Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval
dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita,
fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan atau dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya. Continuity of care dalam kebidanan adalah
serangkaian kegiatan peladenan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga
berencana yang menghubungkan kebutuhan kesehatan perempuan khususnya dan
keadaan pribadi setiap individu (Homer et al, 2014).
Model asuhan kebidanan komprehensif bertujuan untuk meningkatkan asuhan
yang berkesinambungan selama periode tertentu. Asuhanke bidanan komprehensif
dimana bidan sebagai tenaga profesional, memimpin dalam perencanaan, organisasi
dan pemberian asuhan selama kehamilan, kelahiran, periode postpartum, termasuk
bayi dan program keluarga berencana, mampu memberikan kontribusi untuk kualitas
asuhan yang lebih baik (Kartika, 2017 : 1).
Filosofi model continuity of care menekankan pada kondisi alamiah yaitu
membantu perempuan agar mampu melahirkan dengan intervensi minimal dan
pemantauan fisik, kesehatan psikologis, spiritual dan sosial perempuan dan keluarga
(Mclachlan et al., 2012).
Siklus persalinan merupakan paket pelayanan yang meliputi pelayanan yang
berkelanjutan selama hamil, bersalin dan pasca persalinan. Memberikan informasi
dan arahan perseorangan kepada perempuan. Menurut Faderasi Obstetri Ginekolgi
Internasional, kehamilan didefiniskan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
(Prawirohardjo, 2014 : 213).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum dapat dikatagorikan inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan atau pembukaan serviks (JNPK-KR, 2012:37).
Masa nifas di mulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik fisiologis maupun psikologis
akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah et al., 2013 : 2).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu
dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm
(Sondakh, 2013 : 150).
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara
alternative untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. (Rahayu, 2017:109).
Dampak yang akan timbul jika tidak dilakukan asuhan kebidanan yang
berkesinambungan adalah dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada ibu
dan bayi yang tidak ditangani sehingga menyebabkan penanganan yang terlambat
terhadap komplikasi dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas (Saifuddin,
2014).
Menurut WHO (Word Health Organization) di tahun 2015 angka kematian ibu
(AKI) tercatat 216 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun
2016 sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi kehamilan dan
persalinan. Hampir semua kematian ini terjadi dipengaturan sumber daya yang
rendah, dan sebagaian besar dapat dicega (WHO, 2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur status kesehatan suatu negara. AKI adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan dan nifas di setiap 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan AKI yang
signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Profil Kesehatan
Indonesia, 2016). Tujuan penelitian/menariknya penelitian menurut Saifuddin (2014),
tujuan umum dilakukan asuhan kehamilan yang berkesinambungan adalah sebagai
berikut: Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi, Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan sosial ibu dan bayi, Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum,kebidanan, dan pembedahan, Mempersiapkan persalinan cukup bulan,
melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif,
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayiagar dapat
tumbuh kembang secara optimal, Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan perinatal.
METODE
Tujuan penulisan artikel ini untuk memberikan asuhan kebidanan Continuity
Of Care pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, dan KB menggunkan standar asuhan
kebidanan, Agar penulis/pembca mampu menerapkan asuhan kebidanan
berkelanjutan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Pada penelitian ini,
kelompok eksperimen akan mendapatkan perlakuan yaitu diberikan asuhan dengan
metode Continuity Of Care. Jenis data secara Continuity Of Care kami menggunakan
3 jenis pengumpulan data yaitu, data primer, data sekunder dan data tersier Secara
objektif dan subjektif yang meliputi catatan kesehatan ibu nifas, bayi baru lahir dan
catatan hasil pelayanan hamil dan nifas teknik pengumpulan data. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara, kajian dokumen dan observasi partisipasi.
Analisa data berasal dari data subjektif dan data objektif yang diambil dari pemberian
asuhan kepada partisipan Continuity Of Care dimulai dari masa kehamilan, nifas,
bayi baru lahir dan KB yang selanjutkan akan dilakukan analisa sesuai dengan
Manajemen Kebidanan Varney dan Pendokumentasian SOAP.
HASIL DAN DISKUSI
Pengertian Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model
praktik kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan
yang berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling
percaya antara bidan dengan klien (Astuti, dkk, 2017).
Menurut Reproductive, Maternal, Newborn, And Child Health (RMNCH) dalam
(Astuti, dkk, 2017), Continuity of Care meliputi pelayanan terpadu bagi ibu dan anak
dari prakehamilan hingga persalinan, periode postnatal dan masa kanakkanak.
Asuhan disediakan oleh keluarga dan masyarakat melalui layanan rawat jalan, klinik,
dan fasilitas kesehatan lainnya. Menurut WHO, dimensi pertama dari continuity of
care yaitu dimulai saat kehamilan, pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan,
serta hari-hari awal dan tahun kehidupan. Dimensi kedua dari continuity of care yaitu
tempat pelayanan yang menghubungkan berbagai tingkat pelayanan mulai dari
rumah, masyarakat, dan sarana kesehatan. Dengan demikian bidan dapat
memberikan asuhan secara berkesinambungan. Menurut Saifuddin (2014),
Tujuan umum dilakukan asuhan kehamilan yang berkesinambungan adalah
sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu dan bayi
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yangmungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum,kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalian cukup bulan, melahirkan dengan selamatibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayiagar dapat tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Manfaat Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi
beban kasus, yang bertujuan untuk memastikan bahwa ibu menerima semua
asuhannya dari satu bidan atau tim praktiknya. Bidan dapat bekerja sama secara
multi disiplin dalam melakukan konsultasi dan rujukan dengan tenaga kesehatan
lainnya (Astuti, dkk, 2017).
Dampak yang akan timbul jika tidak dilakukan asuhan kebidanan yang
berkesinambungan adalah dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada ibu
dan bayi yang tidak ditangani sehingga menyebabkan penanganan yang terlambat
terhadap komplikasi dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas (Saifuddin,
2014).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil
sampai masa nifas, termasuk asuhan bayi baru lahir dan pemilihan kontrasepsi
bersifat continuity of care dengan pendekatkan manajemen kebidanan, dalam
membantu mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif (Asuhan
diberikan pada 1 orang pasien, asuhan berkelanjut dari hamil sampai dengan KB).
Model asuhan kebidanan komprehensif bertujuan untuk meningkatkan asuhan
yang berkesinambungan selama periode tertentu. Asuhan kebidanan komprehensif
dimana bidan sebagai tenaga profesional, memimpin dalam perencanaan, organisasi
dan pemberian asuhan selama kehamilan, kelahiran, periode postpartum, termasuk
bayi dan program keluarga berencana, mampu memberikan kontribusi untuk kualitas
asuhan yang lebih baik. Asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir serta pelayanan Keluarga Berencana (KB) ini
didokumentasikan dalam bentuk Asuhan kebidanan berdasarkan Kepmenkes Nomor
938/Menkes/SK/Vlll/2007.
Continuity Of Care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi
untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode. Continuity Of
Care memiliki tiga jenis pelayanan yaitu managemen,informasi dan hubungan.
Kesinambungan managemen melibatkan komunikasi antar perempuan dan bidan.
Kesinambungan informasi menyangkut ketersediaan waktu yang relevan. Kedua hal
tersebut penting untuk mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan.(Sandall,
n.d.).
Pemberian informasi kepada perempuan memungkinkan dan
memberdayakan mereka dalam melakukan perawatan untuk mereka sendiri dan
muncul sebagai dimensi secara terus menerus sebagai informasi dan kemitraan.
Perawatan berencana tidak hanya menopang bidan dalam mengkoordinasikan
layanan komprehensif mereka tetapi juga menimbulkan rasa aman serta membuat
keputusan bersama. Tidak semua pasien dapat mengasumsikan keaktifan perannya
namun mereka dapat membuat akumulasi pengetahuan dari hubungan yang
berkesinambungan untuk bisa mengerti terhadap pelayanan yang mereka terima
(Haggerty, Freeman, & Beaulieu, 2013). The National Perinatal Depression Initiative
2008-2009 to 2012-2013 menyampaikan bahwa bidan bisa memikul tanggung jawab
lebih baik dalam memberikan skrining rutin, managemen perawatan dan tindak lanjut
perawatan untuk ibu nifas (yaitu sekali selama 1 minggu dan kunjungan ulang pada
empat minggu pasca postpartum) (Jones, Creedy, Ed, Gamble, & Health, 2012).
Bidan yang berkualitas memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada kebutuhan
orang lain (Browne, Haora, Taylor, & Davis, 2014).
Bidan diharapkan dapat melakukan asuhan terkait psikologis ibu pasca post
partum dengan memberikan informasi kesehatan dan dukungan psikososial dan
membantu perempuan untuk membuat pilihan berdasarkan informasi tentang
pengobatan dan potensi. Pada saat perawatan kebidanan membutuhkan
kemampuan komunikasi bidan yang baik, pengetahuan yang baik dan kemampuan
untuk menerima umpan balik dari perempuan dan mengakui keprihatinan mereka
khususnya, bidan perlu memberi kesempatan kepada perempuan untuk
menceritakan pengalaman mereka yang berhubungandengan persalinan dan
perasaannya. Walaupun perempuan telah menunjukkan kepuasan secara umum
terkait pelayanan Antanatal yang diberikan bidan, ada ketidakpuasan terkait
pelayanan emosional selama persalinan yang dilaporkan. Walaupun bidan sadar
bahwa memberikan dukungan emosional itu penting. Penyesuaian kondisi psikologis
perempuan untuk menjadi ibu, sehingga begitu prihatin tentang kemungkinan
memperparah kondisi psikologis ibu. Keragu-raguan bidan untuk membantu hal
tersebut tercermin dengan kecemasan dan ketidakpastian tentang kemampuan
mereka untuk memberikan dukungan emosi(Jones et al., 2012)
Konsep kepercayaan diri adalah keyakinan individu bahwa ia dapat tampil
dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan yang pasti. Sehingga masuk akal ketika
bidan memiliki rasapercaya diri tersebut cenderung memanggap dirinya memiliki
keterampilan yang dibutuhkan untuk memberi dampak positif, lebih termotivasi dan
cenderung untuk terlibat dalam perawatan emosional sebagai tantangan namun
memuaskan dan memberdayakan perak praktik kebidanan. Sikap bidan
yangberhubungan dengan kompetensi yang dirasakan oleh perempuan dapat
memengaruhi pengakuan, penilaian dan pengelolaan emosi perempuan saat
persalinan (Jones et al., 2012)
Bidan juga mengakui pentingnya perawatan psikologis pada saat persalinan.
