesik yang bisa

disuntikan, melalui infus intra vena yaitu syaraf yang mengantar nyeri

selama persalinan. Tindakan farmakologis masih menimbulkan pertentangan

karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus plasenta,

sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat yang diberikan
33

kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak langsung

(Maryunani, 2010:79).

Terdapat dua cara farmakologis untuk mengurangi nyeri persalinan

yakni analgetik dan anastesi. Dalam penatalaksanaan pemberian analgetik

memiliki hal-hal yang perlu dikaji dalam pemberian analgetik meliputi

parameter pengkajian Ibu, parameter pengkajian janin, dan pengkajian

persalinan. Sedangkan dalam pemberian anastesi terbagi menjadi dua bagian

yakni anastesi umum dan anastesi lokal (Maryunani, 2010:80).

Berbagai upaya digunakan untuk menurunkan nyeri pada persalinan,

namun ada metode yang dapat kita gunakan adalah massage. Massage

merupakan salah satu teknik aplikasi teori gate control, dengan

menggunakan massage dapat meredakan nyeri dan meningkatkan aliran

darah ke seluruh jaringan. Beberapa jenis teknik massage yang biasa

dilakukan pada ibu bersalin untuk mengurangi nyeri yaitu : Metode Deep

Back Massage, Effelurage Massage, metode Counter Pressure, Abdominal

Lifting. (Kuswandy, 2011).

E. SKALA PENGUKURAN NYERI

1. Pengertian

Indikator adanya dan intensitas nyeri yang paling penting adalah

laporan ibu tentang nyeri itu sendiri. Namun demikian, intensitas nyeri juga

dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Salah satu caranya adalah

dengan menanyakan pada ibu untuk menggambarkan nyeri atau rasa tidak

nyamannya. Metode lainnya adalah dengan meminta ibu untuk


34

menggambarkan beratnya nyeri atau rasa tidak nyamannya dengan

menggunakan skala. Skor/nilai skala nyeri dapat dicatat untuk memberikan

pengkajian nyeri yang berkelanjutan. Metode yang ketiga adalah dengan

meminta ibu untuk membuat tanda X (silang) pada skala analog.

Penggunaan skala intensitas nyeri adalah mudah dan merupakan metode

terpercaya dalam menentukan intensitas nyeri ibu. Skala seperti ini

memberikan konsistensi bagi petugas kesehatan untuk berkomunikasi

dengan klien/ibu dan petugas kesehatan lainnya. (Maryunani, 2010:32).

Komponen-komponen nyeri yang penting dinilai adalah PAIN :

Polanya, Area, Intensitas, dan Nature (sifatnya).

a. Pola Nyeri (Pattern of Pain)

Pola nyeri meliputi waktu terjadinya nyeri, durasi, dan interval tanpa

nyeri. Oleh karena itu, petugas kesehatan dapat menentukan kapan nyeri

mulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri ini berulang, dan jika

iya, lamanya interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir terjadi. Pola

nyeri diukur dengan menggunakan kata-kata (verbal). Ibu diminta untuk

menggambarkan nyei sebagai variasi pola konstan. Ibu juga ditanyakan

waktu dan kapan nyeri mulai berlangsung dan berapa lama nyeri

berlangsung untuk mengukur saat serangan nyeri dan durasi nyeri.

b. Area Nyeri ( Area of Pain )

Area nyeri adalah tempat pada tubuh dimana nyeri terasa. Petugas

kesehatan dapat menentukan lokasi nyeri pada pasien dengan

menunjukkan area nyeri pada tubuh.


35

c. Intensitas Nyeri (Intensity of Pain) Intensitas nyeri adalah jumah nyeri

yang terasa. Intensitas nyeri dapat diukur dengan menggunakan angka 0

sampai 10 pada skala nyeri.

d. Sifat Nyeri (Nature of Pain) Sifat nyeri adalah bagaimana nyeri terasa

pada pasien. Sifat nyeri atau kualitas nyeri dengan menggunakan kata-

kata (Maryunani, 2010:33).

