Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN

FISIOLOGIS PADA NY. R G2 P1001 AB000 USIA 28 TAHUN

UK 34 – 36 MINGGU DENGAN KEHAMILAN RESIKO

RENDAH DI RUMAH SAKIT HJ ZUBAEDAH BANTILAN

Oleh :
RESTY SRI HARYANTI
NIM 238211091

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

IIK STRADA INDONESIA

2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses kehamilan adalah bertemunya sel sperma pria dengan sel telur

matang dari wanita sehingga terjadinya konsepsi dan fertilisasi yang

membutuhkan energi yang banyak dan asupan gizi yang tepat akan membantu

tumbuh kembang janin yang masih berada di dalam kandungan selama hamil

normal 280 hari sampai janin lahir. Beberapa faktor yang mempengaruhi

kehamilan yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial, budaya dan

ekonomi. Pada usia trimester tiga merupakan trimester akhir kehamilan, pada

periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu. Janin ibu

sedang berada di dalam tahap penyempurnaan, sehingga perlu adanya asuhan

kebidanan kehamilan yang baik untuk mengantisipasi komplikasi (Mandang,

2016).

Setiap ibu hamil berhak untuk mendapatkan pelayanan dan informasi

tentang kehamilannya dari tenaga kesehatan yang bisa didapatkan melalui

pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care). Antenatal care minimal yang harus

diberikan oleh bidan yaitu mencakup pemeriksaan kehamilan K1-K4. Pemantauan

kesehatan melalui pemeriksaan kehamilan tersebut dapat menekan angka

kematian ibu hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan masalah yang masih

perlu mendapat pemantauan sendiri dari pemerintah maupun tenaga kesehatan

yang melayani dalam lingkungan masyarakat.

Saat ini, Indonesia menggunakan program Suistanable Development Goals

(SDGs) yang berorientasi pada tahun 2016 sampai 2030 yang salah satu targetnya
adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Konsep tersebut melanjutkan

konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada

tahun 2015, dalam rangka mewujudkan Keluarga Indonesia Sehat Kementerian

Kesehatan mewujudkan program yaitu pencapaian di lingkup Kesehatan

Masyarakat (Kesmas) yang meliputi penurunan angka kematian ibu (Kemenkes,

2018). Pada tahun 2016 AKI di provinsi Jawa Timur mencapai 91,00 per 100.000

kelahiran hidup, dalam menekan angka kematian ibu pemerintah Provinsi Jawa

Timur menggelar sosialisasi dan bentuk pendidikan kesehatan (Dinkes Jawa Timur,

2016). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2018) menyatakan

bahwa ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan K1 ideal di Indonesia tahun 2018

yaitu 86%. Sedangkan data ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan K4 di

Indonesia tahun 2018 yaitu 74,1%.

Dengan terjadinya berbagai fenomena tersebut menunjukkan masalah

bahwa masih cukup banyak ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan antenatal

care secara rutin dengan minimal 4 kali kunjungan sehingga tidak mendapatkan

standar pelayanan antenatal care secara optimal. Apabila masalah tersebut tidak

segera dipecahkan dengan tepat secara tidak langsung dapat meningkatkan

jumlah terjadinya AKI. Karena itu pendekatan yang dianjurkan adalah

menganggap bahwa semua ibu hamil itu berisiko. Salah satu cara yang efektif

adalah deteksi dini risiko tinggi dengan cara pemeriksaan yang teratur ke tenaga

kesehatan dan mendapat pelayanan yang adekuat. Berdasarkan uraian diatas

dalam asuhan kebidanan ini penulis tertarik untuk berpartisipasi dalam

meningkatkan derajat kesehatan ibu dan janin sampai menjelang persalinan

dengan melakukan asuhan kebidanan komprehensif yang berjudul “Pada Ny. D G2


P1001 Ab000 Usia 27 Tahun Uk 34-36 Minggu dengan Kehamilan Resiko Rendah

di Puskesmas Jabung Kab Malang”

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran pengelolaan asuhan kebidanan pada ibu hamil

fisiologis secara komprehensif melalui pendekatan manajemen kebidanan.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan anamnesa untuk mendapatkan data subejktif dengan

menggunakan komunikasi yang baik dan benar pada ibu hamil

b. Dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk

mendapatkan data objektif secara lengkap dan tepat pada ibu hamil

c. Dapat menganalisa masalah berdasarkan data yang telah diperoleh baik data

subyektif maupun data obyektif

d. Dapat merencanakan dan melakukan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu

hamil.

1.3. Manfaat

1.3.1. Manfaat Praktek

Sebagai pengalaman belajar dalam melaksanakan praktek asuhan

kebidanan pada kehamilan fisiologis.

1.3.2. Manfaat Teoritis

Sebagai sumber bacaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan

kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis agar mampu

menerapkan teori dalam praktek di lapangan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Manajemen Kebidanan Kehamilan Fisiologis

Tanggal :Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien datang pada

tempat pelayanan

Jam :Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien datang pada

tempat pelayanan kesehatan

2.1.1.Data Subjektif

Langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui

anamnesis.

Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut

helen varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh

melalui anamnesis.

Menurut Setyawan, Febri Endra Budi (2019) identitas meliputi :

a. Identitas

1) Nama Ibu dan Suami

Dipakai untuk identitas diri supaya tidak keliru dengan orang lain, untuk

menyebutkan atau memanggil naa agar lebih akrab, dan dapat

menunjukkan suku, bangsa, agama, dan kepercayaan.

2) Umur

Dipakai untuk menunjukkan kecenderungan penyakit pada umur tertentu.

Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Semua wanita usia subur
merupakan saat yang tepat untuk persalinan dengan jarak lebih dari 2

tahun merupakan masa reproduksi yang sehat.

3) Suku atau Bangsa

Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku

kesehatan.

4) Agama

Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan

dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan yang gawat ketika

memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus

berhubungan, misalnya agama islam memanggil ustadz dan sebagainya.

5) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan

mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

6) Pekerjaan

Ditanyakan baik pada ibu maupun suami. Hal ini untuk mengetahui taraf

hidup dan sosial ekomoni agar nasihat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu

diketahui untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti

bekerja di pabrik rokok, percetakan dan lain-lain.

7) Penghasilan

Untuk mengetahui status ekonomi yang dapat mempengaruhi status

kesehatan seseorang.

8) Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal di mana, menjaga kemungkinan bila ada ibu

yang namanya sama. Ditanyakan alamatnya, agar dapat dipastikan ibu yang
mana hendak ditolong. Alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan

kepada penderita.

b. Alasan Kunjungan

Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya ingin

memeriksakan kehamilannya.

c. Keluhan Utama

Keluhan utama yang dirasakan oleh klien.

d. Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus lama

haid, banyaknya darah, sifat darah (cair atau beku, warnanya, baunya) dan ada

disminorhoeatau tidak (Estiwidani, 2008).

Informasi mengenai haid sangat penting untuk memperhitungkan kehamilan

dan perkiraan persalinan, memperkirakan tanggal persalinan dapat dilakukan

bila diketahui dengan pasti Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dengan rumus

NAEGLE yaitu tanggal ditambah 7, bulan ditambah 9, misalnya : haid hari

pertama tanggal 15 Januari 2008, maka perhitungan perkiraan kelahiran

adalah:

Tanggal : 15 + 7 = 22

Bulan : 1 + 9 = 10

Sehingga dugaan persalinan adalah tanggal 22 Oktober 2008.

Atau bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1, misalnya : haid pertama

tanggal 8 November 2007 maka perhitungan perkiraan kelahiran adalah:

Tanggal : 8 + 7 = 15

Bulan : 11 – 3 = 8

Tahun : 2007 + 1 = 2008


Sehingga dugaan persalinan adalah tanggal 15 Agustus 2008.

Selain HPHT ditanyakan pula menarche pada umur pubertas 12-16

tahun, selama haid siklus teratur 8-25 hari dan lama 3-5 hari.

Pengeluaran darah kurang lebih 50-70cc. Hal ini ditanyakan untuk

memperoleh gambaran mengenai fungsi alat reproduksi.

e. Riwayat Obstetric Yang Lalu menurut (Estiwidani, 2008) meliputi :

1) Kehamilan : Jumlah kehamilan dan kelahiran, G(gravida),

P(para), A(abortus), H(hidup).

2) Persalinan : Jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan,

lamanya melahirkan, cara melahirkan.

3) Komplikasi : Menanyakan adanya abortus, KET, preeklamsia,

tromboemboli, ikterus, mola

4) Nifas : Apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi

puerpurium dan bagaimana proses laktasi.

5) Anak : Mencakup berat bayi sewaktu lahir, adakah

kelainan bawaan bayi, keadaan bayi saat dilahirkan

hidup atau mati.

f. Riwayat ginekologi : menanyakan adanya penyakit yang berhubungan

dengan kandungan (tumor, kista, miom, kanker ,

radang panggul )

g. Riwayat Kehamilan Sekarang

Amenorrhea berapa bulan, apakah pernah diperiksa sebelumnya, berapa kali,

di mana, apakah ada keluhan yang dirasakan seperti sering kencing, muntah,

mual, hipersalivasi, dan merasa ada gerakan janin.


h. Riwayat Keluarga Berencana

Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan : jenis kontrasepsi, lama

penggunaan, efek samping yang dirasakan, alasan berhenti. (Estiwidani, 2008).

i. Riwayat Penyakit Ibu

Perlu ditanyakan masalah kesehatan terdahulu yang pernah dialami. Bila

pernah mengalami masalah kesehatan, kapan terjadinya, apa diagnosisnya dan

apakah keluhan yang saat ini pernah terjadi sebelumnya ataukah masalah

kesehatan terdahulu merupakan keluhan yang lain (Setyawan, Febri Endra

Budi. 2019).

1) Ibu hamil dengan riwayat penyakit jantung baik sebelum hamil maupun

selam hamil sebaiknya dilakukan kerjasama dengan ahli penyakit dalam

atau kardiolog, supaya pengobatannya tepat guna dan seberapa besar

resiko untuk mengharuskan pasien dirawat di rumah sakit.

2) Ibu hamil dengan riwayat hipertensi mempunyai pengaruh bagi kehamilan

karena itu pengawasan antenatal seperti biasa namun dengan

memperhatikan pertumbuhan janin, istirahat dan kenaikan berat badan

yang berlebihan perlu dicegah.

3) Anemia pada kehamilan sering terjadi karena kekurangan besi. Apabila

kekurangan besi saat hamil tidak dicegah dapat menyebabkan abortus,

syok, partus prematurus, partus lama, perdarahan dan lain-lain. Agar tidak

terjadi anemia maka harus diberi zat besi dimulai setelah rasa mual dan

muntah hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari. Tiap tablet

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg.

4) Ibu hamil dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinan,

kemungkinan terjadi inersia uteri, atonia uteri karena anak besar.


j. Riwayat Penyakit keluarga

Ditanyakan karena ada kemungkinan pasien menderita penyakit yang

disebabkan oleh faktor genetik. Pada riwayat penyakit keluarga juga termasuk

riwayat penyakit pada lingkungan sekitar. Perlu ditanyakan dan diketahui

apakah ada tetangga yang menderita penyakit/gangguan yang sama

(umumnya penyakit menular). Tanyakan seberapa dekat jarak dengan

tetangga yang menderita penyakit atau gangguan tersebut (Setyawan, Febri

Endra Budi. 2019).

Ditanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga tentang :

1) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit

menular (TBC, Hepatitis)

2) Penyakit keluarga yang dapat diturunkan (Asma, Jantung)

3) Keturunan hamil kembar

Informasi ini sangat penting untuk melihat kemungkinan yang terjadi

pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan penanggulangannya.

k. Riwayat Sosial

Riwayat sosial pasien secara umum dapat diabgi menjadi profil pasien, gaya

hidup pasien, dan sumber stress (Setyawan, Febri Endra Budi. 2019).

1) Profil pasien meliputi informasi tentang kehidupan keluarga, hubungan

dekat lainnya, pekerjaan dan kegiatan sehari-hari

2) Gaya hidup pasien : riwayat merokok, riwayat minum alcohol, riwayat

penggunaan obat-obatan.

3) Sumber stress : kesehatan dapat dipengaruhi oleh stress yang berkaitan

dengan pekerjaan, hubungan antar individu, keuangan dan akomodasi.


Menguraikan tentang status perkawinan, reaksi keluarga dan orang tua

terhadap kehamilan ini, apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak

serta berapa lama pernikahan itu berlangsung.

l. Riwayat Emosional

Pada status emosional ditanyakan perasaan ibu pada kehamilan ini.

m. Pola Kebiasaan

1) Nutrisi

Selama hamil ibu mengalami perubahan pemenuhan nutrisi yaitu makan 4-

5 kali/ hari sebanyak 1 piring, makan selingan seperti buah, biscuit, minum

air putih kurang lebih 8-9 gelas/ hari, selama kehamilan ibu diperbolehkan

makan dan minum sebagai asupan nutrisi bagi pertumbuhan janin dalam

kandungan.

2) Eliminasi

Pada kehamilan akan terjadi perubahan frekuensi kencing karena kandung

kemih tertekan oleh rahim yang semakin membesar. Gejala ini akan

menghilang pada triwulan dua dan akan kembali lagi pada triwulan ketiga

karena terjadi penekanan pada kandung kemih.

3) Istirahat

Selama kehamilan kebutuhan istirahat sangat penting untuk meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani guna perkembangan dan pertumbuhan janin.

Waktu istirahat untuk ibu hamil harus lebih lama dari keadaan biasa. Untuk

istirahat malam kurang lebih 6-8 jam dan pada siang hari kurang lebih 1-2

jam.

4) Personal Hygiene
Ibu hamil selalu menggunakan pakaian yang bersih, menjaga kebersihan

tubuh khususnya jalan lahir.

5) Aktifitas

Anjurkan ibu hamil agar tidak terlalu cepat capek, boleh melakukan

pekerjaan seperti biasa namun jangan terlalu berat.

6) Seksualitas

Pada awal kehamilan, hubungan seksual lebih baik ditinggalkan atau

dikurangi karena dapat terjadi abortus, selain itu pada kehamilan trimester

III, hubungan seksual lebih baik ditinggalkan karena dapat menimbulkan

infeksi pada persalinan dan nifas.

2.1.2.Data Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium, catatan medik dan

informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini

sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosis (Handayani, Sih Rini & Triwik Sri

Mulyati. 2017). Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut helen varney langkah pertama (pengkajian data).

a. Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan umum pada ibu hamil meliputi :

1) Keadaan Umum

Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, kurang

(Sulistyawati, 2011). Pada saat ini diperhatikan pula bagaimana sikap

tubuh, keadaan punggung dan cara berjalan. Apakah cenderung


membungkuk, terdapat lordosis, kiposis, scoliosis, atau berjalan pincang

dan sebagainya.

2) Tinggi Badan

Untuk mengetahui tinggi badan ibu (Sulistyawati, 2011). Pengukuran

tinggi badan cukup dilakukan sekali saja, yaitu pada kunjungan yang

pertama. Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm tergolong

resiko tinggi.

3) Berat Badan

Tinggi badan dan berat badan diperlukan untuk menentukan IMT ibu.

Dikaji adanya perubahan berat badan atau tidak. Informasikan pada klien

bahwa perubahan berat badan 1 – 2 kg adalah normal (Saifuddin,

2010).Normalnya penambahan berat badan tiap minggu adalah 0,50

kg dan penambahan berat badan ibu dari awal samapai akhir kehamilan

adalah 6,50 kg sampai 16,50 kg.

4) LILA (Lingkar Lengan Atas) Pada Tangan Kiri

Lila kurang dari 23,50 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu

yang kurang/ buruk, sehingga ia beresiko untuk melahirkan BBLR. Dengan

demikian bila hal ini ditemukan sejak awal kehamilan, petugas dapat

memotivasi ibu agar lebih memperhatikan kesehatannya serta jumlah dan

kualitas makanannya.

5) Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekan sistolik

terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari

100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal

biasanya 120/80 mmHg (Walyani, 2014). Tekanan darah dikatakan tinggi


bila lebih dari 140/90 mmhg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik

30 mmhg atau lebih, dan diastolik 15 mmhg atau lebih, kelainan ini dapat

berlanjut menjadi preeklampsia dan eklampsia kalau tidak ditangani

dengan tepat.

6) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi ibu (Manuaba, 2010). Dalam keadaan

santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit. Denyut nadi 100 x/menit

atau lebih dalam keadaan santai merupakan pertanda buruk. Jika denyut

nadi ibu 100 x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau

lebih keluhan sebagai berikut :

a) Tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu

b) Perdarahan Berat

c) Anemia

d) Sakit/ demam

e) Gangguan thyroid

f) Gangguan jantung

g) Penggunaan obat

h) Pernafasan

Merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan oksigen dan

mengeluarkan karbondioksida (sistem metabolisme tubuh).

Pernapasan yang normal dapat diobsevasi dan frekuensi per

menit, kedalaman, keteraturan, dan tanda-tanda yang menyertai,

seperti bunyi napas dan bau napas, normalnya berkisar 12 – 20

kali dalam 1 menit (Mandriwati, 2008).


7) Suhu

Suhu tubuh yang normal adalah 36-37,5°C. Suhu tubuh lebih dari 37°C

perlu diwaspadai adanya infeksi.

b. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus pada ibu hamil meliputi :

1) Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau memandang.

Tujuannnya untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan

adanya kelainan.

Inspeksi/ pemeriksaan pandang tersebut meliputi :

a) Rambut : Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah

rontok atau tidak. Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang

gizi atau kelainan tertentu.

b) Muka : Untuk mengetahui warna kulit, pigmentasi,bentuk dan

kesimetrisan (Walyani, 2014). Pada masa kehamilan akan tampak

cloasma gravidarum sebagai akibat deposit pigment yang berlebihan,

tidak sembab. Bentuk simetris, bila tidak menunjukkan adanya

kelumpuhan.

c) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna putih

atau merah muda (Anemia), sklera warna putih atau kuning (ikterus),

adakah kelainan atau tidak, adakah gangguan penglihatan seperti

rabun jauh atau dekat (Sulistyawati, 2011).

d) Hidung : Normal tidak ada polip, kelainan bentuk, kebersihan

cukup, PCH tidak ada.

e) Telinga : Normal tidak ada serumen yang berlebih dan tidak

berbau, bentuk simetris.


f) Mulut : Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries,

bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kering atau

kotor atau tidak (Sulistyawati, 2011).

g) Gigi : Adakah Caries, atau keropos yang menandakan ibu

kekurangan kalsium.

h) Leher : Normal tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan thyroid

yang disebabkan oleh virus saluran pernapasan atas, hiperthyroid

dapat menyebabkan abortus. Serta tidak ada bendungan vena

jugularis yang merupakan salah satu ciri adanya

Congestive Heart Failure (jantung tidak mampu memompa darah

secara maksimal) .

i) Dada : Normal bentuk simetris, hiperpigmentasi areola,

putting susu bersih dan menonjol.

j) Abdomen : Terdapat linea nigra, striae livide dan terdapat

pembesaran abdomen.

k) Vagina : Normal tidak terdapat varices pada vulva dan vagina

Tidak oedem, tidak ada condyloma akuminata dan condyloma lata

seperti jengger ayam yang bergerumbul yang dapat menularkan infeksi

saat persalinan. Indikasi SC sangat tinggi bila penyakit tersebut tidak

segera ditangani.Adakah bekas episiotomi.

l) Anus : Normal tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari

anus.

m) Ekstrimitas : Normal simetris dan tidak oedema.

2) Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba.

Tujuannnya untuk mengetahui adanya kelainan, mengetahui


perkembangan kehamilan.

Pemeriksaan palpasi tersebut meliputi :

a) Leher : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar thyroid.

Pembesaran kelenjar limfe dan ada tidaknya bendungan pada vena

jugularis.

b) Dada : Mengetahui ada tidaknya benjolan atau massa pada payudara.

c) Abdomen

- Leopold I : Normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia

kehamilan. Tujuannya untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan

bagian yang teraba di fundus

- Leopold II : Normal teraba bagian panjang, keras seperti papan

(punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian

kecil. Tujuannya untuk mengetahui batas kanan kiri pada uterus

ibu, yaitu punggung pada letak bujur dan kepala pada letak lintang.

- Leopold III : Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di

bawah (di atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus

untuk fiksasi. Tujuanny untuk mengetahui presentasi / bagian

terbawah janin yang ada di symphisis ibu.

- Leopold IV : Posisi tangan masih bisa bertemu, dan belum masuk

PAP-konvergen, posisi tangan tidak bertemu dan sudah masuk PAP-

divergen. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh masuknya

bagian terndah janin ke dalam PAP.

3) Auskultasi

Normal terdengar denyut jantung dibawah pusat ibu (baik di bagian kiri

atau di bagian kanan). Mendengarkan denyut jantung bayi meliputi


frekuensi dan keteraturannya. DJJ dihitung dengan cara menghitung 5

detik pertama interval 5 detik dilanjutkan menghitung 5 detik kedua,

interval 5 detik dilanjutkan menghitung 5 detik ketiga. Jumlah perhitungan

selama tiga kali setiap kali dikalikan empat, sehingga denyut jantung janin

selama satu menit dapat ditetapkan. Jumlah DJJ normal antara 120

x/menit sampai 160 x/menit.

4) Perkusi

Reflek patella

Normal : tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila

gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda

preeklampsia. Bila reflek patella negatife kemungkinan pasien mengalami

kekurangan B1.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Terdiri dari :

1) Darah

Yang diperiksa adalah golongan darah ibu, kadar Hb, dan Hbs Ag.

Pemeriksaan Hb dilakukan untuk mendeteksi factor resiko kehamilan

yang adanya anemia. Bila kadar Hb ibu kurang dari 10.00 gr% berarti ibu

dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb kurang dari 8.00gr%

berarti ibu anemia berat. Batas terendah untuk kadar Hb dalam

kehamilan 10 gr%. Wanita yang mempunyai Hb kurang dari 10 gr% baru

disebut menderita anemia dalam kehamilan. Pemeriksaan Hb minimal

dilakukan dua kali selama kehanilan, yaitu pada trimester I dan trimester

III. Sedangkan pemeriksaan Hbs Ag digunakan untuk mengetahui apakah

ibu menderita Hepatitis atau tidak.


2) Urine

Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urine dan kadar albumin

dalam urine sehingga diketahui apakah ibu menderita preeklampsia atau

tidak.

2.1.3.Analysis/Assessment

Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan)

dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan,

karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan

ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka

proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan

untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka

mengikuti perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan akurat mengikuti

perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada

pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat

(Handayani, Sih Rini & Triwik Sri Mulyati. 2017).

Analysis/assessment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut helen varney langkah kedua, ketiga, dan keempat sehingga mencakup

hal-hal berikut ini: diagnosis/masalah kebidanan,diagnosis/masalah potensial

serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi

diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi

menurut kewenangan bidan, meliputi: tindakan mendiri, tindakan kolaborasi dan

tindakan merujuk klien.


Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktik

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang

dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).

Diagnosa : G_P_ _ _ _Ab_ _ _ Usia Kehamilan… dengan Kehamilan…

2.1.4.Penatalaksanaan

Planning/perencanaan, adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang

akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi

data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahaka tercapainya kondisi

pasien secara optimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannnya.

Rencana asuhan ini harus bidan mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapat

dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu

membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi

tenaga kesehatan lain, antara lain dokter (Handayani, Sih Rini & Triwik Sri

Mulyati. 2017).

Meskipun secara istilah, P adalah planning/perencanaan saja, namun P

dalam metode SOAP ini juga merupakan gambaran pendokumentasia

implementasi dan evaluasi. Dengan kata lain, P dalam SOAP meliputi

pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah

kelima, keenam, dan ketujuh. Pendokumentasian P dalam SOAP ini, adalah

pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan

dan dalam rangka mengarasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus

disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan

membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilinatkan

dalam proses implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga
berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinyapun kemungkinan

besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.

Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluasi, yaitu tafsiran dari

efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan/hasil

pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan

merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/ asuhan. Jika kriteria tujuan tidak

tercapai, proses eveluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan

tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk

mendokumentasikan proses evaluasi ini, diperlukan sebuah catatan

perkembangan, dengan tetap mengacu pada SOAP.

Beberapa planning/perencanaan yang dapat diberikan yaitu:

a. Bangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil

Rasional : Dapat terjalin hubungan kerjasama serta ibu akan merasa

lebih nyaman dan tenang

b. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan dan manfaat dari

pemeriksaan

Rasional : Dengan menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan dan

manfaat dari pemeriksaan diharapkan ibu bisa kooperatif dengan petugas

dan dapat menambah pengetahuan ibu.

c. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Rasional : Dengan memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan

diharapkan ibu mengetahui tentang keadaan janin dan kesehatannya.

d. Deteksi masalah, keluhan dan cara menanganinya


Rasional : mengerti dan memahami serta dapat memberikan penanganan

terhadap masalah dan keluhan tersebut sehingga tidak menjadi masalah

yang lebih serius.

e. Anjurkan ibu untuk Istirahat cukup, mengkonsumsi gizi seimbang

Rasional : Agar kondisi ibu dan janin tetap sehat.

f. Jelaskan tanda-tanda bahaya trimester III

Rasional : Agar ibu mengerti apa saja tanda bahaya paa kehamilan trimester

III dan bersedia menuju petugas kesehatan jika ada tanda-tanda abortus

g. Beri tablet multivitamin dan jelaskan cara pemakaiannya

Rasional : Meningkatkan kondisi kesehatan ibu.

h. Anjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi

Rasional : Untuk mengetahui perkembangan kehamilan.


BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 12 Desember 2023

Jam : 09.00 wib

Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. D

Umur : 28 tahun Umur : 35 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT) Pekerjaan : Buruh tani

Alamat : Ds Malala

3.1. Data Subyektif

3.1.1. Alasan Datang : Ingin memeriksakan kehamilannya.

3.1.2. Keluhan utama : nyeri pada punggung dan terkadang perut kenceng2.

3.1.3. Riwayat menstruasi

 Siklus : 25 hari

 HPHT : 04-03-2023

 Keluhan : Tidak ada

3.1.4. Riwayat Kehamilan:

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang ke 2 (dua). Dalam

kehamilan ini ibu mengatakan mengalami keluhan mual muntah saat usia
kehamilan 10 minggu, dan merasakan nyeri perut bagian bawah sejak 3 hari

lalu. Ibu mengatakan dikehamilan ini sudah periksa ke bidan sebanyak 6

kali di Posyandu dan BPM. Informasi yang pernah didapat: cara

penanganan keluhan selama hamil, perbaikan pola nutrisi, istirahat cukup,

anjuran rutin konsumsi vitamin, dan anjuran kontrol ulang sesuai tanggal

yang ditentukan. Ibu mengatakan merasakan gerakan janin pada usia

kehamilan 14 minggu. Gerakan janin hari ini masih dirasakan. Ibu

mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan, tidak pernah demam

tinggi, tidak pernah mengalami jantung berdebar-debar atau nyeri dada,

tidak pernah mengalami batuk lama (> 2 minggu). Ibu mengatakan saat SD

ibu selalu ikut imunisasi pada kelas 1,2, dan kelas 5.

3.1.5. Riwayat obstetrik (kehamilan, persalinan, nifas) yang lalu.

a. Kehamilan

Ibu mengatakan saat hamil anak pertama tidak pernah mengalami perdarahan,

demam, keluar cairan berbau dari vagina, bengkak wajah kaki maupun tangan,

kejang-kejang, ketuban pecah sebelum waktunya.

b. Persalinan dan Bayi Baru Lahir

Ana Tahun Usia Jenis Penolong Berat Komp


k Ke kehamilan persalinan Badan likasi
I 2015 39 minggu Normal Bidan 3200 -
II Hamil ini
c. Nifas

Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama tidak pernah mengalami

perdarahan, demam, keluar cairan berbau dari vagina, bengkak wajah kaki

maupun tangan, payudara bengkak, kejang-kejang.

Lama Menyusui : 2 tahun


Usia anak sekarang : anak pertama usia 6 tahun

Lain – lain :-

3.1.6. Riwayat dan rencana KB

Metode yang pernah dipakai kondom selama 4 bulan tetapi suami merasa

tidak nyaman. Kemudian ganti menggunakan KB suntik 3 bulan selama 15

bulan namun berat badan ibu bertambah pesat dan timbul jerawat, kemudian

ibu ganti dengan menerapkan KB alami yaitu coitus interuptus selama 3

tahun, tetapi suami merasa kurang nyaman sehingga menyarankan untuk

menggunakan KB IUD. Rencana KB ibu selanjutnya yaitu menggunakan

KB IUD.

3.1.7. Riwayat kesehatan Ibu

Ibu tidak pernah atau tidak sedang mengalami tanda dan gejala anemia,

hipertensi, penyakit jantung, TBC, hepatitis atau penyakit kuning, diabetes,

malaria, HIV/AIDS, kencing nanah, timbul kutil pada alat kelamin, epilepsi,

penyakit jiwa, ibu tidak memiliki alergi obat, dan ibu memiliki alergi makan

udang.

Lain-lain: ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah

dioperasi

3.1.8. Riwayat kesehatan keluarga :

Tidak ada riwayat keturunan kembar, cacat bawaan seperti sumbing,

penyakit herediter seperti hipertensi, penyakit jantung hepatitis atau

penyakit kuning, diabetes. Suami dan anak yang tinggal serumah dengan ibu

tidak sedang menderita penyakit menular apapun.


3.1.9. Starus Perkawinan

Ya, kawin 1 kali, kawin usia 20 tahun, lama menikah 7 tahun

3.1.10. Pola pemenuhan kebutuhan dasar selama kehamilan

a. Nutrisi

1) Makan 3 kali sehari menu berisi nasi, sayur dan lauk seperti ayam, tempe,

tahu, telor, dengan porsi nasi 2 centong nasi.

2) Minum air putih 7-8 gelas sehari, ibu jarang mengonsumsi minuman

manis selama hamil ini.

b. Eliminasi

BAK : 6-8 kali sehari,

BAB : 1 (satu) kali sehari,

c. Aktivitas : mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, belanja,

memasak, mencuci baju, mengepel dan mengurus suami dan anak

d. Istirahat

Ibu biasanya beristirahat dengan tidur atau berbaring di kasur. Ibu tidur

sehari 7-8 jam (tidur siang 2 jam, tidur malam 5-6 jam).

e. Seksual : 1-2 kali/ minggu

3.1.11. Pola kebiasaan

a. Minum jamu: ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu apapun selama hamil.

b. Minum obat: ibu tidak pernah minum obat selain yang diberikan bidan.

3.1.12. Riwayat psikologi, sosial, ekonomi, budaya (termasuk Program Perencanaan


Persalinan dan Pencegahan Komplikasi/P4K

a. Psikologi

Kecemasan atau kekhawatiran yang dirasakan ibu:

Ibu mengatakan sedikit cemas dengan kondisinya karena akan

menghadapi persalinan

b. Sosial

1) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan

Ibu dan keluarga menyambut bahagia kehamilan kedua ini. Keluarga

juga berhubungan baik dengan ibu serta bersedia membantu secara

domestik atau finansial saat ibu membutuhkan bantuan.

2) Pembuat keputusan dalam keluarga : keputusan bersama

(suami dan istri)

3) Rencana tempat persalinan : Puskesmas Jabung

4) Penolong persalinan : Bidan

5) Rencana Rujukan bila Terjadi Kegawatan : RSIA Puri Bunda

6) Calon pendonor darah : Suami, saudara

7) Transportasi yang digunakan saat hendak bersalin atau dalam

keadaan darurat : sepeda motor/ mobil pribadi

8) Pendamping persalinan : Suami/Ibu kandung

c. Ekonomi

Ibu sudah menyediakan persiapan pendanaan untuk persalinan atau

kegawat daruratan
d. Budaya

Budaya yang diterapkan ibu dalam kehamilan : Tidak ada

3.2. Data Obyektif

3.2.1. Pemeriksaan umum


Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
TB : 151 cm BB Sekarang : 53 kg
BB Sebelum Hamil : 41 kg IMT : 23,2 kg/cm
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Suhu : 36, 5 C
Pernafasan : 20 x/menit LILA : 26 cm
TP : 11 - 1 - 2023
3.2.2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : tidak ada oedema / pucat / cloasma
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pandangan tidak kabur
c. Rahang, gigi, gusi : Tidak ada gigi berlubang dan karies, tidak ada
stomatitis, gusi tidak berdarah
d. Leher : tidak terdapat pembengkakan vena jugularis,
kelenjar tiroid, dan kelenjar limfe
e. Dada : terdapat hiperpigmentasi areola, tidak terdapat
benjolan abnormal, kolostrum belum keluar, puting susu menonjol
f. Abdomen
Inspeksi : arah pembesaran membujur, terdapat linea nigra,
strie albican, dan tidak terdapaty luka bekas operasi.
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah proseisus xipoideus.
Pada bagian fundus teraba lunak, kurang melenting
( bokong )
Leopold II : Pada bagian perut sebelah kanan ibu teraba bagian
memanjang dan keras ( punggung )
Leopold III : Pada bagian perut bawah ibu teraba bulat, keras
dan melenting yang berarti kepala, kepala belum
masuk PAP.
Leopold IV :-
TFU (Mcdonald) : 29 cm
TBJ : 2.480 gram
Ausluktasi
DJJ : 136 x/menit, reguler / irreguler
His / Kontraksi : Tidak Ada
g. Ekstremitas : tidak oedem dan tidak ada varises
h. Reflek Patella : +/+ (kaki kanan dan kiri positif)
Pemeriksaan laboratorium (10 Juni 2021)
Darah:
Hb : 13,7 gr %
Golongan darah : A+
HbsAg : Negatif
Rapid Tes (HIV) : Negatif
Sifilis : Negatif
Urine : Negatif
Protein : Negatif
Glukosa/reduksi : Negatif
3.3. Analisa Data / Diagnosa

G2 P1001 Ab000 UK 34-36 Minggu dengan kehamilan risiko rendah

Masalah: Nyeri punggung dan terkadang perut kenceng2

3.4. Intervensi

Lakukan pendekatan, membina hubungan baik, antara petugas kesehatan


dengan ibu hamil dan keluarga.
R/ Ibu dan keluarga mengerti dan kooperatif dengan petugas
kesehatan
Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin
dalam kondisi baik dengan :
R/ Ibu mengerti dan memahami kondisinya saat ini
Beritahu ibu bahwa keluhan yang dirasakan saat ini merupakan hal yang
normal dialami beberapa ibu hamil trimester III
R/ Ibu tenang tentang keluhan selama ini
Beritahu ibu cara membedakan kontraksi palsu dengan kontraksi yang
sesungguhnya.
R/ Ibu memahami
Beritahu ibu cara mengatasi keluhan sakit pinggang
R/ Ibu memahami
Beritahu ibu cara menghadapi kontraksi palsu
R/ Ibu memahami
Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III
R/ Ibu memahami
3.4.1. Beritahu ibu untuk mengonsumsi tablet Fe dengan cara dikonsumsi pada malam

hari dengan air putih atau air jeruk, tidak boleh diminum dengan teh atau kopi.

R/ Ibu memahami

3.4.2. Anjurkan ibu istirahat cukup

R/ Ibu bisa relaks dan tidak capek

3.4.3. Anjurkan ibu kontrol 2 minggu atau sewaktu2 bila ada keluhan

R/ Ibu memahami

3.5. Implementasi

3.5.1. Melakukan pendekatan, membina hubungan baik, antara petugas kesehatan

dengan ibu hamil dan keluarga.

3.5.2. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin dalam

kondisi sehat.

3.5.3. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang dirasakan saat ini merupakan hal yang

normal dialami beberapa ibu hamil trimester III


3.5.4. Memberitahu ibu cara membedakan kontraksi palsu dengan kontraksi yang

sesungguhnya. Kontraksi palsu biasanya tidak begitu terasa sakit, mirip dengan

kram menstruasi

3.5.5. Memberitahu ibu cara mengatasi keluhan sakit pinggang yaitu dengan

mengompres area yang sakit dengan air hangat untuk meningkatkan aliran darah

dan melemaskan otot, selain itu juga dengan menjaga sikap tubuh, melakukan

aktivitas ringan seperti senam hamil (seperti petunjuk dalam buku KIA) serta

mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium

3.5.6. Memberitahu ibu cara menghadapi kontraksi palsu yaitu dengan latihan relaksasi

pernafasan untuk membantu ibu mengatasi ketidaknyamanan atau dengan

mengubah aktivitas atau posisi ibu, kadang berjalan – jalan

3.5.7. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III, seperti

perdarahan pervaginam, keluar cairan ketuban sebelum waktunya, gerak janin

tidak terasa, nyeri hebat pada perut bagian bawah

3.5.8. Memberitahu ibu untuk mengonsumsi tablet Fe dengan cara dikonsumsi pada

malam hari dengan air putih atau air jeruk, tidak boleh diminum dengan teh atau

kopi.

3.5.9. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup.

3.5.10. Memberitahu ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan

3.6. Evaluasi

S = Ibu mengerti dan bisa memahami apa saja yang di jelaskan petugas.

O = Ibu bisa menjawab kembali pertanyaan dari petugas.

A = Ny. D G2 P1001 Ab000 UK 34 – 36 minggu resiko rendah

P = Ingatkan ibu untuk kontrol ulang kembali

Ingatkan ibu rajin minum vitamin dan istirahat yang cukup


Anjurkan ibu OR ringan / aktifitas ringan

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal: Kamis / 30 Desember 2021

Jam: 10.00 WIB

Tempat: Puskesmas Jabung

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan


: 1. Pemeriksaan Umum
 KU: Baik
 Kesadaran: Composmentis
 BB: 54 kg
 TD: 110/80 mmHg
 RR: 20x/menit
 Suhu: 36,6°C
 Muka: tidak pucat, tidak kuning dan tidak oedema
 Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih
 Leher: tidak ada pembengkakan vena jugularis maupun tiroid
 Ekstremitas atas dan bawah: tidak oedema
O 2. Abdomen
 Leopold I: Pada bagian fundus teraba lunak, tidak bulat, tidak
melenting ( bokong ).
 Leopold II: TFU 3 jari dibawah proseisus xipoideus. Pada bagian
perut sebelah kanan ibu teraba bagian memanjang dan keras (
punggung bayi ).
 Leopold III: Pada bagian perut bawah ibu teraba bulat keras dan
kurang melenting yang berarti kepala sudah masuk PAP.
 Leopold IV: Kepala teraba 4/5
3. TFU (Mc.donald) : 30 cm
4. Auskultasi: DJJ: 142x/menit
5. TBJ: (30-12) x 155 = 2.790 gram
A : G2 P1001 Ab000 UK 38-39 minggu dengan kehamilan risiko rendah
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa secara umum
kesehatan ibu dan janin dalam keadaan baik.
E: Ibu mengerti dan memahami penjelasan yang telah disampaikan.
2. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup setelah beraktivitas agar
tubuh tidak kelelahan.
E: Ibu mengerti dan bersedia untuk beristirahat cukup setelah
beraktivitas.
3. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak minum air putih.
E: Ibu bersedia melakukan anjuran sesuai dengan yang disampaikan.
4. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi mengonsumsi suplemen
Fe, kalsium dan vitamin C.
E: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran sesuai dengan yang
disampaikan.
5. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk membaca buku KIA pada
bagian tanda-tanda persalinan karena sudah mendekati tanggal
taksiran persalinan.
E: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
6. Menganjurkan kepada ibu untuk mempersiapkan perlengkapan yang
dibutuhkan saat persalinan
E: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
7. Menjelaskan pada ibu untuk kontrol 2 minggu lagi atau sewaktu-
waktu saat terdapat keluhan.
E: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil pengkajian maupun pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny. D

telah memberi gambaran terkait kondisi kesehatan yang dimiliki dalam kehamilan

sekarang. Hasil pengkajian pada Ny. R Usia 28 tahun dengan diagnosis G2 P1001 Ab000 UK

34-35 minggu dengan kehamilan resiko rendah, menunjukkan bahwa keluhan utama yang

dirasakan ibu saat ini yaitu nyeri pada punggung dan terkadang kontraksi setiap 1

jam sekali selama sekitar 15 detik. Salah satu ketidaknyamanan ibu hamil

trimester III ialah kontraksi palsu (his palsu) atau yang biasa disebut braxton

hicks. Kontraksi ini diidentifikasi sebagai persiapan/tanda-tanda persalinan.

Kontraksi ini berupa rasa sakit yang tidak teratur dan akan hilang bila beristirahat.

Peningkatan berat badan yang signifikan dan terjadi kelengkungan tulang

belakang ibu hamil yang meningkat ke arah akhir kehamilan dan menyebabkan

perubahan postur tubuh yang lordosis. Keadaan atau posisi yang salah ini jika

berlangsung lama akan mengakibatkan ibu hamil mengalami sakit pinggang

(Latief, 2016). Ketidaknyaman tersebut menyebabkan gangguan tidur dan

berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya.

Upaya untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan olahraga ringan dan

latihan relaksasi yang sesuai untuk ibu hamil yaitu senam hamil. Menurut

(Kamariyah,dkk, 2015) senam hamil berguna untuk menyesuaikan pertambahan

berat badan, sehingga dapat melakukan relaksasi, melatih otot perut dan otot

panggul dan juga berbagai ahli menyebutkan berbagai manfaat senam hamil

dalam mengurangi nyeri pinggang. Selain senam hamil, bisa dilakukan upaya
kompres hangat pada bagian nyeri. Rasionalnya kompres hangat pada bagian

nyeri akan mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area nyeri.

Nyeri akibat spasme otot berespon baik terhadap panas karena panas melebarkan

pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah lokal (Nurasih, 2016). Jangan

jongkok maupun berdiri terlalu lama, karena hal tersebut akan menambah rasa

sakit pada tulang belakang ibu hamil.

Pada hasil pemeriksaan didapatkan IMT (Indeks Massa Tubuh) Ny.D usia

28 tahun G2P1A0 UK 34-36 Minggu adalah 53 kg dengan tinggi badan 151 cm

yaitu 23,2 di mana ukuran tesebut di cukup normal (WHO 2015). Pada hasil

pemeriksaan Lila (Lingkar lengan) ibu 26 cm (normal) di mana tergolong ke

dalam kehamilan risiko Rendah(KRR). Alat skrining / deteksi dini risiko ibu

hamil adalah salah satu upaya untuk mendeteksi dini kehamilan yang memiliki

masalah/faktor risiko pada kehamilannya, salah satunya berupa Kartu Skor Poedji

Rochjati (Rochjati, 2003). Setiap kondisi ibu hamil yang kontak dengan petugas

kesehatan diberi skor 2 sebagai skor awal, dengan jumlah skor 2 dianjurkan untuk

bersalin dan ditolong oleh bidan (Rochjati, 2003).

Sebagai tindak lanjut dari hasil pengkajian, pemeriksaan dan diagnosa

kondisi Ny “R” dan janinnya, ibu diberikan pendidikan kesehatan mengenali

tanda bahaya kehamilan pada kehamilan lanjut, di antaranya perdarahan

pervaginam sebelum waktunya, sakit kepala hebat, pandangan kabur, nyeri perut

hebat, bengkak pada muka dan ekstrimitas, bayi kurang bergerak seperti biasanya,

ketuban pecah sebelum waktunya dan demam tinggi (Kusumawati, 2014).

Apabila ibu mendapatkan tanda gejala dari salah satu tanda bahaya tersebut, ibu

diharapkan segara datang ke tenaga kesehatan.


Ny “R” usia 28 tahun G2P1A0 UK 34-36 minggu memasuki kehamilan

trimester III, ibu diberikan pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan ibu hamil

pada trimester III. Di antaranya nutrisi (Diet TKTP/tinggi kalori tinggi protein

serta kurangi karbohidrat), terdapat tanda infeksi adanya pengeluaran cairan

disertai rasa panas pada jalan lahir sebelumnya, istirahat cukup (kebutuhan tidur

yang efektif 8 jam/hari), kebesihan diri (penggunaan bra yang longgar dan rutin

membersihkan putting saat mandi) dan mempersiapkan kelahiran dan

kemungkinan darurat (merencanakan tempat persalinan, penolong persalinan,

kendaraan, donor darah biaya, dll) (Sartika, Nita. 2016)

Selain itu memberikan pendidikan jasmani kepada Ny “R” mengenai

tanda-tanda persalinan, menurut Kumalasari (2015), diantaranya ialah rasa sakit

karena adanya kontraksi uterus yang progresif, teratur, yang meningkat kekuatan

frekuensi dan durasi, rabas vagina yang mengandung darah (bloody show),

kadang – kadang ketuban pecah spontan dan pada pemeriksaan dalam, serviks

mendatar dan pembukaan telah ada. Sehingga meskipun ibu baru pertama kali

hamil, ibu dan keluarga sudah dapat mengenali tanda-tanda dirinya bahwa akan

masuk masa persalinan.

Berdasarkan hasil dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan

kepada Ny.”R” mulai dari trimester III. Dapat disimpulkan bahwa pada

pemeriksaan kehamilan Ny ”R” selama 2 kali kunjungan didapatkan hasil ibu

tidak mempunyai masalah, meski ibu memiliki keluhan atau ketidaknyamanan

yakni nyeri punggung dan sering merasakan kontraksi palsu (braxton hiks) yang

merupakan keluhan fisiologis pada ibu hamil TM III. Namun, keluhan tersebut

dapat teratasi dengan edukasi dan latihan ringan. Sehingga dari hasil pemeriksaan
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan antara fakta

dan teori yang menyebutkan bahwa Ny.”R” G2 P1 Ab0 dalam kehamilan yang

fisiologis.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny.
R Usia 28 tahun, dapat diperoleh diagnosis yaitu G2 P1001 Ab000 UK 34
-36 minggu dengan kehamilan risiko rendah. Semua data pengkajian baik
subjektif dan objektif berada pada keadaan normal dan umum terjadi pada
kehamilan fisiologis. Sehingga penatalaksanaan yang diberikan juga
disesuaikan dengan keluhan yang ada dengan tetap memprioritaskan unsur
keefektivitasannya dan kemampuan ibu untuk melakukannya.
Pendampingan selama siklus kehamilan adalah hal yang sangat dianjurkan
demi memantau perkembangan kehamilan ibu dan dilakukan sebagai
upaya preventif terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.

5.2. Saran
Bagi mahasiswa lebih giat belajar dan mengkaji teori dan kondisi di
lapangan sehingga dapat menguasai situasi tindakan dengan aman, tepat,
dan cepat.
Bagi tenaga kesehatan lebih meningkatkan mutu khususnya dalam
konseling
Institusi dapat senantiasa membimbing mahasiswa dalam proses
pembuatan asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, N.2012. Perubahan Adaptasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester III.

Yogyakarta: 2012

Asrinah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Bobak, dkk.2005. Keperawatan Maternitas Edisi4. Jakarta : EGC

Bobaks, Dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi Ke-4. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC.

Fitriana, dkk. Inadequate Fluid Intake Can Increase the Risk of Constipation Among Pregnant

Women. Majalah Obstetri & Ginekologi. 2017; 25 (2)

Hani, Ummi, Dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :Rohim Press.

Hutahaean, Seri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medika

Icesmi, Sukarni K. 2013. Kehamilan, Persalinan, Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia

Kusmiyati, Yuni. 2010. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Fitrimaya

Megasari, Miratu dkk. 2015. Panduan Asuhan Kebidanan I. Ed 1. Yogyakarta: Depublish.


Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Romauli, Suryati. 2011. Konsep Dasar Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

Rukiyah, Aiyeyehet all. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Trans Info.

Sari, Anggita,2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Bogor: In Media

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika

Winkjosastro. (2016). Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai