Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya kesehatan anak dilakukan melalui pelayanan kesehatan janin dalan

kandungan, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, anak balita, dan prasekolah,

kesehatan anak usia sekolah dan remaja, dan perlindungan kesehatan anak. Salah

satu intervensi dalam upaya kesehatan anak adalah dengan perencanaan persalinan

yang tepat. Perencanaan persalinan yang tepat dapat mengurangi tingkat morbiditas

dan mortalitas terkait kemungkinan penyulit yang dapat terjadi pada saat

persalinan, dan berpengaruh terhadap penentuan jenis persalinan oleh tenaga

kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Berat lahir bayi yang besar atau kurang akan berpotensi menimbulkan

masalah kesehatan pada bayi, selanjutnya dapat mempengaruhi kehidupan dan

masa depan bayi. Abnormalitas persalinan dan komplikasi neonatus

berkaitandengan berat lahir yang ekstrim (Cunningham et al., 2018).

Berdasarkan data yang dilaporkan Kemenekes RI Tahun 2022 Kesehatan

Keluarga melalui komdat.kesga.kemkes.go.id, pada tahun 2022, penyebab

kematian neonatal terbanyak paada tahun 2022 yaitu adannya kondisi berat badan

rendah BBLR sebesar 34,5% dan asfiksia sebesar 27,8%.

1
2

penyebab lain di antarannya adalah kongnital , infeksi, Covid-19, dan tetanus

neanotorum dan jumlah anka kematian neonates jauh paling tinggi di banding

dengan usia bayi 29 hari sampai 11 bulan dan bayi 12-59 bulan dengan angka

20,154% 0-28 hari, .5.102% data bayi 29-11 Bulan, dan 2.310% data bayi usia 12-

59 Bulan.

Penyebab kematian lainnya diantaranya asfiksia, infeksi, kelainan

kongenital, tetanus neonatorium, dan lainnya. (Profil Kesehatan Provinsi Jambi,

2022) Angka kematian neonatus, bayi dan balita di Provinsi Jambi pada tahun 2021

berjumlah 1.030 kematian, dari seluruh kematian balita yang dilaporkan, 313

kematian terjadi pada usia 0-28 hari. Sementara 353 kematian terjadi pada usia 29

hari – 11 bulan dan 360 kematian terjadi pada usia 12 – 59 bulan. Jumlah kematian

neonatal (0-28 hari) harus menjadi perhatian, karena pada masa ini memberikan

kontribusi kematian yang sangat tinggi terhadap kematian bayi

Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup relasi 5.39 per 100

kelahiran hidup. Jumlah bayi yang meninggal pada tahun 2020 adalah 27 orang dari

5.008 kelahiran hidup atau 5.39 per 1.000 kelahira hidup yang terjadi penurunan di

banding tahun 2019 yaitu 29 orang (Profil Kesehatan Kabupaten Batang Hari

2020)

Berdasarkan riset dari (Profil kesehatan Kabupaten Batang Hari 2022)

memperlihatkan bahwa angka kematian neonatus di wilayah kecamatan Puskesmas

kurang dari 7 hari berjumlah 24 bayi dengan laki laki berjumlah 18 bayi sedangkan

6 orang berjenis kelamin perempuan, adapun salah satunya dari puskesmas muara

bulian berjumlah 3 orang, dengan cakupan 8 desa meluputi Desa kilanagn, Muara

bulian, Pasar Baru, Rantau Puri, Rengas Condong, Singkawang, Sungai Buluh, dan
3

Teratai. puskesmas tenam berjumlah 1 orang Dengan cakupan 4 desa meliputi desa

Napal Sisisk, Rambahan, Bri dadi dan Tenam, Puskesmas Pasar Terusan berjumlah

1 orang dengan cakupan 3 desa meliputi desa Malapari, Pasar Terusan. Simpang

Terusan. dan Puskesmas Aro berjumlah 1 orang dengan cakupan 5 desa meliputi

desa Aro, sungai Baung, Bajubang Laut, Muara singoan dan Desa Olak

Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) untuk menentukan taksiran berat

janin (TBJ) merupakan salah satu komponen asuhan antenatal yang penting dalam

manajemen persalinan dengan mengetahui TBJ, seorang tenaga kesehatan

khususnya bidan dapat memprediksi komplikasi yang mungkin terjadi dan dapat

melakukan tindakan pencegahan untuk mengatasinya (Cunningham et al., 2018).

Mengenali tanda- tanda bahaya sedini mungkin oleh tenaga kesehatan

sangat perlu. Berat badan janin sangat menentukan tindakan persalinan selanjutnya

dan kapan saat melakukan rujukan. Karena dengan mengenali tandatanda bahaya

sedini mungkin dapat diantisipasi hal- hal yang membahayakan ibu dan bayinya.