Skala Nyeri merupakan cara untuk mengukur intensitas nyeri

yang mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri itu sendiri untuk

menemukan tingkat nyeri, klien dapat diminta untuk emmbuat tingkatan

nyeri pada skala verbal tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri

hebat, nyeri sangat hebat, nyeri paling hebat. Skala deskriptif

merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif.

Adapun intensitas nyeri dapat diukur dengan Lestari (2015:39-41):

a. Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scales,NRS) lebih

digunakan sebagai pengganti alat pendestripsian kata dengan

menggunakan skala 1-10. Pengukuran skala nyeri menggunakan

Numerical Rating Scales (NRS). Numerik Rating Scales (NRS)

merupakan skala yang mudah dipahami dan digunakan. Alat ini juga

teruji validitas dan realibitasnya. Untuk pengukuran dengan Numeric

Rating Scale (NRS), Responden diminta untuk menandai salah satu

titik pada garis yang dianggap menggambarkan intensitas nyeri yang

dirasakan.
36

Gambar 2.3 Skala Nyeri NRS (Numeric Rating Scale)

Dalam padila (2014:164) dijelaskan bahwa semakin besar nilai,

maka semakin berat intensitas nyerinya, yaitu :

a. Skala 0 = tidak nyeri

b. Skala 1-3 = Nyeri ringan

Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, tindakan

manual dirasakan sangat membantu

c. Skala 4-6 = Nyeri sedang

Secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukan

lokasi nyeri dengan tepat dan dapat mendesripsikan nyeri, klien dapat

mengikuti perintah dengan baik dan responsif terhadap tindakan

manual

d. Skala 7-9 = Nyeri berat

Secara objektif terkadang klien dapat mengikuti perintah tapi masih

responsif terhadap tindakan manual, dapat menunjukkan lokasi nyeri

tapi tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih

posisi, napas panjang, destruksi dan lain-lain.


37

e. Skala 10 = Nyeri sangat berat (tidak terkontrol)

Secara objektif klien tidak mau berkomunikasi dengan baik, berteriak

dan histeris, klien dapat mengikuti perintah lagi, selalu mengejan

tanpa dapat dikendalikan, menarik-narik apa saja yang tergapai dan

tidak dapat menunjukan lokasi nyeri.

F. METODE DEEP BACK MASSAGE

1. Defenisi

Deep back massage merupakan metode massage dengan

memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga

pasien menekan daerah sacrum secara mantap dengan telapak tangan pada

saat awal kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Penekan selama

kontraksi sama dengan penurunan nyeri dengan menggunakan obat 50-100

mg meperidine (indah, 2012).

2. Tujuan teknik Deep back massage

Tujuan teknik Deep back massage yaitu mengurangi atau

menghentikan penghantaran impuls nyeri. Pelaksanaan massage yang benar

dapat meredakan ketegangan otot serta memberikan rasa relaks, sirkulasi

darah menjadi lancar sehingga nyeri berkurang (Judha,2012).

Selain itu Deep back massage juga memberikan manfaat memberi

rasa nyaman pada punggung atas dan punggung bawah, menurunkan nyeri

dan kecemasan, mempercepat persalinan, menghilangkan tegangan otot pada


38

paha otot-otot sekitar pelvis dan memudahkan bayi turun dan melewati jalan

lahir, dan menurunkan tegangan otot akibat kontraksi, menormalkan

fisiiologi tubuh, melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh

darah (Rukma,2014).

3. Teknik Deep Back Massage

Deep back massage memberikan stimulasi pada bagian sacrum

dengan cara melakukan gosokan lembut dengan kedua tangan pada sacrum

ibu bersalin selama 20 menit dengan frekuensi 30-40x gosokan permenit

dengan gerakan seperti mengelus-elus pada ibu bersalin kala 1 fase aktif.

