Anda di halaman 1dari 9

MODUL PEMBELAJARAN

MATA KULIAH: KEPERAWATAN MATERNITAS


OLEH: Ns. Filia Veronica Tiwatu, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Mat)

Materi : Konsep Dasar Keperawatan Maternitas

Tujuan Umum : Peserta Didik dapat memehami konsep dasar keperawatan maternitas

Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan maternitas
2. Mahasiswa dapat mengetahui falsafah dan paradigma keperawatan
maternitas
3. Mahasiswa memahami peran dan fungsi perawat maternitas
4. Mahasiswa memahami pendekatan pelayanan dalam keperawatan
maternitas
5. Mahasiswa memahami model konsep Family Centered Maternity Care
(FCMC)

1. Konsep Keperawatan Maternitas


Konsep dasar keperawatan maternitas adalah pelayanan yang diberikan perawat
merupakan pelayanan yang berkelanjutan (continuity care), Pada pelayanan maternitas,
seorang perawat melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan filosofi keperawatan
maternitas (Sandall, 1996). Keperawatan sebagai profesi mengharuskan pelayanan
keperawatan yang diberikan secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang
memenuhi standar dan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga masyarakat menerima
pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu (Hamid, 2001).
Asuhan keperawatan maternitas memiliki arti asuhan yang lebih luas pada ibu, bayi baru
lahir dan anggota keluarga yang lain serta menekankan pentingnya hubungan interpersonal
yang bermakna pada keluarga dengan mempertimbangkan faktor yang kritis dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga besar secara keseluruhan. Keperawatan
maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada Wanita
Usia Subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa
melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai usia 40 hari
beserta keluarganya. Pelayanan berfokus untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (CHS,
1993).
Tujuan Keperawatan maternitas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin
serta bayi baru lahir dan membantu perkembangan keutuhan keluarga. Setiap individu berhak
untuk lahir sehat, maka setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Keperawatan maternitas meyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses
yang normal baik secara fisik ataupun psikologis serta memutuhkan adaptasi fisik dan
psikososial bagi ibu dan keluarganya. Dukungan keluarga merupakan upaya untuk
mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya. Asuhan keperawatan maternitas merupakan
filosofi perawatan ibu, proses fisiologis normal yang membuat seseorang menemukan reaksi
individual dalam konteks normal. Bagi ibu dan pasangan dengan reaksi menjadi orang tua
didasari oleh berbagai peristiwa dari masa kanak–kanak, remaja atau dewasa, tentunya reaksi
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan rumah kedua berasal. Selain itu tingkat kepuasaan
calon orang tua dan tingkat kesenangan ibu nifas dan bayi baru lahir dimodifikasi oleh
hubungan interpersonal dengan orang terdekat yang paling penting bagi mereka di
lingkungan layanan kesehatan. Pengalaman persalinan merupakan tugas perkembangan
dalam keluarga yang dapat mengakibatkan krisis situasi apabila anggota keluarga tidak
merupakan satu keluarga yang utuh.
Proses kelahiran anak merupakan proses yang sangat penting dari permulaan hubungan
baru dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap individu saling mempengaruhi dengan
budaya dan sosial ekonomi,dari calon ibu sehingga budaya yang diwarisi akan
mempengaruhi calon individu yang dilahirkan. Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat
holistik dan menghargai individu dan keluarganya, serta menyadari bahwa klien dan keluarga
berhak mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatannya dan menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi pemberian
informasi untuk meningkatkan kesehatan, mengatasi masalah pada masa kehamilan,
persalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan secara dini yang dimulai dari
keadaan normal selama kehamilan hingga persalinan dan masa diantara dua kehamilan,
membantu proses persalinan dan pertolongan persalinan normal, merawat ibu masa nifas dan
bayi baru lahir hingga berusia 40 hari menuju kemandirian, serta merujuk kepada tim
kesehatan lain untuk kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut dengan tetap
melaksanakan asuhan sesuai dengan prinsip-prinsip etika keperawatan yang berlaku.