Cara untuk meningkatkan diri untuk melakukan pelayanan emosional bisa mencakup
penggunaan roll model serta dorongan dan pengakuan pentingnya perawatan
emosional. Selain itu bidan juga perlu meyakini dampak positif dari pelayanan
emosional untuk mengatasi ketakutan dan kesedihan perempuan (Jones et al., 2012)
Meskipun ada beragam pelayanan dan dukungan emosional, strategi yang bisa
ditawarkan intervensi psikologis secara umum seperti konseling dasar, psikoterapi
interpersonal, dan terapi perilaku kognitif dapat dilakukan oleh bidan. Selagi
mayoritas bidan tidak dilatih secara khusus dalam pengaplikasian, terapi secara
psikoterapi interpersonal dan terapi perilaku kognitif tetap saja masih akan kurang.
Perhatian bidan tentang masalah sistemik (beban kerja, prioritas organisasi, dan
faktor waktu) dalam memberikan pelayanan menyumbang 30% dalam sikap mereka
dalam memberikan pelayanan. Pelayanan asuhan berkelanjutan yang diberikan oleh
bidan hanya meningkatkan kepuasan bersalin saja (Jones et al., 2012)
Akses perempuan terhadap pelayanan kebidanan telah menjadi bagian dari
upaya global untuk mencapai pelayanan yang berkualitas. Sehingga setiap
perempuan berhak mendapatkan perawatan kesehatan terbaik selama kehamilan,
persalinan dan nifas (Sandall, n.d.).
Dimensi kualitas pelayanan yaitu aman, efektif, berpusat pada perempuan,
dan perawatan yang tepat. Jenis penelitian ini adalah penelitian dalam bentuk studi
kasus yaitu mengambil 1 orang kasus kebidanan untuk dijadikan subyek penelitian
dalam bentuk askeb yang dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
keluarga berencana dengan pendekatan melakukan manajemen asuhan kebidanan
secara berkesinambungan atau continuity of care dengan mengeksplorasi secara
mendalam dan spesifik tentang kejadian tertentu.

KESIMPULAN
Continuity of care yang dilakukan oleh bidan memberikan pelayanan yang
sama terhadap perempuan di semua kategori (tergolong kategori tinggi maupun
yang rendah) serta berdasarkan evidence based perempuan yang melahirkan di
bidan memiliki intervensi intrapartum yang lebih sedikit termasuk operasi saesar
Penggolongan klasifikasi resiko rendah pada akhir kehamilan merupakan tantangan
bagi bidan untuk memberikan pelayanan secara intensif dan dukungan ketika
persalinan dan nifas. Sementara ita juga meningkatkan kualitas asuhan pada
perempan berisiko tinggi dan dengan kompleksitas sosialnya. Continuity of Care
merupakan isu yang sangat penting bagi perempuan karena memberi kontribosi rasa
aman dan nyaman bagi mereka selama kehamilan. persalinan dan nifas.
Simpulan penelitian ini dapat yaitu
1. dapat menambah pengetahuan tentang lingkup praktik kebidanan
secara komprehensif,
2. dapat meningkatkan mutu layanan kebidanan untuk menciptakan
pengalaman kehamilan, persalinan dan nifas yang positif.

REFERENSI
Saputra Lyndon et al., 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui.Tangger Selatan : Bina Rupa Aksara.
Sondakh Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Malang : Erlanga
Tanari M, Pont A,V, Makagansa E,T, Enggar. 2017. Panduan Penyusunan
Laporan Tugas Akhir & Karya Tulis Ilmiah.
Palu : Yayasan Pendidikan Cendrawasih. World Health Organization Tahun
2012 Tentang Data AKI dan AKB
DA Ningsih - Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 2017 - journal.ibrahimy.
N Yulita, S Juwita - JOMIS (Journal Of Midwifery Science), 2019 -
ojsbimtek.univrab.
H Hardiningsih, FA Yunita… - … : Jurnal Ilmiah Kesehatan …, 2020 -
jurnal.uns
E Yuliana, MLNZ Windyarti – Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan , 2022 – jurnal.
polanka.
T Sunarsih - Midwifery Journal:Jurnal Kebidanan UM. Mataram,2020 - journal.
Ummat FJ Fitri - Jurnal Kebidanan, 2020 - jurnal.stikeswilliambooth
LY Yani, AD Yanti - Prosiding Conference on Research and Community ,
2019 - core SW
Rhomadona, E Leberina - Jurnal Kebidanan, 2021 - jurnal.stikeswilliambooth.

Anda mungkin juga menyukai