Anda di halaman 1dari 58

PERTEMUAN 1

Oleh: Handinis Sonya RKW,


S.Keb,M.Kes
Capaian Pembelajaran

Menjelaskan konsep dasar


keperawatan maternitas
Sub Capaian Pembelajaran
1. Definisi keperawatan maternitas
2. Perspektif keperawatan maternitas
3. Isu dan tren keperawatan maternitas
4. Falsafah keperawatan maternitas
5. Filosofi keperawatan maternitas
6. Tujuan keperawatan maternitas
7. Fokus sasaran keperawatan maternitas
8. Paradigma keperawatan maternitas
9. Peran dan fungsi keperawatan maternitas
10.Pengertian obstetric ginekologi
11.Refiew Anatomi fisiologi reproduksi wanita
12.Menstruasi dan ovulasi
13.Praktek menghitung masa subur
Merupakan asuhan keperawatan yg
ditujukan pd wanita usia subur yang
berkaitan dngn sistem reproduksi pada
masa diluar kehamilan, masa kehamilan,
masa melahirkan, masa nifas sampai 6
minggu, serta bayi baru lahir sampai umur
28 hari beserta keluarganya, yang
berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptassi fisik dan
psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan
(Mitayani,2009)
Perspektif Keperawatan Maternitas
a. Ethical and Legal Issue
o Pelayanan dalam area keperawatan

maternitas mencakup persiapan


menghadapi kelahiran dalam area
keperawatan maternitas mencangkup
persiapan menghadapi kelahiran,
selama proses kelahiran, ibu setelah
melahirkan, dan anak baru lahir untuk
membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Isu
tentang keperawatan kritis pada
keperawatan maternitas menyangkut
dua aspek, yaitu ibu dan janin atau bayi
baru lahir. (Wagiyo, 2016)
Cont’
2. Overview of Ethics and Law

Etika adalah prinsip-prinsip yang


mengatur seseorang dalam
melakukan hubungan dengan
orang lain. Prinsip-prinsip tersebut
didasarkan pada nilai-nilai dasar
hidup yang diyakini kebenarannya
serta memberikan kerangka
mengambil sebuah keputusan dan
tindakan (Wagiyo, 2016)
Cont

3. Relationship Between Ethics and


Law

Masalah etika mempunyai rujukan


yang berbeda dibandingkan masalah
hukum. Contoh, dating tidak tepat
waktu ke tempat kerja. Selain
melanggar hukum sebuh perusahaan,
datang terlambat juga salah secara
etika (wagiyo, 2016)
cont

4. Legal Aspects of Maternity and


Perinatal Care

Bidang keperawatan maternitas


dan perinatal memiliki risiko tinggi.
Oleh sebab itu diperlukan
pertimbangan yang matang untuk
seuah keputusan. Selain itu,
dibutuhkan kelengkapan alat
medis demi keselamatan pasien.
(wagiyo, 2016)
Trend dan Issue
keperawatan
maternitas
MASALAH UTAMA :
 Angka Kematian Ibu ( AKI)

 Angka Kematian Perinatal ( AKP )

Tolak Ukur Derajat Kesehatan Masyarakat

 Faktor Yang Mempengaruhi :


 Kepedulian terhadap wanita.
 Pelayanan kesehatan
 Sistem rujukan.
 Status sosial, ekonomi, pendidikan,
budaya
(Mochtar, 1998)
PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS
TERLAMBAT
1. .Identifikasi risiko tinggi dan komplikasi
obstetri
( provider )
2. Pengambilan keputusan ( Pasien / klien dan
keluarga )
3. Datang ke pusat rujukan ( Geografi,
transportasi )
4. Penanganan di tempat rujukan ( rumah
sakit )

(Wagiyo,2016)
Trend dan Issue
keperawatan maternitas
Mengalami perubahan dari waktu ke
waktu..
1. Perubahan struktur sosial
Jumlah anggota keluarga sedikit

Dampak Keperawatan
Memberdayakan dan melibatkan
anggota keluarga
2. Gaya hidup keluarga lebih bervariasi
Cendrung ‘mobile’
Dampak Keperawatan
Monitoring kesehatan, pend kesehatan,
pelayanan kesehatan terjadwal
3. Peningkatan biaya kesehatan
Cendrung menunda periksa kesehatan
Dampak Keperawatan
Pelay. Kesh komprehensif di tingkat PHC
(Wagiyo, 2016)
- Perkembangan teknologi kesehatan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
angka kehamilan resiko tinggi yang
besar membuat sistem perawatan
kesehatan menekankan pada
perawatan berteknologi tinggi
- Perubahan pola sakit
Kekerasan thdp perempuan, bayi
Dampak Keperawatan
Pengkajian keperawatan, legal
FALSAFAH KEPERAWATAN
MATERNITAS

1. Kep. Maternitas dipusatkan pada :


* Keluarga & masyarakat askep yang holistik
* Menghargai klien & keluarganya
* Klien, keluarga, masy berhak perawatan yg
sesuai
2. Setiap individu berhak lahir sehat –
optimal :
 Wanita hamil dengan bayi yang dikandung.
 Wanita pasca persalinan beserta bayinya.

Berhak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan.


3. Pengalaman : Kehamilan, Persalinan,
Gangguan Kesehatan merupakan tugas
perkembangan keluarga dan dapat menjadi
krisis situasi.
4. Yakin bahwa kehamilan & persalinan
adalah peristiwa yang normal , alamiah,
partisipasi aktif keluarga dibutuhkan untuk
kepentingan kesehatan ibu dan bayi.
5. Awal kehamilan awal bentuk interaksi
keluarga.
6. Sikap, nilai, dan perilaku sehat setiap
individu dipengaruhi latar belakang budaya,
agama, dan kepercayaan.
7. Keperawatan maternitas berfungsi sebagai advocat/
pembela untuk melindungi hak klien.
8. Mempromosikan kesehatan merupakan tugas
penting bagi keperawatan maternitas generasi
penerus.
9. Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi
peran perawat dan merupakan faktor utama daalam
mempromosikan derajat kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat
10. Yakin bahwa penelitian keperawatan dapat
menambah pengetahuan dalam meningkatkan mutu
pelayanan maternitas

(Wagiyo, 2016)
Tujuan keperawatan maternitas
1. Membantu perempuan usia subur dan
keluarganya dalam mengatasi masalah
reproduksi, mempersiapkan diri dalam
menghadapi kehamilan, dan persalinan
2. Membantu Pasangan Usia Subur (PUS)
untuk melihat kehamilan dan persalinan
merupakan peristiwa normal yang akan
dialami oleh setiap wanita normal
3. Membantu memberikan dukungan
supaya ibu hamil memandang kehamilan
sebagai pengalaman positif dan
menyenangkan.
4. Memberikan informasi yang adekuat
kepada calon orang tusa selama
kehamilan, persalinan, dan masa
nifas, memahami keadaan sosial
dan ekonomi calon ibu, serta
membantu dalam mendeteksi
deviasi dini pada keadaan normal
selama kehamilan, persalinan, dan
masa nifas.
5. Mendeteksi penyimpangan yang
terjadi sedini mungkin tentang
kehamilan, persalinan
(Wagiyo,2016)
Filosofi Keperawatan
Maternitas

Maternity Nursing meyakini bahwa


asuhan klien (ibu) atau maternal
bukan hanya area medis dan
keperawatan saja, tetapi merupakan
aktifitas pelayanan yang difokuskan
pada keluarga sebagai sentra
asuhan (Reeder,1997 dalam Wagiyo,
2016).
Fokus Sasaran Maternitas
1. Fokus intervensi keperawatan maternitas
adalah:
Peningkatan kemandirian dalam merawat dirinya
sendiri, bayi, dan keluarga melalui pendidikan
kesehatan (Zwelling, 2003 dalam wagiyo,
2016).

2. Baik WUS maupun PUS yang berkaitan


dengan masalah sistem reproduksi, wanita
masa kehamilan, persalinan dan nifas, wanita
antara dua kehamilan, dan bayi baru lahir
sampai usia 40 hari beserta keluarganya, dan
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dalam melakukan adaptasi fisik dan
psikososial menggunakan proses keperawatan
(CHS, 1993 dalam Wagiyo, 2016).
Paradigma Keperawatan
Maternitas :

 Manusia
 Lingkungan
 Sehat
 Keperawatan
Peran dan fungsi perawat
maternitas:

1.Memberikan pelayanan kesehatan


2.Bertindak sebagai advocate
(perantara dgn klien dalam mencari
sumber untuk peningkatan taraf
kesehatan)
3.Pendidik (perawat mandiri)
4.Peneliti (IPTEK)
5.Change agent (perubahan dalam
profesi keperawatan)
6.Politik (aktif dalam politik dengan
tujuan memajukan profesi)
Trend dan isu keperawatan
maternitas
Perubahan lingkungan perawatan
kesehatan
adanya program pembatasan
biaya mempunyai dampak berarti
pada perawatan obstetrik, dimana
pasien dianjurkan pulang dalam 24
jam post patum pervaginam atau 72
jam post partum SC tampa
komplikasi
Kemajuan dalam tehnologi

Dengan adanya kemajuan tehnologi,


timbul dilema etik&biaya yang lebih
besar

Kehamilan para remaja

Remaja memilih untuk mengakhiri


/mempertahankan kehamilan sampai
cukup bulan&mempertahankan bayi
atau memberikan bayi untuk diadopsi,
program pendidikan khusus, meliputi
informasi mengenai KB, PHS,
Perawatan bayi, dan menjadi orang tua
Populasi khusus

Masalah2 yg b.d perawatan


kesehatan pd populasi meliputi
hambatan bahasa, (-)nya
pengetahuan/pemahaman, &
keunikan keyakinan yang
mempengaruhi selama periode
prenatal, intranatal,& postnatal, hal
ini supaya perawat meningkatkn
kesadaran budaya mereka sehingga
dpt beradaptasi secara kreatif &
berpengetahuan dlm menangani
Wanita menunda kehamilan
karena pendidikan dan karier

Bertambahnya usia waktu


menunda kehamilan karena karier
dapat menyebabkan primigravida
beresiko tinggi, terhadap
komplikasi selama prenatal,
intranatal, dan postnatal serta
keluarganya
Drug abuse, HIV, PHS

Penggunan drug abuse meningkat


pd WUS 15-25 thn yg dpt
menyebbkn morbiditas&mortalitas
pada masa perinatal yg tinggi. HIV
merupakan faktor ke-5 penyebab
kematian wanita pada usia
reproduksi, menyebabkan
mortalitas pd anak.
Perlu dilakukan pencegahan
primer melalui program pendidikan
kesehatan yg ditujukan pd tingkat
SD&SMP dan dilakukan penelitian
secara terus menerus untuk
menemukan vaksin baru untuk
melindungi janin dr ancaman trsbt
Masalah moral/etis

•BBLR dapat hidup, tetapi bagaimana


dngn kualitas hidup keturunan
selanjutnya
•Efek jangka panjang dari
prematuritas dpt menimbulkan
kecacatan fisik&mental selama hidup,
dpt menghambat keterbatasan
fisik,emosional, finansial keluarga,
perceraian dan penyiksaan anak,
serta penyakit fisik dan psikologi
lainnya
Peran dan Fungsi Perawat Maternitas
Peran perawat pada masa sebelum dan
selama kehamilan,persalinan&nifas
adalah sebagai berikut:
1. Pelaksana
Membantu,mengarahkan&meningkatkan
kesehatan keluarga yang baru
merencanakan kehamilan, persalinan
dan postpartum. Dpat dicapai dengan
Pengkajian fisik; Nutrisi yang adekuat,
Psikososial ibu dan keluarga;
Mengenal dan menetapkan masalah
sedini mungkin; Merencanakan dan
melakukan tindakan keperawatan;
Evaluasi.
2. Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan
yang b.d perencanaan
kehamilan,kehamilan saat
ini,perssalinan yang akan dihadapi
&pospartum.
Pendidikan&penyuluhan paling
penting dilakukan oleh perawat
untuk meningkatkan kemampuan
melaksanakan perawatan mandiri
dengan memberikan informasi
disesuaikan dengan tingkat
pemahaman ibu dan keluarganya.
3. Advocad

Mendukung hak klien dan


membantu dalam membuat
keputusan dengan memberi
informasi dampak dari keputusan
yang akan diambil tersebut.
4. Provider
Sebagai penyedia pelayanan
kesehatan, peran perawat pada
masa persalinan:
Melakukan pengkajian dengan
cermat: adanya nyeri,nutrisi,cairan
dan kecemasan; Mengingatkan ibu
bagaimana berperilaku saat
persalinan; Memfasilitasi
keterikatan ibu dengan bayinya,
misalnya: kebutuhan spiritual
(Padila. 2014)
Peran perawat pada masa nifas
(postnatal):

Memfokuskan nutrisi ibu dan


pemberian ASI dengan
memberikan penjelasan kepada ibu
dan keluarga tentang: cara
pemberian ASI,memotivasi ibu
untuk memberikan ASI secara
eksklusif,peran perawat
meluruskan kepercayaan yang
kurang benar dengan pendekatan
khusus.
Pendekatan:
pendidikan; berupa
penyuluhan kepada ibu-ibu
setelah melahirkan dengan
waktu yang tepat dengan
memperhatikan proses
adaptasi ibu.

(Padila. 2014)
Peran dan fungsi perawat
maternitas dalam tahap child
bearing (melahirkan anak) dan
child raring (membesarkan anak)

Agar peran dan fungsi perawat


dapat berjalan dengan
baik,perawat maternitas sebaiknya
mengetahui fase adaptasi ibu dan
jenis atau tipe keluarga.
 Tiga fase adaptasi ibu:

1. Fase ketergantungan (taking in):


berfokus pada diri sendiri,tampak
pasif.
2. Fase transisi; antara tergantung
dan mandiri (taking hold):
berfokus beralih kepada bayinya
3. Fase menerima pesan baru
(letting go): mulai akhir minggu
I,perilaku kasih sayang mulai
tampak melalui perhatian ibu
yang berfokus pada bayi (Mochtar
 Tipe keluarga dalam perawatan
maternitas
- Family of orientation
Keluarga dengan adanya
kelahiran,sibling (saudara
kandung),ibu,bapak dan lain-lain.
- Family of procreation
Keluarga yang mantap yang disertai
denagna anak.
 
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) di Indonesia
 
Pertolongan persalinan oleh petugas
kesehatan terus mengalami peningkatan
hingga mencapai 72,41% pada tahun
2006 (Susenas). Persalinan ini sangat
mempengaruhi angka kematian ibu dan
bayi sekaligus.
Penyebab kematian ibu terkenal
dengan Trias Klasik, yaitu perdarahan
(30%),preeklampsi/eklampsi (25%) dan
infeksi (12%).
(Manuaba, 2010)
 Risiko kematian ibu meningkat
bila ibu menderita
anemia,kekurangan energi
kronik dan penyakit menular.
 Aborsi yang tidak aman
bertanggung jawab pada 11%
kematian ibu di Indonesia,
biasanya terjadi pada
kehamilan yang tidak
diinginkan.
(Manuaba, 2010)
MDGs

Millenium Development Goals


(MDGs) dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan
sebagai Tujuan Pembangunan
Milineum (TPM), merupakan
paradigma pembangunan
global yang disepakati secara
internasional.
Tujuan,target dan indikator MDGs
Indonesia:
1.Menanggulangi kemiskinan &kelaparan
2.Mencapai pendidikan dasar untuk
semua
3.Mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan;
4.Menurunkan angka kematian anak
5.Meningkatkan kesehatan ibu
6.Memerangi HIV/AIDS,malaria dan
penyakit malaria lainnya;
7.Memastikan kelestarian lingkungan
hidup
8.Membangun kemitraan global
untuk pembangunan
 Target ke-4 adalah menurunkan
angka kematian Balita sebesar 2/3
dalam kurun waktu 1990-2015.

1) Angka Kematian Bayi (AKB) 23 per


1000 kelahiran hidup.
2) Angka kematian Balita (AKBA) 32 per
1000 kelahiran hidup
3) Anak usia 12-23 bulan yang
diimunisasi campak (18,5%).
 Target ke-5 adalah menurunkan
angka kematian ibu sebesar tiga
perempatnya dalam kurun waktu
1990-2015

1) Angka kematian ibu melahirkan (AKI)


102 per 100.000 kelahiran hidup.
2) Proporsi kelahiran yang ditolong oleh
tenaga kesehatan (90%).
3) Peningkatan kebutuhan keluarga
berencana pada wanita 15-49 tahun
berstatus kawin (%).
Keterlibatan lintas sektor
- Gerakan sayang ibu (GSI) u/ cegah 3
Terlambat:
1.Keterlambatan keluarga dalam
mengenali tanda bahaya&buat keputusan
u/segera cari pertolongan
2. keterlambatan dalam mencari fasilitas
pelayanan kesehatan
3. keterlambatan difasilitas pelayanan
kesehatan u/ mendapatkan
pertolongan yang dibutuhkan
Upaya pemerintah
Tahun 2000 WHO merancangkan Making
Pregnancy Safer (MPS) :
•Strategi MPS mendorong pemberdayaan
perempuan dan keluarga.
•Output yang diharapkan menetapkan
keterlibatan suami dalam mempromosikan
kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif
keluarga dalam kehamilan dan persalinan
•Menempatkan safe motherhood sbg prioritas
utama
Intervensi strategis dalam upaya safe motherhood
dinyatakan sebagai empat pilar safe motherhood,
yaitu:

SAFE
MOTHERHOOD

KB ASUHAN PERSALINAN PELA


BERSIH DAN YANAN
ANTENATAL AMAN OBSTE
TRI
ESEN
PELAYANAN SIAL
KEBIDANAN DASAR

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

PEMBERDAYAAN WANITA
Empat pilar safe motherhood
Intervensi strategis dalam upaya safe
motherhood dinyatakan sebagai empat pilar safe
motherhood, yaitu:
• KB: perencanakan waktu yang tepat untuk
kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak.
Sehingga akan menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan (kategori “4 terlalu”: muda, tua,
sering hamil dan banyak anak)
• Pelayanan antenatal, cegah komplikasi
obstetri bila mungkin, dan memastikan
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai.
•Persalinan yang aman, memastikan semua
penolong persalinan mempunyai pengetahuan,
keterampilan&alat untuk pertolongan yang aman
dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas
kpd ibu dan bayi.
• Pelayanan obstetri esensial, memastikan
bahwa pelayanan obstetri untuk resiko tinggi
dan komplikasi, tersedia bagi ibu hamil yang
membutuhkan (Manuaba, 2010)
Pengertian Obstetri Ginekologi

Obstetri adalah cabang ilmu


kedokteran yang khusus
mempelajari kehamilanan dan
persalinan. Sedangkan
ginekologi adalah cabang ilmu
kedokteran yang khusus
mempelajari masalah reproduksi
wanita (Manuaba, 2010)
Reproduksi Wanita
Referensi
1. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan
Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
2. Padila. 2014. Keperawatan Maternitas
Sesuai Dengan Standar Kompetensi (PLO)
dan Kompetensi Dasar (CLD). Yogyakarta :
Nuha Medika
3. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
4. Wagiyo dan Putrono. 2016. Asuhan
Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi
Baru Lahir Fisiologis dan Patologis Ed 1.
Yogyakarta : ANDI

Anda mungkin juga menyukai