Salah satu trauma obstetri yang perlu diperhatikan adalah terjadinya distosia bahu,

bayi makrosomia yang akan menyulitkan proses persalinan karena dapat terjadi

perlukaan jalan lahir, trauma pada otot- otot dasar panggul dan perdarahan pasca

persalinan yang pada akhirnya dapat berdampak pada morbiditas dan mortalitas

bayi maupun ibu (Ujiningtyas, 2018)

Taksiran berat badan janin sangat penting, bayi lahir dengan berat badan

kurang ataupun lahir dengan berat badan yang sangat besar berhubungan dengan

meningkatnya komplikasi selama persalinan dan masa nifas. Penafsiran berat badan

janin merupakan salah satu faktor yang penting dalam manajemen persalinan.

Metode penafsiran berat janin yang akurat dapat diketahui beratbadan bayi lahir
4

besar atau kecil sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan untuk mengatasi

berbagai komplikasi yang mungkin akan terjadi. Menggunakan metode penafsiran

berat janin yang akurat maka hal tersebut diatas dapat diminimalkan (Cunningham

et al., 2018)

Berdasarkan kenyataan diatas maka perlu dipikirkan cara- cara untuk

mendeteksi kesejahteraan janin termasuk perkiraan berat badan janin selama masa

kehamilan dan saat persalinan. Menurut Wheeler (2014), apabila tinggi fundus 3

sampai 4 cm lebih kecil dari normal, kemungkinan retardasi pertumbuhan

intrauterin terhambat, presentasi sungsang, infeksi janin, abnormalitas kromosom

atau genetik, penurunan bagian presentasi ke pelvis, kematian janin, atau

oligohidramnion (jumlah cairan amnion sedikit). Sedangkan apabila tinggi fundus

melebihi sekitar 3 sampai 4 cm dari normal, kemungkinan bayi makrosomia karena

ibu menderita diabetes, gestasi multipel, bayi yang secara konstitusional besar, dan

polihidramnion (cairan amnion berlebih). Sehingga salah satu cara sederhana

memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dilakukan dengan

menghitung TBJ melalui pengukuran TFU terlebih dahulu (Hermawati et al.,

2018).

Rumus TBJ yang umum digunakan hingga saat ini adalah Rumus Johnson

Toshack yaitu BB (Berat Badan Bayi) = (TFU- N) x 155. BB dalam satuan gram

dan nilai N sebesar 11,12 atau 13 disesuaikan dengan penurunan kepala bayi

(Puspita et al., 2019) Pada tahun 1995 seorang dokter kebidanan asal Indonesia

bernama Risanto Siswosudarmo menciptakan sebuah rumus TBJ yang dinamakan

Rumus Risanto. Rumus Risanto dijelaskan sebagai BBL = (125 x TFU)- 880, BBL
5

(Berat Bayi Lahir) dalam gram dan 880 sebagai konstanta (Siswosudarmo &

Titisari, 2014).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puspita et al., (2019) mengenai

perbandingan Rumus Johnson Toshack dan Rumus Risanto dalam menentukan

dalam menentukan taksiran berat janin tahun 2019, diperoleh hasil TBJ

menggunakan rumus Johnson Toshack dan Rumus Risanto tidak memiliki

perbedaan yang signifikan. Kedua rumus juga menunjukkan adanya kesesuaian

dengan berat lahir bayi. Selisih antara hasil TBJ rumus Risanto dengan berat lahir

bayi lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil TBJ Johnson Toshack, (103 gram

vs 121 gram) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua rumus memiliki kesesuaian

dalam menaksirkan berat janin namun rumus Risanto memberikan hasil yang lebih

mendekati berat lahir bayi (Puspita et al., 2019).

Perbandingan Ketepatan Formula Risanto dan Johnson Toshack dalam

Menentukan Taksiran Berat Janin Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

perbandingan akurasi antara Rumus Risanto dan Rumus Johnson Toshack

berdasarkan TFU dalam menentukan taksiran berat janin pada ibu hamil trimester

III di Puskesmas Wilayah Kecamatan Muara Bulian Tahun 2023.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu belum pernah dilakukannya penelitian mengenai Perbandingan Akurasi

Rumus Risanto, Dan Jhonson Toshac Dalam Menentukan Taksiran Berat Janin Di

Wilayah Kecamatan Muara Bulian Tahun 2023.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
6

Diketahuinya “Perbandingan Akurasi Rumus Risanto, Dan Jhonson

Toshac Dalam Menentukan Taksiran Berat Janin Di Puskesmas Wilayah

Kecamatan Muara Bulian Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinnya Akurasi Rumus Risanto Dalam Menentukan Taksiran Berat

Janin Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Muara Bulian Tahun 2023

b. Diketahuinnya Akurasi Rumus Jhonson Toshac Dalam Menentukan

Taksiran Berat Janin Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Muara Bulian

Tahun 2023.

c. Diketahuinnya Perbandingan Akurasi rumus Risanto, dan Hhnson Toshac

Dalam Menentukan Taksiran Berat Janin Diwilayah Puskesmas Kecamatan

Muara Bulian Tahun 2023.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Puskesmas Di Wilayah Kecamatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta meningkatkan

pengetahuan sehingga menerapkan metode ini untuk mengatasi pengukuran

TBJ tanpa menggunakan USG dengan harapan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari hari.

2. Bagi institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Jamnbi

Sebagai referensi dan literature yang dapat digunakan dalam

perkuliahan mengenai penerapan metode pengukuran TBJ tanpa menggunakan

USG

3. Bagi Peneliti selanjutnya


7

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat

dipergunakan sebagai literature apabila akan melakukan penelitian yang lebih

mendalam.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian Pree Experiment yang membandingkan

tingkat akurasi taksiran berat janin dengan mengunakan rumus Risanto, dan

Johnson Toshac. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang akan

melahirkan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Muara Bulian. Sampel pada

penelitian ini di ambil Accidental sampling yang dilakukan dengan mengambil

kasus atau responden yang berdasrakan jumlah ibu hamil yang akan datang

melahirkan pada waktu penelitian tersebut. Penelitian ini dimulai dari bulan

November 2022 - Juli 2023, Pengambilan Sampel dimulai dari bulan Maret – Mai

2023. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan tingkat akurasi antara rumus

Risanto, Jhonson di Wilayah Kecamatan Muara Bulian Tahun 2023. Prosedur

pengumpulan data diperoleh dengan melakukan pengukuran TFU di ambil dengan

cara pengukuran simfisis pubis hingga puncak Rahim ibu menggunakan sentimeter

secara langsung dan akan dibuktikan berdasarkan penghitungan berat badan bayi

setelah kelahiran berat bayi setelah lahir. Instrumen yang digunakan berupa berat

badan sebelum lahir dan setelah lahir. Analisis data yang digunakan adalah

univariat dan bivariat.

BAB II
LANDASAN TEORI
8

A. TAKSIRAN BERAT JANIN (TBJ)

1. Definisi

Dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, ada beberapa pemeriksaan yang

dilakukan salah satunya adalah perhitungan TBJ pada trimester tiga.

Perhitungan TBJ adalah cara untuk memperkirakan berat bayi saat aterm

(Barros, Reis, Pereira, Clode, & Graca, 2016).

TBJ adalah salah satu cara menafsir berat janin ketika masih di dalam

uterus. Berat janin mempunyai arti yang sangat penting dalam pemberian

asuhan kebidanan, khususnya asuhan persalinan (Dewi, 2015).

Selain itu Varney dalam Dewi (2015) menyatakan bahwa TBJ adalah

perkiraan berat badan bayi ketika masih dalam kandungan. Dari ketiga

penjelasan mengenai definisi TBJ di atas, dapat disimpulkan bahwa TBJ adalah

suatu cara untuk memperkirakan berat badan bayi ketika masih di dalam

kandungan. Normal-tidaknya berat badan janin berdasarkan usia kehamilannya

dapat diketahui melalui kurva Lubchenco. Berat janin dianggap normal

berdasarkan usia kehamilannya apabila berada dalam persentil 10 hingga 90

Lubchenco, Hansman, Dressler, & Body (1963).

2. Tujuan
9

Perhitungan TBJ bertujuan untuk memantau normal tidaknya

pertumbuhan janin dalam rahim (Ambarwati, 2015). Selain itu dengan

mengetahui TBJ diharapkan tenaga kesehatan dapat mendeteksi dini

kemungkinan pertumbuhan janin yang abnormal serta memutuskan rencana

persalinan pervaginam secara spontan atau tidak (Kusmiyati, 2014).

Kesimpulannya, perhitungan TBJ bertujuan untuk memantau

pertumbuhan janin. Selain itu TBJ dapat dijadikan sebagai alat deteksi dini

sehingga tenaga kesehatan dapat memutuskan tindakan selanjutnya.

3. Cara Pengukuran

TBJ Terdapat berbagai cara untuk menentukan TBJ, namun yang umum

digunakan adalah menggunakan pemeriksaan USG dan perhitungan TFU.

Dalam menaksirkan berat janin, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dan

sulit untuk dikoreksi seperti tumor rahim, hidramnion, plasenta previa,

obesitas, 8 paritas, kondisi selaput ketuuban, dan penurunan bagian terbawah

janin (Bloemenkamp, 2015).

a) Ultrasonografi (USG)

Ultarasonografi (USG) adalah metode pemeriksaan yang

memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan

gambaran organ atau jaringan. Refleksi gelombang suara ditransmisikan

pada layar monitor sebagai lapisan jaringan denan densitas yang berbeda.

Pemeriksaan USG sangat aman bagi ibu hamil dan janinnya serta dapat

dilakukan kapan saja Pemeriksaan kehamilan menggunakan USG

memiliki beberapa keuntungan antara lain tampak gerak jantung janin

yang dapat dideteksi bila ada kelainan, serta menentukan kecepatan


10

volume aliran darah menuju plasenta. Sedangkan kerugian USG adalah

harga yang mahal dan diperlukan pelatihan khusus bagi tenaga kesehatan

untuk dapat mahir mempergunakan alat ini (Manuaba, 2018).

USG memungkinkan tenaga kesehatan untuk melakukan

pengukuran janin yang dilihat dari pengukuran biometrik (Rodeck &

Whittle, 2019).

Terdapat lebih dari 30 formula berbeda untuk menghitung TBJ

menggunakan USG. Metode yang sering digunakan adalah dengan

memanfaatkan ukuran diameter biparietal, lingkar kepala, lingkar perut,

atau panjang femur janin (Goodwin, Montoro, Muderspach, Paulson, &

Roy, 2010).

b) Tinggi Fundus Uterus (TFU)

Selama proses kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima

dan melindungi hasil konsepsi hingga persalinan. Uterus memiliki 9

kemampuan luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama

kehamilan. Pembesaran uterus meliputi pergangan dan penebalan sel-sel

otot serta akumulasi jaringan ikat dan elastik terutama pada lapisan otot

luar (Prawirohardjo, 2018).

Pada minggu awal kehamilan, uterus masih berbentuk seperti buah

avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus dan

korpus akan membulat dan menjadi bundar pada kehamilan 12 minggu.

Pada akhir 12 minggu kehamilan, uterus yang semakin besar akan

menyentuh dingin abdominal, mendorong usus ke samping dan keatas,

terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati (Prawirohardjo, 2018).


11

Tinggi fundus uterus yang terus berubah seiring bertambahnya usia

kehamilan dapat digunakan untuk mengetahui usia kehamilan serta

memperkirakan berat janin dalam uterus. Namun menentukan usia

kehamilan menggunakan TFU sebagai dasar agak sulit ditetapkan karena

kecepatan tumbuh-kembang janin bukan pertumbuhan yang linear,

ketebalan lapisan lemak yang berbeda-beda, serta faktor herediter seperti

pada kehamilan ganda menyebabkan perkiraan umur kehamilan

menggunak TFU menjadi kurang tepat (Manuaba, 2018).

c) TFU Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan (dalam minggu) Tinggi Fundus Dalam cm Menggunakan

Penunjuk Badan 12 - Teraba di atas simfisis pubis 16 - Di tengah, antara

simfisis pubis dan umbilicus 20 20 cm (± 2 cm) Pada umbilicus 22-27

Usia kehamilan dalam minggu = cm (± 2 cm) - 28 28 cm (± 2 cm) Di

tengah, antara umbilicus dan prosesus sifoideus 29-35 Usia kehamilan

dalam minggu = cm (± 2 cm) - 36 36 cm (± 2 cm) Pada prosesus sifoideus

(Saifudin. 2013)

B. RUMUS JOHNSON

Toshack Tinggi fundus telah diakui berhubungan dengan usia kehamilan

dan berat janin. TFU diukur menggunakan pita pengukur dari tepi atas simfisis

pubis hingga puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus.

Berdasarkan rumus Johnson-Toshack, TBJ dapat dihitung menggunakan

persamaan: BB = (TFU – N) x 155 (Numprasert, 2004).


12

Nilai N adalah 11, 12, atau 13 tergantung dari posisi penurunan kepala bayi.

Bila kepala telah melewati tulang spina ischiadika maka dikurangi 12, dan jika

belum melewati maka dikurangi 11 (Varney, 2004).

BB= (TFU − N) × 155

Keterangan:

BB : Berat badan bayi (gram)

TFU : Tinggi fundus uteri (cm)

N : 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika (Hodge III),

12 bila kepala berada di atas spina ischiadika (Hodge II),

13 bila kepala belum melewati PAP (Hodge I).

Manuaba (2018) dalam bukunya mengungkapkan bahwa perhitungan berat

janin menggunakan rumus tersebut kurang tepat karena adanya beberapa faktor

yaitu pertumbuhan janin yang bukan merupakan pertumbuhan linier, adanya

perbedaan ketebalan dinding abdomen, serta pola makan masyarakat Indonesia

yang berbeda menyebabkan tumbuh kembang janin juga sangat berbeda

C. RUMUS RISANTO

Rumus Risanto adalah sebuah rumus yang diciptakan oleh Risanto

Siswosudarmo berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 560 ibu hamil di 12

Yogyakarta. Pada tahun 1995, Risanto berhasil menciptakan sebuah rumus berupa

persamaan garis regresi linear dari penelitiannya (Titisari & Siswosudarmo, 2013).

Y = 127,6 − 931,5
13

Keterangan:

Y: TBJ (gram)

X: TFU (cm)

Dalam prakteknya, Rumus Risanto 1995 jarang digunakan oleh tenaga

kesehatan serta dianggap kurang populer. Sehingga pada tahun 2014, dilakukan

penyerdehanaan rumus Risanto 1995 melalui penelitian analisis regresi linear pada

655 data ibu hamil di RS Sardjito untuk mendapatkan persamaan baru

(Siswosudarmo & Titisari, 2014). Rumus ini dianggap lebih akurat oleh sang

penemu karena telah disesuaikan dengan kondisi ibu di Indonesia.

BBL = (125 × TFU) − 880

Keterangan:

BBL: Berat badan lahir (gram)

TFU: Tinggi Fundus Uteri (cm)

D. BERAT BADAN LAHIR BAYI

1. Definisi

Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam

pertama setelah lahir Pengukuran berat badan bayi merupakan salah satu tahap

dalam asuhan bayi baru lahir normal. Proses tersebut sebaiknya 13 dilakukan

setelah proses kontak kulit ibu-bayi dan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) selesai

yaitu sekitar 1-2 jam setelah kelahiran (Moegni, 2013).

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui

suatu proses yang berlangsung selama di dalam kandungan. Berat badan bayi
14

baru lahir dikatakan normal apabila memiliki rentangan berat antara 2500 gram

4000 gram (Wahyuni, 2012).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berat badan lahir bayi

adalah berat badan bayi yang ditimbang setelah bayi menyelesaikan kontak kulit

dan proses IMD atau pada 1-2 jam pertama setelah kelahiran.

2. Klasifikasi

Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan berat lahirnya dapat dibedakan

menjadi (Darmstadt, et al., 2007):

a. Berat badan lahir normal: ≥2500 gram

b. Berat badan lahir rendah: 2000-2499 gram

c. Berat badan lahir sangat rendah: 2500

Surasmi (2003) menyatakan bahwa semua bayi yang lahir dengan berat

badan sama atau kurang dari 2500 gram disebut bayi berat lahir rendah (BBLR).

BBLR sendiri dapat dikelompokkan menjadi:

a. Bayi berat badan lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan

berat badan kurang dari 1000 gram.

b. Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 1500 gram.

c. Bayi berat badan lahir cukup rendah adalah bayi yang lahir dengan berat

badan 1501-2500 gram.

Selain itu bayi baru lahir juga dapat dibedakan berdasarkan usia kehamilan

dan berat saat lahir, antara lain (Surasmi, Handayani, & Kusuma, 2003):
15

a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir dengan

keterlambatan pertumbuhan intra uteri dengan berat badan terletak di bawah

persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan intra uterin.

b. Bayi sesuai untuk masa kehamilan (SMK) yaitu bayi yang lahir dengan

berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, yaitu berat

badan terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan

intra-uterin.

c. Bayi besar untuk masa kehamilan yaitu bayi yang lahir dengan berat badan

lebih besar untuk usia kehamilan dengan berat badan terletak di atas

persentil ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra-uterin.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bayi baru lahir bisa

dibedakan berdasarkan berat badan saja atau perbandingan antara usia kehamilan

dengan berat badan. Bayi dianggap normal dan sesuai dengan masa kehamilan

apabila berat badan lahir >2500 gram serta berat bayi berada di antara persentil

ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra-uterin

E. PEMERIKSAAN RABA ABDOMEN (PALPASI ABDOMEN)

1. Definisi

Palpasi adalah tindakan meraba dengan tangan. Palpasi menegaskan apa

yang kita lihat dan mengungkapkan hal-hal yang tidak terlihat. Dengan palpasi,

tenaga kesehatan dapat membedakan tekstur, dimensi, konsistensi, suhu, dan

keadaan-keadaan lainnya (Burnside & McGlynn, 1995).

Palpasi abdominal adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan

dengan perabaan dan penekanan pada bagian perut menggunakan jari atau

tangan (Ambarwati, 2015).


16

Dapat disimpulkan bahwa palpasi abdomen adalah suatu tindakan

pemeriksaan meraba dengan tangan untuk mengungkapkan hal yang tidak

terlihat di daerah perut.

2. Tujuan

Palpasi abdomen memberikan petunjuk yang sangat berguna mengenai

karakter dinding abdomen, ukuran, kondisi dan konsistensi organ abdominal,

adanya massa, serta lokasi nyeri abdomen (Morton, 2003). Palpasi juga dapat

digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk,

konsistensi dan ukuran (Ambarwati, 2015).

Palpasi abdomen pada ibu hamil dilakukan menggunakan standar

maneuver Leopold. Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui bagian-bagian

16 janin. Selain itu informasi mengenai derajat pendataran, letak, sikap,

aktivitas, dan bagian presentasi dapat diketahui melalui cara tersebut

(Hamilton, 1995).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa palpasi abdomen

bertujuan untuk mengetahui beberapa hal seperti ukuran, konsistensi, suhu,

pergerakan, dan bentuk. Pada ibu hamil, palpasi abdomen dilakukan

menggunakan standar maneuver Leopold untuk mengetahui bagian-bagian

janin

F. MANUVER LEOPOLD

1. Definisi

Teknik leopold adalah suatu teknik yang paling lengkap dan sempurna

dalam pemeriksaan kehamilan (Manuaba, 2018). Teknik ini bertujuan untuk

menentukan posisi janin melalui palpasi abdomen secara sistematis.


17

Pemeriksaan leopold terdiri dari: leopold I, leopold 2, leopold 3, dan leopold 4

(Pairman, 2010).

2. Teknik Pemeriksaan

Pemeriksaan Leopold terdiri dari 4 teknik yaitu Leopold 1-4. Cara

melakukan pemeriksaan Leopold menurut Manuaba (2018) adalah sebagai

berikut:

a. Leopold 1

Bertujuan untuk menentukan TFU, umur kehamilan, serta TBJ.

Selain itu dapat leopold 1 yang dilakukan dengan meletakkan kedua tangan

di fundus uteri juga dapat menentukan bagian apa yang ada di fundus uteri

dalam posisi janin membujur atau akan teraba kosong bila janin melintang.

Ciri-ciri bila teraba kepala adalah: bulat, padat, mempunyai gerakan pasif

(ballotement). Bila teraba bokong, akan terasa tidak padat, lunak, tidak

mempunyai gerakan pasif

b. Leopold 2

Bertujuan untuk menentukan letak punggung janin, serta

mendenganrkan denyut jantung janin (DJJ) pada pungtum maksimumnya.

Dengan meletakkan telapak tangan di sisi kanan dan kiri abdomen, dapat

dirasakan punggung janin yang teraba rata, sedikit melengkung, serta tidak

terasa gerakan ekstrimitas. Sedangkan di daerah janin yang tidak rata, ada

kemungkinan terasa gerak ekstrimitas

c. Leopold 3
18

Bertujuan untuk menentukan bagian terendah janin. Bagian kepala

akan teraba bulat, padat, terjadi gerak ballottement. Sedangkan bagian 18

bokong akan teraba bagian yang tidak bulat, tidak keras, bentuk kurang

bulat, dan ballottement negative

d. Leopold 4

Bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh bagian terrendah janin

telah memasuki pintu atas panggul (PAP). Pada leopold 4, pemeriksa

menghadap ke kaki ibu yang diperiksa. Teknik pemeriksaan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Jari tangan kanan-kiri dimasukkan di samping kepala/bokong janin.

b. Pada kepala yang belum masuk PAP, artinya lingkaran terbesar belum

melewati PAP, jari akan konvergen (bertemu).

c. Kepala yang sudah masuk PAP, artinya lingkaran terbesar sudah

melewati PAP, jari akan divergen (tidak bertemu).

d. Konvergen bertemu, divergen tidak bertemu.


19

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Pemeriksaan Abdomen Pada Ibu Bersalin

Tinggi Fundus Uteri Posisi Persentasi Penurunan

Mengetahui Usia Menghitung


Kehamilan Taksiran Berat
Janin

Rumus Johnson
Rumus Risanto
Toshack

Berat Badan
Bayi Lahir

Sumber: (Cuningham, 2018. Siswo Sudarmo,2016. Satyaka Handayani 2011)


20

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Tujuan dari kerangka penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

akurasi rumus Ristanto dan Jhonson Toshac dalam menentukan taksiran berat janin

diwilayah Kecamatan Muara Bulian terhadap ibu bersalin pada tahun 2023 sehingga

dapat digambarkan pada kerangka konsep dibawah ini:

Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Input
Output
Pengkuran Tafsiran
Pengkuran Tafsiran
Berat Janin Proses Berat Janin
Menggunakan
Menggunakan
Ristanto pada ibu
Ristanto pada bayi
inpartu Kala 1
setelah lahir

Input Output
Proses
Pengkuran Tafsiran Pengkuran Tafsiran
Berat Janin Berat Janin
Menggunakan Menggunakan
Jhonson Toshac Jhonson Toshac pada
pada ibu inpartu bayi setelah lahir
Kala 1

20
21

B. DEFINISI OPERASIONAL

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka definisi operasional terhadap

variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Definisi Cara/Alat/Skala/Hasil Ukur


Operasional
Taksiran Berat Perkiraan berat Cara ukur: Menghitung dengan rumus

Janin (TBJ) badan bayi ketika Rumus Jhonson Toshac BB = (TFU -

Menggunakan masih di dalam N) x 155

Rumus Jhonson kandungan diukur Alat ukur : Pita Centimeter

Toshac menggunkan Skala ukur : Rasio

rumus Jhonson Hasil ukur : Berat Badan Prediksi

toshac

Taksiran Berat Perkiraan berat Cara ukur : Menghitung dengan rumus

Janin (TBJ) badan bayi ketika Rumus Ristanto

Menggunakan masih di dalam BB = (125 x TFU) – 880

Rumus Ristanto kandungan diukur Alat ukur : Pita Centimeter

menggunkan Skala ukur : Rasio

rumus Ristanto Hasil ukur : Berat Badan Prediksi

Berat Badan Berat Badan Bayi Alat Ukur: Timbangan Bayi

Lahir Bayi Yang di timbang Skala Ukur: Rasio

dalam 1-2 Jam Hasil: Berat Badan Setelah Lahir

pertama setelah

Kelahiran
22

C. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan pernyataan dalam penelitian kuantitatif yang

penelitiannya membuat prediksi atau dugaan tentang hasil hubungan di antara

atribut atau ciri khusus (Cresswell, 2019:231).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada Penilaian Terhadap Perhitungan berat badan janin menggunakan rumus

Jhonson Toshac di puskesmas wilayah kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari Tahun 2023

2. Ada Penilaian Terhadap Perhitungan berat badan janin menggunakan rumus

Risanto di puskesmas wilayah kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

Tahun 2023

3. Ada perbedaan Akurasi Penghitungan Berat Badan Bayi menggunakan Rumus

Jhonson Toshac di puskesmas wilayah kecamatan Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari Tahun 2023


23

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian Pree eksperiment dengan rancangan one

group pre Test dan post test design untuk mengetahui "Akurasi rumus Ristanto dan

Jhonson Toshac dalam menentukan taksiran berat janin di wilayah Kecamatan

Muara Bulian tahun 2023. Dalam penelitian ini Ibu bersalin adakn dibagi menjadi 1

kelompok control kelompok control pertama akan dilakukan pengukuran abdomen

leopold menggunakan rumus Jhonson Toshac kemudian kembali di gunkaan rumus

Risanto dan dibandingkan dengan berat badan bayi setelah lahir dari masing

masing rumus tersebut.

Rumus Persalinan BB Baru


Jhonson Lahir
Toshac
(input) (proses) (output)

Kelompok kontrol Jhonson Toshac: O1 X O2

Rumus Persalinan BB Baru


Risanto Lahir

(input) (proses) (output)

Kelompok control Risanto : O1 X O2

Gambar 3.1
Desain Penelitian

23
24

Keterangan:

O1 : Input pengukuran tafsiran berat janin menggunakan rumus Ristanto dan

jhonson Toshac

X : Proses Persalinan

O2 : Output pengukuran berat badan bayi setelah lahir

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Muara Bulian

Tahun 2023.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2022- Mai 2023

C. POPULASI DAN SAMPLE

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

Arikunto, 2012:174).

Jumlah populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di

wilayah Puskesmas Kecamatan Muara Bulian pada tahun 2023.

2. Sample

Sample adalah salah satu sebagian atau yang mewakil populasi yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010:2015).

Dalam penelitian ini sample yang di butuhkan yaitu jumlah ibu beraslin

yang dating pada masa penelitian tersebut menggunakan teknik penggambilan


25

sample dengan Accidental sampling dengan memenuhi kriteria inklusi dan

exklusi.

Kriteria sample yaitu:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri ciri yang perlu dipenuhui oleh

setiap anggota populasi yang bias digunakan sebagai sample (Notoatmodjo,

2012:130). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Bersedia menjadi responden penelitian

2) Bersalin normal

3) Kehamilan Tunggal, Persentase Kepala dan Janin Tunggal Hidup

4) Tidak ada Riwayat penyakitnkelainan Ginekologi seperti mioma

b. Kriteria Eksklusi:

Kriteria exklusi merupakan ciri ciri yang tidak dapat di ambil dalam

sample penelitian (Notoatmodjo,2012:130).

1) Bayi yang dilahirkan meninggal atau IUFD

2) Bayi mengalami kelainan Kongnital misalnnya CPD atau Anencepalus

3) Ibu bersalin yang melahirkan SC

4) Ibu bersain dengan kelainan Letak

5) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

D. Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang

didapat dari sampel langsung dengan cara pengisian kuesioner.


26

2. Instrumen Penelitian

Pada awalnya bidan akan melakukan leopold untuk mengetahui

keadaan dan bagian terendah janin. Kemudian peneliti mengambil data Tinggi

Fundus Uteri (TFU) dengan cara mengukur simfisis pubis hingga puncak rahim

menggunakan pita sentimeter di bawah pengawasan Peneliti atau enumerator

Pengukuran dilakukan menggunakan pita centimeter yang diletakkan terbalik

di atas perut ibu. Daan di hitung Tafsiran Berat Janin menggunakan Rumus

Risanto dan Jhonson Toshac. Kemudian Peneliti akan melakukan pemeriksaan

dalam untuk mengetahui pembukaan. Selanjutnya berat lahir bayi ditimbang

dalam 1-2 jam setelah persalinan. Semua data ditulis dalam lembar pencatatan

untuk selanjutnya dihitung dan dibandingkan dengan masing masing rumus

anatara rumus Jhonson Toshac dan Risanto.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer yaitu

data yang langsung diperoleh dari subjek yang diteliti. Penelitian Pree Experiment

menggunakan Lembar Observasi Setelah melakukan pengukuran menggunakan

rumus Jhonson Toshac dan Risanto dengan cara melibatkan subjek. Proses

pengumpulan data dilakukan dalam 1 kali pertemuan. Tahap pengumpulan data

secara sistematis adalah sebagai berikut:

a. Mengurus surat izin penelitian

b. Melakukan persetujuan dengan pihak Puskesmas untuk melakukan penelitian

c. Sampel: Menggunakan teknik Accidental Sampling. Penelitian dilakukan

selama dua bulan.


27

d. Cara Pengumpulan data: Mengukur TFU pada ibu bersalin fase laten dan

menimbang berat lahir bayi setelah lahir

e. Mencatat data-data yang diperlukan untuk penelitian, mengukur TFU, dan

menimbang bayi setelah dilahirkan.

f. Mengecek kesesuaian data ibu dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

g. Menghitung TBJ menggunakan rumus Johnson Toshack dan Risanto.

h. Analisis data: Uji statistik menggunakan Independent Sample T-Test.

4. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul akan diolah melalui tahapan :

1) Editing (pemeriksaan data). Pada tahapan ini untuk mengecek apakah data

yang dikumpulkan sudah dianggap lengkap (valid) atau belum. Semua data

yang terkumpul akan dilakukan pemeriksaan secara rinci pada tiap lembar

kuesioner, ini bertujuan untuk melihat kembali apakah semua kuesioner diisi

sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan pada halaman awal lembaran

Observasi

2) Coding (memberikan kode). Memberikan kode pada setiap data yaitu Akurasi

Rumus Risanto dan Jhonson Toshac di Puskesmas Wilayah Kecamatan Muara

Bulian Tahun 2023 dengan membandingkan antara rumus tersebut

3) Scoring (memberikan score). Menetapkan skor pada variabel yang diambil

dalam penelitian ini, adapun cara untuk menghitung nilai Data yang telah

diperiksa dan diberi kode kemudian dimasukkan kedalam alat bantu komputer

dan diolah dengan menggunakan program pengolahan data SPSS.


28

4) Cleaning Data. Pada tahapan ini dimana data-data yang sudah dimasukan

dalam entry data akan dibersihkan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan

kekeliruan sehingga siap untuk dianalisis.

E. Analisis Data

Pada tahapan akhir pengolahan data akan dilakukan analisa data, analisa

data akan dilakukan dengan 2 (dua) tahapan analisa, yakni analisa univariat dan

analisa bivariat.

1. Analisis Univariat. Analisa Univariat untuk mendeskripsikan akurasi rumus

Ristanto dan Jhonson Toshac masing-masing kelompok responden yang diteliti

dan melihat TBJ saat di dalam kandungan ibu dan sesudah Berat Badan Bayi

setelah Lahir. Penyajian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan

diinterpretasikan sesuai dengan hasil yang diperoleh.

2. Analisis Bivariat. Analisa bivariat untuk menguji akurasi rumus ristanto dan

jhonsan tossasc dalam menentukan taksiran berat badan bayi pada sebelum

lahir dan sesudah lahir di Wilayah Kecamatan Muara Bulian. Dalam

menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan

menggunakan uji statistik wilcoson (Dahlan, 2010:16).

Anda mungkin juga menyukai