Namun kekuatan penekanan saat kontraksi berbeda tingkat kekuatannya

setelah kontraksi/his hilang. Setelah kontraksi/his menghilang masasse

dilakukan dengan penekanan lebih lembut. Hal ini dilakukan untuk

memberikan rasa nyaman pada ibu untuk merilekskan otot-otot setelah

adanya kontraksi. Penilaian keefektifan penggunaan deep back massage

dapat dilakukan setelah diberikan massase pada ibu selama 20 menit sejak

adanya kontraksi pada salah satu pembukaan kala I fase aktif namun

sebelumnya telah dilakukan observasi pada ibu dengan asuhan persalinan

normal (relaksasi) tanpa diberikan perlakuan massase untuk mngetahui

tingkat nyeri yang dialami ibu (Aryani, 2015).


39

G. TEKNIK AKUPRESURE
1. Pengertian
Akupresur adalah terapi tusuk menggunakan jari yang merupakan

salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan stimulasi pada titik-titik

tertentu atau acupoint pada tubuh (Rahayu, 2018:98).

Akupresur dapat dilakukan oleh tenaga medis yang sudah

memenuhi syarat dalam terapi komplementer (akupresur), akupresur ini

dipercaya dapat meringankan rasa sakit selama kontraksi (Ayuningtyas,

2019:98).

Akupresur ini berpengaruh menurunkan nyeri pada pembukaan 3

sampai 10 cm Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi

yang paling efektif dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur disebut

juga akupunktur tanpa jarum, atau pijat akupunktur. Teknik ini

menggunakan tenik penekanan, pemijatan, dan pengurutan sepanjang

meridian tubuh atau garis aliran energi. Teknik akupresur ini dapat

menurunkan nyeri dan mengefektifkan waktu persalinan (Cynthia,2021:19)

Akupresur adalah metode akupuntur tanpa jarum yang berasal dari

pengobatan tradisional China 500 tahun silam. Akupresur adalah metode

penyembuhan menggunakan tangan untuk memijat bagian-bagian tubuh

tertentu pada titik-titik akupuntur (acupoint).(2,3)

2. Manfaat Akupresure
Manfaat Akupresure dapat mengurangi rasa nyeri saat proses

perslinan yang tugasnnya merangsang kontraksi, sehingga Akupresur

memiliki manfaat sebagai mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu
40

bersalin. Upaya mengurangi nyeri yang dapat diberikan secara terus

menerus, efektif biaya, resiko rendah, dapat membantu mempercepat

persalinan adalah metode non-farmakologi atau teknik dukungan tanpa

obat-obatan (Diana et al., 2019).

Akupresur pada titik SP6 dan L14 Akupresur titik tersebut dapat

mengaktifkan dan meningkatkan produksi hormone endorphin sehingga

nyeri berkurang. Aktivitas dalam serat-serat saraf besar dan kecil

mempengaruhi sensasi nyeri. Impuls nyeri melalui serat- serat yang

berdiameter kecil. Serat-serat saraf ini yang menutup gerbang pada impuls

melalui serat-serat kecil. Akupresur dilakukan dengan merangsang titik

akupunktur pada titik-titik di permukaan yang banyak mengandung serabut

saraf sensorik berdiameter besar dan pembuluh darah yang membantu

menutup gerbang pada transmisi impuls menimbulkan nyeri sehingga

mengurangi atau menghilangkan nyeri. (Alam, 2020)

3. Tujuan Akupresure
Akupresur bertujuan memudahkan proses persalinan karena

meningkatkan efektivitas kontraksi pada uterus. Akupresur juga membantu

memproduksi hormon endorpine yang berfungsi mengurangi rasa sakit.

Metode ini tidak memiliki efek samping atau kerugian pada pasien dan

dapat dilakukan oleh bidan, perawat maupun suami selama persalinan.

