Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fahmi Dinata

Nim : 210401010

Tugas : Resume

SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi


rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka
kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu Negara untuk memberikan
pelayanan kesehatan. Metode tradisional asuhan kehamilan sudah dihasilkan dan telah sukses
sejak tahun 1940 sampai sekarang, sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah
satu profesi tertua sejak adanya peradaban manusia. Pada zaman pemerintahan hindia
belanda, Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) sangat tinggi dengan
tenaga penolong persalinan adalah dukun. Sejak saat itu pelayanan kebidanan terus
berkembang. Pelatihan dan pendidikan bidan pun terus berkembang sejak tahun 1952 hingga
saat ini. 

Memperhatikan Angka Kematian Ibu dan Bayi, dapat dikemukakan hal – hal berikut :
Sebagian besar Kematian Ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat
dibutuhkan. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan resiko tinggi atau terlambat diketahui. Masih banyak dijumpai ibu dengan 4 T yaitu
Terlalu muda, Terlalu banyak anak, Terlalu dekat jarak kehamilan, terlalu Tua.  Gerakan
keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera ( NKKBS ).Jumlah anemia pada ibu hamil cukup
tinggi. Pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan kesehatan secara
tradisional dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern. Safe Motherhood sendiri
mempunyai 4 pilar dimana intervensi strateginya telah dilakukan Assessment oleh Departemen
Kesehatan RI dalam bentuk rekomendasi rencana kegiatan Lima Tahun dengan bentuk strategi
operasional untuk menurunkan AKI dari 450 per kelahiran hidup pada tahun 1996 menjadi 225
per kelahiran hidup pada tahun 2000, yaitu sebagai berikut :Keluarga Berencana, Asuhan
antenatal, Persalinan bersih dan aman, Pelayanan obstetric esensial

Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) sangat


penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau
dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi Ibu
setiap saat akan terpantau dengan baik. Ibu akan lebih percaya dan terbuka karena merasa
sudah mengenal Bidan. Bidan diharuskan memberikan pelayanan kebidananan yang
berkelanjutan (Continuity of Care) mulai dari antenatal care (ANC), intranatal care (INC), asuhan
bayi baru lahir (BBL), asuhan postpartum, dan pelayanan keluarga berencana (KB) yang
berkualitas (Diana, 2017). Continuity of care dalam kebidanan adalah serangkaian kegiatan
pelayanan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,
pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana yang menghubungkan
kebutuhan kesehatan perempuan khususnya dan keadaan pribadi setiap individu (Ningsih,
2017). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019 untuk
menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan efisien
diberikan program yaitu Penerapan Pendekatan Pelayanan Keberlanjutan (Continuity of Care)
(Kemenkes RI 2015).Asuhan kebidanan merupakan asuhan yang mengutamakan pelayanan
berkesinambungan (continuity of care). Bidan harus memberikan pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan mulai dari antenatal care (ANC), intranatal care (INC), asuhan postpartum,
asuhan neonatus dan pelayanan keluarga berencana (KB) yang berkualitas. Asuhan yang
diberikan diharapkan mampu meningkatkan mutu kualitas pelayanan asuhan kebidanan pada
ibu dan bayi sehingga dapat mengurangi terjadinya Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka
Kematian bayi (AKB) (Diana, 2017). Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan
suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan
yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Pencegahan
dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan selama kehamilan (ANC). Kehamilan merupakan
serangkaian proses yang dialami wanita diawali dengan pertemuan sel telur dan sel sperma di
indung telur (ovarium) dalam waktu 280 hari atau 40 minggu (Walyani, 2015), sedangkan
Asuhan Antenatal (ANC) adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk
mengoptimalkan luaran dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan (Prawirohardjo, 2014). Kehamilan berisiko merupakan kehamilan yang dapat
menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran berlangsung.
Faktor penting risiko pada kehamilan terjadi pada kehamilan terlalu jauh, tidak baik untuk ibu
dan janin karena dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Ibu dalam kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama lagi.
Bahaya yang dapat terjadi antara lain persalinan dapat berjalan tidak lancar, pendarahan pasca
persalinan (Ambarwati, 2011). Asuhan berkelanjutan setelah masa kehamilan ialah persalinan.
Persalinan dan kelahiran normal merupakan kejadian fisiologis yang dimulai dari proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat dan diikuti
lahirnya plasenta (Kemenkes, 2014). Dalam hal ini, kala I fase laten dilakukan pemantauan
frekuensi his dan kemajuan pembukaan serviks hingga 4 cm dan fase aktif dilakukan
pemantauan yang ditulis dalam partograf mulai pembukaan serviks 4 cm hingga 10 cm
(Kemenkes, 2016). Tahap berikutnya yaitu masa nifas, disebut juga masa postpartum atau
puerperium adalah masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta lahir dari rahim, sampai enam
minggu berikutnya, disertai pulihnya organ-organ yang berkaitan dengan kandungan serta
mengalami perubahan seperti perlukaan dan sebagainya yang berkaitan saat melahirkan
(Widyasih, 2013). Setelah melakukan asuhan pada masa nifas, selanjutnya memberikan asuhan
pada bayi baru lahir (Neonatus), dikatakan Neonatus berusia 0-28 hari dengan umur kehamilan
37-42 minggu/cukup bulan (Marmi, 2015). BBL dapat dikategorikan normal apabila mempunyai
ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram, lahir pada umur kehamilan 37-42 minggu, bayi
segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik dan tidak ada
cacat bawaan. Perawatan berkesinambungan dikaitkan dengan fakta bahwa bayi mendapatkan
pemantauan secara menyeluruh dan meningkatkan kasih sayang antara ibu dan bayi (Ningsih,
2017).
Asuhan antenatal yang berfokus pada Issue Terkini Dalam Asuhan Kehamilan

Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan
kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan,
klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta
memberikan bantuan/ dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh suatu badan yaitu House of Commons Health
Committee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat permintaan yang meluas pada kaum
wanita untuk memiliki pilihan yang lebih besar dalam menentukan jenis asuhan maternitas
yang mereka dapatkan dan bahwa struktur pelayanan maternitas saat ini membuat mereka
frustasi bukan memfasilitasi mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya asuhan yang
berorientasi pada wanita dimana mereka punya peran dalam menentukan pilihan sehingga
terpenuhi kebutuhannya dan timbul kepuasan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Asuhan
yang berorintasi pada wanita atau Women Centre Care amat penting untuk kemajuan Praktik
kebidanan.

Women centered care adalah istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan maternitas yang
memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya
informed choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan pengguna, efektivitas klinis, respon dan
aksesibilitas.

Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (International Confederation Of
Midwifery) yang tertuang dalam visi-nya, yaitu :

1. Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb


2. Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama team
dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga
3. Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan d imasa mendatang termasuk
pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga
4. Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan harapan
wanita

Untuk dapat memberikan Care atau Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan harus
menerapkan hal-hal berikut ini :

1. Lakukan Intervensi Minimal


2. Memberikan asuhan yang komprehensif
3. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
4. Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang, otonomi dan
kompetensi
5. Memberikan Informed Content
6. Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
7. Menerapkan Asuhan Sayang Ibu
Yang dimaksud Asuhan sayang ibu ini adalah :

1. Asuhan yang tidak menimbulkan penderitaan bagi ibu


2. Ibu punya otonomi dalam setiap pengambilan keputusan
3. Asuhan yang berorientasi dengan kebutuhan Ibu
4. Memberdayakan ibu/wanita dan keluarga
 

Dalam praktik kebidanan, “Women centered care” adalah sebuah konsep yang menyiratkan hal
berikut:

1. Perawatan yang berfokus pada kebutuhan wanita yang unik, harapan dan aspirasi wanita
tersebut daripada kebutuhan lembaga-lembaga atau profesi yang terlibat.
2. Memperhatikan hak-hak perempuan untuk menentukan nasib sendiri dalam hal pilihan,
kontrol dan kontinuitas perawatan dalam bidang kebidanan.
3. Meliputi kebutuhan janin, bayi, atau keluarga wanita itu, orang lain yang signifikan,
seperti yang diidentifikasi dan dipercaya oleh wanita tersebut.
4. Melibatkan peran serta masyarakat, melalui semua tahap mulai dari kehamilan,
persalinan, dan setelah kelahiran bayi.
5. Melibatkan kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya bila diperlukan.
6. ‘Holistik’ dalam hal menangani masalah sosial wanita, emosional, fisik, psikologis,
kebutuhan spritual dan budaya.
Prinsip-prinsip Women Centered Care

1. Memastikan perempuan menjadi mitra yang sejajar dalam perencanaan dan pemberian
perawatan maternitas
2. Mengenali layanan yang ada untuk memenuhi kebutuhan mereka dan keinginan,
daripada orang-orang staf atau manajer
3. Memberikan informasi pilihan perempuan dalam hal pilihan yang tersedia selama
kehamilan, persalinan dan periode pascanatal – seperti yang menyediakan perawatan, di
mana itu diberikan dan apa yang mengandung
4. Memberikan kesinambungan perempuan sehingga mereka mampu membentuk
hubungan saling percaya dengan orang-orang yang peduli untuk mereka
5. Memberikan kontrol perempuan atas keputusan-keputusan kunci yang mempengaruhi isi
dan kemajuan perawatan mereka.

Women Centered Care harus mencakup:

1. Sebuah filosofi yang menegaskan kekuatan perempuan itu sendiri, kekuatan dan
keterampilan, dan komitmen untuk mempromosikan persalinan fisiologis dan kelahiran.
2. Kebidanan yang dipimpin perawatan kehamilan normal, kelahiran dan periode
pascanatal.
3. Layanan yang direncanakan dan disediakan dekat dengan perempuan dan masyarakat di
mana mereka tinggal atau bekerja.
4. Terintegrasi perawatan di batas-batas sektor akut dan primer.
5. Sebuah perspektif kesehatan masyarakat, yang mempertimbangkan faktor sosial dan
lingkungan yang lebih luas, berkomitmen sumber daya untuk perawatan kesehatan
preventif, dan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kesehatan dan sosial.
6. Maximised kontinuitas perawatan dan perawat, dengan satu-ke-satu perawatan
kebidanan selama persalinan.
7. Fokus pada kehamilan dan persalinan sebagai awal dari kehidupan keluarga, bukan hanya
sebagai episode klinis terisolasi, dengan memperhitungkan penuh makna dan nilai-nilai
setiap wanita membawa pengalamannya keibuan.
8. Pendanaan struktur dan komitmen yang mengakui hasil seumur hidup kesehatan ibu dan
bayi.
9. Keterlibatan pengguna yang melampaui tokenistic, untuk mengembangkan kemitraan
yang nyata antara wanita dan bidan.
10. Keluarga-berpusat perawatan yang memfasilitasi pengembangan percaya diri, orangtua
yang efektif.
11. Memperkuat kepemimpinan kebidanan, dalam rangka untuk mempromosikan
keunggulan profesional dan memaksimalkan kontribusi pelayanan maternitas ke agenda
kesehatan masyarakat yang lebih luas

Anda mungkin juga menyukai