Anda di halaman 1dari 37

1

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA NY K G6 P2002 Ab3 UK 8-9 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS BATU, KOTA BATU

Disusun guna memenuhi tugas praktik klinik kebidanan I

Dosen Pengampu:
ITA YULIANI, SST, M.KEB

Disusun Oleh:
KHARIDAH IFFAH
NIM. P17310213038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2023

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA NY “D” G6 P2002 Ab3 UK 8-9 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS BATU, KOTA BATU
2

Mahasiswa

KHARIDAH IFFAH
NIM. P17310213038

Perseptor Klinik

Perseptor Akademik

ITA YULIANI, SST, M.KEB


NIP.
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi masalah kesehatan dunia. Di Indonesia
sendiri berdasarkan data SUPAS, 2017 menunjukkan angka kematian ibu mencapai
177/100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh jika dibanding dengan target Sustainable
Development Goals (SDGs) yakni 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Untuk
mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika dibandingkan dengan beberapa
negara ASEAN, Indonesia menduduki peingkat 3 tertinggi di tahun 2017 (Susiana, 2019).
Jika menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pulau Jawa-Bali menjadi salah satu pulau
di Indonesia yang menyumbang sedikit kematian ibu. Di Jawa Timur, AKI turun dari
92/100.000 KH pada tahun 2018 menjadi 90/100.000 KH pada tahun 2019. Penyebab tingginya
AKI diantaranya yakni pre-eklampsi/eklampsi, perdarahan, infeksi, gangguan metabolik,
gangguan peredaran darah, dan penyebab lain seperti adanya penyakit bawaan (Dinkes Jatim,
2019). Jika dilihat dari penyebabnya, seharusnya merupakan hal yang dapat dilakukan
penanganan sebelum hamil dan dapat di skrening untuk mengetahui resiko. Dari hal tersebut
pemerintah mengupayakan usaha kesehatan untuk kehamilan yakni asuhan kehamilan atau
yang biasa disebut dengan antenatal care (ANC).
Antenatal Care (ANC) adalah asuhan pada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang meliputi fisik dan mental untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat selama
masa kehamilan hingga persalinan. Standar pelayanan dari ANC yang ditetapkan yakni 10T
yang mana meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran
tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas (LiLA), pengukuran tinggi puncak rahim
(fundus uteri), penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
sesuai status imunisasi, pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan,
penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara
(pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana, pelayanan
tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), dan tatalaksana kasus
(Kemenkes RI, 2013). Dalam ANC sendiri akan ada screening resiko menggunakan KSPR atau
Kartu Skor Poedji Rochjati.
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas terutama pada pelayanan kebidanan
dan pendeteksian dini resiko bahaya pada masa kehamilan yang nantinya dapat mempengaruhi
tahapan persalinan dan nifas. Hal yang dapat dilakukan dalam menjamin pelayanan kesehatan
berkualitas terutama pelayanan kehamilan yitu dengan penerapan standar pelayanan asuhan
kebidanan yang sudah dicanangkan pemerintah. Dalam pemberian pelayanan tersebut
pelayanan tersebut juga perlu diimbangi dengan ketrampilan yang dimiliki oleh tenaga
4
kesehatan. Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan kepada
Ny. K G2 P1001 Ab000 dengan UK 37-38 Minggu berdasarkan standar asuhan yang harus
dilakukan oleh petugas kesehatan dalam memberikn pelayanan di Puskesmas Mulyorejo,
Malang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara komprehensif sesuai
manajemen kebidanan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi diagnosa aktual
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial
4. Mahasiswa mampu menyusun kebutuhan segera
5. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan
6. Mahasiswa mampu melakukan implementasi
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi
1.3 Metode Pengumpulan
1. Studi kepustakaan
2. Studi kasus
3. Anamnesa
4. Studi dokumentasi
5. Diskusi
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman judul
Lembar Pengesahan
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Pengumpulan
1.4 Sisrtematika Penulisan
Bab II Tinjauan Teori
2.1 Konsep dasar asuhak kebidanan kehamilan
2.2 Konsep manajemen asuhan kebidanan kehamilan
Bab III Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian data
3.2 Identifikasi diagnosa aktual
3.3 Identifikasi diagnosa potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera dan kolaborasi
5
3.5 Perencanaan
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan


2.1.1. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan merupakan proses perkembangan janin di dalam rahim perempuan,
yang banyaknya terjadi pada usia kehamilan 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari.
Yang dimulai dari awal menstruasi yang terakhir sampai masa persalinan (Fatimah &
Nuryaningsih, 2019). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur
dan sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta
melalui jalan lahir.
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : trimester I, dimulai dari konsepsi
sampai tiga bulan (0-12minggu); trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan
(13-28minggu); trimester III dari bulan tujuh sampai Sembilan bulan (29-42minggu)
(Fitriahadi, 2017).
2.1.2. Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan kehamil atau antenatal care (ANC) merupakan suatu pemeriksaan yang
dilakukan pada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter
untuk meningkatkan kesehatan secara mental maupun fisik. Sesuai dengan PERMENKES RI
No. 97 tahun 2014 bagian kedua pasal 13 ayat 1 mengatakan bahwa pelayanan kesehatan
masa hamil dilakukan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali selama masa kehamilan yang
dilakukan1 (satu) kali pada trimester pertama, 1 (satu) kali pada trimester kedua dan 2 (dua)
kali pada trimester ketiga.
Pada umumnya, standar minimal pemeriksaan ANC terdiri dari 10 T, yaitu:
a. Timbang berat badan setiap kali kunjungan dan dicatat
b. Ukur Tekanan darah, normalnya 110/80 – dibawah 140/90
6
c. Nilai status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas(LILA)
d. Tinggi fundus uteri (puncak rahim): memantau perkembangan janin
e. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
f. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
g. Pemberian Tablet zat besi
h. Test Laboratorium (penyakit sifilis, Hepatitis B dan HIV)
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (konseling) , termasuk perencanaan persalinan
Menurut Manuaba (2014) tujuan ANC diantaranya:
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kalanifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan
kalanifas.
3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
nifas, laktasi, dan aspek keluargaberencana.
4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
2.1.3. Skor Poedji Rochjati
Penapisan Ibu Hamil Trimester III menurut Poedji Rochjati (Buku KIA,2015) dibagi
dalam 3 kelompok yaitu:
1. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar: persalinan normal,
tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi baru lahir Hidup Sehat.
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar menyebabkan
komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan / kecacatan pada ibu dan atau bayi
baru lahir.
3. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau janinnya yang dapat
menyebabkan :
a) Lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
b) Lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi
Gambar 1. Skor Poedji Rochjati
7

2.1.4. Efek Risiko Tinggi Kehamilan


Faktor yang menimbulkan tekanan pada ibu hamil adalah kurangnya informasi tentang
penyakit, keuangan dan faktor keluarga. Faktor - faktor ini lah yang dapat memperberat stres
pada ibu hamil risiko tinggi. Stres dapat meningkatkan corticotophin releasing hormon
sehingga menyebabkan kontraktilitas uterus. Selain itu, stres juga meningkatkan produksi
cytokine yang secara tidak langsung mempunyai peran untuk terjadinya kelahiran premature
atau meningkatkan kejadian infeksi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya persalinan
premature. Tetapi kelahiran premature tidak sepenuhnya karena stres, gaya hidup dan infeksi
juga bisa mempunyai peranan. Bukan hanya kesehatan ibu, kualitas hidup ibu dan janin yang
dapat terganggu akibat stres, depresi dan kecemasan, tetapi hal – hal ini juga berdampak pada
terjadinya komplikasi obstetri seperti keterlambatan pertumbuhan janin, kelahiran prematur,
8
berat bayi lahir rendah, peningkatan intervensi dalam persalinan. Efek pada janin adalah
perkembangan saraf dan emosi serta menimbulkan kematian dan komplikasi kesehatan janin.
Kehamilan risiko tinggi mendapatkan intervensi persalinan yang berbeda dengan
kehamilan risiko rendah. Hal ini pula dapat memicu peningkatan kecemasan pada ibu maupun
keluarga terhadap kondisi ibu, janin atau faktor biaya persalinan. Kehamilan risiko tinggi
berisiko mengalami kelahiran bayi prematur (<37 minggu). Kelahiran prematur tidak dapat
dicegah dengan intervensi apapun. Bayi dengan usia kehamilan 34-36 minggu berisiko
mengalami cerebral palsy 3,4 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi matur. Bayi prematur
juga 1,3 kali lebih berisiko mengalami gangguan kognitif daripada bayi matur.Selain
kelahiran prematur, kehamilan kembar juga merupakan salah satu indikator kehamilan risiko
tinggi. Kehamilan kembar mempunyai risiko 3 kali lebih besar untuk menderita cerebral palsy
dibandingkan dengan kelahiran tunggal. Komplikasi dari hipertensi kronik juga berisiko
mengakibatkan 8-15% terjadinya fetal growth restriction (IUGR), 12- 34% berisiko terjadinya
prematur, 2 kali lebih berisiko mengalami placenta abruption dan kematian perinatal. Ibu juga
2-4 kali berisiko mengalami komplikasi lainnya yang diakibatkan hipertensi kronik. Kematian
dan kecacatan terbesar pada janin disebabkan oleh komplikasi yang dialami ibu selama
kehamilan, pada ibu dengan diabetes gestasional. Kematian terbesar ibu juga diakibatkan
adanya persalinan seperti perdarahan, hipertensi, thromboemboli, infeksi, stroke, infeksi air
ketuban, emboli air ketuban, penyakit jantung.
2.2 Anemia pada Kehamilan
2.1.5. Pengertian Anemia
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya haemoglobin,
sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin
menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi haemoglobin
kurang dari 10,5-11,0 g/dl. Anemia sering terjadi pada ibu hamil, angka kejadiannya kira-kira
20-60% insiden ini bervariasi tergantung pada lokasi geografis,keadaan social ekonomi.
(Tarwoto dan Wasnidar, 2018)
2.1.6. Etiologi Terjadinya Anemia pada Kehamilan
Adaptasi fisiologi kardiovaskuker pada ibu hamil Pada keadaan hamil terjadi perubahan
fisiologis pada berbagai system tubuh, salah satunya adalah perubahan pada system
kardiovaskuler. Perubahan pada kardiovaskuler dapat berupa, peningkatan curah jantung,
meningkatnya stroke volume, aliran darah dan volume darah.
a) Hipertropi jantung
Akibat kerja jantung yang meningkat untuk memenuhi sirkulasi darah ibu dan janin
jantung mengalami hipertropi. Keadaan ini akan kembali normal setelah bayi lahir.
b) Peningkatan curah jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dipompakan oleh ventrikel selama satu
menit. Peningkatan curah jantung terjadi bulan ke-3 kehamilan. Perubahan ini
9
disebabkan karena meningkatnya kebutuhan darah baik untuk ibu maupun janinnya.
Pada kehamilan trimester ke-2 terjadi peningktan curah jantung 40% tetapi pada
trimester ke-3 terjadi penurunan tekanan curah jantung sebesar 25-30%, diatas curah
jantung sebelum hamil karena adanya penekanan pada vena kavainferior.
c) Peningkatan stroke volume
Peningkatan curah jantung tidak terlepas dari peningkatan stroke volume, yaitu
volume darah yang dipompakan oleh ventrikel setiap kali denyutan. Sehingga curah
jantung merupakan hasil perkalian antara stroke volume dengan frekuensi jantung
selama satu menit. Pada primigravida terjadi peningkatan 25% diatas keadaan
sebelum hamil sedangkan pada multigravida lebih dari 38%).
d) Peningkatan aliran darah dan volume darah
Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 10-12 minggu usia
kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30-34 minggu.
Volume darah meningkat kira-kira 1500 ml (primigravida 1250 ml, multigravida
1500 ml dan kehamilan kembar 2000 ml), normalnya terjadi peningkatan 8,5%-9,0%
dari berat badan atau terjadi peningkatan 25%-45% diatas wanita tidak hamil.
Penurunan volume darah yang cepat terjadi pada saat persalinan dan volume darah
akan kembali normal pada minggu ke 4-6 post partum. Pada ibu hamil juga terjadi
peningkatan aliran darah ke seluruh organ tubuh misalnya pada otak, uterus, ginjal,
payudara dan kulit. Peningkatan ini sangat penting artinya bagi pertumbuhan dan
perkembangan fetus.
e) Tekanan darah
Tekanan darah arteri bervariasi sesuai umur,tingkat aktivitas, ada atau tidaknya
masalah kesehatan. Pasien dengan anemia kecenderungan terjadi penurunan tekanan
darah. Ada beberapa factor yang mempengaruhi keadaan tekanan darah diantaranya
posisi ibu saat pengukuran, posisi duduk lebih tinggi dari pada posisi berbaring dan
recumbent. Selama trimester kedua kehamilan, terjadi penurunan baik tekanan
systole maupun diastole 5-10 mmHg. Penurunan ini memungkinkan disebabkan oleh
vasodilatasi perifer karena pengaruh perubahan hormone. Selama trimester ketiga
tekanan darah kembali seperti pada trimester pertama.
2.1.7. Klasifikasi Anemia
1. Anemia karena hilangnya sel darah merah, terjadi akibat perdarahan karena berbagai
sebab seperti perlukaan, perdarahan gastrointestinal, perdarahan uterus, perdarah hidung,
perdarahan akibat operasi.
2. Anemia karena menurunnya produksi sel darah merah, dapat disebabkan karena
kekurangan unsur penyusun sel darah merah (asam folat, vitamin B12 dan zat besi),
gangguan fungsi sumsum tulang (adanya tumor, pengobatan, toksin), tidak adekuatnya
stimulasi karena berkurangnya eritropoitin (pada penyakit ginjal kronik).
10
3. Anemia karena meningkatnya destruksi/kerusakan sel darah merah, dapat terjadi karena
overaktifnya Reticu Ioendothelial System (RES)(Tarwoto dan Wasnidar, 2018)
2.1.8. Kriteria Anemia
a) Laki-laki dewasa : Hemoglobin <13g/dL
b) Wanita dewasa tidak hamil : Hemoglobin <12g/dL
c) Wanita hamil : Hemoglobin <11g/dL
d) Anak umur 6 bulan-6tahun : Hemoglobin <11g/dL
e) Anak umur 6-14 tahun : Hemoglobin <12g/dL
Derajat Anemia berdasarkan Departemen Kesehatan
a) Ringan sekali : Hb 11 g/dl-Batas
b) Ringan : Hb 8g/dl- < 5 g/dl
c) Sedang : Hb 5 g/dl - <8 g/dl
d) Berat : Hb <5g/dl
2.1.9. Penatalaksanaan Anemia
Menurut Sari (2013) penanganan anemia adalah sebagai berikut :
1. Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu
diberikan kombinasi 60 mg/hari zat besi, dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari.
2. Anemia Sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali
sehari.
3. Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2x10 ml intramuskular. Transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan
walaupun sangat jarang diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko
transfusi bagi ibu dan janin.
Sedangkan menurut Prawirohardjo (2009) penanganan anemia defisiensi ialah dengan
preparat besi oral atau parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi: fero
sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek
samping pada traktus gatrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat
dibandingkan dengan ferosulfat.
Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 µg asam folat untuk
profilaksis anemia.Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak
1000mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih
cepat yaitu 2g%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada traktus
gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek utama ialah reaksi alergi,
11
untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi dapat di berikan
seluruh dosis.
2.3 Konsep Dasar Manajemen
2.2.1 Pengkajian
Tanggal : Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien datang
pada tempat pelayanan kesehatan
Jam : Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien datang
pada tempat pelayanankesehatan
a. Data Subjektif
Langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.
Berhubungan dengan sudut pandang dari pasien.
2. Biodata
a) Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.
b) Umur : Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah
klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak.
Usia di bawah 16 tahun dan di atas 35 tahun
merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk
hamil. Umur yang baik untuk kehamilan adalah
19-25 tahun.
c) Agama : Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan
penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama.
Antara lain dalam keadaan yang gawat ketika
memberi pertolongan dan perawatan dapat
diketahui dengan siapa harus berhubungan.
d) Suku : Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang
mempengaruhi perilaku kesehatan.
e) Pendidikan : Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial
ekonomi agar nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu
perlu diketahui untuk mengetahui apakah ada
pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di pabrik
rokok, percetakan dll
f) Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan
sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan
ibu/suami dapat mempengaruhi kesehatan klien.
g) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan
menilai apakah lingkungan cukup aman bagi
kesehatannya serta mempermudah untuk
12
melakukan kunjungan ulang
3. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini di sebut
tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang di ungkapkan oleh klien serta tanyakan
juga sejak kapan hal tersebut di keluhkan oleh klien.
4. Riwayat Kesehatan
Dari data riwayat ini dapat kita gunakan sebagai penanda (warning) akan adanya
penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil yang
melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami
gangguan. Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu diketahui
adalah apakah pasien pernah atau sedang menderitapenyakit, seperti jantung, diabetes
melitus, ginjal, hipertensi/ hipotensi, dan hepatitis
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut Manurung (2018) Data ini meliputi: penyakit keluarga, yang bersifat
penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan
penyakit kronis. Dengan mengidentifikasi adanya penyakit kesehatan keluarga yang
bersifat genetic dapat mengetahui adanya penyakit yang mempengaruhi kehamilan secara
langsung ataupun tak langsung. Penyakit tersebut dapat muncul suatu saat yang
memperberat kondisi kehamilan saat ini.
6. Riwayat Haid
a) Menarche
Usia wanita pertama haid bervariasai, antara 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh
keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum
(Manuaba,2014).
b) Pola Mentruasi
Siklus menstruasi berlangsung 28 hari, sehingga disebut yang teratur jika mundur 2
hari setiap bulannya. Menstruasi teratur sangat penting bagi perhitungan masa
subur. Siklus menstruasi yang teratur dapat menunjukkan bahwa faal ovarium
cukup baik (Manuaba, 2014). Siklus yang normal biasanya 21-35 hari sekali. Haid
yang tidak teratur merupakan sebuah penyimpangan bagi perempuan.
c) Lama dan Banyaknya Menstruasi
Lama menstruasi ideal terjadi selama 4-7 hari. Perdarahan kurang jika perdarahan
sekitar 2-3 hari dengan pemakaian pembalut < 1-2 buah sehari. Perdarahan banyak
jika menstruasi di atas 7 hari, apalagi disertai gumpalan darah dengan pemakaian
pembalut lebih dari 3 buah/hari sampai penuh (Manuaba, 2010).
d) Keluhan
Rasa nyeri saat haid (disminorea) sehingga dapat mengganggu pekerjaan sehari
hari. Dismenorea dapat disebabkan oleh kelainan anatomis uterus yaitu terlalu
13
ante/retrofleksi, terdapat mioma uteri, kanalis servikalis yang sempit, polip
endometrium atau serviks
e) HPHT
Penting di ingat karena keterlambatan menstruasi bagi usia subur berarti terdapat
kemungkinan untuk hamil. Umur kehamilan dan perkiraan tanggal persalinan dapat
dihitung berdasarkan durasi kehamilan 230-258 hari.
f) TP (Taksiran Persalinan)/Perkiraan Kelahiran
EDD (estimated date of delivery) ditentukan dengan perhitungan internasional
menurut hukum Neagele. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan
7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan
dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
7. Riwayat obsteri yang lalu
Riwayat obstetri yang penting mencakup hal-hal berikut: kehamilan (graviditas),
kelahiran diatas usia viabilitas (sekitar kehamilan 22 minggu), persalinan dan kelahiran
preterm, abortus spontan, dan abortus elektif, serta jumlah anak yang hidup (paritas).
Masalah obstetri yang lalu yang perlu dperhatikan ialah: perdarahan pervaginam,
hipertensi akibat kehamilan, anemia, diabetes kehamilan, infeksi (bakteri atau penyakit
menular seksual), dan imunodefisiensi (Sari, 2022).
8. Riwayat Kehamilan sekarang.
Pertanyaan tentang kehamilan saat ini (Manuaba, 2014), yaitu:
a) Pertama kali merasakan gerakan janin : kehamilan sudah melampaui
16minggu/quickening
b) Kehamilan trimester III ada atau tidaknya pembengkakan kaki atau muka (gejala
preeklampsia mulai usia kehamilan 20 minggu keatas atau trimester II)
c) Ada atau tidaknya: sakit kepala, nyeri epigastrium, mata kabur (gejala impending
eklampsia)
d) Ada atau tidaknya perdarahan pada hamil muda (kemungkinan abortus), pada hamil
tua (kemungkinan perdarahan antepartum)
e) Ada atau tidaknya nyeri pinggang: mungkin kepala janin mulai masuk PAP
f) Nyeri/kontraksi pada perut: kontraksi Braxton Hicks menandakan janinintrauteri
g) Interval kontraksi perut: gejala inpartu/gejala persalinan palsu sebaiknya dipastikan
dengan pemeriksaandalam
h) Kehamilannya saat ini termasuk: primigravida atau multigravida.
i) Keluhan-keluhan Fisiologis yang Lazim pada Kehamilan atau ketidaknyamanan
pada Trimester III seperti : Nyeri punggung bawah, Sesak nafas, Edema dependen,
Peningkatan frekuensi berkemih, Nyeri ulu hati, Konstipasi, Kram tungkai, Insomnia
(Palifiana dan Wulandari, 2018).
9. Riwayat Pernikahan
14
a) Lama menikah
Seorang perempuan dikatakan sebagai primigravida primer jika baru mendapatkan
kehamilannya setelah 5 tahun menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan
tanpa hambatan dalam melakukan hubungan seksual. Batas ideal untuk kehamilan
setelah menikah yakni 2 tahun.
b) Jumlah anak
Jumlah anak ideal hanya sampai kehamilan ketiga, kehamilan kelima sudah termasuk
grandemultipara, dan harus diwaspadai terhadap perdarahan postpartum, umur anak
diatas 5 tahun tergolong primigravida tua sekunder.
10. Riwayat KB
Metode kontrasepsi yang biasa digunakan wanita dan kapan metode kontrasepsi ini
dihentikan.
11. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Pola Nutrisi
(1) Kebutuhan Protein
Protein merupakan bahan pokok untuk tumbuh kembang janin. Tambahan
ekstra telur 1-2 butir cukup untuk menambah kebutuhan protein saat hamil dan
laktasi.
(2) Kebutuhan Lemak
Pembentukan lemak dan timbunannya sangat penting untuk cadangan tumbuh
kembang janin. Timbunan lemak di bawah kulit, menunjukan bayi aterm dan
cukup gizi.
(3) Kalsium
Kebutuhan kalsium tertinggi pada trimester terakhir. Penyerapan kalsium lebih
efisien selama kehamilan tetapi tetap penting untuk mengonsumsi banyak
makanan yang kaya kalsium. Sumber kalsium yang terbaik diperoleh dari
produk-produk susu seperti susu, keju, yoghurt, dan sayuran berdaun hijau tua.
(4) Zat Besi
Zat besi dibutuhkan oleh janin dan ibu sebagai cadangan untuk kehilangan
darah selama kehamilan. Sumber zat tersebut dapat diperoleh dari daging
merah tanpa lemak, daging ayam, dan ikan. Zat besi dari sumber hewani
diserap lebih baik dibandingkan dengan sayuran hijau, sereal roti, kacang-
kacangan, dan buah yang dikeringkan. Vitamin C membantu penyerapan zat
besi jika dikonsumsi bersamaan.
(5) Vitamin A
Asupan vitamin A yang tinggi dalam diet sebelum minggu ke-7 kehamilan
telah menghasilkan peningkatan frekuensidefek lahir termasuk labioskisis;
defek septum ventrikel, defek jantung multiple, transposisi pembuluh darah
15
besar, hidrosefali, dan defek tuba neural (Medforth, 2018).
(6) Vitamin B12
Simpanan vitamin B12 biasanya tidak dihabiskan sebagai hasil dari kehamilan
dan laktasi, tetapi simpanan ini dapat terganggu pada vegetarian karena vitamin
B12 secara ekslusif berasal dari sumber hewani. Kadar vitamin B12 dapat
dipertahankan dengan mengonsumsi produk diperkaya vitamin seperti sereal
sarapan pada produk kedelai.
(7) Vitamin D
Provitamin D, terdapat pada kulit yang oleh sinar matahari diubah menjadi
vit.D. Fungsinya adalah resorpsi kalsium usus dan kalsium dari tulang.
(8) Asam Folat
Asam folat adalah vitamin B larut air yang dibutuhkan untuk sintesis DNA dan
memiliki peran penting dalam pembelahan dan perkembangan sel. Folat adalah
derivat asam folat yang ditemukan secara alamiah didalam makanan. Sumber
yang paling kaya asam folat adalah sayuran berdaun hijau, kentang, sayuran
lain sera kacang- kacangan (Medforth,2018).
b) Pola Istirahat
Istirahat cukup minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Wanita
hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat yang teratur khususnya
seiring kemajuan kehamilannya. Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan
perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena
kava asendan /hipotensi supine.
c) Eliminasi
Pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena kurang gerak badan, peristaltik
menurun karena pengaruh hormon dan tekanan pada rektum oleh kepala.
Sedangkan untuk BAK ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering
kencing. Karena bagian terendah janin sudah masuk rongga panggul sehingga
rahim akan menekan kandung kamih.
d) Aktivitas
Aktivitas fisik meningkatkan rasa sejahtera ibu hamil. Aktivitas fisik meningkatkan
sirkulasi, membantu relaksasi dan istirahat, dan mengatasi kebosanan yang juga
dialami oleh wanita yang tidak hamil.Anjuran supaya pasienmempelajarilatihan
kegel untuk memperkuat otot-otot di sekitar organ reproduksi dan meningkatkan
tonus otot.
e) Personal Hygiene
Perawatan gigi selama masa hamil merupakan hal yang sangat penting. Rasa mual
selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan karies gigi
dapat timbul. Penggunaan pakaian ketat pada perineum mempermudah timbulnya
16
vaginitis dan miliaria (ruam panas). Kerusakan sirkulasi di ekstremitas bawah
mempermudah terjadinya varises (Bobak, 2018).
f) Pola Seksual
Sering dijumpai bahwa hubungan seksual dapat menimbulkan abortus, persalinan
prematur. Hubungan seksual setelah umur kehamilan 30 minggu berbahaya karena
terdapat kemungkinan persalinan premature. Cairan prostat mengandung banyak
mengandung prostaglandin sehingga dapat merangsang timbulnya his yang akan
terus berlanjut menuju persalinan prematur. Namun hubungan seksual saat hamil
bukanlah merupakan halangan, asalkan dilakukan dengan hati-hati.
12. Data psikososial dan Budaya
a) Mengkaji respon seluruh keluarga terhadap kehamilan juga merupakan hal yang
penting.Sebagianbesar dukungan sosial diberikan oleh teman, keluarga, dan
komunitas tetapi dukungan sosial oleh tenaga professional kesehatan juga penting.
b) Pada trimester III , ditandai dengan klimaks, kegembiraan emosi karena kelahiran
bayinya, sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat atau depresi,
kepala bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah, reaksi calon ibu terhadap
persalinan itu tergantung adanya persiapan akan persepsinya terhadap kehamilan
(Varney, 2010).
c) Tradisi yang mempengaruhi kehamilan
Bangsa indonesia mempunyai beranek ragam suku bangsa yrang tentunya dari tiap
suku bangsa tersebut mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita saat hamil.
Tugas bidan adalah mengingatkan bahwa tradisi-tradisi semacam itu diperbolehkan
saja selagi tidak merugikan kesehatan klien saat hamil.
d) Kebiasaan yang merugikan kehamilan
Dari bermacam-macam kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya ada yang
mempunyai dampak positif dan negatif. Apabila klien mempunyai kebiasaan buruk,
misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat merugikan, tentunya bidan harus
tegas mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut sangat berbahaya bagi
kehamilannya.
b. Data Objektif
Data-data yang perlu untuk dikaji adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Umum:
a) Keadaan umum
Kesadaran penderita sangat penting dinilai, dengan melakukan anamnesis. Kesadaran
dinilai baik jika dapat menjawab semua pertanyaan (penderita sadar akan menunjukkan
tidak ada kelainan psikologis).
b) Kesadaran
Mengetahui bagaimana kesadaran umum pasien apakah composmentis/ apatis/ koma
17
c) Tinggi badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, tergolong resiko tinggi.
d) Berat badan:
Berdasarkan Body Mass Index (BMI) dasar perhitungannya adalah BB kg/TB2 (dalam
meter)
Tabel 1. Gambaran bertambahnya berat badan ibu hamil
BMI sebelum hamil Total Bertambah Berat Badan (Kg)
Rendah (BMI) kurang 19,8 12,5-18
Normal (BMI) antara 19,8-26 11,5-16
Tinggi (BMI) antara lebih 26- 7-11,5
29
Gemuk (BMI) lebih 29 Kurang 7
e) LILA
> 23,5 cm. Jika < 23,5 merupakan indikator status gizi kurang, sehingga beresiko untuk
melahirkan BBLR (Prawirohardjo dalam Romauli, 2011 : 173).
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital Romauli (2018),yaitu:
a) Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah
meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, atau diastolik 15 mmHg atau lebih,
kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre eklampsia dan eklampsi kalau tidakditangani
dengan tepat.
b) Denyut nadi
Pada keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit. Jika denyut nadi ibu
100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan seperti
tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan berat, anemia
sakit/demam, gangguan tyroid, gangguan jantung.
c) Pernafasan
Pada dasarnya pernafasan yang normal 16-24 x/menit apabila pernafasan
d) Suhu
Suhu tubuh yang norma 36,5-37,5oC. suhu tubuh lebih dari 37 ̊C perlu diwaspadai
adanya infeksi.
3. PemeriksaanFisik
a) Inspeksi
(1) Muka
Edema muka menunjukkan adanya penyakit jantung, penyakit ginjal, preeklamsi
berat, kekurangan gizi, bentuk anemia. Kloasma gravidarum serta hiperpigmentasi
kulit, dahi, dan pipi diakibatkan peningkatan melanocyte stimulating hormone dari
hipofisis anterior.
18
(2) Mata
Edema kelopak mata kemungkinan menderita hipoalbunemia, tanda preeklamsi berat
dan anemia. Konjungtiva pucat atau cukup merah sebagai gambaran tentang
anemianya (Kadar Hb) secara kasar (Manuaba, 2014).
(3) Mulut &gigi
Periksa adanya karies, tonsillitis atau faringitis. Hal tersebut merupakan sumber
infeksi.
(4) Leher
Ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid berhubungan dengan gangguan fungsi
kelenjar tersebut.
(5) Payudara
Hiperpigmentasi areola payudara akibat pengaruh malanocyte stimulating hormone
dari hipofisis anterior. Puting susu menonjol, kelenjar Montgomery tampak.
(6) Perut
Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainnya yang dapat menjadi lokus
minoris resistensi. makin membesar sesuai usia kehamilan, hiperpigmentasi kulit
seperti linea alba dan striae gravidarum akibat pengaruh malanocyte stimulating
hormone. Terdapat bekas luka insisi atau tidak.
(7) Genetalia
Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding trikhomonas vaginalis atau
kandida albikans serta infeksi vaginosis bakterialis. Adanya kondiloma akuminata
terjadi karena infeksi virus, jika ukurannya besar sebaiknya persalinan melalui SC.
(8) Ekstremitas
Adanya varises sering terjadi karena kehamilan berulang danbersifat herediter. Edema
tungkai sebagai tanda kemungkinan terjadinya preeklamsi, bendungan akibat kepala
sudah masuk PAP dan tekanan pada vena cava inferior.
b) Palpasi
(1) Leher
Bendungan vena diakibatkan akibat penyakit jantung. Perhatikan keadaan keadaan
lain seperti kelenjar tiroid dan pembengkakan kelenjar limfa.
(2) Payudara
Payudara teraba atau tidak benjolan abnormal, setelah bulan pertama suatu cairan
berwarna kekuningan (kolostrum) diproduksi oleh kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan air susu belum dapat diproduksi karena
prolaktin ditekan oleh PIH. Pada kehamilan trimester akhir, lobules dan alveolus telah
terbentuk dan dipenuhi hasil sekresinya.
(3) Perut
a) Leopold I untuk menentukan tinggi pundus uteri dan menentukan bagian apa yang
19
terletak di fundus uteri apakah kepala atau bokong pada letak membujur atau teraba
kosong jika letaknya melintang.
Tabel 2. Aturan Spiegelberg
Umur kehamilan Ukuran Sentimeter
22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis
28 minggu 26,7 cm diatas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
34 minggu 31 cm di atas simfisis
36 minggu 32 cm di atas simfisis
38 minggu 33 cm di atas simfisis
40 minggu 37,7 cm di atas simfisis
Tabel 3. Perkiraan TFU terhadap Umur Kehamilan
Tinggi fundus uteri Umur kehamilan
Setinggi simfisis pubis 12 minggu
Pertengahan antara simfisis pubisdan umbilicus 16 minggu
1 – 2 jari dibawah umbilikus 20 minggu
1 – 2 jari diatas umbilikus 24 minggu
1/3 bagian antara umbilikus dan prosesus xifoideus 28 - 30 minggu
(3jari di atasumbilikus)
2/3 bagian antara umbilikus danprosesus xifoideus (3 – 32 minggu
4 jari di bawah px)
1 jari di bawah Px 36 - 38 minggu
2 – 3 jari di bawah Px 40 minggu
Taksiran berat janin menurut Johnson Tausak, yaitu:
(TFU dalam cm) – n x 155= gram, bila kepala diatas atau pada spina ishiadica
maka n=12, bila kepala dibawah spina ishiadica maka n=11(Pantikawati, 2018).
b) Leopold II (palpasi lateral) tangan pemeriksa diturunkan ke samping. Untuk
menentukan bagian mana janin yang berada di bagian samping. Jika agak keras
artinya punggung janin. Dapat juga kepala atau bokong jika letaknya melintang.
c) Leopold III (Maneuver pelvis) pemeriksaan menghadap kaki pasien . Untuk
menentukan bagian janin yang ada dibawah(presentasi)
d) Leopold IV (Manuver Pawlik) maneuver ini tidak selalu perlu . pada kepala yang
sudah masuk PAP sulit dilakukan. Untuk menentukan apakah bagian terendah
janintersebutbagian terendah janin tersebut, kepala dan bokong dan seberapa jauh
masuknya kedalam rongga pelvis.
(4) Ekstremitas
Adanya oedema pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi
20
hingga Preeklampsi, diabetes Mellitus, jantung, kekurangan albumin darah. Edema ini
akan cekung ke dalam jika di tekan.
c) Auskultasi (Bobak, 2018) DJJ (+/-)
Janin sehat jumlah detak jantungnya sekitar 120-140 x/menit.
(1) Di atas 160 x/menit menunjukkan takikardia, permulaan asfiksia
(2) Tidak teratur tetapi jumlah sama, menunjukkan gangguan keseimbangan asam basa
atau kurang O2
(3) Kurang dari 100 x/menit menunjukkan asfiksia berat.
d) Perkusi
Tungkai : Reflek patella(+)
Reflek patella (-) : Berkaitan dengan kekurangan vitamin B1, penyakit saraf,
intokskasi magnesium sulfat
c. Pemeriksaan penunjang
1. Glukosa dalam urin, untuk memastikan adanya DM. Kemungkinan glukosuria yang
terjadi setelah makan,disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ini cepat menjadi
normal
2. Protein urin, peningkatan protein urin terdapat pada penderita preeklamsi, penyakit
jantung, nefritis, dan sistitis. Hasil >3 g/24 jam dianggap sebagai indikasi pre-eklamsia
ringan sampai sedang, dan 5 g / 24 jam dianggap sebagai pre- eklamsia berat
(Fraser,2018).
3. Pemeriksaan darah, pada pemeriksaan darah rutin dapat menggambarkan keadaan gizi.
Pada pemeriksaan TORCH, untuk mengetahui adanya kumpulan penyakit yang dapat
memberikan gejala yang sama, misal kelainan congenital, retardasi mental, dan
abortus berulang. Pada pemeriksaan HI, dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
terjadi infeksi vertical (ibu-janin) dan bahaya infeksi horizontal (ibu- penolong). Pada
pemeriksaan Hepatitis B, dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi vertikal. Pada
pemeriksaan VDRL digunakan untuk mengetahui adanya infeksi sifilis yang dapat
menimbulkan kelainan
4. Pemeriksaan USG Kegunaannya :
a) Diagnosis dan konfirmasi awalkehamilan
b) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
c) Mengetahui posisiplasenta
d) Mengetahui adanyaIUFD
2.2.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAUMASALAH
Dx : G…P….Ab…Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala, punggung kanan/ punggung kiri,
dengan keadaan ibu dan janin baik
Ds :Ibu mengatakan hamil ke……dan UK..................bulan.
: Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir ......
21
Do : Keadaan umum : Baik Kesadaran :Composmetis
: TTV : Nadi : 60-80x/menit.
: TD : 110/70 – 130/90 mmHg.
: Suhu : 36,5oC –37,5oC.
: RR : 16-24x/menit
TB : >145cm
BB : Kenaikan BB normal sesuai IMT.
LILA : >23,5cm
Masalah (ketidaknyamanan ibu hamil trimester 3) :
Masalah :
a) Peningkatan Frekuensi berkemih
b) Sakit Punggung Atas dan Bawah
c) Hiperventilasi dan sesa knafas
d) Edema Dependen
e) Nyeri uluhati
f) KramTungkai
g) Konstipasi
h) Kesemutan dan baal pada jari
i) Insomnia

2.2.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Menurut (Wulandari et al., 2021) masalah potensial pada anemia adalah :
a. Pada ibu
Perdarahan postpartum, kematian ibu, persalinan sesar.
b. Pada janin
Lahir prematur, berat badan lahir rendah, bayi lahir dengan anemia.
2.2.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Pada langkah ini, bidan melakukan kebutuhan tindakan segera berdasarkan keluhan yang
dirasakan ibu hamil trimester 3, dan melihat pada riwayat kesehatan ibu yang kemungkinan
terdapat penyakit menurun, menular maupun riwayat keturunan kembar. Dengan melihat
kondisi tersebut, maka bidan dapat melakukan tindakan secara mandiri, konsultasi maupun
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
2.2.5 INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyuluh ditentukan oleh langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen kebudanan terhadap diiagnosa atau masalah
22
yang telah diidentifikasikan atau di antisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dilengkapi.
2.2.6 IMPLEMENTASI
Pada langkah ini, melakukan aplikasi atau tindakan asuhan langsung kepada klien dan
keluarga secara efesien dan aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efesien dan aman (Hani, 2018).
2.2.7 EVALUASI
Tanggal ….. jam…..
S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melaksanakan
anjuran yangdiberikan
O : Ibu mengangguk tandamengerti
A : G…P….Ab…Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala, punggung kanan/ punggung
kiri, dengan keadaan ibu dan janin baik
P : 1. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
2. Memberitahu ibu untuk segera mempersiapkan perlengkapan persalinan,
pendamping, transportasi dan pendonor selama persalinan.
23

BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Hari /Tanggal : Rabu, 3 Mei 2023
Jam : 09.30 WIB
Tempat: Puskesmas Batu
Oleh : Kharidah Iffah

3.1 Pengkajian Data Dasar


3.1.1 Data Subjektif
a. Identitas
Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. M
Umur : 33 th Umur : 26 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Proyek
Alamat : Jl. Lesti Ngaglik 8/3

b. Alasan Datang
Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya

c. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mual dan muntah

d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menurun seperti kencing manis, tekanan darah
tinggi, jantung, asma, penyakit menular seperti sakit kuning, infeksi di daerah
kewanitaan, dan HIV/AIDS serta batuk dalam waktu lama dan tidak sembuh-sembuh.

2. Riwayat Kesehatan Lalu


Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti kencing manis, tekanan darah
tinggi, jantung, asma, penyakit menular seperti sakit kuning, infeksi di daerah
kewanitaan, dan HIV/AIDS serta batuk dalam waktu lama dan tidak sembuh-sembuh.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


24
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti kencing manis, tekanan
darah tinggi, jantung, asma, perdarahan yang sulit berhenti, penyakit menular seperti
sakit kuning, infeksi di daerah kewanitaan, dan HIV/AIDS serta batuk dalam waktu lama
dan tidak sembuh-sembuh. Tidak ada keturunan kembar.

f. Riwayat Menstruasi
1. Usia menarche : 16 tahun
2. Lama menstruasi : 7 hari
3. Jumlah : ± ganti pembalut 2-3 kali sehari
4. Siklus : 28 hari
5. HPHT : 13 Maret 2023

g. Riwayat perkawinan
1. Status perkawinan : Sah
2. Kawin ke- :1
3. Umur menikah : 26 th
4. Lama menikah : ± 7 tahun

h. Riwayat obstetri dan ginekologi


1. Riwayat kehamilan lalu
KEHAMILAN PERSALINAN
Hamil UK Penyulit Jenis Penolong Komplikasi P/L BB Keadaan Anak
Ke Kehamilan Persalinan
1. Abortus
2. Abortus
3. `38- - Pervaginam Bidan - P 3.40 Hidup
39 0 gr (usia 5 tahun )
mgg
4. Abortus
5. 39- - Pervaginam Bidan - L 3.20 Hidup
40 0 gr (usia 2 tahun)
mgg
6. Hamil ini

2. Riwayat kehamilan sekarang


TP : 21 Desember 2023
Ibu belum merasakan gerakan janin dalam perut.
25
TM I : Ibu periksa di bidan sebanyak 1 kali dengan keluhan
pusing mual dan muntah. Tekanan darah ibu rata-rata
120/80. Ibu diberi penjelasan mengenai pemenuhan gizi
selama hamil, istirahat, dan tanda bahaya kehamilan.
Ibu diberi tambah darah yang untuk diminum di malam
hari sebelum tidur. Ibu juga diberikan penjelasan bahwa
kehamilan ibu termasuk resiko tinggi karena ibu sudah
pernah mengalami keguguran di kehamilan sebelumnya
sebanyak 3 kali. Ibu diminta untuk melakukan tes lab.

i. Riwayat KB
No. Metode yang pernah dipakai Lama Keluhan
1. KB suntik 3 bulan 2 tahun -

j. Pola kebutuhan sehari-hari


1. Pola nutrisi
Ibu makan 3-4 kali sehari dengan porsi sedang dengan nasi, lauk pauk, sayuran. Ibu
minum susu 1 gelas sehari dan minum air putih ±6-7 gelas sehari. Ibu tidak
mengkonsumsi nanas atau makanan yang dapat memicu kenceng-kenceng.
2. Eliminasi
BAB satu kali sehari, BAK 5-6 kali sehari
3. Aktivitas
Setiap hari ibu melakukan pekerjaan rumah ringan seperti menyapu, memasak yang
kadang dibantu oleh suami. Selain melakukan pekerjaan rumah, ibu juga berjualan di
rumah.
4. Istirahat
Saat siang hari ibu tidur ±2 jam. Tidur malam biasanya jam 9 malam dan bangun jam
setengah 5 pagi jadi sekitar 7-8 jam.
5. Pola seksualitas
Selama hamil ibu mengatakan jarang melakukan hubungan, jika dihitung ±1-2 kali
dalam seminggu atau tidak sama sekali dalam seminggu. Terakhir berhubungan
beberapa minggu lalu.
6. Personal hygiene
Ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali seminggu, dan
mengganti pakaian dalam minimal 2 kali dalam sehari.

k. Riwayat psikologi, sosial, spiritual, budaya


26
1. Riwayat psikologi
Ibu merasa senang sekaligus khawatir dengan kehamilan ini. Senang karena diberikan
rezeki anak lagi, namun juga khawatir dengan kehamilan ini karena kehamilan yang
sebelumnya sudah 3 kali keguguran.
2. Sosial
Ibu tinggal dirumah bersama suami dan kedua anaknya. Ibu mendapatkan dukungan
dari keluarga dan hubungan dengan keluarga terjalin baik namun kadang juga ada
sedikit perbedaan pendapat.
3. Budaya
Tidak ada budaya yang membahayakan kehamilan seperti pijat oyok dan minum jamu.

3.1.2 Data Objektif


a. Pemeriksaan Umum
1. K/U : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,5 oC
N : 80 x/menit RR : 20x/menit
4. Antropometris
BB sebelum hamil : 60 kg TB : 155 cm
BB saat ini : 62 kg LILA : 28 cm
5. KSPR
Pernah gagal kehamilan :4
Kurang Darah :4
TOTAL : 8 ( Kehamilan Resiko Tinggi/KRT )
6. UK : 8-9 Minggu

b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala : Benjolan (-), rambut hitam dan tidak rontok
Muka : Pucat (+) oedem (-) chloasma (-)
Mata : Oedem (-), konjungtiva anemis, sklera putih
Mulut : Gigi berlubang (-) caries gigi (-)
Payudara : Puting menonjol, hiperpigmentasi areola
Abdomen : Bekas SC (-), linea alba (+), striae gravidarum (+)
Ekstremitas : atas : oedema (-/-)
: bawah : oedema (-/-) varises (-/-)
27

2. Palpasi
Leher : Pembengkakan kelenjar tiroid (-), pembengkakan kelenjar limfe (-),
Payudara : Benjolan abnormal (-), ASI kolostrum (-)
3. Auskultasi
-
4. Perkusi
Reflek patella : positif (+)
c. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 3 Mei 2023
Pada : Trimester 1
 Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10,3 HIV : Non Reaktif
Gol. Darah : A+ HBsAg : Non Reaktif
Protein Urin : Negatif GDs : 107 mg/dL

3.2 Identifiksi Diagnosa dan Masalah Aktual


Diagnosa : G6 P2002 Ab3 UK 8-9 Minggu T/H/I/U dengan anemia ringan
DS : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya dengan keluhan mual dan muntah
DO : K/U : Baik
: Kesadaran : Composmentis
: TTV
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,5 oC
N : 80 x/menit RR : 20x/menit
: Antropometris
BB sebelum hamil : 60 kg TB : 155 cm
BB saat ini : 62 kg LILA : 28 cm
Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Pucat (+), oedem (-), chloasma (-)
b. Mata : oedem (-), konjungtiva anemis, sklera putih
c. Mulut : caries (-)
d. Payudara : Puting menonjol, ASI kolostrum (-)
e. Abdomen : Bekas SC (-), linea nigra (+), striae albicans (+)
,
3.3 Identifikasi Dignosa dan Masalah Potensial
a. Pada ibu
Hyperemesis gravidarum, anemia ringan, abortus
28
b. Pada janin
Berat badan lahir rendah, bayi lahir dengan anemia.

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera dan Kolaborasi


Pemberian Fe dan KIE gizi. Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan (SPOG) dan ahli gizi

3.5 Intervensi
Diagnosa : G6 P2002 Ab3 UK 8-9 Minggu, T/H/I/U dengan anemia ringan
Tujuan :
1. Ibu mengetahui dan mengerti keadaan kehamilannya
2. Komplikasi dapat tertangani dengan baik sehingga ibu dan janin tetap sehat dan bisa lahir
aterm.
Kriteria Hasil
1. Kehamilan normal sampai persalinan
2. TTV dalam batas normal
TD : 110/70 – 130/90 mmHg Suhu : 36,5-37,5oC
N : 60-80 x/menit RR : 16-24 x/menit
3. Tidak terjadi komplikasi
4. Keadaan ibu dan janin baik

Intervensi
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada Ibu
2. Lakukan informed consent.
3. Beri penjelasan pada ibu tentang ketidaknyamanan ibu hamil TM 1 seperti payudara terasa
nyeri, peningkatan frekuensin urinasi, rasa lemah dan mudah lelah, mual dan muntah ( emesi
gravidarum).
4. Beritahu pada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan TM 1 seperti perdarah berat, mual
dan muntah parah, panas tinggi, keputihan yang sangat berlebihan, rasa terbakar saat buang
air kecil.
29
5. Beritahu ibu tentang asupan makanan yang bergizi seimbang seperti kacang-kacangan

(asam folat), telur, sayuran, daging merah dan ayam serta buah-buahan.

6. Anjukan ibu untuk memperbanyak mengkonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi

7. Beritahu ibu tentang kebutuhan istirahat tidur minimal 7-8 jam, pada malam hari, 1-2

jam pada siang hari.

8. Beritahu ibu untuk menjaga personal hygiene mengganti celana dalam sesudah

BAB/BAK untuk megurangi ketidaknyamanan dan kemungkinan terjadinya infeksi.

9. Beritahu Ibu tentang masalah yang sedang dialaminya seperti mual muntah itu adalah

fisiologis.

10. Beri penjelasan pada ibu penyebab dari mual dan muntah yang dialaminya.

11. Beritahu ibu tentang cara mengurangi mual dan muntah Berikan aromaterapi lavender

sebagai pengobatan alternative untuk mengurangi emesis gravidarum.

12. Berikan support mental kepada ibu

13. Beritahu ibu akan ada dilakukkan kunjungan selama 7 hari berturut- turut.

3.6 Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga dengan hasil : keadaan

umum baik,kesadaran composmentis, tekanan darah


30
120/80 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 20x/menit, suhu: 36,5 ºC, berat badan: 62 KG, tinggi

badan : 155 CM dan LILA 28 CM.

2. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang mual dan muntah pada ibu hamil

merupakan gejala yang fisiologis atau normal pada kehamilan muda dan akan hilang

setelah kehamilan 4 bulan.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang 1-2 jam, serta tidur

malam tidak terlalu larut ±8 jam dan mengurangi aktivitas rumah tangga untuk

sementara waktu agar ibu bisa istirahat secara maksimal untuk mengurangi efek mual

dan muntah.

4. Memberitahu ibu tentang asupan makanan pada ibu hamil yaitu dengan porsi sedikit

tapi sering dan makan-makanan ringan seperti biskuit, sementara waktu menghindari

makanan yang berminyak dan berbau lemak (contoh : daging, keju, susu dan lain-lain)

serta menyajikan makanan dalam kondisi terlalu panas atau terlalu dingin agar tidak

memicu timbulnya mual muntah.

5. Memberitahu ibu tentang mobilisasi pada ibu hamil yaitu jangan tiba-tiba langsung

berdiri pada saat bangun tidur tetapi miring kemudian duduk terlebih dahulu baru

perlahan berdiri untuk menghindari mual dan muntah.

6. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih 7-8 gelas per hari supaya ibu tidak

mengalami dehidrasi.

7. Berikan aromaterapi lavender sebagai pengobatan alternatif untuk mengurangi mual

muntah yang dialami oleh ibu.

8. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang


3.7 Evaluasi
Tanggal : 29 April 2023 Pukul : 10.20 WIB
S : Ibu mengerti akan penjelasan dan akan mengikuti anjuran yang diberikan
: Ibu bersedia untuk pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan
O : Ibu mengangguk tanda mengerti dan dapat mengulang penjelasan yang
penting.
A : G2 P1001 Ab000 UK 37-38 Minggu T/H/I, Letkep dengan anemia dan
kehamilan risiko tinggi
P :

1. Ibu sudah mengetahui keadaannya dengan hasil keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, N : 80x/menit, RR

: 20x/menit, suhu: 36,5 ºC, berat badan: 51 KG, tinggi badan : 155 CM dan

LILA 28 CM.

2. Ibu sudah paham dan mengerti tentang mual muntah yang dialami saat

ini merupakan hal yang normal dalam kehamilan muda.

3. Ibu bersedia istirahat total, tidur siang 1-2 jam dan pada malam hari ±8

jam serta mengurangi aktivitas rumah tangga untuk sementara waktu.

4. Ibu sudah mengerti dan paham tentang asupan makanan pada ibu

hamil dengan emesis gravidarum.

5. Ibu sudah mengetahui tentang mobilisasi pada ibu hamil dengan

emesis gravidarum.

6. ibu bersedia banyak minum air putih 7-8 gelas per hari.

7. Ibu bersedia untuk di berikan aromaterapi lavender sebagai pengobatan

alternatif untuk mengurangi mual muntah yang dialami oleh ibu.

8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang


32

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan telaah diantara tinjauan teori dan kasus untuk
menilai kesenjangan dari teori dan praktiknya. Asuhan kebidanan komprehensif
ini menerapkan manajemen kebidanan 7 langkah varney yang terdiri dari
pengkajian data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, identifikasi dan
masalah potensial, identifikasi tindakan segera dan kolaborasi, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
Proses asuhan yang diterapkan mencangkup 10T standart pelayanan
asuhan kehamilan yang mana meliputi: penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas (LiLa),
pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi tetanus
dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi, pemberian tablet
tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan
denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi
interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana, pelayanan tes
laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein
urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
dan tatalaksana kasus (Dinkes Kota Malang, 2020).
Pengkajian dilakukan terhadap Ny “D” G6 P2002 Ab3 UK 8-9 Minggu pada
tanggal 3 Mei 2023 pukul 09.30 WIB. Dari pengkajian data subjektif didapatkan
ibu mengeluh mual dan muntah. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, namun
jika melihat hasil pengkajian data objektif yang menunjukkan pucat pada wajah,
konjungtiva anemis, dan hasil pemeriksaan Hb 10,5, maka diagnosa mengarah
pada anemia. Menurut Carolin & Novelia, (2021) tanda dan gejala anemia
diantaranya seperti lemah, mengantuk, pusing, lelah, sakit kepala, nafsu makan
turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek (pada anemia yang
parah). Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan
mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga
menimbulkan tanda dan gejala anemia.

32
33

Kejadian anemia pada saat kehamilan ini dikaitkan dengan perubahan


fisiologis pada kehamilan yang mana terjadi peningkatan volume cairan dalam
tubuh (cairan plasma) yang tidak sebanding dengan penambahan sel darah
sehingga terjadi pengeceran darah (Hemodilusi) selama kehamilan maka terjadi
penurunan pada kadar Hb. Dengan adanya kejadian ini maka ibu hamil dari
trimester I sudah diberikan tablet tambah darah untuk menghindari anemia. Ibu
hamil dengan konsumsi Fe <90 tablet beresiko mengalami anemia 7,875 kali lebih
besar dibandingkan dengan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet ≥90 tablet
(Rismawati & Rohmatin, 2018). Dari kasus kita dapat memperkirakan dengan
jelas terjadinya anemia pada Ny. D dilandasi karena kurang teraturnya konsumsi
Fe selama hamil.
Selain anemia, ditemukan kondisi kehamilan risiko tinggi pada Ny. D
sudah 3 kali mengalami gagal kehamilan/abortus. Beberapa potensial yang dapat
ditimbulkan oleh kegagalan kehamilan, yaitu abortus kembali. Pada BBL
kemungkinan terjadi BBLR dan bayi lahir dengan anemia.
Dari pengkajian dan telaah yang ada maka dirumuskan diagnosa yakni Ny
“D” G6 P2002 Ab3 UK 8-9 Minggu, T/H/I/U dengan anemia ringan. Diagnosa
anemia ditetapkan karena hasil test Hemoglobin pada ibu hanya 10,3 gr/dL yang
masuk dalam kategori anemia ringan. Sedangkan untuk kehamilan resiko tinggi
didasarkan pada hasil KSPR. Kemudian untuk diagnosa dan masalah potensial
yang ditetapkan berdasarkan kondisi ibu yakni hyperemesis gravidarum, anemia
ringan, abortus.. Sedangkan pada janin yakni BBLR dan bayi lahir dengan
anemia.
Karena kondisi ibu, maka diputuskan untuk merumuskan kolaborasi
dengan dokter spesialis kandungan (SPOG) dan ahli gizi. Kolaborasi dilakukan
karena kondisi ibu memerlukan penanganan yang lebih kompleks dan berdasarkan
KSPR memang seharusnya pada kehamilan resiko tinggi, perawatan dilakukan di
rumah sakit dan oleh dokter. Namun, karena ibu mengeluhkan masalah finansial
maka bidan mengambil tindakan kolaborasi.
Perencanaan dan implementasi yang dilakukan salah satunya melakukan
rujukan untuk kolaborasi dengan dokter. Selain itu implementasi difokuskan pada
upaya untuk mengatasi mual muntah dan anemia agar tidak bertambah parah. KIE

33
34

ditekankan pada pemenuhan nutrisi dan konsumsi tablet tambah darah karena ibu
anemia. Maka dari itu kolaborasi dengan ahli gizi dilakukan agar ibu dapat
mengatur asupan nutrisi sebaik mungkin dan kehamilan akan tetap aman.

34
35

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari asuhan kebidanan terhadap Ny K G2 P1001 Ab000 UK 37-38
Minggu pada tanggal 29 April 2023 pukul 09.30 WIB didapatkan bahwa
asuhan kebidanan trimester III telah dilakukan berdasarkan data subjektif
dan objektif, sehingga didapatkan penatalaksanaan sesuai dengan keluhan
dan kebutuhan pasien. Asuhan yang diberikan pada Ny K sudah sesuai
dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan denga teori yang ada.
Ny.K anjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada doktek spesialis
kandungan/rumah sakit karena kehamilan termasuk dalam resiko tinggi
disertai dengan anemia yang mana sudah merupakan ranah kolabrasi.
5.2 Saran
a. Untuk tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
Kepada tenaga kesehatan sebaiknya lebih memperhatikan faktor risiko
yang terdapat pada klien sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan
sedini mungkin dan lebih melengkapi dokumentasi asuhan kebidanan
yang telah dilakukan. Dalam memberikan asuhan telah sesuai dengan
teori dan diharapkan dapat mempertahankan asuhan yang diberikan.
b. Untuk Klien dan Masyarakat
Kepada klien dan masyarakat diharapkan lebih terbuka sehingga segala
permasalahan yang ada dapat segera teratasi dengan baik. Mengenal
tanda-tanda abnormal sehingga bila ibu mengalami akan segera datang
ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan tindakan segera.
c. Untuk penulis
Kepada penulis diharapkan untuk dapat memperbaiki dan
mempertahankan asuhan pada ibu hamil agar setiap pasien terlayani
sesuai dengan teori dan kebijakan yang ada. Diharapkan pula penulis
dapat melakukan asuhan lebih baik lagi kedepannya.

35
36

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, N. P., & Annisa, N. H. 2019. TERHADAP BERAT BADAN BAYI BARU
LAHIR DI PUSKESMAS KEDIRI TAHUN 2016. BUNDA EDU-
MIDWIFERY JOURNAL, 2(2).
Birukov, A., Andersen, L. B., Herse, F., Rakova, N., Kitlen, G., Kyhl, H. B.,
Golic, M., Haase, N., Kräker, K., Müller, D. N., Jørgensen, J. S., Andersen,
M. S., Dechend, R., & Jensen, B. L. 2019. Aldosterone, Salt, and Potassium
Intakes as Predictors of Pregnancy Outcome, including Preeclampsia.
Hypertension, 74(2), 391–398.
https://doi.org/10.1161/HYPERTENSIONAHA.119.12924
Carolin, B. T., & Novelia, S. 2021. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kadar
Hemoglobin Sebagai Upaya Deteksi Dini Anemia pada Ibu Hamil. Journal
of Community Engagement in Health, 4(1), 245–248. http://jceh.org
Dewi, A. N. C., Wati, L. S., & Anik, D. 2017. ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA NY.”M” GIIPIA0 DENGAN JARAK
KEHAMILAN TERLALU JAUH DI BPM MARIA ZULFAH, Amd.Keb
DS. JATIREJO KEC. DIWEK KAB. JOMBANG. Midwifery Journal Od
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, 13(1), 56–62.
Dinkes Jatim. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, 25–26.
Dinkes Kota Malang. 2020. Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2019. In Dinas
Kesehatan Kota Malang.
Ekowati, D. 2020. Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Trimester III berhubungan
dengan Kejadian BBLR di Puskesmas Paleran Kecamatan Umbulsari
Kabupaten Jember. Jurnal MID-Z (Midwifery Zigot) Jurnal Ilmiah
Kebidanan, 3(2), 48–53.
Fatimah, & Nuryaningsih. 2019. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. In
Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9). Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan UMJ.
Fitriahadi, E. 2017. Buku Ajar : Asuhan Kehamilan Disertai Daftar Tilik.
Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.

36
37

Manuaba, I. B. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan (Setiawan (ed.)). EGC.
Mariyona, K. 2019. Komplikasi dan Faktor Resiko Kehamilan di Puskesmas.
Jurnal Menara Medika, 1(2), 109–116.
Natalia, J. R., Obstetri, B., Kedokteran, F., & Lampung, U. 2020. Pengaruh
Obesitas dalam Kehamilan Terhadap Berat Badan Janin The Impact of
Maternal Obesity on Fetal Weight. 10, 539–544.
Palifiana dan Wulandari. 2018. Hubungan Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan
Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester Iii Di Klinik Pratama Asih
Waluyo Jati. Prosiding Seminar Nasional, 8, 31–40.
POPG. 2018. Supine lying during pregnancy. Journal of Pelvic, Obstetric and
Gynaecological Physiotherapy, 122, 77–83.
Rismawati, S., & Rohmatin, E. 2018. Analisis Penyebab Terjadinya Anemia Pada
Ibu Hamil. Media Informasi, 14(1), 51–57.
https://doi.org/10.37160/bmi.v14i1.168
Sari, N. 2022. Penyakit Dan Kelainan Dari Kehamilan (Issue June).
https://doi.org/10.36089/job.v14i2.623
Susiana, S. 2019. Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya
Penanganannya.
Tyastuti, S. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Wulandari, A. F., Sutrisminah, E., & Susiloningtyas, I. 2021. Literature Review:
Dampak Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah PANNMED
(Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist),
16(3), 692–698. https://doi.org/10.36911/pannmed.v16i3.1219

37

Anda mungkin juga menyukai