2. Falsafah dan Paradigma Keperawatan Maternitas


Falsafah dalam keperawatan maternitas dipusatkan pada keluarga dan masyarakat untuk
memberikan asuhan keperawatan yang holistic, menghargai individu dan keluarganya, serta
memberikan perawatan yang sesuai dengan hak-hak dari individu, keluarga dan masyarakat.
Setiap individu berhak lahir sehat dan mendapatkan pelayanan yang optimal, wanita hamil
dengan bayi yang dikandung serta wanita pasca melahirkan beserta bayinya berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan .
Pengalaman individu saat kehamilan, persalinan, gangguan kesehatan merupakan tugas
perkembangan dalam keluarga dan dapat menjadi krisis situasi. Keyakinan bahwa kehamilan
dan persalinan merupakan [eristiwa yang normal, alamiah dan membutuhkan partisipasi aktif
dari setiap anggota keluarga untuk kepentingan kesehatan ibu dan bayi. Awal kehamilan
merupakn bentuk interaksi awal dari keluarga. Sikap, perilaku, dan nilai setiap individu
dipengaruhi oleh latar belakang budaya, agama, dan kepercayaan.
Keperawatan maternitas berfungsi sebagai pembela untuk melindungi hak dari klien dan
keluarga, mempromosikan kesehatan, dan merupan faktor utama dalam mempromosikan
derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk
melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang
terjadi dalam profesi tersebut. Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi
manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan ibu (Konfensi sedunia IV tentang wanita,
beijing 1995).
Manusia dalam keperawatan maternitas merupakan beberapa orang yang terdiri dari
wanitas usia subur, wanita pada masa subur yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi yang baru lahir sampai umur 40
hari, serta mempunyai anggota keluarga yang unik dan utuh. Merupakan individu yang oleh
usia dan tumbuh kembangnya memiliki sifat yang berbeda sesuai dengan kebutuhan bio-
psikososial dan spiritualnya. Salah satu tugas perkembangan wanita adalah pengalaman
melahirkan anak yang dapat merupakan situasi krisis jika individu tidak mampu beradaptasi
dengan peran barunya.
Lingkungan, budaya dan sosial sangat mempengaruhi sikap, nilai dan perilaku individu
disamping pengaruh fisik dan prikososial. Proses kehamilan, kehamilan dan nifas akan
melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Hal ini terjadi sebagai permulaan suatu
bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas
akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan anggota keluarga lainnya
dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
Sehat merupakan suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis, dimana
perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan seseorang. Setiap
individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga wanita usia subur dan ibu memiliki hak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada
wanita usia subur, wanita pada masa usia subur berkaitan dengan sistem reproduksi,
kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,
beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Pemberian asuhan keperawatan bagi ibu merupakan keperawatan yang holistic dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarga berhak
menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.

3. Peran dan Fungsi Perawat Maternitas


Keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan kehamilan di Indonesia tentu tidak bisa
lepas dari peran perawat maternitas yang bekerja di masyarakat. Peran perawat maternitas
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya selalu bekerja sama dengan tim kesehatan
lainnya seperti dengan dokter, bidan dan perawat lainnya. Akan tetapi sampai dengan saat ini
di Indonesia perawat maternitas masih sangat sedikit yang bekerja di masyarakat. Secara
teoritis disini dipaparkan peran perawat maternitas dikhususkan pada area yang spesifik,
diantaranya sebagai perawat pelaksana, pendidik, pengelola, advokat dan peneliti (Pilliteri,
2003).
1. Peran perawat maternitas sebagai perawat pelaksana
Disini peran perawat materitas sebagai pemberi asuhan keperawatan baik diberikan
secara langsung maupun secara tidak langsung kepada ibu hamil, suami dan keluarganya.
Peran perawat maternitas dapat terlihat dalam memberikan rasa aman dan nyaman
kepada ibu primigravida dan keluarga, melibatkan suami dan keluarga dalam merawat
ibu hamil dengan memberikan kesempatan pada suami dan keluarga untuk memberikan
dukungan kepada istrinya (Bobak, 2010).
2. Peran perawat maternitas sebagai perawat pendidik
Sebagai perawat pendidik, perawat maternitas dapat memberikan pendidikan kesehatan
kepada ibu hamil, suami dan keluarganya agar dapat memberikan dukungan baik secara
moril dan materi serta merawat ibu hamil dan membawanya kepelayanan kesehatan yang
terdekat untuk mencegah komplikasi yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang cara
merawat ibu hamil dan persiapan persalinan baik bio-psiko dan sosial (Machfoedz,
2005).
3. Peran perawat maternitas sebagai perawat pengelola
Dalam menjalankan perannya sebagai perawat pengelola, perawat maternitas mempunyai
peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan yaitu dengan memantau kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan kepada ibu hamil serta mengorganisasi dan
mengendalikan sistem pelayanan keperawatan supaya dapat terdeteksi apabila adanya ibu
hamil dengan risiko tinggi dan akan mendapatkan pelayanan yang baik (Pilliteri, 2003).
4. Peran perawat maternitas sebagai peran advokat
Peran perawat maternitas sebagai advokat yaitu dapat menjamin dan melindungi hak dan
kewajiban ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal dan
seimbang (Suliha, 2002).
5. Peran perawat maternitas sebagai peneliti
Peran perawat maternitas sebagai peneliti dalam bidang keperawatan dapat
mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait dengan dukungan suami terhadap
kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan. Dan diharapkan dapat digunakan dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu pada saat hamil dan melahirkan
(Kemekes, 2013).
4. Pendekatan Pelayanan Dalam Keperawatan Maternitas
Pendekatan pelayanan maternitas yaitu holistic, penghargaan terhadap pasien,
peningkatan kemampuan kemandirian pasien, pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang
diperlukan, proses keperawatan, berpusat pada keluarga/FCMC (Family Centered Maternity
Care), dan caring dengan menghargai system nilai memenuhi kebutuhan dasar klien,
penyuluhan/konseling kesehatan, selalu siap dengan kebutuhan klien dan peningkatan
sumber daya yang dipelukan.

5. Model Konsep Keperawatan Maternitas


Berpusat pada Keluarga (Family Centered Maternity Care)
Family Centered Maternity Care merupakan suatu filosofi pelayanan keperawatan
maternal dan perinatal yaitu pemberian pelayanan perinatal berkualitas yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan fisik dan psikososial pada wanita, bayi dan keluarga sebagai individu
yang unik dan melihat setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dan keinginan khusus
yang dapat di penuhi melalui proses keperawatan (Phillip, 1996).
Konsep keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga juga diarahkan pada
pemenuhan kebutuhan ibu pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Memberikan
kesejahteraan ibu dan bayinya dengan melibatkan suami dan keluarga dalam melakukan
intervensi keperawatan, baik pada masa kehamilan, persalinan dan nifas (Pilliteri, 2003).
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga, perawat
diharapkan dapat mengetahui apa yang diharapkan ibu dan suami atau keluarganya, dan
diharapkan dapat bekerja sama dengan ibu hamil, suami dan keluarganya untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang optimal.
Menurut Zwelling & Phillips, (2001) ada sepuluh pendekatan yang digunakan dalam
model Family Centered Maternity Care, yaitu :
1. Pelayanan dengan pendekatan konsep maternitas yang berpusat pada keluarga ini
dilakukan untuk dapat mempertahankan persalinan, kelahiran dan nifas serta merawat
bayi merupakan peristiwa kehidupan yang normal yang menyebabkan terjadinya
perubahan fisik, psikologis dan sosial yang dinamis.
2. Pelayanan perinatal bersifat personal dan disesuaikan dengan kebutuhan fisik,
psikologis, spiritual, dan budaya serta latar belakang pendidikan dari tiap-tiap perempuan
dan keluarganya.
3. Program komprehensif edukasi perinatal mempersiapkan keluarga untuk aktif ikut
berpartisipasi sepanjang periode perinatal: Kehamilan, persalinan dan nifas, serta masa
menjadi orang tua.
4. Para penyedia pelayanan kesehatan membantu keluarga agar dapat membuat keputusan
untuk perawatan mereka dan membantu keluarga memiliki pengalaman positif sesuai
dengan harapan mereka.
5. Pasangan/ suami atau orang-orang terdekat untuk memberikan bantuan secara aktif
dengan melibatkan diri selama proses persalinan, kelahiran dan nifas serta merawat bayi.
6. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan ibu dan
keluarganya selama perawatan di ruang rawat inap, termasuk selama proses persalinan
dan kelahiran.
7. Perawatan rawat gabung yang fleksibel kecuali ibu dengan persalinan sectio caesaria.
8. Para ibu adalah ”perawat” untuk bayinya sendiri, disini peran perawat adalah
memfasilitasi pelayanan tersebut, bukan pemberi perawatan langsung untuk bayi.
9. Pemberi pelayanan memfasilitasi pasangan ibu dan bayi sebagai satu unit single family
yang menjadi tanggung jawabnya.
10. Para orang tua dijinkan merawat bayi mereka yang sakit/ beresiko tinggi setiap waktu dan
mereka diikut sertakan dalam merawat bayinya dengan kondisi tertentu.

Konsep keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga mempunyai beberapa


prinsip yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam penerapan asuhan keperawatan pada ibu
primigravida (Phillip, 1996; Stright, 2001). Prinsip-prinsip tersebut antara lain :

a. Klien dan keluarga berhak menentukan perawatan yang sesuai dan perawat membantu
keluarga dalam mengambil keputusan tentang perawatan pada masa childbearing.
b. Sikap, nilai dan prilaku sehat keluarga mempengaruhi hasil akhir kehamilan, persalinan
dan nifas.
c. Perawat berperan sebagai advokat untuk melindungi hak-hak anggota keluarga.
d. Peningkatan kesehatan melalui model peran, proses belajar dan konseling dengan
melibatkan keluarga.

Family Centered Care mempunyai keuntungan psikologis baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Keuntungan jangka pendek yaitu kepuasan dalam pengalaman kelahiran.
Hubungan antara ibu, ayah dan bayi dalam bulan-bulan pertama lebih memuaskan dan orang tua
lebih percaya diri atas kemampuan merawat bayi. Sedangkan keuntungan jangka panjang yaitu
pola asuh yang lebih baik dan hubungan keluarga menjadi lebih dekat (May & Mahlmeister,
1994).

Traditional Care
Pelayanan tradisional meliputi pemisahan ibu dari keluarga selama proses persalinan,
memindahkan ibu dari ruangan penerimaan ke ruangan persalinan, melarang ibu befraktifitas
selama proses persalinan, rutin menggunakan medikasi, rutin melakukan episiotomi dan prosedur
lain, tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan dan operasi, posisi litotomi ketika
melahirkan, kontak orang tua dan anak kurang, pemberian susu bayi dibatasi, waktu berkunjung
dibatasi, rooming-in dibatasi, tidak ada kunjungan ke rumah setelah ibu melahirkan, kontrol post
partum rutin pada hari m inggu ke enam.
Daftar Pustaka

Bobak I, M., Lowdermilk, & Jensen, M. D. (2010). Maternity and womens health care. 7th ed. St
Louis: Mosby

Depkes. (2007). Buku saku: Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

Hamid, A.Y.S., (2001). Peran Profesi Keperawatan Dalam Meningkatkan Tangung Jawab
Perawat Untuk Memberikan Asuhan Keperawatan Profesional Sehubungan Dengan
Undang-Undang Konsumen 005/BS/PPNI.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta; Kemeterian Kesehatan Republik
Indonesia

Kementarian kesehatan RI. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan
Maternitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI

Machfoedz, dkk. (2005). Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan. Jakarta :
Fitramaya

May, K.A. dan Laura R. Mahlmeister. (1994). Maternal and neonatal nursing family-center care.
Philadelphia : JB. Lippicott.

Pillitteri, A.,2010,Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing & Childrearing
Family, New York : Lippincott Williams & Wilkins

Potter, A. P., & Perry, G. A. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. Volume 2. Edisi 4. Jakarta: EGC. Alih bahasa. Jakarta: EGC

Sandall, J. (1996), Continuity of Midwifery Care in England: A New Professional Project?.


Gender, Work & Organization, 3: 215-226. doi:10.1111/j.1468-0432.1996.tb00061.

Suliha. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Stright, R. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Zwelling, E. & Phillips, C. R. 2001. Family-centered maternity care in the new millennium: Is it
real or is it imagined?Journal of Perinatal and Neonatal Nursing, 15(3), 1-12.

Anda mungkin juga menyukai