(Diyah, 2016:6 No 2)
41

4. Teknik Akupresure
Adapun teknik akupresure yaitu dengan cara: menurut (Imelda, 2022: 2)

a. Melakukan pemijatan secara tertusuk pada bagian tertentu untuk

membawa pesan rabaan atau sensori.

b. mengaktifkan reseptor saraf sensorik. Dengan pijatan lembut untuk awal

Implus tersebut akan diteruskan ke medulla spinalis, kemudian

misensifalon dengan kompleks pituitary hyphothalamus yang ketiganya

diaktifkan untuk melepaskan hormon endorphin yang dapat menekan

rasa nyeri persalinan.

c. Melakukan penekanan pada area 4 jari di atas mata kaki sebanyak 15

kali dengan durasi 60 detik setiap penekanan, dan jeda selama 10-60

detik untuk Titik SP6 Sehingga total durasi untuk setiap titik sekitar 30

menit, dan 60 menit di lakukan secara berlawanan arah

d. Untuk penekanan kedua titik (L14) dilakukan pada tulang matekarpal

yaitu anatara ibu jari dan jari telunjuk dan pada bagian distal atau lipatan

kedua tangan sebanyak 15 kali dengan durasi 60 detik setiap penekanan,

dan jeda selama 10-60 Sehingga total durasi untuk setiap titik sekitar 30

menit, dan 60 menit di lakukan secara searah dengan jarum jam


42

H. EFEKTIVITAS

1. Pengertian Efektivitas

Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu

effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan

baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan

penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur

pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam

setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai

tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan (Rosalina, 2012:3).

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan

melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk

menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap

bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini, efektivitas

merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya

yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses,

maupun keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya

meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode dan model

yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan

benar dan sesuai dengan prosedur, sedangkan dikatakan efektif bila kegiatan

tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat

(Rosalina, 2012:3).
43

2. Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas suatu program kegiatan bukanlah suatu hal yang

sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut

pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta

menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka

seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti

kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Tingkat efektivitas juga

dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan

dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil

pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan

tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan

tidak efektif (Rosalina, 2012:4).

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau

tidak menurut Rosalina (2012:3), yaitu:

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan

tujuan organisasi dapat tercapai.

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi

adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam

mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak

tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah di tetapkan artinya
44

kebijakan harus mampu menjembatani tujuantujuan dengan usaha-usaha

pelaksanaan kegiatan operasional.

d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan

sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab

apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak

dan bekerja.

f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas

organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif. Dengan sarana

dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.

g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka

organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan

pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat

sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut

terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.

I. KERANGKA TEORI

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tampa komplikasi baik pada ibu
45

maupun pada janin. Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan ibu

hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya.

Tetapi, persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang

didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas (Mochtar,2012:24).

Penyebab nyeri dalam persalinan adalah membukanya mulut Rahim,

kontaksi dan peregangan Rahim, kontraksi mulut Rahim, peregangan jalan

Rahim bagian bawah, serta peregangan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir

kala pembukaan. (Manuaba,2010:181).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Nyeri yaitu faktor fisik ( nyeri,

persalinan yang lama, pemeriksaan dalam), Faktor psikososial (Kecemasan,

ketakutan, pengalaman nyeri yang lalu, pelayanan tim kesehatan dan

lingkungan, budaya, persiapan persalinan dan system pendukung).

(maryunani,2010:26-31).

Upaya untuk mengatasi nyeri persalinan selama persalinan yaitu

digunakan dengan cara farmakologis yaitu dengan obat-obatan dan cara non

faramakologis yaitu tanpa obat. Cara farmakologis yaitu dengan pemberian obat

analgesic dan anastesi . (Maryunani,2010:80).

Cara non farmakologis untuk menurunkan nyeri pada persalinan dapat

digunakan metode massage. Beberapa jenis massage yang bisa dialkukan pada

ibu bersalin untuk mengurangi nyeri yaitu Deep back massage, Effelurage

massage, metode counter pressure, abdominal lifting.(Kuswandy,2011).


46

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


Penyebab Nyeri : Nyeri Persalinan :
1. Membukanya Mulut
1. Faktor fisik
rahim Persalinan
2. Kontraksi dan - Nyeri
Peregangan rahim - Persalinan yang lama
3. Kontraksi mulut - Pemeriksaan dalam
rahim
4. Peregangan jalan 2. Faktor psikososial
rahim bagian bawah - Kecemasan dan
5. Peregangan jalan Nyeri ketakutan
lahir oleh kepala
- Pengalaman nyeri yang
janin
lalu
Pathway Nyeri Persalinan
Upaya mengatasi Nyeri - pelayanan dan
1. Ibu Bersalin Persalinan lingkungan
2. Stress - Budaya
3. GNRH
- Persiapan persalinan
4. CRH
5. Miometrium - Sistem Pendukung

Farmakologi Non Farmakologi

1. Analgetik Massase
2. Anastesi

1. Metode Deep Back


Massage
2. Effelurage Massage
3. Metode Counter Pressure
4. Abdominal Lifting.

Sumber : Mochtar (2012), Maryunani (2010), Manuaba (2010) Kuswady(2011) di


47

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Sugiyono (2018:130) menyatakan bahwa kerangka konsep akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara

variabel independen dengan variabel dependen. Secara ringkas kerangka

konseptual yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor

dengan motivasi auditor sebagai variabel moderating.

Penelitian ini dilandaskan dari teori yng dikemukakan padila (2014:160-

161) dan Indah,dkk (2012:113) tentang penyebab dan penatalaksanaan nyeri

persalinan. Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.1
Kerangka konsep

Pre Test Perlakuan Post Test

Tingkat Rasa Tingkat Rasa


Nyeri Nyeri
Persalinan Kala I Deep Back Massage Persalinan Kala I
Fase Aktif Fase Aktif
sebelum sesudah dilakukan
dilakukan Deep Deep Back
Back Massage Massage

Tingkat Rasa Tingkat Rasa


Nyeri Nyeri
Persalinan Kala I Akupresure Persalinan Kala I
Fase Aktif Fase Aktif sesudah
sebelum dilakukan
dilakukan Akupresure
Akupresure
47
48

B. Defenisi Operasional

Tabel 3.1
Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Cara/Alat/Hasil/Skala Ukur

Nyeri Persalinan Rasa sakit yang dirasakan Alat Ukur : Lembar Observasi
sebelum diberikan ibu saat persalinan yang Cara Ukur : Observasi
Deep Back Massage berlangsung dimulai dari Skala Ukur : Rasio
kala I persalinan sebelum Hasil Ukur : Rentang 0 - 10
diberikan Deep Back
massage Padila,2014).

Nyeri persalinan Rasa sakit yang dirasakan Alat ukur : Lembar Observasi
sesudah di berikan ibu saat persalinan yang Rasa sakit yang dirasakan ibu
Deep Back Massage berlangsung dimulai dari saat persalinan yang
kala I persalinan sesudah berlangsung dimulai dari kala
diberi Deep Back I persalinan sesudah diberi
Massage. Deep Back Massage.Cara
Ukur : Observasi
Skala Ukur : Rasio
Hasil Ukur : Rentang 0 - 10

(Padila,2014).

Nyeri Persalinan Rasa sakit yang dirasakan Alat Ukur : Lembar Observasi
sebelum diberikan ibu saat persalinan yang Cara Ukur : Observasi
Akupresure berlangsung dimulai dari Skala Ukur : Rasio
kala I persalinan sebelum Hasil Ukur : Rentang 0 - 10
diberikan Akupresure Padila,2014).

Nyeri persalinan Rasa sakit yang dirasakan Alat ukur : Lembar Observasi
sesudah di berikan ibu saat persalinan yang Cara Ukur : Observasi
Akupresure berlangsung dimulai dari Skala Ukur : Rasio
kala I persalinan sesudah Hasil Ukur : Rentang 0 - 10
diberi Akupresure (Padila,2014).
49

C. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ada pengaruh Deep Back Massage dan

Akupresur pada ibu bersalin terhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif di

Desa Aro Kab Batang Hari Tahun 2023.


50

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre

eksperiment design dengan rancangan Two group design pretest-posttest yakni

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono,2018:72).

Penelitian ini bertujuan untuk mempengaruhi Efektifitas Deep Back

Massage dan Akupresur terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di Desa Aro

tahun 2023.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Aro tahun 2023. Waktu penelitian yang

dilakukan pada bulan Novemver 2022-Mei 2023.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo,2012:79).
51

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di Desa Aro.

pada tahun 2023.

50

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2012:79).

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di Desa Aro pada

bulan Maret – April 2023

3. Kategori Sample

Kategori saple yang di gunakan yaitu Purpsive Sampling yaitu

penetapan sample berdasarkan kriteria atau memilih sample berdasarkan

kriteria inklusi dan eksklusi sesuai kebutuhan yang di butuhkan pada

penelitian Deep Back Massage dan Akupresur Pada Ibu bersalin kala 1 Fase

Aktif di Desa Aro Tahun 2023.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Purposive

Sampling yaitu pengambilan sample berdasarkan kriteria yang di butuhkan

(Sugiono,2019:117).

Teknik pengambilan sample menurut (Sunyoto,2013:25) diambil

menggunakan rumus solvin yaitu:

n= N
52

1+(N.e²) Diaman n: Banyak Sample

N: Banyak Popilasi

e: Persentase Kesalahan

5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel

Adapun kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

1) Ibu inpartu Kala I Fase Aktif

2) Memiliki Riwayat Kehamilan Normal

3) Bersedia tidak menggunakan obat obatan yang mempengaruhi hasil

penelitian

4) Minimal Nyeri Persalinan Level 1

b. Kriteria ekslusi

1) Ibu bersalin yang mengalami komplikasi persalinan sehingga harus

dirujuk ke Rumah sakit.

2) Ibu yang tidak bersedia menjadi sample

3) Ibu yang mengikuti penelitian tidak selesai

D. Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu

data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan

menggunakan lembar observasi untuk mengetahui intensitas nyeri pada ibu

bersalin kala I fase aktif.


53

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri yang dibantu oleh

teman. Sebelum pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu melakukan

tahap persiapan meminta izin penelitian kepada pemimpin di desa Aro untuk

melakukan penelitian. Kemudian, peneliti menentukan responden

berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ada. Pengambilan

responden dilakukan secara kebetulan pada saat waktu penelitian

berlangsung, dimana responden yang akan bersalin sebelumnya di berikan

informed consent untuk menjelaskan maksud dan tujuan peneliti melakukan

penelitian dan manfaat yang diterima oleh ibu bersalin, setelah itu peneliti

meminta persetujuan menjadi responden penelitian. Selanjutnnya peneliti

akan menilai skla nyeri menggunakan Skala NRS Numeric Rating Scale

dimana responden di minta keterangan untuk menandai titik berdasrkan

nyeri yang di alami ibu, setelah itu peneliti akan menilai sesuai dengan skore

0 tidak nyeri, skala 1-3 nyeri ringan, skala 4-6 skala nyeri sedang, skala 7-9

nyeri Berat dan skala 10 nyeri sangat berat, kemudian dilakukan pemijatan

di area sacrum pada saat His timbul setelah reda dilakukan penilaian kembali

dengan skala NRS Numeric Rating Scale Kembali. Menggunakan lembar

observasi se belum dan sesudah dilakukan Treetment sesuai dengan skala

NRS.

Setelah tahap persiapan selesai, peneliti melakukan observasi awal

skala nyeri (Pretest) sebelum diberikan Deep Back Massage, dan Akupresur

setelah melakukan pretest kemudian memberikan intervensi berupa


54

pemberian Deep Back Massage dan Akupresur dengan cara melakukan

penekanan pada daerah sacrum dengan menggunakan kedua telapak tangan

selama 20 menit dimulai dari awal kontraksi hingga kontraksi berhenti.

Setelah intervensi dilakukan, peneliti langsung melakukan observasi skala

nyeri kedua (Posttest) setelah diberikan Deep Back Massage dan Akupresur

tanpa adanya pemberian waktu istirahat untuk melihat hasil yang maksimal.

3. instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah lembar skala sebelum

Deep back massage dan Akupresur kemudian lembar skala sesudah Deep

back massage dan Akupresur terhadap intensitas nyeri persalinan kala I Fase

aktif di Desa Aro Tahun 2023.

E. Teknik Pengolahan Data

1. Teknik pengolahan data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data secara

komputerisasi melalui satu proses dengan tahap sebagai berikut:

a. Pemeriksaan data (Editing)

Setelah data dikumpulkan dari hasil pemeriksaan dan pencatatan

yang disediakan kemudian diperiksa kelengkapan setiap data dengan

proses editing, meliputi : Pemeriksaan akan kelengkapan semua data

yang sudah dicatat dengan jelas dan akurat untuk mempersiapkan proses

pengolahan selanjutnya.

b. Pengkodean data (Coding)


55

Setelah editing dilakukan jawaban yang telah terkumpul di

sederhanakan dalam bentuk symbol atau kode.

c. Memasukan data (Entry)

Kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam

master tabel kemudian olah secara komputerisasi.

d. Tabulasi data (Tabulating)

Tabulasi dilakukan dengan memindahkan data kode kedalam

tabel-tabel, diagram yang tersedia dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi.

e. Membersihkan data (Cleaning)

Data yang telah dimasukan kedalam master tabel dicek kembali

untuk memastikan data tersebut bersih dari kesalahan.

2. Teknik Analisis data

a. Analisis Univariable

Analisis Univariable bertujuan untuk mendapatkan gambaran

distribusi tiap variabel. Analisis Univariable dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi variabel yaitu hasil observasi intensitas

nyeri awal (Pretest) dan hasil observasi intensitas nyeri kedua (Posttest).

Analisis Univariable diperoleh dengan menggunakan frekuensi dan

presentase.

b. Analisis Bivariable
56

Analisi Bivariable adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau memiliki pengaruh dengan

menggunakan uji T berpasangan (wilcoxson) Jika hasil uji diketahui dari

hasil uji normalitas dengan hasil PValue >0,05 maka data dikatakan

normal sedangkan data yang diperoleh PValue <0,05 maka dapat

dikatakan tidak beraturan atau tidak normal (Notoatmodjo,2012:94).


57

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Dkk 2015.


Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten
Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar Endorfin.70–77.
https://scholar.google.co.id/scholar,

Cunningham, et al. 2014.


Obstetri WilliamsEdisi 23. Jakarta: EGC.

Dinkes Batang Hari 2022


Data Dinas Kesehatan Batang Hari Tahun 2022

Fitriana, Yuni & Nurwiandani, Widy. 2018.


Asuhan Persalinan. Yogyakarta; Pustaka Baru Press 2018

Heni. 2013.
Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi kedua. Yogyakarta:
BPFE.

Indah. 2012.
Jurnalitik : Suatu Pengantar Teori dan Praktek. Bogor : Ghalia Indonesia.2012

Jenny, et all, 2019


Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I
Fase Aktif di Ruang Bersalinan Rumah Sakit Immanudin Kabupaten
Kotawaringin Barat Volume 17 No 1 Tahun 2019.

Judha, Dkk. 2012.


Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika 2012

Kemenkes RI 2022
Data Kesehatan Kemenkes RI 2022

Lestari, T (2015).
58

Kumpulan teori untuk kajian pustaka penelitian kesehatan. Yogyakarta : Nuha


medika.2015.

Manuaba, I.A.C. 2010.


Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Ed. 2. Jakarta: EGC 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC

Maryunani, 2010,
Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : CV. Trans Info Media.2010

Mochtar, Rustam. 2012.


Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi ketiga. Jakarta :
EGC.

Notoatmodjo, S. 2012
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurasiah, Dkk. 2016.


Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: PT Refika Aditama 2016

Padila. 2014.
Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.2014.

Prawirohardjo. 2018.
Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2018

Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2021


Data Kesehatan Ibu Bersalin Tahun 2021

Purwaningrum, Dkk 2012.


Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi dengan Status
Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon I, Bantul. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 2012.

Rukiah, d. (2019).
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta: EGC.2019

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2013.


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sugiyono. (2018).
Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. 2018.

Tetin,2018
59

Pengaruh Metode Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Pada


Persalinan Kala I Fase Aktif Di Klinik Pratama Mutiara Bunda Kawalu Kota
Tasikmalaya, Vol 18 No 2 Tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai